114
ASPEK LABORATORIUM DALAM GANGGUAN SISTEM GASTROHEPATOENTEROLOGI Dr. Agustyas Tjiptaningrum, SpPK

Aspek Laboratorium Dalam Gangguan Sistem Gastrohepatoenterologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ugugigugikujhjk

Citation preview

  • ASPEK LABORATORIUM DALAM GANGGUAN SISTEM GASTROHEPATOENTEROLOGI Dr. Agustyas Tjiptaningrum, SpPK

  • STRUKTUR DAN FUNGSI HATI

    Merupakan organ terbesar tubuh dengan berat 1 hingga 1.5 kg dan mewakili 1.5 to 2.5% dari massa tubuh Letak di kuadran kanan atas abdomen dibawah arkus

    kosta kanan dan diafragma, melebar ke kuadran kiri atas Hati difiksasi pada tempatnya oleh ligamentum yang

    melekat pada diafragma, peritoneum, pembuluh darah besar, dan organ gastrointestinal bagian atas Perdarahan terdiri dari: 20% berasal dari arteri hepatika kaya oksigen 80% vena porta (intestinal,limpa,lambung) kaya

    akan makanan

  • Sel dalam hati terdiri dari: Hepatosit 2/3 bagian dari hati Sel Kuppfer termasuk dlm sistem retikuloendotelial Sel Stellata penyimpanan lemak Sel endotel dan pembuluh darah Sel duktus biliar Struktur penunjang Secara mikroskopis hepar tersusun atas lobus dengan

    area porta di perifer dan vena centralis di bagian tengah lobus Secara fungsional hepar tersusun atas asinus-asinus .

    Darah dari vena porta dan arteri hepatika masuk dlm asinus dan mengalir melalui sinusoid menuju arteri hepatika terminal

    STRUKTUR DAN FUNGSI HATI

  • STRUKTUR DAN FUNGSI HATI

    Fungsi Hepatosit Sintesis sebagian besar protein dlm serum yg esensial seperti

    albumin,protein pembawa,faktor pembekuan,hormon (IGF-1, angiotensinogen, eritropoeitin), dan faktor pertumbuhan

    Memproduksi empedu dan pembawanya seperti kolesterol,lesitin,asam empedu,dan fosfolipid

    Regulasi zat makanan seperti glukosa, glikogen, lipid, asam amino, dan kolesterol

    Metabolisme dan konjugasi beberapa senyawa lipofilik (bilirubin,kation,dan obat-obatan) untuk diekskresikan dalam urin atau empedu

    Parameter yg srg digunakan u/pengukuran fungsi hati adalah : Serum bilirubin fungsi konjugasi dan ekskresi Albumin fungsi sintesis Protrombin Time Kelainan pada ketiga parameter tsb menandakan adanya gangguan

    fungsi hati

    Harrisons Internal Medicine,15 th ed

  • Penyakit hati

    Penyakit hati berdasarkan gejala klinis diklasifikasikan menjadi: Hepatoseluler Kolestasis (obstruktif) Hepatoseluler predominan gambaran kerusakan sel hati,inflamasi

    dan nekrosis Contoh: hepatitis virus,obat-obatan,dan alkohol Kolestasis predominan gambaran hambatan aliran cairan

    empedu Cont.batu empedu, keganasan, sirosis biliaris

    primer,bbrp drug induced liver disease

    Harrisons Internal Medicine,15 th ed

  • EVALUASI FUNGSI HATI

    Untuk evaluasi dan manajemen pasien dgn disfungsi hepatik dilakukan bbg tes biokimia hepar

    Kegunaan tes tsb adalah: Mendeteksi adaanya penyakit hati Membedakan berbagai tipe kelainan hepar Mengukur berat ringannya kerusakan hepar Follow up thd respon terapi

    Untuk melakukan evaluasi pd pasien dgn kelainan hati maka dilakukan tes faal hati dgn kategori sbg berikut: Tes untuk fs detoksifikasi dan ekskresi Tes untuk biosintesis hepar

    Harrisons Internal Medicine,15 th ed

  • EVALUASI FUNGSI HATI

    Tes Fungsi Detoksifikasi dan Ekskresi Bilirubin serum Bilirubin urin Amoniak darah Enzym serum Untuk kerusakan hepatosit AST, ALT Untuk kolestasis GGT, ALP, 5nukleotidase

    Tes Fungsi Biosintesis Hepar Bilirubin serum Globulin serum Faktor pembekuan

    Harrisons Internal Medicine,15 th ed

  • Tujuan tes fungsi hati

    A. Fungsi sintesis : - Kadar albumin serum - Flokulasi/ lability test - Elektroforese protein - Cholinesterase enzyme activity(ChE) - Faktor koagulasi (PT n Vit.K test)

    Kumpulan kuliah S1 dr.MS

  • B. Fungsi ekskresi - Bilirubin darah(total, I,D, bilirubinurin,urobilin,

    stercobilin) - Indeks ikterus - Bile acid - Bromsulphonphthalein (BSP) retention test

    Kumpulan kuliah S1 dr.MS

  • C. Fungsi Detoksikasi - Tingkat amoniak darah - Hippuric acid test

    D. Test integritas sel hati - Enzim sitoplasma petanda dinding sel yg

    rusak ( ALT, AST, LDH 5) - Enzim mitokondria petanda nekrosis hati

    (AST, GLDH)

  • E. Tes Cholestasis - Enzim cholestasis petanda hambatan pd

    extra hepatik (AP, ALP, GT, 5 NT)

    F. Tes faktor etiologi - Auto antibodi - Alfa feto protein (AFP) - Hepatitis viral seromarker

  • Pemeriksaan fungsi hati

    Divisi gastroenterologi periode juli desember 2007

  • fungsi ekskresi

    Bilirubin Tujuan : Menilai fungsi ekskresi hepar Metode: Diazo Bahan pemeriksaan: serum. Karena bilirubin peka

    cahaya maka disarankan serum disimpan di ruang gelap

    Plasma EDTA, Heparin Reagen: Diazosetiap yg mengandung cincin diazo

    (siklosporin) interferensi faktor

  • bilirubin

    Nilai Rujukan Bilirubin Total Serum Dewasa 0-2 mg/dL NKB 0-1 hari 1.0-8.0 mg/dL NCB 0-1 hari 2.0-6.0 mg/dL NKB 3-5 hari 10-14 mg/dL NCB 3-5 hari 4.0-8.0 mg/dL Nilai Rujukan Bilirubin terkonjugasi 0.0-0.2 mg/dL Bil Indirek: 0-0,7 mg/dL CV terbesar 11% (NCCLS)

    Bila terjadi : produksi ambilan oleh hati konjugasi sekresi atau hambatan sal.empedu

    tietz

  • FAKTOR INTERFERENSI Hemolitik (Hb > 500 mg/dL) Lipemik (Trigliserida > 1000 mg/dL)

    bilirubin

  • Metabolisme bilirubin

    Waktu paruh: conjugated biLirubin = < 24 jam T1/2 bil = 17 hari

  • Fungsi integritas sel hati

    Alt (alanin aminotransferase) Tujuan:

    Menilai kerusakan hepatosit (integritas hepatosit) Deteksi dan evaluasi peny.hati akut khususnya hepatitis dan

    sirosis tanpa ikterik Penanganan hepatotoksisitas beberapa jenis obat Prinsip:

    fotometri UV untuk mendeteksi adanya enzim ALT L-alanine + 2 oxoglutarate L-glutamat+piruvate Piruvate + NADH + H+ L-Lactate + NAD+(340nm) Metode yang digunakan enzimatik,pembacaan hasil secara kinetik

  • alt

    Bahan Pemeriksaan Serum Plasma heparin atau EDTA Stabilitas sampel: Suhu 20C-25C 24 j tanpa piridoksal fosfat,3 hr

    dg piridoksal fosfat Suhu 2C-8C 24 j tanpa piridoksal fosfat > 7 hari suhu -70C dengan piridoksal fosfat

    Pemisahan serum/plasma dari clot atau sel: Dlm 8 j pd temp.ruang atau 48 j pd suhu 2C-8C

    tanpa piridoksal fosfat Dlm 3 hari bila disimpan suhu 2C-8C dg piridoksal

    fosfat

    roche

  • alt

    NILAI RUJUKAN (tgt metode) 10 to 32 U/L = sampai 31 U/L tanpa p.f 9 - 24 U/L 10- 35 U/L dg p.f = sampai 41 U/L 10-50 U/L p.f

    Faktor Interferensi Hemolisis krn tdpt aktivitas ALT dari eritrosit Ikterik bila Bil.total > 60 mg/dL lipemia bila Triglsrd > 1000 mg/dL

    Waktu paruh: ALT = 47 10 jam

  • Aspartat aminotransferase (AST)

    Prinsip Kerja: L-aspartate + 2 oxoglutarate L-glutamat + oxaloacetate Oxaloacetate + NADH + H+ L-Laktat + NAD+

    GOT

    MDH

  • Aspartat aminotransferase (AST)

    Tujuan Pemeriksaan Mendeteksi ada tidaknya infark miokard akut Mendeteksi dan diagnosis diferensial pd

    peny.hati akut Monitoring perkembangan dan prognosis pasien

    dg penyakit hati dan jantung

  • ast

    Bahan Pemeriksaan Serum Plasma heparin atau EDTA Stabilitas sampel:

    24 j 20-25C 7 hr 20-25C dg piridoksal phosphat 7 hr 2-8C

    Nilai Rujukan 0 - 42 U/L (optimal: 21) = sampai 32 U/L 9 - 24 U/L = sampai 38 U/L Faktor Interferensi Hemolisis krn tdpt aktivitas AST dr eritrosit Ikterik bila Bil.total > 60 mg/dL lipemia bila Triglsrd > 1000 mg/dL

  • Interpretasi hasil Alt dan ast

    Peningkatan ALT: > 50X viral hepatitis, hepatitis diinduksi oleh obat

    yg berat,peny.hepar dg kerusakan hepatosit yg luas Moderate-tinggi infeksi mononukleosis,hepatitis

    kronik,kolestasis atau kolesistitis intrahepatik,awal dr hep.virus,dan kongesti hati berat pd gagal jantung

    Ringan-moderate kerusakan hepatoseluler akut pd sirosis aktif,hepatitis akibat obat dan alkohol

    Persistensi ALT > 6 bln setelah episode hep.akut kronik hepatitis. < 7x nilai batas atas. Pd hep.C dilakukan pem. ALT scr periodik 1-2 tahun u/ menentukan kadarnya kembali normal atau tdk

    Obat yg mempengaruhi ALT antara lain asetaminofen, aspirin,barbiturat, methothrexate, chorpromazine, narkotik

  • Interpretasi hasil Alt dan ast

    Peningkatan AST Selain peny. hati, AST pd AMI, distrofi muskular,

    dan dermatomyositis Ratio AST/ALT Sirosis ratio AST/ALT > 1, peningkatan ratio

    derajat fibrosis Bila terjadi akut hepatitis ratio < 1

    mAST penanda degenerasi dan nekrosis hepatosit yg luas.

    Pada intoksikasi alkohol AST > ALT

    Waktu paruh: AST = 17 5 jam

  • Fungsi sintesis

    Kadar albumin serum

    Cholinesterase

    PROTHROMBIN TIME

  • Kadar Albumin Serum

    TUJUAN Indikator prognosis untuk mortalitas dan morbiditas pd penyakit

    hati, sindroma nefrotik, malnutrisi, dan enteropati hilang protein. Fungsi sintesis hati PRINSIP PEMERIKSAAN Metode yg digunakan adalah photometrik. Bromocresol green

    dengan albumin akan membentuk kompleks berwarna pd bufer sitrat. Absorbansi kompleks ini proporsional dg konsentrasi albumin dlm serum. Intensitas warna diukur pd pjg gel.546nm.

    Ada beberpa metode Bahan Pemeriksaan Serum Plasma heparin atau EDTA Serum stabil pd suhu 2-8C slma 1 bln, 15-25C slma 1 minggu

  • NILAI NORMAL 3,8-5,1 g/dL atau 38-51g/L RSCM 3,4-4,8 g/dL

    Kadar Albumin Serum

  • FAKTOR INTERFERENSI Ikterik (bil serum >20mg/dL) Hemolisis (krn tiap 100 mg/dL hemoglobin menyebabkan

    peningkatan albumin 0,1 g/dL) Lipemik Bila sampel lipemik, maka dilakukan blanko sampel yaitu dg

    melarutkan 10 L sampel dlm 1000 L saline fisiologis kemudian diukur absorbansinya dibandingkan dengan aquades. Hasil absorbansi blanko sampel dikurangkan dengan hasil pemeriksaan

    INTERPRETASI : dehidrasi,prolonged torniket, : asupan

  • Pemeriksaan kolinesterase

    Pemeriksaan ini digunakan untuk PRINSIP PEMERIKSAAN Acylthiocholine ester thiocholine Thiocholine + DTNB (dithiobisnitrobenzoic acid) 5-mercapto 2-

    nitrobenzoic acid diukur scr fotometer (405 nm) TUJUAN PEMERIKSAAN Monitor paparan inhibitor kolinesterase Tes fungsi sintesis hati (produksi pChE mencerminkan fungsi sintesis

    hati daripada kerusakan hepatosit) Diagnosis varian genetik NILAI RUJUKAN 5200-12900 U/L (RSCM) 33-76 U/L, 40-78 U/L (tietz)? INTERPRETASI Hepatitis akut,sirosis, karsinoma hepatoseluler, malnutrisi /N Sindroma nefrotik

    pseudocholinesterase

  • Enzim kolestasis

    Alkali Phosphatase Gamma Glutamyl Transferase Acid Phosphatase 5-Nucleotidase

  • ALKALI PHOSPHATASE

    PRINSIP PEMERIKSAAN p-nitrophenylphosphate + H2O phosphat + p-nitrophenol p-nitrophenol 4-nitrophenoxide (kuning) intensitas warnanya

    diukur pd pjg gelombang 405nm BAHAN PEMERIKSAAN Serum Plasma heparin (EDTA,sitrat, dan oksalat dpt menyebabkan rendah palsu

    karena mengikat Mg2+ dan Zn2+ yg merupakan kofaktor aktivitas ALP) Serum dpt disimpan 7 hr pd suhu 4C, bila disimpan pd suhu 20-25C maka

    serum kehilangan aktivitasnya sekitar 10% Pada suhu ruang, serum harus segera diperiksa dalam 4 jam Spesimen yg dibekukan bila akan diperiksa dibiarkan pada suhu ruang

    selama 18-24 j sebelum diperiksa

    Alkali phosphatase

    pH alkali

  • TUJUAN PEMERIKSAAN Mencari kelainan hepatobiliar Mencari kelainan tulang (aktivitas osteoblastik),prostat,

    plasenta

    NILAI RUJUKAN 4-15 thn 54-369 U/L Laki-laki 20-50 thn 53-128 U/L Laki-laki > 60 thn 56-119 U/L Wanita 20-50 thn 42-98 U/L Wanita > 60 thn 53-141 U/L RSCM 0-270 U/L tietz

    ALKALI PHOSPHATASE

  • FAKTOR INTERFERENSI Hemolisis EDTA, sitrat, dan oksalat (karena dpt menyebabkan rendah palsu

    karena mengikat Mg2+ dan Zn2+ yg merupakan kofaktor aktivitas ALP)

    INTERPRETASI pada : Obstruksi pd cabang duktus biliaris menginduksi sintesis ALP oleh

    hepatosit enzim yg baru terbentuk sirkulasi aktivitas enzim dlm serum

    3X/> obstruksi ekstrahepatik (batu atau keganasan pankreas) Karsinoma hepatoseluler atau metastasis ke hepar Reaksi obat Kehamilan plasenta Atau N Hepatitis infeksi ( < 3X)

    ALKALI PHOSPHATASE

  • Gamma glutamyl transferase GGT merupakan enzim yang mengkatalis transfer grup Glutamyl dari

    peptida atau senyawa yg mengandung grup Glutamyl pd akseptornya PRINSIP PEMERIKSAAN Berdasarkan IFCC, prosedur pengukuran menggunakan L- glutamyl- 3

    carboxy 4 nitroanilide sbg substrat dan aseptor sekaligus bufer adalah glycylglycine. Metode lama menggunakan L-gammaglutamyl p-nitroanilide (GPNA)

    GPNA + glycylglycine Glutamylglycylglycine + p-nitroaniline

    P-nitroaniline yg terbentuk diukur pd pjg gel.405 nm sebanding dg aktivitas GGT

    L- glutamyl- 3 carboxy 4 nitroanilide + glycylglycine 5-amino 2-nitrobenzoat (diukur pd pjg gel. 405 nm)

    BAHAN PEMERIKSAAN Serum Plasma EDTA (jgn menggunakan heparin, sitrat, oksalat, dan fluorid)

    GGT

    GGT

  • NILAI RUJUKAN NORMAL RANGE (37C)(GGT Reagen dr Thermo elektron

    corp 2004) Females: 5-32 U/L Males: 9-52 U/L Tietz : male < 55 U/L, female < 38 U/L RSCM: 5-61 U/L

    Gamma glutamyl transferase

  • FAKTOR INTERFERENSI Heparin dpt menyebabkan kekeruhan pd campuran reaksi Oksalat, sitrat, dan fluorid dpt menurunkan aktivitas GGT

    10-15% Sampel tdk boleh hemolisis Obat antiepilepsi menyebabkan tinggi palsu Penundaan pemeriksaan GGT relatif stabil invitro shg serum dpt disimpan pd suhu

    4C slma 1 bln dan pd suhu - 20C slma 1 thn

    Gamma glutamyl transferase

  • INTERPRETASI 5-30X pd obstruksi biliar posthepatik dan intrahepatik

    dan keganasan hepar (primer dan sekunder) moderate (2-5X) hepatitis infeksi 5-15X akut dan kronik pankreatitis serta keganasan

    pankreas yg berhub.dg obstruksi hepatobiliar ringan fatty liver dan intoksikasi obat (sementara) terjadi bila ada efek toksik thdp struktur mikrosomal

    hepatosit

    Gamma glutamyl transferase

  • 5-nukleotidase

    Merupakan phosphatase yg bekerja hanya pd nukleosid 5 fosfat seperti AMP dan asam adenilat dan menghasilkan phosphat anorganik

    Phosphatase terikat membran sitoplasmik PRINSIP PEMERIKSAAN 5ribonukleotida + H2O ribonukleosida + fosfat

    anorganik BAHAN PEMERIKSAAN Serum (EDTA menghambat aktivitas 5NT-se dengan

    menyebabkan Zn tdk mampu bkrj) NILAI RUJUKAN Tdk tergantung jenis kelamin dan ras

    5NT-se

  • ETIOLOGI PENYAKIT HATI 1. Virus seromarker dengan pemeriksaan serologi

    yaitu: Virus hepatitis B (HBsAg, anti HBsAg, anti HBcAg,

    HBcAg, HBeAg, dan anti HBeAg) Virus hepatitis C (HCV Ag, anti HCVAg) Virus Hepatitis A (anti HAV) Virus Hepatitis D (HDV Ag, anti HDV) IgM dan IgG anti Rubella, CMV,

    PEMERIKSAAN LABORATORIUM ETIOLOGI PENYAKIT HATI

  • 2. Hepatitis Autoimun dilakukan pemeriksaan autoantibodi antara lain: Anti Nuclear Antibody (ANA) Liver Kidney Microsome (LKM) tipe 1 Antibodi smooth muscle Antibodi terhadap antigen hati terlarut yang terdapat

    dalam sitokeratin sitoplasma hepatosit 8 dan 18 Selain itu juga dilakukan pemeriksaan kadar globulin

    serum 3. Keganasan

    Alpha Fetoprotein (AFP) 4. Drug induced atau intoksikasi alkohol

    Metabolit urin

    PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENYAKIT HATI

  • 5. Hemolisis Darah lengkap Gambaran Darah Tepi Bilirubin direk dan indirek

    6. Batu Saluran EmpedU

    PEMERIKSAAN LABORATORIUM ETIOLOGI PENYAKIT HATI

  • HIPERBILIRUBINEMIA

    BILIRUBIN UNCONJUGATED BILIRUBIN CONJUGATED

    HIPERBILIRUBINEMIA SHUNT PRIMER

    SINDROMA CRIGLER NAJJAR

    SINDROMA GILBERT

    HEMOLISIS KOLESTASIS NON KOLESTASIS

    SINDROMA ROTOR

    SINDROMA DUBIN JOHNSON

    INTRAHEPATIK (HEPATOSELULER) EKSTRAHEPATIK

    (KOLESTATIK)

    Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I

  • BILIRUBIN UNCONJUGATED

    SINDROMA CRIGLER NAJJAR

    SINDROMA GILBERT HEMOLISIS HIPERBILIRUBINEMIA SHUNT PRIMER

    DPL: GAMBARAN HEMOLISIS (+) FRAGMENTOSIT ANEMIA RETIKULOSITOSIS URIN: BIL URIN (-) UROBILINOGEN (+) FUNGSI HATI AST/ALT N/ ALP&GGT N/

    BILIRUBIN TOTAL

  • BILIRUBIN CONJUGATED

    NONKOLESTASIS

    SINDROMA DUBIN JOHNSON SINDROMA ROTOR

    Total bilirubin normal (2-5mg/dL) s/d meningkat (20-25mg/dL) ALP dan Aminotransferase normal Bilirubinuria (+) Corprophorphyrinuria (+) BSP lambat hilang retensi plasma 20% dlm 45 menit

    Peningkatan bilirubin total serum 2-5 mg/dL Corprophorphyrinuria meningkat Bilirubinuria (+) BPSbersihan lambatretensi 30-50% dalam 45 menit

  • INFEKSI HEPATITIS AKUT (VIRUS HEPATITIS, CMV,EBV,RUBELLA HSV,BAKTERI,JAMUR,AMOEBA,,PARASIT)

    INTOKSIKASI ALKOHOL

    DRUG-INDUCED

    TOKSIN

    AUTOIMUN

    METABOLIK

    BILIRUBIN CONJUGATED-KOLESTASIS

    KOLESTASIS INTRAHEPATIK

    HEPATITIS AKUT HEPATITIS KRONIK

    INFEKSI VIRUS HEPATITIS KRONIK

    ALKOHOL

    DRUG-INDUCED

    AUTOIMUN

    SIROSIS HEPATIS (buku ajar peny dalam)

  • BILIRUBIN CONJUGATED-KOLESTASIS

    KOLESTASIS INTRAHEPATIK

    HEPATITIS AKUT HEPATITIS KRONIK

    PEMERIKSAAN FUNGSI HATI aminotransferase tinggi (pada tahap awal sedang) ALP dan GGT ringan-sedang Albumin dan PT N

    PEMERIKSAAN FUNGSI HATI Aminotransferase sedang ALP dan GGT ringan-sedang Albumin serum PT memanjang

  • HEPATITIS

  • HEPATITIS

    Hepatitis adalah proses peradangan pada hepar sehingga menimbulkan kerusakan atau destruksi pada hepar

    Berdasarkan lamanya penyakit dibedakan menjadi: Hepatitis akut bila berlangsung < 6 bulan Hepatitis kronis berlangsung 6 bln Etiologi hepatitis antara lain: Virus (virus hepatitis A,B,C,D,E,F,G, EBV,CMV,HSV) Parasit, amoba, bakteri Alkohol Obat-obatan dan toksin Kelainan metabolik Obstruksi Autoimun Defisiensi alpha 1 antitrypsin Nonalcoholic steatohepatitis

  • HEPATITIS viral AKUT

  • HEPATITIS A

    Hepatitis A infeksi pada hepar yang disebabkan oleh virus hepatitis A

    Penularan melalui : Oral fecal makanan dan minuman yang tercemar Anal-oral Transfusi darah

    Virus Hepatitis A Genus hepatovirus famili picornavirus Nonenveloped, sperikal, Positif sense single stranded

    RNA diameter of 27-32 nm Replikasi dalam sitoplasma hepatosit terinfeksi Diekskresikan mll feses dan tahan dlm wkt lama di

    lingkungan

  • VHA tahan terhadap: Denaturasi oleh panas (tahan suhu 70C 10), asam (pH 1-2 pd

    suhu ruang, 20% ether,chloroform,diklorodiflurometan, triklorotrifluroetan

    perchloracetic acid (300 mg/l slma 15 mnt pd 20C) detergent inactivation (survives pd 37C slma 30 mnt dlm 1%

    SDS) Disimpan pd 20C selama beberapa tahun

    VHA dapat diinaktivasi oleh: Pemanasan pada suhu 85C for 1 min autoclaving (121C for 20 min) Radiasi sinar uv selama 1 mnt pd suhu 25C (1.1 W dgn

    kedalaman 0.9 cm slma 1 mnt) -propriolactone 0.03% slma 72 jam pd 4C formalin (8% selama 1 mnt pd 25C potassium permanganate (30 mg/L slma 5 mnt)

    HEPATITIS A

  • VHA dapat diinaktivasi oleh: iodine (3 mg/l for 5 min) chlorine (free residual chlorine concentration of 2.0 to 2.5 mg/l

    for 15 min) Senyawa klorin (3 to 10 mg/l sodium hypochlorite pd 20C slma

    5 sampai 15 min) shellfish dari area terkontaminasi sebaiknya dipanaskan hingga

    90C selama 4 mnt or direbus selama 90 detik Patogenesis Mengkonsumsi makanan atau minuman terkontaminasi Penularan langsung dr org ke org pd lingk dgn higine dan sanitasi

    buruk Virus TGI sirkulasi porta hepatosit Inkubasi : 15-45 hari (rata-rata 1 bulan) HAV tidak lgs bsifat sitopatik thdp hepatosit Kerusakan hepar merupakan sekunder dari respon imun tbh thd

    infeksi. Replikasi terjadi hanya di sitoplasma hepatosit

    HEPATITIS A

  • HEPATITIS A

    Gejala klinis Fase infeksi hepatitis virus akut tdd: Fase inkubasi (WHO)asimptomatik,replikasi virus,penularan

    terbesar Fase prodromal Fase ikterik Fase konvalesen

    Fase prodromal: 1hari-2mgg (umumnya 5-7 hari) Gejala tdk spesifik spt kehilangan nafsu makan(anoreksia), mual,

    muntah, fatik,kelemahan,demam ringan, mialgia, sakit kepala, flu-like symptom, nyeri ulu hati

    Fase ikterik: Gejala prodromal menghilang Ikterik pd membran mukosa,sklera, dan kulit Hati membesar dan nyeri Urin berwarna gelap, tinja pucat Gatal, dan kehilangan berat badan Bilirubin total > 20-40 mg/L

    WHO guidelines

  • HEPATITIS A

    Fase konvalesen: Ikterik menghilang Gejala konstitusional menghilang Masih terdapat pembesaran hepar dan titer enzim hepar agak

    tinggi Serologi

  • HEPATITIS A

  • HEPATITIS A

    Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan biokimia Pemeriksaan serologi PEMERIKSAAN BIOKIMIA ALT dan AST ,kdr puncak 400-4000IU/L Bilirubin total serum (5-20mg/dL),bila bil serum menetap pd

    kdr 30mg/dL slma pjln penyakit beratnya penyakit. Bilirubin direk/conjugated

    PEMERIKSAAN HEMATOLOGI Limfopenia dan neutropenia transient diikuti limfositosis relatif Limfosit atipik 2-20% Protrombin Time bila memanjangdefek fs sintesis,nekrosis

    hepar luas,prognosis buruk Alkali phosphatase serum N/ringan PEMERIKSAAN URIN Hematuri mikroskopik, proteinuri minimal

  • HEPATITIS A

    Pemeriksaan serologi

    IgM dan IgG anti HAV di serum atau feses IgG tanpa IgM infeksi sebelumnya krn IgG menetap dlm jgka wkt

    lama Deteksi dgn RIA, EIA, ELISA,ECLIA

  • HEPATITIS A

    WHO-GUIDELINES OF HEP A from http/www.who.int/emc

  • Hepatitis b Merupakan hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B virologi Famili hepadnavirus Double stranded DNA ukuran 42 nm Tersusun atas inti nukleokapsid uk.27 nm yang dikelilingi oleh

    lapisan lipoprotein disebelah luar envelope(HBcAg)mengandung antigen permukaan (HBsAg)

  • Hepatitis b

    Antigen HBV adalah: HBsAg Protein envelope yg diekspresikan di atas permukaan luar dr virion dan

    diatas struktur tubular dan sperik kecil Konsentrasi dlm darah mcpai 500 g/mL Merupakan produk dari Gen S HBV

    HBcAg Antigen yg diekspresikan diatas permukaan inti nukleokapsid Dihasilkan oleh gen C bila translasi dimulai dari regio inti (core

    region) Tdk punya peptid sinyal,tdk disekresi, melekat dlm partikel nukleokapsid

    & berikatan dgn RNA serta mengandung DNA HBV HBeAg Protein nukleokapsid nonpartikulat dan mdh larut (soluble) Dihasilkan oleh gen Cbila translasi dimulai pada regio preinti (precore

    region) Memiliki peptid sinyal yang akan berikatan dgn smooth RE sehingga

    HBeAg disekresikan ke dlm sirkulasi

  • Nomenklatur HBV

  • Hepatitis b

    Siklus hdp HBV Virion HBV berikatan dg reseptor di permukaan

    hepatosit nukleokapsid virus akan masuk dlm sel dan mencapai nukleus genom virus dilepaskan dlm nukleus sintesis stranded DNA kedua lengkap molekul DNA supercoiled sirkuler tertutup dg ikatan kovalen (covelently closed circular supercoiled DNA) template untuk transkripsi 4 RNA virus transport ke sitoplasma ditranslasi ke dlm nukleokapsid virus dan precore ag (C,pre-C),polimerase (P),envelope L(Large), Medium(M), Small (S),transcriptional transactivating protein (X)

    Hepatitis b

  • Replikasi HBV HBV virions bind to surface receptors and are internalized. Viral core particles to the hepatocyte nucleus, where their genomes are repaired to form a covalently closed circular DNA (cccDNA) that is the template for viral messenger RNA (mRNA) transcription. The viral mRNA that results is translated in the cytoplasm to produce the viral surface, core, polymerase, and X proteins. There, progeny viral capsids assemble, incorporating genomic viral RNA (RNA packaging). This RNA is reverse-transcribed into viral DNA. The resulting cores can either bud into the endoplasmic reticulum to be enveloped and exported from the cell or recycle their genomes into the nucleus for conversion to cccDNA. The small, peach-colored sphere inside the core particle is the viralDNA polymerase.

  • Hepatitis b Stabilitas Antigenitas tdk dpt dihancurkan dg eter, asam (pH 2,4 slma 6

    j), & pemanasan (98C 1 mnt,60C 10J) Antigenitas dan infektivitas HBsAg dihancurkan dg paparan

    0,25% sodium hipoklorit slma 3 mnt Infektivitas dihilangkan dg autoklaf 121 C 20mnt atau

    pemanasan kering 160C 1 jam HBV diinaktivasi dgn:

    Sodium hipoklorit (500 mg klorin bebas/L) 10 mnt 2 % larutan glutaraldehid pd temp ruang slma 5 mnt Pemanasan 98C slma 2 mnt Sporicidin pH 7,9 Formaldehid 18,5g/L(5%formalin dlm air) 70% isopropil alkohol 80% etilalkohol 11C slma 2 mnt Radiasi uv

    HBV diperthnkan infektivitasnya bila disimpan pd 30 C-32 C

    6bln atau dibekukan -15 C slma 15 thn. HBV dlm darah dpt berthn hdp dlm keadaan kering di permukaan slma 1 mgg

  • EPIDEMIOLOGI

  • Hepatitis b

    Cara penularan Seksual Parenteral Perinatal Kontak dg penderita (horizontal)

  • Imunopatogenitas HBV

    WHO-GUIDELINES OF HEP B from http/www.who.int/emc

  • Hepatitis b

    Gejala klinis Sama dgn gejala klinis hepatitis viral akut Diagnosis Diagnosis hepatitis ditegakkan dgn pemeriksaan biokimia a.l

    bilirubin (total dan direk), ALT,AST, alkali phosphatase, total protein, prothrombin time, albumin, globulin, complete blood count, dan koagulasi(jaundis > 2 mg/dL) (gamb darah tepi?)

    Diagnosis etiologi ditegakkan dgn ditemukannya antigen dan

    atau antibodi spesifik yaitu: HBsAg dan anti HBsAg IgM dan IgG anti HBcAg HBeAg dan anti HBeAg

  • SEROLOGI INFEKSI HEPATITIS B AKUT

  • Window period

    Central Disease Control

  • Hepatitis C

    Penyebab adalah virus hepatitis C

    Virologi

    RNA virus, mempunyai envelope Famili Flaviviridae genus hepacivirus Single stranded positive sense 11 genotipe dan beberapa subtipe sering mutasi Antibodi yg menetralisir HCV berumur pendek dan

    virus sering tdk dapat dieliminasi dgn antibodi karena gen yang mengkode glikoprotein envelope E1 dan E2 sangat bervariasi dan perubahan susunan asam amino akan menyebabkan perubahan komposisi antigenik dari protein

    Cara replikasi dan siklus hdpnya belum jelas karena tdk dapat dikembangkan secara invitro

  • Hepatitis C virus

    Virologi

    Single stranded RNA genome dg pjg 9,6 kb dg single large ORF dan mengandung UTRs di 5dan 3 end

    5UTR tempat masuk ribosomal interna mediasi translasi 3UTR replikasi virus Pd large ORF gen struktural untuk inti dan glikoprotein envelope E1

    dan E2 tdpt di akhir N-terminal Gen nonstruktural NS2,NS3,NS4A,NS4B,NS5A,NS5B tdpt di akhir C-

    terminal

    Replikasi virus

    Replikasi virus tdk melalui intermediate DNA tdk dpt integrasi dlm genom host

    Virusseluncoated di sitoplasma transkripsi genom viral komplementari molekul RNA negatif sense bertindak sbg templete unt.sintesis progeni molekul RNA positive sense poliprotein yg baru ditranslasi dibersihkan oleh sinyalase sel host sebaik NS-2 dan NS-3

  • Struktur HCV

  • REPLIKASI VIRUS Protein nonstruktural membentuk kompleks replikasi dgn RNA

    genom dan membentuk replikasi RNA direk (mjd ngtf kmdn positif)

    Protein struktural yang tertinggal dlm retikulum endoplasmik berinteraksi dgn genom progeni dan membentuk virion.

    Virion yg terbentuk keluar mll sel dgn jalur yg belum diketahui tp tdk melalui apparatus golgi

    Transmisi Penggunaan obat Injeksi dg jarum bekas Transfusi dan transplantasi dari donor terinfeksi Terpapar darah terinfeksi saat bekerja Bayi dari ibu terinfeksi Seksual

    Hepatitis C virus

  • Figure 295-6. Organization of the hepatitis C virus genome and its associated proteins. Structural genes at the 5 end include the nucleocapsid region, C, and the envelope regions, E1 and E2. The 5 untranslated region and the C region are highly conserved among isolates, while the envelope domain E2/NS1 contains the hypervariable region. At the 3 end are five nonstructural (NS) regions. Viral proteins included in the first-generation (C100-3), second-generation (C200, a fusion protein of C100-3 and C33c, and C22-3), and third-generation (C22-3, C200, or C33c and C100-3, and NS5) immunoassays and in the recombinant immunoblot assay (5-1-1, C100-3, C33c, C22-3, NS5) are presented below their corresponding genes (AA = amino acid)

    Genom HCV

  • Algoritma pemeriksaan infeksi HCV pd pdrita asimptomatik

  • Gambaran serologi infeksi Hcv dgn penyembuhan

  • Hepatitis C Virus Response to Interferon

    Referensi:

    Arthur I. Jacknowitz , PharmD. Jeffrey Danzig , MD. Pharmacist Initiatives in the Management of Hepatitis C

    . Avaiable at: https:/.../lessons/200209-01.asp

  • PEMERIKSAAN PADA DIARE DAN MALABSORBSI

    Malabsorpsi adalah suatu sindroma yang ditandai dengan adanya gangguan absorpsi nutrien dari saluran cerna.

    Malabsorpsi dapat disebabkan karena gangguan digesti, absorpsi nutrien atau ke duanya.

    Penyebab malabsorpsi dapat berupa akibat kelainan pada lambung, hati beserta saluran empedu atau pankreas, usus kecil dan usus besar.

    Penderitanya biasanya mengalami penurunan berat badan atau gangguan pertumbuhan bila terjadi pada anak, diare kronik, distensi abdomen serta gejala lain akibat kekurangan vitamin.

  • PEMERIKSAAN PADA DIARE DAN MALABSORBSI

    Gejala utama malabsorpsi antara lain diare, kehilangan mineral, protein, kehilangan masa tubuh dan gejala defisiensi vitamin yang menyertainya.

    Diare pada malabsorpsi terutama adalah diare osmotik Kadang juga disertai sekretorik Malabsorbsi yang mudah dikenali adalah malabsorpsi

    karbohidrat yang sering menyebabkan diare atau malabsorpsi lemak yang ditandai dengan steatorrhea, gejala malabsorpsi protein lebih sukar dikenali

  • PEMERIKSAAN PADA DIARE DAN MALABSORBSI

    Fungsi Pemeriksaan laboratorium : Untuk mengetahui penyebab diare Mengetahui ada tidaknya gangguan keseimbangan cairan

    dan elektrolit Mengetahui status asam basa pasien Pemantauan terapi Pemantauan penyakit Prognosis

  • PEMERIKSAAN PADA DIARE DAN MALABSORBSI

    Untuk mengetahui penyebab diare Pemeriksaan Tinja Pemeriksaan tinja makroskopis dan mikroskopis Pewarnaan Gram dan Biakan/Resistensi Pemeriksaan kehilangan protein (Protein Losing Enteropathy)

    dengan pem kadar alfa 1 antitripsin tinja Osmolalitas Serologi virus (Rotavirus atau Adenovirus)

    Untuk mengetahui pemantauan penyakit Pemeriksaan Darah Hematologi lengkap Pemeriksaan protein (albumin atau prealbumin) Pemeriksaan B12, Folat, Calsium, vitamin D dan besi

    Carethers JM. Malabsorption. In Henderson JM. Gastrointestinal Phatophysiology. Lippincott-Raven, Philadelphia,1996: p.111-52 Auricchio S. Genetically determined disaccharidase deficiencies. . In Walker WA, Durie PR, Hamilton JR, Walker-Smith JA, Watkins JB. Pediatric gastrointestinal disease. BC Decker Inc. vol1. Ontario,

    1991;647-67 Binder HJ. Disorders of absorption. In Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Harrisons principles of internal medicine. McGraw Hill. 16th ed. New York. 2005: 1763-76. Grishan FK. Secondary enzyme deficiencies. In Walker WA, Durie PR, Hamilton JR, Walker-Smith JA, Watkins JB. Pediatric gastrointestinal disease. BC Decker Inc. vol1. Ontario, 1991;p.728-36.

  • PEMERIKSAAN PADA DIARE DAN MALABSORBSI

    Untuk mengetahui keseimbangan asam basa, cairan, dan elektrolit: Pemeriksaan elektrolit serum (Na, K, Cl) Pemeriksaan Osmolalitas serum Pemeriksaan analisis gas darah Pemeriksaan faal ginjal (ureum dan kreatinin)

    Carethers JM. Malabsorption. In Henderson JM. Gastrointestinal Phatophysiology. Lippincott-Raven, Philadelphia,1996: p.111-52 Auricchio S. Genetically determined disaccharidase deficiencies. . In Walker WA, Durie PR, Hamilton JR, Walker-Smith JA, Watkins JB. Pediatric gastrointestinal disease. BC Decker Inc. vol1. Ontario,

    1991;647-67 Binder HJ. Disorders of absorption. In Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Harrisons principles of internal medicine. McGraw Hill. 16th ed. New York. 2005: 1763-76. Grishan FK. Secondary enzyme deficiencies. In Walker WA, Durie PR, Hamilton JR, Walker-Smith JA, Watkins JB. Pediatric gastrointestinal disease. BC Decker Inc. vol1. Ontario, 1991;p.728-36.

  • PEMERIKSAAN TUKAK DUODENUM

    DEFINISI Tukak duodenum merupakan bagian dari tukak peptik Tukak peptik secara anatomis didefinisikan sebagai suatu defek pada

    lapisan mukosa atau submukosa yang berbatas tegas dan dapat menembus muskularis mukosa hingga lapisan serosa sehingga dapat terjadi perforasi.

    ETIOLOGI Faktor Agresif

    Infeksi Helicobacter pylori Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) Beberapa faktor lingkungn seperti merokok (dapat meningkatkan

    kerentanan terhadap infeksi H.pylori dan menurunkan faktor pertahanan serta menciptakan lingkungan yang sesuai untuk H.pylori), stres, malnutrisi, makanan tinggi garam, defisiensi vitamin, penyakit Zollinger Ellison Syndrome, Chron Disease, dan faktor genetik.

    kil H. Tukak duodenum. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Sutiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4 ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006. p. 347-50.

  • PEMERIKSAAN TUKAK DUODENUM

    ETIOLOGI Penurunan Faktor Defensif yang memelihara daya tahan

    mukosa gastroduodenal penurunan daya tahan mukosa mudah dirusak oleh faktor agresif

    PEMERIKSAAN LABORATORIUM: Pemeriksaan Basal Acid Output dan Maximal Acid Output Pemeriksaan Kadar Gastrin dan Pepsinogen Serum Deteksi H.pylori

    kil H. Tukak duodenum. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Sutiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4 ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006. p. 347-50.

  • PEMERIKSAAN TUKAK DUODENUM

    PEMERIKSAAN LABORATORIUM: Deteksi H.pylori

    Valle JD. Peptic ulcer disease and related disorders. In: Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, editors. Harrison's Principle of Internal Medicine. 16th ed. New York: MacGraw-Hill Inc; 2005

  • PEMERIKSAAN PANKREATITIS

  • PANKREATITIS AKUT

    Perusakan pankreas olehenzim secara mendadak dan difus yang diduga disebabkan oleh lepasnya enzim-enzim pankreas yang bersifat litik aktif kedalam parenkim kelenjar ini.

    Disebabkan adanya kebocoran yang menyebabkan zat toksik masuk kedalam darah, rongga peritoneum atau keduanya, sehingga mengakibatkan renjatan, kolaps sirkulasi bahkan kematian.

    Penyebab lain pankreatitis akut: Trauma Perluasan ulkus peptikum Infeksi abdomen didekatnya Infeksi bakteri yang disebarkan lewat darah Infeksi virus (parotitis) Trombosis Emboli vaskuler Poliarteritis nodods

  • Patofisiologi

    Proteolisis, lipolisis dan perdarahan adalah gambaran morfologik utama pankreatitis akut.

    Akibat autodigesti oleh enzim pankreas terjadi

    pengaktifan fosfolipase A2 diduktus pankreatikus. Disertai pembentukan lisolesitin dari lesitin yang merupakan konstituen normal empedu menyebabkan kerusakan jaringan pankreas dan nekrosis jaringan lemak sekitarnya.

    Sejumlah kecil enzim pencernaan pankreas secara normal bocor didalam sirkulasi, tetapi pada pankreatitis akut kadar enzim ini dalam darah akan meningkat mencolok.

    Dengan demikian pengukuran kadar amilase / lipase plasma bermanfaat untuk menegakkan diagnosis pankreatitis akut

    Bentuk aktif tripsin merupakan penyebab utama

  • PEMERIKSAAN LABORATORIUM

    Untuk Diagnosis: Kadar amilase serum dan urin meningkat pada waktu beberapa

    jam (2-12 jam) setelah timbulnya gejala dan kembali normal setelah 10 hari.

    False positif peningkatan kadar amilase pada penyakit kelenjar air liur

    Kadar lipase meningkat sejajar dengan kadar amilase tapi lambat. Peningkatan kadar lipase terjadi: sebelum kadar amilase serum Menetap dalam waktu yang lebih lama. Dan tidak dapat diukur di urin

    Lipase serum naik dalam 4-8 jam sejak onset simptom dan kembali normal dalam 8-14 hari.

    Dalam 10 % kasus pankreatitis akut dan kronik (deplesi massa sel asinar) bisa didapatkan kadar yang normal dan hipertrigliseridemia

    Jika kadar lipase 2,5-3 x kadar amilase merupakan indikasi pankreatitis yang berhubungan dengan alkohol.7

  • Rasio bersihan amilase-kreatinin , sampel dikumpulkan secara bersamaan untuk dianalisis.

    Rumus: C am % = amilase urin X kreatin serum = 100 C kre amilase serum kreatin urin

    PEMERIKSAAN LABORATORIUM

  • PENGUMPULAN DAN PENANGAN SPESIMEN

    Amilase dalam serum dan urin cukup stabil pada suhu ruangan selama 1 minggu, pada lemari pendingin selama > 2 bulan

    Antikoagulan yang digunakan adalah heparin karena tidak menghambat aktivitas amilase

    Lipase serum stabil pada suhu ruangan selama seminggu pada lemari es selama 3 minggu, serum ini dapat dibekukan untuk beberapa

    bulan

  • Interpretasi

    Kadar amilase serum dan urin meningkat dalam 2-3 jam pertama setelah timbul pankreatitis

    Pada serangan yang ringan dan sedang kembali normal setelah 2 10 hari.

    Kadar amilase urin yang terakhir dalam keadaan normal Peningkatan yang lebih lama ditemukan pada pankreatitis

    dalam keadaan yang lebih berat atau proses kekambuhan akut pada proses penyembuhan.

    Peningkatan > 4 minggu : pseudokista atau kanker pankreas.

  • Sensitifitas amilase serum sekitar 45 95% Spesifisitas amilase serum juga rendah terutama

    kalau nilainya 250-500 unit Somogyi/100mL.

  • PEMERIKSAAN FESES RUTIN

    Pemeriksaan feses rutin digunakan untuk menunjang diagnosis gangguan saluran cerna

    Bahan adalah tinja segar, sebaiknya hasil defekasi spontan Pemeriksaan feses rutin meliputi :

    1. Pemeriksaan Makroskopis warna, baunya, konsistensi, lendir, darah, dan parasit

    2. Mikroskopis sel epitel, makrofag, leukosit, eritrosit, kristal, sel ragi, sisa makanan, dan telur cacing

    3. Pemeriksaan Darah Samar metode benzinide test dan imunokromatografi

  • Pemeriksaan Makroskopis Feses

    Warna: kuning tua karena pengaruh urobilin Warna dipengaruhi oleh jenis makanan, kelainan saluran usus,

    dan obat Kuning susu, jagung, santonin atau bilirubin yang belum

    berubah warna Hijau sayur Abu2 tidak adanya urobilin dalam saluran makanan pada

    ikterus obstruktif atau kolestasis dsbut Acholic, selain itu juga terdapat pada makanan yang mengandung lemak yang tidak dicerna karena defisiensi enzim enzim pankreas

    Merah muda perdarahan bagian distal atau wortel/bit Hitam perdarahan bagian proximal, melena, carbo

    medicinalis, obat2 yang mengandung besi

  • Pemeriksaan Makroskopis Feses

    Bau 1. normal adalah indol, skatol, asam butirat. 2. Bau busuk dijumpai bila terdapat pembusukan oleh

    bakteri pada protein yang tidak dicerna, 3. bau asam karena proses peragian glukosa pada diare,

    dan bau tengik karena perombakan zal lemak. Konsistensi normalnya lunak dan mempunyai bentuk

    1. Pada diare konsistensi sangat lunak atau cair. 2. Pada konstipasi konsistensi sangat keras

  • Pemeriksaan Makroskopis Feses

    Lendir lendir merupakan peradangan pada saluran cerna yang

    diliputi oleh mukosa. Bila lendir di bagian luar maka peradangan di kolon dan

    rektum, bila bercampur kemungkinan terjadi di intestinal. Pada disentri, intusepsi dan ileocolitis akan dijumpai lendir

    tanpa tinja Bila lendir berisi banyak leukosit nanah

    Darah Dilihat ada tidaknya darah dalam feses dan perhatikan warna darahnya. Normal tidak terdapat darah dalam feses

    Parasit

  • Pemeriksaan Mikroskopis Feses

    Untuk pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan larutan eosin 1-2%, lugol 1-2% atau asam asetat 10% untuk melihat leukosit

    Pada mikroskopis dilihat: 1. Sel epitel dapat dijumpai sel epitel dinding usus distal pada

    keadaan normal 2. Makrofag 3. Leukosit dilihat lebih jelas dengan asam asetat 10% 4. Eritrosit bila terdapat eritrosit berarti terdapat lesi di saluran

    cerna 5. Kristal banyak terdapat di tinja normal 6. Sisa makanan sisa karbohidrat dideteksi dengan lugal dan

    berupa butiran warna biru atau merah tua, sisa lemak dideteksi dengan Sudan III dijumpai butiran orange atau jingga

    7. Ssel Ragi 8. Parasit (telur cacing)