Aspb Febrianita Dwi Ayu Resumeib

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS RESUME

BAB 3 (Pertemuan Ke-5)

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNISBastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta FEBRIANITA DWI AYU (07.02.2.1.1.00040) 3.1 SEKTOR BISNIS (SWASTA) VERSUS SEKTOR PUBLIK Setelah jaman primitif, masyarakat nomaden menjadi masyarakat yang lebih berkembang. Dan karenan adanya kerja sama antara kelompok nonpenguasa dan penguasa mulailah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada suatu daerah yang akhirnya muncullah kelompok swasta dan kelompok publik. Dan peranan Sektor Publik seperti BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sedangkan Sektor swasta seperti perusahaan-perusahaan swasta. Istilah Sektor Publik sendiri memiliki pengertian yang bermacam-macam. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik. Beberapa tugas dan fungsi sektor publik dapat juga dilakukan oleh sektor swasta, misalnya layanan komunikasi, penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik dan sebagainya. Adapun beberapa tugas sektor publik yang tidak bisa digantikan oleh sektor swasta, misalnya fungsi birokrasi pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, akuntansi sektor publik dalam beberapa hal berbeda dengan akuntansi sektor swasta karena adanya perbedaan lingkungan yang mempengaruhi seperti faktor ekonomi, politik, kultural, dan demografi. Dan perbedaan lainnya jika di sektor publik ada sebuah peraturan undang-undang yang mengikat, sedangkan di sektor swasta tidak ada. BUMN didirikan lebih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan tidak cenderung untuk mencari laba, dimana awal proses pembentukan BUMN adalah melalui unit pemerintahan. Sedangkan Perusahaan swasta didirikan untuk menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh laba (keuntungan) disitulah salah satu perbedaan antara Sektor Publik dengan Sektor Swasta. Saat ini BUMN lebih dikembangkan dengan adanya Perusahaan Negara (BUMN) yang tidak hanya di sektor utilitas tetapi juga di industri distribusi, produksi, dan jasa sehingga membawa pengaruh besar di pasar karena bertujuan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 3.2 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK VERSUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN Akuntansi Sektor Publik digambarkan sebagai suatu institusi pemerintah Negara dan industri nasional seperti perusahaan milik pemerintahan, badan hukum publik, dan perusahaan publik. Tujuan Akuntansi Sektor Publik yaitu untuk memberikan informasi yang diperlukan secara tepat, efisiensi dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi dengan menggunakan pengendalian manajemen, dan untuk memberikan informasi bagi manajer untuk melaporkan pelaksanaan tanggungjawab secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya dan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik dengan menggunakan akuntanbilitas (Accountability). Akuntansi Pemerintahan didefinisikan sebagai suatu sistem pengukuran kinerja pemerintahan pada era Reformasi yang sangat didukung agar akuntansi dapat mempertanggungjawabkan terhadap sumber daya yang akan digunakan dalam memenuhi kebutuhan militer dan kelompok sipil. Pada Orde Reformasi, praktik akuntansi pemerintahan mendapatkan dukungan yang luas yang ditandai dengan tuntutan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN sehingga diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang telah direvisi menjadi UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

1

3.3 AKUNTANSI (PELAPORAN KEUANGAN) DAN AKUNTABILITAS PUBLIK Pelaksanaan Akuntabilitas Publik dituntut dalam melaksanakan setiap kegiatan kemasyarakatan dan pemerintahan pada era Reformasi. Dengan adanya pelaksanaan Akuntabilitas Publik, UU No. 17/2003 mengasumsikan bahwa akuntabilitas hasil sebagai notasi yang dipertanggungjawabkan. Seperti halnya dengan laporan pemerintahan pusat dan daerah yang harus dipertanggungjawabkan dengan menerapkan indikator hasil seperti ekonomi, efisien, dan efektivitas. Pada Bulan Juni 1999, Amerika mengeluarkan GASB Statement No. 34 Basic Financial Statements and Management Discussion and Analysis for State and Local Governments yang mana dalam pengambilan keputusan dan akuntabilitas menerapkan suatu model pelaporan keuangan. Akibatnya, reorientasi pengembangan ilmu dan praktik Internasional dan International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) harus dilakukan dengan munculnya pengembangan sistem informasi keuangan dan manajemen di pemerintahan. Akuntabilitas Publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah/agen untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi taggungjawabnya kepada pemberi amanah/principal yang memiliki hak dan kewajiban untuk meminta pertaggungjawaban tersebut. Akuntabilitas publik terdiri atas 2 macam, yaitu : 1. Akuntabilitas Vertikal pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada pemerintah pusat dan parlemen. 2. Akuntabilitas Horisontal pertanggungjawaban kepada masyarakat atas pengelolaan sumber dana yang digunakan organisasi sektor publik dalam rangka pemberian pelayanan publik. Perbedaan Akuntansi Sektor Swasta dengan Sektor Publik Tabel Perbedaan sifat dan karakteristik Sektor Swasta Vs Sektor Publik No 1. PERBEDAAN Tujuan Organisasi SEKTOR SWASTA Tujuan Profit Motive untuk memaksimumkan laba (keuntungan). Pembiayaan Intern : Modal sendiri, laba ditahan, penjualan aktiva. Pembiayaan Ekstern : Utang bank, obligasi. SEKTOR PUBLIK Tujuan Non Provit Motive tidak untuk mencari laba tetapi untuk memberikan pelayanan publik, dan kesejahteraan publik. Pajak, retribusi, utang, obligasi pemerintah, laba BUMN/BUMD, penjualan asset Negara.

2.

Struktur Pendanaan (Keuangan)

3.

Pola Kepada pemegang saham dan Pertanggungjawaban kreditor atas dana yang diberikan.

Pertanggungjawaban horizontal pertanggungjawaban kepada masyarakat luas, karena sumber dana yang digunakan organisasi sektor publik dalam rangka pemberian pelayanan publik berasal dari masyarakat (public fund) Pertanggungjawaban vertical pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada pemerintah pusat dan parlemen (DPR/DPRD) Birokratis, kaku, dan hirarkis.

4.

Struktur Organisasi

Fleksibel, datar, piramid, lintas 2

fungsional. 5. Karakteristik Anggaran Sistem Akuntansi Tertutup untuk publik, karena anggaran merupakan rahasia perusahaan. Accrual Accounting mengakui pendapatan dan beban pada saat transaksi terjadi Stakeholder internal manajemen, karyawan, dan pemegang saham. Stakeholder eksternal Bank, serikat buruh, pemerintah, pemasok, distributor, pelanggan, masyarakat, serikat dagang dan pasar modal. Terbuka untuk publik, karena anggaran bukan sebagai rahasia Negara. Cash Accounting mengakui pendapatan dan beban pada saat kas diterima Stakeholder internal lembaga negara (kabinet, MPR, DPR, dan sebagainya), Kelompok politik (partai politik), manajer publik (gubernur BUMN, BUMD), pegawai pemerintah. Stakeholder eksternal masyarakat pengguna jasa publik, masyarakat pembayar pajak, perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan publik sebagai input atas aktivitas organisasi, Bank sebagai kreditor pemerintah, Badan-badan internasional (IMF, ADB, PBB, dan sebagainya), investor asing, dan generasi yang akan datang.

6.

7.

Stakeholder

Persamaan Sektor Swasta dan Sektor Publik 1. Keduanya merupakan bagian integral dari sistem ekonomi di suatu Negara dan keduanya menggunakan sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Keduanya menghadapi masalah kelangkaan sumber daya sehingga di tuntut untuk menggunakan sumber daya secara ekonomis, efisien dan efektif value for money 3. Keduanya membutuhkan informasi yang handal dan relevan untuk melaksanakan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian. 4. Pada beberapa hal, keduanya menghasilkan produk yang sama. Misalnya pendidikan, kesehatan, transportasi massa. 5. Keduanya terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hokum lain yang disyaratkan. Pelaporan Keuangan Sektor Publik versus Sektor Bisnis (Swasta) Ada empat faktor yang mempengaruhi bentuk dan penyusunan Laporan keuangan Sektor Publik dan Laporan keuangan Sektor Swasta yaitu lembaga Sektor Publik, Sistem Pemerintahan suatu Negara, mekanisme pengelolaan keuangan, dan sistem anggaran Negara. Perbedaan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Laporan Keuangan Sektor Swasta : 1. Laporan unit pemerintah sangat dipengaruhi oleh proses keuangan dan politik. 2. Laporan keuangan Sektor swasta sangat terikat dengan aturan dan kriteria keuangan. 3. Pertanggungjawaban laporan unit pemerintah ke DPR/DPRD dan masyarakat. 4. Kriteria pertanggungjawaban laporan keuangan Sektor Swasta ditentukan oleh para pemegang saham dan kreditor. 5. Laporan unit pemerintah seharusnya dikembangkan sebagai pengembangan akuntabilitas publik. 6. Laporan keuangan Sektor Swasta hanya diungkap di tingkat organisasi secara keseluruhan. 3

7. Laporan unit pemerintah secara keseluruhan dijadikan dasar analisis prospek pemerintahan. 8. Laporan unit pemerintah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan laporan keuangan Sektor Swasta diperiksa oleh auditor independen. Persamaan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Laporan Keuangan Sektor Swasta : 1. Kriteria validitas dan reliabilitas dokumen sumber. 2. Fungsi Akuntabilitas menentukan dalam pelaporan keuangan. 3. Siklus akuntansi yang dapat diperbandingkan. 4. Penetapan Standard Akuntansi Keuangan oleh Organisai Independen. 5. Keduanya sama-sama dapat diakui sebagai dasar hukum. Ekonomi, Efisiensi, Dan Efektivitas Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan value of money dalam menjalankan aktivitasnya, dimana value of money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada 3 elemen utama, yaitu : 1. Ekonomi Perolehan input dengan kualitas tertentu pada harga yang terendah. 2. Efisiensi Pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. 3. Efektivitas Tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan atau perbandingan outcome dengan ouput. Manfaat implementasi value of money : 1. Meningkatkan pelayanan publik. 2. Meningkatkan efektifitas pelayanan publik dan pelayanan tepat sasaran. 3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya efisiensi dan penghematan dalam penggunaan input.

4