48
AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN KOMPLEKSITAS TUGAS Oleh : Christina Dwi Cahyaningrum NIM : 232011139 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN

KOMPLEKSITAS TUGAS

Oleh :

Christina Dwi Cahyaningrum

NIM : 232011139

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …
Page 3: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …
Page 4: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …
Page 5: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Jalan diponegoro 52-60

:(0298) 321212, 311881

Telex 322364

Salatiga 50711- Indonesia

Fax. (0298) -321433

ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Christina Dwi Cahyaningrum

NIM : 232011139

Program Studi : Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi :

Judul : Audit Judgment Dalam Tekanan Ketaatan dan

Kompleksitas Tugas

Pembimbing : Dr. Intiyas Utami, SE, MSi, Ak, CA

Tanggal diuji :

adalah benar-benar karya Saya.

Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan

orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya

sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin

atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya

bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar

kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 7 Januari 2015

Yang memberi pernyataan,

_______________________

Christina Dwi Cahyaningrum

Page 6: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

iii

AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN

KOMPLEKSITAS TUGAS

Oleh :

Christina Dwi Cahyaningrum

NIM : 232011139

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

Disetujui oleh :

Dr. Intiyas Utami, SE, MSi, Ak, CA

Pembimbing Utama

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 7: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

iv

SARIPATI

Tekanan dari berbagai pihak berkepentingan diperkirakan mempengaruhi

auditor dalam membuat keputusan. Tugas yang rumit dan saling terkait juga

diperkirakan menghambat auditor dalam memperoleh informasi, memproses dan

menentukan audit judgment. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti keakuratan

audit judgment yang dibuat oleh auditor yunior apabila berhadapan dengan

kondisi tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas. Penelitian ini dilakukan di

Universitas Kristen Satya Wacana dengan partisipan mahasiswa S1 akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Penelitian ini menguji keakuratan audit judgment yang diberikan oleh

auditor yunior dalam keadaan tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas. Penelitian

ini menggunakan desain eksperimental 2x2x2 beetwen subject dengan total 114

partisipan mahasiswa yang berperan sebagai auditor yunior menghasilkan 80 data

siap olah. Perlakuan diberikan dalam bentuk tekanan ketaatan (tinggi dan rendah)

dan kompleksitas tugas (tinggi dan rendah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

grup yang mendapatkan perlakuan tekanan ketaatan rendah dan kompleksitas

tugas yang rendah pula akan menghasilkan audit judgment dengan keakuratan

yang tinggi.

Kata kunci: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Audit Judgment

Page 8: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

v

ABSTRACT

Pressure from other parties may impact the auditor's decision. Its complex

and interconnected assignments can also inhibit auditor to obtain the information

and process it to determine the audit judgment. This study aims to investigate the

accuracy of audit judgment. This research was conducted in Satya Wacana

Christian University's bachelor degree students of Accounting Department.

This study examined the accuracy of the audit judgment given by a junior

auditor in a state of obedience pressure and the task complexity. This study used

an experimental design 2x2x2 between subject with participants from 114

bachelor degree students of accounting role played as a junior auditor, generated

80 data ready to be analyzed. The treatment is given in the form of obedience

pressure (high and low) and the complexity of the task (high and low). The results

showed that the group who received lower obedience pressure and lower task

complexity will generate audit judgment with a higher accuracy.

Keywords: Obedience Pressure, Task Complexity, Audit Judgment

Page 9: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

vi

KATA PENGANTAR

Fresh graduated S1 Akuntansi yang bekerja pada sebuah kantor akuntan

publik tentunya telah memiliki bekal secara teori mengenai ilmu pengauditan,

namun tanpa disadari lulusan yang telah berpindah peran sebagai auditor yunior

akan menemui hal-hal yang belum tentu ditemui selama menjalani masa

perkuliahan. Tekanan yang berasal dari senior atau klien dan kompleksnya tugas

yang harus diselesaikan diduga mampu mempengaruhi auditor yunior dalam

menentukan audit judgment.

Tugas akhir ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan melalui

studi eksperimen terhadap mahasiswa sebagai penyulih auditor. Variabel tekanan

ketaatan, kompleksitas tugas dan audit judgment dibahas dalam telaah pustaka

dan pengembangan hipotesis. Metoda penelitian disajikan dengan memuat desain

penelitian eksperimen. Hasil dari analisis disajikan sebagai hasil pengujian

hipotesis. Penelitian ini diakhiri dengan simpulan, implikasi dan keterbatasan

penelitian.

Salatiga, 7 Januari 2015

Penulis

Page 10: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus yang karena anugerah-

Nya kertas kerja ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berperan selama

penelitian berlangsung hingga tugas akhir ini dapat penulis selesaikan dengan

baik. Secara khusus ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Yang terkasih papa, mama, dan Yurina. Terima kasih atas perhatian

dan doa kepada penulis sekaligus menjadi penyemangat penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir.

2. Ibu Dr. Intiyas Utami, SE, M.Si, Ak, CA selaku dosen pembimbing

yang telah memberikan inspirasi, waktu, arahan dan bimbingan

selama menyelesaikan kertas kerja.

3. Sdr. David A. Pesudo, SE, M.Ak yang telah memberikan kesempatan

bagi penulis untuk melaksanakan laboratorium eksperimen dalam

kelas Pengauditan yang beliau ampu.

4. Sdri. Giovania, Ine dan Tri Ika yang telah banyak mendukung dan

ikut bekerja keras selama pelaksanaan laboratorium eksperimen

penelitian.

5. Sdr. Isser Alberto Papilaya melalui keterampilannya membantu

penulis dalam menyelesaikan video karakteristik perusahaan sebagai

instrument penelitian.

6. Mahasiswa mata kuliah Pengauditan semester ganjil tahun ajaran

2014-2015 yang telah bersedia menjadi partisipan selama

laboratorium eksperimen berlangsung.

Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

mendukung dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Salatiga, 7 Januari 2015

Penulis

Christina Dwi Cahyaningrum

Page 11: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

viii

DAFTAR ISI

AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN KOMPLEKSITAS

TUGAS .............................................................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI .............................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJIAN .................................................................... iii

SARIPATI ....................................................................................................................... iv

ABSTRACT ........................................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vi

UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. x

DAFTAR BAGAN .......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xiii

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ...................................... 6

Tekanan Ketaatan ............................................................................................. 6

Kompleksitas Tugas ......................................................................................... 7

Audit Judgment ................................................................................................. 8

Hubungan Tekanan Ketaatan dengan Audit Judgment ................................... 10

Hubungan Kompleksitas Tugas dengan Audit Judgment ............................... 12

Interaksi Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dengan Audit Judgment .. 13

METODA PENELITIAN ............................................................................................... 14

Rancangan Penelitian ..................................................................................... 14

Teknik Analisis ............................................................................................... 16

Tugas dan Prosedur Analisis .......................................................................... 16

HASIL PENELITIAN .................................................................................................... 18

Gambaran Umum Partisipan (Subjek Penelitian) .......................................... 18

Page 12: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

ix

Manipulation Check ....................................................................................... 19

Pengujian Randomisasi .................................................................................. 20

Uji Hipotesis 1 ................................................................................................ 21

Uji Hipotesis 2 ................................................................................................ 22

Uji Hipotesis 3 ................................................................................................ 24

PENUTUP ...................................................................................................................... 27

Kesimpulan ..................................................................................................... 27

Implikasi Penelitian ........................................................................................ 28

Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 30

LAMPIRAN ........................................................................................................ 31

Page 13: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Matriks Eksperimen Penelitian ............................................................. 15

Tabel 2. Profil Partisipan .................................................................................... 17

Tabel 3. Manipulation Check pada Setiap Perlakuan ......................................... 19

Tabel 4. Hasil Uji One Way Anova ..................................................................... 20

Tabel 5. Hasil Pengujian Hipotesis 1 .................................................................. 21

Tabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis 2 .................................................................. 22

Tabel 7. Test of Between Subjects Effects pada Data Hipotesis 3 ....................... 24

Tabel 8. Estimated Marginal Means pada Data Hipotesis 3 ............................... 26

Page 14: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

xi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Alur Penelitian ..................................................................................... 14

Page 15: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Plot atas Interaksi Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas

............................................................................................................................. 25

Page 16: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Modul Penugasan Audit Grup 1 ................................................ 32

Lampiran 2. Modul Penugasan Audit Grup 2 ................................................ 46

Lampiran 3. Modul Penugasan Audit Grup 3 ................................................ 60

Lampiran 4. Modul Penugasan Audit Grup 4 ................................................ 74

Page 17: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

1

AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN

KOMPLEKSITAS TUGAS

Christina Dwi Cahyaningrum

Univesitas Kristen Satya Wacana Salatiga

[email protected]

PENDAHULUAN

Sejarah mencatat kasus Phar Mor Inc. sebagai kasus fraud yang

melibatkan auditor. Eksekutif di Phar Mor secara sengaja melakukan fraud untuk

mendapatkan keuntungan financial. Dalam melakukan fraud, top manajemen

Phar Mor membuat laporan ganda, yaitu laporan persediaan yang tidak sama

dengan laporan bulanan keuangan (monthly financial report). Dalam

mempersiapkan laporan-laporan tersebut, manajemen Phar Mor sengaja merekrut

staf dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Cooper & Lybrand. Staf-staf tersebut

yang kemudian dipromosikan menjadi vice president bidang financial dan

controler, yang kemudian terbukti turut terlibat aktif dalam fraud tersebut

(academia.edu).

Fraud seperti yang terjadi dalam kasus Phar Mor terjadi akibat tiga hal

yaitu insentive/pressure, opportunity dan rationalization/attitude. Ketiga

kondisi atau hal ini sesuai dengan yang dijelaskan dalam SAS 99 (AU316)

mengenai fraud yang timbul atas kecurangan laporan keuangan dan

penyelewengan aktiva tetap. Insentive/pressure adalah kondisi ketika

manajemen atau karyawan mendapat insentive atau tekanan (pressure) yang

menyebabkan mereka terdorong untuk melakukan fraud. Opportunity adalah

peluang terjadinya fraud akibat lemahnya atau tidak efektifnya kontrol sehingga

membuka peluang terjadinya fraud. Sedangkan rationalization/attitude

menjelaskan teori yang menyatakan bahwa fraud terjadi karena kondisi nilai-nilai

etika lokal yang memperbolehkan terjadinya fraud. Dalam kasus Phar Mor,

setidak-tidaknya top manajemen telah membuktikan satu dari tiga penyusun

triangle fraud, yaitu top manajemen telah melakukan pressure atau tekanan

terhadap auditor (Pearson 2010).

Page 18: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

2

Rochman (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kompetensi,

tekanan ketaatan, pengalaman auditor berpengaruh terhadap pendeteksian temuan

berindikasi fraud secara tidak langsung, melalui independensi sebagai variabel

intervening. Profesi auditor baik sebagai auditor keuangan pemerintah maupun

auditor keuangan swasta memiliki kode etik profesi akuntan. Di dalam standar

profesi tersebut terdapat independensi, integritas dan obyektifitas merupakan

syarat mutlak yang harus dimiliki oleh profesi akuntansi. Berdasarkan yang tertera

di dalam Standar Profesional Akuntan Publik tentang Aturan Etika Kompartemen,

auditor diharapkan mampu memenuhi standar tersebut dalam melaksanakan

profesinya.

Sesuai yang tercantum dalam Akuntan Publik Pasal 101 mengenai

independensi, dalam menjalani tugasnya, anggota KAP harus selalu

mempertahankan sikap mental independen selama memberikan jasa profesional

sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang

ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen

secara fakta (in fact) maupun secara penampilan (in appearance).

Begitupula yang tercantum dalam Akuntan Publik Pasal 102 mengenai

integritas dan obyektivitas, dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus

mempertahankan integritas dan obyektivitas, harus bebas benturan kepentingan

(conflict of interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material

(material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya

kepada pihak lain. Dalam kenyataannya, meski terdapat aturan jelas yang

mengenai independensi, integritas dan obyektivitas auditor kerap berhadapan

dengan berbagai tekananan yang mungkin akan mempengaruhi kemampuannya

dalam mengatasi situasi dilematis.

Pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor memberikan

opini dengan judgment yang didasari oleh pertimbangan terhadap perusahaan

mengenai tidak adanya keraguan dalam kelangsungan hidup perusahaan. Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP) pada seksi 341 menyebutkan bahwa auditor

bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar

terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya

dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan

Page 19: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

3

keuangan yang sedang diaudit selanjutnya periode tersebut akan disebut dengan

jangka waktu pantas (Institut Akuntan Publik Indonesia 2011).

Audit judgment suatu pertimbangan yang dibuat oleh auditor yang dinilai

dapat mempengaruhi dokumentasi bukti dan keputusan pendapat. Dalam

pembuatan judgment, auditor memiliki kesadaran bahwa pertanggung jawaban

merupakan faktor yang cukup penting karena penilaiannya akan ditinjau dan

dimintai keterangan. Judgment mengacu pada aspek kognitif dalam proses

pengambilan keputusan dan mencerminkan perubahan dalam evaluasi, opini dan

sikap. Kualitas judgment menunjukkan seberapa baik kinerja seorang auditor

dalam melaksanakan tugasnya.

Faktor eksternal mempengaruhi auditor dalam membuat keputusan. Faktor

eksternal datang dari dalam perusahaan yaitu obedience pressure (tekanan

ketaatan) dan comformity pressure (tekanan kesesuaian), yang dapat memberikan

pengaruh langsung terhadap keputusan auditor (Faisal 2007). Selain itu banyak

faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam pembuatan audit

judgment, baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Salah satu contoh faktor

teknis yaitu adanya pembatasan lingkup atau waktu audit, sedangkan faktor non

teknis seperti aspek-aspek perilaku individu yang dinilai dapat mempengaruhi

audit judgment yaitu: gender, tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengalaman

auditor, pengetahuan dan sebagainya.

Auditor mungkin akan merasa berada dalam tekanan ketaatan ketika

mendapatkan perintah dari atasan maupun permintaan dari klien untuk melakukan

apa yang mereka inginkan dan mungkin bertentangan dengan standar dan etika

profesi auditor. Tekanan ketaatan dari atasan menjadi hal yang cukup ditakutkan

oleh seorang auditor karena tekanan atasan menimbulkan konsekuensi yang

memerlukan biaya, seperti halnya tuntutan hukum, hilangnya profesionalisme dan

hilangnya kepercayaan publik dan kredibilitas sosial (DeZoort dan Lord 1994).

Individu yang memiliki kekuasaan dapat mempengaruhi perilaku orang lain

melalui perintah yang diberikan. Dengan kata lain, auditor yang merasa dibawah

tekanan akan menunjukkan perilaku dysfunctional dengan menyetujui melakukan

kesalahan ataupun pelanggaran etika, termasuk dalam pembuatan judgment. Hal

Page 20: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

4

ini menunjukkan bahwa tekanan yang diterima oleh auditor akan mempengaruhi

baik atau buruknya kualitas suatu pengauditan.

Jamilah dkk (2007) melakukan penelitian terhadap auditor yang bekerja

pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur mengemukakan bahwa tekanan

ketaatan berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Auditor yang

berada dalam tekanan dan mendapati perintah dari atasan maupun klien untuk

melakukan perilaku yang menyimpang dari standar profesional. Auditor yunior

cenderung untuk mentaati perintah tersebut, hal ini menunjukkan bahwa auditor

yunior tidak memiliki keberanian untuk tidak mentaati perintah atasan maupun

klien, walaupun instruksi tersebut tidak tepat. Auditor yunior cenderung untuk

tidak mengambil resiko untuk mencari pekerjaan lain atau kehilangan klien

sebagai konsekuensi menentang perintah atasan maupun klien yang dianggap

menyimpang dari standar profesional.

Terdapat beberapa penelitian berkenaan dengan variabel yang

mempengaruhi audit judgment, terkhusus yang menggunakan variabel tekanan

ketaatan dan kompleksitas tugas. Penelitian-penelitian tersebut telah

memunculkan sintesis yang berhubungan dengan variabel independen tekanan

ketaatan dan kompleksitas tugas terhadap variabel audit judgment. Sehingga

memotivasi penelitian dengan variabel tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas

terhadap audit judgment kembali dilakukan dengan terdapat perbedaan insentif

perlakuan selama penilitian.

Auditor merupakan profesi yang erat kaitannya dengan kondisi stres, hal

ini disebabkan karena auditor tidak hanya harus menghadapi konflik peran tetapi

juga tingkat kompleksitas tugas yang tinggi dari pekerjaan audit yang dihadapi.

Selain itu auditor menghadapi tekanan pekerjaan yang dibawa oleh tuntutan

presisi tinggi dan skeptisisme profesional tanggung jawab mereka untuk

menghasilkan laporan audit yang berkualitas tinggi. Jones, Norman dan Wier

(2010) menyatakan bahwa ada beberapa atribut yang berhubungan dengan karir

auditor yang dapat menyebabkan situasi yang sulit yang menempatkan mereka

dilingkungan kerja stres, yaitu ketika auditor berada di musim sibuk yang

membuat mereka stress karena mereka harus bekerja selama lebih dari sepuluh

jam per hari, dalam jangka waktu yang terbatas selama beberapa bulan.

Page 21: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

5

Kompleksnya suatu pekerjaan juga dinilai dapat mempengaruhi seseorang

dalam menjalankan tugasnya dan mempengaruhi kualitas pekerjaannya (Tan dan

Alison 1999). Rumit dan kompleksnya suatu pekerjaan dapat mendorong

seseorang untuk melakukan kesalahan-kesalahan selama pengerjaan tugas. Dalam

bidang audit, kesalahan-kesalahan dapat terjadi pada saat mendapatkan,

memproses dan mengevaluasi informasi. Kesalahan-kesalahan tersebut akan

mengakibatkan tidak tepatnya keputusan maupun audit judgment. Auditor

berpotensi menghadapi permasalahan yang kompleks dan beragam mengingat

banyaknya bidang pekerjaan dan jasa yang dapat diberikan kepada klien.

Bonner (1994) mengemukakan terdapat tiga alasan pengujian terhadap

kompleksitas tugas untuk sebuah situasi audit perlu dilakukan: 1) kompleksitas

tugas diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang auditor; 2) sarana

dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan

sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas

audit; 3) pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu

tim manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan

tugas audit.

Hasil penelitian Chung dan Monroe (2001), menyimpulkan bahwa

kompleksitas tugas yang tinggi berpengaruh terhadap judgment yang diambil oleh

auditor. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Abdolmohammadi dan

Wright (1986), menyatakan bahwa terdapat perbedaan judgment yang diambil

oleh auditor dalam kondisi tugas dengan tingkat kompleksitas tinggi dan

kompleksitas rendah. Berbeda dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Zulaikha

(2002) yang meneliti mahasiswa S1 lulusan jurusan akuntansi yang sedang

menempuh Program Pendidikan Akuntansi (PPA) dan Program Magister Sains

Akuntansi (Maksi) menemukan bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh

signifikan terhadap audit judgment.

Dalam beberapa penelitian terdapat hasil research yang inkonkusif atau

bertentangan satu dengan yang lain memotivasi riset penelitian pengaruh tekanan

ketaatan dan kompleksitas tugas terhadap audit judgment yang dihasilkan oleh

auditor yunior. Auditor yunior yang diperhadapkan dengan kondisi tekanan

Page 22: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

6

ketaatan dan kompleksitas tugas dalam melaksanakan penugasan audit

menghasilkan judgment yang berbeda.

Desain penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan subjek

mahasiswa S1 jurusan akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Kristen Satya Wacana (FEB UKSW) yang sedang menempuh mata kuliah

Pengauditan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tekanan ketaatan dan

kompleksitas tugas yang dikondisikan dengan perelakuan yang tinggi dan rendah

akan mempengaruhi pengambilan keputusan audit judgment yang dilakukan oleh

mahasiswa, dalam hal ini berperan sebagai auditor yunior. Manfaat penelitian ini

secara teori, dapat memberikan kontribusi dalam menambah pengetahuan dalam

bidang audit sehingga dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.

Sedangkan secara praktis, diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada

auditor bahwa terdapat perbedaan keakuratan judgment dalam kondisi tekanan

ketaatan dan kompleksitas tugas.

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Tekanan Ketaatan

Tekanan ketaatan merupakan kondisi yang dialami seorang auditor apabila

dihadapkan pada sebuah dilema penerapan standar profesi auditor (Jamilah dkk

2007). Pimpinan maupun klien dapat saja menekan auditor untuk melakukan

perbuatan yang menyimpang dari standar profesi auditor. Hal ini tentunya

menimbulkan tekanan pada diri auditor untuk menuruti atau tidak menuruti atas

permintaan pimpinan atau klien yang menyimpang, sehingga seorang auditor

sering kali diperhadapkan kepada situasi dilema penerapan standar profesi auditor

dalam pengambilan keputusannya. Kekuasaan pimpinan dan klien menyebabkan

auditor tidak lagi independen, karena ia menjadi tertekan dalam melakukan

pekerjaannya.

Tekanan ketaatan timbul akibat kesenjangan ekspektasi antara entitas yang

diperiksa dengan auditor yang menimbulkan konflik bagi auditor. Sesuai dengan

standar audit umum (general audit), auditor dituntut untuk dapat memberikan

Page 23: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

7

pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan entitas. Pemberian opini wajar

tanpa pengecualian yang tidak disertai bukti audit yang memadai dapat berubah

dari masalah standar audit menjadi masalah kode etik. Apabila auditor memenuhi

tuntutan entitas, hal tersebut dapat dikatakan sebagai pelanggaran atas standar

profesi auditor. Ketika auditor menolak untuk memenuhi tuntutan atas keinginan

pimpinan maupun klien, auditor dianggap berhasil dalam penerapan standar

profesi audit.

Tekanan-tekanan dalam penugasan audit ini bisa dalam bentuk anggaran

waktu, tenggat waktu, justifikasi maupun akuntabilitas dari pihak-pihak yang

memiliki kekuasaan dan kepentingan seperti partner dan klien. Tekanan yang

dianggap sebagai keterbatasan inilah yang membuat auditor mengambil tindakan

yang melanggar standar pemeriksaan. Sebagai konsekuensinya, auditor tidak lagi

dapat melaksanakan tugas audit dengan tidak independen dan melanggar standar

yang ada bahkan auditor tidak lagi dapat melaksanakan tugasnya karena

mendapatkan sanksi berupa pemberhentian penugasan dari klien. Pernyataan ini

memungkinkan bahwa dalam pengambilan keputusannya auditor tidak lagi

independen.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tekanan ketaatan

auditor adalah tekanan yang diterima oleh auditor dalam menghadapi atasan dan

klien untuk melakukan tindakan menyimpang dari standar profesi auditor.

Tekanan ketaatan dapat diukur dengan keinginan untuk tidak memenuhi

keinginan klien untuk berperilaku menyimpang dari standar profesional, akan

menentang klien karena menegakkan profesionalisme dan akan menentang atasan

jika dipaksa melakukan hal yang bertentangan dengan standar profesional dan

moral (Jamilah dkk 2007).

Kompleksitas Tugas

Auditor selalu dihadapkan dengan tugas yang banyak, berbeda-beda dan

saling terkait satu sama lainnya. Menurut Jamilah dkk (2007) kompleksitas

merupakan sulitnya suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas,

Page 24: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

8

daya ingat serta kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki oleh

seorang pembuat keputusan. Dua aspek penyusun kompleksitas tugas yaitu tingkat

kesulitan tugas dan struktur tugas. Tingkat kesulitan tugas dikaitkan dengan

banyaknya informasi tentang tugas tersebut, sementara struktur terkait dengan

kejelasan informasi (information clarity).

Beberapa tugas audit dipertimbangkan sebagai tugas dengan kompleksitas

tinggi dan sulit, sementara yang lain mempersepsikannya sebagai tugas yang

mudah. Persepsi ini menimbulkan kemungkinan bahwa suatu tugas audit sulit

bagi seseorang, namun mungkin juga mudah bagi orang lain. Restuningdiah dan

Indriantoro (2000), menyatakan bahwa kompleksitas muncul dari ambiguitas dan

struktur yang lemah, baik dalam tugas-tugas utama maupun tugas-tugas lain. Pada

tugas-tugas yang membingungkan (ambigous) dan tidak terstruktur, alternatif-

alternatif yang ada tidak dapat diidentifikasi, sehingga data tidak dapat diperoleh

dan hasilnya tidak dapat diprediksi.

Chung dan Monroe (2001) mengemukakan argumen yang sama, bahwa

kompleksitas tugas dalam pengauditan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1)

Banyaknya informasi yang tidak relevan dalam arti informasi tersebut tidak

konsisten dengan kejadian yang diprediksikan; 2) Adanya ambiguitas yang tinggi,

yaitu beragam outcome (hasil) yang diterapkan oleh klien dari kegiatan

pengauditan.

Peningkatan kompleksitas dalam suatu tugas atau sistem, akan

menurunkan tingkat keberhasilan tugas tersebut (Restuningdiah dan Indrianto

2000). Terkait dengan pengauditan, tingginya kompleksitas tugas dalam audit ini

dapat mempengaruhi auditor untuk berperilaku dysfungtional dalam menentukan

audit judgment.

Audit Judgment

Judgment auditor adalah pertimbangan auditor dalam menanggapi

informasi yang ada yang akan mempengaruhi opini akhir dalam suatu pelaporan

audit. Pertimbangan pribadi auditor tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai

faktor, salah satunya adalah faktor perilaku individu.

Page 25: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

9

Menurut Mulyadi (2002) audit judgment adalah kebijakan auditor dalam

menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan

suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau

jenis peristiwa lain. Proses audit atas laporan keuangan dilaksanakan oleh auditor

melalui empat tahap utama yaitu: 1) perencanaan; 2) pemahaman; 3) pengujian

struktur pengendalian intern; serta 4) penerbitan laporan audit.

Tanggungjawab yang besar seorang auditor yang sedang melaksanakan

tugas audit terletak pada kemampuan mereka dalam membuat keputusan yang

tepat berdasarkan pertimbangan atas keterangan dan bukti-bukti yang tersisa.

Proses audit memerlukan penggunaan pertimbangan hampir pada setiap tahap

audit. Pertimbangan-pertimbangan tersebut tidak hanya berpengaruh pada jenis

opini yang diberikan auditor, tetapi juga berpengaruh dalam hal efisiensi

pelaksanaan tugas audit (Jamilah dkk 2007). Dalam kaitannya dengan laporan

keuangan, judgement yang diputuskan oleh auditor akan berpengaruh kepada

opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan (Irwanti 2011).

Sebelum penelitian ini dibuat peneliti-peneliti terdahulu telah melakukan

penelitian yang berkaitan dengan tekanan ketaatan, kompleksitas tugas dan audit

judgment. Penelitian yang dilakukan oleh Zulaikha pada tahun 2006, menguji

pengaruh interaksi gender, kompleksitas tugas dan pengalaman auditor dengan

melakukan survey terhadap mahasiswa lulusan S1 jurusan akuntansi yang sedang

menempuh Program Pendidikan Profesi Akuntan (PPA) dan Program Magister

Sains Akuntansi (Maksi). Sebagai auditor, peran ganda perempuan ternyata tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap akuratnya informasi yang diproses dalam

membuat judgment. Kompleksitas tugas tidak berpengaruh signifikan terhadap

keakuratan judgment, demikian pula ketika kompleksitas berinteraksi (interaction

effects) dengan peran gender, pengaruh tersebut juga tidak signifikan. Pengalaman

sebagai auditor berpengaruh langsung terhadap judgment. Demikian pula ketika

isu gender berinteraksi dengan pengalaman tugas sebagai auditor, maka interaksi

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap judgment.

Penelitian mengenai pengaruh orientasi tujuan dan kompleksitas tugas

pada kinerja audit judgment yang dilakukan oleh Sanusi dkk (2007) dengan

melakukan survey terhadap auditor yang bekerja pada KAP di Malaysia

Page 26: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

10

mengemukakan bahwa orientasi tujuan pembelajaran berhubungan positif dengan

audit judgment performance. Orientasi tujuan penghindaran kinerja dan

kompleksitas tugas berhubungan negatif dengan audit judgment performance.

Orientasi tujuan pendekatan kinerja berinteraksi dengan kompleksitas tugas

rendah berhubungan positif dengan audit judgment performance.

Jamilah dkk (2007) meneliti pengaruh gender, tekanan ketaatan dan

kompleksitas tugas terhadap audit judgment melalui pengumpulan data berupa

kuesioner dengan cara disampaikan langsung dan sebagian melalui mail survey ke

KAP yang ada di Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan gender tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap judgment, tekanan ketaatan berpengaruh

secara signifikan terhadap audit judgment, kompleksitas tugas tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap audit judgment.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartanto dan

Indra (2001) mengenai analisis pengaruh tekanan ketaatan terhadap judgment

auditor dengan menyebar distribusi kuesioner pada 280 mahasiswa jurusan

akuntansi UGM, UII Yogyakarta, UNDIP dan UNS. Penelitian tersebut

menyatakan bahwa tekanan ketaatan secara signifikan berpengaruh terhadap audit

judgment. Autoritarianisme tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

judgment auditor yang mendapatkan tekanan ketaatan, dan gender tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap judgment auditor yang mendapatkan

tekanan ketaatan.

Kualitas judgment yang dikeluarkan oleh auditor dihasilkan dari ketepatan

auditor untuk melakukan audit judgment. Audit judgment yang dihasilkan auditor

secara umum dipengaruhi oleh aspek-aspek individual yang meliputi antara lain

tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas. Aspek-aspek individual tersebut

mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku individu.

Hubungan Tekanan Ketaatan dengan Audit Judgment

Dalam penugasannya, auditor secara terus menerus berhadapan dengan

dilema etika yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan (Jamilah

dkk 2007). Semakin auditor mengalami tekanan dalam melaksanakan tugas

Page 27: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

11

auditnya akan berpeluang besar terhadap dilema etika yang akan dialami oleh

auditor, hal tersebut selanjutnya disebut sebagai tekanan ketaatan.

Tekanan ketaatan dapat berasal dari internal maupun eksternal. Tekanan

dari internal auditor sendiri dapat berupa tekanan yang biasanya berkaitan dengan

permasalahan keuangan akibat sifat serakah, kesadaran akan kebutuhan yang

tinggi ataupun dalam kaitannya dengan job performance (perilaku takut

kehilangan pekerjaan maupun keinginan untuk mendapatkan promosi). Tekanan

dari eksternal dapat berasal dari pimpinan dan klien. Pada keadaan tersebut

auditor diperhadapkan dengan berbagai instruksi, perintah, tekanan, standar audit

atau etika profesi yang harus dipatuhi. Perintah atasan, keinginan klien ataupun

individu yang memiliki otoritas dapat mempengaruhi proses pembuatan audit

judgment yang tidak jarang perintah ataupun instruksi tersebut berindikasi untuk

melanggar atau menyimpang dari prinsip etika profesi yang ada.

Tekanan yang diterima auditor dari klien menyebabkan auditor merasa

dibawah tekanan dan cenderung berperilaku dysfunctional dengan menyetujui

kesalahan, pelanggaran etika sampai proses pembuatan audit judgment yang

mengakibatkan independensi auditor berkurang dan mempengaruhi kualitas

judgment untuk memberikan opini atas laporan keuangan auditan sesuai yang

diharapkan oleh klien. Hal ini sesuai dengan pemaparan Hartanto (2009) yang

menyebutkan bahwa auditor yang mendapatkan perintah tidak tepat, baik dari

atasan maupun klien cenderung akan berperilaku menyimpang dari standar

profesional.

Jamilah dkk (2007) berkesimpulan bahwa tekanan ketaatan dapat diukur

dengan keinginan untuk tidak memenuhi keinginan klien untuk berperilaku

menyimpang dari standar profesional akan menentang klien karena menegakkan

profesionalisme dan akan menentang atasan jika dipaksa melakukan hal yang

bertentangan dengan standar profesional dan moral. Semakin tinggi auditor

mendapatkan tekanan ketaatan, maka dimungkinkan auditor akan menunjukan

perilaku yang menyimpang.

Penulis hendak meneliti dengan membandingkan dua kondisi tekanan

ketaatan yang berbeda yaitu tekanan ketaatan yang diberikan dengan sangat

Page 28: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

12

intensif (tinggi) dengan tekanan ketaatan yang tidak diberikan dengan intensif

(rendah).

Berdasarkan argumentasi dan riset terdahulu, maka dapat dirumuskan

hipotesis pertama sebagai berikut:

H1: Audit judgment dalam kondisi tekanan ketaatan tinggi

menunjukkan keakuratan yang lebih rendah dibanding audit

judgment dalam kondisi tekanan ketaatan rendah.

Hubungan Kompleksitas Tugas dengan Audit Judgment

Kompleksitas tugas merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja audit judgment. Pemahaman mengenai kompleksitas audit

yang berbeda dapat membantu para manajer membuat tugas lebih baik dan

pelatihan pengambilan keputusan (Bonner 2002). Tingkat sulitnya tugas selalu

dikaitkan dengan banyaknya informasi tentang tugas tersebut, sementara struktur

tugas terkait dengan kejelasan informasi (information clarity). Adanya

kompleksitas tugas yang tinggi dapat mempengaruhi keakuaratan judgment yang

dibuat oleh auditor.

Kompleksitas tugas diartikan sebagai kerumitan atas tugas yang beragam,

terdiri dari bagian-bagian yang banyak, berbeda dan saling terkait satu dengan

yang lain dan dapat pula dipengaruhi oleh kompleksitas tugas dari peran. Tingkat

kerumitan yang dihadapi oleh auditor dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan

oleh auditor dalam memproses informasi yang kemudian dipakai dalam

pengambilan keputusan audit atau audit judgment.

Kompleksitas dapat dijadikan alat dalam meningkatkan kualitas hasil

pekerjaan (Libby 1995). Menurut penelitian Tan dan Alison (1999), kualitas hasil

pekerjaan dibagi berdasarkan kompleksitasnya, yaitu hasil kerja dengan

kompleksitas yang rendah, sedang dan tinggi serta penambahan variabel

kemampuan pemecahan masalah sebagai salah satu variabel yang juga

mempengaruhi interaksi akuntabilitas individu dengan hasil pekerjaannya dan

Page 29: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

13

menyimpulkan bahwa akuntabilitas, pengetahuan dan kompleksitas kerja

mempengaruhi kualitas hasil kerja.

Dalam kasus lingkungan audit, penting untuk mempelajari kompleksitas

tugas karena kompleksitas tugas dapat berdampak pada kinerja audit judgment,

dan pemahaman mengenai kompleksitas tugas audit yang berbeda yang dapat

membantu para manajer membuat tugas lebih baik dan pelatihan pengambilan

keputusan (Bonner 1994).

Hasil penelitian Chung dan Monroe (2001) menyatakan bahwa

kompleksitas tugas yang tinggi berpengaruh terhadap judgment yang diambil oleh

auditor. Auditor merasa bahwa tugas audit yang dihadapinya merupakan tugas

yang kompleks sehingga auditor mengalami kesulitan dalam melakukan tugas dan

tidak dapat membuat judgment profesional, akibatnya judgment yang dibuat tidak

sesuai dengan bukti yang diperoleh.

Penulis hendak meneliti dengan membandingkan dua kondisi kompleksitas

tugas yang berbeda yaitu kompleksitas tugas yang diberikan berupa tugas yang

banyak, berbeda (beragam jenis), dan rumit (saling terkait satu dengan yang lain)

dengan kompleksitas tugas yang diberikan berupa tugas yang sedikit dan terdiri

dari satu jenis tugas audit.

Berdasarkan riset terdahulu dan argumentasi diatas, maka dapat

dirumuskan hipotesis dua sebagai berikut:

H2: Audit judgment dalam kondisi kompleksitas tugas tinggi

menunjukkan keakuratan yang lebih rendah dibanding audit

judgment dalam kompleksitas tugas rendah.

Interaksi Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dengan Audit Judgment

Hasil penelitian Jamilah dkk (2007) dan Hartanto dan Indra (2001)

menunjukkan bahwa tekanan ketaatan berpengaruh signifikan terhadap audit

judgment. Ketika auditor diperhadapkan dengan tekanan dari pimpinan maupun

klien, akan mempengaruhi perilaku auditor dalam pengambilan keputusan.

Page 30: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

14

Judgment yang diberikan auditor bisa jadi menyimpang dari standar profesi

karena auditor mendapat tekanan untuk mengikuti keinginan pimpinan dan klien.

Semakin auditor merasa tertekan, akan mempengaruhi independensi

auditor dalam memberikan judgment yang tentunya berpengaruh terhadap opini

yang diberikan. Auditor yang tidak dalam keadaan tertekan dimungkinkan mampu

memberikan judgment yang tidak menyimpang dari standar profesi akuntan.

Kompleksnya suatu tugas yang dikerjakan oleh auditor juga mampu

auditor dalam memberikan judgment dalam penugasan audit. Semakin rumit,

berbeda-beda dan saling terkait satu dengan yang lain mempengaruhi kinerja audit

dalam mengambil sebuah keputusan. Auditor yang dihadapkan dengan tugas yang

tidak begitu kompleks dimungkinkan mampu memberikan judgment dengan

keakuratan yang baik dan tidak menyimpang dari standar profesi akuntan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H3: Dalam kondisi tekanan ketaatan rendah dan kompleksitas

tugas rendah audit judgment menunjukkan keakuratan yang

paling tinggi.

METODA PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan studi eksperimental 2 x 2 x 2 between-

subject. Penelitian ini menggunakan variabel audit judgment sebagai variabel

independen serta variabel tekanan ketaatan dan variabel kompleksitas tugas

sebagai variabel dependen. Percobaan dilakukan di kelas dengan mahasiswa

akuntansi yang sedang mengambil mata kuliah pengauditan sebagai subjek

eksperimen. Dalam penugasan audit, auditor yunior diberi tugas yang bersifat

teknis dan kompleks. Hasil dari penugasan yang diberikan ke auditor yunior dapat

memberikan kontribusi terhadap auditor senior maupun rekan kerja dalam

Page 31: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

15

memberikan opini audit. Pada awal percobaan, seluruh partisipan dibagi dalam

empat kelompok secara acak dan masing-masing kelompok diberi perlakuan yang

berbeda dalam tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas.

Bagan 1

Alur Eksperimen

Pemilihan subjek dengan mahasiswa sebagai penyulih auditor yunior

didasarkan pada asumsi bahwa mahasiswa telah lulus dari mata kuliah

pengauditan dan bekerja di kantor akuntan sebagai auditor yunior. Pada umumnya

auditor yunior sangat rentan atas pengaruh tekanan dari lingkungan yang memiliki

otoritas lebih tinggi.

Mahasiswa yang berperan sebagai auditor yunior mempelajari

karakteristik melalui video eksperimen yang telah disiapkan oleh peneliti. Dalam

video tersebut berisikan profil KAP tempat auditor yunior bekerja, profil

pimpinan KAP, profil klien yaitu perusahaan bidang otomotif, profil pimpinan

klien serta cuplikan statement dari pimpinan KAP dan klien yang menunjukkan

tinggi rendahnya tekanan yang diberikan kepada auditor yunior.

Dalam penugasannya, auditor yunior diminta menentukan tingkat potensi

salah saji yang dilakukan oleh klien berdasarkan tingkat kompleksitas sebuah

tugas yang telah disiapkan oleh peneliti sesuai dengan perbedaan perlakuan yang

telah didesain oleh peneliti. Modul penugasan audit yang telah dibuat menyajikan

skala likert 0 sampai 100, dengan angka nol menunjukkan potensi salah saji yang

dilakukan oleh klien tidak material dan angka 100 menujukkan potensi salah saji

yang dilakukan oleh klien material. Modul penugasan audit tersebut disusun

berdasarkan adopsi dari penelitian eksperimen milik Intiyas dan Supriyadi pada

tahun 2012.

Pembagian Kelompok

Eskperimen

Distribusi Modul

Penugasan Audit

Pengerjaan Modul

Penugasan Audit

Pengumpulan Modul

Penugasan Audit

Debriefing

Page 32: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

16

Teknik Analisis

Pengujian hipotesis penelitian ini diuji menggunakan uji independensi t-

test pada hipotesis satu dan hipotesis dua. Pengujian hipotesis tiga menggunakan

two way Anova untuk melihat adanya interaksi atau tidaknya antar dua variabel

bebas.

Tugas dan Prosedur Analisis

Subjek dibagi dalam empat kelompok secara acak dengan perlakuan yang

berbeda di setiap kelompoknya yaitu perlakuan tekanan ketaatan yang tinggi,

tekanan ketaatan rendah, kompleksitas tugas yang tinggi dan kompleksitas tugas

yang rendah. Matriks desain penelitian eksperimental dijelaskan ke dalam Tabel

1.

Tabel 1

Matriks Eksperimen Penelitian

Kompleksitas Tugas

Tinggi Rendah

Tekanan Ketaatan Tinggi Grup 1 Grup 2

Rendah Grup 3 Grup 4

Tabel 1 menunjukkan empat kelompok eksperimen, terdiri dari grup 1

(tekanan ketaatan tinggi – kompleksitas tugas tinggi), grup 2 (tekanan ketaatan

tinggi – kompleksitas tugas rendah), grup 3 (tekanan ketaatan rendah –

kompleksitas tugas tinggi) dan grup 4 (tekanan ketaatan rendah – kompleksitas

tugas rendah).

Subjek dimanipulasi sesuai matriks eksperimen. Penulis telah menyiapkan

modul yang berbeda untuk setiap kelompok eksperimen. Dalam pelaksanaannya,

penulis membagi total partisipan ke dalam dua ruang yang berbeda perlakuannya.

Ruang pertama dengan perlakuan tekanan ketaatan tinggi dengan pengerjaan

modul kompleksitas tugas tinggi dan rendah, sementara ruang kedua dengan

perlakuan tekanan ketaatan rendah.

Page 33: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

17

Tahap pertama, partisipan mempelajari karakter klien melalui video yang

telah dipersiapkan dengan jenis tekanan ketaatan yang berbeda. Dalam video

tersebut menayangkan karakteristik bisnis klien dan kemudian terdapat tekanan

yang diberikan oleh pimpinan KAP dan pimpinan klien. Grup 1 diberi modul

berisikan penugasan audit dengan kompleksitas tugas yang tinggi bermula dari

observasi persediaan di gudang, pengecekan atas piutang, pengecekan laporan atas

persediaan di gudang dan rekonsiliasi bank. Penugasan yang berbeda-beda inilah

yang membuat partisipan kesulitan dalam menentukan potensi salah saji. Selain

itu partisipan diberikan perlakuan yang intensif sehingga memberikan tekanan

untuk mengikuti kemauan atasan maupun klien. Sementara seorang auditor harus

independen dalam mengerjakan penugasan audit termasuk dalam memberikan

judgment, dalam kondisi inilah auditor merasa didalam tekanan ketaatan.

Grup 2 menerima perlakuan yang sama dengan grup 1 dalam hal tekanan

ketaatan yang tinggi, sementara mendapatkan penugasan audit yang lebih

sederhana yaitu penugasan dalam satu lingkup yang sama, yaitu pengecekan atas

persediaan di gudang. Sementara di grup 3 menerima penugasan audit yang

kompleks seperti hal nya grup 1 dan perlakuan tekanan ketaatan yang rendah,

partisipan dalam grup 3 tidak menerima tekanan dari atasan maupun klien untuk

mengikuti keinginannya sehingga independensi dari auditor yunior dalam grup 3

diprediksi tidak mengalami kegoyahan dalam memberikan audit judgment.

Sementara grup 4 menerima perlakuan tekanan ketaatan yang rendah dan

penugasan audit yang sederhana, hal ini memungkinkan auditor yunior akan

menyelesaikan tugas audit dengan tepat waktu dan maksimal tanpa adanya

ancaman independensi dalam pemberian audit judgment dari atasan maupun klien,

sehingga dimungkinkan munculnya judgment terbaik yang dihasilkan oleh grup 4.

Pengerjaan modul penugasan audit berlangsung selama satu jam di setiap

pertemuan kelompok. Selama waktu yang diberikan, partisipan diharapkan dapat

menyelesaikan seluruh penugasan audit walaupun mengalami perlakuan yang

berbeda di setiap kelompok eksperimen. Modul yang sudah dikerjakan kemudian

dikumpulkan dan nantinya diolah oleh peneliti. Setelah eksperimen selesai

dilakukan, peneliti mengembalikan suasana yang telah dimanipulasi (debriefing).

Page 34: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

18

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Partisipan (Subjek Penelitian)

Data penelitian dikumpulkan dengan melakukan eksperimen di Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana kepada mahasiswa kelas

pengauditan. Partisipan yang telah lolos dari lima pertanyaan manipulasi sebanyak

100 dari total 114 mahasiswa, kemudian peneliti mengambil 80 data siap olah.

Adapun profil partisipan yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini

ditujukan dalam Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2

Profil Partisipan

Keterangan Total Presentase

Jenis Kelamin:

Pria 27 34%

Wanita 53 66%

Umur:

19 5 6%

20 58 73%

21 16 20%

≥ 22 1 1%

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK):

2.01 - 2.99 26 33%

3.00 - 3.49 29 36%

≥ 3.50 25 31%

Semester:

5 72 90%

7 8 10%

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Tabel 2 memberikan informasi bahwa partisipan pria berjumlah 27 orang

(34%) dan partisipan wanita berjumlah 53 orang (66%). Mayoritas partisipan

telah menempuh kuliah selama 2 tahun, yaitu sebanyak 72 partisipan sedang

menempuh semester ganjil tahun ajaran 2014-2015 (semester 5) sedangkan

sisanya sedang menempuh semester 7 (8 partisipan). Terhitung sebanyak 26 orang

(33%) memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dalam range 2.01-2.99; 29 orang

(36%) dengan range IPK 3.00-3.49; dan 25 orang (31%) memiliki IPK ≥ 3.50.

Page 35: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

19

Dalam penelitian ini, partisipan berperan sebagai auditor yunior yang

bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Tahap pertama, partisipan dibagi ke

dalam 4 kelompok dengan perlakuan yang berbeda. Partisipan menerima

penugasan audit dengan kompleksitas tugas yang berbeda di masing-masing

kelompok sesuai dengan perlakuan tekanan ketaatan pada tiap kelompok. Pada

awal penugasan, partisipan diberi kuesioner pengecekan manipulasi dengan

memberikan penilaian terhadap kemungkinan munculnya tekanan negatif apabila

partisipan mendapatkan tekanan ketaatan yang berasal dari pimpinan KAP dan

pimpinan klien. Berikutnya partisipan diminta untuk mengerjakan penugasan

audit yang disesuaikan dengan perlakuandi masing-masing kelompok. Pada akhir

penugasan, partisipan diminta untuk mengisi judgment akhir.

Manipulation Check

Manipulation check atau pengecekan manipulasi dalam tekanan ketaatan

maupun kompleksitas tugas memiliki rata-rata teoritis sebesar 55, menyimpulkan

bahwa apabila partisipan dalam kondisi tekanan ketaatan tinggi maka

akanmemberikan score lebih dari 55, sebaliknya apabila dalam kondisi tekanan

ketaatan rendah akan memberikan score kurang dari 55.

Tabel 3

Manipulation Check pada Setiap Perlakuan

Variabel Teoritis Fakta

Range Mean Range Mean

Tekanan Ketaatan

Tinggi 10 – 100 55 40 - 100 61.344

Rendah 10 – 100 55 10 - 80 53.875

Kompleksitas Tugas

Tinggi 10 – 100 55 30 - 80 71.594

Rendah 10 – 100 55 20 - 80 43.625

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Tabel 3 menunjukkan partisipan mengalami tekanan ketaatan tinggi

dengan range 40-100, rata-rata 61.344 yang melebihi rata-rata teoritis yaitu 55.

Sedangkan dalam perlakuan yang berlawanan, partisipan mengalami tekanan

Page 36: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

20

ketaatan rendah dengan range 10-80, score rata-rata 53.875 menunjukan dibawah

score rata-rata teoritis yaitu 55. Partisipan menyelesaikan penugasan dengan

tingkat kompleksitas tugas tinggi dengan range 30-100, rata-rata 53.875 yang

melebihi rata-rata teoritis yaitu 55. Sedangkan dalam penugasan yang berbeda,

partisipan menyelesaikan penugasan dengan tingkat kompleksitas tugas yang

rendah dengan range 20-80, rata-rata 43.625 menunjukan dibawah score rata-rata

teoritis yaitu 55.

Berdasarkan hasil manipulation check dapat disimpulkan bahwa seluruh

partisipan telah menerima treatment manipulation yang sesuai atas tekanan

ketaatan maupun kompleksitas tugas. Sehingga dapat dilanjutkan untuk

melakukan pengujian berikutnya.

Pengujian Randomisasi

Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis, dilakukan pengujian

randomisasi atas demografi atas profil partisipan menggunakan Uji One Way

Anova. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor demografi

mempengaruhi pengambilan keputusan.

Tabel 4

Hasil Uji One Way Anova

Mean Square Sig. Keterangan

Jenis Kelamin:

Between Groups 347.524 0.286 Tidak Berpengaruh

Within Groups 301.673

Usia:

Between Groups 438.139 0.702 Tidak Berpengaruh

Within Groups 23439.908

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK):

Between Groups 1153.262 0.149 Tidak Berpengaruh

Within Groups 22724.785

Page 37: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

21

Semester:

Between Groups 185.035 0.437 Tidak Berpengaruh

Within Groups 23693.012

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Berdasarkan empat indikator yang telah ditentukan, keempatnya tidak

memenuhi nilai significancy (Sig.) lebih kecil dari alpha (0.05), sehingga dapat

disimpulkan bahwa keempat indikator tidak mempengaruhi penilaian atas audit

judgment yang diberikan oleh auditor junior. Randomisasi dengan demikian

dikatakan efektif karena hanya perlakuan yang mempengaruhi audit judgment

subjek.

Uji Hipotesis 1

Hubungan Tekanan Ketaatan dengan Audit Judgment

Hipotesis 1 pada penelitian ini menyatakan bahwa audit judgment dalam

kondisi tekanan ketaatan tinggi akan menunjukkan keakuratan yang lebih rendah

dibanding audit judgment dalam kondisi tekanan ketaatan rendah. Pengujian

dilakukan dengan Uji Sample T-test dengan dua populasi yang independen yaitu

grup 1 yang mengalami perlakuan tekanan ketaatan tinggi dan grup 3 yang

mengalami perlakuan tekanan ketaatan yang rendah.

Tabel 5

Hasil Pengujian Hipotesis 1

Mean Std. Deviation T Sig. (2-tailed)

Tekanan Ketaatan

Tinggi 75.25 4.860 2.858 0.007

Rendah 68.56 9.268

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Tabel 5 mengintepretasikan mean potensi salah saji pada perlakuan

tekanan ketaatan tinggi adalah sebesar 75.25 sedangkan pada perlakuan tekanan

ketaatan rendah adalah 68.56. Hal ini menggambarkan grup 1 yang mengalami

perlakuan tekanan ketaatan tinggi dan grup 3 yang mengalami tekanan ketaatan

Page 38: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

22

rendah keduanya memberikan score potensi salah saji yang dilakukan oleh klien

mendekati range score material yaitu 100.

Hasil pengujian statistik mengintepretasikan nilai Sig. (2-tailed) equal

variances assumed dalam t-test for Equality of Means adalah sebesar 0.007 lebih

kecil dari alpha (0.05), sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

bermakna secara statistik atau signifikan pada probabilitas 5%. Hasil pengujian

tersebut menerangkan bahwa audit judgment dalam kondisi tekanan ketaatan

tinggi menunjukkan keakuratan yang lebih rendah dibanding audit judgment

tekanan ketaatan rendah. Ketika auditor yunior mengalami tekanan ketaatan tinggi

yang berasal dari pimpinan KAP dan klien, auditor yunior akan merasa tertekan

dan berpengaruh dalam memberikan penilaian yang akurat atas potensi salah saji

yang sesuai dengan keadaan lapangan atau mengikuti permintaan pimpinan dan

klien untuk memberikan toleransi, akibat dari ancaman berupa teguran lisan

bahkan kehilangan pekerjaan.

Hasil uji hipotesis ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya.

Hartanto dan Indra (2001), dalam penelitiannya mengemukakan bahwa instruksi

dari atasan dalam kantor audit akan memberikan tekanan ketaatan atas auditor

bawahan (yunior) yang mempengaruhi judgment bawahan, meskipun instruksi

tersebut jelas tidak tepat. Sedangkan penelitian milik Jamilah dkk (2007) juga

membuktikan bahwa tekanan ketaatan berpengaruh signifikan terhadap audit

judgment. Auditor yunior akan berperilaku menyimpang dari standar profesional

karena cenderung akan menaati perintah dari atasan dan tekanan dari klien. Selain

itu auditor yunior tidak memiliki keberanian untuk mencari pekerjaan lain dan

kehilangan klien sebagai konsekuensi menentang perintah atasan dan keinginan

klien yang tidak tepat dan menyimpang dari standar profesi.

Uji Hipotesis 2

Hubungan Kompleksitas Tugas dengan Audit Judgment

Hipotesis 2 menduga audit judgment dalam kondisi kompleksitas tugas

tinggi akan menunjukkan keakuratan yang lebih rendah dibanding audit judgment

Page 39: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

23

kompleksitas tugas rendah. Pengujian dilakukan dengan Uji Sample T-test dengan

dua populasi yang independen, yaitu grup 1 yang melakukan penugasan audit

dengan kompleksitas tugas yang tinggi dan grup 2 yang melakukan penugasan

audit dengan kompleksitas tugas yang rendah.

Tabel 6

Hasil Pengujian Hipotesis 2

Mean Std. Deviation T Sig. (2-tailed)

Kompleksitas Tugas

Tinggi 75.25 4.860 11.155 0.000

Rendah 49.63 9.051

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Tabel 6 mengintepretasikan rata-rata potensi salah saji pada penugasan

audit dengan kompleksitas tugas yang tinggi adalah sebesar 75.25 sedangkan pada

penugasan audit dengan kompleksitas tugas yang rendah adalah 49.63. Hasil ini

menggambarkan grup 1 yang melakukan penugasan audit dengan kompleksitas

tugas yang tinggi memberikan score potensi salah saji yang dilakukan oleh klien

lebih material karena mendekati range score 100 dibanding dengan grup 2 yang

melakukan penugasan audit dengan kompleksitas tugas yang rendah.

Hasil pengujian statistik mengintepretasikan nilai Sig. (2-tailed) equal

variances assumed dalam t-test for Equality of Means adalah sebesar 0.000 yang

menunjukkan hasil lebih kecil dari alpha (0.05). Disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan bermakna secara statistik atau signifikan pada probabilitas 0.05, artinya

audit judgment yang dihasilkan dalam kondisi penugasan audit dengan

kompleksitas tugas yang tinggi menunjukkan keakuratan yang lebih rendah

dibanding audit judgment yang dihasilkan oleh penugasan audit dengan

kompleksitas tugas rendah. Ketika auditor yunior diperhadapkan dengan

penugasan audit yang kompleks, dalam penyelesaiannya auditor yunior akan

merasa kesulitan bahkan melakukan ketidakakuratan dalam mendapatkan,

memproses dan mengevaluasi informasi. Ketidakakuratan inilah yang

mengakibatkan auditor yunior memberikan penilaian atas potensi salah saji yang

kurang tepat, dengan demikian dapat mempengaruhi judgment yang akan

diberikan kepada klien.

Page 40: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

24

Hasil uji hipotesis ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya

milik Chung dan Monroe pada tahun 2001 yang menyimpulkan bahwa

kompleksitas tugas yang tinggi berpengaruh terhadap judgment yang diambil oleh

auditor. Abdolmohammadi dan Wright (1986), menyatakan bahwa terdapat

perbedaan judgment yang diambil oleh auditor pada kompleksitas tinggi dan

kompleksitas yang rendah. Penelitian yang bertentangan dengan hasil penelitian

ini antara lain, penelitian Jamilah dkk (2007) yang menyatakan bahwa

kompleksitas tugas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap judgment yang

diberikan oleh auditor dalam menentukan pendapat hasil auditannya.

Uji Hipotesis 3

Interaksi Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dengan Audit Judgment

Hasil dari uji hipotesis 1 dan 2 menyatakan kedua variabel bebas yaitu

tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas menunjukkan signifikansi dalam

mempengaruhi audit judgment. Hipotesis 3 memprediksi adanya interaksi antara

dua variabel bebas yaitu tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas terhadap audit

judgment, untuk mengujinya digunakan pengujian Two Way Anova yaitu dengan

membandingkan perbedaan mean (rata-rata) antara kelompok yang telah dibagi

pada dua variabel bebas.

Tabel 7

Test of Between-Subjects Effects pada data Hipotesis 3

Source Mean Square Sig.

Corrected Model 6572.630 0.000

Intercept 261918.828 0.000

Tekanan Ketaatan 2178.828 0.000

Kompleksitas Tugas 17257.813 0.000

Tekanan Ketaatan*Kompleksitas Tugas 281.250 0.026

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai Sig.Corrected Model sebesar 0.000

lebih kecil dari alpha (0.05) yang bermakna semua variabel independen yaitu

Page 41: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

25

tekanan ketaatan (TK), kompleksitas tugas (KT) serta interaksi tekanan ketaatan

dan kompleksitas tugas (TK*KT) secara bersama-sama berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen, sehingga model ini dinyatakan valid.

Intercept Model menunjukkan nilai Sig. 0.000 lebih kecil dari alpha (0.05) yang

berarti nilai perubahan variabel dependen tanpa perlu dipengaruhi oleh

keberadaan variabel independen, sehingga tanpa ada pengaruh variabel

independen, variabel dependen dapat berubah nilainya.

Variabel tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas mengintepretasikan

pengaruh secara signifikan terhadap audit judgment di dalam model. Keduanya

menunjukkan Sig. 0.000 dimana lebih kecil dari alpha (0.05), begitupula dengan

interaksi tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas menunjukkan nilai Sig. 0.026

lebih kecil dari alpha (0.05) sehingga disimpulkan bahwa interaksi ketaatan dan

kompleksitas tugas dalam model ini berpengaruh secara signifikan terhadap audit

judgment. Interaksi tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas digambarkan dalam

Gambar 1.

Gambar

1

Diagram Plot atas Interaksi Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Page 42: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

26

Semakin auditor merasa tertekan, akan mempengaruhi independensi

auditor dalam memberikan judgment yang tentunya berpengaruh terhadap opini

yang diberikan. Kompleksnya suatu tugas yang dikerjakan oleh auditor juga

mampu auditor dalam memberikan judgment dalam penugasan audit. Auditor

yang dihadapkan dengan tugas yang tidak begitu kompleks cenderung mampu

memberikan judgment yang akurat dan tidak menyimpang dari standar profesi

akuntan.

Pelaksanaan pengujian hipotesis 3 didukung dengan hasil hipotesis 1 dan

hipotesis 2. Berdasarkan matriks eksperimen kondisi tekanan ketaatan yang

rendah dan kompleksitas rendah diduga mampu memberikan judgment terbaik

yang tidak berindikasi terhadap penyimpangan standar profesi akuntan.

Tabel 8

Estimated Marginal Means pada data Hipotesis 3

Mean Std. Error

Tekanan Ketaatan Tinggi

Kompleksitas Tugas Tinggi 75.250 1.654

Kompleksitas Tugas Rendah 49.625 1.654

Tekanan Ketaatan Rendah

Kompleksitas Tugas Tinggi 68.563 1.654

Kompleksitas Tugas Rendah 35.438 1.654

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Grup 1 dengan perlakuan tekanan ketaatan tinggi (TKT) dan kompleksitas

tugas tinggi (KTT) menunjukkan mean paling tinggi diantara empat grup yang

lainnya yaitu sebesar 75.250, menunjukkan auditor yunior memberikan penilaian

potensi salah saji yang dilakukan oleh klien mendekati score material (100).

Grup 2 dengan perlakuan tekanan ketaatan tinggi (TKT) dan kompleksitas

tugas rendah (KTR) menunjukkan mean sebesar 49.625 menunjukkan auditor

yunior memberikan penilaian potensi salah saji yang dilakukan oleh klien

mendekati score tidak material (10).

Grup 3 dengan perlakuan tekanan ketaatan rendah (TKR) dan

kompleksitas tugas tinggi (KTT) menunjukkan mean sebesar 68.563

menunjukkan auditor yunior memberikan penilaian potensi salah saji yang

dilakukan oleh klien mendekati score material (100).

Page 43: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

27

Grup 4 dengan perlakuan tekanan ketaatan rendah (TKR) dan

kompleksitas tugas rendah (KTT) menunjukkan mean paling rendah diantara

empat grup yang lainnya yaitu sebesar 35.438 menunjukkan auditor yunior

memberikan penilaian potensi salah saji yang dilakukan oleh klien mendekati

score tidak material (10).

Mean yang dihasilkan oleh grup 4 mendukung hipotesis 3 yang menduga

audit judgment dalam kondisi tekanan ketaatan terendah dan kompleksitas tugas

terendah akan menunjukkan keakuratan yang paling tinggi. Rata-rata potensi salah

saji yang dilakukan oleh klien mendekati score 10 yang menunjukkan skala tidak

material.

Auditor yunior yang diperhadapkan dengan kondisi tekanan ketaatan

tinggi dan kompleksitas tugas yang tinggi menunjukkan keakuratan yang rendah

dalam penentuan potensi salah saji atas klien yang nantinya berpengaruh terhadap

keputusan audit. Sebaliknya, auditor yunior yang diperhadapkan dengan kondisi

tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas yang rendah akan menunjukkan

keakuratan yang tinggi dalam penentuan potensi salah saji klien, sehingga

memberikan keyakinan bahwa audit judgment yang diberikan oleh auditor yunior

tersebut terjamin keakuratannya.

PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian ini mengamati pengaruh tekanan ketaatan dan kompleksitas

tugas terhadap audit judgment yang dibuat oleh auditor yunior melalui studi

eksperimental. Simpulan penelitian menunjukkan bahwa pertama, tekanan

ketaatan secara signifikan berpengaruh negatif terhadap audit judgment. Semakin

auditor yunior dalam tekanan ketaatan yang berasal dari klien maupun atasan,

akan memicu auditor yunior berperilaku dysfunctional dengan melakukan

tindakan yang tidak sesuai dengan standar profesional. Auditor yunior cenderung

mengikuti permintaan klien maupun atasan untuk memberikan toleransi salah saji

atas penugasan audit dalam perusahaan klien. Sedangkan auditor yunior yang

tidak berada dalam kondisi tekanan ketaatan yang terlalu insentif, akan

Page 44: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

28

memberikan judgment atas penugasan audit terhadap klien sesuai dengan fakta

dan bukti yang ia temukan tanpa merisaukan ancaman-ancaman yang diberikan

oleh klien dan atasan apabila bertindak tidak sesuai dengan keinginan mereka.

Sehingga audit judgment yang dihasilkan oleh auditor yunior yang berada dalam

kondisi tekanan ketaatan tinggi akan menunjukkan keakuratan lebih rendah

dibandingkan dengan auditor yunior yang berada dalam kondisi tekanan ketaatan

rendah.

Kedua, kompleksitas tugas secara signifikan berpengaruh negative

terhadap audit judgment. Semakin rumit suatu penugasan audit yang diberikan

kepada auditor yunior, akan menimbulkan keraguan oleh auditor yunior dalam

menentukan potensi salah saji yang dilakukan oleh klien. Auditor yunior akan

kesulitan dalam memperoleh bukti, memproses dan mengevaluasi informasi.

Kesulitan yang dihadapi oleh auditor yunior memungkinkan kesalahan yang akan

dilakukannya. Kesalahan tersebut mengakibatkan tidak tepatnya keputusan

maupun audit judgment. Audit judgment dalam kondisi kompleksitas tugas yang

tinggi akan menunjukkan keakuratan yang lebih rendah dibanding audit judgment

kompleksitas tugas rendah.

Ketiga, interaksi tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas berpengaruh

secara signifikan terhadap audit judgment. Auditor yunior yang diperhadapkan

dengan kondisi tekanan ketaatan tinggi dan kompleksitas tugas tinggi

menunjukkan keakuratan yang rendah dalam penentuan potensi salah saji atas

klien yang nantinya berpengaruh terhadap keputusan audit. Sebaliknya, auditor

yunior yang diperhadapkan dengan kondisi tekanan ketaatan dan kompleksitas

tugas yang rendah akan menunjukkan keakuratan yang tinggi dalam penentuan

potensi salah saji klien, sehingga memberikan keyakinan bahwa audit judgment

yang diberikan oleh auditor yunior tersebut terjamin keakuratannya.

Implikasi Penelitian

Hasil penelitian ini memiliki implikasi dalam beberapa hal, yaitu: 1)

Berdasarkan hasil penelitian ini maka kantor akuntan publik dapat memberikan

pelatihan kepada auditor baik yang pemula maupun senior untuk mendapatkan

Page 45: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

29

kesepahaman mengenai perintah atasan maupun klien yang tidak bertentangan

dengan norma atau standar profesional; 2) Ikatan Akuntan Indonesia dapat

melakukan antisipasi terhadap tindakan auditor yang menyimpang dari standar

profesional, misalnya dengan menerbitkan aturan yang memuat sanksi yang tegas

terhadap auditor yang melakukan penyimpangan; 3) Kantor akuntan publik dapat

memilah-milah penugasan audit yang akan diberikan kepada auditor dengan

tingkat kompleksitas tugas yang tidak begitu tinggi, sehingga meminimalkan

auditor dalam melakukan kesalahan-kesalahan yang memicu ketidaktepatan dalam

menentukan audit judgment.

Keterbatasan Penelitian

Intepretasi hasil penelitian ini mengacu pada beberapa keterbatasan.

Pertama, dalam penelitian ini tidak serta menguji karakter personal kepada

responden eksperimen yaitu mahasiswa sebagai penyulih auditor yunior sehingga

hal ini dapat sebagai pertimbangan apabila akan dilakukan penelitian berikutnya.

Kedua, waktu pelaksanaan eksperimen dilakukan beberapa tahap dengan waktu

yang berbeda sehingga dimungkinkan terjadi perembesan informasi dari subjek

dari satu kelas subjek kelas berikutnya. Namun hal ini sudah diantisipasi bahwa

jeda waktu tidak terlalu panjang. Pemberian manipulasi juga diberikan dalam

situasi dan suasana yang diupayakan tidak berbeda antar kelas. Ketiga,

pengambilan keputusan dilakukan secara individu padahal dalam praktik banyak

keputusan audit dilakukan secara kelompok, sehingga sangat diusulkan bagi

penelitian berikutnya untuk menyajikan penyelesaian penugasan secara kelompok,

tidak lagi secara individu.

Page 46: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

30

DAFTAR PUSTAKA

Abdolmohammadi, M dan A. Wright. 1987. An Examination of Effect of

Experience and Task Complexcity on Audit judgment. Journal of The

Accounting Review, LXII (1) pages 1-13.

Academia. Kasus Phar Mor, Inc.

https://www.academia.edu/8322949/Kasus_Fraud_PHAR-

MOR_INC_I._ILUSTRASI_KASUS_Pihak-Pihak_yang_terkait.

Bonner, S. E. 1994. Is Experience Necessary in Cue Measurement? The Case of

Auditing Task. Contemporary Accounting Research, Vol. 8, No. 1.

University of Colorado.

Chung, J. dan G. S. Monroe. 2001. A Research Note on The Effect of Gender and

Task Complexity on Audit judgment. Journal of Behavioral Research, Vol.

13, pages 111-125.

DeZoort, F.T dan A. T. Lord. 1994. An Investigation of Obedience Pressure

Effects on Auditor’s Judgment. Behavioral Research in Accounting, Vol.

6, pages 1-30.

Elder, J. E, M. S. Beasley, dan A. A. Arens. 2010. Auditing and Assurance

Services. Pearson Education. Inc, thirteenth edition. Upper Saddle River,

New Jersey 07548

Faisal. 2007. Tekanan Pengaruh Sosial Dalam Menjelaskan Hubungan Moral

Reasoning Terhadap Keputusan Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Indonesia, Vol. 4, No. 1, hal 25-46

Hartanto, H.Y dan I. W.Kusuma. 2001. Analisis Pengaruh Tekanan Ketaatan

Terhadap Audit Judgment. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Edisi

Desember 2001.

Hartanto, S.Y. 1999. Analisis Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap Judgment

Auditor. Tesis Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta.

Page 47: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

31

Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik 31

Maret 2011. Jakarta: Salemba Empat.

Intiyas U dan Supriyadi. 2012. Flexibel Working Arrangement And Stress

Management Training in Mitigating Auditor’s Burnout: An Experimental

Study. SSRN-id2270892.

Irwanti, N.A. 2011. Pengaruh Gender dan Tekanan Ketaatan terhadap Audit

Judgment, Kompleksitas Tugas Sebagai Variabel Moderating. Jurusan

Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang.

Jamillah, S., Z. Fanani, dan G. Chandrarin. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan

Ketaatan dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment. Simposium

Nasional Akuntansi X Unhas Makassar, Vol. 10, No. 1, hal.1-30.

Jones, A. III., C. S Norman, dan B. Wier. 2010. Healthy Lifestyle as a Coping

Mechanism for Role Stress in Public Accounting. Behavioral Research in

Accounting, Vol. 22, pages 21-41.

Libby, R. 1995. The Role of Knowledge and Memory in Audit judgment. In

Judgment and Decision-Making Research in Accounting and Auditing.

Edited by R. Ashton and A. Ashton.Cambridge University Press New

York.

Mulyadi. 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam. Jakarta: Salemba Empat.

Restuningdiah, N. dan N. Indriantoro.2000. Pengaruh Partisipasi terhadap

Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan

Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem, dan Pengaruh Pemakai

sebagai Moderating Variabel. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3,

No.2, hal.119-133.

Rochman, Yahya. 2014. Pengaruh Kompetensi, Tekanan Ketaatan, Pengalaman

Auditor Terhadap Pendeteksian Temuan Berindikasi Fraud dengan

Independensi Sebagai Variabel Intervening. Thesis S2 Akuntansi Fakultas

Ekonomi. Universitas Trunojoyo

Sanusi, Z. M., T.M.Iskandar dan J. M. L. Poon. 2007. Effect of Goal Orientation

and Task Complexity on Audit Judgment Performance. Malaysian

Accounting Review, pages 123-139.

Page 48: AUDIT JUDGMENT DALAM TEKANAN KETAATAN DAN …

32

Tan, H. T dan A. Kao. 1999. Accountability Effects on Auditors’ Performance:

Influence of Knowledge, Problem-Solving Ability, and Task Complexity.

Journal of Accounting Research, Vol. 37, pages 209-223.

Zulaikha. 2006. Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas dan

Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment. Simposium Nasional

Akuntansi Universitas Padang, Vol. 9.