36
RESUME BLOK 4 SKENARIO 3 NYERI Tutorial G Devy Ayu Wulandari 092010101053 Rosita Sopwi Nur Lailly 122010101066 Shinta Riski Julia 122010101069 Nadia Anggry Liani 122010101074 Anggita 122010101076 Made Masagung K. 122010101078 Risky Karimah 122010101083 Abdurrozzaq 122010101086 Elisa Ratnasari 122010101087 Maulidah Ayuningtyas 122010101089 Ahmad Hashemi 122010101090 Muhtar Ady Kusuma 122010101091 Chandra Puspita KSP. 122010101093 Silvi Ahmada Chasya 122010101095

B4R3G

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uu

Citation preview

RESUME BLOK 4SKENARIO 3NYERI

Tutorial G

Devy Ayu Wulandari092010101053Rosita Sopwi Nur Lailly122010101066Shinta Riski Julia122010101069Nadia Anggry Liani122010101074Anggita122010101076Made Masagung K.122010101078Risky Karimah122010101083Abdurrozzaq122010101086Elisa Ratnasari122010101087Maulidah Ayuningtyas122010101089Ahmad Hashemi122010101090Muhtar Ady Kusuma122010101091Chandra Puspita KSP.122010101093Silvi Ahmada Chasya122010101095Nindhya Kharisma P.122010101097

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS JEMBER2012SKENARIO 3Rani, seorang siswi SMU, tiba-tiba berteriak di ruang praktik sekolah. Aduuh saat jarinya tertusuk jarum sewaktu menjahit seragam sekolah hasil karyanya. Tidak berhenti disitu saja, setelah melihat darah yang keluar dari ujung jari telunjuknya, Rani sontak menangis histeris, tak sengaja kepalanya terbentur dinding ruang kelas dan terlihat memar sehingga membuat seisi kelas gaduh. Bu Ina, sang guru keterampilan segera membawa Rani ke ruang UKS, dia memberi bebat pada ujung jari muridnya itu dan memberi obat pereda nyeri untuk segera diminumkan.

ISTILAH Nyeri :semua pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi. Disertai oleh respon [erilaku termotivasi misi penarikan atau pemahaman serta reaksi emosi.

RUMUSAN MASALAH

SISTEM SARAF TEPI1. Anatomi1.1 Fungsional1.2 Sistem2. Fisiologi 2.1 Infalamasi2.2 Nyeri2.3 Refleks3. Farmakologi 3.1 NSAID4. NONFARMAKOLOGI 4.1 Terapi

ANALISIS MASALAH1. ANATOMI1.1 FUNGSIONALSecara fungsional system saraf tepi dibagi menjadi system eferen dan system aferen.1. EferenEferen (motorik) berfungsi untuk mentransmisi informasi dari system saraf pusat ke otot dan kelenjar. Sistem eferen ini memiliki dua subdivisi.a. SomatikSomatik merupakan saraf sadar yang dapat dikontrol sesuai kesadaran kita. Saraf ini menginervasi otot rangka melalui jalur eferen lewat neuron motoris. Badan sel saraf somatik terdapat dalam tanduk ventral korda spinalis. Aksonnya terjulur dari korda spinalis sampai otot rangka. Terminal aksonnya menghasilkan neurotransmitter berupa asetil kolin yang berfungsi dalam eksitasi serabut otot. Aktivitas motorik otot rangka dalam otak terdapat pada nukleus basal, cerebellum, daerah motoris otak dan batang otak.Saraf somatik terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal. Fungsi utamanya adalah menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat dan otot rangka serta mengatur interaksi tubuh dengan lingkungan luar.Saraf somatik terdiri dari 2 divisi yaitu : Saraf SomatomotorikNeuron yang mencetuskan impuls somatomotorik adalah sel sel di lamina V atau lamina ganglionaris dalam korteks serebri yang biasa disebut sel piramidal. Mengendalikan gerak tubuh manusia melalui pengaturan kerja otot rangka, meliputi sistem UMN (Upper Motor Neuron) dan LMN (Lower Motor Neuron). Saraf ini memiliki 2 lintasan yaitu lintasan piramidal yang meliputi traktus kortikobularis dan traktus kortikospinalis serta lintasan ekstrapiramidal. Saraf SomatosensorikSaraf-saraf spesifik somatosensorik ialah reseptor kulit, otot dan persendian. Jenis reseptor somatosensorik ada 2 yaitu reseptor somatosensorik umum tak berkapsul dan reseptor somatosensorik umum yang berkapsul. Dalam saraf somatosensorik terdapat 3 bagian sensasi yaitu : Sistem eksterosptikSensasi yang timbul akibat impuls yang berasal dari reseptor bagian luar tubuh. Misalnya rasa tekan, sentuh, suhu, penglihatan, pendengaran, penciuman, dll. Sistem interoseptikSensasi yang timbul akibat impuls yang berasal dari reseptor bagian dalam tubuh. Misalnya rasa lapar, haus, lelah, sakit, dll. Sistem propioseptikSensasi yang memberikan informasi tentang posisi dan pergerakan anggota tubuh. Misalnya duduk, berdiri, berlari.

1.2 SISTEMBerdasarkan system, system saraf tepi dibagi menjadi dua yaitu saraf spinal dan saraf kranial. Saraf SpinalTerdiri dari 31 pasang saraf spinal awal dari korda melalui radiks dorsal (posterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu sraf spinal. Semua saraf tersebut merupakan saraf gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron aferen. Setelah itu membagi diri menjadi 2 yaitu Serabut primer posterior yang melayani kulit dan otot punggung. Serabut primer anterior yang melayani cabang flexus saraf anggota gerak serta saraf interkostalis pada otot.Macam-macam saraf spinal : a. Saraf Serviks Membentuk pleksus (jarring-jaring serabut saraf terbentuk dari ramus ventral saraf spinal)1. Pleksus Serviks Terbentuk dari ramus ventral C1-C4 dan sebagian C5 Menginervasi otot leher, kulit kepala serta dada Saraf terpenting yang berawal pada pleksus ini adalah saraf frenik yang menginervasi diafragma2. Pleksus Brakial Terbentuk dari ramus ventral C5-C8 dengan bantuan T1-T2 Menginervasi ekstremitas atasb. Saraf Thoraks T1 dan T2 ikut serta membentuk pleksus brakial T3-T12 tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari ruang interkostal dan menginervasi otot-otot abdomen, kulit dada dan kulit abdomenc. Saraf LumbalSaraf lumbal adalah salah satu dari saraf spinal yang berjumlah 5 pasang yang biasanya ditulis dengan symbol L1, L2, L3, L4, dan L5. Saraf lumbal juga sebenarnya merupakan gabungan dari saraf sacralis yang nantinya akan disebut dengan plexus lumbosacralis. Ciri-ciri vertebrae lumbal :1. Corpus besar dan berbentuk ginjal2. Pediculus kuat mengarah ke belakang3. Lamina tebal4. Foramene vertebrae berbentuk segitiga5. Processus transversus panjang dan langsing6. Processus spinousus pendek, rata, dan berbentuk segiempat dan mengarah ke belakang7. Facius articularis processus articularis superior menghadapi ke medial dan facies articularis processus articularis inferior menghadap ke laterald. Saraf Sakral Membentuk pleksus sakral yang : Terbentuk dari ramus ventral S1, S2, S3 dengan kontribusi L4, L5 dan S5 Menginervasi ektremitas bawah, pantat dan regia perineale. Saraf Koksiks Membentuk pleksus koksiks yang : Dibentuk oleh saraf koksiks dan S5 dengan bantuan S4 Merupakan awal saraf koksiks yang mensuplai region koksiks

Saraf Kranial 1. Saraf olfaktori Saraf olfaktori merupakan saraf sensorik. Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui traktus olfaktori sampai ke ujung lobus temporal tempat persepsi indera penciuman berada.2. Saraf optik Saraf optik merupakan saraf sensorik Seluruh serabut memanjang saat traktus optik, bersinapsis pada gigi lateral nuklei genikulasi thalamus dan menonjol ke atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk persepsi indera penglihatan3. Saraf okulomotorik Neuron motorik : berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot ola mata (kecuali otot oblik superior dan rektus lateral) ke otot yang membuka kelopak mata dank e otot polos tertentu pada mata. Serabut sensorik : membawa informasi indera otot (proprioperatif) dari otot mata yang terinervasi ke otak.4. Saraf troklear Neuron motorik : berasal dari langit-langit otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik superior bola mata. Serabut sensorik : dari spindle otot menyampaikan informasi indera dari otot oblik superior ke otak. 5. Saraf Trigeminus Saraf sensorik pada wajah, rongga nasal serta rongga oral. Saraf motorik menginervasi otot mastikasi kecuali buchinator.6. Saraf abducens Merupakan saraf motorik kecil yang mempersarafi musculus rectus lateralis bola mata.7. Saraf Facialis Memiliki 3 nukleus : Motorik utama : terletak di dalam nuclei pons dan menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata. Nuclei parasimpatis : terletak di posterolateral terhadap nucleus motorik utama. Inti-intinya adalah nucleus salivatorius superior (mempersarafi glandula submandibularis, sublingualis, glandula nasal dan palatina) dan nucleus lacrimalis (mempersarafi glandula lacrimalis) Nuclei sensorik : sensasi pengecapan dari 2/3 anterior lidah dasar mulut dan palatum.8. Saraf Vestibulocochlearis Saraf vestibulocochlearis merupakan saraf sensorik Terdiri dari dua bagian yang berbeda :a. Nervus vestibularis1. Menghantarkan impuls dari canalis semicircularis yang memberikan informasi mengenai gerakan-gerakan kepala.2. Informasi yang berkaitan denga equilibrium dan orientasi kepala terhadap ruang yang diterima reseptor sensorik pada telinga dalam.b. Nervus cochlearisMenyampaikan informasi dari reseptor untuk indra pendengaran dalam organ corti telinga dalam.9. Saraf Glossofaringeal Saraf glosofaringeal merupakan saraf gabungan.a. Neuron motorikBerawal dari medulla dan menginervasi otot-otot untuk berbicara menelan serta kelenjar saliva parotid.b. Neuron sensorikMembawa informasi yang berkaitan dengan rasa darai sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring. Dan juga membawa informasi mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh darah tertentu.10. Saraf Vagus Saraf vagus merupakan saraf gabungan.a. Neuron motorikBerasal dari medulla dan menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen.b. Neuron sensorikMembawa informasi dari faring, laring, esophagus, jantung dan visera abdominal ke medulla dan pons.11. Saraf Aksesori Merupakan saraf gabungan tapi sebagian besar terdiri dari neuron motorik a. Neuron motorik , berasal dari 2 area : Bagian KranialBerawal dari medulla dan menginervasi otot volunter faring dan laring. Bagian SpinalMuncul dari medulla spinlis serviks dan menginervasi otot trapezius dan otot sternokleidomastoideus.b. Neuron SensorikMembawa informasi di otot yang sama terinervasi oleh saraf motorik. Misal : laring, faring,dll.12. Saraf Hypoglossal Saraf gabungan tapi sebagian besar terdiri dari neuron motorika. Neuron motorik Berawal dari medulla dan menyuplai otot lidahb. Neuron SensorikMembawa informasi dari spindel otot di lidah.

2. FISIOLOGI2.1 INFLAMASI Inflamasi adalah reaksi vaskuler yang menimbulkan pengiriman cairan , zat-zat terlarut, dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan interstisial di daerah cedera/nekrosis.Peradangan akut: merupakan respons langsung tubuh terhadap cedera atau kematian sel.Ciri-ciri lokal:1. RuborArteriol yang memasok daerah inflamasi berdilatasi, kemudian darah mengalir ke mikrosirkulasi lokal lebih banyak. Kapiler semula kosong atau mungkin sebagian meregang, secara cepat terisi penuh oleh darah. Kejadian ini disebut sebagai hiperemi atau kongesti. Tubuh masih bisa mengontrol hiperemi melalui sekresi zat-zat kimia (histamin)

2. KalorPanas hanya terjadi pada peradangan di permukaan tubuh. Darah yang mengair dari dalam tubuh menuju daerah inflamasi di permukaan tubuh memiliki suhu inti yang cenderung lebih tinggi daripada suhu permukaan, hal ini lah yang menyebabkan timbulnya kalor lokal.

3. DolorDiakibatkan karena produksi histamin. Bisa juga disebabkan karena terjadinya pembengkakan jaringan, sehingga meningkatkan tekanan lokal, timbulla nyeri.

4. TumorMulanya sebagian besar eksudat adalah cairan, lalu leukosit meninggalkan aliran darah dan ikut tertimbun sebagai eksudat.

5. Fungsio LaesaPerubahan fungsi suatu jaringan menjadi abnormal.

Jenis-Jenis Eksudata. Eksudat Nonselular1. Eksudat Serosa Terdiri dari protein yang bocor dari pembuluh-pembuluh darah yang permeabel di daerah peradangan bersama dengan cairan yang menyertainya. Contoh: eksudat pada luka lepuh2. Eksudat Fibrinosa Protein yang keluar banyak mengandung fibrinogen. Lalu fibrinogen tersebut diubah menjadi fibrin dan membentuk jaringan lengket dan elastik, serta meradang.3. Eksudat Musinosa Eksudat jenis ini sebenarnya adalah respon fisiologis dari membran mukosa yang menghasilkan musin di permukaannya. Contoh: pilek yang menyertai berbagai infeksi peradangan pernafasan bagian atas.b. Eksudat Selular Terdiri dari PMN dengan jumlah besar (eksudat purulen) Biasanya muncul karena adanya infeksi bakteri. Infeksi ini menyebabkan tertimbunnya PMN dalam jumlah tinggi di dalam jaringan. Banyak juga PMN yang mati dan mengeluarkan enzim hidrolitiknya. Enzim ini terus menghidrolisis cairan di sekitarnya, sehingga terbentuk pus. Jika dibiarkan, pus ini akan membentuk abses. Jika Abses dibiarkan, akan membentuk saluran dari dalam rongga organ menuju ke luar organ, sehingga membentuk SINUS. Namun jika abses itu melebar sampai ke organ di dekatnya dan membentuk saluran di antara kedua organ itu sehingga terbentuk FISTULA.ASPEK-ASPEK SELULER PERADANGAN1. MarginasiArteriol mengalami dilatasi dan menjadi permeabel, sehingga aliran darah menjadi lebih lambat. Hal ini menyebabkan leukosit bergerak ke perifer pembuluh darah.2. PavementingLeukosit mulai melekat pada endotel.3. EmigrasiLeukosit mulai menjulurkan pseudopodi untuk keluar melalui celah epitel.4. KemotaksisEmigrasi leukosit sangat banyak dan cepat. Leukosit mulai bergerak menuju sinyal kimia yang dihasilkan oleh daerah peradangan.5. FagositosisSetelah menemukan bakteri penginfeksi, Leukosit segera memakan mereka.ASPEK-ASPEK SISTEMIK1. DemamAkibat kerja sitokin pada pusat pengatur suhu di hipotalamus.2. LeukositosisMaturasi dan pelepasan llleukosit dari sumsum tulang yang cepat oleh sitosin, sehingga menyebabkan jumlah leukosit yang banyak.3. Sintesis Protein AkutSintesis protein C-reaktif dan protein serum amyloid associated di hati sehingga menimbulkan laju endap darah yang tinggi.4. Malese5. Anoreksia6. Kelelahan yang luar biasa2.2 NYERIKlasifikasi Nyeri ( Pain )Untuk memudahkan pembahasan nyeri (pain), di perlukan adanya klasifikasi nyeri. Klasifikasi nyeri bermacam-macam, tergantung golongan nyeri tersebut.Menurut Tamsuri (2007), klasifikasi nyeri dibedakan menjadi 3 yaitu:Klasifikasi nyeri berdasarkan lama/durasinya Berdasarkan waktu kejadian, nyeri fapat dikelompokan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis.1. Nyeri akut --- Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam waktu daeri 1 detik sampai dengan kurang dari enam bulan. Umumnya terjadi pada cefera, penyakit akut, atau pembedahan dengan awitan cepat. Dapat hilang dengan sendirinya dengan atau tanpa tindakan setelah kerusakan jaringan sermbuh. 2. Nyeri kronis --- Nyeri kronis adalah nyeri yang terjadi dalam waktu lebih dari enam bulan. Umumnya timbul tidak teratur, intermiten, atau bahkan persisten. Nyeri kronis dapat mernyebabkan klien merasa putus asa dan frustasi. Nyeri ini dapat menimbulkan kelelahan mental dan disik. Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi Berdasarkan lokasi nyeri, nyeri dibedakan menjadi 6 yaitu:1. Nyeri superficial --- Biasanya timbul akibat stimulasi terhadap kulit seperrti pada laserasi, luka bakar, dan sebagainya. Mermiliki durasi pendek, terlokalisir, dan memiliki sensasi yang tajam. 2. Nyeri somatic ---- Nyeri yang terjadi pada otot dan tulang serta struktur penyokong, umumnya bersidat tumpul dan stimulasi dengan adanya peregangan dan iskemia. 3. Nyeri viseral --- Nyeri yang disebabkan kerusakan organ internal, durasinya cukup lama, dan sensasi yang timbul biasanya tumpul. 4. Nyeri sebar (radiasi) --- Nyeri sebar (radiasi) adalah sensasi nyeri yang meluas dari daerah asal ke jaringan sekitar. Nyeri dapat bersidat intermiten atau konstan. 5. Nyeri fantom --- Nyeri fantom adfalah nyeri khusus yang dirasakan oleh klien yang mengalami amputasi. 6. Nyeri alih Nyeri alih adalah nyeri yang timbul akibat adanya nyeri viseral yang menjalar ke organ lain, sehingga dirasakan nyeri pada brberapa tempat atau lokasi.Klasifikasi nyeri berdasarkan organ Berdasarkan tempat timbulnya, nyeri dapat dikelompokan dalam: 1. Nyeri organik --- Nyeri organik adalah nyeri yang diakibatkan adanya kerusakan organ. 2. Nyeri neurogenik --- Nyeri neurogenik adalah nyeri akibat gangguan neuron, misalnya pada neurologi. 3. Nyeri psikogenik --- Nyeri psikogenik adalah nyeri akibat berbagai faktor psiokologis. Nyeri ini umumnya terjadi ketika efek-efek psikogenik seperti cemas dan takut timbul pada klien.2.3 REFLEKSGerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat di katakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.Refleks adalah mekanisme reaksi terhadap rangsangan di bawah sadar. Perilaku naluriah dari hewan yang lebih rendah dikuasai sebagai besar oleh refleks pada manusia perilaku lebih banyak merupakan suatu masalah dari persyaratan dan refleks bekerja sebagai mekanisme pertahanan dasarProses yang terjadi pada reflex melalui jalan tertentu disebut lengkung reflex. Komponen yang dilalui reflex adalah sebagai berikut:1. ReseptorFungsi utamanya adalah mentransduksikan energi lingkungan dan mengubahnya menjadi aksi potensial pada saraf sensori.Sebagai contoh adalah reseptor dari retina mentransduksikan cahaya, pada kulit akan mentransduksikan panas, dingin, tekanan, dan stimulus cutaneous lainnya.2. Saraf sensorik (saraf aferen)Saraf ini membawa aksi potensial dari reseptor ke CNS.Saraf ini memasuki medula spinalis dari akar dorsal.3. Sinapsis pada CNSPada gerak refleks, biasanya ada lebih dari satu sinapsis. Walaupun ada sedikit monosinapsis seperti yang datang dari gelendongan otot.4. Saraf motorik (saraf eferen)Saraf ini membawa aksi potensial dari CNS ke target (efektor) organ.Saraf motorik meninggalkan spinal cord melewati akar ventral.5. Organ target (efektor)Di sini terjadi respon atas suatu stimulus.Biasanya organ yang memberikan gerak refleks adalah otot atau iris mata(Cunningham, 2002)

Jenis Refleks Refleks dapat dikelompokkan dalam berbagai tujuan reflek berdasarkan hal-hal berikut:1. Berdasarkan pada letak reseptor, yaitu terdiri atas: Refleks ekstroseptive : timbul karena rangsangan pada tempat reseptor permukaan tubuh Refleks interoreseptive (viseroreseptive) : timbul karena rangsangan pada alat dalam atau pembuluh darah misalnya dinding kandung kemih dan lambung. Refleks proreseptive : timbul karena rangsangan pada reseptor otot rangka, tendon, dan sendi untuk keseimbangan sikap.2. Berdasarkan pada bagian saraf pusat, yaitu: Refleks spinal : melibatkan neuron di medulla spinalis Refleks bulbar : melibatkan neuron di medulla oblongata Refleks kortikal : melibatkan neuron korteks serebri3. Berdasarkan dari jenis atau ciri jawaban, yaitu: Refleks motorik : efektornya berupa otot dengan jawaban berupa reaksi/kontraksi otot. Refleks sekretorik : efektornya berupa kelenjar dengan berupa jawaban berupa peningkatan/penurunan sekresi kelenjar. Refleks vasomotor : efektornya berupa pembuluh darah dengan jawaban berupa vasodilatasi/vasokonstruksi.4. Dilihat dari timbulnya refleks, yaitu : Refleks tak bersarat : refleks yang dibawa sejak lahir, bersifat mantap, tidak pernah berubah dan dapat ditimbulkan bila ada rangsangan yang cocok misalnya menghisap jari pada bayi Refleks bersarat : didapat selama pertumbuhan berdasarkan pengalaman hidup, memerlukan proses dan bersifat individual.5. Berdasarkan jumlah neuron yang terlibat, yaitu : Refleks monosinaps : melalui satu sinaps dan dua neuron (satu neuron aferen dan satu neuron eferen) yang langsung berhubungan pada saraf pusat, contohnya refleks regang. Refleks polisinaps : memalui beberapa sinaps, terdapat beberapa interneuron yang menghubungkan neuron aferen dengan neuron eferen. Semua refleks lebih dari satu sinaps kecuali refleks regang (muscle stretch reflex) 6. Refleks-refleks yang penting bagi neurologi klinis refleks superfisial (kulit dan lendir), refleks tendon dalam (miotatik), refleks viseral (organik), refleks patologik (abnormal)7.Berdasarkan CNS Refleks segmental adalah refleks yang hanya melewati sebagian kecil dari CNS. Contohnya adalah refleks peregangan otot dan refleks cahaya pada pupil karena hanya menggunakan segmen kecil dari medulla spinalis atau brainstem. Refleks intersegmental. Refleks ini menggunakan multiple segmen dari CNS. Contohnya adalah respons propriosepsi karena aksi potensial saraf sensori jauh memasuki spinal cord dan belum akan berjalan kembali ke cerebral cortex sebelum responsi motorik dihasilkan. Respon motorik kembali melalui rute intersegmental yang sama.

Karakteristik refleks Dapat diramalkan, artinya jika satu kali terjadi respons dari satu organ terhadap rangsang spesifik, kita bisa meramalkan bahwa jika diberi rangsang spesifik yang sama, responnya akan sama pula. Mempunyai tujuan tertentu Pada refleks terdapat reseptor tertentu dan respons terhadap rangsang terjadi pada efektor tertentu. Refleks memerlukan waktu antara stimulus dan mulainya terjadi respons pada efektor. Umumnya spontan Mempunyai fungsi sebagai pelindung dan pengatur dan sangat penting dalam tingkah laku hewan. Respons yang terus menerus menyebabkan terjadinya kelelahan.

Mekanisme gerak refleksMekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi tiba-tiba diluar kesadaran kita. Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut:1. Organ sensorik yang menerima implus misalnya kulit.2. Serabut saraf sensorik yang menghantarkan implus menuju sel sel ganglion radiks posterior. Selanjutnya serabut sel tersebut akan meneruskan implus menuju substansi pada kornu posterior medulla spinalis. 3. Sumsum tulang belakang menghubungkan antara implus menuju kornum anterior medulla spinalis.4. Sel saraf motorik menerima implus dan menghantarkan implus melalui serabutmotorik. 5. Organ motorik melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh implus saraf motorik.

3. FARMAKOLOGI 3.1 NSAIDDefinisi NSAIDNSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs) atau obat anti inflamasi non steroid (AINS) adalah suatu kelompok obat yang berfungsi sebagai anti inflamasi, analgetik dan antipiretik. NSAID merupakan obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimiawi. Walaupun demikian, obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Obat golongan NSAID dinyatakan sebagai obat anti inflamasi non steroid, karena ada obat golongan steroid yang juga berfungsi sebagai anti inflamasi. Obat golongan steroid bekerja di sistem yang lebih tinggi dibanding NSAID. Hal ini dapat dilihat di gambar 1.Prototip obat golongan ini adalah aspirin, karena itu obat golongan ini sering disebut juga sebagai obat mirip aspirin (aspirin like drugs). Contoh obatnya antara lain: aspirin, parasetamol, ibuprofen, ketoprofen, naproksen, asam mefenamat, piroksikam, diklofenak, indometasin.

Mekanisme Kerja

Gambar 1. Biosintesis prostaglandin

Sebagian besar efek terapi dan efek samping NSAID berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin (PG). Pada saat sel mengalami kerusakan, maka akan dilepaskan beberapa mediator kimia. Di antara mediator inflamasi, prostaglandin adalah mediator dengan peran terpenting. Enzim yang dilepaskan saat ada rangsang mekanik maupun kimia adalah prostaglandin endoperoksida sintase (PGHS) atau siklo oksigenase (COX) yang memiliki dua sisi katalitik. Sisi yang pertama adalah sisi aktif siklo oksigenase, yang akan mengubah asam arakhidonat menjadi endoperoksid PGG2. Sisi yang lainnya adalah sisi aktif peroksidase, yang akan mengubah PGG2 menjadi endoperoksid lain yaitu PGH2. PGH2 selanjutnya akan diproses membentuk PGs, prostasiklin dan tromboksan A2, yang ketiganya merupakan mediator utama proses inflamasi. COX terdiri atas dua isoform yaitu COX-1 dan COX-2.Golongan obat ini menghambat enzim siklo oksigenase (COX) sehingga konversi asam arakhidonat menjadi PGG2 terganggu. Setiap obat menghambat dengan cara berbeda. Khusus parasetamol, hambatan biosintesis prostaglandin hanya terjadi bila lingkungannya rendah kadar peroksida seperti di hipotalamus. Lokasi inflamasi biasanya mengandung banyak peroksida yang dihasilkan oleh leukosit. Ini menjelaskan mengapa efek anti inflamasi parasetamol praktis tidak ada. Inhibisi biosintesis prostaglandin oleh aspirin menyebabkan asetilasi yang irreversibel di sisi aktif siklo okigenase, sedangkan sisi aktif peroksidase tidak terpengaruh. Berlawanan dengan aksi aspirin yang irreversibel, NSAID lainya seperti ibuproven atau indometasin menyebabkan penghambatan terhadap COX baik reversibel maupun irreversibel melalui kompetisi dengan substrat, yaitu asam arakhidonat.

Golongan obat NSAID menghambat enzim siklo oksigenase (COX) sehingga konversi asam arakhidonat menjadi PGG2 terganggu. Setiap obat menghambat dengan cara berbeda. Tradisional NSAID tidak bekerja masing-masing secara murni di COX 1 atau 2, tetapi pada keduanya, walaupun tetap terdapat daerah kerja dominan. COX 1 DOMINAN Menghambat PG dan Tromboksan A2 Fungsi fisiologis, PG dikeluarkan, tidak timbul nyeri:- Memelihara perfusi ginjal - Homeostatis vaskuler - Melindungi lambung (pakai prostasiklin yg merupakan hasil prostaglandin) dengan enurunkan sekresi asam lambung dan memicu sekresi zat di usus halus untuk keluar dan berfungsi sitoprotektif Fungsi patologis, terjadi inflamasi, PG dikeluarkan, menimbulkan nyeri. Efek antiinflamasi lemah, lebih sering dipakai untuk analgesik dan antipiretik Fungsi Tromboksan A2: pembekuan darah.Jika COX 1 dihambat, maka Tromboksan A2 tidak membentuk trombus, sehingga darah tidak bisa membeku Obat: Aspirin/ asam salisilat = prototipe/ standar obat lain NSAID untuk tahu efek terapinya Indometasin Piroksikam Ibuprofen Naproksen Asam Mefenamat Efek samping: mual dan muntah asam lambung meningkat luka semakin dalam jadi tukak lambung inflamasi, sebabkan perdarahan

COX 2 DOMINAN Untuk fungsi patologis saja, yakni bekerja di daerah inflamasi dan bertanggungjawab terhadap proses inflamasi Efek antiinflamasi lebih besar Efek samping di fungsi fisiologis (lambung) tetap ada karena andil COX 1, tetapi berkurang Penggunaan jangka panjang akan menyebabkan tukak lambung Obat: Nimesulid Meloksikam Nabumeton Diklofenak Etodolak

COX 2 SELEKTIF Hanya menghambat COX 2 saja Untuk mengurangi efek samping COX 2 dominan yang dikonsumsi jangka panjang oleh penderita penyakit kambuhan (contoh Osteoarthritis) Pada dosis biasa, COX 1 tidak dihambat sehingga Prostasiklin (PGI2) tetap bersifat sitoprotektif terhadap lambung dan usus aman Obat: Selekoksib Rofekoksib Valdekoksib Parekoksib Eterokoksib Lumirakoksib Efek samping: Menyebabkan mudah terjadinya trombus (penyumbatan darah) Infark cardia Stroke Meningkatkan penyakit kardiovaskular

COX 3 Punya fungsi antipiretik dan analgesik Tidak punya fungsi antiinflamasi Hanya bekerja di Central Nervus System (otak) Relatif aman untuk digunakan Tidak punya fungsi antiinflamasi karena tidak bisa bekerja pada daerah yang kadar perokside-nya rendah (otak) Obat Paracetamol Efek Farmakodinamik NSAIDSemua obat mirip aspirin bersifat antipiretik, analgesik dan anti inflamasi, dengan derajat yang berbeda-beda. Misalya parasetamol bersifat anti piretik dan analgesik tetapi sifat anti inflamasinya sangat rendah. Efek analgesikObat ini hanya efektif terhdap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang seperti sakit kepala, mialgia, atralgia dan nyeri lain yang berasal dari integumen, juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi. Efek analgesiknya jauh lebih lemah daripada efek analgesik opiat, tetapi bedanya NSAID tidak menimbulkan efek ketagihan dan tidak menimbulkan efek sentral yang merugikan. Efek AntipiretikObat ini hanya menurunkan suhu badan hanya pada saaat demam. Tidak semuanya bersifat sebagai anti piretik karena bersifat toksik bila digunakan secara rutin atau terlalu lama. Fenilbutazon dan anti reumatik lainnya tidak dibenarkan digunakan sebagai antipiretik. Efek Anti inflamasiNSAID terutama yang baru, lebih banyak dimanfaatkan sebagai anti inflamasi pada pengobatan kelainan muskuloskeletal, seperti artritis reumatoid, osteoartritis dan spondilitis ankilosa. Tetapi harus diingat bahwa obat ini hanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik, tidak menghentikan, memperbaiki atau mencegah kerusakan jaringan pada kelainan muskuloskeletal ini.

Efek SampingEfek samping yag paling sering terjadi adalah induksi tukak lambung atau tukak peptik yang kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna. Beratnya efek samping ini berbeda pada masing-masing obat. Dua mekanisme terjadinya iritasi lambung adalah: (1) iritasi yang bersifat lokal yang menimbulkan difusi kembali asam lambung ke mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan; (2) iritasi atau perdarahan lambung yang bersifat sistemik melalui hambatan biosintesis PGE2 dan PGI2. Kedua prostaglandin ini banyak ditemukan di mukosa lambung dengan fungsi menghambat sekresi asam lambung dan merangsang sekresi mukus usus halus yang bersifat sitoprotektif. Mekanisme kedua ini terjadi pada pemberian parenteral. Efek samping lain adalah gangguan fungsi trombosit akibat penghambatan biosintesis tromboksan A2 dengan akibat perpanjangan waktu perdarahan. Efek ini dimanfaatkan untuk terapi profilaksis trombo-emboli. Penghambatan biosintesis prostaglandin di ginjal, terutama PGE2, berperan dalam gangguan homeostasis ginjal. Pada orang normal tidak banyak mempengaruhi fungsi ginjal. Pada beberapa orang dapat terjadi reaksi hipersensitivitas. Mekanisme ini bukan suatu reaksi imunologik tetapi akibat tergesernya metabolisme asam arakhidonat ke arah jalur lipoksigenase yang menghasilkan leukotrien. Kelebihan leukotrien inilah yang mendasari terjadinya gejala tersebut

4. NONFARMAKOLOGI4.1 TERAPI1. Kompres Dingin Dan HangatEs dapat menurunkan prostaglandin dan panas meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat menurunkan nyeri2. Stimulasi saraf elektris transkutan a. Menggunakan unit yang dijalankan baterai dengan elektroda yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan sensasi kesemutan , menggetar pada area nyerib. Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. Distraksi visual (melihat tv), distraksi audio (mendengar musik), distraksi sentuhan (massase, memegang mainan), distraksi intelektual (merangkai puzzle, main catur)3. Teknik relaksasia. Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri4. Imajenasi terbimbing/Guided Imagerya. Berimajenasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan 5. Biofeedbacka. Terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon nyeri fisiologi dan cara untuk melatih control terhadap respo tersebut.6. Dieta. Untuk mengurangi berat badan pada penderita nyeri rheumatic yang kelebihan berat badan sangat membantu mengendalikan rasa nyeri7. Anticipatory GuidenceMemodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri. Contoh: tindakan sebelum pasien menjalani prosedur pembedahan, perawat memeberikan penjelasan pada pasien tentang gambarannya.8. PijatPijat merupakan bentuk stimulasi fisik. Dasar stimulasi fisik adalah teori pengendalian gerbang pada transmisi nyeri. Stimulasi kulit akan merangsang serat-serat non-nosiseptif yang berdiameter besar untuk menutup gerbang bagi serat-serat berdiameter kecil yang menghantarkan nyeri sehingga nyeri dapat dikurangi. Stimulasi kulit juga dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan endorphin dan neutransmitter lain untuk menghambat nyeri9. Terapi Musik Dalam dunia kedokteran, terapi musik disebut sebagai terapi tambahan. Terapi music diartikan sebagai teknik yang digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Musik baik untuk kesehatan, baik untuk kesehatan fisik maupun mental, beberapa penyakit yang dapat ditamgamni dengan music antara lain : kanker, stroke, nyeri, gangguan kemampuan belajar dan bayi premature. Musik bisa dikatakan sebagai terapi dengan mempengaruhi presepsi orang yang sakit tersebut dengan cara :1. Distraksi, yaitu pengalihan pikiran dari nyeri, music dapat mengalihkan konsentrasi seseorang yang merasa nyeri kepada hal-hal yang menyenangkan.2. Relaksasi, music menyebabkan pernafasan menjadi lebih rileks dan menurunkan denyut jantung, karena orang yang mengalami nyeri denyut jantungnya meningkat.3. Musik menciptakan rasa nyaman, pasien yang berada pada ruang perawatan.4. Musik dapat menuurnkan kadar kortisol yang meningkat saat stress.5. Musik dapat merangsang pelapasan hormone endorfin, hormone tubuh yang memberikan perasaan senang yang berperan dalam penurunan nyeri. Musik yang dipilih pada umumnya musil lembut dan teratur seperti instrumentalia/music klasik Mozart.