Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGA
M
(St
T
UNIV
ARUH PE
MANAJE
tudi Empi
erdaftar
KONS
VERSIT
RTUMBU
EMEN, D
AUDI
iris Terha
di Bursa
VIN
JUR
SENTRASI
FAK
TAS BUD
UHAN PE
DAN OPIN
ITOR SW
adap Peru
Efek Ind
SKRIP
Oleh
NCENT NA
20160100
RUSAN AK
I PEMERI
KULTAS
DDHI D
2020
ERUSAH
NI AUDIT
WITCHING
usahaan M
onesia Ta
PSI
:
ATANAIL
0100
KUNTANSI
KSAAN A
S BISNIS
DHARMA
0
HAAN, PE
T TERHA
G
Manufakt
ahun 2016
I
KUNTANS
S
A TANG
ERGANT
ADAP
tur yang
6-2018)
SI
GERANG
TIAN
G
PENGA
M
(St
T
D
UNIV
ARUH PE
MANAJE
tudi Empi
erdaftar
Diajukan se
Sarjan
U
VERSIT
RTUMBU
EMEN, D
AUDI
iris Terha
di Bursa
ebagai salah
na Pada Ju
Universitas
Jenjan
VIN
FAK
TAS BUD
UHAN PE
DAN OPIN
ITOR SW
adap Peru
Efek Ind
SKRIP
h satu syar
urusan Aku
Buddhi Dh
ng Pendidik
Oleh
NCENT NA
20160100
KULTAS
DDHI D
2020
ERUSAH
NI AUDIT
WITCHING
usahaan M
onesia Ta
PSI
rat untuk m
untansi Fak
harma Tan
kan Strata
:
ATANAIL
0100
S BISNIS
DHARMA
0
HAAN, PE
T TERHA
G
Manufakt
ahun 2016
mendapatka
kultas Bisni
ngerang
1
S
A TANG
ERGANT
ADAP
tur yang
6-2018)
an gelar
is
GERANG
TIAN
G
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen dan
Opini Audit terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Manufaktur
periode 2016-2018”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa
bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M., CPMA selaku Rektor Universitas
Buddhi Dharma Tangerang.
2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang.
3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M.Akt selaku Ketua Jurusan Akuntansi
(S1) Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma Tangerang
4. Ibu Lia Dama Yanti, S.E., M.Akt selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingan shingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
iv
5. Seluruh dosen pengajar dan staff Universitas Buddhi Dharma yang
telah memberikan bekal pengetahuan yang bermanfaat bagi peneliti.
6. Mama, Papa, Cici (Viorent Natalia Salim), Kokoh (Vransnicko) dan
Kokoh Ipar (Henry Cahyadi), yang telah memberikan dukungan, saran,
doa, dan bantuan saat penyusunan skripsi.
7. Memey Engelin Burhan, Selviana, Novianti selaku teman yang turut
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan skripsi.
8. Winda Dwiastuti, Ika Maria, Sherly Meta, Rd. Rr. Rosalita, Arya
Prakasa dan Ferdinand Markus selaku teman kampus selalu
memberikan semangat dan dukungan dalam penyusunan skripsi.
9. Erwin, Albertto, Michael, Herik, Yudi, Ineke, dan Lavenia selaku
teman bimbingan Ibu Lia Dama Yanti, S.E., M.Akt yang juga
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan skripsi.
10. Teman kampus, teman sekolah, dan teman-teman lainnya yang tidak
dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan doa dan
dukungan dalam penyusunan skripsi.
i
PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PERGANTIAN
MANAJEMEN, DAN OPINI AUDIT TERHADAP
AUDITOR SWITCHING
(Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)
ABSTRAK
Penggunaan jasa audit oleh suatu perusahaan dengan auditor yang sama
selama bertahun – tahun dapat menyebabkan dampak terhadap independensi
auditor. Salah satu solusi agar auditor tetap objektif adalah auditor switching.
Auditor Switching dapat dilakukan karena regulasi yang mewajibkan perusahaan
untuk melakukan pergantian auditor (mandatory) atau karena keinginan dari
perusahaan untuk mengganti Kantor Akuntan Publik secara sukarela (Voluntary)
di luar peraturan yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
pertumbuhan perusahaan, pergantian manajemen dan opini audit terhadap auditor
switching secara voluntary.
Populasi dari penelitian ini berjumlah 166 perusahaan dari perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016 – 2018,
yang menghasilkan 132 sampel perusahaan setelah dilakukan purposive sampling.
Pengujian dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik (logistic regression)
serta menggunakan aplikasi program SPSS 25.
Hasil penelitian ini adalah bahwa opini audit berpengaruh signifikan
terhadap auditor switching dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan faktor
lain pertumbuhan perusahaan dengan tingkat signifikansi 0,079 dan pergantian
manajemen dengan tingkat signifikansi 0,493 menunjukan tidak berpengaruh
signifikan terhadap auditor switching. namun secara simultan variabel
pertumbuhan perusahaan, pergantian manajemen, dan opini audit berpengaruh
signifikan terhadap auditor switching dengan tingkat signifikansi 0,000.
Kata Kunci : Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen, Opini Audit,
Auditor Switching
ii
THE EFFECT OF COMPANIE’S GROWTH, MANAGEMENT
CHANGE, AND AUDIT OPINION TO AUDITOR SWITCHING
(Research On The Companie’s Manufacturing Listed On
Indonesia’s Stock Exchange in Year 2016 - 2018)
ABSTRACT
The use of audit services by companies with the same auditor for years
can have an impact on auditor independence. One solution to keep auditors
objective is auditor switching. Auditor Switching can be carried out because there
are regulations that require companies to changes the auditor (mandatory) or
even because of the desire of companies that change voluntary Public Accounting
Firms (Voluntary) outside the regulations. This study have purpose for analyze
the effect of company’s growth, management change and audit opinion to auditor
switching voluntarily.
The population in this study is 166 companies from manufacturing
company listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) period 2016-2018, which
produced 132 sample after purposive sampling. Data analysis technique used is
logistic regression analysis technique and using SPSS Version 25 programing.
The results show that audit opinion have effect the auditor switching with
a level of significance 0.000, while the company’s growth with a level of
significance 0.079 and management change with a level of significance 0.493
have no effect on the switching auditor. And simultaneous company’s growth,
management change and audit opinion have effect to auditor switching with a
level of significance 0.000.
Keywords : Companie’s Growth, Management Change, Audit Opinion, Auditor
Switching
vi
DAFTAR ISI
JUDUL LUAR
JUDUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 8
C. Rumusan Masalah ................................................................................. 9
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 10
F. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................. 11
vii
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 13
A. Gambaran Umum Teori ...................................................................... 13
1. Teori Keagenan .............................................................................. 13
2. Auditing .......................................................................................... 14
3. Variabel Bebas ............................................................................... 23
4. Variabel Terikat.............................................................................. 34
B. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................. 36
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 41
D. Perumusan Hipotesa ............................................................................ 42
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 45
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 45
B. Objek Penelitian .................................................................................. 46
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 47
D. Populasi dan Sampel ........................................................................... 48
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 50
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................................... 51
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 59
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 59
a. Auditor Switching ........................................................................... 64
b. Pertumbuhan Perusahaan ................................................................ 69
c. Pegantian Manajemen .................................................................... 73
d. Opini Audit ............................................................................................ 76
B. Analisis Data Penelitian ...................................................................... 79
C. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 90
viii
D. Pembahasan ......................................................................................... 93
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 98
A. Kesimpulan ......................................................................................... 98
B. Implikasi .............................................................................................. 99
C. Saran .................................................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN RISET
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 41
x
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Data Pergantian KAP tahun 2016 - 2018 ................................................ 7
Tabel II.1 Hasil Penelitian – Penelitian Terdahulu ............................................... 37
Tabel III.1 Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional Variabel ................... 53
Tabel IV.1 Proses Perolehan Sampel ................................................................... 59
Tabel IV.2 Perusahaan Yang Tidak Mempubliskasikan Laporan Keuangan Secara
Berturut – turut Selama 2016 - 2018 .................................................. 60
Tabel IV.3 Perusahaan Yang Tidak Menggunakan Mata Uang Rupiah Pada
Laporan Keuangan Selama 2016 – 2018 ............................................ 61
Tabel IV.4 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur 2016 – 2018 ......................... 63
Tabel IV.5 Data Auditor Switchng ........................................................................ 65
Tabel IV.6 Hasil Perhitungan Pertumbuhan Perusahaan ...................................... 70
Tabel IV.7 Data Pergantian Manajemen ................................................................ 74
Tabel IV.8 Data Opini Audit ................................................................................. 77
Tabel IV.9 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................... 80
Tabel IV.10 Distribusi Frekuensi Variabel Auditor Switching .............................. 81
Tabel IV.11 Distribusi Frekuensi Variabel Pergantian Manajemen ..................... 82
Tabel IV.12 Distribusi Frekuensi Variabel Opini Audit ....................................... 84
Tabel IV.13 Hosmer and Lemeshow Test ............................................................. 83
Tabel IV.14 Overall Model Fit (Block Number 0) ................................................. 85
xi
Tabel IV.15 Overall Model Fit (Block Number 1) ................................................. 85
Tabel IV.16 Koefisien Determinasi ...................................................................... 86
Tabel IV.17 Matriks Klasifikasi ............................................................................ 87
Tabel IV.18 Hasil Uji Regresi Logistik Secara Partial ......................................... 88
Tabel IV.19 Hasil Uji Secara Simultan ................................................................. 90
Tabel IV.20 Ringkasan Pengujian Hipotesis ........................................................ 92
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan Keuangan menjadi dasar pertimbangan bagi pihak yang
membutuhkan dan berkepentingan terhadap kinerja perusahaan baik pihak internal
maupun pihak eksternal seperti investor, kreditur, dan pihak lainnya. Menerbitkan
dan mempubliskasikan laporan keuangan merupakan hal yang wajib bagi
perusahaan go public yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang biasanya
digunakan juga sebagai bukti perkembangan perusahaan kepada pemegang saham
ataupun calon investor baru, karena itu laporan keuangan yang dipubliskasikan
diharapkan dapat memberikan informasi mengenai perkembangan perusahaan
secara wajar dan dapat dipercaya serta mudah dipahami. Hal ini juga menjadi
bentuk pertanggung jawaban dari pihak manajemen perusahaan atas sumber daya
yang terlah dipercayakan oleh pemegang saham dan dari laporan tersebut dapat
memperlihatkan informasi hasil dari proses akuntansi yang digunakan oleh
pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Susanti, 2014).
Manajemen perusahaan membutuhkan jasa pihak ketiga dalam hal ini
adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) diharapkan melakukan pemeriksaan secara
independen tanpa ada intervensi ataupun dipengaruhi oleh pihak – pihak tertentu.
Namun pada sisi perusahaan mengharapkan mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dari Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dapat menunjukkan
bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan yang baik dan berkembang. Auditor
bisa saja memberikan pendapat lain atas kewajaran laporan keuangan yang telah
2
diauditnya sesuai dengan standar yang berlaku, namun citra perusahaan akan
turun karena mendapatkan opini audit selain Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
(Mutiarani, 2017), menyatakan manajemen akan melakukan pergantian auditor
karena auditor tidak memberikan opini audit sesuai dengan keinginan manajemen,
serta perusahaan yang memperoleh opini audit selain unqualified atau Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) di tahun sebelumnya akan cenderung mengganti
Kantor Akuntan Publik yang dapat memenuhi tuntutan perusahaan yang sesuai
kepentingan perusahaan.
Namun seorang auditor harus memiliki sikap independensi pada saat
melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan, karena auditor harus
memberikan opini sesuai dengan kondisi laporan keuangan perusahaan yang
diaudit. Opini yang diberikan oleh auditor sangat penting karena dapat
mempengaruhi keputusan yang akan diambil untuk kelangsungan hidup
perusahaan tersebut. bagi Menurut (Agoes, 2017, 4) ada 3 jenis independensi,
yaitu :
1. Independent In Appearance (independensi dilihat dari penampilannya
di struktur organisasi perusahaan)
In appearance, akuntan publik adalah independen karena merupakan
pihak di luar perusahaan sedangkan internal auditor tidak independen
karena merupakan pegawai perusahaan.
2. Independent In Fact (Independensi dalam kenyataannya/dalam
menjalankan tugasnya)
3
In fact, akuntan publik seharusnya independen, sepanjang dalam
menjalankan tugasnya memberikan jasa profesional, menjaga
integritas dan mentaati kode etik.
3. Independent In Mind (Independensi dalam pikiran)
Seorang auditor mendapatkan temuan audit yang memiliki indikasi
pelanggaran atau korupsi atau memerlukan adjustment yang material.
Kemudian dia berpikir untuk menggunakan temuan tersebut untuk
memeras auditee. Walaupun baru dipikirkan, dan belum terlaksana, in
mind auditor sudah kehilangan independensinya.
Berdasarkan data yang terdaftar di website Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
(Otoritas Jasa Keuangan, 2019) Akuntan Publik yang terdaftar sebanyak 723,
dengan jumlah tersebut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menegaskan
komitmennya untuk meningkatkan kompetensi anggotanya karena kebutuhan
terhadap auditor terus bertambah. (Ika, 2019) Hal ini dapat mendorong Kantor
Akuntan Publik (KAP) untuk menyiapkan para Akuntan Publik nya untuk
berlomba antar Kantor Akuntan Publik (KAP) lainnya untuk menunjukkan
kemampuan terbaik mereka.
Namun dalam praktiknya, hubungan antara Kantor Akuntan Publik (KAP)
sebagai pihak ketiga yang melakukan audit dengan perusahaan (klien) sebagai
pemberi tugas yang telah lama terjalin dapat mengancam kurangnya independensi
auditor sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap kualitas laporan
audit yang dikeluarkan auditor atau Kantor Akuntan Publik (KAP). Untuk
menghindari hal itu maka diberlakukanlah peraturan mengenai kewajiban
4
pergantian KAP atau Auditor Switching. Auditor Switching atau pergantian
auditor dapat dilakukan karena ada regulasi yang mewajibkan perusahaan untuk
melakukan pergantian KAP (mandatory)atau pun karena keinginan dari
perusahaan yang melakukan secara sukarela (Voluntary )di luar peraturan yang
berlaku.
Dalam hal Auditor Switching dilakukan sesuai regulasiyang mengatur
tentang Auditor Switching secara wajib ( mandatory ) tertuang dalam Keputusan
Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 yang mengatur tentang “ jasa akuntan
Publik “, Pasal 3 dalam Peraturan Menteri Keuangan tersebut mengatur bahwa
“Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas sebagaimna
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6
(enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama
untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut”. Peraturan Menteri Keuangan No.
17/PMK.01/2008 ini merupakan perubahan dari Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003. Pada perusahaan yang melanggar
peraturan tersebut akan di kenakan sanksi pembekuan izin yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 pasal 63 ayat (1) huruf b yang
menyebutkan “sanksi pembekuan izin dikenakan terhadap pelanggaran berat“ dan
diperjelas pada pasal 63 ayat (3) yang berbunyi “Pelanggaran berat adalah
pelanggaran yang memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Pelanggaran terhadap
ketentuan pasal (3)”.
Namun pada tanggal 06 April 2015, pemerintah telah menerbitkan
Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 tahun 2015 tentang “ Praktik Akuntan Publik”
5
yang merupakan pengaturan lebih lanjut dari Undang – undang No. 5 tahun 2015
tentang “Akuntan Publik”. Berkaitan dengan aturan rotasi jasa akuntan publik
diatur dalam Pasal 11, dimana dijelaskan bahwa “ Pemberian jasa audit atas
informasi keuangan historis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf
a terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk
5 tahun buku berturut – turut.” Dan ditambahkan dengan sanksi administratif
berupa rekomendasi melakukan kewajiban terentu, peringatan tertulis hingga
pencabutan izin kepada Kantor Akuntan Publik atau pun Akuntan Publik yang
melakukan pelanggaran tersebut yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP)
No. 20 tahun 2015 Pasal 16 dan Pasal 18.
Auditor Switching dapat terjadi karena regulasi pemerintah tersebut
(mandatory), ataupun berdasarkan pertimbangan khusus dari pihak perusahaan
atau secara sukarela (Voluntary). Auditor Switching yang terjadi secara sukarela
(voluntary) memiliki beberapa faktor yang berasal dari klien maupun dari Kantor
Akuntan Publik (KAP).
Faktor yang mempengaruhi auditor switching adalah pertumbuhan
perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan (Rahmawati, Isynuwardhana, &
Yudowati, 2017) pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap auditor
switching yang didukung oleh penelitian (Rahman, 2018) yang menggunakan 19
sample perusahaan dari total 76 perusahaan pada perusahaan Real Estate and
Property, namun penelitian yang dilakukan oleh (Saidin, Arifati, & Andini, 2016)
dan (Aprianti & Hartaty, 2016) menunjukkan pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh terhadap auditor switching.
6
Pergantian Manajemen merupakan pergantian dewan direksi yang
diakibatkan oleh keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau dewan
direksi tersebut menundurkan diri. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
(Saputri, 2018) dengan berdasarkan jumlah sample 37 perusahaan yang
melakukan auditor switching dari 144 perusahaan manufaktur yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia berhasil membuktikan bahwa pergantian manajemen
berpengaruh terhadap auditor switching. (Saputri, 2018) menyatakan bahwa
pergantian manajemen yang dilakukan perusahaan akan menimbulkan adanya
perubahan dalam kebijakan perusahaan termasuk kebijakan dalam pemilihan
KAP, jadi jika terdapat pergantian manajemen akan mendorong terjadinya auditor
switching karena manajemen perusahaan cenderung mencari KAP yang selaras
dalam pelaporan dan kebijakan akuntansinya. Dan hasil ini mendukung penelitian
dari (Rahman, 2018) yang membuktikan bahwa pergantian manajemen
berpengaruh terhadap auditor switching. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh (Patrioti, 2018) menunjukkan pergantian manajemen tidak berpengaruh
terhadap Auditor Switching.
Selain itu opini audit yang diberikan auditor terhadap pemeriksaan laporan
keuangan perusahaan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi auditor
switching. Peneliti yang mendukung pernyataan ini adalah (Sinarto & Wenny,
2017) dan (Rahman, 2018) berbeda dengan (Mutiarani, 2017) dan (Juliantari &
Rasmini, 2013) yang menyatakan bahwa opini audit tidak memiliki pengaruh
terhadap auditor switching.
7
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan beberapa peneliti
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dari setiap hasil penelitian. Dari hasil
penelitian yang satu dengan yang lainnya masih terdapat ketidak konsistennan
mengenai variable yang ingin diteliti oleh peneliti. Serta berdasarkan beberapa
laporan keuangan perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia tahun 2016
– 2018 dapat dilihat pada Tabel I.1, bahkan perusahaan yang menggunakan
Kantor Akuntan Publik yang masuk ke dalam bigfour pun masih memungkinkan
dilakukannya auditor switching.
Tabel I.1
Data Pergantian KAP tahun 2016-2018
No Nama Perusahaan Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
1 Aneka Gas Industri
Tbk
Hadori Sugiarto
Adi & Rekan
Hadori Sugiarto
Adi & Rekan
Paul Hadiwinata,
Hidajat, Arsono,
Retno, Palilingan
& Rekan (PKF)
2 Solusi Bangun
Indonesia Tbk
(dahulu Holcim
Indonesia Tbk)
KAP Purwanto,
Sungkoro & Surja
(EY)
KAP Satrio
Bing Eny &
Rekan (Deloitte)
KAP Satrio Bing
Eny & Rekan
(Deloitte)
3 Waskita Beton
Precast Tbk
KAP Amir Abadi
Jusuf, Aryanto,
Mawar & Rekan
(RSM)
KAP Satrio
Bing Eny &
Rekan (Deloitte)
KAP Amir Abadi
Jusuf, Aryanto,
Mawar & Rekan
(RSM)
4 Trias Sentosa Tbk KAP Purwanto,
Sungkoro & Surja
(EY)
KAP Purwanto,
Sungkoro &
Surja (EY)
Kosasih,
Nurdiyaman,
Mulyadi, Tjahyo &
Rekan (Crowe
Horwath)
Sumber : www.idx.go.id
Sehingga keputusan perusahaan secara sukarela (Voluntary) untuk
melakukan pergantian Auditor ini menarik untuk diteliti. Berdasarkan fenomena,
perbedaan pendapat dari penelitian – penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil
8
yang berbeda – beda dan keterbatasan dari penelitian sebelumnya. Peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian kembali dengan judul “ Pengaruh Pertumbuhan
Perusahaan, Pergantian Manajemen, dan Opini Audit terhadap Auditor Switching
Studi Empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2016 – 2018.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang didalam penelitian ini, maka penulis
mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pada perusahaan yang sedang berkembang cenderung menginginkan
laporan keuangan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang memiliki
kualitas yang terbaik.
2. Pergantian dewan direksi berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) ataupun pengunduran direksi dapat menjadi pertimbangan
perusahaan dalam mengganti Kantor Akuntan Publik.
3. Perusahaan yang memperoleh opini audit selain Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) di tahun sebelumnya akan cenderung mengganti
Kantor Akuntan Publik yang dapat memenuhi tuntutan perusahaan
yang sesuai kepentingan perusahaan.
4. Adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu mengenai faktor – faktor
yang menyebabkan perusahaan melakukan pergantian auditor (auditor
switching) yang dilakukan secara sukarela (voluntary).
9
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan maka berikut merupakan
rumusan masalah penelitian yang diangkat oleh peneliti :
1. Apakah Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap Auditor
switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2016 – 2018 ?
2. Apakah Pergantian Manajemen berpengaruh terhadap Auditor
Switching pada perusahaaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2016 – 2018 ?
3. Apakah Opini Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016 – 2018 ?
4. Apakah Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen dan
Opini Audit secara simultan berpengaruh terhadap Auditor
Switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2016 – 2018 ?
D. Tujuan Penelitian
Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diuraikan tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap
auditor switching pada perusahaaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2018.
10
2. Untuk menganalisis pengaruh pergantian manajemen terhadap
auditor switching pada perusahaaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2018.
3. Untuk menganalisis pengaruh opini audit terhadap auditor
switching pada perusahaaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2016 – 2018.
4. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan pertumbuhan
perusahaan, pergantian manajemen dan opini audit terhadap
auditor switching pada perusahaaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2018.
E. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
berbagai pihak tertkait, yaitu :
1. Bagi perusahaan, dapat menjadi suatu pengukuran mengenai
kondisi – kondisi yang dapat menjadi pertimbangan untuk
melakukan keputusan pergantian auditor, agar tetap
mempertahankan kredibilitias laporan keuangannya.
2. Bagi Kantor Akuntan Publik , memberikan informasi tentang
alasan – alasan suatu perusahaan melakukan pergantian Kantor
Akuntan Publik (KAP), sehingga dapat menjadi masukan bagi
KAP agara para akuntan public bersikap lebih kompeten dan
independen.
11
3. Bagi manajemen, akan membantu mengidentifikasi faktor –
faktor yang mempengaruhi idenpendensi auditor sehingga dapat
mengoptimalkan hasil laporan keuangan yang di audit.
4. Bagi peneliti selanjutnya, menjadi sumber referensi bagi peneliti
selanjutnya untuk melakukan penelitian selanjutnya terkait
pembahasan mengenai Auditor Switching.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika pembahasan dalam penulisan skripsi ini terbagi dalam lima
bab dan tiap bab di bagi dalam sub- bab dengan urutan pembahasan sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian serta sistematika penulisan skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi gambaran umum teori – teori terkait variable
independen dan variable dependen yang dibahas dalam skripsi ini.
Selain itu bab ini juga diuraikan mengenai penelitian – penelitian
terdahulu dan kerangka pemikiran serta perumusan hipotesa.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai jenis dan objek
penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sample, teknik
12
pengumpulan data serta operasionalisasi variabel penelitian dan
teknik analisi data yang digunakan dalam mendukung penelitian
ini.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai deskripsi data hasil
penelitian, analisis hasil penelitian, pengujian hipotesis dan
pembahasan pada penelitian pengaruh pertumbuhan perusahaan,
pergantian manajemen serta opini audit terhadap auditor switching
perusahaaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2016 – 2018.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisikan mengenai kesimpulan dari seluruh bab
sebelumnya dan memberikan rekomendasi atau saran yang
diharapkan bisa bermanfaat dan dapat digunakan sebagai alat bantu
untuk penelitian selanjutnya.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Teori
1. Teori Keagenan
Jensen dan Meckling (1976) dalam (Sinarto & Wenny, 2017) menyatakan
bahwa agency teory merupakan ketidaksamaan kepentingan antara prinsipal dan
agen. Pemegang saham diperlakukan sebagai principle yang menginginkan
investasi mereka menghasilkan return yang bagus, dalam hal ini adalah
pendapatan dividen yang besar. Sedangkan manajemen sebagai agent, dimana
manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja
menjalankan aktivitas perusahaan. Agent memiliki informasi yang lebih banyak
tentang perusahaan dibandingkan dengan informasi yang dimiliki principle,
sehingga manajer mengemban tanggung jawab moral untuk mengoptimalkan
kepentingan pemergang saham (principle).
Menurut (Susanti, 2014) di dalam teori keagenan mengasumsikan bahwa
manusia merupakan makhluk yang self interest sehingga semua individu
bertindak untuk kepentingannya sendiri. Sedangkan di sisi manajer juga memiliki
tujuan untuk memaksimalkan kesehjateraan dan kepentingannya sendiri sehingga
terdapat kemungkinan agent tidak selalu bertindak untuk kepentingan terbaik
principle. Karena adanya konflik kepentingan antara agent dan principle itulah
dapat menjadi terjadinya pergantian manajemen. Pergantian manajemen yang
dilakukan atas keputusan RUPS inilah yang diharapkan dapat mendukung
keinginan principle. Manajemen yang baru akan menerapkan kebijakan –
14
kebijakan yang berbeda dengan manajemen yang lama, sehingga manajemen baru
juga mengharapkan kantor akuntan publik yang menjadi partner perusahaan yang
dapat bekerja sama agar mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian seperti yang
diharapkan oleh principle pada umumnya. Apabila perusahaan mendapatkan opini
selain wajar tanpa pengecualian maka para principle akan menganggap hal itu
menunjukkan ada ketidakberesan di dalam perusahaan (Aprianti & Hartaty,
2016). Dengan menjalin kerja sama dengan kantor akuntan publik yang memiliki
reputasi baik adalah salah satu cara manajemen untuk menjembatani kepentingan
antara principle dan pihak di dalam perusahaan.
2. Auditing
Pengertian audit menurut (Arens, Elder, & Beasly, 2011, 4) dalam
bukunya menyatakan bahwa :
“ Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk
menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang
yang kompeten dan independen.”
Menurut (Ardianingsih, 2017, 2) mengatakan bahwa pengertian audit
adalah:
“Suatu proses sistematis untuk meperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai asersi – asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan
tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi – asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, serta penyampaian hasil
– hasilnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan.”
Menurut (Agoes, 2017, 4) dalam buku “Auditing” edisi 5 buku 1,
menyatakan bahwa :
15
“Pengertian auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara
kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan – catatan
pembukuan dan bukti – bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”
Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas :
1. Pemeriksaan Umum (General Audit)
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
KAP independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar
Profesional Akuntan Publik atau ISA atau Panduan Audit Profesi
Akuntan Publik serta Standar Pengendalian Mutu.
2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit)
Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang
dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada akhir
pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang
diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa,
karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas. Misalnya KAP
diminta untuk memeriksa apakah terdapat kecurangan terhadap
penagihan piutang usaha di perusahaan. Dalam hal ini prosedur audit
terbatas pemeriksaan pos – pos piutang usaha, penjualan, dan
penerimaan kas. Pada akhir pemeriksaan KAP hanya memberikan
16
pendapat apakah ada kecurangan atau tidak, dan berikut penjelasannya
jika memang ditemukan kecurangan.
Ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas:
1. Manajemen Audit (Operational Audit)
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,
termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan
operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.
Pendekatan audit yang biasa dilakukan adalah menilai efisiensi,
efektivitas, dan keekonomisan dari masing – masing fungsi yang
terdapat dalam perusahaan. Misalkan : fungsi personalia (sumber daya
manusia), fungsi akuntansi dan fungsi keuangan.
2. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan
sudah mentaati peraturan – peraturan dan kebijakan – kebijakan yang
berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan
(manajemen, dewan komisaris) maupun pihak eksternal (pemerintah,
Bapepam LK, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, dan lain –
lain). Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP maupun Bagian
Internal Audit.
3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan,
baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan,
17
maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah
ditentukan. Pemeriksaan yang dilakukan internal auditor biasanya
lebih rinci dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang dilakukan
oleh KAP. Internal auditor biasanya tidak memberikan opini terhadap
kewajaran laporan keuangan, karena pihak – pihak di luar perusahaan
menganggap bahwa internal auditor merupakan orang dalam
perusahaan sehingga dianggap tidak independen.
Laporan internal auditor biasanya berisikan temuan pemeriksaan
(audit findings) mengenai penyimpangan dan kecurangan yang
ditemukan, kelemahan pengendalian internal. Beserta saran – saran
perbaikannya (recommendations).
4. Computer audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data
akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing
(EDP) System. Ada 2 (dua) metode yang dapat dilakukan auditor :
1. Audit Around The Computer
Dalam hal ini auditor hanya memeriksa input dan output dari EDP
system tanpa melakukan tes terhadap proses dalam EDP system
tersebut.
2. Audit Through The Computer
Selain memeriksa input dan output, auditor juga melakukan tes
proses EDP nya. Pengetesan tersebut (merupakan compliance
audit) dilakukan dengan menggunakan Generalized Audit
18
Software, ACL dan lain – lain, serta memasukan dummy data (data
palsu) untuk mengetahui apakah data tersebut diproses sesua
dengan sistem seharusnya. Dalam hal ini KAP harus mempunyai
Computer Audit Specialist yang merupakan auditor
berpengalaman dengan tambahan keahlian di bidang computer
information system audit.
Menurut (Ardianingsih, 2017, 4) secara umum audit diklasifikasikan ke
dalam tiga katagori sebagai berikut :
a. Audit laporan keuangan
Audit ini dilakukan untuk menilai dan menentukan apakah laporan
keuangan telah disajikan oleh manajemen perusahaan sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum, serta menentukan tingkatt
kesesuaian dengan kriteria atau ketentuan yang telah ditetapkan dan
memastikan bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah saji
material yang berpengaruh terhadap laporan keuangan secara
keseluruhan.
b. Audit Operasional atau Kinerja
Tujuan audit kinerja adalah mendapatkan keyakinan memadai tentang
laporan kinerja yang diaudit, dengan melakukan pengujian informasi
kinerja yang dilaporkan dan meningkatkan kinerja secara
berkesinambungan dalam memenuhi harapan pemangku kepentingan
dan memberikan rekomendasi untuk peningkatan kinerja perusahaan.
19
c. Audit Kepatuhan
Pemeriksaan yang sistematis terhadap kegiatan, program organisasi,
dan seluruh atau sebagian aktivitas dengan tujuan menilai dan
melaporkan apakah sumber daya dan dana digunakan secara ekonomis
dan efisien, apakah tujuan kegiatan atau program telah direncanakan
dan dicapai secara efektif dengan tidak bertentangan dengan peraturan
yang berlaku.
Dalam buku yang ditulis (Agoes, 2017, 56) menurut Standar Profesional
Akuntan Publik PSA No. 01 SA Seksi 150, standar auditing berbeda dengan
prosedur auditing. ”Prosedur” berkaitan dengan tindakan yang harus dilakukan,
sedangkan “standar” berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan
tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan
prosedur tersebut. Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia terdiri atas sepuluh standar yang dikelompokan
menjadi tiga kelompok besar, yaitu :
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi, dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor.
20
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
saksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus dilaksanakan sebaik – baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlakuk umum di
Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan, penerapan standar akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan standar akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.
21
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan
auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan.
Ada beberapa jenis auditor dewasa ini yang berpraktik. Jenis yang paling
umum adalah kantor akuntan publik, auditor internal pemerintah, auditor badan
pemeriksaan keuangan, auditor pajak, dan auditor internal (Arens, Elder, &
Beasly, 2011, 19).
a. Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Pubik bertanggung jawab mengaudit laporan
keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan
terbuka, kebanyakan perusahaan lain yang cukup besar, dan banyak
perusahaan serta organisasi non komersial yang lebih kecil. Sebutan
kantor akuntan publik mencerminkan fakta bahwa auditor yang
menyatakan pendapat audit atas laporan keuangan harus memiliki
lisensi sebagai akuntan publik. KAP sering disebut auditor eksternal
atau auditor independen untuk membedakannya dengan auditor
internal.
22
b. Auditor internal pemerintah
Auditor internal pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), guna melayani
kebutuhan pemerintah. Fungis utama upaya audit BPKP adalah
dikerahkan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas operasional
berbagai program pemerintah. BPKP mempekerjakan lebih dari 4.000
orang auditor diseluruh Indonesia
c. Auditor Badan Pemeriksa Keuangan
Auditor Badan Pemeriksa Keuangan adalah auditor yang bekerja
untuk Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, badan yang
didirikan berdasarkan konstitusi Indonesia. Dipimpin oleh seorang
kepala, BPK melapor dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada
DPR. Funsi utama BPK adalah untuk melaksanakan fungsi audit DPR,
dan juga mempunyai bannyak tanggung jawab seperti KAP. BPK
mengaudit sebagian besar informasi keuangan yang dibuat oleh
berbagai macam badan pemerintah pusat maupun daerah sebelum
diserahkan kepada DPR.
d. Auditor pajak
Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak bertanggung jawab untuk
memberlakukan peraturan pajak.Salah satu tanggung jawab utama
Dirjen Pajak adalah mengaudit wajib pajak untuk menentukan apakah
SPT itu sudah mamatuhi peraturan pajak yang berlaku. Audit ini
murni bersifat audit ketaatan.
23
e. Auditor internal
Auditor internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit
bagi manajemen, sama seperti BPK mengaudit untuk DPR. Tanggung
jawab auditor internal sangat beragam, tergantung pada yang
mempekerjakan mereka. Ada staf audit internal yang hanya terdiri dari
satu atau dua karyawan yang melakukan audit ketaatan secara rutin.
Namun ada yang terdiri dari 100 orang lebih untuk auditor internal
yang terlibat dalam kegiatan di luar akuntansi atau audit operasional
atau memiliki keahlian dalam mengevaluasi system computer.
3. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah :
a. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan adalah ukuran seberapa baik perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam
kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Rahman, 2018). Sedangkan menurut
(Suhadak, 2015) menyatakan pertumbuhan perusahaan yang tinggi mencerminkan
semakin luasnya jangkauan perusahaan, pertumbuhan perusahaan yang tinggi juga
menunjukkan kinerja perusahaan yang baik, karena terjadi peningkatan terhadap
asset atau penjualan perusahaan.
Pertumbuhan menjadi karakteristik dasar bisnis.Salah satu alasan
pertumbuhan berhubungan dengan mendapatkan keuntungan adalah sebuah
perusahaan besar umumnya memiliki pendapatan penjualan yang lebih besar,
sehingga keuntungannya lebih besar. Alasan lain adalah bahwa dalam
24
pertumbuhan ekonomi, bisnis yang tidak tumbuh sebenarnya menyusut relative
terhadap perekonomian. Alasan ketiga adalah bahwa menumbuhkan bisnis adalah
saran yang dipakai oleh beberapa eksekutif untuk meningkatkan kekuatan, gengsi,
dan reputasi mereka.Pertumbuhan menimbulkan masalah baru dan membutuhkan
sumber daya tambahan yang pertama harus tersedia dan kemudian harus
digunakan secara efektif. Bahan utama dalam pertumbuhan adalah modal, dan
seperti yang kita ketahui, modal paling mudah tersedia untuk korporasi (Pride,
Hughes, & Kapoor, 2014, 140) Karena itu perusahaan akan menggunakan segala
cara agar dapat berkembang melalui strategi pemasaran. (Zulkarnain, 2018, 68)
menulis dalam bukunya bahwa ada beberapa strategi pemasaran yang dapat
digunakan :
1. Strategi Kepuasan Pelanggan
Strategi kepuasan pelanggan menyebabkan para pesaing harus
berusaha keras dan memerlukan biaya yang tinggi dalam usahanya
merebut pelanggan suatu perusahaan. Satu hal yang perlu di
perhatikan disini adalah bahwa kepuasan pelanggan merupakan
strategi jangka panjang yang membutuhkan komitmen, baik
menyangkut dana maupun sumber daya manusia.
2. Strategi Pasar
Pasar adalah permintaan yang dibuat oleh kelompok pembeli potensial
terhadap suatu barang dan jasa. Pengertian yang lebih spesifik dan
dari sudut pandang pemasaran adalah pasar yang terdiri atas semua
pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan dan
25
keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan sanggup untuk
melibatkan diri dalam proses pertukaran guna memuaskan kebutuhan
atasu keinginan tersebut. Dengan demikian, besarnya pasar tergantung
pada jumlah orang yang memiliki kebutuhan, mempunyai sumber
daya yang diminati orang/pihak lain, dan bersedia menawarkan
sumber daya tersebut untuk ditukar supaya dapat memenuhi
keinginan.
3. Strategi Produk
Produk merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang
ditawarkan oleh produsen untuk dibeli dan dikonsumsi oleh
konsumen. Produk yang ditawarkan kepada konsumben tersebut dapat
berbentuk barang fisik, orang atau pribadi, dan ide. Produk secara
konsuptueal adalah segala sesuatu yang dibuat dan dihasilkan oleh
produsen untuk ditawarkan, dibeli, dikonsumsi dan diminta oleh
konsumen untuk menciptakan pertukaran, pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
4. Strategi Penetapan Harga
Harga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan
dibandingkan dengan ketiga elemen bauran pemasaran lainnya
(produk,promosi, dan distribusi) hanya menimbulkan biaya atau
pengeluaran. Pada hakikatnya harga tidak dapat dipisahkanan dengan
elemen lainnya.
26
5. Strategi Distribusi
Distribusi merupakan salah satu elemen pemasaran yang memiliki
peran penting dalam kegiatan pemasaran yang berfunsi untuk
memperlancar arus barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen.Fungsi distribusi dapat menciptakan nilai tambah atau
utilitas dari tempat, waktu, dan kepemilikan. Selain itu secara fisik
dapat memperlancar arus barang dan jasa diantara lembaga perantara
yang terlibat didalamnya.
(Pride, Hughes, & Kapoor, 2014, 140) juga menyatakan, terdapat dua
pertumbuhan yaitu:
1. Pertumbuhan dari Dalam
Kebanyakan perusahaan tumbuh dengan memperluas operasi mereka
saat ini.Beberapa memperkenalkan dan menjual produk baru yang
berkaitan.Lainnya memperluas penjualan produk untuk pasar
geografis baru atau kelompok konsumen baru di pasar geografis yang
sudah di layani. Pertumbuhan dari dalam, terutama ketika
direncanakan dan dikendalikan dengan hati – hati, dapat memiliki efek
buruk yang relative sedikit pada perusahaan. Seringnya, perusahaan
terus melakukan apa yang telah dilakukannya, tetapi pada skala yang
lebih besar.
2. Pertumbuhan melalui Merger dan Akuisisi
Cara lain agar perusahaan bisa bertumbuh adalah dengan membeli
perusahaan lain. Pembelian satu perusahaan oleh perusahaan lain
27
disebut merger. Akuisisi pada dasarnya sama seperti merger, tetapi
istilah akuisisi biasanya digunakan dalam referensi untuk pembelian
sebuah korporasi besar terhadap korporasi lain. Meskipun sebagian
besar merger dan akuisisi dilakukan secara baik, pengambilalihan
paksa juga dapat terjadi.Suatu pengambilalihan paksa (hostile
takeover) adalah situasi ketika manajemen dan dewan direksi dari
perusahaan ditargetkan untuk mengakuisisi dan menyetujui merger.
Ketika merger atau akuisisi menjadi paksaan, seorang pemburu
perusahaan – perusahaan lain atau investor kaya dapat melakukan
penawaran tender atau mulai pertarungan kuasa (proxy fight) untuk
mendapatkan kendali dari perusahaan target. Sebuah pnawaran tender
(tender offer) adalah tawaran untuk membeli saham perusahaan target
akuisisi dengan harga cukup tinggi untuk menggoda pemegang saham
untuk menjual saham mereka. Pemburu perusahaan juga dapat
memulai pertarungan kuasa. Suatu pertarungan kuasa (proxy fight)
adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan suara pemegang
saham untuk mengendalikan sebuah perusahaan yang ditargetkan.
Untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami pertumbuhan
perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya. Perusahaan yang sedang
mengalami pertumbuhan (growth) tentunya berharap untuk mendapatkan reaksi
yang positif dengan melakukan auditor switching (Saidin, Arifati, & Andini,
2016). Tingkat pertumbuhan perusahaan menjadi salah satu hal yang
dipertimbangan bagi investor untuk membuat keputusan terhadap investasinya.
28
Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan
tidak mengalami kemandekan atau kemunduran. Dalam penelitian (Rahmawati,
Isynuwardhana, & Yudowati, 2017) pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan
rasio tingkat pertumbuhan penjualan. Semakin tinggi tingkat penjualan
perusahaan dibandingkan penjualan bersih tahun sebelumnya maka akan semakin
tinggi pula kemungkinan perusahaan mempertahankan kelangsungan usahanya.
Untuk mengukur variable pertumbuhan perusahaan, peneliti menggunakan
rasio tingkat pertumbuhan penjualan tahun berjalan dibandingkan dengan
penjualan tahun sebelumnya.
b. Pergantian Manajemen
Menurut (Pride, Hughes, & Kapoor, 2014, 264) mengatakan bahwa :
“Manajemen (management) adalah proses mengoordinasikan orang dan
sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan sebuah organisasi.”
Dalam buku (Wibowo, 2011, 10) mengatakan bahwa pengertian
manajemen adalah :
“Proses Penggunaan sumber daya organisasi dengan menggunakan orang
lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.”
Growth = Sales t – Sales t-1
Sales t-1
29
Tanggung jawab manajemen adalah tanggung jawab untuk memilih dan
mengadopsi kebijakan akuntansi yang tepat, menyelenggarakan pengendalian
internal yang memadai, serta menyajikan laporan keuangan yang wajar berada di
pihak manajemen bukan auditor (Hery, 2013, 116). Tanggung jawab ini timbul
mengingat bahwa pihak manajemen selaku pelaksana harian perusahaan memiliki
pengetahuan yang lebih terperinci dan mendalam atas setiap transaksi perusahaan
yang terjadi dibanding dengan pihak auditor. Untuk perusahaan publik, berikut
adalah hal – hal yang pada umumnya dinyatakan dalam laporan tahunan
manajemen tanggung jawabnya :
1. Laporan keuangan disiapkan oleh manajemen.
2. Manajemen bertanggung jawab atas integritas dan objekvitas laporan
keuangan yang telah disiapkannya.
3. Laporan keuangan yang disiapkan didasarkan pada estimasi serta
pertimbangan terbaik manajemen.
4. Manajemen telah menetapkan dan menyelenggarakan system
pengendalian internal yang dirancang untuk memberikan kepastian
yang layak mengenai kehandalan pelaporan keuangan.
Pergantian atau dapat disebut juga perubahan adalah transformasi dari
keadaan sekarang menuju keadaan yang diharapkan di masa yang akan datang,
suatu keadaan yang lebih baik (Wibowo, 2011, 1). Pada hakikatnya kehidupan
manusia maupun organisasi diliputi oleh perubahan secara berkelanjutan. Semua
organisasi menghadapi lingkungan yang dinamis dan berubah, lingkungan
eksternal organisasi cenderung merupakan kekuatan yang mendorong untuk
30
terjadinya perubahan, di sisi lain bagi organisasi perubahan justru dirasakan
sebagai suatu kebutuhan internal. Oleh karena itu organisasi dihadapkan pilihan
antara berubah atau mati tertekan oleh kekuatan perubahan eksternal. Menurut
Hussey dalam buku yang di tulis (Wibowo, 2011, 82) terdapat enam faktor yang
menjadi pendorong bagi kebutuhan akan perubahan, yaitu sebagai berikut:
1. Perubahan Teknologi Terus Meningkat
Sebagai akibat perubahan teknologi yang terus meningkat, kecepatan
penyusutan teknologi menjadi semakin meningkat pula.
Perkembangan baru mengakibatkan perubahan keterampilan,
pekerjaan, struktur, dan budaya. Dengan demikian, sumber daya
manusia harus selalu mengikuti perkembangan teknologi agar tidak
tertinggal.
2. Persaingan semakin Insentif dan Menjadi Lebih Global
Banyak organisasi dipaksa mencapai standar kualitas dan biaya yang
telah dicapai oleh perintis industri, apabila tidak dapat mengikuti
standar maka akan kalah dalam bersaing. Lebih banyak industri
bekerja di tingkat dunia sehingga tidak berpikir terisolasi dalam satu
negara. Kekalahan dalam persaingan akan memaksa perusahaan
menutup usahanya atau melakukan merger atau di beli oleh
perusahaan lain.
3. Pelanggan semakin Banyak Tuntutan
Pelanggan tidak lagi mau menerima pelayanan yang jelek atau
kualitasnya rendah. Untuk menjadi organisasi yang kompetitif,
31
perusahaan harus lebih cepat dalam merespons kebutuhan pelanggan,
dan hal ini dapat berubah sepanjang waktu. Manajer yang bijak akan
selalu berusaha berada satu langkah di depan. Perusahaan yang tidak
mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan akan ditinggalkan
dan pelanggan akan beralih kepada pesaing kita.
4. Profil Demografis Negara Berubah
Komposisi kelompok penduduk tua dan muda berubah akibat
kekurangan keterampilan. Hal ini menyimpan banyak gal yang dapat
mempengaruhi perubahan dalam dekade kedepan. Perkembangan
demografis akan sangat berpengaruh terhadap pola kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu, dunia usaha harus mampu menangkap
kecenderungan tersebut.
5. Privatisasi Bisnis Milik Masyarakat Berlanjut
Kecenderungan yang terjadi dalam dunia bisnis adalah terjadinya
privatisasi yang semakin luas. Privatisasi merupakan kecenderungan
baru dunia bisnis yang akan semakin berkembang. Walaupun
kepemilikan tidak berubah, system baru dibangun untuk menciptakan
kompetisi dan tumbuhnya kekuatan pasar yang lebih besar lagi.
6. Pemegang Saham Minta Lebih Banyak Nilai.
Pengaruh pasar uang pada tuntutan terhadap kinerja korporat
menciptakan tekanan untuk dilakukan perbaikan secara terus menerus
pada pertumbuhan capital dan pendapatan korporat. Perusahaan akan
berada di bawah tekanan apabila kinerjanya di bawah harapan,
32
meskipun usahanya masih menguntungkan. Dalam situasi ini, tekanan
tidak hanya datang dari keluhan pemegang saham, tetapi karena
prestasinya rendah.
Dalam bukunya (Mattjik, 2012, 138) terdapat teori proses perubahan
manajerial. Disebutkan bahwa perubahan melibatkan banyak orang dalam
organisasi, konsep ini mengedepankan tugas general manager untuk memperoleh
dukungan dan komitmen dari anggota organisasi dalam melakukan perubahan.
Menurut teori ini, untuk menghasilkan perubahan secara manajerial, dilakukan hal
– hal sebagai berikut :
1. Memobilisasi dukungan stakeholders, dengan mengikutkan mereka
dalam menganalisis masalah yang melemahkan daya saing
perusahaan.
2. Mengembangkan visi dan strategi mengelola daya saing yang positif.
3. Mengupayakan konsesus terhadap visi organisasi yang baru.
4. Merevitalisasi visi dengan memperluas pada seluruh departemen
dalam organisasi dan memelihara konsistensinya.
5. Mengkonsolidasi perubahan melalui kebijakan, strategi yang
diformalisasikan, struktur, dan system
6. Memantau secara terus menerus kegiatan perubahan.
Menurut (Wea & Murdiawati, 2015) Pergantian manajemen merupakan
pergantian direksi perusahaan yang dapat disebabkan karena keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) atau kemauan sendiri dari di reksi untuk
berhenti. Dengan adanya pergantian manajer dan direktur yang baru di
33
perusahaan, manajer yang baru lebih memilih mengganti auditorkarena mereka
memiliki hubungan kerja yang lebih disukai dengan auditor tertentu atau mereka
mencari auditor yang dapat menurutI kebijakan dan praktik akuntansi manajemen
baru.
c. Opini Audit
Opini audit merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor setelah
melakukan beberapa tahapan proses audit untuk menilai kewajaran dari laporan
keuangan yang diberikan pihak perusahaan (Sinarto & Wenny, 2017). (Susanti,
2014) menyatakan bahwa auditor tidak bertanggung jawab atas isi laporan
keuangan yang disampaikan oleh manajemen karena auditor hanya memeriksa
kewajaran laporan keuangan berdasarkan SPAP (Standar Profesional Akuntan
Publik).
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik PSA No. 29 SA Seksi 508,
ada lima jenis pendapat audit, yaitu :
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Laporan yang diterbitkan oleh akuntan publik yang menyatakan tidak
terdapat salah saji signifikan yang ditemukan, serta auditor beropini
bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar sesuai GAAP
(Generally accepted accounting principles)
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang
Ditambahkan dalam bentuk baku (Unqualified Opinion with
Explanatory Language)
34
Laporan tanpa pengecualian dimana laporan keuangan disajikan
dengan wajar, tetapi auditor perlu memberikan catatan atau tambahan
informasi yang diperlukan.
3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Laporan yang diterbitkan ketika auditor yakin bahwa keseluruhan
laporan keuangan disajikan secara tetapi ruang lingkup dibatasi atau
data keuangan tidak sesuai dengan GAAP (Generally accepted
accounting principles)
4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Laporan yang diterbitkan ketika auditor yakin bahwa keseluruhan
laporan keuangan telah salah saji secata material atau menyesatkan
sehingga tidak menyajikan dengan wajar posisi keuangan.
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclamer Opinion)
Laporan yang diterbitkan ketika auditor tidak bisa mendapat
keyakinan bahwa keseluruhan laporan keuangan disajikan wajar atau
auditor tidak independen.
4. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Auditor
Switchingatau pergantian auditor. Menurut (Rahmawati, Isynuwardhana, &
Yudowati, 2017) auditor switching adalah perilaku yang dilakukan perusahaan
untuk berpindah KAP.Sedangkan (Rahman, 2018) menyatakan auditor switching
adalah perpindahan auditor atau KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien yang
dilakukan secara sukarela tanpa ada peraturan yang mengharuskan klien untuk
35
untuk melakukan pergantian audior. Menurut (Patrioti, 2018) auditor switching
merupakan pergantian auditor atau KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien
karena beberapa faktor. Pada umumnya auditor switching terjadi dapat bersifat
mandatory (wajib) ataupun voluntary (sukarela). Aturan mengenai auditor
switching secara mandatory telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dengan
mengeluarkan aturan yang mengatur rotasi auditor yang diharapkan dapat
menjaga independensi auditor terhadap perusahaan yang diperiksa.
Pada tahun 2008 pemerintah mengganti Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 dalam Keputusan Menteri
Keuangan No. 17/PMK.01/2008 yang mengatur tentang “ jasa akuntan Publik “.
Pada pasal 3 ayat (1) Menteri Keuangan memutuskan :
“Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas
sebagaimna dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dilakukan oleh KAP
paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang
Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut”
Lebih lanjut pada pasal 3 ayat (2) dijelaskan juga :
“Akuntan publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menerima
kembali penugasan audit umum untuk klien sebagaimana dimaksud ayat
(1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas
laporan keuangan klien tersebut.”
Selanjutnya pemerintah mengeluarkan pembaharuan dengan mengeluarkan
Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 tahun 2015 tentang “ Praktik Akuntan Publik”.
Pada pasal 11 ayat (1) berisi tentang :
36
“Pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis sebagaimana
dimaksud Pasal 10 ayat (1) huruf a terhadap suatu entitas oleh seorang
Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk 5 tahun buku berturut – turut.”
Dalam pasal 11 ayat (4) menyatakan :
“Akuntan publik dapat memberikan kembali jasa audit atas informasi
keuangan historis terhadap entitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
setelah 2 (dua) tahun buku berturut-turut tidak memberikan jasa tersebut.”
Sedangkan Auditor switching secara voluntary ini dapat dipicu oleh
beberapa faktor, baik yang berasal dari klien maupun dari pihak auditor atau KAP.
Untuk mengetahui bahwa terjadinya auditor switching oleh suatu perusahaan
dapat di lihat dari laporan keuangan perusahaan yang sudah diterbitkan oleh Bursa
Efek Indonesia apabila di dalam laporan keuangan tersebut nama auditor yang
tercantum berbeda dari tahun sebelumnya. Dalam penelitian ini perusahaan di
klasifikasikan melakukan auditor switching secara voluntary, sehingga penelitian
ini akan focus pada faktor – faktor di luar ketentuan yang berlaku. Dari beberapa
pengertian dan penjelasan yang dikemukakan oleh beberapa peneliti sebelumnya ,
peneliti dapat menyimpulkan bahawa auditor switching adalah pergantian auditor
atau KAP yang dilakukan perusahaan klien pada laporan keuangan periode
selanjutnya yang dilakukan berdasarkan beberapa faktor.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam
melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan
37
dalam mengkaji penelitian yang dilakukan.Penulis mengangkat beberapa
penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian
penulis.Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait
dengan penulisan yang dilakukan penulis.
37
Tabel II.1
Hasil Penelitian – Penelitian Terdahulu
No Nama Penulis
(Tahun)
Judul Variabel Hasil
1 Desy Rahmawati,
Deannes
Isyunawardhana, dan
Siska Priyandani
Yudowati
(2017)
Pengaruh Pergantian Manajemen,
Opini Audit, Pertumbuhan
Perusahaan, dan Financial
Distress terhadap Auditor
Switching (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2010-
2015)
Variabel Independen :
Pergantian Manajemen, Opini
Audit, Pertumbuhan Perusahaan,
dan Financial Distress
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Pertumbuhan perusahaan
berpengaruh terhadap auditor
switching.
Pergantian manajemen, opini audit,
dan financial distress tidak
berpengaruh terhadap auditor
switching.
2 Saidin, Rina Arifati,
dan Rita Andini
Analysis of Effect of Audit
Opinion, KAP Size, Financial
Trouble, Turn Management,
Company Size and Growth
Company Auditor Switching on
Mining Companies Listed In
Indonesia Stock Exchange Period
2011-2014
Variabel Independen :
Opini Audit, ukuran KAP,
Kesulitan Keuangan, Pergantian
Manajemen, Ukuran Perusahaan
dan Pertumbuhan Perusahaan
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Pergantian manajemen berpengaruh
positif terhadap auditor switching.
Ukuran KAP, kesulitan keuangan,
ukuran perusahaan berpengaruh
negatif terhadap auditor switching.
Opini auditor dan pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap auditor
switching
38
3 Siska Aprianti dan Sri
Hartaty
Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran
Perusahaan Klien dan Tingkat
Pertumbuhan Perusahaan Klien
terhadap Auditor Switching
Variabel Independen :
Ukuran KAP, Ukuran
Perusahaan Klien dan Tingkat
Pertumbuhan Perusahaan Klien
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Ukuran KAP berpengaruh terhadap
auditor switching.
Ukuran perusahaan klien dan
tingkat pertumbuhan perusahaan
klien tidak berpengaruh terhadap
auditor switching.
4 Ina Intiar Saputri Pengaruh Opini Audit, Ukuran
KAP, Pergantian Manajemen,
Financial Distress dan
Profitabilitas Perusahaan terhadap
Auditor Switching(Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014 – 2016)
Variabel Independen :
Opini Audit, Ukuran KAP,
Pergantian Manajemen,
Financial Distress dan
Profitabilitas Perusahaan
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Pergantian manajemen berpengaruh
terhadap auditor switching.
Opini audit, ukuran KAP, financial
distress dan profitabilitas
perusahaan
tidakberpengaruh terhadap auditor
switching.
5 Resi Patrioti Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Non Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016)
Variabel Independen :
Pergantian manajemen, Ukuran
KAP, Ukuran Perusahaan,
FeeAudit dan Opini Audit
Going Concern
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Opini audit going
concernberpengaruh terhadap
auditor switching.
Pergantian manajemen, ukuran
KAP, ukuran perusahaan, fee audit
tidak berpengaruh terhadap auditor
switching.
6 Muhammad Annas
Taufiqur Rahman
Pengaruh Opini Audit, Financial Distress, Pertumbuhan Perusahaan
Variabel Independen :
Opini Audit, Financial Distress,
Pertumbuhan Perusahaan Klien,
Opini audit berpengaruh terhadap
auditor switching.
39
Klien, Ukuran KAP dan Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan
Real Estate dan Property di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-
2016)
Ukuran KAP dan Pergantian
Manajemen
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Financial distress, pertumbuhan
perusahaan klien, ukuran KAP dan
pergantian manajemen
tidakberpengaruh terhadap auditor
switching.
7 Veronika Sinarto dan
Cherrya Dhia Wenny
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen, Opini Audit, Financial Distress, dan Ukuran Perusahaan terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2013-2016)
Variabel Independen :
Pertumbuhan Perusahaan,
Pergantian Manajemen, Opini
Audit, Financial Distress, dan
Ukuran Perusahaan
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Opini audit dan financial
distressberpengaruh signifikan
terhadap auditor switching.
Pertumbuhan perusahaan,
pergantian manajemen, dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap auditor
switching.
8 Dewi Mutiarani Analisis Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Auditor Switching
pada Perusahaan Pertambangan
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Variabel Independen :
Opini Auditor, Pergantian
Manajemen, Financial Distress,
Pertumbuhan Perusahaan, dan
Ukuran KAP
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Pertumbuhan Perusahaan
berpengaruh terhadap auditor
switching.
Opini auditor, pergantian
manajemen dan ukuran KAPtidak
berpengaruh terhadap auditor
switching.
9 Ni Wayan Ari
Juliantari dan Ni Ketut
Rasmini
Auditor Switching dan Faktor –
Faktor yang Mempengaruhinya
Variabel Independen :
Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien,
Ukuran KAP dan ukuran perusahaan klienberpengaruh terhadap auditor switching.
40
Opini Audit dan Pergantian
Manajemen
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Opini audit dan pergantian
manajementidak berpengaruh
terhadap auditor switching.
Sumber :Data Sekunder, Diolah
41
Dalam penelitian sebelumnya, para peneliti hanya mencantumkan
peraturan tentang auditor switching pada tahun 2008 yaitu Peraturan Menteri
Keuangan No. 17/PMK.01/2008, sedangkan dalam penelitian ini peneliti sudah
memuat peraturan terbaru tahun 2015 yaitu, Peraturan Pemerintah (PP) No. 20
tahun 2015 tentang “ Praktik Akuntan Publik”. Dalam penelitian ini juga
menjelaskan frekuensi – frekuensi dari setiap hasil pengujian variabel dengan
pengukuran sehingga dapat menjelaskan hasil dari sample pengamatan.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan, pergantian manajemen dan opini
audit terhadap auditor switching.Maka kerangka pemikiran yang terbentuk adalah
seperti Gambar II.1 berikut.
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran
Sumber :Data Sekunder, Diolah
Pertumbuhan Perusahaan
(X1)
Pergantian Manajemen
(X2)
Opini Audit
(X3)
Auditor Switching
(Y)
42
Keterangan :
Variabel Independen
X1 : Pertumbuhan Perusahaan
X2 : Pergantian Manajemen
X3 : Opini Audit
Variabel Dependen
Y : Auditor Switching
D. Perumusan Hipotesa
1. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Auditor Switching
Pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan tingkat penjualan
perusahaan karena penjualan merupakan aktivitas utama dari suatu perusahaan.
Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan (growth) tentunya berharap
untuk mendapatkan reaksi yang positif dengan melakukan auditor
switching.Menurut (Rahmawati, Isynuwardhana, & Yudowati, 2017) dan
(Rahman, 2018) hasil penelitiannya pertumbuhan perusahaan berpengaruh
terhadap auditor switching. Penelitian ini tidak sesuai dengan (Aprianti & Hartaty,
2016) yang hasil penelitiannya pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh
terhadap auditor switching. Berdasarkan pernyataan diatas maka hipotesis dari
penelitian ini adalah:
H1 : Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap Auditor Switching
43
2. Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching
Pergantian manajemen dapat terjadi di dalam suatu perusahaan.
Menurut (Wea & Murdiawati, 2015) Pergantian manajemen merupakan
pergantian direksi perusahaan yang dapat disebabkan karena keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) atau kemauan sendiri dari di reksi untuk
berhenti. Manajemen memerlukan auditor yang berkualitas dan dapat memenuhi
tuntutan dari pertumbuhan perusahaan yang cepat, jika hal tersebut tidak
terpenuhi maka perusahaan berkemungkinan akan mengganti auditornya.
Menurut penelitian dari (Saputri, 2018) dan juga (Rahman, 2018) hasil
penelitiannya pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching.
Namun penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian (Patrioti, 2018) hasil
penelitiannya pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor
switching. Berdasarkan pernyataan diatas maka hipotesis dari penelitian ini
adalah:
H2 : Pergantian Manajemen berpengaruh terhadap Auditor Switching
3. Pengaruh Opini Audit terhadap Auditor Switching
Opini audit dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
pengguna laporan eksternal untuk pengambilan keputusan investasi. Pada
umumnya opini wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan yang diberikan
auditor sangat diinginkan oleh banyak perusahaan, dan berusaha sebisa mungkin
menghindari mendapat opini qualified (Mutiarani, 2017). Sehingga dapat
disimpulkan perusahaan yang mendapatkan opini audit yang tidak sesuai dengan
keinginannya akan cenderung mengganti auditor atau KAP. Menurut (Rahman,
44
2018) dan (Sinarto & Wenny, 2017) hasil penelitiannya opini audit berpengaruh
terhadap auditor switching. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitan
(Mutiarani, 2017) dan (Juliantari & Rasmini, 2013) yang hasil penelitiannya opini
audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Berdasarkan pernyataan
diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
H3 : Opini Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching
4. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen dan
Opini Audit secara Simultan terhadap Auditor Switching
Menurut penelitian (Rahmawati, Isynuwardhana, & Yudowati, 2017)
secara simultan pergantian manajmen, opini audit, pertumbuhan perusahaan dan
financial distress berpengaruh terhadap auditor switching. Penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan (Power & Nurbaiti, 2018) hasil penelitiannya
pergantian manajemen, financial distress, ukuran KAP dan opini audit memiliki
pengaruh simultan terhadap auditor switching. Berdasarkan pernyataan diatas
maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
H4 : Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen dan Opini Audit
secara Simultan berpengaruh terhadap Auditor Switching
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2017, 2) mengatakan bahwa :
“ Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Penelitian adalah upaya untuk memperoleh penyelesaian atau solusi
terhadap permasalahan atau fenomena – fenomena yang terjadi melalui langkah –
langkah pengumpulan dan menganalisis data, informasi, dan fakta – fakta secara
ilmiah (Riadi, 2016, 2). Penelitian biasanya dilakukan oleh ilmuan atau pakar
yang berhubungan dengan hal yang akan dicari kebenarannya. Terdapat 2 macam
data penelitian berdasarkan jenis penelitiannya menurut (Riadi, 2016, 48) yaitu
data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitiatif adalah data yang bukan
berbentuk angka seperti teks, gambar, narasi, artefak, dan lainnya yang diperoleh
melalui wawancara mendalam, observasi, analisis dokumen dan diskusi terfokus.
Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka hasil dari suatu
pengukuran, observasi, dan membilang yang dapat dianalisis menggunakan
metode statistic untuk memperoleh kecenderungan, prediksi antar variabel
sehingga dapat ditambilkan dalam bentuk data- data statistik.
Berdasarkan pendekatannya penelitian ini merupakan penelitian dengan
data kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian
berupa angka – angka dan analisis menggunakan statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Untuk mendapatkan data yang valid,
46
reliabel dan obyektif dalam penelitian kuantitatif, maka data penelitian harus valid
dan reliable serta pengumpulan data dilakukan dengan cara yang benar pada
sampel yang representative (mewakili populasi).
B. Objek Penelitian
Objek penelitian dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi perhatian
dalam suatu penelitian yang menjadi sasaran untuk mendapatkan jawaban atau
solusi dari fenomena penelitian yang terjadi.Objek dari penelitian ini adalah data
sekunder yang berkaitan dengan faktor – faktor yang mempengaruhi pergantian
auditor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2016 sampai dengan 2018 yang berupa laporan keuangan yang diperoleh
dari situs resmi Busa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan industri pengolahan yang
mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Perusahaan
manufaktur identik dengan pabrik yang mengaplikasikan mesin – mesin,
peralatan, teknik rekayasa dan tenaga kerja (SahamOke, 2019). Di Indonesia
banyak sekali perusahaan manufaktur, perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI terbagi menjadi 3 sektor yaitu, sektor industri dasar & kimia, sektor aneka
industri dan sektor industri barang konsumsi. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan seluruh perusahaan manufaktur dari ketiga sektor tersebut untuk
menjadi populasi.
47
C. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian dengan jenis data
yang bersifat kuantitatif, karena data yang diperoleh nantinya berupa angka. Dari
angka yang diperoleh akan di analisis lebih lanjut dalam analisis data. Data sendiri
dapat diartikan sebagai sekumpulan bukti empiriris yang didapatkan dari suatu
pengamatan, observasi, wawancara, pengukuran fisik, percobaan labotarium dan
lain – lain (Riadi, 2016, 47). Sedangkan data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau bilangan, yang sesuai dengan bentuknya. Data kuantitatif
dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau
statistika.
Dalam penelitian membutuhkan data yang dapat diperoleh melalui sumber
data yang telah ditetapkan untuk diambil sampel penelitian yang dapat mewakili
seluruh populasi, yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah
subyek dari mana data dapat diperoleh. Sedangkan sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Menurut (Riadi, 2016, 48) mengataka bahwa :
“ Data sekunder adalah informasi tangan kedua yang sudah dikumpulkan
oleh beberapa orang (organisasi) untuk tujuan tertentu dan tersedia untuk
berbagai penelitian. Contoh data sekunder adalah data yang diperoleh dari
buku, laporan, jurnal dan lain- lain.“
Alasan penggunaan data sekunder dalam penelitian ini karena pada
umumnya data sekunder sudah diolah oleh pihak lain yang telah dipercaya
sehingga mudah untuk digunakan dan data sejenis telah digunakan oleh banyak
peneliti untuk kebutuhan penelitian. Data sekunder yang digunakan didapat dari
48
laporan keuangan yang telah diaudit dan annual report atau laporan tahunan
perusahaan sektor manufaktur publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016 – 2018. Sumber data ini diperoleh dengan menggunakan
caradownload melalui internet dari situs resmi BEI (Bursa Efek Indonesia)
diantaranya dengan alamat www.idx.co.id.
D. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut (Sugiyono, 2017, 136) mengatakan bahwa :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yaitu perusahaan manufaktur
yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan terdapat 3sektor yaitu, sektor
industri dasar & kimia, sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi
yang akan menjadi populasi penelitian selama periode 2016 – 2018 serta tahun
2015 digunakan sebagai tahun dasar penelitian.
b. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2017, 144).
Menurut (Sugiyono, 2017, 137) mengatakan bahwa :
49
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.”
Bila populasi besar maka peneliti tidak mungkin memperlajari semua yang
ada, karena itu peneliti akan menentukan sampel agar dapat mewakili seluruh
populasi tersebut. Pemilihan sampel ini dilakukan juga karena telah memahami
bahwa informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari satu kelompok tertentu
yang mampu memberikan informasi yang dikehendaki dan memang populasi
tersebut memiliki informasi yang telah memenuhi kriteria tertentu. Dasar
penentuan pemilihan sampel adalah yang memenuhi kelengkapan data. Adapun
beberapa kriteria sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2016 sampai dengan 2018.
2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan atau menyajikan
laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
secara berturut – turut selama tahun 2016 - 2018.
3. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah dalam
laporan keuangannya selama tahun 2016 - 2018.
4. Perusahaan manufaktur yang melakukan pergantian Kantor Akuntan
Publik minimal selama satu kali selama tahun 2016 – 2018.
50
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan
dokumentasi yang diperoleh dari sumber yang digunakan. Dokumentasi dapat
diartikan sebagai sebuah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan dokumen –
dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber –
sumber informasi yang dapat dipertanggung jawabkan dari karangan atau tulisan,
wasiat, buku, undang – undang dan sebagainya. Metode dokumentasi dilakukan
dengan cara menyalin dan mengarsipkan data-data yang diperoleh dari sumber –
sumber yang telah tersedia. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan data sekunder yang dikumpulkan berupa laporan keuangan yang
telah diaudit dari perusahaan sektor manufaktur yang di terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun 2016 sampai dengan 2018 yang diperoleh dari situs resmi
BEI www.idx.co.id. Selain itu, peneliti menggunakan penelitian kepustakaan juga
yang merupakan penelitian dimana data tidak diperoleh dari lapangan tetapi dari
perpustakaan atau tempat lain yang menyiman referensi, dokumen – dokumen
yang berisi data yang teruji validasinya (Sugiyono, 2017, 139). Data dari
kepustakaan biasanya berupa ringkasan tertulis dari jurnal, artikel, buku-buku, dan
dokumen lain, yang berisi tentang uraian informasi masa lalu atau sekarang yang
relevan dengan judul penelitian.
Literatur pustaka adalah bahan bacaan yang dapat digunakan dalam
berbagai aktifitas, baik secara intelktual maupun rekreasi. Literatur sendiri dapat
digolongkan menjadi literature primer, literatur sekunder dan tersier. Dimana
tingkat ketajaman analisis setiap literatur berbeda. Literatur primer adalah karya
51
tulis asli yang memuat sebuah teori atau sebuah gagasan dalam bidangnya.
Sedangkan literatur sekunder adalah literatur yang meringkas atau mengindeks
literatur primer, jadi tidak berisi literatur baru. Pada literatur tersier mumuat
petunjuk untuk mendapatkan literatur sekunder. Teknik pengumpulan data ini
berguna untuk memahami dan mempelajari literatur yang memuat pembahasan
berkaitan penelitian seperti pertumbuhan perusahaan, pergantian manajemen,
opini audit dan auditor switching.
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2017, 66) mengatakan bahwa :
“Pada dasarnya variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.”
a. Variabel Independen
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah
pertumbuhan perusahaan, pergantian manajemen dan opini audit. Dalam Bahasa
Indonesia variabel Independen sering disebut sebagai variabel bebas. Menurut
(Sugiyono, 2017, 68) mengatakan bahwa :
“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).”
1. Pertumbuhan Perusahaan
Variabel ini diukur dengan menggunakan rasio pertumbuhan penjualan.
Rasio ini diukur dengan cara mengurangi penjualan bersih tahun ini dengan
penjualan
sebelumny
2. Pe
Per
susunan d
dummy, jik
jika perus
(Rahman,
3. Op
Op
melakukan
keuangan
wajar tanp
menerima
Wenny, 20
b. Va
Va
switching.
variabel te
bersih tah
ya (Aprianti
ergantian M
rgantian m
dewan direk
ka perusaha
sahaan tidak
2018).
pini Audit
pini audit m
n beberapa
yang dibe
pa pengecu
a opini selain
017).
ariabel Dep
ariabel depe
Dalam Ba
erikat. Menu
hun sebelum
i & Hartaty
Manajemen
manajemen
ksinya. Var
aan melakuk
k melakuka
merupakan
tahapan pr
erikan pihak
ualian maka
n wajar tanp
penden
enden yang
ahasa Indon
urut (Sugiyo
Growth
mnya lalu d
y, 2016). Be
n
perusahaan
riabel perga
kan pergant
an pergantia
pendapat
roses audit
k perusaha
a diberikan
pa pengecu
g digunakan
nesia variab
ono, 2017,
= Sales
Sale
dibagi deng
rikut adalah
n terjadi ji
antian mana
tian manajem
an manajem
yang dibe
untuk men
aan. Jika p
n nilai 1. S
alian maka
n dalam pe
bel Indepen
68) mengat
s t – Sales t-
s t-1
gan penjual
h rumus yan
ika perusah
ajemen mer
men maka d
men maka d
rikan oleh
nilai kewaja
erusahaan
Sedangkan
diberikan n
enelitian ini
nden sering
akan bahwa
-1
lan bersih
ng digunaka
haan meng
rupakan var
diberikan ni
diberikan n
auditor se
aran dari lap
menerima
jika perusa
nilai 0 (Sina
i adalah au
disebut se
a :
52
tahun
an :
gubah
riabel
ilai 1,
nilai 0
etelah
poran
opini
ahaan
arto &
uditor
ebagai
53
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas.”
Auditor switching adalah pergantian auditor atau KAP yang dilakukan
perusahaan klien pada laporan keuangan periode selanjutnya yang dilakukan
berdasarkan beberapa faktor. Oleh karena itu auditor switching merupakan
variabel dummy. Jika perusahaan melakukan auditor switching, maka diberikan
nilai 1, jika perusahaan tidak melakukan auditor switching maka akan diberikan
nilai 0 (Mutiarani, 2017).
Tabel III. 1
Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel yang
Diukur
Indikator Skala Sumber
Data
Auditor
Switching
Perubahan KAP yang dibandingkan
antara tahun t dan t+1
Nominal Sekunder
Pertumbuhan
Perusahaan
Mengurangi penjualan bersih tahun t
dengan penjualan bersih t - 1 lalu
dibagi dengan penjualan bersih t -1
Rasio Sekunder
Pergantian
Manajemen
Pergantian susunan direksi perusahaan
yang membandingkan tahun t dan
tahun t – 1
Nominal Sekunder
Opini Audit Unqualified atau qualified tahun t Nominal Sekunder
Sumber : Data Sekunder, Diolah
G. Teknik Analisis Data
Penyelesaian penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitif dengan
menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression). Adapun beberapa
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
a. Statistik Deskriptif
Menurut (Sugiyono, 2017, 232), mengatakan bahwa :
54
“ Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi.”
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suati data yang
dilihat dari nilai rata – rata (mean), standar devisiasi, maksimum dan minimum
(Ghozali, 2018, 19). Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata – rata
populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai
disperse rata – rata dari sampel. Maksimum dan minimum digunakan untuk
melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi.
b. Menguji kelayakan model regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lameshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lameshow’s Goodness of Fit
menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak
ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit).
Menurut (Ghozali, 2018, 333), mengatakan bahwa :
“Jika nilai Hosmer and Lameshow’s Goodness of Fit Test statistic sama
dengan atau kurang dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada
perbedaan signifikan antara model dengan nilai obsevasinya sehingga
Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai
observasinya. Jika nilai statisticsHosmer and Lameshow’s Goodness of Fit
lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti
model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model
dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.”
55
c. Menilai keseluruhan model (overall model fit)
Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa
test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit
adalah :
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar
model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi
likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang
dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan
alternative, L ditransformasikan menjadi – 2LogL.Penurunan likelihood (-2LogL)
menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang
dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2018, 332).
d. Koefisien determinasi
Cox and Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru
ukuran R2
pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi
likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit
diinterprestasikan. Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien
Cox and Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (Nol) sampai 1
(satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and Snell R2dengan nilai
maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2dapat diinterpretasikan seperti nilai R
2pada
multiple regression (Ghozali, 2018, 33).
56
Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
e. Matriks klasifikasi
Matrik klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi
untuk memprediksi kemungkinan auditor switching yang dilakukan oleh
perusahaan (Sinarto & Wenny, 2017).
f. Model regresi logistik yang terbentuk
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik, yaitu dengan melihat pengaruh pertumbuhan perusahaan, pergantian
manajemen dan opini audit terhadap auditor switching pada perusahaan
manufaktur di BEI tahun 2016 – 2018. Model regresi logistik dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
SWICH = Auditor Switching
α = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien Regresi
PP = Pertumbuhan Perusahaan
PM = Pergantian Manajemen
OPINI = Opini Audit
E = Erorr
SWITCH = α + b1PP + b2PM + b3OPINI +E
57
g. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
analisis regresi logistic. Nilai α = 5% merupakan besaran tingkat kesalahan yang
dapat ditolerir. Kaidah pengambilan keputusan adalah :
1) Jika nilai probabilitas (sig.) <α = 5% maka hipotesis alternatif ditolak
2) Jika nilai probabilitas (sig.) >α = 5% maka hipotesis alternatif diterima
1. Uji Signifikansi Model secara Parsial ( Uji T )
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah pengaruh variabel
independen secara individual dapat menerangkan variabel dependen. Untuk
menguji hipotesis ini sesuai dengan penelitian (Rahmawati, Isynuwardhana, &
Yudowati, 2017) digunakan uji Wald, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
masing – masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah :
- Jika nilai signifikansi t < 0.05 maka hipotesis diterima bahwa variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
- Jika nilai signifikansi t > 0.05 maka hipotesis ditolak yang berarti
bahwa secara partial variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
2. Uji Signifikansi Model secara Simultan ( Uji F )
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah pengaruh variabel
independen secara simultan atau bersama – sama mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini sesuai dengan penelitian
(Rahmawati, Isynuwardhana, & Yudowati, 2017) dan (Power & Nurbaiti, 2018)
58
digunakan Omnibus Test of Model Coefficient, dengan tingkat signifikasi yang
digunakan adalah :
- Jika nilai signifikansi < 0.05 atau sama dengan 0.05 maka hipotesis
diterima bahwa variabel independen berpengaruh signifikan secara
simultan atau bersama – sama terhadap variabel dependen.
- Jika nilai signifikansi > 0.05 maka hipotesis ditoak bahwa secara
simultan atau bersama – samavariabel independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan apakah variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Populasi dalam penelitian
ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2016 – 2018 yang terdiri dari 3 sektor yaitu, sektor industri dasar & kimia,
sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi. Penentuan sampel
dengan menggunakan teknik purposive sampling pada penelitian ini akan di
gambarkan pada tabel berikut ini.
Tabel IV. 1
Proses Perolehan Sampel
No Keterangan Jumlah Data
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2016 sampai dengan 2018
166
2 Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan laporan
keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
secara berturut – turut selama tahun 2016 - 2018.
(24)
3 Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata
uang rupiah dalam laporan keuangannya selama tahun
2016 - 2018.
(28)
4 Perusahaan manufaktur yang tidak pernah melakukan
pergantian Kantor Akuntan Publik minimal selama satu
kali selama tahun 2016 – 2018.
(70)
Jumlah Sampel Perusahaan 44
Jumlah tahun periode 3 tahun
Jumlah Sampel Perusahaan yang digunakan 132
Data Sekunder, Diolah
60
Proses pemilihan sampel dijelaskan sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan atau menyajikan
laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik secara
berturut – turut selama tahun 2016 – 2018 terjadi dikarenakan tanggal IPO
(Initial Public Offering) atau tanggal penawaran umum perdana
perusahaan di Bursa Efek Indonesia berada antara tahun 2017 dan 2018,
sedangkan dalam penelitian ini peneliti membutuhkan laporan keuangan
selama 2016 hingga 2018. Hal ini menyebabkan perusahaan belum
mempublikasikan laporan keuangan tahun sebelumnya yaitu laporan
keuangan 2016 atau 2017 ke dalam Bursa Efek Indonesia atau di website
resmi IDX. Berikut adalah daftar 24 perusahaan yang tidak mempublikasin
laporan keuangannya secara berturut – turut selama tahun 2016 – 2018,
yaitu :
Tabel IV. 2
Perusahaan Yang Tidak Mempubliskasikan Laporan Keuangan Secara
berturut – turut selama 2016 - 2018
No KODE Nama Perusahaan
1 CAKK PT. Cahayaputra Asa Keramik Tbk.
2 KMTR PT. Kirana Megatara Tbk.
3 MARK PT. Mark Dynamics Indonesia Tbk
4 MDKI PT. Emdeki Utama Tbk
5 MOLI PT. Madusari Murni Indah Tbk.
6 PBID PT. Panca Budi Idaman Tbk
7 SWAT PT.Sriwahana Adityakarta Tbk.
8 TDPM PT. Tridomain Performance Material
9 BELL PT.Trisula Textile Industries Tbk
10 GMFI PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk
11 JSKY PT. Sky Energy Indonesia Tbk.
12 KPAL PT. Steadfast Marine Tbk.
61
13 ZONE PT.Mega Perintis Tbk.
14 AISA PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
15 CAMP PT. Campina Ice Cream Industry Tbk
16 CLEO PT. Sariguna Primatirta Tbk
17 GOOD PT.Garudafood Putra Putri Jaya Tbk
18 HOKI PT.Buyung Poetra Sembada Tbk
19 HRTA PT. Hartadinata Abadi Tbk.
20 KPAS PT. Cottonindo Ariesta Tbk.
21 PANI PT. Pratama Abadi Nusa Industri Tbk
22 PCAR PT. Prima Cakrawal Abadi Tbk
23 PEHA PT. Phapros Tbk.
24 WOOD PT. Integra Indocabinet Tbk.
Data Sekunder, Diolah
2. Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam
laporan keuangannya selama tahun 2016 – 2018 sebanyak 28 perusahan.
Perusahaan – perusahaan tersebut melaporkan laporan keuangannya
menggunakan mata uang dollar Amerika Serikat (USD). Berikut adalah
dafar perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah (IDR) dalam
laporan keuangannya, yaitu :
Tabel IV. 3
Perusahaan Yang Tidak Menggunakan Mata Uang Rupiah Pada Laporan
Keuangan selama 2016 - 2018
No KODE Nama Perusahaan
1 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk
2 BRPT PT. Barito Pasific Tbk
3 CTBN PT. Citra Turbindo Tbk
4 FPNI PT. Lotte Chemical Titan Tbk
Ex. Titan Kimia Nusantara
5 INKP PT. Indah Kiat Pulp & paper Tbk
6 INRU PT. Toba Pulp Lestari Tbk
7 IPOL PT.Indopoly Swakarsa Industry Tbk
8 KRAS PT. Krakatau Steel Tbk
9 NIKL PT.Pelat Timah Nusantara Tbk
10 SULI PT. SLJ Global Tbk
Ex. Sumalindo Lestari Jaya Tbk
11 TBMS PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk
12 TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
62
13 TPIA PT.Chandra Asri Petrochemical
14 UNIC PT.Unggul Indah Cahaya Tbk
15 ARGO PT. Argo Pantes Tbk
16 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk
17 CNTX PT.Centex Tbk
18 ERTX PT.Eratex Djaja Tbk
19 ESTI PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
20 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk
21 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk
22 INDR PT. Indorama Synthetics Tbk
23 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
24 PBRX PT. Pan Brothers Tbk
25 POLY PT. Asia Pacific Fibers Tbk
26 PTSN PT. Sat Nusapersada Tbk
27 SRIL PT. Sri Rejeki Isman Tbk
28 TFCO PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk
Data Sekunder, Diolah
3. Perusahaan manufaktur yang tidak pernah melakukan pergantian Kantor
Akuntan Publik minimal selama satu kali selama tahun 2016 – 2018
sebanyak 70 perusahaan. Direksi menggunakan wewenang yang telah
diberikan para pemegang saham untuk tetap menggunakan kantor akuntan
publik yang sama selama 3 tahun tersebut dalam melakukan audit terhadap
perusahaan.
Total perusahaan yang menjadi populasi penelitian sebanyak 166
perusahaan, dan berdasarkan kriteria yang telah peneliti tetapkan maka
menghasilkan 44 sampel perusahaan manufaktur tahun 2016 – 2018. Laporan
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini selama 3 periode, maka total
sampel dalam penelitian ini berjumlah 132 sampel. Berikut daftar perusahaan
sektor manufaktur tahun 2016 – 2018 yang digunakan sebagai sampel dalam
penelitian ini :
63
Tabel IV. 4
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur 2016 - 2018
No. KODE Nama Perusahaan
1 AGII PT. Aneka Gas Industri Tbk
2 ALDO PT. Alkindo Naratama Tbk
3 ALKA PT. Alaska Industrindo Tbk
4 BAJA PT. Saranacentral Bajatama Tbk
5 BTON PT. Beton Jaya Manunggal Tbk
6 EKAD PT. Ekadharma International Tbk
7 ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk
8 IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk
9 INCF PT. Indo Komoditi Korpora Tbk.
10 INCI PT. Intan Wijaya International Tbk
11 ISSP PT. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
12 JKSW PT. Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk
13 JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk
14 KBRI PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
15 KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
16 MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk
17 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk
18 SMCB
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk
Ex. PT.Holcim Indonesia Tbk
19 SPMA PT. Suparma Tbk
20 TIRT PT. Tirta Mahakam Resources Tbk
21 TRST PT. Trias Sentosa Tbk
22 WSBP PT. Waskita Beton Precast Tbk
23 WTON PT. Wijaya Karya Beton Tbk
24 HDTX PT. Panasia Indo Resources Tbk
25 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk
26 KRAH PT. Grand Kartech Tbk
27 PRAS PT. Prima alloy steel Universal Tbk
28 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk
29 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk
30 SSTM PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk
31 STAR PT. Buana Artha Anugerah Tbk.
32 TRIS PT. Trisula International Tbk
33 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk
34 ALTO PT. Tri Banyan Tirta Tbk.
35 BTEK PT. Bumi Teknokultura Unggul Tbk
64
36 CINT PT. Chitose Internasional Tbk.
37 IIKP PT. Inti Agri Resources Tbk
38 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
39 LMPI PT. Langgeng Makmur Industri Tbk.
40 MGNA PT. Magna Investama Mandiri Tbk.
41 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.
42 RMBA PT. Bentoel Internasional Investam
43 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido
44 STTP PT. Siantar Top Tbk.
Data Sekunder, Diolah
a. Pergantian Auditor (Auditor Switching)
Berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap laporan keuangan perusahaan
yang telah diaudit oleh auditor eksternal pada tahun 2016 – 2018, dapat diketahui
penunjukan kantor akuntan publik sebagai auditor eksternal dilakukan setiap
tahun oleh manajemen melalui keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS).
Rapat Umum Pemegang Saham akan memutuskan untuk menyetujui dan
mengesahkan Neraca dan Laporan Laba Rugi tahunan yang telah diaudit kantor
akuntan publik, serta memberikan wewenang kepada dewan komisaris dan dewan
direksi dalam pemilihan kantor auditor publik yang akan melakukan proses audit
untuk tahun selanjutnya apakah menggunakan kantor akuntan publik yang sama
atau diganti. Penetapan kantor akuntan publik juga akan didasarkan pada
rekomendasi komite audit untuk menjamin independensi dan kualitas hasil
pemeriksaan karena itu kantor akuntan publik serta auditor di dalamnya tidak
boleh memiliki benturan kepentingan dengan setiap level pejabat perusahaan.
Data tersebut diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan nilai 1
yang menandakan perusahaan tersebut melakukan pergantian auditor (auditor
switching) dan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor
65
(auditor switching) atau tetap menggunakan jasa kantor akuntan publik yang sama
dengan tahun sebelumnya. Hasil analisis terhadap perusahaan yang dijadikan
sampel atas pergantian auditor (auditor switching) oleh perusahaan manufaktur
periode 2016 – 2018 akan digambarkan pada tabel sebagai berikut dengan tahun
2015 sebagai tahun dasar :
Tabel IV. 5
Data Auditor Switching
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1 AGII 0 0 1
2 ALDO 1 1 0
3 ALKA 0 0 1
4 BAJA 0 1 0
5 BTON 0 0 1
6 EKAD 0 1 0
7 ETWA 1 0 0
8 IGAR 0 1 0
9 INCF 0 1 0
10 INCI 0 1 1
11 ISSP 0 1 0
12 JKSW 1 0 1
13 JPFA 0 1 0
14 KBRI 0 1 0
15 KIAS 1 0 0
16 MAIN 0 1 0
17 PICO 1 0 0
18 SMCB 0 1 0
19 SPMA 1 0 0
20 TIRT 1 0 0
21 TRST 0 0 1
22 WSBP 1 1 1
23 WTON 0 0 1
24 HDTX 1 0 0
25 KBLM 1 1 0
26 KRAH 1 0 0
66
27 PRAS 1 1 1
28 RICY 1 0 0
29 SCCO 0 1 0
30 SSTM 0 1 0
31 STAR 1 1 0
32 TRIS 0 1 0
33 UNIT 0 1 0
34 ALTO 0 1 0
35 BTEK 1 0 1
36 CINT 0 1 0
37 IIKP 1 1 1
38 KAEF 1 0 0
39 LMPI 1 1 1
40 MGNA 0 1 0
41 MRAT 0 1 0
42 RMBA 1 0 0
43 SIDO 0 1 0
44 STTP 0 1 0
Data Sekunder, Diolah
Berdasarkan analisis pada tabel IV. 5 terlihat setiap perusahaan selama
tahun 2016 hingga 2018 paling tidak satu kali melakukan auditor switching baik
kantor akuntan publik yang digunakannya adalah bigfour ataupun tidak. Jumlah
sampel yang melakukan auditor switching adalah 44 sampel dan sisanya 122
sampel yang tidak melakukan auditor switching dar total 166 sampel perusahaan
selama 3 tahun periode penelitian.
Namun ada beberapa perusahaan yang melakukan auditor switching secara
berturut – turut selama 3 tahun, yaitu :
1. PT. Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), pada tahun 2015 perusahaan
menunjuk kantor akuntan publik Doli, Bambang, Sulistiyanto, &Dadang
untuk melakukan audit. Pada rapat umum pemegang saham nomor 34
67
tanggal 29 Maret 2016 WSBP menetapkan KAP Amir Abadi Jusuf,
Aryanto, Mawar & Rekan sebagai Akuntan Publik yang akan melakukan
audit sebanyak 1 kali pada tahun 2016.
Kemudian sesuai dengan Surat Kementerian BUMN tanggal 15 Juni 2017
tentang penunjukkan kantor akuntan publik, Satrio Bing Eny & Rekan
(Deloitte) ditunjuk sebagai Akuntan Publik yang akan melakukan audit
untuk tahun 2017.
Pada tahun 2018 WSBP kembali menunjuk KAP Amir Abadi Jusuf,
Aryanto, Mawar & Rekan untuk melakukan audit sebanyak 1 kali pada
tahun 2018. KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan telah
melaksanakan audit laporan keuangan WSBP yang kedua kali (2016 &
2018), namun akuntan publik yang untuk tahun 2018 adalah Rusli, CPA
yang telah melaksanakan audit pada perusahaan WSBP untuk pertama
kali.
2. PT. Prima alloy steel Universal Tbk (PRAS), pada tahun 2015 perusahaan
menunjuk kantor akuntan publik Krisnawan, Busroni, Achsin & Alamsyah
untuk melakukan audit. PRAS menetapkan KAP Achsin Handoko Tomo
anggota dari Moores Rowland untuk melaksanakan audit laporan
keuangan tahun 2016. Ini menjadi keputusan pemegang saham dalam rapat
umum pemegang saham yang memberikan wewenang kepada diresi untuk
menentukan kantor akuntan publik.
Kemudian pada tahun 2017 perusahaan menunjuk KAP Habib Basuni &
Heryadi sebagai kantor akuntan publik perusahaan yang akan
68
melaksanakan audit laporan keuangan perusahaan. Pada tahun 2018,
seperti tahun sebelumnya dalam rapat umum pemegang saham
memberikan wewenang kepada dewan komisaris dalam penetapan kantor
akuntan publik, dan di tahun 2018 perusahaan menunjuk KAP Budiman,
Wawan, Pamudji & Rekan.
3. PT. Inti Agri Resources Tbk (IIKP), pada tahun 2015 perusahaan
menunjuk kantor akuntan publik Asep Rianita, Manshur & Suharyono
untuk melakukan audit. Pada tahun 2016, berdasarkan wewenang yang
dilimpahkan oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham
pada tanggal 21 Juni 2016, maka IIK menunjuk KAP Budiman, Wawan,
Pamudji & Rekan untuk melakukan audit pada laporan keuangan
konsolidasi PT. Inti Agri Resources Tbk.
Kemudian di tahun 2017 IIK kembali mengganti KAP untuk melakukan
audit menjadi KAP Herman Dody Tanumihardja & Rekan ( IGAL ). Pada
tahun 2018 kantor akuntan publik yang ditunjuk untuk melaksanakan audit
laporan keuangan per 31 Desember 2018 adalah KAP Heliantono &
Rekan.
4. PT. Langgeng Makmur Industri Tbk (LMPI),pada tahun 2015 perusahaan
menunjuk kantor akuntan publik Doli, Bambang, Sulistiyanto, &Dadang
untuk melakukan audit. Kantor akuntan publik Hadori Sugiarto Adi &
Rekan melakukan audit laporan keuangan per 31 Desember 2016 dan
tahun 2017 kantor akuntan publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono,
69
Retno, Palilingan & Rekan anggota HLB Internasional yang melaksanakan
audit laporan keuangan per 31 Desember 2017.
Pada 28 Juni 2018 dalam rapat umum pemegang saham memberikan
wewenang kepada dewan komisaris untuk menunjuk kantor akuntan
publik untuk melaksanakan audit tahun buku 2018, dan kantor akuntan
publik yang ditunjuk untuk melaksanakan audit laporan keuangan per 31
Desember 2018 adalah KAP Teramihardja, Pradhono & Chandra ( Rodl &
Partner).
b. Pertumbuhan Perusahaan
Data pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan rasio pertumbuhan penjualan yaitu mengurangi penjualan bersih
tahun ini dengan penjualan bersih tahun sebelumnya lalu dibagi dengan penjualan
bersih tahun sebelumnya pada masing – masing perusahaan yang datanya di ambil
dari laporan keuangan perusahaan selama 2016 – 2018 yang telah dipublikasikan
di Bursa Efek Indonesia. Hasil analisis terhadap perusahaan yang dijadikan
sampel atas pertumbuhan perusahaanoleh perusahaan manufaktur periode 2016 –
2018 akan digambarkan pada tabel sebagai berikut dengan tahun 2015 sebagai
tahun dasar:
70
Tabel IV. 6
Hasil Perhitungan Pertumbuhan Perusahaan
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1 AGII 0,158 0,113 0,128
2 ALDO 0,238 0,063 0,114
3 ALKA 0,537 0,678 0,859
4 BAJA (0,218) 0,245 0,050
5 BTON (0,073) 0,402 0,335
6 EKAD 0,070 0,132 0,149
7 ETWA (0,386) (0,787) (0,537)
8 IGAR 0,170 (0,039) 0,020
9 INCF 0,193 0,262 0,304
10 INCI 0,288 0,532 0,364
11 ISSP (0,091) 0,124 0,220
12 JKSW 0,787 (0,954) (0,987)
13 JPFA 0,082 0,084 0,153
14 KBRI (0,331) (0,107) (0,980)
15 KIAS 0,079 (0,062) 0,081
16 MAIN 0,099 0,037 0,232
17 PICO 0,009 0,059 0,039
18 SMCB 0,024 (0,008) 0,106
19 SPMA 0,192 0,083 0,141
20 TIRT (0,011) (0,057) 0,311
21 TRST (0,085) 0,047 0,117
22 WSBP 0,784 0,506 0,126
23 WTON 0,313 0,540 0,292
24 HDTX 0,175 (0,215) (0,592)
25 KBLM 0,020 0,231 0,023
26 KRAH 0,104 (0,158) (0,013)
27 PRAS (0,219) (0,050) 0,650
28 RICY 0,099 0,310 0,317
29 SCCO (0,044) 0,314 0,162
30 SSTM (0,137) (0,213) 0,193
31 STAR (0,500) (0,116) 0,151
32 TRIS 0,049 (0,142) 0,112
33 UNIT (0,120) (0,008) 0,002
34 ALTO (0,018) (0,116) 0,107
35 BTEK (0,315) 0,186 0,003
71
36 CINT 0,039 0,142 (0,010)
37 IIKP 3,228 (0,746) (0,169)
38 KAEF 0,196 0,076 0,221
39 LMPI (0,090) (0,002) 0,108
40 MGNA (0,296) 1,930 0,296
41 MRAT (0,196) 0,001 (0,128)
42 RMBA 0,144 0,054 0,082
43 SIDO 0,155 0,005 0,074
44 STTP 0,033 0,075 0,001
Data Sekunder, Diolah
Berdasarkan data pada tabel IV. 6 perhitungan pertumbuhan perusahaan
dapat diketahui bahwa :
1. Pada tahun 2016
a. Nilai tetinggi pertumbuhan perusahaan 3,228 (322,8%) dimiliki oleh
PT. Inti Agri Resources Tbk (IIKP).
b. Nilai terendah pertumbuhan perusahaan -0,386 (-38,6%) dimiliki oleh
PT. Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA).
2. Pada tahun 2017
a. Nilai tetinggi pertumbuhan perusahaan 1,93 (193%) dimiliki oleh PT.
Magna Investama Mandiri Tbk (MGNA).
b. Nilai terendah pertumbuhan perusahaan -0,954 (-95,4%) dimiliki oleh
PT. Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk (JKSW).
3. Pada tahun 2018
a. Nilai tetinggi pertumbuhan perusahaan 0,859 (85,9%) dimiliki oleh
PT. Alaska Industrindo Tbk (ALKA).
72
b. Nilai terendah pertumbuhan perusahaan -0,987 (-98,7%) dimiliki oleh
PT. Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk (JKSW).
Dari tabel hasil perhitungan pertumbuhan sampel selama 2016 – 2018
dapat disimpulkan kenaikan rasio tertinggi diperoleh pada tahun 2016 oleh
perusahaan PT. Inti Agri Resources Tbk (IIKP) sebesar 3,228 (322,8%).
Sedangkan yang memperoleh penurunan rasio tertinggi adalah pada tahun 2018
oleh PT. Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk (JKSW) sebesar -0,987 (-98,7%).
PT. Inti Agri Resources Tbk (IIKP) mengalami pertumbuhan perusahaan
yang signifikan pada tahun 2016 sebesar 3,228 (322,8%). Hal ini disebabkan
karena pada tanggal 12 Agustus 2016, PT Inti Agri Resources Tbk (“Perseroan”)
melalui anak perusahaan yaitu PT Bahari Istana AlKausar melakukan kesepakatan
dengan para pemegang saham PT Prima Cakrawala Abadi (“PCA”) untuk
melakukan penambahan setoran modal kepada PCA, yaitu sebuah perusahaan
yang bergerak dalam bidang pengolahan rajungan. Dengan dilakukan setoran
tersebut maka Perseroan menguasai saham PCA sebesar 65%. Peningkatan
pendapatan tersebut terbesar berasal dari penjualan usaha pengolahan rajungan.
Walaupun di tahun 2016 Perseroan mengalami kerugian yang lebih besar, tetapi
melihat penjualan yang cukup tinggi dibidang usaha pengolahan rajungan,
membuat IIKP optimis bahwa pasar masih terbuka lebar.
PT. Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) mengalami penururunan
penjualan setiap tahunnya. Penjualan neto di tahun 2016 menurun, dari Rp395,8
miliar di tahun 2015, menjadi Rp243,0 miliar di tahun 2016 atau mengalami
penurunan sebesar 38,6%. Kinerja tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya
73
volume penjualan Biodiesel sebesar 14,6%. Begitu pun dengan penjualan tahun
2017 yang mengalami penurunan 78,7%. Penjualan neto di tahun 2018 juga
menurun menjadi Rp.23,9 miliar atau sebesar 53,7% dari Rp.51,7 miliar.
Penjualan Biodiesel PT AG (anak perusahaan) ke PT Pertamina maupun non PT
Pertamina tidak optimal karena harga pembelian salah satu bahan baku utama
Biodiesel cenderung naik. Kemudian Perseroan melakukan upaya penjualan
Biodiesel ke non PT Pertamina, namun belum dapat memberikan kontribusi
pendapatan yang baik dikarenakan Non Pertamina tidak mendapat subsidi harga
seperti PT Pertamina.
PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI) dari tahun 2016 hingga
2018 selalu mengalami penurunan penjualan, puncaknya pada tahun 2018
perusahaan mengalami penurunan sebesar 98%. Masalah pendanaan Modal Kerja
yang menjadi masalah utama Perseroan masih belum menemukan titik terang,
meskipun beragam jalan telah ditempuh. Manajemen perusahaan memiliki
pembicaraan dengan investor potensial namun masih belum mencapai keputusan.
Manajemen PT. Kertas Basuki Rachmat juga terus berupaya untuk mendapatkan
tambahan modal kerja dari dunia perbankan. Beberapa proses perbankan telah
dilalui, meskipun belum berujung pada pencairan pendanaan tambahan modal
kerja.
c. Pergantian Manajemen
Pergantian Manajemen diukur berdasarkan dari perubahan susunan dewan
komisaris & direksi tahun sebelumnya ke tahun berjalan. Keputusan pergantian
manajemen akan tertuang dapal Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), jika
74
pada tahun berjalan terdapat perubahan susunan dewan komisaris & direksi maka
tahun berjala akan diberikan angka 1. Hasil analisis terhadap perusahaan yang
dijadikan sampel atas pergantian manajamen oleh perusahaan manufaktur periode
2016 – 2018 akan digambarkan pada tabel sebagai berikut dengan tahun 2015
sebagai tahun dasar :
Tabel IV. 7
Data Pergantian Manajemen
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1 AGII 0 0 1
2 ALDO 0 0 0
3 ALKA 1 0 0
4 BAJA 0 0 0
5 BTON 0 0 0
6 EKAD 0 1 0
7 ETWA 1 1 0
8 IGAR 1 1 0
9 INCF 0 1 1
10 INCI 1 1 0
11 ISSP 0 0 1
12 JKSW 0 0 1
13 JPFA 1 0 1
14 KBRI 0 1 1
15 KIAS 0 1 1
16 MAIN 0 0 1
17 PICO 0 0 0
18 SMCB 1 1 1
19 SPMA 0 0 0
20 TIRT 0 0 1
21 TRST 0 1 1
22 WSBP 1 1 1
23 WTON 1 1 1
24 HDTX 1 1 1
25 KBLM 1 1 1
75
26 KRAH 1 0 1
27 PRAS 0 0 1
28 RICY 0 0 0
29 SCCO 1 0 1
30 SSTM 0 1 1
31 STAR 1 1 0
32 TRIS 1 0 0
33 UNIT 1 1 1
34 ALTO 0 1 0
35 BTEK 1 1 1
36 CINT 0 1 0
37 IIKP 0 0 0
38 KAEF 1 1 1
39 LMPI 0 1 0
40 MGNA 1 1 0
41 MRAT 0 0 0
42 RMBA 1 1 1
43 SIDO 1 0 1
44 STTP 0 0 1
Data Sekunder, Diolah
Berdasarkan tabel di atas ada 9 perusahaan manufaktur yang selama 3
tahun berturut – turut melakukan perubahan susunan dewan komisaris & dewan
direksi selama tahun 2016 – 2018. Perubahan dewan komisaris & dewan direksi
tersebut masing – masing telah di setujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) dan dicatat dalam laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh
auditor eksternal.
Perusahan – perusahaan tersebut adalah PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk
Ex. Holcim Indonesia Tbk (SMCB), PT. Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), PT.
Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT. Panasia Indo Resources Tbk (HDTX),
PT. Kabelindo Murni Tbk (KBLM), PT. Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT), PT.
76
Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK), PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
(KAEF), dan PT. Bentoel Internasional Investam (RMBA).
PT. Panasia Indo Resources Tbk (HDTX) memiliki kenaikan penjualan
pada tahun 2016, namun di tahun 2017 & 2018 seiring pergantian susunan
komisaris dan direksi PT. Panasia Indo Resources Tbk (HDTX) mengalami
penurunan penjualan.
PT. Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT) memiliki penurunan penjualan
pada tahun 2016, namun seiring pergantian susunan komisaris dan direksi PT.
Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT) pada tahun 2017 penurunan penjualan yang
di alami lebih kecil di bandingkan tahun sebelumnya. Serta pada tahun 2018
penjualan PT. Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT) telah mengalami kenaikan.
PT. Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) memliki penurunan
penjualan yang ckup besar pada tahun 2016 yaitu 31,5 %. Namun di tahun – tahun
berikutnya dengan pergantian susunan komisaris dan direksi PT. Bumi
Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) mengalami kenaikan penjualan walaupun
nilainya masih bervariatif.
d. Opini Audit
Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan auditor pada tahun
2016 – 2018, dapat diketahui bahwa opini audit digolongkan menjadi 5 opini,
yaitu :
1. Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
77
2. Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang
Ditambahkan dalam bentuk baku. (Unqualified Opinion with
Explanatory Language)
3. Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
4. Tidak Wajar (Adverse Opinion)
5. Tidak Memberikan Pendapat (Disclamer Opinion)
Data opini audit dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melihat opini audit
yang diberikan oleh auditor independen dan disajikan di dalam laporan keuangan
masing – masing perusahaan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.
Ukuran variabel opini audit diukur menggunakan variabel dummy dengan
memberikan nilai 1 jika perusahaan menerima opini Pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian. Sedangkan nilai 0 jika perusahaan menerima opini selain Pendapat
Wajar Tanpa Pengecualian. Hasil analisis terhadap perusahaan yang dijadikan
sampel atasopini audit yang diterima oleh perusahaan manufaktur periode 2016 –
2018 akan digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel IV. 8
Data Opini Audit
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1 AGII 0 0 0
2 ALDO 0 0 0
3 ALKA 1 1 0
4 BAJA 1 0 1
5 BTON 1 1 0
6 EKAD 0 1 1
7 ETWA 0 0 0
78
8 IGAR 0 0 0
9 INCF 0 0 0
10 INCI 0 1 0
11 ISSP 0 0 1
12 JKSW 0 0 0
13 JPFA 1 0 0
14 KBRI 0 0 0
15 KIAS 0 1 1
16 MAIN 1 1 1
17 PICO 0 1 0
18 SMCB 0 0 1
19 SPMA 0 1 1
20 TIRT 0 1 1
21 TRST 1 1 0
22 WSBP 0 0 0
23 WTON 1 0 0
24 HDTX 0 0 0
25 KBLM 0 0 1
26 KRAH 0 0 1
27 PRAS 0 0 0
28 RICY 0 0 1
29 SCCO 1 0 1
30 SSTM 0 0 0
31 STAR 0 1 1
32 TRIS 0 0 0
33 UNIT 1 0 1
34 ALTO 0 0 1
35 BTEK 0 0 0
36 CINT 0 0 1
37 IIKP 0 0 0
38 KAEF 0 0 0
39 LMPI 0 0 0
40 MGNA 1 0 0
41 MRAT 1 0 1
42 RMBA 0 0 0
43 SIDO 1 0 1
44 STTP 1 0 1
Data Sekunder, Diolah
79
Berdasarkan data hasil pengamatan opini audit pada tabel VI. 8 diatas
dapat diketahui yang menerima opini audit Wajar Tanpa Pengercualian hanya PT.
Malindo Feedmill Tbk (MAIN). Pada tahun 2015 & 2016 PT. Malindo Feedmill
Tbk di audit oleh KAP Anwar & Rekan, kemudian pada tahun selanjutnya 2017 &
2018 menggunakan jasa audit dari KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan
yang terafiliasi dengan PWC.
Pada saat melakukan audit Laporan Keuangan PT. Malindo Feedmill Tbk
(MAIN), baik KAP Anwar & Rekan maupun KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis
& Rekan memberikan opini audit Wajar Tanpa Pengercualian. Hal ini dinyatakan
dalam Laporan Audit Independen bahwa bukti audit yang auditor peroleh adalah
cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit auditor.
Pada tabel VI. 8 juga dapat dilihat masih banyak perusahaan yang
mendapatkan opini audit selain Wajar Tanpa Pengecualian. Total ada 17
perusahaan yang selama tiga tahun berturut – turut tidak mendapatkan opini
Wajar Tanpa Pengecualian, dan perusahaan tersebut cenderung mendapatkan
opini audit Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang
Ditambahkan dalam bentuk baku.
B. Analisis Data Penelitian
a. Analisis Statistik Deskriptif
Variabel – variabel dalam penelitian ini akan diuji menggunakan statistik
deskriptif. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari
nilai rata – rata (mean), standar devisiasi, varian, sum, range, maksimum,
80
minimum, kurosis dan skewness (kemencengan distribusi). Namun dalam
penelitian ini analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau
deskriptif data yang dilihat dari nilai – rata (mean), standar devisiasi, maksimum
dan minimum. Hasil pengujian analisis statistik deskriptif atas variabel – variabel
tersebut dapat dilihar dalam tabel berikut ini :
Tabel IV. 9
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Auditor
Switching
Pergantian
Manajemen
Opini
Audit
Pertumbuhan
Perusahaan
N Valid 132 132 132 132
Missing 0 0 0 0
Mean ,44 ,52 ,33 ,0895
Median ,00 1,00 ,00 ,0777
Std. Deviation ,498 ,502 ,470 ,4385
Minimum 0 0 0 -,9867
Maximum 1 1 1 3,2276
Sumber : Output SPSS 25
Berdasarkan tabel analisis statistik deskriptif yang disajikan diatas yang
telah diolah menggunakan program SPSS versi 25, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Auditor switching diukur dengan variabel dummy dimana nilai 1 akan
diberikan jika perusahaan melakukan auditor switching (KAP) dan nilai 0
jika perusahaan tidak melakukan auditor switching (KAP). Berdasarkan
tabel IV.9 variabel ini memiliki nilai rata – rata (mean) 0,44, nilai standar
devisiasi 0,498, nilai maksimum 1 dan nilai minimum 0.
81
Tabel IV. 10
Distribusi Frekuensi Variabel Auditor Switching
Auditor Switching
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Ganti KAP 74 56,1 56,1 56,1
Ganti KAP 58 43,9 43,9 100,0
Total 132 100,0 100,0
Sumber : Output SPSS 25
Berdasarkan hasil pengolahan distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada
tabel IV. 10, diperoleh 56,1% atau 74 sampel pengamatan yang tidak
melakukan pergantian KAP dan sebanyak 43,9% atau 58 sampel
pengamatan yang melakukan pergantian KAP dari total 132 sampel
pengamatan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sampel dalam
penelitian ini lebih banyak yang tidak melakukan pergantian KAP dari
pada yang melakukan pergantian KAP.
2. Pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan mengurangkan penjualan
tahun berjalan dengan penjualan tahun sebelumnya selanjutnya dibagi
dengan penjualan tahun sebelumnya. Berdasarkan tabel IV.9 variabel ini
memiliki total 132 sampel pengamatan yang valid dengan nilai rata – rata
(mean) 0,0895 , nilai standar devisiasi 0,4385. Sedangkan tingkat
pertumbuhan perusahaan tertinggi adalah PT. Inti Agri Resources Tbk
(IIKP) dengan nilai maksimum 3,2276 dan dengan nilai minimum -0,9867
menempatkan PT. Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk (JKSW) pada
pertumbuhan perusahaan yang paling rendah.
82
3. Pergantian manajaemen yang diukur dengan variabel dummy dimana nilai
1 akan diberikan jika perusahaan melakukan perubahan pada susunan
dewan komisaris & dewan direksi sedangkan nilai 0 jika perusahaan tidak
melakukan perubahan pada susunan dewan komisaris & dewan direksi.
Berdasarkan tabel IV.9 variabel ini memiliki nilai rata – rata (mean) 0,52,
nilai standar devisiasi 0,502, nilai maksimum 1 dan nilai minimum 0.
Tabel IV. 11
Distribusi Frekuensi Variabel Pergantian Manajemen
Pergantian Manajemen
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Ganti
Manajemen
64 48,5 48,5 48,5
Ganti Manajemen 68 51,5 51,5 100,0
Total 132 100,0 100,0
Sumber : Output SPSS 25
Berdasarkan hasil pengolahan distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada
tabel IV. 11, diperoleh 48,5% atau 64 sampel pengamatan yang tidak melakukan
pergantian manajemen dan sebanyak 51,5% atau 68 sampel pengamatan yang
melakukan pergantian manajemen dari total 132 sampel pengamatan. Dengan
demikian, dapat diketahui bahwa sampel dalam penelitian ini lebih banyak yang
tidak melakukan pergantian manajemen dari pada yang melakukan pergantian
manajemen.
4. Opini audit yang diukur dengan variabel dummy dimana nilai 1 akan
diberikan jika dalam laporan keuangan perusahaan mendapatkan opini
wajar tanpa pengecualian (WTP) dari auditor eksternal, sedangkan nilai 0
83
jika laporan keuangan perusahaan mendapatkan opini selain wajar tanpa
pengecualian (NON WTP) dari auditor eksternal. Berdasarkan tabel IV.9
variabel ini memiliki nilai rata – rata (mean) 0,33, nilai standar devisiasi
0,47, nilai maksimum 1 dan nilai minimum 0.
Tabel IV. 12
Distribusi Frekuensi Variabel Opini Audit
Opini Audit
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid NON WTP 89 67,4 67,4 67,4
WTP 43 32,6 32,6 100,0
Total 132 100,0 100,0
Sumber : Output SPSS 25
Berdasarkan hasil pengolahan distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada
tabel IV. 12, diperoleh 67,4% atau 89 sampel pengamatan yang
mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian dan sebanyak 32,6%
atau 43 sampel pengamatan yang mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian dari total 132 sampel pengamatan. Dengan demikian, dapat
diketahui bahwa sampel dalam penelitian ini lebih banyak yang tidak
mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian.
b. Menguji kelayakan model regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lameshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian ini menguji hipotesis nol bahwa data
empiris cocok atau sesuai dengan model. Jika nilai statistics Hosmer and
Lameshow’s Goodness of Fit lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol tidak dapat
84
ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat
dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya (Ghozali,
2018, 333). Berikut adalah hasil pengujian Hosmer and Lameshow’s test yang
dihasilkan :
Tabel IV. 13
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 2,234 8 ,973
Sumber : Output SPSS 25
Hosmer and Lameshow’s diperoleh nilai chi-square 2,234 dengan tingkat
signifikansi 0,973. Karena tingkat signifikansi hitung lebih besar dari (sig.) > α =
0,05, maka hipotesis nol diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model mampu
memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena
cocok dengan data observasinya model fit.
c. Menilai keseluruhan model (overall model fit)
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai antara -2 Log
Likelihood pada awal (Block Number 0) dengan nilai -2 Log Likelihood pada
akhir (Block Number 1), serta bertujuan untuk mengetahui apakah suatu model fit
terhadap daya baik sebelum dan sesudah variabel independen di masukan ke
model regresi. Berikut adalah hasil pengujian overall model fit yang dihasilkan :
85
Tabel IV. 14
Overall Model Fit (Block Number 0)
Iteration Historya,b,c
Iteration
-2 Log
likelihood
Coefficient
s
Constant
Step 0 1 181,047 -,242
2 181,047 -,244
3 181,047 -,244
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 181,047
c. Estimation terminated at iteration
number 3 because parameter estimates
changed by less than ,001.
Sumber : Output SPSS 25
Tabel IV. 15
Overall Model Fit (Block Number 1)
Iteration Historya,b,c,d
Iteration
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant
Pertumbuhan
Perusahaan
Pergantian
Manajemen
Opini
Audit
Step 1 1 143,830 ,261 ,694 ,207 -2,062
2 141,615 ,241 ,985 ,270 -2,638
3 141,536 ,237 1,033 ,281 -2,778
4 141,535 ,237 1,034 ,281 -2,785
5 141,535 ,237 1,034 ,281 -2,785
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 181,047
d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed
by less than ,001.
Sumber : Output SPSS 25
86
Pada tabel IV.16 diinformasikan bahwa -2 Log Likelihood pada awal
(Block Number 0) memiliki nilai sebesar 181,047 dan pada tabel IV.17
diinformasikan -2 Log Likelihood pada akhir (Block Number 1) memiliki nilai
sebesar 141,535. Dari kedua hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadinya
penurunan nilai -2 Log Likelihood sebesar 39,512. Apabila nilai -2 Log Likelihood
pada awal (Block Number 0) lebih besar dari -2 Log Likelihood pada akhir (Block
Number 1) maka menunjukan model regresi yang semakin baik, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model yang digunakan dapat diterima atau dapat dikatakan
model fit dengan data.
d. Koefisien determinasi
Uji koefisien determinasi atau Nagelkerke R Square merupakan pengujian
yan digunakan untuk menjelaskan seberapa besar variabel – variabel independen
mampu menjelaskan variabel dependennya. Berikut adalah hasil pengujian
Nagelkerke R Square yang dihasilkan :
Tabel IV. 16
Koefisien Determinasi
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell
R Square
Nagelkerke R
Square
1 141,535a
,259 ,347
a. Estimation terminated at iteration number 5
because parameter estimates changed by less than
,001.
Sumber : Output SPSS 25
87
Berdasarkan pengolahan data menggunakan regresi logistik, diperoleh
nilai cox & snell R Square sebesar 0,259 dan nilai nagelkerke R Square sebesar
0,347 yang berarti kombinasi antara pertumbuhan perusahaan, pergantian
manajemen, dan opini audit mampu menjelaskan variasi dari kondisi auditor
switching sebesar 34,7% dan sisanya dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang
tidak terlibat dalam penelitian ini seperti Profitabilitas Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, Financial Distress, ukuran KAP, dan Fee Audit.
e. Matriks Klasifikasi
Matrik klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi
untuk memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan auditor switchin
(pergantian KAP). Hasil uji matriks klasifikasi ditunjukkan dalam tabel IV. 13 :
Tabel IV. 17
Matriks Klasifikasi
Classification Tablea
Observed
Predicted
Auditor Switching
Percentage
Correct
Tidak
Ganti KAP
Ganti
KAP
Step 1 Auditor Switching Tidak Ganti KAP 45 29 60,8
Ganti KAP 6 52 89,7
Overall Percentage 73,5
a. The cut value is ,500
Sumber : Output SPSS 25
Berdasarkan tabel IV.14 kemungkinan perusahaan yang melakukan
auditor switching adalah sebesar 89,7% atau terdapat 52 sampel pengamatan
88
yang kemungkinan akan melakukan auditor switching dari total 58 sampel
pengamatan yang akan melakukan auditor switching.
Ketepatan prediksi dari 74 sampel pengamatan yang tidak melakukan
auditor switching, terdapat 45 sampel pengamatan yang tidak melakukan auditor
switching dan 29 sampel pengamatan yang melakukan auditor switching atau
dapat dikatakan bahwa kemungkinan perusahaan tidak melakukan auditor
switching sebesar 60,8%.
f. Model regresi logistik yang terbentuk
Peneliaian ini menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan
regresi logistik biner untuk mengetahui pengaruh secara partial masing – masing
variabel independen yaitu pertumbuhan perusahaan, pergantian manajemen, dan
opini audit terhadap variabel dependen yaitu auditor switching. Hasil analisis
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel IV. 18
Hasil Uji Regresi Logistik Secara Partial
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig.
Exp(
B)
95% C.I.for
EXP(B)
Lowe
r
Uppe
r
Step
1a
Pertumbuhan
Perusahaan
1,034 ,589 3,083 1 ,079 2,812 ,887 8,917
Pergantian
Manajemen
,281 ,410 ,469 1 ,493 1,325 ,593 2,959
Opini Audit -2,785 ,576 23,380 1 ,000 ,062 ,020 ,191
Constant ,237 ,301 ,622 1 ,430 1,268
89
a. Variable(s) entered on step 1: Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen,
Opini Audit.
Sumber : Output SPSS 25
Tabel IV.20 diatas menunjukkan hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan regresi logistik biner pada tingkat signifikansi 0,05 (5%).
Berdasarkan pengujian regresi logistik maka dapat diperoleh persamaan regresi
logistik biner sebagai berikut :
Berdasarkan moderl regresi yang terbentuk diatas, dapat dijelaskan hasilnya
adalah sebagai berikut :
1. Variabel konstanta model regresi logistik mempunyai koefisien sebesar
0,237 yang berarti jika variabel lain dianggap nol maka auditor switching
mengalami kenaikan sebesar 0,237 satuan.
2. Hasil koefisien pertumbuhan perusahaan sebesar 1,034 yang berarti jika
pertumbuhan perusahaan bernilai 1, pergantian manajemen dan opini audit
bernilai 0, maka akan terjadi kenaikan auditor switching sebesar 1,034.
3. Hasil koefisien pergantian manajemen sebesar 0,281 yang berarti jika
pergantian manajemen bernilai 1, pertumbuhan perusahaan dan opini audit
bernilai 0, maka akan terjadi kenaikan auditor switching sebesar 0,281.
4. Hasil koefisien opini audit sebesar -2,785 yang berarti jika opini audit
bernilai 1, pertumbuhan perusahaan dan pergantian manajemen bernilai 0,
maka akan terjadi penurunan auditor switching sebesar -2,785.
SWITCH = α + b1PP + b2PM + b3OPINI +E
SWITCH = 0,237 + 1,034PP + 0,281PM – 2,785OPINI +E
90
g. Uji Signifikansi Model secara Simultan
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel – variabel
pertumbuhan perusahaan, pergantian manajemen, dan opini audit secara simultan
berpengaruh terhadap auditor switcing. Hasil Omnibus Test of Model Coefficient
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel IV. 19
Hasil Uji Secara Simultan
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 39,511 3 ,000
Block 39,511 3 ,000
Model 39,511 3 ,000
Sumber : Output SPSS 25
Berdasarkan tabel IV. 1 diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan
perusahaan, pergantian manajemen, dan opini audit dapat bersama –sama atau
simultan berpengaruh secara signifikan secara statistik terhadap tentang auditor
switching. Hal ini dilihat dari hasil Chi-square sebesar 39,511 dengan degree of
freedom atau df sebesar 3 dan signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil
dari 0,05 (0,000 < 0,05). Kondisi ini menunjukkan bahwa hipotesis 4 diterima.
C. Pengujian Hipotesis
Dari tabel IV.20 juga dapat dilihat hasil pengujian dengan signifikansi
untuk setial variabel independen dengan tingkat signifikansi 0,05 yang digunakan
untuk menjawab hipotesis sebagai berikut :
H1 : Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap Auditor Switching
91
Variabel pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan menggunakan rasio
pertumbuhan penjualan. Rasio ini diukur dengan cara mengurangi penjualan
bersih tahun ini dengan penjualan bersih tahun sebelumnya lalu dibagi dengan
penjualan bersih tahun sebelumnya menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar
0,079 lebih besar dari 0,05 yang artinya H1 ditolak. Penelitian ini membuktikan
pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 –
2018.
H2 : Pergantian Manajemen berpengaruh terhadap Auditor Switching
Variabel pergantian manajemen terjadi jika perusahaan mengubah susunan
dewan komisaris dan dewan direksinya. Variabel pergantian manajemen
merupakan variabel dummy, jika perusahaan melakukan pergantian manajemen
maka diberikan nilai 1, jika perusahaan tidak melakukan pergantian manajemen
maka diberikan nilai 0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,493 lebih besar dari 0,05 yang artinya H2 ditolak. Penelitian ini
membuktikan pergantian manajemen tidak berpengaruh signifikan terhadap
auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2016 – 2018.
H3 : Opini Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching
Variabel opini audit merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor
setelah melakukan beberapa tahapan proses audit untuk menilai kewajaran dari
laporan keuangan yang diberikan pihak perusahaan. Jika perusahaan menerima
opini wajar tanpa pengecualian maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan
92
menerima opini selain wajar tanpa pengecualian maka diberikan nilai 0. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,05 yang artinya H3 diterima. Penelitian ini membuktikan opini audit
berpengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 – 2018.
H4 : Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen, dan Opini Audit
berpengaruh terhadap Auditor Switching
Dilihat dari tabel IV.14 hasil uji secara simultan, variabel pertumbuhan
perusahaan, pergantian manajemen dan opini audit menunjukkan bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang artinya H4 diterima.
Penelitian ini membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan, pergantian
manajeman dan opini audit berpengaruh secara simultan terhadap auditor
switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016 – 2018.
Secara keselutuhan hasil pengujian hipotesis dapat disajikan pada tabel
berikut :
Tabel IV. 20
Ringkasan Pengujian Hipotesis
Kode Hipotesis Hasil
H1 Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap
Auditor Switching
Ditolak
H2 Pergantian Manajemen berpengaruh terhadap Auditor
Switching
Ditolak
H3 Opini Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching Diterima
H4 Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen,
dan Opini Audit berpengaruh terhadap Auditor
Switching
Diterima
Data Sekunder, Diolah
93
D. Pembahasan
Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan berjumlah 4 hipotesis,
dengan tujuan mengetahui pengaruh pertumbuha perusahaan, pegantian
manajemaan dan opini audit terhadap auditor switching pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 – 2018. Pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Pertumbuhan perusahan tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor
switching
Pertumbuhan perusahaan menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
1,034 dengan tingkat signifikansi 0,079 dimana nilai tersebut lebih besar
dari tingkat signifikansi α = 0,05. Dengan nilai signifikansi 0,079
menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh
terhadap auditor switching atau pergantian KAP, maka hasil penelitian ini
tidak mendukung hipotesis pertama dari penelitian ini.
Kondisi perusahaan yang mengalami peningkatan penjualan tidak
mempengaruhi keputusan perusahaan untuk mengganti KAP yang
digunakan. Dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan kegiatan
perusahaan pun menjadi semakin beragam dan akan menarik perhatian
publik atas keputusan yang diambil perusahaan yang bertujuan untuk
menjaga reputasi perusahaan, terutama dari sudut pandang calon investor.
Karena itu pengambilan keputusan mengubah atau mempertahankan KAP
tidak hanya diambil dari pertimbangan pertumbuhan perusahaan saja
94
karena auditor pun tidak secara langsung ikut serta dalam aktivitas
operasional perusahaan dalam peningkatan pertumbuhan perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian dari (Rahmawati,
Isynuwardhana, & Yudowati, 2017) yang menyatakan pertumbuhan
perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching, karena seiring
pertumbuhan perusahaan idealnya perusahaan mengganti auditornya
dengan auditor yang lebih bagus untuk meningkatkan citra perusahaan
yang lebih bagus. Namun hasil penelitian ini mendukung penelitian
(Saidin, Arifati, & Andini, 2016) & (Aprianti & Hartaty, 2016) yang hasil
penelitiannya juga menyatakan pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh terhadap auditor switching. Menurut (Aprianti & Hartaty,
2016) hal ini disebabkan oleh pertimbangan manajemen untuk
mempertahankan reputasi perusahaannya dengan tidak mengganti KAP
yang mengaudit laporan keuangannya.
2. Pergantian manajemen tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor
switching
Pergantian manajemen menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,281
dengan tingkat signifikansi 0,493 dimana nilai tersebut lebih besar dari
tingkat signifikansi α = 0,05. Dengan nilai signifikansi 0,493 menunjukkan
bahwa variabel pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor
switching atau pergantian KAP, maka hasil penelitian ini tidak mendukung
hipotesis kedua dari penelitian ini.
95
Dengan perubahan susunan dewan komisaris dan dewan direksi
perusahaan, hal ini tidak mempengaruhi perubahan KAP. Hal tersebut
dapat disebabkan adanya kepuasan hasil audit dan kepercayaan
manajemen kepada KAP yang digunakan selama ini dianggap telah
memahami kondisi perusahaan dengan baik, sehingga manajaemen baru
dapat menyelaraskan kebijakan – kebijakannya dengan KAP tersebut
dengan diadakan negoisasi ulang antaran kedua belah pihak.
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian dari (Saputri, 2018) yang
menyatakan pergantian manajemen yang dilakukan akan menimbulkan
perubahan dalam kebijakan perusahaan dalam pemilihan KAP, karena ada
dorongan dari manajemen baru untuk mencari KAP yang selaras dengan
pelaporan akuntansinya. Sedangkan menurut (Sinarto & Wenny, 2017)
pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching, yang
didukung oleh penelitian (Patrioti, 2018) yang mengatakan bahwa
pergantian manajemen tidak selalu diikut dengan pergantian KAP yang
dapat dikarenakan jika perusahaan telah menggunakan KAP bigfour
apabila melakukan pergantian KAP ke ukuran KAP yang lebih kecil maka
akan menjadi kecurigaan publik mengenai tujuan manajemen perusahaan.
3. Opini audit berpengaruh signifikan terhadap auditor switching
Opini audit menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -2,785 dengan
tingkat signifikansi 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat
signifikansi α = 0,05. Dengan nilai signifikansi 0,000 menunjukkan bahwa
96
variabel opini audit berpengaruh terhadap auditor switching atau
pergantian KAP, maka hasil penelitian ini mendukung hipotesis ketiga dari
penelitian ini.
Secara umum perusahaan menginginkan laporan keuangan yang diaudit
mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dari auditor agar perusahaan
dapat terlihat kredibilitasnya di mata para investor. Karena itu apabila
opini audit yang didapatkan adalah selain wajar tanpa pengecualian dapat
dimungkinkan KAP yang digunakan akan diganti karena dianggap dapat
merugikan citra perusahaan atas laporan keuangan yang menjadi sumber
informasi untuk dipertimbangkan oleh para pihak eksternal seperti bank,
kreditur, maupun calon investor. Karena itu perusahaan akan
mengharapkan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dari auditor
KAP yang baru.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari (Rahman, 2018) dan
(Sinarto & Wenny, 2017) yang menyatakan opini audit dapat berpengaruh
terhadap auditor switching. Namun berbeda dengan penelitian (Mutiarani,
2017) dan (Juliantari & Rasmini, 2013) yang menyatakan opini audit tidak
berpengaruh terhadap auditor switching karena apabila perusahaan
menggunakan KAP baru, auditor akan mencari infomasi atas opini yang
akan diberikan melalui auditor lama yang menyebabkan opini yang
diterima akan sama dengan tahun sebelumnya atau tidak jauh berbeda
dengan opini auditor lama.
97
4. Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen dan Opini audit secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.
Secara simultan nilai signifikansi Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian
Manajemen dan Opini audit sebesar 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil
dari tingkat signifikansi α = 0,05. Dengan nilai signifikansi 0,000
menunjukkan bahwa secara simultan Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian
Manajemen dan Opini Audit berpengaruh terhadap auditor switching atau
pergantian KAP, maka hasil penelitian ini mendukung hipotesis keempat
dari penelitian ini.
Pengambilan keputusan pergantian Kantor Akuntan Publik yang dilakukan
perusahaan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat
pertumbuhan perusahaan selama 1 periode, pergantian susunan komisaris
dan direksi serta opini audit yang didapatkan perusahaan dari auditor
sebelumnya. Hal ini dapat dilakukan agar kredibilitas perusahaan di mata
pihak eksternal baik calon investor maupun pihak bank tetap terjaga.
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai
pengaruh pertumbuhan perusahaan, pergantian manajemen dan opini audit
terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2016 – 2018. Data sampel yang digunakan
sebanyak 132 sampel dan penelitian ini menggunakan alat uji regresi logistic
menggunakan software SPSS versi 25.
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis peneliti, maka
kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil analisis pertumbuhan perusahaan menunjukkan bahwa, pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016 –
2018. Hal ini ditunjukan dengan koefisien refresi sebesar 1,034 dengan
tingkat signifikansi 0,079 dimana nilai tersebut lebih besar dari tingkat
signifikansi α = 0,05 yang artinya H1 ditolak.
2. Hasil analisis terhadap pergantian manajemen menunjukkan bahwa,
pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2016 – 2018. Hal ini ditunjukan dengan koefisien refresi sebesar
0,281 dengan tingkat signifikansi 0,493 dimana nilai tersebut lebih besar
dari tingkat signifikansi α = 0,05 yang artinya H2 ditolak.
99
3. Hasil analisis terhadap opini audit menunjukkan bahwa, opini audit
berpengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016 –
2018. Hal ini ditunjukan dengan koefisien refresi sebesar -2,785 dengan
tingkat signifikansi 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat
signifikansi α = 0,05 yang artinya H3 diterima.
4. Hasil analisis secara simultan menunjukkan bahwa, pertumbuhan
perusahaan, pergantian manajemen dan opini audit berpengaruh signifikan
terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016 – 2018. Hal ini ditunjukan
dengan tingkat signifikansi 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari
tingkat signifikansi α = 0,05 yang artinya H4 diterima.
B. Implikasi
Implikasi penelitian adalah sebuah metode membandingkan suatu
penelitian yang lalu dengan penelitian yang terbaru. Berikut adalah
implikasi teoritis berdasarkan masing – masing variabel :
1. Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor
switching. Hasil ini juga mendukung penelitian terdahulu yang diteliti
oleh (Saidin, Arifati, & Andini, 2016), (Aprianti & Hartaty, 2016) dan
(Rahman, 2018) bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap auditor switching. Namun hasil ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian dari (Rahmawati, Isynuwardhana, &
100
Yudowati, 2017) yang menyatakan pertumbuhan perusahaan
berpengaruh terhadap auditor switching.
2. Pergantian Manejemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
Hasil ini juga mendukung penelitian terdahulu yang diteliti oleh
(Patrioti, 2018), (Sinarto & Wenny, 2017) dan (Rahmawati,
Isynuwardhana, & Yudowati, 2017) bahwa pergantian manajemen
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching.
Namun hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari (Saputri,
2018) yang menyatakan pergantian manajemen berpengaruh terhadap
auditor switching.
3. Opini audit berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Hasil
ini juga mendukung penelitian terdahulu yang diteliti oleh (Sinarto &
Wenny, 2017) dan (Rahman, 2018) bahwa opini audit berpengaruh
secara signifikan terhadap auditor switching. Namun hasil ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian dari (Juliantari & Rasmini, 2013) dan
(Mutiarani, 2017) yang menyatakan opini audit tidak berpengaruh
terhadap auditor switching.
C. Saran
Berdasarkan data yang dipeoleh dan hasil analisis peneliti, maka saran
yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Dalam mempertahankan kredibilitas perusahaan, sebaiknya perusahaan
mempertimbangkan hasil opini audit yang diberikan auditor apakah
101
penjelasan yang diberikan atas opini tersebut sudah sesuai dengan kondisi
perusahan yang sebenarnya atau tidak.
2. Bagi Kantor Akuntan Publik
Menjadi bahan evaluasi para Kantor Akuntan Publik untuk meningkatkan
kualitas dan independensi masing – masing auditor dalam memberikan
opini audit laporan keuangan, sehingga baik perusahaan yang berkembang
ataupun perusahaan yang melakukan pergantian susunan komisaris &
direksi akan menggunakan jasa audit mereka.
3. Bagi manajemen
Mengidentifikasi faktor – faktor dalam pengambilan keputusan atas
pergantian Kantor Akuntan Publik sesuai dengan kebijakan – kebijakan
perusahaan serta kondisi perusahaan tersebut.
4. Bagi peneliti selanjutnya :
a. Melakukan penelitian dengan menggunakan variabel independen yang
lebih banyak dan tidak terbatas dengan variabel – variabel yang sering
digunakan dalam penelitian sejenis. Contohnya adalah biaya audit
yang dikeluarkan oleh perusahaan dan ukuran perusahaan yang akan
diaudit.
b. Peneliti diharapkan dapat melakukan penelitian dengan periode waktu
yang lebih panjang. Karena dengan periode yang lebih panjang akan
memberikan gambaran lebih baik terhadap hasil penelitian.
102
c. Mempertimbangkan menggunakan pengukuran auditor switching
berdasarkan personal auditor bukan hanya KAP saja dan memperbarui
pengetahuan peraturan pemerintah atau OJK tentang pembatasan
penggunaan jasa auditor, serta mempertimbangkan peraturan
pemerintah sebagai salah satu variabel independen.
RIWAYAT HIDUP
Nama : Vincent Natanail
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Januari 1995
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Agama : Kristen
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Dahlia VI No. 57, Kapuk, Cengkareng
Jakarta Barat - DKI Jakarta
Telepon : 081282112024
Email : [email protected]
IPK : 3.61
Riwayat Pendidikan
- Sekolah Dasar : SD Shalom I BKKK (2001-2007)
- Sekolah Menengah Pertama : SMP Strada Santa Maria II, (2007-2010)
- Sekolah Menengah Atas : SMK Strada Daan Mogot (2010-2013)
- Universitas : Universitas Buddhi Dharma (2016-2020)
Riwayat Pekerjaan
- Retype : September 2013 – November 2013
- Mazda Tangerang : Desember 2013 – Januari 2014
- PT. Roxcel Indonesia : Februari 2014 – Desember 2017
- Repr. Office Roxcel Indonesia : Januari 2017 – Sekarang
- PT. Indoraya Makmur Semesta : Januari 2017 – Sekarang
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik Buku 1 Edisi 5. Jakarta : Penerbit Salemba Empat, 2017.
Aprianti, S. dan Hartaty, S. "Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien,
dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Klien, Terhadap Auditor
Switching", Jurnal ACSY. Mei, 2016, Hal. 45-56.
Aprillia Ika. (2019, 01 25). ekonomi.kompas.com. Dipetik 09 11, 2019, dari
kompas.com:https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/25/123743826/ke
butuhan-auditor-bertambah-iapi-dorong-kompetensi-akuntan-publik
Ardianingsih, A. Audit Laporan Keuangan. Pekalongan: Bumi Aksara, 2017.
Arens, A. A., Elder, R. J., dan Beasly, M. S. Jasa Audit dan Assurance
Pendekatan Terpadu Buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2011.
Ghozali, I. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro, 2018.
Hery, S.. Setiap Auditor Harus Baca Buku Ini. Jakarta: Grasindo, 2013.
Juliantari, N. A., & Rasmini, N. "Auditor Switching dan faktor - faktor yang
mempengaruhinya", E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.3. 2013,
Hal.1-16.
Mattjik, A. A. Manajemen Perubahan - Membalik Arah Menuju Usaha
Perkebunan yang Tangguh Melalui Strategi Optimalisasi Efisiensi. Bogor:
Penerbit ANDI Yogyakarta, 2012.
Menteri Keuangan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan No.
17/PMK.01 /2008 tentang Jasa Akuntan Publik. 2008.
http://www.jdih.kemenkeu.go.id/
fullText/2008/17~PMK.01~2008Per.HTM. (Diakses tanggal 09 September
2019)
Mutiarani, D."Analisis Faktor - Faktor yang mempengaruhi Auditor Switching
pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia".
2017, Hal.1-16.
Otoritas Jasa Keuangan. Data AP dan KAP Terdaftar di OJK. 2019.
https://www.ojk.go.id /id/data-dan-statistik/ojk/Pages/Data-AP-dan-KAP-
Terdaftar-di-OJK-.aspx. (Diakses tanggal 09 September 2019)
Patrioti, R. "Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching".
2018, Hal. 1 - 21.
Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
20/2015 Tentang Praktik Akuntan Publik. 2015.
http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2015/20TAHUN2015PP.pdf.(Di
akses tanggal 09 September 2019).
Power, J. C., & Nurbaiti, A. "Pengaruh Pergantian Manajemen, Financial Distress,
Ukuran KAP, dan Opini Audit terhadap Auditor Switching". Desember
2018, Hal. 1-8.
Pride, W. M., Hughes, R. J., dan Kapoor, J. R. Pengantar Bisnis Introducing to
Business Edisi 11. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2014.
Zulkarnain. Ilmu Menjual Edisi 2. Pekanbaru: Expert, 2018.
Wibowo. Manajemen Perubahan Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Rahman, M. A. "Pengaruh Opini Audit, Financial Distress, Pertumbuhan
Perusahaan Klien, Ukuran KAP, dan Pergantian Manajemen terhadap
Auditor Switching". 2018, Hal. 1 - 21.
Rahmawati, D., Isynuwardhana, D., & Yudowati, S. P. "Pengaruh Pergantian
Manajemen, Opini Audit, Pertumbuhan Perusahaan, dan Financial Distress
terhadap Auditor Switching", E-Proceeding of Management. Agustus
2017, Hal. 1 - 9.
Riadi, E. Statistika Penelitian ( Analisis Manual dan IBM SPSS ). Yogyakarta:
Andi Offset, 2016.
SahamOke. Perusahaan Manufaktur di BEI. 2019. https://www.sahamok.com/
perusahaan-manufaktur-di-bei/. (Diakses tanggal 17 Oktober 2019).
Saidin, Arifati, R., & Andini, R. "Analysis of Effect of Audit Opinion, KAP Size,
Financial Trouble, Turn Manajement, Company Size, Growth Company
Auditor Switching", Journal of Accounting Vol. 2. Maret 2016, Hal. 1 -
17.
Saputri, I. I. "Pengaruh Opini Audit, Ukuran KAP, Pergantian Manajemen,
Financial Distress, dan Profitabilitas perusahaan terhadap Auditor
Switching". 2018, Hal. 1 - 15.
Sinarto, V., & Wenny, C. D. "Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian
Manajemen, Opini Audit, Financial Distress dan Ukuran perusahaan
terhadao Auditor Switching". 2017, Hal. 1-14.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi, dan R&D. Yogyakarta: Alfabeta Bandung, 2017.
Suhadak, M. N. "Pengaruh Kebijakan Dividen dan Pertumbuhan Perusahaan
terhadap Struktur Modal dan Profitabilitas". Juli 2015, Hal. 1-1.
Susanti, S. I. "Faktor Faktor yang Berpengaruh Terhadap auditor Switching".
2014, Hal. 1 - 53.
Wea, A. N., & Murdiawati, D. "Faktor - Faktor yang mempengaruhi Auditor
Switching secara Voluntary pada perusahaan Manufaktur". September
2015, Hal. 1- 17.
idx. Laporan Keuangan dan Tahunan. 2019. https://idx.co.id/perusahaan-
tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/ (Diakses tanggal 25 Agustus
2019)
SURAT IZIN SURVEI & RISETNo.SISR-11005/ICaMEL/02-2020
Menunjuk surat nomor 094/FB-III/KP-KM.10/12/2019 tanggal 26 Desember 2019 perihal permohonan
izin penelitian bagi Mahasiswa Universitas Buddhi Dharma bersama ini kami memberikan izin
mengakses dan menggunakan data-data pasar modal yang tersimpan di perusahaan kami untuk
keperluan riset dan penyusunan Skripsi kepada peneliti di bawah ini:
Nama Pemohon : Vincent Natanail
Nomor Pokok : 20160100100
Jurusan/Prog.Studi : S1 Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen dan Opini
Audit Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Terhadap Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)
Demikian surat izin ini dikeluarkan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 06 Februari 2020
PT Indonesian Capital Market Electronic
Library
Hery Mulyawan
Head of Data Services
LAMPIRAN – LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PERGANTIAN
MANAJEMEN, OPINI AUDIT, AUDITOR SWITCHING
Auditor Switching
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1 AGII 0 0 1
2 ALDO 1 1 0
3 ALKA 0 0 1
4 BAJA 0 1 0
5 BTON 0 0 1
6 EKAD 0 1 0
7 ETWA 1 0 0
8 IGAR 0 1 0
9 INCF 0 1 0
10 INCI 0 1 1
11 ISSP 0 1 0
12 JKSW 1 0 1
13 JPFA 0 1 0
14 KBRI 0 1 0
15 KIAS 1 0 0
16 MAIN 0 1 0
17 PICO 1 0 0
18 SMCB 0 1 0
19 SPMA 1 0 0
20 TIRT 1 0 0
21 TRST 0 0 1
22 WSBP 1 1 1
23 WTON 0 0 1
24 HDTX 1 0 0
25 KBLM 1 1 0
26 KRAH 1 0 0
27 PRAS 1 1 1
28 RICY 1 0 0
29 SCCO 0 1 0
30 SSTM 0 1 0
31 STAR 1 1 0
32 TRIS 0 1 0
33 UNIT 0 1 0
34 ALTO 0 1 0
35 BTEK 1 0 1
36 CINT 0 1 0
37 IIKP 1 1 1
38 KAEF 1 0 0
39 LMPI 1 1 1
40 MGNA 0 1 0
41 MRAT 0 1 0
42 RMBA 1 0 0
43 SIDO 0 1 0
44 STTP 0 1 0
Penjualan 2015 – 2018
No. KODE 2015 2016 2017 2018
1 AGII 1.426.441.000.000 1.651.136.000.000 1.838.417.000.000 2.073.258.000.000
2 ALDO 538.363.112.800 666.434.061.412 708.740.551.637 789.643.654.873
3 ALKA 749.146.492.000 1.151.605.756.000 1.932.783.905.000 3.592.798.235.000
4 BAJA 1.251.193.634.272 978.840.639.564 1.218.317.826.843 1.279.809.883.694
5 BTON 67.679.530.150 62.760.109.860 88.010.862.980 117.489.192.060
6 EKAD 531.537.606.573 568.638.832.579 643.591.823.505 739.578.860.399
7 ETWA 395.798.115.446 243.013.782.107 51.671.051.196 23.910.705.666
8 IGAR 677.331.846.043 792.794.834.768 761.926.952.217 777.316.506.801
9 INCF 374.407.257.762 446.830.466.068 563.864.071.410 735.093.525.919
10 INCI 136.668.408.270 176.067.561.639 269.706.737.385 367.961.600.950
11 ISSP 3.583.541.000.000 3.259.200.000.000 3.662.810.000.000 4.467.590.000.000
12 JKSW 143.408.228.411 256.234.745.701 11.819.781.048 156.504.840
13 JPFA 25.022.913.000.000 27.063.310.000.000 29.331.294.000.000 33.817.935.000.000
14 KBRI 241.207.422.568 161.367.353.686 144.027.720.203 2.871.460.630
15 KIAS 800.392.000.000 863.715.000.000 810.064.124.425 875.963.168.811
16 MAIN 4.775.014.772.000 5.246.340.041.000 5.441.395.835.000 6.705.892.735.000
17 PICO 699.310.599.565 705.730.705.044 747.064.722.530 776.045.443.574
18 SMCB 9.239.022.000.000 9.458.403.000.000 9.382.120.000.000 10.377.729.000.000
19 SPMA 1.621.516.334.166 1.932.435.078.255 2.093.137.904.266 2.389.268.903.462
20 TIRT 852.780.085.776 843.528.979.435 795.611.411.050 1.042.813.378.742
21 TRST 2.457.349.444.991 2.249.418.846.803 2.354.938.016.436 2.630.918.557.954
22 WSBP 2.644.319.999.853 4.717.150.071.779 7.104.157.901.230 8.000.149.423.527
23 WTON 2.652.622.140.207 3.481.731.506.128 5.362.263.237.778 6.930.628.258.854
24 HDTX 1.401.541.455.000 1.647.106.585.000 1.293.363.942.000 528.163.920.000
25 KBLM 967.710.339.797 987.409.109.474 1.215.476.677.995 1.243.465.775.218
26 KRAH 283.205.794.372 312.547.508.818 263.264.762.260 259.860.630.988
27 PRAS 469.645.085.526 366.709.612.329 348.471.154.143 574.869.742.811
28 RICY 1.111.051.293.008 1.221.519.096.811 1.600.432.168.098 2.107.868.384.272
29 SCCO 3.533.081.041.052 3.378.572.000.577 4.440.404.595.541 5.160.182.004.111
30 SSTM 506.180.498.366 436.691.203.876 343.842.837.211 410.244.604.874
31 STAR 258.967.329.940 129.480.611.941 114.496.159.735 131.833.235.355
32 TRIS 859.743.472.895 901.909.489.240 773.806.956.330 860.682.351.001
33 UNIT 118.260.140.704 104.109.821.503 103.245.048.266 103.498.145.906
34 ALTO 301.781.831.914 296.471.502.365 262.143.990.839 290.274.839.317
35 BTEK 1.092.691.701.648 748.088.902.523 887.141.290.201 890.045.953.988
36 CINT 315.229.890.328 327.426.146.630 373.955.852.243 370.390.736.433
37 IIKP 19.953.305.489 84.354.679.726 21.412.753.784 17.802.375.343
38 KAEF 4.860.371.483.524 5.811.502.656.431 6.255.312.383.294 7.636.245.960.236
39 LMPI 452.693.585.202 411.945.398.299 411.144.165.006 455.555.959.093
40 MGNA 96.346.124.683 67.810.356.835 198.690.664.862 257.437.549.951
41 MRAT 428.092.732.505 344.361.345.265 344.678.666.245 300.572.751.733
42 RMBA 16.814.352.000.000 19.228.981.000.000 20.258.870.000.000 21.923.057.000.000
43 SIDO 2.218.536.000.000 2.561.806.000.000 2.573.840.000.000 2.763.292.000.000
44 STTP 2.544.277.844.656 2.629.107.367.897 2.825.409.180.889 2.826.957.323.397
Pertumbuhan Perusahaan
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1 AGII 0,158 0,113 0,128
2 ALDO 0,238 0,063 0,114
3 ALKA 0,537 0,678 0,859
4 BAJA (0,218) 0,245 0,050
5 BTON (0,073) 0,402 0,335
6 EKAD 0,070 0,132 0,149
7 ETWA (0,386) (0,787) (0,537)
8 IGAR 0,170 (0,039) 0,020
9 INCF 0,193 0,262 0,304
10 INCI 0,288 0,532 0,364
11 ISSP (0,091) 0,124 0,220
12 JKSW 0,787 (0,954) (0,987)
13 JPFA 0,082 0,084 0,153
14 KBRI (0,331) (0,107) (0,980)
15 KIAS 0,079 (0,062) 0,081
16 MAIN 0,099 0,037 0,232
17 PICO 0,009 0,059 0,039
18 SMCB 0,024 (0,008) 0,106
19 SPMA 0,192 0,083 0,141
20 TIRT (0,011) (0,057) 0,311
21 TRST (0,085) 0,047 0,117
22 WSBP 0,784 0,506 0,126
23 WTON 0,313 0,540 0,292
24 HDTX 0,175 (0,215) (0,592)
25 KBLM 0,020 0,231 0,023
26 KRAH 0,104 (0,158) (0,013)
27 PRAS (0,219) (0,050) 0,650
28 RICY 0,099 0,310 0,317
29 SCCO (0,044) 0,314 0,162
30 SSTM (0,137) (0,213) 0,193
31 STAR (0,500) (0,116) 0,151
32 TRIS 0,049 (0,142) 0,112
33 UNIT (0,120) (0,008) 0,002
34 ALTO (0,018) (0,116) 0,107
35 BTEK (0,315) 0,186 0,003
36 CINT 0,039 0,142 (0,010)
37 IIKP 3,228 (0,746) (0,169)
38 KAEF 0,196 0,076 0,221
39 LMPI (0,090) (0,002) 0,108
40 MGNA (0,296) 1,930 0,296
41 MRAT (0,196) 0,001 (0,128)
42 RMBA 0,144 0,054 0,082
43 SIDO 0,155 0,005 0,074
44 STTP 0,033 0,075 0,001
Pergantian Manajemen
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1 AGII 0 0 1
2 ALDO 0 0 0
3 ALKA 1 0 0
4 BAJA 0 0 0
5 BTON 0 0 0
6 EKAD 0 1 0
7 ETWA 1 1 0
8 IGAR 1 1 0
9 INCF 0 1 1
10 INCI 1 1 0
11 ISSP 0 0 1
12 JKSW 0 0 1
13 JPFA 1 0 1
14 KBRI 0 1 1
15 KIAS 0 1 1
16 MAIN 0 0 1
17 PICO 0 0 0
18 SMCB 1 1 1
19 SPMA 0 0 0
20 TIRT 0 0 1
21 TRST 0 1 1
22 WSBP 1 1 1
23 WTON 1 1 1
24 HDTX 1 1 1
25 KBLM 1 1 1
26 KRAH 1 0 1
27 PRAS 0 0 1
28 RICY 0 0 0
29 SCCO 1 0 1
30 SSTM 0 1 1
31 STAR 1 1 0
32 TRIS 1 0 0
33 UNIT 1 1 1
34 ALTO 0 1 0
35 BTEK 1 1 1
36 CINT 0 1 0
37 IIKP 0 0 0
38 KAEF 1 1 1
39 LMPI 0 1 0
40 MGNA 1 1 0
41 MRAT 0 0 0
42 RMBA 1 1 1
43 SIDO 1 0 1
44 STTP 0 0 1
Opini Audit
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1 AGII 0 0 0
2 ALDO 0 0 0
3 ALKA 1 1 0
4 BAJA 1 0 1
5 BTON 1 1 0
6 EKAD 0 1 1
7 ETWA 0 0 0
8 IGAR 0 0 0
9 INCF 0 0 0
10 INCI 0 1 0
11 ISSP 0 0 1
12 JKSW 0 0 0
13 JPFA 1 0 0
14 KBRI 0 0 0
15 KIAS 0 1 1
16 MAIN 1 1 1
17 PICO 0 1 0
18 SMCB 0 0 1
19 SPMA 0 1 1
20 TIRT 0 1 1
21 TRST 1 1 0
22 WSBP 0 0 0
23 WTON 1 0 0
24 HDTX 0 0 0
25 KBLM 0 0 1
26 KRAH 0 0 1
27 PRAS 0 0 0
28 RICY 0 0 1
29 SCCO 1 0 1
30 SSTM 0 0 0
31 STAR 0 1 1
32 TRIS 0 0 0
33 UNIT 1 0 1
34 ALTO 0 0 1
35 BTEK 0 0 0
36 CINT 0 0 1
37 IIKP 0 0 0
38 KAEF 0 0 0
39 LMPI 0 0 0
40 MGNA 1 0 0
41 MRAT 1 0 1
42 RMBA 0 0 0
43 SIDO 1 0 1
44 STTP 1 0 1
LAMPIRAN 2
HASIL UJI STATISTIK DESKRPTIF, HASIL UJI
KELAYAKAN MODEL REGRESI, HASIL UJI OVERALL
MODEL FIT , HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI, HASIL
UJI MATRIKS KLASIFIKASI, HASIL UJI PENGARUH
SECARA PARSIAL, HASIL UJI PENGARUH SECARA
SIMULTAN
Hasil Uji SPSS :
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Auditor
Switching
Pergantian
Manajemen
Opini
Audit
Pertumbuhan
Perusahaan
N Valid 132 132 132 132
Missing 0 0 0 0
Mean ,44 ,52 ,33 ,0895
Median ,00 1,00 ,00 ,0777
Std. Deviation ,498 ,502 ,470 ,4385
Minimum 0 0 0 -,9867
Maximum 1 1 1 3,2276
Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 2,234 8 ,973
Hasil Uji Overall Model Fit Block 0
Iteration Historya,b,c
Iteration
-2 Log
likelihood
Coefficient
s
Constant
Step 0 1 181,047 -,242
2 181,047 -,244
3 181,047 -,244
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 181,047
c. Estimation terminated at iteration
number 3 because parameter estimates
changed by less than ,001.
Hasil Uji Overall Model Fit Block 1
Iteration Historya,b,c,d
Iteration
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant
Pertumbuhan
Perusahaan
Pergantian
Manajemen
Opini
Audit
Step 1 1 143,830 ,261 ,694 ,207 -2,062
2 141,615 ,241 ,985 ,270 -2,638
3 141,536 ,237 1,033 ,281 -2,778
4 141,535 ,237 1,034 ,281 -2,785
5 141,535 ,237 1,034 ,281 -2,785
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 181,047
d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed
by less than ,001.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell
R Square
Nagelkerke R
Square
1 141,535a
,259 ,347
a. Estimation terminated at iteration number 5
because parameter estimates changed by less than
,001.
Hasil Uji Matriks Klasifikasi
Classification Tablea
Observed
Predicted
Auditor Switching
Percentage
Correct
Tidak
Ganti KAP
Ganti
KAP
Step 1 Auditor Switching Tidak Ganti KAP 45 29 60,8
Ganti KAP 6 52 89,7
Overall Percentage 73,5
a. The cut value is ,500
Hasil Uji Pengaruh Secara Parsial
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig.
Exp(
B)
95% C.I.for
EXP(B)
Lowe
r
Uppe
r
Step
1a
Pertumbuhan
Perusahaan
1,034 ,589 3,083 1 ,079 2,812 ,887 8,917
Pergantian
Manajemen
,281 ,410 ,469 1 ,493 1,325 ,593 2,959
Opini Audit -2,785 ,576 23,380 1 ,000 ,062 ,020 ,191
Constant ,237 ,301 ,622 1 ,430 1,268
a. Variable(s) entered on step 1: Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen,
Opini Audit.
Hasil Uji Pengaruh Secara Simultan
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 39,511 3 ,000
Block 39,511 3 ,000
Model 39,511 3 ,000
LAMPIRAN 3
CONTOH LAPORAN AUDITOR & LAPORAN LABA RUGI
DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN 2016 -
2018