Upload
ahmad-afif-wijaya
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
1/19
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN
SISTEM INTEGUMEN: TINEA KRURIS
1.
2.
3.
4. PROGRAM STUDI NERS TAHAP
AKADEMIK
5. STIKes SANTA ELISABETH MEDAN
6. T.A 2013/2014
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
2/19
. BAB 1
!. PENDAHULUAN
". 1.1 L#$#% Be'#()
10. Infeksi jamur superfisialis termasuk penyakit kulit yang peling
sering dijumpai diseluruh dunia, baik pada indivdu yang sehat maupun
dengan daya tahan tubuh menurun. Sekitar 10-20 % populasi mengalami
infeksi jamur superfisisalis. eskipun penyakit ini tidak fatal, namun sering
bersifat kronis dan kumat-kumatan, serta dapat menyebabkan gangguan
kenyamanan dan menurunkan kualitas hidup penderitanya
11. !ermatofitosis merupakan infeksi jaringan yang mengandung
keratin, disebabkan oleh jamur dermatofita. Infeksi dermatofitosis dikenal
dengan nama tinea, diklsifiksikan sesuai lokasi anatomik.
12. "inea kruris merupakan dermatofitosis yang mengenai daerah
lipatan paha, termasuk genitalia, daerah pubis, perineum dan perianal. "inea
kruris merupakan dermatofitosis yang sering dijumpai dimana pada frekuensi
bentuk klinis infeksi jamur superfisial.
1#. Insidensi "inea kruris $ukup tinggi di Indonesia, bahkan di seluruh
dunia, karena menyerang masyarakat luas. elainan ini dapat bersifat akut
atau menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang berlangsung seumur
hidup &'udimulja, 1((().
1*. ondisi geografis Indonesia yang merupakan daerah tropis dengan
suhu dan kelembaban yang tinggi akan memudahkan tumbuhnya jamur,
sehingga infeksi oleh karena jamur di Indonesia pada umumnya, di Sumatera
+tara pada khususnya banyak ditemukan. leh karena itu, golongan penyakit
kulit karena infeksi jamur menempati urutan kedua terbanyak dari insiden
penyakit kulit di 'agian Ilmu esehatan ulit dan elamin akultas
edokteran +niversitas Sumatera +tara & +S+), umah Sakit +mum
/usat &S+/) . dam alik, umah Sakit +mum !aerah &S+!) dr.
/irngadi edan &asution .., 2003).
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
3/19
13. 4umlah penderita dermatofitosis pada tahun 1((5 sampai 1((6
sebanyak *.152 orang dari 20.(31 penderita baru penyakit kulit yang
berkunjung ke /oliklinik Ilmu esehatan ulit dan elamin +S+, S+/
. dam alik, S+! dr. /irngadi edan. !an pada tahun 2002 penyakit
dermatofitosis merupakan penyakit kulit yang menduduki urutan pertama
dibandingkan penyakit kulit yang lain &asution .., 2003).
15.
17.
16. 1.2 T*+*#( Pe(*&,s#(
1". 1.2.1 T*+*#( U-*-
20. ampu menjelaskan konsep medis maupun konsep
kepera8atan mengenai asuhan kepera8atan pada klien dengan
gangguan sistem Integumen9 "inea ruris
21. 1.2.2 T*+*#( K*s*s
• ampu melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan sistem
Integumen9 "inea ruris
• ampu membuat diagnosa kepera8atan pada klien dengan
gangguan sistem Integumen9 "inea ruris
• ampu melakukan intervensi kepera8atan pada klien dengan
gangguan sistem Integumen9 "inea ruris
22.
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
4/19
23. BAB 2
24. TINAUAN TEORI
25. 2.1 KONSEP MEDIS
26. 2.1.1 Dee(,s,
27. "inea ruris & 4o$k It$h) merupakan infeksi jamur pada
lipatan paha yang dapat melus ke paha bagian dalam dan daerah pantat &
'runner Suddarth. 2001).
26. "inea kruris adalah penyakit dermatofitosis &penyakit pada
jaringan yang mengandung :at tanduk) yang disebabkan infeksi
golongan jamur dermatofita&"ri$hopyhton rubrum &(0%) dan
;pidermophython flu$$osum"ri$hophyton mentagrophytes &*%),
"ri$hopyhton tonsurans) pada daerah kruris &sela paha, perineum,
perianal, gluteus, pubis) dan dapat meluas ke daerah sekitarnya.
elainan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan dapat
merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup & rif
utta
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
5/19
&*%), "ri$hopyhton tonsurans &5%). "inea kruris biasanya timbul
akibat penjalaran infeksi dari bagian tubuh lain. /enularan juga dapat
terjadi melaluikontak langsung dengan individu yang terinfeksi atau
tidak langsung melalui benda yang mengandung jamur, misalnya
handuk, lantai kamar mandi, tempat tidur hotel dan lain-lain.
32. 2.1.3 P#$,s,&),
##. =ara penularan jamur dapat se$ara langsung maupun tidak
langsung. /enularan langsung dapat se$ara fomitis, epitel, rambut
yang mengandung jamur. /enularan tidak langsung dapat melalui
tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, pakaian debu. gen penyebab
juga dapat ditularkan melalui kontaminasi dengan pakaian, handuk
atau spreipenderita atau autoinokulasi& inokulasi dengn
mikroorganisme dari tubuh sendiri) dari tinea pedis, tinea inguium,
dan tinea manum. 4amur ini menghasilkan keratinase& peme$ahan
kreatinin) yang men$erna keratin, sehingga dapat memudahkan invasi
kestratum korneum. Infeksi dimulai dengan kolonisasi hifa atau
$abang-$abangnya didalam jaringan keratin yang mati. ifa ini
menghasilkan en:im keratolitik yang berdifusi ke jaringan epidermis
dan menimbulkan reaksi peradangan. /ertumbuhannya dengan pola
radial distratum korneum menyebabkan timbulnya lesi kulit dengan
batas yang jelas dan meninggi &ring8orm). eaksi kulit semula
berbentuk papula yang berkembang menjadi suatu
reaksiperadangan.'eberapa faktor yang berpengaruh terhadap
timbulnya kelainan di kulit adalah9
#*. a. aktor virulensi dari dermatofita>irulensi ini bergantung
pada afinitas jamur apakah jamur antropofilik, :oofilik, geofilik.
Selainafinitas ini massing-masing jamur berbeda pula satu dengan
yang lain dalam hal afinitas terhadap manusia maupun bagian-bagian
dari tubuh misalnya9 "ri$hopyhton rubrum jarang menyerang rambut,
;pidermophython flu$$osum paling sering menyerang liapt paha
bagiandalam.
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
6/19
#3. b. aktor trauma ulit yang utuh tanpa lesi-lesi ke$il lebih
susah untuk terserang jamur.
#5. $. aktor suhu dan kelembapan kedua faktor ini jelassangat berpengaruh terhadap infeksi jamur, tampak pada lokalisasi
atau lokal, dimana banyak keringat seperti pada lipat paha, sela-sela
jari paling sering terserang penyakit jamur.
#7. d. eadaan sosial serta kurangnya kebersihan. aktor ini
memegang peranan penting pada infeksi jamur dimana terlihat insiden
penyakit jamur pada golongan sosial dan ekonomi yang lebih rendah
sering ditemukan daripadagolongan ekonomi yang baik.
#6.
#(.
*0.
*1.
*2.
*#.
**.
*3.
*5.
*7.
*6.
*(.
30.
31.
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
7/19
52. 2.1.4 P#$#
53.
54.
55.
56.
5.
5!.
5".
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
6.
6!.
6".
0.
1.
2.Mencoba bebagai
jenis obat tanpakonsultasi ke
Gg. Rasa
Kerusakan integritas
Erosi
Menimbulkan rasa
Merangasang ujung – ujung saraf
/elepasan mediator kimia
Kebiasaan yang menimbulkan paparan
terhadap jamur seperti : menggunakan
pakaian berbahan dasar tidak
ktivitas makrofag
/eradangan ?okal
eaksi antigen antibody
@g =itra
/erubahan tekstur kulit
"imbul pulau pulau
yang berbatas tegas
eaksi peradangan
'erdifusi ke jaringan efidermis
ifa tumbuh ke stratum
emudahkan invasi ke
stratum korneo
4amur yang menghasilkan
keratin
"inea kruris
/oliferasi pada kulit yang lembab di sekitar paha
!efesiensi pengetahuan/enularan langsung & se$ara fonitis, rambut
yang mengadung jamur) dan pneularan tidak
langsung & pakaian berdebuh, tanaman)
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
8/19
3. 2.1.5 M#(,es$#s, K&,(,s
7*.@ambaran klinis "inea kruris khas, penderita merasa gatal
hebat pada daerah kruris. uam kulit berbatas tegas, eritematosa, dan bersisik. 'ila penyakit ini menjadi menahun, dapat berupa ber$ak
hitam disertai sedikit sisik. ;rosi dan keluarnya $airan biasanya akibat
garukan dan daerah bersisik.
5. 2.1.6 Pe-e%,'s##( D,#)(s$,'
a. /emeriksaan !engan Sediaan 'asah
75. ulit dibersihkan dengan alkohol 70% A kerok skuama
dari bagian tepi lesi dengan memakai s$alpel atau pinggir gelas A
taruh di obyek glass A tetesi 10-13 % 1-2 tetes A tunggu 10-
13 menit untuk melarutkan jaringan A lihat di mikroskop dengan
pembesaran 10-*3 kali, akan didapatkan hifa, sebagai dua garis
sejajar, terbagi oleh sekat, dan ber$abang, maupun spora berderet
&artrospora) pada kelainan kulit yang lama atau sudah diobati, dan
miselium
b. /emeriksaan ultur !engan Sabouraud
77. /emeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan
klinis pada medium saboraud dengan ditambahkan $hlorampheni$ol
dan $y$loheBamide &my$obyoti$-my$osel) untuk menghindarkan
kontaminasi bakterial maupun jamur kontaminan. Identifikasi jamur
biasanya antara #-5 minggu
76.
7(.$. /un$h 'iopsi
60. !apat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
namun sensitifitasnya dan spesifisitasnya rendah. /enge$atan dengan
/erido$ $idCS$hiff, jamur akan tampak merah muda atau
menggunakan penge$atan methenamin silver, jamur akan tampak
$oklat atau hitam
d. /enggunaan lampu 8ood bisa digunakan untuk menyingkirkan
adanya eritrasma dimana akan tampak floresensi merah bata
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
9/19
!1. 2.1. Pe(#$#'s#(##( Me,s
1. bat se$ara topikal yang digunakan dalam tinea $ruris adalah9
1) @olongan :ol
1) =lotrima:ole &?otrimin, y$ele$)62. erupakan obat pilihan pertama yang digunakan
dalam pengobatan tinea $ruris karena bersifat broad spektrum
antijamur yang mekanismenya menghambat pertumbuhan
ragi dengan mengubah permeabilitas membran sel sehingga
sel-sel jamur mati. /engobatan dengan $lotrima:ole ini bisa
dievaluasi setelah * minggu jika tanpa ada perbaikan klinis.
/enggunaan pada anak-anak sama seperti de8asa. bat ini
tersedia dalam bentuk kream 1%, solution, lotion. !iberikan
2 kali sehari selama * minggu. "idak ada kontraindikasi obat
ini, namun tidak dianjurkan pada pasien yang menunjukan
hipersensitivitas, peradangan infeksi yang luas dan hinari
kontak mata.
2) ikona:ole &i$atin, onistat-derm)
6#. ekanisme kerjanya dengan selaput dinding sel
jamur yang rusak akan menghambat biosintesis dariergosterol sehingga permeabilitas membran sel jamur
meningkat menyebabkan sel jamur mati. "ersedia dalam
bentuk $ream 2%, solution, lotio, bedak. !iberikan 2 kali
sehari selama * minggu. /enggunaan pada anak sama dengan
de8asa. "idak dianjurkan pada pasien yang menunjukkan
hipersensitivitas, hindari kontak dengan mata.
#) ;$ona:ole &Spe$ta:ole)
6*. ekanisme kerjanya efektif terhadap infeksi yang
berhubungan dengan kulit yaitu menghambat dan
sintesis, metabolisme protein sehingga mengganggu
permeabilitas dinding sel jamur dan menyebabkan sel jamur
mati. /engobatan dengan e$na:ole dapat dilakukan dalam 2-*
minggu dengan $ara dioleskan sebanyak 2kali atau * kali
dalam sediaan $ream 1%.. "idak dianjurkan pada pasien yang
menunjukkan hipersensitivitas, hindari kontak dengan mata.
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
10/19
*) etokona:ole &i:oral)
63. ekanisme kerja ketokona:ole sebagai turunan
imida:ole yang bersifat broad spektrum akan menghambat
sintesis ergosterol sehingga komponen sel jamur meningkat
menyebabkan sel jamur mati. /engobatan dengan
ketokona:ole dapat dilakukan selama 2-* minggu. "idak
dianjurkan pada pasien yang menunjukkan hipersensitivitas,
hindari kontak dengan mata.
3) Bi$ona:ole &Bistat)
65. ekanisme oBi$ona:ole kerja yang bersifat broad
spektrum akan menghambat sintesis ergosterol sehingga
komponen sel jamur meningkat menyebabkan sel jamur mati.
/engobatan dengan oBi$ona:ole dapat dilakukan selama 2-*
minggu. "ersedia dalam bentk $ream 1% atau bedak ko$ok.
/enggunaan pada anak-anak 12 tahun penggunaan sama
dengan orang de8asa. "idak dianjurkan pada pasien yang
menunjukkan hipersensitivitas dan hanya digunakan untuk
pemakaian luar.
5) Sulkona:ole &;Beldetm)
67. Sulkona:ole merupakan obat jamur yang memiliki
spektrum luas. "itik tangkapnya yaitu menghambat sintesis
ergosterol yang akan menyebabkan kebo$oran komponen sel,
sehingga menyebabkan kematian sel jamur. "ersedia dalam
bentuk $ream 1% dan solutio. /enggunaan pada anak-anak
12 tahun penggunaan sama dengan orang de8asa &dioleskan
pada daerah yang terkena selama 2-* minggu sebanyak * kali
sehari).
66. b. @olongan linamin
1) aftifine &aftin)
6(. 'ersifat broad spektrum anti jamur dan merupakan
derivat sintetik dari alinamin yang mekanisme kerjanya
mengurangi sintesis dari ergosterol sehingga menyebabkan
pertumbuhan sel amur terhambat. /engobatan dengan
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
11/19
naftitine dievaluasi setelah * minggu jika tidak ada perbaikan
klinis. "ersedia dalam bentuk 1% $ream dan lotion. .
/enggunaan pada anak sama dengan de8asa & dioleskan *
kali sehari selama 2-*minggu).
2) "erbinafin &?amisil)
(0. erupakan derifat sintetik dari alinamin yang
bekerja menghambat skualen epoBide yang merupakan en:im
kun$i dari biositesis sterol jamur yang menghasilkan
kekurangan ergosterol yang menyebabkan kematian sel
jamur. Se$ara luas pada penelitian melaporkan keefektifan
penggunaan terbinafin. "erbenafine dapat ditoleransi
penggunaanya pada anak-anak. !igunakan selama 1-*
minggu.
(1. $. @olongan 'en:ilamin
(2. 'utenafine &mentaB)
(#. nti jamur yang poten yang berhuungan dengan
alinamin. erusakan membran sel jamur menyebabkan sel
jamur terhambat pertumbuhannya. !igunakan dalam bentuk
$ream 1%, diberikan selama 2-* minggu. /ada anak tidak
dianjurkan. +ntuk de8asa dioleskan sebanyak *kali sehari.
"4. 2.1.! Pe(e)##(
(3.enurut asution .. &2003), disamping pengobatan, yang
penting juga adalah nasehat kepada penderita misalnya pada penderita
dermatofitosis, disarankan agar 9
a.emakai pakaian yang tipis.
b.emakai pakaian yang berbahan $otton.
$."idak memakai pakaian dalam yang terlalu ketat.
(5.leh karena itu, berikan anjuran-anjuran pada pasien agar tidak
terjadi infeksi berulang. njurkan pasien menggunakan handuk terpisah
untuk mengeringkan daerah sela paha setelah mandi, anjurkan pasien untuk
menghindari mengenakan $elana ketat untuk men$egah kelembaban daerah
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
12/19
sela paha, anjurkan pasien dengan "inea kruris yang mengalami obesitas
untuk menurunkan berat badan, dan anjurkan pasien untuk memakai kaus
kaki sebelum mengenakan $elana untuk meminimalkan kemungkinan
transfer jamur dari kaki ke sela paha &autoinokulasi). 'ubuk antifungal,
yang memiliki manfaat tambahan pengeringan daerah sela paha, mungkin
dapat membantu dalam men$egah kambuhnya "inea kruris.
(7.
(6.
((.
100.
101.
102.
10#.
10*.
103.
105.
107.
106.
10(.
110. 2.2 KONSEP KEPERAWATAN
111. 2.1.1 Pe()'#+,#(
a. Identitas
112. aji nama, umur, jenis kelamin, status perka8inan, agama,
sukuDbangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan nomor register.
b. i8ayat esehatan
1. eluhan +tama
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
13/19
11#. aji apa alasan klien membutuhkan pelayanan kesehatan
2. i8ayat esehatan Sekarang
11*. aji bagaimana kondisi klien saat dilakukan pengkajian.
lien dengan "inea kruris biasanya mengeluhkan kulit merah dan
gatal, bersisik dan keluar sedikit $airan dari area yang terkena tinea
kruris.
#. i8ayat esehatan !ahulu
113. aji ri8ayat alergi makanan klien, ri8ayat konsumsi obat-
obatan dahulu, ri8ayat penyakit yang sebelumnya dialami klien.
*. i8ayat esehatan eluarga
115. aji apakah di dalam keluarga klien, ada yang mengalami
penyakit yang sama.
3. i8ayat /sikososial117. aji bagaimana hubungan klien dengan keluarganya dan
interaksi sosial.
$. /ola ungsional @ordon
1. /ola persepsi kesehatan - manajemen kesehatan
116. 9 pada pola ini kita mengkaji9
• 'agaimanakah pandangan klien terhadap penyakitnyaE
• pakah klien klien memiliki ri8ayat merokok, alkohol, dan
konsumsi obat-obatan tertentuE
• 'agaimakah pandangan klien terhadap pentingnya kesehatanE
11(.
2. /ola nutrisi - metabolik
120. 9 pada pola ini kita mengkaji9
• 'agaimanakah pola makan dan minum klien sebelum dan selama
dira8at di rumah sakitE
• aji apakah klien alergi terhadap makanan tertentuE
• pakah klien menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah
sakitE
• aji makanan dan minuman kesukaan klienE#. /ola eliminasi
121. 9 pada pola ini kita mengkaji9
• 'agaimanakah pola '' dan ' klien E
• pakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasiE
• aji konsistensi '' dan ' klien
• pakah klien merasakan nyeri saat '' dan 'E
122. 9 lien dengan "inea kruris, biasanya akan mengalami
nyeri saat akan melakukan ''D'
12#.9 pada pola ini kita mengkaji9
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
14/19
• 'agaimanakah perubahan pola aktivitas klien ketika dira8at di
rumah sakitE
• aji aktivitas yang dapat dilakukan klien se$ara mandiri
•aji tingkat ketergantungan klien
*. /ola istirahat - tidur
12*.9 pada pola ini kita mengkaji9
• pakah klien mengalami gangguang tidurE
• pakah klien mengkonsumsi obat tidurDpenenangE
• pakah klien memiliki kebiasaan tertentu sebelum tidurE
123.9 lien dengan "inea kruris, akan mengalami kesulitan untuk tidur
dan istirahat karena nyeri yang dirasakan, rasa panas dan gatal-gatal
pada kulit.
3. /ola kognitif - persepsi
125.9 pada pola ini kita mengkaji9
• aji tingkat kesadaran klien
• 'agaimanakah fungsi penglihatan dan pendengaran klien, apakah
mengalami perubahanE
• 'agaimanakah kondisi kenyamanan klienE
5. /ola persepsi diri - konsep diri
127.9 /ada pola ini kita mengkaji9
• 'agaimanakah klien memandang dirinya terhadap penyakit yang
dialaminyaE
• pakah klien mengalami perubahan $itra pada diri klienE
• pakah klien merasa rendah diriE
126.9 !engan keadaan kulitnya yang mengalami kemerahan, klien
merasa malu dengan keadaan tersebut, dan mengalami gangguan pada
$itra dirinya.
7. /ola peran - hubungan
12(.9 pada pola ini kita mengkaji9
• 'agaimanakah peran klien di dalam keluarganyaE
• pakah terjadi perubahan peran dalam keluarga klienE
• 'agaimanakah hubungan sosial klien terhadap masyarakat
sekitarnyaE
6. /ola reproduksi dan seksualitas
1#0.9 /ada pola ini kita mengkaji9
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
15/19
• 'agaimanakah status reproduksi klienE
• pakah klien masih mengalami siklus menstrusi &jika 8anita)E
1#1.
(. /ola koping dan toleransi stress
1#2.9 /ada pola ini kita mengkaji9
• pakah klien mengalami stress terhadap kondisinya saat iniE
• 'agaimanakah $ara klien menghilangkan stress yang dialaminyaE
• pakah klien mengkonsumsi obat penenangE
10. /ola nilai dan keper$ayaan
1##.9 /ada pola ini kita mengakaji9
• aji agama dan keper$ayaan yang dianut klien
• pakah terjadi perubahan pola dalam beribadah klienE
1#*.
1#3.
d. /emeriksaan isik
1#5.Inspeksi9 Farna, suhu, kelembapan, kekeringan
1#7./alpasi9 "urgor kulit, edema
1#6.- !ata fokus9
1#(.!S9 gatal-gatal pada kulit
1*0.!9 kemerah-merahan, keluarnya $airan dari area yang terkena
tinea kruris
e. /emeriksaan ?aboratorium dan /enunjang
1*1.
142. 2.2.2 D,#)(s# Kee%##$#(
1. erusakan integritas kulit bDd lembab
2. @angguan rasa nyaman bDd /enyakit
#. !efisiensi /engetahuan bDd "idak familiar dengan sumber informasi
143. 2.2.3 I($e%7e(s, Kee%##$#(
1**.
1*3. = 1*5. I=
1*7.
1
1*6. I(e$,( Se7e%,$
80039
1*(. Setelah dilakukan
151. S',( #%e: T,#&
T%e#$-e($s 835!49
• 'ersihkan dengan sabun
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
16/19
tindakan kepera8atan
selama .......B2* jam
integritas jaringan9 kulit dan
mukosa normal dengan
indikator9
• 'intik C bintik merah pada
kulit&070#01)
• alaise&070#11)
• /enurunan jumlah
leukosit&070#27)
• elesuan &070##1)
130.
antibakterial jika perlu
• 'erikan medikasi dalam
bentuk serbuk pada pasien, jika
perlu• /ersiapkan kebersihan toilet,
jika perlu
• @unakan topikal antibiotik
untuk area yang luka
• @unkan topikal antijamur pada
daerah yang terserang jika
perlu
•@unakan topikal anti inflamasi
untuk area yang luka
• Inspeksi kulit setiap hari
• !okumentasi tahapan dari
kerusakan kulit
132.
2
153. -%$ S$#$*s:
Ps,#& 820109
13*. Setelah dilakukan
tindakan kepera8atan
selama .......B2* jam
gangguan rasa nyaman
teratasi dengan kriteria
hasil 9
• ontrol @ejala & 201001)
• /osisi nyaman& 20100*)
• "ingkat energi& 20100()
• @atal&20101#)
155. E(7,%($-e($#&
M#(#)e-e($ : -%$
864!29
• aji ketidaknyamanan yang
dirasakan oleh klien.
• 'erikan posisi yang nyaman
pada klien & meliputi .
• 'atasi pengunjung saat klien
beristirahat.
• 'eri lingkungan yang nyaman
dan bersih
•/antau kulit, terkhusus adanya
penonjolan kulit ke permukaan
sebagai tanda dari adanya
iritasi
135.
#
15. K(&e)e :
D,se#se P%ess 81!039
136. Setelah dilakukan
tindakan kepera8atan
13(. Te#,() :D,se#se
P%ess 856029
• aji tingkat pengetahuan yang
spesifik berhubungan dengan
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
17/19
selama .......B2* jam
diharapkan pengetahuan
klien meningkat dengan
kriteria hasil9
• /roses spesifik
penyakit&160#02)
• aktor resiko &160#0*)
• Strategi untuk
meminimalkan penyebaran
penyakit &160#07)
• euntungan manajemen
punyakit&160#13)
proses penyakit
• !iskusikan dengan klien
tentang penyakitnya
•
!iskusikan pilihan terapindan pengobatan
• !iskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk men$egah
komplikasi di masa yang akan
gating & ren$ana diit dan
penggunaan makanan tinggi
serat )
• !iskusikan pentingnya
melakukan evaluasi se$ara
teratur dan ja8ab pertanyaan
pasien maupun keluarga
150.
151.
152.
15#.
15*.
153.
155.
157.
156.
15(.
170.
171.
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
18/19
172.
17#.
17*.
173.
175.
177.
1!. BAB 3
1". PENUTUP
1!0. 3.1 Kes,-*(
161."inea kruris adalah penyakit dermatofitosis &penyakit pada
jaringan yang mengandung :at tanduk) yang disebabkan infeksi
golongan jamur dermatofita pada daerah kruris &sela paha, perineum,
perianal, gluteus, pubis) dan dapat meluas ke daerah sekitarnya.
elainan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan dapat
merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup & rif
utta
8/17/2019 askep_tinea_kruris.docx
19/19
1!4. DA;TAR PUSTAKA
163. 'runner Suddarth. 2001. epera8ataan eedikal 'edah. >olume 9#.
4akarta9 ;@=
165. eather ". erdman. 2012. !iagnosis epera8atan9 !efenisi dan
alsifikasi 2012-201*. 4akarta9 ;@=
167. utta