43
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BBLR Rabu, 13 Juli 2011 PRINSIP STIMULASI PADA ANAK Tindakan pemberian stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan: 1. ungkapan kasih sayang 2. bermain dengan anak 3. berbahagia bersama 4. stimulasi dilakukan bertahap dan berkelanjutan, dan mencakup empat bidang kemampuan perkembangan stimulasi dimulai dari tahap yang sudah dicapai oleh anak 5. stimulasi dilakukan dengan wajar, tanpa paksaan atau hukuman atau marah apabila anak tidak mampu melakukannya 6. Memberikan pujian bila anak berhasil 7. stimulasi dilengkapi dengan alat bantu sederhana dan mudah didapat, misalnya mainan yang dibuat sendiri dari bahan bekas, alat yang ada dirumah atau benda yang ada dilingkungan sekitar. Diposkan oleh Putri Utami Dewi Masitoh di 07.58 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BBLR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kongres Kedokteran Perinatologi Eropa Ke-2, 1970, mendefinisikan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir 2500 gr dan mengalami masa gestasi yang diperpendek maupun pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan (Rosa M. Sacharin, 1996).

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BBLR.docx

  • Upload
    sarii

  • View
    77

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep dengan bblr

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BBLR

Rabu, 13 Juli 2011

PRINSIP STIMULASI PADA ANAK

Tindakan pemberian stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan:

1.      ungkapan kasih sayang

2.      bermain dengan anak

3.      berbahagia bersama

4.      stimulasi dilakukan bertahap dan berkelanjutan, dan mencakup empat bidang kemampuan

perkembangan stimulasi dimulai dari tahap yang sudah dicapai oleh anak

5.      stimulasi dilakukan dengan wajar, tanpa paksaan atau hukuman atau marah apabila anak

tidak mampu melakukannya

6.      Memberikan pujian bila anak berhasil

7.      stimulasi dilengkapi dengan alat bantu sederhana dan mudah didapat, misalnya mainan yang

dibuat sendiri dari bahan bekas, alat yang ada dirumah atau benda yang ada dilingkungan

sekitar.Diposkan oleh Putri Utami Dewi Masitoh di 07.58 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BBLR

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Kongres Kedokteran Perinatologi Eropa Ke-2, 1970, mendefinisikan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) adalah bayi yang dilahirkan  dengan berat badan lahir  2500 gr dan mengalami masa gestasi

yang diperpendek maupun pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan (Rosa M. Sacharin,

1996).

Berat Badan Lahir Rendah tergolong bayi yang mempunyai resiko tinggi untuk kesakitan dan

kematian karena BBLR mempunyai masalah terjadi gangguan pertumbuhan dan

pematangan  (maturitas) organ yang dapat menimbulkan kematian.

Angka kejadian (insidens) BBLR di negara berkembang seperti di Inggris dikatakan sekitar 7 % dari

seluruh kelahiran. Terdapat variasi yang bermakna dalam insidens diseluruh negeri dan pada distrik

yang berbeda, angka lebih tinggi di kota industri besar (Rosa M. Sacharin, 1996). Sedangkan di

Indonesia masih merupakan masalah yang perlu diperhatikan, karena di Indonesia angka

kejadiannya masih tinggi. Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dari tahun ke tahun tidak banyak berubah

sekitar     22 % - 26,4 %.

Berkenaan dengan itu upaya pemerintah menurunkan IMR tersebut maka pencegahan dan

pengelolaan BBLR sangat penting. Dengan penanganan yang lebih baik dan pengetahuan yang

memadai tentang pengelolaan BBLR, diharapkan angka kematian dan kesakitan dapat ditekan.

Peran serta perawat dalam pencegahan BBLR dengan meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin

yang dikandung, maka perlu dilakukan deteksi dini melalui  pemantauan Ante Natal Care dan

pengelolaan BBLR dengan penanganan dan pengetahuan yang memadai dengan menggunakan

pendekatan asuhan keperawatan.

Berdasarkan fenomena diatas kelompok tertarik untuk mengangkat masalah asuhan keperawatan

pada neonatus dengan BBLR di Ruang Neonatus RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

1.2   Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui asuhan keperawatan pada neonatus

dengan BBLR.

2. Tujuan Khusus

a.       Mengetahui pengertian BBLR

b.   Mengetahui etiologi/penyebab bayi BBLR

c.       Mengetahui patofisiologi bayi BBLR

d.      Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada bayi BBLR

e.       Dapat mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan bayi dengan BBLR berdasarkan

prioritas masalah

f.       Dapat menentukan intervensi, melakukan tindakan dan evaluasi pada bayi dengan BBLR

g.      Mengetahui kesenjangan antara konsep dasar teori dengan penerapan nyata di lapangan.

1.3   Batasan Masalah

Pada makalah ini masalah kami batasi pada asuhan keperawatan pada neonatus dengan

BBLR.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1.         PENGERTIANBBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, terjadi gangguan pertumbuhan dan pematangan  (maturitas) organ yang dapat menimbulkan kematian.

2.         ETIOLOGI

a. Berkaitan dengan bayi baru lahir kurang bulan

 - Toxemia Gravidarum.

 - Penyakit sistemik akut pada ibu (pneumonia, pyelonefritis, typus, appendiksi-

   tis akut).

 - Kehamilan kembar

 - Tidak diketahui penyebabnya (50 %)

b. Berkaitan dengan bayi KMK (Kecil Masa Kehamilan), ibu dengan :

 - Diabetes Melitus

 - Hipertensi

 - Pre Eklamsia

 - Infeksi

 - Malnutrisi

 - Obat-obatan

3.         PEMBAGIAN BBLR

a. Bayi kurang bulan murni (Prematur)

 - Lahir masa gestasi kurang dari 37 minggu

 - Berat bdan sesuai dengan berat badan masa gestasi

 - Imaturitas sistem organ

b. Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK)

 - Berat badan tidak sesuai masa gestasi

4.         PENYAKIT PENYERTA PADA BBLR

a. Bayi kurang bulan murni (Prematur)

 - Aspirasi pneumonia

 - Perdarahan Intra Ventrikuler

 - Hiperbilirubinemia

 - Gangguan pernafasan idiopatik

b. Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK)

 - Aspirasi mekonium diikuti dengan Pneumotorak

 - Hb meningkat akibat hipoksia kronis

 - Hipoglikemi

 - Asfiksia, perdarahan paru masif, hipotermi, infeksi

5.         MANIFESTASI KLINIK

a. Bayi kurang bulan murni (Prematur)

-          BB < 2500 gr, PB < 45 cm, LD < 30 cm, LK < 33 cm, kepala > badan

-          Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, ubun-ubun dan sutura lebar

-          Genetalia imatur, rambut tipis halus teranyam, elastisitas daun telinga kurang

-          Tangis lemah, tonus otot leher lemah.

-          Reflek moro (+), reflek menghisap, menelan, batuk, belum sempurna.

-          Bila lapar menangis, gelisah, aktifitas bertambah, bila dalam 3 hari hal ini

-          Tidak tampak bayi menderita infeksi/perdarahan intrakranial

-          Nafas belum teratur

-          Pembuluh darah kulit diperut terlihat banyak

-          Jaringan mamae belum sempurna, putting susu belumterbentuk dengan baik

b. Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK)

 Dibagi dalam 3 stadium :

1.      Kurus relatif lebih panjang, kulit tipis dan kering.

BAB  2TINJAUAN  PUSTAKA

2.1  DEFINISI

Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500

gram  ( WHO, 1961 ). Berat badan pada kehamilan khusus apapun sangat berfariasi dan harus

digambarkan pada grafik presentil. Bayi yang berat badannya diatas presentil 90 dinamakan besar

untuk umur kehamilan dan yang di bawa presentil 10 dinamakan ringan  untuk umur krhamilan.

Berdasarkan itu bahwa 10 % semua bayi ringan untuk umur kehamilan. Bayi yang berat badannya

kurang dari 2500 gr pada saat lahir di namakan berat badan lahir rendah

Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat badan lahir rendah di

bedakan:

 Bayi berat lahir rendah , berat lahir 1500 – 2500  gram

 Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1500 gram

 Bayi berat lahir eksterem, Berat lahir kurang dari 1000 gram

2.2 ETIOLOGI

Bayi berat lahir rendah mungkin prematur ( kurang bulan ) mungkin juga cukup bulan ( dismatur ).

2.2.1 PREMATUR MURNI

Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan

mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamillan atau disebut juga neonatus preterm /

BBLR / SMK.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Persalinan Prematur atau BBLR adalah

1. Faktor Ibu

     Riwayat kelahiran prematur sebelumnya

      Gizi saat hamil kurang

      Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun

      Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

     Penyakit menahun ibu  : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)

     Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion

     Faktor pekerja terlalu berat

     Primigravida

     Ibu muda (<20 tahun)

2. Faktor kehamilan

    Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil seprti

preeklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini

3. Faktor janin

     Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali kongenital

4. Faktor kebiasaan : Pekerjaan yang melelahkan, merokok

5. Faktor yang masih belum diketahui.

Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :

1. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,

lingkar                                                                                                                                               

                                                                                                                                                          

                                                                                                                                                          

                                                                                                                                                          

                                                                                                                                                          

                                                                                                                                                          

                                                                                                                                                          

                                                                                                                                                          

                                                                                                                         kepala kurang dari

33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm

2. Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis

3. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

4. Kepala lebih besar  dari badan rambut tipis dan halus 

5. Tulang tulang  tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar

6. Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana

7. Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil

8. Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu

9. Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi dan pelipis dahi

dan lengan

10.Lemak subkutan kurang

11.Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora

12.Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah

      Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah, kemampuan

leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif

sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)

2.2.2  DISMATUR

Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk

masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan .

Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu

1. Proportionate IUGR

    Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu

sampai berbulan bulan sebelum bayi lahir sehingga berat,panjang dada lingkaran kepala dalam

proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya.

Bayi ini tidak menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum

terbentuknya adipose tissue

2. Disporpotionate IUGR

   Trejadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sampai janin

lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan

masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit ,

kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang

Faktor Faktor yang mempengaruhi BBLR pada Dismatur1. Faktor ibu :  Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita penyakit diabetes militus yang

berat, toksemia, hipoksia ibu, (tinggal didaerah pegunungan , hemoglobinopati, penyakit paru kronik )

gizi buruk, Drug abbuse, peminum alkohol

1.  Faktor utery dan plasenta :  Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi tali pusat yang tidak

normal, uterus bicornis, infak plasenta, tranfusi dari kembar yang satu kekembar yang lain, sebagian

plasenta lepas

3. Faktor janin : Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam

kandungan, (toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez, sifillis)

4.      Penyebab lain :Keadaan sosial ekonomi  yang rendah, tidak diketahui

2.4   PENATALAKSANANDengan memperhatikan gambaran klinik dan berbagai kemungkinanan yang dapat terjadi

pada bayi prematuritas maka perawatan dan pengawasan ditujukan pada pengaturan suhu ,

pemebrian makanan bayi, Ikterus , pernapasan, hipoglikemi dan menghindari infeksi

1.   Pengaturan suhu badan bayi prematuritas /BBLR.

      Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermi karena pusat

pengaturasn panas belum berfungsi dengan baik metabolisme rendah  dan permukaan badan relatif

luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat dalam inkubator  sehingga panas badannya

mendekati dalam rahim , apabila tidak ada inkubator bayi dapat dibungkus dengan kain dan

disampingnya ditaruh botol berisi air panas sehingga panas badannya dapat dipertahhankan.

2.   Makanan bayi premtur.

      Alat pencernaan bayi belum sempurna lambung kecil enzim pencrnaan belum matang sedangkan

kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal;/kgBB sehingga pertumbuhan dapat meningkat.

Pemberian minumbayi sekitar 3 jam setelahn lahir dan didahului derngan menghisap cairan lambung ,

reflek masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sesikit dengan frekwensi yang

lebih sering. Asi merupakan makanan yasng paling utama sehingga ASI lah ynag paling dahulu

diberikan, bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diberikan dengan sendok

perlahan lahan atau dengan memasang sonde. Permulaan cairan yang diberikan 50- 60 cc/kgBB/hari

terus dinaikan sampai mencapai sekitar 200 cc/kfBB/hari

3.   Ikterus

      Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur dan bilirubin tak

berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5 hari  berlalu . Ikterus dapat diperberat

oleh polisetemia, memar hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan

kernikterus maka warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa  bila ikterus muncul dini atau

lebih cepat bertambah coklat

4.   pernapasan

      Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit ini tanda- tanda gawat

pernaasan sealu ada dalam 4 jam  bayi harus dirawat terlentang atau tengkurap dalam

inkubator  dada abdomen harus dipaparkan untuk mengobserfasi usaha pernapasan

5. Hipoglikemi

    Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan lahir rendah, harus

diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula darah secara teratur

6.    Menghindari Infeksi

      Bayi prematuritas mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah,

kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu

tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan

prematuritas (BBLR)

2.5  PROGNOSA

Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal misalnya

masa gestasi ( makin muda masa gestasi / makin rendah berat bayi , makin tinggi angka kematian ) ,

asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan pernapasan , perdarahan interafentrikuler , displasia

bronkopulmonal, retrolental fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik (asidosis, hipoglikemi,

hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua

dan perawatan pada saat kehamilan persalinan dan pos natal (pengaturan suhun lingkungan,

resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia hiperbilirubinemia,

hipoglikemia dan lain – lain )

Pengamatan Lebih LanjutBila bayi berat lahir rendah dapat mengatasi problematik yang dideritanya  perlu diamati

selanjutnya oleh karena kemungkinan bayi ini akan mengalami gangguan pendengaran, penglihatan,

kognitif, fungsi motor susunan saraf pusat dan penyakit penyakit seperti Hidrosefalus, Cerebral palsy

dan sebagainya

2.6    Asuhan Keperawatan Pada Neonatus dengan BBLR2.6.1        Pengkajian

1.        Data Subyektif

Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan (Allen Carol V. 1993 :

28).

Data subyektif terdiri dari

Biodata atau identitas pasien :

Bayi meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin

Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan, pendidikan,

penghasilan pekerjaan, dan alamat (Talbott Laura A, 1997 : 6).Riwayat kesehatan

Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus BBLR yaitu:

Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok ketergantungan obat-

obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.

Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple, kelainan kongenital, riwayat

persalinan preterm.

Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur dan periksa

kehamilan tidak pada petugas kesehatan.

Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate atau preterm).

Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan permasalahan

pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :

Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa.

Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat penenang (narkose) yang

dapat menekan sistem pusat pernafasan.Riwayat post natal

Yang perlu dikaji antara lain :

Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia berat, AS (4-6)

asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.

Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm  2500 gram lingkar kepala kurang atau

lebih dari normal (34-36 cm).

Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial aesofagal.Pola nutrisi

Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi gastrointentinal, muntah aspirasi,

kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan

kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi

dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena.

Kebutuhan parenteral

Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%

Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10%

Kebutuhan nutrisi enteral

BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam

BB 1250-< 2000 gram = 12 kali per 24 jam

BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam

Kebutuhan minum pada neonatus :

Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari

Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari

Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari

Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari

Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari

(Iskandar Wahidiyat, 1991 :1)Pola eliminasi

Yang perlu dikaji pada neonatus adalah

BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.

BAK : frekwensi, jumlahLatar belakang sosial budaya

Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok, ketergantungan obat-obatan

tertentu terutama jenis psikotropika

Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau pantang

makanan tertentu.Hubungan psikologis

Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi

memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian

serta dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena

memerlukan perawatan yang intensif

2.        Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan

menggunakan standart yang diakui atau berlaku (Effendi Nasrul, 1995)Keadaan umum

Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan akan membaik bila

menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari

responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak

ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.Tanda-tanda Vital

Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat.

Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila suhu tubuh < 36C dan beresiko terjadi

hipertermi bila suhu tubuh < 37 C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C – 37,5C, nadi

normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi

post asfiksia berat pernafasan belum teratur (Potter Patricia A, 1996 : 87).

Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk menentukan kesehatan

pasien (Effendi Nasrul, 1995).Kulit

Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi preterm terdapat lanugo

dan verniks.

Kepala

Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau

cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.Mata

Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna sklera tidak

kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.Hidung

terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.Mulut

Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.Telinga

Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainanLeher

Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendekThorax

Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan ronchi, frekwensi bunyi

jantung lebih dari 100 kali per menit.Abdomen

Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah  arcus costaae     pada garis papila  mamae,

lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia

diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi

karena GI Tract belum sempurna.

Umbilikus

Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda infeksi pada tali pusat.Genitalia

Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra pada neonatus laki

– laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan,

kadang perdarahan.

Anus

Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna dari faeses.Ekstremitas

Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan

syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.Refleks

Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah. Reflek moro dapat

memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang (Iskandar

Wahidiyat, 1991 : 155 dan Potter Patricia A, 1996 : 109-356).

3. Data Penunjang

Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosa atau kausal

yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula.

Pemeriksaan yang diperlukan adalah :

Darah : GDA > 20 mg/dl, test kematangan paru, CRP, Hb dan Bilirubin : > 10 mg/dl

2.6.2    Analisa Data dan Perumusan Masalah

Sign / Symptorn Kemungkinan Penyebab

Masalah

      Pernafasan tidak teratur,

pernafasan cuping

hidung, cyanosis, ada lendir pada

hidung dan mulut, tarikan inter-

costal, abnormalitas gas darah

arteri.

Produksi surfactan yang

belum optimal

Gangguan pertukaran gas

2.Akral dingin,  cyanosis pada

ekstremmitas, keadaan umum

lemah, suhu tubuh

dibawah  normal

-     lapisan lemak dalam kulit

tipis

Resiko terjadinya hipotermia

3.Keadaan umum  lemah, reflek

menghisap lemah, masih terdapat

retensi pada sonde

-     Reflek  menghisap lemah Resiko gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi.

4.Suhu tubuh diatas normal, tali

pusat   layu, ada tanda-tanda

infeksi, abnormal kadar leukosit,

kulit kuning, riwayat persalinan

dengan ketuban mekoncal

-       Sistem Imunitas yang

belum sempurna

-     Ketuban mekonial

- Adanya tali pusat yang belum

kering

Resiko terjadinya infeksi

5.Akral dingin

Ekstremitas pucat, cyanosis,

hipotermi, distrostik rendah atau

dibawah harga  normal.

-     Metabolisme meningkat

-     Intake yang kurang.

Resiko terjadinya

hipoglikemia

6.Bayi dirawat di dalam inkubator di

ruang intensif, belum ada kontak

antara ibu dan bayi

Perawatan intensif Gangguan hubungan

interpersonal antara ibu dan

bayi.

2.6.3   Diagnosa Keperawatan

                Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada neonatus dengan BBLR antara lain:

1. Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan produksi surfactan yang belum optimal.

2.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan reflek menghisap lemah.

3. Resiko terjadinya hipoglikemia b/d meningkatnya metabolisme tubuh neonatus

4. Resiko terjadinya hipotermia b/d lapisan lemak kulit yang tipis

5. Resiko terjadinya infeksi b/d tali pusat yang belum kering, imunitasyang belum sempurna,

ketuban meconial

6.      Gangguan hubungan interpersonal antara ibu dan bayi sehubungan dengan rawat terpisah.

 

               

2.6.4    Asuhan Keperawatan pada Neonatus dengan BBLR

No Diagnosa Perawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi

1 Gangguan pertukaran gasb/d

produksi surfactan yang

belum optimal

Tujuan:

Kebutuhan O2 bayi terpenuhi

Kriteria:

    Pernafasan normal 40-60 kali

permenit.

    Pernafasan teratur.

    Tidak cyanosis.

-       Wajah dan seluruh tubuh

1.     Letakkan bayi terlentang dengan alas yang

data, kepala lurus, dan leher sedikit

tengadah/ekstensi dengan meletakkan bantal atau

selimut diatas bahu bayi sehingga bahu terangkat

2-3 cm

    Berwarna kemerahan (pink

variable).

    Gas darah normal

    PH = 7,35 – 7,45

    PCO2 = 35 mm Hg

      PO2 = 50 – 90 mmHg     

2.   Bersihkan jalan nafas, mulut, hidung bila perlu.

3.   Observasi gejala kardinal dan tanda-tanda cyanosis

tiap 4 jam

    Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian

O2 dan pemeriksaan kadar gas darah arteri

2. Resiko terjadinya hipotermi

b/d lapisan lemak pada kulit

yang masih tipis

Tujuan

Tidak terjadi hipotermia

Kriteria

Suhu tubuh 36,5 – 37,5°C

Akral hangat

Warna seluruh tubuh kemerahan

    Letakkan bayi terlentang diatas pemancar panas

(infant warmer

    2. Singkirkan kain yang sudah dipakai untuk

mengeringkan tubuh, letakkan bayi diatas tubuh,

letakkan bayi diatas handuk / kain yang kering dan

hangat.

3.Observasi suhu bayi tiap 6 jam.

4.   Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian

Infus Glukosa 5% bila ASI tidak mungkin

diberikan.

3. Resiko gangguan penemuan

kebutuhan nutrisi

sehubungan dengan reflek

menghisap lemah.

Tujuan:Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria

    Bayi dapat minum pespeen /

personde dengan baik.

1.   Lakukan observasi BAB dan  BAK jumlah dan

frekuensi serta konsistensi.

    Berat badan tidak turun lebih dari

10%.

    Retensi tidak ada.

2.   Monitor turgor dan mukosa mulut.

3.     Monitor intake dan out put.

4.     Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan.

5.   Lakukan control berat badan setiap hari.

5.   Lakukan control berat badan setiap hari.

4. Resiko terjadinya infeksi Tujuan:

Selama perawatan tidak terjadi

komplikasi (infeksi)

Kriteria

1.   Lakukan teknik aseptik dan antiseptik dalam

memberikan asuhan keperawatan

    Tidak ada tanda-tanda infeksi.

    Tidak ada gangguan fungsi tubuh.

2.   Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

tindakan.

3.     Pakai baju khusus/ short waktu masuk ruang

isolasi (kamar bayi)

4.     Lakukan perawatan  tali pusat dengan triple

dye 2 kali sehari.

5.   Jaga  kebersihan (badan, pakaian) dan lingkungan

bayi.

6.   Observasi tanda-tanda infeksi dan gejala kardinal

7.     Hindarkan bayi kontak dengan sakit.

8.     Kolaborasi dengan team medis untuk

pemberian antibiotik.

9.     Siapkan pemeriksaan laboratorat  sesuai advis

dokter yaitu pemeriksaan DL, CRP.

5. Resiko terjadinya

hipoglikemia sehubungan

dengan metabolisme yang

meningkat

Tujuan:

Tidak terjadi  hipoglikemia selama

masa perawatan.

Kriteria

-     Akral hangat

-     Tidak cyanosis

-     Tidak apnea

    Suhu normal (36,5°C -37,5°C)

1.   Berikan nutrisi secara adekuat dan catat serta

monitor setiap pemberian nutrisi.

    Distrostik normal

(> 40 mg)

2.   beri selimut dan bungkus bayi serta perhatikan

suhu lingkungan

3.   Observasi gejala kardinal (suhu, nadi, respirasi)

4.   Kolaborasi dengan team medis untuk pemeriksaan

laborat yaitu distrostik.

6. Gangguan

hubungan interpersonal

antara bayi dan ibu

sehubungan dengan

Tujuan :

Terjadinya hubungan batin antara

bayi dan ibu.

1.   Jelaskan para ibu / keluarga tentang keadaan

bayinya sekarang.

perawatan intensif.

Kriteria:

    Ibu dapat segera menggendong dan

meneteki bayi.

2.   Bantu orang tua / ibu mengungkapkan

perasaannya.

    Bayi segera pulang dan ibu dapat

merawat  bayinya sendiri.

3.   Orientasi ibu pada lingkungan rumah sakit.

4.   Tunjukkan bayi pada saat ibu berkunjung (batasi

oleh kaca pembatas).                    

5.   Lakukan rawat gabung jika keadaan ibu dan bayi

jika keadaan bayi memungkinkan.

2.6.5   Tahap Pelaksanaan Tindakan

                        Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang merupakan

realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap perencanaan dengan maksud agar

kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal (Santosa NI, 1995).

2.6.6   Tahap Evaluasi

                        Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu proses

penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai atau tidak serta untuk pengkajian

ulang rencana keperawatan (Santosa NI, 1995). Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan

melibatkan pasien, perawat dan petugas kesehatan yang lain. Dalam menentukan tercapainya suatu

tujuan asuhan keperawatan pada bayi dengan post Asfiksia sedang, disesuaikan dengan kriteria

evaluasi yang telah ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan dikatakan berhasil bila diagnosa

keperawatan didapatkan hasil yang sesuai dengan kriteria evaluasi.

BAB 4

PEMBAHASAN

Bab ini akan disajikan tentang kesenjangan antara bab 2 dan bab 3, dengan prinsip pendekatan

proses perawatan antara lain:

Pengkajian

Pada bab tinjauan teori penkajian ditekankan pada adanya perubahan suhu, nutrisi, interitas kulit, dan

resiko infeksi. Sedangkan pada tinjauan kasus pengkajian yang didapat adalah adanya perubahan

resiko perubahan suhu, kurangnya kebutuhan nutrisi, infeksi dan keadaan integritas kulit.

Diagnosa Keperawatan

Pada tinjauan teori di dapatkan enam diagnosa keperawatan yakni :gangguan pertukaran gas,

gangguan pemenuhan nutrisi, resiko terjadi hipoglikemia, resiko terjadi hipotermia, resiko terjadi

infeksi dan gangguan hubungan interpersonal antara ibu dan bayi. Sedangkan pada kasus nyata

penyusun hanya mendapatkan 4 diagnosa dari klien yakni : gangguan nutrisi, gangguan integritas

kulit, resiko hipotermia, dan resiko terjadi infeksi.

Rencana Keperawatan

Pada tinjauan teori  rencana keperawatan ditekankan pada nutrisi , termoregulator / lingkungan yang

nyaman, dan pelasanaan tindakan septik dan aseptik. Pada tinjauan kasus rencana keperawatan

juga ditekankan pada hal tersebut di atas.

Tindakan Keperawatan

Seperti halnya dengan intervensi yang direncanakan pada tinjauan teori, tindakan keperawatan yang

dilakukan baik dalan tinjauan teori dan tinjauan kasus adalah nutrisi , termoregulator / lingkungan

yang nyaman, dan pelasanaan tindakan septik dan aseptik.

Evaluasi Keperawatan

Evaluasi pada tinjauan kasus ditekankan pada tiap – tiap diagnosa sehingga dapat mencapai tujuan

yang diharapkan yangtercantum pada tujuan rencana keperawatan. Memang pencapaian tujuan pada

bayi dengan BBLR ini harus benar- benar prosedural .

BAB 5

PENUTUP

5.1    Kesimpulan

Setelah membahas mengenai uraian asuhan keperawatan pada neonatus dengan BBLR, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam melakukan pengkajian pada neonatus dengan BBLR ditekankan pada ditekankan

pada adanya perubahan suhu, nutrisi, interitas kulit, dan resiko infeksi

2. Dalam perencanaan perlu dituliskan target waktu target waktu yang digunakan dalam

pelaksanan intervensi disesuaikan dengan keadaan tempat praktek yakni di ruang neonatus

sehingga  kurang maksimal.

3. Dalam melakukan pengkajian  dan implementasi keperawatan, perawat harus benar-benar

prosedural dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi neonatus mengingat bayi

BBLR terjadi imaturitas organ.

4. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada adanya perubahan suhu, nutrisi, interitas kulit,

dan resiko infeksi

5.2        Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas kami memberanikan diri untuk memberikan saran sebagai berikut:

1. Dalam memberikan pelayanan keperawatan tidak boleh membeda-bedakan status klien.

2. Dalam melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan perlu

adanya pendekatan dengan klien yaitu; menjalin hubungan saling percaya sehingga klien mau

mengungkapkan apa yang dirasakan dan masalah keperawatan yang dihadapi dapat teratasi.

3. Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan khususnya pada kasus Bronchitis alergia

diruang neonatus hendaknya perawat meningkatkan pengetahuan tentang masalah BBLR

4.   Dalam melakukan pengkajian pada klien dengan neonatus dengan BBLR perawat diharuskan

memiliki sikap sabar, sopan, teliti, cermat, mempunyai pengetahuan, wawasan yang luas dan

ketrampilan yang memadai.

4.  

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1  Pengkajian

Ruangan                       :  Neonatus                                         No. Register : 10270712

Pengkajian pada tgl.    :  09 Juni 2003                                    Jam               : 10.00 wib 

I.  IDENTITAS KLIEN:

      Nama                    : By. P.y

     Jenis Kelamin         :  laki - laki

     Tempat Tgl. Lahir  :  Surabaya, 17-05-2003

     Umur                      :  23 hari

     Anak Ke                 :  I (pertama)

     Nama Ayah            :  Tn. S

     Nama Ibu               :  Ny. Py

     Pendidikan Ayah   :  SLTA

     Pendidikan Ibu      :  SLTA

     Agama                    :  Islam

     Suku/Bangsa          :  Jawa/Indonesia

     Alamat                   :  Tanjung kedamaian gresik.

     Tanggal MRS         :  20 Mei 2003 (di Ruang Neonatus)

     Diagnosa Medis     :  NP/BBLR/SMK

     Sumber Informasi  : Status klien dan orang tua (ibu)

II. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Riwayat Keperawatan Sekarang

a. Keluhan utama :

 bayi lemah, malas minum, kulit disekitar bokong, anus dan kulit terkelupas basah dan kemerahan,

kebiruan pada kepala, lengan dan kaki bekas tusukan infus dan ambil darah.

b. Riwayat penyakit sekarang

kiriman dari RS. Anwar Medika karena prematuritas (BB masuk   1500 gr),  dengan diagnosa resiko

infeksi, oksigen 2lt/mnt, infus D5% 90 cc/24 jam, inj. Vit K 1mg, Drip Ca. glukonas 3 cc, cefotaxim 2x

75 cc masuk NICU

c. Faktor yang memperberat : Saat bayi tidur telentang luka tambah parah

d. Upaya mengatasi : dinkubator, rawat luka, lingkungan  dan personal hygiene ber-sih/nyaman.

2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya

a. (1) Prenatal :

Informasi dari ibu kehamilannya merupakan, anak pertama, Ibu usia 21 tahun, dengan umur

kehamilan berdasarkan perhitungan HPHT saat itu adalah 8 bulan (data dari rekam medik), saat

hamil ibu tidak minum jamu, merokok, minuman keras lainnya. Penyakit yang perdah diderita: tidak

ada. Waktu kehamilan ANCnya ± 10 kali dan dilakukan imunisasi TT 2X di RS Anwar Medika

(G1P00000)

 (2) Natal:

Bayi lahir usia kehamilan 35/36 minggu di RS. Anwar Medika  Jam 13.00 WIB dengan spontan

belakag kepala, indikasi KPP Apgar score 8-9, BBL= 1700 gr, PB= 42 cm, LK=30 cm, LD= 30 cm,

LLA= 8cm, jam 13.00 WIB (data dari dokumen Bayi), menurut perhitungan Rumus Dobowitz score

30-31 minggu

 (3) Post Natal :

K/U baik, caput (-), cepal hematom (-), Ubun-ubun besar belum menutup.

b. Luka/operasi    : -

c. Alergi               : -

d. Pola kebiasaan : -

e. Tumbuh Kembang : belum bisa terpantau hanya BBL 1700 gr dan  BBS = 1400  gr (saat dilakukan

pengkajian) BBM = 1500 gr

f. Imunisasi          : belum

g. Status gizi        : BB = 1400 gr, PB = 42 cm, LK = 30 cm diit Pasi 12 x 25 cc

h. Psikososial       : -

i. Psikoseksual     : -

j. interaksi            : -

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Komposisi Keluarga : Keluarga terdiri dari ayah dan ibu

b. Lingkungan rumah dan keluarga : kelurga tinggal di lingkungan yang padat  pen-duduknya.

c. Pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga :ayah tamatan SLTA & bekerja swasta dengan dibantu

oleh ibu

.d. Kultur dan kepercayaan : selama hamil ibu tidak minum jamu

e. Fungsi dan hubungan keluarga : baik

f. Prilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan : ibu belum dapat menyusui klien karena putting tidak

menonjol.

g. Persepsi keluarga tentang penyakit klien : menyerahkan kepada Tuhan dan anak segera normal/bisa

dibawa pulang.

    

III. PEMERIKSAAN FISIK

1. Khusus Neonatus

a. Reflek moro : baik

b. Reflek menggegam : baik

c. Reflek menghisap : kurang

d. Tonus otot/aktivitas : menggerakkan tangan dan kaki ( lemah)

e. Kekuatan menangis : jarang

2. Anak dan neonatus

a. Keadaan umum

 Lemah, aktivitas kurang, lebih banyak tidur, tangis cukup, BB = 1400 gr, PB = 42

 cm, LK = 30 cm,  suhu; 36.8 C,  Nadi:148 x/menit, RR : 42 x/mt.

b. Kepala

 Bentuk bulat, rambut lanugo (+) dipelipis dan telinga, kepala simetris (+), ubun-

 ubun besar (fontanela mayor) belum menutup, cembung (-), cekung (-), sutura ; melebar (-), tampak

kebiruan pembuluh darah akibat tusukan infus.

c. Mata

 Mata lebih banyak terpejam, reflek membuka (-), sclera mata ; ikterik (-), hiperemi

 (-), konjuctiva anemi (+), udem palpebra (-), pergerakan bola mata bisa kesegala arah

d. Telinga

Terdapat rambut lanugo pada daun telinga, simetris (+), bila dipegang lembut dan keduanya bersih,

serumen (-)

e. Hidung

 Atresia koani (-), septum tidak ada deviasi (normal), kedua bersih dan terpasang sonde pada lubang

sebelah kanan.

f. Mulut

   Reflek menelan dan menghisap lemah, labioskhisis (-), palatoskisis (-), cyanosis (-)

g. Tenggorokan

tidak ada kelainan

h. Leher

Reflek tonik neck lemah, kaku kuduk (-)

i. Dada

Bentuk simetris (+),  retraksi interkostae  jelas, kulit  tipis.

j. Paru-paru

 Pernafasan kadang tidak teratur, gerakan dada simetris (+), bunyi sonor (+)

k. Jantung

 S1, S2 tunggal, murmur (+)

l. Abdomen

    Terlihat banyak pembuluh darah, distensi (-), bising usus (+)

m. Ginjal

    BAK lancar dan frekwensi berkemih  6-7 x/hari

n. Genetalia

    Kedua testis belum turun, hipospadia (-), terdapat luka kemerahan dan basah disekitar scrotum

o. Rektum

    Anus (+), diare (-), BAB 1x/hr, dekubitus disekitar kulit bokong (+), terkelupas, basah dan

kemerahan.

p. Ekstremitas

   Pergerakan masih lemah dan kurang, tonus otot sangat lemah.bayi lebih banyak tidur terlentang,

tampak kebiruan pada kaki dan tangan akibat tusukan infus dan ambil darah. Kulittipis , lemak bawah

kulit (-)

q. Punggung

    Lecet (-),Lordosis (-), scoliosis (-), kiposis (-)

r. Neurologi

    Reflek baik

s. Endokrin

    Tidak ada kelainan

IV. POLA FUNGSI KESEHATAN

Nutrisi dan metabolisme    :  PASI 12x25 cc. Dicoba melalui speen dan sisanya melalui sonde

Eliminasi                            :    BAB 1 kali/ hari konsistensi lembek warna kuning /BAK  6-7 X/m warna jenih

3.      Istirahat dan tidur               :   bayi aktivitasnya lebih banyak  tidur

4.      Aktifitas dan latihan           :   dalam kondisi lemah, bayi masih malas bergerak.

5.      Lainnya                               : (-)

V.  PEMERIKSAAN PENUNJANG (DIAGNOSTIK TEST)

1.Laboratorium :

   - Tanggal 9/6 ; Hb 7,4 gr/dl, GDA 180, Na; 131, K: 146, Ca :10,8,leuko 13000, Bili-

rubin Total 26

   2. Thorax:: -

3. EKG ; -

IV. PROGRAM TERAPI

1. PASI     : 12 x 25 cc

2. Salep     :  Myco-Z Oitment, Micostatin oles mulut

3. D 10  0,185 180cc/24 jam

4. Multivitamin 1x0,3cc

5. Meronem 3x 17mg (IV), Amikin 2x13,5 mg (IM)

6. Vit e 1x0,3 %, KCl syr 3% 2x1/2 cth

7. Tranfusi SWB 15cc (3x berturut-turut)

8. Head Up posisi

3.2   ANALISA DATA

No/ DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS= -DO:

- daya  isap lemah (letargi)

- BBL =1700 gr (17/5)- BBM =1500 gr (18/5)- BBS =1400 gr (9/6)

-BBLR hari perawatan ke 23

-      Keadaan umum lemah-       Bayi terpasang sonde

Refleks mengisap lemah

Volume lambung berkurang

Waktu pengosongan lambung meningkat

Daya absorpsi lemak, vit, dan mineral menurun

Kebutuhan  nutrisi bayi meningkat

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Ganguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2.DS=-

DO: -Kulit disekitar bokong, anus dan kulit terkelupas basah dan kemerahan

-  - bayi tidur terlentang- Kebiruan pada kepala, le-ngan dan kaki bekas tusukan infus.-BBLR hari perawatan ke 23- Keadaan umum lemah

Kelemahan tonus otot dan jaringan kulit  tipis

Kelemahan fisik

Penenkanan yang lama pada satu posisi

bagian tubuh

angkutan O2 dan Nutrisi terganggu

Nekrosis jaringan

Gangguan integritas kulit

 

Kerusakakn integritas kulit.

3.S: -

O:-S= 36,6C.- RR= 42x/mnt,-HR=148x/ mnt.-Kulit tipis, lemak bawah

kulit (-).- Bayi dalam inkubator- BBS= 1400 gr

- Dx medis ; BBLR- Keadaan umum lemah

Jaringan kulit tipis, lemak Kurang  (Termoregulator)

Permukaan tubuh relatif lebih luas

Pusat pengatur tubuh belum sempurnah

Produksi panas berkurang

Pengguapan meningkatKeseimbangan suhu

terganggu

Resiko terjadi hypotermi/hypertermi

Resiko terjadi gangguan keseimbangan suhu tubuh

4 S: -O:-S= 36,6C.- RR= 42x/mnt,- HR=148x/ mnt.- Kulit tipis, lemak bawah

kulit (-).- By dalam inkubator- BBL= 1700 gr- BBS= 1400 gr

- Dx medis ; BBLR- Dekubitus (+) dibokong & sekitar scrotum- Keadaan umum lemah

Terbuka     IgG  menurun

jaringan   kulit

Anti body belum terbentuk

 infeksi

- Leukosit 13.000 mg/dl- Dekubitus (+), sekitarbokong terkelupas, kemerahan

Daya fagositosis belum sempurna

Reaksi  terhadap peradangan menurun

Tindakan yang kurang aseptic dan antiseptik

 

Resiko terjaadi infeksi

 3.3   RUMUSAN  PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

1.        Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d input yang kurang akibat daya isap yang masih

lemah.

2.        Ganguan integritas kulit b.d  kelemehan tonus otot / penekaknan yang lama pada satu posisi.

3.        Resiko hypotermy b.d belum maturnya organ termoregulator/ jaringan lemak dibawah kulit yang

masih kurang.

4.        Resiko terjadi infeksi b.d belum maturnya sistem imun bayi/ terbukanya jaringan kulit akibat tindakan

invasive, luka dekubitus

3.4   RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : By. Py                No Reg : 10270712              Hari rawat ke:

No Dix Kep Tujuan Rencana Intervensi Rasional1 2 3 4 5

Asupan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan

1. Berikan bayi mi-num ASI/PASI sesuai jadwal

1. Memenuhi1nutrisi bayi sesuai kebutuhan2. Bayi tetap makan

keperawatan selama 3 X24 jam Dengan kriteria : reflek hisap baik, bayi ,berat badan naik,

Gangguan integritas kulit teratasi selama 3x 24 jam, dengan kriteria:

- kulit bokong    kering 

  - pergerakan bayi aktif 

        bekas luka infus

12x25 cc2. Bangunkan bayi untuk pemberian minum tiap 2 jam3. Catat setiap susu yang masuk.4. Timbang BB/hr

1. Mengkaji derajat luka

2. Atur  posisi tidur     bayi

3. Ukur tanda-tanda vital.

4.     Ganti popok yang basah

5.     Rawat luka lecet  secara aseptic dan antiseptik.

6.     Kolaborasi pemberian salep  micro Z oitment pada kulit yang mengelupas

sesuai jadwal, mengganti cairan yang keluar.3. Mengetahui jumlah asupan nutrisi4. Peningkatan BB indikasi nutrisi terpenuhi

1. sebagai data dasar dalam merencanakan tindakan keperawatan luka.2. Posi tidur yang terlalu lama pada satu bagian dapat mempermdah  luka lecet, akibatnya jaringan sekitarnya kurang mendapat O2 dan nutrisi.3. Perubahan  tanda vital dapat berindikasi adanya gangguan pada organ tertentu

4.      Sebagai media pertumbuhan kuman.

5.      meminimalkan resiko kontaminasi kuman.

6.      dapat merngobati dan mempercepat pertumbuhan jaringan.

No Dix Kep Tujuan Rencana Intervensi Rasional1 2 3 4 5

3

4

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d input yang kurang akibat daya isap yang lemah

Ganguan integritas kulit b.d  kelemehan tonus otot / penekaknan yang lama pada satu posisi

Resiko terjadi infeksi b.d adanya luka tindakan invasive

Tidak  terjadi gangguan suhu tubuh selama perawatan dengan kriteria:- Suhu tubuh batas normal (36,5- 37,5)- Bayi sudah bisa beradaptasi dengan suhu lingkungan.

Tidak terjadi infeksi dengan kriteria :- luka lecet pada bokong kering/ sembah.- bekas infus sudah tidak ada lagi / sembuh.-sonde lambung sudah di aff.

 1. Ukur tanda-tanda vital. S,N, Pernafasan

2. Ganti pakaian bayi segera bila basah

3. Awasi suhu inkubator

    Rawat luka lecet secara aseptic dan antiseptik.4. Ganti popok yang   basah

1. kaji tanda –tanda vital

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan prasat

3. Menjaga kebersihan kulit bayi

 4. Menjaga kesterilan alat

5.Rawat luka leacet dengan aseptic dan antiseptik.

6. Ganti popok segera setelah basah

7. Kolaborasi dalam

1. sebagai data dasar dalam merencanakan tindakan keperawatan luka.

2.      Pakain basah dapat terjadi  konveksi panas dari tubuh bayi   meminimalkan resiko kontaminasi kuman.

3.      Perubahan suhu incubator, dapat mempengaruhi suhu tubuh anak.

4.      Sebagai media pertumbuhan kuman.

1.peningkatan tanda vital memberi sinyal kepada petugas dalam merencarakan tindakan keperawatan

2. Mencegah /meminimalisir terjadi nasokomial

3. Mengurangi atau menekan pertumbuhan kuman4. Menghindari terjadinya kontaminasi kuman5. perawatan yang selalu mengutamakan aseptic dan antiseptik dapat menguranggi/ menghindariterjadinya kontaminasi kuman/ mikroorganisme.6. Menekan media pertumbuhan kuman

pemberian terapi antibiotik 7. Anti biotik

berguna untuk membunuh kuman

3.5   TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama pasien : By PY

Hari/ Tgl No Dix Kep Tindakan keperawatan T.TSelasa, 10-6-2003

selasa,10-6 DX.II

1.Memantau  derajat luka dengan hasil luka lecet pada bokong.

2. Mengatur posisi tidur bayi yaitu dari terlentang menjadi tertelungkup

3.  Mengukur tanda- tanda vital dengan hasil suhu: 36,8 C nadi 140x/mnt, RR = 42x/mnt

5.      merawat luka lecet yaitu membersihkan6.      Menganti alat-alat tenun yang basah yaitu

baju dan popoknya.

1. Mengukur tanda – tanda vital, dengan hasil

     s= 36,8 c    RR :44x/ mnt   HR= 140x/mnt

2. Menjaga agar lingkungan sekitar bayi tetap hangat

2.    Beri minum  PASI setiap 2 jam yaitu tiap kali pemberian 25 cc.

3.    Menganti alat tenun yang basah  yaitu setelah kita alami

4.    menghindaari terjadinya konverensi dengan cara mematikan, FAN yang ada box incubator selallllu ditutup setelah tindakan telah selasa.

3.5   TINDAKAN KEPERAWATAN

HARI & TGL, JAM

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF

Senin, 9-6-2003 jam 10.30 WIB

Senin, 9-6-’03 jam 11.00 WIB

1

2

3

1. Memberikan bayi minum PASI sesuai jadwal 25 cc per sonde

2. Membangunkan bayi untuk pemberian minum tiap 2 jam

3. Mencatat reaksi bayi setelah diberikan minum.

4. Menimbang BB bayi ( 1400 gr)

5. Mencatat kemampuan bayi untuk menghabiskan susu yang diberikan dari 25 cc/jamnya.

1.Memantau  derajat luka dengan hasil luka lecet pada bokong.

2. Mengatur posisi tidur bayi yaitu dari terlentang menjadi tertelungkup

3.  Mengukur tanda- tanda vital dengan hasil suhu: 36,8 C nadi 140x/mnt, RR = 42x/mnt

7.      merawat luka lecet yaitu membersihkan8.      Menganti alat-alat tenun yang basah

yaitu baju dan popoknya.1. Mengukur tanda – tanda vital, dengan hasil     s= 36,8 c    RR :44x/ mnt   HR= 140x/mnt

2. Menjaga agar lingkungan sekitar bayi tetap hangat

5.    Beri minum  PASI setiap 2 jam yaitu tiap kali pemberian 25 cc.

6.    Menganti alat tenun yang basah  yaitu setelah kita alamimenghindaari terjadinya konverensi dengan cara mematikan, FAN yang ada

Senin, 9-5-’03 jam 11.00 WIB

Senin, 9-5-’03 jam 11.00 WIB

4

1

box incubator selalu ditutup setelah tindakan telah selasai.

1. Mengkaji tanda –tanda  vital  (suhu 36,80C, RR= 42 kali permenit, nadi = 140x/mnt)

2. Menuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan keperawatan

3. Menjaga kebersihan kulit bayi 4. Menjaga kesterilan alat5.Merawat luka leacet dengan aseptic dan

antiseptik.6. Mengganti popok segera setelah basah

7. Mengkolaborasi dalam pemberian terapi antibiotik

1. Memberikan bayi minum PASI sesuai jadwal 25 cc per sonde

2. Membangunkan bayi untuk pemberian minum tiap 2 jam

3. Mencatat reaksi bayi setelah diberikan minum.

4. Menimbang BB bayi ( 1410 gr)

5. Mencatat kemampuan bayi untuk menghabiskan susu yang diberikan dari 25 cc/jamnya.

1.Memantau  derajat luka dengan hasil luka lecet pada bokong.

2. Mengatur posisi tidur bayi yaitu dari terlentang menjadi tertelungkup

3.  Mengukur tanda- tanda vital dengan hasil suhu: 36,9 C nadi 145x/mnt, RR = 42x/mnt

4.    merawat luka lecet yaitu  membersihkan5.    Menganti alat-alat tenun yang basah

yaitu baju dan popoknya.

1. Mengukur tanda – tanda vital, dengan hasil     s= 36,9 c    RR :42x/ mnt   HR= 145x/mnt

2. Menjaga agar lingkungan sekitar bayi tetap hangat

6.    Beri minum  PASI setiap 2 jam yaitu tiap kali pemberian 25 cc.

7.    Menganti alat tenun yang basah  yaitu setelah kita alamimenghindaari terjadinya konverensi dengan cara mematikan, FAN yang ada box incubator selalu ditutup setelah

Selasa, 10/5/03

Selasa, 10/5/03

Selasa, 10/5/03

2

3

4

tindakan telah selasai.

1. Mengkaji tanda –tanda  vital  (suhu 36,90C, RR= 42 kali permenit, nadi = 145x/mnt)

2. Menuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan keperawatan

3. Menjaga kebersihan kulit bayi 4. Menjaga kesterilan alat5.Merawat luka leacet dengan aseptic dan

antiseptik.6. Mengganti popok segera setelah basah

7. Mengkolaborasi dalam pemberian terapi antibiotik

1. Memberikan bayi minum PASI sesuai jadwal 25 cc per sonde

2. Membangunkan bayi untuk pemberian minum tiap 2 jam

3. Mencatat reaksi bayi setelah diberikan minum.

4. Menimbang BB bayi ( 1420 gr)

5. Mencatat kemampuan bayi untuk menghabiskan susu yang diberikan dari 25 cc/jamnya.

1.Memantau  derajat luka dengan hasil luka lecet pada bokong.

2. Mengatur posisi tidur bayi yaitu dari terlentang menjadi tertelungkup

3.  Mengukur tanda- tanda vital dengan hasil suhu: 370 C nadi 140x/mnt, RR = 42x/mnt4. merawat luka lecet yaitu  membersihkan

5.      Menganti alat-alat tenun yang basah yaitu baju dan popoknya.1. Mengukur tanda – tanda vital, dengan hasil     s= 370 c    RR :44x/ mnt   HR= 140x/mnt

2. Menjaga agar lingkungan sekitar bayi tetap hangat

3.      Beri minum  PASI setiap 2 jam yaitu tiap kali pemberian 25 cc.

4.      Menganti alat tenun yang basah  yaitu setelah kita alamimenghindaari terjadinya konverensi dengan cara mematikan, FAN yang ada box incubator selalu ditutup setelah tindakan telah selasai.

Selasa, 10/5/03

Rabu, 11/6/03

Rabu, 11/6/03

1

2

3

1. Mengkaji tanda –tanda  vital  (suhu 370C, RR= 42 kali permenit, nadi = 140x/mnt)

2. Menuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan keperawatan

3. Menjaga kebersihan kulit bayi 4. Menjaga kesterilan alat5.Merawat luka leacet dengan aseptic dan

antiseptik.6. Mengganti popok segera setelah basah

7. Mengkolaborasi dalam pemberian terapi antibiotik

Rabu, 11/6/03

Rabu, 11/6/03

4

HARI,TGL DAN JAM

DIAGNOSA KEPERAWATAN

EVALUASI PARAF

Diposkan oleh Putri Utami Dewi Masitoh di 07.49 Tidak ada komentar: 

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Beranda

Langganan: Entri (Atom)

Pengikut

Arsip Blog

▼  2011 (2)

o ▼  Juli (2)

PRINSIP STIMULASI PADA ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BBLR

Mengenai Saya

Putri Utami Dewi Masitoh

InsyaAllah Apa yang kita inginkan akan tercapai.. amien

Lihat profil lengkapkuTemplate Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.