Upload
votu
View
221
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batu bara adalah salah satu kekayaan alam Indonesia. Menurut management
batubara-indonesia.com (www.batubara-indonesia.com) sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui yang berupa batuan yang mudah terbakar yang lebih dari 50% -70%
berat volumenya merupakan bahan organik yang merupakan material karbonan
termasuk inherent moisture. Batu bara berfungsi untuk bahan bakar pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) hingga coke untuk pembuatan baja. Menurut Mashud Toarik dari
majalah Investor bulan April 2011, batu bara menjadi bahan baku bagi industri nasional
maupun manca negara. Batu bara bisa diperoleh dengan pertambangan. Menurut
management batubara-indonesia.com (www.batubara-indonesia.com) perusahaan
sedang atau menengah yang memiliki modal antara US$10 juta hingga US$50 juta bisa
terjun ke bisnis pertambangan batu bara. Perusahaan juga perlu menilai kualitas batu
bara di daerah pertambangan. Kualitas batubara adalah hal yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan yang ingin terjun ke pertambangan batu bara dengan tujuan untuk
menentukan apakah batubara tersebut menguntungkan untuk ditambang selain dilihat
dari besarnya cadangan batubara di daerah penelitian yang akan ditambang. Besarnya
area pertambangan batu bara yang tersebar di seluruh Indonesia cukup beragam
tergantung dari cadangan batu bara di setiap titik yang sudah ditemukan hingga tahun
2011. Menurut Badan Geologi Kementrian Energi Sumber Daya Mineral penyebaran
cadangan batu bara yang tersebar di Indonesia hingga tahun 2011 digambarkan sebagai
berikut:
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Batu Bara
Menurut Fariz Tirasonjaya yang dikutip di batu bara Indonesia.com
(www.batubara-indonesia.com) batubara adalah batuan yang mudah terbakar yang lebih
dari 50% -70% berat volumenya merupakan bahan organik yang merupakan material
karbonan termasuk inherent moisture. Bahan organik utamanya yaitu tumbuhan yang
dapat berupa jejak kulit pohon, daun, akar, struktur kayu, spora, polen, damar, dan lain-
lain. Selanjutnya bahan organik tersebut mengalami berbagai tingkat pembusukan
(dekomposisi) sehingga menyebabkan perubahan sifat-sifat fisik maupun kimia baik
sebelum ataupun sesudah tertutup oleh endapan lainnya.
Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap, yaitu tahap biokimia
(penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan). Tahap penggambutan
(peatification) adalah tahap dimana sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi tersimpan
dalam kondisi reduksi di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang buruk dan selalu
tergenang air pada kedalaman 0,5-10 meter. Material tumbuhan yang busuk ini
melepaskan H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3 untuk menjadi
humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerobik dan fungi diubah menjadi gambut.
Tahap pembatubaraan (coalification) merupakan gabungan proses biologi,
kimia, dan fisika yang terjadi karena pengaruh pembebanan dari sedimen yang
menutupinya, temperatur, tekanan, dan waktu terhadap komponen organik dari gambut.
Pada tahap ini prosentase karbon akan meningkat, sedangkan prosentase hidrogen dan
oksigen akan berkurang. Proses ini akan menghasilkan batubara dalam berbagai tingkat
2
Gambar 1.1. Cadangan Batu Bara Indonesia
Sumber: Direktorat Jendral Mineral dan Batubara
Cadangan batu bara di Indoensia tersebar di darah Sumatra, Kalimantan, Jawa,
Sulawesi, Maluku, dan Papua. Menurut management batubara-indonesia.com
(www.batubara-indonesia.com), World Energy Council memperkirakan cadangan
batubara dunia terbukti mencapai 847.488 juta ton pada akhir 2007 yang tersebar di
lebih dari 50 negara. Di Indonesia sendiri, menurut Dirjen Minerba Kementrian ESDM
Bambang Setiawan yang dikutip di majalah Investor bulan April 2011, sumber daya dan
cadangan batu bara nasional sebesar 105,2 miliar ton. Sedangkan nilai cadangan sebesar
21,13 miliar ton. Besarnya cadangan batu bara nasional menyebabkan peningkatan
produksi batu bara setiap tahunnya. Menurut data ESDM, produksi batu bara Indonesia
meningkat dari 132,352,025 ton per 2004, hingga 275,164,196 ton pada tahun 2010.
Sementara total ekspor meningkat dari 93,758,806 ton per 2004 hingga 208,000,000 ton
per 2010. Statistik data pasokan batu bara dari Direktorat Jendral Mineral dan Batubara
dijabarkan sebagai berikut:
3
Gambar 1.2. Realisasi Produksi, Ekspor, Impor, dan Kebutuhan dalam Negeri
Sumber: Direktorat Jendral Mineral dan Batubara
Menurut Fajar Widhiyanto dalam artikelnya yang berjudul “Ironi Eksploitasi Tanpa
Kontrol” di majalah Investor bulan April 2011 mengatakan dengan mencermati volume
produksi batu bara tiap tahun, Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan produksi
sebesar 14,8%. Untuk pertumbuhan ekspor, berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Batu
Bara Indonesia (APBI), pertumbuhan ekspor mengalami peningkatan hingga 15,1% per
tahun. Sementara pertumbuhan penjualan domestik hanya sebesar 13,8%. Ketua umum
APBI Kamandanu mengungkapkan pada Konferensi Tahunan Batu bara Indonesia ke 3,
yang berlangsung di Jakarta (31/3), Indonesia kini menempati posisi teratas sebagai
eksportir batu bara thermal, melampaui raja ekspor Australia. Kondisi ini disebabkan
karena melimpahnya cadangan batu bara Indonesia.
Batu bara memberikan kontribusi terhadap pergerakan ekonomi di Indonesia.
Menurut Mashud Toarik dari majalah Investor bulan April 2011, pertambangan batu
bara punya arti sangat penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Bukan hanya
sebagai salah satu sumber penerimaan negara dalam bentuk pajak maupun royalti, tetapi
juga sebagai pemasok energi primer. Tingkat ketergantungan terhadap batu bara
4
semakin hari semakin besar, diikuti dengan harga minyak yang semakin melambung,
karena batu bara berperan besar menjadi energi pengganti yang effisien dan ekonomis.
Menurut Singgih dari Masyarakat Batubara Indonesia yang dikutip di majalah Investor
bulan April 2011, batu bara tak sekedar komoditas ekonomi, tetapi juga economic
booster. Selain itu, menurut data dari Ditjen Minerba, saat ini batu bara juga sudah
merupakan revenue driver di Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena setiap kenaikan
US$1 per ton batu bara, akan memberikan kenaikan pendapatan negara bukan pajak
(PNBP) batu bara sebesar Rp361 miliar. Sementara PNBP dari mineral dan batu bara
tahun 2010 tercatat sebesar Rp18,7 triliun, naik 22% dari tahun 2009 yang sebesar
Rp15,3 triliun. Kenaikan komoditas batu bara mengikuti kenaikan harga minyak dunia,
karena batubara adalah komoditas subtitusi minyak.
Permintaan batubara ke depan akan mengalami peningkatan yang cukup besar.
Menurut Makmun dari Peneliti Utama Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan
(www.majalahtambang.com) permintaan batu bara dapat diukur berdasarkan kebutuhan
impor batu bara dari beberapa negara maju maupun negara berkembang. Berdasarkan
data yang dirilis oleh Merrill Lynch 8 Juni 2010, kebutuhan impor batu bara pada tahun
2009 mencapai 591 metrik ton (Mt), tahun 2010 diperkirakan naik menjadi 635 Mt dan
pada tahun 2015 diperkirakan akan naik menjadi 803 Mt. International Energy Agency
(IEA) memprediksi pada 1990 total konsumsi batubara dunia baru mencapai 3.461 juta
ton, pada 2007 meningkat menjadi 5.522 juta ton atau meningkat sebesar 59,5%, atau
rata-rata 3,5% per tahun. Kontribusi batu bara untuk pembangkit listrik dunia
diperkirakan akan meningkat dari 41% pada 2006 menjadi 46% pada 2030.
Meningkatnya peran batu bara sebagai pemasok energi di masa-masa mendatang
membuat industri ini memiliki daya tarik yang sangat besar bagi para investor tak
terkecuali di Indonesia.
5
Kenaikan harga dan konsumsi batu bara menyebabkan banyak Investor yang
tertarik untuk mengelola bisnis pertambangan batu bara. Namun menurut Frans S
Imung dalam artikelnya yang berjudul “Metamorfosis Bisnis Indika” di majalah
Investor bulan April 2011, investasi batu bara tak hanya diminati di lahan
pertambangan. Di bursa saham, likuiditas saham sektor ini meningkat tajam, terutama
setelah bencana tsunami melanda Jepang. Hingga April 2011, Jepang membutuhkan 90
juta ton batu bara. Pasokan dari Indonesia sekitar 28 hingga 30 juta ton. Menurut Satrio
Utomo analis pertambangan dari Universal Broker Indonesia, yang dikutip di majalah
Investor bulan April 2011, emiten batu bara dengan volume pasar spot besar seperti
Indo Tambang Raya (ITMG) dan Harum Energy terimbas sentimen positif karena
produk-produk mereka memang paling banyak digunakan di Jepang, Ada banyak
pilihan saham batu bara di daftar emiten BEI. Pilihan saham-saham batu bara di daftar
emiten BEI dijabarkan sebagai berikut:
1. Indika Energy Tbk (INDY)
2. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA)
3. Indo Tambangraya Megah (ITMG)
4, Bumi Resources Tbk (BUMI)
5. Darma Henwa Tbk (DEWA)
6. Adaro Energy Tbk (ADRO)
7. Brau Coal Energy Tbk (BRAU)
8. Bayan Resources Tbk (BYAN)
9. Harum Energy Tbk (HRUM)
10. Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK)
11. Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI)
12. Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO)
6
13. ATPK - ATPK Resources Tbk
14. BORN - Borneo Energy Tbk
Sumber: Investor Business & Capital Markets, XIII/214, April 2011.
Dari ke 14 perusahaan batu bara tersebut, menurut Frans S Imung, perusahaan
batu bara dengan total aset diatas Rp10 triliun adalah Bumi Resources (BUMI), Adaro
Energy (ADRO), Brau Coal (BRAU), dan Indika Energy (INDY). BUMI yang ditopang
Kaltim Prima Coal memiliki keuanggulan dari sisi keuangan dibanding emiten batu
bara lainnya. Pangsa pasar BUMI mencapai 38.31% pada tahun 2010, diikuti ADRO
sebesar 26.94%, dan INDY sebesar 18.51%. Perkembangan pangsa pasar batu bara
selama 5 tahun terakhir ketiga emiten diatas dijabarkan sebagai berikut:
Gambar 1.3. Pangsa Pasar Penjualan Batu Bara Nasional
Sumber: Investor Business & Capital Markets, XIII/214, April 2011.
Menurut Frans S Imung, investasi batu bara yang sangat diminati pada sekor
pertambangan oleh investor, minat tersebut juga cukup besar di sektor bursa saham. Di
bursa saham, likuiditas saham sektor batu bara meningkat tajam, terutama setelah
bencana tsunami melanda Jepang. Banyak investor yang tertarik menanamkan
modalnya di bursa saham pada sektor batu bara karena peningkatan produksi
perusahaan batu bara yang cukup besar, terutama pada ekspor. Namun menurut Edbert
Suryajaya dalam artikelnya berjudul “How to Read the Sentiment in Stock Market” di
majalah Investor bulan Febuari 2011 pada umumnya sebagian besar investor mulai
berinvestasi pada pasar saham yang sudah cukup tinggi. Investor mulai membeli saham
karena investor – investor yang lain telah banyak membeli. Menuru Edbert, banyak
7
sekali investor yang akan terpancing untuk terus menanamkan dananya di pasar saham
karena menganggap sekarang saat yang tepat untuk berinvestasi. Akibatnya, Investor
terjebak dengan membeli saham pada harga yang sudah tinggi (overvalued stock) dari
harga pasar (hasil hitungan harga valuasi fundamentalnya). Apabila investor membeli
saham–saham yang sudah mahal, Investor memiliki potensi keuntungan yang terbatas,
dan potensi merugi yang lebih besar. Pada akhirnya, saham–saham yang mereka beli
disaat yang sudah tepat (menurut mereka) mulai bergerak turun dan memberikan
kerugian bagi mereka. Menghadapi kondisi demikian, apa yang mereka lakukan? Edbert
menjelaskan, investor yang menghadapi kondisi penurunan harga saham dan
menyebabkan kerugian, mulai menjual saham–saham yang mereka miliki. Tekanan jual
yang semakin hebat mengakibatkan harga saham di bursa pun melaju turun, bahkan
terkadang dengan kecepatan yang cukup tinggi. Kondisi penurunan yang cukup tinggi
dalam periode tersebut akan menyebabkan saham menjadi sangat murah dari harga
pasar atau undervalued.
Kondisi kerugian dialami investor karena kebanyakan investor tidak terlalu
paham perihal siklus pasar dan ekonomi, rasio–rasio financial, analisa fundamental,
ataupun pertumbuhan perusahaan. Ketidakpahaman tersebut menyebabkan banyak dari
mereka yang terjebak dengan mengikuti investor yang lain yang terlebih dahulu telah
banyak membeli saham. Oleh karena itu, mereka pun seringkali tidak memahami apa
yang menyebabkan harga saham–saham yang mereka beli disaat yang sudah tepat
(menurut mereka) mulai bergerak turun dan memberikan kerugian bagi mereka.
Kondisi dimana Investor mengalami kerugian disebabkan karena Investor mulai
berinvestasi pada saham yang harganya sudah cukup tinggi. Dengan ketidakpahaman
Investor tentang tools untuk berinvestasi, penulis tertarik untuk membahas tools
mengenai Investasi, yang dapat digunakan dalam melakukan valuasi nilai interinsik
8
saham dalam tesis berjudul “Analisa Valuasi Saham Dengan Menggunakan Discounted
Cash Flow Pada Emiten Batu Bara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam tesis ini adalah sebagai berikut:
Apakah harga saham emiten batu bara pada tanggal 2 Maret 2009, 30 Desember 2009,
8 Febuari 2010, 9 Desember 2010, 24 Januari 2011, dan 22 July 2011 pada kondisi
mahal, sesuai, atau murah apabila dibandingkan dengan nilai interinsiknya (analisa
fundamental)?
1.3. Tujuan dan manfaat penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan valuasi nilai saham emiten perusahaan batu
bara di PT Bursa Efek Indonesia.
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Penulis
Memahami lebih dalam tentang saham melalui valuasi fundamental dengan
menggunakan metode discounted cash flow.
2. Pembaca
Sebagai tools yang dapat digunakan dalam melakukan valuasi saham.
3. Universitas
Sebagai tambahan database penelitian tentang valuasi saham.
4. Peneliti
Sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
1.4. Ruang lingkup penelitian
Penelitian dilakukan sebatas pada saham-saham batu bara yang terdaftar pada PT Bursa
Efek Indonesia pada waktu yang dijabarkan sebagai berikut:
a. 2 Maret 2009 yaitu dimana ekonomi sedang dalam resesi global,
9
b. 30 Desember 2009 dimana ketika ekonomi sedang dalam pemulihan,
c. 8 Febuari 2010 dimana ketika ekonomi sedang dilanda spekulasi negatif akibat
lanjutan dari resesi,
d. 9 Desember 2010 dimana ketika pada saat optimisme global dan domestik sedang
membaik,
e. 24 Januari 2011 dimana ketika Bank Indonesia merilis kenaikan tingkat suku bunga,
f. 22 July 2011 dimana ketika optimisme ekonomi Indonesia akan membaik
Tools yang digunakan untuk mencari nilai interinsik adalah Discounted Cash Flow.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam tesis ini adalah sebagai berikut:
BAB 1: PENDAHULUAN
Pada bab 1 akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian.
BAB 2: LANDASAN TEORI
Pada bab 2, akan dijelaskan mengenai landasan teori. Disini penulis akan menjabarkan
tentang investasi dan rumus-rumus yang digunakan dalam penelitian.
BAB 3: METODOLOGI
Pada bab 3, akan dijelaskan metodologi. Disini akan dijabarkan metode penelitian
seperti kerangka pikir dengan membuat denah proses yang akan dijalankan peneliti.
BAB 4: PEMBAHASAN
Pada bab 4, akan dijabarkan proses dan hasil penelitian dengan detail.
BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab 5, merupakan kelanjutan dari hasil penelitian dengan memberikan kesimpulan
dari hasil penelitian tersebut. Terakhir adalah saran yang dapat penulis berikan.
21
kematangan material organiknya mulai dari lignit, sub bituminus, bituminus, semi
antrasit, antrasit, hingga meta antrasit.
2.1.1. Kualitas Batu Bara
Menurut Fariz Tirasonjaya yang dikutip di (www.batubara-indonesia.com)
kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang mempengaruhi
potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral matter
penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank). Umumnya, untuk menentukan
kualitas batubara dilakukan analisa kimia pada batubara yang diantaranya berupa
analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan
jumlah air (moisture), zat terbang (volatile matter), karbon padat (fixed carbon), dan
kadar abu (ash), sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan
unsur kimia pada batu bara seperti karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur
tambahan dan unsur jarang.
Kualitas batubara ditentukan dengan analisis batubara di laboratorium,
diantaranya adalah analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan
untuk menentukan jumlah air, zat terbang, karbon padat, dan kadar abu, sedangkan
analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara
seperti karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur
jarang. Kualitas batu bara ini diperlukan untuk menentukan apakah batu bara tersebut
menguntungkan untuk ditambang selain dilihat dari besarnya cadangan batubara di
daerah penelitian.
2.2. Investasi
Perlu ditelusuri lebih lanjut definisi investasi, macam investasi, risiko dalam melakukan
investasi, produk–produk investasi, hingga proses keputusan investasi.
22
2.2.1. Definisi Investasi
Definisi investasi menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:
1. Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis pada tanggal
30 Januari 2008, investasi adalah penyimpanan uang dengan tujuan memperoleh
tingkat pengembalian yang diharapkan lebih besar dibanding bunga deposito untuk
memenuhi tujuan yang ingin dicapai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dan
sesuai dengan kemampuan akan modal, atau dapat diartikan sebagai suatu
pengorbanan dalam bentuk penundaan pengeluaran sekarang untuk memperoleh
keuntungan (return) yang lebih baik di masa datang. Dengan bahasa yang lebih
sederhana, investasi adalah cara seseorang untuk mengelola uangnya baik itu
dengan dibelikan properti, ditabung atau ditanam ke dalam suatu usaha dengan
tujuan mendapat keuntungan setelah masa atau periode yang ditentukan
sebelumnya.
2. Menurut Zvi Bodie dalam bukunya berjudul “Investment” edisi ke delapan
(2011:hal1), investasi adalah suatu komitment dari uang atau sumber daya lain
dengan mengharapkan dapat mendapat keuntungan di masa yang akan datang.
Contohnya seorang individu membeli saham dengan mengharapkan keuntungan di
masa yang akan datang dengan mempertimbangkan risiko yang ada.
3. Menurut Reilly dan Brown dalam bukunya yang berjudul “Investment Analysis And
Portfolio Management” (2007:hal6), investasi adalah sebuah komitmen dari
sejumlah dollar untuk periode waktu tertentu dengan mempertimbangkan:
a. Waktu yang diharapkan;
b. Inflasi yang diharapkan;
c. Segala sesuatu yang harus dibayarkan dikemudian hari.
23
1. (broker). Belum tentu investasi yang komisinya tinggi memberikan hasil yang
relatif lebih baik dibandingkan dengan investasi sejenis dengan komisi yang rendah.
2. Jangan letakkan semua telur kedalam satu keranjang. Apabila investor meletakkan
semua telur atau investasi pada satu instrumen investasi, apabila instrumen investasi
tersebut jatuh, maka hasil investasi tersebut akan jatuh semua. Tetapi apabila
investasi pada beberapa instrumen investasi, maka apabila ada instrumen investasi
yang jatuh, maka yang jatuh hanya satu instrumen.
3. Jangan mengambil keputusan dalam kondisi panik. Kondisi sedang panic akan
menghilangkan kejernihan berpikir. Jangan membeli setelah kenaikan harga yang
besar karena panik atau ikut investor lain, kemungkinan besar harga akan segera
turun.
4. Jangan terlalu percaya bahwa dengan mengikuti prediksi dan spekulasi para pakar
dan analis akan memberikan kesuksesan. Hal ini disebabkan karena tidak satu pun
orang yang tahu dengan pasti apa yang bakan terjadi di masa yang akan dating.
Bahkan kalau ada sekalipun, tidak akan dipublikasikan di koran atau majalah.
5. Jangan mencampurkan dana investasi dengan dana untuk kebutuhan transaksi
karena akan mengacaukan kondisi keuangan investasi. Jangan abaikan untuk
membayar utang konsumtif yang ditanggung, misalnya utang kartu kredit, kredit
mobil yang lebih tinggi dari bunga tabungan, karena akan mengikis hasil
keuntungan investasi.
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, proses keputusan investasi merupakan
keputusan yang berkesinambungan (on going process) dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
24
1. Penentuan Tujuan berinvestasi
Dalam penentuan tujuan berinvestasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
jangka waktu investasi (pendek/panjang), berapa target return yang mau dicapai.
2. Penentuan Kebijakan Investasi
Investor harus mengerti karakter risiko (risk profile) masing-masing apakah seorang
yang mau mengambil risiko atau menghindari risiko, berapa banyak dana yang akan
diinvestasikan, fleksibilitas investor dalam waktu untuk memantau investasi,
pengetahuan akan pasar modal.
3. Pemilihan strategi portofolio dan asset
Setelah mengetahui hal-hal pada poin 1 dan 2 di atas maka kita dapat membentuk
suatu portofolio yang diharapkan efisien dan optimal.
4. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Mengukur kinerja portofolio yang telah dibentuk, apakah sudah sesuai dengan
tujuan. Alat untuk mengukur kinerja portofolio ada 3 yang cukup populer yaitu
Sharpe’s measures, Treynor’s measures dan Jensen measures.
2.3. Pasar Modal (Capital Market)
Pada bagian pasar modal, akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian pasar modal,
fungsi pasar modal, manfaat pasar modal, peran startegis pasar modal dan instrumen
pasar modal.
2.3.1. Pengertian Pasar Modal
Definisi pasar modal menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:
1. Menurut undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 dari website bapepam
(www.bapepam.go.id) tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai
“kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
25
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.
2. Menurut Eugene F. Brigham dan Michael C. Ehrhardt dari bukunya yang berjudul
“Financial Management” (2006;hal960), pasar modal adalah pasar keuangan
obligasi perusahaan jangka panjang, atau saham perusahaan.
3. Menurut Ross, dari bukunya yang berjudul “Modern Financial Market”
(2008;hal15), pasar modal adalah pasar untuk hutang jangka panjang dengan
pembayaran jangka waktu tertentu dan untuk saham perusahaan.
Berdasarkan ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah
kegiatan pasar keuangan yang berhubungan dengan perusahaan publik dalam lingkup
hutang atau saham.
Menurut website bursa efek Indonesia (www.idx.co.id), pasar modal (capital
market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen
derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi
kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan
prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen
jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right,
reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.
Menurut website infovesta (www.infovesta.com), melalui pasar modal, dunia
usaha akan dapat memperoleh sebagian atau seluruh pembiayaan jangka panjang yang
diperlukan. Selain itu, pengaktifan ini juga dimaksudkan untuk meratakan hasil-hasil
26
pembangunan melalui kepemilikan saham-saham perusahaan serta penyediaan lapangan
kerja dan pemerataan kesempatan usaha
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),
ekuitias (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya
pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar
modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan
terkait lainnya. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan, setiap saat cenderung
menunjukkan jumlah yang semakin bertambah. Terjadinya pertambahan permintaan
permodalan ini ditunjukkan dengan semakin meningkat kebutuhan untuk aktivitas
produksi. Oleh karena itu untuk memudahkan masyarakat dan para produsen untuk
mendapatkan permodalan maka pemerintah bersama-sama lembaga-lembaga ekonomi
menyelenggarakan kegiatan pasar modal. Perbedaan antara pasar modal dengan pasar
uang adalah jangka waktunya. Dalam pasar uang, diperdagangkan surat berharga
berjangka waktu pendek, sedangkan dalam pasar modal, diperdagangkan surat berharga
berjangka waktu panjang.
2.3.2. Fungsi Pasar Modal
Menurut website bursa efek Indonesia (www.idx.co.id), pasar modal memiliki
peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan fungsi,
yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan
untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari
pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal
kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk
berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
27
Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen.
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, pasar modal memiliki peran penting dalam
perekonomian suatu negara karena pasar modal mempunyai 2 fungsi, yaitu:
1. Fungsi ekonomi.
Pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu pihak investor dan pihak yang memerlukan dana.
2. Fungsi keuangan.
Pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan
(return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi
meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-
perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan yang pada akhirnya
memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas.
Sedangkan fungsi pasar modal di Indonesia meliputi:
1. Sebagai sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal
2. Sebagai sarana pemerataan pendapatan;
3. Memperbesar produksi dengan modal yang didapat sehingga produktivitas
meningkat;
4. Menampung tenaga kerja; dan
5. Memperbesar pemasukan pajak bagi pemerintah
28
2.3.3. Manfaat Pasar Modal
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, secara umum, manfaat dari keberadaan pasar
modal adalah:
1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus
memungkinkan alokasi dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan
untuk melakukan diversifikasi.
3. Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu Negara.
Maksudnya jika pasar modal berkembang maka diharapkan perekonomian juga
akan berkembang.
4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai pada lapisan masyarakat menengah
5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim
berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesional.
2.3.4. Peran Strategis Pasar Modal
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh manajemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, pasar modal memiliki peranan penting dalam
kegiatan ekonomi. Di banyak negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem
ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab
pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan.
Perusahaan-perusahaan ini merupakan salah satu agen produksi yang secara nasional
akan membentuk Gross Domestic Product (GDP). Perkembangan pasar modal akan
menunjang kegiatan peningkatan GDP. Dengan kata lain, berkembangnya pasar modal
akan mendorong pula kemjuan ekonomi suatu negara.
29
2.3.5. Instrumen Pasar Modal
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh manajemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, pasar Modal di Indonesia memiliki beberapa
instrumen yang diperjualbelikan. Instrumen-instrumen tersebut dapat digolongkan
dalam tiga kelompok besar, yaitu instrumen yang tergolong ke dalam ekuitas, obligasi,
dan derivatif dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Ekuitas
Instrumen yang akan menambah ekuitas pemilik modal, yaitu saham. Memiliki
instrumen jenis ini berarti investor menjadi pemilik perusahaan tersebut sebesar
modal yang ditanamkan. Instrumen yang paling dikenal dari pasar jenis ini adalah
saham. Ada dua jenis saham yang jamak dipasarkan, yaitu saham biasa (common
stock) dan saham preferen (preferred stock).
2. Obligasi
Obligasi berbeda dengan ekuitas yang telah diterangkan sebelumnya. Perusahaan
sering memanfaatkan pasar ini untuk mencari pinjaman langsung dari investor
dengan menerbitkan income securities utang suratfixed yaitu berupa dokumen yang
menyatakan kesediaannya membayar sejumlah uang tertentu di masa depan. Selain
akan membayar uang sejumlah pokok pinjaman yang dipinjamkan investor,
perusahaan juga harus membayar bunga pinjaman atau kupon bunga secara berkala.
Oleh karena investor akan menerima pembayaran bunga setiap periode dalam
jumlah tetap, maka semua efek utang yang diterbitkan perusahaan disebut efek
berpendapatan tetap.
30
3. Derivatif
Derivatif merupakan bentuk turunan dari sekuritas utama yang ada, dalam hal ini
saham. Derivatif yang banyak dikenal di Indonesia barulah warrant dan right
dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Warrant
Merupakan hak untuk membeli sebuah saham pada harga yang telah ditetapkan
pada waktu yang telah ditetapkan pula.
B. Right
Mirip dengan warrant, right juga merupakan hak untuk membeli saham pada
harga tertentu pada waktu yang telah ditetapkan. Right diberikan pada pemegang
saham lama yang berhak untuk mendapatkan tambahan saham baru yang
dikeluarkan perusahaan pada secondary offering. Beda dengan warrant masa
perdagangan right sangat singkat, berkisar antara 1-2 minggu saja. Contoh dari
right dan warrant dijelaskan sebagai berikut:
2.4. Saham
Pada bagian saham, penulis akan menjabarkan seluk beluk tentang saham mulai dari
pengertian, risiko, hingga teknis analisa saham.
2.4.1. Pengertian Saham
Definisi saham menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:
1. Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham adalah surat berharga yang dapat
dibeli atau dijual oleh perorangan atau lembaga di pasar tempat surat tersebut
diperjualbelikan atau tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal
tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim
31
atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
2. Menurut website investorwords (www.investorwords.com) yang ditulis oleh
managemen WebFinance, saham adalah sebuah instrumen dengan memberikan
komposisi ekuisitas dari perusahaan yang menunjukan seberapa besar investor
memiliki porsi dari perusahaan tersebut.
3. Menurut website investopedia (www.investopedia.com) yang ditulis oleh
managemen Investopedia, saham adalah surat berharga kepemilikan perusahaan
yang menyatakan besaran porsi perusahaan terhadap asset dan ekuisitas.
Berdasarkan ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat
beharga yang menentukan besaran porsi kepemilikan dari sebuah perusahaan.
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham (stock) merupakan salah satu instrumen
pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan
perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
2.4.2. Bursa Saham
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta (2008), bursa saham adalah tempat dimana perusahaan dapat menawarkan
sahamnya untuk dijual. Mereka melakukan hal ini melalui penawaran perdana (IPO).
Setelah penawaran perdana, ribuan atau jutaan investor yang telah membeli saham
tersebut dapat kembali ke bursa saham untuk menjual sahamnya kepada investor yang
lain, sehingga dimulailah perdagangan saham. Bursa saham hanyalah semacam tempat
penampungan untuk perdagangan ini.
32
2.4.3. Menentukan Harga Saham
Harga saham setiap perusahaan tidaklah sama, harganya akan berbeda-beda.
Apa yang menyebabkan perbedaan itu? Semua itu ditentukan oleh pendapat perusahaan.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah potensi pertumbuhan keuntungan.
Perusahaan tadi mungkin hanya dapat menghasilkan Rp10 juta tahun ini, tapi tahun
depan berpeluang mendapatkan Rp20 juta. Untuk tingkat keuntungan 10% dan potensi
pertumbuhannya, mungkin perusahaan tersebut bisa dijual dengan harga Rp150 juta.
Inilah yang menjadi alasan banyak saham yang mengalami kenaikan yang sangat pesat
walaupun sekarang mereka tidak lagi banyak menghasilkan keuntungan.
2.4.4. Apa yang Menyebabkan Gejolak Harga Saham?
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, faktor-faktor yang menyebabkan gejolak harga
saham dapat dibagi menjadi 2 faktor, yaitu:
1. Faktor makro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan.
Tingkat suku bunga yang tinggi, inflasi, tingkat produktivitas nasional, politik dan
lain sebagainya dapat memiliki dampak penting pada potensi keuntungan perusahaan
hingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi harga sahamnya.
2. Faktor mikro adalah faktor-faktor yang berdampak secara langsung pada perusahaan
itu sendiri. Perubahan manajemen, harga dan ketersediaan bahan mentah,
produktivitas pekerja dan lain sebagainya yang akan dapat mempengaruhi kinerja
keuntungan perusahaan tersebut secara individual.
Apa yang menyebabkan volatilitas atau gejolak harga adalah karena sering adanya
perbedaan opini tentang kemana arah profitabilitas perusahaan tersebut. Di saat banyak
orang berpikir bahwa profitabilitas suatu perusahaan menurun, maka akan lebih banyak
33
yang menjual sahamnya sehingga harganya akan menurun. Tentu saja, hal yang
sebaliknya juga dapat terjadi.
Menurut website Indonesia Institute Of Private Whealth Management
(www.wealthindonesia.com) yang ditulis oleh Philip Dwantanto, kondisi lainnya yang
dapat terjadi pada saham, yaitu saham tersebut menjadi saham gorengan. Saham
gorengan adalah saham yang dijadikan ajang spekulasi sehingga pergerakan harganya
seolah-olah terpisah dari faktor-faktor fundamental perusahaan tersebut dan terpisah
dari sentimen pasar secara keseluruhan. Saham-saham ini harganya sangat sering
dipermainkan.Harga saham ini dipermainkan oleh pihak-pihak tertentu dengan
memanfaatkan corporate action yang akan dilakukan perusahaan. Biasanya dengan
memanfaatkan corporate action, akan ada rumor-rumor mengenai corporate action
sehubungan dengan harga saham tersebut. Satu atau beberapa “Bandar” dan
kawanannya bekerja sama untuk berusaha menggiring pergerakan saham. Sebagian
besar saham yang dijadikan saham gorengan ini bukanlah saham-saham blue chip,
melainkan saham-saham berkapitalisasi kecil dan dapat berpotensi untuk menimbulkan
cerita yang dapat dihembuskan. Mengapa saham blue chip sulit untuk digoreng?
Berikut beberapa alasannya:
1. Jumlah saham blue chip yang beredar biasanya jauh lebih banyak sehingga sulit
untuk memonitor pergerakannya;
2. Pemiliknya sangat heterogen baik dari dalam maupun luar negeri sehingga mungkin
tidak tertarik goreng-menggoreng;
3. Karena pemegang saham sangat banyak dan bervariasi dapat memungkinkan tidak
adanya pemegang saham mayoritas sehingga tidak ada yang dapat berperan sebagai
bandar.
34
Dengan adanya saham-saham gorengan ini jangan kaget apabila menemukan saham-
saham yang harganya melambung tinggi dengan sangat cepat atau pun sebaliknya.
Karena itu investor harus berhati-hati dengan sekedar rumor-rumor dan omongan orang-
orang. Investor harus mengecek dan melakukan analisa sendiri terhadap kondisi pasar.
Contoh saham gorengan menurut website Indonesia Institute Of Private Whealth
Management (www.wealthindonesia.com) yang ditulis oleh Philip Dwantanto adalah
sebagai berikut:
1. Dayaindo Resources / KARK (batubara)
KARK termasuk salah satu saham yang mencetak lonjakan saham yang cukup
spektakuler. Pada awal tahun, harga saham ini masih melata di bawah Rp50,- per
saham. Memasuki april harganya melejit dan sempat memasuki harga Rp750- per
saham atau naik sebesar 1.315%. Tapi pada tgl 19/9 harganya kembali anjlok
menjadi Rp395,- per saham. Lejitan harga saham ini sering dikaitkan dengan langkah
KARK yang sejak Juli lalu menyatakan akan terjun ke bisnis batubara.
Isu-isu mengenai rencana corporate action ini dapat dijadikan rumor bagi para
pemain untuk menggerakan harga saham.
2. Central Korporindo (CNKO)
Harga saham CNKO sempat terbang karena rencana pembangunan tiga PLTU di
Kalimantan. Namun hingga kini pembangunan tersebut tak kunjung selesai.
Demikian juga dengan rumor awal bahwa CNKO akan membuka lokasi tambang
baru di Papua. Namun kemudian rencana ini batal karena infrastrukturnya sulit dan
batu baranya basah sehingga biaya eksploitasinya mahal dan sebagai gantinya CNKO
akan melirik lokasi di Jambi, Sumatera Selatan dan Riau.
Pergerakan coporate action seperti ini akan sangat mudah dimanfaatkan untuk menjadi
rumor.
35
Melihat situasi maraknya saham-saham gorengan sebaiknya para investor pemula
berhati-hati untuk tidak mudah ikut dalam rumor-rumor, sehingga dapat mencegah
kerugian yang besar, meskipun dalam saham-saham gorengan mungkin saja dapat
untung banyak dalam waktu singkat.
2.4.5. Dividen
Menurut Arthur J. Keown dalam bukunya yang berjudul “Financial
Management” (2005;605), pemegang saham hanya memiliki 2 tingkat pengembalian,
yaitu dividend dan kenaikan harga saham. Perusahaan perlu mempertimbangkan lebih
lanjut diantara keputusan membagikan dividen atau internal financing. Investor yang
dapat berpikir secara rasional, dapat menerima keputusan perusahaan dengan internal
financing ketimbang dividen. Karena dengan membagikan dividen, maka jumlah arus
kas akan berkurang.
Selain kenaikan harga ataupun penambahan modal, dividen merupakan salah
cara untuk dapat menghasilkan keuntungan. Banyak perusahaan yang membayarkan
dividen tunai tahunan yang mencerminkan bagian dari profit perusahaan tersebut.
Pembagian dividen sepenuhnya merupakan kebijakan perusahaan tersebut dan mereka
tidak wajib melakukannya. Akan tetapi pada umumnya mereka tetap akan memberikan
sebagian dari profitnya sebagai bentuk penghargaan kepada para investornya.
2.4.6. Tipe Saham
Ada dua jenis saham yang jamak dipasarkan, yaitu saham biasa (common stock) dan
saham preferen (preferred stock)
2.4.6.1. Saham biasa (common stock)
Definisi saham menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:
1. Menurut Keown (2005;hal261), common stock adalah saham yang
mempresentasikan kepemilikan dari sebuah perusahaan.
36
2. Menurut Zvi Bodie dalam bukunya berjudul “Investment” edisi ke delapan (2011:G-
3) common stock adalah ekuitas, atau ekuisitas security, yang diterbitkan dan
menjadi kepemilikan publik berdasarkan presentase dari perusahaan tersebut.
3. Menurut John J.Wild dalam bukunya yang berjudul “Financial Statement Analysis”
(2001:220) common stock adalah jenis saham yang mempresentasikan kepemilikan
dan pemilik saham memiliki risiko yang sangat tinggi dan imbal hasil yang tinggi
tergantung dari kinerja perusahaan.
Dengan merangkum tiga definisi common stock tersebut, common stock adalah jenis
saham yang mempresentasikan kepemilikan perusahaan berdasarkan besarnya
presentase saham yang dimiliki.
Menurut Keown (2005;hal261), common stock tidak memiliki maturity date
tetapi keberadaan saham tersebut tetap ada seiring dengan perusahaam yang
menerbitkan saham tersebut. Perusahaan dapat memberikan dividen pada pemegang
saham. Tetapi sebelum pengumuman ke publik tentang perusahaan dalam pembagian
dividen, jajaran direksi harus mendeklarasikan terlebih dahulu.
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham biasa merupakan saham yang
menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen dan hak atas harta
kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak-hak
istimewa). Karakteristik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan jika
perusahaan memperoleh laba.
Pemegang saham jenis ini mewakili kepemilikan di perusahaan sebesar modal
yang ditanamkan. Keuntungan yang didapatkan oleh pemegang saham ini berupa
dividen yang berasal dari keuntungan perusahaan. Pemegang saham ini tidak memiliki
jaminan pasti atas return yang dihasilkan perusahaan. Apabila perusahaan mendapatkan
37
keuntungan, maka pemegang saham akan mendapatkan dividen sebesar alokasi yang
ditetapkan oleh RUPS. Namun, apabila perusahaan suatu saat dilikuidasi atau bangkrut,
pemegang saham jenis ini adalah yang paling akhir mendapatkan hak atas aset
perusahaan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi dan pemegang saham preferen
dibayar sebesar nilai par sekuritas mereka.
Selain keuntungan berupa dividen, pemegang saham biasa juga bisa mendapatkan
keuntungan dari selisih nilai beli dengan nilai jual sahamnya. Katakanlah, jika anda
membeli sebuah saham pada harga Rp500,- dan menjualnya saat harga mencapai
Rp600,- maka anda akan memperoleh keuntungan sebesar Rp100,- dikalikan dengan
jumlah saham yang anda jual. Keuntungan jenis ini disebut capital gain. Sebaliknya jika
harga saham mengalami penurunan, maka anda mengalami kerugian yang disebut
capital loss.
Karakteristik lain dari saham biasa, selain klaim atas aset perusahaan paling
rendah dibandingkan dengan komponen perusahaan yang lain, juga tidak adanya
maturity date atau tanggal jatuh tempo. Orang yang mempunyai saham memiliki hak
untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan. Besar kecilnya hak suara yang
dimiliki sesuai dengan besar kecilnya saham yang dimiliki, semakin banyak persentase
saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol
operasional perusahaan.
Pemegang saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak
lain sesuai dengan proporsi saham dan mempunyai hak untuk mengalihkan
kepemilikkan sahamnya kepada orang lain.
38
2.4.6.2. Saham preferen (preferred stock)
Definisi saham menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:
1. Menurut Keown (2005;hal256), preferred stock adalah hybrit security dengan
campuran karakteristik antara obligasi dengan saham
2. Menurut John J.Wild dalam bukunya yang berjudul “Financial Statement Analysis”
(2001:hal220), preferred stock adalah saham yang masuk kategori kelas khusus
karena memiliki preferensi atau fitur tidak dinikmati oleh saham biasa.
3. Menurut Zvi Bodie dalam bukunya berjudul “Investment” edisi ke delapan
(2011:G-3) preferred stock adalah saham dalam perusahaan dan perusahaan wajib
membayar aliran tetap atau dividen.
Berdasarkan ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa preferred stock adalah
tipe saham yang khusus yang berbeda dari saham biasa, dimana pemegang preferred
stock dapat menikmati fungsi ganda dari preferred stock tersebut seperti obligasi dan
saham.
Menurut Wild (2001:hal220), preferred stock biasanya adalah pemegang saham
yang senior dengan pembagian dividen tetap. Pemegang preferred stock mendapatkan
dividen terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa mendapatkan dividen.
Pemegang saham preferen dapat berupa obligasi atau kreditur dan pemegang saham
biasa. Perbedaan penting antara para pemegang saham preferen dan kreditur adalah
bahwa pemegang saham lebih disukai perusahaan karena biasanya pemegang saham
preferen tidak memiliki hak untuk menuntut penebusan saham mereka. Namun
demikian, beberapa saham preferen memiliki hak untuk menentukan tanggal penebusan
yang disesuaikan dengan laporan keuangan perusahaan.
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham jenis preferen memiliki sifat hybrid yang
39
artinya selain memiliki karakteristik sebagai saham, juga memiliki sifat seperti halnya
obligasi. Jika investor memiliki saham jenis ini, investor akan mendapatkan
pembayaran secara teratur sebesar harga dari saham dikalikan dengan bunga setiap
tahun (sifat obligasi). Apabila saham preferen anda berjenis cumulative, maka jika anda
belum menerima pembayaran dividen tahun lalu akan diakumulasikan dengan dividen
tahun berjalan. Jenis yang lain yaitu non cumulative, yang artinya anda tidak akan
menerima dividen yang tidak dibayarkan periode lalu, sedangkan yang berjenis
participating akan menerima peningkatan nilai dividen proporsional mengikuti
peningkatan dividen saham biasa. Pemilik saham preferen memiliki hak suara untuk
memilih direktur perusahaan, hanya jika dividen tidak dibayarkan selama setahun atau
lebih.
Sifat preferen ini tercermin pula pada perlakuan yang diterima saat perusahaan
dilikuidasi. Pemilik saham ini akan menerima pembayaran sebesar harga pari saham
sebelum dividen atas pemegang saham biasa dibayarkan. Oleh karena banyak sifat
saham jenis ini yang menyerupai obligasi, maka beberapa pihak menggolongkannya ke
dalam fixed income.
Saham preferen memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham
biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi. Menurut
website infovesta (www.infovesta.com) ada persamaan antara saham preferen dengan
obligasi :
1. Ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya
2. Selama masa saham berlaku dividen akan tetap
3. Memiliki hak tebus dan dapat ditukar dengan saham biasa
Saham preferen lebih aman dibandingkan saham biasa karena memiliki klaim
terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu. Dan pemiliknya
40
akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa, contohnya hak suara
dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusaha sekuat tenaga
untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak terlambat. Tetapi
saham preferen sulit untuk diperjualbelikan seperti saham biasa karena jumlahnya
sedikit.
2.4.7. Keuntungan dan Risiko Saham
Berikut adalah keuntungan dan risiko dalam berinvestasi saham.
2.4.7.1.Keuntungan Saham
Menurut Keown (2005;hal605), pemegang saham hanya memiliki 2 tingkat
pengembalian, yaitu dividen dan kenaikan harga saham yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Dividen
Menurut John J.Wild dalam bukunya yang berjudul “Financial Statement Analysis”
(2001:hal221) ada 2 macam dividen yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Dividen kas
Dividen kas adalah distribusi dividen berupa uang kas. Dividen ini adalah
dividen yang paling umum dan ketika perusahaan mengumumkan pembagian
dividen, maka pada laporan keuangan masuk pada hutang perusahaan kepada
pemegang saham. Dividen bentuk lain, seperti dividen properti. Dividen ini
dibayar dengan aset perusahaan, barang, atau dalam saham perusahaan lain.
Dividen tersebut dinilai berdasarkan nilai pasar dari aset yang didistribusikan.
b. Dividen saham
Dividen saham berupa distribusi dari perusahaan membayar pemegang saham
dengan saham. Efek dari pembayaran saham ini adalah pengaruh terhadap
kapitalisasi pasar, sehingga berpengaruh secara permanen. Untuk skala kecil,
41
dividen saham kira-kira antara 20%-25% dari saham yang beredar sesuai dengan
harga saham semenjak dividen saham ini dideklarasikan. Untuk skala besar,
ukuran dividen saham lebih dari 25% saham yang beredar sesuai dengan harga
saham semenjak dividen saham ini dideklarasikan.
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, dividen merupakan pembagian keuntungan
yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus
memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga
kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang
saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat
berupa dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen
berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula
berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen
sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan
bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital Gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya
investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp3,000,- kemudian
menjualnya dengan harga Rp3,500,- per saham yang berarti pemodal tersebut
mendapatkan capital gain sebesar Rp500,- untuk setiap saham yang dijualnya.
42
2.4.7.2. Risiko Saham
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis pada tanggal
30 Januari 2008 sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko, yang dijelaskan
sebagai berikut:
1. Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital gain, yaitu suatu kondisi dimana investor
menjual saham lebih rendah dari harga beli.
2. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau
perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham
mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi
(dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil
penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara
proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak
akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang
terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk
secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
2.4.8. Teknik Analisa Saham
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, Dalam melakukan suatu investasi, seorang
investor sering dihadapkan pada pertanyaan mendasar, seperti apakah harga saham
dipasar mencerminkan nilai yang sebenarnya dari perusahaan? Jika tidak, berapa nilai
sebenarnya dari saham tersebut? Nilai intrinsik (intrinsic value) merupakan nilai
sebenarnya dari suatu saham, dan merupakan standar untuk mempertimbangkan apakah
43
saham dinilai terlalu rendah (undervalued), wajar (fairly priced), atau dinilai terlalu
tinggi (overvalued). Sedangkan harga pasar saham (current market price) adalah harga
yang terbentuk di pasar jual beli saham.
Investor perlu menganalisis saham dengan tujuan untuk menaksir nilai intrinsic
suatu saham perusahaan, lalu membandingkannya dengan harga saham saat ini untuk
mengetahui tingkat kewajaran harga saham. Untuk itu, ada dua pendekatan yang
digunakan dalam menganalisis saham suatu perusahaan yang dikutip dari website
infovesta (www.infovesta.com) yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan
mengamati perubahan harga saham di periode yang lalu, dan upaya untuk
menentukan kapan investor harus membeli, menjual atau mempertahankan
sahamnya dengan menggunakan indikator-indikator teknis atau menggunakan
analisis grafik. Indikator teknis yang digunakan adalah moving average, volume
perdagangan, dan short-interest ratio. Sedangkan analisis grafik diharapkan dapat
mengidentifikasi berbagai pola seperti key reserval, head and shoulders, dan
sebagainya. Analisis ini menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan
volume transaksi penjualan saham untuk menentukan nilai saham.
2. Analisis Fundamental
Analisis fundamental ini menyatakan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik.
Analisis ini mencoba untuk menghitung nilai intrinsik dari suatu saham dengan
menggunakan data fundamental, yaitu laporan keuangan perusahaan, seperti laba,
dividen, penjualan, struktur modal, risiko dan sebagainya. Analisis ini akan
membandingkan nilai intrinsik dengan harga pasarnya untuk menentukan apakah
harga saham pasar sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum.
44
Menurut website PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.com), ada beberapa macam
pendekatan atau metode penghitungan yang digunakan untuk menghitung indeks, yang
dijelaskan sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata (arithmatic mean) harga saham yang masuk dalam anggota
indeks,
2. Menghitung (geometric mean) dari indeks individual saham yang masuk anggota
indeks,
3. Menghitung rata-rata tertimbang nilai pasar. Umumnya semua indeks harga saham
gabungan (composite) menggunakan metode rata-rata tertimbang termasuk di Bursa
Efek Jakarta.
Seperti halnya penghitungan indeks di bursa lainnya, perhitungan indeks di BEJ
menggunakan rata-rata tertimbang dari nilai pasar (market value weighted average
index). Rumus dasar penghitungan indeks adalah:
Nilai Pasar adalah kumulatif jumlah saham hari ini x harga pasar hari ini atau disebut
sebagai kapitalisasi pasar.
Nilai dasar adalah nilai yang dihitung berdasarkan harga perdana dari masing-masing
saham atau berdasarkan harga yang telah dikoreksi jika perusahaan telah melakukan
kegiatan yang menyebabkan jumlah saham yang tercatat di bursa berubah. Penyesuaian
dilakukan agar indeks akan benar-benar mencerminkan pergerakan harga saham.
2.5. Index Harga Saham
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, indeks harga saham adalah suatu indikator yang
menunjukkan pergerakan harga saham dalam suatu periode. Indeks ini berfungsi
sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar
pada suatu saat, apakah keadaan pasar sedang aktif atau sedang lesu.
45
Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham
saat ini; apakah sedang naik, stabil atau turun, misal jika di awal bulan nilai indeks 300
dan saat ini di akhir bulan menjadi 360, maka kita dapat mengatakan bahwa secara rata-
rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20%.
Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk
menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa
saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai
indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.
Untuk mengetahui pergerakan harga saham, dapat dilihat dengan menggunakan
system Relative Strength Index (RSI) yang ditulis oleh Hendra Syamir pada buku
“Solusi Investasi di Bursa Saham Indonesia” (2005;186). Indikator RSI ini menghitung
perbandingan antara daya tarik kenaikan dan penurunan harga, yang diterjemahkan
kedalam indikator yang memiliki selang penilaian antara 0-100. Formulasi RSI adalah
sebagai berikut:
RSI=100-100/(1+RS)
2.6. Discounted Cash Flow (DCF)
Menurut Keown (2005;hal438), untuk mengerti bagaimana mengukur nilai
shareholders, perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana menilai perusahaan di pasar
modal. Ada dua buah cara yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Accounting Model
Pada accounting model, yang diutamakan adalah price earning ratio dan earning
per share, sebagai contoh spabila ada perusahaan dengan rasio P/E sebesar 20,
maka dengan peningkatan $1 pada earning per share (EPS), maka akan
meningkatkan $20 equity value per share. Sebaliknya, apabila EPS berkurang $1,
maka akan menurunkan $20 pada share value. (A.J.Keown, et al. 2005, p. 439).
46
2.5.2.1 Competing Models of Equity Valuation
Accounting (Earning) Model Discounted Cash Flow
Model
Equity Value Price earning ratio x Earning per
share Present value of future cash flow
Value Drivers Determinants of accounting earning and the price-earning ratio
Determinants of firm future cash
flows and the opportunity
Source : A.J.Keown, et al, Financial Fundamental, p. 439
2. Valuasi Free Cash Flow Model
Menurut Keown (2005;hal439) free cash-flow model adalah metode valuasi nilai
perusahaan dengan menghitung present value dari arus kas di masa yang akan
datang. Menurut Koller dari bukunya yang berjudul Valuation (2010;395) manager
yang menggunakan perhitungan discounted cash flow (DCF) akan mendapatkan
harga saham tertinggi. Pragmatisnya kita semua tidak dapat mengetahui dengan
pasti arus kas di masa yang akan datang, namun dapat diprediksi dengan planning
period, lalu mengambil nilai dari arus kas yang disebut metode terminal value.
Menurut Keown (2005;hal440) metode dan rumus DCF dijabarkan sebagai berikut:
firm value = free cash flow1 + free cash flow2 + free cash flow3 + (1+ kwacc)1 (1+ kwacc)2 (1+ kwacc)3
free cash flow4 + terminal value4 (1+ kwacc)4 (1+ kwacc)4
terminal value4 = free cash flow5
kwacc Dan untuk mencari free cash flow dijabarkan sebagai berikut:
47
Calculation of free cash flow Net operating income (NOI) Less: taxes Equals: net operating income after tax Plus: depreciation expense Less: new investment made during the period additional net working capital and capital expenditures Equals: free cash flow
Selanjutnya masuk pada rumus untuk mencari share value
Firm value = Debt value + Equity Value
Share value = equity value number of shares
2.7.1. Weight Average Cost of Capital
Menurut Keown (2005;hal406) Weight Average Cost of Capital (WACC) adalah
rata-rata dari after tax cost dari seluruh sumber modal perusahaan untuk proyek
pembiayaan. Istilah Weight merefleksikan proporsi dari kenaikan seluruh pembiayaan
modal dari setiap sumber yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Cost of Debt
Komponen WACC yang pertama adalah biaya yang harus dikeluarkan dari hutang.
Biaya tersebut berupa bunga hutang untuk pemegang obligasi atau bunga hutang
dari bank. Menurut Block & Hirt dalam bukunya yang berjudul Foundations of
Financial Management (2005;hal315) rumus dari cost of debt dijabarkan sebagai
berikut:
Kd = Y x ( 1 - T )
keterangan:
Kd adalah Cost of Debt
Y adalah yield to maturity
T adalah pajak.
48
2. Cost of Equity
Komponen kedua dari WACC adalah Cost of Equity. Cost of Equity merupakan
biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membiayai ekuitas seperti dividend
dan biaya untuk preferend stock. Menurut Keown (2005;hal412), menghitung cost
of equity dapat menggunakan capital asset pricing model (CAPM). CAPM adalah
hubungan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko dimana risiko
yang tergolong systematic (beta) untuk aset yang berisiko. Ada 2 buah keuntungan
menggunakan CAPM yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Mudah dimengerti dan mudah diimplementasikan
2. CAPM tidak tergantung pada pembiayaan dividen, sehingga dapat diaplikasikan
untuk perusahaan yang tidak atau belum membayar dividen.
Menurut Keown (2005;hal412) rumus dari CAPM adalah sebagai berikut:
kc = krf + ß x (km - krf)
keterangan:
kc adalah CAPM
krf adalah risk-free rate
ß adalah beta coefficient dengan melihat risiko yang sistematis dari tingkat
pengembalian saham perusahaan.
km adalah require rate of return.
Untuk menghitung ß menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk mencari Co Variance Rs, Rm dan Variance Rm menggunakan rumus sebagai
berikut:
ß = Co Variance Rs, Rm Variance Rm
49
keterangan:
Rsi adalah tingkat pengembalian saham per tahun
Rm adalah tingkat pengembalian IHSG per tahun
Rs adalah rata-rata tingkat pengembalian saham per tahun
Rm adalah rata-rata tingkat pengembalian IHSG per tahun
Dari cost of equity dan cost of debt yang sudah diketahui, maka rumus untuk mencari
WACC menurut Arthur (2005;hal414) adalah sebagai berikut:
WACC = [cost of debt x proporsi biaya hutang] x [cost of equity x proporsi biaya
equisitas]
49
13. BORN - Borneo Energy Tbk
14. BRAU - Berau Coal Energy Tbk
Saham-saham batubara tersebut akan dianalisa menggunakan metode DCF dengan
framework sebagai berikut:
3.1. Tabel Framework
Hasil dari DCF adalah nilai fair value per lembar setiap perusahaan akan dilihat dengan
harga saham perusahaan saat ini (11 July 2011) apakah saat ini harga saham-saham batu
bara sedang di bawah atau diatas nilai intrinsiknya.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data pendukung dalam penelitian ini, penulis melakukan
penelitan lapangan dan kepustakaan yang dijabarkan sebagai berikut:
50
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berkaitan dengan
topik penelitan di Pojok Bursa Efek Indonesia, BloombergBusinessweek.com,
finance.yahoo.com, Majalah Investor Febuari 2011 hingga April 2011, Real Time
Investor, duniainvestasi.com, serta website lain yang menunjang penelitian. Data
yang diperoleh dari lapangan adalah data sekunder, karena data-data yang diambil
dalam penelitan ini bukan dari sumber informasi utama, tetapi sudah tersedia dan
dipublikasikan pada masyarakat luas oleh Bursa Efek Indonesia dan website terkait.
Data penelitian yang dikumpulkan adalah harga saham, dan laporan keuangan
emiten batu bara yang terdaftar di PT Bursa Efek Jakarta pada tahun 2008 hingga
2010.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mempelajari buku-buku dari
perpustakaan, majalah, dan jurnal yang berhubungan dengan topik yang ditulis.
Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mendapatkan data sekunder. Jurnal yang
terkait penelitian ini adalah journal yang disusun oleh Robert F. Bruner, Robert M.
Conroy, Wei Li, Elisabeth F. I’Halloran, dan Miguel Palacios Lleras pada
journalnya yang berjudul “Investing In Emerging Markets” dengan penerbit The
Research Foundation of AIMR (2003). Pada journal tersebut, Robert F, Bruner, et al
menjelaskan bahwa Indonesia sebagai bagian dari Emerging Markets. Investor yang
ingin berinvestasi pada saham-saham di Emerging Markets untuk melengkapi
portofolio global, perlu melakukan valuasi dengan yang teknik mendasar seperti
discounted cash flow. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah inflasi dan
korupsi dimana keduanya adalah risiko utama yang perlu diperhatikan ketika
berinvestasi pada emerging market.
51
3.3. Company Profile
Penjelasan singkat tentang perusahaan batu bara yang akan diteliti didapat dari realtime
investor.com dijabarkan sebagai berikut:
1. PT Indika Energy Tbk. (INDY)
IDNY adalah sebuah perusahaan energi batu bara Indonesia, menyediakan solusi
energi terintegrasi melalui investasi dalam bidang sumber daya energi, jasa energi
dan infrastruktur energi. Didirikan pada tahun 2000, Indika Energy (sebelumnya
dikenal sebagai PT Indika Inti Energi) telah tumbuh menjadi perusahaan energi
terkemuka yang terintegrasi melalui investasi strategis di bidang produksi batubara
(PT Kideco Jaya Agung), Rekayasa, Pengadaan dan Konstruksi (EPC) jasa (PT
Tripatra Engineers & Constructors dan PT Tripatra Engineering), dan proyek
pembangkit listrik (PT Cirebon Electric Power). Pada akhir tahun 2007, Indika
Energy melaporkan aset bersih konsolidasi sebesar Rp 5,0 triliun (US$531.900.000),
pendapatan sebesar Rp 2,3 triliun (US$248.100.000), dan keuntungan bersih sebesar
Rp264.900.000.000,- (US$28.100.000). Indika Energy mempekerjakan 689 staf di
seluruh Indonesia. PT Kideco Jaya Agung (Kideco) adalah perusahaan batu bara
ketiga terbesar di Indonesia, diukur dengan kapasitas dan jumlah produksi. Kideco
mulai produksi komersial dengan 1,4 juta ton pada tahun 1993 dan telah secara
konsisten meningkatkan produksi tahunan sebesar ke 20,5 juta ton pada tahun 2007.
Kideco merupakan salah satu produsen biaya terendah batu bara di area konsesi
Indonesiaoperating 50.400 hektar di Pasir Kalimantan Timur dan memegang hak
pertambangan batu bara di bawah generasi pertama Kontrak Karya Batubara
(CCOW) dengan Pemerintah Indonesia sampai 2023. Pelanggan Kideco termasuk
perusahaan pembangkit listrik terkemuka di 15 negara di Asia, Eropa dan Amerika
Utara. PT Tripatra Engineers & Constructors dan PT Tripatra Engineering
52
(Tripatra) adalah penyedia jasa terkemuka di Indonesia logistik, rekayasa, pengadaan
dan konstruksi (EPC) jasa untuk sektor energi Indonesia. Didirikan pada tahun 1973,
Tripatra telah membentuk track record yang terbukti di pasar EPC dengan basis klien
yang beragam yang terdiri dari perusahaan domestik internasional dan utama dalam
sektor energi dan infrastruktur, termasuk ExxonMobil, Chevron, BP, Hess, Conoco
Phillips, Telkom, PGN, dan Excelcomindo. Didirikan pada bulan April 2007, PT
Cirebon Electric Power (CEP) adalah sebuah konsorsium yang memiliki proyek
pembangkitan listrik internasional yang melibatkan pemain internasional terkemuka
di sektor energi dan infrastruktur di Asia, termasuk Marubeni Corporation, Korea
Power Midland, dan Samtan. 660-megawatt pembangkit listrik proyek yang
berlokasi di Cirebon, Jawa Barat, dilengkapi dengan teknologi boiler terbaru dan
paling canggih ultra atau super-kritis dirancang untuk mengkonsumsi rendah kalori
batubara. Proyek, yang akan memerlukan total investasi sebesar US $ 779.000.000,
diharapkan akan selesai pada tahun 2011.
Laba bersih INDY melonjak menjadi Rp264.969 miliar pada 2007 dari Rp177.264
miliar di tahun 2006. Laba bersih lebih tinggi sejalan dengan penjualan bersih
meningkat dari Rp188 triliun menjadi Rp2.336 triliun.
2. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. (PTBA)
PTBA didirikan pada tanggal 2 Maret 1981 di Tanjung Enim dengan nama PT.
Tambang Batubara Bukit Asam. Namun kerja tambang telah dieksploitasi sejak
tahun 1919 di bawah Pemerintah Belanda Indie. Ambil alih oleh Jepang pada 1942,
dan dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia pada 1945. Pada 30 Oktober 1990,
Tambang Batubara bergabung dengan perusahaan perum, Sawahlunto. Pada 1983,
perusahaan yang ditugaskan oleh pemerintah untuk mengembangkan batubara
gundu.
53
Perusahaan ini telah berhasil membukukan laba bersih Rp760,207 miliar pada tahun
2007, naik dari Rp485,670 miliar di tahun 2006. Kenaikan laba bersih ini sejalan
dengan penjualan bersih yang melangkah naik dari Rp3,533 triliun menjadi
Rp4,123 triliun.
3. PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG)
ITMG didirikan dengan PT nama. Megah Indotambangraya pada tanggal 2
September 1987 di Jakarta. Pada 26 September 1988 Perusahaan mengubah nama
dengan PT. Indo Tambangraya Megah. Perusahaan memiliki anak perusahaan terdiri
dari PT. Indominco Mandiri, PT.Trubaindo Coal Mining, PT. Bharinto Ekatama, PT.
Kitadin dan PT. Jorong Barutama Greston. Sampai saat ini ITMG memusatkan
perhatiannya pada pertambangan batu bara.
4, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI)
BUMI adalah perusahaan batu bara dengan gabungan 3 perusahaan besar yaitu
Arutmin Indonesia, Kaltim Prima Coal dan Gallo Oil. Perusahaan ini mulai go publik
pada tanggal 30 juli 1990. Saat ini BUMI adalah perusahaan batu bara terbesar di
Indonesia dengan pangsa pasar lebih dari 38%. Laba bersih naik 255,41% pada tahun
2007 menjadi USD789 juta dari USD222 juta pada tahun 2006. Penjualan bersih naik
menjadi USD2 miliar dari USD1851000000.
5. PT Darma Henwa Tbk. (DEWA)
DEWA adalah anak usaha Bumi Resources dan didirikan pada tahun 1991.
Perusahaan didirikan sebagai Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang
berbasis di Jakarta, tahun 1996. Lingkup usaha DEWA berada pada kegiatan yang
menyediakan keahlian kontrak di alat berat, pertambangan Earthworks massal,
umum konstruksi, teknik sipil dan pemeliharaan tanaman. Henry Walker Eltin
(HWE) yang dijual Perseroan pada bulan Mei 2005. Pada bulan Maret 2007
54
Perusahaan mendapat tambang batu bara di Bengalon, Kalimantan Timur dan
kontrak untuk Asam-Asam, Kalimantan Selatan. Sebelum itu, Perusahaan Diberikan
USD1.25 Milyar Kontrak Bengalon pada bulan Mei 2004. Sejak September 2007,
saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
6. PT Adaro Energy Tbk. (ADRO)
ADRO didirikan dengan nama PT Padang Karunia, sebuah perseroan terbatas yang
didirikan di Indonesia pada tahun 2004. Pada 18 April 2008, Padang Karunia
berubah nama menjadi PT Adaro Energy Tbk dalam persiapan untuk menjadi
perusahaan publik. Visi Adaro Energy adalah menjadi tambang batubara terbesar dan
paling efisien terpadu dan perusahaan energi di Asia Tenggara.
ADRO dan anak perusahaannya saat ini bergerak dalam pertambangan batu bara dan
perdagangan, infrastruktur dan logistik batubara, dan jasa kontraktor penambangan.
Setiap anak perusahaan yang beroperasi diposisikan sebagai pusat laba yang bekerja
secara mandiri dan terintegrasi sehingga ADRO dapat menghasilkan produksi batu
bara yang kompetitif dan dapat diandalkan dan rantai pasokan batu bara yang
menghasilkan nilai pemegang saham yang optimal. Di masa depan, ADRO dapat
daftar anak perusahaan melakukan yang kuat untuk mendukung pertumbuhan dan
pengembangan selanjutnya.
Selain cadangan batu bara, ADRO memiliki aset berkualitas tinggi untuk mendukung
operasi seperti jalan angkutan 75 kilometer yang menghubungkan lokasi
pertambangan dengan Fasilitas Crushing di Kelanis dan Terminal Batubara di Pulau
Laut. Selain itu, melalui anak perusahaannya, ADRO memiliki armada penambangan
lengkap termasuk Mesin Bor, bulldozer, Wheel Dozer, Excavator, Grader, Truk
Artikulasi, Dump Truk, Wheel Loader, Kepala Truk, Kapal, Dollys, penghancur, dan
lainnya.
55
7. PT Bayan Resources Tbk. (BYAN)
BYAN didirikan oleh Dato 'Tuck Kwong dengan memulai bisnis di Indonesia pada
tahun 1973 ketika ia mendirikan sebuah perusahaan konstruksi yang berupa
pekerjaan sipil umumnya dan konstruksi kelautan. Pengalaman yang luas selama
berada di perusahaan dan pengetahuan dalam teknik sipil memungkinkan untuk
menjelajah ke kontrak pertambangan batubara pada tahun 1988. Setelah itu pada
bulan November 1997, Dato 'Low mengakuisisi konsesi pertambangan pertama
melalui PT. Gunungbayan Pratamacoal, dan PT Dermaga Perkasapratama yang
memiliki dan mengoperasikan Terminal Batubara Balikpapan pada tahun 1998.
Sejak itu, sejumlah konsesi baru telah diperoleh dan diformalkan menjadi sebuah
struktur memegang hukum melalui BYAN. Sejak tahun 2001, Grup Bayan rata-rata
telah menambahkan satu konsesi baru untuk portofolio setiap tahun. Grup Bayan
terus menerus untuk mengevaluasi peluang batubara baru di Indonesia dan berniat
untuk melakukan akuisisi tambahan dengan tambang batu bara yang memiliki
potensi yang strategis.
8. PT Perdana Karya Perkasa Tbk. (PKPK)
Perseroan didirikan dengan nama PT. Perdana Karya Kaltim pada tanggal
7 Desember 1983 di Samarinda. Pada 22 Desember 2006 Perusahaan berubah nama
dengan PT. Perdana Karya Perkasa. Lingkup PKPK adalah pertambangan batu bara,
minyak dan gas bumi, dan jasa konstruksi.
9. PT Resource Alam Indonesia Tbk. (KKGI)
Resource Alam Indonesia (KKGI) adalah perusahaan yang berbasis di Indonesia
bergerak di bidang pertambangan batu bara dan tekanan tinggi laminasi (HPL).
Segmen usaha yang dibagi menjadi batu bara, tekanan tinggi laminasi dan laminasi
melamin papan partikel. Tiga lokasi penambangan batubara berada di Simpang
56
tambang Pasir, Gunung Pinang dan Purwajaya. Perusahaan ini merupakan bagian
dari Bumi Raya Utama Group dan mengoperasikan fasilitas produksi di Pontianak,
Kalimantan Barat dan Palembang, Sumatera Selatan. Anak perusahaan, PT Insani
Baraperkasa Resource Alam Indonesia dan PT Energi, terlibat dalam kegiatan
metana batubara dan pertambangan batubara.
10. PT Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO)
GTBO adalah sebuah perusahaan pertambangan batubara di Indonesia. Pada tahun
2008, Garda Tujuh Buana telah menghasilkan 30.000 metrik ton (MT) batubara.
Proyek pertambangan Perseroan berlokasi di Kalimantan Timur.
11. PT ATPK Resources Tbk. (ATPK)
ATPK adalah perusahaan yang berbasis di Indonesia bergerak di bidang
pertambangan batubara dan mineral lainnya, eksploitasi minyak dan gas dan
investasi dalam bisnis energy yang berhubungan, seperti perdagangan batubara,
operasi pipa pembangkit listrik, minyak dan gas, bahan bakar gas cair (LPG) dan
gas alam terkompresi (CNG) tanaman, kilang tambang, dan lain-lain. Anak
perusahaan bergerak dalam bidang jasa eksplorasi, pertambangan batubara,
pertambangan nikel, pembangkit listrik, dan minyak dan gas. Anak perusahaan
adalah PT ATPK Daya Resources, PT ATPK Energy Resources, PT Modal
Investasi Mineral, PT MIM Geoservices Technology, PT Sarana Mandiri Utama, PT
Saptajaya Menjak Sengewari, PT Tuhup Coal Mining, PT Damanka Prima, PT
Mega Alam Sejahtera, PT MIM Nikelindo Mulia, PT Wahana Bumi Mulia dan PT
Otoma global Mitra.
12. PT Harum Energy Tbk. (HRUM)
PT Harum Energy (HRUM) adalah perusahaan yang berbasis di Indonesia yang
menjalani operasi pertambangan batubara. Anak perusahaan HRUM adalah PT
57
Mahakam Sumber Jaya, yang bergerak di bidang pertambangan, industri dan
perdagangan. PT Tambang Batubara Harum adalah anak usaha HRUM yang
bergerak di bidang pertambangan, anak usaha lainnya adalah PT Santan Batubara,.
Anak usaha HARUM lainnya yang bergerak di bidang pertambangan batubara di
Kalimantan Timur; PT Layar Lintas Jaya, lalu anak usaha yang terlibat dalam
pengiriman; Harum Energi Australia Limited, yang bergerak dalam kegiatan
investasi, dan Harum Energy Capital Limited, yang bergerak dalam kegiatan
investasi.
13. PT Borneo Lumbung Energi & Logam Tbk (BORN)
BORN adalah sebuah perusahaan yang berbasis di Indonesia terlibat dalam kegiatan
pertambangan batu bara. Anak perusahaan BORN PT Asmin adalah Koalindo
Tuhup (AKT), yang bergerak dalam bisnis pertambangan batu bara, dan Kalimantan
PT Mining Services yang bergerak dalam bisnis pertambangan batu bara di bidang
sewa peralatan yang berhubungan dengan alat berat. Perseroan melalui anak
perusahaannya, AKT terlibat dalam pertambangan batubara kokas keras (bahan
baku pembuatan baja) di Kalimantan Tengah, Indonesia. Pasar dari produk BORN
adalah China, India, Jepang, Taiwan, Turki dan Korea Selatan.
48
BAB 3
METODOLOGI
3.1. Kerangka Pikir
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari nilai fair value saham-saham batu bara
dengan menggunakan metode discounted cash flow (DCF). Untuk meggunakan metode
DCF, terlebih dahulu perlu dikumpulkan data-data sebagai berikut:
1. Harga saham-saham batu bara selama 2010 per hari,
2. Index IHSG selama 2010 per hari,
3. Laporan keuangan saham-saham batu bara tahun 2010.
4. Sertifikat Bank Indonesia tahun 2010.
Saham-saham batu bara yang diukur terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. Saham-
saham tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. INDY - Indika Energy Tbk
2. PTBA - Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
3. ITMG - Indo Tambangraya Megah
4, BUMI - Bumi Resources Tbk
5. DEWA - Darma Henwa Tbk
6. ADRO - Adaro Energy Tbk
7. BYAN - Bayan Resources Tbk
8. PKPK - Perdana Karya Perkasa Tbk
9. KKGI - Resource Alam Indonesia Tbk
10. GTBA - Garda Tujuh Buana Tbk
11. ATPK - ATPK Resources Tbk
12. HRUM - Harum Energy Tbk
58
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab 4, penulis akan menjelaskan lebih rinci proses untuk mencari nilai interinsik
suatu perusahaan dengan metode discounted cash flow (DCF). Metode DCF
memerlukan beberapa tahap yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Mencari weight average cost of capital (WACC)
Menurut Keown (2005;hal414), rumus dari WACC adalah sebagai berikut:
WACC = [cost of debt x proporsi biaya hutang] x [cost of equity x proporsi biaya
equisitas]
cost of debt = biaya hutang
cost of equity = biaya ekuisitas
proporsi biaya hutang = proporsi dari biaya hutang
proporsi biaya ekuisitas = proporsi dari biaya ekuisitas
Untuk mencari cost of debt dan cost of equity dijabarkan sebagai berikut:
a. Cost of debt
Biaya tersebut berupa bunga hutang untuk pemegang obligasi atau bunga hutang
dari bank. Menurut Block & Hirt dalam bukunya yang berjudul Foundations of
Financial Management (2005;315) rumus dari cost of debt dijabarkan sebagai
berikut:
Kd = Y x ( 1 - T )
keterangan:
Kd adalah Cost of Debt
Y adalah yield to maturity
T adalah pajak (pajak perusahaan 25%)
125
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pada bab 4, maka kesimpulan yang dapat diberikan dijabarkan
sebagai berkut:
1. Tahun 2009, nilai interinsik ADRO berada pada Rp983. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ADRO berada
pada Rp740. Kesimpulannya saham ADRO saat itu sedang murah.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ADRO berada pada
Rp1,703. Kesimpulannya saham ADRO saat itu sedang mahal.
2. Tahun 2010, nilai interinsik ADRO berada pada Rp419. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ADRO berada
pada Rp1,840. Kesimpulannya saham ADRO saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ADRO berada pada
Rp2,625. Kesimpulannya saham ADRO saat itu sedang mahal.
3. Tahun 2011, nilai interinsik ADRO berada pada Rp2,086. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ADRO berada
pada Rp2,350. Kesimpulannya saham ADRO saat itu sedang mahal.
59
Untuk menghitung yield to maturity menggunakan rumus sebagai berikut:
Yield = interest / principal
Principal dicari dengan menjumlahkan seluruh kewajiban yang memiliki bunga.
Sedangkan interest adalah bunga dari seluruh kewajiban. Untuk mencari
principal, penulis menggunakan refrensi thesis dari mahasiswi Binus Yesika
Dian Pramesti yang berjudul “A Financial Performance Valuation Analysis
Through Economic Value Added on Merger & Acquisition Approach Between
State Owned Banks (Case Study of PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, and PT Bank Tabungan Negara (Persero)”
(2007). Untuk pajak, menurut pajak.go.id, pajak seluruh perusahaan adalah 25%.
b. Cost of equity
Cost of Equity merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
membiayai ekuisitas seperti dividen dan biaya untuk preferend stock. Menurut
Keown (2005;hal412), menghitung cost of equity dapat menggunakan capital
asset pricing model (CAPM). CAPM adalah hubungan antara tingkat
pengembalian yang diharapkan dan risiko dimana risiko yang tergolong
systematic (beta) untuk aset yang beresiko. Ada 2 buah keuntungan
menggunakan CAPM yang dijabarkan sebagai berikut:
1) Mudah dimengerti dan mudah diimplementasikan
2) CAPM tidak tergantung pada pembiayaan dividen. Sehingga dapat
diaplikasikan untuk perusahaan yang tidak atau belum membayar dividen.
Menurut Keown rumus dari CAPM adalah sebagai berikut:
kc = krf + ß x (km - krf)
60
keterangan:
kc adalah CAPM
krf adalah risk-free rate
ß adalah beta coefficient dengan melihat risiko yang sistematis dari tingkat
pengembalian saham perusahaan.
km adalah require rate of return.
Untuk menghitung ß menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk mencari Co Variance Rs, Rm dan Variance Rm menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan: Rsi adalah tingkat pengembalian saham per tahun
Rm adalah tingkat pengembalian IHSG per tahun
Rs adalah rata-rata tingkat pengembalian saham per tahun
Rm adalah rata-rata tingkat pengembalian IHSG per tahun
Hasil dari beta dapat dilihat pada appendix a. Untuk mencari beta, risk-free rate,
dan require rate of return, penulis menggunakan refrensi thesis dari mahasiswi
Binus Yesika Dian Pramesti yang berjudul “A Financial Performance Valuation
ß = Co Variance Rs, Rm Variance Rm
61
Analysis Through Economic Value Added on Merger & Acquisition Approach
Between State Owned Banks (Case Study of PT Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, and PT Bank Tabungan Negara
(Persero)” (2007). Risk-free rate didapat dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan
require rate of return didapat dari tingkat pertumbuhan IHSG.
Setelah biaya hutang dan biaya ekuisitas diketahui, maka WACC dapat dihitung.
Menurut Keown (2005;hal414), rumus dari WACC adalah sebagai berikut:
WACC = [after-tax cost of debt x proporsi biaya hutang] x [cost of equity x proporsi
biaya equisitas]
Untuk lebih jelasnya, akan diberikan contoh dari Keown (2005;hal414) sebagai
berikut:
Sebuah perusahaan diketahui cost of debt sebesar 3.72%, dan cost of equity sebesar
10.18%. Maka nilai WACC adalah:
Weighted Average Cost of Capital
Source of Capital
Percent of Capital Cost of
Capital Weighted cost of Capital
Debt 30.50% x 3,72% = 1.10% Equity 69.50% x 10.18% = 7.10% 100% 8.20% Sumber: Financial Management Arthur J. Keown (419;2005)
Maka nilai WACC dari cost of debt sebesar 3.72%, dan cost of equity sebesar
10.18%. adalah 8.20%
2. Mencari discounted cash flow
Menurut Keown (2005;hal439) free cash-flow model adalah metode valuasi nilai
perusahaan dengan menghitung present value dari arus kas di masa yang akan
datang. Menurut Koller dari bukunya yang berjudul Valuation (2010;395) manager
yang menggunakan perhitungan discounted cash flow (DCF) akan mendapatkan
harga saham yang wajar. Pragmatisnya kita semua tidak dapat mengetahui dengan
62
pasti arus kas di masa yang akan datang, namun dapat diprediksi dengan planning
period, lalu mengambil nilai dari arus kas yang disebut juga metode terminal value.
Menurut Arthur J. Keown dalam bukunya yang berjudul Financial Management
(2005;440) metode dan rumus DCF dijabarkan sebagai berikut:
firm value = free cash flow1 + free cash flow2 + free cash flow3 + (1+ kwacc)1 (1+ kwacc)2 (1+ kwacc)3
free cash flow4 + terminal value4 (1+ kwacc)4 (1+ kwacc)4
terminal value4 = free cash flow4 kwacc
Dan untuk mencari free cash flow dijabarkan sebagai berikut:
Calculation of free cash flow Net operating income (NOI) Less: taxes Equals: net operating income after tax Plus: depreciation expense Less: new investment made during the period additional net working capital and capital expenditures Equals: free cash flow
Operating Income didapat dari gross margin sales. Working capital dan capital
expenditure, didapat dengan menggunakan proporsi kenaikan sales. Pada contoh
yang diberikan, Arthur berasumsi didapat kenaikan 10% pada sales masuk pada
working capital, dan 40% sales masuk capital expenditure ditambah dengan
depresiasi. Namun, Arthur tidak menjelaskan dasar dari asumsi tersebut termasuk
planning selama 4 tahun kedepan mulai dari sales, operating income, hingga
depresiasi. Sehingga disini penulis menggunakan asumsi berdasarkan presentase
kenaikan selama 4 hingga 5 tahun. Untuk perusahaan yang baru berjalan kurang dari
4 tahun, dan perusahaan yang abnormal seperti mengalami penurunan operating
income sebesar 200% lebih selama 4 tahun terakhir, penulis akan menggunakan
63
asumsi berdasarkan rata-rata industri. Untuk asumsi, dapat dilihat detail pada
appendix b.
Hasil dari kalkulasi nilai perusahaan, maka selanjutnya akan dimasukan kedalam
rumus: Firm value = Debt value + Equity Value
Menurut Arthur, Debt value adalah jumlah interest-bearing debt. Disini penulis
mendapat nilai interest-bearing debt dari perhitungan cost of debt diamana di
perhitungannya didapat dari seluruh kewajiban yang memiliki bunga. Setelah
diketahui equity value, maka proses selanjutnya adalah:
Share value = equity value number of shares
Number of shares adalah jumlah saham yang beredar. Dengan demikian, nilai
interinsik per lembar saham dapat dicari.
4.1.Mencari Nilai Interinsik
Pada bagian 4.1, penulis mulai mencari nilai interinsik dari ke 14 perusahaan batu bara
yang akan dijabarkan satu per satu. Ke 14 perusahaan tersebut adalah: INDY, PTBA,
ITMG, BUMI, DEWA, ADRO, BRAU, BYAN, HRUM, PKPK, KKGI, GTBO, ATPK,
dan BORN. Mencari nilai interinsik dimulai dari mencari cost of debt, cost of equity,
WACC, estimasi arus kas, dan nilai interinsiknya. Setelah nilai interinsik diketahui,
akan dicari titik terendah dan tertinggi. Titik terendah dicari pada saat pasar saham
sedang turun (bearish) dan titik tertinggi dicari pada saat pasar saham sedang naik
(bearish) pada tahun 2009, 2010, dan 2011 (hingga 26 july 2011).
4.1.1. Adaro Energy (ADRO)
Proses hitung nilai interinsik ADRO dijabarkan sebagai berikut:
1. Menghitung cost of debt
64
Tabel 4.1. Cost of debt ADRO
ADRO Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam juta rupiah)
Hutang bank 2010 2009 Hutang bank jangka pendek - 188.000 Hutang bank jangka panjang jatuh tempo 134.698 1.823.127 Hutang bank jangka panjang 5.102.587 5.548.196
Total hutang bank = 5.237.285 7.559.323 Pihak ketiga Pihak ketiga 2.303.985 2.025.321 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 109.144 142.783
Total hutang kepada pihak ketiga = 2.413.129 2.168.104 Total (a) = 7.650.414 9.727.427
Interest Biaya bunga 1.048.252 729.260
Total Interest expense (b) = 1.048.252 729.260 Interest Rate kb (b/a) = 13,70% 7,50%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 10,28% 5,62% Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ) dan hitungan penulis
2. Mencari Cost of Equity
Untuk menghitung Cost of equity. penulis menggunakan CAPM. Rincian
perhitungan dilampirkan di appendix a. Hasil dari hitungan CAPM adalah sebagai
berikut
Tabel 4.2. Cost of Equity ADRO
ADRO Cost of Equity
2010 2009 Ket N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000180323 0,000038648 apendix a Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a ß 1,124496634 0,169564796 b
SBI 6,64% 7,77% c Cost of Equity 48,43% 19,39% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI. IHSG. dan hitungan penulis 3. Mencari WACC
65
Tabel 4.3. WACC ADRO
ADRO Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan Cost of debt 10,28% 5,62% a
Cost of Equity 48,43% 19,39% b
Percent of debt 17,50% 22,48% a / (a+b) x 100% c
Percent of debt 82,50% 77,52% b / (a+b) x 100% d
WACC 41,75% 16,30% (a x c) + (b x d) Sumber: hitungan penulis
4. Mencari discounted cash flow.
Dasar asumsi pertumbuhan ADRO dengan menggunakan rata-rata pertumbuhan
ADRO selama 4 tahun terakhir (2007 - 2010) untuk asumsi tahun 2011. Rincian
mencari nilai asumsi. dilampirkan di appendix b. Nilai untuk asumsi dijabarkan
sebagai berikut:
Tabel 4.5. Pertumbuhan ADRO Untuk Asumsi 2011
2007 - 2010 Sales 32,20%
Operating income 61,59% Capital Expenditure 4,35%
depreciation 42,89% Working Capital 39,89%
Sumber: hitungan penulis
Untuk mencari nilai interinsik pada tahun 2009 dan 2010. penulis menggunakan data
actual dan forecast. Nilai share value untuk ADRO tahun 2009. 2010. dan 2011
dijabarkan sebagai berikut:
66
Tabel 4.6. Estimasi Arus Kas ADRO Untuk Tahun 2009
ADRO
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 26.938.020.000.000 24.689.333.000.000 31.202.818.186.577 39.434.676.618.626 Operating income 13.024.258.536.842 6.284.233.000.000 8.043.201.617.009 10.165.141.265.400 Less: tax 3.256.064.634.210 1.571.058.250.000 2.010.800.404.252 2.541.285.316.350
Net operating profits after tax 9.768.193.902.631 4.713.174.750.000 6.032.401.212.757 7.623.855.949.050
Plus: depreciation expense 3.618.507.000.000 4.856.141.000.000 5.906.903.077.551 7.185.026.951.972 Less investments:
In net working capital 7.840.833.000.000 4.406.759.000.000 4.046.066.207.390 5.113.490.438.970 In new capital (CAPEX) 1.106.262.000.000 2.250.548.000.000 1.371.816.196.559 1.733.725.709.263
Total net investment for the period 8.947.095.000.000 6.657.307.000.000 5.417.882.403.949 6.847.216.148.232
Free cash flow 4.439.605.902.631 2.912.008.750.000 6.521.421.886.358 7.961.666.752.790 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
Nilai interinsik ADRO untuk 2009 adalah Rp983.
WACC= 16,30%
free cash flow2012 7.961.666.752.790k wacc 16,30%
4.439.605.902.631 2.912.008.750.000 6.521.421.886.358(1+16,30%)1 (1+16,30%)2 (1+16,30%)3
7.961.666.752.790 48.847.766.560.184(1+16,30%)4 (1+16,30%)4
= 4.439.605.902.631 + 2.912.008.750.000 + 6.521.421.886.358 +
7.961.666.752.790 + 48.847.766.560.184
firm value = 41.170.253.518.208
+
firm value = + + +
= = 48.847.766.560.184terminal value =
debt value = 9.727.427.000.000
number of shares = 31.985.960.000
firm value = debt value + equity value
41.170.253.518.208 = 9.727.427.000.000 + equity value
equity value = 31.442.826.518.208
equity value 31.442.826.518.208number of shares 31.985.960.000= = 983Share value =
67
Tabel 4.7. Estimasi Arus Kas ADRO Untuk Tahun 2010
ADRO
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 32.640.265.496.563 41.952.358.991.473 53.921.143.047.527 69.304.557.298.979 Operating income 8.231.072.942.333 13.024.258.536.842 16.740.009.966.919 21.515.845.443.321 Less: tax 2.057.768.235.583 3.256.064.634.210 4.185.002.491.730 5.378.961.360.830
Net operating profits after tax 6.173.304.706.749 9.768.193.902.631 12.555.007.475.189 16.136.884.082.491
Plus: depreciation expense 4.856.141.000.000 5.819.445.809.399 6.973.839.830.542 8.357.229.120.256 Less investments:
In net working capital 4.406.759.000.000 5.304.648.751.183 6.818.036.720.833 8.763.186.198.946 In new capital (CAPEX) 2.250.548.000.000 2.076.838.785.932 2.669.349.804.279 3.430.901.053.017
Total net investment for the period 6.657.307.000.000 7.381.487.537.115 9.487.386.525.111 12.194.087.251.963
Free cash flow 4.372.138.706.749 8.206.152.174.914 10.041.460.780.620 12.300.025.950.783 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
Nilai interinsik ADRO untuk 2010 adalah Rp419.
WACC= 41,75%
free cash flow2013 12.300.025.950.783k wacc 41,75%
4.372.138.706.749 8.206.152.174.914 10.041.460.780.620(1+41.75%)1 (1+41.75%)2 (1+41.75%)3
12.300.025.950.783 29.460.637.031.562(1+41.75%)4 (1+41.75%)4
= 4.372.138.706.749 + 8.206.152.174.914 + 10.041.460.780.620 +
12.300.025.950.783 + 29.460.637.031.562
firm value = 21.037.393.305.423
+
+ + +firm value =
= 29.460.637.031.562terminal value = =
debt value = 7.650.414.000.000
number of shares = 31.985.960.000
firm value = debt value + equity value
74.372.124.332.298 = 7.650.414.000.000 + equity value
equity value = 13.386.979.305.423
equity value 13.386.979.305.423number of shares 31.985.960.000Share value = = = 419
68
Tabel 4.8. Estimasi Arus Kas ADRO Tahun 2011
ADRO
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 32.640.265.496.563 43.151.709.756.035 57.048.250.880.961 75.420.022.682.227 Operating income 8.231.072.942.333 10.881.800.904.030 14.386.167.118.743 19.019.076.547.498 Less: tax 2.057.768.235.583 2.720.450.226.008 3.596.541.779.686 4.754.769.136.874
Net operating profits after tax 6.173.304.706.749 8.161.350.678.023 10.789.625.339.057 14.264.307.410.623
Plus: depreciation expense 6.938.875.737.213 13.877.751.474.426 27.755.502.948.852 55.511.005.897.704 Less investments:
In net working capital 3.171.272.780.667 4.192.546.859.123 5.542.711.201.982 7.327.681.359.535 In new capital (CAPEX) 345.637.131.755 456.945.829.438 2.633.090.864.460 5.027.875.221.195
Total net investment for the period 3.516.909.912.422 4.649.492.688.562 8.175.802.066.442 12.355.556.580.730
Free cash flow 9.595.270.531.539 17.389.609.463.887 30.369.326.221.466 57.419.756.727.598 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
Nilai interinsik ADRO untuk 2011 adalah Rp2.086.
WACC= 41,75%
free cash flow2014 57.419.756.727.598k wacc 41,75%
9.595.270.531.539 17.389.609.463.887 30.369.326.221.466(1+41,75%)1 (1+41,75%)2 (1+41,75%)3
57.419.756.727.598 137.530.003.445.618(1+41,75%)4 (1+41,75%)4
= 9.595.270.531.539 + 17.389.609.463.887 + 30.369.326.221.466 +
57.419.756.727.598 + 137.530.003.445.618
firm value = 74.372.124.332.298
+
firm value = + + +
137.530.003.445.618terminal value = = =
debt value = 7.650.414.000.000
number of shares = 31.985.960.000
firm value = debt value + equity value
74.372.124.332.298 = 7.650.414.000.000 + equity value
equity value = 66.721.710.332.298
equity value 66.721.710.332.298number of shares 31.985.960.000Share value = = = 2.086
69
4.1.2. PT Borneo Energy Tbk (BORN)
Proses hitung nilai interinsik BORN adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Cost of debt
Tabel 4.9. Cost of debt BORN
BORN Laporan keuangan 2010 (dalam juta rupiah)
Hutang bank 2010
Pinjaman jatuh tempo 44.056 Pinjaman jangka panjang 180.719
Total hutang bank = 224.775
Pihak ketiga
Pihak ketiga 320.010 Hubungan istimewa 6.062
Total hutang dengan pihak ketiga = 326.072
Total (a) =
550.847
Interest
Beban bunga 10.331
Total Interest expense (b) = 10.331
Interest Rate kb (b/a) = 1,88%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 1,41% Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ) dan hitungan penulis
2. Mencari Cost of Equity
Untuk menghitung Cost of equity. penulis menggunakan CAPM. Rincian
perhitungan dilampirkan di appendix a. Hasil dari hitungan CAPM adalah sebagai
berikut:
70
Tabel 4.10. Cost of Equity BORN
BORN Cost of Equity
2010 Ket
N = 151 apendix a CoVariance = 0,000160212 apendix a
Variance = 0,000113962 apendix a Return IHSG = 9,92% a
ß = 1,405833903 b SBI = 6,64% c
Cost of Equity = 11,25% c + (b x (a-c)) Sumber: SBI. IHSG. dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
Tabel 4.11. WACC BORN
BORN
Weighted Cost of Capital
2010 Keterangan
Cost of debt 1,41% a
Cost of Equity 11,25% b
Percent of debt 11,12% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 88,88% b / (a+b) x 100% d
WACC 10,15% (a x c) + (b x d) Sumber: hitungan penulis
4. Mencari discounted cash flow.
Dasar asumsi pertumbuhan BORN dengan menggunakan rata-rata pertumbuhan
industri batu bara. Detail mencari nilai asumsi. dilampirkan di appendix b. Angka
pertumbuhan rata-rata industri batu bara dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.12. Pertumbuhan Rata-rata Industri Batu Bara 2006/2007 - 2010
2006/2007 - 2010 Sales 39,49%
Operating income 59,70% Capital Expenditure 14,89%
depreciation 97,97% Working Capital 51,22%
Sumber: hitungan penulis
71
Setelah asumsi angka rata-rata pertumbuhan perusahaan batu bara diketahui. maka
selanjutnya akan dicari nilai interinsiknya. Nilai interinsik untuk BORN tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.13. Estimasi Arus Kas BORN Tahun 2009
BORN
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 3.832.935.057.151 5.338.843.129.676 7.436.402.010.022 10.358.063.256.678 Operating income 839.027.105.505 1.168.669.448.098 1.627.823.785.378 2.267.373.619.251 Less: tax 209.756.776.376 292.167.362.024 406.955.946.344 566.843.404.813
Net operating profits after tax 629.270.329.129 876.502.086.073 1.220.867.839.033 1.700.530.214.438
Plus: depreciation expense 691.355.717.443 1.382.711.434.887 2.765.422.869.773 5.530.845.739.547 Less investments: In net working capital 560.847.388.001 781.196.701.634 1.088.118.264.792 1.515.625.137.300 In new capital (CAPEX) 152.565.207.945 212.506.003.916 295.996.723.687 412.289.812.141
Total net investment for the period 713.412.595.946 993.702.705.551 1.384.114.988.479 1.927.914.949.442
Free cash flow 607.213.450.625 1.265.510.815.409 2.602.175.720.327 5.303.461.004.543 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
WACC= 10,15%
free cash flow2014 5.303.461.004.543k wacc 10,15%
607.213.450.625 1.265.510.815.409 2.602.175.720.327(1+10,15%)1 (1+10,15%)2 (1+10,15%)3
5.303.461.004.543 5.303.461.004.543(1+10,15%)4 (1+10,15%)4
= 607.213.450.625 + 1.265.510.815.409 + 2.602.175.720.327 +
5.303.461.004.543 + 5.303.461.004.543
firm value = 42,629,782,205,444
terminal value = = = 52.242.331.016.717
firm value = + + +
+
debt value = 10.331.000.000
number of shares = 17.693.000.000
firm value = debt value + equity value
42.629.782.205.443 = 10.331.000.000 + equity value
equity value = 42.619.451.205.443
72
Nilai interinsik dari BORN untuk 2011 adalah Rp2.408.
4.1.3. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Proses hitung nilai interinsik BUMI adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Cost of debt
Tabel 4.14. Cost of debt BUMI
BUMI Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam dollar)
Hutang bank 2010 2009
Pinjaman jangka pendek - 400.000.000 Pinjaman jatuh tempo 9.261.038 21.552.836 Pinjaman jangka panjang 3.563.325.440 2.305.386.666
Total hutang bank = 3.572.586.478 2.726.939.502
Pihak ketiga
Pihak ketiga 96.252.166 253.654.324 Hubungan istimewa 69.286.737 25.980.224 Hutang lain-lain dengan pihak ketiga 112.070.641 118.818.006
Total hutang kepada pihak ketiga = 277.609.544 398.452.554
Obligasi
Obligasi 366.556.428 764.200.000
Total obligasi = 366.556.428 764.200.000
Total = 4.216.752.450 3.889.592.056
Interest
Biaya bunga 630.339.475 180.923.764
Total Interest expense = 630.339.475 180.923.764
Interest Rate kb (b/a) = 14,95% 4,65%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 11,21% 3,49% Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ) dan hitungan penulis
2. Mencari Cost of Equity
Untuk menghitung Cost of equity. penulis menggunakan CAPM. Rincian
perhitungan dilampirkan di appendix a. Hasil dari hitungan CAPM adalah sebagai
berikut:
equity value 42.619.451.205.443number of shares 17.693.000.000 = 2.408Share value = =
73
Tabel 4.15. Cost of Equity BUMI
BUMI Cost of Equity
2010 2009 Ket
N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000256031 0,000033301 apendix a
Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a
ß 1,596612796 0,146103419 b
SBI 6,64% 7,77% c
Cost of Equity 65,97% 17,79% c + (b x (a-c)) Sumber: SBI. IHSG. dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
Tabel 4.16. WACC BUMI
BUMI Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan
Cost of debt 11,21% 3,49% a
Cost of Equity 65,97% 17,79% b
Percent of debt 14,53% 16,40% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 85,47% 83,60% b / (a+b) x 100% d
WACC 58,02% 15,44% (a x c) + (b x d) Sumber: hitungan penulis
4. Mencari discounted cash flow.
Dasar asumsi pertumbuhan BUMI dengan menggunakan pertumbuhan perusahaan
selama 4 tahun terakhir. Detail mencari nilai asumsi. dilampirkan di appendix b.
Untuk perhitungan tahun 2009 dan 2010 menggunakan data actual dan forecast.
Angka pertumbuhan BUMI untuk asumsi tahun 2011 dijabarkan sebagai berikut:
74
Tabel 4.17. Pertumbuhan BUMI
bumi
sal 37,34%
op inc 21,16%
capex 17,20%
depre 10,15%
wc 36,01% Sumber: hitungan penulis
Setelah asumsi untuk tahun 2009. 2010. dan 2011 diketahui. maka selanjutnya akan
dicari nilai interinsiknya. Nilai interinsik untuk BUMI tahun 2009. 2010. dan 2011
dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.18. Estimasi Arus Kas BUMI Tahun 2009
BUMI
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 30.261.177.536.400 38.940.364.828.015 53.479.376.643.789 73.446.762.474.876 Operating income 5.531.778.700.000 9.808.946.600.000 11.317.722.081.453 15.543.375.739.210 Less: tax 1.382.944.675.000 2.452.236.650.000 2.829.430.520.363 3.885.843.934.802
Net operating profits after tax 4.148.834.025.000 7.356.709.950.000 8.488.291.561.090 11.657.531.804.407
Plus: depreciation expense 11.635.320.000.000 11.678.756.600.000 12.863.588.402.257 14.168.623.617.234 Less investments: In net working capital 1.325.400.000.000 10.217.352.600.000 5.235.378.684.305 7.190.091.560.965 In new capital (CAPEX) 5.011.849.900.000 2.996.183.900.000 2.500.128.217.707 3.433.591.318.496
Total net investment for the period 6.337.249.900.000 13.213.536.500.000 7.735.506.902.012 10.623.682.879.461
Free cash flow 9.446.904.125.000 5.821.930.050.000 13.616.373.061.335 15.202.472.542.180 Sumber: hitungan penulis
WACC= 15,44%
free cash flow2012 15.202.472.542.180k wacc 15,44%
9.446.904.125.000 5.821.930.050.000 13.616.373.061.334(1+15,44%)1 (1+15,44%)2 (1+15,44%)3
15.202.472.542.180 98.453.063.138.880(1+15,44%)4 (1+15,44%)4
= 9.446.904.125.000 + 5.821.930.050.000 + 13.616.373.061.334 +
15.202.472.542.180 + 98.453.063.138.880
firm value = 85.397.477.042.719
terminal value = = = 98.453.063.138.880
firm value = + + +
+
75
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
Nilai interinsik BUMI untuk 2009 adalah Rp2.425.
Tabel 4.19. Estimasi Arus Kas BUMI Tahun 2010
BUMI
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 38.940.364.828.015 50.195.144.552.532 64.702.848.773.438 83.403.657.399.912 Operating income 5.531.778.700.000 9.945.059.109.512 12.819.440.233.551 16.524.592.372.147 Less: tax 1.382.944.675.000 2.486.264.777.378 3.204.860.058.388 4.131.148.093.037
Net operating profits after tax 4.148.834.025.000 7.458.794.332.134 9.614.580.175.163 12.393.444.279.110
Plus: depreciation expense 11.678.756.600.000 12.943.066.412.367 14.344.246.899.961 15.897.115.302.632 Less investments: In net working capital 10.217.352.600.000 4.052.753.695.568 5.224.105.076.655 6.734.007.517.353 In new capital (CAPEX) 2.996.183.900.000 1.935.371.724.701 2.494.744.564.241 3.215.790.724.530
Total net investment for the period 13.213.536.500.000 5.988.125.420.269 7.718.849.640.896 9.949.798.241.882
Free cash flow 2.614.054.125.000 14.413.735.324.231 16.239.977.434.227 18.340.761.339.860 Sumber: hitungan penulis
debt value = 35.006.328.504.000
number of shares = 20.773.400.000
firm value = debt value + equity value
85.397.477.042.719 = 35.006.328.504.000 + equity value
equity value = 50.391.148.538.719
equity value 50.391.148.538.719number of shares 20.773.400.000= = 2.425Share value =
WACC= 58,02%
free cash flow2013 18.340.761.339.860kwacc 58,02%
2.614.054.125.000 14.413.735.324.231 16.239.977.434.227(1+58,02%)1 (1+58,02%)2 (1+58,02%)3
18.340.761.339.860 31.611.059.438.331(1+58,02%)4 (1+58,02%)4
= 2.614.054.125.000 + 14.413.735.324.231 + 16.239.977.434.227 +
18.340.761.339.860 + 31.611.059.438.331
firm value = 19.553.628.076.962
terminal value = = = 31.611.059.438.331
+firm value = + +
+
76
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
Nilai interinsik BUMI untuk 2010 adalah Rp-885.
Tabel 4.20. Estimasi Arus Kas BUMI Tahun 2011
BUMI
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 46.552.694.924.498 55.653.135.616.600 66.532.592.989.149 79.538.841.447.406 Operating income 10.226.768.388.080 12.225.967.346.132 14.615.983.454.060 17.473.216.333.836 Less: tax 2.556.692.097.020 3.056.491.836.533 3.653.995.863.515 4.368.304.083.459
Net operating profits after tax 7.670.076.291.060 9.169.475.509.599 10.961.987.590.545 13.104.912.250.377
Plus: depreciation expense 12.619.047.506.274 13.635.043.987.953 14.732.841.322.689 15.919.025.536.794 Less investments: In net working capital 3.786.780.819.435 4.527.046.754.998 5.412.024.962.404 6.470.004.790.949 In new capital (CAPEX) 1.442.370.202.349 1.724.334.640.795 2.061.419.425.195 2.464.399.859.539
Total net investment for the period 5.229.151.021.784 6.251.381.395.792 7.473.444.387.599 8.934.404.650.488
Free cash flow 15.059.972.775.549 16.553.138.101.759 18.221.384.525.634 20.089.533.136.682 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
debt value = 37.950.772.050.000
number of shares = 20.773.400.000
firm value = debt value + equity value
19.553.628.076.962 = 37.950.772.050.000 + equity value
equity value = (18.397.143.973.037)
equity value (18.397.143.973.037)number of shares 20.773.400.000 (885) ===Share value
WACC= 58,02%
free cash flow2014 20.089.533.136.682k wacc 58,02%
15.059.972.775.549 16.553.138.101.759 18.221.384.525.634(1+58,02%)1 (1+58,02%)2 (1+58,02%)3
20.089.533.136.682 34.625.139.834.944(1+58,02%)4 (1+58,02%)4
= 15.059.972.775.549 + 16.553.138.101.759 + 18.221.384.525.634 +
20.089.533.136.682 + 34.625.139.834.944
firm value = 29.552.589.767.094
terminal value = = = 34.625.139.834.944
+firm value = + +
+
77
Nilai interinsik BUMI untuk 2011 adalah Rp-404.
4.1.4. PT Bayan Resources Tbk. (BYAN)
Proses hitung nilai interinsik BYAN adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Cost of debt
Tabel 4.21. Cost of debt BYAN
BYAN Laporan keuangan 2007 - 2010 (dalam juta rupiah)
Pihak ketiga 2010 2009
Hutang usaha 1.090.021 1.233.477 Hubungan istimewa 97.339 122.922 Jatuh tempo 520.583 383.207 Pinjamn jangka panjang 1.911.734 1.909.979
Total hutang kepada pihak ketiga = 3.619.677 3.649.585
Total (a) = 3.619.677 3.649.585
Interest Biaya bunga 130.427 141.699
Total Interest expense (b) = 130.427 141.699
Interest Rate kb (b/a) = 3,60% 3,88%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 2,70% 2,91% Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ) dan hitungan penulis
2. Mencari Cost of Equity
Untuk menghitung Cost of equity. penulis menggunakan CAPM. Rincian
perhitungan dilampirkan di appendix a. Hasil dari hitungan CAPM adalah sebagai
berikut:
debt value = 37.950.772.050.000
number of shares = 20.773.400.000
firm value = debt value + equity value
29.552.589.767.094 = 37.950.772.050.000 + equity value
equity value = (8.398.182.282.905)
equity value (8.398.182.282.905)number of shares 20.773.400.000= =Share value = (404)
78
Tabel 4.22. Cost of Equity BYAN
BYAN Cost of Equity
2010 2009 Ket
N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000025248 0,000017626 apendix a
Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a
ß 0,157447001 0,077331059 b
SBI 6,64% 7,77% c
Cost of Equity 12,49% 13,07% c + (b x (a-c)) Sumber: SBI dan IHSG 2010 dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
Tabel 4.23. WACC BYAN
BYAN Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan
Cost of debt 2,70% 2,91% a
Cost of Equity 12,49% 13,07% b
Percent of debt 17,79% 18,22% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 82,21% 81,78% b / (a+b) x 100% d
WACC 10,75% 11,22% (a x c) + (b x d) Sumber: hitungan penulis
4. Mencari discounted cash flow.
Dasar asumsi pertumbuhan BYAN dengan menggunakan rata-rata pertumbuhan
BYAN selama 4 tahun terakhir (2007 - 2010) untuk asumsi tahun 2011. Rincian
mencari nilai asumsi. dilampirkan di appendix b.
Tabel 4.25. Pertumbuhan BYAN
2007 - 2010 Sales 37,86%
Operating income 96,25% Capital Expenditure 24,94%
depreciation 22,88% Working Capital 7,46%
Sumber: hitungan penulis
79
Untuk mencari nilai interinsik tahun 2009 dan 2010. penulis menggunakan data
actual dan forecast. Nilai interinsik untuk BYAN tahun 2009. 2010. dan 2011
dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.26. Estimasi Arus Kas BYAN Untuk Tahun 2009
BYAN
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 7.752.866.000.000 8.745.624.000.000 11.052.875.166.784 13.968.820.229.696 Operating income 365.022.000.000 1.307.832.000.000 2.849.117.758.611 3.600.765.699.668 Less: tax 91.255.500.000 326.958.000.000 712.279.439.653 900.191.424.917
Net operating profits after tax 273.766.500.000 980.874.000.000 2.136.838.318.958 2.700.574.274.751
Plus: depreciation expense 1.533.075.000.000 1.807.013.000.000 2.198.010.859.008 2.673.612.052.773 Less investments: In net working capital (331.196.000.000) (34.167.000.000) 1.433.225.179.835 1.811.335.474.588 In new capital (CAPEX) 351.732.000.000 257.171.000.000 485.934.093.571 614.132.150.607
Total net investment for the period 20.536.000.000 223.004.000.000 1.919.159.273.406 2.425.467.625.195
Free cash flow 1.786.305.500.000 2.564.883.000.000 2.415.689.904.560 2.948.718.702.328 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
WACC= 11,22%
free cash flow2012 2.948.718.702.328k wacc 11,22%
1.786.305.500.000 2.564.883.000.000 2.415.689.904.560(1+11,22%)1 (1+11,22%)2 (1+11,22%)3
2.948.718.702.328 26.280.063.853.214(1+11,22%)4 (1+11,22%)4
= 1.786.305.500.000 + 2.564.883.000.000 + 2.415.689.904.560 +
2.948.718.702.328 + 26.280.063.853.214
firm value = 24.537.189.213.952
= = 26.280.063.853.214terminal value =
+ +
+
firm value = +
debt value = 3.649.585.000.000
number of shares = 3.333.330.000
firm value = debt value + equity value
24.537.189.213.952 = 3.649.585.000.000 + equity value
equity value = 20.887.604.213.952
80
Nilai interinsik BYAN untuk tahun 2009 adalah Rp6.266.
Tabel 4.27. Estimasi Arus Kas BYAN Untuk Tahun 2010
BYAN
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 8.745.624.000.000 11.240.703.838.364 14.447.616.634.538 18.569.444.531.239 Operating income 1.307.832.000.000 3.489.716.346.027 4.485.313.789.569 5.764.949.868.720 Less: tax 326.958.000.000 872.429.086.507 1.121.328.447.392 1.441.237.467.180
Net operating profits after tax 980.874.000.000 2.617.287.259.520 3.363.985.342.177 4.323.712.401.540
Plus: depreciation expense 1.807.013.000.000 2.165.467.236.305 2.595.027.457.750 3.109.798.843.213 Less investments: In net working capital (34.167.000.000) 1.421.326.166.443 1.826.822.933.927 2.348.005.764.415 In new capital (CAPEX) 257.171.000.000 556.467.628.374 715.224.872.027 919.274.709.762
Total net investment for the period 223.004.000.000 1.977.793.794.817 2.542.047.805.954 3.267.280.474.177
Free cash flow 2.564.883.000.000 2.804.960.701.007 3.416.964.993.973 4.166.230.770.576 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
equity value 20.887.604.213.952number of shares 3.333.330.000= = 6.266Share value =
WACC= 10,75%
free cash flow2013 4.166.230.770.576k wacc 10,75%
2.564.883.000.000 2.804.960.701.007 3.416.964.993.973(1+10,75%)1 (1+10,75%)2 (1+10,75%)3
4.166.230.770.576 38.755.402.791.133(1+10,75%)4 (1+10,75%)4
= 2.564.883.000.000 + 2.804.960.701.007 + 3.416.964.993.973 +
4.166.230.770.576 + 38.755.402.791.133
firm value = 35.648.087.593.540
terminal value = = = 38.755.402.791.133
firm value = + + +
+
debt value = 3.619.677.000.000
number of shares = 3.333.330.000
firm value = debt value + equity value
35.648.087.593.540 = 3.619.677.000.000 + equity value
equity value = 32.028.410.593.540
81
Nilai interinsik BYAN untuk tahun 2010 adalah Rp9.609.
Tabel 4.28. Estimasi Nilai Arus Kas Untuk Tahun 2011
BYAN
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 12.056.349.635.817 16.620.376.835.441 22.912.152.890.075 31.585.730.892.621 Operating income 955.944.991.537 1.317.825.583.466 1.816.698.956.334 2.504.424.818.697 Less: tax 238.986.247.884 329.456.395.867 454.174.739.084 626.106.204.674
Net operating profits after tax 716.958.743.653 988.369.187.600 1.362.524.217.251 1.878.318.614.023
Plus: depreciation expense 2.385.865.692.523 2.931.866.816.707 3.602.819.327.948 4.427.318.129.142 Less investments: In net working capital 247.034.968.981 340.552.024.453 469.470.706.263 647.192.582.083 In new capital (CAPEX) 825.805.313.044 1.138.420.492.943 1.569.378.639.591 2.163.479.425.813
Total net investment for the period 1.072.840.282.025 1.478.972.517.396 2.038.849.345.855 2.810.672.007.896
Free cash flow 2.029.984.154.150 2.441.263.486.910 2.926.494.199.344 3.494.964.735.268 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
equity value 32.028.410.593.540number of shares 3.333.330.000 == 9.609=Share value
WACC= 10,75%
free cash flow2014 3.494.964.735.268k wacc 10,75%
2.029.984.154.150 2.441.263.486.910 2.926.494.199.344(1+10,75%)1 (1+10,75%)2 (1+10,75%)3
3.494.964.735.268 32.511.105.004.729(1+10,75%)4 (1+10,75%)4
= 2.029.984.154.150 + 2.441.263.486.910 + 2.926.494.199.344 +
3.494.964.735.268 + 32.511.105.004.729
firm value = 29.910.771.056.359
terminal value = = = 32.511.105.004.729
firm value = + + +
+
debt value = 3.619.677.000.000
number of shares = 3.333.330.000
firm value = debt value + equity value
29.910.771.056.359 = 3.619.677.000.000 + equity value
equity value = 26.291.094.056.359
82
Nilai interinsik BYAN tahun 2011 adalah Rp7.887.
4.1.5. PT Darma Henwa Tbk. (DEWA)
Proses hitung nilai interinsik DEWA adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Cost of debt
Tabel 4.29. Cost of debt DEWA
DEWA Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam dollar)
Hutang bank 2010 2009 Jatuh tempo 23.525.593 94.000.000 Jangka panjang 44.439.594 26.000.000
Total hutang bank = 67.965.187 120.000.000
Obligasi Obligasi 977.627 3.335.703
Total obligasi = 977.627 3.335.703 Total (a) = 68.942.814 123.335.703
Interest Interest expense 9.151.476 14.501.158
Total Interest expense (b) = 9.151.476 14.501.158
Interest Rate kb (b/a) = 13,27% 11,76%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 9,96% 8,82% Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ) dan hitungan penulis
2. Mencari Cost of Equity
Untuk menghitung Cost of equity. penulis menggunakan CAPM. Rincian
perhitungan dilampirkan di appendix a. Hasil dari hitungan CAPM adalah sebagai
berikut:
equity value 26.291.094.056.359number of shares 3.333.330.000Share value = = = 7.887
83
Tabel 4.30. Cost of Equity DEWA
DEWA Cost of Equity
2010 2009 Ket N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000293606 0,000004303 apendix a Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a ß 1,830930458 0,01888078 b
SBI 6,64% 7,77% c Cost of Equity 74,68% 9,06% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI. IHSG. dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
Tabel 4.31. WACC DEWA
DEWA Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan Cost of debt 9,96% 8,82% a
Cost of Equity 74,68% 9,06% b
Percent of debt 11,76% 49,31% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 88,24% 50,69% b / (a+b) x 100% d
WACC 67,07% 8,94% (a x c) + (b x d) Sumber: hitungan penulis
4. Mencari discounted cash flow.
Dasar asumsi pertumbuhan DEWA dengan menggunakan rata-rata pertumbuhan
DEWA selama 4 tahun terakhir (2007 - 2010) untuk asumsi tahun 2011. Rincian
mencari nilai asumsi. dilampirkan di appendix b. Angka pertumbukan untuk asumsi
dijabarkan sebagai berikut:
84
Tabel 4.33. Pertumbuhan DEWA
2007 - 2010 Sales 0,60%
Operating income 1,69% Capital Expenditure 14,38%
depreciation 32,03% Working Capital 68,59%
Sumber: hitungan penulis
Untuk mencari nilai interinsik tahun 2009 dan 2010. penulis menggunakan data
actual dan forecast. Nilai interinsik untuk DEWA tahun 2009. 2010. dan 2011
dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.34. Estimasi Arus Kas DEWA Tahun 2009
DEWA
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 1.894.100.000.000 2.050.421.100.000 2.591.358.656.357 3.275.005.161.561 Operating income 30.140.800.000 35.792.200.000 667.978.770.713 844.203.451.550 Less: tax 7.535.200.000 8.948.050.000 166.994.692.678 211.050.862.887
Net operating profits after tax 22.605.600.000 26.844.150.000 500.984.078.035 633.152.588.662
Plus: depreciation expense 1.198.500.000.000 1.273.381.900.000 1.548.913.728.824 1.884.064.583.721 Less investments: In net working capital (107.160.000.000) 947.239.300.000 336.021.208.982 424.669.580.612 In new capital (CAPEX) 74.410.100.000 71.584.400.000 113.927.779.043 143.983.953.551
Total net investment for the period (32.749.900.000) 1.018.823.700.000 449.948.988.026 568.653.534.164
Free cash flow 1.253.855.500.000 281.402.350.000 1.599.948.818.834 1.948.563.638.219 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
WACC= 8,94%
free cash flow2012 1.948.563.638.219k wacc 8,94%
1.253.855.500.000 281.402.350.000 1.599.948.818.833(1+8,94%)1 (1+8,94%)2 (1+8,94%)3
1.948.563.638.219 21.788.914.718.820(1+8,94%)4 (1+8,94%)4
= 1.253.855.500.000 + 281.402.350.000 + 1.599.948.818.833 +
1.948.563.638.219 + 21.788.914.718.820
firm value = 19.476.928.530.881
= = 21.788.914.718.820terminal value =
firm value = + + +
+
85
Nilai interinsik DEWA tahun 2009 adalah Rp840.
Tabel 4.35. Estimasi Arus Kas DEWA Tahun 2010
DEWA
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 2.050.421.100.000 2.635.395.293.581 3.387.259.501.685 4.353.626.554.507 Operating income 35.792.200.000 818.167.809.285 1.051.586.717.455 1.351.598.794.010 Less: tax 8.948.050.000 204.541.952.321 262.896.679.364 337.899.698.503
Net operating profits after tax 26.844.150.000 613.625.856.964 788.690.038.091 1.013.699.095.508
Plus: depreciation expense 1.273.381.900.000 1.525.980.601.000 1.828.686.896.388 2.191.440.548.346 Less investments: In net working capital 947.239.300.000 333.231.472.295 428.300.632.372 550.492.516.289 In new capital (CAPEX) 71.584.400.000 130.464.443.325 167.685.252.516 215.524.959.865
Total net investment for the period 1.018.823.700.000 463.695.915.619 595.985.884.888 766.017.476.154
Free cash flow 281.402.350.000 1.675.910.542.343 2.021.391.049.590 2.439.122.167.699 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
debt value = 1.110.021.327.000
number of shares = 21.853.730.000
firm value = debt value + equity value
19.476.928.530.881 = 1.110.021.327.000 + equity value
equity value = 18.366.907.203.881
equity value 18.366.907.203.881number of shares 21.853.730.000 = 840=Share value =
WACC= 67,07%
free cash flow2013 2.439.122.167.699k wacc 67,07%
281.402.350.000 1.675.910.542.343 2.021.391.049.590(1+67,07%)1 (1+67,07%)2 (1+67,07%)3
2.439.122.167.699 3.636.740.859.292(1+67,07%)4 (1+67,07%)4
= 281.402.350.000 + 1.675.910.542.343 + 2.021.391.049.590 +
2.439.122.167.699 + 3.636.740.859.292
firm value = 1.982.211.380.749
terminal value = = = 3.636.740.859.292
firm value = + + +
+
86
Nilai interinsik DEWA tahun 2010 adalah Rp62.
Tabel 4.36. Estimasi Arus Kas DEWA Tahun 2011
DEWA
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 2.062.722.837.800 2.075.098.381.295 2.087.548.173.289 2.100.072.659.246 Operating income 34.823.141.289 35.032.066.740 35.242.245.663 35.453.685.580 Less: tax 8.705.785.322 8.758.016.685 8.810.561.416 8.863.421.395
Net operating profits after tax 26.117.355.966 26.274.050.055 26.431.684.247 26.590.264.185
Plus: depreciation expense 1.681.292.934.079 2.219.872.867.821 2.930.979.753.382 3.869.880.315.787 Less investments: In net working capital 8.437.800.689 8.488.424.247 8.539.351.527 8.590.584.351 In new capital (CAPEX) 1.769.419.610 1.780.035.447 1.790.714.975 1.801.458.576
Total net investment for the period 10.207.220.298 10.268.459.693 10.330.066.501 10.392.042.926
Free cash flow 1.697.203.069.747 2.235.878.458.182 2.947.081.371.127 3.886.078.537.045 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
debt value = 620.485.326.000
number of shares = 21.853.730.000
firm value = debt value + equity value
1.982.211.380.749 = 620.485.326.000 + equity value
equity value = 1.361.726.054.749
equity value 1.361.726.054.749number of shares 21.853.730.000 62===Share value
WACC= 67,07%
free cash flow2014 3.886.078.537.045k wacc 67,07%
1.697.203.069.747 2.235.878.458.182 2.947.081.371.127(1+67,07%)1 (1+67,07%)2 (1+67,07%)3
3.886.078.537.045 5.794.158.564.603(1+67,07%)4 (1+67,07%)4
= 1.697.203.069.747 + 2.235.878.458.182 + 2.947.081.371.127 +
3.886.078.537.045 + 5.794.158.564.603
firm value = 3.691.418.397.576
terminal value = = = 5.794.158.564.603
firm value = + + +
+
87
Nilai interinsik DEWA untuk tahun 2011 adalah Rp141.
4.1.6. PT Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO)
Proses hitung nilai interinsik GTBO adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Cost of debt
Tabel 4.37. Cost of debt GTBO
GTBO Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam rupiah)
Hutang bank 2010 2009 Hutang usaha 584.971.450 1.823.095.499
Total hutang bank = 584.971.450 1.823.095.499 Total (a) = 584.971.450 1.823.095.499
Interest Biaya Bunga 27.498.166 39.200.945
Total Interest expense (b) = 27.498.166 39.200.945
Interest Rate kb (b/a) = 4,70% 2,15%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 3,53% 1,61% Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ) dan hitungan penulis
2. Mencari Cost of Equity
Untuk menghitung Cost of equity. penulis menggunakan CAPM. Rincian
perhitungan dilampirkan di appendix a. Hasil dari hitungan CAPM adalah sebagai
berikut:
debt value = 620.485.326.000
number of shares = 21.853.730.000
firm value = debt value + equity value
3.691.418.397.576 = 620.485.326.000 + equity value
equity value = 3.070.933.071.576
equity value 3.070.933.071.576number of shares 21.853.730.000Share value = = = 141
88
Tabel 4.38. Cost of Equity GTBO
GTBO Cost of Equity
2010 Ket N 244 apendix a
CoVariance 0,000105716 apendix a Variance 0,000160359 apendix a
Return IHSG 43,80% a ß 0,65924485 b
SBI 6,64% c Cost of Equity 31,14% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI dan IHSG 2010 dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
Tabel 4.39. WACC GTBO
GTBO Weighted Cost of Capital
2010 Keterangan Cost of debt 3,53% a
Cost of Equity 31,14% b
Percent of debt 10,17% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 89,83% b / (a+b) x 100% d
WACC 28,33% (a x c) + (b x d) Sumber: hitungan penulis
4. Mencari discounted cash flow.
Dasar asumsi pertumbuhan GTBO dengan menggunakan rata-rata pertumbuhan
industri batu bara. Detail mencari nilai asumsi. dilampirkan di appendix b. Angka
pertumbuhan rata-rata industri batu bara untuk asumsi pertumbuhan 2010 dijabarkan
sebagai berikut:
89
Tabel 4.40. Pertumbuhan Rata-rata Industri Batu Bara
rata-rata sal 39,29%
op inc 21,89% capex 14,11% depre 24,98%
wc 51,88% Sumber: hitungan penulis
Nilai interinsik untuk GTBO tahun 2011 dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.41. Estimasi Arus Kas GTBO Untuk Tahun 2011
GTBO
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 35.708.602.921 49.738.027.526 69.279.422.318 96.498.365.444 Operating income 7.816.591.021 10.887.623.361 15.165.222.554 21.123.432.314 Less: tax 1.954.147.755 2.721.905.840 3.791.305.639 5.280.858.079
Net operating profits after tax 5.862.443.266 8.165.717.521 11.373.916.916 15.842.574.236
Plus: depreciation expense 42.699.648.829 52.046.575.461 63.439.538.532 77.326.414.150 Less investments: In net working capital 5.224.997.653 7.277.828.193 10.137.187.943 14.119.951.264 In new capital (CAPEX) 1.421.336.482 1.979.760.262 2.757.581.152 3.840.997.296
Total net investment for the period 6.646.334.135 9.257.588.455 12.894.769.096 17.960.948.560
Free cash flow 41.915.757.959 50.954.704.526 61.918.686.352 75.208.039.825
Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
debt value = 584.971.450
number of shares = 2.500.000.000
WACC= 28,33%
free cash flow2014 75.208.039.825k wacc 28,33%
41.915.757.959 50.954.704.526 61.918.686.352(1+28,33%)1 (1+28,33%)2 (1+28,33%)3
75.208.039.825 265.462.962.866(1+28,33%)4 (1+28,33%)4
= 41.915.757.959 + 50.954.704.526 + 61.918.686.352 +
75.208.039.825 + 265.462.962.866
firm value = 218.505.646.025
terminal value = = = 265.462.962.866
firm value = + +
+
+
90
Nilai interinsik GTBO untuk tahun 2011 adalah Rp87.
4.1.7. PT Harum Energy Tbk. (HRUM)
Proses hitung nilai interinsik HRUM adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Cost of debt
Tabel 4.43. Cost of debt HRUM
HRUM Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam juta rupiah)
Hutang bank 2010 Pinjaman jangka pendek - Pinjaman jangka panjang jatuh tempo - Pinjaman jangka panjang 44.832
Total hutang bank = 44.832
Pihak ketiga Hubungan istimewa 236.432 Pihak ketiga 455.148 Hubungan istimewa jangka panjang -
Total obligasi = 691.580 Total (a) = 736.412
Interest Biaya Bunga 69.710
Total Interest expense (b) = 69.710
Interest Rate kb (b/a) = 9,47%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 7,10% Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ) dan hitungan penulis
2. Mencari Cost of Equity
Untuk menghitung Cost of Equity. penulis menggunakan CAPM. Rincian
perhitungan dilampirkan di appendix a. Hasil dari hitungan CAPM adalah sebagai
berikut:
firm value = debt value + equity value
218.505.646.025 = 584.971.450 + equity value
equity value = 217.920.674.575
equity value 217.920.674.575number of shares 2.500.000.000Share value = = 87=
91
Tabel 4.44. Cost of Equity HRUM
HRUM Cost of Equity
2010 Ket N 187 apendix a
CoVariance 0,0000006051 apendix a Variance 0,0000005703 apendix a
Return IHSG 11,11% a ß 1,061107283 b
SBI 6,64% c Cost of Equity 11,38% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI. IHSG. dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
Tabel 4.45. WACC HRUM
HRUM Weighted Cost of Capital
2010 Keterangan Cost of debt 7,10% a
Cost of Equity 11,38% b
Percent of debt 38,42% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 61,58% b / (a+b) x 100% d
WACC 9,74% (a x c) + (b x d) Sumber: hitungan penulis
4. Mencari discounted cash flow.
Dasar asumsi pertumbuhan HRUM dengan menggunakan pertumbuhan perusahaan
selama 4 tahun terakhir. Detail mencari nilai asumsi. dilampirkan di appendix b.
Pertumbuhan HRUM selama 4 tahun terakhir dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.46. Pertumbuhan HRUM
2007 - 2010 Sales 60,62%
Operating income 155,62% Capital Expenditure 14,03%
depreciation 40,89% Working Capital 5,17%
Sumber: hitungan penulis
92
Setelah asumsi angka pertumbuhan HRUM diketahui. maka selanjutnya akan dicari
nilai interinsiknya. Nilai interinsik untuk HRUM tahun 2011 dijabarkan sebagai
berikut:
Tabel 4.47. Estimasi Arus Kas HRUM Untuk Tahun 2011
HRUM
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 7.206.034.771.831 11.574.242.711.193 18.590.403.540.832 29.859.673.106.455 Operating income 1.548.593.214.960 2.487.331.007.744 3.995.119.881.913 6.416.911.469.028 Less: tax 387.148.303.740 621.832.751.936 998.779.970.478 1.604.227.867.257
Net operating profits after tax 1.161.444.911.220 1.865.498.255.808 2.996.339.911.435 4.812.683.601.771
Plus: depreciation expense 278.891.033.678 392.916.651.508 553.562.059.692 779.887.929.804 Less investments: In net working capital 140.646.607.987 225.904.818.516 362.845.487.417 582.797.873.033 In new capital (CAPEX) 381.614.842.558 612.944.975.957 984.504.536.124 1.581.298.843.562
Total net investment for the period 522.261.450.545 838.849.794.473 1.347.350.023.540 2.164.096.716.595
Free cash flow 918.074.494.352 1.419.565.112.843 2.202.551.947.586 3.428.474.814.980 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
WACC= 9,74%
free cash flow2014 3.428.474.814.980k wacc 9,74%
918.074.494.352 1.419.565.112.843 2.202.551.947.586(1+9,74%)1 (1+9,74%)2 (1+9,74%)3
3.428.474.814.980 35.211.636.486.398(1+9,74%)4 (1+9,74%)4
= 918.074.494.352 + 1.419.565.112.843 + 2.202.551.947.586 +
3.428.474.814.980 + 35.211.636.486.398
firm value = 30.328.051.179.258
terminal value = = = 35.211.636.486.398
firm value = + + +
+
debt value = 736.412.000.000
number of shares = 2.700.000.000
firm value = debt value + equity value
30.328.051.179.258 = 736.412.000.000 + equity value
equity value = 29.591.639.179.258
93
Nilai interinsik HRUM untuk tahun 2011 adalah Rp10.959.
4.1.8. Indika Energy (INDY)
Proses hitung nilai interinsik INDY adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Cost of debt
Tabel 4.48. Cost of debt INDY
INDY Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam ribu rupiah)
Hutang bank 2010 2009 Pinjaman jangka pendek 216.212.100 51.700.000 Pinjaman jangka panjang 13.525.282 4.547.192
Total hutang bank = 229.737.382 56.247.192
Pihak ketiga Hubungan istimewa 160.570.180 299.211.127 Pihak ketiga 429.362.461 383.434.487 Hubungan istimewa jangka panjang 20.652.068 20.605.428 Total hutang dengan pihak ketiga = 610.584.709 703.251.042
Obligasi Obligasi 4.173.919.091 4.335.116.754
Total obligasi = 4.173.919.091 4.335.116.754 Total (a) = 5.014.241.182 5.094.614.988
Interest Biaya bunga 488.158.076 223.459.920
Total Interest expense (b) = 488.158.076 223.459.920
Interest Rate kb (b/a) = 9,74% 4,39%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 7,30% 3,29% Sumber: Pusar Refrensi Pasar Modal (BEJ) dan hitungan penulis
2. Mencari Cost of Equity
Untuk menghitung Cost of equity. penulis menggunakan CAPM. Rincian
perhitungan dilampirkan di appendix a. Hasil dari hitungan CAPM adalah sebagai
berikut:
equity value 29.591.639.179.258number of shares 2.700.000.000Share value = = = 10.959
94
Tabel 4.49. Cost of Equity INDY
INDY Cost of Equity
2010 2009 Ket N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000192674 0,000035698 apendix a Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a ß 1,201516022 0,156619333 b
SBI 6,64% 7,77% c Cost of Equity 51,29% 18,51% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI dan IHSG 2010 dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
Tabel 4.50. WACC INDY
INDY Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan Cost of debt 7,30% 3,29% a
Cost of Equity 51,29% 18,51% b
Percent of debt 12,46% 15,09% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 87,54% 84,91% b / (a+b) x 100% d
WACC 45,81% 16,21% (a x c) + (b x d) Sumber: hitungan penulis
4. Mencari discounted cash flow.
Dasar asumsi pertumbuhan INDY dengan menggunakan rata-rata pertumbuhan
perusahaan batu bara secara keseluruhan untuk asumsi tahun 2009 dan 2010. dan
asumsi rata-rata pertumbuhan INDY selama 4 tahun terakhir (2007 - 2010) untuk
asumsi tahun 2011. Rincian mencari nilai asumsi. dilampirkan di appendix b. Angka
pertumbuhan untuk asumsi 2009. 2010. dan 2011 dijabarkan sebagai berikut:
95
Tabel 4.52. Pertumbuhan INDY
2007 - 2010 Sales 19,30%
Operating income 15,21% Capital Expenditure 28,28%
depreciation 45,87% Working Capital 59,11%
Sumber: hitungan penulis
Setelah asumsi untuk tahun 2009. 2010. dan 2011 diketahui. maka selanjutnya akan
dicari nilai interinsiknya. Nilai interinsik untuk INDY tahun 2009. 2010. dan 2011
dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.53. Estimasi Arus Kas INDY Untuk Tahun 2009
INDY
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 2.486.579.600 3.765.467.000 4.758.864.170 6.014.337.182 Operating income 612.383.000 619.653.000 1.226.700.222 1.550.325.559 Less: tax 153.095.750 154.913.250 306.675.055 387.581.390
Net operating profits after tax 459.287.250 464.739.750 920.025.166 1.162.744.169
Plus: depreciation expense 1.009.754.700 1.252.501.300 1.523.515.026 1.853.170.161 Less investments: In net working capital 2.486.579.600 3.606.366.300 617.081.425 779.878.480 In new capital (CAPEX) 105.128.500 988.202.700 209.221.068 264.417.307
Total net investment for the period 2.591.708.100 4.594.569.000 826.302.493 1.044.295.787
Free cash flow (1.122.666.150) (2.877.327.950) 1.617.237.700 1.971.618.543 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
WACC= 16,21%
free cash flow2012 1.971.618.542k wacc 16,21%
(1.122.666.150) 2.877.327.950 1.617.237.699(1+16,21%)1 (1+16,21%)2 (1+16,21%)3
1.971.618.542 12.162.934.988(1+16,21%)4 (1+16,21%)4
= (1.122.666.150) + 2.877.327.950 + 1.617.237.699 +
1.971.618.542 + 12.162.934.988
firm value = 5.683.920.237
12.162.934.988terminal value =
firm value = + + +
+
= =
96
Nilai interinsik INDY untuk tahun 2009 adalah Rp-977.
Tabel 4.54. Estimasi Arus Kas INDY Untuk Tahun 2010
INDY
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 3.765.467.000 4.839.734.633 6.220.485.087 7.995.156.274 Operating income 619.653.000 1.502.512.770 1.931.171.642 2.482.124.602 Less: tax 154.913.250 375.628.192 482.792.910 620.531.150
Net operating profits after tax 464.739.750 1.126.884.577 1.448.378.731 1.861.593.451
Plus: depreciation expense 1.252.501.300 1.500.957.950 1.798.700.543 2.155.505.851 Less investments: In net working capital 3.606.366.300 611.958.252 786.546.674 1.010.944.242 In new capital (CAPEX) 988.202.700 239.589.593 307.943.224 395.797.782
Total net investment for the period 4.594.569.000 851.547.845 1.094.489.899 1.406.742.024
Free cash flow (2.877.327.950) 1.776.294.683 2.152.589.376 2.610.357.278 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
debt value = 5.094.614.988.000
number of shares = 5.207.142.000
firm value = debt value + equity value
5.683.920.237 = 5.094.614.988.000 + equity value
equity value = (5.088.931.067.762)
equity value (5.088.931.067.762)number of shares 5.207.142.000 (977).== =Share value
WACC= 45,81%
free cash flow2013 2.610.357.278k wacc 45,81%
(2.877.327.950) 1.776.294.683 2.152.589.375(1+45,81%)1 (1+45,81%)2 (1+45,81%)3
2.610.357.278 5.698.249.083(1+45,81%)4 (1+45,81%)4
= (2.877.327.950) + 1.776.294.683 + 2.152.589.375 +
2.610.357.278 + 5.698.249.083
firm value = 1.394.684.220
= = 5.698.249.083
firm value = +
+
+ +
terminal value =
97
Nilai interinsik INDY untuk tahun 2010 adalah Rp-695.
Tabel 4.55. Estimasi Arus Kas INDY Untuk Tahun 2011
INDY
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 4.492.270.952.074 5.359.361.350.623 6.393.816.043.818 7.627.939.399.428 Operating income 683.068.094.337 814.912.720.914 972.205.770.130 1.159.859.252.676 Less: tax 170.767.023.584 203.728.180.228 243.051.442.533 289.964.813.169
Net operating profits after tax 512.301.070.753 611.184.540.685 729.154.327.598 869.894.439.507
Plus: depreciation expense 1.827.036.601.945 2.665.117.189.776 3.887.634.012.192 5.670.931.946.530 Less investments: In net working capital 429.622.593.322 512.547.606.004 611.478.661.745 729.505.219.398 In new capital (CAPEX) 205.568.239.106 245.246.666.404 292.583.755.369 349.057.767.680
Total net investment for the period 635.190.832.428 757.794.272.408 904.062.417.114 1.078.562.987.078
Free cash flow 1.704.146.840.270 2.518.507.458.053 3.712.725.922.674 5.462.263.398.958 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
debt value = 5.014.241.182.000
debt value = 3.619.677.000.000
number of shares = 5.207.142.000
firm value = debt value + equity value
1.394.684.220 = 3.619.677.000.000 + equity value
equity value = (3.618.282.315.779)
equity value (3.618.282.315.779)number of shares 5.207.142.000 (695) ===Share value
WACC= 45,81%
free cash flow2014 5.462.263.398.958k wacc 45,81%
1.704.146.840.270 2.518.507.458.053 3.712.725.922.674(1+45,81%)1 (1+45,81%)2 (1+45,81%)3
5.462.263.398.958 11.923.784.406.542(1+45,81%)4 (1+45,81%)4
= 1.704.146.840.270 + 2.518.507.458.053 + 3.712.725.922.674 +
5.462.263.398.958 + 11.923.784.406.542
firm value = 7.397.393.086.335
terminal value = = = 11.923.784.406.542
firm value = + + +
+
98
Nilai interinsik INDY untuk tahun 2011 adalah Rp458.
4.1.9. PT Indotambang Raya Megah Tbk. (ITMG)
Proses hitung nilai interinsik ITMG adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Cost of debt
Tabel 4.56. Cost of debt ITMG
ITMG Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam ribuan dollar)
Hutang bank 2010 2009 Pinjaman jangka panjang jatuh tempo - 15.050 Pinjaman jangka panjang - 40.000
Total hutang bank = - 55.050
Pihak ketiga Pihak ketiga 94.783 89.255 Kewajiban lancar lain-lain pihak ketiga 9.291 1.381
Total hutang dengan pihak ketiga = 104.074 90.636 Total (a) = 104.074 145.686
Beban bunga Beban bunga 6.751 8.543
Total Interest expense (b) = 6.751 8.543
Interest Rate kb (b/a) = 6,49% 5,86%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 4,87% 4,40% Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ) dan hitungan penulis
2. Mencari Cost of Equity
Untuk menghitung Cost of Equity. penulis menggunakan CAPM. Rincian
perhitungan dilampirkan di appendix a. Hasil dari hitungan CAPM adalah sebagai
berikut:
number of shares = 5.207.142.000
firm value = debt value + equity value
7.397.393.086.335 = 5.014.241.182.000 + equity value
equity value = 2.383.151.904.335
equity value 2.383.151.904.335number of shares 5.207.142.000Share value = = = 458
99
Tabel 4.57. Cost of Equity ITMG
ITMG Cost of Equity
2010 2009 Ket N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000170574 0,000023739 apendix a Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a ß 1,063698518 0,104154152 b
SBI 6,64% 7,77% c Cost of Equity 46,17% 14,91% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI dan IHSG tahun 2010 dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
Tabel 4.58. WACC ITMG
ITMG Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan Cost of debt 4,87% 4,40% a
Cost of Equity 46,17% 14,91% b
Percent of debt 9,53% 22,78% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 90,47% 77,22% b / (a+b) x 100% d
WACC 42,23% 12,52% (a x c) + (b x d) Sumber: hitungan penulis
4. Mencari discounted cash flow.
Dasar asumsi pertumbuhan ITMG dengan menggunakan pertumbuhan perusahaan
dari tahun 2004 hingga tahun 2010. Detail mencari nilai asumsi. dilampirkan di
appendix b. Angka pertumbuhan ITMG dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.59. Pertumbuhan ITMG
2006 - 2010 sal 27,92%
op inc 82,12% capex 8,40% depre 18,20%
wc 55,60% Sumber: hitungan penulis
100
Untuk mencari nilai interinsik tahun 2009 dan 2010. penulis menggunakan data
actual dan forecast. Nilai interinsik untuk ITMG tahun 2009. 2010. dan 2011
dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.60. Estimasi Arus Kas ITMG Untuk Tahun 2009
ITMG
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 14.178.960.000.000 15.865.330.200.000 22.336.197.292.750 31.446.285.908.418 Operating income 14.207.619.600.000 15.712.775.800.000 13.104.151.990.562 18.448.839.105.497 Less: tax 3.551.904.900.000 3.928.193.950.000 3.276.037.997.641 4.612.209.776.374
Net operating profits after tax 10.655.714.700.000 11.784.581.850.000 9.828.113.992.922 13.836.629.329.123
Plus: depreciation expense 2.757.020.000.000 3.037.759.900.000 3.695.064.311.800 4.494.594.937.651 Less investments: In net working capital 3.127.380.000.000 2.465.673.700.000 4.302.961.468.994 6.057.976.424.251 In new capital (CAPEX) 736.565.800.000 500.148.900.000 1.092.227.952.162 1.537.706.352.191
Total net investment for the period 3.863.945.800.000 2.965.822.600.000 5.395.189.421.156 7.595.682.776.442
Free cash flow 9.548.788.900.000 11.856.519.150.000 8.127.988.883.566 10.735.541.490.332 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
WACC= 12,52%
free cash flow2012 10.735.541.490.332k wacc 12,52%
9.548.788.900.000 11.856.519.150.000 8.127.988.883.565(1+12,52%)1 (1+12,52%)2 (1+12,52%)3
10.735.541.490.332 85.777.068.360.424(1+12,52%)4 (1+12,52%)4
= 9.548.788.900.000 + 11.856.519.150.000 + 8.127.988.883.565 +
10.735.541.490.332 + 85.777.068.360.424
firm value = 83.777.184.007.076
= = 85.777.068.360.424terminal value =
firm value = + + +
+
debt value = 1.311.174.000.000
number of shares = 1.129.925.000
firm value = debt value + equity value
83.777.184.007.076 = 1.311.174.000.000 + equity value
equity value = 82.466.010.007.076
101
Nilai interinsik ITMG untuk tahun 2009 adalah Rp72.983.
Tabel 4.61. Estimasi Arus Kas ITMG Untuk Tahun 2010
ITMG
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 15.865.330.200.000 20.930.857.146.304 27.613.719.686.651 36.430.305.247.562 Operating income 15.712.775.800.000 16.302.280.193.714 21.507.317.754.637 28.374.234.248.365 Less: tax 3.928.193.950.000 4.075.570.048.428 5.376.829.438.659 7.093.558.562.091
Net operating profits after tax 11.784.581.850.000 12.226.710.145.285 16.130.488.315.978 21.280.675.686.274
Plus: depreciation expense 3.037.759.900.000 3.640.355.401.545 4.362.486.794.811.73 5.227.866.220.652.28 Less investments: In net working capital 2.465.673.700.000 2.311.203.718.497 3.806.903.189.745 5.022.381.874.811 In new capital (CAPEX) 500.148.900.000 128.902.936.747 1.160.858.607.645 1.531.500.786.770
Total net investment for the period 2.965.822.600.000 2.440.106.655.244 4.967.761.797.390 6.553.882.661.581
Free cash flow 11.856.519.150.000 13.426.958.891.587 15.525.213.313.399 19.954.659.245.345 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
equity value 82.466.010.007.076number of shares 1.129.925.000Share value = = = 72.983
WACC= 42,23%
free cash flow2013 19.954.659.245.345k wacc 42,23%
11.856.519.150.000 13.426.958.891.586 15.525.213.313.399(1+42,23%)1 (1+42,23%)2 (1+42,23%)3
19.954.659.245.345 47.249.595.040.309(1+42,23%)4 (1+42,23%)4
= 11.856.519.150.000 + 13.426.958.891.586 + 15.525.213.313.399 +
19.954.659.245.345 + 47.249.595.040.309
firm value = 36.789.861.093.236
terminal value = = = 47.249.595.040.309
+ + +
+
firm value =
debt value = 620.485.326.000
number of shares = 1.129.925.000
firm value = debt value + equity value
36.789.861.093.236 = 620.485.326.000 + equity value
equity value = 36.169.375.767.236
102
Nilai interinsik ITMG untuk tahun 2010 adalah Rp32.010.
ITMG
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 20.295.139.380.147 25.961.809.635.679 33.210.688.871.572 42.483.550.677.013 Operating income 16.665.712.231.114 21.318.998.617.494 27.271.543.859.024 34.886.118.142.734 Less: tax 4.166.428.057.779 5.329.749.654.374 6.817.885.964.756 8.721.529.535.683
Net operating profits after tax 12.499.284.173.336 15.989.248.963.121 20.453.657.894.268 26.164.588.607.050
Plus: depreciation expense 3.590.716.941.141 4.244.327.588.693 5.016.913.606.790 5.930.131.831.729 Less investments: In net working capital 2.463.153.708.111 3.150.898.669.656 4.030.671.083.883 5.156.087.545.088 In new capital (CAPEX) 371.972.229.579 475.831.775.934 608.690.275.736 778.644.618.781
Total net investment for the period 2.835.125.937.690 3.626.730.445.591 4.639.361.359.620 5.934.732.163.869
Free cash flow 13.254.875.176.786 16.606.846.106.222 20.831.210.141.438 26.159.988.274.909 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
Nilai interinsik ITMG untuk tahun 2011 adalah Rp40.143.
equity value 36.169.375.767.236number of shares 1.129.925.000 == 32.010=Share value
WACC= 42,23%
free cash flow2014 26.159.988.274.909k wacc 42,23%
13.254.875.176.786 16.606.846.106.222 20.831.210.141.438(1+42,23%)1 (1+42,23%)2 (1+42,23%)3
26.159.988.274.909 61.942.869.434.719(1+42,23%)4 (1+42,23%)4
= 13.254.875.176.786 + 16.606.846.106.222 + 20.831.210.141.438 +
26.159.988.274.909 + 61.942.869.434.719
firm value = 46.295.404.859.170
terminal value = = = 61.942.869.434.719
firm value = + + +
+
debt value = 936.666.000.000
number of shares = 1.129.925.000
firm value = debt value + equity value
46.295.404.859.170 = 936.666.000.000 + equity value
equity value = 45.358.738.859.170
equity value 45.358.738.859.170number of shares 1.129.925.000Share value = = = 40.143
103
4.1.10. PT Resource Alam Tbk. (KKGI)
Proses hitung nilai interinsik KKGI adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Cost of debt
Tabel 4.63. Cost of debt KKGI
KKGI Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam rupiah)
Hutang bank 2010 Pinjaman jangka pendek - Pinjaman jangka panjang jatuh tempo 141.427.159 Pinjaman jangka panjang -
Total hutang bank = 141.427.159
Pihak ketiga Pihak ketiga 90.789.336.741 Hubungan istimewa 3.486.098 Hubungan istimewa jangka panjang -
Total hutang dengan pihak ketiga = 90.792.822.839 Total (a) = 90.934.249.998
Interest Biaya bunga 2.134.646.133
Total Interest expense (b) = 2.134.646.133 Interest Rate kb (b/a) = 2,35%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 1,76% Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ) dan hitungan penulis
2. Mencari Cost of Equity
Untuk menghitung Cost of Equity. penulis menggunakan CAPM. Rincian
perhitungan dilampirkan di appendix a. Hasil dari hitungan CAPM adalah sebagai
berikut:
104
Tabel 4.64. Cost of Equity KKGI
KKGI Cost of Equity
2010 Ket N 301 apendix a
CoVariance 0,0000416728 apendix a Variance 0,0001498703 apendix a
Return IHSG 30,39% a ß 0,278059274 b
SBI 6,64% c Cost of Equity 13,24% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI. IHSG. dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
Tabel 4.65. WACC KKGI
KKGI Weighted Cost of Capital
2010 Keterangan Cost of debt 1,76% a
Cost of Equity 13,24% b
Percent of debt 11,73% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 88,27% b / (a+b) x 100% d
WACC 11,90% (a x c) + (b x d) Sumber: hitungan penulis
4. Mencari discounted cash flow.
Dasar asumsi pertumbuhan KKGI dengan menggunakan pertumbuhan perusahaan
selama 4 tahun terakhir. Detail mencari nilai asumsi. dilampirkan di appendix b.
Angka pertumbuhan KKGI dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.66. Pertumbuhan KKGI
KKGI Sales 146,81%
Operating income 222,89% Capital Expenditure 0,24%
depreciation 6,33% Working Capital 77,61%
Sumber: hitungan penulis
105
Setelah asumsi angka pertumbuhan KKGI diketahui. maka selanjutnya akan dicari
nilai interinsiknya. Nilai interinsik untuk KKGI tahun 2011 dijabarkan sebagai
berikut:
Tabel 4.67. Estimasi Arus Kas KKGI Untuk Tahun 2011
KKGI
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 2.392.464.596.628 5.904.841.298.188 14.573.737.394.451 35.969.437.774.322 Operating income 353.564.675.711 872.632.891.479 2.153.745.030.553 5.315.657.594.307 Less: tax 88.391.168.928 218.158.222.870 538.436.257.638 1.328.914.398.577
Net operating profits after tax 265.173.506.783 654.474.668.609 1.615.308.772.915 3.986.743.195.730
Plus: depreciation expense 102.299.173.614 108.776.221.076 115.663.361.234 122.986.559.007 Less investments: In net working capital 853.865.817.977 2.107.426.020.936 5.201.337.657.758 12.837.420.227.923 In new capital (CAPEX) 3.462.827.871 8.546.604.639 21.093.872.862 52.061.782.562
Total net investment for the period 857.328.645.848 2.115.972.625.574 5.222.431.530.620 12.889.482.010.485
Free cash flow (489.855.965.450) (1.352.721.735.888) (3.491.459.396.471) (8.779.752.255.748) Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
WACC= 11,90%
free cash flow2014 (8.779.752.255.748)k wacc 11,90%
(489.855.965.450) (1.352.721.735.888) (3.491.459.396.471)(1+11,90%)1 (1+11,90%)2 (1+11,90%)3
(8.779.752.255.748) (73.808.737.340.230)(1+11,90%)4 (1+11,90%)4
= (489.855.965.450) + (1.352.721.735.888) + (3.491.459.396.471) +
(8.779.752.255.748) + (73.808.737.340.230)
firm value = (56.693.564.632.464)
terminal value = =
+
= (73.808.737.340.230)
+
+
firm value = +
debt value = 90.934.249.998
number of shares = 1.000.000.000
firm value = debt value + equity value
(56.693.564.632.464) = 90.934.249.998 + equity value
equity value = (56.784.498.882.462)
106
Nilai interinsik KKGI untuk tahun 2011 adalah Rp-56.784.
4.1.11. PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (PTBA)
Proses hitung nilai interinsik PTBA adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Cost of debt
Tabel 4.68. Cost of debt PTBA
PTBA Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam ribu rupiah)
Hutang bank 2010 2009 Pinjaman jangka pendek 13.294.000 13.500.000
Total hutang bank = 13.294.000 13.500.000
Pihak ketiga Pihak ketiga 70.063.000 53.982.000 Hubungan istimewa 3.093.000 4.115.000
Total hutang dengan pihak ketiga = 73.156.000 58.097.000 Total (a) = 86.450.000 71.597.000
Interest Beban bunga 151.720 91.571
Total Interest expense (b) = 151.720 91.571 Interest Rate kb (b/a) = 0,18% 0,13%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 0,13% 0,10% Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ) dan hitungan penulis
2. Mencari Cost of Equity
Untuk menghitung Cost of Equity. penulis menggunakan CAPM. Rincian
perhitungan dilampirkan di appendix a. Hasil dari hitungan CAPM adalah sebagai
berikut:
equity value (56.784.498.882.462)number of shares 1.000.000.000Share value = == (56.784)
107
Tabel 4.69. Cost of Equity PTBA
PTBA Cost of Equity
2010 2009 Ket N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000172387 -0,000009200 apendix a Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a ß 1,075004004 -0,040362021 b
SBI 6,64% 7,77% c Cost of Equity 46,59% 5,00% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI, IHSG dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
Tabel 4.70. WACC PTBA
PTBA Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan Cost of debt 0,13% 0,10% a
Cost of Equity 46,59% 5,00% b
Percent of debt 0,28% 1,88% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 99,72% 98,12% b / (a+b) x 100% d
WACC 46,46% 4,91% (a x c) + (b x d) Sumber: hitungan penulis
4. Mencari discounted cash flow.
Dasar asumsi pertumbuhan PTBA dengan menggunakan pertumbuhan perusahaan
dari tahun 2004 hingga tahun 2010. Detail mencari nilai asumsi. dilampirkan di
appendix b. Angka pertumbuhan PTBA dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.71. Pertumbuhan PTBA
2006 - 2010 sal 24,38%
op inc 28,51% capex 0,17% depre 7,30%
wc 95,97% Sumber: appendix b
108
Untuk mencari nilai interinsik tahun 2009 dan 2010. penulis menggunakan data
actual. Nilai interinsik untuk PTBA tahun 2009. 2010. dan 2011 dijabarkan sebagai
berikut:
Tabel 4.72. Estimasi Arus Kas PTBA Untuk Tahun 2009
PTBA
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 8.947.854.000.000 7.909.154.000.000 10.365.448.687.599 13.584.578.893.678 Operating income 3.516.419.000.000 2.279.884.000.000 2.412.878.822.111 3.162.230.956.685 Less: tax 879.104.750.000 569.971.000.000 603.219.705.528 790.557.739.171
Net operating profits after tax 2.637.314.250.000 1.709.913.000.000 1.809.659.116.584 2.371.673.217.514
Plus: depreciation expense 1.100.544.000.000 1.156.334.000.000 1.249.700.049.724 1.350.604.768.414 Less investments: In net working capital 5.402.483.000.000 5.498.225.000.000 2.357.221.764.077 3.089.288.846.928 In new capital (CAPEX) 64.487.000.000 581.094.000.000 4.163.988.440 5.457.171.337
Total net investment for the period 5.466.970.000.000 6.079.319.000.000 2.361.385.752.517 3.094.746.018.265
Free cash flow 1.100.544.000.000 (3.213.072.000.000) 697.973.413.790 627.531.967.664 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka selanjutnya mencari share value.
WACC= 4,91%
free cash flow2012 627.531.967.663k wacc 4,91%
1.100.544.000.000 (3.213.072.000.000) 697.973.413.790(1+4,91%)1 (1+4,91%)2 (1+4,91%)3
627.531.967.663 12.778.737.526.400(1+4,91%)4 (1+4,91%)4
= 1.100.544.000.000 + (3.213.072.000.000) + 697.973.413.790 +
627.531.967.663 + 12.778.737.526.400
firm value = 9.801.143.279.355
= 12.778.737.526.400terminal value = =
firm value = + + +
+
debt value = 71.597.000.000
number of shares = 2.304.131.850
firm value = debt value + equity value
9.801.143.279.355 = 71.597.000.000 + equity value
equity value = 9.729.546.279.355
109
Nilai interinsik PTBA untuk 2009 adalah Rp4.222.
Tabel 4.73. Estimasi Arus Kas PTBA Untuk Tahun 2010
PTBA
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 7.909.154.000.000 10.253.770.237.403 13.293.432.405.217 17.234.182.258.880 Operating income 2.279.884.000.000 2.715.432.025.193 3.520.403.836.064 4.564.004.200.433 Less: tax 569.971.000.000 678.858.006.298 880.100.959.016 1.141.001.050.108
Net operating profits after tax 1.709.913.000.000 2.036.574.018.895 2.640.302.877.048 3.423.003.150.324
Plus: depreciation expense 1.156.334.000.000 1.249.149.389.984 1.349.414.787.162 1.457.728.180.802 Less investments: In net working capital 5.498.225.000.000 2.256.114.631.577 2.924.924.848.023 3.791.999.416.536 In new capital (CAPEX) 581.094.000.000 644.919.369 1.191.928.059 1.545.267.225
Total net investment for the period 6.079.319.000.000 2.256.759.550.946 2.926.116.776.082 3.793.544.683.761
Free cash flow (3.213.072.000.000) 1.028.963.857.933 1.063.600.888.128 1.087.186.647.365 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
equity value 9.729.546.279.355number of shares 2.304.131.850Share value = = = 4.222
WACC= 46,46%
free cash flow2013 1.087.186.647.365k wacc 46,46%
(3.213.072.000.000) 1.028.963.857.933 1.063.600.888.128(1+46,46%)1 (1+46,46%)2 (1+46,46%)3
1.087.186.647.365 2.340.088.807.750(1+46,46%)4 (1+46,46%)4
= (3.213.072.000.000) + 1.028.963.857.933 + 1.063.600.888.128 +
1.087.186.647.365 + 2.340.088.807.750
firm value = (630.709.638.218)
= 2.340.088.807.750
firm value =
terminal value = =
+ ++
+
debt value = 86.450.000.000
number of shares = 2.304.131.850
firm value = debt value + equity value
(630.709.638.218) = 86.450.000.000 + equity value
equity value = (717.159.638.218)
110
Nilai interinsik PTBA untuk 2010 adalah Rp-311.
Tabel 4.74. Estimasi Arus Kas PTBA Untuk Tahun 2011
PTBA
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 9.837.684.938.239 12.236.459.796.338 15.220.140.641.565 18.931.348.200.755 Operating income 2.804.313.867.775 3.488.104.580.984 4.338.627.607.876 5.396.538.172.177 Less: tax 701.078.466.944 872.026.145.246 1.084.656.901.969 1.349.134.543.044
Net operating profits after tax 2.103.235.400.831 2.616.078.435.738 3.253.970.705.907 4.047.403.629.133
Plus: depreciation expense 1.240.788.147.597 1.331.410.498.366 1.428.651.553.928 1.532.994.718.793 Less investments: In net working capital 1.850.744.995.404 2.302.021.956.559 2.863.336.170.915 3.561.518.605.116 In new capital (CAPEX) 3.269.306.640 4.066.479.005 5.058.030.134 6.291.356.429
Total net investment for the period 1.854.014.302.045 2.306.088.435.565 2.868.394.201.049 3.567.809.961.545
Free cash flow 1.490.009.246.384 1.641.400.498.539 1.814.228.058.785 2.012.588.386.380 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
equity value (717.159.638.218)number of shares 2.304.131.850= = (311) =Share value
WACC= 46,46%
free cash flow2014 2.012.588.386.380k wacc 46,46%
1.490.009.246.384 1.641.400.498.539 1.814.228.058.785(1+46,46%)1 (1+46,46%)2 (1+46,46%)3
2.012.588.386.380 4.331.947.572.196(1+46,46%)4 (1+46,46%)4
= 1.490.009.246.384 + 1.641.400.498.539 + 1.814.228.058.785 +
2.012.588.386.380 + 4.331.947.572.196
firm value = 3,738,953,312,160
terminal value = = = 4.331.947.572.196
+firm value = + +
+
debt value = 86.450.000.000
number of shares = 2.304.131.850
firm value = debt value + equity value
3,738,953,312,160 = 86.450.000.000 + equity value
equity value = 3.652.503.312.159
111
Nilai interinsik PTBA untuk tahun 2011 adalah Rp1.585.
4.1.12. PT Brau Coal Energy Tbk. (BRAU)
Proses hitung nilai interinsik BRAU adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Cost of debt
Tabel 4.75. Cost of debt BRAU
BRAU Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam jutaan rupiah)
Hutang bank 2010 Hutang jangka pendek Hutang jangka panjang 6.812.194
Total hutang bank = 6.812.194 Total (a) = 6.812.194
Interest Biaya bunga 781.538
Total Interest expense (b) = 781.538
Interest Rate kb (b/a) = 11,47%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 8,60% Sumber: investingbusinessweek.com dan hitungan penulis
2. Mencari Cost of Equity
Untuk menghitung Cost of equity. penulis menggunakan CAPM. Rincian
perhitungan dilampirkan di appendix a. Hasil dari hitungan CAPM adalah sebagai
berikut:
equity value 3.652.503.312.159number of shares 2.304.131.850Share value = = = 1.585
112
Tabel 4.76. Cost of Equity BRAU
BRAU Cost of Equity
2010 Ket N 216 apendix a
CoVariance 0,0000774849 apendix a Variance 0,0012365962 apendix a
Return IHSG 14,49% a ß 0,062659845 b
SBI 6,64% c Cost of Equity 7,13% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI dan IHSG 2010 dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
Tabel 4.77. WACC BRAU
BRAU Weighted Cost of Capital
2010 Keterangan Cost of debt 8,60% a
Cost of Equity 7,13% b
Percent of debt 54,68% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 45,32% b / (a+b) x 100% d
WACC 7,94% (a x c) + (b x d) Sumber: hitungan penulis
4. Mencari discounted cash flow.
Dasar asumsi pertumbuhan BRAU dengan menggunakan rata-rata pertumbuhan
industri batu bara. Detail mencari nilai asumsi. dilampirkan di appendix b.
Pertumbuhan rata-rata industri batu bara dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.78. Pertumbuhan Rata-rata Industri Batu Bara
2006/7 - 2010 Sales 39,49%
Operating income 59,70% Capital Expenditure 14,89%
depreciation 97,97% Working Capital 51,22%
Sumber: hitungan penulis
113
Setelah asumsi angka rata-rata pertumbuhan perusahaan batu bara diketahui. maka
selanjutnya akan dicari nilai interinsiknya. Nilai interinsik untuk BRAU tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.79. Estimasi Arus Kas BRAU 2011
BRAU
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 13.353.610.315.354 18.600.062.256.594 25.907.773.836.366 36.086.585.942.385 Operating income 2.923.097.011.525 4.071.542.085.807 5.671.195.615.861 7.899.331.269.466 Less: tax 730.774.252.881 1.017.885.521.452 1.417.798.903.965 1.974.832.817.366
Net operating profits after tax 2.192.322.758.644 3.053.656.564.355 4.253.396.711.896 5.924.498.452.099
Plus: depreciation expense 1.298.909.757.142 1.623.427.544.929 2.029.022.400.627 2.535.950.504.909 Less investments: In net working capital 1.953.943.219.512 2.721.620.945.235 3.790.908.812.279 5.280.305.344.569 In new capital (CAPEX) 531.523.833.355 740.352.321.043 1.031.226.682.373 1.436.381.625.631
Total net investment for the period 2.485.467.052.867 3.461.973.266.277 4.822.135.494.652 6.716.686.970.199
Free cash flow 1.005.765.462.918 1.215.110.843.006 1.460.283.617.870 1.743.761.986.809 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
WACC= 7,94%
free cash flow2014 1.743.761.986.809k wacc 7,94%
1.005.765.462.918 1.215.110.843.006 1.460.283.617.870(1+7,94%)1 (1+7,94%)2 (1+7,94%)3
1.743.761.986.809 21.969.844.922.148(1+7,94%)4 (1+7,94%)4
= 1.005.765.462.918 + 1.215.110.843.006 + 1.460.283.617.870 +
1.743.761.986.809 + 21.969.844.922.148
firm value = 20.606.926.515.895
terminal value = =
+
= 21.969.844.922.148
+
+
firm value = +
debt value = 6.812.194.000.000
number of shares = 34.900.000.000
firm value = debt value + equity value
20.606.926.515.895 = 6.812.194.000.000 + equity value
equity value = 13.794.732.515.895
114
Nilai interinsik BRAU untuk tahun 2011 adalah Rp395.
4.1.13. PT Perdana Karya Perkasa Tbk. (PKPK)
Proses hitung nilai interinsik PKPK adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Cost of debt
Tabel 4.80. Cost of debt PKPK
PKPK Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam rupiah)
Hutang bank 2010 2009 Hutang bank jangka pendek 96.081.223.937 82.801.622.242 Hutang bank jangka panjang 49.922.622.965 71.176.529.562
Total hutang bank = 146.003.846.902 153.978.151.804
Pihak ketiga Pihak ketiga 11.900.491.087 12.345.951.200 Hubungan istimewa jangka pendek 4.847.727.533 6.590.505.384 Hubungan istimewa jangka panjang 23.739.764.083 23.739.764.083
Total hutang dengan pihak ketiga = 40.487.982.703 42.676.220.667 Total (a) = 186.491.829.605 196.654.372.471
Interest Biaya bunga 18.536.758.310 10.733.018.213
Total Interest expense (b) = 18.536.758.310 10.733.018.213
Average Interest Rate kb (b/a) = 9,94% 5,46%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 7,45% 4,09% Sumber: Real-time Investor.com dan hitungan penulis
2. Mencari Cost of Equity
Untuk menghitung Cost of equity. penulis menggunakan CAPM. Rincian
perhitungan dilampirkan di appendix a. Hasil dari hitungan CAPM adalah sebagai
berikut:
equity value 13.794.732.515.895number of shares 34.900.000.000Share value = = = 395
115
Tabel 4.81. Cost of Equity PKPK
PKPK Cost of Equity
2010 2009 Ket N 244 242 apendix a
CoVariance 0,000137459 0,000116112 apendix a Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a ß 0,857192687 0,509429126 b
SBI 6,64% 7,77% c Cost of Equity 38,50% 42,69% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI, IHSG dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
Tabel 4.82. WACC PKPK
PKPK Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan Cost of debt 7,45% 4,09% a
Cost of Equity 38,50% 42,69% b
Percent of debt 16,22% 8,75% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 83,78% 91,25% b / (a+b) x 100% d
WACC 33,46% 39,32% (a x c) + (b x d) Sumber: hitungan penulis
4. Mencari discounted cash flow.
Dasar asumsi pertumbuhan PKPK dengan menggunakan rata-rata pertumbuhan
industri batu bara. Detail mencari nilai asumsi. dilampirkan di appendix b.
Pertumbuhan rata-rata industri batu bara dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.83. Pertumbuhan Rata-rata Industri Batu Bara
2006/2007 - 2010 sal 39,29%
op inc 21,89% capex 14,11% depre 24,98%
wc 51,88% Sumber: hitungan penulis
116
Untuk mencari nilai interinsik tahun 2009 dan 2010, penulis menggunakan data
actual dan forecast. Nilai interinsik untuk PKPK tahun 2009. 2010. dan 2011
dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.84. Estimasi Arus Kas PKPK Untuk Tahun 2009
PKPK
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 383.836.032.612 290.440.471.584 367.063.833.959 463.901.802.202 Operating income 45.846.918.684 27.772.793.710 94.618.646.469 119.580.728.359 Less: tax 11.461.729.671 6.943.198.428 23.654.661.617 29.895.182.090
Net operating profits after tax 34.385.189.013 20.829.595.283 70.963.984.852 89.685.546.269
Plus: depreciation expense 45.181.257.581 39.526.598.313 48.079.284.605 58.482.584.052 Less investments: In net working capital 30.929.464.025 21.835.945.004 47.597.129.389 60.154.098.717 In new capital (CAPEX) 769.906.318 5.656.016.000 16.137.776.709 20.395.209.243
Total net investment for the period 31.699.370.343 27.491.961.004 63.734.906.099 80.549.307.959
Free cash flow 45.181.257.581 32.864.232.592 55.308.363.358 67.618.822.361 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
WACC= 39,32%
free cash flow2014 67.618.822.361k wacc 39,32%
45.181.257.581 32.864.232.591 55.308.363.358(1+39,32%)1 (1+39,32%)2 (1+39,32%)3
67.618.822.361 171.989.084.888(1+39,32%)4 (1+39,32%)4
= 45.181.257.581 + 32.864.232.591 + 55.308.363.358 +
67.618.822.361 + 171.989.084.888
firm value = 133.424.253.456
= = 171.989.084.888terminal value =
firm value = + + +
+
debt value = 196.654.372.471
number of shares = 539.368.500
firm value = debt value + equity value
133.424.253.456 = 196.654.372.471 + equity value
equity value = (63.230.119.014)
117
Nilai interinsik PKPK untuk tahun 2009 adalah Rp-117.
Tabel 4.85. Estimasi Arus Kas PKPK Untuk Tahun 2010
PKPK
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 290.440.471.584 373.301.587.600 479.802.537.658 616.687.640.208 Operating income 27.772.793.710 115.892.800.929 148.956.398.336 191.452.863.573 Less: tax 6.943.198.428 28.973.200.232 37.239.099.584 47.863.215.893
Net operating profits after tax 20.829.595.283 86.919.600.697 111.717.298.752 143.589.647.679
Plus: depreciation expense 39.526.598.313 47.367.425.475 56.763.624.796 68.023.732.928 Less investments: In net working capital 43.671.890.008 47.201.965.469 60.668.434.228 77.976.814.633 In new capital (CAPEX) 5.656.016.000 18.480.181.678 23.752.478.853 30.528.934.267
Total net investment for the period 49.327.906.008 65.682.147.147 84.420.913.082 108.505.748.900
Free cash flow 11.028.287.588 68.604.879.024 84.060.010.467 103.107.631.708 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
equity value (63.230.119.014)number of shares 539.368.500 = (117).=Share value =
WACC= 33,46%
free cash flow2013 103.107.631.707k wacc 33,46%
11.028.287.587 68.604.879.024 84.060.010.466(1+33,46%)1 (1+33,46%)2 (1+33,46%)3
103.107.631.707 308.154.690.237(1+33,46%)4 (1+33,46%)4
= 11.028.287.587 + 68.604.879.024 + 84.060.010.466 +
103.107.631.707 + 308.154.690.237
firm value = 211.776.596.266
terminal value = = = 308.154.690.237
firm value =
+
+ + +
debt value = 186.491.829.605
number of shares = 539.368.500
firm value = debt value + equity value
211.776.596.266 = 186.491.829.605 + equity value
equity value = 25.284.766.661
118
Nilai interinsik PKPK untuk tahun 2010 adalah Rp47.
Tabel 4.86. Estimasi Arus Kas PKPK Untuk Tahun 2011
PKPK
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 404.550.584.128 563.493.008.484 784.881.750.437 1.093.251.119.167 Operating income 88.555.871.824 123.348.269.885 171.810.128.117 239.311.991.575 Less: tax 22.138.967.956 30.837.067.471 42.952.532.029 59.827.997.894
Net operating profits after tax 66.416.903.868 92.511.202.414 128.857.596.088 179.483.993.681
Plus: depreciation expense 49.401.868.071 61.744.361.344 77.170.485.785 96.450.651.471 Less investments: In net working capital 59.195.142.897 82.452.109.742 114.846.422.665 159.968.020.713 In new capital (CAPEX) 16.102.632.336 22.429.137.654 31.241.240.898 43.515.499.701
Total net investment for the period 75.297.775.233 104.881.247.396 146.087.663.563 203.483.520.414
Free cash flow 40.520.996.706 49.374.316.361 59.940.418.308 72.451.124.738 Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka selanjutnya mencari share value.
equity value 25.284.766.661number of shares 539.368.500 47Share value = = =
WACC= 33.46%
free cash flow2014 72.451.124.738k wacc 33,46%
40.520.996.706 49.374.316.361 59.940.418.308(1+33,46%)1 (1+33,46%)2 (1+33,46%)3
72.451.124.738 216.532.506.191(1+33,46%)4 (1+33,46%)4
= 40.520.996.706 + 49.374.316.361 + 59.940.418.308 +
72.451.124.738 + 216.532.506.191
firm value = 174.388.473.651
terminal value = = = 216.532.506.191
firm value = + + +
+
debt value = 186.491.829.605
number of shares = 539.368.500
firm value = debt value + equity value
174.388.473.651 = 186.491.829.605 + equity value
equity value = (12.103.355.953)
119
Nilai interinsik PKPK untuk tahun 2011 adalah Rp-22.
4.1.14. PT ATPK Resource Tbk. (ATPK)
Proses hitung nilai interinsik ATPK adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Cost of debt
Tabel 4.87. Cost of debt ATPK
ATPK Laporan keuangan 2009 - 2010 (dalam rupiah)
Obligasi 2010 2009 Obligasi jangka pendek 98.700.000 129.700.000
Total obligasi = 98.700.000 129.700.000
Pihak ketiga Pihak ketiga - 24.517.988.209 Hubungan istimewa jangka pendek 7.560.805.439 2.079.964.522
Total hutang dengan pihak ketiga = 7.560.805.439 26.597.952.731 Total (a) = 7.659.505.439 26.857.352.731
Interest Beban bunga 190.700.000 46.294.522 Total Interest expense (b) = 190.700.000 46.294.522
Average Interest Rate kb (b/a) = 2,49% 0,17%
Cost of debt Kd = (Kb(1-tax rate)) 1,87% 0,13% Sumber: investing businesweek.com dan hitungan penulis
2. Mencari Cost of Equity
Untuk menghitung Cost of equity. penulis menggunakan CAPM. Rincian
perhitungan dilampirkan di appendix a. Hasil dari hitungan CAPM adalah sebagai
berikut:
equity value (12.103.355.953)number of shares 539.368.500Share value = = = -22
120
Tabel 4.88. Cost of Equity ATPK
ATPK Cost of Equity
2010 2009 Ket N 244 242 apendix a
CoVariance -0,000008613 0,000283896 apendix a Variance 0,000160359 0,000227926 apendix a
Return IHSG 43,80% 76,32% a ß -0,053713188 1,245563056 b
SBI 6,64% 7,77% c Cost of Equity 4,64% 93,16% c + (b x (a-c))
Sumber: SBI dan IHSG 2010 dan hitungan penulis
3. Mencari WACC
Tabel 4.89. WACC ATPK
ATPK Weighted Cost of Capital
2010 2009 Keterangan Cost of debt 1,87% 0,13% a
Cost of Equity 4,64% 93,16% b
Percent of debt 28,68% 0,14% a / (a+b) x 100% c
Percent of equity 71,32% 99,86% b / (a+b) x 100% d
WACC 3,85% 93,03% (a x c) + (b x d) Sumber: hitungan penulis
4. Mencari discounted cash flow.
Dasar asumsi pertumbuhan ATPK dengan menggunakan rata-rata pertumbuhan
industri perusahaan. Detail mencari nilai asumsi. dilampirkan di appendix b.
Pertumbuhan rata-rata ATPK dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.90. Pertumbuhan Rata-rata ATPK
2006 - 2010 sal 23,64%
op inc 0,00% capex 27,37% depre 25,39%
wc 59,61% Sumber: hitungan penulis
121
Untuk mencari nilai interinsik tahun 2009 dan 2010. penulis menggunakan data
actual. Nilai interinsik untuk ATPK tahun 2009. 2010. dan 2011 dijabarkan sebagai
berikut:
Tabel 4.91. Estimasi Arus Kas ATPK Untuk Tahun 2009
ATPK
Estimasion Of Free Cash flow
2009 (actual) 2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast)
Sales 2.832.000.000 6.116.760.000 5.893.372.408 5.678.143.059 Operating income (29.720.500.000) (10.488.800.000) - - Less: tax (7.430.125.000) (2.622.200.000) - -
Net operating profits after tax (22.290.375.000) (7.866.600.000) - -
Plus: depreciation expense 7.549.000.000 7.369.800.000 10.811.046.828 15.859.145.910 Less investments: In net working capital 74.678.700.000 75.877.300.000 (111.693.796) (107.614.674) In new capital (CAPEX) 25.600.000 107.500.000 (111.693.796) (107.614.674)
Total net investment for the period 74.704.300.000 75.984.800.000 (223.387.592) (215.229.349)
Free cash flow (89.445.675.000) (76.481.600.000) 11.034.434.421 16.074.375.259
Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
WACC= 93,03%
free cash flow2014 16.074.375.258k wacc 93,03%
(89.445.675.000) (76.481.600.000) 11.034.434.420(1+93,03%)1 (1+93,03%)2 (1+93,03%)3
16.074.375.258 17.279.058.017(1+93,03%)4 (1+93,03%)4
= (89.445.675.000) + (76.481.600.000) + 11.034.434.420 +
16.074.375.258 + 17.279.058.017
firm value = (62.928.023.169)
= = 17.279.058.017terminal value =
firm value = + + +
+
debt value = 26.857.352.731
number of shares = 831.204.669
firm value = debt value + equity value
(62.928.023.169) = 26.857.352.731 + equity value
equity value = (89.785.375.900)
122
Nilai interinsik ATPK untuk tahun 2009 adalah Rp-108.
Tabel 4.92. Estimasi Arus Kas ATPK Untuk Tahun 2010
ATPK
Estimasion Of Free Cash flow
2010 (actual) 2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast)
Sales 6.116.760.000 7.562.923.783 9.350.998.919 11.561.822.291 Operating income (10.488.800.000) - - - Less: tax (2.622.200.000) - - -
Net operating profits after tax (7.866.600.000) - - -
Plus: depreciation expense 7.369.800.000 10.366.220.398 14.580.928.295 20.509.256.197 Less investments: In net working capital 1.642.380.000 723.081.891 894.037.568 1.105.411.686 In new capital (CAPEX) 1.642.380.000 723.081.891 894.037.568 1.105.411.686
Total net investment for the period 3.284.760.000 1.446.163.783 1.788.075.136 2.210.823.372
Free cash flow (3.781.560.000) 8.920.056.615 12.792.853.159 18.298.432.824
Sumber: hitungan penulis
Setelelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
equity value (89.785.375.900)number of shares 831.204.669Share value = = = (108).
WACC= 3,85%
free cash flow2013 18.298.432.824k wacc 3,85%
(3.781.560.000) (8.920.056.615) 12.792.853.159(1+3,85%)1 (1+3,85%)2 (1+3,85%)3
18.298.432.824 475.581.055.942(1+3,85%)4 (1+3,85%)4
= (3.781.560.000) + (8.920.056.615) + 12.792.853.159 +
18.298.432.824 + 475.581.055.942
firm value = 440.706.809.758
terminal value = = = 475.581.055.942
firm value = + + +
+
debt value = 7.659.505.439
number of shares = 831.204.669
firm value = debt value + equity value
440.706.809.758 = 7.659.505.439 + equity value
equity value = 433.047.304.319
123
Nilai interinsik ATPK untuk tahun 2010 adalah Rp521.
Tabel 4.93. Estimasi Arus Kas ATPK Untuk Tahun 2011
ATPK
Estimasion Of Free Cash flow
2011 (forecast) 2012 (forecast) 2013 (forecast) 2014 (forecast)
Sales 8.519.951.842 11.867.325.087 16.529.835.768 23.024.183.507 Operating income - - - - Less: tax - - - -
Net operating profits after tax - - - -
Plus: depreciation expense 9.211.060.472 11.512.338.872 14.388.565.432 17.983.384.393 Less investments: In net working capital 1.246.666.762 3.212.359.292 2.418.698.746 3.368.972.599 In new capital (CAPEX) 339.126.076 472.364.100 657.949.533 916.448.959
Total net investment for the period 1.585.792.838 3.684.723.392 3.076.648.279 4.285.421.558
Free cash flow 7.625.267.634 7.827.615.479 11.311.917.153 13.697.962.834
Sumber: hitungan penulis
Setelah firm value diketahui. maka proses selanjutnya mencari share value.
equity value 433.047.304.319number of shares 831.204.669Share value = = = 521
WACC= 3,85%
free cash flow2014 13.697.962.834k wacc 3,85%
7.625.267.634 7.827.615.479 11.311.917.153(1+3,85%)1 (1+3,85%)2 (1+3,85%)3
13.697.962.834 356.013.637.439(1+3,85%)4 (1+3,85%)4
= 7.625.267.634 + 7.827.615.479 + 11.311.917.153 +
13.697.962.834 + 356.013.637.439
firm value = 342.591.991.010
terminal value = = = 356.013.637.439
firm value = + + +
+
debt value = 7.659.505.439
number of shares = 831.204.669
firm value = debt value + equity value
342.591.991.010 = 7.659.505.439 + equity value
equity value = 334.932.485.571
124
Nilai interinsik ATPK untuk tahun 2011 adalah Rp403.
4.2. Titik Tertinggi. Terendah. dan Harga Wajar
Untuk menentukan nilai wajar, penulis menggunakan nilai interinsik dari hasil metode
discounted cash flow. Sementara untuk titik tertinggi dan terendah, penulis
menggunakan titik dimana Bursa saham sendang berada dalam kondisi bearish yang
cukup dalam karena sentimen negatif terhadap bursa yang cukup tinggi dan pada saat
index berada dalam kondisi bullish karena sentimen positif terhadap bursa yang kuat
pada tahun 2009, 2010, dan 2011 (hingga 26 July 2011). Titik-titik dari sentimen
negatif dan positif yang kuat dari IHSG dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.94. Titik Tertinggi Dan Terendah
Tahun Nilai terendah Nilai tertinggi Tanggal Nilai Index Tanggal Nilai Index
2009 3/2/09 1256.11 12/30/09 2534.36 2010 2/8/10 2475.57 12/9/10 3786.10 2011 1/24/11 3346.06 7/26/11 4132.78
Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ)
Pada tahun 2009, titik terendah jatuh pada tanggal 3/2/09 yaitu ketika sedang terjadi
ressesi global dan tertinggi 12/30/09 ketika ekonomi sedang dalam pemulihan. Pada
tahun 2010 titik terendah jatuh pada tanggal 2/8/10 yaitu ketika ekonomi sedang dilanda
spekulasi negatif akibat lanjutan dari resesi dan tertinggi 12/9/10 yaitu pada saat
optimisme global dan domestik sedang membaik. Pada tahun 2011 titik terendah jatuh
pada tanggal 1/24/11 yaitu ketika Bank Indonesia merilis kenaikan tingkat suku bunga,
dan tertinggi 7/26/11 yaitu ketika optimisme ekonomi Indonesia akan membaik. Dari
titik tertinggi pada saat pasar saham sendang dalam kondisi bullish dan terendah pada
saat harga saham sendang dalam kondisi pada kondisi bearish, maka pada tanggal
equity value 334.932.485.571number of shares 831.204.669Share value = = = 403
125
tersebut akan dicari harga saham emiten-emiten perusahaan batu bara. Harga saham
emiten batu bara pada saat titik tertinggi dan terendah dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.95. Titik Tertinggi Dan Terendah Saham Emiten Batu Bara
Date IHSG ADRO ATPK BORN BRAU BUMI BYAN DEWA 7/22/11 4106.82 2500 156 1400 530 3125 23350 121 1/24/11 3346.06 2350 188 1620 530 3025 17400 62 12/9/10 3786.1 2625 162 1370 510 3025 12650 75 2/8/10 2475.57 1840 220 - - 2400 5700 117
12/30/09 2534.36 1730 265 - - 2425 5650 136 3/2/09 1256.11 740 129 - - 770 1080 57 Date IHSG GTBO HRUM INDY ITMG KKGI PKPK PTBA
7/22/11 4106.82 139 10400 3850 49300 6250 165 20900 1/24/11 3346.06 62 8700 4275 46050 3650 157 19700 12/9/10 3786.1 62 7550 4600 52750 2800 184 22000 2/8/10 2475.57 74 - 2250 28950 - 290 15550
12/30/09 2534.36 66 - 2225 31800 - 310 17250 3/2/09 1256.11 - - 1510 9600 - 310 7450 Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ)
Dari titik tertinggi dan terendah harga saham emiten batu bara, maka titik tertinggi dan
terendah disatukan dengan nilai interinsik emiten-emiten batu bara. Harga-harga saham
dengan nilai interinsik, pada saat pasar bullish dan bearish dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.96. Titik Saat Pasar Bullish. Bearish. dan Nilai Interinsik
Emiten 2009 2010 2011 bearish Interinsik bullish bearish Interinsik bullish bearish Interinsik bullish
ADRO 740 983 1730 1.840 419 2.625 2.350 2.086 2.500 ATPK 265 (108) 129 162 521 220 188 403 156 BORN - - - - - 1.370 1.620 2.408 1.400 BRAU - - - - - 510 530 395 530 BUMI 770 2.425 2.425 2.400 (885) 3.025 3.025 (404) 3.125 BYAN 1.080 6.266 5.650 5.700 9.609 12.650 17.400 7.887 23.350 DEWA 57 480 136 117 62 75 62 141 121 GTBO - - - - - - 62 87 139 HRUM - - - - - 7.550 8.700 10.959 10.400 INDY 1.510 (977) 2.225 2.250 (695) 4.600 4.275 458 3.850 ITMG 9.600 72.983 31.800 28.950 32.010 52.750 46.050 40.143 49.300 KKGI - - - - - 2.800 3.650 (56.784) 6.250 PKPK 310 (117) 310 290 47 184 157 -22 165 PTBA 7.450 4.222 17.250 15.550 -311 22.000 19.700 1.585 20.900
Sumber: Pusat Refrensi Pasar Modal (BEJ) dan hitungan penulis
126
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ADRO berada pada
Rp2,500. Kesimpulannya saham ADRO saat itu sedang mahal.
4. Tahun 2011, nilai interinsik BORN berada pada Rp2,408. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BORN berada
pada Rp1,620. Kesimpulannya saham BORN saat itu sedang murah.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BORN berada pada
Rp1,400. Kesimpulannya saham BORN saat itu sedang murah.
5. Tahun 2009, nilai interinsik BUMI berada pada Rp2.425. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BUMI berada
pada Rp770. Kesimpulannya saham BUMI saat itu sedang murah.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BUMI berada pada
Rp2,425. Kesimpulannya saham BUMI saat itu sedang wajar.
6. Tahun 2010, nilai interinsik BUMI berada pada Rp-885. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BUMI berada
pada Rp2,400. Kesimpulannya saham BUMI saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BUMI berada pada
Rp3,025. Kesimpulannya saham BUMI saat itu sedang mahal.
127
7. Tahun 2011, nilai interinsik BUMI berada pada Rp-404. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BUMI berada
pada Rp3,025. Kesimpulannya saham BUMI saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BUMI berada pada
Rp3,125. Kesimpulannya saham BUMI saat itu sedang mahal.
8. Tahun 2009, nilai interinsik BYAN berada pada Rp1.080. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BYAN berada
pada Rp1,080. Kesimpulannya saham BYAN saat itu sedang wajar.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BYAN berada pada
Rp5,650. Kesimpulannya saham BYAN saat itu sedang mahal.
9. Tahun 2010, nilai interinsik BYAN berada pada Rp9.609. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BYAN berada
pada Rp5,700. Kesimpulannya saham BYAN saat itu sedang murah.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BYAN berada pada
Rp12,650. Kesimpulannya saham BYAN saat itu sedang mahal.
10. Tahun 2011, nilai interinsik BYAN berada pada Rp7,887. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
128
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BYAN berada
pada Rp17,400. Kesimpulannya saham BYAN saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BYAN berada pada
23,350. Kesimpulannya saham BYAN saat itu sedang mahal.
11. Tahun 2009, nilai interinsik DEWA berada pada Rp480. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham DEWA
berada pada Rp57. Kesimpulannya saham DEWA saat itu sedang murah.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham DEWA berada pada
Rp136. Kesimpulannya saham DEWA saat itu sedang murah.
12. Tahun 2010, nilai interinsik DEWA berada pada Rp62. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham DEWA
berada pada Rp117. Kesimpulannya saham DEWA saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham DEWA berada pada
Rp75. Kesimpulannya saham DEWA saat itu sedang mahal.
13. Tahun 2011, nilai interinsik DEWA berada pada Rp141. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham DEWA berada
pada Rp141. Kesimpulannya saham DEWA saat itu sedang dalam harga wajar.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham DEWA berada pada
Rp121. Kesimpulannya saham DEWA saat itu sedang murah.
129
14. Tahun 2011, nilai interinsik GTBO berada pada Rp87. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham GTBO berada
pada Rp62. Kesimpulannya saham GTBO saat itu sedang murah.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham GTBO berada pada
Rp139. Kesimpulannya saham GTBO saat itu sedang mahal.
15. Tahun 2011, nilai interinsik HRUM berada pada Rp10.959. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham HRUM berada
pada Rp8,700. Kesimpulannya saham HRUM saat itu sedang murah.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham HRUM berada pada
Rp10,400. Kesimpulannya saham HRUM saat itu sedang murah.
16. Tahun 2009, nilai interinsik INDY berada pada Rp-977. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham INDY berada
pada Rp1,510. Kesimpulannya saham INDY saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham INDY berada pada
Rp2,225. Kesimpulannya saham INDY saat itu sedang mahal.
17. Tahun 2010, nilai interinsik INDY berada pada Rp-695. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
dijabarkan sebagai berikut:
130
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham INDY berada
pada Rp4,275. Kesimpulannya saham INDY saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham INDY berada pada
Rp3,850. Kesimpulannya saham INDY saat itu sedang mahal.
18. Tahun 2011, nilai interinsik INDY berada pada Rp458. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham INDY berada
pada Rp4,275. Kesimpulannya saham INDY saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham INDY berada pada
Rp3,850. Kesimpulannya saham INDY saat itu sedang mahal.
19. Tahun 2009, nilai interinsik ITMG berada pada Rp72,983. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ITMG berada
pada Rp9,600. Kesimpulannya saham ITMG saat itu sedang murah.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ITMG berada pada
Rp31,800. Kesimpulannya saham ITMG saat itu sedang murah.
20. Tahun 2010, nilai interinsik ITMG berada pada Rp32.010. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ITMG berada
pada Rp28,950. Kesimpulannya saham ITMG saat itu sedang murah.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ITMG berada pada
Rp52,750. Kesimpulannya saham ITMG saat itu sedang mahal.
131
21. Tahun 2011, nilai interinsik ITMG berada pada Rp40,143. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ITMG berada
pada Rp46,050. Kesimpulannya saham ITMG saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ITMG berada pada
Rp49,300. Kesimpulannya saham ITMG saat itu sedang mahal.
22. Tahun 2011, nilai interinsik KKGI berada pada Rp-56,784. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham KKGI berada
pada Rp46,050. Kesimpulannya saham KKGI saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham KKGI berada pada
Rp49,300. Kesimpulannya saham KKGI saat itu sedang mahal.
23. Tahun 2009, nilai interinsik PTBA berada pada Rp4.222. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham PTBA berada
pada Rp7,450. Kesimpulannya saham PTBA saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham PTBA berada pada
Rp17,250. Kesimpulannya saham PTBA saat itu sedang mahal.
24. Tahun 2010, nilai interinsik PTBA berada pada Rp-311. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
dijabarkan sebagai berikut:
132
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham PTBA berada
pada Rp15,550. Kesimpulannya saham PTBA saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham PTBA berada pada
Rp22,000. Kesimpulannya saham PTBA saat itu sedang mahal.
25. Tahun 2011, nilai interinsik PTBA berada pada Rp1.585. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham PTBA berada
pada Rp19.700. Kesimpulannya saham PTBA saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham PTBA berada pada
Rp20.900. Kesimpulannya saham PTBA saat itu sedang mahal.
26. Tahun 2011, nilai interinsik BRAU berada pada Rp395. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham BRAU berada
pada Rp530. Kesimpulannya saham BRAU saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham BRAU berada pada
Rp530. Kesimpulannya saham BRAU saat itu sedang mahal.
27. Tahun 2009, nilai interinsik PKPK berada pada Rp-117. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham PKPK berada
pada Rp310. Kesimpulannya saham PKPK saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham PKPK berada pada
Rp310. Kesimpulannya saham PKPK saat itu sedang mahal.
133
28. Tahun 2010, nilai interinsik PKPK berada pada Rp47. Pada saat index sedang dalam
titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham PKPK berada
pada Rp290. Kesimpulannya saham PKPK saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham PKPK berada pada
Rp184. Kesimpulannya saham PKPK saat itu sedang mahal.
29. Tahun 2011, nilai interinsik PKPK berada pada Rp-22. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham PKPK berada
pada Rp157. Kesimpulannya saham PKPK saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham PKPK berada pada
Rp165. Kesimpulannya saham PKPK saat itu sedang mahal.
30. Tahun 2009, nilai interinsik ATPK berada pada Rp-108. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2009
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ATPK berada
pada Rp265. Kesimpulannya saham ATPK saat itu sedang mahal.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ATPK berada pada
Rp129. Kesimpulannya saham ATPK saat itu sedang mahal.
31. Tahun 2010, nilai interinsik ATPK berada pada Rp521. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2010
dijabarkan sebagai berikut:
134
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ATPK berada
pada Rp162. Kesimpulannya saham ATPK saat itu sedang murah.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ATPK berada pada
Rp220. Kesimpulannya saham ATPK saat itu sedang murah.
32. Tahun 2011, nilai interinsik ATPK berada pada Rp403. Pada saat index sedang
dalam titik terendahnya (bearish) dan titik tertingginya (bullish) pada tahun 2011
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada saat index sedang dalam titik terendahnya (bearish), saham ATPK berada
pada Rp188. Kesimpulannya saham ATPK saat itu sedang murah.
b. Pada saat index sedang titik tertingginya (bullish), saham ATPK berada pada
Rp156. Kesimpulannya saham ATPK saat itu sedang murah.
Secara keseluruhan, harga saham-saham batu bara yang terdaftar di bursa efek
Indonesia sedang dalam keadaan mahal. Pada tahun 2009 pada saat terjadi resesi global,
harga saham sedang dalam keadaan murah. Begitu dalam tahap pemulihan, harga saham
mulai bergerak naik dan memnyebabkan rata-rata sedang dalam keadaan mahal. Pada
tahun 2010, rata-rata harga saham batu bara sedang dalam keadaan mahal, dengan
kondisi perekonomian dunia yang sudah membaik. Pada tahun 2011, pada saat
pengumuman suku bunga Bank Indonesia, index mengalami penurunan, dan
menyebabkan harga saham turun, namun masih diatas nilai interinsiknya atau rata-rata
harga sedang dalam keadaan mahal. Nilai interinsik industri batu bara dari tahun 2009
ke 2010 rata-rata mengalami penurunan. Namun, nilai interinsik dari tahun 2009 hingga
2011 rata-rata mengalami kenaikan karena kondisi perekonomian yang membaik, dan
diikuti pula dengan harga saham yang juga mengalami peningkatan sehingga
menyebabkan rata-rata harga saham-saham batu bara pada titik terendah dan tertinggi di
135
2011 dalam keadaan mahal. Hanya 2 perusahaan yang harga sahamnya masih jauh
dibawah nilai interinsiknya yaitu BORN dan HRUM.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian ini, saran yang penulis dapat berikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk Investor:
a. Untuk saham-saham di sektor batu bara, saham-saham yang masih dapat
dijadikan instrumen investasi jangka panjang untuk mendapat potensi capital
gain saat ini adalah HRUM dan BORN karena kedua saham tersebut pada saat
index titik tertingginya (bullish) dan dalam titik terendahnya (bearish), harga
saham kedua perusahaan tersebut masih dibawah nilai interinsiknya.
b. Untuk saham-saham yang sudah tergolong mahal (di atas nilai interisniknya)
pada saat pasar sedang dalam kondisi titik tertingginya (bullish), startegi investasi
yang dapat penulis berikan adalah melakukan short term trading dan lebih
disiplin dalam kebijakan investasi.
2. Implikasi Managerial
Implikasi untuk Manager yang berada dalam lingkup investasi saham-saham batu
bara, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk berinvestasi pada
saham-saham batu bara. Saham-saham yang masih dapat dijadikan instrumen
investasi jangka panjang untuk mendapat potensi capital gain saat ini adalah
HRUM dan BORN karena kedua saham tersebut pada saat index titik tertingginya
(bullish) dan dalam titik terendahnya (bearish), harga saham kedua perusahaan
tersebut masih dibawah nilai interinsiknya. Industri batu bara rentan terhadap
perekonomian dunia. Pada saat perekonomian sedang dalam resesi pada mei 2009,
berdampak pada penurunan permintaan batu bara. Kondisi ini bisa dimanfaatkan
untuk membeli saham-saham batu bara yang tergolong murah. Begitu perekonomian
136
membaik pada juli 2011, permintaan batu bara kembali mengalami kenaikan
sehingga harga saham-saham batu bara naik.
3. Untuk Management masing-masing perusahaan
Dengan melihat kondisi harga batu bara yang rentan terhadap perekonomian, maka
saran yang penulis dapat berikan adalah membeli kembali saham perusahaan ketika
perekonomian dunia sedang dalam resesi, karena harga saham sedang tergolong
murah. Sebaliknya, begitu perekonomian sedang naik, dan harga saham sudah
tergolong mahal, maka perusahaan dapat menjual kembali saham perusahaan.
4. Untuk penelitian selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi untuk melakukan penelitian lebih
lanjut untuk industri lainnya.