22
Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan By lusa Persalinan adalah proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi seorang ibu dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan serta dukungan yang terus- menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan. Sebagai bidan, ibu akan mengandalkan pengetahuan, keterampilan dan pengambilan keputusan dari apa yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk : 1. Mendukung ibu dan keluarga baik secara fisik dan emosional selama persalinan dan kelahiran. 2. Mencegah membuat diagnosa yang tidak tepat, deteksi dini dan penanganan komplikasi selama persalinan dan kelahiran. 3. Merujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terdeteksi komplikasi. 4. Memberikan asuhan yang akurat dengan meminimalkan intervensi. 5. Pencegahan infeksi yang aman untuk memperkecil resiko. 6. Pemberitahuan kepada ibu dan keluarga bila akan dilakukan tindakan dan terjadi penyulit. 7. Memberikan asuhan bayi baru lahir secara tepat. 8. Pemberian ASI sedini mungkin. Kebutuhan dasar selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang diberikan bidan. Asuhan kebidanan yang diberikan, hendaknya asuhan yang sayang ibu dan bayi. Asuhan yang sayang ibu ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman selama persalinan dan kelahiran. Konsep Asuhan Sayang Ibu Konsep asuhan sayang ibu menurut Pusdiknakes, 2003 adalah sebagai berikut:

Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar PersalinanBy lusa

Persalinan adalah proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi seorang ibu dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan serta dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan  dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan.Sebagai bidan, ibu akan mengandalkan pengetahuan, keterampilan dan pengambilan keputusan dari apa yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk :

1. Mendukung ibu dan keluarga baik secara fisik dan emosional selama persalinan dan kelahiran.

2. Mencegah membuat diagnosa yang tidak tepat, deteksi dini dan penanganan komplikasi selama persalinan dan kelahiran.

3. Merujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terdeteksi komplikasi.4. Memberikan asuhan yang akurat dengan meminimalkan intervensi.5. Pencegahan infeksi yang aman untuk memperkecil resiko.6. Pemberitahuan kepada ibu dan keluarga bila akan dilakukan tindakan dan terjadi

penyulit.7. Memberikan asuhan bayi baru lahir secara tepat.8. Pemberian ASI sedini mungkin.

Kebutuhan dasar selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang diberikan bidan. Asuhan kebidanan yang diberikan, hendaknya asuhan yang sayang ibu dan bayi. Asuhan yang sayang ibu ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman selama persalinan dan kelahiran.

Konsep Asuhan Sayang IbuKonsep asuhan sayang ibu menurut Pusdiknakes, 2003 adalah sebagai berikut:

1. Asuhan yang aman berdasarkan evidence based dan ikut meningkatkan kelangsungan hidup ibu. Pemberian asuhan harus saling menghargai budaya, kepercayaan, menjaga privasi, memenuhi kebutuhan dan keinginan ibu.

2. Asuhan sayang ibu memberikan rasa nyaman dan aman selama proses persalinan, menghargai kebiasaan budaya, praktik keagamaan dan kepercayaan dengan melibatkan ibu dan keluarga dalam pengambilan keputusan.

3. Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah dan tidak perlu intervensi tanpa adanya komplikasi.

4. Asuhan sayang ibu berpusat pada ibu, bukan pada petugas kesehatan.5. Asuhan sayang ibu menjamin ibu dan keluarganya dengan memberitahu tentang apa yang

terjadi dan apa yang bisa diharapkan.

Page 2: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

Badan Coalition Of Improving Maternity Services (CIMS) melahirkan Safe Motherhood Intiative pada tahun 1987. CIMS merumuskan sepuluh langkah asuhan sayang ibu sebagai berikut: (1) Menawarkan adanya pendampingan saat melahirkan untuk mendapatkan dukungan emosional dan fisik secara berkesinambungan. (2) Memberi informasi mengenai praktek kebidanan, termasuk intervensi dan hasil asuhan. (3) Memberi asuhan yang peka dan responsif dengan kepercayaan, nilai dan adat istiadat. (4) Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk memilih posisi persalinan yang nyaman bagi ibu. (5) Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan yang berkesinambungan. (6) Tidak rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh penelitian ilmiah tentang manfaatnya, seperti: pencukuran, enema, pemberian cairan intervena, menunda kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban, pemantauan janin secara elektronik. (7) Mengajarkan pada pemberi asuhan dalam metode meringankan rasa nyeri dengan/ tanpa obat-obatan. (8) Mendorong semua ibu untuk memberi ASI dan mengasuh bayinya secara mandiri. (9) Menganjurkan tidak menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban agama. (10) Berupaya untuk mempromosikan pemberian ASI dengan baik.

Prinsip Umum Sayang IbuPrinsip-prinsip sayang ibu adalah sebagai berikut: (1) Memahami bahwa kelahiran merupakan proses alami dan fisiologis. (2) Menggunakan cara-cara yang sederhana dan tidak melakukan intervensi tanpa ada indikasi. (3) Memberikan rasa aman, berdasarkan fakta dan memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu. (4) Asuhan yang diberikan berpusat pada ibu. (5) Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu. (6) Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional. (7) Memastikan ibu mendapat informasi, penjelasan dan konseling yang cukup. (8) Mendukung ibu dan keluarga untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan. (9) Menghormati praktek-praktek adat dan keyakinan agama. (10) Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/ keluarganya selama kehamilan, persalinan dan nifas. (11) Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Asuhan Sayang Ibu Selama Persalinan Menurut Pusdiknakes (2003), upaya penerapan asuhan sayang ibu selama proses persalinan meliputi kegiatan: (1) Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga akan ada perasaan dekat dengan bidan. (2) Meminta ijin dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan bidan dalam pemberian asuhan. (3) Bidan memberikan penjelasan tentang gambaran proses persalinan yang akan dihadapi ibu dan keluarga. (4) Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu dan keluarga sehubungan dengan proses persalinan. (5) Mendengarkan dan menanggapi keluhan ibu dan keluarga selama proses persalinan. (6) Menyiapkan rencana rujukan atau kolaborasi dengan dokter spesialis apabila terjadi kegawatdaruratan kebidanan. (7) Memberikan dukungan mental, memberikan rasa percaya diri kepada ibu, serta berusaha memberi rasa nyaman dan aman. (8) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik meliputi sarana dan prasarana pertolongan persalinan. (9) Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses persalinan. (10) Membimbing suami dan keluarga tentang cara memperhatikan dan mendukung ibu selama proses persalinan dan kelahiran bayi, seperti: memberikan makan dan minum, memijit punggung ibu, membantu mengganti posisi ibu, membimbing relaksasi dan mengingatkan untuk berdoa. (11) Bidan melakukan tindakan pencegahan infeksi. (12) Menghargai privasi ibu dengan menjaga semua kerahasiaan. (13) Membimbing dan menganjurkan ibu untuk mencoba posisi selama persalinan yang nyaman dan

Page 3: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

aman. (14) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak kontraksi. (15) Menghargai dan memperbolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak merugikan. (16) Menghindari tindakan yang berlebihan dan membahayakan. (17) Memberi kesempatan ibu untuk memeluk bayi segera setelah lahir dalam waktu 1 jam setelah persalinan. (18) Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran bayi dengan membimbing ibu membersihkan payudara, posisi menyusui yang benar dan penyuluhan tentang manfaat ASI.

ReferensiDepkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Edisi Baru Dengan Resusitasi, Jakarta.Depkes RI, 2001, Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan, Jakarta.Draft, 2001, Pelatihan Pelayanan Kebidanan, Jakarta.Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003, Asuhan Intrapartum, Jakarta.

http://www.kebidanan.net/asuhan-kebidanan-ii/asuhan-sayang-ibu-sebagai-kebutuhan-dasar-persalinan/

FOKUS PELATIHAN

Mencegah :

           Perdarahan post partum

           Asfiksi bayi baru lahir/hipotermi

           Infeksi

           Partus lama

 

Dalam asuhan persalinan normal harus ada ALASAN yang kuat dan TERBUKTI BERMANFAAT bila akan melakukan intervensi terhadap proses persalinan yang fisiologis / alamiah.

                                 WHO

 

Tujuan Umum Pelatihan

 

          Meningkatkan sikap positif terhadap keramahan & keamanan dlm memberikan pelayanan persalinan normal & penanganan awal penyulit beserta rujukannya

          Memberikan pengetahuan & ketrampilan pelayanan persalinan normal & penanganan awal penyulit beserta rujukan yang berkualitas & sesuai dengan prosedur standar

 

Tujuan Pelatihan:

 

          Mengidentifikasi praktek-praktek terbaik bagi penatalaksanaan persalinan dan kelahiran:

-    Penolong yang terampil

-    Kesiapan menghadapi persalinan dan kelahiran serta  kemungkinan komplikasinya

Page 4: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

-    Partograf

-    Episiotomi terbatas hanya atas indikasi

          Mengidentifikasi tindakan-tindakan  yang merugikan dengan maksud menghilangkan tindakan tersebut.

 

 

Penolong Yang Terampil

 

 

          Seorang pemberi asuhan yang profesional

          Memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk:

-    Menatalaksana persalinan, kelahiran dan masa nifas

-    Dapat mengenali komplikasi-komplikasi

-   Mendiagnosis, menatalaksana atau merujuk ibu atau bayi ke tingkat asuhan yang lebih tinggi jika terjadi komplikasi yang memerlukan intervensi di luar kompetensi pemberi asuhan

          Dapat melakukan semua intervensi dasar kebidanan

 

Kesiapan Menghadapi Persalinan dan Kesiapan Menghadapi Komplikasi Bagi Pemberi Asuhan

 

          Mendiagnosis dan menatalaksana masalah dan komplikasi dengan sesuai dan tepat waktu

          Mengatur rujukan ke tingkat yang lebih tinggi bila diperlukan

          Memberikan konseling yang berpusat pada ibu tentang kesiapan menghadapi persalinan dan kelahiran serta kesiapan menghadapi komplikasinya

          Mendidik masyarakat mengenai kesiapan menghadapi persalinan dan kelahiran serta kesiapan menghadapi komplikasinya

 

Kesiapan Menghadapi Komplikasi Bagi Pemberi Asuhan

          Mengenali dan merespon tanda-tanda bahaya

          Menyusun rencana serta menentukan siapa yang berwenang untuk mengambil keputusan di saat keadaan darurat

          Membuat rencana untuk segera dapat mengakses dana (tabungan atau dana masyarakat)

          Mengidentifikasi dan merencanakan upaya yang harus dilakukan untuk mendapatkan darah atau donor darah dengan segera bila diperlukan.

 

 

 

          Mengenali dan merespon tanda-tanda bahaya

Page 5: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

          Menyusun rencana serta menentukan siapa yang berwenang untuk mengambil keputusan di saat keadaan darurat

          Membuat rencana untuk segera dapat mengakses dana (tabungan atau dana masyarakat)

          Mengidentifikasi dan merencanakan upaya yang harus dilakukan untuk mendapatkan darah atau donor darah dengan segera bila diperlukan.

 

 

3 CIRI UTAMA PENDEKATAN PELATIHAN KLINIK

          Berdasarkan Kompetensi

          Konsep Mastery Learning

          Teknik Pelatihan Humanistik

 

BUKU ACUAN : PELATIHAN PELAYANAN DASAR PERSALINAN

 

          BAB I : Lima Benang Merah dalam Pendekatan Pelayanan

          BAB II : Persalinan Kala I

          BAB III : Persalinan Kala II

          BAB IV : Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

          BAB V : Persalinan Kala III & IV

 

BAB I : LIMA BENANG MERAH

 

*          Metode Pemecahan Masalah

*           Sayang Ibu

*           Pencegahan Infeksi

*           Dokumentasi

*           Pedoman Rujukan Medik Puskesmas

 

Persalinan Bersih

 

          Sebanyak 14.9% dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh infeksi

          Kematian ini dapat dicegah dengan melakukan praktek-praktek pencegahan infeksi

 

Page 6: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

Praktek-Praktek Pencegahan Infeksi

 

          Gunakan bahan/alat sekali pakai, sekali saja dan lakukan dekontaminasi yang sesuai terhadap bahan/alat yang dapat digunakan kembali yang digunakan selama persalinan dan kelahiran

          Gunakan sarung tangan pada saat melakukan pemeriksaan dalam, selama menolong melahirkan bayi dan ketika menangani plasenta

          Gunakan pelindung diri (sepatu, celemek, kaca mata)

          Cuci tangan

          Membersihkan perineum ibu dengan sabun dan air dan jagalah selalu kebersihannya 

          Pastikan bahwa permukaan tempat bayi dilahirkan dalam keadaan bersih

          Peralatan, kasa dan tali untuk memotong tali pusat telah di DTT

 

BAB 2 : PERSALINAN KALA I

 

Tujuan Umum :

           Proses persalinan fisiologis

           Partograf

           Rujukan kelainan proses persalinan

           Masalah medis yg bisa terjadi  (PE, APB, KPP) serta penatalaksanaannya

 

 

Persalinan Kala I Praktek yang dianjurkan

 

          Partograf

           Ibu makan dan minum

           Melakukan aktifitas

           Posisi

           Mengosongkan kandung kemih

 

Partograf dan Kriteria Untuk Persalinan Aktif

 

          Tulis mengenai informasi identitas pasien

Page 7: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

          Catat denyut jantung janin, warna cairan ketuban, ada tidaknya kompresi kepala, pola kontraksi, pengobatan yang diberikan

          Tandai pembukaan serviks

          Garis waspada dimulai pada 4 cm  dari sini, pembukaan diharapkan  bisa melaju 1 cm/jam

          Garis tindakan: Jika pasien tidak mengalami kemajuan seperti di atas, maka diperlukan tindakan

 

Persalinan Kala IPraktek yang dihindari

 

          Klisma rutin

          Katerisasi rutin

          Cukur rambut kemaluan

          Pimpin meneran sebelum pembukaan lengkap

 

BAB 3 : Persalinan Kala II

Tujuan Umum :

          Mampu melakukan penatalaksanaan Persalinan Kala I

          Mengenal Penyulit

          Melakukan rujukan

 

Kala II yang dianjurkan :

 

          Menjelaskan kemajuan/prosedur/tindakan

          Mengijinkan makan minum

          Kehadiran keluarga - dukungan emosi

          Mengosongkan kandung kemih

          Posisi meneran

          Saat meneran

          “Non direct pushing”

          Kontrol pengeluaran kepala

          “Hand manuver”

          Penanganan BBL : usap mulut hidung, keringkan-rangsangan ringan, bungkus bayi-kepala juga

 

Persalinan Kala Tiga

Page 8: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

 

          Penatalaksanaan aktif kala 3 bagi semua ibu melahirkan:

-   Pemberian Oksitosin

-   Penegangan tali pusat terkendali

-   Masase uterus segera setelah plasenta dilahirkan agar uterus tetap berkontraksi

          Pemeriksaan rutin plasenta dan selaput ketubannya

-    22% kematian ibu disebabkan oleh retensio plasenta

          Pemeriksaan rutin pada vagina dan perineum untuk mengetahui adanya laserasi dan luka

 

Persalinan Kala Tiga

 

          Penatalaksanaan aktif kala 3 bagi semua ibu melahirkan:

-   Pemberian Oksitosin

-   Penegangan tali pusat terkendali

-   Masase uterus segera setelah plasenta dilahirkan agar uterus tetap berkontraksi

          Pemeriksaan rutin plasenta dan selaput ketubannya

-    22% kematian ibu disebabkan oleh retensio plasenta

          Pemeriksaan rutin pada vagina dan perineum untuk mengetahui adanya laserasi dan luka

 

Praktek-Praktek Terbaik Persalinan

 

          Gunakan metode non-invasif, non-farmakologis untuk mengurangi rasa sakit selama persalinan (masase, teknik relaksasi, dsb):

          Sedikit penggunaan analgesia

          Lebih sedikit jumlah tindakan operasi Lebih sedikit jumlah bayi dengan skor apgar < 7 pada 5 menit pertama.

          Lebih sedikit terjadinya depresi pasca persalinan selama 6 minggu

          Menganjurkan ibu untuk cukup minum sepanjang proses persalinan dan kelahiran bayi

          Gunakan metode non-invasif, non-farmakologis untuk mengurangi rasa sakit selama persalinan (masase, teknik relaksasi, dsb):

          Sedikit penggunaan analgesia

          Lebih sedikit jumlah tindakan operasi Lebih sedikit jumlah bayi dengan skor apgar < 7 pada 5 menit pertama.

          Lebih sedikit terjadinya depresi pasca persalinan selama 6 minggu

          Menganjurkan ibu untuk cukup minum sepanjang proses persalinan dan kelahiran bayi

 

Page 9: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

Praktek-Praktek Terbaik: Masa Nifas

 

          Pemantauan ketat dan pengamatan terus menerus selama 6 jam pertama masa nifas

          Parameter:

          Tekanan darah, nadi, perdarahan pervaginam,  kontraksi uterus

          Waktu:

          Setiap 15 menit selama 2 jam pertama

          Setiap 30 menit selama 1 jam berikutnya

          Setiap jam selama 3 jam terakhir

 

Posisi Dalam Persalinan Dan Kelahiran

          Memberikan ibu kebebasan untuk menentukan posisi dan gerakan yang diinginkan selama persalinan dan kelahiran

          Menganjurkan posisi apapun kecuali terlentang, seperti:

-  Berbaring miring

-  Berjongkok

-  Merangkak

-  Semi-duduk

-  Duduk

 

          Penggunaan posisi tegak atau lateral dibandingkan dengan posisi telentang atau litotomi dihubungkan dengan:

          Persalinan kala dua yang lebih singkat

          Lebih sedikitnya persalinan yang harus ditolong

          Lebih sedikitnya episiotomi

          Lebih sedikitnya laporan nyeri yang parah

          Lebih sedikitnya pola denyut jantung bayi abnormal

          Lebih banyaknya robekan pada perineum

          Kehilangan darah > 500 mL

 

Kebiasaan Rutin Yang Membahayakan

 

          Penggunaan enema: tidak nyaman, dapat merusak usus besar, tidak merubah lamanya persalinan, terjadinya infeksi pada bayi baru lahir atau infeksi luka pada masa perinatal 

Page 10: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

          Pencukuran rambut pubis: membuat tidak nyaman dengan tumbuhnya kembali rambut, tidak mengurangi infeksi, dapat meningkatkan penularan HIV dan hepatitis

          Pembersihan uterus setelah persalinan: dapat menyebabkan infeksi, trauma mekanik atau syok

          Eksplorasi manual pada uterus setelah persalinan

Praktek-Praktek Yang Membahayakan

 

          Pemeriksaan:

-   Pemeriksaan rektum: angka kejadiannya sama dengan infeksi puerperium, tidak nyaman bagi wanita/ibu

-   Penggunaan rutin sinar-X untuk pengukuran pelvis: meningkatkan kejadian leukemia pada anak

          Posisi:

-   Penggunaan posisi telentang rutin selama persalinan

-   Penggunaan posisi litotomi rutin dengan atau tanpa pijakan/penahan

 

 

Intervensi Yang Membahayakan

 

          Pemberian oksitosin kapanpun sebelum persalinan dengan cara apapun efeknya tidak dapat dikontrol

          Upaya meneran yang terus menerus  selama persalinan kala dua

          Pemijatan dan peregangan perineum selama persalinan kala dua (tidak ada bukti)

          Mendorong fundus selama persalinan

 

Praktek-Praktek Yang Tidak Benar

 

          Pembatasan makanan dan minuman selama persalinan

          Pemberian cairan infus intravena secara rutin pada persalinan

          Pemeriksaan vagina yang berulangkali , khususnya apabila dilakukan  oleh lebih dari satu penolong

          Memindahkan ibu  yang akan bersalin secara rutin ke tempat lain pada saat permulaan kala dua

          Menganjurkan ibu untuk meneran ketika ditegakkan diagnosis pembukaan lengkap atau pembukaan sudah hampir lengkap padahal ibu belum merasa ingin meneran

          Kepatuhan yang kaku terhadap lamanya persalinan kala dua yang telah ditentukan (misalnya, 1 jam) padahal kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik dan terdapat kemajuan dalam persalinan

          Penggunaan episiotomi secara bebas atau rutin

          Penggunaan amniotomi secara bebas atau rutin

 

Page 11: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

Praktek-Praktek Yang Digunakan Untuk Indikasi Klinis Yang Spesifik

 

          Kateterisasi kandung kemih

          Persalinan dengan tindakan

          Pemberian oksitosin

          Pengendalian rasa sakit dengan menggunakan obat-obat sistemik

          Pengendalian rasa nyeri dengan analgesi epidural

          Memonitor janin terus menerus secara elektronik

 

 

Persalinan dan Kelahiran Normal:

 

          Adanya tenaga terampil

          Penggunaan partograf

          Menggunakan kriteria spesifik untuk mendiagnosis persalinan aktif

          Membatasi penggunaan intervensi-intervensi yang tidak perlu

          Menggunakan penatalaksanaan aktif pada persalinan kala 3

          Mendukung posisi yang menjadi pilihan ibu selama persalinan dan kelahiran bayi

          Memberikan dukungan emosional dan fisik secara terus menerus pada ibu selama persalinan 

PELATIHAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL  

TUJUAN PELATIHAN:

Mampu   melaksanakan   Asuhan   Persalinan   normal   yaitu   persalinan   yang   sesuai   dengan   Pilar Safemotherhood yaitu Persalinan Bersih Aman, Sayang Ibu dan Berorientasi Keselamatan. Dengan APN kita dapat mencegah kematian yang disebabkan Perdarahan, Eklamsia, Sepsis. 

Pencegahan dilakukan dengan: 

-          Menghindari Tindakan yang Tak Perlu

-          Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III

-          Pemantauan Kontraksi & Masase Uterus

Page 12: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

-          Penatalaksanaan Atonia Uteri

-          Perangsangan Taktil, Pengeringan & Penghangatan Bayi Baru Lahir

Pada akhir praktek pelatihan APN peserta akan dapat :

          Memberikan pelayanan yang ramah, aman dan penuh kekeluargaan yang meliputi aspek-aspek 5 benang merah.

          Melakukan penatalaksanaan persalinan fisiologis kala I, menggunakan partograf, mengidentifikasi dan memberikan penanganan awal penyulit, serta persiapan rujukan 

          Melakukan   penatalaksanaan   persalinan   fisiologis   kala   II,   mengidentifikasi   dan   memberikan penanganan awal penyulit serta persiapan rujukan

          Melakukan   penatalaksanaan   asuhan   kebidanan   pada   bayi   baru   lahir,   mengidentifikasi   dan memberikan penanganan awal penyulit, serta persiapan rujukan

         Melakukan penatalaksanaan manajemen aktif kala III dan pelayanan kala IV serta mengidentifikasi penyulit, penanganan awal dan persiapan rujukan.

 

 

PRINSIP BELAJAR ORANG DEWASA:

-          Tertarik Topik Pelatihan: praktis & masih menolong persalinan

-          Mengetahui Apa Yang Akan Diperoleh: sesuai kebutuhan

-          Aktif Belajar Pengetahuan, Sikap & Ketrampilan Baru

  PESERTA & PELATIH AKTIF BELAJAR : Saling mengisi kekurangan

 CIRI-CIRI:

-          Belajar orang dewasa: interaksi dua arah, relevan, praktis. partisipatif

-          Coaching: belajar dengan model: peserta menerima umpan balik, merangsang belajar

-          Latihan praktek: ~ standar kinerja

-          Penilaian kemampuan ketrampilan: tingkat awal, mampu & mahir/ kompeten 

 

PENDEKATAN PELATIHAN: KOMPETENSI:  

Page 13: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

Belajar MengerjakanBagaimana setiap peserta mengerjakan (pengetahuan, sikap & ketrampilan), 

Prosedur Klinik dipecah  standarisasi langkah-langkah esensial 

INTERAKSI DUA ARAH & PARTISIPATIFEVALUASI: kuesioner awal dan tengah-pelatihan dengan penuntun belajar dan daftar tilik penilaian ketrampilan, kompeten bila nilai > 85

 

KOMPONEN PELATIHAN       Buku acuan, Buku Panduan, Alat peraga & Evaluasi, sesuai standar JNPK-KR

LAMA PELATIHAN         9 hari pelatihan terbagi dalam kegiatan kelas dan kegiatan klinik di P2KP: 

o         4 hari belajar di kelas dan harus menginap di asrama untuk belajar/kompetensi di model secara intensif. 

o        6 hari sisanya praktek klinik di RSU / satelit yang merupakan tempat persalinan  yang cukup jumlah  persalinan  normal  untuk  memperoleh   kompetensi  Asuhan  Persalinan  Normal  di klien.

TEMPAT PELATIHAN APN 

 -  Instalasi Kesehatan Reproduksi RSUD Dr. M. Ashari Pemalang & 6 satelit 

DANA:

-          Beaya setiap peserta untuk pelatihan  optimal Rp 2.500.000 perpeserta

-           Beaya  ini  sudah termasuk materi  & peralatan pelatihan,  konsumsi  dan akomodasi,   transportasi selama pelatihan, sertifikat

-          Transportasi kedatangan / kepulangan dan uang saku tidak menjadi tanggungan P2KP-KR Pemalang

 

PROSEDUR PENDAFTARAN PELATIHAN

-          Peserta secara perorangan maupun kelompok, dimohon mendaftarkan kepada sekretariat P2KP-KR Pemalang, seawal mungkin untuk mendapat alokasi waktu yang diinginkan dan disepakati.

-          Setiap bulan P2KP-KR Pemalang mampu menyediakan waktu untuk pelatihan APN 2 angkatan Pre-service & 2 angkatan In-service, masing angkatan minimal 10 orang.

Page 14: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

-           Kelompok peserta yang menginginkan pelayanan yang berlainan dengan pelatihan optimal dapat melakukan kesepakatan dengan manajemen P2KP-KR Pemalang.

-          Setiap peserta membawa pakaian baju putih pada waktu menolong persalinan.

 

Sekretariat P2KP-KR:Sekretariat P2KP-KR Pemalang d/a Instalasi Kesehatan Reproduksi RSUD Dr. M. AshariJl. Gatot Subroto 41 Tel. (0284) 321614 ext 204, 0284 5700789E-mail : [email protected] Jawa Tengah  http://kesehatanreproduksi.tripod.com/ikr6.html

Mekanisme Persalinan Normal Mekanisme Persalinan Normal: "

MEKANISME PERSALINAN NORMAL

Paramitha Harsary

96 % janin dalam uterus berada dalam presentasi kepala dengan ubun-ubun kecil kiri depan sebanyak 58 %, kanan depan 23 %, kanan belakang 11 % dan kiri belakang 8 %.

Janin dengan presentasi kepala disebabkan karena kepala relatif lebih besar dan lebih berat serta bentuk uterus sedemikian rupa sehingga volume bokong dan ekstremitas yang lebih besar berada di atas di ruang yang lebih luas sedangkan kepala berada dibawah di ruang yang lebih sempit.

Page 15: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

3 faktor yang memegang peranan penting pada persalinan :

1. Kekuatan ibu, seperti kekuatan his dan mengedan

2. Keadaan jalan lahir

3. janin.

His à kekuatan yang menyebabkan servik membuka dan mendorong janin ke bawah serta masuk kedalam rongga panggul.

Kepala masuk melintasi pintu atas panggul dalam sinklitismus à arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat juga terjadi keadaan :

1. Asinklitismus anterior à arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul

2. Asinklitismus posterior à arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke belakang dengan pintu atas panggul.

Page 16: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

Fleksi

Kepala memasuki ruang panggul dengan ukuran paling kecil ( diameter suboksipitobregmatika = 9,5 cm) dan didasar panggul kepala berada dalam fleksi maksimal.

Putar paksi dalam

Kepala yang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan. Kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin oleh his yang berulang-ulang Þ kepala mengadakan rotasi Þ ubun-ubun kecil berputar kearah depan dibawah simpisis.

Defleksi

Setelah kepala berada di dasar panggul dengan ubun-ubun kecil di bawah simpisis ( sebagai hipomoklion), kepala mengadakan fleksi Þ berturut turut lahir bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu.

Page 17: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

Putaran paksi luar

Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak

Ekspulsi

Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring Þ menyesuaikan dengan bentuk panggul, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah lahir, bahu berada dalam posisi depan-belakang Þ bahu depan lahir lebih dahulu, baru kemudian bahu belakang.

Mekanisme persalinan fisiologis penting dipahami, bila ada penyimpangan –> koreksi manual dapat dilakukan sehingga tindakan operatif tidak perlu dilakukan.

Tindakan – tindakan setelah bayi lahir :

Segera bersihkan jalan nafas.

Tali pusat dijepit pada 2 tempat, pada jarak 5 dan 10 cm, digunting dan kemudian diikat.

Tindakan resusitasi –> membersihkan dan menghisap jalan nafas serta cairan lambung untuk 

Page 18: Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

mencegah aspirasi.

Bila bayi telah lahir, uterus akan mengecil. Partus berada dalam kala III ( kala uri), yang tidak kalah penting dari kala I dan II oleh karena tingginya kematian ibu akibat perdarahan pada kala uri.

Mengecilnya uterus akibat his setelah bayi lahir mengakibatkan terjadi pelepasan perlengketan plasenta dengan dinding uterus. Ada 3 cara lepasnya plasenta yaitu :

1. Tengah (sentral menurut Schultze) à terbanyak

2. Pinggir (marginal menurut Mathew-Duncan)

3. Kombinasi 1 dan 2.

Kala III berlangsung selama 6 sampai 15 menit, dengan tinggi fundus uteri setelah kala III kira-kira 2 jari di bawah pusat.

Lebih lengkap disini: Mekanisme Persalinan Normal | kumpulan askep askeb | download KTI Skripsi | asuhan keperawatan kebidanan http://terselubung.cz.cc/ http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/01/mekanisme-persalinan-normal.html