30
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENGELIHATAN PADA Tn. “NK” DENGAN UVEITIS ANTERIOR DI RUANG C RSUD KABUPATEN KLUNGKUNG TANGGAL 18 - 19 MEI 2015 I. Identitas Diri Klien Nama : Tn. NK Tanggal Masuk RS : 14 Mei 2015 Tempat/Tanggal Lahir: Gianyar, 31 Desember 1961 Sumber Informasi : Keluarga dan RM Umur : 54 tahun Agama : Hindu Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Sudah Menikah Pendidikan : SD Suku : Bali Pekerjaan : Buruh Lama Bekerja : tidak tentu Alamat : Tulikup, Gianyar. 1. Keluarga terdekat yang dapat dihubungi (orang tua, wali, suami, istri, dan lain – lain) Nama : KG Pekerjaan : Wiraswasta Pendidikan : SMA Alamat : Br. Pande, Tulikup, Gianyar.

Askep Uveitis Anterior

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ASUHAN KEPERAWATAN MENGENAI GANGGUAN PENGELIHATAN UVEITIS ANTERIOR

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENGELIHATANPADA Tn. NK DENGAN UVEITIS ANTERIORDI RUANG C RSUD KABUPATEN KLUNGKUNGTANGGAL 18 - 19 MEI 2015I. Identitas Diri KlienNama

: Tn. NKTanggal Masuk RS: 14 Mei 2015

Tempat/Tanggal Lahir: Gianyar, 31 Desember 1961Sumber Informasi : Keluarga dan RM

Umur

: 54 tahun

Agama

: Hindu

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Status Perkawinan: Sudah MenikahPendidikan

: SD

Suku

: Bali

Pekerjaan

: Buruh

Lama Bekerja

: tidak tentuAlamat

: Tulikup, Gianyar.1. Keluarga terdekat yang dapat dihubungi (orang tua, wali, suami, istri, dan lain lain)

Nama

: KGPekerjaan

: WiraswastaPendidikan

: SMAAlamat

: Br. Pande, Tulikup, Gianyar.2. Alergi: Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada alergi baik pada makanan maupun obat-obatan.3. Kebiasaan : Keluarga pasien mengatakan pasien mempunyai kebiasaan minum kopi, dan merokok.4. Obat obatan

: Selama dirawat di RS px mengkonsumsi obat-obatan :( pada tanggal 14 Mei 2015)

IUFD RL

20 tpm

Cepotaxime

2x1 gramRanitidin

2x1 amp

Mendapat tambahan obat pada tanggal 15 Mei 2015

Asam folat

2x 2 gram

CaCo3

3x1 gram

Gentamicin tetes mata 2 tetes @2jam5. Pola Nutrisi

:

Sebelum MRS pasien makan 3 kali dalam sehari dan menghabiskan 1 porsi setiap makan, setelah MRS pasien tidak bisa makan. Saat ini pasien memiliki Berat Badan 48 kg dan memiliki Tinggi Badan 160 cm. keluarga mengatakan jenis makanan yang disukai adalah nasi goreng dan tidak ada makanan yang tidak pasien sukai. Sebelum MRS nafsu makan pasien baik biasanya makan 3 kali sehari dengan porsi habis 1 porsi, namun setelah MRS nafsu makan pasien berkurang karena setelah pasien makan pasien merasa mual dan muntah. Keluarga pasien mengatakan dalam 3 bulan terakhir pasien pasien mengalami perubahan Berat Badan yaitu dari 48 kg menjadi 47 kg.6. Pola Eliminasi

:

Sebelum MRS pasien biasa BAB sebanyak 1-2 kali dalam sehari dengan frekuensi banyak konsistensi agak lembek warna kuning kecoklatan biasanya pagi atau sore hari, namun setelah MRS pasien BAB sebanyak 1 kali dalam sehari dengan konsistensi agak lembek warna kuning kecoklatan. Pasien tidak menggunakan obat pencahar. Pasien BAK biasanya 4 5 kali dalam sehari dengan frekuensi banyak warna putih kekuningan dan berbau khas urine. 7. Pola Tidur dan Istirahat:

Keluarga pasien mengatakan biasanya tidur mulai jam 22.00 WITA. Pasien sebelum dan sesudah MRS pasien dapat tidur 7 jam perhari. Pasien tidak mempunyai kebiasaan penghantar tidur dan tidak mempunyai kebiasaan saat tidur. Setelah MRS kelurga pasien mengatakan sering terbangun karena sakit matanya dan tidak biasa dengan suasana rumah sakit.

8. Pola Aktivitas dan latihan:

Keluarga pasien mengatatakan pasien sudah bekerja sehari harinya pasien bekerja memikul barang. Pasien tidak pernah olahraga karena sibuk mencari nafkah untuk kebutuhan sehari hari. Keluhan/kesulitan yang sekarang dialami pasien yaitu tidak mampu menggerakkan tubuhnya, tidak mampu mandi dan berhajat, tidak mampu mengenakan pakaian, dan mudah merasa lelah. Kegiatan tersebut harus dibantu dengan keluarganya.9. Pola Kerja

:

Keluarga pasien mengatakan pasien sudah bekerja sebagai buruh. Jumlah jam kerja pasien tidak menentu.II. Riwayat Keluarga

Genogram

:

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Pasien

= meninggal

III. Riwayat Lingkungan

Px mengatakan disekitar lingkungan tempat tinggal px sangat bersih dan asri, pasien yang beralamat di Tulikup,Gianyar ini tinggal diareal pedesaan yang jauh dari lingkungan yang berpolusi. Px mengatakan disekitar lingkungannya tidak ada bahaya.

IV. Aspek Psikososial

:

1. Pola pikir dan persepsi

Px tidak menggunakan alat bantu penglihatan maupun alat bantu pendengaran. Px mengalami infeksi pada matanya dan susah untuk mendengar suara dari perawat dan keluarganya.

2. Persepsi diri

Keluarga pasien mengatakan hal yang dipikirkan saat ini adalah tidak dapat beraktivitas seperti biasa. Keluarga pasien mengatakan harapannya setelah pasien menjalani perawatan, dapat lekas sembuh dan ada perubahan yang lebih baik dari keadaan sekarang sehingga dapat kembali beraktivitas dan berkumpul dengan keluarga di rumah. Perubahan yang dirasakan pasien setelah sakit yaitu pasien merasakan cemas karena keadaannya yang sekarang hanya bisa berbaring di tempat tidur dan tidak dapat melakukan aktivitas sehari hari seperti biasanya, kondisi pasien masih lemah dan harus istirahat dulu.3. Suasana hati : Suasana hati pasien yaitu cemas, cemas akan penyakitnya dan cemas dengan kondisinya sekarang. Pasien cemas tidak bisa sembuh karena penyakit yang dialami sekarang.4. Hubungan komunikasi :Hubungan komunikasi pasien sebelum MRS baik, pasien bicara dengan jelas menggunakan bahasa bali atau bahasa Indonesia. Pasien di rumah tinggal bersama dengan istri, anak dan menantunya. Pasien biasanya ikut dalam kegiatan rapat banjar ataupun gotong royong di lingkungan banjar. Pembuatan keputusan dalam keluarga yakni musyawarah mufakat bersama anggota keluarga. Setelah MRS pasien tidak mampu berkomunikasi dengan keluarga, dokter, perawat maupun tim medis lainnya karena pasien tidak mampu mendengar dan bicara dengan baik. Istri pasien mengatakan keuangan dalam keluarganya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari di rumah dan tidak ada kesulitan yang dialami di dalam keluarganya.5. Kebiasaan seksual

Px sudah menikah, tidak ada gangguan pada kebiasaan seksual dan sudah paham terhadap fungsi seksual.6. Pertahanan koping

Keluarga pasien mengatakan pengambilan keputusan didalam keluarganya secara musyawarah bersama dengan anggota keluarga. Pasien akan merasa senang bisa memenuhi kebutuhan hidup walaupun hanya berkerja sebagai buruh. Hal yang ingin di rubah dari kehidupan pasien yakni ingin merubah keadaannya untuk hidup lebih sehat dan tidak sakit seperti sekarang ini. Jika pasien sedang stress pasien akan marah dan merenungkan untuk memikirkan pemecahan masalah yang dihadapi pasien. 7. System nilai kepercayaan

Keluarga pasien mengatakan sumber kekuatan pasien dengan percaya kepada Tuhan kalau penyakitnya bisa sembuh. Tuhan, agama, dan KEpercayaan penting baginya karena pasien dan keluarga yakin bahwa medis disertai dengan sembahyang dapat membantu mempercepat penyembuhan pasien. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan oleh pasien yaitu melakukan persembahyangan di padmasana setiap hari pada sore hari. Selama di rumah sakit, pasien melakukan persembahyangan di tempat tidur. V. Pngkajian Fisik

A. Vital sign

Tekanan darah : 140/80 mmHg

Suhu

: 39 o CNadi

: 88 x/mntPernafasan: 20 x/mntB. Kesadaran : Apatis GCS :

Eye : 1

Motorik : 4

Verbal : 2C. Keadaan umum : Sakit/nyeri: keluarga pasien mengatakan pasien nyeri pada kedua matanya. Skala nyeri yang dirasakan pasien 7 (0-10) Status gizi: Normal

BB : 47 kgTB : 160 cm Sikap

: Pasien tampak gelisah dan cemas

Personal hygiene : Keadaan pasien tampak kotor

D. Pemeriksaan Fisik Head To Toe

1. Kepala

Bentuk: Mesochepale Lesi/luka : tidak terdapat lesi atau luka di kepala. 2. Rambut

Warna : Hitam

Kelainan : -3. Mata Penglihatan : infeksi dan keluar nanah

Sclera : ikterik

Konjungtiva : anemis (pucat) Pupil : anisokor Kelaianan : -4. Hidung

Penghidu

: Normal

Secret/darah/polip : tidak terdapat secret/darah/polip pada hidung px

Tarikan caping hidung : Tidak ada tarikan caping hidung saat px bernafas.

5. Telinga

Pendengaran: kerusakan

Skret / cairan/darah : Tidak ada skret , cairan ataupun darah pada telinga px.

6. Mulut dan Gigi

Mukosa bibir pasien kering, mulut dan gigi pasien tampak bersih. Tidak terdapat stomatitis pada mulut, gusi, dan lidah pasien.7. Leher Pada leher pasien tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tyroid. Tidak terdapat lesi di leher pasien8. Thorax

Jantung: 1. Nadi: 88x/menit: 2. Kekuatan: kuat: 3. Irama: teratur

Paru

: 1. Frekuensi nafas: teratur

: 2. Kwalitas

: normal

: 3. Suara nafas : vesikuler

: 4. Batuk

: tidak

: 5. Sumbatan jalan nafas : (-) Retraksi dada : tidak ada9. Abdomen

Tidak ada nyeri tekan pada abdomen. Perut pasien tidak kembung dan tidak ascites. Peristaltic usus pasien dalam batas normal yaitu 10x/menit.10. Genetalia

Pimosis: Tidak ada Alat bantu: Tidak terdapat alat bantu pada daerah genetalia px

Kelainan: Tidak terdapat kelainan pada genetalia px

11. Kulit

Turgor kulit pasien tampak kurang elastis. Tidak terdapat lesi atau laserasi pada kulit pasien. Warna kulit pasien sawo matang.

12. Ekstrimitas

Kekuatan otot: 222 222 222 222 R O M

: Terbatas

Hemiplegi/parase : Tidak

Akral

: Hangat

C R T

: < 3 detik

Edema

:Tidak ada

13. Data pemeriksaan fisik neurologis : -

VI. Data Penunjang

a. Pemeriksaan penunjang : Laboratorium (Pemeriksaan Darah Lengkap) tanggal 14-05-2015 Pukul.11.07 witaParameter Hasil Nilai Normal

WBC = 18,51* [10^3/uL] 4,60-10,2 NEUT = 15,88 * [10^3/uL] 2,00-6,00

LYMPH = 1,13 * [10^3/uL] 0,60-5,20

MONO = 1,44 * [10^3/uL] 0,10-0,60

EO = 0,00 * [10^3/uL] 0,00-0,40

BASO = 0,06* [10^3/uL] 0,00-0,10

NEUT% = 85,8 * [%] 40,0-70,0

LYMPH% = 6,1 * [%] 20,0-40,0

MONO% = 7,8 * [%] 1,70-9,30

EO% = 0,0 * [%] 0,00-6,00

BASO% = 0,3 * [%] 0,00-1,00

RBC = 5,52 [10^6/uL] 3,80-6,50

HGB = 15,1 [g/dL] 11,5-18,00

HCT = 47,1 [%] 37,0-54,0

MCV = 85,3 [fL] 80,0-100

MCH = 27,4 [pg] 27,0-32,0

MCHC = 32,1 [g/dL] 31,0-36,0

RDW-SD = 46,5 [fL] 37,0-54,0

RDW-CV = 15,0 + [%] 11,5-14,5

PLT = 1165 + [10^3/uL] 150-400

PDW = 11,3 - [fL] 15,5-17,1

MPV = 9,8 [fL] 7,80-11,0

P-LCR = 23,0 [%] 13,0-43,0

PCT = 1,14 + [%] 0,19-0,36

RET [%]RET [10^6/uL]

IRF [%]

LFR [%]

MFR [%]

HFR [%]

LED [mm/Jam] 0-20

BT [Menit] 1-7

CT [Menit] 3-15

Gol. Darah

Kimia darah/spektrofotometri ( pada tanggal 14-05-2015 pukul 12.30 wita )

Urine rutin/Spektrofotometri ( Tanggal 16 05 2015 pukul 06.51 wita ) A. ANALISA DATAData focusAnalisisMasalah

Data Subjektif :

Keluarga pasien mengatakan pasien merasa nyeri pada matanya saat akan membuka mataData Objektif :

Pasien tampak meringis

Pasien tampak tidak dapat membuka matanya

TTV :

t : 39oC,

N : 88x/menit, TD : 140/80 mmHg

Dilatasi pembuluh darah

Gejala hyperemia silier

Permeabilitas meningkat

iris edema, pucat, pupil reflex menurun s/d eksudasi hilang, pupil miosis

BMD keruh, sel dan migrasi sel radang dan fibrin ke BMD

Sel radang menumpuk di BMD hipopion

Migrasi eritrosit ke BMD, hifema

Sel sel radang melekat pada endotel keratik precipitate kornea

Sel sel radang, fibrin,

Fibroblast menyebabkan sinekia posterior, iris melekat pada endotel kornea

Nyeri

Nyeri Akut

Data Subjektif :

Keluarga pasien mengatakan badan pasien panas dari tadi pagi

Data Obyektif :

Pasien tampak lemas

Mukosa bibir pasien tampak kering

TTV :

t : 39oC,

N : 88x/menit,

TD : 140/80 mmHgDilatasi pembuluh darah

Gejala hyperemia silier

Permeabilitas meningkat

iris edema, pucat, pupil reflex menurun s/d eksudasi hilang, pupil miosis

BMD keruh, sel dan migrasi sel radang dan fibrin ke BMD

Sel radang menumpuk di BMD hipopion

Migrasi eritrosit ke BMD, hifema

Sel sel radang melekat pada endotel keratik precipitate kornea

Sel sel radang, fibrin,

Fibroblast menyebabkan sinekia posterior, iris melekat pada endotel kornea

Nyeri

Reaksi inflamasi

Peningkatan suhu tubuhhipertermi

Data Subjektif :

Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu melihat suatu barang. Data Objektif :

Pasien tampak lemas

Pasien tampak dibantu oleh keluarga untuk kebutuhannya

Dilatasi pembuluh darah

Gejala hyperemia silier

Permeabilitas meningkat

iris edema, pucat, pupil reflex menurun s/d eksudasi hilang, pupil miosis

BMD keruh, sel dan migrasi sel radang dan fibrin ke BMD

Sel radang menumpuk di BMD hipopion

Migrasi eritrosit ke BMD, hifema

Sel sel radang melekat pada endotel keratik precipitate kornea

Sel sel radang, fibrin,

Fibroblast menyebabkan sinekia posterior, iris melekat pada endotel kornea

Nyeri

sel sel radang, fibrin, fibroblast menutup seklusio pupil/oklusio pupil

gangguan pengaliran keluar cairan mata dan peningkatan glaucoma sekunder intra okuler

pada lensa, gangguan metabolisme lensa : keruh, katarak, komplikata.

Gangguan pengelihatan

Penurunan daya pengelihatan

Risiko cedera Risiko Cedera

Data subyektif :

Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu membersihkan dirinya karena tidak dapat membuka mata dan melihat. Keluarga pasien mengatakan pasien membersihkan diri dibantu oleh istrinya dan hanya di lap 1 kali saja.

Data obyektif :

Pasien tampak kotor disekitar mata Pasien tampak kotor dan bau Pasien tampak lemas

Dilatasi pembuluh darah

Gejala hyperemia silier

Permeabilitas meningkat

iris edema, pucat, pupil reflex menurun s/d eksudasi hilang, pupil miosis

BMD keruh, sel dan migrasi sel radang dan fibrin ke BMD

Sel radang menumpuk di BMD hipopion

Migrasi eritrosit ke BMD, hifema

Sel sel radang melekat pada endotel keratik precipitate kornea

Sel sel radang, fibrin,

Fibroblast menyebabkan sinekia posterior, iris melekat pada endotel kornea

Nyeri

sel sel radang, fibrin, fibroblast menutup seklusio pupil/oklusio pupil

gangguan pengaliran keluar cairan mata dan peningkatan glaucoma sekunder intra okuler

pada lensa, gangguan metabolisme lensa : keruh, katarak, komplikata.

Gangguan pengelihatan

Penurunan daya pengelihatan

Risiko cedera

Tidak mampu melakukan perawatan diriDeficit perawatan diri

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH1. Nyeri akut berhubungan dengan proses peningkatan protein pada humor aquos dan peningkatan TIO ditandai dengan keluarga pasien mengatakan pasien merasa nyeri pada matanya saat akan membuka matanya, pasien tampak lemas dan tidak dapat membuka matanya, TTV : t : 39oC, N : 88x/menit, TD : 140/80 mmHg.

2. Risiko cedera berhubungan dengan pengelihatan kabur, distorsi pengelihatan ditandai dengan keluarga pasien mengatakan pasien tidak dapat melihat suatu barang, pasien tampak lemas, pasien tampak dibantu oleh keluarga dalam kebutuhannya. 3. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada traktus uvealis ditandai dengan keluarga pasien mengatakan badan pasien panas sejak tadi pagi, pasien tampak lemas, mukosa bibir pasien tampak kering, TTV : t : 39oC, N : 88x/menit, TD : 140/80 mmHg.

4. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan tajam pengelihatan menurun, pengelihatan kabur ditandai dengan keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu membersihkan dirinya karena tidak dapat membuka mata dan melihat, pasien membersihkan dirinya di bantu oleh istrinya dan membersihkan dirinya hanya di lap 1 kali dalam sehari, pasien tampak kotor di sekitar mata, pasien tampak kotor dan bau, pasien tampak lemas.

Mengetahui,Nama Pembimbing / CI

Nama Mahasiswa

Dewa Ayu Sri UtamiNIP.

NIM. P07120213019Nama Pembimbing / CT

NIP. RFTHasilNilai Normal

Ureum=257 mg/dl10-50

Creatinin=4,98 mg/dl0,6 1,2

Asam Urat= mg/dl3,4 7,5

GULA DARAH

BS Puasa=mg/dl80-100

BS 2 Jam PP= mg/dl80 140

BS Sewaktu=141mg/dl80-200

%HbA1c=%4,0 6,5

LFT

Bil. Direk=mg/dl0-0,6

Bil. Total=mg/dl0,2 1,2

SGOT=142U/L