100
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik dapat dikembangkan secara optimal. Selain itu pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang menentukan maju mundurnya pembangunan suatu negara. Menyadari pentingnya pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2003:6) telah melakukan berbagai usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan. Diantaranya adalah dengan meningkatkan kemampuan guru dan menyempurnakan kurikulum serta pedoman pelaksanaannya. Akan tetapi, meskipun kemampuan profesional guru sudah ditingkatkan dan kurikulum sudah disempurnakan, namun kunci keberhasilan tidak terlepas dari berbagai cara pendidik yang melaksanakannya. 1

asma, revisi ke 7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: asma, revisi ke 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Melalui pendidikan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik dapat dikembangkan

secara optimal. Selain itu pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang menentukan

maju mundurnya pembangunan suatu negara.

Menyadari pentingnya pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional

(Depdiknas, 2003:6) telah melakukan berbagai usaha untuk memperbaiki mutu

pendidikan. Diantaranya adalah dengan meningkatkan kemampuan guru dan

menyempurnakan kurikulum serta pedoman pelaksanaannya. Akan tetapi, meskipun

kemampuan profesional guru sudah ditingkatkan dan kurikulum sudah disempurnakan,

namun kunci keberhasilan tidak terlepas dari berbagai cara pendidik yang

melaksanakannya.

Disamping penguasaan materi, seorang guru dituntut memiliki ketrampilan

dalam menyampaikan materi yang akan diberikan. Cara guru menciptakan suasana di

kelas sangat berpengaruh pada reaksi yang ditampilkan siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Apabila guru berhasil menciptakan suasana yang membuat siswa

termotivasi dan aktif dalam belajar, kemungkinan meningkatnya hasil belajar siswa

sesuai dengan yang diharapkan. Dimyati (2002:62) mengatakan, “Guru dapat

menggunakan metode dan tehnik mengajar secara bervariasi sehingga dapat menarik

1

Page 2: asma, revisi ke 7

perhatian siswa dalam proses pembelajaran.” Dari pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang

diajarkan dan disukai oleh siswa maka kegiatan belajar mengajar akan berlangsung

secara efektif, efesien dan mengena pada tujuan yang diharapkan.

Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran

ekonomi, salah satunya adalah meningkatkan pemahaman guru tentang penggunaan

metode dan sistem penyampaian bahan pelajaran kepada siswa. Dalam proses belajar

mengajar ekonomi terdapat beberapa metode yang digunakan seperti metode Ceramah,

Tanya Jawab, Diskusi, Brain Storming, Discovery, dll. Untuk memilih salah satu atau

lebih metode yang digunakan dalam mengajar materi–materi ekonomi terlebih dahulu

harus diperhatikan kemampuan siswa, tujuan dan fungsi metode sarana dan prasarana

metode tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Johar, dkk (2006:101) “Efektivitas

penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua

komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran”.

Pada umumnya dalam kegiatan belajar mengajar banyak siswa yang tidak

berani atau takut menyampaikan gagasan, ide ataupun pertanyaan kepada guru terhadap

meteri yang tidak dipahami, siswa takut pendapatnya akan dianggap salah dan tidak

percaya diri pada gagasan yang diungkapkannya sehingga pada saat proses pembelajaran

siswa hanya terpaku pada apa yang diberikan oleh guru dan proses belajar mengajar

tidak dapat berjalan dengan efesien. Oleh karena itu seorang guru hendaknya memilih

metode pembelajaran yang dapat menjadikan siswa aktif dalam menemukan konsep dan

2

Page 3: asma, revisi ke 7

menyelesaikan masalah seperti penggunaan metode Brain Storming (sumbang saran atau

curah pendapat).

Metode Brain Storming (sumbang saran) adalah suatu metode mengajar yang

memberikan suatu masalah kepada siswa, kemudian siswa memberikan gagasan untuk

menjawab masalah tersebut sehingga berkembang menjadi masalah baru seperti

dikemukakan Roestiyah (2001:73) “Metode Brain Storming adalah cara mengajar yang

dilaksanakan oleh guru didalam kelas yang melontarkan suatu masalah, kemudian siswa

menjawab, menyatakan pendapat atau komentar sehingga masalah tersebut berkembang

menjadi masalah yang baru”. Metode Brain Storming juga dapat mendorong siswa

merangsang pikirannya untuk berpikir kreatif dengan adanya masalah yang diberikan

oleh guru. Munandar (2004:196) mengatakan, “Metode Brain storming bertujuan untuk

menguras habis apa yang dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang

diajarkan guru dikelas”. Akhir dari proses pembelajaran ini diharapkan akan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa, pada prinsipnya semua siswa memiliki kemampuan

yang sama dan bisa belajar apa saja. Hanya waktu yang diperlukan untuk mencapai

kemampuan tertentu yang berbeda.

Hasil observasi di SMA N 1 Idi Rayeuk Aceh Timur menunjukkan bahwa

dalam penerapan pembelajaran ekonomi, para guru masih banyak yang menggunakan

metode ceramah, hal ini membuat siswa merasa jenuh dalam belajar sehingga dapat

mempengaruhi prestasi belajarnya. Mengingat persoalan yang timbul akibat masalah

mengajar pada guru dalam memberikan materi kepada siswa maka perlu dilakukan

kegiatan belajar dengan menggunakan metode lain agar terbentuk siswa yang mandiri

3

Page 4: asma, revisi ke 7

dalam belajar, dalam berfikir dan memotivasi dirinya sehingga kegiatan pembelajaran

berlangsung dengan efektif. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode

brain storming. Namun metode ini harus diuji dan diteliti dulu untuk memperoleh hasil

yang baik.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh

penggunaan metode pembelajaran Brain Storming terhadap prestasi belajar siswa pada

pokok bahasan ketenagakerjaan dan pengangguran pada siswa kelas XIIPS di SMA N 1

Idi Rayeuk Aceh Timur dan apakah guru melakukan mekanisme metode Brain storming

dengan tepat pada siswa kelas XIIPS di SMA N 1 Idi Rayeuk Aceh Timur. Untuk

menjawab permasalahan tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Metode Pembelajaran Brain Storming Terhadap Prestasi Belajar Siswa

pada Pokok Bahasan KetenagaKerjaan dan Pengangguran di Kelas XI IPS SMA

Negeri 1 Idi Rayeuk Aceh Timur.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode Brain Storming terhadap prestasi

belajar siswa pada materi ketenagakerjaan dan pengangguran di kelas XI IPS

SMA N 1 Idi Rayeuk Aceh Timur.

4

Page 5: asma, revisi ke 7

2. Bagaimana tanggapan siswa dalam proses belajar mengajar dengan

menggunakan metode Brain Storming pada materi ketenagakerjaan dan

pengangguran di kelas XI IPS SMA N 1 Idi Rayeuk Aceh Timur.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode

Brain Storming pada materi ketenagakerjaan dan pengangguran di kelas XI IPS

SMA N 1 Idi Rayeuk Aceh Timur.

2. Untuk mengetahui tanggapan siswa dalam penerapan metode Brain Storming

pada materi ketenagakerjaan dan pengangguran di kelas XI IPS SMA N 1 Idi

Rayeuk Aceh Timur.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti sendiri dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dalam

proses belajar mengajar.

2. Akan dapat memperkaya pengembangan pengetahuan proses belajar mengajar

yang berbasis pada ilmu pendidikan, khususnya mengenai kajian penggunaan

metode Brain Storming dalam proses belajar mengajar.

3. Sebagai informasi dan masukan kepada pendidik terutama para guru ekonomi

agar dapat berperan aktif untuk berusaha meningkatkan prestasi belajar siswa

dalam proses belajar mengajar.

5

Page 6: asma, revisi ke 7

1.5 Anggapan Dasar

Anggapan dasar merupakan pegangan segala pandangan atau kegiatan terhadap

masalah yang akan diteliti. Menurut Arikunto (2002:17) mengemukakan: “Anggapan

dasar merupakan dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti serta

merupakan dasar menentukan hipotesis”. Yang menjadi anggapan dasar dalam

penelitian ini adalah“metoda adalah cara guru melaksanakan proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan.”

1.6 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya. Arikunto

(2002:25) mengatakan bahwa, “Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap pemasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.” Yang

menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah “Penggunaan metode Brain Storming

dapat berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa di kelas XI IPS SMA N 1 Idi

Rayeuk Aceh Timur.”

1.7 Ruang lingkup Penelitian dan Definisi Operasional

Ruang lingkup penelitian ini adalah kegiatan belajar mengajar, kajiannya

dibatasi pada prestasi atau hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode Brain

Storming pada pokok bahasan ketenagakerjaan dan pengangguran. Penelitian ini

dilakukan pada siswa kelas XI IPS semester 1 di SMA N 1 Idi Rayeuk Aceh Timur.

6

Page 7: asma, revisi ke 7

Untuk mempermudah pemahaman skripsi ini, maka didefenisikan istilah-istilah

penting yang menjadi pokok bahasan utama, yaitu:

1. Metode mengajar adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan (Djamarah,

2002:85). Secara operasional metode mengajar yang dimaksud adalah suatu cara

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Metode Brain Storming adalah suatu cara mengajar di mana guru memberikan

suatu masalah yang mampu merangsang pikiran siswa sehingga siswa tersebut

dapat menanggapi dengan mengeluarkan ide-idenya (Roestiyah, 2001:74).

3. Prestasi adalah suatu bukti keberhasilan yang dicapai oleh seorang individu

melalui proses belajar.

7

Page 8: asma, revisi ke 7

BAB II

LANDASAN TEORETIS

2.1 Prestasi Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.

Untuk mencapai cita-citanya siswa harus belajar dengan giat. Meskipun demikian

banyak faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Slameto (2003:2) mengatakan “belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Sedangkan Winkel (1996:115) mendefinisikan “belajar adalah suatu

proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan/skill, kebiasaan

atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan

tingkah laku yang progresif dan adaptif”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

perubahan pada diri manusia baik berupa perubahan pengetahuan. Tingkah laku maupun

keterampilan dengan berbagai kegiatan misalnya dengan membaca, mendengar,

mengamati dan sebagainya.

2.1.2 Pengertian Prestasi Belajar

Setelah suatu proses belajar mengajar selesai dilaksanakan, maka perlu

diadakan evaluasi untuk melihat hasil dari pelaksanaan proses tersebut. Melalui hasil

8

Page 9: asma, revisi ke 7

evaluasi tersebut akan diperoleh data tentang prestasi belajar siswa, hal ini sesuai dengan

Winkel (1996:162) “Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat

dicapai.” Istilah prestasi belajar juga sering disingkat dengan indeks prestasi. Slameto

(2003:2) mengartikan “Indeks prestasi adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan

satuan nilai akhir yang menggambarkan mutu penyelesaian suatu program belajar.”

Nasution (2005:67) mengemukakan pengertian prestasi belajar, yakni “prestasi

adalah hasil belajar yang merupakan gambaran kualitas pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan atau ukuran derajat penguasaan siswa atas materi yang diajarkan yang

dinyatakan dengan angka-angka atau kualitas tertentu yang menggambarkan tingkatan

tertentu.”

Dari kutipan diatas, adanya hubungan antara belajar dan prestasi belajar,

dimana hasil dari pada belajar dinyatakan dengan prestasi. Maka dapatlah disimpulakan

bahwa prestasi belajar siswa keseluruhan adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari

kegiatan yang dilakukan, yaitu belajar seperti kelompok belajar yang merangsang

pengetahuan baru, ketrampilan dan sikap yang menimbulkan tingkah laku bagi siswa

yang melaksanakan kegiatan belajar dalam penilaian ini yang menjadi prestasi anak

didik adalah nilai dari daftar kumpulan nilai yang diberikan pihak sekolah atau raport.

Untuk melihat sejauh mana kemampuan prestasi yang dicapai oleh seseorang,

maka perlu diadakan perbandingan dengan prestasi orang lain. Prestasi belajar dapat

dicapai oleh seseorang dikatakan lebih dari presatasi orang lain apabila prestasi

seseorang itu lebih bearti dari prestasi orang yang didasari pada hal kriteria yang sama.

9

Page 10: asma, revisi ke 7

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dalam proses belajar mengajar, baik disekolah maupun dirumah , guru dan

orang tua selalu mengharapkan agar anaknya dapat memperoleh hasil yang sebaik-

baiknya sesuai dengan tujuan pendidikan. Namun dalam kenyataannya tidaklah semua

anak didik dapat mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan, hal ini

disebabkan karena anak didik sering mengalami kesulitan dalam belajar yang

disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Slameto (2003:54) bahwa: “Faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern.”

2.1.3.1 Faktor-faktor Internal

Yang dimaksud faktor intern adalah faktor yang menyangkut seluruh pribadi,

termasuk fisik maupun mental yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya seseoran

dalam belajar. Munandar (2004:18) menegaskan bahwa: “orang yang berbakat dalam

bidang studi diperkirakan akan mampu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang itu.”

Faktor intern terbagi tiga faktor yaitu sebagai berikut:

1. Faktor fisiologis (jasmani), merupakan suatu faktor yang menunjukkan tahap

perkembangan seseorang.

2. Faktor psikologis (rohani), merupakan faktor kejiwaan siswa antara lain terdiri

dari minat dan bakat siswa.

3. Faktor kelelahan. Kelelahan pada seseorang dapat dilihat dari kondisi tubuhnya

seperti lemah atau bosan

10

Page 11: asma, revisi ke 7

2.1.3.2 Faktor Eksternal

1. Faktor keluarga.

Keluarga merupakan tempat pertama seorang anak memperoleh pendidikan.

Keluarga mempunyai peran yang sangat besar dalam menentukan usaha memberikan

dorongan belajar pada siswa, sehingga tercapai prestasi yang baik sesuai dengan yang

diharapkan. Sehubungan dengan halitu Slameto (2003:62) mengemukakan “Keluarga

adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama.”

2. Faktor sekolah

Belajar disekolah merupakan cara belajar formal dan mempunyai kurikulum

tertentu, dimana pada tempat tersebut berlangsungnya prosesbelajar. Eksistensi sekolah

sudah sudah tentu sangat besar pengaruhnya terhadap kemejuan siswa dalam

pendidikan. Slameto (2003:66) menyebutkan bahwa: “Faktor sekolah yang

mempengaruhi prestasi siswa antara lain kurikulum dan standar pelajaran di atas ukuran

dan lain-lain.” Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada

siswa, khisusnya menyangkut dengan proses belajar mengajar.

3. Faktor masyarakat

Selain dari faktor keluarga, mutu belajar juga dipengaruhi oleh lingkungan

(masyarakat). Kemampuan anak dalam menyesuaikan diri dengan masyarakat bisa saja

berpengaruh baik, dan bisa saja buruk. Menurut Slameto (2003:70) “Ada beberapa

faktor masyarakat yang mempengaruhi prestasi belajar siswa seperti kegiatan siswa

dalam masyarakat dan teman bergaul.”

11

Page 12: asma, revisi ke 7

2.2 Metode Brain Storming

Metode adalah suatu cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk

mencapai tujuan kegiatan, oleh karena itu dalam memilih suatu metode yang akan

digunakan oleh seorang guru perlu mempunyai alasan yang kuat dan faktor-faktor yang

mendukung pemilihan metode tersebut, seperti karakteristik tujuan kegiatan dan

karakteristik anak yang diajarkan.

Johar,dkk (2006:148) mengemukakan, “Metode mengajar merupakan suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur, metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar merupakan motif-motif yang aktif dan berfungsi sebagai perangsang dari luar yang juga sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kegiatan.”

Djamarah (2002:82), “metode merupakan alat motivasi ekstrinsik sebagai

strategi pengajaran dan sebagai alat mencapai tujuan kegiatan”. Contoh metode dalam

pembelajaran ekonomi antara lain metode Ceramah, Tanya Jawab, Brain Storming dan

sebagainya.

Hamalik (2001:101) menyatakan bahwa dalam mengklasifikasikan metode-

metode mengajar perlu memperhatikan:

1. Komposisi kelompok siswa

2. Karakteristik kelompok

3. Cara anggota kelompok melakukan interaksi

4. sifat sumber material yang tersedia

5. cara menggunakan sumber

6. faktor waktu

12

Page 13: asma, revisi ke 7

Metode Brain Storming adalah metode mengajar yang berupa pemberian

masalah-masalah, soal-soal kepada sekelompok siswa kemudian siswa mengeluarkan

ide-ide apapun sehingga membentuk masalah yang baru (Roestiyah, 2001:73). Segala

sesuatu yang dikerjakan pasti memiliki tujuan, demikian pula guru memberkan masalah

pada siswanya, adapun tujuan metode Brain Storming, Roestiyah (2001:74)

mengemukakan, “Tujuan penggunaan metode Brain Storming adalah untuk menguras

habis apa yang dipikirkan oleh siswa dalam menanggapi masalah yang di ajarkan guru

dikelas.’’ Dengan demikian siswa belajar dan melatih mengemukakan pendapatnya

dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu dipancing dengan

pertanyaan dari guru agar turut berpartisipasi aktif dan berani mengemukakan

pendapatnya.

2.3 Aturan-aturan Dasar Metode Brain Storming

Ada empat aturan dasar metode Brain Storming yang dikemukakan oleh

Munandar (2004:196) adalah sebagai berikut:

1. Tidak memberikan Kritikan

Asas pertama dari berfikir divergen ialah meniadakan sensor untuk kala waktu tertentu. Hal ini lebih mudah di katakan dari pada di laksanakan, karena pada umumnya kita cenderung kritis dan berhati-hati, kita di ajarkan untuk selalu mempertimbangkan, selektif dan lebih menghargai kualitas dari pada kuantitas. Kecenderungan untuk kritis itu menyebabkan bahwa kita lebih memperhatikan apa yang salah, apa yang lemah, apa yang keliru pada gagasan yang di berikan orang lain dari pada memperhatikan apa yang baik. Kritik yang di berikan terlalu cepat tanpa memberikan kesempatan mengembangkan suatu gagasan baru dapat mematikan kreativitas. Kritik yang sering di dengar terhadap suatu gagasan yang di berikan adalah:- Hal itu sudah sering di akukan- Hal itu belum pernah dil akukan- Rasanya tidak ada jalan

13

Page 14: asma, revisi ke 7

- Gagasan itu aneh sekaliDan masih banyak lainnya memang tidak mudah untuk tidak memberikan kritik. Setiap anggota kelompok yang menggunakan teknik sumbang saran harus di latih atau di ingatkan untuk lebih bersifat terbuka terhadap gagasan orang lain (dan terhadap gagasan itu sendiri), dan dapat menangguhkan pemberian kritik.

2. Kebebasan dalam memberi gagasan (Freewheeling)Di perlukan keadaan tertentu agar seseorang bebas dalam mementukan gagasan, yaitu keadaan di mana dia merasa aman, di akui dan di hargai, apalagi jika siswa belum biasa untuk bebas berbicara, hal inipun memerlukan latihan.

3. Memberi banyak gagasanDi sini berlaku asas quantity breeds quality, dengan memberikan banyak gagasan, makin besar kemungkinan bahwa di antara sekian banyak gagasan ada beberapa yang baik dan berkualitas. Jika dalam sidang sumbang saran, 10 persen dari gagasan adalah gagasan yang baik yang dapat di kerjakan, maka jika ada 100 gagasan bearti ada 10 gagasan yang baik, sedangkan bila yang diberikan 10 gagasan saja maka yang termasuk baik hanya satu. Dengan menekankan kualitas disamping kemungkinan memilih yang lebih besar, peserta untuk lebih berusaha lebih keras dalam menyumbangkan saran.Karena tuntutan akan kuantitas ini maka gagasan sebaiknya di nyatakan dengan singkat, elaborasi dapat menyusul yang dicatat hanya inti pemikiran karena sidang sumbang saran yang baik berlangsung begitu cepat dengan peserta aktif dan bersemangat memberiakan gagasan yang sama diberikan lebih dari satu kali, yang penting bahwa semua gagasan di catat dengan cepat, baru kemudian yang sama di keluarkan. Lagi pula ada kemungkinan bahwa suatu gagasan kedengarannya sama tetapi sebetulnya yang di maksud lain karena di berikan oleh peserta yang berbeda. Dengan mengatakan “Gagasan itu tadi sudah di berikan ” kita dapat menghambat kelancaran pencetusan ide bearti menghambat proses kreativitas.

4. Gabungan dan perbaikan ideDalam sidang sumbang saran tidak jarang terjadi bahwa gagasan yang di berikan seseorang menyambung pada gagasan yang lain. Ini merupakan salah satu manfaat terbesar dari teknik sumbang saran bahwa peserta sidang saling memacu dalam memberi gagasan. Biasanya suasananya menyenangkan dan mencerminkan keasyikan, memberikan pengalaman positif bekerja sama untuk mencapai tujuan memecahkan masalah.

2.4 Langkah-langkah Metode Brain Storming

Pembelajaran dengan metode Brain Storming mengikuti pokok yang ditetapkan

Langkah-langkah pokok metode Brain Storming yang dikemukakan oleh Johnson

(dalam Gulo, 2002:117), adalah sebagai berikut:

14

Page 15: asma, revisi ke 7

1. Guru memberikan masalah kepada siswa, baik melalui bahan tertulis maupun secara lisan.

2. Guru meminta kepada setiap siswa untuk merumuskan masalahnya dalam suatu kalimat sederhana.

3. Kemudian guru menampung semua pendapat mereka dengan menulisnya dipapan tulis tanpa mempersoalkan tepat atau tidaknya benar atau salahnya pendapat tersebut.

4. Setiap pendapat ditinjau kembali dengan meminta penjelasan dari siswa yang bersangkutan.

5. kemudian guru memperkuat penjelasan yang disampaikan siswa atau menjelaskan kembali apa yang dimaksud oleh siswa tersebut. Dengan demikian dapat dicoret beberapa rumusan yang kurang relevan atau dipilih rumusan yang lebih tepat.

6. Akhirnya kelas memilih satu perumusan yang paling tepat yang dapat dipakai oleh semua.

Berdasarkan langkah tersebut diatas, maka dalam pelaksanaanya guru

memberikan masalah yang mampu merangsang pemikiran siswa, sehingga siswa

menanggapi dan guru tidak boleh memberikan kritikan juga tidak perlu menyimpulkan.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Brain Storming

Metode Brain Storming (sumbang saran) mempunyai kelebihan seperti yang

dikemukakan Roestiyah (2001:74), yaitu:

1. Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat.2. Melatih siswa berfikir dengan cepat dan tersusun logis.3. Merangsang siswa untuk selalu siap perpendapat yang berhubungan

dengan masalah yang diberikan oleh guru.4. Meningkatkan prestasi siswa dalam menerima pelajaran.5. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai

atau dari guru.6. Terjadi persaingan yang sehat.7. Anak merasa bebas dan gembira.8. Suasana demokratis dan disiplin dapat ditimbulkan.

Disamping ada kelebihan, metode ini juga mempunyai kekurangan antara lain

dikemukakan Roestiyah (2001:75):

15

Page 16: asma, revisi ke 7

1. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berfikir yang baik.

2. Anak yang kurang selalu ketinggalan.3. Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak pandai saja 4. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan5. Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu benar atau salah6. Tidak menjamin hasil pemecahan masalah7. Masalah bisa berkembang kearah yang tidak diharapkan.

Berdasarkan kekurangan dalam penggunaan metode Brain Storming, seorang

guru harus bisa mengarahkan siswa-siswa yang memerlukan waktu yang lama untuk

berfikir (inkubasi) yang dapat menimbulkan frustasi bagi siswa. Dalam hal ini guru

dapat memudahkan proses dengan memberikan kerangka berfikir yang berkaitan dengan

masalah.

2.6 Ketenagakerjaan dan Pengangguran

Salah satu persoalan sulit sebagaimana sering dihadapi oleh pemerintah di

berbagai negara adalah penyediaan kesempatan kerja bagi pendudukanya. Itulah

mengapa keberhasilan pemerintah dari suatu negara sering diukur dari kemampuannya

dalam menyediakan lapangan kerja atau menekankan tingkat pengangguran bagi

penduduknya. Menurut Ritongga (2004:11) ”Tenaga kerja merupakan salah satu faktor

produksi yang penting, bukan hanya karena peranannya pada proses produksi, tetapi

juga karena menyangkut kesejahteraan masyarakat. Selain itu untuk menciptakan, untuk

menciptakan hasil produksi perlu keterpaduan antara tenaga kerja atau angkatan kerja

dan kesempatan kerja”.

16

Page 17: asma, revisi ke 7

2.6.1 Tenaga Kerja, Angkatan Kerja, dan Pengangguran

Alam (2004:15) mengatakan ”Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja

yang siap melakukan perkejaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang

sedang mencari perkerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah

tangga. Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja

maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab. Di samping itu,

mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari perkerjaan disebut

pengangguran”.

2.6.2 Kesempatan Kerja

2.6.2.1 Pengertian Kesempatan Kerja

Alam (2004:12) mengungkapkan ”Kegiatan ekonomi di masyarakat

membutuhkan tenaga kerja.kebutuhan akan tenaga kerja itu juga dapat disebut sebagai

kesempatan kerja. Selain itu, kesempatan kerja juga dapat didefinisikan sebagai suatu

keadaan yang menggambarkan tersedianya lapangan kerja (pekerjaan) untuk diisi

pencari kerja. Kesempatan kerja dapat juga diartikan sebagai permintaan akan tenaga

kerja atau seberapa banyak tenaga kerja yang terserap ke dalam dunia kerja”.

2.6.2.2 Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja menurut Ritongga (2004:10) ”adalah keseluruhan aktivitas

yang mempertemukan penawaran tenaga kerja (pencari kerja) dengan permintaan tenaga

kerja (lowongan kerja). Penawaran tenaga kerja datang dari sektor rumah tangga.

17

Page 18: asma, revisi ke 7

Sementara itu, permintaan tenaga kerja datang dari perusahaan atau unit-unit usaha dan

kantor-kantor pemerintah”.

Berikut adalah sejumlah informasi sebagaimana dibutuhkan oleh pencari kerja

Ritongga (2004:13)

1. Jenis usaha dan gambaran umum dari perusahaan di mana lowongan pekerjaan

itu berada.

2. kecocokan pekerjaan tersebut dengan pendidikan atau latar belakang si pencari

kerja.

3. tingkat upah atau gaji dan lingkungan pekerjaan.

4. keuntungan-keuntungan di luar gaji (fringe benefits), seperti tunjangan

kesehatan, hari tua, libur, dan lain-lain.

5. prospek masa depan seperti kemungkinan naik pangkat, kesempatan menjadi

menjadi anggota pimpinan, kesempatan latihan di dalam dan di luar negeri.

2.6.3 Jenis-jenis Pengangguran dan Penyebabnya

Jenis-jenis penganguran dan penyebabnya menurut Alam (2004:12) adalah:

1. jenis pengangguran menurut lama waktu kerja

pengangguran terbuka

setengah menganggur

pengangguran terselubung

2. jenis pengangguran menurut penyebab

pengangguran struktural

18

Page 19: asma, revisi ke 7

pengangguran siklikal

pengangguran musiman

pengangguran friksional

2.6.4 Cara-cara Mengatasi Pengangguran

Berikut ini cara mengatasi pengangguran pada beberapa jenis pengangguran,

Alam (2004:15):

1. Peningkatan mobilitas tenaga kerja dan modal.

2. Pengelolaan permintaan masyarakat

3. Penyediaan informasi tentang kebutuhan tenaga kerja

4. Pertumbuhan ekonomi

5. Program pendidikan dan pelatihan kerja

6. Pengiriman tenaga kerja ke luar negeri

7. Wiraswasta

19

Page 20: asma, revisi ke 7

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, Sugiono (1999:15)

menyatakan bahwa “Pendekatan kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data

kualitatif yang diangkakan (skoring).” Pendekatan kuantitatif digunakan atas dasar

bahwa penelitian ini merupakan suatu penelitian yang pembahasan hasilnya akan

dijelaskan dalam bentuk angka.

Berdasar judul dan rumusan masalah, maka penelitian ini digolongkan dalam

jenis penelitian eksperimental, Arikunto (2002:78) “Studi eksperimental adalah

mengusahakan timbulnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat

pengaruhnya terhadap prestasi belajar.”

Peneliti memilih untuk mengambil pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian

eksperimental adalah untuk melihat prestasi belajar siswa dan membandingkan antara

siswa yang pembelajarannya menggunakan metode brain storming dengan siswa yang

menggunakan pengajaran secara langsung. Dengan cara ini kita dapat melihat

perbandingan prestasi belajar dari nilai tes yang diadakan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di SMA Negeri I Idi Rayeuk Aceh Timur, yang

berlokasi pada Jalan Medan-Banda Aceh, Desa Tanoh Anou, Kec.Idi Rayeuk, Kab.Aceh

20

Page 21: asma, revisi ke 7

Timur. Jadwal penelitian akan dilaksanakan awal tahun ajaran baru 2009/2010 pada

semester pertama (jadwal penelitian, terlampir).

3.3 Populasi dan sampel Penelitian

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA N 1

Idi Rayeuk Aceh Timur yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa seluruhnya 92

siswa. Sampel yang diambil adalah kelas XIIPS-2 yang berjumlah 30 siswa sebagai

kelompok eksperimen dan kelas XIIPS-3 yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol.

Pemilihan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan dengan metode sampling purposif.

Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dijenjang SMA

memiliki banyak pokok bahasan yang diatur dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP). Peneliti memberi materi pelajaran yang telah telah dikonsultasikan/disepakati

dengan guru yang mengajar bidang study ekonomi khususnya kelas XI yang ada pada

SMA Negeri I Idi Rayeuk Aceh Timur.

3.4 Pelaksanaan penelitian

Sebelum dilaksanakan penelitian kedua kelas tersebut (kelas kontrol dan

eksperimen) diberikan materi yang sama dengan perlakuan yang berbeda yaitu Pada

kelas eksperimen pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode Brain Storming

dan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran secara langsung. Proses

belajar mengajar akan berlangsung selama tiga kali pertemuan dan pada setiap akhir

pertemuan akan diberikan evaluasi. Evaluasi yang diberikan pada kelas eksperimen

21

Page 22: asma, revisi ke 7

menggunakan Snowball Throwing (lempar bola salju) sedangkan pada kelas kontrol

akan diberikan evaluasi yang berbentuk kuis. Pada akhir proses pembelajaran pertemuan

ketiga juga akan diberikan tes akhir dimana soal dalam tes tersebut sudah terlebih dahulu

penulis konsul kepada yang lebih ahli yaitu guru ekonomi di SMA Negeri 1 Idi Rayeuk.

Jumlah soal 15 butir, 10 pilihan ganda dengan setiap jawaban yang benar akan diberi

skor 5, dan 5 essay dengan setiap jawaban yang benar akan diberi skor 10, dengan waktu

yang tersedia 1 x 45 menit.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi digunakan untuk mendapat informasi yang berkaitan dengan

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, meliputi pengamatan aktivitas guru dan aktivitas

siswa selama kegiatan belajar mengajar.

2. Tes

Test merupakan suatu cara untuk memperoleh data penelitian tentang hasil

perbedaan prestasi belajar yang dicapai siswa, test diberikan setelah materi

ketenagakerjaan dan pengangguran diajarkan dengan menggunakan metode Brain

Storming di kelas eksperimen dan pembelajaran secara langsung di kelas kontrol.

3.6 Teknik Pengolahan data

Dalam pengolahan data alat analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah uji-Z, menurut Sudjana (2005:239) mengatakan bahwa “Apabila suatu penelitian

memiliki sampel besar (30 sampel) maka sebaiknya membandingkannya dengan

22

Page 23: asma, revisi ke 7

menggunakan uji-Z” dengan rumus sebagai berikut:

Terlebih dahulu ditentukan rata-rata ( ) dan simpangan baku (σ) dari masing-

masing kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan rumus:

(Sudjana, 2005:67)

(Sudjana, 2005:95)

Keterangan:

1 = Nilai rata-rata siswa kelas eksperimen2 = Nilai rata-rata siswa kelas kontrol

σ = Simpangan baku n1 = Jumlah siswa kelas ekserimen

n2 = Jumlah siswa kelas kontrol f1 = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas xi = Tanda kelas interval

sedangkan mencari nilai gabungan (kelas eksperimen dan kelas kontrol) dapat

dihitung dengan rumus:

(Sudjana, 2005:239)

Keterangan : = Varians kelas eksperimen

= Varians kelas kontrolHipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: μ1 = μ2 : prestasi siswa yang diajarkan dengan metode Brain Storming lebih

23

Page 24: asma, revisi ke 7

rendah atau sama dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran secara langsung.

H1: μ1 μ2 : prestasi belajar siswa yang telah diajarkan dengan metode Brain

Storming lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran secara

langsung. Dengan kriteria yang berlaku adalah terima Ho jika –Z tabel < Zhitung < Ztabel, yaitu

(-Z½(1-α)<Z<Z½(1-α)) dalam hal lainnya Ho ditolak. Pada taraf kepercayaan 95% atau

5%.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

24

Page 25: asma, revisi ke 7

4.1 Hasil Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan penggunaan metode Brain storming dalam

pembelajaran dibandingkan dengan metode ceramah, maka peneliti secara langsung

melakukan pengajaran terhadap dua kelas yang dijadikan sampel penelitian. Kelas

pertama diberi nama kelas ekperimen dan kelas ke dua diberi nama kelas kontrol.

Terhadap kelas eksperimen metode pembelajaran menggunakan brain srtorming

sedangkan kelas kontrol melalui metode ceramah. Materi yang diberikan adalah

ketenagakerjaan dan pengangguran. Sebelum melakukan proses pembelajaran maka

peneliti mempersiapkan RPP untuk metode brain storming dan RPP untuk metode

ceramah. RPP diperlukan sebagai bahan persiapan guru dalam melakukan

pembelajaran. RPP disesuaikan dengan silabus dan kurikulum yang sedang berlangsung

agar materi yang diajarkan sesuai dengan materi sebelumnya.

Berikut ini adalah RPP dengan metode Brain Storming: (halaman berikutnya)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1(kelas eksperimen)

Tingkat Sekolah : SMA

25

Page 26: asma, revisi ke 7

Mata Pelajaran : EkonomiKelas/Semester : XI (sebelas)/I (satu)Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

I. STANDAR KOMPETENSI1. Memahami kondisi ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan

ekonomi

II. KOMPETENSI DASAR1.1 Mengklasifikasi ketenagakerjaan

III. INDIKATOR1. Mendeskripsikan angkatan kerja, tenaga kerja, dan kesempatan kerja2. Membedakan angkatan kerja, tenaga kerja, dan kesempatan kerja

IV. TUJUAN PEMBELAJARANSetelah mempelajari materi ini siswa dapat: Mendeskripsikan angkatan kerja, tenaga kerja, dan kesempatan kerja Membedakan angkatan kerja, tenaga kerja, dan kesempatan kerja

V. MATERI PEMBELAJARAN Pengertian angkatan kerja, tenaga kerja, kesempatan kerja dan pengangguran

VI. STRATEGI PEMBELAJARAN Metode : Brain Storming, diskusi, snowball

throwing. Strategi : Pembelajaran kooperatif

VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

26

Page 27: asma, revisi ke 7

LANGKAH-

LANGKAH

AKTIVITAS

GURU SISWA

Pendahuluan

(15 menit)

a. Apersepsi:

Pernakah

mendengar sebutan

pengangguran?

b. Motivasi:

Kenapa sekarang

ini banyak kali

yang menganggur?

- Kesiapan mengajar.

- Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai siswa.

- Mengajukan pertanyaan

sebagai prasyarat

pengetahuan dan untuk

memotivasi siswa.

- Kesiapan belajar

- mendengar penjelasan

dari guru.

- Menjawab pertanyaan

yang diajukan guru.

Kegiatan inti

(105 menit)

- Dapat menjelaskan

pengertian

angkatan kerja,

tenaga kerja,

kesempatan kerja

dan pengangguran

- Dapat

menyebutkan

penyebab

terjadinya

pengangguran

- Dapat

Membedakan

angkatan kerja,

tenaga kerja, dan

- Membagi siswa dalam 4

kelompok mengajar.

- Menyampaikan pada

siswa tentang pokok yang

akan dipelajari dengan

melibatkan siswa.

- Memberikan atau

melontarkan masalah

tentang angkatan kerja,

tenaga kerja, kesempatan

kerja dan pengangguran

- Menampung semua

jawaban/gagasan siswa

dengan menuliskan di

papan tulis tampa

- Menduduki kelompok

masing-masing.

- memperhatikan dan

mendengarkan penjelasan

dari guru..

- Memberi gagasan

terhadap masalah yang

diberikan oleh guru.

- Memperhatikan gagasan

yang ada di papan tulis.

27

Page 28: asma, revisi ke 7

kesempatan kerja.

- Evaluasi

mempersoalkan tepat atau

tidaknya, benar atau

salahnya pendapat

tersebut.

- Membimbing siswa dalam

melakukan diskusi.

- Meninjau kembali

pendapat siswa dengan

meminta penjelasan dari

siswa yang bersangkutan.

- Menjelaskan kembali

penjelasan dari siswa

- Meminta siswa menarik

kesimpulan terhadap

rumusan masalah yang

paling tepat.

- Meminta siswa membuat

pertanyaan pada sehelai

kertas mengenai materi

yang sudah dipelajari.

- Meminta siswa untuk

membuat kertas

pertanyaan tersebut seperti

bola dan dilemparkan

kesiswa yang lain.

- Meminta siswa yang lain

menjawab.

- Melakukan diskusi

- Menanggapi pertanyaan

yang diberikan oleh guru.

- Menarik kesimpulan yang

mana rumusan masalah

yang paling tepat.

- Membuat pertanyaan.

- Melakukan apa yang

dianjurkan oleh guru.

- Menjawab pertanyaan.

Penutup

(15 menit)

- Menilai hasil kerja

kelompok dan memberi

penghargaan.

- Membimbing siswa untuk

menyimpulkan materi

- Menyimpulkan materi

pembelajaran dan

28

Page 29: asma, revisi ke 7

pelajaran dan

Menyampaikan materi

pelajaran pertemuan

selanjutya.

mencatat dibuku catatan.

VIII. MEDIA PEMBELAJARAN Buku Ekonomi SMA (KBK) untuk kelas X, Erlangga. Buku Ekonomi SMA (KTSP) untuk kelas XI, PT Phibeta Aneka Gama.

IX. PENILAIANJenis penilaian : tugas kelompok, tugas individu.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2(kelas eksperimen)

29

Page 30: asma, revisi ke 7

Tingkat Sekolah : SMAMata Pelajaran : EkonomiKelas/Semester : XI (sebelas)/I (satu)Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

I STANDAR KOMPETENSI1. Memahami kondisi ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan

ekonomi

II. KOMPETENSI DASAR1.1 Mengklasifikasi ketenagakerjaan

III. INDIKATOR1. Mengidentifikasi upaya peningkatan kulitas kerja 2. Mengidentifikasi macam-macam sistem upah

IV. TUJUAN PEMBELAJARANSetelah mempelajari materi ini siswa dapat: Mengidentifikasi upaya peningkatan kulitas kerja Mengidentifikasi macam-macam sistem upah

V. MATERI PEMBELAJARAN Upaya peningkatan kualitas kerja Sistem upah

VI. STRATEGI PEMBELAJARAN Metode : Brain Storming, diskusi, snowball

throwing. Strategi : Pembelajaran kooperatif

30

Page 31: asma, revisi ke 7

VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

LANGKAH-

LANGKAH

AKTIVITAS

GURU SISWA

Pendahuluan

(15 menit)

a. Apersepsi:

Apakah yang

dimaksud dengan

kulitas kerja?

b. Motivasi:

Tahukah kalian apa

upaya untuk

mencegah adanya

pengangguran?

- Kesiapan mengajar.

- Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai siswa.

- Mengajukan pertanyaan

sebagai prasyarat

pengetahuan dan untuk

memotivasi siswa.

- Kesiapan belajar.

- Mendengar penjelasan

dari guru.

- Menjawab pertanyaan

yang diajukan guru.

Kegiatan inti

(105 menit)

- Dapat mengetahui

upaya peningkatan

kualitas kerja.

- Dapat menyebutkan

upaya-upaya yang

harus dilakukan

pemerintah

- Dapat menyebutkan

- Membagi siswa dalam 4

kelompok mengajar.

- Menyampaikan pada

siswa tentang pokok yang

akan dipelajari dengan

melibatkan siswa.

- Melakukan Tanya jawab

tentang upaya

peningkatan kualitas kerja

- Memberikan atau

- Menduduki kelompok

masing-masing.

- memperhatikan dan

mendengarkan

penjelasan dari guru.

- Menanyakan tentang

upaya peningkatan

kualitas kerja .

- Memberi gagasan

31

Page 32: asma, revisi ke 7

macam-macam

sistem upah

- Evaluasi

melontarkan masalah

tentang macam-macam

sistem upah

- Menampung semua

jawaban/gagasan siswa

dengan menuliskan di

papan tulis tampa

mempersoalkan tepat atau

tidaknya, benar atau

salahnya pendapat

tersebut.

- Membimbing siswa

dalam melakukan diskusi.

- Meninjau kembali

pendapat siswa dengan

meminta penjelasan dari

siswa yang bersangkutan.

- Menjelaskan kembali

penjelasan dari siswa

- Meminta siswa menarik

kesimpulan terhadap

rumusan masalah yang

paling tepat.

- Meminta siswa membuat

pertanyaan pada sehelai

kertas mengenai materi

yang sudah dipelajari.

- Meminta siswa untuk

membuat kertas

terhadap masalah yang

diberikan oleh guru.

- Memperhatikan gagasan

yang ada di papan tulis.

- Melakukan diskusi

kelompok.

- Menanggapi pertanyaan

yang diberikan oleh

guru.

- Menarik kesimpulan

yang mana rumusan

masalah yang paling

tepat.

- Membuat pertanyaan.

- Melakukan apa yang

dianjurkan oleh guru.

32

Page 33: asma, revisi ke 7

pertanyaan tersebut

seperti bola dan

dilemparkan kesiswa

yang lain.

- Meminta siswa yang lain

menjawab.

- Menjawab

pertanyaan.

Penutup

(15 menit)

- Menilai hasil kerja

kelompok dan memberi

penghargaan.

- Membimbing siswa untuk

menyimpulkan materi.

- Menyampaikan materi

pelajaran pertemuan

selanjutya.

- Menyimpulkan materi

pembelajaran dan

mencatat dibuku

catatan.

VIII. MEDIA PEMBELAJARAN Buku Ekonomi SMA (KBK) untuk kelas X, Erlangga. Buku Ekonomi SMA (KTSP) untuk kelas XI, PT Phibeta Aneka Gama.

IX. PENILAIANJenis penilaian : Tugas kelompok, tugas individu.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3

33

Page 34: asma, revisi ke 7

(kelas eksperimen)

Tingkat Sekolah : SMAMata Pelajaran : EkonomiKelas/Semester : XI (sebelas)/I (satu)Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I STANDAR KOMPETENSI1. Memahami kondisi ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan

ekonomi

II. KOMPETENSI DASAR1.1 Mengklasifikasi ketenagakerjaan

III. INDIKATOR1. Mendeskripsikan pengangguran2. Mengidentifikasi jenis-jenis pengangguran dan sebab-sebabnya.

IV. TUJUAN PEMBELAJARANSetelah mempelajari materi ini siswa dapat: Mendeskripsikan pengangguran Mengidentifikasi jenis-jenis pengangguran dan sebab-sebabnya.

V. MATERI PEMBELAJARAN Jenis-jenis pengangguran dan sebab-sebabnya Dampak dan cara mengatasi pengangguran

VI. STRATEGI PEMBELAJARAN Metode : Brain Storming, diskusi, snowball

throwing. Strategi : Pembelajaran kooperatif

VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

34

Page 35: asma, revisi ke 7

LANGKAH-

LANGKAH

AKTIVITAS

GURU SISWA

Pendahuluan

(10 menit)

a. Apersepsi:

Ada berapa jenis

pengangguran?

b. Motivasi:

Apa saja penyebab

pengangguran?

- Kesiapan mengajar.

- Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai siswa.

- Mengajukan pertanyaan

sebagai prasyarat

pengetahuan dan untuk

memotivasi siswa.

- Kesiapan belajar

- mendengar penjelasan

dari guru.

- Menjawab pertanyaan

yang diajukan guru.

Kegiatan inti

(65 menit)

- Dapat menjelaskan

sebab-sebab

terjadinya

pengangguran

- Dapat menyebutkan

sebab-sebab

terjadinya

pengangguran

- Dapat menyebutkan

dampak dan cara

mengatasi

pengangguran.

- Membagi siswa dalam 4

kelompok mengajar.

- Menyampaikan pada

siswa tentang pokok yang

akan dipelajari dengan

melibatkan siswa.

- Melakukan Tanya jawab

tentang sebab-sebab

terjadinya pengangguran

- Memberikan atau

melontarkan masalah

tentang dampak dan cara

mengatasi pengangguran

- Semua jawaban/gagasan

siswa dengan menuliskan

- Menduduki kelompok

masing-masing.

- memperhatikan dan

mendengarkan

penjelasan dari guru.

- Menanyakan tentang

penyebab terjadinya

pengangguran

- Memberi gagasan

terhadap masalah

yang diberikan oleh

guru.

35

Page 36: asma, revisi ke 7

di papan tulis tampa

mempersoalkan tepat atau

tidaknya, benar atau

salahnya pendapat

tersebut.

- Membimbing siswa

dalam melakukan diskusi.

- Meninjau kembali

pendapat siswa dengan

meminta penjelasan dari

siswa yang bersangkutan.

- Menjelaskan kembali

penjelasan dari siswa

- Meminta siswa menarik

kesimpulan terhadap

rumusan masalah yang

paling tepat.

- Memperhatikan gagasan

yang ada di papan tulis.

- Melakukan diskusi

kelompok.

- Menanggapi pertanyaan

yang diberikan oleh

guru.

- Menarik kesimpulan

yang mana rumusan

masalah yang paling

tepat.

Penutup

(15 menit)

(45 menit)

- Menilai hasil kerja

kelompok dan memberi

penghargaan.

- Membimbing siswa untuk

menyimpulkan materi

pelajaran.

- Menyampaikan materi

pelajaran pertemuan

selanjutya.

- Memberikan tes akhir

- Menyimpulkan materi

pembelajaran dan

mencatat dibuku

catatan.

- Mengerjakan tes akhir

VIII. MEDIA PEMBELAJARAN

36

Page 37: asma, revisi ke 7

Buku Ekonomi SMA (KBK) untuk kelas X, Erlangga. Buku Ekonomi SMA (KTSP) untuk kelas XI, PT Phibeta Aneka Gama.

IX. PENILAIANJenis penilaian : Tugas kelompok, tes akhir.

Selama melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode brain storming

pada kelas eksperimen terlihat antusias siswa dalam menyampaikan pendapat dan

masukan. Peneliti mencoba ”melemparkan” masalah pengangguran yang ada di provinsi

aceh pasca berakhirnya tugas BRR Aceh dan Nias. Terlihat berbagai tanggapan-

tanggapan yang disampaikan siswa. Setidaknya hampir 75% siswa didalam kelas

mengeluarkan pendapat. Suasana kelas menjadi ruang diskusi yang menarik. Sebagai

seorang guru yang berperan sebagai fasilitator didalam kelas peneliti berusaha agar

pembicaraan tidak keluar terlalu jauh terhadap marteri pembelajaran.

Setelah melakukan pembelajaran di kelas eksperimen maka peneliti juga

melakukan pembelajaran pada kelas kontrol. Metode yang digunakan adalah metode

ceramah. Berikut ini adalah RPP yang digunakan pada kelas kontrol (halaman

berikutnya)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1

37

Page 38: asma, revisi ke 7

(kelas kontrol)

Tingkat Sekolah : SMAMata Pelajaran : EkonomiKelas/Semester : XI (sebelas)/I (satu)Alokasi Waktu : 3x45 menit

I STANDAR KOMPETENSI1. Memahami kondisi ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan

ekonomi

II. KOMPETENSI DASAR1.2 Mengklasifikasi ketenagakerjaan

III. INDIKATOR3. Mendeskripsikan angkatan kerja, tenaga kerja, dan kesempatan kerja4. Membedakan angkatan kerja, tenaga kerja, dan kesempatan kerja

IV. TUJUAN PEMBELAJARANSetelah mempelajari materi ini siswa dapat: Mendeskripsikan angkatan kerja, tenaga kerja, dan kesempatan kerja Membedakan angkatan kerja, tenaga kerja, dan kesempatan kerja

V. MATERI PEMBELAJARAN Pengertian angkatan kerja, tenaga kerja, kesempatan kerja dan pengangguran

VI. STRATEGI PEMBELAJARAN Metode : Konvensional, tanya jawab. Strategi : Pembelajaran langsung

VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJAR

38

Page 39: asma, revisi ke 7

LANGKAH-LANGKAH

AKTIVITASGURU SISWA

Pendahuluan

(15 menit)

a. Apersepsi:

Pernakah mendengar

sebutan

pengangguran?

b. Motivasi:

Kenapa sekarang ini

banyak kali yang

menganggur?

- Kesiapan mengajar

- Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai siswa.

- Mengajukan pertanyaan

sebagai prasyarat

pengetahuan dan untuk

memotivasi siswa.

- Kesiapan belajar

- Mendengar penjelasan

dari guru.

- Menjawab pertanyaan

yang diajukan guru.

Kegiatan inti

(105 menit)

- Dapat menjelaskan

pengertian angkatan

kerja, tenaga kerja,

kesempatan kerja

dan pengangguran

- Dapat menyebutkan

penyebab terjadinya

pengangguran

- Dapat Membedakan

angkatan kerja,

tenaga kerja, dan

kesempatan kerja.

- Guru menjelaskan tentang

pokok bahasan yang

dibahas.

- Guru merincikan sub

pokok bahasan tentang

materi yang disajikan.

- Guru menyuruh siswa

untuk mendengarkan dan

mencatat materi yang

telah dijelaskan oleh guru.

- Guru memberi

kesempatan kepada siswa

untuk bertanya.

- Guru menjawab

- Siswa mendengar

pengarahan dan

penjelasan yang

diberikan oleh guru.

- Siswa mendengar dan

mencatat penjelasan

yang diberikan oleh

guru.

- Siswa mengajukan

pertanyaan tentang

materi yang belum

39

Page 40: asma, revisi ke 7

- Evaluasi

pertanyaan yang diajukan

siswa.

- Guru mengarahkan dan

membimbing siswa yang

belum mengerti.

- Memberi latihan

dimengerti.

- Siswa mendengar

pengarahan dan

penjelasan yang

diberikan oleh guru.

- Mengerjakan latihan.

Penutup

(15 menit)

- Guru membuat

kesimpulan materi dan

memberikan masukan dari

hasil penjelasan.

- Guru memberi tugas

rumah.

- Guru menyarankan agar

siswa yang tidak aktif

agar dapat mendalami

materi dengan baik

sehingga untuk materi

selanjutnya lebih aktif.

- Guru menutup pelajaran.

- Siswa menyimak dan

mencatat kesimpulan

dari guru.

- Siswa mencatat tugas

rumah.

- Siswa mendengarkan.

VIII. MEDIA PEMBELAJARAN Buku Ekonomi SMA (KBK) untuk kelas X, Erlangga. Buku Ekonomi SMA (KTSP) untuk kelas XI, PT Phibeta Aneka Gama.

IX. PENILAIANJenis penilaian : tugas rumah, kuis.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2

40

Page 41: asma, revisi ke 7

(kelas kontrol)

Tingkat Sekolah : SMAMata Pelajaran : EkonomiKelas/Semester : XI (sebelas)/I (satu)Alokasi Waktu : 3x45 menit

I STANDAR KOMPETENSI1. Memahami kondisi ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan

ekonomi

II. KOMPETENSI DASAR1.2 Mengklasifikasi ketenagakerjaan

III. INDIKATOR3. Mengidentifikasi upaya peningkatan kulitas kerja 4. Mengidentifikasi macam-macam sistem upah

IV. TUJUAN PEMBELAJARANSetelah mempelajari materi ini siswa dapat: Mengidentifikasi upaya peningkatan kulitas kerja Mengidentifikasi macam-macam sistem upah

V. MATERI PEMBELAJARAN Upaya peningkatan kualitas kerja Sistem upah

VI. STRATEGI PEMBELAJARAN Metode : Konvensional, Tanya jawab Strategi : Pembelajaran langsung

VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJAR

41

Page 42: asma, revisi ke 7

LANGKAH-LANGKAH AKTIVITASGURU SISWA

Pendahuluan

(15 menit)

a. Apersepsi:

Apakah yang dimaksud

dengan kulitas kerja?

b. Motivasi:

Tahukah kalian apa

upaya untuk mencegah

adanya pengangguran?

- Kesiapan mengajar

- Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai siswa.

- Mengajukan pertanyaan

sebagai prasyarat

pengetahuan dan untuk

memotivasi siswa.

- Kesiapan belajar

- Mendengar penjelasan

dari guru.

- Menjawab pertanyaan

yang diajukan guru.

Kegiatan inti

(105 menit)

- Dapat mengetahui

upaya peningkatan

kualitas kerja.

- Dapat menyebutkan

upaya-upaya yang

harus dilakukan

pemerintah

- Dapat menyebutkan

macam-macam sistem

upah.

- Guru menjelaskan

tentang pokok bahasan

yang dibahas.

- Guru merincikan sub

pokok bahasan tntang

materi yang disajikan.

- Guru menyuruh siswa

untuk mendengarkan

dan mencatat materi

yang telah dijelaskan

oleh guru.

- Guru memberi

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya.

- Guru menjawab

pertanyaan yang

- Siswa mendengar

pengarahan dan

penjelasan yang

diberikan oleh guru.

- Siswa mendengar dan

mencatat penjelasan

yang diberikan oleh

guru.

- Siswa mengajukan

pertanyaan tentang

materi yang belum

dimengerti.

42

Page 43: asma, revisi ke 7

- Evaluasi

diajukan siswa.

- Guru mengarahkan dan

membimbing siswa

yang belum mengerti.

- Guru membuat

kesimpulan akhir dari

materi yang telah

disampaikan.

- Memberi latihan

- Siswa mendengar

pengarahan dan

penjelasan yang

diberikan oleh guru.

- Siswa mencatat

kesimpulan akhir.

- Mengerjakan latihan

Penutup

(15 menit)

- Guru membuat

kesimpulan materi dan

memberikan masukan

dari hasil penjelasan.

- Guru memberi PR

- Guru menyarankan agar

siswa yang tidak aktif

agar lebih mendalami

materi dengan baik..

- Guru menutup

pelajaran.

- Siswa menyimak dan

mendngarkan

pengarahan dari guru.

- Siswa mencatat PR

VIII. MEDIA PEMBELAJARAN Buku Ekonomi SMA (KBK) untuk kelas X, Erlangga. Buku Ekonomi SMA (KTSP) untuk kelas XI, PT Phibeta Aneka Gama.

IX. PENILAIANJenis penilaian : Tugas rumah, latihan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3

43

Page 44: asma, revisi ke 7

(kelas kontrol)

Tingkat Sekolah : SMAMata Pelajaran : EkonomiKelas/ Semester : XI (sebelas)/ I (satu)Alokasi Waktu : 3x45 menit

I STANDAR KOMPETENSI1. Memahami kondisi ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan

ekonomi

II. KOMPETENSI DASAR1.2 Mengklasifikasi ketenagakerjaan

III. INDIKATOR3. Mendeskripsikan pengangguran4. Mengidentifikasi jenis-jenis pengangguran dan sebab-sebabnya.

IV. TUJUAN PEMBELAJARANSetelah mempelajari materi ini siswa dapat: Mendeskripsikan pengangguran Mengidentifikasi jenis-jenis pengangguran dan sebab-sebabnya.

V. MATERI PEMBELAJARAN Jenis-jenis pengangguran dan sebab-sebabnya Dampak dan cara mengatasi pengangguran

VI. STRATEGI PEMBELAJARAN Metode : Konvensional, Tanya jawab Strategi : Pembelajaran langsung

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJAR

44

Page 45: asma, revisi ke 7

LANGKAH-LANGKAH AKTIVITASGURU SISWA

Pendahuluan

(15 menit)

a. Apersepsi:

Ada berapa jenis

pengangguran?

b. Motivasi:

Apa saja penyebab

pengangguran?

- Kesiapan mengajar

- Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai siswa.

- Mengajukan pertanyaan

sebagai prasyarat

pengetahuan dan untuk

memotivasi siswa.

- Kesiapan belajar

- Mendengar penjelasan

dari guru.

- Menjawab pertanyaan

yang diajukan guru.

Kegiatan inti

(70 menit)

- Dapat menjelaskan

sebab-sebab terjadinya

pengangguran

- Dapat menyebutkan

sebab-sebab terjadinya

pengangguran

- Dapat menyebutkan

dampak dan cara

mengatasi

pengangguran

- Guru menjelaskan

tentang pokok bahasan

yang dibahas.

- Guru merincikan sub

pokok bahasan tntang

materi yang disajikan.

- Guru menyuruh siswa

untuk mendengarkan

dan mencatat materi

yang telah dijelaskan

oleh guru.

- Guru memberi

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya.

- Guru menjawab

pertanyaan yang

diajukan siswa.

- Siswa mendengar

pengarahan dan

penjelasan yang

diberikan oleh guru.

- Siswa mendengar dan

mencatat penjelasan

yang diberikan oleh

guru.

- Siswa mengajukan

pertanyaan tentang

materi yang belum

dimengerti.

- Siswa mendengar

pengarahan dan

45

Page 46: asma, revisi ke 7

- Guru mengarahkan dan

membimbing siswa

yang belum mengerti.

- Guru membuat

kesimpulan akhir dari

materi yang telah

disampaikan.

penjelasan yang

diberikan oleh guru.

- Siswa mencatat

kesimpulan akhir.

Penutup

(15 menit)

(45 menit)

- Guru membuat

kesimpulan materi dan

memberikan masukan

dari hasil penjelasan.

- Guru menyarankan dan

mengajukan agar siswa

yang tidak berperan

aktif agar dapat

mendalami materi

dengan baik.

- Guru menutup pelajaran

dan mengingatkan siswa

agar lebih giat belajar.

- Memberikan tes akhir

- Siswa menyimak dan

mendengarkan

pengarahan dari guru.

- Mengerjakan tes akhir.

VIII. MEDIA PEMBELAJARAN Buku Ekonomi SMA (KBK) untuk kelas X, Erlangga. Buku Ekonomi SMA (KTSP) untuk kelas XI, PT Phibeta Aneka Gama.

IX. PENILAIANJenis penilaian : Tes akhir

46

Page 47: asma, revisi ke 7

Pada proses pembelajaran dengan metode ceramah awalnya terlihat para siswa

sangat antusias mendengarkan materi yang dijelaskan oleh guru, namun setelah

tigapuluh menit terlewati terlihat siswa nampak bosan dan jenuh dalam mendengarkan

penjelasan guru. Pada saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya hanya dua

orang saja yang mengemukakan pertanyaan.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes

kepada kedua kelas sampel setelah proses belajar mengajar berlangsung, dengan

penerapan metode brain storming pada kelas eksperimen dan metode ceramah pada

kelasa kontrol, tes tersebut dalam bentuk multiple choice dan essey. Adapun pada kelas

ekperimen juga diberikan angket yang memuat tentang tanggapan siswa terhadap

penerapan metode brain storming.

Nilai prestasi siswa yang diperoleh adalah sebagai berikut:

A. Nilai Kelas Eksperimen

75 80 90 95 75 85 80 75 85 75

90 85 90 70 80 90 70 75 80 60

90 90 60 90 70 85 80 65 70 75

B. Nilai Kelas Kontrol

55 65 60 60 90 45 65 65 70 70

60 60 60 70 70 60 60 60 45 60

90 55 65 45 50 45 50 65 55 65

(Data lengkap terlampir)

47

Page 48: asma, revisi ke 7

4.1.1 Ketuntasan Hasil Belajar

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ketuntasan hasil belajar

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

SAMPELNilai Ketuntasan Kelas Eksperimen Nilai Ketuntasan Kelas Kontrol

NilaiTuntas

NilaiTuntas

YA TIDAK YA TIDAKE1/K1 75 55 E2/K2 80 65 E3/K3 90 60 E4/K4 95 60 E5/K5 75 90 E6/K6 85 45 E7/K7 80 65 E8/K8 75 65 E9/K9 85 70

E10/K10 75 60 E11/K11 90 60 E12/K12 85 60 E13/K13 90 60 E14/K14 70 70 E15/K15 80 70 E16/K16 90 60 E17/K17 70 60 E18/K18 75 60 E19/K19 80 45 E20/K20 60 60 E21/K21 90 90 E22/K22 90 55 E23/K23 60 65 E24/K24 90 45 E25/K25 70 50 E26/K26 85 45 E27/K27 80 50 E28/K28 65 65 E29/K29 70 55 E30/K30 75 65

Sumber: SMA N 1 Idi Rayeuk A. Timur 2009

48

Page 49: asma, revisi ke 7

Tuntas tidaknya siswa dilihat berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Mimimal

(KKM) pada standar kompetensi yang didasarkan pada tiga komponen, yaitu intake

siswa, kompleksitas, dan daya dukung. Dari hasil penilaian diperoleh nilai KKM

sebesar 65. Sehingga siswa dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai lebih atau sama

dengan 65.

A. Ketuntasan Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa:

- Jumlah siswa kelas eksperimen yang tuntas secara individual : 28 orang

- Jumlah siswa kelas eksperimen yang belum tuntas secara individual : 2 orang

- Jumlah siswa kelas eksperimen yang tuntas secara klasikal adalah:

= 93 %

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh hasil belajar siswa

kelas eksperimen pada pokok bahasan ketenagakerjaan dan pengangguran telah

mencapai ketuntasan secara klasikal. Berdasarkan hasil tes diperoleh 93% dari jumlah

siswa telah mencapai nilai standar yaitu 75% dari jumlah siswa mendapat nilai ≥ 65.

B. Ketuntasan Hasil Belajar Kelas Kontrol.

49

Page 50: asma, revisi ke 7

Berdasarkan tabel 4.1, maka dapat diketahui bahwa:

- Jumlah siswa kelas kontrol yang tuntas secara individual : 11 orang

- Jumlah siswa kelas kontrol yang belum tuntas secara individual : 19 orang

- Jumlah siswa kelas kontrol yang tuntas secara klasikal adalah:

= 37%

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh hasil belajar siswa

kelas kontrol pada pokok bahasan ketenagakerjaan dan pengangguran belum mencapai

ketuntasan secara klasikal. Bersdasarkan hasil tes yang diperoleh 37% dari jumlah siswa,

hasil tes pada kelas kontrol belum mencapai nilai standar ketuntasan secara klasikal

karena masih banyak siswa yang mendapat nilai ≤ 65, sedangkan nilai ketuntasan secara

klasikal yang harus dicapai yaitu 75% dari jumlah siswa mendapat nilai ≥ 65.

Dari perhitungan diatas, diperoleh P1> P2 (persentase kelas eksperimen lebih

besar dari pada kelas kontrol, yaitu 93% > 37%. Berdasarkan hal ini maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup besar antara ketuntasan kelas

eksperimen yang diajarkan dengan metode brain storming dengan ketuntasan kelas

kontrol yang tidak diajarkan dengan metode brain storming.

4.1.2 Perbedaan Prestasi Belajar Siswa

50

Page 51: asma, revisi ke 7

Untuk melihat adanya perbedaan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan

ketenagakerjaan dan pengangguran yang menggunakan metode brain storming dan yang

tidak menggunakan metode brain storming di kelas XIIPS SMA Idi Rayeuk Aceh Timur,

perlu menghitung rata-rata dan varians. Untuk memudahkan dalam menghitung rata-rata

prestasi belajar siswa, maka data terlebih dahulu disusun dalam daftar distribusi

frekuensi. Sudjana (2005:47) menyatakan bahwa untuk menyusun tabel distribusi

frekuensi dengan panjangnya kelas yang sama, terlebih dahulu harus ditentukan:

a. Rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil

b. Banyak kelas interval, dalam hal ini ditentukan dengan menggunakan aturan

sturge, yaitu:

K = 1+(3,3) log n

c. Panjang kelas interval P, ditentukan oleh aturan:

P =

d. Ujung bawah kelas interval pertama. Untuk ini bisa diambil data terkecil atau

nilai terkecil dari nilai terkecil dari tetapi selisihnya harus kurang dari panjang

kelas yang telah ditentukan.

A. Pengolahan Data Kelas Eksperimen

Untuk menyusun tabel distribusi frekuensi, maka terlebih dahulu ditentukan:

- Rentang = data terbesar – data terkecil

51

Page 52: asma, revisi ke 7

= 95 - 60

= 35

- Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,4771)

= 1 + 4, 8744

= 5,87 (diambil k = 6)

- Panjang interval kelas (p) =

=

= 5,8 (diambil p = 6)

Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Skor Tes Kelas Eksperimen

Nilai Tes fi Xi

fi.xi89 - 9582 - 8875 - 8168 - 7461 - 6754 - 60

8411412

928578716457

846472256084504140963249

73634085828464114

54169611560073616480656409612996

Jumlah 30 2396 1491208Sumber: SMA N 1 Idi Rayeuk A. Timur 2009

Dari data diatas diperoleh rata-rata dan standar deviasi sebagai berikut:

52

Page 53: asma, revisi ke 7

= 79,87

=

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh skor rata-rata ( 1) : 79,33 varians

: 44822,33 dan standar deviasi : 211,71

B. Pengolahan Data Kelas Kontrol

Untuk menyusun tabel distribusi frekuensi, maka terlebih dahulu ditentukan:

- Rentang = data terbesar – data terkecil

= 80 - 45

= 35

- Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,4771)

53

Page 54: asma, revisi ke 7

= 1 + 4, 8744

= 5,87 (diambil k = 6)

- Panjang interval kelas (p) =

=

= 5,8 (diambil p = 6)

Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Skor Tes Kelas Kontrol

Nilai Tes fi Xi

fi.xi74 - 8067 - 7360 - 6653 - 5946 - 5239 - 45

2316324

777063564942

592949003969313624011764

154210100816898168

2371644100

101606428224960428224

Jumlah 30 1806 1149932Sumber: SMA N 1 Idi Rayeuk, A.Timur 2008 (data diolah)

Dari data diatas diperoleh rata-rata dan standar deviasi sebagai berikut:

= 60,2

54

Page 55: asma, revisi ke 7

=

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh skor rata-rata ( 2) : 60,17 varians

: 35903,82 dan standar deviasi : 189,48

4.1.3 Pengujian Hipotesis

Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji-z, adapun rumusan

hiotesis yang akan diuji sebagai berikut:

Ho: μ1 = μ2 : Prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan metode brain storming

lebih rendah atau sama dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran secara

langsung.

H1: μ1 μ2 : Prestasi belajar siswa yang telah diajarkan dengan metode brain

storming lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran secara

langsung.

Langkah-langkah yang akan dibahas selanjutnya adalah menghitung atau

membandingkan kedua hasil perhitungan tersebut. Dari hasil perhitungan sebelumnya

55

Page 56: asma, revisi ke 7

diperoleh nilai rata-rata dan varians pada masing-masing yaitu:

1 = 79,33 = 211,71

2 = 60,17 = 189,48

Sehingga diperoleh:

= 200,59

= 14,16

Untuk = 200,91 maka nilai Z diperoleh:

56

Page 57: asma, revisi ke 7

z = 5,54

Pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh ztabel = 1,96. kriteria yang digunakan

adalah terima Ho jika –Ztabel < Zhitung < Ztabel, sebaliknya tolah Ho jika z mempunyai harga

yang lain. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa –Ztabel < Zhitung > Ztabel yaitu -

196 < 5,54 > 1,96, sehingga Ho ditolak dan diterima H1. dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan metode brain storming

lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran secara langsung.

4.1.4 Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Metode Brain Storming

Untuk memperoleh respon atau masukkan dari para siswa terhadap

pembelajaran dengan metode brain storming pada kelas eksperimen maka peneliti

melakukan observasi dengan memberikan angket setelah berlangsungnya pembelajaran

seluruhnya.

Menurut Bungin (2004:134) ”observasi dapat dilakukan dengan menggunakan

skala rating. Penggunaan skala rating dalam pengamatan sebagai instrumen,

mengharuskan pengamat menetapkan subjek pada katagori atau kontinum dengan

57

Page 58: asma, revisi ke 7

memberi nomor atau angka pada katagori-katagori tersebut seperti amat senang, senang,

tidak senang dan amat tidak senang”.

Adapun respon siswa terhadap penerapan metode brain storming dapat dilihat

pada tabel-tabel pernyataan berikut ini:

Tabel 4.4 Menggunakan Metode Brain StormingNo Alternatif Jawaban F Bobot ni.fiABCD

Sangat MenyenangkanMenyenangkanTidak MenyenangkanSangat Tidak Menyenangkan

17103-

4321

4x17 = 683x10 = 30 2x3 = 6 1x0 = 0

Jumlah 30 104Skor Rata-rata 3,47

Sumber: SMA N 1 Idi Rayeuk A. Timur 2009

Tabel ini memperlihatkan sebagian besar siswa menjawab sangat

menyenangkan dengan pernyataan diatas, sebagian juga menyatakan menyenangkan,

hanya sedikit sekali yang menjawab tidak menyenangkan dan tidak ada yang menjawab

sangat tidak menyenangkan.

Dengan skor rata-rata 3,47 maka pendapat siswa dalam hal ini sangat Positif

Mayoritas siswa menyatakan sangat menyenangkan dengan pertanyaan bahwa belajar

ekonomi dengan penerapan metode brain storming. Artinya, metode brain storming

dapat membuat siswa senang dalam belajar ekonomi karena dengan metode ini siswa

dapat leluasa mengeluarkan pendapatnya dengan ketentuan yang berlaku.

Tabel 4.5 Materi Ketenagakerjaan dan pengangguran yang Diajarkan dengan Metode Brain Storming

No Respo Siswa F Bobot ni.fiAB

Sangat Mudah dipahamiMudah dipahami

722

43

4x7 = 283x22 = 66

58

Page 59: asma, revisi ke 7

CD

Tidak Mudah dipahamiSangat Tidak Mudah dipahami

1-

21

2x1 = 2 1x0 = 0

Jumlah 30 96Skor Rata-rata 3,2

Sumber: SMA N 1 Idi Rayeuk Aceh timur, 2009 (data diolah)

Tabel ini memperlihatkan sebagian besar siswa menyatakan belajar dengan

menggunakan metode brain storming mudah dipahami, sebagian ada yang menjawab

sangat mudah dipahami, hanya satu orang yang menjawab tidak mudah dipahami dan

tidak ada yang menjawab sangat tidak mudah dipahami.

Dengan skor rata-rata 3,2 maka dalam hal ini respon siswa sangat Positif.

Sebagian besar siswa menyatakan bahwa belajar ekonomi dengan metode brain storming

itu lebih mudah memahaminya. Artinya, belajar dengan metode brain storming dapat

membuat siswa bisa memahami materi yang diajarkan karena mereka bisa bebas

berpendapat tampa ada rasa takut dikomentari.

Tabel 4.6 Cara Penyajian Materi dengan Metode Brain StormingNo Alternatif Jawaban F Bobot Skor ni.fiABCD

Sangat BaikBaikTidak BaikSangat Tidak Baik

10173-

4321

4x10 = 403x17 = 51 2x3 = 6 1x0 = 0

Jumlah 30 97Skor Rata-rata 3,23

Sumber: SMA N 1 Idi Rayeuk,A. Timur, 2009 (data diolah)

Tabel ini memperlihatkan sebagian siswa mengatakan Baik cara penyajian

materi dengan metode brain storming, sebagian menjawab sangat baik, hanya sedikit

sekali yang menjawab tidak baik dan tidak ada yang menjawab sangat tidak baik.

59

Page 60: asma, revisi ke 7

Dengan skor rata-rata 3,23 maka dalam hal ini respon siswa sangat Positif.

Sebagian siswa mengatakan bahwa cara penyajian materi ketenagakerjaan dan

pengangguran dengan penerapan metode brain storming itu baik. Artinya, cara penyajian

materi dengan metode brain storming sangat tepat dan ini juga dapat membuat siswa

lebih menyukai pembelajaran ekonomi.

Tabel 4.7 Keinginan Belajar dengan Metode Brain StomingNo Respo Siswa F Bobot ni.fi

ABCD

Sangat InginInginTidak InginSangat Tidak Ingin

5241-

4321

4x5 = 203x24 = 72 2x1 = 2 1x0 = 0

Jumlah 30 94Skor Rata-rata 3,13

Sumber: SMA N 1 Idi Rayeuk Aceh timur, 2009 (data diolah)

Tabel ini memperlihatkan sebagian besar siswa ingin belajar dengan metode

brain storming setiap masuk pelajaran ekonomi, sebagian menjawab sangat ingin, ada

juga yang menjawab tidak ingin dan tidak ada yang menjawab sangat tidak ingin.

Dengan skor rata-rata 3,13 maka respon siswa dalam hal ini sangat Positif.

Mayoritas siswa menyatakan ingin belajar ekonomi materi yang lain dengan

menggunakan metode brain storming. Artinya, metode brain storming merupakan salah

satu metode yang cocok diterapkan dalam pembelajaran ekonomi karena dapat

memotivasi belajar siwa..

4.2 Pembahasan

4.2.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

60

Page 61: asma, revisi ke 7

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh hasil belajar

siswa kelas eksperimen pada pokok bahasan ketenagakerjaan dan pengangguran terdapat

nilai dibawah 65 hanya 2 orang, sedangkan yang memperoleh nilai diatas 65 sebanyak

28 orang. Dengan pengolahan data ini dapat diambil kesimpulan bahwa kelas

eksperimen yang menggunakan metode brain Storming mempunyai ketuntasan belajar

secara klasikal sangat baik.

Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh nilai dibawah 65 sebanyak 14 orang,

dan yang memperoleh nilai diatas 65 sebanyak 11 orang, ini memperlihatkan bahwa

kurang dari 75 % siswa memperoleh nilai 65 keatas. Dari pengolahan data dapat

disimpulkan bahwa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran secara langsung

mempunyai ketuntasan belajar secara klasikal kurang memuaskan.

Pengolahan data signifikan ketuntasan belajar siswa pada kelas eksperimen

secara klasikal diperoleh 93 % dan kelas kontrol memperoleh ketuntasan secara klasikal

37 % ini memperlihatkan bahwa P1 > P2 (ketuntasan kelas eksperimen lebih besar dari

kelas kontrol). Dengan demikian dapat dianalisa bahwa adanya perbedaan ketuntasan

belajar siswa kelas XIIPS SMA Negeri 1 Idi Rayeuk, A. Timur yang menggunakan

metode Brain Storming dan yang tidak menggunakan metode Brain storming, dan

perolehan nilai ini membuktikan bahwa penggunaan metode Brain Storming sangat tepat

untuk memperoleh ketuntasan belajar yang ingin dicapai.

Dengan penerapan metode Brain Storming pada siswa dapat menunjukkan

perkembangan yang sangat bagus, siswa dapat lebih aktif, agresif dan mampu

mengemukakan ide-ide yang brilian dalam mengikuti pelajaran ekonomi yang diajarkan,

61

Page 62: asma, revisi ke 7

sehingga siswa dapat lebih memahami inti dari mata pelajaran ekonomi yang diberikan

oleh guru. Penerapan metode Brain Storming juga mampu meningkatkan daya

nalarsiswa dan terciptanya ide-ide baru dalam setiap sub pokok bahasan ketenagakerjaan

dan pengangguran, dengan penggunaan metode ini siswa lebih menguasai permasalah

yang ingin dipecahkan bersama-sama.

4.2.2 Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh nilai rata-rata

kelas kontrol 60,17 dengan standar deviasi 189,48 dan nilai rata-rata rata-rata kelas

eksperimen 79,33 dengan standar deviasi 211,71. Hal ini menunjukkan ada perbedaan

yang bearti antara hasil tes kelas eksperimen dengan hasil tes kelas kontrol. Dengan

perolehan data ini dapat diambil kesimpulan bahwa kelas eksperimen dengan penerapan

metode brain storming lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Hasil ini dapat

dikatakan bahwa terdapat kaitan yang erat antara hasil belajar siswa dengan penerapan

metode brain storming.

Setelah diadakan pengujian hipotesis diperoleh –Ztabel < Zhitung > Ztabel yaitu -196

< 4,88 > 1,96, sehingga H1 diterima dan Ho ditolak. Ini berarti bahwa metode brain

storming lebih efektif dari pada pembelajaran secara langsung.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ternyata hipotesis penelitian diterima.

Hasil pengujian tersebut memberikan keterangan bahwa prestasi belajar siswa yang

diajarkan dengan menggunakan metode brain storming sangat efektif dan signifikan

dibandingkan dengan metode pembelajaran secara langsung. Hasil ini tidak terlepas dari

62

Page 63: asma, revisi ke 7

peran guru yang mampu melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik, setiap

proses dan langkah-langkah pembelajaran yang berorientasi pada metode pembelajaran

brain storming.

Pembelajaran dengan metode brain storming tidak hanya meningkatkan hasil

belajar siswa, tapi juga menumbuhkan keberanian, keaktifan dan rasa percaya diri yang

tinggi. Kemampun siswa dalam menggungkapkan ide-ide sangat mempengaruhi

keingginan belajar yang tinggi sehingga perolehan prestasi belajar akan diperoleh secara

maksimal seperti yang diharapkan.

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan metode brain storming sangat membantu siswa dalam menguasai materi-

materi yang diberikan dengan cara membangun sendiri ide-ide dan pengertian yang

memiliki makna pribadi, sehingga siswa lebih mudah memahami materi-materi yang

diajarkan guru serta aplikasinya didalam masyarakat.

BAB V

PENUTUP

63

Page 64: asma, revisi ke 7

5.1 KESIMPULAN

Bedasarkan hasil penelitian yang telah diolah dapat diambil kesimpulan :

1. Adanya perbedaan prestasi belajar siswa kelas XIIPS SMA Negeri 1 Idi Rayeuk Aceh

Timur pada pokok bahasan ketenagakerjaan dan pengangguran, yang menggunakan

metode Brain Storming dan yang tidak menggunakan metode Brain storming, hal ini

dapat dilihat dari ketuntasan yang diperoleh siswa kelas XIIPS 1 lebih baik dari siswa

kelas XIIPS 2, yaitu 93% > 37%.

2. Hasil perhitungan data diperoleh Zhitung = 5,54 sedangkan Ztabel = 1,96, ini

menunjukan bahwa -1,96 < 5,54 > 1,96, maka Ho ditolak pada taraf signifikan α =

0,05 dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode brain

storming sangat tepat karena dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Pengaruh positif penerapan metode brain storming terhadap peningkatan prestasi

belajar siswa SMA Negeri 1 Idi Rayeuk Aceh timur, diantaranya minat belajar siswa

bertambah, prestasi atau kompetensi meningkat dan aktif dalam menyelesaikan tugas

yang diberikan oleh guru ekonomi.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan diatas, dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan perlu dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk mencapai kualitas proses belajar mengajar, diharapkan kepada guru untuk

melatih ketrampilan proses pada siswa dengan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berperan lebih dominan dalam waktu ideal yang telah ditentukan dalam

rencana pembelajaran, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator.

64

Page 65: asma, revisi ke 7

2. Untuk memilih pendekatan pembelajaran, metode brain storming merupakan salah

satu pendekatan yang layak digunakan oleh guru untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa.

3. Bagi pihak yang ingin menerapkan pembelajaran metode brain storming, sedapat

mungkin terlebih dahulu membuat perencanaan yang matang dengan menyesuaikan

beberapa kondisi, terutama dalam hal pembagian waktu, fasilitas pendukung dan

kesiapan guru pengajar disekolah.

4. Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, kepada peneliti lain

diharapkan untuk mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut dengan mengambil

wilayah penelitian yang lebih luas, sampel yang lebih banyak dan menggunakan

rancangan penelitian yang lebih komplek dengan metode dan pengumpulan data

yang lebih detail pada pelajaran-pelajaran yang lain, juga mengadakan penelitian

pada tingkat yang lain seperti pada MI/SD, SMP/MTs sehingga dapat ditemukan

hasil yang lebih dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, dapat

digeneralisasikan secara tepat dan tindak lanjut hasil penelitian dapat dirumuskan

dengan sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Alam, S. 2004. Ekonomi SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

65

Page 66: asma, revisi ke 7

_________________2001. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Bungin, Burhan. (2004). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta:Kencana

Depdiknas. 2008. Perangkat Pembelajaran KTSP SMA. Jakarta: Balai Pustaka.

_________2004. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Saiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grasindo.

Hamalik, Umar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

_____________2003. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Johar, Rahmah. Dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Ritongga, Dkk. 2004. Ekonomi SMA Untuk Kelas X.Jakarta: Erlangga.

_____________2007. Ekonomi SMA Untuk Kelas XI. Jakarta: PT Phibeta Aneka Gama.

Roestiyah, N K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sitanggang, Cormentyna. Dkk. 2003. Kamus Pelajar SLTA. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudijiono, Anas. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung. Tarsito.

Sugiono. 1999. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV.Alfabeta

66

Page 67: asma, revisi ke 7

Sukardi. 2004. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutan, Suriya. 2006. Paduan Menulis skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya-karya Ilmiah. Yogyakarta: Pustaka Pena.

Winkel, W.S. 1996. PsikologiPendidikan Dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

67