26
117 ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto Dosen Tetap STIT Muhammadiyah Tempurrejo Ngawi E-mail : [email protected] Abstrak The results of cognitive learning were assessed by test techniques through the items as instruments. A good instrument should have a good level of difficulty, a good differentiation of problems and have a well functioning distractor (when it comes to multiple-choice objective items). (1) The analysis of difficulty level is an opportunity to answer correctly a problem at a certain level of proficiency that is usually expressed in the form of indexes. The difficulty level function is associated with the test purpose. Difficulty level of problem can be done before or after test. (2) The distinguishing power is the ability of a question to distinguish between a capable student (mastering the material being asked) and an underprivileged student (not yet mastered the material being asked). Differentiation power can be found by looking at the large and small number of differentiator Power Index (IDP). (3) The analysis of the Distractor function is an analysis that is performed only on the objective of multiple choice models. Keywords : Analyze the difficulty level problem, problem differentiator, and analysis of distractors function. Pendahuluan Salah satu tugas penting yang seringkali dilupakan oleh staf pengajar adalah tugas melakukan evaluasi terhadap alat pengukur yang telah digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar dari para peserta didiknya. Alat pengukur dimaksud adalah tes hasil belajar, yang batang tubuhnya terdiri dari kumpulan butir-butir soal. 1 Identifikasi terhadap setiap butir soal tes hasil belajar itu dilakukan dengan harapan akan menghasilkan berbagai informasi berharga, yang pada dasarnya akan merupakan umpan balik guna melakukan perbaikan, pembenahan, dan 1 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 367-368

ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

117

ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR

Agus Sriyanto

Dosen Tetap STIT Muhammadiyah Tempurrejo Ngawi

E-mail : [email protected]

Abstrak

The results of cognitive learning were assessed by test techniques through the items

as instruments. A good instrument should have a good level of difficulty, a good

differentiation of problems and have a well functioning distractor (when it comes to

multiple-choice objective items). (1) The analysis of difficulty level is an

opportunity to answer correctly a problem at a certain level of proficiency that is

usually expressed in the form of indexes. The difficulty level function is associated

with the test purpose. Difficulty level of problem can be done before or after test.

(2) The distinguishing power is the ability of a question to distinguish between a

capable student (mastering the material being asked) and an underprivileged

student (not yet mastered the material being asked). Differentiation power can be

found by looking at the large and small number of differentiator Power Index

(IDP). (3) The analysis of the Distractor function is an analysis that is performed

only on the objective of multiple choice models.

Keywords : Analyze the difficulty level problem, problem differentiator, and

analysis of distractors function.

Pendahuluan

Salah satu tugas penting yang seringkali dilupakan oleh staf pengajar adalah

tugas melakukan evaluasi terhadap alat pengukur yang telah digunakan untuk

mengukur keberhasilan belajar dari para peserta didiknya. Alat pengukur dimaksud

adalah tes hasil belajar, yang batang tubuhnya terdiri dari kumpulan butir-butir

soal.1

Identifikasi terhadap setiap butir soal tes hasil belajar itu dilakukan dengan

harapan akan menghasilkan berbagai informasi berharga, yang pada dasarnya akan

merupakan umpan balik guna melakukan perbaikan, pembenahan, dan

1 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1996), hlm. 367-368

Page 2: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

118

penyempurnaan kembali terhadap butir-butir item yang telah dikeluarkan dalam tes

hasil belajar, sehingga pada masa-masa yang akan datang tes hasil belajar yang

disusun atau dirancang oleh tester itu betul-betul dapat menjalankan fungsinya

sebagai alat pengukur hasil belajar yang memilki kualitas yang tinggi.2

Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Oleh

sebab itu, guru harus melaksanakan evaluasi dan proses analisis dari evaluasi

untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pembelajaran dalam rangka

meningkatkan proses pembelajaran. Begitu pentingnya analisis soal dalam

meningkatkan proses pembelajaran, guru mengadakan analisis butir soal (tingkat

kesukaran, daya pembeda, distraktor).Menurut Thorndike dan Hagen (1977),

analisis terhadap soal- soal (item) tes yang telah dijawab oleh murid- murid ada dua

tujuan penting.

Pertama, Jawaban-jawaban soal itu merupakan informasi diagnostic untuk

meneliti pelajaran dari kelas dan kegagalan- kegagalan belajarnya, serta

melanjutkan unruk membimbing kearah cara belajar yang lebih baik.Kedua,

Jawaban-jawaban terhadap soal-soal yang etrpisah dan perbaikan (review) soal-soal

yang didasarkan atas jawaban-jawaban yang basis bagi penyiapan tes-tes yang

lebih baik untuk tahun berikutnya.3

Pada makalah ini kami akan membahas mengenai analisis soal berupa Indeks

Kesukaran, Daya Pembeda, Fungsi Distraktor, yang berguna sebagai pedoman bagi

pendidikan dalam melakukan analisis soal terutama untuk soal objektif.

Pembahasan

1. Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Suatu tes tidakk boleh terlalu mudah, dan juga tidak boleh terlalu sukar.

Sebuah item yang terlalu mudah sehingga dapat dijawab dengan benar oleh

2Ibid, hal. 369-370 3Ngalim Purwanto. 1988. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.hal 153

Page 3: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

119

semua siswa bukanlah merupakan item yang baik . begitu pula item yang terlalu

sukar sehingga tidak dapat dijawab oleh semua siswa juga bukan merupakan item

yang baik. Jadi item yang baik adalah item yang mempunyai derajat kesukaran

tertentu.4

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal

pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.

Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi

yang besarnya sekitar 0,00 – 1,00. Semakin besar indeks tingkaat kesukaran yang

diperoleh dari hasil perhitungan, berarti semakin mudah soal. Perhitungan indeks

tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor butir soal. Pada prinsipnya,

skor rata-rata yang diperoleh testee pada butir soal yang bersangkutan dinamakan

tingkat kesukaran butir soal.5

Fungsi tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan tujuan tes.

Misalnya untuk keperluan ujian semester dipergunakan butir soal yang memiliki

tingkat kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi dipergunakan butir soal yang

memiliki tingkat kesukaran tinggi/sukar, dan untuk keperluan diagnosis biasanya

dipergunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah/mudah.6

Dalam konteks ini, soal yang dinyatakan baik adalah soal yang memiliki

tingkat kesukaran yang sesuai dengan tujuan tes. Disamping itu, dalam sebuah tes

juga perlu memperhatikan aspek keseimbangan. Keseimbangan yang dimaksud

adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara

proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau

4 Wayan nurkancana, evaluasi hasil belajar, Surabaya: usana offset printing, 1990,

hal.155-156 5Sukiman, pengembangan sistem evaluasi PAI, ( Yogyakarta: Insan Madani, 2012)

hal.210

6Sukiman, pengembangan sistem evaluasi PAI, ( Yogyakarta: Insan Madani, 2012)

hal. 210

Page 4: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

120

kemampuan siswa dalam menjawabnya, dan bukan dari sudut pandang guru

sebagai pembuat soal.

Untuk proporsionalitas tes sesuai tujuannya dapat dirancang,

misalnya tes untuk tujuan sumatif dengan proporsi 25% kategori mudah,

50% kategori sedang, dan 25% kategori sukar. Tes untuk tujuan selektif

proporsinya 25% kategori mudah, 25% kategori sedang dan 50% kategori

sukar. Tes untuk tujuan diagnostik proporsinya 60% kategori mudah, 30%

kategori sedang dan 10% kategori sukar.

Analisis tingkat kesukaran soal dapat dilakukan sebelum maupun

setelah soal diujicobakan/digunakan.

a. Analisis sebelum soal diujicobakan/dilakukan dengan menelaah butir-

butir soal dengan mempertimbangkan setidaknya tiga hal:

1) Tingkat kemampuan atau kompetensi yang diujikan dalam soal

tersebut. Semakin tinggi tingkat/jenjang kemampuan yang diujikan,

secara teoritis semakin sukar. Tinggi rendahnya kemampuan ini

dapat mengacu kepada teori Bloom, dkk. Misalnya, soal yang

memuat kemampuan analisis lebih sukar dibandingkan dengan soal

yang memuat kemampuan aplikasi. Soal yang memuat kemampuan

aplikasi tentu lebih sukar disbanding soal yang memuat kemampuan

pemahaman, dan seterusnya.

2) Karakteristik materi yang diujikan. Secara umum, karakteristik

materi pelajaran dapat dibedakan menjadi empat macam: fakta,

konsep, prinsip dan prosedur. Materi yang berupa prinsip lebih

rumit dibandingkan dengan materi yang berupa konsep. Materi yang

berupa konsep lebih rumit dibanding materi yang berupa fakta.

Dengan demikian, soal yang menanyakan materi yang berupa

prinsip lebih sukar dibandingkan soal yang menanyakan tentang

materi yang berupa konsep.

Page 5: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

121

3) Bentuk soal yang digunakan. Masing-masing soal memiliki

karakteristik dan tingkat kesukaran yang berbeda-beda. Soal uraian,

secara umum, lebih sulit dibandingkan dengan soal bentuk objektif.

Soal bentuk pilihan ganda dengan lima opsi lebih rumit

dibandingkan dengan soal pilihan ganda dengan tiga opsi. Soal

pilihan ganda model analisis hubungan antarhal lebih rumit

disbanding dengan soal pilihan ganda model pilihan biasa, dan

seterusnya.

b. Analisis soal setelah soal diujicobakan (analisis empiris)

Analisis ini dilakukan dengan cara melihat hasil jawaban siswa

(testee), kemudian dihitung dengan menggunakan rumus. Rumus yang

dipergunakan menganalisis tingkat kesukaran soal objektif adalah

ITK = B/N

ITK : indeks tingkat kesukaran butir soal

B : bayaknya siswa yang menjawab benar butir soal

N : banyaknya siswa yang mengikuti tes

Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes

(testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

ujian tersebut tertuang dalam tabel dibawah. Tentukan indeks

kesukaran butir soal nomor 1, 5, dan 10!

Page 6: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

122

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1

B 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1

C 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0

D 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0

E 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1

F 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1

G 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0

H 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0

I 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1

J 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

Jumlah 7 5 6 6 5 5 8 6 6 6

TESTEESkor untuk Butir Soal Nomor

Langkah-langkah analisisnya adalah sebagai berikut:

a) Menjumlahkan skor masing-masing butir soal yang dicapai oleh semua

testee

b) Menghitung indeks tingkat kesukaran butir soal dengan rumus

ITK = B/N

Soal no. 1 = 7/10 = 0,7

Soal no. 5 = 5/10 = 0,5

Soal no. 10= 6/(10 ) = 0,6

c) Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan. Cara memberikan

interpretasi adalah dengan mengkonsultasikan hasil perhitungan indeks

tingkat kesukaran tersebut dengan suatu patokan/kriteria sebagai

berikut:

Indeks Tingkat kesukaran Kategori

0,00 – 0,30

0,31 – 0,70

0,71 – 1,00

Soal tergolong sukar

Soal tergolong sedang

Soal tergolong mudah

Page 7: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

123

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa soal nomor 1 diatas

termasuk soal yang memiliki kategori mudah, soal nomor 5 sedang dan

nomor 10 juga sedang.7

c. Menghitung tingkat kesukaran soal (jenis soal pilihan ganda) dengan

aplikasi anates ver.4.0.9 Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Instal aplikasi anates ver.4.0.9

Untuk aplikasi ini ada yang spesialis soal pilihan ganda dan spesialis

soal uraian.

2) Kemudian buka anates analisis soal pilihan ganda, kenapa kita pilih

yang spesialis pilihan ganda, karena yang mau kita cari tingkat

kesuakaran soal jenis pilihan ganda.

3) Lanjut, pada tampilan utama anates pilihan ganda, pilih buat file

baru.

7Sukiman, pengembangan sistem evaluasi PAI, ( Yogyakarta: Insan Madani, 2012)

hal..214

Page 8: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

124

Setelah dipilih “buat file baru” akan muncul notifikasi jumlah soal,

jumlah testee, kemudian jumlah pilihan ganda. Tinggal disisi sesuai

kebutuhan atau sesuai ketentuan soal yang mau di analisis.

4) Kemudian akan muncul gampar sebagai berikut:

Silahkan masukkan kunci jawaban, nama testee, dan jawaban testee

pada kolom yang telah disediakan.

5) Setelah itu klik pilihan “kembali kemenu utama” ada di sebelah atas.

Kemudian akan tampil menu seperti waktu pertama kali membuka

aplikasi anates.

Page 9: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

125

6) Pilih tingkat kesukaran soal, maka akan muncul hasilnya. Untuk

hasil dari analisis soal pilihan ganda yang ini adalah sebagai berikut:

TINGKAT KESUKARAN

=================

Jumlah Subyek= 10

Butir Soal= 10

Nama berkas: BELUM_ADA_NAMA.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran

1 1 7 70.00 Sedang

2 2 5 50.00 Sedang

3 3 6 60.00 Sedang

4 4 6 60.00 Sedang

5 5 5 50.00 Sedang

6 6 5 50.00 Sedang

7 7 8 80.00 Mudah

8 8 6 60.00 Sedang

9 9 6 60.00 Sedang

10 10 6 60.00 Sedang

Page 10: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

126

Untuk anates pilihan ganda tidak hanya dipakai mencari

tingkat kesukaran soal saja, tapi ada banyak pilihan supaya lebih

jelas bisa dipraktekkan sendiri

d. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk uraian

dipergunakan rumus berikut ini.

a) Mean =

b) TK =

Contoh: misalnya tes hasil belajar (THB) bentuk uraian dalam

mata pelajaran Al-Qur’an Hadis yang diikuti oleh 5 orang siswa MAN

dengan jumlah butir soal sebanyak 5 butir. Skor hasil tes tertuang dalam

tabel dibawah. Tentukan indeks tingkat kesukaran butir soal nomor 2 !

Skor untuk butir nomor

Nama testee 1 2 3 4 5

A 8 5 9 3 5

B 3 9 4 8 6

C 9 10 8 5 3

D 4 5 3 7 8

E 8 8 5 9 4

∑X1=

32

∑X2=

37

∑X3=

29

∑X4=

32

∑X5=

24

Penyelesaian :

Mean= 37

5= 7,4

ITK=7,4

10= 0,74

Jumlah skor siswa pada suatu soal

Banyak siswa yang mengikuti tes

Mean

Skor Maksimum bagi Setiap Butir Soak

Page 11: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

127

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa soal nomor 2 diatas

termasuk soal yang memiliki kategori mudah.

e. Menganalisis dengan anates soal uraian adalah sebagai berikut :

1) Buka aplikasi anates uraian:

2) Pilih buat file baru, kemudian akan muncul pilihan jumlah testee

dan jumlah soal yang mau diujikan. Silahkan diisi.

3) Kemudian akan muncul isian, silahkan isi nilai ideal tiap butir soal,

isi nama testee, isi nilai yang diperoleh testee pada tiap butir soal.

Untuk soal yang kita bahas ini adalah jumlah testee 5 anak, jumlah

soal 5 butir, skor ideal tiap butir soal adalah 10.

Page 12: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

128

4) Setelah semua diisi klik kembali ke menu utama, penyekoran

otomatis, kemudian pilih tingkat kesukaran soal.

TINGKAT KESUKARAN

=================

Jumlah Subyek= 5

Butir Soal= 5

Nama berkas: BELUM_ADA_NAMA.AUR

No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran

1 1 65.00 Sedang

2 2 75.00 Mudah

3 3 55.00 Sedang

4 4 60.00 Sedang

5 5 55.00 Sedang

f. Tindak lanjut dari hasil analisis tingkat kesukaran butir soal ini adalah

sebagai berikut:

1) Mencatat butir soal yang sudah baik (memiliki TK=cukup) dalam

buku bank soal.

2) Bagi soal yang terlalu sukar ada dua kemungkinan, yaitu:

didrop/dibuang atau diteliti ulang dimana letak yang membuat soal

tersebut terlalu sukar, mungkin kalimatnya yang tidak baik atau

petunjuk mengerjakannya yang kurang jelas, dan sebagainya,

kemudian setelah diperbaiki dipakai kembali, atau disimpan untuk

kepentinganyang lain (seperti untuk tes seleksi).

Page 13: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

129

3) Untuk butir yang terlalu mudah juga ada tiga kemungkinan seperti

yang dijelaskan pada poin (b) diatas.8

2. Daya Pembeda

Analisis Daya Pembeda suatu soal tes adalah bagaimana

kemampuan soal itu untuk membedakan siswa-siswa yang termasuk

kelompok pandai (upper group) dengan siswa-siswa yang termasuk

kelompok kurang (lower group).9Daya pembeda soal dapat diketahuai

dengan melihat besar kecilnya angka indeks daya pembeda (IDP). Indeks

daya pembeda biasanya juga ditanyakan dalam bentuk proporsi. Semakin

tinggi indeks daya pembeda soal bearti semakin mampu soal yang

bersangkutan membedakan siswa yang pandai dengan yang kurang pandai.

Mengetahui daya pembeda item soal sangat penting sekali

mengingat salah satu dasar yang di pegang untuk menyusun butir-butir tes

itu haruslah mampu memberikan hasil tes yang mencerminkan adanya

perbedaan-perbedaan kemampuan yang terdapat di kalangan testee.10

Indeks daya pembeda berkisar -1,00 sampai dengan 1,00. Semakin

tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin baik soal itu. Jika daya

penbeda negatif (<0) berarti lebih banyak kelompok bawah (siswa yang

kurang mampu) yang menjawab benar soal itu dibanding dengan kelompok

atas (siswa yang mampu). Indeks daya pembeda soal tersebut dapat

digambarkan dalam sebuah garis kontinum sebagi berikut :

-1,00 = tingkat daya pembeda negatif

0,00 = daya pembeda rendah

8Sukiman, pengembangan sistem evaluasi PAI, ( Yogyakarta: Insan Madani, 2012)

hal.215 9 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Jakarta:

PT. Remaja Rosda Karya, 1984), hal. 120 10Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1995), hlm.386

Page 14: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

130

1,00= daya pembeda tinggi

Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab dengan benar oleh

siswa yang menguasai materi yang diteskandan tidak dapat dijawab secara

benar oleh orang yang tidak menguasai materi yang diteskan. Soal yang

tidak baik adalah soal yang ketika digunakan muncul tiga kemungkinan :

a. Siswa yang menguasai/ pandai dan yang tidak menguasai/ tidak pandai

sama-sama bisa menjawab dengan benar.

b. Siswa yang pandai dan yang tidak pandai sama-sama tidak menjawab

dengan benar.

c. Siswa yang pandai tidak dapat menjawab dengan benar, sebaliknya

siswa yang tidak pandai justru dapat menjawab dengan benar.

Untuk mengetahui indeks daya pembeda soal bentuk objektif adalah

dengan menggunakan rumus berikut ini :

DP : daya pembeda soal

BA : jumlah jawaban benar pada kelompok atas

BB : jumlah jawaban benar pada kelompok bawah

N : banyaknya siswa yang mengikuti tes

Contoh : suatu tes hail belajar (THB) dikuti oleh 10 siswa dengan menggunakan

butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil ter tersebut tertuang dalam tabel dibawah.

Analisis data pembeda soal nomor 4 dan 8 !

Siswa Skor Untuk Butir Soal Nomor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1

B 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1

C 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0

Page 15: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

131

D 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0

E 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1

F 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1

G 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0

H 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0

I 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1

J 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

Langkah-langkah analisisnya sebagai berikut :

1. Dibuat table, jumlahkan total yang dicapai oleh masing-masing siswa dan

skor total setiap butir soal dan sekaligus membagi siswa menjadi dua

kelompok atas dan kelompok bawah.

Siswa Skor untuk butir soal nomor Skor

siswa

Kelompok

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 A

B 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 6 B

C 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 5 B

D 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 A

E 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7 A

F 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 4 B

G 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 B

H 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 3 B

I 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 A

J 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 A

2. Membagi para siswa menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas

(kelompok siswa yang memperoleh skor tinggi) dan kelompok bawah

Page 16: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

132

(kelompok siswa yang memperoleh skor rendah) dan selanjutnya

membubuhkan kode pada siswa yang masuk kelompok aas dengan kode A

dan siswa kelompok bawah denagn kode B ( lihat pada tabel di atas) cara

pembagian kelompok ini ada dua cara:

a) Untuk jumlah kecil yakni jumlah siswa kurang dari seratus, caranya

adalah seluruh siswa dibagi mejadi dua bagian sama besar(50%) untuk

kelompok atas dan 50 untuk kelompok bawah. Untuk mementukan

siapa saja siswa yang masuk kelopmpok atas dan yang masuk kelompok

bawah,terlebih dahulu para siswa tersebut diurutkan dari yang

memperoleh skor tertinggi hingga terrendah. Bila jumlah siswa ganjil,

maka siswa yang menduduki urutan tengah-tengah dapat diikutkan

kelompok atas sekaligus kelompok bawah. Contoh pembagian dri data

pada tabel diatas adalah sebagi berikut :

Kelompok Atas Kelompok Bawah

8 6

8 6

7 5

7 4

7 3

b) Apabila jumlah siswa lebih dari seratus (jumlah besar), maka kelompok

atas cukup di ambil 27%nya mulai dari siswa yang memperoleh skor

tertinggi dan ambil kel0mpok bawah 27% juga dan diambil mulai dari

siswa yang memperoleh skor terendah.

c) Menghitung indeks daya pembeda butir soal dengan rumus diatas dalam

hal ini kita akan menganalisis nomor 4 dan 8.

1) Daya beda soal no 4:

DP: 2 (BA-BB)

N

Page 17: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

133

DP: 2 (3-4)

10

DP: 2 (-1)

10

DP: -2

10

DP: -0,2

2) Daya beda soal no 8:

DP: 2 (BA-BB)

N

DP: 2 (5-1)

10

DP: 2 (4)

10

DP: 8

10

DP: 0,8

d) Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan. Cara memberikan

interpretasi adalah dengan mengkontasikan hasil perhitungan indeks

tingkat daya pembeda tersebudengan suatu patokan/kreteria sebagi

berikut :

Indeks Daya Pembeda Klasifikasi Interprestasi

Page 18: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

134

Tanda negatif

<0,20

0,20-0,39

0,40-0,69

0,70-1,00

No Discrimination

Poor

Satisfactory

Good

excellent

Tidak Ada Daya Beda

Daya Beda Lemah

Daya Beda Cukup

Daya Beda Baik

Daya Beda Baik Sekali

Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa soal nomor 4 diatas yang

memiliki IDP sebesar -,0,20 ternasuk soal yang tidak memiliki daya

pembeda dan soal nomor 8 dengan IDP sebesar 0,80 berarti memilki daya

pembeda yang baik sekali.

Untuk mengtahui daya pembeda soal bentuk uraian adalah dengan

menggunakan rumu berikut ini.

IDP = 𝑚𝑒𝑎𝑛 kelompok atas (MA)−Mean kelompok bawah (BB)

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑜𝑎𝑙

Contoh: misalkan tes hasil belajar bentuk uraian dalam mata

pelajaran Al-Qur’an Hadis yang dikuti oleh 5 orang siswa MAN dengan

jumlah butir soal sebanyak 5 butir. Skor hasil tes seperti tentang dalam table

di bawah. Tentukan daya pembeda butir soal nomor 3.

Nama siswa Skor untuk butir nomor

1 2 3 4 5

A 8 5 9 3 6

B 3 9 4 8 3

C 9 10 8 5 8

D 4 5 3 7 4

E 8 8 5 9 3

Page 19: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

135

Langkah-langkah analisis sebagi berikut :

1. Membuat table perjitungan untuk menenukan kelompok atas dan kelompok

bawa. Untuk menentukan kelompok ini langsung melihat skor masing-

masing siswa pada butir soal yang dianalisis, jadi tidak perlu melihat skor

total yang di capai masing-masing siswa untuk setiap butir soal.

Nama

siswa

Skor untuk butir nomor kelompok

1 2 3 4 5

A 8 5 9 3 6 A

B 3 9 4 8 3 B

C 9 10 8 5 8 A

D 4 5 3 7 4 B

E 8 8 5 9 3 A dan B

2. Menghitung indeks daya pembeda dengan terlebih dahulu menghitung

mean kelompok atas dan mean kelompok bawah.

MA = 9+8+5

3 = 7,33

MB = 5+4+3

3 = 4

IDP = 7,33−4

10 = 0,33

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa soal nomor 3 diatas

dengan IDP sebesar 0.33 termasuk soal yang memiliki daya pembeda

cukup.11

A. Fungsi Distraktor

Analisis fungsi distraktor dilakukan khusus untuk soal bentuk model

pilihan ganda (multiple choice item). Soal model pilihan ganda, dilengkapi

11Sukiman, pengembangan sistem evaluasi PAI, ( Yogyakarta: Insan Madani, 2012)

hal.221

Page 20: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

136

dengan alternatif jawaban yang disebut dengan option (opsi). Opsi biasanya

berkisar antara 3 sam api 5, dari 3, 4, dan 5 ada jawaban yang benar dan yang

disebut dengan kunci jawaban sedangkan sisanya jawaban yang salah. Jawaban

yang salah disebut dengan distraktor (pengecoh).12

Menganalisis fungsi distraktor sering dikenal dengan istilah lain, yaitu:

menganalisis pola penyebaran jawaban item. Adapun yang dimaksud pola

penyebaran item ialah suatu pola yang dapat menggambarkan bagaimana testee

menentukan pilihan jawabnya terhadap kemungkinan-kemungkinan jawab yang

telah dipasangkan pada setiap butir item.

Suatu kemungkinan dapat terjadi, yaitu bahwa dari keseluruhan

alternatif yang dipasang pada butir item tertentu, samasekali tidak dipilih oleh

testee. Dengan kata lain, testee menyatakan “blangko”. Pernyataan blangko ini

sering dikenal dengan istilah Oniet dfan biasa diberi lambang dengan huruf

O.13

Pola jawaban soal dapat ditentukan apakah pengecoh berfungsi sebagai

pengecoh dengan baik atau tidak. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali oleh

siswa berarti pengecoh itu jelek. Sebaliknya sebuah distraktor dapat dikatakan

berfungsi dengan baik apabila distraktor tersebut mempunyai daya tarik yang

besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang memahami konsep atau kurang

menguasai bahan. Dengan melihat pola jawaban soal, dapat diketahui :

1. Taraf kesukaran soal

2. Taraf pembeda soal

3. Baik tidaknya distraktor.

Suatu distraktor dapat diperlakukan dengan 3 cara yaitu :

1. Diterima karena sudah baik

12Sukiman, pengembangan sistem evaluasi PAI, ( Yogyakarta: Insan Madani, 2012)

hal.222 13 Prof. Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, …………, hal. 409-

411.

Page 21: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

137

2. Ditolak karena tidak baik

3. Ditulis kembali karena kurang baik.

Kekurangannya mungkin hanya terletak pada rumusan kalimatnya

sehingga hanya perlu ditulis kembali, dengan perubahan seperlunya. Menulis

soal adalah suatu kesukaran yang sulit, sehingga apabila masih dapat distraktor

dapat dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5 % pengikut

tes.14

14 Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2. hal 234

Page 22: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

138

Contoh perhitungan 60 siswa, jumlah soal 40, soal no 3:

1. Analisis distraktor yang baik, pola diketahui sebagai berikut;

Pilihan Jawaban A B C* D Omit Jumlah

Kelompok Atas 5 7 15 3 0 30

Kelompok Bawah 8 8 6 5 3 30

Jumlah 13 15 21 8 3 60

C* adalah kunci jawaban.

Dari pola jawaban soal ini dapat dicari :

Rumus:

P :𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑠 ( 𝐴𝑇+𝐾𝐵)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100

1. Distraktor A = 13/60 x 100% = 21,67%

2. Distraktor B = 15/60 x 100% = 25%

3. Distraktor C = 21/60 x 100% = 35%

4. Distrakor D = 8/60 x 100% = 13,33

5. Omit = 3/60x100% = 5%

a. Distraktor : semua distraktornya sudah berfungsi dengan baik

karena sudah dipilih oleh lebih dari 5% pengikut tes.

b. Dilihat dari segi omit adalah baik. Sebuah item dikatakan baik jika

omitnya tidak lebih dari 10% pengikut tes.

( 5% dari pengikut tes = 5% x 60 orang = 3 orang).

2. Analisis distraktor yang kurang baik, polanya sebagai berikut:

Kelompok/ pilihan A* B C D Omit Jumlah

Kelompok Atas 2 1 9 2 1 15

Page 23: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

139

Kelompok Bawah 1 4 5 4 1 15

Jawaban 3 5 14 6 2 30

A*) adalah kunci jawaban. Jumlah testee 30 anak.

a. Memilih a: Ada 3 orang , 2 orang kelompok atas (AT) dan 1 orang

kelompok bawah (KB). 3/30x100% = 10%

b. Memilih b: Ada 5 orang, 1 orang dari kelompok atas (AT) dan 4

orang dari kelompok bawah (KB). 5/30x100%= 16,67%

c. Memilih c: Ada 14 orang, 9 orang kelompok atas (AT) dan 5 orang

kelompok bawah (KB). 14/30x100%= 46,67

d. Memilih d ada 6 orang, 2 kelompok atas (AT) dan 4 orang

kelompok bawah (KB).6/30x100%= 20%

e. Yang memilih omit ada 2 orang, masing- masing 1 orang kelompok

atas dan kelompok bawah.15

Jika guru menjumpai hasil pemaparan pola jawaban seperti ini, dapat

mengambil kesimpulan bahwa ada dua kemungkinan penyebab:

a. Butir soal yang dibuat tidak baik, karena dapat menyesatkan hampir

separuh siswa memilih jawaban c. Pilihan c mempunyai daya tarik yang

besar, seolah- olah pilihan itu yang benar, mungkin rumusan kalimatnya,

atau mungkin isi soalnya menunjukkan itu benar.

b. Yang menarik bukan butir soalnya, tetapi materi yang dikuasi siswa

memang seperti pilihan c. Kalau guru memang maksud yang dikehendaki

ada dipilihan a, maka ketika guru mengajar, yang diterima siswa seperti

pilihan c. Jika seperti yang terjadi, guru harus mengulang mengajar agar

penguasaan materi yang dimiliki oleh siswa adalah seperti yang tertera

dalam option.16

15Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2. hal 236 16Ibid, hal.237.

Page 24: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

140

B. Kesimpulan

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu

soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk

indeks. Fungsi tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan tujuan

tes. Misalnya untuk keperluan ujian semester dipergunakan butir soal yang

memiliki tingkat kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi dipergunakan butir

soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi/sukar, dan untuk keperluan

diagnosis biasanya dipergunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran

rendah/mudah.

Langkah-langkah analisisnya adalah sebagai berikut:

1. Menjumlahkan skor masing-masing butir soal yang dicapai oleh semua

testee.

2. Menghitung indeks tingkat kesukaran butir soal dengan rumus.

3. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan. Cara memberikan

interpretasi adalah dengan mengkonsultasikan hasil perhitungan indeks

tingkat kesukaran tersebut dengan suatu patokan/criteria.

Analisis fungsi distraktor dilakukan khusus untuk soal bentuk model

pilihan ganda (multiple choice item). Soal model pilihan ganda, dilengkapi

dengan alternatif jawaban yang disebut dengan option (opsi). Opsi biasanya

berkisar antara 3 sam api 5, dari 3, 4, dan 5 ada jawaban yang benar dan yang

disebut dengan kunci jawaban sedangkan sisanya jawaban yang salah. Jawaban

yang salah disebut dengan distraktor (pengecoh).

Sesuatu distraktor dapat diperlakukan dengan 3 cara yaitu :

1. Diterima karena sudah baik

2. Ditolak karena tidak baik

3. Ditulis kembali karena kurang baik.

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang mampu (menguasai materi yang ditanyakan) dan siswa yang

Page 25: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

141

kurang mampu (belum menguasai materi ayng ditanyakan). Daya pembeda soal

dapat diketahuai dengan melihat besar kecilnya angka indeks daya pembeda

(IDP). Indeks daya pembeda biasanya juga ditanyakan dalam bentuk proporsi.

Semakin tinggi indeks daya pembeda soal bearti semakin mampu soal yang

bersangkutan membedakan siswa yang pandai dengan yang kurang pandai.

Indeks daya pembeda berkisar -1,00 sampai dengan 1,00.

Indeks daya pembeda soal tersebut dapat digambarkan dalam sebuah

garis kontinum sebagi berikut :

-1,00 = tingkat daya pembeda negatif

0,00 = daya pembeda rendah

1,00= daya pembeda tinggi.

Page 26: ASSESMENT TES PADA HASIL BELAJAR Agus Sriyanto ...Contoh: misalnya suatu ujian diikuti oleh 10 orang peserta tes (testee) dengan menggunakan butir soal sebanyak 10 butir. Skor hasil

142

Daftar Pustaka

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1996)

Wayan nurkancana, evaluasi hasil belajar, (Surabaya: usana offset printing, 1990)

Sukiman, pengembangan sistem evaluasi PAI, ( Yogyakarta: Insan Madani, 2012)

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: PT. Remaja

Rosda Karya, 1984)