Aspek Teknis Produksi Budidaya Polikultur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manajemen Agribisnis

Citation preview

Tanggal: Kamis, 12 Nov 2015Dosen:Uding Sastrawan, SPKelas : MAB D-1Praktikum ke-8

LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN BISNISMenganalisis Aspek Teknis Produksi (Usaha Budidaya Polikultur Rumput Laut Ikan Bandeng) Muara Gembong Bekasi

Disusun Oleh :

Rice Alfani(J3J113085)

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNISPROGRAM DIPLOMAINSTITUT PERTANIAN BOGOR2015

ASPEK TEKNIS PRODUKSIPolikultur merupakan metode budidaya yang digunakan untuk memelihara banyak produk dalam satu lahan. Dengan sistem ini, akan diperoleh manfaat tinggi untuk produktivitas lahan. Metode ini tidak sekadar memanfaatkan bahan alami dan siklus produktivitas tetapi juga memperhitungkan karakteristik produk sehingga ketersediaan bahan alami akan terus mencukupi kebutuhan produk yang dipelihara.Simbiosis dalam metode polikultur di Muara Gembong dilakukan antara rumput laut dan bandeng. Pada 1 ha tambak idealnya digunakan rasio adalah 1,5 ton bibit rumput laut : 1.500 ekor gelondongan ikan bandeng (15-20 g/ekor) .Jenis rumput laut yang dibudidayakan di Muara Gembong, Bekasi adalah rumput laut jenis Gracilaria sp. Gracilaria sp termasuk jenis rumput laut yang bersifat Euryhalin. Sifat tersebut memungkinkan Gracilaria sp hidup pada perairan bersalinitas 15-30 ppt yaitu cocok untuk dibudidayakan di tambak.Jenis rumput laut ini mempunyai toleransi yang cukup besar terhadap lingkungan hidupnya termasuk salinitas dan kekeruhan. Namun, Gracilaria sp tidak tahan terhadap ombak yang kuat dan kedalaman surut hendaknya berjarak 30-50 cm dari permukaan air. Oleh karena itu biasanya Gracilaria hidup di perairan yang relatif tenang. Dengan sifat hidupnya tersebut sangat memungkinkan Gracilaria sp untuk dibudidayakan di tambak-tambak dekat pantai.1. Lokasi UsahaPemilihan lokasi merupakan langkah pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan usaha budidaya rumput laut. Pada tahap ini, diperlukan pertimbangan-pertimbangan dalam pengelolaan air tambak. Pengelolaan air tambak diutamakan dengan menggunakan sistem gravitasi atau pasang surut air laut, dengan syarat:a. Suhu air 20 28 o C.b. Salinitas 15 32 ppt.c. pH 6,8 8,2.d. Oksigen terlarut 3 8 ppm.e. Dasar lahan tambak pasir berlumpur sampai dengan lumpur berpasir.f. Sumber air cukup.g. Resirkulasi / pergantian air dalam petak tambak mudah dilakukan h. Perbedaan pasang surut yang cukup (1,5 2,5 m).i. Suhu air 20 28 oC dan iklim tropis (sangat tergantung wilayah/lokasi).j. Kedalaman air dalam tambak dapat mencapai 50 80 cm.k. Aksesibilitas tersedia bibit, bahan konstruksi, sarana & prasarana, transportasi, kontrol/pengawasan/aman, pemasaran hasil produksi. l. Kejernihan tidak terlalu keruh dan menerima sinar matahari.

2. Konstruksi Tambak Tambak berbentuk segi empat dengan luasan per hektarnya sekitar 0,5 s.d. 2 ha. Pematang utama dengan lebar atas 2 - 2,5 m, tinggi 2 m dengan kemiringan 1:1. Pematang utama harus dibuat benar-benar kuat untuk menahan air serta melindungi tambak dari bahaya banjir, erosi dan air pasang (rob). Dasar pematang harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan termasuk akar-akarnya agar tidak mudah bocor. Tambak yang terdiri dari beberapa petak biasanya diantarai dengan pematang antara petakan yang relatif lebih kecil yakni lebar atas 2 m dan tinggi 1,5 meter dengan perbandingan kemiringan juga 1:1. Pematang dapat dipakai sebagai lahan untuk menjemur rumput laut. 3. Pelataran TambakPada prinsipnya pelataran tambak hampir sama untuk semua komoditas budidaya, namun dapat berbeda dengan tingkat teknologi yang diterapkan. Jika untuk polykultur rumput laut dengan ikan bandeng, maka dalam pelataran tambak tidak perlu dibuat caren keliling. 4. Pintu Air TambakPintu air berfungsi dalam pengaturan distribusi air masuk dan keluar petakan tambak. Pintu air merupakan pintu utama dan pintu petakan. Pintu utama dapat dibuat dari beton atau kayu yang relatif kuat yang berfungsi menghubungkan saluran utama dengan areal pertambakan. Untuk satu unit pertambakan seluas 10 ha, lebar pintu air utama sebaiknya minimal 1,5 m, sedangkan tinggi dan panjangnya disesuaikan dengan ukuran pematang utama tambak. Untuk memudahkan pengaturan keluar masuknya air maka pintu utama dilengkapi dengan papan penutup yang dapat diatur sesuai ketinggian yang diinginkan.Selain itu pintu utama dilengkapi dengan saringan untuk menghindari masuknya predator dan hewan pengganggu lainnya ke dalam tambak melalui pemasukan air.

5. Aliran Air TambakTata letak pintu air tambak untuk budidaya rumput laut harus diperhitungkan agar sirkulasi berlangsung dengan lancar dan dalam waktu bersamaan ke dalam setiap petak tambak ketika terjadi air pasang. Oleh karena itu, tidak disarankan pembuatan pintu air dengan tata letak yang seri antar petak, melainkan dengan system paralel.

6. Saluran AirSaluran utama yang terletak dipinggir petakan-petakan tambak dengan ukuran lebar 5-7 m dengan panjang sesuai dengan kondisi areal budidaya, saluran dalam petakan.

7. Persiapan Tambak Petak tambak dikeringkan, tanah dasar tambak di jemur sampai kering Membersihkan/memperbaiki saluran air dari kotoran, gulma, dan pendangkalan (kelancaran resirkulasi). Pemberatasan hama ikan dengan saponin 50-100 kg/ha. Pemberatasan sangat tergantung dengan volume air dan tingkat salinitas. Pemberatasan juga dapat menggunakan jenis pengendali hama lainnya (legal) sesuai dengan dosis dan frekwensi yg dianjurkan. Mengisi air sampai kedalaman 10-20 cm kemudian bilas dengan membuang air rendaman dan keringkan 1-2 hari. Tambak kemudian diisi air kembali dengan kedalaman 10 cm. Pemupukan N dan P dengan perbandingan 1:1 dengan takaran 50-75 kg/ha.

8. Fasilitas Produksi dan PeralatanMetode budidaya polikultur memanfaatkan lahan untuk lebih dari 1 produk. Dengan demikian, fasilitas dan peralatan yang digunakan untuk pembudidayaan rumput laut polikultur bandeng ini dapat pula digunakan untuk produk rumput laut maupun Bandeng. Dibawah ini adalah peralatan yang dibutuhkan yaitu:a. Pasak kayub. Para-para penjemuran rumput lautc. Tali rafiad. Karunge. Perahuf. Alat press kayug. Mesin press.9. Bahan BakuBibit rumput laut yang digunakan adalah jenis Gracilaria sp yang dapat diperoleh dari alam. Pengadaan Gracilaria sp dari alam relatif mudah. Selain itu, daya adaptasi lingkungannya lebih tinggi. Namun, keseragaman jenisnya tidak benar-benar terjamin. Terkadang, Gracilaria hidup bersama dengan jenis rumput laut lainnya. Oleh sebab itu, diperlukan pemilihan jenis yang tentu saja membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga.Pengadaan bibit Gracilaria sp dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara vegetatif dan generatif. Pengadaan secara vegetatif dilakukan dengan memotong tumbuhan muda atau bagian pucuk. Bagian muda ini dipilih karena sel-sel dan jaringan mudanya masih dapat melakukan pertumbuhan secara optimal. Pengadaan secara generatif dilakukan dengan menempatkan tumbuhan dewasa serta substrat seperti kerang, genting, kayu, atau pralon kedalam suatu tempat. Spora yang keluar dari tumbuhan akan menempel dan tumbuh pada substrat. Setelah berbentuk tumbuhan kecil, substrat itu dapat dipindahkan ke lahan tambak.Bahan baku Bandeng yang digunakan adalah jenis glondongan Bandeng yang sudah berumur 2 minggu. Glondongan tersebut dibeli dari penjual glondongan Bandeng. Berdasarkan usaha budidaya rumput laut polikultur bandeng ini, diketahui tingkat kematian pada tahap pembesaran adalah 30%.10. Tenaga KerjaTenaga kerja budidaya rumput laut polikultur bandeng dikelompokkan kedalam 3 kegiatan, yaitu kegiatan persiapan, kegiatan pemeliharaan, dan kegiatan pemanenan. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan bervariasi pada masing-masing tingkat sesuai kebutuhan.Dalam proses persiapan, biasanya dibutuhkan sekitar 5 orang yang dipekerjakan untuk mempersiapkan lahan. Tenaga perawatan dan pemeliharaan yang dipekerjakan lebih sedikit karena tugas mereka tidak terlalu berat, yakni mengawasi lahan budidaya. Pada masa panen-lah, tenaga kerja yang dibutuhkan meningkat. Minimal 10 orang tenaga kerja dibutuhkan untuk kegiatan pemanenan.Dalam kesehariannya, seluruh warga bisa turun ke lahan panen untuk membantu kegiatan panen.Tenaga kerja yang dibutuhkan sebenarnya tidak terlalu membutuhkan keahlian khusus. Tenaga kerja utama yang dibutuhkan paling tidak memiliki fisik yang kuat untuk melakukan pekerjaan. Masyarakat sekitar mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dapat berkontribusi menjadi pekerja jika mereka mau dan mampu. Jam kerja yang ada tidak terbatas hingga seluruh kegiatan selesai.Kompensasi yang diberikan untuk upah memasang tali pada masa persiapan sekitar Rp 30.000,- per orang selama 7 hari kerja. Tenaga kerja yang melakukan perawatan dan pemeliharaan diberikan bayaran sekitar 1/3 hasil panen atau sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan. Untuk kegiatan panen, rata-rata pekerja dapat membawa uang Rp 700,- hingga Rp 1.000,- per kilogram sebagai balas jasanya.Selain tenaga kerja langsung yang turun dalam kegiatan lapangan, akan dimiliki tenaga kerja administratif yang mengurusi kegiatan manajemen pembudidayaan rumput laut. Tenaga kerja tidak langsung berjumlah sekitar 5 sampai dengan 10 orang. Keahlian yang dibutuhkan untuk pekerja jenis ini adalah mau dan mampu memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada para pembudidaya. 11. TeknologiProses budidaya rumput laut polikultur bandeng secara umum masih dilakukan secara tradisional. Peralatan yang digunakan salah satunya adalah mesin pres untuk mengurangi air yang terkandung dalam rumput laut.Proses penjemuran rumput laut pun dilakukan secara manual, yaitu dengan panas matahari. Hal ini menjadi berisiko jika musim hujan datang karena intensitas panas tidak dapat membuat rumput laut kering secara optimal.Untuk produksi bandeng, teknologi yang digunakan juga tergolong tradisional. Penyebaran bibit dilakukan secara manual dengan cara penebaran kedalam tambak. Perawatan dan pemeliharaan juga tidak membutuhkan alat-alat berteknologi canggih. Untuk proses pemanenan bandeng, pembudidaya hanya menggunakan jaring untuk mengumpulkan ikan yang terkumpul.12. Proses Produksi Budidaya PolikulturProses budidaya rumput laut adalah sebagai berikut:1. Penyiapan lahanPada tahap ini, dilakukan jenis pekerjaan yang meliputi:a. Membersihkan hamparan dari tumbuhan/benda yang mengganggu, seperti gulma laut, bekas pasak, dan plastik.b. Memasang pasak kayu pada dasar lahan. Jarak antar pasak berkisar masing-masing 20 cm.c. Mengikat bibit rumput laut pada tali iris dengan jarak ikatan masing- masing 20 cm. Masing-masing ikatan berisi bibit rumput laut kurang lebih sebanyak 1 ons.d. Mengikatkan tali iris yang berisi ikatan bibit rumput laut pada pasak kayu yang sudah ditancapkan.2. Pemeliharaan lahanProses pemeliharaan dilakukan setiap hari selama 45 hingga 60 hari sejak tali iris yang berisi ikatan rumput laut diikatkan pada pasak kayu. Pada tahap ini, pekerjaan meliputi:a. Mengawasi kondisi lahanb. Memasang kembali pasak yang rusak dan lepas. c. Mengganti bibit rumput laut yang rusak.d. Membersihkan rumput laut dari kotoran.e. Menyingkirkan hama-hama seperti kelakap dan lumut.3. Penebaran BibitPenanaman bibit rumput laut di tambak dilakukan dengan menggunakan metode tebar (broadcast method), dimana bibit ditebar diseluruh bagian tambak. Keuntungan metode ini adalah biaya lebih murah dan penanaman serta pengelolaannya mudah. Waktu penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari, untuk menghindarkan rumput laut dari sinar matahari.Metode tebar dengan cara menebar bibit rumput laut secara merata langsung ke dasar pelataran tambak. Jumlah bibit yang ditebar sebanyak 1.5 ton/ha tambak. Waktu penebaran bibit rumput yaitu pagi hari. Ketinggian air dipertahankan 30 cm pada 4 minggu pertama. Sedangkan ketinggian air dipertahankan 50 cm pada minggu ke 5 sampai panen. 4. Pembesaran dan Perawatana. Pada metode tebar dasar, pada 4 minggu pertama ketinggian air dipertahankan 30 cm; dan 50 cm pada minggu ke 5 sampai panen.b. Melakukan pembersihan kotoran dan membalik rumput laut , mengganti air 75% (sekali dalam 1 minggu) dan lebih sering pada musim kemarau, mengontrol dan membersihkan tanaman pengganggu (lumut & kotoran lain yang pada rumput laut). c. Menjaga kedalaman air minimal 60 cm untuk metode tebar lepas dasar. Jika pertumbuhan rumput laut lambat/kerdil krn tambak kurang subur, maka dilakukan pemupukan susulan (20 % dari dosis pupuk awal). Setelah umur penanaman 2-5 minggu dilakukan pengamatan dan penyebaran bibit yang bergerombol ke tempat yang kosong. Pertumbuhan dipantau secara periodik yaitu > 3%/hari. 5. Pemanenan dan PengeringanProses pemanenan dapat dilakukan secara langsung untuk tujuan produksi dan tujuan pembibitan. Pemanenan dilakukan paling cepat 45 hari setelah rumput laut disemaikan. Pemanenan dilakukan dengan cara melepas tali iris dari ikatan pasak kayu, kemudian membawanya dengan media pengangkut. Setelah itu, rumput laut dilepas dari tali iris dengan cara memotong tali rafia pengikat rumput laut. Saat dipanen, rumput laut akan dibersihkan di dalam tambak. Saat itulah ujung dari tangkai rumput laut selalu patah dan jatuh ke dasar kolam. Tangkai itu kemudian tumbuh, berkembang secara baik, dan dapat dipanen kembali, dan seterusnya. Selanjutnya rumput laut dijemur 2-3 hari dan dijual dalam bentuk kering.Untuk pengeringan rumput laut, dilakukan dengan cara menjemur selama 2 hingga 3 hari. Usaha pembudidayaan rumput laut merupakan usaha musiman yang berlangsung 6 bulan dalam satu tahun, yaitu dimusim kemarau. Pada musim hujan tidak dilakukan budidaya karena intensitas sinar matahari berkurang dan salinitas air menurun sehingga menyebabkan produktivitas rumput laut rendah.

Untuk proses budidaya Bandeng, lahan yang digunakan menumpang pada lahan yang sudah ditanami oleh rumput laut. Pada dasarnya, proses produksi Bandeng akan melalui 3 tahap sebagai berikut:1. Penebaran glondonganBibit glondongan bandeng dapat diperoleh dengan cara membeli dari penjual glondongan. Penebaran dilakukan sekitar 15-30 hari setelah klekap muncul dalam tambak. Untuk penebaran pertama, setiap hektar tambak diperlukan bibit rumput laut berkisar 1 ton sampai 1,5 ton. Untuk jenis bandeng yang dibudidayakan di Muara Gembong adalah dari bibit Nener Sogoh. Bibit bandeng ini akan ditebar kedalam lahan setelah klekap yang menjadi pakan alami bandeng tumbuh dalam lahan yang sudah didiami rumput laut dengan kepadatan 1.500 ekor per hektar.2. PemeliharaanDalam tahap pemeliharaan, setiap hari glondongan bandeng akan diberikan pakan roti. Setiap minggu akan dilakukan pengecekan untuk memisahkan glondongan bandeng yang mati dari wilayah tambak.3. PemanenanPanen dapat dilakukan setelah masa pembesaran selama 90 hari. Setelah panen, Bandeng akan dicuci untuk mengeluarkan kotoran dari insang dan mulut. Setelah dicuci, bandeng kemudian siap dikirim ke tempat pelelangan ikan untuk dijual.Dari metode polikultur, akan memanen rumput laut dan ikan bandeng dari tambak. Jika memperhitungkan produksi optimum, hasil panen 2 produk tersebut berbeda, yaitu rumput laut sekitar 3 bulan dan bandeng sekitar 5 bulan. Periode proses budidaya rumput laut dimulai saat penyemaian bibit rumput laut sampai dengan waktu panen berkisar antara 45 hingga 60 hari (1 siklus panen). Apabila musim kemarau berlangsung 6 bulan, maka dalam satu kali musim bisa memanen rumput laut sebanyak 4 kali. Masa budidaya biasanya berlangsung disaat musim kemarau yaitu bulan Maret hingga September. Hampir semua panen rumput laut diperdagangkan dalam bentuk rumput laut kering dengan kadar air 35%. 13. Produksi OptimumDalam usaha pembudidayaan rumput laut polikultur bandeng ini, produksi optimum rumput laut per tahun diketahui mencapai 20.000 kg per tahun, sedangkan untuk Bandeng produksi mencapai 2.000 kg per tahun.Dalam satu kali penggunaan, bibit Gracilaria dapat digunakan hingga 5 tahun. Hal ini berarti pengadaan bibit pada musim tanam kedua hingga akhir usaha kelima diperoleh dari hasil panen. Sementara bibit bandeng diadakan setiap kali musim penebaran.14. Kendala ProduksiKendala yang umum terjadi dalam proses budidaya rumput laut adalah hama yang menjangkiti rumput laut. Hama ini meliputi euphyphit (jamur), ikan pemakan rumput laut, dan penyakit ais oleh jamur.Kendala lain adalah minimnya mesin-mesin yang dapat membantu kelancaran proses budidaya rumput laut. Dengan ketiadaaan mesin-mesin seperti mesin pres, maka proses pengeringan air dilakukan dengan alat pres kayu secara manual. Sulitnya aksesibilitas ke sumber pembiayaan Koperasi dan Bank juga menjadi kendala bagi kebanyakan pembudidaya rumput laut.Untuk produksi bandeng, pembudidaya harus mewaspadai kehadiran hama yang dapat merusak produksi Bandeng seperti kadal, kepiting, siput, dan penyakit yang disebabkan oleh virus. Predator tersebut dapat masuk kedalam tambak melalui saluran air pada dinding tambak. Untuk itu perlu dilakukan penyaringan air pada saat memasukkan air kedalam tambak.