Upload
candra-adie-wicahyono
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
1/16
LAPORAN
Asuhan Keperawatan pada By. Ny. M denganDiagnosa Medis Intra Cerebra !ae"orragi#$ di
Ruang Perinatoogi R% &a'a !usada Kepan(en)awa *i"ur
disusun oleh:
Nika Al Vega
201510461011016
PRO+RAM P,NDIDIKAN PRO-,%I N,R%
-AKL*A% ILM K,%,!A*AN
NI/,R%I*A% M!AMMADI0A! MALAN+
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
2/16
1234
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
3/16
1. Definisi
Intracerebral Bleeding/haemorragic(ICH) ialah perdarahan patologis dalam rongga
kranium dan isinya pada bayi sejak lahir sampai umur 4 minggu dimana sering ICH
tak dikenal/dipikirkan karena gejala-gejalanya yang tidak khas. ICH meliputi
perdarahan epidural, subdural, subaraknoid, intraserebral/parenkim dan
intraventrikuler.
2. Klasifikasi
erdasarkan lokasi pendarahan yang terjadi di daerah otak, perdarahan intrakranial
pada neonatus dibagi dalam empat daerah yaitu !
a. Epidural Hemorrhage, terjadi karena rupturnya "abang-"abang arteri atau vena
meningia media di antara tulang kepala dan durameter. #engumpulan darah di
dalam ruangan durameter disebut hematoma epidural. #erdarahan ini seringberlokasi di daerah parietal dan oksipital. #erdarahan epidural biasanya disertai
$raktur linier tulang kepala dan tanda sho"k hipovolemik. %angguan $ungsi otak
bergantung pada luas dan banyaknya perdarahan. ila perdarahan sedikit, tidak
dijumpai tanda-tanda gangguan $ungsi otak. &ika perdarahan banyak, dalam
beberapa jam setelah lahir akan tampak tanda-tanda dan gejala peninggian tekanan
intrakranial seperti iritabel, menangis melengking (cephalic cry), ubun-ubun
tegang dan menonjol, deviasi mata, sutura melebar, kejang, hemiparase, atau
tanda-tanda herniasi unkal seperti dilatasi pupil homolateral.
b. Subdural Hemorrhagedengan laserasi tentorium disebabkan oleh rupturnya vena
galen, sinus strait, dan kadang-kadang sinus transversal. #erdarahan ini sering di
in$ratentorial. ila perdarahan banyak, dapat meluas ke $ossa posterior dan
menyebabkan kompresi batang otak (brain stemp). 'adang-kadang, perdarahan
ini dapat meluas ke permukaan superior atau posterior dari serebellum.
#erdarahan subdural dengan laserasi $alks serebri terjadi karena rupturnya sinus
sagitalis in$erior. #erdarahan biasa terjadi di tempat pertemuan $alks serebri dan
tenterium. #erdarahan ini kurang sering bila dibandingkan dengan laserasi
tenterium. okasi perdarahan di dalam $isura serebri longitudinal berada di atas
korpus kollosum. upturnya vena super$isial serebri (bridging vein),
mengakibatkan perdarahan subdural pada permukaan hemis$er serebri. #erdarahan
ini sering unilateral dan biasanya diikuti perdarahan subaraknoid.
". Subarachnoid Hemorrhage, perdarahan dalam rongga araknoid akibat rupturnya
vena-vena dalam rongga araknoid (bridging veins), rupturnya pembuluh darah
ke"il di daerah leptomeningen, atau perluasan perdarahan. *imbunan darah
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
4/16
biasanya berkumpul di lekukan serebral bagian posterior dan di $ossi posterior.Hal
yang ditakutkan adalah terjadi hidrose$alus karena penyumbatan trabekula
araknoid oleh darah dan menyebabkan peninggian tekanan intrakranial.
d. Intraventricular hemorrhage adalah pendarahan yang terjadi di bagian lateral
ventrikel ketiga dan keempat. *erjadi perdarahan $le+us "horoid dan pemanjangan
dari matriks subependymal atau thalamus.
e. Intraparenchymal hemorrhageadalah pendarahan yang terjadi diantara jaringan
parenkim otak. iasanya terjadi edema vasogenik dalam jumlah yang besar.
3. Etiologi
a. Trauma kelahiran
partus biasa
o pemutaran/penarikan kepala yang berlebihan
o disproporsi antara kepala anak dan jalan lahir sehingga terjadi mulaseb. partus buatan (ekstraksi vakum, "unam)
". partus presipitatus
o Bukan trauma kelahiran, umumnya ditemukan pada bayi kurang bulan
(prematur). aktor dasar ialah prematuritas dan yang lain merupakan
$aktor pen"etus ICH seperti hipoksia dan iskemia otak yang dapat
timbul pada syok, in$eksi intrauterin, as$iksia, dan kejang-kejang,
kelainan jantung baaan, hipotermi, juga
hiperosmolaritas/hipernatremiao da pula ICH yang disebabkan oleh penyakit perdarahan/gangguan
pembekuan darah.
4. Patofisiologi
#ada trauma kelahiran, perdarahan terjadi oleh kerusakan/robekan pembuluh
darah intrakranial se"ara langsung. #ada perdarahan yang bukan karena trauma
kelahiran, $aktor dasar ialah prematuritas. #ada bayi-bayi tersebut, pembuluh darah
otak masih embrional dengan dinding tipis, jaringan penunjang sangat kurang danpada beberapa tempat tertentu jalannya berkelok-kelok, kadang-kadang membentuk
huru$ sehingga mudah sekali terjadi kerusakan bila ada $aktor pen"etus
(hipoksia/iskemia). 'eadaan ini terutama terjadi pada perdarahan
intraventrikuler/periventrikuler.
#erdarahan epidural/ ekstradural terjadi oleh robekan arteri atau vena
meningika media antara tulang tengkorak dan duramater. 'eadaan ini jarang
ditemukan pada neonatus. *etapi perdarahan subdural merupakan jenis ICH yang
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
5/16
banyak dijumpai pada C. 0i sini perdarahan terjadi akibat pe"ahnya vena-vena
kortikal yang menghubungkan rongga subdural dengan sinus-sinus pada duramater.
#erdarahan subdural lebih sering pada bayi yang lahir "ukup umur daripada
bayi yang prematur sebab pada bayi prematur vena-vena super$isial belum
berkembang baik dan mulase tulang tengkorak sangat jarang terjadi. #erdarahan dapat
berlangsung perlahan-lahan dan membentuk hematoma subdural. #ada robekan
tentorium serebeli atau vena galena dapat terjadi hematoma retroserebeler. %ejala-
gejala dapat timbul segera dapat sampai berminggu-minggu, memberikan gejala
kenaikan tekanan intrakranial. 0engan kemajuan dalam bidang obstetri, insidensi
perdarahan subdural sudah sangat menurun.
#ada perdarahan subaraknoid, perdarahan terjadi di rongga subaraknoid yang
biasanya ditemukan pada persalinan sulit. danya perdarahan subaraknoid dapat
dibuktikan dengan $ungsi likuor.
#ada perdarahan intraserebral/intraserebeler, perdarahan terjadi dalam
parenkim otak, jarang pada neonatus karena hanya terdapat pada trauma kepala yang
sangat hebat (ke"elakaan). #erdarahan intraventrikuler dalam kepustakaan ada yang
gabungkan bersama perdarahan intraserebral yang disebut perdarahan periventrikuler.
0ari semua jenis ICH, perdarahan periventrikuler memegang peranan penting, karena
$rekuensi dan mortalitasnya tinggi pada bayi prematur. 1ekitar 23--56 perdarahan
periventrikuler berasal dari jaringan subependimal germinal matriks/jaringan
embrional di sekitar ventrikel lateral.
#ada perdarahan intraventrikuler, yang berperanan penting ialah hipoksia yang
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak dan kongesti vena. ertambahnya
aliran darah ini, meninggikan tekanan pembuluh darah otak yang diteruskan ke daerah
anyaman kapiler sehingga mudah ruptur. 1elain hipoksia, hiperosmolaritas pula dapat
menyebabkan perdarahan intraventrikuler. Hiperosmolaritas antara lain terjadi karena
hipernatremia akibat pemberian natrium bikarbonat yang berlebihan/plasma
ekspander. 'eadaan ini dapat meninggikan tekanan darah otak yang diteruskan ke
kapiler sehingga dapat pe"ah.
5. Gambaran Klinik
%ejala-gejala ICH tidak khas, dan umumnya sukar didiagnosis jika tidak
didukung oleh riayat persalinan yang jelas.%ejala-gejala berikut dapat ditemukan !
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
6/16
ontanel tegang dan menonjol oleh kenaikan tekanan intrakranial, misalnya
pada perdarahan subaraknoid.
Iritasi korteks serebri berupa kejang-kejang, irritable, twitching, opistotonus.
%ejala-gejala ini baru timbul beberapa jam setelah lahir dan menunjukkan
adanya perdarahan subdural , kadang-kadang juga perdarahan subaraknoid
oleh robekan tentorium yang luas.
7ata terbuka dan hanya memandang ke satu arah tanpa reaksi. #upil melebar,
re$leks "ahaya lambat sampai negati$.'adang-kadang ada perdarahan retina,
nistagmus dan ekso$talmus.
pnea! berat dan lamanya apnea bergantung pada derajat perdarahan dan
kerusakan susunan sara$ pusat. pnea dapat berupa serangan diselingi
pernapasan normal/takipnea dan sianosis intermiten. ephalic cry (menangis merintih).
%ejala gerakan lidah yang menjulur ke luar di sekitar bibir seperti lidah ular
!snake like "licking o" the tongue# menunjukkan perdarahan yang luas dengan
kerusakan pada korteks.
*onus otot lemah atau spastis umum. Hipotonia dapat berakhir dengan
kematian bila perdarahan hebat dan luas. &ika perdarahan dan as$iksia tidak
berlangsung lama, tonus otot akan segera pulih kembali. *etapi bila
perdarahan berlangsung lebih lama, $laksiditas akan berubah menjadi spastis
yang menetap. 'elumpuhan lokal dapat terjadi misalnya kelumpuhan otot-otot
pergerakan mata, otot-otot muka/anggota gerak (monoplegi/hemiplegi)
menunjukkan perdarahan subdural/ parenkim.
%ejala-gejala lain yang dapat ditemukan ialah gangguan kesadaran (apati,
somnolen, sopor atau koma), tidak mau minum, menangis lemah, nadi
lambat/"epat, kadang-kadang ada hipotermi yang menetap. pabila gejala-
gejala tersebut di atas ditemukan pada bayi prematur yang 84--49 jam
sebelumnya menderita as$iksia, maka #I dapat dipikirkan. erdasarkan
perjalanan klinik, ICH dapat dibedakan 8 sindrom yaitu !
a. Saltatory syndrome$ gejala klinik dapat berlangsung berjam-jam/berhari-
hari yang kemudian berangsur-angsur menjadi baik. 0apat serabuh
sempurna tetapi biasanya dengan gejala sisa.
b. catastrophic syndrome. gejala klinik makin lama makin berat, berlangsung
beberapa menit sampai berjam-jam dan akhirnya meninggal.
6. Pemeriksaan Penunjang
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
7/16
pemeriksaan likuor terutama untuk perdarahan subaraknoid dan
intraventrikuler/periventrikuler. *ujuan $ungsi lumbal pada ICH untuk
diagnostik, sebagai pengobatan (mengurangi tekanan intrakranial) dan untuk
men"egah komplikasi hidrose$alus ($ungsi lumbal berulang-ulang). #adapemeriksaan likuor dapat dijumpai tekanan yang meninggi, arna
merah/santokrom, kadar protein meninggi, kadar glukose menurun. ila "airan
likuor berdarah, dianjurkan C* 1"an untuk mengetahui lokalisasi dan luasnya
perdarahan.
pada pemeriksaan darah dapat ditemukan!
o tanda-tanda anemi posthemoragik
o analisa gas darah (58dan C:8apakah terjadi gangguan keseimbangan
pertukaran gas) gangguan pembekuan darah terutama pada ICH yang non-traumatik. 7"
0onald dkk mendapat kadar rendah $ibrinogen, trombosit, antitrombin III
$aktor ;III. aktor-$aktor ini menjadi normal bila keadaan bayi membaik.
$oto kepala tidak dapat menunjukkan adanya perdarahan, hanya $raktur yang
sukar dibedakan dengan sutura, lipatan-lipatan kulit kepala dan mulase.
#emeriksaan ultrasonogra$i banyak digunakan. erdasarkan 1%, urstein
dkk menentukan derajat perdarahan intraventrikuler sebagai berikut !
o
derajat 5 ! tidak ada perdarahan intrakranial.o derajat I ! perdarahan hanya terbatas pada daerah subependimal.
o derajat II ! perdarahan intraventrikuler
o derajat III ! perdarahan intraventrikuler < dilatasi ventrikel.
o derajat I; ! perdarahan intraventrikuler < dilatasi ventrikel dengan
perluasan ke parenkim otak.
0erajat I dan II umumnya ringan, pada pemeriksaan ulangan =--4 minggu
kemudian biasanya tidak ditemukan kelainan lagi. 0erajat III dan I;
umumnya berprognosis buruk, bila tidak meninggal akan disertai komplikasi
berat seperti hidrose$alus.
dengan computeri%ed tomography (C* 1"an) semua jenis ICH dapat diketahui.
Cara ini tidak se"ara rutin karena biayanya sangat mahal.
7. Diagnosis
0iagnosis ICH ditegakkan berdasarkan !
anamnesis! riayat kehamilan, persalinan, prematuritas, keadaan bayi sesudah
lahir dan gejala yang men"urigakan.
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
8/16
pemeriksaan $isik! adanya tanda-tanda seperti gejala neurologik, $raktur
tulang kepala dan tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial.
pemeriksaan laboratorium! likuor dan darah.
pemeriksaan penunjang! C* 1"an, 1% dan $oto kepala.
8. Diagnosis an!ing
0iagnosis ICH sangat sukar, terutama bila tidak ada hubungan dengan trauma
kelahiran karena gejala-gejalanya tidak khas. 'husus pada neonatus, sekitar 856
kasus dengan gejala-gejala yang diduga ICH, ternyata bukan. :leh karena itu, ICH
harus didiagnosis banding dengan beberapa penyakit pada neonatus yang memberikan
gejala-gejala yang hampir sama, misalnya !
In$eksi pada bayi baru lahir/neonatus yang dapat memberikan gejala kesukaran
bernapas (apnea, takipnea, sianosis), lemah (letargi), kejang-kejang, muntahdan lain-lain.ntuk membedakan dengan ICH yaitu riayat persalinan seperti
ketuban pe"ah dini, in$eksi perinatal pada ibu, ketuban keruh/berbau. >ang
agak khas pada in$eksi ialah hepato-splenomegali, ikterus, pneumonia dan
lekositosis.
*etanus neonatorum dengan kejang dibedakan dengan ICH karena partus
tetanus neonatorum umumnya oleh dukun. *? hampir selalu terjadi pada akhir
minggu pertama, bayi mula-mula minum baik dan tiba-tiba sukar minum
karena trismus dan gejala lain.
#enyakit metabolisme (hipoglikemi) yang dapat memberikan kejang letargi.
Ibunya penderita 07 dan perlu pemerik saan kadar glukosa darah bayi.
'e"anduan obat dari ibu, antara lain bayi kejang akibat ketergantungan
vitamin karena ibunya sebelumnya mendapat pengobatan vitamin dosis
tinggi. 0ibedakan dengan ICH berdasarkan anamnesis dan pengobatan e&'
(uvantibuspada bayi.
'elainan kongetinal sara$ pusat memberikan gejala kejang dan letargi.
iasanya disertai kelainan kongenital lain, $ungsi lumbal pada ICH kadang-
kadang ada perdarahan.
)espiratory distress o" the newborn dengan apnea, sianosis, retraksi sternum
dan kosta, merintih !e&piratory grunting#,bradikardi, hipotermi, kejang, dan
hipotoni. 0ibedakan dengan ICH yaitu gejala gangguan pernapasan dan
riayat persalinan (ibu toksemia, seksio sesar, perdarahan antepartum dan
lain-lain).
". Penatalaksanaan
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
9/16
0iusahakan tindakan untuk men"egah terjadinya kerusakan/kelainan yang lebih parah
pada bayi dengan diraat se"ara intensi$ diruang ?IC (*eonatal Intensive are +nit) yaitu
dengan !
a. ayi diraat dalam inkubator yang memudahkan observasi kontinu dan pemberian
:8
b. #erlu diobservasi se"ara "ermat! suhu tubuh, derajat kesadaran, besarnya dan reaksi
pupil, aktivitas motorik, $rekuensi pernapasan, $rekuensi jantung
(bradikardi/takikardi), denyut nadi dan diuresis. 0iuresis kurang dari @ ml/kg/jam
berarti per$usi ke ginjal berkurang, diuresis lebih dari @ ml/kg/jam menunjukkan
$ungsi ginjal baik.
". 7enjaga jalan napas tetap bebas, apalagi kalau penderita dalam koma diberikan 5 8.
d. ayi letak dalam posisi miring untuk men"egah aspirasi serta penyumbatan larings
oleh lidah dan kepala agak ditinggikan untuk mengurangi tekanan vena serebral.
e. #emberian vitamin ' serta trans$usi darah dapat dipertimbangkan.
$. In$us untuk pemberian elektrolit dan nutrisi yang adekuat berupa larutan glukosa (3-
@56) dan ?aCl 5,6 dengan perbandingan 4!@ atau glukosa 3--@56 dan ?abik @,36
dengan perbandingan 4!@.
g. #emberian obat-obatan !
valium/luminal bila ada kejang. 0osis valium 5,=--5,3 mg/kg, tunggu @3
menit, jika belum berhenti diulangi dosis yang sama. ila berhenti diberikan
luminal @5 mg/kg (neonatus =5 mg), 4 jam kemudian luminal per os 9
mg/kg dibagi dalam 8 dosis selama 8 hari, selanjutnya 4 mg/kg dibagi
dalam 8 dosis sambil perhatikan keadaan umum seterusnya.
kortikosteroid berupa deksametason 5,3--@ mg/kg/84 jam yang mempunyai
e$ek baik terhadap hipoksia dan edema otak.
antibiotika dapat diberikan untuk men"egah in$eksi sekunder, terutama bila
ada manipulasi yang berlebihan.
ungsi lumbal untuk menurunkan tekanan intrakranial, mengeluarkan darah,
men"egah terjadinya obstruksi aliran likuor dan mengurangi e$ek iritasi pada
permukaan korteks.
h. *indakan bedah darurat bila terjadi perdarahan/hematoma epidural alaupun jarang
dilakukan e&plorative burrhole dan bila positi$ dilanjutkan dengan kraniotomi,
evakuasi hematoma dan hemostasis yang "ermat. #ada perdarahan/hematoma
subdural, tindakan e&plorative burrhole dilanjutkan dengan kraniotomi, pembukaan
duramater, evakuasi hematoma dengan irigasi menggunakan "airan garam $isiologik.
#ada perdarahan intraventrikuler karena sering terdapat obstruksi aliran likuor,
dilakukanshunt antara ventrikel lateral dan atrium kanan.
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
10/16
1#. Prognosis
'arena kemajuan obstetri, ICH oleh trauma kelahiran sudah sangat berkurang.
7ortalitas ICH non traumatik 35-256. #rognosis ICH bergantung pada lokasi dan
luasnya perdarahan, umur kehamilan, "epatnya didiagnosis dan pertolongan. #ada
perdarahan epidural terjadi penekanan pada jaringan otak ke arah sisi yang
berlaanan, dapat terjadi herniasi unkus dan kerusakan batang otak. 'eadaan ini
dapat $atal bila tidak mendapat pertolongan segera. #ada penderita yang tidak
meninggal, dapat disertai spastisitas, gangguan bi"ara atau strabismus. 'alau ada
gangguan serebelum dapat terjadi ataksi serebeler. #erdarahan yang meliputi batang
otak pada bagian $ormasi retikuler, memberikan sindrom hiperaktivitet.
#ada perdarahan subdural akibat trauma, hanya 456 dapat sembuh sempurna
setelah dilakukan $ungsi subdural berulang-ulang atau tindakan bedah. #erdarahan
subdural dengan hilangnya kesadaran yang lama, nadi "epat, pernapasan tidak teratur
dan demam tinggi, mempunyai prognosis jelek. #ada perdarahan intraventrikuler,
mortalitas bergantung pada derajat perdarahan.
#ada derajat @-8 (ringan-sedang), angka kematian @5-836, sebagian besar
sembuh sempurna, sebagian ke"il dengan sekuele ringan. #ada derajat =--4 (sedang-
berat), mortalitas 35--256 dan sekitar =56 sembuh dengan sekuele berat. 1ekuele
dapat berupa cerebral palsy, gangguan bi"ara, epilepsi, retardasi mental dan
hidrose$alus. Hidrose$alus merupakan komplikasi paling sering (446) dari perdarahan
periventrikuler.
$. Konse% Dasar $su&an Ke%era'atan (ntensif
1. Pengkajian
#engkajian primer
a. $ir'a)
0ata subjekti$ ! -
0ata objekti$ ! -
b. reat&ing
0ata subjekti$ ! -
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
11/16
0ata objekti$ ! irama napas "epat dan dangkal, takipnea, diselingi periode
apnea (berat dan lamanya tergantung pada derajat pendarahan dan kerusakan
susunan sara$ pusat), tampak pernapasan "uping hidung dan retraksi otot bantu
pernapasan, ! 84-=5A/menit
*. +ir*ulation
0ata subjekti$ ! -
0ata objekti$ ! nadi teraba "epat dan lemah, takikardi, C* B 8 detik dan
turgor lambat bila terjadi syok hipovolemik, hipotermi yang menetap
#engkajian sekunder
a. reat&
0ata subjekti$ ! -
0ata objekti$ ! irama napas "epat dan dangkal, takipnea, diselingi periode
apnea (berat dan lamanya tergantung pada derajat pendarahan dan kerusakan
susunan sara$ pusat), tampak pernapasan "uping hidung dan retraksi otot bantu
pernapasan, ! 84-=5A/menit.
b. loo!
0ata subjekti$ ! -
0ata objekti$ ! nadi teraba "epat dan lemah, takikardi, C* B 8 detik dan
turgor lambat bila terjadi syok hipovolemik, hipotermi yang menetap
*. rain
0ata subjekti$ ! -
0ata objekti$ ! bayi menangis merintih (chepalic cry), tampak lemah dan
reel, kesadaran dapat bervariasi dari apatis, somnolen, stupor hingga koma,
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
12/16
pupil melebar, reaksi "ahaya lambat sampai negati$, nigtamus, dan
ekso$talmus, dapat terjadi kejang
!. la!!er
0ata subjekti$ ! -
0ata objekti$ ! oliguri dengan produksi urin kurang dari @ ""/kg/jam
e. o'el
0ata subjekti$ ! -
0ata objekti$ ! bayi tampak lemah dan tidak mau minum
f. one
0ata subjekti$ ! -
0ata objekti$ ! tonus otot lemah dan spastik umum, hemiplegi
2. Diagnosa Ke%era'atan
a. 'etidake$ekti$an per$usi jaringan "erebral b.d *ahanan pembuluh darah in$ark
b. ?yeri kepala akut b.d peningkatan tekanan intra"ranial (*I')". 'etidakseimbangan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia
d. 'erusakan mobilitas $isik b.d 'elemahan neutronsmiter
e. %angguan pemenuhan kebutuhan 0 b.d kelemahan $isik.
$. esiko tinggi terhadap in$eksi berhubungan dengan invasi 7:.
No Diagnosa Kep Tujuan Intervensi Rasional
1 Ketidakefektifan
perfusi jaringan
cerebral b.d
Tahanan pembuluh
darah ;infark
erfusi jaringan
cerebral efektif
setelah dilakukan
tindakan
kepera!atan
selama "#$% jam
dengan K&'
- (ital )ign normal.
- Tidak ada tanda*
tanda
1. +onitor (ital )ign.
$. +onitor tingkat
kesadaran.
". +onitor ,-).
%. Tentukan faktor
penebab
penurunan perfusi
cerebral.
/. ertahankan
posisi tirah baring
1. Identifikasi
hipertensi.
$. +engetahui
perkembangan
". +engetahui
perkembangan
%. 0cuan intervensi
ang tepat.
/. +eningkatakan
tekanan arteri
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
13/16
No Diagnosa Kep Tujuan Intervensi Rasional
peningkatan TIK
takikardi2
Tekanan darah
turun pelan$3
- ,-) 4%+/(5
atau head up to
"67.
5. ertahankan
lingkungan ang
naman.
8. Kolaborasi dengan
tim kesehatan.
emberian terapi
oksigen
dan sirkulasi atau
perfusi cerebral.
5. +embuat klien
lebih tenang.
$ Neri kepala akut
b.d peningkatan
tekanan intracranial
TIK3
- )etelah dilakukan
asuhan
kepera!atan
selama "#$% jam
diharapkan neri
terkontrol atau
berkurang
dengan kriteria
hasil '
- 4kspresi !ajah
rileks- )kala neri
berkurang- Tanda*tanda vital
dalam batas
normal
1. 9bservasi
keadaan umum
dan tanda*tanda
vital$. :akukan
pengkajian neri
secara
komprehensif". 9bservasi reaksi
abnormal dan
ketidaknamanan%. -ontrol
lingkungan ang
dapat
mempengaruhi
neri/. ertahankan tirah
baring5. 0jarkan tindakan
non farmakologi
dalam
penanganan neri8. Kolaborasi
pemberian
analgesic sesuai
program
1. +engetahui
respon autonom
tubuh
$. +enentukan
penanganan
neri secara tepat". +engetahui
tingkah laku
ekspresi dalam
merespon neri%. +eminimalkan
factor eksternal
ang dapat
mempengaruhi
neri/. +eningkatkan
kualitas tidur dan
istirahat
5. Terapi dalampenanganan
neri tanpa obat8. Terapi
penanganan
neri secara
farmakologi
" Ketidakseimbangan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
Kebutuhan nutrisi
terpenuhi setelah
dilakukan tindakan
1. Kaji kebiasaan
makan*makanan
ang disukai dan
1. +enentukan
intervensi ang
tepat.
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
14/16
No Diagnosa Kep Tujuan Intervensi Rasional
kebutuhan tubuh
b.d anoreksia
kepera!atan
selama "#$% jam
dengan K&'
- 0supan nutrisi
adekuat.
- meningkat.
- orsi makan ang
disediakan habis.
- Konjungtiva tidak
ananemis.
tidak disukai.
$. 0njurkan klien
makan sedikit tapi
sering.
". erikan makanan
sesuai diet R).
%. ertahankan
kebersihan oral.
/. Kolaborasi
dengan ahli gi
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
15/16
No Diagnosa Kep Tujuan Intervensi Rasional
- Klien dapat
beraktivitas
secara bertahap.
- Nadi normal.
pera!atan diri.
/. +enganjurkan
keluarga untuk
membantu klien
memenuhi
kebutuhan klien.
menamanan.
/. emenuhan
kebutuhan klien
dapat terpenuhi.
5 Resiko tinggi
terhadap infeksi
berhubungan
dengan invasi +9
+empertahankan
nonmotermia2
bebas tanda*tanda
infeksi
o +encapai
penembuhan luka
craniotomi3 tepat
pada !aktuna.
1. erikan pera!atan
aseptik dan
antiseptic.
$. pertahankan teknik
cuci tangan angbaik.
". catat karakteristik
dari drainase dan
adana inflamasi.
%. antau suhu tubuh
secara teratur.
-atat adana
demam2 menggigil2diaforesis dan
perubahan fungsi
mental penurunan
kesadaran3.
/. atasi pengunjung
ang dapat
menularkan infeksi
atau cegah
pengunjung ang
mengalami infeksi
saluran napas
bagian atas.
5. erikan antibiotik
sesuai indikasi.
8. 0mbil bahan
1. -ara pertama
untuk menghidari
infeksi
nosokomial.$. Deteksi dini
perkembangan
infeksi". memungkinkan
untuk melakukan
tindakan dengan
segera dan
pencegahan
terhadap
komplikasiselanjutna
%. Dapat
mengindikasikan
perkembangan
sepsis ang
selanjutna
memerlukan
evaluasi atautindakan dengan
segera./. +enurunkan
pemajanan
terhadap
?pemba!a
kuman penebab
[email protected]. Terapi profilaktik
7/24/2019 Asuhan Keperawatan ICH
16/16
No Diagnosa Kep Tujuan Intervensi Rasional
pemeriksaan
spesimen3 sesuai
indikasi
dapat digunakan
pada pasien ang
mengalami
trauma luka2
kebocoran -))
atau setelah
dilakukan
pembedahan
untuk
menurunkan
risiko terjasdinainfeksi
nasokomial3.8. Kultur>sensivitas.
e!arnaan ,ram
dapat dilakukan
untuk
memastikan
adana infeksi
dan
mengidentifikasi
organisme
penebab dan
untuk
menentukan obat
pilihan ang
sesuai.