24
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT GOITER PENDAHULUAN Tumor paAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT GOITER PENDAHULUAN Tumor pada kelenjar tiroid diklasifikasikan berdasarkan sifat benigna atau maligna selain berdasarkan ada tidaknya tirotoksikosis dan kualitas pembesaran kelenjar tersebut yang dapat menyebar atau ireguler. Jika pembesaran kelenjar tiroid cukup membuat kelenjar tersebut terlihat pada leher, tumor ini dinamakan Goiter atau gondok. ( Susanne, keperawatan medikal bedah Brunner, hal.1315) PENGERTIAN TIPE GOITER Goiter toksik Goiter yang disertai dengan hipertiriodisme. Hipertiroidisme dapat didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan atau akibat asupan hormon tiroid secara berlebihan. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan. Goiter nontoksik Etiologi goiter non toksik antara lain adalah defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid oleh berbagai faktor. Simple goiter atau Goiter koloid Tipe penyakit goiter yang sering ditemukan terutama pada kawasan geografis yang kekurangan iodium. Penyakit ini disebabkan oleh defisiensi iodium dan konsumsi sat goitrogenik dalam jumlah yang lebih besar oleh pasien dengan kelenjar tiroid yang rentan. Zat ini mencakup pemberian iodium atau litium secara berlebihan untuk pengobatan manik-depresif. Simpel goiter menggambarkan keadaan hipertropi kompensatoripada kelenjar tiroid yang kemungkinan disebabkan stimulasi kelenjar tiroid. Kelenjar hipofisis menghasilkan tirotropin atau TSH, yaitu suatu hormon yang mengontrol pelepasan hormon dari kelenjar tiroid, produksinya meningkat, jika aktivitas tioid berada dibawah normal seperti pada iodium tidak cukup untuk produksi hormon tiroid. Penyakit goiter semacam ini biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada leher, yang terjasi secara berlebihan, dapat mengakibatkan kompressi trakea. Apabila tindakan operatif dianjurkan, komplikasi pasca operatif dapat dikurangi dengan menempatkan keadaan ioditiroid pra operatif yang ditimbulkan oleh pengobatan dengan preparat anti tiroid dan pemberian senyawa iodida pra operatif untuk mengurangi ukuran serta vaskularisasi. Goiter noduler Kelenjar tiroid tertentu bersifat noduler karena ada satu atau beberapa daerah

Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT GOITERPENDAHULUAN

Tumor paAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT GOITERPENDAHULUANTumor pada kelenjar tiroid diklasifikasikan berdasarkan sifat benigna atau maligna selain berdasarkan ada tidaknya tirotoksikosis dan kualitas pembesaran kelenjar tersebut yang dapat menyebar atau ireguler. Jika pembesaran kelenjar tiroid cukup membuat kelenjar tersebut terlihat pada leher, tumor ini dinamakan Goiter atau gondok. ( Susanne, keperawatan medikal bedah Brunner, hal.1315)

PENGERTIANTIPE GOITER Goiter toksikGoiter yang disertai dengan hipertiriodisme. Hipertiroidisme dapat didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan atau akibat asupan hormon tiroid secara berlebihan. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan.

Goiter nontoksikEtiologi goiter non toksik antara lain adalah defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid oleh berbagai faktor.

Simple goiter atau Goiter koloidTipe penyakit goiter yang sering ditemukan terutama pada kawasan geografis yang kekurangan iodium. Penyakit ini disebabkan oleh defisiensi iodium dan konsumsi sat goitrogenik dalam jumlah yang lebih besar oleh pasien dengan kelenjar tiroid yang rentan. Zat ini mencakup pemberian iodium atau litium secara berlebihan untuk pengobatan manik-depresif.Simpel goiter menggambarkan keadaan hipertropi kompensatoripada kelenjar tiroid yang kemungkinan disebabkan stimulasi kelenjar tiroid. Kelenjar hipofisis menghasilkan tirotropin atau TSH, yaitu suatu hormon yang mengontrol pelepasan hormon dari kelenjar tiroid, produksinya meningkat, jika aktivitas tioid berada dibawah normal seperti pada iodium tidak cukup untuk produksi hormon tiroid. Penyakit goiter semacam ini biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada leher, yang terjasi secara berlebihan, dapat mengakibatkan kompressi trakea.Apabila tindakan operatif dianjurkan, komplikasi pasca operatif dapat dikurangi dengan menempatkan keadaan ioditiroid pra operatif yang ditimbulkan oleh pengobatan dengan preparat anti tiroid dan pemberian senyawa iodida pra operatif untuk mengurangi ukuran serta vaskularisasi.

Goiter nodulerKelenjar tiroid tertentu bersifat noduler karena ada satu atau beberapa daerah hiperplasia (pertumbuhan berlebihan) dalam keadaan yang tampaknya serupa dengan keadaan yang menyebabkan timbulnya simple goiter. Akibat kelainan ini tidak terdapat gejala, tetapi ukuran nodul yang terbentuk tidak jarang meningkat secara perlahan dan kemudian turun kedalam rongga thoraks sehingga menimbulkan gejala penekanan. Sebagian nodul berubah menjadi maligna dan sebagian lainnya disertai keadaan hipertiroid.

GOITER NON TOKSIKUntuk menghindari kesimpangsiuran pada pembahasan penata laksanaan asuhan keperawatan, penulisan makalah ini dibatasi hanya pada pembahasan goiter non toksik.Goiter non toksik merupakan gangguan yang sangat sering dijumpai dan menyerang sampai 16 % wanita dan 4 % pria yang berusia antara 20-60 tahun (patofisiologi, EGC hal. 1077). 

ETIOLOGIEtiologi goiter non toksik antara lain adalah defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid oleh berbagai faktor (patofisiologi, EGC hal. 1077).

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

PATOFISIOLOGIAkibat defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresi tiroksin terganggu, mengakibatkan peningkatan kadar TSH dan hiperplasia dan hipertropi folikel-folikel tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid pada pasien goiter non toksik sering bersifat eksaserbasi dan remisi disertai hiperevolusi dan involusi pada bagian-bagian kelenjar tiroid. Hiperplasia mungkin bergantian dengan fibrosis, dan dapat timbul nodula-nodula yang mengandung folikel-folikel tiroid.

GAMBARAN KLINISSecara klinis pasien dapat memperlihatkan penonjolan disepertiga bagian bawah leher. Goiter yang besar dapat menimbulkan masalah kompresi mekanik, disertai pergeseran letak trakea dan eusofagus, dan gejala-gejala obstruksi.

PENGOBATANTerapi goiter antara lain dengan penekanan TSH oleh hormon tiroid. Pengobatan dengan tiroksin yang lama akan mengakibatkan penekanan TSH hifosis, dan penghambatan fungsi tiroid disertai atropi kelenjar tiroid. Goiter yang besar mungkin perlu dibedah untuk menghilangkan gangguan mekanis dan kosmetis yang diakibatkannya. Pada masyarakat dimana goiter timbul sebagai akibat kekurangan iodium maka garam dapur harus diberi tambahan iodium.

PENCEGAHANPenyakit simple goiter atau gondok endemik dapat dicegah dengan memberikan senyawa iodiumkepada anak-anak dikawasan yang kandungan iodiumnya buruk. Jika asupan merata iodium kurang dari 40 mg/hari, kelenjar tiroid akan mengalami hipertropi . Organisasi kesehatan sedunia (WHO) menganjurkan iodisasi garam hingga mencapai konsentrasi satu bagian dalam 100.000 yang sudah cukup untuk pencegahan goiter. Di Amerika Serikat, garam beriodium merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit goiter dalam masyarakat yang rentan.

ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian Aktifitas/istirahatGejala : insomnia, sensivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat.Tanda : atropi otot

SirkulasiGejala : palpitasi, nyeri dada (angina)Tanda : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah dengan takanan dada yang berat, takhikardi saat istirahat, sirkulasi kolap, syok (krisis tirotoksikosis).

EliminasiGejala : urine dalam jumlah yang banyak, perubahan dalam faeces.

Integritas egoGejala : mengalami stress yang berat baik maupun fisikTanda : emosi labil (euphoria sedang sampai delirium), depresi. 

Makanan/cairan Gejala : kehilangsn berat badan mendadak, nafsu makan meningkat, makannya sering, kehausan, mual dan muntah.Tanda : pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah pretibial.

NeurosensoriTanda : bicara cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku, seperti bingung, disorientasi, gelisa, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak, hiperaktif reflek tendon dalam (RTD).Nyeri/kenyamanan

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

Gejala : nyeri orbital/fothopobia

Pernafasan Tanda : frekwensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, sumbatan jalan nafas, terjadi penekanan.

KeamananGejala : tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, kebutuhan meningkat akan iodium (G), alergi etrhadap iodium (Hi).Tanda : suhu meningkat 37,4 derajat celcius. Diaforesisi, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, exoftalmus: retraksi, iritasi padakonjungtiva dan berair. Puritus, lesi, eritema ( sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.

Seksualitas Tanda : penurunan libido, hipomenorhea dan impotensi.

Penyuluhan/pembelajaranGejala : adanya riwayat keluarga mengalami masalah itroid, riwayat hipotiroidisme, terapi hormon tiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian, riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung atau pembedahan jantung, penyakit yang baru terjadi (pnemonia), trauma, periksaan rontgen fhoto dengan zat kontras.

b. Diagnosa keperawatan1. Nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya pembesaran jaringan pada leher, penekanan trakhea.2. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan adanya penekanan daerah oesofagus, penurunan nafsu makan.3. Gangguan konsep diri (harga diri rendah) berhubungan dengan tidak efektifnya coping individu, adanya pembesaran pada leher.4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

c. Intervensi Diagnosa 1Rencana tindakan :1. Pantau frekwensi pernafasan , kedalaman, dan kerja pernafasan2. Auskultasi suara nafas, catat adanya perubahan suara patologis3. Waspadakan klien agar leher tidak tertekuk/posisikan semi ekstensi atau eksensi pada saat beristirahat.4. Ajari klien latiahan nafas dalam5. Selidiki keluhan kesulitan menelan6. Persiapkan operasi bila diperlukan.

Diagnosa 2Rencana tindakan :1. Kaji adanya kesulitan menelan, selera makan, kelemahan umum dan munculnya mual dan muntah.2. Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat bada setiap hari serta laporkan adnaya penurunan.3. Dorong klien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga beri makanan lunak, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna.4. Beri/tawarkan makanan kesukaan klien.5. Kolaborasi : konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin.

Diagnosa 3Rencana tindakan :1. Kaji tingkat perubahan rentang harga diri rendah

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

2. Pastikan tujuan tindakan yang kita lakukan adalah realistis3. Sampaikan hal-hal yang positif secara mutlak untuk klien, tingkatkan pemahaman tentang penerimaan anda pada pasien sebagai seorang individu yang berharga.4. Tentukan untuk perilaku manipulatif, identifikasi konsekensi untuk pelanggaran ini dengana cara yang berbelit-belit.5. Diskusikan masa depan klien, bantu klien dalam menetapkan tujuan-tujuan jangka pendek dan panjang.

Diagnosa 4Rencana tindakan :1. Tinjau kembali proses penyakit dan harapan masa datang2. Berikan informasi yang tepat dengan keadaan individu3. Identifikasi sumber stress dan diskusikan faktor pencetus krisis tiroid yang terjadi, seperti orang/sosial, pekerjaan, infeksi, kehamilan4. Berikan informasi tentang tanda dan gejala dari penyakit gondok serta penyebabnya5. Diskusikan mengenai terapi obat-obatan termasuk juga ketaatan etrhadap pengobatan dan tujuan terapi serta efek samping obat etrsebut6. Beri dukungan moril dapat menjalankan semua anjuran/informasi yang didapat baik oleh petugas kesehatan maupun keluarga.

PENYIMPANGAN KDM PENYAKIT GOITER

Defesiensi iodium/Gg kimia intra tiroid Perubahan litium dan iodium berlebihan

Zat goiterroenik

simple goiter/goiter koloid Goiter noduler 

Gangguan kelenjar tiroid

Gangguan sekresi tiroksin

Kompensatorik stimulus kel.tiroid

Hipetropi peningkatan TSH hiperplasia

Maligna Pembesaran pada leher kelainan kel.tiroid nodul Hipertiroid

Berlebih : kompresi trakhea turun kerongga thoraxDan oesofagusPenekanan daerah setempat

Obstruksi jalan nafas

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

Gg pernafasan Gg pola nutrisiNafas tidak efektif

Efektifitas coping tidak Gg konsep diri (HDR)

Ketidakmampuan masalah kurang informasi kurang Pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA

1. Marlyna E Doenges, dkk, Nursing Care Plans, edisi 2, F.A Davis C ompany, Philadelphia, 1984.2. Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah, jilid 3, terjemahan, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran Bandung, 1996.3. Hotma Rumaharbo, S.Kp. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistim Endokrin, EGC,1999.4. Barbara Engram, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC, Jakarta,1998.5. Susanne, Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddart. EGC. Jakarta. 6. Sylvia A. Price, Dkk. Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit, edisi 4, EGC, Jakarta, 1995.Diposkan oleh BamsChalampa di 05.15

UHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT GOITERPENDAHULUANTumor pada kelenjar tiroid diklasifikasikan berdasarkan sifat benigna atau maligna selain berdasarkan ada tidaknya tirotoksikosis dan kualitas pembesaran kelenjar tersebut yang dapat menyebar atau ireguler. Jika pembesaran kelenjar tiroid cukup membuat kelenjar tersebut terlihat pada leher, tumor ini dinamakan Goiter atau gondok. ( Susanne, keperawatan medikal bedah Brunner, hal.1315)

PENGERTIANTIPE GOITER Goiter toksikGoiter yang disertai dengan hipertiriodisme. Hipertiroidisme dapat didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan atau akibat asupan hormon tiroid secara berlebihan. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan.

Goiter nontoksikEtiologi goiter non toksik antara lain adalah defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid oleh berbagai faktor.

Simple goiter atau Goiter koloidTipe penyakit goiter yang sering ditemukan terutama pada kawasan geografis yang kekurangan iodium. Penyakit ini disebabkan oleh defisiensi iodium dan konsumsi sat goitrogenik dalam jumlah yang lebih besar oleh pasien dengan kelenjar tiroid yang rentan. Zat ini mencakup pemberian iodium atau litium secara berlebihan untuk pengobatan manik-depresif.Simpel goiter menggambarkan keadaan hipertropi kompensatoripada kelenjar tiroid yang kemungkinan disebabkan stimulasi kelenjar tiroid. Kelenjar hipofisis menghasilkan tirotropin atau TSH, yaitu suatu hormon yang mengontrol pelepasan hormon dari kelenjar tiroid, produksinya meningkat, jika aktivitas tioid berada dibawah normal seperti pada iodium tidak cukup untuk produksi hormon tiroid. Penyakit goiter semacam ini biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada leher, yang terjasi secara berlebihan, dapat mengakibatkan kompressi trakea.Apabila tindakan operatif dianjurkan, komplikasi pasca operatif dapat dikurangi dengan menempatkan keadaan ioditiroid pra operatif yang ditimbulkan oleh pengobatan dengan preparat anti tiroid dan pemberian senyawa iodida pra operatif untuk mengurangi ukuran serta

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

vaskularisasi.

Goiter nodulerKelenjar tiroid tertentu bersifat noduler karena ada satu atau beberapa daerah hiperplasia (pertumbuhan berlebihan) dalam keadaan yang tampaknya serupa dengan keadaan yang menyebabkan timbulnya simple goiter. Akibat kelainan ini tidak terdapat gejala, tetapi ukuran nodul yang terbentuk tidak jarang meningkat secara perlahan dan kemudian turun kedalam rongga thoraks sehingga menimbulkan gejala penekanan. Sebagian nodul berubah menjadi maligna dan sebagian lainnya disertai keadaan hipertiroid.

GOITER NON TOKSIKUntuk menghindari kesimpangsiuran pada pembahasan penata laksanaan asuhan keperawatan, penulisan makalah ini dibatasi hanya pada pembahasan goiter non toksik.Goiter non toksik merupakan gangguan yang sangat sering dijumpai dan menyerang sampai 16 % wanita dan 4 % pria yang berusia antara 20-60 tahun (patofisiologi, EGC hal. 1077). 

ETIOLOGIEtiologi goiter non toksik antara lain adalah defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid oleh berbagai faktor (patofisiologi, EGC hal. 1077).

PATOFISIOLOGIAkibat defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresi tiroksin terganggu, mengakibatkan peningkatan kadar TSH dan hiperplasia dan

hipertropi folikel-folikel tiroASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT GOITERPENDAHULUANTumor pada kelenjar tiroid diklasifikasikan berdasarkan sifat benigna atau maligna selain berdasarkan ada tidaknya tirotoksikosis dan kualitas pembesaran kelenjar tersebut yang dapat menyebar atau ireguler. Jika pembesaran kelenjar tiroid cukup membuat kelenjar tersebut terlihat pada leher, tumor ini dinamakan Goiter atau gondok. ( Susanne, keperawatan medikal bedah Brunner, hal.1315)

PENGERTIANTIPE GOITER Goiter toksikGoiter yang disertai dengan hipertiriodisme. Hipertiroidisme dapat didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan atau akibat asupan hormon tiroid secara berlebihan. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan.

Goiter nontoksikEtiologi goiter non toksik antara lain adalah defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid oleh berbagai faktor.

Simple goiter atau Goiter koloidTipe penyakit goiter yang sering ditemukan terutama pada kawasan geografis yang kekurangan iodium. Penyakit ini disebabkan oleh defisiensi iodium dan konsumsi sat goitrogenik dalam jumlah yang lebih besar oleh pasien dengan kelenjar tiroid yang rentan. Zat ini mencakup pemberian iodium atau litium secara berlebihan untuk pengobatan manik-depresif.Simpel goiter menggambarkan keadaan hipertropi kompensatoripada kelenjar tiroid yang kemungkinan disebabkan stimulasi kelenjar tiroid. Kelenjar hipofisis menghasilkan tirotropin atau TSH, yaitu suatu hormon yang mengontrol pelepasan hormon dari kelenjar tiroid, produksinya meningkat, jika aktivitas tioid berada dibawah normal seperti pada iodium tidak cukup untuk produksi hormon tiroid. Penyakit goiter semacam ini biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada leher, yang terjasi secara berlebihan, dapat mengakibatkan kompressi trakea.Apabila tindakan operatif dianjurkan, komplikasi pasca operatif dapat dikurangi dengan menempatkan

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

keadaan ioditiroid pra operatif yang ditimbulkan oleh pengobatan dengan preparat anti tiroid dan pemberian senyawa iodida pra operatif untuk mengurangi ukuran serta vaskularisasi.

Goiter nodulerKelenjar tiroid tertentu bersifat noduler karena ada satu atau beberapa daerah hiperplasia (pertumbuhan berlebihan) dalam keadaan yang tampaknya serupa dengan keadaan yang menyebabkan timbulnya simple goiter. Akibat kelainan ini tidak terdapat gejala, tetapi ukuran nodul yang terbentuk tidak jarang meningkat secara perlahan dan kemudian turun kedalam rongga thoraks sehingga menimbulkan gejala penekanan. Sebagian nodul berubah menjadi maligna dan sebagian lainnya disertai keadaan hipertiroid.

GOITER NON TOKSIKUntuk menghindari kesimpangsiuran pada pembahasan penata laksanaan asuhan keperawatan, penulisan makalah ini dibatasi hanya pada pembahasan goiter non toksik.Goiter non toksik merupakan gangguan yang sangat sering dijumpai dan menyerang sampai 16 % wanita dan 4 % pria yang berusia antara 20-60 tahun (patofisiologi, EGC hal. 1077). 

ETIOLOGIEtiologi goiter non toksik antara lain adalah defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid oleh berbagai faktor (patofisiologi, EGC hal. 1077).

PATOFISIOLOGIAkibat defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresi tiroksin terganggu, mengakibatkan peningkatan kadar TSH dan hiperplasia dan hipertropi folikel-folikel tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid pada pasien goiter non toksik sering bersifat eksaserbasi dan remisi disertai hiperevolusi dan involusi pada bagian-bagian kelenjar tiroid. Hiperplasia mungkin bergantian dengan fibrosis, dan dapat timbul nodula-nodula yang mengandung folikel-folikel tiroid.

GAMBARAN KLINISSecara klinis pasien dapat memperlihatkan penonjolan disepertiga bagian bawah leher. Goiter yang besar dapat menimbulkan masalah kompresi mekanik, disertai pergeseran letak trakea dan eusofagus, dan gejala-gejala obstruksi.

PENGOBATANTerapi goiter antara lain dengan penekanan TSH oleh hormon tiroid. Pengobatan dengan tiroksin yang lama akan mengakibatkan penekanan TSH hifosis, dan penghambatan fungsi tiroid disertai atropi kelenjar tiroid. Goiter yang besar mungkin perlu dibedah untuk menghilangkan gangguan mekanis dan kosmetis yang diakibatkannya. Pada masyarakat dimana goiter timbul sebagai akibat kekurangan iodium maka garam dapur harus diberi tambahan iodium.

PENCEGAHANPenyakit simple goiter atau gondok endemik dapat dicegah dengan memberikan senyawa iodiumkepada anak-anak dikawasan yang kandungan iodiumnya buruk. Jika asupan merata iodium kurang dari 40 mg/hari, kelenjar tiroid akan mengalami hipertropi . Organisasi kesehatan sedunia (WHO) menganjurkan iodisasi garam hingga mencapai konsentrasi satu bagian dalam 100.000 yang sudah cukup untuk pencegahan goiter. Di Amerika Serikat, garam beriodium merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit goiter dalam masyarakat yang rentan.

ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian Aktifitas/istirahatGejala : insomnia, sensivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat.Tanda : atropi otot

SirkulasiGejala : palpitasi, nyeri dada (angina)

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

Tanda : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah dengan takanan dada yang berat, takhikardi saat istirahat, sirkulasi kolap, syok (krisis tirotoksikosis).

EliminasiGejala : urine dalam jumlah yang banyak, perubahan dalam faeces.

Integritas egoGejala : mengalami stress yang berat baik maupun fisikTanda : emosi labil (euphoria sedang sampai delirium), depresi. 

Makanan/cairan Gejala : kehilangsn berat badan mendadak, nafsu makan meningkat, makannya sering, kehausan, mual dan muntah.Tanda : pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah pretibial.

NeurosensoriTanda : bicara cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku, seperti bingung, disorientasi, gelisa, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak, hiperaktif reflek tendon dalam (RTD).Nyeri/kenyamananGejala : nyeri orbital/fothopobia

Pernafasan Tanda : frekwensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, sumbatan jalan nafas, terjadi penekanan.

KeamananGejala : tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, kebutuhan meningkat akan iodium (G), alergi etrhadap iodium (Hi).Tanda : suhu meningkat 37,4 derajat celcius. Diaforesisi, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, exoftalmus: retraksi, iritasi padakonjungtiva dan berair. Puritus, lesi, eritema ( sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.

Seksualitas Tanda : penurunan libido, hipomenorhea dan impotensi.

Penyuluhan/pembelajaranGejala : adanya riwayat keluarga mengalami masalah itroid, riwayat hipotiroidisme, terapi hormon tiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian, riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung atau pembedahan jantung, penyakit yang baru terjadi (pnemonia), trauma, periksaan rontgen fhoto dengan zat kontras.

b. Diagnosa keperawatan1. Nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya pembesaran jaringan pada leher, penekanan trakhea.2. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan adanya penekanan daerah oesofagus, penurunan nafsu makan.3. Gangguan konsep diri (harga diri rendah) berhubungan dengan tidak efektifnya coping individu, adanya pembesaran pada leher.4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

c. Intervensi Diagnosa 1Rencana tindakan :1. Pantau frekwensi pernafasan , kedalaman, dan kerja pernafasan2. Auskultasi suara nafas, catat adanya perubahan suara patologis

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

3. Waspadakan klien agar leher tidak tertekuk/posisikan semi ekstensi atau eksensi pada saat beristirahat.4. Ajari klien latiahan nafas dalam5. Selidiki keluhan kesulitan menelan6. Persiapkan operasi bila diperlukan.

Diagnosa 2Rencana tindakan :1. Kaji adanya kesulitan menelan, selera makan, kelemahan umum dan munculnya mual dan muntah.2. Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat bada setiap hari serta laporkan adnaya penurunan.3. Dorong klien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga beri makanan lunak, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna.4. Beri/tawarkan makanan kesukaan klien.5. Kolaborasi : konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin.

Diagnosa 3Rencana tindakan :1. Kaji tingkat perubahan rentang harga diri rendah2. Pastikan tujuan tindakan yang kita lakukan adalah realistis3. Sampaikan hal-hal yang positif secara mutlak untuk klien, tingkatkan pemahaman tentang penerimaan anda pada pasien sebagai seorang individu yang berharga.4. Tentukan untuk perilaku manipulatif, identifikasi konsekensi untuk pelanggaran ini dengana cara yang berbelit-belit.5. Diskusikan masa depan klien, bantu klien dalam menetapkan tujuan-tujuan jangka pendek dan panjang.

Diagnosa 4Rencana tindakan :1. Tinjau kembali proses penyakit dan harapan masa datang2. Berikan informasi yang tepat dengan keadaan individu3. Identifikasi sumber stress dan diskusikan faktor pencetus krisis tiroid yang terjadi, seperti orang/sosial, pekerjaan, infeksi, kehamilan4. Berikan informasi tentang tanda dan gejala dari penyakit gondok serta penyebabnya5. Diskusikan mengenai terapi obat-obatan termasuk juga ketaatan etrhadap pengobatan dan tujuan terapi serta efek samping obat etrsebut6. Beri dukungan moril dapat menjalankan semua anjuran/informasi yang didapat baik oleh petugas kesehatan maupun keluarga.

PENYIMPANGAN KDM PENYAKIT GOITER

Defesiensi iodium/Gg kimia intra tiroid Perubahan litium dan iodium berlebihan

Zat goiterroenik

simple goiter/goiter koloid Goiter noduler 

Gangguan kelenjar tiroid

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

Gangguan sekresi tiroksin

Kompensatorik stimulus kel.tiroid

Hipetropi peningkatan TSH hiperplasia

Maligna Pembesaran pada leher kelainan kel.tiroid nodul Hipertiroid

Berlebih : kompresi trakhea turun kerongga thoraxDan oesofagusPenekanan daerah setempat

Obstruksi jalan nafasGg pernafasan Gg pola nutrisiNafas tidak efektif

Efektifitas coping tidak Gg konsep diri (HDR)

Ketidakmampuan masalah kurang informasi kurang Pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA

1. Marlyna E Doenges, dkk, Nursing Care Plans, edisi 2, F.A Davis C ompany, Philadelphia, 1984.2. Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah, jilid 3, terjemahan, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran Bandung, 1996.3. Hotma Rumaharbo, S.Kp. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistim Endokrin, EGC,1999.4. Barbara Engram, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC, Jakarta,1998.5. Susanne, Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddart. EGC. Jakarta. 6. Sylvia A. Price, Dkk. Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit, edisi 4, EGC, Jakarta, 1995.Diposkan oleh BamsChalampa di 05.15id. Pembesaran kelenjar tiroid pada pasien goiter non toksik sering bersifat eksaserbasi dan remisi disertai hiperevolusi dan involusi pada bagian-bagian kelenjar tiroid. Hiperplasia mungkin bergantian dengan fibrosis, dan dapat timbul nodula-nodula yang mengandung folikel-folikel tiroid.

GAMBARAN KLINISSecara klinis pasien dapat memperlihatkan penonjolan disepertiga bagian bawah leher. Goiter yang besar dapat menimbulkan masalah kompresi mekanik, disertai pergeseran letak trakea dan eusofagus, dan gejala-gejala obstruksi.

PENGOBATANTerapi goiter antara lain dengan penekanan TSH oleh hormon tiroid. Pengobatan dengan tiroksin yang lama akan mengakibatkan penekanan TSH hifosis, dan penghambatan fungsi tiroid disertai atropi kelenjar tiroid. Goiter yang besar mungkin perlu dibedah untuk menghilangkan gangguan mekanis dan kosmetis yang diakibatkannya. Pada masyarakat dimana goiter timbul sebagai akibat kekurangan iodium maka garam dapur harus diberi tambahan iodium.

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

PENCEGAHANPenyakit simple goiter atau gondok endemik dapat dicegah dengan memberikan senyawa iodiumkepada anak-anak dikawasan yang kandungan iodiumnya buruk. Jika asupan merata iodium kurang dari 40 mg/hari, kelenjar tiroid akan mengalami hipertropi . Organisasi kesehatan sedunia (WHO) menganjurkan iodisasi garam hingga mencapai konsentrasi satu bagian dalam 100.000 yang sudah cukup untuk pencegahan goiter. Di Amerika Serikat, garam beriodium merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit goiter dalam masyarakat yang rentan.

ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian Aktifitas/istirahatGejala : insomnia, sensivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat.Tanda : atropi otot

SirkulasiGejala : palpitasi, nyeri dada (angina)Tanda : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah dengan takanan dada yang berat, takhikardi saat istirahat, sirkulasi kolap, syok (krisis tirotoksikosis).

EliminasiGejala : urine dalam jumlah yang banyak, perubahan dalam faeces.

Integritas egoGejala : mengalami stress yang berat baik maupun fisikTanda : emosi labil (euphoria sedang sampai delirium), depresi. 

Makanan/cairan Gejala : kehilangsn berat badan mendadak, nafsu makan meningkat, makannya sering, kehausan, mual dan muntah.Tanda : pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah pretibial.

NeurosensoriTanda : bicara cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku, seperti bingung, disorientasi, gelisa, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak, hiperaktif reflek tendon dalam (RTD).Nyeri/kenyamananGejala : nyeri orbital/fothopobia

Pernafasan Tanda : frekwensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, sumbatan jalan nafas, terjadi penekanan.

KeamananGejala : tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, kebutuhan meningkat akan iodium (G), alergi etrhadap iodium (Hi).Tanda : suhu meningkat 37,4 derajat celcius. Diaforesisi, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, exoftalmus: retraksi, iritasi padakonjungtiva dan berair. Puritus, lesi, eritema ( sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.

Seksualitas Tanda : penurunan libido, hipomenorhea dan impotensi.

Penyuluhan/pembelajaranGejala : adanya riwayat keluarga mengalami masalah itroid, riwayat hipotiroidisme, terapi hormon tiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

sebagian, riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung atau pembedahan jantung, penyakit yang baru terjadi (pnemonia), trauma, periksaan rontgen fhoto dengan zat kontras.

b. Diagnosa keperawatan1. Nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya pembesaran jaringan pada leher, penekanan trakhea.2. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan adanya penekanan daerah oesofagus, penurunan nafsu makan.3. Gangguan konsep diri (harga diri rendah) berhubungan dengan tidak efektifnya coping individu, adanya pembesaran pada leher.4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

c. Intervensi Diagnosa 1Rencana tindakan :1. Pantau frekwensi pernafasan , kedalaman, dan kerja pernafasan2. Auskultasi suara nafas, catat adanya perubahan suara patologis3. Waspadakan klien agar leher tidak tertekuk/posisikan semi ekstensi atau eksensi pada saat beristirahat.4. Ajari klien latiahan nafas dalam5. Selidiki keluhan kesulitan menelan6. Persiapkan operasi bila diperlukan.

Diagnosa 2Rencana tindakan :1. Kaji adanya kesulitan menelan, selera makan, kelemahan umum dan munculnya mual dan muntah.2. Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat bada setiap hari serta laporkan adnaya penurunan.3. Dorong klien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga beri makanan lunak, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna.4. Beri/tawarkan makanan kesukaan klien.5. Kolaborasi : konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin.

Diagnosa 3Rencana tindakan :1. Kaji tingkat perubahan rentang harga diri rendah2. Pastikan tujuan tindakan yang kita lakukan adalah realistis3. Sampaikan hal-hal yang positif secara mutlak untuk klien, tingkatkan pemahaman tentang penerimaan anda pada pasien sebagai seorang individu yang berharga.4. Tentukan untuk perilaku manipulatif, identifikasi konsekensi untuk pelanggaran ini dengana cara yang berbelit-belit.5. Diskusikan masa depan klien, bantu klien dalam menetapkan tujuan-tujuan jangka pendek dan panjang.

Diagnosa 4Rencana tindakan :1. Tinjau kembali proses penyakit dan harapan masa datang2. Berikan informasi yang tepat dengan keadaan individu3. Identifikasi sumber stress dan diskusikan faktor pencetus krisis tiroid yang terjadi, seperti orang/sosial, pekerjaan, infeksi, kehamilan4. Berikan informasi tentang tanda dan gejala dari penyakit gondok serta penyebabnya5. Diskusikan mengenai terapi obat-obatan termasuk juga ketaatan etrhadap pengobatan dan tujuan terapi serta efek samping obat etrsebut6. Beri dukungan moril dapat menjalankan semua anjuran/informasi yang didapat baik oleh petugas

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

kesehatan maupun keluarga.

PENYIMPANGAN KDM PENYAKIT GOITER

Defesiensi iodium/Gg kimia intra tiroid Perubahan litium dan iodium berlebihan

Zat goiterroenik

simple goiter/goiter koloid Goiter noduler 

Gangguan kelenjar tiroid

Gangguan sekresi tiroksin

Kompensatorik stimulus kel.tiroid

Hipetropi peningkatan TSH hiperplasia

Maligna Pembesaran pada leher kelainan kel.tiroid nodul Hipertiroid

Berlebih : kompresi trakhea turun kerongga thoraxDan oesofagusPenekanan daerah setempat

Obstruksi jalan nafasGg pernafasan Gg pola nutrisiNafas tidak efektif

Efektifitas coping tidak Gg konsep diri (HDR)

Ketidakmampuan masalah kurang informasi kurang Pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA

1. Marlyna E Doenges, dkk, Nursing Care Plans, edisi 2, F.A Davis C ompany, Philadelphia, 1984.2. Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah, jilid 3, terjemahan, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran Bandung, 1996.3. Hotma Rumaharbo, S.Kp. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistim Endokrin, EGC,1999.4. Barbara Engram, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC, Jakarta,1998.5. Susanne, Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddart. EGC. Jakarta. 6. Sylvia A. Price, Dkk. Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit, edisi 4, EGC, Jakarta, 1995.

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

Diposkan oleh BamsChalampa di 05.15 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBerbagi ke Google Buzzda kelenjar tiroid diklasifikasikan berdasarkan sifat benigna atau maligna selain berdasarkan ada tidaknya tirotoksikosis dan kualitas pembesaran kelenjar tersebut yang dapat menyebar atau ireguler. Jika pembesaran kelenjar tiroid cukup membuat kelenjar tersebut terlihat pada leher, tumor ini dinamakan Goiter atau gondok. ( Susanne, keperawatan medikal bedah Brunner, hal.1315)

PENGERTIANTIPE GOITER Goiter toksikGoiter yang disertai dengan hipertiriodisme. Hipertiroidisme dapat didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan atau akibat asupan hormon tiroid secara berlebihan. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan.

Goiter nontoksikEtiologi goiter non toksik antara lain adalah defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid oleh berbagai faktor.

Simple goiter atau Goiter koloidTipe penyakit goiter yang sering ditemukan terutama pada kawasan geografis yang kekurangan iodium. Penyakit ini disebabkan oleh defisiensi iodium dan konsumsi sat goitrogenik dalam jumlah yang lebih besar oleh pasien dengan kelenjar tiroid yang rentan. Zat ini mencakup pemberian iodium atau litium secara berlebihan untuk pengobatan manik-depresif.Simpel goiter menggambarkan keadaan hipertropi kompensatoripada kelenjar tiroid yang kemungkinan disebabkan stimulasi kelenjar tiroid. Kelenjar hipofisis menghasilkan tirotropin atau TSH, yaitu suatu hormon yang mengontrol pelepasan hormon dari kelenjar tiroid, produksinya meningkat, jika aktivitas tioid berada dibawah normal seperti pada iodium tidak cukup untuk produksi hormon tiroid. Penyakit goiter semacam ini biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada leher, yang terjasi secara berlebihan, dapat mengakibatkan kompressi trakea.Apabila tindakan operatif dianjurkan, komplikasi pasca operatif dapat dikurangi dengan menempatkan keadaan ioditiroid pra operatif yang ditimbulkan oleh pengobatan dengan preparat anti tiroid dan pemberian senyawa iodida pra operatif untuk mengurangi ukuran serta vaskularisasi.

Goiter nodulerKelenjar tiroid tertentu bersifat noduler karena ada satu atau beberapa daerah hiperplasia (pertumbuhan berlebihan) dalam keadaan yang tampaknya serupa dengan keadaan yang menyebabkan timbulnya simple goiter. Akibat kelainan ini tidak terdapat gejala, tetapi ukuran nodul yang terbentuk tidak jarang meningkat secara perlahan dan kemudian turun kedalam rongga thoraks sehingga menimbulkan gejala penekanan. Sebagian nodul berubah menjadi maligna dan sebagian lainnya disertai keadaan hipertiroid.

GOITER NON TOKSIKUntuk menghindari kesimpangsiuran pada pembahasan penata laksanaan asuhan keperawatan, penulisan makalah ini dibatasi hanya pada pembahasan goiter non toksik.Goiter non toksik merupakan gangguan yang sangat sering dijumpai dan menyerang sampai 16 % wanita dan 4 % pria yang berusia antara 20-60 tahun (patofisiologi, EGC hal. 1077). 

ETIOLOGIEtiologi goiter non toksik antara lain adalah defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid oleh berbagai faktor (patofisiologi, EGC hal. 1077).

PATOFISIOLOGIAkibat defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresi tiroksin terganggu, mengakibatkan peningkatan kadar TSH dan hiperplasia dan hipertropi folikel-folikel tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid pada pasien goiter non toksik sering bersifat eksaserbasi dan remisi disertai hiperevolusi dan involusi pada bagian-bagian kelenjar tiroid. Hiperplasia mungkin bergantian

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

dengan fibrosis, dan dapat timbul nodula-nodula yang mengandung folikel-folikel tiroid.

GAMBARAN KLINISSecara klinis pasien dapat memperlihatkan penonjolan disepertiga bagian bawah leher. Goiter yang besar dapat menimbulkan masalah kompresi mekanik, disertai pergeseran letak trakea dan eusofagus, dan gejala-gejala obstruksi.

PENGOBATANTerapi goiter antara lain dengan penekanan TSH oleh hormon tiroid. Pengobatan dengan tiroksin yang lama akan mengakibatkan penekanan TSH hifosis, dan penghambatan fungsi tiroid disertai atropi kelenjar tiroid. Goiter yang besar mungkin perlu dibedah untuk menghilangkan gangguan mekanis dan kosmetis yang diakibatkannya. Pada masyarakat dimana goiter timbul sebagai akibat kekurangan iodium maka garam dapur harus diberi tambahan iodium.

PENCEGAHANPenyakit simple goiter atau gondok endemik dapat dicegah dengan memberikan senyawa iodiumkepada anak-anak dikawasan yang kandungan iodiumnya buruk. Jika asupan merata iodium kurang dari 40 mg/hari, kelenjar tiroid akan mengalami hipertropi . Organisasi kesehatan sedunia (WHO) menganjurkan iodisasi garam hingga mencapai konsentrasi satu bagian dalam 100.000 yang sudah cukup untuk pencegahan goiter. Di Amerika Serikat, garam beriodium merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit goiter dalam masyarakat yang rentan.

ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian Aktifitas/istirahatGejala : insomnia, sensivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat.Tanda : atropi otot

SirkulasiGejala : palpitasi, nyeri dada (angina)Tanda : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah dengan takanan dada yang berat, takhikardi saat istirahat, sirkulasi kolap, syok (krisis tirotoksikosis).

EliminasiGejala : urine dalam jumlah yang banyak, perubahan dalam faeces.

Integritas egoGejala : mengalami stress yang berat baik maupun fisikTanda : emosi labil (euphoria sedang sampai delirium), depresi. 

Makanan/cairan Gejala : kehilangsn berat badan mendadak, nafsu makan meningkat, makannya sering, kehausan, mual dan muntah.Tanda : pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah pretibial.

NeurosensoriTanda : bicara cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku, seperti bingung, disorientasi, gelisa, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak, hiperaktif reflek tendon dalam (RTD).Nyeri/kenyamananGejala : nyeri orbital/fothopobia

Pernafasan Tanda : frekwensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, sumbatan jalan nafas, terjadi penekanan.

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

KeamananGejala : tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, kebutuhan meningkat akan iodium (G), alergi etrhadap iodium (Hi).Tanda : suhu meningkat 37,4 derajat celcius. Diaforesisi, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, exoftalmus: retraksi, iritasi padakonjungtiva dan berair. Puritus, lesi, eritema ( sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.

Seksualitas Tanda : penurunan libido, hipomenorhea dan impotensi.

Penyuluhan/pembelajaranGejala : adanya riwayat keluarga mengalami masalah itroid, riwayat hipotiroidisme, terapi hormon tiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian, riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung atau pembedahan jantung, penyakit yang baru terjadi (pnemonia), trauma, periksaan rontgen fhoto dengan zat kontras.

b. Diagnosa keperawatan1. Nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya pembesaran jaringan pada leher, penekanan trakhea.2. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan adanya penekanan daerah oesofagus, penurunan nafsu makan.3. Gangguan konsep diri (harga diri rendah) berhubungan dengan tidak efektifnya coping individu, adanya pembesaran pada leher.4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

c. Intervensi Diagnosa 1Rencana tindakan :1. Pantau frekwensi pernafasan , kedalaman, dan kerja pernafasan2. Auskultasi suara nafas, catat adanya perubahan suara patologis3. Waspadakan klien agar leher tidak tertekuk/posisikan semi ekstensi atau eksensi pada saat beristirahat.4. Ajari klien latiahan nafas dalam5. Selidiki keluhan kesulitan menelan6. Persiapkan operasi bila diperlukan.

Diagnosa 2Rencana tindakan :1. Kaji adanya kesulitan menelan, selera makan, kelemahan umum dan munculnya mual dan muntah.2. Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat bada setiap hari serta laporkan adnaya penurunan.3. Dorong klien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga beri makanan lunak, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna.4. Beri/tawarkan makanan kesukaan klien.5. Kolaborasi : konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin.

Diagnosa 3Rencana tindakan :1. Kaji tingkat perubahan rentang harga diri rendah2. Pastikan tujuan tindakan yang kita lakukan adalah realistis3. Sampaikan hal-hal yang positif secara mutlak untuk klien, tingkatkan pemahaman tentang penerimaan anda pada pasien sebagai seorang individu yang berharga.4. Tentukan untuk perilaku manipulatif, identifikasi konsekensi untuk pelanggaran ini dengana cara yang berbelit-belit.

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

5. Diskusikan masa depan klien, bantu klien dalam menetapkan tujuan-tujuan jangka pendek dan panjang.

Diagnosa 4Rencana tindakan :1. Tinjau kembali proses penyakit dan harapan masa datang2. Berikan informasi yang tepat dengan keadaan individu3. Identifikasi sumber stress dan diskusikan faktor pencetus krisis tiroid yang terjadi, seperti orang/sosial, pekerjaan, infeksi, kehamilan4. Berikan informasi tentang tanda dan gejala dari penyakit gondok serta penyebabnya5. Diskusikan mengenai terapi obat-obatan termasuk juga ketaatan etrhadap pengobatan dan tujuan terapi serta efek samping obat etrsebut6. Beri dukungan moril dapat menjalankan semua anjuran/informasi yang didapat baik oleh petugas kesehatan maupun keluarga.

PENYIMPANGAN KDM PENYAKIT GOITER

Defesiensi iodium/Gg kimia intra tiroid Perubahan litium dan iodium berlebihan

Zat goiterroenik

simple goiter/goiter koloid Goiter noduler 

Gangguan kelenjar tiroid

Gangguan sekresi tiroksin

Kompensatorik stimulus kel.tiroid

Hipetropi peningkatan TSH hiperplasia

Maligna Pembesaran pada leher kelainan kel.tiroid nodul Hipertiroid

Berlebih : kompresi trakhea turun kerongga thoraxDan oesofagusPenekanan daerah setempat

Obstruksi jalan nafasGg pernafasan Gg pola nutrisiNafas tidak efektif

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Goiter

Efektifitas coping tidak Gg konsep diri (HDR)

Ketidakmampuan masalah kurang informasi kurang Pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA

1. Marlyna E Doenges, dkk, Nursing Care Plans, edisi 2, F.A Davis C ompany, Philadelphia, 1984.2. Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah, jilid 3, terjemahan, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran Bandung, 1996.3. Hotma Rumaharbo, S.Kp. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistim Endokrin, EGC,1999.4. Barbara Engram, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC, Jakarta,1998.5. Susanne, Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddart. EGC. Jakarta. 6. Sylvia A. Price, Dkk. Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit, edisi 4, EGC, Jakarta, 1995.Diposkan oleh BamsChalampa di 05.15