48
Pemerintah Kabupaten Wakatobi RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 11 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi Luas wilayah Kabupaten Wakatobi adalah sekitar 19.200 km², terdiri dari daratan seluas ± 823 km² atau hanya sebesar 3,00 persen dan luas perairan (laut) ± 18.377 km 2 atau sebesar 97,00 persen dari luas Kabupaten Wakatobi. Atas dasar kondisi tersebut, maka potensi sektor perikanan dan kelautan serta sektor pariwisata berbasis wisata laut/bahari menjadi sektor andalan daerah Kabupaten Wakatobi. Kabupaten Wakatobi terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan, yaitu Kecamatan Wangi-Wangi, Wangi-Wangi Selatan, Kaledupa, Kaledupa Selatan, Tomia, Tomia Timur, Binongko dan Kecamatan Togo Binongko. Wilayah kecamatan terluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen yang sekaligus merupakan wilayah ibu kota kabupaten. Sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling kecil adalah Kecamatan Kaledupa, yaitu seluas 45,50 km² atau 5,53 persen dari total luas wilayah daratan Kabupaten Wakatobi. Luas Wilayah Kebupaten Wakatobi menurut kecamatan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Wakatobi Menurut Kecamatan No. Kecamatan Luas Daratan (km²) Persentase (%) 1. Wangi-Wangi 241,98 29,40 2. Wangi-Wangi Selatan 206,02 25,03 3. Kaledupa 45,50 5,53 4. Kaledupa Selatan 58,50 7,11 5. Tomia 47.10 5,72 6. Tomia Timur 67,90 8,25 7. Binongko 93,10 11,31 8. Togo Binongko 62,90 7,64 Luas Total Darat 823,00 3,00 Luas Laut 18.377,00 97,00 Total 19.200,00 100,00 Sumber: Kabupaten Wakatobi Dalam Angka, 2011 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

  • Upload
    dokhanh

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 11

2.1 Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Luas wilayah Kabupaten Wakatobi adalah sekitar 19.200 km², terdiri dari

daratan seluas ± 823 km² atau hanya sebesar 3,00 persen dan luas

perairan (laut) ± 18.377 km2 atau sebesar 97,00 persen dari luas Kabupaten

Wakatobi. Atas dasar kondisi tersebut, maka potensi sektor perikanan dan

kelautan serta sektor pariwisata berbasis wisata laut/bahari menjadi sektor

andalan daerah Kabupaten Wakatobi.

Kabupaten Wakatobi terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan, yaitu Kecamatan

Wangi-Wangi, Wangi-Wangi Selatan, Kaledupa, Kaledupa Selatan, Tomia,

Tomia Timur, Binongko dan Kecamatan Togo Binongko. Wilayah kecamatan

terluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40

persen yang sekaligus merupakan wilayah ibu kota kabupaten. Sedangkan

kecamatan yang wilayahnya paling kecil adalah Kecamatan Kaledupa, yaitu

seluas 45,50 km² atau 5,53 persen dari total luas wilayah daratan Kabupaten

Wakatobi. Luas Wilayah Kebupaten Wakatobi menurut kecamatan disajikan

pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Wakatobi Menurut Kecamatan

No. Kecamatan Luas Daratan (km²) Persentase (%)

1. Wangi-Wangi 241,98 29,40

2. Wangi-Wangi Selatan 206,02 25,03

3. Kaledupa 45,50 5,53

4. Kaledupa Selatan 58,50 7,11

5. Tomia 47.10 5,72

6. Tomia Timur 67,90 8,25

7. Binongko 93,10 11,31

8. Togo Binongko 62,90 7,64

Luas Total Darat 823,00 3,00

Luas Laut 18.377,00 97,00

Total 19.200,00 100,00

Sumber: Kabupaten Wakatobi Dalam Angka, 2011

BBAABB IIII

GGAAMMBBAARRAANN UUMMUUMM KKOONNDDIISSII DDAAEERRAAHH

Page 2: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 12

Wilayah Kabupaten Wakatobi diapit oleh perairan laut, yaitu Buton,

Laut Banda dan Laut Flores. Dengan demikian, maka batas-batas administratif daerah

Kabupaten Wakatobi berada pada wilayah perairan laut, sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah perairan laut Kabupaten Buton dan Buton Utara

- Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda - Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores

- Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah perairan laut Kabupaten Buton.

Batas wilayah administrasi Kabupaten Wakatobi dapat dilihat pada

Gambar 2.

2.1.2 Letak dan Kondisi Geografis

Letak geografis, Kabupaten Wakatobi berada dalam gugusan pulau-

pulau di jazirah Tenggara Kepulauan Sulawesi Tenggara, tepatnya di sebelah

Tenggara Pulau Buton. Secara astronomis terletak pada bagian selatan garis

khatulistiwa, membentang dari Utara ke Selatan pada posisi garis lintang 5º12‟

– 6º25‟ Lintang Selatan (sepanjang kurang lebih 160 km) dan garis bujur

Gambar 2. Peta Batas Wilayah Kabupaten Wakatobi.

Page 3: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 13

123º20‟ – 124º39‟ Bujur Timur (sepanjang kurang lebih 120 km), sebagaimana

disajikan pada Gambar 3.

Posisi Geostrategis, Kabupaten Wakatobi terletak pada posisi sangat

strategis karena: (1) Perairan laut Kabupaten Wakatobi dilalui oleh jalur

pelayaran kawasan Timur dan Barat Indonesia; (2) Ditinjau dari sisi bioregion,

letak geografis Kabupaten Wakatobi sangat penting karena berada pada

kawasan yang sangat potensial yakni diapit oleh Laut Banda dan Laut Flores

yang memiliki potensi sumberdaya keragamanhayati kelautan dan perikanan

yang cukup besar; dan (3) Kabupaten Wakatobi berada pada Pusat Kawasan

Segi Tiga Karang Dunia (Coral Tri-angle Center) yang meliputi 6 (enam)

negara, yakni Indonesia, Malaysia, Philipines, Papua New Guine, Solomon

Gambar 3. Letak Geografis Kabupaten Wakatobi.

Page 4: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 14

Island, dan Timor Leste. Posisi Kabupaten Wakatobi pada Pusat Segi Tiga

Karang Dunia, disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Posisi Wakatobi Dalam Pusat Segi Tiga Karang Dunia

Kabupaten Wakatobi merupakan gugusan kepulauan yang berjumlah 39

pulau, terdiri atas 4 (empat) pulau besar, yakni Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia,

dan Binongko (WAKATOBI). Keempat pulau tersebut mudah terjangkau baik

dalam region Provinsi Sulawesi Tenggara, regional Kawasan Timur Indonesia,

nasional maupun internasional. Di Pulau Wangi-Wangi terdapat Bandara Udara

Matahora, Pelabuhan Laut Nasional Panggulu Belo ,dan jalur angkutan ferry

ASDP Kamaru-Wanci, dan di Pulau Tomia tersedia Bandara Udara Maranggo

moda transportasi khusus untuk wisatawan dari Bali dan Singapura.

Transportasi laut antar pulau Kabupaten Wakatobi cukup lancar. Akses

dari ibukota kabupaten (Wangi-Wangi) ke Pulau Kaledupa dan Binongko

tersedia setiap hari dengan armada kapal cepat (speed boat). Satu-satunya

wilayah pulau kecil yang relatif sulit dijangkau namun telah berpenghuni ialah

Pulau Runduma, termasuk ke dalam administratif Kecamatan Tomia, terletak di

bagian timur Pulau Tomia tepat di tengah Laut Banda.

Page 5: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 15

2.1.3 Topografi

Topografi wilayah daratan Kabupaten Wakatobi sebagian besar atau

sekitar 40 persen adalah landai dengan ketinggian sekitar 3 s.d. 20 m di atas

permukaan air laut (dpl). Topografi landai terutama terdapat dibagian selatan

Pulau Wangi-Wangi, bagian utara dan selatan Pulau Kaledupa, bagian barat

dan timur Pulau Tomia, serta wilayah bagian selatan Pulau Binongko.

Sedangkan bentuk topografi perbukitan, berada di tengah-tengah pulau dengan

ketinggian berkisar antara 20 s.d. 350 m dpl.

Selain bentangan pulau-pulau kecil, relief dan topografi, di Wakatobi juga

membentang Gunung Tindoi di Pulau Wangi-Wangi, Gunung Pangilia di Pulau

Kaledupa, Gunung Patua di Pulau Tomia dan Gunung Watiu‟a di Pulau

Binongko. Pada puncak gunung di empat pulau besar tersebut, terdapat situs

peninggalan sejarah berupa benteng dan makam yang sangat erat kaitannya

dengan penyebaran agama Islam di Wakatobi maupun sejarah perkembangan

kejayaan Kesultanan Buton, Tidore, dan Ternate. Situs sejarah dimaksud ialah

Benteng Liya, Benteng Tindoi, Benteng Patu‟a, dan Benteng Suosuo serta

peninggalan benda-benda purbakala lainnya. Kesemuanya merupakan aset

daerah yang sangat berharga, terutama dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan sebagai obyek wisata budaya, baik nasional maupun

internasional.

2.1.4 Hidrologi dan Geologi

Secara umum tidak terdapat sungai yang mengalir sepanjang tahun di

Kabupaten Wakatobi. Sumber mata air di Kabupaten Wakatobi umumnya

berasal dari air tanah (ground water) dari wilayah perbukitan dan gua-gua karst

yang oleh penduduk setempat disebut “Tofa/Loba/Lia”. Dari sumber mata air

tersebut, air dialirkan ke rumah penduduk dengan menggunakan pipa.

Sebagian dari sumber air tanah dari perbukitan dan gua-gua karst tersebut tidak

layak minum sehinggga hanya bisa digunakan untuk mandi, cuci dan kakus (MCK).

Sumber air minum lainnya ialah air sumur tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak.

Adapun data sumber air beserta kapasitas produksi air dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 6: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 16

Tabel 2. Sumber Air dan Kapasitas Produksi Air Kabupaten Wakatobi Tahun 2009

No Sumber Air Pulau Kapasitas Air

(Liter/detik) Daerah Pelayanan

1 Wa Gehe-Gehe Wangi-Wangi 15 Wanci dan Mandati

2 Te'e Bete Wangi-Wangi 10 Numana dan Mola

3 Longa Wangi-Wangi 5 Longa

Sub Total 30

4 Te'e Liya Wangi-Wangi 5 Liya

5 Hu'u Wangi-Wangi 10 Bandara, Matahora dan

Melai One

6 Kampa (Kapota) Wangi-Wangi 5 Kampa

7 Betambawi (Kapota) Wangi-Wangi 5 Kollowowa

Sub Total 25

8 Lenteaoge Kaledupa 5 Lenteaoge

9 Palea Kaledupa 15 Ambeua dan sekitarnya

Sub Total 20

10 He'ulu (Kahianga) Tomia 10 Tomia dan sekitarnya

Sub Total 10

11 Popalia Binongko 10 Binongko dan sekitarnya

Sub Total 10

Total 95

Sumber: Dinas PU Pertambangan dan Energi Kabupaten Wakatobi.

Daerah Aliran Sungai (DAS) seperti DAS Posalu, Banduha-nduha, dan

Waginopo di Kecamatan Wangi-Wangi mempunyai peranan penting pada

ketersediaan air tanah. Dalam konteks ini, peranan vegetasi terutama hutan

sangat penting dalam konservasi air tanah. Permukaan air terutama pada gua-

gua karst dan sumur penduduk banyak dipengaruhi oleh naik turunnya muka air

laut, memberikan indikasi tentang pentingnya perlindungan daerah pantai dari

pengaruh abrasi.

Peta geologi Lembar Kepulauan Tukang Besi Sulawesi Tenggara skala

1 : 25.000 tahun 1994, menunjukkan secara umum formasi geologi batuan

daratan Kepulauan Wakatobi dikelompokkan kedalam formasi geologi Qpl

dengan jenis bahan induk batu gamping jenis koral. Jenis tanah yang tersebar pada

beberapa tempat di empat pulau Kabupaten Wakatobi ialah jenis organisol, alluvial,

grumosol, mediteran, latosol, serta didominasi oleh podsolik. Formasi geologi batuan

daratan dengan bahan induk batu gamping jenis koral dan dominasi tanah

podsolik, secara umum mengindikasikan kesuburan tanah yang rendah akibat

pH dan bahan organik rendah. Terkait hal tersebut, pemerintah daerah akan

Page 7: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 17

mencanangkan program pertanian terpadu yang berbasis ekologi (integrated

ecofarming).

2.1.5 Klimatologi

Menurut klasifikasi Schmidt-Fergusson, iklim di Kepulauan Wakatobi

termasuk tipe C, dengan dua musim yaitu musim kemarau (musim timur: April–

Agustus) dan musim hujan (musim barat: September–April). Musim angin barat

berlangsung dari bulan Desember sampai dengan Maret yang ditandai dengan

sering terjadi hujan. Musim angin timur berlangsung bulan Juni sampai dengan

September. Peralihan musim yang biasa disebut musim pancaroba terjadi pada

bulan Oktober-November dan bulan April-Mei.

Berdasarkan pencatatan dari Stasiun Meteorologi Kls III Betoambari,

curah hujan di Kepulauan Wakatobi 10 tahun terakhir berkisar antara 0,4-288,2

mm (Gambar 5), curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan

rata-rata mencapai 19,51 mm (Gambar 6). Jumlah hari hujan mengikuti pola

jumlah curah hujan dengan kisaran antara 1-19 hari hujan. Suhu udara

maksimum berkisar 31,5-34,40C dan suhu udara minimum berkisar pada 22,3-

24,90C, dengan kisaran suhu rata-rata antara 23,7-32,40C. Kelembaban udara

antara 71-86%.

Gambar 5. Rata-Rata Curah Hujan Selama Tahun 2001-2009 (Sumber: Stasiun Metereologi Kls III Betoambari, 2010).

138,6

178,7

151,1

103,6

55,2 41,2

70,3

0,4

31,8

1

33,7

288,2

0

50

100

150

200

250

300

350

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Cu

rah

hu

jan

(m

m)

Bulan

Page 8: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 18

Pola curah hujan (Gambar 5) dapat menjadi arahan dalam perencanaan

pola tanaman lahan kering terutama untuk tanaman pangan (semusim) dan

hortikultura (sayur-sayuran). Dalam hal tersebut, musim tanam (MT) I bisa

dilaksanakan pada bulan November dan MT II pada bulan Maret. Pada

tanaman perkebunan, pola curah hujan tersebut dapat dipakai sebagai arahan

penanaman bibit di lapang sehingga tidak diperlukan penyiraman.

Kecepatan angin berkisar antara 2 – 5 4 knot/det dengan rata-rata

sebesar 4 knot/det. Angin kencang bertiup pada bulan Juli sampai September,

kemudian bulan November, Januari dan Februari (Gambar 6). Tiupan angin

yang kecang dapat menimbulkan gelombang yang berpengaruh pada frekuensi

melaut para nelayan dan selanjutnya terhadap jumlah ikan hasil tangkapan.

Terkait hal ini, program pengadaan kapal ikan dengan ukuran yang memadai

akan sangat membantu para nelayan.

Gambar 6. Rata-Rata Kecepatan Angin Selama Tahun 2001-2009 (Sumber: Stasiun Metereologi Kls III Betoambari, 2010)

2.1.6 Penggunaan Lahan

Dalam periode dua tahun terakhir (2008 – 2010), secara umum terjadi

penambahan luas penggunaan lahan. Peningkatan yang signifikan terjadi pada

penggunaan lahan untuk bangunan dan halaman sekitar dan hutan rakyat, yaitu

4 4

3 3

2

3

4

5

4

3

4

3

0

1

2

3

4

5

6

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

kec.

an

gin

(kn

ot/

de

t)

Bulan

Page 9: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 19

meningkat masing-masing sebesar 150 Ha dan 303 Ha (Tabel 3). Peningkatan

penggunaan lahan untuk bangunan dan halaman sekitar terjadi karena

pertambahan jumlah penduduk, baik penduduk lokal maupun migrasi dari luar

Wakatobi. Pada sisi yang lain, indikasi positif ditunjukkan oleh penambahan

areal hutan rakyat yang berarti semakin bertambahnya luas tutupan hutan

terhadap luas daratan.

Tabel 3. Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Wakatobi Tahun 2008 dan 2010

No. Jenis

Penggunaan Tanah

Luas

Lahan (Ha) Persentase (%)

2008 2010 2008 2010

1 Tanah Sawah - - - -

2 Bangunan dan Halaman Sekitar 4.185 4.335 5,40 5,27

3 Tegal/Kebun 8.793 8.793 11,35 10,68

4 Ladang/Huma 670 851 0,86 1,03

5 Padang Rumput 1.760 1.784 2,27 2,17

6 Lahan yang Sementara Tidak Diusahakan 9.512 10.572 12,27 12,85

7 Hutan Rakyat 7.045 7.348 9,09 8,93

8 Hutan Negara 2.345 2.480 3,03 3,01

9 Perkebunan Rakyat 9.069 9.069 11,70 11,02

10 Rawa yang Tidak Ditanami 4 9 0,01 0,01

11 Lainnya 34.117 37.059 44,02 45,03

Jumlah 77.500 82.300 100,00 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Wakatobi, 2009 dan 2011.

Pertumbuhan dan migrasi penduduk terutama ke ibu kota kabupaten

(Wang-Wangi) akan menjadi perhatian pemerintah terkait penggunaan lahan

dan dampaknya pada lingkungan. Dalam konteks tersebut, penggunaan lahan

untuk kawasan perumahan dan infrastruktur pemerintah ialah sesuai RTRW

dan Perda terkait lainya. Oleh karenanya, dalam konteks pengembangan

potensi wilayah, khususnya wilayah darat, wilayah Kabupaten Wakatobi sesuai

RTRW Kabupaten Wakatobi dibagi ke dalam 2 (dua) fungsi kawasan yaitu

kawasan budidaya dan kawasan lindung. Kedua kawasan dimaksud diuraikan

sebagai berikut:

2.1.6.1 Potensi Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya merupakan kawasan yang karena kondisi dan potensi

fisik sumberdaya alamnya dapat dimanfaatkan guna kepentingan produksi

Page 10: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 20

dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Luas kawasan budidaya

mencapai 66.647,10 Ha atau 80,98 persen dari luas keseluruhan wilayah

daratan Kabupaten Wakatobi. Potensi pengembangan kawasan budidaya

menurut wilayah kepulauan di Kabupaten Wakatobi disajikan pada Tabel 4

berikut ini.

Tabel 4. Potensi Pengembangan Kawasan Budidaya menurut Wilayah Kepulauan di Kabupaten Wakatobi Tahun 2010-2030

No. Pola Ruang

Kecamatan

Kabupaten (Ha) Binongko

Togo Binongko

Tomia Tomia Timur

Kaledupa Kaledupa Selatan

Wangi-Wangi

Wangi-Wangi Selatan

1. Pertanian Lahan Kering

403.80 345.70 976.30 1,431.10 257.40 341.10 124.60 176.30 4,056.30

2. Perkebunan 2,176.00 1,764.00 1,176.60 1,764.90 754.20 876.40 1,265.00 1,476.70 11,253.80

3. Hutan Produksi

578.00 975.00 337.60 763.80 1,072.20 1,883.50 654.00 743.80 7,007.90

4. Hutan Adat/ Rakyat

- - - - - - 1,654.3

0 587.50 2,241.80

5. Hutan Lindung

- - - - - - 1,857.30 - 1,857.30

6. Pemukiman 87.60 125.80 98.20 145.90 154.00 145.90 1,465.30 1,746.30 3,969.00

7. Lainnya 4,678.60 553.50 1,863.30 2,060.30 - - 15.031.80 12,073.50 36,261.00

Kawasan Budidaya

7,974.00 3,764.00 4,452.00 6,166.00 2,237.80 3,246.90 22,052.30 16,804.10 66,647.10

Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab. Wakatobi, 2011.

Potensi Kawasan Pertanian Lahan Kering; Kawasan ini mencapai areal

seluas 4.056,3 Ha atau 6,09 persen dari total luas kawasan budidaya dan 4,93

persen dari luas seluruh wilayah daratan Kabupaten Wakatobi (Tabel 4).

Rencana pengembangan lahan kering lebih dititikberatkan untuk lahan tanaman

pangan (ubi kayu, jagung, ubi jalar, dan kacang tanah). Lebih jelasnya disajikan

pada Tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Tanaman Pangan, Tahun 2010

No. Komoditi Luas panen

(ha) Produksi

(ton) Produktivitas

(ton/ha)

1. Jagung 523,5 1466,0 2.8

2. Ubi kayu 1932,0 50232,0 26.0

3. Ubi jalar 11,0 90.2 8.2

4. Kacang tanah 18.2 145.6 8.0

Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan Kab. Wakatobi, 2011.

Sementara itu, untuk jenis hortikultura (sayur-sayuran, bawang dan

berbagai jenis tanaman semusim lainnya) dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 11: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 21

Tabel 6. Produksi Tanaman Hortikultura/Sayuran, Tahun 2010

No. Komoditi Produksi (ton)

1. Bawang merah 67,50

2. Sawi 30,60

3. Kacang merah 22,50

4. Kacang panjang 35,00

5. Cabe 19,05

6. Tomat 133,00

7. Terung 97,00

8. Ketimun 16,20

8. Kangkung 90,00

Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan Kab. Wakatobi, 2011.

Kenyataan menunjukkan bahwa produksi tanaman pangan dan

hortikultura (sayuran) sebagaimana disajikan pada Tabel 5 dan 6 ialah tidak

mencukupi kebutuhan masyarakat Kabupaten Wakatobi. Untuk memenuhi

kekurangan tersebut, maka didatangkan dari Kecamatan Lasalimu Kabupaten

Buton dan Kendari.

Program terpenting dalam pemanfaatan lahan kering ialah intensifikasi

dan diversifikasi yang didukung oleh ekstensifikasi terbatas. Optimasi pola

tanam ditempuh melalui tumpang sari (intercropping system) yang

menserasikan jenis tanaman dengan kondisi iklim dan tanah. wialayah

pengembangan diarahkan di Kecamatan Wangi-wangi, Wangi-wangi Selatan,

Kaledupa, Kaledupa Selatan, Tomia, Tomia Timur, Binongko dan Togo

Binongko. Selain itu, potensi lahan kering dapat juga dimanfaatkan untuk

pengembangan peternakan dengan sistem pertanian terpadu (integrated

farming system).

Potensi dan Pengelolaan Kawasan Pertanian Lahan Basah; Kegiatan

pertanian lahan basah di Kabupaten Wakatobi dapat dikatakan masih sangat

minim. Potensi pengembangan pertanian lahan basah khususnya persawahan

terdapat di Pulau Kaledupa pada areal seluas kurang lebih 120 Ha. Rencana

pengembangan pertanian lahan basah tersebut sejalan (sepaket) dengan

pengembangan saluran irigasi untuk penunjangan pencetakan sawah seluas

60 ha di wilayah Sombano.

Page 12: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 22

Potensi Kawasan Perkebunan dan Hortikultura (buah-buahan);

Potensi pengembangan tanaman perkebunan mencapai luas 11.253,8 Ha atau

16,89 persen dari total luas kawasan budidaya dan 13,67 persen dari total luas

daratan Wakatobi (Tabel 4). Luas areal tanaman perkebunan pada tahun 2010

mencapai 4.357,63 Ha (Gambar 7) yang berarti bahwa masih terdapat areal potensi

pengembangan seluas 6.896,17 Ha.

Gambar 7. Jenis Tanaman, Luas Lahan, dan Produksi Tanaman Perkebunan, Tahun 2010

(Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan Kab. Wakatobi, 2011).

Tanaman perkebunan yang paling banyak dikembangkan oleh

masyarakat di Kabupaten Wakatobi ialah kelapa dalam, yaitu mencapai luas

areal 3.496,52 Ha dengan produksi 1.278,47 ton, diikuti oleh jambu mete

(730,20 Ha), kakao (60,50 Ha), kopi (49,10 Ha), dan lainnya (antara lain ialah pala)

seluas 21,31 Ha (Tabel 6 dan Gambar 8). Sedangkan untuk tanaman buah-

buahan, yang banyak dikembangkan oleh masyarakat ialah pisang, diikuti oleh

jeruk, lainnya, sirsak, nangka, nenas, dan mangga (Gambar 9).

Pengembangan tanaman kelapa memungkinkan di semua kecamatan

Kabupaten Wakatobi dengan sentra pengembangan di Kecamatan Kaledupa

dan Kaledupa Selatan, demikian pula dengan jambu mete. Khusus tanaman pala

(lainnya), saat ini hanya terdapat di Kecamatan Wangi-Wangi dan Tomia.

Komoditi pala potensial dikembangkan karena selain memiliki nilai ekonomis

tinggi juga dapat berfungsi sebagai tanaman konservasi. Selain Wangi-Wangi

dan Tomia, tanaman pala juga bisa dikembangkan di Kaledupa dan Kaledupa

Selatan. Pengembangan tanaman perkebunan dan buah-buahan dapat

diintegrasikan dengan ternak sapi dan kambing.

KelapaJambumete

Kakao KopiLainny

a

Luas (ha) 3.497 730,2 60,5 49,1 21,31

Produksi (ton) 1.278 94,97 52,25 3,1 13,25

3.497

730,2 60,5 49,1 21,31

1.278

94,97 52,25 3,1 13,25

000500

1.0001.5002.0002.5003.0003.5004.000

Page 13: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 23

Gambar 8. Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman (Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan Kab. Wakatobi, 2011).

Gambar 9. Produksi Tanaman Buah-Buahan Menurut Jenis Tanaman (Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan Kab. Wakatobi, 2011).

Potensi Kawasan Peternakan; Peternakan merupakan salah satu

komponen dalam sistem usaha tani lahan kering yang mempunyai hubungan

paling kuat dengan sub sistem lainnya. Populasi ternak terbanyak di

Kabupaten Wakatobi ialah ayam buras dan terus mengalami peningkatan dari

1278,47

94,97 52,25

3,1 13,25 0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Kelapa Jambu mete Kakao Kopi Lainnya

Pro

du

ksi (

ton

)

4,8

235,2

7,3 5,6 18,9

49,06 35,04

0

50

100

150

200

250

Mangga Pisang Nangka Nenas Sirsak Jeruk Lainnya

Pro

du

ksi (

ton

)

Page 14: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 24

tahun ke tahun. Populasi sapi juga terus meningkat, sebaliknya pupulasi

kambing yang terus mengalami penurunan (Gambar 10).

Gambar 10. Populasi Ternak di Kabupaten Wakatobi Tahun 2008 – 2010 (Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan Kab. Wakatobi, 2011).

Sesuai dengan potensinya maka rencana pengembangan peternakan di

Kabupaten Wakatobi diarahkan pada pada ternak besar, yaitu kambing dan

sapi dengan tetap mempertahankan populasi ternak lainnya. Potensi lahan

untuk pengembalaan ternak ialah seluas 1.759,5 Ha. Rencana wilayah

pengembangan sektor peternakan adalah di Pulau Kaledupa dan Tomia.

Selain intensifikasi, pengembangan peternakan juga diarahkan pada sistem

pertanian terpadu berbasis ekologi (integrated ecofarming system), yaitu

mengintegrasikan peternakan ke dalam pertanian tanaman pangan,

perkebunan, dan kehutanan (agro-forestry pasteur). Dalam konteks ini, selain

sapi dan kambing, juga dapat dikembangkan ayam buras dan ras.

Potensi Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Adat/Rakyat; Kawasan

hutan produksi dan hutan adat/rakyat meliputi total areal seluas 9.249,70 Ha

atau 13,87 persen dari total kawasan budidaya dan 11,24% dari total luas

daratan Kabupaten Wakatobi. Perkembangan infrastruktur pembangunan dan

pertambahan penduduk cenderung pada penebangan kayu yang berlebihan

754 691 527

6964 4544 3655

24381

27601

48915

907 1944 1298 2978 3645 3945

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

Th 2008 Th 2009 Th 2010

Po

pu

lasi

(e

kor)

Sapi

Kambing

Ayam Buras

Ayam Ras

Itik/Bebek

Page 15: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 25

yang besumber dari hutan produksi dan hutan adat/rakyat. Oleh karena itu,

pengelolaan kedua kawasan ini diarahkan pada pembinaan masyarakat untuk

melakukan tebang pilih dan rehabilitasi sehingga fungsi kemanfaatan sebagai

sumber tambahan pendapatan masyarakat dan fungsi ekologi bisa berjalan

harmonis. Kawasan ini juga akan diintegrasikan dengan pengembangan

peternakan.

2.1.6.2. Potensi Kawasan Lindung

Sesuai Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan

Kawasan Lindung, kawasan-Kawasan Lindung meliputi:

1. Kawasan yang berfungsi Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya,

terdiri atas: a) Kawasan Hutan Lindung; b) Kawasan Lahan Basah; dan c)

Kawasan Konservasi dan Resapan Air.

2. Kawasan Perlindungan Setempat, terdiri atas: a) Sempadan Pantai; b)

Sempadan Sungai; c) Kawasan Sekitar Danau/Waduk; dan d) Kawasan

Sekitar Mata Air.

3. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya, terdiri atas: a) Kawasan Suaka

Alam; b) Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya; c) Kawasan

Pantai Berhutan Bakau; d) Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman

Wisata Alam; dan e) Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan.

4. Kawasan Rawan Bencana Alam, terdiri atas: a) Kawasan Rawan Gempa

Bumi; b) Kawasan Rawan Tanah longsor; dan c) Kawasan Rawan

Gelombang Pasang (Tsunami) dan Banjir.

1). Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya

a. Kawasan Hutan Lindung

Sebaran lokasi kawasan hutan lindung di Kabupaten Wakatobi, dapat

dibagi kedalam 2 (dua) kawasan, yaitu (a) kawasan lindung darat dan (b) kawasan

lindung laut. Kawasan lindung darat yaitu semua kawasan lindung yang ditetapkan

sebagai hutan lindung di daratan, sedangkan kawasan lindung laut ialah

kawasan perairan laut yang ditetapkan sebagai kawasan lindung yang

termasuk didalamnya adalah pulau-pulau tidak berpenghuni.

Page 16: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 26

Kawasan lindung darat. Luas kawasan hutan darat tersebar di semua

wilayah kepulauan berdasarkan peta tata batas data tata batas hutan

pengukuhan kawasan hutan kompleks (Kanwil Departemen Kehutanan tahun

1992) seluas 7.943,28 Ha yang meliputi, yaitu Pulau Wangi-Wangi terdapat

hutan lindung seluas 4.830 Ha, Pulau Kaledupa 772,78 Ha, Pulau Tomia

1.359,5 Ha dan Pulau Binongko 981 Ha, sehingga luas kawasan lindung

wilayah darat pulau-pulau utama adalah 7.943.28 Ha dan luasan kawasan

lindung pulau-pulau berpenghuni (Pulau Komponone, Pulau Sumanga, Pulau

Kapota) seluas 2.244 Ha. Total kawasan lindung wilayah darat adalah

10,167,28 Ha atau sekitar (12,22%) dari luas wilayah Kabupaten Wakatobi

(82.300 Ha). Adapun rencana kawasan lindung menurut wilayah kecamatan

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Potensi Pengembangan Kawasan Lindung menurut Wilayah Kepulauan di Kabupaten Wakatobi Tahun 2010-2030

No Pulau

Luas Fungsi

Hutan Lindung

(Ha)

Rencana

Penambahan

(Ha)

Total Luas

Hutan

Lindung (Ha)

%

1 Binongko 981,00 5.023,8 6.004,8 20,4

2 Tomia 1.359,50 3.768,0 5.127,5 20,0

3 Kaledupa 772,78 2.966,5 3.739,3 16,5

4 Wangi-Wangi 7.054,00 2.764,4 9.818,4 13,8

Jumlah 10.167,28 14.522,7 24.690,0

Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab. Wakatobi.

Selain itu, dengan melihat letak geografis Kabupaten Wakatobi yang

merupakan daerah kepulauan, maka perlu penambahan kawasan lindung yaitu pada

titik-titik tertentu dimana terdapat hutan mangrove di kawasan pesisir pantai

maka dapat ditetapkan sebagai kawasan lindung darat. Dengan demikian,

khususnya wilayah daratan, sebagian akan ditetapkan sebagai kawasan lindung

sekitar 30% dari luas wilayah daratan. Secara keseluruhan, maka luas kawasan

lindung darat di Kabupaten Wakatobi direncanakan 24.690 Ha atau terjadi

penambahan seluas 14.522,7 Ha.

Kawasan lindung laut; Terdiri dari kawasan-kawasan terumbu karang

dan pulau-pulau tak berpenghuni. Luas kawasan lindung laut ialah 1.837.700

Ha atau 87,0%.

Page 17: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 27

b. Kawasan Resapan Air

Untuk menentukan suatu wilayah ke dalam jenis kawasan dapat dilihat

dari jenis batuannya. Untuk wilayah Kabupaten Wakatobi yang memiliki

topografi bukit dengan susunan struktur geologi didominasi batuan gamping,

potensi daerah resapan air untuk cadangan air sangat tinggi terutama pada

gua-gua air yang tersebar di setiap kecamatan. Kawasan DAS juga berperan

sebagai kawasan resapan air. Upaya perlindungan dan pelestarian terhadap

kawasan resapan air di Kabupaten Wakatobi mutlak sangat diperlukan untuk

mempertahankan kelangsungan ekosistem di wilayah ini dan sebagai kawasan

penyimpan cadangan air.

2). Kawasan Perlindungan Setempat

a. Kawasan Sempadan Pantai

Kawasan sempadan pantai merupakan kawasan di sepanjang pantai yang

mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai.

Lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 m

dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Kawasan sempadan pantai di

Kabupaten Wakatobi terdapat di semua kecamatan pada setiap pulau yang

lebarnya proporsional atau disesuaikan dengan peraturan dan ketentuan yang

ditetapkan di daerah setempat.

b. Kawasan Sempadan Sungai

Kawasan sempadan sungai merupakan kawasan disepanjang sungai

sekurang-kurangnya antara 50 - 100 m di kiri dan kanan sungai, bila di luar

permukiman. Sedangkan di daerah permukiman seperti halnya di Kota Wanci,

sempadan sungai ini diperkirakan seluas 10 - 15 m sebagai daerah bebas dari

kegiatan manusia atau permukiman penduduk. Alur sungai khusus terdapat di

wilayah Kecamatan Wangi-Wangi, Wangi-wangi Selatan dan Kecamatan

Kaledupa dan Kaledupa Selatan bentangannya tidak terlalu lebar.

3). Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

a. Kawasan Suaka Alam

Kawasan Suaka Alam ialah suatu kawasan yang memiliki ekosistem

khas, yaitu habitat alami yang memberikan perlindungan bagi perkembangan

Page 18: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 28

flora dan fauna yang khas dan beraneka ragam. Perlindungan terhadap kawasan

suaka alam dilakukan untuk melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem,

gejala dan keunikan alam bagi kepentingan flasma nutfah, ilmu pengetahuan

dan pembangunan pada umumnya. Alokasi kawasan Suaka Alam

(Cagar Alam) ditujukan untuk melindungi satwa tertentu (penyu dan satwa

burung laut) di sekitar Pulau Moromaho Kecamatan Togo Binongko dengan

luasan zona inti seluas 1.300 ha.

b. Kawasan Pantai Berhutan Bakau

Kawasan pantai berhutan bakau yang mempunyai fungsi perlindungan

dan konservasi tersebar di Pulau Kaledupa dan sebagian Pulau Binongko.

c. Kawasan Taman Wisata Alam Laut

Kawasan taman wisata alam laut terdapat hampir di seluruh wilayah

kecamatan di Kabupaten Wakatobi. Berdasarkan surat Keputusan Dirjen Perlindungan

Hutan dan Konservasi Alam Nomor 149 Tahun 2007, kawasan yang diarahkan untuk

daerah perlindungan laut/bahari dan taman wisata laut/bahari meliputi Karang

Atol Kaledupa (Karang Kaledupa 1, 2 dan 3), Anano, Ujung Runduma, Karang

Runduma, Kenteolok, Tuwutuwu, Karang Koko, Moromaho, Lentea, Darawa, Utara

Kaledupa, Buranga, Lentea-Kaledupa, Karang Gurita, Matahora. Luasan

Kawasan Taman Wisata Laut/perlindungan bahari adalah seluas 36.450 Ha.

d. Taman Nasional Laut Wakatobi

Kawasan Kepulauan Wakatobi dan perairan di sekitarnya seluas ±

1.390.000 Ha ditunjuk sebagai Taman Nasional berdasarkan SK Menhut No.

393/Kpts-VI/1996, tanggal 30 Juli 1996 dan telah ditetapkan berdasarkan SK

Menhut No. 7651/Kpts-II/2002, tanggal 19 Agustus 2002, terdiri dari 4 (empat)

pulau besar (Pulau Wangi-Wangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia dan Pulau)

yang terbagi menjadi 5 (lima) kecamatan dalam wilayah administratif Kabupaten

Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara.

Taman Nasional Wakatobi (TNW) dikelola dengan sistem zonasi, yang

ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan

Pelestarian Alam No. 198/Kpts/DJVI/1997 tanggal 31 Desember 1997, terdiri

Page 19: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 29

atas: zona inti, zona pelindung, zona rehabilitasi, zona pemanfaatan, dan zona

pemanfaatan tradisional. Rumusan zonasi TNW diuraikan sebagai berikut:

1. Zona Inti (Core Zone), bagian taman nasional yang mempunyai kondisi

alam baik biota atau fisiknya masih asli dan tidak atau belum diganggu oleh

manusia yang mutlak dilindungi, berfungsi untuk perlindungan keterwakilan

keanekaragaman hayati yang asli dan khas.

Zona inti yang hanya terdapat di sebagian Pulau Moromaho memiliki

potensi dan keterwakilan sumberdaya penting yaitu ekosistem mangrove,

habitat burung, dan pantai peneluran penyu yang mutlak dilindungi dan

tertutup dari berbagai macam aktivitas manusia untuk menjaga keutuhan

dan kelestarian ekosistem asli dan fungsi ekologisnya. Zona inti TNW

meliputi wilayah perairan dan sebagian daratan Pulau Moromaho

seluas ± 1.300 Ha (0,09%).

2. Zona Perlindungan Bahari (No Take Zone), adalah bagian taman

nasional yang karena letak, kondisi dan potensinya mampu mendukung

kepentingan pelestarian pada zona inti dan zona pemanfaatan.

Zona perlindungan bahari di TNW memiliki potensi dan keterwakilan

sumberdaya penting yaitu ekosistem mangrove, daerah pemijahan ikan

(SPAGS), pantai peneluran penyu, keterwakilan ekosistem karang

penghalang (barrier reef), keterwakilan ekosistem karang cincin (atoll) yang

harus dilindungi untuk menjaga keutuhan dan kelestarian keterwakilan

ekosistem asli dan fungsi ekologisnya serta mendukung zona inti.

Zona perlindungan bahari TNW meliputi sebagian wilayah karang

penghalang bagian timur Pulau Wangi-Wangi, karang Pasiroka, bagian

Utara dan Timur Pulau Kaledupa, perairan bagian Selatan Pulau Lentea

Utara, perairan bagian Utara Pulau Darawa, bagian Selatan Karang

Tomia/Kaledupa, pantai dan perairan Pulau Anano, perairan bagian

Tenggara Pulau Runduma, karang Runduma, perairan Pulau Kenteole,

perairan Pulau Cowo-Cowo/Tuwu-Tuwu, karang Koko dan perairan Pulau

Moromaho (di luar zona inti) seluas ± 36.450 Ha (2,62%).

3. Zona Pariwisata (Tourism Zone), adalah bagian taman nasional yang

letak, kondisi dan potensi alamnya yang terutama dimanfaatkan untuk

kepentingan pariwisata alam dan kondisi/jasa lingkungan lainnya.

Zona pariwisata di TNW memiliki potensi dan keterwakilan sumberdaya

penting yang merupakan daya tarik wisata alam dan pemanfaatan jasa

lingkungan lainnya berupa ekosistem mangrove, daerah pemijahan ikan

(SPAGS), pantai pasir putih Pulau Hoga, keterwakilan ekosistem karang

Page 20: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 30

penghalang (barrier reef), keterwakilan ekosistem karang cincin (atoll) dan

keterwakilan ekosistem karang tepi (fringing reef) yang harus dilindungi

untuk menjaga keutuhan dan kelestarian keterwakilan ekosistem asli dan

fungsi ekologisnya serta mendukung zona inti.

Zona pariwisata TNW meliputi wilayah perairan bagian Timur Pulau Wangi-

Wangi (barrier reef), perairan dan pantai bagian Barat Pulau Hoga, perairan

Tanjung Sombano, mangrove di pesisir Sombano-Mantigola Pulau

Kaledupa, mangrove di pesisir Pulau Darawa, perairan bagian Barat Waha

Pulau Tomia, perairan sekitar Pulau Tolandono Tomia (Onemobaa), dan

sebagian wilayah bagian Tengah ke arah Selatan karang Koromaho, karang

bagian Barat, Utara dan Selatan karang Tomia, bagian Tenggara karang Kapota,

perairan bagian Utara dan Selatan Pulau Binongko serta Karang Otiolo

yang merupakan lokasi di wilayah perairan Kep. Wakatobi yang selama ini

telah menjadi daerah tujuan wisata serta menjadi sasaran pengembangan

pariwisata Kabupaten Wakatobi seluas 6.180 Ha (0,44%).

4. Zona Pemanfaatan Lokal (Local Using Zone) adalah zona yang dapat

dikembangkan dan dimanfaatkan terbatas secara tradisional untuk

pemenuhan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat sekitarnya yang

biasanya menggantungkan hidupnya pada sumber daya alam laut.

Zona pemanfaatan lokal memiliki kekayaan sumberdaya alam laut berupa

ikan karang, ikan pelagis dan biota laut ekonomis lainnya yang dapat

dikembangkan untuk usaha perikanan karang dan perikanan tangkap laut

dalam bagi masyarakat Wakatobi berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Zona pemanfaatan lokal TNW meliputi sebagian besar wilayah perairan pesisir

pulau pulau di Kep. Wakatobi selain peruntukan zona lainnya dalam radius ± 4 mil

dari Pulau Wangi-Wangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia, Pulau Binongko, Pulau

Runduma, Pulau Kapota, Pulau Komponaone, Pulau Nuabalaa, Pulau Nuaponda,

Pulau Matahora, Pulau Sumanga, Pulau Oroho, Pulau Ndaa dan serta sebagian

besar wilayah karang Kapota, karang Kaledupa/Tomia, dan bagian Tengah ke

arah Utara karang Koromaho seluas 804.000 Ha (57,84 %).

5. Zona Pemanfaatan Umum (Common Using Zone) adalah zona yang

diperuntukan bagi pengembangan dan pemanfaatan perikanan laut dalam. Zona

pemanfaatan umum memiliki kekayaan sumberdaya alam laut berupa ikan ikan

pelagis yang dapat dikembangkan untuk usaha perikanan tangkap laut dalam bagi

masyarakat Wakatobi maupun bagi nelayan atau pengusaha perikanan dari

luar Wakatobi berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Page 21: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 31

Zona pemanfaatan umum TNW meliputi sebagian besar wilayah perairan di luar

radius ± 4 mil dari pulau-pulau dan gugusan terumbu karang di Wakatobi seluas

495.700 Ha (35,66 %).

6. Zona Daratan/Khusus (Land Zone) adalah wilayah daratan berupa pulau-

pulau yang berpenduduk dan telah terdapat hak kepemilikan atas tanah

oleh masyarakat atau kelompok masyarakat yang tinggal sebelum wilayah

tersebut ditetapkan sebagai taman nasional dimana pengaturannya akan

dilakukan lebih lanjut melalui rencana tata ruang wilayah kabupaten.

Cakupan zona daratan/khusus meliputi Pulau Wangi-Wangi dan pulau-

pulau kecil di sekitarnya, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia, Pulau Binongko, Pulau

Runduma, Pulau Anano, Pulau Kapota, Pulau Komponaone, Pulau Hoga, Pulau

Lentea, Pulau Darawa, Pulau Lentea Selatan, Pulau Sawa, Pulau Kenteole, Pulau

Tuwu-Tuwu, dan sebagian Pulau Moromaho seluas ± 46.370 Ha (3,34 %).

Peta Pembagian zonasi Taman Nasional Kabupaten Wakatobi

sebagaimana diuraikan di atas dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Peta Zonasi Taman Nasional Kabupaten Wakatobi.

Page 22: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 32

e. Kawasan Cagar Budaya

Kawasan Cagar Budaya diantaranya peninggalan sejarah berupa

kompleks bangunan peninggalan kerajaan yang mempunyai nilai historis yang

cukup tinggi dan perlu dipertahankan keberadaannya. Lokasi kawasan ini

terdapat di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Wakatobi.

2.1.7 Kawasan Perikanan dan Kelautan

Perikanan dan kelautan merupakan sektor unggulan daerah Kabupaten

Wakatobi, selain pariwisata. Pengembangan kegiatan perikanan dan kelautan

merupakan bagian dari visi pemerintah Kabupaten Wakatobi yang berbasis

pada potensi sumberdaya wilayah kepulauan dan karakteristik wilayah serta

tetap mengacu pada penetapan wilayah Kabupaten Wakatobi sebagai Taman

Nasional Laut Kepulauan Wakatobi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26

tahun 2008 tentang RTRWN.

Dalam menunjang pemanfaatan dan pengendalian kegiatan sektor

perikanan kelautan berdasarkan arahan pengelolaan wilayah dalam Zonasi

Taman Nasional Wakatobi (Surat Keputusan Dirjen Hutan dan Konservasi

Alam Nomor 149/IV-KK/2007), terdapat berbagai arahan kegiatan

pengembangan budidaya perikanan dan kelautan sebagai berikut:

2.1.7.1 Kawasan Perikanan Tangkap

Kawasan perikanan tangkap ialah kawasan yang diperuntukkan bagi

penangkapan ikan/perikanan dengan berbagai jenis ikan bernilai ekonomi tinggi

seperti jenis ikan pelagis, ikan dasar, ikan sunu, teripang, dan gurita. Kawasan

pengembangan berupa perairan laut. Kawasan perikanan di perairan laut yang

menjadi kewenangan dari Pemda Kabupaten Wakatobi adalah 4 (empat) mil

dari pantai yang masuk dalam zona pemanfaatan lokal dan pemanfaatan

umum:

- Pemanfaatan lokal (khusus masyarakat lokal), dimaksudkan untuk

meningkatkan kemampuan dan kesempatan (nelayan lokal) dalam

memanfaatkan sumber potensi kekayaan laut yang ada dengan sarana dan

prasarana penunjang kegiatan perikanan berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan.

Page 23: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 33

- Pemanfaatan umum, bersifat terbuka bagi masyarakat lokal dan luar.

Kawasan ini seperti di perairan Pulau Wangi-wangi, Pulau Kaledupa, Pulau

Tomia dan Pulau Binongko dengan luasan zona pemanfaatan lokal (ZPL)

sekitar 804.000 Ha dan zona pemanfaatan umum sekitar 495.700 Ha (ZPU).

2.1.7.2 Kawasan Budidaya Perikanan

Kawasan budidaya perikanan merupakan kawasan dengan kegiatan

budidaya perikanan berupa keramba dan tambak. Setiap kecamatan di wilayah

Kabupaten Wakatobi ialah wilayah potensial untuk pengembangan kegiatan

budidaya perikanan. Oleh karena itu, dalam rentang lima tahun (2012-2016),

pengembangan budidaya perikanan menjadi program prioritas pemerintah

daerah Kabupaten Wakatobi.

Secara umum, kawasan pengembangan budidaya perikanan berada di

sepanjang area pantai pesisir pulau. Wilayah potensial untuk pengembangan

kegiatan budidaya perikanan ialah Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kaledupa,

Kaledupa Selatan, Togo Binongko, Tomia dan Tomia Tiumur.

Budidaya perikanan yang sudah berkembang diusahakan oleh

masyarakat adalah jenis Rumput Laut. Produksi komoditi jenis Rumput Laut

dengan luasan area lahan terbesar terdapat di Kecamatan Wangi-Wangi

Selatan. Selain itu, pilot project Program Bajo berupa Rumah Budidaya yang

dikembangkan oleh COREMAP II di Desa Mola Kecamatan Wangi-Wangi

Selatan, Samabahari Kecamatan Kaledupa, dan Lamanggau Kecamatan Tomia,

telah berhasil dalam budidaya ikan kerapu, bobara, dan jenis ikan lainnya.

2.1.7.3 Hasil Perikanan dan Dukungan Infrastruktur

Luas wilayah perairan laut Kabupaten Wakatobi mencapai sekitar 97%

(18.377 km2) dari luas total keseluruhan kabupaten. Jenis/species ikan yang

terdapat di perairan lautnya tidak kurang dari 942 jenis ikan. Namun potensi

perikanan laut tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal karena

keterbatasan teknologi alat tangkap maupun perahu yang digunakan oleh para

nelayan lokal Kabupaten Wakatobi. Produksi perikanan tangkap dan budidaya

tahun 2008 dan 2010 disajikan pada Gambar 12.

Page 24: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 34

Gambar 12. Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Kabupaten Wakatobi Tahun 2008 (Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Wakatobi Tahun, 2009) dan 2010 (BPS Kab. Wakatobi, 2011).

Pada Gambar 12 tampak bahwa produksi perikanan tangkap mengalami

peningkatan yaitu dari 3.932,7 ton pada tahun 2008 menjadi 5.952,5 ton pada

tahun 2010, sebaliknya dengan terjadi pada produksi perikanan budidaya

(rumput laut) menurun dari 10.917,3 ton tahun 2008 menjadi 927,2 ton pada

tahun 2010. Tampak pula bahwa pada tahun 2008, proporsi produksi perikanan

tangkap lebih rendah dibanding budidaya, kejadian sebaliknya pada tahun

2010. Hasil perikanan laut, termasuk hasil budidaya rumput laut menurut

kecamatan di Kabupaten Wakatobi pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Laut Kabupaten Wakatobi Tahun 2008

No. Kecamatan

Hasil Laut (Ton) Persen-

tase (%) Ikan

Pelagis

Ikan

Dasar

Ikan

Sunu

Teri-

pang Gurita

Rumput

Laut Jumlah

1 Binongko/Togo

Binongko 884.4 85.7 - 3.8 - 225.0 1,198.9 8.1

2 Tomia 226.2 281.8 16.7 8.7 9.3 1,478.7 2,021.4 13.6

3 Tomia Timur 210.0 236.5 6.9 7.3 11.9 2,163.7 2,636.3 17.8

4 Kaledupa 256.2 166.8 16.7 5.2 7.4 2,702.9 3,155.2 21.2

5 Kaledupa Selatan 222.0 205.1 15.0 7.4 12.6 2,932.2 3,394.3 22.9

6 Wangi-Wangi 175.2 201.2 20.1 8.4 4.2 - 409.1 2.8

7 Wangi-Wangi

Selatan 296.8 289.0 15.9 8.8 9.5 1,414.8 2,034.8 13.7

Jumlah 2,270.8 1,466.1 91.3 49.6 54.9 10,917.3 14,850.0 100.00

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Wakatobi Tahun 2009.

3932,7

5952,5

10917,3

927,2

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

th 2008 th 2010

Pro

du

ksi (

ton

)

Perikanan Tangkap

Perikanan Budidaya

Page 25: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 35

Berdasarkan Tabel 8, hasil laut yang paling banyak adalah rumput laut

(agar-agar) yaitu mencapai 10.917,3 ton. Kecamatan dengan hasil laut tertinggi

ialah Kecamatan Kaledupa yaitu 3.394,3 ton yang sebagian besar berasal dari

rumput laut mencapai 2.932,2 ton, sedangkan kecamatan dengan hasil laut

terendah ialah Kecamatan Wangi-Wangi. Peran dan fungsi Kecamatan Wangi-

Wangi sebagai ibukota kabupaten menyebabkan jenis mata pencaharian/

pekerjaan masyarakatnya cukup beragam, selain nelayan dan pedagang juga

terdapat PNS, pengusaha, petani dan lain-lain. Perbedaan volume produksi

hasil laut di Kabupaten Wakatobi menurut jenis komoditi dapat dilihat pada

Gambar 13.

Gambar 13. Grafik Hasil Laut Kabupaten Wakatobi Tahun 2008.

Gambar 13 menunjukkan bahwa persentase hasil laut antara bulan yang

satu dengan bulan lainnya bervariasi. Hal ini terkait dengan musim angin

kencang dan gelombang besar di laut sehingga mengurangi intensitas melaut

dari nelayan. Hasil laut Kabupaten Wakatobi disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Laut Kabupaten Wakatobi Menurut Bulan Tahun 2008

No Bulan

Jenis Hasil Laut (Ton) Persentase

(%) Ikan

Pelagis

Ikan

Dasar

Ikan

Sunu

Teri-

pang Gurita

Rumput

Laut Jumlah

1 Januari 123.0 128.5 6.5 3.2 4.3 923.4 1,189.0 8.0

2 Februari 188.4 119.5 6.3 3.4 4.8 914.5 1,236.8 8.3

3 Maret 204.4 121.5 6.7 3.4 4.7 954.0 1,294.7 8.7

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

IkanPelagis

IkanDasar

IkanSunu

Teripang GuritaRumput

Laut

2270,8 1466,1

91,3 49,6

54,9

10917,3

Page 26: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 36

No Bulan

Jenis Hasil Laut (Ton) Persentase

(%) Ikan

Pelagis

Ikan

Dasar

Ikan

Sunu

Teri-

pang Gurita

Rumput

Laut Jumlah

4 April 210.0 120.8 7.2 4.2 4.4 965.7 1,312.3 8.8

5 Mei 216.6 126.3 7.1 4.5 4.6 881.6 1,240.7 8.4

6 Juni 212.4 124.0 7.1 4.3 4.4 878.0 1,230.2 8.3

7 Juli 169.2 109.7 6.3 4.0 4.1 868.5 1,161.8 7.8

8 Agustus 180.0 113.5 6.7 3.8 4.0 870.3 1,178.3 7.9

9 September 193.8 117.8 7.0 4.7 4.8 894.6 1,222.7 8.2

10 Oktober 199.8 124.6 7.4 4.8 5.1 926.1 1,267.8 8.5

11 November 207.0 134.4 15.7 5.2 5.4 943.3 1,311.1 8.8

12 Desember 166.2 125.3 7.4 3.9 4.6 897.3 1,204.6 8.1

Jumlah 2,270.8 1,465.9 91.3 49.6 54.9 10,917.3 14,849.8 100.0

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Wakatobi Tahun 2009.

Pada Tabel 9 tampak pada bulan Juli – Agustus dengan persentase

hasil laut lebih rendah yakni sekitar 7 persen. Pada bulan tersebut angin

bertiup kencang sehingga sebagian nelayan memutuskan untuk tidak melaut.

Pengembangan kegiatan perikanan dan kelautan sebagai leading sector

daerah, akan didukung dengan pengembangan infrastruktur perikanan,

diantaranya ialah pengembangan Tempat Pendaratan Ikan (TPI), Pelabuhan

Perikanan Nusantara, Cold Storage, dan Kampung Nelayan. Tempat

Pendaratan Ikan direncanakan di Kecamatan Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia,

dan Binongko. Pelabuhan Perikanan Nusantara direncanakan di Pulau

Binongko, sedangkan Cold Storage direncanakan berada di setiap kecamatan.

Disamping itu, juga direncanakan pembangunan/rehabilitasi pemukiman

nelayan pada setiap pulau. Rencana pengembangan fasilitas/infrastruktur

sektor perikanan disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Rencana Pengembangan Fasilitas/Infrastruktur Sektor Perikanan Kelautan di Kabupaten Wakatobi

No Kepulauan Kecamatan Fasilitas/Infrastruktur

1 Wangi-Wangi Wangi-Wangi - TPI

- Cold Storage

- Marina

- Kampung Nelayan

Wangi-Wangi Selatan - Cold Storage

- Marina

- Kampung Nelayan

2 Kaledupa Kaledupa - TPI

Page 27: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 37

No Kepulauan Kecamatan Fasilitas/Infrastruktur

- Cold Storage

- Marina

- Kampung Nelayan

Kaledupa Selatan - Cold Storage

- Marina

- Kampung Nelayan

3 Tomia Tomia - TPI

- Cold Storage

- Marina

- Kampung Nelayan

Tomia Timur - Cold Storage

- Marina

- Kampung Nelayan

4 Binongko Binongko dan Togo

Binongko

- Pelabuhan Nusantara Perikanan

- TPI

- Cold Storage

- Marina

- Kampung Nelayan

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wakatobi.

Pengembangan perikanan kedepan diarahkan pada dukungan

kelengkapan sarana dan prasarana pendukung perikanan seperti dermaga,

pabrik es, tempat pelelangan ikan, balai benih, pusat BBM, bank/koperasi

perikanan dan ketersediaan sarana dan prasarana perikanan lainnya.

Pembangunan industri pengolahan hasil perikanan seperti industri Pengolahan

Rumput Laut di Kaledupa Selatan dan industri tepung ikan atau pengalengan

merupakan bagian dari perencanaan pengembangan perikanan. Sentra

perikanan layak dikembangkan di Pulau Kaledupa (khususnya di Kecamatan

Kaledupa Selatan) dan di Pulau Binongko.

Perikanan budidaya sebagai program prioritas sektor perikanan kurun

waktu tahun 2012 – 2016, ditujukan untuk: (1) Meningkatkan produksi perikanan

tangkap maupun budidaya dan pendayagunaan investasi; (2) Meningkatakan

perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan

ekonomi sekitarnya; (3) Meningkatkan pendapatan masyarakat; (4)

Meningkatkan kesempatan kerja; (5) Meningkatkan upaya pelestarian

kemampuan sumber daya alam; dan (6) Mengembangkan dan memperluas

pemasaran hasil/ produk laut, terutama untuk eksport.

Page 28: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 38

2.1.7.4 Terumbu Karang

Kabupaten Wakatobi yang terletak di pusat segitiga karang dunia (World

Coral Triangle Center) memiliki jenis/species terumbu karang terbanyak di

dunia yaitu mencapai 750 species dari total 850 species yang ada di dunia atau

mencapai 88%, sebagai bahan perbandingan adalah jumlah jenis species

terumbu karang di Selat Karibia yang hanya mencapai 50 species dan Laut

Merah mencapai 300 species. Data tersebut mengindikasikan bahwa

Kepulauan/Kabupaten Wakatobi ialah tempat yang terbaik dunia bagi tujuan

menyelam (diving).

Berdasarkan data BTNW-TNC/WWF Tahun 2006, terdapat 11

sumberdaya penting yang perlu dikelola sebagai modal pembangunan

Kabupaten Wakatobi yakni: (1) Terumbu Karang Cincin (atoll reef), (2) Terumbu

Karang Tepi (fringing reef), (3) Terumbu Karang Penghalang (barrier reef), (4)

Gosong Karang (patch reef), (5) Bakau (mangrove), (6) Daerah pemijahan ikan

(SPAGs), (7) Padang Lamun (Seagrass), (8) Daerah upwelling, (9) Tempat

bertelur burung pantai, (10) Daerah terlihatnya paus dan lumba-lumba

(cetacean) dan (11) Pantai Peneluran Penyu.

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa terumbu karang menjadi bagian

dari 11 sumberdaya penting yang ada di Kabupaten Wakatobi (yaitu berjumlah

4 sumberdaya yang merupakan bagian dari terumbu karang).

2.1.8 Kawasan Peruntukan Industri

Kawasan industri merupakan areal yang diperuntukan bagi kegiatan

industri, berupa tempat pemusatan kegiatan industri yang bersifat non polutif

(tanpa dan minim polusi). Kriteria yang dipakai dalam menetapkan kawasan

Industri ialah: a) Kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi industri[ b)

Tersedia sumber bahan baku; c) Tersedia sistem pengolahan dan pembuangan

limbah; d) Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan sosial

setempat; dan e) Tidak terdapat dalam kawasan yang dilindungi.

Jenis kegiatan industri yang rencananya di kembangkan ialah industri

kecil. Pengembangan kegiatan industri di Kabupaten Wakatobi secara umum

Page 29: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 39

berbasis pada pemanfaatan sumberdaya manusia (keahlian) setempat dan

ketersediaan sumber bahan baku. Industri mikro (kerajinan besi) oleh

penduduk di Kecamatan Togo Binongko akan terus dibina dan dikembangkan.

Mengingat produksi rumput laut cukup besar, maka industri pengolahan

rumput laut menjadi prioritas pemerintah dan direncanakan dibangun di

Kaledupa Selatan dengan sumber bahan baku setempat dan pulau-pulai

lainnya di Wakatobi serta Bau-Bau, Buton, dan Buton Utara.

2.1.9 Kawasan Peruntukan Pariwisata

Sektor unggulan wilayah Kabupaten Wakatobi selain perikanan dan

kelautan ialah sektor Pariwisata berbasis wisata alam (bahari).

Pengembangan kegiatan pariwisata merupakan bagian visi Kabupaten

Wakatobi yang berbasis potensi sumberdaya wilayah kepulauan dan

karakteristik wilayah.

Jenis kegiatan pariwisata yang dapat dikembangkan di Kabupaten

Wakatobi adalah pariwisata laut/bahari berupa panorama pantai dan laut,

potensi terumbu karang, ombak untuk olah raga air serta dinamika kehidupan

nelayan, wisata alam (panorama pegunungan, goa-goa bawah tanah), wisata

seni dan budaya dan wisata buatan lainnya.

Rencana pengembangan kegiatan pariwisata untuk Wilayah Kabupaten

Wakatobi tidak terlepas dari rencana yang saat ini telah disusun dalam

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten

Wakatobi dan rencana Zonasi Laut Kabupaten Wakatobi.

1. Pariwisata alam di wilayah Kabupaten Wakatobi terbagi atas pariwisata

laut/bahari dan pariwisata pegunungan/daratan. Potensi pariwisata pantai

dan panorama laut diprioritaskan pengembangannya di Pulau Wangi-Wangi,

Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Untuk pengembangan kegiatan Ecowisata

Terpadu, alokasi ruang pengembangannya di Pulau Tomia.

a. Kegiatan pariwisata laut/bahari (panorama laut, bawah laut dan pantai)

dikembangkan di Kecamatan Wangi-wangi dan Wangi-wangi Selatan,

Kecamatan Kaledupa dan Kaledupa Selatan, Kecamatan Tomia Timur,

dan Kecamatan Togo Binongko.

Page 30: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 40

b. Kegiatan pariwisata pegunungan/hutan (panorama perbukitan/hutan,

goa-goa alam dan hutan bakau) di kembangkan di Kecamatan Wangi-

Wangi dan Wangi-Wangi Selatan, Kecamatan Kaledupa dan Kaledupa

Selatan, Kecamatan Tomia dan Tomia Timur, Kecamatan Binongko dan

Kecamatan Togo Binongko.

2. Pariwisata budaya (seni dan budaya masyarakat Kabupaten Wakatobi)

diantaranya atraksi seni budaya tari, upacara adat, situs peninggalan sejarah

(benteng, makam, mesjid tua dan objek peninggalan sejarah lainnya),

perkampungan tradisional, seni kerajinan. Kegiatan tersebar di wilayah di

Kecamatan Wangi-wangi dan Wangi-wangi Selatan, Kecamatan Kaledupa

dan Kaledupa Selatan, Kecamatan Tomia Timur, Kecamatan Binongko dan

Kecamatan Togo Binongko.

3. Pengembangan kegiatan pariwisata merupakan potensi objek yang

dirancang dan dibangun seperti pusat penelitian kelautan, pusat

kebudayaan, museum, taman rekreasi, tempat olahraga dan lainnya.

Pengembangan kegiatan wisata buatan tersebar di wilayah Kecamatan

Wangi-wangi dan Wangi-wangi Selatan, Kecamatan Kaledupa dan Kaledupa

Selatan, Kecamatan Tomia dan Kecamatan Tomia Timur, Kecamatan

Binongko dan Kecamatan Togo Binongko.

Potensi pengembangan kawasan ekowisata dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 11. Potensi Kawasan Wisata dan Luas Lahan Pengembangannya di Kabupaten Wakatobi

No Kawasan Pariwisata Luas (Ha) Lokasi

1 Matahora 3.500 Kecamatan Wangi-wangi dan Wangi-

wangi Selatan

2 Hoga 1.000 Kecamatan Kaledupa

3 Peropa 1.000 Kecamatan Kaledupa Selatan

4 Huntete 1.100 Kecamatan Tomia Timur

5 Tolandono 360 Kecamatan Tomia

6 Palahidu 2.250 Kecamatan Binongko dan Togo Binongko

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Wakatobi.

Program pengembangan kawasan wisata Wakatobi adalah:

a. Mengembangkan dan membangun kawasan pariwisata bahari terpadu di setiap

kecamatan yang ada di Kabupaten Wakatobi, dengan mengikutsertakan

Page 31: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 41

masyarakat setempat, pemanfaatan potensi yang tersedia seperti pembuatan

barang souvenir.

b. Membangun dan pengembangkan kawasan wisata bahari secara

profesional, dengan tetap memperhatikan kearifan lokal yang ada.

c. Mengembangkan dan meningkatan sarana penginapan berupa resort yang

saat ini telah tersedia, untuk menunjang wisata seperti di Wanci (Pulau

Wangi-Wangi), Pulau Hoga dan Pulau Kaledupa, Pulau Tolandono di

Kecamatan Tomia.

d. Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang sektor pariwisata (wisata

buatan).

e. Mengembangan kegiatan kebudayaan masyarakat Kepulauan Wakatobi

f. Mempertahankan situs-situs sejarah seperti makam, benteng, rumah ibadah.

g. Penetapkan kalender wisata tahunan dengan memanfaatkan event-event

acara laut, dan gelar budaya lainya.

Konsep wisata yang dikembangkan adalah wisata bahari dan wisata

alam dengan semangat „back to nature‟ dengan memperkuat visi Kabupaten

Wakatobi ”Terwujudnya Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segitiga Karang

Dunia”. Dengan demikian, pengelolaan kawasan wisata turut menjaga

keseimbangan ekosistem darat dan laut Wakatobi. Menjaga kelestarian

lingkungan berbasis wisata akan dapat mendatangkan devisa bagi Kabupaten

Wakatobi. Adapun potensi pengembangan obyek wisata dapat dilihat pada

Tabel 12.

Tabel 12. Potensi Pengembangan Obyek Wisata di Kabupaten Wakatobi

No Kegiatan Kepulauan Kecamatan Fasilitas/

Infrastruktur

1. Pengembangan

Kegiatan Kebudayaan Wangi-Wangi Wangi-Wangi - Cultural Center

Kaledupa Kaledupa - Cultural Center

- Tm. Miniatur Wakatobi

Tomia Tomia - Cultural Center

Binongko Binongko - Cultural Center

2. Pengembangan Wisata

Buatan

Wangi-Wangi Wangi-Wangi - Golf Course

- Stasiun Pengawas Taman Laut

- Stasiun Penjaga Pantai

- Sistem Transport. Wisata

- Dermaga Wisata

Page 32: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 42

No Kegiatan Kepulauan Kecamatan Fasilitas/

Infrastruktur

- Marina

- Hotel

Wangi-Wangi

Selatan

- Golf Course

- Stasiun Pengawas Taman Laut

- Stasiun Penjaga Pantai

- Sistem Trasport. Wisata

- Dermaga Wisata

- Marina

- Hotel

Kaledupa Kaledupa - Stasiun Pengawas Taman laut

- Stasiun Penjaga Pantai

- Sistem Trasport. Wisata

- Dermaga Wisata

- Marina

- Hotel

Kaledupa Selatan - Stasiun Pengawas taman laut

- Stasiun Penjaga Pantai

- Sistem Transport Wisata

- Dermaga Wisata

- Marina

- Hotel

Tomia Tomia - Golf Course

- Stasiun Pengawas taman laut

- Stasiun Penjaga Pantai

- Sistem Transpor Wisata

- Dermaga Wisata

- Marina

- Hotel

Tomia Timur - Golf Course

- Stasiun Pengawas Taman Laut

- Stasiun Penjaga Pantai

- Sistem Trasport. Wisata

- Dermaga Wisata

- Marina

- Hotel

Binongko Binongko - Stasiun Pengawas Taman Laut

- Stasiun Penjaga Pantai

- Sistem Transpor Wisata

3. Pengembangan

Ecotourism Wangi-Wangi Wangi-Wangi - Kaw.Obyek wisata alam

- Kampung Wisata

Wangi-Wangi

Selatan

- Kaw.Obyek wisata alam

- Kampung Wisata

Page 33: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 43

No Kegiatan Kepulauan Kecamatan Fasilitas/

Infrastruktur

Kaledupa Kaledupa

- Kaw.Obyek wisata alam

- Kampung Wisata

Kaledupa Selatan

- Kaw.Obyek wisata alam

- Kampung Wisata

Tomia Tomia

- Kaw.Obyek wisata alam

- Kampung Wisata

Tomia Timur

- Kaw.Obyek wisata alam

- Kampung Wisata

Binongko Binongko

- Kaw.Obyek wisata alam

- Kampung Wisata

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Wakatobi.

2.1.10 Wilayah Rawan Bencana

Perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam dilakukan untuk

melindungi manusia dan kegiatannya yang disebabkan oleh alam maupun

secara tidak langsung oleh perbuatan manusia itu sendiri. Kawasan rawan

bencana alam ialah kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi

mengalami bencana alam seperti rawan gelombang pasang (tsunami),

gelombang laut berbahaya, erosi pantai dan angin puting beliung. Jenis potensi

bencana tersebut seringkali terjadi di Kabupaten Wakatobi selama ini.

Potensi bencana gelombang untuk Kabupaten Wakatobi sewaktu-

waktu dapat terjadi sepanjang daerah pesisir pantai di wilayah Pulau Wangi-

Wangi yaitu pesisir Wanci, Pongo, Wandoka, Waha, Waelumu, Patuno,

Waetuno, Sousu, Mandati, Mola, Kapota, dan Liya; di Pulau Kaledupa yaitu

pesisir Ambeua, Sampela, Laulua, Buranga, Waduri, Sombano, Peropa, Horou,

dan Mantigola, Langge, Tanjung dan Tanomeha; di Pulau Tomia yaitu pesisir Waha,

Onemay, Lamanggau dan Bahari; dan di Pulau Binongko yaitu Runduma.

Kabupaten Wakatobi yang diapit oleh perairan Laut Banda dan Laut

Flores berpotensi besar terjadinya gelombang laut berbahaya, pada umumnya

pada saat musim ekstrim yakni musim barat dan musim timur. Umumnya

wilayah yang berpotensi ekstrim tersebut ialah di bagian sebelah barat

Kabupaten Wakatobi bersamaan dengan hembusan musim angin barat yakni

antara Bulan Desember dan Pebruari dan di bagian sebelah timur saat musim

Page 34: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 44

angin timur yakni antara Bulan Juni dan Agustus. Salah satu titik yang

diwaspadai oleh pengaruh gelombang laut berbahaya musim barat ialah di sebelah

barat Pulau Kapota, sebelah barat Pulau Kaledupa dan Tomia serta di sebelah selatan

Pulau Binongko. Sementara pada saat musim timur ialah di sebelah utara laut Pulau

Wangi-Wangi, selat antara Pulau Komponuone dan Pulau Kaledupa, selat antara

Pulau Tomia dan Pulau Kaledupa, dan seluruh perairan timur Pulau Tomia dan Pulau

Binongko.

Potensi bencana erosi pantai dan atau pengikisan sebagian dari

volume pasir, juga menjadi ancaman di Kabupaten Wakatobi. Erosi pantai

merupakan pengurangan daratan atau mundurnya garis pantai, baik yang

disebabkan oleh pengaruh alam dan/atau karena akibat dari penambangan

pasir oleh manusia. Pengamatan lapangan menemukan bahwa disebagian

besar pantai pasir di Kabupaten Wakatobi sudah mulai diambang kekhawatiran,

yakni mulai dari Pantai Matahora, Longa, Patuno, Waha, Wandoka, Kapota,

Numana, dan Liya Mawi sudah mulai tergerus oleh tekanan penambangan

pasir oleh penduduk yang cukup tinggi. Hal yang sama juga terjadi di Pantai

Sombano Kecamatan Kaledupa dan sepanjang pantai Desa Peropa, pantai

Desa Kaswari Kecamatan Kaledupa Selatan. Penambangan pasir yang

berpotensi menghilangkan pulau adalah yang terjadi di Pulau Sawa dan Pulau

Anano, Pulau Runduma, Pulau Kenteolo Kecamatan Tomia dan yang berpotensi

terjadinya abrasi pantai adalah penambangan pasir di pantai Desa Soha, Desa Waitii,

Desa Kulati, dan Desa Dete.

Potensi ancaman angin puting beliung, di Kabupaten Wakatobi

seringkali terjadi bersamaan dengan datangnya musim angin barat yakni sekitar

bulan Agustus hingga Februari setiap tahun. Data menunjukkan bahwa

bencana angin kencang/puting beliung, terjadi sekitar bulan Agustus 2010, di

Desa Numana dan Bulan Januari di Desa Mola Nelayan Bakti yang mana

mengakibatkan sekitar 3 dan 6 buah rumah di tepi pantai mengalami kerusakan parah.

2.1.2 Demografi

2.1.2.1 Jumlah Penduduk

Pada tahun 2006, jumlah penduduk di Kabupaten Wakatobi tercatat

sebanyak 91.772 jiwa dan pada tahun 2010 mencapai 92.995 jiwa (Gambar

Page 35: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 45

14). Dengan demikian, maka laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten

Wakatobi periode tahun 2006-2009 rata-rata sekitar 0,33 persen per tahun.

Kepadatan penduduk pada tahun 2006 sekitar 111 jiwa/km2 meningkat

menjadi 113 jiwa/km2 tahun 2010. Kepadatan penduduk tertinggi pada tahun

2006 terdapat di Kecamatan Kaledupa yaitu sekitar 209 jiwa/km2 meningkat

menjadi 219 jiwa/km2 tahun 2010. Sedangkan kepadatan penduduk yang

terendah pada tahun 2006 adalah di Kecamatan Wangi-Wangi yakni 89

jiwa/km2. Pada tahun 2010, Kepadatan penduduk terendah terdapat di

Kecamatan Togo Binongko sekitar 75 jiwa/km2.

Gambar 14. Jumlah Penduduk Kabupaten Wakatobi Tahun 2006 dan 2010 (BPS Kabupaten Wakatobi, 2007 dan 2011).

Migrasi penduduk ke ibukota kabupaten (Wangi-Wangi) ialah fenomena

yang sudah terasa seiring dengan dinamika pembangunan dan tuntutan

pekerjaan. Hal ini dapat ditekan antara lain dengan terbukanya lapangan

pekerjaan yang akan dikembangkan pada setiap kecamatan sesuai potensinya.

2.1.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Pada tahun 2006, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 44.253 jiwa dan

perempuan sebanyak 47.520 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 93.

Artinya, jumlah penduduk perempuan 7 persen lebih banyak dibanding laki-laki.

91000

91500

92000

92500

93000

Th 2006 Th 2010

91772

92995

Jum

lah

Pe

nd

ud

uk

(jiw

a)

Page 36: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 46

Pada tahun 2010, jumlah penduduk laki-laki meningkat menjadi 44.640 jiwa dan

perempuan sebanyak 48.355 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 92 atau

penduduk perempuan 8 persen lebih banyak dibanding laki-laki. Kondisi ini

akan berimplikasi pada jenis pekerjaan dan kesempatan kerja perempuan.

2.1.2.3 Komposisi Penduduk Menurut Struktur Usia

Pada tahun 2006, penduduk berusia muda atau yang berumur 15 tahun

ke bawah di Kabupaten Wakatobi mencapai 29.647 jiwa atau sekitar 32,30

persen dari total jumlah penduduk. Persentase jumlah penduduk berusia 15

tahun kebawah cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2010

misalnya, jumlah penduduk berusia 15 tahun ke bawah sebanyak 31.893 jiwa

atau sebesar 34,30 persen. Kondisi tersebut, berimplikasi terhadap besarnya

angka beban tanggungan pada tahun 2010 yang mencapai 69,34 persen yang

merupakan perbandingan angka antara banyaknya penduduk yang tidak

produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya

penduduk yang produktif yakni penduduk yang berusia antara 15-64 tahun.

Angka tersebut menunjukan bahwa setiap 100 orang produktif menanggung 69 orang

tidak produktif.

2.1.2.4 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan

Pada tahun 2006, jumlah penduduk di Kabupaten Wakatobi yang

tergolong usia kerja (umur 15 tahun ke atas) sebanyak 62.123 jiwa yang terdiri

dari laki-laki sebanyak 28.900 jiwa atau 46,52 persen dan perempuan sebanyak

33.223 jiwa atau 53,48 persen. Dari jumlah tersebut, terdapat angkatan kerja

sebanyak 44.435 orang terdiri dari yang bekerja 40.525 jiwa atau 65,23 persen

terhadap penduduk usia kerja dan pengangguran terbuka (rasio pencari kerja

terhadap angkatan kerja) sebanyak 8,80 persen. Sedangkan penduduk yang

bukan angkatan kerja sebanyak 17.688 jiwa atau 28,47 persen dari usia kerja

yang terdiri dari sekolah 17.420 orang atau 9,08 persen, mengurus rumah

tangga 10.433 orang atau sebesar 16,78 persen dan kegiatan lainnya sebesar

1.613 jiwa atau 2,60 persen.

Page 37: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 47

Komposisi penduduk menurut lapangan pekerjaan pada tahun 2006 di

Kabupaten Wakatobi mayoritas bekerja pada sektor pertanian, yakni sebanyak

24.864 jiwa atau 55,96 persen, kemudian sektor perdagangan 6.261 jiwa atau

14,09 persen disusul sektor jasa, transportasi dan industri.

Angka-angka tersebut di atas, mengalami perubahan dalam kurun waktu

lima tahun terakhir. Pada tahun 2010 misalnya, jumlah penduduk usia kerja

mencapai 60.791 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 28.375 jiwa atau

46,54 persen dan perempuan sebanyak 32.596 jiwa atau 53,46 persen. Dari

jumlah tersebut, penduduk angkatan kerja sebanyak 41.696 jiwa. Angkatan

kerja tersebut, terdiri dari 39.538 jiwa bekerja atau sekitar 64,84 persen (rasio

penduduk bekerja terhadap penduduk usia kerja) serta 5,18 persen

menganggur. Dalam 5 tahun terakhir, tingkat pengangguran di Kabupaten

Wakatobi menurun dari 8,80 persen menjadi 5,18 persen. Demikian halnya

tingkat kesempatan kerja meningkat dari 91,20 persen pada tahun 2006

menjadi 94,82 persen tahun 2010.

Sampai dengan tahun 2010, lapangan usaha yang paling banyak

menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian yakni sebanyak 22.110 jiwa

atau mencapai 55,92 persen. Sektor lainnya yang cukup besar menyerap

tenaga kerja adalah sektor jasa sebanyak 6.079 jiwa atau 15,38 persen dan

sektor perdagangan 5.192 jiwa atau 13,13 persen.

2.1.2.5 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan

Dilihat dari sisi jumlah penduduk 10 tahun keatas dan kaitannya dengan

tingkat pendidikan menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan hasil

Susenas 2006, tingkat pendidikan penduduk Wakatobi berturut-turut yaitu

penduduk tidak atau belum tamat SD sebanyak 27.395 jiwa atau 37,06 persen;

tamat SD sebanyak 21.023 jiwa atau 28,44 persen; tamat SMP sederajat

13.934 jiwa atau 18,85 persen, tamat SMA sederajat 8.738 jiwa atau 11,82

persen, dan jenjang Diploma ke atas, sebanyak 2.831 jiwa atau 3,83 persen.

Pada tahun 2009, tingkat pendidikan penduduk Wakatobi berturut-turut

yaitu penduduk tidak atau belum tamat SD sebanyak 19.033 jiwa atau 26,44

persen; tamat SD sebanyak 21.896 jiwa atau 28,86 persen; tamat SMP

Page 38: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 48

sederajat 17.053 jiwa atau 21,76 persen, tamat SMA sederajat 11.335 jiwa atau

17,86 persen. Sedangkan pendidikan Diploma ke atas sebanyak 2.971 jiwa

atau 5,08 persen.

Persentase kompoisis penduduk menurut jenjang pendidikan disajikan

pada Gambar 15. Tampak bahwa dalam empat tahur terakhir (2006–2009),

jumlah penduduk yang tamat SD sampai dengan pendidikan tinggi terus

mengalami peningkatan. Penduduk yang tamat SMA/Sederajat naik dari 11,82

persen menjadi 17,86 persen dan yang berpendidikan tinggi naik dari 15,64

persen tahun 2006 menjadi 22,94 persen pada tahun 2009.

Gambar 15. Komposisi Penduduk Kabupaten Wakatobi Menurut Jenjang Pendidikan, Tahun 2006 dan 2010 (BPS Kabupaten Wakatobi, 2007 dan 2011).

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

2.2.1.1 Pertumbuhan PDRB

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2006-2010) laju pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Wakatobi mengalami peningkatan. Pada tahun 2006,

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wakatobi sebesar 6,03 persen, meningkat

menjadi 6,09 persen tahun 2007 dan pada tahun 2008 meningkat lagi hingga

mencapai 7,25 persen. Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Kabupaten

37,06

28,44

18,85

11,82

3,83

26,44 28,86

21,76 17,86

5,08

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Pe

rse

nta

se (

%)

Th 2006

Th 2009

Page 39: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 49

Wakatobi mengalami peningkatan yang sangat fantastis yakni sebesar 13,67

persen. Meskipun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wakatobi pada tahun

2010 lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2009, namun angkanya

masih tinggi, yakni sebesar 10,87 persen (angka sementara) (Gambar 16) dan

berada diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara

(tahun 2009 sekitar 7 persen) maupun nasional.

Gambar 16. Persentase Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wakatobi Tahun 2006–2010.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Wakatobi terus

mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2006, PDRB

Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp. 466,66 miliar mengalami

peningkatan menjadi sebesar Rp.539,44 miliar pada tahun 2007. Selanjutnya,

pada tahun 2008 PDRB meningkat lagi menjadi Rp. 667,80 miliar dan pada

tahun 2009 telah mencapai angka Rp. 817,78 miliar, kemudian meningkat lagi

pada tahun 2010 menjadi Rp. 935,77 miliar. Nilai dan kontribusi dalam PDRB

Atas Dasar Harga Konstan tahun 2006-2010 disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13 menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir

(2006-2010) struktur perekonomian Kabupaten Wakatobi Atas Dasar Harga

Konstan sektor pertanian dalam arti luas masih mendominasi yang secara

rata-rata sekitar 35,69 persen. Pada tahun 2006 misalnya, kontribusi sektor

6,03 6,09 7,25

13,67

10,87

0

2

4

6

8

10

12

14

16

2006 2007 2008 2009 2010

Pe

rse

nta

se (

%)

Tahun

Page 40: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 50

pertanian terhadap total PDRB Kabupaten Wakatobi sebesar Rp.74,42 miliar

atau mencapai 38,37 persen. Walaupun demikian, kontribusi sektor pertanian

terhadap PDRB terus mengalami penurunan dan pada tahun 2010 hanya

sebesar 32,56 persen.

Sementara itu, Sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami

peningkatan yang cukup signifikan selama kurun waktu lima tahun terakhir.

Pada tahun 2006, kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap

total PDRB Kabupaten Wakatobi sebesar 14,00 persen meningkat menjadi

18,49 persen pada tahun 2010. Demikian halnya sektor pengangkutan dan

komunikasi meningkat dari 2,86 persen pada tahun 2006 menjadi 3,20 tahun

2010. Sementara sektor konstruksi meningkat dari 5,30 persen tahun 2006

menjadi 7,11 persen pada tahun 2010.

Tabel 13. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Wakatobi atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006 - 2010

No Sektor 2006 2007 2008 2009 2010

(Juta Rp) % Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1.

Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

74.422,68 38,37 76.934,83 37,39 78.986,36 35,81 86.048,58 34,32 91.017,35 32,56

2. Pertambangan dan penggalian

8.040,95 4,15 8.452,62 4,11 10.117,53 4,59 11.141,01 4,44 12.893,78 4,61

3. Industri pengolahan

9.654,97 4,98 10.054,69 4,89 11.013,37 4,99 12.485,50 4,98 13.417,64 4,80

4. Listrik,gas dan air bersih

1.428,99 0,74 1.537,70 0,75 1.626,52 0,74 1.871,96 0,75 2.146,12 0,77

5. Konstruksi 10.284,37 5,30 11.014,15 5,35 12.757,76 5,78 15.984,37 6,38 19.862,80 7,11

6. Perdagangan, hotel dan restoran

27.157,99 14,00 30.017,56 14,59 33.059,04 14,99 42.878,30 17,10 51.677,99 18,49

7. Pengangkutan dan komunikasi

5.555,46 2,86 5.830,24 2,83 6.205,72 2,81 7.516,41 3,00 8.937,86 3,20

8. Keuangan, sewa, dan jasa Perusahaan

16.749,32 8,64 17.757,19 8,63 18.446,91 8,36 19.339,00 7,71 21.735,88 7,78

9. Jasa-jasa 40.669,43 20,97 44.138,81 21,45 48.358,27 21,92 53.450,96 21,32 57.821,53 20,69

PDRB 193.964,16 100,00 205.737,79 100,00 220.571,48 100,00 250.716,09 100,00 279.510,95 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Wakatobi

Apabila dilihat Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) struktur perekonomian

Kabupaten Wakatobi juga masih didominasi sektor pertanian dalam arti luas.

Page 41: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 51

Nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB Kabupaten Wakatobi Atas Dasar Harga

Berlaku selama tahun 2006-2010 disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Wakatobi Atas

Dasar Harga Berlaku Tahun 2006 - 2010

No Sektor 2006 2007 2008 2009 2010

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1

Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

235.739,85 50,52 269.596,61 49,98 310.920,10 46,56 362.785,23 44,36 396.383,38 42,36

2 Pertambangan dan penggalian

13.424,53 2,88 14.706,32 2,73 22.198,06 3,32 25.759,13 3,15 30.917,31 3,30

3 Industri pengolahan

13.438,73 2,88 15.680,97 2,91 19.643,02 2,94 23.759,17 2,91 26.514,35 2,83

4 Listrik, gas, dan air bersih

4.080,94 0,87 4.457,52 0,83 5.165,11 0,77 6.325,97 0,77 7.474,81 0,80

5 Konstruksi 17.201,68 3,69 20.246,38 3,75 28.975,38 4,34 38.728,53 4,74 49.663,39 5,31

6 Perdagangan, hotel, dan restoran

65.368,56 14,01 81.282,20 15,07 109.889,69 16,46 154.113,89 18,85 194.272,94 20,76

7 Pengangkutan dan komunikasi

10.259,97 2,20 12.423,29 2,30 15.126,06 2,27 18.755,78 2,29 22.489,53 2,40

8 Keuangan, sewa, dan jasa Perusahaan

31.652,33 6,78 34.164,21 6,33 41.217,22 6,17 46.232,45 5,65 52.945,36 5,66

9 Jasa-jasa 75.501,94 16,18 86.888,39 16,11 114.674,48 17,17 141.320,88 17,28 155.118,48 16,58

PDRB 466.668,53 100,00 539.445,88 100,00 667.809,12 100,00 817.781,03 100,00 935.779,55 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Wakatobi.

Pada Tabel 14 menunjukkan bahwa sektor pertanian dalam arti luas

memberikan kontribusi terbesar terhadap total PDRB Kabupaten Wakatabi

yang secara rata-rata di atas 40 persen. Walaupun demikian, kontribusi sektor

pertanian terhadap PDRB terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2006, kontribusi sektor pertanian terhadap total PDRB Atas Dasar

Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Wakatobi sebesar Rp. 235,74 miliar atau

50,52 persen, mengalami penurunan sebesar 8,16 persen menjadi Rp. 396,38

atau 42,36 persen pada tahun 2010. Sementara itu, kontribusi sektor

perdagangan, hotel dan restoran terus mengami peningkatan sehingga pada

tahun 2010 mencapai Rp. 194,27 milyar atau 20,76 persen.

Perkembangan kontribusi sektor dalam PDRB tahun 2006 sampai

dengan tahun 2010 berdasarkan atas Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan

(Hk) Kabupaten Wakatobi dapat dilihat pada Tabel 15.

Page 42: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 52

Tabel 15. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Wakatobi Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2006 - 2010

No Sektor

2006 2007 2008 2009 2010

Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk

% % % % % % % % % %

1 Pertanian 50,52 38,37 49,98 37,39 46,56 35,81 44,36 34,32 42,36 32,56

2 Pertambangan dan penggalian

2,88 4,15 2,73 4,11 3,32 4,59 3,15 4,44 3,30 4,61

3 Industri pengolahan

2,88 4,98 2,91 4,89 2,94 4,99 2,91 4,98 2,83 4,80

4 Listrik,gas dan air bersih

0,87 0,74 0,83 0,75 0,77 0,74 0,77 0,75 0,80 0,77

5 Konstruksi 3,69 5,30 3,75 5,35 4,34 5,78 4,74 6,38 5,31 7,11

6 Perdagangan, hotel, dan restoran

14,01 14,00 15,07 14,59 16,46 14,99 18,85 17,10 20,76 18,49

7 Pengangkutan dan komunikasi

2,20 2,86 2,30 2,83 2,27 2,81 2,29 3,00 2,40 3,20

8

Keuangan, sewa, dan jasa perusahaan

6,78 8,64 6,33 8,63 6,17 8,36 5,65 7,71 5,66 7,78

9 Jasa-jasa 16,18 20,97 16,11 21,45 17,17 21,92 17,28 21,32 16,58 20,69

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Wakatobi.

Pada Tabel 15 menunjukkan bahwa baik Atas Dasar Harga Konstan

maupun Atas Dasar Harga Berlaku, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB

Kabupaten Wakatobi terus mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan

bahwa struktur perekonomian Kabupaten Wakatobi mengalami pertumbuhan

pada sektor yang lain atau dengan kata lain mulai mengarah pada struktur

ekonomi modern.

Pertumbuhan kontribusi sektor dan PDRB Kabupaten Wakatobi selama

lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Kabupaten Wakatobi atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2006- 2010

No Sektor Pertumbuhan (%)

Hb Hk

1 Pertanian 9,26 5,77

2 Pertambangan dan penggalian 20,02 15,73

3 Industri pengolahan 11,60 7,47

4 Listrik,gas dan air bersih 18,16 14,65

5 Konstruksi 28,23 24,26

6 Perdagangan, hotel dan restoran 26,06 20,52

Page 43: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 53

No Sektor Pertumbuhan (%)

Hb Hk

7 Pengangkutan dan komunikasi 19,91 18,91

8 Keuangan, sewa, dan jasa perusahaan 14,52 12,39

9 Jasa-jasa 9,76 8,18

PDRB 14,43 11,49

Sumber: BPS Kabupaten Wakatobi.

2.2.1.2 Laju Inflasi

Inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam pengendalian

ekonomi makro yang berdampak luas terhadap berbagai sektor ekonomi.

Secara teori pada dasarnya inflasi berkaitan dengan interaksi antara

penawaran dan permintaan. Namun pada kenyataannya inflasi juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, seperti tata niaga dan kelancaran dalam

arus lalu lintas barang serta peranan kebijakan pemerintah.

Laju inflasi Kabupaten Wakatobi selama kurun waktu lima tahun terkahir

mampu ditekan rata-rata sebesar 7,71 persen. Angka inflasi tertinggi terjadi

pada tahun 2008 sebesar 15,47 persen dan terendah pada tahun 2010 yakni

sebesar 2,64 persen. Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan

angka inflasi nasional pada tahun yang sama yaitu sebesar 5,3 persen.

2.2.1.3 PDRB Per Kapita

Dilihat dari sisi pendapatan (PDRB) perkapita Kabupaten Wakatobi Atas

Dasar Harga Berlaku (ADHB), juga semakin membaik dari tahun ke tahun

dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 20,71 persen. Perkembangan PDRB

perkapita penduduk Kabupaten Wakatabi dapat dilihat pada Tabel 17

Tabel 17. PDRB per Kapita Kabupaten Wakatobi Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010

Uraian Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

Nilai PDRB Bruto Pada Harga Pasar (Rp. Juta)

466.668,53 39.445,88 667.809,12 817.781,03 935.779,55

Nilai PDRB Netto Pada Harga Pasar (Rp. Juta)

432.859,45 500.364,25 619.427,86 758.534,65 867.984,44

Jumlah Penduduk (Jiwa) 92.007 92.262 92.501 92.723 93.219

PDRB perkapita (Rp/Jiwa) 5.072.098 5.846.891 7.219.480 8.819.614 10.038.507

Sumber: BPS Kabupaten Wakatobi.

Page 44: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 54

Pada Tabel 17 tampak bahwa PDRB per kapita penduduk Kabupaten

Wakatobi selama kurun waktu lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang

cukup signifikan. Pada tahun 2006, PDRB per kapita Kabupaten Wakatobi

hanya sebesar Rp.5.072.098,- meningkat menjadi Rp.5.846.891,- tahun 2007

atau mengalami peningkatan sebesar 12,27 persen dan pada tahun 2008

meningkat lagi menjadi Rp.7.219.480,- atau mengalami peningkatan 35,14

persen jika dibandingkan dengan tahun 2007. Pada tahun 2009, PDRB

perkapita Kabupaten Wakatobi mencapai Rp. 8.819.614,- atau mengalami

peningkatan sebesar 22,05 persen dari tahun 2008 dan pada tahun 2010

mencapai Rp.10.038.507,- atau mengalami peningkatan sebesar 17,64 persen.

Seiring dengan meningkatnya PDRB per kapita Kabupaten Wakatobi

selama kurun waktu lima tahun terakhir sebagaimana dikemukakan di atas,

maka jumlah penduduk miskin juga mengalami penurunan yang sangat

signifikan. Pada tahun 2006, penduduk miskin di Kabupaten Wakatobi tercatat

sebanyak 24.535 jiwa atau sebesar 24,99 persen mengalami penurunan

menjadi 17.100 jiwa atau hanya sekitar 18,52 persen atau menurun sekitar 6,47

persen.

2.2.2 Kesejahteraan Sosial

Angka melek huruf bersama-sama dengan rata-rata lama sekolah, angka

harapan hidup, dan daya beli masyarakat merupakan komponen dari Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). Keempat komponen IPM tersebut

menggambarkan tingkat kesejahteraan sosial masyarakat.

2.2.2.1 Angka Melek Huruf

Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Kabupaten Wakatobi selama kurun

waktu lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2006, AMH

sebesar 85,45 persen dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 89,13 persen

atau mengalami peningkatan sebesar 3,68 persen. Pada tahun 2010, AMH

meningkat menjadi 95,37 persen atau mengalami peningkatan sebesar 6,24

persen dari tahun sebelumnya (2009). Angka tersebut telah melampaui angka

Page 45: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 55

nasional tahun 2008 sebesar 94,03 namun masih dibawah target nasional

tahun 2014 yakni sebesar 95,82 persen.

2.2.2.2 Rata-Rata Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah penduduk di Kabupaten Wakatobi pada tahun

2006 adalah 6,35 tahun meningkat menjadi 6,85 tahun pada tahun 2009. Angka

tersebut masih di bawah rata-rata nasional yakni sebesar 7,50 tahun pada

tahun 2008. Dengan demikian, maka tingkat pendidikan penduduk di

Kabupaten Wakatobi secara rata-rata hanya tamat Sekolah Dasar (SD).

2.2.2.3 Seni Budaya dan Olahraga

Pada tahun 2010, rasio jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk di

Kabupaten Wakatobi ialah sebesar 4,5. Rasio Jumlah gedung kesenian per

10.000 penduduk 4,7 dan rasio jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk

sebesar 2,1.

2.3 Aspek Pelayanan Umum

2.3.1 Layanan Urusan Wajib

2.3.1.1 Angka Partisipasi Sekolah

Pada tahun 2010, Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten

Wakatobi untuk jenjang pendidikan SD/MI kelompok usia 7-12 tahun adalah

sebesar 94,70 persen dan SMP/MTs kelompok usia 13-15 tahun adalah 79,31

persen. Angka APS yang dicapai tersebut masih lebih rendah bila dibandingkan

dengan Provinsi Sulawesi Tenggara yang masing-masing mencapai 97,04

persen untuk SD/Sederajat dan 85,22 persen untuk SMP/Sederajat.

2.3.1.2 Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk Usia Sekolah

Ketersediaan gedung sekolah bagi siswa SD/MI di Kabupaten Wakatobi

selama tahun 2006-2010 sudah cukup memadai. Hingga tahun 2010, rasio

gedung sekolah dan penduduk usia sekolah 7-12 tahun (SD/MI) ialah sebesar 0,92

(122 unit gedung untuk 13.222 orang usia 7-12 tahun) yang berarti bahwa gedung

sekolah yang tersedia masih dapat menampung penduduk usia sekolah pada

Page 46: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 56

jenjang tersebut. Namun demikian, jika dilihat dari sisi standar pelayanan

minimal (SPM) masih perlu dilakukan penambahan. Sementara itu,

penambahan gedung sekolah diperlukan untuk penduduk usia sekolah 13-15

tahun (SMP/MTs), rasio gedung sekolah dan penduduk usia sekolah tersebut

baru mencapai 0,73 (46 gedung sekolah untuk 6.263 orang penduduk berusia

13-15 tahun)

2.3.1.3 Rasio Guru terhadap Murid

Rasio guru-murid untuk jenjang pendidikan SD/MI maupun SMP/MTs

pada tahun 2010 masing-masing sebesar 7,8 dan 10,2. Ini berarti bahwa pada

jenjang pendidikan SD/MI setiap guru membina 7,8 orang siswa (jumlah guru

1.242 orang jumlah siswa 15.747) dan pada SMP/MTs setiap guru membina

10,2 orang siswa (jumlah guru 679 orang jumlah siswa 6.623 orang siswa).

Rasio tersebut sudah melampaui target SPM yakni 1 orang guru menangani 32

orang siswa. Walaupun demikian, perlu dilakukan pemerataan distribusi

penempatan guru menurut sekolah dan kecamatan, sehingga setiap sekolah

memiliki jumlah guru yang proporsional. Demikian halnya penyediaan guru bidang

studi tertentu masih perlu mendapatkan perhatian dimasa-masa yang akan datang.

2.3.2 Layanan Urusan Pilihan

2.3.2.1 Jumlah dan Nilai Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)

Investor asing berskala nasional yang masuk di Kabupaten Wakatobi

selama periode tahun 2006-2010 hanya 1 (satu) yakni Wakatobi Dive Resort di

Desa Lamanggau Kecamatan Tomia. Adapun nilai investasinya sekitar Rp. 6,68

milyar untuk membiayai 1 proyek, sedangkan rasio daya serap tenaga kerja

sebesar 16,9 persen.

2.4 Aspek Daya Saing Daerah

2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

2.4.1.1 Pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita

Angka konsumsi/pengeluaran rumah tangga (RT) perkapita di Kabupaten

Wakatobi pada kurun waktu lima tahun terakhir (2006-2010) mengalami

Page 47: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 57

peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2006, total pengeluaran RT

sebesar Rp. 16,33 milyar lebih, jumlah rumah tangga sebesar 21.937 RT

dengan rasio sebesar 744.815. Pada tahun 2010 total pengeluaran RT di

Kabupaten Wakatobi telah mencapai Rp. 38,31 milyar lebih, jumlah rumah

tangga sebanyak 22.114 dengan rasio sebesar 1.732.515. Dengan demikian,

terjadi peningkatan sekitar 100 persen lebih jika dibandingkan pada tahun 2006.

Angka konsumsi RT di Kabupaten Wakatobi tahun 2006-2010 disajikan

pada Tabel 18.

Tabel 18. Angka Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Kabupaten Wakatobi Tahun 2006-2010

Tahun Total Pengeluaran RT Jumlah RT Rasio (1/2)

2006 16.339.010.516 21.937 744.815

2007 16.881.741.779 21.990 767.701

2008 27.292.744.015 22.034 1.238.665

2009 37.746.900.722 22.079 1.709.629

2010 38.312.831.624 22.114 1.732.515

Sumber: BPS Kabupaten Wakatobi.

Tabel 18 menunjukkan bahwa peningkatan pengeluaran rumah tangga

yang cukup tajam di Kabupaten Wakatobi terjadi antara tahun 2007 dengan

tahun 2008, yakni sekitar Rp. 9 milyar lebih Demikian halnya antara tahun 2008

dengan tahun 2009, yakni sekitar Rp. 10 milyar lebih. Sedangkan antara tahun

2009 dengan tahun 2010 hanya sekitar Rp. 9 milyar lebih.

2.4.1.2 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Perkapita

Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita/persentase konsumsi RT

untuk non pangan di Kabupaten Wakatobi pada kurun waktu lima tahun terakhir

juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2006, total

pengeluaran konsumsi non pangan sebesar Rp. 6,3 milyar lebih atau sekitar

38,54% dari total pengeluaran yakni sebesar Rp. 16,3 milyar lebih. Pengeluaran

konsumsi non pangan di Kabupaten Wakatobi tahun 2006-2010 disajikan pada

Tabel 19.

Page 48: BAAB III GAMMBBAARRANN UUMMUUMM KKONNDDIISSII …wakatobikab.go.id/dmjax/b1_text/download/472/BAB_II.pdfterluas adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 II - 58

Tabel 19. Persentase Konsumsi Rumah Tangga Non-Pangan Kabupaten Wakatobi Tahun 2006 - 2010

Tahun Total pengeluaran

RT non pangan (Rp)

Total pengeluaran (Rp)

Rasio (%)

2006 6.297.054.653 16.339.010.516 38,54

2007 5.646.942.625 16.881.741.779 33,45

2008 11.190.025.046 27.292.744.015 41,00

2009 16.404.803.054 37.746.900.722 43,46

2010 16.478.348.881 38.312.831.624 43,01

Sumber : BPS Kabupaten Wakatobi.

Pada Tabel 19 terlihat bahwa pengeluaran konsumsi non pangan per

kapita di Kabupaten Wakatobi selama kurun waktu lima tahun terakhir. Sampai

dengan tahun 2010, total pengeluaran konsumsi non pangan telah mencapai

Rp. 16,48 milyar lebih atau sekitar 43,01 persen dari total pengeluaran yakni

sebesar Rp. 38,31 milyar lebih.

2.4.2 Fokus Sumber Daya Manusia

2.4.2.1 Kualitas Tenaga Kerja

Sampai dengan tahun 2010, kualitas tenaga kerja/rasio lulusan S1 dan S2

di Kabupaten Wakatobi terdiri atas lulusan S1 sebanyak 1.940 orang dan S2

84 orang. Dengan jumlah penduduk Kabupaten Wakatobi pada tahun yang

sama sebanyak 92.995 jiwa, maka rasio lulusan S1 dan S2 (2.024 orang)

hanya sekitar 2,18 persen. Kondisi ini kemudian berimplikasi terhadap masih

rendahnya rata-rata lama sekolah di daerah ini.