38

Askep_Hipertensi 0ke 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keperawatan

Citation preview

  • BLOOD PRESSUREBlood PressureSystemic Vascular ResistanceCardiac OutputCardiac:Heart RateStatus InotropikNeuralHumoralSymphatetic Nervous System: adrenergic reseptor(vasoconstrictor) adrenergic reseptor(vasodilator)Humoral:VasoconstrictorsAngiotensinCatecholamin Renal:Renin-angiotensin AldosteronAtrial Natriuretik factorLocal Regulation:Vasodilators:ProstaglandinEDRFVasoconstrictors:Endothelin =x

  • HipertensiTekanan darah persisten dimana tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg

  • Di AMERIKA diperkirakan 30 % penduduk (50 jt jiwa) menderita tekanan darah tinggi (140/90 mmHg)Umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya umur.Resiko untuk menderita hipertensi pada populasi diatas 55 tahun yang tadinya normal adalah 90 %.Sampai dgn umur 55 tahun laki-laki lebih banyak menderita dibandingkan perempuan.Dari umur 55 s/d 74 tahun , lebih banyak perempuan.

  • Faktor ResikoYang tidak dapat dikontrolUmur : > 50 thnSex : Wanita > priaGenetikEtnik

  • Faktor ResikoYang dapat dikontrolMerokokDislipidemia/hiperkolesterolDiabetes Mellitus: tjd hiperinsulinemia dan hipertropi strukturalObesitasAlkoholEmosi: rangsangan SS SimpatisGaya hidupStatus sosial ekonomi

  • Jenis HipertensiHipertensi primer/esensialTidak diketahui penyebabnyaBiasanya dimulai sebagai proses intermitten pd individu > 30 thnContributing factor meliputi peningkatan aktifitas SS Simpatis, kelebihan produksi hormon vasokonstriktor dan pengikat natrium, intake natrium berlebihan, BB berlebih, DM dan intake alkohol berlebihan

  • Jenis HipertensiHipertensi sekunder: bisa dikendalikanUmumnya disebabkan oleh ggn pd fungsi ginjal dan hubungannya dengan jantungMeningkatnya tahanan perifer total terjadi stlh hipertensi timbul dan bukan sebagai penyebab hipertensiPenyebab hipertensi sekunder: penyempitan aorta, penyakit ginjal, kelainan endokrin, kelainan neurologis, obat-obatan (NSAID, estrogen, kontrasepsi) dan kehamilan

  • Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO

    KategoriSistolik(mmHg)Diastolik(mmHg)Normotensi< 140< 90Hipertensi ringan140 180 atau90 105Borderline140 160 atau90 - 95Hipertensi sedang berat> 180 atau> 105Hipertensi sistolik terisolasi> 140 dan< 90

  • Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC

    KategoriSistolik(mmHg)Diastolik(mmHg)Optimal< 120 dan< 80 Normal< 130 dan< 85High normal130 139 atau85 - 89HipertensiStage I140 159 atau90 - 99Stage II160 179 atau100 109Stage III>180 atau> 110

  • KLASIFIKASI PATOLOGISHIPERTENSI BENIGNA ( >130-140 mmHg)Bersifat lambat,sering tanpa gejala dan ditemukan pada pemeriksaan fisik.

    Tahanan pembuluh darah perifer meningkat dan kerja jantung berlebihan dan akan mengakibatkan hipertrofi ventrikel kiri. Akan dapat dideteksi dengan EKG. Pada autopsi ditemukan penebalan yg konsentrik pada ventrikel kiri.

    Akan mengakibatkan penyakit arteriol dan terbentuknya aterosklerosis.

  • 2. Hipertensi maligna

    Merupakan hipertensi yang mengkwatirkan, memerlukan pengobatan untuk mengurangi resiko kerusakkan organ dan kematian mendadak.

    Perubahan pembuluh darah renal menonjol,pendarahan akut dan edema papil. Timbulnya proteinuria dan gagal ginjal.Bentuk khas histologis yaitu nekrosis fibrinoid pada arteri kecil dan arteriol

  • HIPERTENSI PULMONARISSebab patologis dan perubahan fisiologis1. Gagal ventrikel kiri akut dan kronis. Naiknya tekanan ventrikel kiri, sehingga naiknya tekanan vena.2. Stenosi mitralis.Naiknya tekanan atrium kiri, sehingga naiknya tekanan vena pulmonaris.3. Bronkitis kronis dan emfisemaHipoksia, vasokontriksi pulmonaris4. Rekuren emboli pulmonarisBerkurangnya anyaman vaskuler pulmonaris

  • PATOFISIOLOGIMekanisme terjadinya terbentuknya hipertensi melalui terbentuknya angiotensis II dan angiotensin I, oleh angiotensis I oleh I- Converting enzyme (ACE). ACE memegang peranan fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi hati, yang oleh hormone renin (diproduksi oleh hormone ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I (dekapeptida yang tidak aktif) oleh ACE yang terdapat di paru paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. (oktapeptida yang sangat aktif) angiotensin II berpotensi besar meningkatkan tekanan darah karena bersifat sebagai vasokonstrictor melalui pusat haus.

  • Meningkatkan sekresi hormone antidiuretic (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksii dipotalamus (kelenjar pitvitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatkan ADH, sangat sedikit urin yang diekresikan ke luar tubuh (antidiuresis) sehingga urin menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian instraseluler. akibatnya volume darah meningkat sehingga meningkatkan tekanan darah.

  • Menstimulasi sekresi aldosterone dari korteks adrenal, Aldosteron merupakan hormon steroid yang berperan penting pada ginjal, untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosterone akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya, dari tubulus ginjal. naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dengan tekanan darah.

  • Manifestasi klinikSakit kepalaKeletihanPenurunan toleransi aktifitasPalpitasiAnginaDyspneaPerdarahan hidung/epistaksisPusingInsomniaAsimptomatis, Kadang2 gejala timbul bila telah tjd komplikasi pada target organ: mata, ginjal, jantung, otak

  • Komplikasi hipertensi: MataPandangan kaburPerubahan pd retina spt perdarahan, eksudatPenyempitan pembuluh darahEdema papilRetinopati hipertensi

  • Komplikasi hipertensi: Jantung(Hipertensive Heart Disease)Penyakit arteri koronaria dan angina pektorisLeft Ventricular HyperthrophyGagal jantung kiri

  • Komplikasi hipertensi: GinjalNefrosklerosisNokturiaAzotemiaInsufisiensi ginjal

  • Komplikasi hipertensi: OtakStroke atau serangan iskemia transienHipertensive ensephalopathyParalisis sementara pd satu sisi/hemiplegiaGgn ketajaman penglihatan

  • Komplikasi hipertensi: VaskularAtherosklerosisAneurisme aortaPeriferal vascular disease Aortic disection

  • Komplikasi: Kedaruratan hipertensiTerjadi bila peningkatan tekanan darah harus diturunkan dalam 1 24 jam yang mengancam jiwa dan memerlukan penanganan segera dalam perawatan intensif krn dapat menimbulkan kerusakan serius pada organ lainTerjadi pada hipertensi tidak terkontrol dan penghentian pengobatan tiba-tiba

  • Komplikasi: Hipertensi malignaHipertensi yang memerlukan penurunan tekanan darah segera (dalam hitingan menit jam) untuk menghindari kelainan target organ yang menetapKelainan meliputi ensephalopati, perdarahan intrakranial, edema paru, kebutaan

  • Pemeriksaan DiagnostikRiwayat kesehatan dan pemeriksaan fisikUrinalisis rutinElektrolit dan uric acid serumBUN dan kreatininGlukosa darahHitung darah lengkapLipid serum, kolesterol dan trigliseridaEKGEkhokardiografi

  • PenatalaksanaanNon farmakologi/gaya hidupKurangi intake garamKendalikan berat badanHindari rokok, alkohol dan stressHindari obat hormonal/KB, kortikosteroidPembatasan kafeinKendalikan gula darahModifikasi makanan berlemakOlah raga/aerobikTeknik relaksasiSuplemen Kalium, kalsium, magnesium

  • PenatalaksanaanFarmakologiDiuretik: tiazid, furosemid, spironolaktonmenurunkan volume darah, tekanan darah dan curah jantungBeta blokker: atenolol, nadololmenekan sekresi reninKalsium antagonis: Nifedipin, diltiazem, verapamilmenghambat pengeluaran kalsium, menyebabkan vasodilatasiACE inhibitor: captoril, lisinopril, Quinaprilmenghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin IIVasodilator

  • PENGKAJIAN KEPERAWATAN YANG DILAKUKAN PADA PASIEN DENGAN ASKEP HIPERTENSI ADALAH :

    Aktifitas dan istirahat yang meliputi lemah, letih, heart rate meningkat, perubahan iraman jantung, takipnoe.Sirkulasi yang meliputi adanya riwayat akan penyakit hipertensi, penyakit serebrovaskuler, penyakit jantung koroner.Integritas Ego yang meliputi riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, faktor stress multipel.Eliminasi yang meliputi dari gangguan ginjal pada saat ini atau riwayat dahulunya.Makanan dan cairan yang meliputi makanan yang disukai yang yang seringkali makanan tinggi garam, lemak dan dan juga kolesterol.

  • Lanjutan. Neurosensori yang meliputi akan keluhan pusing (pening), sakit kepala, gangguan penglihatan, episode epistaksis.Nyeri / ketidaknyamanan yang meliputi : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri abdomenPernapasan yang meliputi dispnea yang berkaitan dengan ada tidaknya aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok.Keamanan yang melipti akan gangguan koordinasi, cara jalan.Pembelajaran / Penyuluhan yang meliputi akan faktor resiko keluarga yaitu adanya hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, diabetes melitus ,penyakit ginjal

  • Prioritas KeperawatanMempertahankan /meningkatkan fungsi kardiovaskularMencegah komplikasiMemberikan informasi tentang proses dan program pengobatanMendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi

  • DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA ASKEP HIPERTENSI1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventrikel. Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, dan tidak terjadi iskemia miokard. Kriteria Hasil yang diharapkan : Mempertahankan tekanan darah dalam rentang yang dapat diterima.Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil.Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah.

  • Intervensi Keperawatan yang dilakukan : Pantau tekanan darah dan ukur pada kedua tangan, menggunakan manset dan tehnik yang tepat dalam hal mengukur tekanan darah.Auskultasi bunyi napas dan tonus jantung. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur atau di kursi.Bantu dalam melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan.Berikan lingkungan tenang, nyaman, dan theraupetik serta kurangi aktivitas. Catat edema umum.Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi.Kolaborasi medis dalam hal pemberian obat-obatan sesuai indikasi.

  • Lanjutan .2. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral. Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat Kriteria Hasil yang diharapkan : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman. Intervensi keperawatan : Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan.Batasi pasien dalam aktivitas.Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.Kolaborasi medis dalam memberi obat analgetik dan sedasi.

  • 3. Perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi. Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak mengalami gangguan. Kriteria Hasil yang diharapkan : Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti halnya ditunjukkan dengan : tekanan darah dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.Tanda-tanda vital stabil.Haluaran urin 30 ml / menit.Intervensi Keperawatan : Pertahankan tirah baring, tinggikan posisi kepala di tempat tidur pasien.Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan, tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika memang tersedia.Ukur masukan dan pengeluaran cairan.Amati adanya hipotensi mendadak.Ambulasi sesuai kemampuan dan juga hindari kelelahan pada pasien.Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai advis medis.Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai advis medis.

  • 4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri. Tujuan : pasien terpenuhi dalam hal informasi mengenai penyakit hipertensi. Hasil Yang Diharapkan : Pasien dapat mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan perawatan dini hipertensi.Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai advis medis.Intervensi Keperawatan : Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari prosedur dan pengobatan hipertensi.Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang dan theraupetik, dan manajemen stressor.Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil.Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai pesanan.Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dalam beraktifitas.

  • LanjutanJelaskan perlunya menghindari konstipasi dalam hal buang air besar.Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein, teh serta alkohol.Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan efek samping atau efek toksik.Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter.

  • TERIMA KASIH

    ****