Upload
hakhanh
View
226
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Bab 1 Pendahuluan
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Transportasi laut atau shipping adalah salah satu komponen pendukung utama
perdagangan internasional. Salah satu keunggulan transportasi laut adalah
economies of scale dimana transportasi laut menawarkan biaya transportasi yang
relatif lebih murah untuk volume barang yang besar. Shipping dengan transportasi
laut sebagai alat angkut dagang sudah dikenal sejak lama, dan saat ini pada abad
21 transportasi laut mengalami perkembangan pesat terutama pada tingkat
pertumbuhan pelabuhan internasional, desain pelabuhan, jenis kapal yang lebih
besar dan lebih beragam dan specialized.
Salah satu aplikasi terpenting transportasi laut adalah sebagai alat pengangkut
utama minyak, baik minyak bumi maupun minyak nabati seperti CPO. Pemilihan
kapal jenis kapal angkut minyak (tanker), rute perdagangan, dan jarak tempuh
pelayaran sangat mempengaruhi harga minyak dunia dan komposisi pasar minyak
dunia. Sebagai contoh pada PT Agricinal, sebagai perusahaan yang memproduksi
CPO, seharusnya dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbesar income
perusahaan dengan mengambil selisih perbedaan harga jual CPO FOB (free on
board) dengan mengirim sendiri daripada dengan menggunakan jasa kapal
pengangkut perusahaan lain ketika mengirim CPO yang jumlahnya semakin besar
volumenya mengikuti pertumbuhan akan kebutuhan minyak dunia. Bila hal ini
dilakukan maka tingkat efisiensi perusahaan akan meningkat dan jelas akan
meningkatkan income perusahaan.
Kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan akan pangan. Jumlah
pertambahan penduduk yang cepat juga mengakibatkanpermintaan akan pangan
juga terus bertambah. Salah satu komoditas pangan yang paling dibutuhkan
masyarakat adalah minyak nabati. Masyarakat menggunakan minyak nabati atau
yang biasa kita sebut minyak goreng sebagai bagian penting dalam menciptakan
masakan. Minyak nabati yang umumnya digunakan oleh masyarakat dunia adalah
minyak kedelai, minyak bunga matahari, minyak zaitun, minyak kelapa, dan
Bab 1 Pendahuluan
2
minyak kelapa sawit. Saat ini minyak yang paling banyak digunakan adalah
minyak kelapa sawit, yang berasal dari tanaman kelapa sawit (Elais guineensis
Jacq).Kelapa Sawit juga saat ini dibutuhkan sebagai bentuk lain penghasil bio
energi untuk bahan bakar kendaraan bermotor ataulistrik dan pembangkit panas.
Hal ini memperbesar permintaan pasar global akan kelapa sawit. Saat ini pasar
global menghadapi suatu tantangan untuk menjawab debat tentang “food versus
fuel” berkenaan tentang penggunaan kelapa sawit ini.
Gambar 1.1. Ruang minyak sawit
Harga minyak kelapa sawit mentah atau CPO (crude palm oil) di pasar dunia
diperkirakan masih akan terus naik hingga mendekati US$ 900 per ton. Ini
memperlengkap catatan lonjakan CPO internasional yang tinggi. Hal ini terjadi
karena peningkatan permintaan dunia, terutama dari India, Cina, Pakistan, Eropa,
dan juga ada permainan pelaku pasar di lantai bursa. Adanya peralihan ke sumber
energi alternatif, biofuel, dan biodiesel yang membutuhkan minyak sawit lebih
banyak juga berperan penting dalam popularitas kelapa sawit.
Pembangunan agribisnis di Indonesia adalah industri yang sangat potensial, hal ini
dikarenakan industri kelapa sawit merupakan sumber daya alam yang dapat
Bab 1 Pendahuluan
3
diperbaharui, berupa lahan Indonesia yang subur, tenaga kerja yang produktif, dan
sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun. Kelapa sawit juga merupakan
tanaman yang paling produktif dengan produksi minyak per Ha (hectare) yang
paling tinggi dari seluruh penghasil minyak nabati lainnya.
CPO merupakan komoditas pertanian yang harganya ditentukan oleh mekanisme
pasar. Biaya-biaya produksi yang terus meningkatakan mengakibatkan
menurunnya penghasilan perusahaan. Dalam usaha meningkatkan long term
shareholder valueakan sangat bergantung pada kemampuan perusahaan dalam
meminimalkan biaya produksi, efisiensi, dan faktor faktor pendukung lainnya,
untukmenghasilkan produk dengan kualitas baik yang dapat meningkatkan
penjualan. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap perusahaan
perkebunan kelapa sawit yang memproduksi CPO. CPO adalah bahan baku yang
dibutuhkan untuk menghasilkan minyak kelapa sawit.
1.1. Sejarah Perusahaan
Gambar 1.2. Logo PT Agricinal
PT Agricinal yang didirikan pada tahun 1981, memulai usaha perkebunan kelapa
sawit di lahan HGU seluas 8.902 ha yang terletak di Sebelat, Bengkulu Utara.
Perusahan ini menjual produk di dalam negeri dalam mata uang rupiah dan harga
jual produk ini mengacu pada harga pasaran internasional dalam dollar AS. Agar
perusahaan dapat menjual CPO dengan harga tinggi, perusahaan ini harus dapat
menghasilkan produk dengan mutu baik yang sesuai dengan standar yang berlaku.
Bab 1 Pendahuluan
4
Strategi yang digunakan PT Agricinal dalam menjalankan usahanya adalah
efisiensi, terintegrasi, produktif, inovatif dan berkesinambungan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, PT Agricinal menerapkan sebuah sistem yang dinamakan SISS
(Sistem Integrasi Sapi - Sawit).
Gambar 1.3. SISS (Sistem Integrasi Sapi - Sawit)
Pada tahun 2004 SISS dicanangkan sebagai program nasional oleh Menteri
Pertanian RI saat itu, Prof Dr. Bungaran Saragih.Sejak tahun 2004, PT Agricinal
mulai mengembangkan kegiatannya hingga ke Kaltim, yang dimulai dengan
pembukaan lahan pembibitan. Berbekal pengalaman membina masyarakat untuk
berkebun, PT Agricinal mengajukan diri untuk menjadi perusahaan pelaksana
Program Revitalisasi Perkebunan, dan program tersebut dimulai sejak tahun2007.
Dalam melangsungkan kegiatannya, PT Agricinal telah melakukan kerjasama
dengan berbagai pihak yang kompeten. Beberapa pihak tersebut antara lain
dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit / PPKS (Kerjasama pembangunan Pusat
Tenologi Kelapa Sawit / Pustekinfo dan budidaya varietas), Lembaga Penelitian
dan Pemberdayaan Masyarakat / LPPM ITB (Pengolahan Limbah Cair), Balitnak
/ Badan Penelitian Ternak - Ciawi (Pengolahan pakan ternak), dan Balai Besar
Budidaya Air Tawar - Jepara (perikanan).
Bab 1 Pendahuluan
5
Untuk mendukung kehidupan karyawannya, PT Agricinal memberikan layanan
fasilitas umum bagi karyawan, antara lain rumah ibadah, balai pengobatan,
sekolah TK - SMA,serta beberapa fasilitas umum lainnya.
1.1.1. Lingkup Bidang Usaha
PT Agricinal memproduksi dan menjualraw materials dariindustrial goods,
seperti CPO (crude palm oil) , PKO (palm kernel oil), cangkang kelapa sawit,
bibit kelapa sawit, dan pembelian TBS (tandan buah segar).Produk - produk yang
dihasilkan digunakan sebagai bahan baku bagi kegiatan produksi perusahaan
pelanggannya. PT Agricinal dituntut untuk memiliki competitive advantage,
terutama untuk menghasilkan produk yang tepat, baik jumlah, kualitas, dan
waktu, agar kegiatan produksi para pelanggan tidak terhambat.
Gambar 1.4. Kantor PT Agricinal
Pada penelitian ini nilai yang dihasilkan perusahaan melalui manajemen logistik
adalah berkaitan dengan physical movement of goods yang efisien. Sehingga dapat
meminimalkan biaya dan menghasilkan produk dengan kualitas baik yang sesuai
dengan keinginan pelanggan. Oleh karena itu kebijakan perusahaan mengenai
Bab 1 Pendahuluan
6
order processing, procurement, inventory management, material handling,
warehousing, transportation, dan customer service harus dipikirkan dan
dilakukan dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan produk dengan mutu
baik yang dapat meningkatkan kelancaran penjualan.
PT Agricinal selama ini belum melakukan manajemen logistik dengan baik,
diantaranya dalam penggunaan transportasi (transportation) di dalam perusahaan
yang tidak optimal, sehingga mengganggu kelancaran penjualan produk
perusahaan.
Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti lebih lanjut dan memberi input yang
perlu dilakukan di PT Agricinal. Dengan menerapkan manajemen logistik yang
baik perusahaan akan menghasilkan CPO dengan biaya produksi seminimal
mungkin dengan kualitas baik untuk kelancaran penjualan produk perusahaan.
1.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT Agricinal
Menjalankan usaha kelapa sawit yang berkesinambungan untuk
kesejahteraan masyarakat.
Misi PT Agricinal
Menjadi pusat pengembangan usaha perkebunan kelapa sawit kerakyatan.
Peserta plasma di propinsi Bengkulu sampai sekarang telah mencapai 12.844
peserta dengan luas area yang disertakan 21.408 Ha, luas tanaman mencapai
18.156 Ha, dan jumlah ternak sapi plasma dan inti 6.163 ekor.
Bab 1 Pendahuluan
7
Gambar 1.5. Pemanen pulang dari kebun
Kemitraan serupa juga diterapkan di Kalimantan Timur saat ini mencapai luasan
2.000 Ha atas permintaan Pemda Kaltim. Angka di atas menunjukkan bahwa PT
Agricinal melalui berkebun sawit telah mampu berkontribusi dalam
menumbuhkan aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat Bengkulu,
dan dengan tumbuhnya ativitas ekonomi pertumbuhan ekonomi masyarakat juga
akan naik.
1.1.3. Uraian Mengenai Unit Kerja yang Menjadi Unit Analis
Kemajuan bisnis kelapa sawit di Indonesia ditandai dengan menyempitnya
spesialisasi fungsional dan semakin jelasnya pembagian kerja berdasarkan fungsi-
fungsi agribisnis. Sistem agribisnis ini dikelompokan menjadi empat subsistem
kegiatan, yaitu pengadaan sarana produksi (agroindustri hulu), kegiatan produksi
primer (kegiatan budi daya), pengolahan (agroindustri hilir), dan pemasaran. Unit
kerja yang menjadi unit analisis penulis adalah pemasaran atau divisi trading,
yang mengatur dan melakukan segala proses yang berhubungan dengan jual beli
CPO. Divisi ini terutama melakukan 4 tahapan, yaitu :
• Introducing ( perkenalan dengan calon pembeli ) untuk
mengidentifikasikan kemampuan dari calon pembeli untuk membeli dan
membayar produk CPO dari PT Agricinal.
• Pricing ( penentuan harga ).
Bab 1 Pendahuluan
8
• Contract Agreement( penyiapan kontrak jual beli ).
• Penyediaan CPO.
1.1.4. Isu Bisnis
Dalam perusahaan terdapat berbagai macam masalah yang berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan secara keseluruhan dan karena luasnya permasalahan ini, maka
dalam penulisan tugas akhir ini, penulis hanya akan membahas mengenai masalah
pemasaran yang berhubungan dengan masalah manajemen logistik perusahaan,
terutama pada masalah transportasi outboundsehingga pembahasan akan lebih
terarah.
Untuk menjadi suatu perusahaan kelapa sawit yang maju dalam konteks daya
saing, sistem agribisnis perusahaan harus selalu berkembang dan bisa
menyesuaikan diri dengan perubahan eksternal. Dalam menjalankan kegiatan
usahanya sebuah perusahaan dihadapkan pada masalah fungsi manajemen
permodalan, pengelolaan sumber daya, produksi, dan pemasaran hasil produksi.
Seluruh kegiatan fungsi manajemen perusahaan diatas sama pentingnya dalam
menunjang kegiatan usaha perusahaan. Apabila terdapat kekurangan terhadap
salah satu fungsi maka akan berpengaruh secara keseluruhan terhadap kinerja
perusahaan. Karena itu, pemasaran memainkan peranan penting dalam kegiatan
usaha suatu perusahaan.
Untuk menyampaikan hasil produksi perusahaan (movement of goods),
kebijaksanaan manajemen logistik adalah salah satu faktor penting, yang harus
diperhatikan oleh perusahaan dalam merencanakan strategi pemasarannya.
Dengan kebijaksanaan manajemen logistik yang baik akan membuat pergerakan
hasil produksi perusahaan dapat mencapai pelanggan pada waktu, tempat,
kualitas, dan jumlah yang tepat, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan.
Physical distribution dan logistical management sering dipandang sebagai satu
hal yang sama. Keduanya sama-sama merupakan perencanaan, penerapan dan
Bab 1 Pendahuluan
9
pengendalian arus barang, dari titik asal ke titik dimana barang tersebut digunakan
atau dikonsumsi pelanggan. Tetapi manajemen logistik bukan hanya membahas
mengenai inbound distribution (arus pergerakan bahan baku dari supplier ke
pabrik), tapi juga masalahoutbound distribution (arus pergerakan barang jadi dari
pabrik ke pelanggan).
Manajemen logistik adalah proses perencanaan, penerapan, dan pengendalian arus
barang (bahan baku, bahan pembantu, dan barang jadi) dari point of origin (titik
dimana perusahaan mengelola pergerakan bahan baku ke perusahaan) sampai di
point of consumption (titik dimana barang jadi diterima dan digunakan oleh
pelanggan), secara efisien, efektif, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Oleh
karena itu, koordinasi yang baik antara kegiatan-kegiatan manajemen logistik ini
sangat diperlukan. Jika salah satu proses berjalan tidak efisien, atau kurang
terkoordinasi dengan kegiatan lainnya, maka akan menimbulkan gangguan yang
selanjutnya akan menghambat integrasi untuk kelancaran proses penjualan produk
perusahaan.
Selain itu keputusan perusahaan mengenai logistical management juga berkaitan
dengan kepuasan pelanggan. Hal ini disebabkan karena produk perusahaan itu
bukan hanya barang jadi yang dilengkapi dengan segala kelengkapannya. Produk
perusahaan merupakan barang jadi yang dilengkapi dengan jasa pelayanan. Value
yang diberikan oleh perusahaan pada pelanggannya tidak sebatas melalui
penawaran berbagai macam barang jadi, melainkan melalui value yang lebih
bersifat intangible yaitu kemudahan, ketepatan waktu pengiriman, dan adanya
jaminan atau keyakinan pelanggan bahwa perusahaan bisa diandalkan.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen logistik adalah suatu aktivitas pemasaran
yang akan memberikan dampak positif bagi semua pihak, baik perusahaan
maupun pelanggan. Manfaat bagi pelanggan adalah tercapainya kepuasan sesuai
dengan kondisis-kondisi yang diinginkan pelanggan, sedangkan perusahaan akan
merasakan manfaat di mana tingkat biaya bisa ditekan seefisien mungkin dan
penjualan akan lancar.
Bab 1 Pendahuluan
10
1.1.5. Perumusan Masalah
Seiring dengan Program 10 juta Ha perkebunan kelapa sawit yang telah dimulai
tahun ini (2008) oleh pemerintah memberi peluang bagi perusahaan dalam
meningkatkan skala bisnis. Tingginya permintaan dunia dan permintaan pasar
lokal CPO adalah salah satu alasan pendukung bahwa bisnis ini adalah suatu
bisnis yang sangat potensial. Bagaimana untuk memaksimalkan keuntungan
perusahaan dengan merubah strategi pada outbound logistik, jika dihubungkan
dengan situasi industri dan kondisi Indonesia saat ini?
Gambar 1.6. Pelabuhan khusus yang dimiliki oleh PT Agricinal
Untuk mempermudah sistem pengangkutan CPO, pelabuhan khusus yang dimiliki
oleh PT Agricinal harus mempersiapkan tangki penampung CPO yang lebih
banyak, karena saat ini masih sangat terbatas, terutama untuk menghadapi peluang
pasar CPO yang terus naik setiap tahunnya dilihat dari permintaan pasar yang
tinggi.
Bab 1 Pendahuluan
11
Gambar 1.7. Tangki penampung CPO yang dimiliki oleh PT Agricinal
Dengan prediksi dalam 5 tahun kedepan, produksi CPO nasional mencapai 120
juta sampai 150 juta ton. Dari asumsi jika 1 ton CPO bernilai US$1000, maka
pada lima tahun kedepan nilainya bisa mencapai US$120 miliar – US$150 miliar
per tahun. Pengiriman total CPO yang cukup besar nilainya ini, sekitar 15% –
20% adalah merupakan biaya angkut ( freight ) yang dimiliki pemilik kapal yang
disewa oleh perusahaan untuk mengangkut ( delivery ) CPO kepada pelanggan (
customer )1.
1 Tempo, 23 Desember 2007. Liputan khusus prospek ekonomi 2008
Bab 1 Pendahuluan
12
Gambar 1.8. Kapal tangker sedang menanpung CPO dari PT Agricinal
Perusahaan pemilik kapal angkut ini juga adalah kebanyakan merupakan
perusahaan asing dan bahkan untuk ekspor seluruhnya diangkut oleh kapal
perusahaan asing, sehingga devisa negara terus mengalir ke asing. Dengan
memiliki sendiri kapal yang berperan sebagai pengumpan atau feeder dari
pelabuhan kecil ke pelabuhan utama, ataupun untuk ekspor, maka sekitar 15% –
20% pengiriman total CPO yang cukup besar nilainya ini dapat dinikmati
perusahaan dan menambah pemasukan devisa negara.