6
BAB 1 TANAH DAN BATUAN A. Definisi Tanah dan Batuan Menurut Das (1993), untuk tujuan rekayasa (engineering purposes) tanah didefinisikan sebagai butir – butir mineral dan bahan organik yang telah membusuk yang tidak tersementasi (partikel padat) beserta cairan dan udara yang berada pada ruang antar butirannya. Sedangkan menurut Hardiyatmo (1996), tanah merupakan himpunan mineral, bahan organic dan endapan – endapan yang relatif lepas (loose) yang terletak di atas batuan dasar (bedrock). Dalam bidang teknik sipil tanah digunakan sebagai bahan konstruksi terutama mendukung fondasi bangunan. Oleh karenanya, pemahaman tentang sifat – sifat tanah seperti asal muasalnya, distribusi ukuran butirnya, kemampuan mengalirkan air (permeabilitas), kompresibilitas, kuat geser dan kapasitas dukung tanah merupakan hal yang sangat penting. B. Asal muasal tanah Butir – butir mineral tanah yang membentuk fase padat merupakan hasil pelapukan batuan. Pelapukan

Bab 1 Tanah Dan Batuan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Geoteknik

Citation preview

TANAH DAN BATUAN

BAB 1TANAH DAN BATUAN

A. Definisi Tanah dan BatuanMenurut Das (1993), untuk tujuan rekayasa (engineering purposes) tanah didefinisikan sebagai butir butir mineral dan bahan organik yang telah membusuk yang tidak tersementasi (partikel padat) beserta cairan dan udara yang berada pada ruang antar butirannya. Sedangkan menurut Hardiyatmo (1996), tanah merupakan himpunan mineral, bahan organic dan endapan endapan yang relatif lepas (loose) yang terletak di atas batuan dasar (bedrock). Dalam bidang teknik sipil tanah digunakan sebagai bahan konstruksi terutama mendukung fondasi bangunan. Oleh karenanya, pemahaman tentang sifat sifat tanah seperti asal muasalnya, distribusi ukuran butirnya, kemampuan mengalirkan air (permeabilitas), kompresibilitas, kuat geser dan kapasitas dukung tanah merupakan hal yang sangat penting.

B. Asal muasal tanahButir butir mineral tanah yang membentuk fase padat merupakan hasil pelapukan batuan. Pelapukan batuan merupakan proses pecahnya batuan menjadi bagian bagian yang lebih kecil akibat proses kimia dan mekanis (Das, 1993).Pelapukan mekanis terjadi karena pemuaian dan penyusutan batuan akibat kenaikan dan penurunan suhu yang kontinyu mengakibatkan disintegrasi/perpecahan butiran ultimit. Seringnya, air masuk ke dalam pori dan retak yang ada di dalam batuan, saat suhu turun air akan membeku dan mengembang. Pengembangan volume air menimbulkan tekanan yang dapat meretakan batuan. Hal lain yang mendorong disintegrasi batuan adalah gletser, angin, aliran air di jeram dan sungai serta gelombang samudra. Harus diketahui bahwa dalam pelapukan mekanis, batuan besar pecah menjadi bagian yang lebih kecil tanpa ada perubahan pada susunan kimia batuannya.Pada pelapukan kimiawi, mineral batuan asal dirubah menjadi mineral baru dengan adanya reaksi kimia. Air dan karbondioksida dari atmosfer membentuk asam karbonat yang bereaksi dengan mineral batuan yang ada dan menghasilkan mineral baru dan garam terlarut. Garam terlarut yang ada di dalam air serta asam organik yang terbentuk dari pembusukan bahan organik, juga mengakibatkan pelapukan batuan secara kimiawi.Pelapukan batuan akan mengubah massa batuan yang padat menjadi fragmen fragmen yang lebih kecil dengan beragam ukuran yang berkisar dari bongkah besar sampai dengan partikel lempung yang kecil. Agregat yang tidak tersementasi dari butiran kecil ini dalam beragam porsi akan menbentuk tanah. Mineral lempung yang merupakan hasil pelapukan secara kimiawi dari feldspar, ferromagnesian, dan mika merupakan mineral yang meberikan plasitistas pada tanah. Ada 3 mineral lempung utama kaolinite, illite dan montmorillonite.

C. Proses terjadinya tanahTanah yang merupakan hasil pelapukan batuan dapat dapat berada pada tempat semula atau mengalami perpindahan. Tanah hasil pelapukan batuan yang tetap berada pada posisi semula dinamakan residual soil, yang memiliki ciri memiliki ukuran butiran yang kecil (berbutir halus) pada permukaan dan semakin ke dalam maka ukuran butir akan semakin besar, pada kedalaman yang cukup dalam dapat ditemukan fragmen batuan.Tanah yang mengalami perpindahan tempat dinamakan transported soil. Ada beberapa tipe transported soils :1. Glacial soils : terbentuknya tanah karena hasil pelapukan batuan dibawa dan diendapkan oleh glaciers2. Alluvial soils : terbentuknya tanah karena hasil pelapukan batuan dibawa oleh air mengalir dan diendapkan di sepanjang jeram (streams).3. Lacustrine soils : terbentuknya tanah karena hasil pelapukan batuan mengendap di danau berair tenang.4. Marine soils : terbentuknya tanah karena hasil pelapukan batuan mengendap di dasar laut.5. Aeolian soils: terbentuknya tanah karena hasil pelapukan batuan dibawa dan diendapkan oleh angin.6. Colluvial soils: terbentuknya tanah karena adanya perpindahan hasil pelapukan batuan dari posisi awalnya akibat gaya gravitasi misalnya selama tanah longsor.

D. Ukuran Partikel TanahPada umumnya tanah dikelompokkan ke dalam 4 kelompok berdasar pada ukuran yang mendominasinya yaitu kerikil, pasir, lanau dan lempung. Beberapa instansi memberikan pengolongan sendiri utnuk tipe tanah berdasar ukuran butirnya (Tabel 1).

Tabel 1 Pengelompokkan Tanah Berdasar Ukuran ButirnyaOrganizationPartikel Size (mm)

GravelSandSiltClay

MIT> 22 0.060.06 0.002< 0.002

USDA> 22 0.050.05 0.002< 0.002

AASHTO76.2 22 0.0750.075 0.002< 0.002

USCS76.2 4.754.75 0.075< 0.075 fines

Sumber : Das (1993)Gravel (kerikil) merupakan pecahan batuan, umumnya dijumpai partikel kwarsa (quartz), feldspar dan mineral lain.Partikel pasir (sand) sebagian besar terbentuk oleh partikel quartz dan feldspar. Butiran mineral lain juga dijumpai pada saat yang besamaan.Lanau (silt) merupakan fraksi tanah berukuran mikroskopis yang tersususn oleh butiran quartz yang sangat halus dan partikel berbentuk flake/datar (flake shaped particles) yang merupakan fragmen mineral micaceous (mika)Clay (lempung) merupakan partikel mika, mineral lempung dan mineral lain yang berukuran mikroskopis dan submikroskopis dan berbentuk flake (datar). Umumnya clay memiliki ukuran < 2 m (max) atau pada kisaran ukuran koloid (< 1 m).Partikel berukuran lempung (clay sized particles) merupakan partikel yang memiliki ukuran pada kisaran ukuran lempung (belum tentu mengandung mineral lempung). Partikel ini memiliki ukuran < 2 m atau < 5 m.

E. Mineral LempungMineral lempung merupakan silikat aluminium yang komplek yang tersusun atas dua unit dasar yaitu silica tetrahedron dan alumina octahedron. Masing masing tetrahedron terdiri atas 4 atom oksigen yang mengelilingi atiom silicon. Kombinasi antar silica tetrahedral akan membentuk lembaran silica (silica sheet).Tiga atom oksigen pada bagian dasar dari masing masing tetrahedron akan digunakan bersama oleh terahedra terdekat yang bersebelahan.. Unit octahedral terdiri atasa 6 hidroksil yang mengelilingi atom aluminium,. Kombinasi antar satuan satuan hidroksil aluminium octahedral akan membentuk lembaran octahedral (octahedral sheet) atau sering pula dinamakan gibbsite sheet.Terkadang magnesium akan menggantikan atom atom aluminium dalam unit octahedral; pada kondisi ini lembaran octahedral dinamakan lembaran brucite (brucite sheet).