Upload
vuongdiep
View
247
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUANStudi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah ProvinsiMaluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi diKoridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
1 - 1
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi.Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampumenghasilkan jasa transportasi yang berkemampuan tinggi dan diselenggarakansecara efisien dan efektif dalam menunjang dan sekaligus menggerakandinamika pembangunan; mendukung mobilitas manusia dan barang serta jasa;mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah,peningkatan hubungan nasional dan internasional yang lebih memantapkanperkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudanWawasan Nusantara.MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan EkonomiIndonesia) merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasanpembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitungsejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaanRencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 dan melengkapidokumen perencanaan.Suksesnya pelaksanaan Percepatan dan Perluasan Pembangunan EkonomiIndonesia tersebut sangat tergantung pada kuatnya derajat konektivitas ekonominasional (intra dan inter wilayah) maupun konektivitas ekonomi internasionalIndonesia dengan pasar dunia. Dengan pertimbangan tersebut MP3EImenetapkan penguatan konektivitas nasional sebagai salah satu dari tigastrategi utama (pilar utama).Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat) elemen kebijakannasional yang terdiri dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas), SistemTransportasi Nasional (Sistranas), Pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN),Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Upaya ini perlu dilakukan agardapat diwujudkan konektivitas nasional yang efektif, efisien, dan terpadu.Sebagaimana diketahui, konektivitas nasional Indonesia merupakan bagian darikonektivitas global. Oleh karena itu, perwujudan penguatan konektivitas nasionalperlu mempertimbangkan keterhubungan Indonesia dengan dengan pusat-pusatperekonomian lokal, regional dan dunia (global) dalam rangka meningkatkandaya saing nasional. Hal ini sangat penting dilakukan guna memaksimalkankeuntungan dari keterhubungan lokal, regional dan global/internasional.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUANStudi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah ProvinsiMaluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi diKoridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
1 - 2
Implementasi pelaksanaan MP3EI dalam fase pertama kurun waktu tahun 2011– 2014 yaitu pembentukan dan operasionalisasi institusi pelaksana MP3EI yangterdiri dari :
Penyusunan rencana aksi untuk debottlenecking regulasi, perizinan,insentif, dan pembangunan dukungan infrastruktur yang diperlukan, sertarealisasi komitmen investasi (quick-wins).
Penetapan hubungan internasional untuk pelabuhan dan bandar udara. Penguatan lembaga litbang dan pelaksanaan riset di masing-masing
koridor. Pengembangan kompetensi SDM sesuai kegiatan ekonomi utama koridor.
Di sisi lain, sebagai unsur pendorong dalam pengembangan transportasiberfungsi menyediakan jasa transportasi yang efektif untuk menghubungkandaerah terisolasi, tertinggal dan perbatasan dengan daerah berkembang yangberada di luar wilayahnya, sehingga terjadi pertumbuhan perekonomian yangsinergis.Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) pada hakekatnya merupakan suatuKonsep Pembinaan Transportasi dalam pendekatan kesisteman yangmengintegrasikan sumber daya dan memfasilitasi upaya-upaya untuk mencapaitujuan nasional. Dalam hal ini adalah penting untuk secara berkelanjutanmemperkuat keterkaitan fungsi atau keterkaitan aktivitas satu sama lainnya baiklangsung maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan transportasi baikpada Tataran Transportasi Nasional (Tatranas), Tataran Transportasi Wilayah(Tatrawil), maupun Tataran Transportasi Lokal (Tatralok).Sistranas diwujudkan dalam Tataran Transportasi Nasional (TATRANAS)ditetapkan oleh pemerintah, Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL)ditetapkan oleh pemerintah propinsi, dan Tataran Transportasi Lokal(TATRALOK) ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Keterkaitan ketigatataran tersebut tidak dapat dipisahkan yang pada akhirnya akan menjadi acuanbagi semua pihak terkait dalam penyelenggaraan transportasi untuk perwujudanpelayanan transportasi yang efektif dan efisien baik pada tataran lokal, wilayahmaupun nasional.Dalam kaitan tersebut dan dalam rangka perwujudan SISTRANAS dalammendukung MP3EI perlu disusun jaringan transportasi pada tataran Nasional,Propinsi dan Lokal Kabupaten/Kota agar tercipta harmonisasi dan sinkronisasipenyelenggaraan transportasi. Pada Tataran wilayah Propinsi (Tatrawil) telahdisusun secara simultan pada tahun 2012 yang perlu di tindak lanjuti denganpenyusunanan Tatralok pada tahun 2013 ini khususnya pada wilayahKabupaten/Kota yang belum berkembang dengan baik. Dengan demikiandiperoleh arah pembangunan jaringan pelayanan dan jaringan prasarana yangdapat berperan dalam mendukung perekonomian wilayah dan mendorong
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUANStudi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah ProvinsiMaluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi diKoridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
1 - 3
pertumbuhan wilayah yang belum berkembang baik pada tataran lokal, propinsihingga nasional/internasional.Secara makro, perkembangan ekonomi dan transportasi di wilayah Maluku Utaratidak lepas dari perkembangan ekonomi nasional, regional daninternasional di sekitarnya. Secara nasional, Program Master Plan Percepatandan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 sepertiyang diatur dalam Perpres Nomor 32 tahun 2011 diperkirakan dapatmenjadi rujukan baru dan penting bagi Propinsi Maluku Utara dalam menatasistem dan layanan transportasinya sehingga selaras dengan program MP3EIguna mendukung program penguatan ekonomi koridor enam di aras PropinsiPapua, Maluku dan Maluku Utara yang berbasiskan inovasi (innovation driveneconomy) dan bukan hanya berdasarkan kebutuhan (needed driven economy).Berdasarkan rencana MP3EI tersebut diperkirakan besaran nilai investasiyang berpotensi dilakukan di wilayah Maluku Utara seperti yangditunjukkan pada Gambar 1.1 di bawah ini diperkirakan sekitar Rp 113,5 Trilyun.
Sumber: Bappenas (2011)Gambar 1.1. Rencana dan Nilai Investasi MP3EI di Maluku Utara (nomor 1
dan 2)
Atas dasar tersebut di atas maka perlu dilakukan Penyusunan Tatralok dalamupaya peningkatan pelayanan transportasi baik jaringan pelayanan maupunjaringan prasarana transportasi, serta peningkatan keterpaduan antar danintramoda transportasi, disesuaikan dengan perkembangan ekonomi, tingkatkemajuan teknologi, kebijakan tata ruang dan lingkungan.Adapun Penyusunan Tatralok tersebut mengacu pada PerPres No. 32 Tahun2011 Tentang Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUANStudi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah ProvinsiMaluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi diKoridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
1 - 4
Indonesia (MP3EI) 2011-2025, UU No. 26 Tahun 2007 Tentang PenataanRuang, UU No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian, UU No. 17 Tahun 2008Tentang Pelayaran, UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Angkutan Udara, dan UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun, mengevaluasi dan meninjau ulangTataran Transportasi Lokal sejalan dengan dinamika perkembangan ekonomi,wilayah sebagai pedoman pengaturan dan pembangunan transportasi wilayah.Tujuannya dari kegiatan ini adalah agar rencana dan program pengembangantransportasi di wilayah lokal kabupaten/kota, propinsi dan nasional efektif danefisien sesuai dengan Masterplan Percepatan Perluasan PembangunanEkonomi Indonesia (MP3EI) dan rencana pengembanganan jaringan padaTatranas dan Tatrawil.
1.3 RUANG LINGKUP STUDI
Ruang lingkup studi ini adalah :a. Identifikasi permasalahan yang ada pada sistem transportasi lokal;b. Evaluasi pelayanan, jaringan pelayanan dan jaringan prasarana transportasi
secara terpadu;c. Analisis permintaan transportasi lokal terkait dengan rencana tata ruang
wilayah kabupaten / kota dan rencana pembangunan dalam MP3EI danTatrawil, Tatranas;
d. Pengkajian Model pengembangan jaringan transportasi wilayahkabupaten/kota;
e. Merumuskan alternatif pengembangan jaringan transportasi;f. Menetapkan prioritas dan tahapan pengembangan jaringan transportasi
lokal dalam kurun waktu 2014, 2019, 2025 dan 2030;g. Merumuskan kebijakan pelayanan jaringan transportasi lokal;h. Menyusun rancangan peraturan Bupati/Walikota tentang Sistranas pada
Tataran Transportasi Lokal (Tatralok);i. Mengadakan FGD di Ibu Kota Kabupaten/Kota untuk mendapatkan
masukan alternatif pengembangan jaringan transportasi lokal;j. Menyelenggarakan seminar penyempurnaan laporan akhir dan legalitas
Tatralok di Ibu Kota Propinsi.Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode survei pada Kabupaten/Kota,selanjutnya hasil survey kemudian dianalisis dan dilakukan FGD serta
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUANStudi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah ProvinsiMaluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi diKoridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
1 - 5
serangkaian pembahasan pada tiap tahapan laporan dengan tim pengarah danpendamping yang dibentuk dengan SK Kepala Badan Litbang Perhubungansehingga akan menghasilkan keluaran. Pada akhir kegiatan studi inidiselenggarakan seminar pada wilayah studi.
Tahapan pelaksanaan dan pelaporan kegiatan ini dilakukan sebagai berikut:
1) Tahapan Laporan Pendahuluan (Inception Report)
Penyusunan laporan pendahuluan ini berisi penjabaran dari kerangka acuanyang meliputi metodologi dan pendekatan atau teori yang akan diterapkan,rencana kerja dan jadual kegiatan serta daftar kuesioner yang akandigunakan dalam penelitian.
2) Tahapan Laporan Antara (Interim Report)
Penyusunan laporan antara memuat hasil-hasil pengumpulan data sertapenjelasan metode pengolahan/analisis serta penyusunan langkahselanjutnya analisis lengkap.
3) Tahapan Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report)
Penyusunan rancangan laporan akhir berisi pengolahan data, analisis danevaluasi dari hasil pengumpulan data pada laporan antara serta draftrekomendasi.
4) Tahapan Laporan Akhir (Final Report)
Penyusunan pada tahap laporan akhir merupakanperbaikan/penyempurnaan dari Rancangan Laporan Akhir setelah melaluiserangkaian diskusi dan pembahasan.
1.4 BATASAN KEGIATAN
Kegiatan studi ini dibatasi hanya dalam lingkup penyusunan TataranTransportasi Lokal kabupaten/kota terkait untuk mendukung prioritaspembangunan sentra produksi di koridor ekonomi Maluku – Papua.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUANStudi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah ProvinsiMaluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi diKoridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
1 - 6
1.5 INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN
Indikator keluaran dari kegiatan ini adalah tersedianya Dokumen TataranTransportasi Lokal (TATRALOK) dan konsep legalitas penetapannya di dua kota(Ternate dan Tidore Kepulauan) dan empat kabupaten (Halmahera Tengah,Halmahera Timur, Halmahera Barat, dan Morotai).Keluaran dari kegiatan ini adalah 1 (satu) laporan hasil penelitian berikutlegalitasnya yaitu dua kota (Ternate dan Tidore Kepulauan) dan empatkabupaten (Halmahera Tengah, Halmahera Timur, Halmahera Barat, danMorotai).
1.6 LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan studi ini dilaksanakan di dua Kota dan empat Kabupaten, yaitu KotaTernate, Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Tengah, KabupatenHalmahera Timur, Kabupaten Halmahera Barat, dan Kabupaten Morotai. Adapunkegiatan pelaksanaan studi akan dilaksanakan selama 7 (tujuh) bulan kalender(27 Maret – 26 Oktober 2013), berdasarkan No. Kontrak : PL.102/15/2-BLT-2013dan No. SPMK : PL.102/15/9-BLT-2013.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENDEKATAN STUDI
Pendekatan yang memayungi studi ini secara sinergi adalah
melalui MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia) yang merupakan arahan
strategis dan percepatan pembangunan ekonomi khususnya di
wilayah studi tersebut. MP3EI menetapkan penguatan konektivitas
nasional sebagai salah satu dari 3 strategi utama. Konektivitas
nasional merupakan pengintegrasian 4 elemen kebijakan nasional
yang terdiri dari sistem logistik nasional (Sislognas), sistem
transportasi nasional (Sistranas), pengembangan wilayah
(RPJMN/RTRWN), dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Strategi ini untuk mewujudkan konektivitas nasional yang efektif,
efisien dan terpadu. Berarti pada wilayah studi ini perlu memahami
pula keterkaitannya baik secara lokal, kabupaten/kota, wilayah
propinsi, maupun nasional, bahkan regional dan global.
Untuk memahami semuanya ini, perlu pengertian-pengertian dasar
tentang istilah kunci, seperti: Definisi Sistranas, Tujuan dan
Sasaran Sistranas, serta Tataran Transportasi (Tatranas, Tatrawil,
dan Tatralok) yang dirangkum dalam kerangka pemikiran Pola
Dasar Sistranas. Begitu juga halnya dengan Cetak Biru
Transportasi Antarmoda/Multimoda, yang menggambarkan Alur
Pikir Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda, Visi dan Misi
Transportasi Antarmoda/ Multimoda, Strategi Pengembangan
Transportasi Antarmoda/Multimoda, dan Program Pengembangan
Transportasi Antarmoda/Multimoda dalam rangka mendukung
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 2
prioritas pembangunan sentra produksi di koridor ekonomi Papua-
Kepulauan Maluku yang dirajut dalam MP3EI.
Kegiatan ini perlu alasan dan landasan atau acuan normatif yang
mendasarkan pada PP No. 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan
Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) 2011-2025, UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang, UU di Bidang Transportasi yaitu UU No. 23 Tahun 2007
Tentang Perkeretaapian, UU No. 17 Tahun 2008 Tentang
Pelayaran, UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Angkutan Udara dan UU
No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.
2.2 MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN
PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) 2011-
2025
2.2.1 Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia
Selaras dengan visi pembangunan nasional sebagaimana tertuang
dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025, maka visi
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
adalah “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju,
Adil, dan Makmur”.
Melalui langkah MP3EI, percepatan dan perluasan pembangunan
ekonomi akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada
tahun 2025 dengan pendapatan per kapita yang berkisar antara
USD 14.250 – USD 15.500 dengan nilai total perekonomian (PDB)
berkisar antara USD 4,0 – 4,5 triliun. Untuk mewujudkannya
diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4 – 7,5 persen pada
periode 2011 – 2014, dan sekitar 8,0 – 9,0 persen pada periode
2015 – 2025. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibarengi oleh
penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode 2011 –
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 3
2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan
inflasi seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju.
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.1. Aspirasi Pencapaian PDB Indonesia
Visi 2025 tersebut diwujudkan melalui 3 (tiga) misi yang menjadi
fokus utamanya, yaitu:
1. Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses
produksi serta distribusi dari pengelolaan aset dan akses
(potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui penciptaan
kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam
maupun antar-kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
2. Mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produksi dan
pemasaran serta integrasi pasar domestik dalam rangka
penguatan daya saing dan daya tahan perekonomian nasional.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 4
3. Mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi,
proses, maupun pemasaran untuk penguatan daya saing
global yang berkelanjutan, menuju innovation-driven economy.
2.2.2 Peningkatan Potensi Ekonomi Wilayah Melalui Koridor
Ekonomi
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
diselenggarakan berdasarkan pendekatan pengembangan pusat-
pusat pertumbuhan ekonomi, baik yang telah ada maupun yang
baru. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari
pendekatan sektoral dan regional. Setiap wilayah mengembangkan
produk yang menjadi keunggulannya. Tujuan pengembangan
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi tersebut adalah untuk
memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan
keunggulan daerah serta memperbaiki ketimpangan spasial
pembangunan ekonomi Indonesia.
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.2. Ilustrasi Koridor Ekonomi
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 5
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dilakukan
dengan mengembangkan klaster industri dan Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK). Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan tersebut
disertai dengan penguatan konektivitas antar pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi dan antara pusat pertumbuhan ekonomi
dengan lokasi kegiatan ekonomi serta infrastruktur pendukungnya.
Secara keseluruhan, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan
konektivitas tersebut menciptakan Koridor Ekonomi Indonesia.
Peningkatan potensi ekonomi wilayah melalui koridor ekonomi ini
menjadi salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama).
2.2.3 Koridor Ekonomi Indonesia
Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan
potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di
seluruh Indonesia. Sebagai negara yang terdiri atas ribuan pulau
dan terletak di antara dua benua dan dua samudera, wilayah
kepulauan Indonesia memiliki sebuah konstelasi yang unik, dan
tiap kepulauan besarnya memiliki peran strategis masing-masing
yang ke depannya akan menjadi pilar utama untuk mencapai visi
Indonesia tahun 2025. Dengan memperhitungkan berbagai potensi
dan peran strategis masing-masing pulau besar (sesuai dengan
letak dan kedudukan geografis masing-masing pulau), telah
ditetapkan 6 (enam) koridor ekonomi seperti yang tergambar pada
Gambar 2.3.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 6
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.3. Peta Koridor Ekonomi Indonesia
2.2.4 Arahan Pengembangan Kegiatan Ekonomi Utama
Sebagai dokumen kerja, MP3EI berisikan arahan pengembangan
kegiatan ekonomi utama yang sudah lebih spesifik, lengkap
dengan kebutuhan infrastruktur dan rekomendasi perubahan/revisi
terhadap peraturan perundang-undangan yang perlu dilakukan
maupun pemberlakuan peraturan-perundangan baru yang
diperlukan untuk mendorong percepatan dan perluasan investasi.
Selanjutnya MP3EI menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
MP3EI bukan dimaksudkan untuk mengganti dokumen
perencanaan pembangunan yang telah ada seperti Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 (UU No. 17
Tahun 2007) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional, namun menjadi dokumen yang terintegrasi dan
komplementer yang penting serta khusus untuk melakukan
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi, seperti yang
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 7
terlihat pada Gambar 2.4. MP3EI juga dirumuskan dengan
memperhatikan Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN-
GRK) karena merupakan komitmen nasional yang berkenaan
dengan perubahan iklim global..
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.4. Posisi MP3EI dalam Rencana Pembangunan
Pemerintah
2.2.5 Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku
Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku terdiri dari Propinsi
Papua, Propinsi Papua Barat, Propinsi Maluku dan Propinsi Maluku
Utara. Sesuai dengan tema pembangunannya, Koridor Ekonomi
Papua – Kepulauan Maluku merupakan pusat pengembangan
pangan, perikanan, energi, dan pertambangan nasional. Secara
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 8
umum, Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku. Maluku
memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, namun di sisi
lain terdapat beberapa masalah yang harus menjadi perhatian
dalam upaya mendorong perekonomian di koridor ini, antara lain:
1. Laju pertumbuhan PDRB di Koridor Ekonomi Papua –
Kepulauan Maluku dari tahun 2006 – 2009, tergolong relatif
tinggi, yakni sebesar 7 persen, namun besaran PDRB tersebut
relatif kecil dibanding dengan koridor lainnya;
2. Disparitas yang besar terjadi di antara kabupaten di Papua.
Sebagai contoh, PDRB per kapita Kabupaten Mimika adalah
sebesar IDR 240 juta, sementara kabupaten lainnya berada di
bawah rata-rata PDB per kapita nasional (IDR 24,26 juta);
3. Investasi yang rendah di Papua disebabkan oleh tingginya
risiko berusaha dan tingkat kepastian usaha yang rendah;
4. Produktivitas sektor pertanian belum optimal yang salah
satunya disebabkan oleh keterbatasan sarana pengairan;
5. Keterbatasan infrastruktur untuk mendukung pembangunan
ekonomi;
6. Jumlah penduduk yang sangat rendah dengan mobilitas tinggi
memberikan tantangan khusus dalam pembuatan program
pembangunan di Papua. Kepadatan populasi Papua adalah
12,6 jiwa/km2, jauh lebih rendah dari rata-rata kepadatan
populasi nasional (124 jiwa/km2).
Strategi pembangunan ekonomi Koridor Ekonomi Papua –
Kepulauan Maluku (Gambar 2.5) difokuskan pada 5 kegiatan
Ekonomi utama, yaitu Pertanian Pangan - MIFEE (Merauke
Integrated Food & Energy Estate), Tembaga, Nikel, Migas, dan
Perikanan.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 9
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.5. Peta Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 10
2.3 PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL
Suksesnya pelaksanaan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia tersebut sangat tergantung pada kuatnya
derajat konektivitas ekonomi nasional (intra dan inter wilayah)
maupun konektivitas ekonomi internasional Indonesia dengan
pasar dunia. Dengan pertimbangan tersebut Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) menetapkan penguatan konektivitas nasional sebagai
salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama).
Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat)
elemen kebijakan nasional yang terdiri dari Sistem Logistik
Nasional (Sislognas), Sistem Transportasi Nasional (Sistranas),
Pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN), Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK/ICT). Upaya ini perlu dilakukan agar dapat
diwujudkan konektivitas nasional yang efektif, efisien, dan terpadu.
Sebagaimana diketahui, konektivitas nasional Indonesia
merupakan bagian dari konektivitas global. Oleh karena itu,
perwujudan penguatan konektivitas nasional perlu
mempertimbangkan keterhubungan Indonesia dengan dengan
pusat-pusat perekonomian regional dan dunia (global) dalam
rangka meningkatkan daya saing nasional. Hal ini sangat penting
dilakukan guna memaksimalkan keuntungan dari keterhubungan
regional dan global/internasional.
Konektivitas Nasional menyangkut kapasitas dan kapabilitas suatu
bangsa dalam mengelola mobilitas yang mencakup 5 (lima) unsur
sebagai berikut:
1. Personel/penumpang, yang menyangkut pengelolaan lalu lintas
manusia di, dari dan ke wilayah.
2. Material/barang abiotik (physical and chemical materials) yang
menyangkut mobilitas komoditi industri dan hasil industri.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 11
3. Material/unsur biotik/species, yang mencakup lalu lintas unsur
mahluk hidup di luar manusia seperti ternak, Bio Toxins, Veral,
Serum, Verum, Seeds, Bio-Plasma, BioGen, Bioweapon1.
4. Jasa dan Keuangan, yang menyangkut mobilitas teknologi,
sumber daya manusia dan modal pembangunan bagi wilayah.
5. Informasi, yang menyangkut mobilitas informasi untuk
kepentingan pembangunan wilayah yang saat ini sangat terkait
dengan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.
Peningkatan pengelolaan mobilitas terhadap lima unsur tersebut
diatas akan meningkatkan kemampuan nasional dalam
mempercepat dan memperluas pembangunan dan mewujudkan
pertumbuhan yang berkualitas sesuai amanat UU No. 17 Tahun
2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
2005 – 2025.
Maksud dan tujuan Penguatan Konektivitas Nasional adalah
sebagai berikut:
1. Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama
untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip
keterpaduan, bukan keseragaman, melalui inter-modal supply
chains systems.
2. Memperluas pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan
aksesibilitas dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke wilayah
belakangnya (hinterland).
3. Menyebarkan manfaat pembangunan secara luas
(pertumbuhan yang inklusif dan berkeadilan) melalui
peningkatan konektivitas dan pelayanan dasar ke daerah
tertinggal, terpencil dan perbatasan dalam rangka pemerataan
pembangunan.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diintegrasikan beberapa
komponen konektivitas yang saling berhubungan kedalam satu
perencanaan terpadu. Beberapa komponen dimaksud merupakan
pembentuk postur konektivitas secara nasional (Gambar 2.7), yang
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 12
meliputi: (a) Sistem Logistik Nasional (SISLOGNAS); (b) Sistem
Transportasi Nasional (SISTRANAS); (c) Pengembangan Wilayah
(RPJMN dan RTRWN); (d) Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK/ICT). Rencana dari masing-masing komponen tersebut telah
selesai disusun, namun dilakukan secara terpisah. Oleh karena itu,
Penguatan Konektivitas Nasional berupaya untuk
mengintegrasikan keempat komponen tersebut.
Hasil dari pengintegrasian keempat komponen konektivitas
nasional tersebut kemudian dirumuskan visi konektivitas nasional
yaitu ‘Terintegrasi Secara Lokal, Terhubung Secara Global
(Locally Integrated, Globally Connected)’, seperti yang terlihat
pada Gambar 2.8
Yang dimaksud Locally Integrated adalah pengintegrasian sistem
konektivitas untuk mendukung perpindahan komoditas, yaitu
barang, jasa, dan informasi secara efektif dan efisien dalam
wilayah NKRI. Oleh karena itu, diperlukan integrasi simpul dan
jaringan transportasi, pelayanan inter-moda tansportasi,
komunikasi dan informasi serta logistik.
Simpul-simpul transportasi (pelabuhan, terminal, stasiun, depo,
pusat distribusi dan kawasan pergudangan serta bandara) perlu
diintegrasikan dengan jaringan transportasi dan pelayanan sarana
inter-moda transportasi yang terhubung secara efisien dan efektif.
Jaringan komunikasi dan informasi juga perlu diintegrasikan untuk
mendukung kelancaran arus informasi terutama untuk kegiatan
perdagangan, keuangan dan kegiatan perekonomian lainnya
berbasis elektronik.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 13
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.7. Komponen Konektivitas Nasional
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 14
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.8. Visi Konektivitas Nasional
Selain itu, sistem tata kelola arus barang, arus informasi dan arus
keuangan harus dapat dilakukan secara efektif dan efisien, tepat
waktu, serta dapat dipantau melalui jaringan informasi dan
komunikasi (virtual) mulai dari proses pengadaan, penyimpanan/
pergudangan, transportasi, distribusi, dan penghantaran barang
sesuai dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang
dikehendaki produsen dan konsumen, mulai dari titik asal (origin)
sampai dengan titik tujuan (destination).
Visi ini mencerminkan bahwa penguatan konektivitas nasional
dapat menyatukan seluruh wilayah Indonesia dan mendorong
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 15
pertumbuhan ekonomi secara inklusif dan berkeadilan serta dapat
mendorong pemerataan antar daerah. Sedangkan yang dimaksud
globally connected adalah sistem konektivitas nasional yang efektif
dan efisien yang terhubung dan memiliki peran kompetitif dengan
sistem konektivitas global melalui jaringan pintu internasional pada
pelabuhan dan bandara (international gateway/exchange) termasuk
fasilitas custom dan trade/industry facilitation.
Efektivitas dan efisiensi sistem konektivitas nasional dan
keterhubungannya dengan konektivitas global akan menjadi tujuan
utama untuk mencapai visi tersebut. Untuk mewujudkan visi
tersebut diperlukan penguatan konektivitas secara terintegrasi
antara pusatpusat pertumbuhan dalam koridor ekonomi dan juga
antar koridor ekonomi, serta keterhubungan secara internasional
terutama untuk memperlancar perdagangan internasional maupun
sebagai pintu masuk bagi para wisatawan mancanegara. (Gambar
2.9).
Dalam pelaksanaannya, perlu diperhatikan beberapa prinsip utama
sebagai berikut: (1) meningkatkan kelancaran arus barang, jasa
dan informasi, (2) menurunkan biaya logistik, (3) mengurangi
ekonomi biaya tinggi, (4) mewujudkan akses yang merata di
seluruh wilayah, dan (5) mewujudkan sinergi antar pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 16
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.9. Kerangka Kerja Konektivitas Nasional
Dalam konteks ini akan dilakukan pembangunan Kawasan
Perhatian Investasi (KPI) dengan tujuan membangun pusat
perhatian baru. KPI juga ditujukan untuk mempermudah integrasi
dengan kegiatan-kegiatan yang terkait infrastruktur, sumber daya
manusia (SDM), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) serta
regulasi. Dimana Sentra produksi adalah 1 (satu) kegiatan investasi
dalam lokasi tertentu. KPI merupakan satu atau kumpulan
beberapa sentra produksi/kegiatan investasi yang beraglomerasi di
area yang berdekatan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.10.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 17
Sumber: Bahan Paparan Koordinasi SISTRANAS dan MP3EI 2013
Gambar 2.10. Integrasi KPI
Sumber: Bahan Paparan Koordinasi SISTRANAS dan MP3EI 2013
Gambar 2.12. KPI dan Nilai Investasi Sektor Riil
3
2
NILAI INVESTASI
Rp 125,46 TKPIHALMAHERA
NILAI INVESTASI
Rp 30,36 TKPI
MOROTAI
NILAI INVESTASI
Rp 0,78 TKPI
MANOKWARI
NILAI INVESTASI
Rp 0,76 TKPI
NABIRE
NILAI INVESTASI
Rp 160,85 TKPI
TIMIKA
NILAI INVESTASI
Rp 57,55 TKPI
MERAUKE
NILAI INVESTASI
Rp 10,26TKPI
AMBON
NILAI INVESTASI
Rp 108 TKPI
TELUK BINTUNI
KPI
REGULASI (PUSAT + DAERAH)
SDM&
IPTEK
KONEKTIVITASKPIIlustrasi Hipotetis
Sentra Produksi
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2 - 18
Tabel 2.1. KPI Prioritas Sektor Riil
NO KPI
NAMA KPI NILAI INVESTASI
1 Merauke (MIFEE) 57,7 T
2 Timika 160,9 T
3 Halmahera 125,5 T
4 Bintuni 108 T
5 Morotai 30,4 T
6 Ambon 10,3T
7 Nabire 764 M
8 Manokwari 784 M
Sumber: Bahan Paparan Koordinasi SISTRANAS dan MP3EI 2013
KPI Prioritas
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 1
BAB 3
METODOLOGI STUDI
3.1 METODOLOGI STUDI
Untuk dapat melaksanakan seluruh lingkup kajian dalam konteks
materi dan waktu yang disyaratkan, maka dalam pekerjaan
Penelitian Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kab/Kota
disusun metodologi studi yang disajikan dalam bentuk bagan alir
(Gambar 3.1), dengan susunan tahapan pelaksanaan sebagai
berikut:
1) Tahap Persiapan, yang hasilnya disampaikan pada Laporan
Pendahuluan, dengan lingkup kegiatan meliputi:
a) Identifikasi Masalah & Tujuan Studi
b) Identifikasi Pelayanan
c) Identifikasi Jaringan Pelayanan
d) Identifikasi Jaringan Prasarana Transportasi Terpadu.
Keempat identifikasi tersebut merupakan inisiasi studi,
termasuk studi literatur dan peraturan perundangan yang
berlaku.
2) Tahap Pengumpulan Data & Analisis Awal, yang hasilnya
disampaikan pada Laporan Antara, dengan lingkup kegiatan
meliputi:
a) Pengumpulan Data Primer & Sekunder, yang diawali
dengan persiapan survei.
b) Survei Pola Bangkitan & Tarikan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 2
c) Survei Pergerakan Transportasi Luar & Dalam Kab/Kota
d) Survei Wawancara dan Survei Instansional untuk Laporan
Kegiatan Serupa Terdahulu (antara lain: tinjau ulang
jaringan transportasi Propinsi khususnya pada wilayah
studi, inventarisasi rencana umum dan teknis, kebijakan
nasional dan daerah di wilayah studi).
e) Matriks Asal Tujuan, termasuk kompilasi data yang
terkumpul.
f) Analisis Permintaan Transportasi, sebagai analisis awal
dari analisis Tatrawil dan Tatralok.
g) Kajian Model Pengembangan Jaringan Transportasi
Wilayah Kab/Kota, yang meliputi:
Pemetaan potensi dan kendala
Analisis wilayah
Analisis teknis dan analisis normatif
3) Tahap Analisis, yang hasilnya disampaikan pada Laporan Akhir
Sementara, dengan lingkup kegiatan meliputi:
a) Merumuskan Kebijakan Strategi dan Program
Pengembangan Jaringan Prasarana Pelayanan
Transportasi
b) Merumuskan Alternatif Pengembangan Jaringan
Transportasi
c) Menetapkan Prioritas dan Tahapan Pengembangan
Jaringan Lokal dengan Kurun Waktu 2014, 2019, 2025,
2030.
4) Tahap Penyempurnaan & Finalisasi, yang hasilnya
disampaikan pada Laporan Akhir, dengan lingkup kegiatan
meliputi:
a) Menyusun Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang
Sistranas pada Tatralok
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 3
b) Mengadakan FGD di Ibukota Kab/Kota untuk Mendapat
Masukan Alternatif
c) Menyelenggarakan Seminar untuk Penyempurnaan
Laporan Akhir dan Legalitas Tatralok di Ibukota Propinsi.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 4
Gambar 3.1. Bagan Alir Metodologi Studi
Identifikasi
Pelayanan
Identifikasi Jaringan
Pelayanan
Identifikasi Jaringan Prasarana Transportasi
Terpadu
Pengumpulan Data & Informasi
Primer & Sekunder
Pemahaman RTRW Kab/Kota
Survei Pergerakan
Transportasi Luar & Dalam Kab/Kota
Survei Wawancara
Survei Instansional untuk Laporan Kegiatan Serupa Terdahulu
Pemantapan RTRW Kab/Kota
Analisis Potensi &
Pengembangan Trans
Kajian Model Pengembangan Jaringan Transportasi Wilayah
Kab/Kota
Merumuskan Kebijakan Strategi dan Program Pengembangan Jaringan Prasarana Pelayanan Transportasi
Merumuskan Alternatif Pengembangan
Jaringan Transportasi
Menetapkan Prioritas dan Tahapan Pengembangan Jaringan
Lokal dengan Kurun Waktu 2014, 2019, 2025, 2030
Menyusun Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal
(Tatralok)
Mengadakan FGD di Ibukota Kab/Kota untuk Mendapat
Masukan Alternatif
Menyelenggarakan Seminar untuk Penyempurnaan FR & Legalitas Tatralok di Ibukota Propinsi
LAPORAN PENDAHUL
UAN
Bulan 1
LAPORAN
ANTARA
Bulan 4
RANCANGAN LAPORAN
AKHIR
Bulan 5
LAPORAN
AKHIR
Bulan 7
Identifikasi Masalah
& Tujuan Studi
Program pengembangan transportasi di wilayah lokal
kabupaten/kota, propinsi dan nasional efektif dan efisien
sesuai dengan MP3EI
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 5
3.2 POLA PIKIR STUDI
Pola pikir pelaksanaan studi ini dikembangkan atas dasar latar
belakang, maksud dan tujuan, sasaran dan lingkup studi yang
disampaikan pada KAK (lihat Bab I). Untuk dapat menyusun suatu
studi yang komprehensif maka perlu dipahami konteks studi secara
holistik yang menyangkut semua issue, aspek normatif, lingkungan
strategis, dan semua elemen sistem yang terkait dengan
pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara.
Diagram pola pikir umum studi ini secara garis besar disampaikan
pada Gambar 3.3. Dimulai dari review hasil studi terdahulu dalam
dokumen perencanaan eksisting MP3EI, (RTRW Nasional/ Propinsi
Maluku Utara), SISTRANAS/WIL, Renstra Propinsi Maluku Utara,
dan studi terdahulu) sejumlah data eksisting serta rencana dan
program eksisting dapat ditelusuri. Pemetaan terhadap peran
masing-masing stakeholders (Pemkab, Swasta, dan Masyarakat)
dalam lingkungan strategis yang dikoridori oleh aspek normatif
berupa peraturan perundangan yang berlaku merupakan langkah
penting untuk dapat memahami konteks, lingkup, serta identifikasi
masalah yang dihadapi dalam pengembangan Tatralok di Propinsi
Maluku Utara.
Elaborasi hasil pemetaan peran serta kondisi obyektif dari sistem
transportasi yang ada saat ini diharapkan dapat menjadi dasar
dalam penyusunan strategi umum (grand strategy) pengembangan
Tatralok di Propinsi Maluku Utara yang komprehensif dan terpadu
(antar moda, antar wilayah, antar stakeholders, dll.). Dalam strategi
umum ini termaktub sejumlah program pokok (main programs)
yang harus dijabarkan dalam tahapan jangka pendek, menengah,
dan panjang.
Sebagai goal/tujuan akhir dari semua kegiatan tersebut adalah
terciptanya tujuan pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku
Utara dalam jangka waktu yang direncanakan dengan sejumlah
kriteria atau karakteristik jaringan prasarana dan jaringan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 6
pelayanan yang handal (efektif dan efisien), cepat, tertib, aman,
lancar, dan terjangkau masyarakat.
Untuk mendukung semua proses pengembangan Tatralok di
Propinsi Maluku utara, bagaimanapun juga diperlukan adanya
kajian kuantitatif dan kualitatif yang dilengkapi oleh data-data terkait
dengan pola permintaan perjalanan, kondisi dan kinerja jaringan
transportasi yang ada, konstelasi sosial-ekonomi yang ada, serta
prediksi perubahannya ke depan dalam lingkup situasi tantangan,
peluang, dan hambatan yang berkembang dari waktu ke waktu.
Hal ini merujuk kepada kebutuhan akan adanya pemahaman
mendasar mengenai konteks penyusun Tatralok, serta adanya
analisis (dan pengumpulan data) yang lengkap dan mendalam
untuk memperoleh gambaran atau pemetaan mengenai situasi
transportasi dan pola kegiatan ekonomi yang ada dan
kemungkinan perubahannya di Propinsi Maluku Utara dan di
wilayah sekitarnya yang saling mempengaruhi.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 7
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 8
3.3 ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH
Transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand)
akibat tersebarnya tata ruang (spasial separation) di mana
kebutuhan/ kegiatan manusia dan proses ekonomi barang tidak
dapat diakomodasi hanya di satu ruang saja, sehingga timbul
kebutuhan pergerakan melalui berbagai moda transportasi.
Penataan ruang yang mempengaruhi pola dan intensitas kegiatan
sosio-ekonomi merupakan indikator yang merepresentasikan
pattern dari sistem kegiatan yang harus dilayani oleh sistem
transportasi. Dengan demikian, bagaimana setting tata ruang yang
akan dituju di masa datang akan sangat mempengaruhi bagaimana
pola dan intensitas permintaan perjalanan, yang pada gilirannya
akan menentukan kebutuhan akan jaringan prasarana dan jaringan
pelayanan transportasi. Dalam konteks penyusunan Tatralok
Propinsi Maluku Utara ini, maka pemahaman terhadap arahan
penggunaan ruang yang dituangkan dalam RTRW menjadi sangat
penting. Apalagi dalam struktur dokumen perencanaan Tatralok
merupakan pengejawantahan RTRW untuk sektor transportasi.
Pada Gambar 3.4 disajikan bagaimana interaksi antara
perkembangan wilayah dengan transportasi. Terlihat bahwa
korelasi antara transportasi dan perubahan atau perkembangan
wilayah sangatlah besar, sehingga arahan pengembangan tata
ruang dan perkembangan alamiah sesuai mekanisme pasar akan
sangat menentukan bagaimana pola permintaan perjalanan wilayah
di Propinsi Maluku Utara ini akan berkembang di masa datang.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 9
Gambar 3.4. Interaksi Perkembangan Wilayah dengan
Kebutuhan Transportasi
3.4 PEMODELAN TRANSPORTASI
3.4.1 Struktur Model
Dalam studi perencanaan sistem transportasi, sebagaimana halnya
dalam Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok)
di Wilayah Propinsi Maluku Utara ini, sangat diperlukan adanya
pemahaman mengenai besaran dan pola permintaan perjalanan.
Permintaan perjalanan umumnya ditentukan oleh pola interaksi
ekonomi dalam pengaturan ruang yang ada, karakteristik suplai
jaringan transportasi yang ada (kapasitas, flow vs speed, dan
konfigurasinya), serta interaksi yang terjadi dalam ruang lalulintas
yang disediakan. Untuk itu diperlukan suatu model yang dapat
merepresentasikan interaksi antara elemen tata ruang, ekonomi,
permintaan perjalanan, jaringan transportasi, dan lalu lintas yang
terjadi.
Perkembangan
wilayah
Kebijakan perencanaan (MP3EI, RTRW, Renstra,
Tatrawil, dll)
Mekanisme pasar
(natural setting)
REGIONAL DEVELOPMENT
Faktor Sosio
Ekonomi
Pola Tata Guna
Lahan
Jumlah dan Pola Perjalanan
Kebutuhan Transportasi
TRANSPORT DEMAND
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 10
Dalam studi ini digunakan model transportasi empat tahap (four
stages transport model) yang terdiri dari tahap bangkitan perjalanan
(trip generation), sebaran perjalanan (trip distribution), pemisahan
moda (modal split), dan pemilihan rute (route choice). Model ini
dipilih karena: mudah dalam aplikasinya, cukup baik
merepresentasikan karakteristik dan interaksi penting pada sistem
transportasi, dan mampu menggambarkan dampak dari intervensi
yang dilakukan terhadap sistem transportasi di wilayah studi.
Secara umum skema struktur model perencanaan empat tahap ini
ditunjukkan pada Gambar 3.6.
Pendekatan model dimulai dengan menetapkan sistem zona dan
jaringan transportasi, termasuk di dalamnya adalah karakteristik
sosial-ekonomi di tiap zona dan karakteristik suplai jaringan yang
ada. Dengan menggunakan informasi tersebut kemudian diestimasi
total perjalanan yang dibangkitkan dan/atau yang ditarik oleh suatu
zona tertentu (trip ends) atau disebut dengan proses bangkitan
perjalanan (trip generation). Tahap ini menghasilkan persamaan
trip generation yang menghubungkan jumlah perjalanan dengan
karakteristik zona yang bersangkutan.
Selanjutnya diprediksi dari/ke mana tujuan perjalanan yang
dibangkitkan atau yang ditarik oleh suatu zona tertentu atau disebut
tahap distribusi perjalanan (trip distribution). Dalam tahap ini akan
dihasilkan matriks asal-tujuan (MAT). Pada tahap pemilihan moda
(modal split) MAT tersebut kemudian dialokasikan sesuai dengan
moda transportasi yang digunakan para pelaku perjalanan untuk
mencapai tujuan perjalanannya. Dalam tahap ini dihasilkan MAT
per moda.
Terakhir, pada tahap pemilihan rute (trip assignment) MAT
didistribusikan ke setiap ruas/link moda yang tersedia di dalam
jaringan sesuai dengan kinerja rute yang ada. Tahap ini
menghasilkan estimasi arus lalu lintas dan waktu perjalanan di
setiap ruas. Hasil inilah yang digunakan sebagai dasar analisis
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 11
dalam mengevaluasi serangkaian alternatif kebijakan
pengembangan jaringan transportasi yang diusulkan.
Gambar 3.6. Pemodelan Perencanaan Transportasi Empat
Tahap
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 12
3.4.2 Proses Pemodelan Transportasi
3.4.2.1 Penetapan Sistem Zona dan Sistem Jaringan
Penetapan detail sistem zona dan sistem jaringan transportasi
dilakukan sebagai kompromi antara tingkat akurasi, biaya,
ketersediaan data, dan aplikabilitas model. Berdasarkan
pengalaman yang dilakukan dari studi terdahulu, maka dalam studi
ini ditetapkan bahwa:
1. Batas wilayah studi adalah batas wilayah administrasi
Kabupaten/Kota di Prop. Maluku Utara, di mana wilayah di
sekitarnya diasumsikan sebagai zona eksternal.
2. Agregasi zona di dalam wilayah studi adalah kecamatan, yang
selanjutnya disebut sebagai zona internal.
3. Model jaringan diutamakan untuk jaringan jalan, sedangkan
jaringan angkutan umum diperlakukan sebagai fixed-flow,
moda transportasi lain diintegrasikan melalui simpul terminal
(moda darat), pelabuhan (moda air), dan bandara (moda
udara).
Sistem zona tersebut dapat diilustrasikan dalam bentuk gambar
sederhana yang dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Kec. A
Zona Internal Zona Eksternal Zona Eksternal
Batas Kab/Kota
Kec. B
Kec. E Kec. C Kec. D Kec. F
Kec. G Kec. H
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 13
Keterangan:
Kec. A B = pergerakan orang/barang antar kecamatan dalam satu
kab/kota.
Kec. E C = pergerakan orang/barang dari suatu kecamatan diluar
kab/kota menuju ke kecamatan di dalam kab/kota.
Kec. D F = pergerakan orang/barang dari suatu kecamatan di dalam
kab/kota menuju ke kecamatan di luar kab/kota.
Kec. D F = pergerakan orang/barang dari dan ke kecamatan di luar
kab/kota.
Gambar 3.7. Sistem Zona Kecamatan
Dengan penetapan sistem zona tersebut, maka akan terbentuk
Matriks Asal-Tujuan Antar Kecamatan. Matriks Asal-Tujuan ini
dikelompokkan berdasarkan pergerakan orang dan barang, dimana
pergerakan barang ini diuraikan lagi berdasarkan jenis barang yang
diproduksi, meliputi hasil produksi pangan, sayur-sayuran dan
buah-buahan, perkebunan, peternakan, perikanan, pertambangan
dan penggalian, industri pengolahan, dan kehutanan..
Untuk model jaringan transportasi yang diintegrasikan melalui
simpul-simpul moda transportasi yang dibatasi dalam suatu
kabupaten/kota, dapat terbentuk dari pengumpulan dan
pengolahan data kedalam bentuk Matriks Asal-Tujuan Antar Simpul
Moda Transportasi.
3.4.2.2 Estimasi dan Prediksi Trip-ends dan MAT
Secara skematis bagan alir proses estimasi trip-ends dan MAT
yang dilakukan pada studi ini ditunjukkan oleh Gambar 3.8.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 14
Gambar 3.8. Mekanisme Estimasi Trip Ends dan MAT di
Propinsi Maluku Utara
3.4.2.3 Simulasi Jaringan
Simulasi jaringan transportasi (dalam hal ini dititikberatkan untuk
jaringan jalan) dilakukan dalam konteks untuk:
Prior Matrix MAT 2013
Traffic Count Hasil survey primer
SATURN (via Program
Simulasi Jaringan
Transportasi)
Base Matrix
MAT di Prov. Malut
Tahun 2014
summation
Base Trip ends Produksi perjalanan
di Prov. Malut 2014
Data sosial ekonomi
Statistik di Prov. Malut: Penduduk, PDRB, dll
Analisis
regresi linier
Model bangkitan
perjalanan
Prediksi data sosial ekonomi Prov. Malut
Growth rate
Trip ends
prediction
Trip ends Prov. Malut: 2014, 2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2025, 2030
Jarak, waktu, dan
biaya transportasi
antar zona
Model
Furness/Gravity
MAT Prov. Malut: 2014, 2019, dst
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 15
1. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi secara makro
dalam jaringan transportasi di wilayah Propinsi Maluku Utara,
seperti: kemacetan, besarnya biaya transportasi, dan disparitas
suplai jaringan.
2. Memprediksi permasalahan yang akan timbul di masa datang
seiring dengan adanya pertumbuhan penduduk, perkembangan
ekonomi, dan perubahan intensitas penggunaan ruang.
3. Mengevaluasi kinerja dari sejumlah kebijakan perencanaan
yang akan diterapkan di masa datang, misal: pembangunan
jalan lingkar, jalan tol, maupun pengembangan moda laut, dan
udara.
Gambar 3.9. Struktur Umum Model Pemilihan Rute pada
Program Simulasi Jaringan Transportasi
MAT perjalanan
Data jaringan transportasi
Model Pemilihan
Rute
Arus, kecepatan, waktu, jarak
Analisis Lanjutan
I I N P U T
O U T P U T
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 16
3.5 ANALISIS NORMATIF
Analisis normatif dilakukan untuk memperoleh idealisasi pola
jaringan pelayanan, hirarki prasarana, dan sistem operasi bagi
pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara yang efektif dan
efisien dalam rangka menunjang pengembangan wilayah,
pemerataan pembangunan, dan pertumbuhan ekonomi di wilayah
Propinsi Maluku Utara. Aspek normatif ini dikembangkan
berdasarkan review atas peraturan perundangan yang berlaku di
setiap moda transportasi (jalan, angkutan umum, laut, dan udara)
serta kajian konseptual secara teoteris mengenai sistem
transportasi yang ideal. Analisis ini diperlukan untuk memberikan
gambaran arahan pengembangan jaringan transportasi di Propinsi
Maluku Utara di masa yang akan datang sesuai dengan konsep
yang lebih ideal.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam analisis normatif secara
berurutan disampaikan sebagai berikut:
1. Melakukan kajian konsep pengembangan jaringan prasarana
dan jaringan pelayanan untuk setiap moda transportasi (jalan,
angkutan umum, laut, dan udara) sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku/terbaru (UU, PP, Kepmen, Perda,
dll),
2. Melakukan kajian teoretis hasil penelitian dan studi terdahulu
baik di dalam maupun luar negeri mengenai idealisasi pola
jaringan transportasi wilayah,
3. Melakukan analisis konsep Tatralok di Propinsi Maluku Utara
yang mengelaborasikan aspek normatif secara praktis (dari
butir a.) dan aspek teoritis (dari butir b.),
4. Mengidentifikasi simpul, link dan zona yang strategis dan
penting untuk dikembangkan dalam rangka mewujudkan
Tatralok Propinsi Maluku Utara di masa yang akan datang.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 17
3.6 AZAS TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK)
Berdasarkan Pedoman Teknis yang telah ditetapkan, Tataran
Transportasi Lokal (Tatralok) harus disusun dengan berasaskan
pada beberapa prinsip dasar berikut:
1. Azas Keadilan, dimana tataran transportasi yang disusun
harus dapat menunjang kelancaran perhubungan di semua
sektor pembangunan dan berpihak pada tiap lapisan
masyarakat.
2. Azas Transparansi, tataran transportasi yang disusun
disosialisasikan dan diterapkan secara terpadu serta
transparasi pada semua sektor pembangunan dan diketahui
oleh pejabat pelaksana dilapangan.
3. Azas Akuntabilitas, tataran transportasi yang disusun harus
dianalisis secara teliti guna mendapatkan keserasian dan
keterpaduan kesisteman transportasi yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dalam lingkup wilayah perencanaan.
4. Azas Realistis, tataran transportasi yang disusun harus
ditunjang oleh kondisi eksisting yang sebenarnya sehingga
hasil kebijakan yang diperoleh nantinya dapat sesuai dengan
kondisi yang ada dan dapat dilaksanakan secara suistainable.
5. Azas Kesisteman, tataran transportasi yang disusun harus
dapat menggambarkan keterkaitan dan keterpaduan
hubungan/kesisteman transportasi antar wilayah/kawasan
dalam lingkup kajiannya, serta harus disesuaikan dengan
kebijakan sistem transportasi diatasnya.
6. Azas Keunggulan Moda, tataran transportasi yang disusun
harus dapat menggambarkan dan mengkaji potensi-potensi
guna menemukan moda unggulan.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3 - 18
7. Azas Keterpaduan Intra dan Antar Moda, tataran transportasi
yang disusun harus dapat memberikan keterpaduan intra dan
antara moda yang ada, sehingga sinkronisasi sistem
transportasi antara moda tersebut dapat berjalan sesuai
dengan kebutuhan yang ada.
8. Azas Koordinasi dan Sinkronisasi, tataran transportasi yang
disusun harus dapat memberikan gambaran dan arahan
koordinasi yang jelas dan sinkronisasi yang terpadu dalam
mengakomodasi perkembangan dan kebutuhan disemua sektor
pembangunan.
9. Azas Tinjau Ulang Secara Berkala, tataran trasnportasi yang
disusun harus dilakukan tinjauan secara berkala guna menjaga
konsistensi dalam pelaksanaannya.
Lebih jelasnya, untuk Azas Penyusunan Tataran Transportasi Lokal
(Tatralok) dapat dilihat pada Gambar 3.11.
Gambar 3.11. Azas Penyusunan Tataran Transportasi Lokal
(Tatralok)
TATRALOK
KEADILAN
TRANSPARANSI REALISTIS
AKUNTABILITAS KESISTIMAN
TINJAUAN ULANG SECARA
BERKALA
KOORDINASI DAN
SINKRONISASI
KETERPADUAN INTRA & ANTAR
MODA
KEUNGGULAN
MODA
TATRALOK
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 1
BAB 4
KONDISI WILAYAH DAN JARINGAN
TRANSPORTASI SAAT INI
4.1 LETAK GEOGRAFIS DAN WILAYAH ADMINISTRASI
Kota Tidore Kepulauan sebagai daerah otonom yang dimekarkan
dari Kabupaten Halmahera Tengah berdasarkan Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2003 tentang pemekaran wilayah yang diresmikan
pada tanggal 31 Mei 2003.
Secara geografis, letak wilayah Kota Tidore Kepulauan berada
pada batas astronomis 0o – 20o Lintang Utara dan pada posisl 127o
– 127,45o Bujur Timur. Kota Tidore Kepulauan memiliki total luas
wilayah 13.862,86 Km2 dengan daratan 9.116,35 Km2 dan batas
wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pulau Ternate,
Kota Ternate dan Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten
Halmahera Barat.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Wasile
Selatan, Kabupaten Halmahera Timur dan Kecamatan Weda
Kabupaten Halmahera Tengah.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Gane Barat Kabupaten
Halmahera Selatan dan Kecamatan Pulau Moti Kota Ternate.
Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Maluku.
Secara administratif, Kota Tidore Kepulauan terdiri dari 8 (delapan)
kecamatan dan 72 desa/kelurahan seperti yang diuraikan berikut
ini:
1) Kecamatan Tidore: Jumlah desa/kelurahan 11 dengan ibuKota
Gamtufkange, dan luas daerah 212,15 Km2.
2) Kecamatan Tidore Selatan: Jumlah desa/kelurahan 8 dengan
ibuKota Gurabati, dan luas daerah 249,32Km2.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 2
3) Kecamatan Tidore Utara: Jumlah desa/kelurahan 12 dengan
ibuKota Rum, dan luas daerah 221,33 Km2.
4) Kecamatan Tidore Timur: Jumlah desa/kelurahan 4, dengan
ibuKota Tosa dan luas daerah 199,92 Km2.
5) Kecamatan Oba: jumlah desa/kelurahan 9 dengan ibuKota
Payahe, dan luas daerah 2.373,63 Km2.
6) Kecamatan Oba Selatan; Jumlah desa/kelurahan 7, dengan
ibuKota Lifofa, dan luas daerah 2.210,92 Km2.
7) Kecamatan Oba Utara: jumlah desa/kelurahan 9 dengan
ibuKota Sofifi, dan luas daerah 1.155,91 Km2.
8) Kecamatan Oba Tengah: jumlah desa/kelurahan 12, dengan
ibuKota Akelamo dan luas daerah 2.493,17 Km2.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 3
Gambar 4.1. Peta Administrasi Wilayah Kota Tidore
Kepulauan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 4
4.2 KEPENDUDUKAN
Penduduk merupakan sumber daya yang potensial dalam proses
pembangunan suatu bangsa. Jumlah penduduk yang besar dapat
dikembangkan sebagai tenaga kerja yang produktif sehingga
berfungsi sebagai pengelola sumber daya alam. Namun, jumlah
penduduk yang besar juga dapat menimbulkan permasalahan
sosial dalam proses pembangunan itu sendiri seperti
pengangguran, kemiskinan dan sebagainya bila potensi penduduk
tidak mendapat perhatian dan penanganan yang serius.
Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kota Tidore Kepulauan
diperkirakan sekitar 92.226 jiwa yang tediri dari 46.537 laki-laki dan
45.689 perempuan. Apabila dibandingkan dengan luas wilayah
Kota Tidore Kepulauan maka rata-rata jumlah penduduk per km2
atau kepadatan penduduk adalah 60 jiwa per km2.
Selanjutnya bila kita lihat dari penyebaran penduduk di tiap
kecamatan maka kecamatan Tidore yang paling banyak
penduduknya dengan jumlah 18.923 jiwa dan kecamatan
berpenduduk makin sedikit adalah kecamatan Oba Selatan dengan
jumlah penduduk sebesar 5.011 jiwa.
Bila kita lihat dari kepadatan penduduk maka kecamatan Tidore
merupakan kecamatan yang paling padat dengan jumlah 525 jiwa
tiap km2, disusul kecamatan Tidore Utara dengan 397 jiwa per
km2. Kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Oba
Tengah dengan 16 jiwa per km2
Tabel 4.1. Kepadatan Penduduk Kota Tidore Kepulauan
Tahun 2011
Kecamatan Luas (km2) Jumlah Penduduk
(jiwa) Kepadatan Penduduk
Tidore Selatan 42.40 13,446 317.12
Tidore Utara 37.64 14,924 396.49
Tidore 36.08 18,923 524.47
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 5
Tidore Timur 34.00 7,840 230.59
Oba 403.67 10,585 26.22
Oba Selatan 196.58 5,011 25.49
Oba Utara 376.00 13,653 36.31
Oba Tengah 424.00 7,844 18.50
Tidore Kepulauan 1,550.37 92,226 59.49
Sumber: Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka 2011
4.3 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Sebagai salah satu indikator makro ekonomi, Produk Dometik
Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha menunjukkan
kemampuan sumber daya ekonomi untuk menghasilkan suatu
barang dan jasa di suatu wilayah.
Nilai PDRB Kota Tidore Kepulauan atas dasar harga berlaku
(ADHB) tahun 2011 sebesar 491.557,66 juta rupiah, dengan
kontribusi terbesar diberikan oleh sektor pertanian yakni sebesar
50,43 persen. PDRB Kota Tidore Kepulauan atas dasar harga
konstan 2000 (ADHK) tahun 2011 sebesar 286.477,68 juta rupiah
dengan laju pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
6,07 persen.
Tabel 4.2. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Kota
Tidore Kepulauan (juta rupiah), 2009-2011
No. Lapangan Usaha 2009 2010* 2011*
1 Pertanian 202,185.76 222,920.26 247,873.24
1.1 Pertanian Tanaman Pangan 58,610.10 62,865.32 69,983.90
1.2 Perkebunan 90,218.96 100,987.56 112,569.80
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 6
1.3 Peternakan 3,668.95 4,062.63 4,438.22
1.4 Kehutanan 16,706.60 18,564.88 20,327.41
1.5 Perikanan 32,981.15 36,439.87 40,553.91
2 Pertambangan dan Penggalian 3,950.70 4,795.74 5,248.37
3 Industri Pengolahan 20,858.84 21,830.74 23,845.58
4 listrik, Gas dan Air Bersih 1,016.89 1,253.39 1,451.23
5 Bangunan 11,186.61 15,265.44 18,318.48
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 101,197.56 121,272.50 131,512.83
7 Pengangkutan dan Komunikasi 18,422.08 21,118.88 23,035.73
8 Keuangan, Persawahan dan Jasa 6,105.99 6,576.55 7,519.21
9 Jasa-jasa 25,735.64 29,351.29 32,752.98
Jumlah 390,660.07 444,384.79 491,557.65
Sumber: BPS Kota Tidore Kepulauan, 2012
4.4 KINERJA PELAYANAN, JARINGAN PELAYANAN, DAN
JARINGAN PRASARANA TRANSPORTASI WILAYAH
SAAT INI
4.4.1 Jaringan Jalan
Seperti yang terlihat pada tabel-tabel berikut ini, prarsarana jalan di
Kota Tidore pada tahun 2011 menurut kewenangan pengelola jalan
terdapat panjang jalan Negara 116.150,00 meter, jalan provinsi
45.500,00 meter, jalan kabupaten 264.123,88 meter.
Sedangkan kalau dilihat dari jenis perkerasan sebagian besar
sudah beraspal dengan kondisi perkerasan sebagian besar baik.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 7
Tabel 4.3. Panjang Jalan menurut Pemerintahan yang
Berwenang Mengelolanya dan Kecamatan di Kota
Tidore Kepulauan (m), 2011
Kecamatan Negara Provinsi Kabupaten Jumlah
Tidore Selatan 0.00 8,900.00 35,438.64 44,338.64
Tidore Utara 0.00 11,450.00 35,262.48 46,712.48
Tidore 0.00 5,890.00 66,688.00 72,578.00
Tidore Timur 0.00 19,260.00 11,848.76 31,108.76
Oba 34,600.00 0.00 22,950.00 57,550.00
Oba Selatan 44,600.00 0.00 42,621.00 87,221.00
Oba Utara 15,500.00 0.00 22,186.00 37,686.00
Oba Tengah 21,450.00 0.00 27,129.00 48,579.00
Tidore Kepulauan 116,150.00 45,500.00 264,123.88 425,773.88
Sumber: BPS Kota Tidore Kepulauan, 2012
Tabel 4.4. Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan Jalan
dan Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (km),
2011
Kecamatan Aspal Kerikil Tanah Jumlah
Tidore Selatan 36,999.38 0.00 7,339.26 44,338.64
Tidore Utara 44,259.23 0.00 2,453.25 46,712.48
Tidore 72,578.00 0.00 0.00 72,578.00
Tidore Timur 23,909.76 0.00 7,199.00 31,108.76
Oba 49,608.00 810.00 8,550.00 58,968.00
Oba Selatan 29,850.00 35,000.00 22,371.00 87,221.00
Oba Utara 34,920.20 500.00 2,265.80 37,686.00
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 8
Oba Tengah 33,521.00 7,600.00 7,458.00 48,579.00
Tidore Kepulauan 325,645.57 43,910.00 57,636.31 427,191.88
Sumber: BPS Kota Tidore Kepulauan, 2012
Tabel 4.5. Panjang Jalan menurut Kondisi Jalan dan
Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan (km), 2011
Kecamatan Baik Sedang Rusak
Ringan
Rusak
Berat Jumlah
Tidore Selatan 36,295.27 3,050.63 3,492.74 1,500.00 44,338.64
Tidore Utara 31,878.73 6,851.45 5,482.30 2,500.00 46,712.48
Tidore 59,969.70 3,097.20 9,511.10 0.00 72,578.00
Tidore Timur 21,453.26 2,150.00 1,006.50 6,499.00 31,108.76
Oba 27,128.00 13,709.50 11,000.00 7,132.00 58,969.50
Oba Selatan 5,350.00 42,650.00 14,721.00 24,500.00 87,221.00
Oba Utara 28,686.63 2,583.33 3,158.14 3,257.90 37,686.00
Oba Tengah 33,521.00 2,000.00 5,600.00 7,458.00 48,579.00
Tidore Kepulauan 244,282.59 76,092.11 53,971.78 52,846.90 427,193.38
Sumber: BPS Kota Tidore Kepulauan, 2012
4.4.2 Transportasi Darat
Sebagai salah satu penunjang kegiatan perekonomian, sarana dan
prasarana transportasi darat antara lain berupa jalan raya sangat
diperlukan untuk mempermudah dan memperlancar arus distribusi
barang dan jasa serta mobilitas orang dari satu tempat ke tempat
lainnya, sehingga kegiatan pembangunan, produksi dan
perdagangan akan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan.
Di Kota Tidore Kepulauan terdapat 4 (empat) buah terminal: 2
(dua) diantaranya berada di pulau Tidore yaitu di Soasio dan Rum.
2 (dua) lainnya berada di pulau Halmahera yaitu di Gita dan Sofifi.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 9
Masing – masing terminal terletak berdekatan dengan pelabuhan.
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pergerakan antar moda.
Pada saat ini terdapat alokasi dana untuk pengembangan Terminal
Rum dan sudah dalam proses pengembangan. Kedua terminal
trersebut merupakan terminal dengan TIPE C.
Selain angkutan kota (ANGKOT), di wilayah Tidore terdapat
angkutan Kota lainnya yaitu angkutan sewa dan plat kuning. Ketiga
angkutan ini melayani rute jarak jauh (Sari Malaha-Rum) yang
berjarak + 25 KM dengan jumlah penumpang masih bisa mencapai
angka > 50%. Sedangkan untuk melayani angkutan dalam Kota
Tidore jenis angkutan yang dipergunakan adalah Bentor. Jenis
angkutan ini sudah resmi digunakan sesuai dengan SK BUPATI
Kota Tiodre. Alasan utama di tetapkannya Bentor sebagai
angkutan dalam Kota adalah faktor keamanan dan kenyamanan
(bebas dari panas/hujan). Jumlah Bentor yang ada di Kota Tidore
saat ini adalah 425 unit yang berada di wilayah Soa Sio dan 25 unit
di wilayah Rum. Rute kedua jenis angkutan diatas hanya
bersingungan di dalam KOTA TIDORE saja dan sampai dengan
saat ini semua berjalan dengan baik tidak terjadi konflik diantara
keduanya.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 10
Gambar 4.2. Terminal Angkutan Kota di Pelabuhan RUM
Sedangkan untuk angkutan pelajar Pemerintah Kota Tidore
menyediakan angkutan khusus pelajar yang berupa bus sekolah
sebagai bentuk subsidi pemerintah di bidang pendidikan. Saat ini
berjumlah 3 UNIT yang beroperasi di wilayah perKotaan Tidore
dengan tarif sekitar Rp. 2.000. Berdasarkan hasil evaluasi
masyarakat di TIDORE lebih senang menggunakan Bentor untuk
bersekolah dengan alasan lebih cepat.
Selain angkutan penumpang, di wilayah Kota Tidore Kepulauan
juga terdapat angkutan barang berupa angkutan barang kebutuhan
sembilan bahan pokok yang diangkut dari Ternate menuju Tidore
atau sebaliknya.
Jumlah kendaraan paling banyak di Tidore Kepaulauan pada tahun
2011 adalah kendaraan angkutan barang pick up sebanyak 400
unit, dan terendah kendaraan angkutan barang berupa truk
sebanyak 106 unit. Secara rinci jumlah kendaraan yang ada di Kota
Tidore Kepulauan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 11
Tabel 4.6. Banyaknya Kendaraan Bermotor menurut Jenis
Kendaraan dan Kecamatan di Kota Tidore
Kepulauan, 2011
Kecamatan Mobil Truk Pick Up Sepeda Motor Sewa
Tidore Selatan 74 18 8 23 15
Tidore Utara 69 14 7 11 8
Tidore 96 56 326 50 13
Tidore Timur 15 3 58 5 0
Oba 2 8 0 0 0
Oba Selatan 0 0 0 1 0
Oba Utara 9 1 0 22 15
Oba Tengah 0 6 1 0 0
Tidore Kepulauan 265 106 400 112 51
Sumber: BPS Kota Tidore Kepulauan, 2012
4.4.3 Transportasi Penyeberangan
Transportasi penyeberangan berfungsi sebagai jembatan bergerak
yang menghubungkan jaringan jalan yang terputus karena adanya
perairan, untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta
muatannya. Oleh karenanya pelabuhan penyeberangan harus
terpadu dengan jaringan pelayanan dan prasarana transportasi
jalan.
Transportasi penyeberangan antar pulau dibagi menjadi tiga jenis,
kapal feri, kapal cepat (Speedboat), dan kapal kayu bermotor
(Ketingting). Penduduk lebih sering menggunakan speedboat yang
kapasitas penumpang antara 12-20 orang. Hal ini dikarenakan
jadwal keberangkatan Speedboat lebih luwes. Keberangkatan
kapal feri terjadwal tetap setiap harinya, sedangkan Speedboat
berangkat tergantung penumpang (jika penumpang sudah penuh
langsung berangkat). Tabel 4.19 menunjukkan klasifikasi
pelabuhan di Kota Tidore Kepulauan.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 12
Tercatat jumlah pelabuhan penyeberangan di Kota Tidore
Kepulauan yang di kelola oleh PT. ASDP sebanyak 3 pelabuhan
penyeberangan, baik yang telah beroperasi maupun yang masih
dalam tahap pembangunan, yaitu:
1) Pelabuhan Penyeberangan Rum di Pulau Tidore – Kota Tidore
Kepulauan. Pelabuhan ini melayani 1 rute penyeberangan
yakni Lintas Rum – Bastiong (PP). Saat ini terdapat 137 unit
speed boat.
2) Pelabuhan Penyeberangan Soasio (GOTO) di Pulau Tidore –
Kota Tidore Kepulauan. Saat ini terdapat 16 unit speed boat.
3) Pelabuhan Penyeberangan Sofifi di Pulau Halmahera – Kota
Tidore Kepulauan. Pelabuhan ini melayani 1 rute
penyeberangan yaitu Lintas Sofifi – Bastiong (PP). Saat ini
terdapat 15 unit speed boat.
Berdasarkan wawancara dengan instansi terkait, pengelolaan
angkutan penyeberangan dengan speed boat dibedakan menjadi
dua, yaitu untuk rute Rum – Bastiong dikelola oleh KUD dan
sisanya dikelola oleh organisasi pemilik speed boat.
Jumlah penumpang datang dan berangkat pada tahun 2011
tertinggi pada bulan Juli sebanyak 2.759 orang sedangkan
berangkat pada bulan Januari 2.641 orang. Jumlah penumpang
terendah yang datang yaitu pada bulan Februari sebanyak 1.874
orang dan penumpang berangkat pada bulan April sebanyak 1.646
orang.
Jumlah barang bongkar pada tahun 2011 tertinggi pada bulan Juni
sebanyak 4.913 kg sedangkan barang muat pada bulan Januari
6.567 kg. Jumlah barang bongkar terendah pada bulan Februari
sebanyak 587 kg dan barang muat pada bulan Maret sebanyak 126
kg.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 13
Tabel 4.7. Klasifikasi Pelabuhan di Kota Tidore Kepulauan
Nama Pelabuhan
Pulau Klasifikasi
Profil Dermaga Kedalaman
Facelite Dermaga (LWS)
Tiang Pancang
Lantai
Ukuran Ukuran
P L
Soasio Tidore P. Regional Spun File Beton 42 8 6
Rum Tidore P. Lokal Beton Kayu 22 4 3
Maitara Maitara P. Lokal Kayu Kayu 12 4 3
Mare Mare P. Lokal Beton Kayu 12 4 3
Sofifi Halmahera P. Regional Spun File Beton 46 8 6
Galala Halmahera P. Lokal Kayu Kayu 12 4 3
Guraping Oba Halmahera P. Lokal Beton Kayu 22 4 3
Somadede Halmahera P. Lokal Kayu Kayu 12 4 3
Maidi Halmahera P. Lokal Kayu Kayu 12 4 3
Loleo Halmahera P. Lokal Beton Kayu 22 4 3
Lola Halmahera P. Lokal Beton Kayu 22 4 3
Gita Halmahera P. Regional Baja Beton 60 8 5
Sumber: Profil Wilayah Kota Tidore Kepulauan, 2009
4.4.4 Transportasi Laut
Berdasarkan Profil Wilayah Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012,
lalu lintas penumpang dan barang angkutan laut di Pelabuhan
Soasio (GOTO) Kota Tidore Kepulauan selama tahun 2011
berjumlah 1.960 kunjungan, dengan jumlah keberangkatan
sebanyak 25.298 orang, kedatangan sebanyak 30.504, bongkar
barang sebanyak 16.706, dan muat barang sebanyak 9.503.
Tabel 4.8. Lalu Lintas Penumpang dan Barang Angkutan
Laut di Pelabuhan Soasio Kota Tidore Kepulauan,
2011
Bulan Kunjungan Penumpang (orang) Barang (kg)
Berangkat Datang Bongkar Muat
Januari 170 2,641 2,759 697 6,567
Februari 137 1,863 1,874 587 195
Maret 157 1,753 1,986 2,248 126
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 14
April 151 1,646 2,135 1,216 165
Mei 163 1,920 2,489 1,405 182
juni 168 1,840 2,506 4,913 383
Juli 174 2,215 3,521 1,054 541
Agustus 158 2,215 3,279 1,105 283
September 158 2,490 2,430 577 259
Oktober 190 2,210 2,380 787 237
Nopember 169 2,090 2,480 583 85
Desember 165 2,415 2,665 1,534 480
Jumlah 1,960 25,298 30,504 16,706 9,503
Sumber: Profil Wilayah Kota Tidore Kepulauan, 2012
4.4.5 Transportasi Udara
Di Kota Tidore Kepulauan tidak terdapat sarana transportasi udara.
Untuk menggunakan transportasi udara, penduduk Kota Tidore
Kepulauan harus pergi ke Kota Ternate.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 15
Gambar 4.3. Peta Prasarana Transportasi di Kota Tidore
Kepulauan
4.5 BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN
Bangkitan dan tarikan pergerakan dibedakan untuk pergerakan
orang dan barang. Bangkitan pergerakan merupakan seluruh
pergerakan yang dihasilkan/diproduksi dan berasal dari suatu zona
tertentu. Sedangkan tarikan pergerakan merupakan jumlah seluruh
pergerakan yang tertarik/menuju ke suatu zona tertentu. Besarnya
Kelas Dermaga V
Dermaga Tomalou
Kelas Dermaga V Dermaga Rum
Kelas Dermaga V
Dermaga Sofifi
Kelas Dermaga III
Dermaga Goto
Kelas Dermaga IV Dermaga Gita
Kelas Dermaga V
Dermaga Somadehe
Kelas Dermaga V Dermaga Perikanan
Terminal Tipe C Terminal Soasio
Terminal Tipe B
Terminal Rum
Terminal Tipe B
Terminal Sofifi
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 16
bangkitan/tarikan pergerakan ini sangat dipengaruhi oleh tataguna
lahan, karakteristik penduduk dan sistem transportasi yang
tersedia.
Salah satu cara dalam melakukan pendekatan analisis untuk
distribusi perjalanan antar wilayah adalah dengan metoda sintesis,
yang merupakan cara analisis dengan mencari hubungan antar
pelaku perjalanan, dengan pembangkit, penarik dan faktor-faktor
yang mempengaruhi perjalanan. Model sintesis yang umumnya
digunakan adalah model Gravitasi dengan mendasarkan pada
hukum gravitasi Newton. Untuk transportasi, perjalanan yang
dilakukan akan dipengaruhi besar bangkitan dan penarik
perjalanan, serta waktu/jarak/biaya perjalanan.
Rumus umum model gravitasi adalah sebagai berikut:
tij = k.Ai.Aj / f (Zij)
dengan:
tij = jumlah perjalanan dari i ke j
k = konstanta
Ai = daya tarik zona asal
Aj = daya tarik zona tujuan
f (Zij) = fungsi yang mempengaruhi perjalanan
Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Orang Eksisting
Untuk menentukan jumlah perjalanan orang antar kecamatan dapat
menggunakan rumus berikut ini:
tij = (k x JPA x JPT) / (d2)
dengan:
tij = jumlah perjalanan orang antar kecamatan
k = konstanta = 0,00004034
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 17
JPA = jumlah penduduk asal di kecamatan
JPT = jumlah penduduk tujuan di kecamatan
Adapun jumlah penduduk di masing-masing kecamatan di
Kota Tidore Kepulauan tahun 2011 dapat dilihat pada
Tabel 4.3.
d = jarak antar ibukota kecamatan. Adapun jarak antar
ibukota kecamatan di Kota Tidore Kepulauan dapat dilihat
pada Tabel 4.20.
Tabel 4.9. Matriks Jarak Antar Ibukota Kecamatan di Kota
Tidore Kepulauan (Km)
Ke Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba
Selatan Oba
Utara Oba
Tengah Dari
Tidore Selatan
- 15,8 15,8 15,1 44 80 22,5 32
Tidore Utara
15,8 - 31,6 22,1 60 93 19,5 32
Tidore 15,8 31,6 - 26,1 58 94 19,5 35
Tidore Timur
15,1 22,1 26,1 - 59 92 15,5 38
Oba 44 60 58 59 - 39 51 52
Oba Selatan
80 93 94 92 39 - 84 39
Oba Utara
22,5 19,5 19,5 15,5 51 84 - 37
Oba Tengah
32 32 35 38 52 39 37 -
Dengan perhitungan seperti di atas, hasil distribusi perjalanan
orang antar kecamatan di Kota Tidore Kepulauan dapat dilihat
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 18
pada Tabel 4.21. Adapun gambar Desire Line Asal-Tujuan dapat
dilihat pada Gambar 4.5.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 19
Tabel 4.10. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(orang perjalanan/tahun) Tahun 2013
Tujuan Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba
Selatan Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah Asal
Tidore Selatan - 5,932 8,479 3,265 3,711 1,691 5,387 3,023 31,488
Tidore Utara 5,932 - 8,352 3,600 4,041 1,852 5,673 3,212 32,662
Tidore 8,479 8,352 - 4,907 5,265 2,392 7,800 4,349 41,544
Tidore Timur 3,265 3,600 4,907 - 2,162 985 3,134 1,760 19,813
Oba 3,711 4,041 5,265 2,162 - 1,493 3,909 2,274 22,855
Oba Selatan 1,691 1,852 2,392 985
1,493 - 1,758 1,017 11,188
Oba Utara 5,387 5,673 7,800 3,134
3,909 1,758 - 3,590 31,251
Oba Tengah 3,023 3,212 4,349 1,760
2,274 1,017 3,590 - 19,225
Jumlah 31,488 32,662 41,544 19,813 22,855 11,188 31,251 19,225 210,026
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 20
Gambar 4.4 Desire Line Asal-Tujuan Perjalanan Orang Antar
Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Barang Eksisting
Untuk menentukan jumlah perjalanan barang antar kecamatan
dapat menggunakan rumus berikut ini:
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 21
tij = (k x JPA x JPT) / (d2)
dengan:
tij = jumlah perjalanan barang antar kecamatan
k = konstanta = 0,00004034
JPA = jumlah produksi asal di kecamatan
JPT = jumlah produksi tujuan di kecamatan
Adapun jumlah produksi di masing-masing kecamatan di
Kota Tidore Kepulauan tahun 2011 diperoleh dari hasil
penjumlahan dan pengolahan data dari hasil produksi di
masing-masing kecamatan di Kota Tidore Kepulauan dari
berbagai sektor.
d = jarak antar ibukota kecamatan. Adapun jarak antar
ibukota kecamatan di Kota Tidore Kepulauan dapat dilihat
pada Tabel 4.20.
Dengan perhitungan seperti di atas, hasil distribusi perjalanan
barang antar kecamatan di Kota Tidore Kepulauan dapat dilihat
pada Tabel 4.22. Adapun gambar Desire Line Asal-Tujuan dapat
dilihat pada Gambar 4.6.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 22
Tabel 4.11. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(ton/tahun) Tahun 2013
Tujuan Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba
Selatan Oba Utara
Oba Tengah
Jumlah Asal
Tidore Selatan - 5.307 12.245 3.522 2.009 784 4.675 2.390 30.932
Tidore Utara 5.307 - 7.483 3.779 2.027 815 3.993 2.133 25.538
Tidore 12.245 7.483 - 6.879 2.942 1.135 7.592 3.751 42.027
Tidore Timur 3.522 3.779 6.879 - 1.169 456 2.697 1.383 19.883
Oba 2.009 2.027 2.942 1.169 - 1.094 2.452 1.497 13.191
Oba Selatan 784 815 1.135 456 1.094 - 896 533 5.713
Oba Utara 4.675 3.993 7.592 2.697 2.452 896 - 5.310 27.615
Oba Tengah 2.390 2.133 3.751 1.383 1.497 533 5.310 - 16.997
Jumlah 30.932 25.535 42.030 19.880 13.191 5.720 27.615 17.000 181.896
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4 - 23
Gambar 4.5 Desire Line Asal-Tujuan Perjalanan Barang Antar
Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 1
BAB 5
PERKIRAAN KONDISI MENDATANG
5.1. RENCANA PROYEK MP3EI
Dalam MP3EI ditetapkan bahwa Propinsi Maluku Utara merupakan
bagian dari Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku. Adapun
produksi unggulan dan investasi Nasional di koridor tersebut
khususnya di wilayah Propinsi Maluku Utara adalah pertambangan
nikel dan perikanan. Tabel 5.1 menunjukkan daftar investasi
infrastruktur yang teridentifikasi di koridor Papua-Maluku (MP3EI),
khususnya di wilayah Kota Ternate. Dari Tabel 5.1 menunjukkan
daftar investasi infrastruktur yang teridentifikasi di koridor Papua-
Maluku (MP3EI), khususnya di wilayah Kota Tidore Kepulauan.
Adapun peta lokasi proyek MP3EI di Kota Tidore Kepulauan dapat
dilihat pada Gambar 5.1.
Tabel 5.1. Daftar Investasi Infrastruktur yang Teridentifikasi di
Koridor Papua-Maluku, Khususnya di Wilayah Kota
Tidore Kepulauan
No Proyek MP3EI Nilai
Investasi (IDR Miliar)
Periode Mulai
Periode Selesai
Lokasi
1 Pembangunan Dermaga General Cargo m
Pelabuhan Sofifi
100 2011 2014 Sofifi, Kec. Oba Utara, Kota Tidore Kep.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 2
Gambar 5.1. Peta Lokasi Proyek MP3EI di Kota Tidore
Kepulauan
Pembangunan Dermaga General Cargo m Pelabuhan Sofifi Nilai Investasi Rp 100 M
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 3
5.2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)
KOTA TIDORE KEPULAUAN
5.2.1. Sasaran dan Arahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang PJP Kota Tidore Kepulauan 2005-2025
1) Mewujudkan Sumberdaya Manusia Berkualitas dan
Kehidupan Yang Damai
Kemajuan dan kemandirian sosial suatu daerah adalah
sejalan dengan tingkat kesejahteraan sosial masyarakat
daerah yang bersangkutan. Untuk itu, pembangunan
kesejahteraan sosial diarahkan kepada peningkatan
pelayanan dan rehabilitasi sosial,pemberdayaan
masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial
dan perlindungan sosial.
2) Mewujudkan Perekonomian Daerah Yang Tangguh dan
Berdaya Saing
Kemajuan dan kemandirian ekonomi Kota Tidore
Kepulauan pada masa depan masih diharpkan
bersumber dari sumbangan sektor pertanian sub sektor
perkebunan dan perikanan. Namun karena daerah ini
pada masa depan akan menjadi pusat pemerintahan
Provinsi Maluku Utara maka sumbangan sektor jasa dan
pelayanan umum lainnya akan menjadi andalan utama
perekonomian daerah.
3) Mewujudkan Pemerintahan Yang Baik Bersih dan
Demokratis
Masyarakat yang maju dan mandiri secara politik akan
melahirkan potret pemerintahan yang kuat dan kokoh.
Potret tersebut harus pertama kali datang dari
kepemimpinan pemerintahan di daerah. Dalam kerangka
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 4
itu, maka reformasi birokrasi pemerintah daerah dimulai
dari penerapan tata pemerintahan yang baik dan bersih
pada seluruh struktur pemerintahan daerah secara
disiplin dan sungguh-sungguh. Dan untuk menciptakan
kepemimpinan daerah yang berwibawa dan demokratis,
diperlukan pranata penegakan hukum dan penertiban
kehidupan sosial serta tatanan struktur dan mekanisme
politik yang stabil dan kondusif
4) Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban (Civility, al-
Madaniyah)
Keyakinan akan kemampuan diri sendiri muncul dari
kesadaran masyarakat tentang kekayaan nilai – nilai
tradisi dan kebudayaan yang tumbuh berkembang dan
lestari hingga saat ini. Nilai – nilai kebudayaan itu
memberi inspirasi dan daya tonjol psikologis bagi
kreatifitas dan daya inovasi masyarakat untuk
membangun daerahnya sendiri.
5.2.2. Tahapan dan Prioritas
o RPJM ke-1 (2006-2010)
RPJM ke-1 diarahkan untuk meningkatkan pelayanan
pendidikan dan kesehatan serta pembinaan
kesejahteraan sosial. Pengembangan kapasitas
pemerintah daerah terus ditingkatkan melalui peningkatan
kapasitas aparat pemerintah daerah, penataan struktur
dan aparatur, efisiensi dan efektifitas pelayanan birokrasi,
peningkatan koordinasi, perencanaan, pengendalian dan
pengawasan pembangunan.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 5
o RPJM ke-2 (2011-2015)
RPJM ke-2 diarahkan untuk meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan
Gender (IPG) melalui penataan kembali kehidupan sosial.
Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan,
peningkatan peran dan partisipasi kaum perempuan di
bidang politik dan pemerintahan diimbangi dengan
pemberian peran bagi ibu rumah tangga di pedesaan
yang berorientasi pada peningkatan produktifitas ekonomi
keluarga. Pengurangan tingkat kemiskinan dan
pengangguran terbuka melalui pemberdayaan ekonomi
desa dan penyediaan lapangan kerja baru.
o RPJM ke-3 (2016-2020)
RPJM ke-3 diarahkan untuk meningkatkan akselerasi
pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang,
dengan penekanan pada peningkatan daya saing daerah
dalam percaturan ekonomi dan politik global.
o RPJM ke-4 (2021-2025)
Pembangunan kesejahteraan sosial pada periode RPJM
ke-4 ditujukan bagi peningkatan prosentasi tamatan
Perguruan Tinggi yang memiliki kecakapan, ketrampilan
dan kemampuan sumberdaya manusia yang dibutuhkan
pembangunan daerah. Modernisasi sarana dan prasarana
pendidikan dan kesehatan yang lebih baik serta
ketersediaan sumberdaya pendidikan dan kesehatan di
daerah pedesaan, peningkatan taraf gizi dan
kesejahteraan ekonomi masyarakat, pemberdayaan
perempuan di desa dan Kota merupakan prasyarat
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia dan Indeks
Pemberdayaan Gender (IPG) yang lebih baik.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 6
5.2.3. Posisi dan Isu Strategis Pengembangan Kota Tidore
Kepulauan
1. Kota Tidore Kepulauan Lingkup Nasional
Kota Tidore Kepulauan dalam RTRW Nasional di klasifikasikan
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, berada di bawah Pusat
Kegiatan Nasional Ternate.
Tabel 5.2. Posisi Kota Tidore Kepulauan
Provinsi PKN PKW PKSN
MALUKU UTARA Ternate (I/C/1) Tidore (I/C/1) Daruba (I/A/2)
Tobelo (II/C/2)
Labuha (II/C/1)
Sanana (II/C/2)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tidore 2010 – 2030
Tidore Kepulauan merupakan kawasan kategori I/C/1, dengan
pengertian sebagai daerah revitalisasi dan percepatan
pengembangan Kota-Kota pusat pertumbuhan nasional untuk
sub kategori pengembangan/peningkatan fungsi.
2. Kota Tidore Kepulauan Lingkup Regional
Kedudukan Kota Tidore dalam lingkup regional Propivinsi
Maluku Utara dijelaskan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pada Peraturan Presiden Tentang RTR
Kepulauan Maluku mengenai Strategi Pengembangan
Sistem Pusat Permukiman di Kepulauan Maluku,
dijelaskan bahwa Kota Tidore merupakan Kota dengan
fungsi Kota PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) dengan
Jenis Pelayanan sebagai Pusat Pelayanan Tersier
Pemerintahan dan Perkebunan,
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 7
2. Menurut sistem Kawasan Andalan, Kota Tidore adalah
salah satu bagian dari Kawasan Andalan yang terdiri
dari Tidore, Ternate, Sidangoli, Sofifi, Weda dan
sekitarnya. Dengan sektor unggulan adalah
perkebunan, perikanan laut, industri, pertambangan
dan pariwisata,
3. Menurut sistem Kawasan Andalan Laut Halmahera dan
sekitarnya, Kota Tidore berbatasan dan berhubungan
erat serta merupakan bagian dari sistem tersebut,
4. Menurut Rencana Tata Ruang Provinsi Maluku, strategi
pengembangan Kota Tidore diarahkan sebagai Kota
yang berfungsi sebagai Pusat Pertumbuhan Wilayah
Propinsi yang berorientasi pada kegiatan pelayanan
sentra pengolahan hasil perkebunan, terutama
tanaman tahunan.
3. Isu Strategis Kota Tidore Kepulauan
Isu strategis jangka pendek Kota Tidore Kepulauan
1. Kualitas SDM yang Relatif Masih Rendah
Sumber daya manusia Kota Tidore Kepulauan
mempunyai kuantitas yang potensial menjadi tenaga
kerja. Namun kualitas sumber daya manusia Kota
Tidore Kepulauan relatif masih rendah untuk
pengembangan integrated farming dan integrated
tourism. Integrated farming membutuhkan sumber daya
manusia yang mumpuni untuk pengolahan sumber
daya alam yang melimpah dari hulu sampai hilir,
sedangkan integrated tourism membutuhkan sumber
daya manusia yang berketerampilan dalam membuka
peluang-peluang usaha.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 8
2. Besarnya Kawasan Lindung
Kota Tidore Kepulauan memiliki kawasan lindung yang
cukup luas karena keberadaan Kota Tidore Kepulauan
yang cukup unik yang mempunyai pegunungan dan
pantai dengan jarak yang dekat. Keberadaan kawasan
lindung harus mendapatkan perhatian utama dalam
rencana pola ruang karena kawasan lindung pada
dasarnya untuk melindungi kegiatan masyarakat dan
daerah hunian. Beberapa wilayah kawasan lindung
telah digunakan untuk daerah bermukim. Penanganan
yang dibutuhkan adalah menjadikan wilayah tersebut
berstatus quo yang tidak diperbolehkan dikembangkan
lagi.
3. Infrastruktur yang Belum Mencukupi
Kota Tidore Kepulauan telah memiliki kelengkapan
sarana prasarana penunjang kegiatan. Namun
ketersediaan infrastruktur tersebut tidak menjangkau
wilayah Kota Tidore Kepulauan secara keseluruhan
dan belum mengakomodasi kegiatan utama pertanian-
perkebuanan, pariwisata bahari, perikanan, jasa dan
perdagangan. Sarana-prasarana untuk menunjang
kegiatan utama ini yang harus didahulukan dalam
pembangunan.
4. Adanya wilayah di Kota Tidore Kepulauan yang
Menjadi IbuKota Provinsi (Kota Sofifi)
IbuKota provinsi yang direncanakan dipindahkan dari
Ternate ke Kota Sofifi mempengaruhi konstelasi tata
ruang Kota Tidore Kepulauan. Pulau Tidore sebagai
daerah perKotaan dan ibuKota perlu menyikapi agar
terus berkembang.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 9
Isu strategis jangka panjang Kota Tidore Kepulauan
1. Perkembangan penduduk yang melampaui daya dukung
di akhir tahun perencanaan pada beberapa wilayah
kecamatan
Pada akhir tahun perencanaan, diperkirakan
perkembangan jumlah penduduk akan melampaui daya
dukung. Sehingga perlu penanganan terhadap jumlah
penduduk dan distribusi penduduk.
2. Implikasi pengembangan ekonomi utama di masa yang
akan datang mengingat lahan pertanian/perkebunan
yang terbatas
Pengolahan lahan untuk area pertanian-perkebunan
sangat terbatas jika mengingat pertumbuhan penduduk
dan kebutuhan akan kegiatan budidaya permukiman.
Sehingga perlu dikembangkan perekonomian dari sektor
lainnya seperti perikanan, pariwisata, jasa dan
perdagangan yang dalam PDRB telah memberikan
kontribusi yang cukup berarti. Selain itu, pertanian-
perkebunan tetap akan menjadi sektor basis
perekonomian karena sumberdaya manusia di Kota
Tidore Kepulauan masih lebih banyak terserap pada
sektor tersebut.
3. Global Warming
Global warming atau pemanasan global adalah isu dunia
dan harus disikapi secara bijak. Global warming terjadi
dikarenakan semakin tingginya polusi udara dengan
semakin banyaknya perkerasan pada lahan budidaya
tanpa memperhatikan kelangsungan hidup hayati. Kota
Tidore Kepulauan sebagai bagian dari penduduk dunia
dan mempunyai kawasan lindung yang cukup luas perlu
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 10
menyikapi isu global warming dengan merencanakan
pada program pembangunan yang ramah lingkungan
dan menjaga keberlangsungan hidup makhluk hidup
lainnya.
5.3. MATRIK ASAL TUJUAN
Setelah dilakukan analisis terhadap beban lalulintas pada kondisi
saat ini, seperti terlihat pada bab 4. Sub bab. 4.7.1, kemudian
dilakukan analisis pembebanan terhadap kondisi yang akan
datang.
5.3.1. Skenario Pengembangan
Skenario pengembangan yang dilakukan adalah berdasar pada
investasi infrastruktur MP3EI yang berada di koridor Papua –
Maluku, berupa Pembangunan Dermaga General Cargo Pelabuhan
Sofifi.
Selain program yang dicanangkan dalam MP3EI, juga dilakukan
pembangunan pelabuhan di beberapa lokasi untuk menunjang
pengembangan ekonomi wilayah, seperti Pengembangan dan
peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan Payahe dan Loleo
sebagai pelabuhan yang melayani angkutan antar wilayah, studi
pemantapan fungsi pelabuhan Goto sebagai pelabuhan peti kemas
skala regional penyangga pelabuhan A-Yani, pengembangan
pelabuhan Gita sebagai pelabuhan skala regional dan penunjang
industry, pemantapan fungsi pelabuhan Loleo sebagai pelabuhan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 11
lokal dan pemantapan fungsi pelabuhan Rum sebagi pelabuhan
lokal yang menjadi penunjang Pelabuhan Soasio (GOTO).
Dalam pemodelan lalu lintas darat, skenario di atas
direpresentasikan dengan cara merubah Matriks Asal Tujuan
khusus pada lokasi-lokasi yang telah dideskripsikan di atas.
5.3.2. Matrik Asal Tujuan
Matrik Asal Tujuan (OD Matrix) Perjalanan merupakan matrik dua
dimensi yang menunjukkan pola dan besaran perjalanan dari titik
asal (origin) ke titik tujuan (destination), yang berisi bangkitan dan
tarikan (jumlah perjalanan dari tempat asal ke tempat tujuan) yang
berasal dari 8 zona yang mewakili pergerakan dan seluruhnya
diwakili oleh 8 kcamatan yang ada di Kota Tidore Kepulauan.
Dalam pemodelan Kota Tidore Kepulauan ini, Matrik Asal Tujuan
didapatkan dari generalisasi land use atau tata guna lahan, jumlah
penduduk, yang terdiri atas jumlah pekerja yang tinggal pada suatu
kawasan (origin) atau dikenal sebagai working residence (tempat
tinggal), yang kemudian melakukan perjalanan ke tempat
pekerjaan (destination), atau disebut sebagai jobs (pekerjaan).
Matrik Asal Tujuan di Kota Tidore Kepulauan Tahun 2014 sampai
dengan 2030 dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 12
Tabel 5.3. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(orang perjalanan/tahun) Tahun 2014
Tujuan Tidore
Selatan Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah Asal
Tidore Selatan 0 6.229 8903 3428 3897 1776 5656 3174 33063
Tidore Utara 6.229 0 8770 3780 4243 1945 5957 3373 34297
Tidore 8.903 8.770 0 5152 5528 2512 8190 4566 43621
Tidore Timur 3.428 3.780 5152 0 2270 1034 3291 1848 20803
Oba 3.897 4.243 5528 2270 0 1568 4104 2388 23998
Oba Selatan 1.776 1.945 2512 1034 1568 0 1846 1068 11749
Oba Utara 5.656 5.957 8190 3291 4104 1846 0 3770 32814
Oba Tengah 3.174 3.373 4566 1848 2388 1068 3770 0 20187
Jumlah 33.063 34.297 43621 20803 23998 11749 32814 20187 220,532
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 13
Tabel 5.4. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(orang perjalanan/tahun) Tahun 2015
Tujuan Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba
Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah
Asal
Tidore Selatan 0 6540 9348 3600 4091 1864 5939 3333 34715
Tidore Utara 6540 0 9208 3969 4455 2042 6254 3541 36009
Tidore 9348 9208 0 5410 5805 2637 8600 4795 45803
Tidore Timur 3600 3969 5410 0 2384 1086 3455 1940 21844
Oba 4091 4455 5805 2384 0 1646 4310 2507 25198
Oba Selatan 1864 2042 2637 1086 1646 0 1938 1121 12334
Oba Utara 5939 6254 8600 3455 4310 1938 0 3958 34454
Oba Tengah 3333 3541 4795 1940 2507 1121 3958 0 21195
Jumlah 34715 36009 45803 21844 25198 12334 34454 21195 231,552
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 14
Tabel 5.5. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(orang perjalanan/tahun) Tahun 2016
Tujuan Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah Asal
Tidore Selatan 0 6867 9816 3780 4296 1958 6236 3500 36453
Tidore Utara 6867 0 9668 4167 4678 2144 6567 3718 37809
Tidore 9816 9668 0 5680 6095 2769 9029 5035 48092
Tidore Timur 3780 4167 5680 0 2503 1140 3628 2037 22935
Oba 4296 4678 6095 2503 0 1728 4525 2632 26457
Oba Selatan 1958 2144 2769 1140 1728 0 2035 1177 12951
Oba Utara 6236 6567 9029 3628 4525 2035 0 4156 36176
Oba Tengah 3500 3718 5035 2037 2632 1177 4156 0 22255
Jumlah 36453 37809 48092 22935 26457 12951 36176 22255 243,128
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 15
Tabel 5.6. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(orang perjalanan/tahun) Tahun 2017
Tujuan Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah Asal
Tidore Selatan 0 7210 10306 3969 4511 2055 6548 3674 38273
Tidore Utara 7210 0 10152 4376 4912 2251 6896 3904 39701
Tidore 10306 10152 0 5964 6400 2907 9481 5286 50496
Tidore Timur 3969 4376 5964 0 2628 1197 3809 2139 24082
Oba 4511 4912 6400 2628 0 1815 4751 2764 27781
Oba Selatan 2055 2251 2907 1197 1815 0 2137 1236 13598
Oba Utara 6548 6896 9481 3809 4751 2137 0 4364 37986
Oba Tengah 3674 3904 5286 2139 2764 1236 4364 0 23367
Jumlah 38273 39701 50496 24082 27781 13598 37986 23367 255,284
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 16
Tabel 5.7. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(orang perjalanan/tahun) Tahun 2018
Tujuan Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah Asal
Tidore Selatan 0 7571 10822 4167 4736 2158 6875 3858 40187
Tidore Utara 7571 0 10660 4595 5157 2364 7240 4099 41686
Tidore 10822 10660 0 6263 6720 3053 9955 5551 53024
Tidore Timur 4167 4595 6263 0 2759 1257 4000 2246 25287
Oba 4736 5157 6720 2759 0 1905 4989 2902 29168
Oba Selatan 2158 2364 3053 1257 1905 0 2244 1298 14279
Oba Utara 6875 7240 9955 4000 4989 2244 0 4582 39885
Oba Tengah 3858 4099 5551 2246 2902 1298 4582 0 24536
Jumlah 40187 41686 53024 25287 29168 14279 39885 24536 268,052
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 17
Tabel 5.8. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(orang perjalanan/tahun) Tahun 2019
Tujuan Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah Asal
Tidore Selatan 0 7949 11363 4375 4973 2266 7219 4051 42196
Tidore Utara 7949 0 11192 4824 5415 2482 7602 4304 43768
Tidore 11363 11192 0 6576 7056 3206 10453 5828 55674
Tidore Timur 4375 4824 6576 0 2897 1320 4200 2359 26551
Oba 4973 5415 7056 2897 0 2001 5238 3047 30627
Oba Selatan 2266 2482 3206 1320 2001 0 2356 1363 14994
Oba Utara 7219 7602 10453 4200 5238 2356 0 4811 41879
Oba Tengah 4051 4304 5828 2359 3047 1363 4811 0 25763
Jumlah 42196 43768 55674 26551 30627 14994 41879 25763 281,452
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 18
Tabel 5.9. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(orang perjalanan/tahun) Tahun 2025
TUJUAN Tidore
Selatan Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah ASAL
Tidore Selatan 0 10653 15227 5863 6664 3037 9674 5429 56547
Tidore Utara 10653 0 14999 6465 7257 3326 10188 5768 58656
Tidore 15227 14999 0 8812 9455 4296 14008 7810 74607
Tidore Timur 5863 6465 8812 0 3883 1769 5628 3161 35581
Oba 6664 7257 9455 3883 0 2681 7020 4084 41044
Oba Selatan 3037 3326 4296 1769 2681 0 3157 1826 20092
Oba Utara 9674 10188 14008 5628 7020 3157 0 6447 56122
Oba Tengah 5429 5768 7810 3161 4084 1826 6447 0 34525
Jumlah 56547 58656 74607 35581 41044 20092 56122 34525 377,174
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 19
Tabel 5.10. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(orang perjalanan/tahun) Tahun 2030
TUJUAN Tidore
Selatan Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah ASAL
Tidore Selatan 0 13596 19434 7483 8506 3876 12347 6929 72171
Tidore Utara 13596 0 19143 8251 9262 4245 13003 7362 74862
Tidore 19434 19143 0 11247 12067 5483 17878 9968 95220
Tidore Timur 7483 8251 11247 0 4955 2258 7183 4034 45411
Oba 8506 9262 12067 4955 0 3422 8959 5212 52383
Oba Selatan 3876 4245 5483 2258 3422 0 4029 2331 25644
Oba Utara 12347 13003 17878 7183 8959 4029 0 8228 71627
Oba Tengah 6929 7362 9968 4034 5212 2331 8228 0 44064
Jumlah 72171 74862 95220 45411 52383 25644 71627 44064 481,382
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 20
Tabel 4.1. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(ton/tahun) Tahun 2014
TUJUAN Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah ASAL
Tidore Selatan 0 5838 13470 3874 2210 862 5143 2629 34026
Tidore Utara 5838 0 8231 4157 2230 897 4392 2346 28091
Tidore 13470 8231 0 7567 3236 1249 8351 4126 46230
Tidore Timur 3874 4157 7567 0 1286 502 2967 1521 21874
Oba 2210 2230 3236 1286 0 1203 2697 1647 14509
Oba Selatan 862 897 1249 502 1203 0 986 586 6285
Oba Utara 5143 4392 8351 2967 2697 986 0 5841 30377
Oba Tengah 2629 2346 4126 1521 1647 586 5841 0 18696
Jumlah 34026 28091 46230 21874 14509 6285 30377 18696 200,088
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 21
Tabel 4.2. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(ton/tahun) Tahun 2015
TUJUAN Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah ASAL
Tidore Selatan 0 6421 14816 4262 2431 949 5657 2892 37428
Tidore Utara 6421 0 9054 4573 2453 986 4832 2581 30900
Tidore 14816 9054 0 8324 3560 1373 9186 4539 50852
Tidore Timur 4262 4573 8324 0 1414 552 3263 1673 24061
Oba 2431 2453 3560 1414 0 1324 2967 1811 15960
Oba Selatan 949 986 1373 552 1324 0 1084 645 6913
Oba Utara 5657 4832 9186 3263 2967 1084 0 6425 33414
Oba Tengah 2892 2581 4539 1673 1811 645 6425 0 20566
Jumlah 37428 30900 50852 24061 15960 6913 33414 20566 220,094
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 22
Tabel 4.3. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(ton/tahun) Tahun 2016
TUJUAN Tidore
Selatan Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah ASAL
Tidore Selatan 0 7064 16298 4688 2674 1044 6222 3181 41171
Tidore Utara 7064 0 9960 5030 2698 1085 5315 2839 33991
Tidore 16298 9960 0 9156 3916 1511 10105 4993 55939
Tidore Timur 4688 5030 9156 0 1556 607 3590 1841 26468
Oba 2674 2698 3916 1556 0 1456 3264 1993 17557
Oba Selatan 1044 1085 1511 607 1456 0 1193 709 7605
Oba Utara 6222 5315 10105 3590 3264 1193 0 7068 36757
Oba Tengah 3181 2839 4993 1841 1993 709 7068 0 22624
Jumlah 41171 33991 55939 26468 17557 7605 36757 22624 242,112
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 23
Tabel 4.4. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(ton/tahun) Tahun 2017
TUJUAN Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah ASAL
Tidore Selatan 0 7770 17928 5157 2941 1148 6845 3499 45288
Tidore Utara 7770 0 10956 5533 2968 1193 5846 3123 37389
Tidore 17928 10956 0 10072 4307 1662 11115 5492 61532
Tidore Timur 5157 5533 10072 0 1712 668 3949 2025 29116
Oba 2941 2968 4307 1712 0 1602 3590 2192 19312
Oba Selatan 1148 1193 1662 668 1602 0 1312 780 8365
Oba Utara 6845 5846 11115 3949 3590 1312 0 7774 40431
Oba Tengah 3499 3123 5492 2025 2192 780 7774 0 24885
Jumlah 45288 37389 61532 29116 19312 8365 40431 24885 266,318
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 24
Tabel 4.5. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(ton/tahun) Tahun 2018
TUJUAN Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah ASAL
Tidore Selatan 0 8547 19721 5672 3236 1263 7529 3849 49817
Tidore Utara 8547 0 12051 6086 3265 1313 6431 3435 41128
Tidore 19721 12051 0 11079 4738 1828 12227 6041 67685
Tidore Timur 5672 6086 11079 0 1883 734 4344 2227 32025
Oba 3236 3265 4738 1883 0 1762 3949 2411 21244
Oba Selatan 1263 1313 1828 734 1762 0 1443 858 9201
Oba Utara 7529 6431 12227 4344 3949 1443 0 8552 44475
Oba Tengah 3849 3435 6041 2227 2411 858 8552 0 27373
Jumlah 49817 41128 67685 32025 21244 9201 44475 27373 292,948
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 25
Tabel 4.6. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(ton/tahun) Tahun 2019
TUJUAN Tidore
Selatan Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah ASAL
Tidore Selatan 0 9402 21693 6239 3559 1389 8282 4234 54798
Tidore Utara 9402 0 13257 6695 3591 1444 7074 3779 45242
Tidore 21693 13257 0 12187 5212 2011 13450 6645 74455
Tidore Timur 6239 6695 12187 0 2071 808 4778 2450 35228
Oba 3559 3591 5212 2071 0 1938 4344 2652 23367
Oba Selatan 1389 1444 2011 808 1938 0 1587 944 10121
Oba Utara 8282 7074 13450 4778 4344 1587 0 9407 48922
Oba Tengah 4234 3779 6645 2450 2652 944 9407 0 30111
Jumlah 54798 45242 74455 35228 23367 10121 48922 30111 322,244
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 26
Tabel 4.7. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(ton/tahun) Tahun 2025
TUJUAN Tidore
Selatan Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah ASAL
Tidore Selatan 0 16656 38430 11054 6305 2461 14672 7501 97079
Tidore Utara 16656 0 23485 11860 6362 2558 12532 6694 80147
Tidore 38430 23485 0 21589 9233 3562 23827 11772 131898
Tidore Timur 11054 11860 21589 0 3669 1431 8464 4340 62407
Oba 6305 6362 9233 3669 0 3433 7695 4698 41395
Oba Selatan 2461 2558 3562 1431 3433 0 2812 1673 17930
Oba Utara 14672 12532 23827 8464 7695 2812 0 16665 86667
Oba Tengah 7501 6694 11772 4340 4698 1673 16665 0 53343
Jumlah 97079 80147 131898 62407 41395 17930 86667 53343 570,866
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5 - 27
Tabel 4.8. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kota Tidore Kepulauan
(ton/tahun) Tahun 2030
TUJUAN Tidore
Selatan Tidore Utara
Tidore Tidore Timur
Oba Oba Selatan Oba Utara Oba Tengah Jumlah ASAL
Tidore Selatan 0 26.824 61892 17802 10154 3.963 23.630 12.080 156.345
Tidore Utara 26824 0 37823 19101 10245 4.119 20.182 10.781 129.075
Tidore 61892 37.823 0 34770 14870 5.737 38.374 18.959 212.425
Tidore Timur 17802 19.101 34770 0 5909 2.305 13.632 6.990 100.509
Oba 10154 10.245 14870 5909 0 5.530 12.394 7.567 66.669
Oba Selatan 3963 4.119 5737 2305 5530 0 4.529 2.694 28.877
Oba Utara 23630 20.182 38374 13632 12394 4.529 0 26.839 139.580
Oba Tengah 12080 10.781 18959 6990 7567 2.694 26.839 0 85.910
Jumlah 156345 129075 212425 100509 66669 28.877 139.580 85.910 919.390
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 1
BAB 6
ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN
6.1. RENCANA SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
Kota Tidore Kepulauan merupakan bagian dari gugusan pulau di
Kepulauan Maluku. Sarana perhubungan yang telah ada di Kota
Tidore Kepulauan antara lain perhubungan darat dan perhubungan
laut. Baik perhubungan darat maupun perhubungan laut sangat
berperan penting dalam bidang ekonomi, budaya, lingkungan
hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta untuk kemakmuran
rakyat. Hal tersebut dikarenakan dengan perhubungan yang baik
maka dapat meningkatkan mobilitas penduduk antar wilayah untuk
dapat mengakses suatu layanan tertentu. Selain itu, perhubungan
tersebut dapat berperan sebagai prasarana distrlbusl barang dan
jasa.
6.3.1. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling
menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan
wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu
hubungan hierarkis. Sistem Jaringan Jalan di Kota Tidore
Kepulauan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem
jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer tersebut
meliputi jaringan jalan trans Halmahera yang melayani pergerakan
antar wilayah di Provinsi Maluku Utara. Kondisi Jaringan Jalan
primer di Kota Tidore Kepulauan sudah dalam keadaan baik.
Sistem jaringan jalan sekunder meliputi jaringan jalan yang
menghubungkan tiap pusat kegiatan di wilayah Kota Tidore
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 2
Kepulauan. Kondisi jaringan jalan sekunder di Kota Tidore
Kepulauan sudah dalam keadaan baik namun masih terdapat
jaringan jalan yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki.
Panjang jalan di Kota Tidore Kepulauan terdiri dari:
Jalan provinsi sepanjang 251 km, yang terdiri dari 237 km jalan
beraspal dan 14 km jalan tidak beraspal/tanah.
Jalan kabupaten/kota sepanjang 250.51 km, yang terdiri dari
216,23 km jalan beraspal dan 11,2 km jalan sirtu, serta 23,08
km jalan tanah.
Kondisi jalan di Kota Tidore Kepulauan bervariasi dari yang masih
berbatu dan jalan tanah yang dalam kondisi buruk sampai dengan
kondisi baik. Kondisi jalan tanah yang sudah baik mempunyai lebar
dan keadaan jalan yang layak untuk digunakan. Sedangkan jalan
lainnya yang beraspal ada yang lastasir (lapis tipis aspal pasir) dan
ada yang beraspal.
Sehingga rencana untuk pengembangan Jaringan Jalan di Kota
Tidore Kepulauan adalah:
1) Perbaikan untuk jalan dalam kondisi rusak berat menjadi
kondisi baik dengan fasilitas pelengkap antara lain drainase,
trotoar, jalur hijau, penerang jalan dan rambu-rambu lalu lintas.
2) Perbaikan jalan dari kondisi jalan sedang menjadi baik dengan
fasilitas pelengkap antara lain drainase, trotoar, jalur hijau,
penerang jalan dan rambu-rambu lalu lintas.
3) Meneruskan pembuatan jalan di Pulau Tidore yang
menghubungkan lokasi-lokasi pariwisata terutama ruas jalan:
Gamtufkange - Gurabunga - Jaya - Afa-afa - Mareku.
Dowora - Kalaodi- Fabaharu - Ome.
Jaya - Fabaharu.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 3
Jalan atas penghubung dari Tuguiha (Tidore Selatan) -
Tidore Timur.
Jalan penghubung Tidore (Dowora - Tidore Timur
(Mafututu) - Tidore
Utara (Rum).
4) Pembuatan jalan lokal sekunder baru di wilayah Kota Tidore
Kepulauan bagian Pulau Halmahera dengan tujuan sebagai
pengontrol perkembangan kawasan budidaya yang pada
perkembangannya dapat berubah menjadi jalan kolektor
sekunder. Ruas jalan yang dimaksud adalah ruas jalan yang
menghubungkan Guraping (Oba Utara) - Loleo (Oba Tengah) -
Yehu (Oba Tengah) - Gilatua (Oba).
6.3.2. Rencana Pengembangan Sarana Transportasi Darat
Pendekatan perencanaan desain jarhgan transportasi lokal pada
suatu kawasan harus mempertimbangkan konsep perencanaan
pengembangan lingkungan yang berorientasi transit (Tronsit-
Oriented Development - TOD). Secara umum konsep ini
menetapkan adanya desain suatu pusat lingkungan yang memiliki
beragam kegiatan sebagai sarana lingkungan yang sekaligus juga
merupakan pusat kegiatan pergerakan transit lokal baik antar moda
transit yang sama maupun dengan berbagai moda transit yang
berbeda, dengan mempertimbangkan aspek jangkauan
kenyamanan berjalan kaki sebagai orientasi utamanya.
Pendekatan desain pada konsep inl tidak hanya menyangkut
desain sistem transportasi (dalam hal ini sistem transit) saja,
melainkan juga akan terkait dengan bagaimana alokasi dan
penataan berbagai elemen rancangan ruang kota yang lain, seperti
peruntukan lahan, intensitas pemanfaatan lahan, tata bangunan,
ruang terbuka dan tata hijau, sistem sirkulasi dan penghubung, dan
lain sebagainya.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 4
Beberapa prinsip umum pada konsep perencanaan lingkungan
yang berorientasi transit (TOD) ini adalah:
1) Pendekatan perencanaan berskala regional yang
mengutamakan kekompakan dengan penataan kegiatan
transit.
2) Perencanaan yang menempatkan sarana lingkungan
dengan peruntukan beragam dan campuran pada area
pusat lingkungan dan pusat transit ini.
3) Pembentukan lingkungan yang sangat mendukung /
'ramah' bagi pejalan kaki.
4) Perencanaan desain yang mempertahankan area
cadangan terutama area hijau.
5) Pendekatan desain dengan mengutamakan kenyamanan
kehidupan pada ruang publik dan pusat lingkungan
bersama selain pada ruang privat.
6) Pengembangan yang mampu memicu / mendorong
pembangunan area sekitar pusat transit baik berupa
pembangunan penyisipan, revitalisasi maupun bentuk
penataan / perencanaan lain.
Moda transportasi di Kota Tidore Kepulauan angkutan darat di Kota
Tidore Kepulauan terdiri dari mobil carter, angkutan umum, ojek
dan becak motor. Di Kota Tidore Kepulauan terdapat 4 (empat)
buah terminal, 2 (dua) diantaranya berada di Pulau Tidore yaitu di
Soasio dan Rum. Dua lainnya berada di Pulau Halmahera yaitu di
Gita dan Sofifi. Masing - masing terminal terletak berdekatan
dengan pelabuhan.
Oleh karena itu, maka rencana pengembangan sarana transportasi
antara lain:
1) Peningkatan dan perbaikan terminal di Sofifi menjadi
terminal tipe B yang berfungsi melayani angkutan antar kota
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 5
dalam Provinsi Maluku Utara. Luas terminal tipe B sebesar 2
Ha.
2) Peningkatan dan perbalkan terminal di Gita menJadi
terminal tipe C yang berfungsi melayani angkutan di dalam
Kota Tidore Kepulauan terutama sebagai transit ke wilayah
Selatan dan sebagai transit ke dan dari Halmahera Barat.
3) Perbaikan terminal di Soasio sebagai terminal tipe C agar
dapat maksimal dalam pelayanan angkutan dalam perkotaan
di Pulau Tidore.
4) Perbaikan sub terminal di Rum (Tidore Utara).
5) Pembangunan sub terminal di setiap pelabuhan baik
regional maupun lokal terutama di pelabuhan Gurabati
(Tidore selatan), Mafututu (Tidore Timur), Loleo (Oba
Tengah|, Gita (Oba), Lifofa (Oba Selatan).
6) Untuk pelayanan di dalam perkotaan disediakan halte bus.
Lokasi halte ditempatkan pada titik pergantian moda lainnya
seperti pelabuhan kecil dan tempat mangkal ojek dan becak
motor. Fasilitas penunjang antara lain: peta jalur perjalanan
dan tarif, tempat tunggu, tong sampah.
7) Setiap terminal tipe B dan tipe C dilengkapi dengan fasilitas
pendukung antara lain:
Jalur pemberangkatan dan kedatangan kendaraan
umum.
Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu
keberangkatan, termasuk di dalamnya tempat tunggu
dan tempat istirahat kendaraan umum.
Bangunan kantor terminal, menara pengawas dan loket
penjualan karcis
Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 6
Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-
kurangnya memuat petunjuk jurusan dan peta, tarif dan
jadwal perjalanan.
Pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau ojek dan
becak motor.
8) Sub terminal minimal dilengkapi dengan fasilitas penunjang
antara lain: loket penjulan karcis, ruang tunggu, parkir dan
petunjuk jurusan dan peta, taris dan jadwal perjalanan.
6.1.3 Rencana Pengembangan Sarana Transportasi Laut
Keberadaan transportasl laut sangat penting bagl penunjang
pergerakan penduduk dan kegiatan di Kota Tidore Kepulauan.
Pergerakan melalui jalur laut pada kondisi saat ini dapat dirinci
sebagai berikut:
1) Pergerakan transportasi laut intensitas paling padat
dilakukan antara Rum - Ternate.
2) Pergerakan transportasi laut intensitas paling padat dalam
Kota Tidore Kepulauan dilakukan antara Soasio - Sofifi.
3) Pergerakan transportasi laut intensltas sedang dalam Kota
Tidore Kepulauan dilakukan antara Soasio - Gita
(Kecamatan Oba).
4) Pergerakan laut lainnya dilakukan darl setiap masing-masing
pelabuhan dengan intensitas yang sangat kecil dan
dilakukan secara spontan.
Dengan melihat pergerakan laut eksisting keberadaan pelabuhan
dan rencana pengembangan wilayah Kota Tidore Kepulauan, maka
direncanakan sistem penyeberangan transportasi laut sebagai
berikut:
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 7
Tabel 6.1. Rencana Sistem Trayek Penyeberangen
Transportasi Laut
Kategori Trayek
Penyeberangan Menghubungkan Intensitas Keterangan
Trayek Utama
Rum - Ternate
Besar
Sofifi - Ternate PKW -
PKW/PKLW Soasio (Goto) - Sofifi
Soasio (Goto) - Glta
Trayek
Pengumpan
Rum - Sofift
Sedang
PKW - PKL
Glta - Sofifi PKW - PKL
Rum - P. Maitara
Gurabati – P. Mare
Maidi - Gita
Lola - Sofifi (Goto)
Rum - Gurabati IKK - IKK
Gurabati - Loleo
Gurabati - Gita
Trayek Perintis
Trayek Perintls Ufofa
- Maidi Kecil
Lola - P. Woda
Sesuai
permintaan
Menghubungkan
pelabuhan
dengan lokasi
wisata
6.2 INVENTARISASI RENCANA PROYEK MP3EI DAN
PEMBANGUNAN DAERAH KOTA TIDORE KEPULAUAN
Inventarisasi Rencana Proyek MP3EI dan Pembangunan Daerah
Kota Tidore Kepulauan mencakup: Sistem Prasarana Transportasi
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 8
Darat; Sistem Prasarana Transportasi Laut; dan Sistem Prasarana
Transportasi Udara.
Secara rinci, Inventarisasi Rencana Proyek MP3EI dan
Pembangunan Daerah Kota Ternate ditunjukkan oleh Tabel 6.5.
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 9
Tabel 6.2. Inventarisasi Rencana Proyek MP3EI dan Pembangunan Daerah Kota Tidore Kepulauan
No Rencana Proyek MP3EI
dan Pembangunan Daerah
Lokasi Besaran Satuan
Harga Satuan
Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan
Sumber
Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
2014-2015
2015 – 2020 2020 – 2025 2025 – 2030
I II I II III IV V I II III IV V I II III IV V
Sistem Prasarana Transportasi Darat
- Perbaikan jalan lingkar Pulau Tidore dengan menambah drainase, prasarana pejalan kaki selebar 2,5 m, serta RTH/Jalur Hijau, juga penerangan jalan
Kecamatan Tidore,
Kecamatan TIdore Selatan,
Kecamatan Tidore Utara,
Kecamatan Tidore Timur
1 Paket 172.000,- /
m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
- Pembangunan dan peningkatan jaringan jalan yang menghubungkan Gamtufkange – Gurabunga – Jaya – Afa-afa – Mareku dengan dilengkapi bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan
Kecamatan Tidore,
Kecamatan TIdore Selatan,
Kecamatan Tidore Utara,
1 172.000,- /
m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 10
No Rencana Proyek MP3EI
dan Pembangunan Daerah
Lokasi Besaran Satuan
Harga Satuan
Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan
Sumber
Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
2014-2015
2015 – 2020 2020 – 2025 2025 – 2030
I II I II III IV V I II III IV V I II III IV V
juga prasarana pejalan kaki selebar 2,5m
- Pembangunan dan peningkatan jaringan jalan yang menghubungkan Dowora – Kalaodi – Fabaharu – Ome dengan dilengkapi bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 2,5m
Kecamatan Tidore,
Kecamatan TIdore Selatan,
Kecamatan Tidore Utara,
Kecamatan Tidore Timur
1 172.000, - /
m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
- Pembangunan dan peningkatan jaringan jalan yang menghubungkan Jaya – Fabaharu dengan dilengkapi bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 2,5m
Kecamatan Tidore,
Kecamatan Tidore Utara,
1 172.000, - /
m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 11
No Rencana Proyek MP3EI
dan Pembangunan Daerah
Lokasi Besaran Satuan
Harga Satuan
Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan
Sumber
Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
2014-2015
2015 – 2020 2020 – 2025 2025 – 2030
I II I II III IV V I II III IV V I II III IV V
- Pembangunan dan peningkatan jaringan Jalan atas penghubung dari Tuguiha – Tidore Timur dengan dilengkapi bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 2,5m
TIdore Selatan,
Tidore Timur
1 172.000, - /
m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
- Perbaikan jaringan jalan yang menghubungkan Soasio - Ibukota Desa dengan perkerasan aspal, bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, penerangan jalan serta prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
Tidore 1 172.000, - /
m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
- Perbaikan jaringan jalan yang menghubungkan Gurabati - Ibukota Desa dengan perkerasan aspal, bahu jalan,
Tidore Selatan 1 Paket 172.000, - /
m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 12
No Rencana Proyek MP3EI
dan Pembangunan Daerah
Lokasi Besaran Satuan
Harga Satuan
Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan
Sumber
Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
2014-2015
2015 – 2020 2020 – 2025 2025 – 2030
I II I II III IV V I II III IV V I II III IV V
drainase, RTH/Jalur Hijau, penerangan jalan serta prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
- Perbaikan jaringan jalan yang menghubungkan Rum - Ibukota Desa dengan perkerasan aspal, bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, penerangan jalan serta prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
Tidore Utara 1 Paket 172.000, - /
m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
- Perbaikan jaringan jalan yang menghubungkan Tosa - Ibukota Desa dengan perkerasan aspal, bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, penerangan jalan serta prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
Tidore Timur 1 Paket 172.000, - /
m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
- Pengembangan dan peningkatan jaringan
Oba Utara,
Oba Tengah, 1 Paket
172.000, - / m2
APBD
Prov / APBD
DPU Kota Tidorea Kepulauan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 13
No Rencana Proyek MP3EI
dan Pembangunan Daerah
Lokasi Besaran Satuan
Harga Satuan
Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan
Sumber
Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
2014-2015
2015 – 2020 2020 – 2025 2025 – 2030
I II I II III IV V I II III IV V I II III IV V
jalan Trans Halmahera yaitu ruas jalan Payahe-Weda, Akelamo-Payahe, Sp. Dodinga-Akelamo dengan dilengkapi bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 3 m
Oba,
Oba Selatan
Kota
- Pengembangan dan peningkatan jaringan jalan Sofifi - Ibukota Desa dengan dilengkapi bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
Oba Utara 1 Paket 172.000, - /
m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
- Pengembangan dan peningkatan jaringan jalan Loleo - Ibukota Desa dengan dilengkapi bahu jalan, drainase,
Oba Tengah 1 Paket 172.000, - /
m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 14
No Rencana Proyek MP3EI
dan Pembangunan Daerah
Lokasi Besaran Satuan
Harga Satuan
Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan
Sumber
Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
2014-2015
2015 – 2020 2020 – 2025 2025 – 2030
I II I II III IV V I II III IV V I II III IV V
RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
- Pengembangan dan peningkatan jaringan jalan Payahe - Lifofa dengan dilengkapi bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
Oba, Oba Selatan
1 Paket 172.000, - /
m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
- Pengembangan dan peningkatan jaringan Payahe - Ibukota Desa dengan dilengkapi bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
Oba 1 Paket 172.000, - /
m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
- Pengembangan dan peningkatan jaringan
Oba Selatan 1 Paket 172.000, - /
m2
APBD Prov / APBD
DPU Kota Tidorea Kepulauan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 15
No Rencana Proyek MP3EI
dan Pembangunan Daerah
Lokasi Besaran Satuan
Harga Satuan
Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan
Sumber
Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
2014-2015
2015 – 2020 2020 – 2025 2025 – 2030
I II I II III IV V I II III IV V I II III IV V
jalan Lifofa - Ibukota Desa dengan dilengkapi bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
Kota
- Pengembangan dan peningkatan jaringan jalan Guraping – Loleo – Yehu – Gilatua dengan dilengkapi bahu jalan, drainase, RTH/Jalur Hijau, serta penerangan jalan dan juga prasarana pejalan kaki selebar 1,5 m
Oba Utara,
Oba Tengah,
Oba
1 Paket 172.000, - /
m2
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Tidorea Kepulauan
- Peningkatan dan perbaikan terminal di Sofifi menjadi terminal tipe B,
Kecamatan Oba Utara
1 Paket 2.750.000,-
/m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Peningkatan dan perbalkan terminal di
Kecamatan Oba
1 Paket 2.750.000,-
/m2
APBD Prov / APBD
Dinas Perhubungan Tidorea
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 16
No Rencana Proyek MP3EI
dan Pembangunan Daerah
Lokasi Besaran Satuan
Harga Satuan
Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan
Sumber
Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
2014-2015
2015 – 2020 2020 – 2025 2025 – 2030
I II I II III IV V I II III IV V I II III IV V
Gita menjadi terminal tipe C,
Kota Kepulauan
- Pengembangan
Terminal Sari Malaha Goto
Kecamatan Tidore
1 Paket 2.750.000,-
/m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Peningkatan fungsi terminal Soasio sebagai terminal tipe C dan subterminal
Kecamatan Tidore
1 Paket 2.750.000,-
/m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Perbaikan sub terminal
di Rum Kecamatan Tidore Utara
1 Paket 2.750.000,-
/m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Pembangunan sub terminal di setiap pelabuhan baik regional maupun lokal terutama di pelabuhan Gurabati (Tidore selatan), Mafututu (Tidore Timur), Loleo (Oba Tengah), Gita (Oba), Lifofa (Oba Selatan).
Kecamatan Tidore Selatan,
Kecamatan Tidore Timur,
Kecamatan Oba Tengah,
Kecamatan Oba,
Kecamatan
5 Paket 2.750.000,-
/m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 17
No Rencana Proyek MP3EI
dan Pembangunan Daerah
Lokasi Besaran Satuan
Harga Satuan
Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan
Sumber
Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
2014-2015
2015 – 2020 2020 – 2025 2025 – 2030
I II I II III IV V I II III IV V I II III IV V
Oba Selatan,
- Penataan trayek
angkutan penumpang di Pulau Halmahera
Kecamatan Oba Utara,
Kecamatan Oba Tengah,
Kecamatan Oba, dan
Kecamatan Oba Selatan
1 Paket 400.000,-
/Paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Penataan trayek
angkutan penumpang di Pulau Tidore
Kecamatan Tidore Timur,
Kecamatan Tidore Utara,
Kecamatan Tidore,
Kecamatan Tidore Selatan
1 Paket 400.000,-
/Paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Studi perbaikan
angkutan umum massal
Wilayah Kota Tidore Kepulauan
1 Paket 400.000,-
/Paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Kajian mengenai pembangunan jembatan
Kecamatan Tidore Utara –
1 Paket 400.000,-
/Paket
APBD Prov / APBD
Dinas Perhubungan Tidorea
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 18
No Rencana Proyek MP3EI
dan Pembangunan Daerah
Lokasi Besaran Satuan
Harga Satuan
Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan
Sumber
Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
2014-2015
2015 – 2020 2020 – 2025 2025 – 2030
I II I II III IV V I II III IV V I II III IV V
Rum – Ternate Ternate Kota Kepulauan
- Studi pengembangan
angkutan wisata alam dan wisata budaya
Kota Tidore Kepulauan
1 Paket 400.000,-
/Paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Pengaturan sistem trayek angkutan umum yang lebih baik serta pengaturan rute angkutan barang pada jalur khusus yang tidak menghambat lalu lintas di pusat kota
Tidore,
Tidore TImur,
Oba Utara,
Oba
1 Paket 400.000,-
/Paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Pengembangan sarana angkutan yang lebih efisien dan menjangkau ke semua kawasan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan pengembangan kawasan
Semua kecamatan (2 Pulau)
2 Paket 400.000,-
/Paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Penyediaan prasarana
sub terminal baru untuk memberikan pelayanan
Tidore Selatan,
Tidore Timur,
5 Paket 400.000,-
/Paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 19
No Rencana Proyek MP3EI
dan Pembangunan Daerah
Lokasi Besaran Satuan
Harga Satuan
Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan
Sumber
Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
2014-2015
2015 – 2020 2020 – 2025 2025 – 2030
I II I II III IV V I II III IV V I II III IV V
dalam bidang angkutan umum serta untuk mengakses pusat-pusat pertumbuhan baru
Oba,
Oba Tengah,
Oba Selatan
- Pengadaan halte yang mampu melayani penumpang untuk berganti moda atau pun berganti jurusan atau rute angkutan
Semua kecamatan(2 Pulau)
2 Paket 1.500.000,-
/m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Studi kajian penambahan kapasitas dan frekuensi moda angkutan penyeberangan;
Wilayah Kota Tidore Kepulauan
1 Paket 400.000,-
/Paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
Sistem Prasarana Transportasi Laut
- Pembangunan Dermaga General Cargo Pelabuhan SOFIFI (MP3EI)
Kecamatan Oba Utara
1 Paket 100 M /
Paket
APBD Prov / APBD Kota
PELINDO/ Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Pengembangan dan
peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan
Kecamatan Oba,
2 Paket 2.750.000,-
/m2
APBD Prov / APBD
Dinas Perhubungan Tidorea
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 20
No Rencana Proyek MP3EI
dan Pembangunan Daerah
Lokasi Besaran Satuan
Harga Satuan
Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan
Sumber
Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
2014-2015
2015 – 2020 2020 – 2025 2025 – 2030
I II I II III IV V I II III IV V I II III IV V
Payahe dan Loleo sebagai pelabuhan yang melayani angkutan antar wilayah.
Kecamatan Oba Tengah
Kota Kepulauan
- Studi Pemantapan fungsi pelabuhan Goto sebagai pelabuhan peti kemas skala regional penyangga pelabuhan A-Yani
Kecamatan Tidore
1 Paket 350.000,-
/paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Penyediaan prasarana pergudangan untuk memenuhi perpindahan arus barang melalui pelabuhan.
Pelabuhan Goto,
Pelabuhan Rum, dan
Pelabuhan Sofifi
3 Paket 2.750.000,-
/m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Pengembangan fasilitas pelabuhan yang terpisah antara penumpang dan barang dengan dilengkapi fasilitas penunjang yang mencukupi.
Pelabuhan Goto,
Pelabuhan Rum dan
Pelabuhan Sofifi
3 Paket 17.000.000,-
/ m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 21
No Rencana Proyek MP3EI
dan Pembangunan Daerah
Lokasi Besaran Satuan
Harga Satuan
Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan
Sumber
Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
2014-2015
2015 – 2020 2020 – 2025 2025 – 2030
I II I II III IV V I II III IV V I II III IV V
- Penyediaan pelabuhan
untuk keperluan industri di Payahe.
Kecamatan Oba,
1 Paket 17.000.000,-
/ m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Studi peningkatan
fungsi pelabuhan pendaratan ikan
Kecamatan Tidore
1 Paket 400.000,-
/Paket
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Pembangunan
Pelabuhan pendaratan ikan
Kecamatan Tidore Selatan
1 Paket 17.000.000,-
/ m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Pengembangan pelabuhan Gita sebagai pelabuhan skala regional dan penunjang industri
Kecamatan Oba,
1 Paket 17.000.000,-
/ m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Pemantapan fungsi
pelabuhan Loleo sebagai pelabuhan lokal
Kecamatan Oba Tengah
1 Paket 17.000.000,-
/ m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
- Pemantapan fungsi pelabuhan Rum sebagi pelabuhan lokal yang menjadi penunjang
Kecamatan Tidore Selatan
1 Paket 17.000.000,-
/ m2
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Tidorea Kepulauan
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUAN
Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
6 - 22
No Rencana Proyek MP3EI
dan Pembangunan Daerah
Lokasi Besaran Satuan
Harga Satuan
Barang dan Jasa (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan
Sumber
Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
2014-2015
2015 – 2020 2020 – 2025 2025 – 2030
I II I II III IV V I II III IV V I II III IV V
Pelabuhan Soasio
EXECUTIVE SUMMARY – KOTA TIDORE KEPULAUANStudi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utaradalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – danKepulauan Maluku
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Tidore Kepulauan, 2012, Tidore Kepulauan Dalam Angka 2012, Tidore.
Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Provinsi Maluku Utara, 2012, DokumenPerhubungan Dalam Angka Provinsi Maluku Utara Tahun 2008-2012, Ternate.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011, Masterplan Percepatan dan PerluasanPembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Jakarta.
Kementerian Perhubungan, 2004, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 20 Tahun 2004Tentang Penetapan Kelas Jalan di Propinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa TenggaraTimur, Maluku, Maluku Utara, dan Papua, Jakarta.
Kementerian Perhubungan, 2005, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2005Tentang Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS), Jakarta.
Kementerian Perhubungan, 2006, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006Tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan,Jakarta.
Kementerian Perhubungan, 2010, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 15 Tahun 2010Tentang Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030, Jakarta.
McNally, M.G., 2007, The Four Step Model, Department of Civil and Environmental Engineeringand Institute of Transportation Studies, University of California, Irvine, USA.
Pemerintah Daerah Kota Tidore Kepulauan, Laporan Akhir Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Kota Tidore Kepulauan 2010- 2030, Tidore.
Pemerintah Republik Indonesia, 2007, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007Tentang Penataan Ruang, Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia, 2008, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008Tentang Pelayaran, Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009Tentang Penerbangan, Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Jakarta.
Presiden Republik Indonesia, 2011, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011Tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Jakarta.
Tamin, O.Z., 2008, Perencanaan Pemodelan & Rekayasa Transportasi, Program Studi TeknikSipil, FTSL Institut Teknologi Bandung, Bandung.