Upload
thelightness-nur
View
40
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
KAIDAH ‘AT{F
Oleh M. Imran A
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an diturunkan sebagai sumber hukum, di dalamnya
terkandung hal-hal yang muh}kama>t (terang dan jelas) dan yang
mutasya>biha>t (yang memerlukan penafsiran atau penta’wilan),
ayat-ayat yang bermakna khusus dan umum dan ayat-ayat yang
bersifat mujmal dan mufas}s}al. Di samping itu, ada susunan
kalimat yang realistis dan ada pula yang kiasan dan sebagainya.
Rasulullah saw., sudah barang tentu memahami al-Qur’an
secara global maupun terperinci setelah diberi kemampuan oleh
Allah swt., Untuk menghafalnya dan menjelaskan dalam
kedudukannya sebagai seorang utusan dan pemberi petunjuk. Maka
pada saat itu , Rasulullah saw., berfungsi sebagai mubayyin (orang
yang menjelaskan) kepada sahabat-sahabatnya tentang arti dan
kandungan ayat-ayat al-Qur’an, khususnya menyangkut ayat-ayat
yang tidak dipahami atau samar artinya.1
Setelah Rasulullah saw., wafat timbullah perbedaan
pemahaman para sahabat terhadap al-Qur’an yang sangat beragam
meskipun pada dasarnya mereka memahami al-Qur’an secara
global. Perbedaan itu timbul karena perbedaan nalar dan
1M. Quraish Syihab, Membumikan Alquran (Cet. V; Bandung: Mizan, 1993), h. 71.
Oleh: M. Imran. A
1
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
pengetahuan mereka, baik penguasaan mereka terhadap bahasa,
kedekatan mereka dengan Rasulullah saw., dsb. Apalagi generasi
yang datang setelah sahabat, pemahaman mereka dari segi bahasa
atau makna tidak sepenuhnya sama dengan pemahaman para
sahabat yang kesehariannya menyertai Rasulullah saw., meskipun
diakui bahwa mereka juga memahami pesan-pesan al-Qur’an.
Salah satu syarat yang mutlak dan perlu dalam menafsirkan
al-Qur’an adalah penguasaan ilmu nahwu karena ilmu nahwu
adalah salah satu bagian dari ilmu bahasa Arab yang mempelajari
kedudukan kalimat dalam bahasa Arab. Al-Suyu>t}i menyebutkan
ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang mufassir
jika ingin menafsirkan al-Qur’an antara lain: penguasaan bahasa
Arab, ilmu nah}wu, ilmu s}araf dan ilmu bala>ghah yang meliputi
ilmu ma’a>ni>, baya>n dan badi>’.2 Dan juga disebutkan oleh
Mudzakir dalam bukunya, untuk memahami al-Qur’an diperlukan
penguasaan bahasa al-Qur’an dalam hal ini bahasa Arab yang
meliputi kaedah-kaedahnya, pemahaman asas-asasnya,
penghayatan uslub-uslubnya dan penguasaan rahasia-rahasianya.3
Dengan demikian, ilmu nahwu mempunyai peranan penting dalam
menafsirkan al-Qur’an sebab dengan ilmu ini seorang mufassir akan
mengetahui kedudukan setiap kata atau kalimat dalam al-Qur’an
yang akan membantunya dalam memahami makna kata atau
2Al-Suyu>t}i}, Al-Itqa>n fi}> ‘Ulu>m al-Qur’an al-Kari>m, juz II (Beirut Da>r al-Fikr, 1979), h. 180.
3Manna>’ Khalil al-Qat}t}a>n, Maba>his| fi ‘Ulu>m al-Qur’an diterjemahkan oleh Mudzakir, dengan judul: Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an (Cet. VIII; Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2004), h. 278.
Oleh: M. Imran. A
2
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
kalimat tersebut. Oleh karenanya, erat kaitannya dengan
penguasaan kaidah-kaidah nahwu dalam al-Qur’an dan salah
satunya adalah kaidah ‘at}f , maka dalam kesempatan ini
pemakalah akan membahas tentang bagaimana kaidah ‘at}f dalam
al-Qur’an.
B. Rumusan Makalah
Merujuk dari pemaparan diatas, maka dapat diambil beberapa
rumusan makalah, sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengertian ‘at}f ?
2. Bagaimanakah ‘at}f dalam al-Qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian al-‘At}f
Secara etimologi, kata al-‘at}f adalah mas}dar dari fi’il
إلي��ه وعطوف��ا عطف-يعطف-عطف��ا yang bermakna cenderung
kepadanya atau berarti kembali kepada sesuatu yang dibenci
awalnya lalu diinginkan kembali.4 Dalam buku Qawa>’id al-Tafsir
juga dijelaskan, ‘atf secara etimologi adalah meng-‘at}f-kan lafadz
kepada yang sebelumnya, yakni mengikutkan kepadanya dengan
perantara huruf ‘at}f.5 Adapun dalam kamus Maqa>yis al-Lughah
‘at}f diartikan kecenderungan, ت. ع1ط1ف0 يء يقال: إذالش7 ل0تها ، أم1 6.
4Louis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughah wa al-I’la>m (Cet. XXVIII; Beirut: Dar al-Masyriq, 1986 M.), h. 512.
5Khalid Usman al-Sabt, Qaw>aid al-Tafsir Jam’an wa Dira>satan (Cet. I; Dar ibn affan, 1997 M.), h. 428.
6Abu al-Husain Ahmad bin Fa>ris bin Zakariyya, Mu’jam Maqa>yis al-Lughah, Juz 4 (Cet. I; Beirut: Dal al-Jil, 1991 M.), h. 285.
Oleh: M. Imran. A
3
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
Dalam kamus al-Munawwir juga disebutkan kata adalahالعطف
mas}dar dari kata عطف yang artinya kecondongan, kedoyongan,
kemiringan.7
Secara terminologi (istilah) terdapat perbedaan pengertian
karena perbedaan hakekat keduanya,‘atf baya>n dan ‘atf nasaq.
1. ‘At}f Baya>n adalah: متبوع��ه من أشهر تابع seperti ج��اء
زيد صاحبك kata menjadi ‘at}f baya>n dari زيد karena صاحبك
dia lebih terkenal dan fungsinya menjelaskan mat}bu’nya jika
ma’rifah dan mentakhs}is}nya jika nakirah, seperi جبة ثوبا لبثت
kata جبة lebih khusus dari 8.ثوب
2. ‘At}f Baya>n adalah:
ابع. R��د. الت S��ام ة الم.ش��بSه الج1 ف1 V��في للص Sاح ه إيض��1 S��ت0ب.وع ك��ان إن م1
ع0رSفة\، ه م1 Sيص Sص ة\ كان1 إن وت1خ0 ه ن1كSر1 Sس بن1ف0
Contohnya: apabila ma’rifah, 1م ع.مر ح1فصe أ1بو بالله أ1قس1
Apabila nakirah, .ع0ط1فا\ ث1وبا\ لبستSم Dan juga disebutkan dalam al-
Qur’an ارة Rين ط1ع1ام. ك1فSم1ساك 9
3. ‘At}f Nasaq, secara etimologi al-nasaq terdiri dari huruf ,ن, س
نسق وكالم ,yang artinya menunjukkan dan mengikuti sesuatu ق :
kalam yang ditandai dengan aturan yang sama dengan meng-‘at}f-
kan kepada yang satu dengan yang lainnya, seperti yang
7A. W. Munawwir, Kamus Arab-Indonesia (Cet. 25; Pustaka Progresif, 2002), h. 944.
8Ant}ua>n al-Dahdah, Mu’jam Qaw>a’id al-Lughah al-Arabiyyah fi Jada>wil wa al-Lauha>t (Cet.III ; Beirut: Maktabah Libanon, 1987), h. 224.
9Abdul Gha>ni al-Daqar, Mu’jam al-Qawa>i’d al-Arabiyyah (Soft ware M. Syamila Versi 2.1), h. 16.
Oleh: M. Imran. A
4
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
dicontohkan نسق ثغر , apabila gigi tersebut rata (sama) atau
tersusun.10
Secara terminologi (istilah) ‘At}f Nasaq terdapat beberapa
definisi, namun definisi tersebut terdapat kesamaan, di antaranya:
1. Menurut Jamal al-Din bin Umar dan Usman bin Umar:
وبين بين��ه يتوس��ط متبوع��ه م��ع بالنسبة مقصود تابع العطف
11العشرة حروف احد متبوعه
2. Menurut Muhammad al-Ghulayaini:
ط تابعu هو العطف أح��رف من ح��رفu متبوع��ه وبين1 بين��ه يتوس��7
Sجاء1 نحو العطف" xأكرمت. علي .u12".سليما\ ثم سعيدا\ وخالد
‘At}f adalah ta>bi’ yang dipisahkan dari mat}bu’nya dengan
salah satu huruf ‘at}f
3. Menurut Muhammad al-Turji dan Raji al- Asmar:
ح��روف أح��د متبوع��ه وبين بين��ه يتوس��ط ت��ابع ه��و العط��ف
العط��ف وحروف بماقبله العطف حروف مابعد العطف¸فيربط
13.الواو¸الفاء¸ثم¸حتى¸وأو¸وأم¸وبل¸وال¸ولكن هى
Kata ta>bi’ yang dimaksud dalam beberapa definisi ini adalah
yang mengikuti atau ma’t}uf dan matbu>’ adalah ma’t}uf ‘alaihi
atau yang diikuti.
10 Abu al-Husain Ahmad bin Fa>ris bin Zakariyya, op.cit., h. 420.
11Jamal al-Din bin Umar dan Ustman bin Umar, Kitab al-Kafiyat fi al-Nahwi, Juz I (Beirut Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1990), h. 318.
12Muhammad al-Ghalayaini, Ja>mi’ al-Duru>s al-Arabiyyah (Soft ware M. Syamila Versi 2.1), h. 77.
13Muhammad al-Turji dan Raji al-Asmar, al-Mu’jam al-Mufas}s}l fi Ulum al-Lughah, Juz I (Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyah, 1993 M.), 409.
Oleh: M. Imran. A
5
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
Dari definisi ‘At}f yang dikemukakan diatas dapat
disimpulkan ada 3 rukun ‘At}f , yaitu:
yang di ‘at}f-kan atau yang datang setelah huruf) المعطوف .1
‘at}f)
العطف حرف .2 (huruf ‘at}f)
عليه المعطوف .3 (yang di ‘at}f-inya atau yang datang sebelum
huruf ‘at}f)
Adapun yang termasuk huruf ‘at}f adalah:
a. Menurut Abdullah al-Hamid ada 7 huruf ‘at}f , yaitu: الواو,
14الفاء, ثم, بل, أو, ال, لكن
b. Menurut Must}afa al-Ghalayaini ada 9 huruf ‘at}f , yaitu:
لكن, أم, حتى, الواو, الفاء, ثم, بل, أو, ال .15
c. Menurut Abdul Gha>ni al-Daqar, ada 10 huruf ‘at}f , yaitu:
بل, أو, ال, لكن, أم, حتى, ليس, الواو, الفاء, ثم .16
Namun dari beberapa literature yang kami perhatikan,
kebanyakan menyebutkan ada 9 huruf ‘at}f.
Adapun makna huruf-huruf ‘at}f 17 beserta contohnya dalam
Alquran adalah sebagai berikut:
14Abdullah Hamid al-Hamid, Silsilah Ta’lim al-Lughah al-Arabiyyah (Cet. I; Riyadh: al-Ja>mi’ah, 1994), h. 75.
15 Muhammad al-Ghalayaini, op. cit., h. 77.
16 Abdul Gha>ni al-Daqar, op. cit., h. 20.
17Hifni Bek Dayyab&Muhammad Bek Dayyab at.al., Kaedah Tata Bahasa Arab (Cet. 9;Jakarta: Darul Ulum Press, 2004), h. 305-306.
Oleh: M. Imran. A
6
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
1. Huruf untuk ال��واو menggabungkan (dan), contoh: يس��ود
واألدب بالعلم الرجل
Contoh dalam Alquran: ورمان ونخل فاكهة فيهما
2. Huruf ,kemudian الف��اء lalu (berturut-turut tanpa antara),
contoh: فاألمراء العلماء الخليفة عند دخل
Contoh dalam Alquran:18 ا, فأقبره أماته��ا أهلكناه��فجاءه
بأسنا
3. Huruf ثم kemudian, (berturut-turut ada antara), contoh: خرج
السيوخ ثم الشبان
Contoh dalam Alquran: أنشره شاء إذا ثم فأقبره
4. Huruf atau أم (memilih atau membandingkan), contoh:
بعيد أم أقريب
Contoh dalam Alquran: uواء���م عليهم س 1ن���ذ1رت1ه. 1أ لم أ1م أ
ت.نذSرهم
5. Huruf :atau (memilih salah satu) أو أو خالدu أ1و سعيدu ذهب
xعلي
Contoh dalam Alquran: قالوا uأو ساحر uأمرنا أتاها, مجنون
نهارا\ أو ليال\
6. Huruf لكن tetapi, contoh: محمدا لكن خالدا التكرم
7. Huruf ال bukan, tidak, contoh: الطالح ال الصالح اكرم
Contoh dalam Alquran: تعلموا لم ما, آباؤنا وال أشركنا ما
آباؤكم وال أنتم
8. Huruf بل tetapi, bahkan, contoh: محمود بل علي سافر ما
18Al-Musymu>ni>, Syarh al-Asymu>ni> ‘Ala Alfiah ibn Ma>lik (Soft ware M. Syamila Versi 2.1), h. 211.
Oleh: M. Imran. A
7
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
Contoh dalam Alquran: سبحانه ولدا\ الرحمن اتخذ وقالوا
مكرمون عباد بل
9. Huruf ,sehingga حتى bahkan, contoh: ق��دم المش��اة حتى
الحجاج
B. Kaedah-Kaedah ‘at}f dalam al-Qur’an
1. Kaidah Pertama:
أهمي��ة التعميم, وعلى على ي��دل الخ��اص على الع��ام عط��ف
19األولArtinya:
Meng-‘at}f-kan yang umum kepada yang khusus menunjukkan keumuman, namun makna yang khusus lebih diutamakan.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya khusus itu
bagian dari yang umum, maka apabila salah satu bagian dari
makna umum itu disebutkan kemudian di ‘at}f-kan kemakna yang
khusus, maka itu menunjukkan keutamaannya dan kemuliaannya.
Contohnya, firman Allah swt., didalam Q.S. al-An’ am (162)
20ونسكى صالتى إن قل ◄
Nusuk dalam ayat ini diartikan sebagai ibadah, al-Bagha>wi
dalam tafsirnya, nusuk adalah hewan sembelihan ketika
melaksanakan haji dan umrah, ada yang mengatakan haji saja dan
ada juga yang mengatakan agama21. Sholat merupakan bagian dari
19Khalid Usman al-Sabt, Mukhtas|r fi Qaw>aid al-Tafsir (Cet. I; Dar ibn affan, 1997 M.), h. 12.
20Khalid Usman al-Sabt, op.cit, h. 429.21Abu Muhammad al-Husain ibn Mas’ud al-Bagha>wi, Ma’a>lim al-Tanzil
(Soft ware M. Syamila Versi 2.1), h. 211.
Oleh: M. Imran. A
8
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
pada ibadah, maka itu menunjukkan akan pentingnya dan
agungnya kedudukan sholat tersebut.
Dan juga yang disebutkan dalam Q.S. Nuh (28)
وللمؤم��نين مؤمن��ا بي��تى دخ��ل ولمن ولوال��دي اغفرلى رب ◄
والمؤمنات
dalam ayat ini menyebutkan makna umum setelah dikhususkan
yaitu kata (ولوالدي).
2. Kaidah Kedua:
كأنه أهميته, حتى أو فضله على منبه العام على الخاص عطف
فى التغ��اير منزل��ة الوص��ف فى الع��ام, ت��نزيال جنس من ليس
22الذات
Artinya:Meng-‘at}f-kan yang khusus kepada yang umum menunjukkan kemuliaannya dan keutamaannya, seakan-akan yang khusus itu bukan bagian dari umum, sehingga dapat merubah yang abstrak menjadi konkret.
Penjelasan:
Yang dimaksudkan dengan umum dan khusus disini adalah:
yang pertama mencakup yang kedua, atau yang dikenal dalam
ungkapan orang Arab pada umumnya, yaitu ketika orang Arab
menyebutkan sesuatu yang umum kemudian mengkhususkan yang
umum tersebut kepada yang utama dari yang paling utama.
Contoh dari kaidah ini, firman Allah swt., didalam Q,S. al-Baqarah
(238)
الوسطى والصالة الصلوات على حافظوا ◄
Dan juga firman Allah swt., dalam Q. S. al-Rahman (68)
ورمان ونخل فاكهة فيهما ◄
22Khalid Usman al-Sabt, op.cit, h. 430.
Oleh: M. Imran. A
9
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
Penyebutan الوسطى الصالة dalam ayat ini menunjukkan
pengkhususan dari kata الصلوات yang bermakna umum, terdapat
beberapa pandangan tentang maksud dari الوسطى الصالة di
antaranya adalah, sholat subuh sebagaimana yang dikemukakan
oleh imam Ma>lik dalam kitabnya al-Muwat}t}a, dan ada yang
mengatakan sholat asar sebagaimana yang diriwatkan ibn Jarir dari
ibn Abbas, menurut al-Turmudzi dan al-Bagha>wi ini pendapat
kebanyakan para sahabat dan tabi’in dan kebanyakan para Ulama.
Ada juga yang berpendapat sholat dzuhur sebagaimana yang
diriwayatkan oleh abi Hanifah dari ibn Umar, Abu Sa’id dan Aisah,
ra.23 begitupun dengan ayat yang kedua ورم�ان نخل (kurma dan
delima) dikhususkan setelah penyebutan (buah-buahan) فاكه��ة
yang bermakna umum.
3. Kaidah Ketiga:
كالم فى فاألفص��ح واحد فولموص صفة على صفة عطف عند
موص��وف الث��انى بالوص��ف أري��د ال��واو, وإذا إدخال ترك العرب
24الواو أدخلت األول غير ا1خر
Artinya:Ketika meng-‘at}f-kan sifat kepada sifat untuk sesuatu yang disifati, maka yang dikenal dalam tata bahasa Arab adalah tidak menggunakan huruf ‘at}f (الواو), dan apabila yang diinginkan adalah sifat yang lain, yang disifatkan kepada sifat yang kedua bukan sifat yang pertama, maka huruf ‘at}f (.dimasukkan diantara dua sifat tersebut (الواو
Contoh firman Allah swt., dalam Q.S. al-Nisa>’ (37-38)
23 Abu al-fida> Ismail ibn Umar ibn Katsir al-Quraisyi al-Dimasqi, Juz I (Cet. II; Dar al-tayyibah, 1999 M.),h. 648.
24Khalid Usman al-Sabt, op.cit, h.431.
Oleh: M. Imran. A
10
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
الله ماا1تاهم ويكتمون بالبخل الناس ويأمرون يبخلون الذين ◄
ينفق��ون وال��ذين ● مهين��ا ع��ذابا للك��افرين وأعت��دنا فضله من
األخر....االية باليوم وال بالله واليؤمنون الناس رئاء أموالهم
Dari kedua ayat diatas, Allah swt., memisahkan antara sifat
orang-orang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir dengan sifat
orang-orang yang disebutkan sebelumnya, yaitu dengan
menggunakan huruf ‘at}f (الواو) untuk memisahkan kedua sifat
tersebut, dimana kedua sifat itu menunjukkan dua sifat dari
manusia yang berbeda makna, jika seandainya kedua sifat tersebut
mempunyai makna yang sama, maka bentuk redaksi ayat tersebut
adalah:
أم��والهم ينفق��ون الذين● مهينا عذابا للكافرين ....وأعتدنا ◄
الناس.... االية رئاء
Karena kedua sifat itu berbeda, maka dipisahkan dengan huruf ‘at}f
.(الواو)
4. Kaidah Keempat:
إح��داهما عط��ف ج��از مختلف��تين بصفتين ذكر إذا الواحد الشئ
25الذات تغاير منزلة الصفات لتغاير األخرى, تنزيال على
Artinya:sesuatu yang tunggal apabila disebutkan dengan dua sifat yang berbeda, maka boleh meng-‘at}f-kan salah satu dari sifat tersebut kepada yang lain, sehingga merubah yang abstrak menjadi kongkrit.
Apabila sifat itu terulang-ulang kepada sesuatu yang tunggal,
maka terkadang tidak dimasukkan huruf ‘at}f dan kadang juga
memasukkannya, namun tidak meng-‘at}f-kannya lebih
dikedepankan oleh kalangan Arab –sebagaimana disebutkan pada
25Khalid Usman al-Sabt, Mukhtas}ar, op.cit, h.13.
Oleh: M. Imran. A
11
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
kaidah sebelumnya- ini menjadikan sebagian orang mengira dengan
memasukkan huruf ‘at}f (واو��ال) menandakan yang disifati itu
banyak, sementara setiap sifat itu kembali kepada maus}ufnya
yang terakhir tetapi ini tidak mesti, namun boleh meng-‘at}f-kan
sifat kepada sifat yang lain dengan huruf ‘at}f sementara yang
disifati itu satu.
Contoh beberapa sifat dengan menyebutkan satu maus}uf,
firman Allah swt., dalam Q.S. al-A’la (1-4)
ق��در وال��ذى ● فس��وى خلق الذى ● األعلى ربك اسم سبح ◄
المرعى أخرج والذى ● فهدى
Contoh tidak menggunakan huruf ‘at}f , firman Allah swt.,
dalam Q.S. al-Qalam(10-11)
ازe ● معينe حال7فe كل تطع وال اءe....األية هم7 مش7
Contoh sifat yang maknanya jauh berbeda, maka lebih baik
di-‘at}f-kan, firman Allah swt., dalam Q.S. al-Qalam(10-11)
26عليم شئ بكل وهو والباطن والظاهر واألخر األول هو ◄
5. Kaidah Kelima:
عليه, مع والومعطوف المعطوف بين المغايرة يقتضى العطف
27لهما ذكر الذى الحكم فى اشتراكهما
Artinya:Huruf ‘At}f menghendaki pemisahan makna antara ma’at}u>f dan ma’at}u>f ‘alaihi, walaupun mempunyai kesamaan hukum yang disebutkan untuk keduanya.
26Khalid Usman al-Sabt, op.cit, h.432-433.
27Khalid Usman al-Sabt, Mukhtashar, op.cit, h.13.
Oleh: M. Imran. A
12
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
‘At}f dalam al-Qur’an bukan hanya pemisahan lafadz, akan
tetapi juga dengan pemisahan makna, namun pemisahan tersebut
terdiri dari beberapa tingkatan:
Pertama: keduanya adalah lafadz yang berlawanan makna, makna
yang satu bukan bagian dari makna yang lain, jenis ini umumnya
terjadi pada kalimat yang saling meng-‘at}fi dan paling banyak
ditemukan dalam al-Qur’an.
Contohnya, firman Allah swt., dalam Q.S. al-Furqa>n (59) dan
Q.S. Ali-Imran (3)
أيام ستة فى بينما وما واألرض1 السموات خلق ◄
للناس.... األية هدى قبل من واإلنجيل التوراة وأنزل ◄
Kata الت���وراة, األرض dan الس���موات dan ل���اإلنجي,
mempunyai makna yang berbeda dan makna yang satu bukan
bagian dari makna yang lainnya.
Kedua: menyamakan makna dari kedua lafadz yang saling
meng-‘at}fi
Contohnya, firman Allah swt., dalam Q.S. al-Baqarah (42) dan
Q.S. al-Nisa>’ (136)
الحق وتكتموا بالباطل الحق تلبسوا وال ◄
وكتبه ورسله ومالئكته باالله يكفر ومن ◄
Makna kata تلبسوا (mencampur adukkan yang haq dan yang
bathil), dan menyembunyikan) كتم��وا yang haq), mempunyai
makna yang sama. Dan juga kafir kepada malaikat, para rasul dan
kitab, sama halnya kafir kepada Allah.
Ketiga: meng-‘at}f-kan bagian sesuatu kebagian yang lainnya
Oleh: M. Imran. A
13
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
Contohnya, firman Allah swt., dalam Q.S. al-Baqarah (238)
dan Q.S. al-Ahza>b (7)
الوسطى والصالة الصلوات على حافظوا ◄
وإب��راهيم ن��وح ومن ومن��ك ميث��اقهم النب��يين من أخ��ذنا وإذ ◄
مريم ابنS وعيسى وموسى
Kata (من���ك) yaitu Muhammad [sebagaimana yang
dikemukakan tafsir al-Alu>si, mereka itu adalah ulul ‘azmi min al-
Rasul dan mereka anak-anak pilihan dari Adam. Dan
mengedepankan nama Muhammad dalam ayat ini menunjukkan
kemuliaannya karena dari dirinyalah dimulai penciptaan,
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ubay ibn Ka’ab dalam
hadisnya ( البعث في آخرهم وكنت الخلق بي بدىء ) dan juga
yang diriwayatkan oleh Jama>’ah dari Hasan dari Abi Hurairah
bahwasanya Nabi saw., bersabda ( الخلق في النبيين أول كنت
البعث في وآخ�رهم ]28 dan Nuh, Ibrahim, Musa, Isa ibn Maryam
adalah bagian dari pada nabi.
Keempat: meng-‘at}f-kan sesuatu kepada sesuatu yang berbeda
makna
Contohnya, firman Allah swt., dalam Q.S. al-A’la (1-4)
ق��در وال��ذى ● فس��وى خلق الذى ● األعلى ربك اسم سبح ◄
29المرعى أخرج والذى ● فهدى
Keseluruhan sifat yang ada dalam ayat ini mempunyai makna yang
berbeda (yang Maha tinggi) األعلى فسوى خلق الذى (pencipta
28Syihab al-Din Mahmud ibn Abdillah al-Husaini al-Alu>si (Soft Were Maktabah Syamilah Versi 2.1), h. 46.
29Khalid Usman al-Sabt, op.cit, h.434-435.
Oleh: M. Imran. A
14
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
dan penyempurna) در��دى ق��فه (penentu kadar dan pemberi
petunjuk) المرعى أخرج (penumbuh rumput-rumputan).30
6. Kaidah Keenam:
31والثبات الدوام يفيد الفعلية على اإلسمية الجملة عطف
Aritnya:Meng-‘at}f-kan jumlah ismiyyah ke jumlah fi’liyyah menunjukkan sesuatu yang tetap
Ketika isim menunjukkan sesuatu yang tetap dan fi’il
menunjukkan sesuatu yang baru, maka meng-‘at}f-kan jumlah
ismiyyah kepada jumlah fi’liyyah menunjukkan ketetapan dan
kekekalan.
Contohnya, firman Allah swt., dalam Q.S. al-An’ a>m (56)
المهتدين من انا وما إذا ضللت قد أهوائكم الأتبع قل ◄
Maka ayat إذا ضللت قد merupakan jumlah fi’liyyah
menunjukkan sesuatu yang baru dan ayat المهتدين من انا وما
merupakan jumlah ismiyyah yang menunjukkan ketetapan dan
kekekalan, jadi ketika ayat المهت��دين من ان��ا وم��ا di-‘at}f-kan
kepada ayat ضللت قد maka artinya, apabila dia mengikuti hawa
nafsunya maka dia akan tetap dalam kesesatan dan selamanya
tidak akan mendapatkan petunjuk, karena mereka tidak akan
mendatangkan kebaikan.32
7. Kaidah Ketujuh:
30Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Yayasan Penyelenggara penterjemah/penafsir al-Qur’an, 1990), h. 1051.
31Khalid Usman al-Sabt, op.cit, h.436.
32Ibid., h. 436.
Oleh: M. Imran. A
15
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
تقدمه, قد له نظير معنى على بالكالم العطف العرب شأن من
33لفظ.ه لفظ1ه خالف وإن
Artinya:Diantara kebiasaan orang Arab meng-‘at}f-kan kalimat kepada makna sebanding dengannya yang mendahuluinya, walaupun lafadz-nya berbeda (ma’t}u>f dan ma’t}u>f ‘alaihi)
Contohnya, firman Allah swt., dalam Q.S. al-Baqarah (259)
قريةe على مر7 كالذى أو ) ) ma’t}uf kepada ayat [apakah kamu
tidak memperhatikan orang yang melalui suatu negeri, yang
dimaksud orang disini terdapat beberapa pendapat, akan tetapi
kebanyakan pendapat tersebut mengatakan bahwa yang
dimaksudkan adalah ‘Uzair, namun tidak penting mengetahui siapa
yang dimaksud, karena bukan itu yang diinginkan oleh ayat ini,
adapun yang diinginkan oleh ayat ini adalah menunjukkan
kekuasaan Allah swt., terhadap orang-orang yang mengingkari
akan kekuasaannya, bahwasanya Allah swt., mampu menghidupkan
kembali makhluqnya yang sudah mati, dan mengembalikannya
setelah ketiadaannya dan hanya dialah yang dapat menghidupkan
dan mematikan]
(رب7ه فى إبراهيم1 حاج7 الذي إلى تر ألم )
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang (Namrudz ibn
Kausy ibn Kan’an ibn Sa>m ibn Nu>h raja Babilonia dan dikatakan
dia adalah raja pertama yang paling angkuh dan sombong di muka
bumi, pendapat ini dikemukakan oleh ibn Abbas, Mujahid,
33Khalid Usman al-Sabt, Mukhtashar, op.cit, h.13.
Oleh: M. Imran. A
16
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
Qatadah34) yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya” ayat ini
ditujukan kepada Muhammad saw., yaitu " حاج الذي إلى تر ألم
محمد يا رأيت، بمعنى: هل ربه"، في إبراهيم .
Walaupun terdapat perbedaan lafadz namun makna
keduanya sama, karena kedua ayat di atas menunjukkan
keta’ajjuban Muhammad saw., terhadap dua peristiwa tersebut.
Dan para pakar nahwu dari Bashrah mengatakan bahwasanya huruf
Ka>f dalam ayat ini adalah huruf tambahan dan menjadi ترى ألم
قري��ة على م��ر ال��ذي أو إب��راهيم، حاج الذي إلى namun sudah
dijelaskan, bahwasanya tidak ada sesuatu yang tercantum dalam
al-Qur’an tidak mempunyai arti.35
34Muhammad ibn Ahmad ibn Abi Bakar ibn Farah Abu abdillah al-Qurtubi, al-Ja>mi’ Liahka>mi al-Qur’an ((Soft Were Maktabah Syamilah Versi 2.1), h. 271.
35Muhammad ibn Jarir ibn Yazid ibn Katsir ibn Ghalib al-Amali, Abu Ja’far al-Thabari, Ja>mi’u al-Baya>n fi Ta’wil al-Qur’an (Cet.I; Beirut: Mu’assasah al-Risalah, 2000 M.), h. 438-442.
Oleh: M. Imran. A
17
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Ada beberapa definisi al-‘at}f secara etimologi, A) al-‘at}f
adalah masdar dari fi’il إليه وعطوفا عطف-يعطف-عطفا
yang bermakna cenderung kepadanya atau berarti kembali
kepada sesuatu yang dibenci awalnya lalu diinginkan kembali.
B) Qawa>’id al-Tafsir al-‘at}f adalah meng-‘at}f-kan lafadz
kepada yang sebelumnya, yakni mengikutkan kepadanya
dengan perantara huruf ‘at}f. C) Maqa>yis al-Lughah ‘at}f
diartikan kecenderungan .ت يء يقال: ع1ط1ف0 ل0ت1ها ، إذالش7 أم1 . D)
Kamus al-Munawwir, kata adalah masdar dariالعطف kata
.yang artinya kecondongan, kedoyongan, kemiringan عطف
Terdapat dua macam al-‘at}f, yaitu: ‘At}f Baya>n dan ‘At}f
Nasaq, ‘At}f Baya>n adalah ta>bi’ yang menyerupai sifat
Oleh: M. Imran. A
18
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
dalam menjelaskan mat}bu’nya apabila mat}bu’nya ma’rifah
dan mentakhsisnya apabila nakirah.
‘At}f Nasaq adalah ta>bi’ yang dipisahkan dari matbu’nya
dengan salah satu huruf ‘at}f
2. Ada tiga rukun ‘at}f, yaitu: العط��ف, المعط��وف, ح��رف
عليه المعطوف
3. Huruf-huruf ‘at}f, yaitu:
الواو¸الفاء¸ثم¸حتى¸وأو¸وأم¸وبل¸وال¸ولكن
4. Kaidah-kaidah ‘at}f diantaranya:
a. Meng-at}f-kan yang umum kepada yang khusus
menunjukkan keumuman, namun makna yang khusus
lebih diutamakan.
b. Meng-‘at}f-kan yang khusus kepada yang umum
menunjukkan kemuliaannya dan keutamaannya.
c. Ketika meng-‘at}f-kan sifat kepada sifat untuk sesuatu
yang disifati, maka yang dikenal dalam tata bahasa
Arab adalah tidak menggunakan huruf ‘at}f (الواو), dan
apabila yang diinginkan adalah sifat yang lain, yang
disifatkan kepada sifat yang kedua bukan sifat yang
pertama, maka huruf‘at}f (الواو) dimasukkan diantara
dua sifat tersebut.
d. Sesuatu yang tunggal apabila disebutkan dengan dua
sifat yang berbeda, maka boleh meng-‘at}f-kan salah
satu dari sifat tersebut kepada yang lain.
Oleh: M. Imran. A
19
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
e. Huruf ‘At}f menghendaki pemisahan makna antara
ma’at}uf dan ma’at}uf ‘alaihi, walaupun mempunyai
kesamaan hukum yang disebutkan untuk keduanya.
f. Meng-‘at}f-kan jumlah ismiyyah ke jumlah fi’liyyah
menunjukkan sesuatu yang tetap.
g. Diantara kebiasaan orang Arab meng-‘at}f-kan kalimat
kepada makna sebanding dengan yang mendahuluinya,
walaupun lafadz-nya berbeda (ma’t}uf dan ma’t}uf
‘alaihi).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Alu>si, Syihab al-Din Mahmud ibn Abdillah al-Husaini (Soft Were Maktabah Syamilah Versi 2.1)
Al-Musymu>ni>, Syarh al-Asymu>ni> ‘Ala Alfiah ibn Ma>lik (Soft ware M. Syamila Versi 2.1)
Al-Bagha>wi, Abu Muhammad al-Husain ibn Mas’ud, Ma’a>lim al-Tanzil (Soft ware M. Syamila Versi 2.1)
Oleh: M. Imran. A
20
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
Al-Dahdah, Ant}ua>n, Mu’jam Qaw>a’id al-Lughah al-Arabiyyah fi Jada>wil wa al-Lauha>t (Cet.III ; Beirut: Maktabah Libanon, 1987)
Al-Daqar, Abdul Gha>ni, Mu’jam al-Qawa>i’d al-Arabiyyah (Soft ware M. Syamila Versi 2.1)
Al-Ghalayaini, Muhammad, Ja>mi’ al-Duru>s al-Arabiyyah (Soft ware M. Syamila Versi 2.1)
Al-Hamid, Abdullah Hamid, Silsilah Ta’lim al-Lughah al-Arabiyyah (Cet. I; Riyadh: al-Ja>mi’ah, 1994)
Al-Qurtubi, Muhammad ibn Ahmad ibn Abi Bakar ibn Farah Abu abdillah, al-Ja>mi’ Liahka>mi al-Qur’an ((Soft Were Maktabah Syamilah Versi 2.1)
Al-Sabt, Khalid Usman, Qaw>aid al-Tafsir Jam’an wa Dira>satan (Cet. I; Dar ibn affan, 1997 M.)
_____________, Mukhtas|r fi Qaw>aid al-Tafsir (Cet. I; Dar ibn affan, 1997 M.)
Al-Suyu>t}i}, Al-Itqa>n fi} ‘Ulu>m al-Qur’an al-Karim, juz II (Beirut Dar al-Fikr, 1979)
Al-Thabari, Muhammad ibn Jarir ibn Yazid ibn Katsir ibn Ghalib al-Amali, Abu Ja’far, Ja>mi’u al-Baya>n fi Ta’wil al-Qur’an (Cet.I; Beirut: Mu’assasah al-Risalah, 2000 M.)
Al-Turji, Muhammad dan Raji al-Asmar, al-Mu’jam al-Mufas}s}l fi Ulum al-Lughah, Juz I (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1993 M.)
Bek Dayyab, Hifni &Muhammad Bek Dayyab at.al., Kaedah Tata Bahasa Arab (Cet. 9;Jakarta: Darul Ulum Press, 2004)
Bin Umar, Jamal al-Din dan Ustman bin Umar, Kitab al-Kafiyat fi al-Nahwi, Juz I (Beirut Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1990)
Bin Zakariyya, Abu al-Husain Ahmad bin Fa>ris, Mu’jam Maqa>yis al-Lughah, Juz 4 (Cet. I; Beirut: Dal al-Jil, 1991 M.)
Oleh: M. Imran. A
21
Kaidah ‘atf dalam al-qur’an__________________________________________________________
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Yayasan Penyelenggara penterjemah/penafsir al-Qur’an, 1990)
Ibn Katsir, Abu al-fida> Ismail ibn Umar al-Quraisyi al-Dimasqi, Juz I (Cet. II; Dar al-tayyibah, 1999 M.)
Ma’luf, Louis, al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’la>m (Cet. XXVIII; Beirut: Dal al-Masyriq, 1986 M.)
Munawwir, A. W, Kamus Arab-Indonesia (Cet. 25; Pustaka Progresif, 2002)
Mudzakir, dengan judul: Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an (Cet. VIII; Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2004)
Syihab, M. Quraish, Membumikan Alquran (Cet. V; Bandung: Mizan, 1993)
Oleh: M. Imran. A
22