4
Assesment pada Asperger Syndrome Pada assessment Asperger Syndrome dibutuhkan berbagai unsur elemen berupa informasi tentang Psikologis dan Perilaku pasien, yaitu (Aspy and Grossman, 2013): Riwayat perkembangan (riwayat kelahiran, riwayat keluarga, milestone pertumbuhan, kejadian hidup yang signifikan/penting). Riwayat kesehatan terkait fungsi adaptif (sosialisasi, komunikasi, fungsi motoris, kemampuan hidup sehari-hari, kemampuan hidup dalam komunitas). Faktor psikososial (keadaan kelainan psikologis, kemampuan social, dan regulasi emosi). Kognitif dan akademik (fungsi intelektual, pencapaian akademik, komunikasi dan bahasa, artikulasi, kemampuan berbahasa secara ekspresif, fluensi dalam berbahasa secara pragmatic, kemampuan untuk menangkap bahasa). Sensori dan motorik (proses sensori seperti visual, taktil dan auditori, kemampuan motorik seperti tonus otot,gerakan kasar maupun halus, tulisan tangan). Wawancara (Interview) Wawancara memberikan gambaran yang mendalam dan kaya akan informasi tentang seseorang dengan cara yang tidak bisa didapatkan dari evaluasi lainnya. Riwayat perkembangan yang lengkap, riwayat kesehatan, fungsi social dan komunikasi merupakan topic yang mudah digali. Wawancara membantu mengidintefikasi kelebihan serta kebutuhan pasien serta untuk

Assesment Pada Asperger Syndrome

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

Assesment pada Asperger SyndromePada assessment Asperger Syndrome dibutuhkan berbagai unsur elemen berupa informasi tentang Psikologis dan Perilaku pasien, yaitu (Aspy and Grossman, 2013): Riwayat perkembangan (riwayat kelahiran, riwayat keluarga, milestone pertumbuhan, kejadian hidup yang signifikan/penting). Riwayat kesehatan terkait fungsi adaptif (sosialisasi, komunikasi, fungsi motoris, kemampuan hidup sehari-hari, kemampuan hidup dalam komunitas). Faktor psikososial (keadaan kelainan psikologis, kemampuan social, dan regulasi emosi). Kognitif dan akademik (fungsi intelektual, pencapaian akademik, komunikasi dan bahasa, artikulasi, kemampuan berbahasa secara ekspresif, fluensi dalam berbahasa secara pragmatic, kemampuan untuk menangkap bahasa). Sensori dan motorik (proses sensori seperti visual, taktil dan auditori, kemampuan motorik seperti tonus otot,gerakan kasar maupun halus, tulisan tangan).Wawancara (Interview)Wawancara memberikan gambaran yang mendalam dan kaya akan informasi tentang seseorang dengan cara yang tidak bisa didapatkan dari evaluasi lainnya. Riwayat perkembangan yang lengkap, riwayat kesehatan, fungsi social dan komunikasi merupakan topic yang mudah digali. Wawancara membantu mengidintefikasi kelebihan serta kebutuhan pasien serta untuk memastikan jenis rekomendasi yang dibutuhkan dalam laporan. Tim evaluasi dapat mewawancarai orang tua, guru, praktisi lainnya, dan pasien. Ketika mengevaluasi orang dewasa yang memiliki ASD, bukan tidak mungkin untuk meminta informasi dari orang tuanya. Saudara dan teman juga dapat menjadi alternative untuk mengetahui riwayat pasien. Wawancara Orang tua/Wali: wawancara pada orang tua /wali penting dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkait latar belakang riwayat kesehatan pasien. Informasi mengenai riwayat pasien membantu para klinis untuk membedakan suatu kelainan dengan kelainan lainnya. Seperti contohnya pada AS tidak jarang didiagnosis kemudian hari, namun gejala utama dapat terlihat pada usia lebih muda. Jika pasien mengalami gejala seperti, isolasi social yang muncul ketika usia 17 tahun yang diikuti dengan kematian saudara, klinisi dapat menyingkitkan ASD karena pola yang tidak konsisten.

Wawancara diagnostik kepada pasien: wawancara dengan pasien merupakan suatu komponen penting dari evaluasi AS. Dalam banyak hal, wawancara merupakan observasi yang khusus yang mampu memberikan tim evaluasi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan pasien. Observasi Berbeda dengan gangguan yang dapat diidentifikasi dengan tes medis, ASD adalah diagnosis klinis artinya harus ditentukan melalui pengamatan oleh para profesional berpengetahuan dan berpengalaman. Observasi pada pasien dimulai bahkan sebelum sesi dimulai, ketika pasien masuk kedalam ruangan, dapat dinilai (Aspy and Grossman, 2013): Menampilkan pola berulang ketika berbicara- secara kaku mengulangi ucapan salam secara panjang kepada masing-masing. Menampilkan ketertarikan atau keasyikan pada dirinya sendiri- segera bertanya - "Apakah kamu punya kucing?" "Jam berapa truk sampah datang ke rumahmu?" atau "Berapa harga jam itu?" Membuat respon yang tidak biasa dalam memuji - menanggapi pujianContoh-contoh spesifik dari perilaku dan karakteristik AS yang dapat diamati selama sesi evaluasi itu sendiri adalah sebagai berikut (Aspy and Grossman, 2013): Pasien menjadi kurang responsif mengikuti suara keras - memberikan jawaban yang lebih rinci pada pertanyaan yang ditanyakan dengan suara tenang daripada suara yang lebih keras Memeragakan penafsiran literal dari kata - menanggapi pertanyaan "Bagaimana ayahmu terlihat ketika dia marah? "dengan "Sedikit lebih tinggi dari ibu saya " Menampilkan gerakan berulang - sebentar-sebentar membuat gerakan meringis

SumberAspy A, Grossman BG. 2013. Assessment and Diagnosis of Asperger Syndrome. Springer Science. Avaible at: http://www.springer.com/cda/content/document/cda_downloaddocument/9781461470151-c1.pdf?SGWID=0-0-45-1445519-p175101952 Accessed on: [23 April 2015]