24
LAPORAN PENDAHULUAN ULKUS KORNEA A. Pengertian Keratitis ulseratif yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu terdapatnya destruksi (kerusakan) pada bagian epitel kornea (Darling,H Vera, 2000, hal 112). Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibatkematian jaringan kornea (Arif mansjoer, DKK, 200 0 , hal 56) Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea (Ilyas, Sidarta, 2004) Ulkus kornea merupakan nekrosa pada jaringan kornea akibat trauma (radang dapat dipermukaan atau mmenyusup ke jaringan yang lebih dalam) (Barbarac, 1996) B. Anatomi dan Fisiologi

ASKEP ULKUS KORNEA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ygfhjg,uhkjkhbjgvhcfgtr gfmjguk,glolphjikhbjvhgvh vgvhgvmjhgvrgyujg ,jgbhjgvhvvvvh vhjvghvfhgvfghcmjhgb hghjygvhtygyhj jhgjhgbhjgbhjbnbjhbbhnm nmbjkhikhjojpiujeawsefdrgfthgjhkijjkhgfddfgkj,mnbvghnbhnjjnjhm

Citation preview

Page 1: ASKEP ULKUS KORNEA

LAPORAN PENDAHULUAN ULKUS KORNEA

A. Pengertian

Keratitis ulseratif yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu terdapatnya

destruksi (kerusakan) pada bagian epitel kornea (Darling,H Vera, 2000, hal 112).

Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibatkematian

jaringan kornea (Arif mansjoer, DKK, 2000, hal 56)

Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat

kematian jaringan kornea (Ilyas, Sidarta, 2004)

Ulkus kornea merupakan nekrosa pada jaringan kornea akibat trauma (radang

dapat dipermukaan atau mmenyusup ke jaringan yang lebih dalam) (Barbarac, 1996)

B. Anatomi dan Fisiologi

Kornea merupakan membran pelindung dan ‘jendela’ yang dilalui berkas

cahaya menuju retina. Kornea meliputi seperenam dari permukaan anterior bola mata.

Page 2: ASKEP ULKUS KORNEA

Kelengkungannya lebih besar dibandingkan permukaan mata lainnya. Perbatasan antara

kornea dan sklera disebut sebagai limbus (ditandai dengan adanya sulkus yang dangkal–

sulkus sklera). Kornea terdiri dari 3 lapisan yaitu epitel, substansi propria atau stroma dan

endotel. Diantara epitel dan stroma terdapat lapisan atau membran Bowman dan diantara

stroma dan endotel terdapat membran descemet.

Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan kristal

sebuah jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus, lengkung melingkar

pada persambungan ini disebut sulkus skelaris. Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal

0,54 mm di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan diameternya sekitar 11,5 mm dari anterior ke

posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda: lapisan epitel (yang

bersambung dengan epitel konjungtiva bulbaris), lapisan Bowman, stroma, membran

Descement, dan lapisan endotel. Batas antara sclera dan kornea disebut limbus kornea.

Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi sebesar + 43 dioptri. Kalau

kornea udem karena suatu sebab, maka kornea juga bertindak sebagai prisma yang dapat

menguraikan sinar sehingga penderita akan melihat halo.

Kornea terdiri dari 5 lapisan dari luar kedalam:

1. Lapisan epitel

a. Tebalnya 50 µm , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling

tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng.

b. Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong kedepan

menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel gepeng, sel basal

berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel polygonal didepannya

melalui desmosom dan macula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air,

elektrolit dan glukosa yang merupakan barrier.

c. Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi

gangguan akan menghasilkan erosi rekuren.

d. Epitel berasal dari ectoderm permukaan.

2. Membran Bowman

a. Terletak dibawah membrana basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang

tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.

b. Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.

3. Jaringan Stroma

Page 3: ASKEP ULKUS KORNEA

Terdiri atas lamel yang merupakan sususnan kolagen yang sejajar satu dengan yang

lainnya, Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang dibagian perifer serat

kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama

yang kadang-kadang sampai 15 bulan.Keratosit merupakan sel stroma kornea yang

merupakan fibroblast terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit

membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah

trauma.

4. Membran Descement

a. Merupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea

dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya.

b. Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40

µm.

5. Endotel

a. Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 mm.

Endotel melekat pada membran descement melalui hemidosom dan zonula

okluden.

b. Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf siliar

longus, saraf nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus berjalan supra koroid,

masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan

selubung Schwannya. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan diantara.

Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3

bulan.

C. Etiologi

Faktor penyebabnya antara lain:

1. Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air mata,

sumbatan saluran lakrimal), dan sebagainya

2. Faktor eksternal, yaitu : luka pada kornea (erosio kornea), karena trauma, penggunaan

lensa kontak, luka bakar pada daerah muka

3. Kelainan-kelainan kornea yang disebabkan oleh : oedema kornea kronik, exposure-

keratitis (pada lagophtalmus, bius umum, koma) ; keratitis karena defisiensi vitamin

A, keratitis neuroparalitik, keratitis superfisialis virus.

Page 4: ASKEP ULKUS KORNEA

4. Kelainan-kelainan sistemik; malnutrisi, alkoholisme, sindrom Stevens-Jhonson,

sindrom defisiensi imun. bat-obatan yang menurunkan mekaniseme imun, misalnya :

kortikosteroid, IUD, anestetik lokal dan golongan imunosupresif1

Secara etiologik ulkus kornea dapat disebabkan oleh :

1. Bakteri : Kuman yang murni dapat menyebabkan ulkus kornea adalah streptokok

pneumoniae, sedangkan bakteri lain menimulkan ulkus kornea melalui faktor-faktor

pencetus diatas.

2. Virus : herpes simplek, zooster, vaksinia, variola

3. Jamur : golongan kandida, fusarium, aspergilus, sefalosporium

4. Reaksi hipersensifitas : Reaksi terhadap stapilokokus (ulkus marginal), TBC

(keratokonjungtivitis flikten), alergen tak diketahui (ulkus cincin)

(Sidarta Ilyas, 1998, 57-60).

D. Patofisiolog

Bila pertahanan normal pada mata seperti epitel kornea mengalami gangguan,

resiko  terjadinya infeksi sangat tinggi. Penyebab yang mungkin seperti trauma langsung

pada kornea, penyakit alis mata yang kronis, abnormalitas tear film yang mengganggu

keseimbangan permukaan bola mata dan trauma hipoksia akibat pemakaian lensa kontak.

Koloni bakteri patologi pada lapisan kornea bersifat antigen dan akan

melepaskan enzim dan toksin. Hal ini akan mengaktifkan reaksi antigen antibodi yang

mengawali proses inflamasi. Sel-sel PMN pada kornea akan membentuk infiltrat. PMN

berfungsi memfagosit2 bakteri. Lapisan kolagen stroma dihancurkan oleh bakteri dan

enzim leukosit dan proses degradasi berlanjut meliputi nekrosis dan penipisan. Karena

penipisan lapisan ini, dapat terjadi perforasi menyebabkan endoftalmitis. Bila kornea

telah sembuh, dapat timbul jaringan sikatrik yang menyebabkan penurunan tajam

penglihatan. Bakteri gram positif lebih banyak menjadi penyebab infeksi bakterialis di

dunia bagian  selatan. Psaeudomonas aeruginosa paling banyak ditemukan pada ulkus

kornea dan keratitis karena lensa kontak.

Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditentukan oleh adanya

kolagenase3 yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang.  Dikenal ada 2 bentuk

tukak pada kornea, yaitu sentral dan marginal/perifer. Tukak kornea sentral

1 Obat penurunan jumlah sel darah putih2 Menelan 3 Penghancuran kolagen

Page 5: ASKEP ULKUS KORNEA

disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus.  Sedangkan perifer umumnya

disebabkan oleh reaksi toksik, alergi, autoimun, dan infeksi.  Infeksi pada kornea

perifer biasanya disebabkan oleh kuman Stafilokok aureus, H. influenza, dan M.

lacunata.

PATH WAY (WOC)

1. Kelainan pada bulumata dan system air mata 1. Bakteri

2. Trauma mata 2. Virus

3. Kelainan kornea 3. Jamur

4. Kelainan sistemik 4. Hipersensitivitas

5. Obat penurun mekanisme imun

Terpajannya reseptor nyeri

Menginfeksi kornea

nyeri

Ulkus

Perforasi korneaTumpukan pus di camera oculi

Rupture kornea

Pengelihatan terganggu

TIO meningkat

Resiko cideraPerubahan persepsi sensori : pengelihatan

Gangguan body image

Harga diri rendah

Page 6: ASKEP ULKUS KORNEA

E. Klasifikasi Ulkus kornea

Ulkus kornea dibagi dalam bentuk :

1. Ulkus kornea sentral meliputi:

a. Ulkus kornea oleh bakteri

Bakteri yang ditemukan pada hasil kultur ulkus dari kornea yang tidak ada faktor

pencetusnya (kornea yang sebelumnya betul-betul sehat) adalah :

1) Streptokokok pneumonia

2) Streptokokok alfa hemolitik

3) Pseudomonas aeroginosa

4) Klebaiella Pneuumonia

5) Spesies Moraksella

Sedangkan dari ulkus kornea yang ada faktor pencetusnya adalah bakteri patogen

opportunistik yang biasa ditemukan di kelopak mata, kulit, periokular, sakus

konjungtiva, atau rongga hidung yang pada keadaan sistem barier kornea normal

tidak menimbulkan infeksi. Bakteri pada kelompok ini adalah :

1) Stafilokukkus epidermidis

2) Streptokokok Beta Hemolitik

3) Proteus

b. Ulkus kornea oleh bakteri Streptokoko

Bakteri kelompok ini yang sering dijumpai pada kultur dari infeksi ulkus kornea

adalah :

1) Streptokok pneumonia (pneumokok)

2) Streptokok viridans (streptokok alfa hemolitik0

3) Streptokok pyogenes (streptokok beta hemolitik)

4) Streptokok faecalis (streptokok non-hemolitik)

Walaupun streptokok pneumonia adalah penyebab yang biasa terdapat pada

keratitis bakterial, akhir-akhir ini prevalensinya banyak digantikan oleh

stafilokokus dan pseudomonas.

Ulkus oleh streptokok viridans lebih sering ditemukan mungkin disebabkan

karena pneumokok adalah penghuni flora normal saluran pernafasan, sehingga

terdapat semacam kekebalan. Streptokok pyogenes walaupun seringkali

merupakan bakteri patogen untuk bagian tubuh yang lain, kuman ini jarang

menyebabkan infeksi kornea. Ulkus oleh streptokok faecalis didapatkan pada

kornea yang ada faktor pencetusnya.

Page 7: ASKEP ULKUS KORNEA

Gambaran Klinis Ulkus kornea oleh bakteri Streptokokok

Ulkus berwarna kuning keabu-abuan, berbetuk cakram dengan tepi ulkus

menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi kornea,

karen aeksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia

Pengobatan : Sefazolin, Basitrasin dalam bentuk tetes, injeksi subkonjungtiva dan

intra vena.

c. Ulkus kornea oleh bakteri Stafilokokkus

Infeksi oleh Stafilokokus paling sering ditemukan. Dari 3 spesies stafilokokus

Aureus, Epidermidis dan Saprofitikus, infeksi oleh Stafilokokus Aureus adalah

yang paling berat, dapat dalam bentuk : infeksi ulkus kornea sentral, infeksi ulkus

marginal, infeksi ulkus alergi (toksik).

Infeksi ulkus kornea oleh Stafilokokus Epidermidis biasanya terjadi bila ada

faktor penceus sebelumnya seperti keratopati bulosa4, infeksi herpes simpleks dan

lensa kontak yang telah lama digunakan.

Gambaran Klinis Ulkus kornea oleh bakteri Stafilokokkus

Pada awalnya berupa ulkus yang berwarna putih kekuningan disertai infiltrat

berbatas tegas tepat dibawah defek epithel. Apabila tidak diobati secara adekuat,

akan terjadi abses kornea yang disertai oedema stroma dan infiltrasi sel lekosit.

Walaupun terdapat hipopion5 ulkus sering kali indolen yaitu reaksi radangnya

minimal. Infeksi kornea marginal biasanya bebas kuman dan disebabkan oleh

reaksi hipersensitivitas terhadap Stafilokokus Aureus.

d. Ulkus kornea oleh bakteri Pseudomonas

Berbeda dengan ulkus kornea sebelumnya, pada ulkus pseudomonas bakteri

ini ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Bakteri pseudomonas bersifat aerob

obligat dan menghasilkan eksotoksin yang menghambat sintesis protein. Keadaan

ini menerangkan mengapa pada ulkus pseudomonas jaringan kornea cepat hancur

dan mengalami kerusakan. Bakteri pseudomonas dapat hidup dalam kosmetika,

cairan fluoresein, cairan lensa kontak.

Gambaran Klinis Ulkus kornea oleh bakteri pseudomonas

Biasanya dimulai dengan ulkus kecil dibagian sentral kornea dengan infiltrat

4 Pembengkakan kornea5 Kumpulan dari sel darah putih

Page 8: ASKEP ULKUS KORNEA

berwarna keabu-abuan disertai oedema epitel dan stroma. Ulkus kecil ini dengan

cepat melebar dan mendalam serta menimbulkan perforasi kornea. Ulkus

mengeluarkan discharge kental berwarna kuning kehijauan.

Pengobatan : gentamisin, tobramisin, karbesilin yang diberikan secara lokal,

subkonjungtiva serta intra vena.

2. Ulkus kornea oleh virus

Ulkus kornea oleh virus herpes simpleks cukup sering dijumpai. Bentuk khas

dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang bila pecah akan

menimbulkan ulkus. Ulkus dapat juga terjadi pada bentuk disiform bila mengalami

nekrosis di bagian sentral.

3. Ulkus kornea oleh jamur

Ulkus kornea oleh jamur banyak ditemukan, hal ini dimungkinkan oleh :

a. Penggunaan antibiotika secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama atau

pemakaian kortikosteroid jangka panjang

b. Fusarium dan sefalosporium menginfeksi kornea setelah suatu trauma yang

disertai lecet epitel, misalnya kena ranting pohon atau binatang yang terbang

mengindikasikan bahwa jamur terinokulasi di kornea oleh benda atau binatang

yang melukai kornea dan bukan dari adanya defek epitel dan jamur yang berada di

lingkungan hidup.

c. Infeksi oleh jamur lebih sering didapatkan di daerah yang beriklim tropik, maka

faktor ekologi ikut memberikan kontribusi.

Fusarium dan sefalosporium terdapat dimana-mana, ditanah, di udara dan

sampah organik. Keduanya dapat menyebabkan penyakit pada tanaman dan pada

manusia dapat diisolasi dari infeksi kulit, kuku, saluran kencing.

Aspergilus juga terdapat dimana-mana dan merupakan organisme oportunistik,

selain keratitis aspergilus dapat menyebabkan endoftalmitis eksogen dan endogen,

selulitis orbita, infeksi saluran lakrimal.

Kandida adalah jamur yang paling oportunistik karena tidak mempunyai hifa

(filamen) menginfeksi mata yang mempunyai faktor pencetus seperti exposure

keratitis, keratitis sika, pasca keratoplasti, keratitis herpes simpleks dengan

pemakaian kortikosteroid.

Page 9: ASKEP ULKUS KORNEA

Pengobatan : Pemberian obat anti jamur dengan spektrum luas, apabila

memungkinkan dilakukan pemeriksaan laboratorium dan tes sensitifitas untuk

dapat memilih obat anti jamur yang spesifik.

4. Ulkus marginal

Ulkus marginal adalah peradangan kornea bagian perifer dapat berbentuk

bulat atau dapat juga rektangular (segiempat) dapat satu atau banyak dan terdapat

daerah kornea yang sehat dengan limbus. Ulkus marginal dapat ditemukan pada orang

tua dan sering dihubungkan dengan penyakit rematik atau debilitas. Dapat juga terjadi

ebrsama-sama dengan radang konjungtiva yang disebabkan oleh Moraxella, basil

Koch Weeks dan Proteus Vulgaris. Pada beberapa keadaan dapat dihubungkan

dengan alergi terhadap makanan. Secara subyektif ; penglihatan pasien dengan ulkus

marginal dapat menurun disertai rasa sakit, lakrimasi dan fotofobia. Secara obyektif :

terdapat blefarospasme, injeksi konjungtiva, infiltrat atau ulkus yang sejajar dengan

limbus.

Pengobatan : Pemberian kortikosteroid topikal akan sembuh dalam 3 hingga 4

hari, tetapi dapat rekurens. Antibiotika diberikan untuk infeksi stafilokok atau kuman

lainnya. Disensitisasi dengan toksoid stafilokkus dapat memberikan penyembuhan

yang efektif.

a. Ulkus cincin

Merupakan ulkus kornea perifer yang dapat mengenai seluruh lingkaran kornea,

bersifat destruktif dan biasaya mengenai satu mata.

Penyebabnya adalah reaksi alergi dan ditemukan bersama-sama penyakit disentri

basile, influenza berat dan penyakit imunologik. Penyakit ini bersifat rekuren.

Pengobatan bila tidak erjad infeksi adalah steroid saja.

b. Ulkus kataral simplek

Letak ulkus peifer yang tidak dalam ini berwarna abu-abu dengan subu terpanjag

tukak sejajar dengan limbus. Diantara infiltrat tukak yang akut dengan limbus

ditepiya terlihat bagian yang bening.

Terjadi ada pasien lanut usia. Pengobatan dengan memberikan antibiotik, steroid

dan vitamin.

c. Ulkus Mooren

Merupakan ulkus kronik yang biasanya mulai dari bagian perifer kornea berjalan

progresif ke arah sentral tanpa adaya kecenderungan untuk perforasi. Gambaran

Page 10: ASKEP ULKUS KORNEA

khasnya yaitu terdapat tepi tukak bergaung dengan bagan sentral tanpa adanya

kelainan dalam waktu yang agak lama. Tukak ini berhenti jika seluuh permukaan

kornea terkenai.

Penyebabya adalah hipersensitif terhadap tuberkuloprotein, virus atau autoimun.

Keluhannya biasanya rasa sakit berat pada mata.

Pengobatan degan steroid, radioterapi. Flep konjungtiva, rejeksi konjungtiva,

keratektomi dan keratoplasti. (Sidarta Ilyas, 1998, 57-60).

F. Manifestasi klinis

1. Pada ulkus yang menghancurkan membran bowman dan stroma, akan menimbulkan

sikatrik6 kornea.

2. Gejala subyektif pada ulkus kornea sama seperti gejala-gejala keratitis.

3. Gejala obyektif berupa injeksi silier, hilangnya sebagian jaringan kornea dan adanya

infiltrat.

4. Pada kasus yang lebih berat dapat terjadi iritis disertai hipopion.

5. Fotofobia

6. Rasa sakit dan lakrimasi

(Darling,H Vera, 2000, hal 112)

G. Komplikasi

Komplikasi yang paling sering timbul berupa:

1. Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat

2. Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis

3. Prolaps iris

4. Sikatrik kornea

5. Katarak

6. Glaukoma sekunder

H. Pemeriksaan penunjang

1. Kartu mata/ snellen telebinokuler (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan )

2. Pengukuran tonografi : mengkaji TIO, normal 15 - 20 mmHg

3. Pemeriksaan oftalmoskopi

4. Pemeriksaan Darah lengkap, LED

6 Penojolan kulit

Page 11: ASKEP ULKUS KORNEA

5. Pemeriksaan EKG

6. Tes toleransi glukosa

I. Penatalaksanaan

Pasien dengan ulkus kornea berat biasanya dirawat untuk pemberian berseri (kadang

sampai tiap 30 menit sekali), tetes antimikroba dan pemeriksaan berkala oleh ahli

opthalmologi. Cuci tangan secara seksama adalah wajib. Sarung tangan harus dikenakan

pada setiap intervensi keperawatan yang melibatkan mata. Kelopak mata harus dijaga

kebersihannya, dan perlu diberikan kompres dingin. Pasien dipantau adanya peningkatan

tanda TIO. Mungkin diperlukan asetaminofen untuk mengontrol nyeri. Siklopegik dan

midriatik mungkin perlu diresep untuk mengurangi nyeri dan inflamasi. Tameng mata

(patch) dan lensa kontak lunak tipe balutan harus dilepas sampai infeksi telah terkontrol,

karena justru dapat memperkuat pertumbuhan mikroba. Namun kemudian diperlukan

untuk mempercepat penyembuhan defek epitel.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ULKUS KORNEA

Page 12: ASKEP ULKUS KORNEA

A. Pengkajian :

1. Aktifitas istirahat

Gejala : perubahan aktifitas sehubungan dengan gangguan penglihatan

Gangguan istirahat karena nyeri dan ketidaknyamanan.

2. Intregitas ego

Kecemasan tentang status kesehatan dan tindakan pengobatan.

3. Neurosensor

Gejala: gangguan penglihatan, sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan

bertahap tentang penglihatan perifer dan lakrimasi.

Tanda: kornea keruh, iris, dan pupil tidak kelihatan serta peningkatan air mata.

4. Keamanan

Terjadi trauma karena penurunan penglihatan.

5. Nyeri

Gejala;: ketidak nyamanan ringan, mata berair dan merak, myeri berat disertai

tekanan pada sekitar bola mata dan menyebabkan sakit kepala.

6. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : Riwayat keluarga glukoma, DM, gangguan sustem vaskuler, riwayat stress,

alergi, ketidak seimbangan endokrin, terpajan pada radiasi,polusi, steroid.

7. Rencana pemulangan

Memerlukan bantuan tranportasi, penyediaan makanan, perawatan diri, pemeliharaan

rumah. (Doenges, 2000)

8. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Amati :

Kelopak mata .Apakah ada bengkak, benjolan,ekimosis,ekstropion,

entropion,pseudoptosis dan kelainan kelopak mata lainnya.

Konjungtiva. Apakah warnanya lebih pucat dari warna normalnya merah

muda pucat mengkilat. Apakah ada kerehanan / pus mungkin karena alergi /

konjungtivitis

Sclera. Apakahapakah ikterik atau unikterik, adanya bekas trauma

Iris. Apakah ada ke abnormalan seperti iridis, atropi (pada DM, glaucoma,

ishkemi,lansia) dll

Page 13: ASKEP ULKUS KORNEA

Kornea. Apakah ada arkus senilis (cincin abu – abu dipinggir luar

kornea),edema/ keruh /menebalnya kornea atau adanya ulkus kornea.

Pupil. Apakah besarnya normal (3-5 mm/ isokor), atau amat kecil (pin point),

miosis (< 2 mm), midriasis (>5mm)

Lensa. Apakah warnanya jernih (normal), atau keruh (katarak)

b. Palpasi

Setelah inspeksi, lakukan palpasi pada mata dan struktur yang berhubungan.

Digunakan untuk menentukan adanya tumor. Nyeri tekan dan keadaan tekanan

intraokular (TIO). Mulai dengan palpasi ringan pada kelopak mata terhadap

adanya pembengkakan dan kelemahan. Untuk memeriksa TIO dengan palpasi,

setelah klien duduk dengan enak, klien diminta melihat ke bawah tanpa menutup

matanya. Secara hati – hati pemeriksa menekankan kedua jari telunjuk dari kedua

tangan secara bergantian pada kelopak atas. Cara ini diulangi pada mata yang

sehat dan hasilnya dibandingkan. Kemudian palpasi sakus lakrimalis dengan

menekankan jari telunjuk pada kantus medial. Sambil menekan, observasi

pungtum terhadap adanya regurgitasi material purulen yang abnormal atau airmata

berlebihan yang merupakan indikasi hambatan duktus nasolakrimalis.

B. Diagnose keperawatan

1. Ketakutan atau ansietas berhubungan dengan kerusakan sensori dan kurangnya

pemahaman mengenai perawatan pasca operatif, pemberian obat

2. Risiko terhadap cedera yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan

3. Nyeri yang berhubungan dengan trauma, peningkatan TIO, inflamasi intervensi bedah

atau pemberian tetes mata dilator

4. Potensial terhadap kurang perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan

penglihatan

5. Perubahan persepsi sensori: visual b.d kerusakan penglihatan

6. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai perawatan diri dan proses

penyakit

C. Intervensi Keperawatan :

1. Ketakutan atau ansietas berhubungan dengan kerusakan sensori dan kurangnya

pemahaman mengenai perawatan pasca operatif, pemberian obat.

Page 14: ASKEP ULKUS KORNEA

Intervensi :

a. Kaji derajat dan durasi gangguan visual

b. Orientasikan pasien pada lingkungan yang baru

c. Jelaskan rutinitas perioperatif

d. Dorong untuk menjalankan kebiasaan hidup sehari-hari bila mampu

e. Dorong partisipasi keluarga atau orang yang berarti dalam perawatan pasien.

2. Risiko terhadap cedera yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan

Intervensi :

a. Bantu pasien ketika mampu melakukan ambulasi pasca operasi sampai stabil

b. Orientasikan pasien pada ruangan

c. Bahas perlunya penggunaan perisai metal atau kaca mata bila diperlukan

d. Jangan memberikan tekanan pada mata yang terkena trauma

e. Gunakan prosedur yang memadai ketika memberikan obat mata

3. Nyeri yang berhubungan dengan trauma, peningkatan TIO, inflamasi intervensi bedah

atau pemberian tetes mata dilator.

Intervensi :

a. Berikan obat untuk mengontrol nyeri dan TIO sesuai resep

b. Berikan kompres dingin sesuai permintaan untuk trauma tumpul

c. Kurangi tingkat pencahayaan

d. Dorong penggunaan kaca mata hitam pada cahaya kuat

4. Potensial terhadap kurang perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan

penglihatan

Intervensi :

a. Beri instruksi pada pasien atau orang terdekat mengenai tanda dan gejala,

komplikasi yang harus segera dilaporkan pada dokter

b. Berikan instruksi lisan dan tertulis untuk pasien dan orang yang berarti mengenai

teknik yang benar dalam memberikan obat

c. Evaluasi perlunya bantuan setelah pemulangan

d. Ajari pasien dan keluarga teknik panduan penglihatan

Page 15: ASKEP ULKUS KORNEA

5. Perubahan persepsi sensori: visual b.d kerusakan penglihatan

Tujuan: Pasien mampu beradaptasi dengan perubahan

Kriteria hasil :

a. Pasien menerima dan mengatasi sesuai dengan keterbatasan penglihatan

b. Menggunakan penglihatan yang ada atau indra lainnya secara adekuat

Intervensi:

a. Perkenalkan pasien dengan lingkungannya

b. Beritahu pasien untuk mengoptimalkan alat indera lainnya yang tidak mengalami

gangguan

c. Kunjungi dengan sering untuk menentukan kebutuhan dan menghilangkan

ansietas

d. Libatkan orang terdekat dalam perawatan dan aktivitas

e. Kurangi bising dan berikan istirahat yang seimbang

6. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai perawatan diri dan proses

penyakit

Tujuan: Pasien memiliki pengetahuan yang cukup mengenai penyakitnya

Kriteria hasil:

a. Pasien memahami instruksi pengobatan

b. Pasien memverbalisasikan gejala-gejala untuk dilaporkan

Intervensi:

a. Beritahu pasien tentang penyakitnya

b. Ajarkan perawatan diri selama sakit

c. Ajarkan prosedur penetesan obat tetes mata dan penggantian balutan pada pasien

dan keluarga

d. Diskusikan gejala-gejala terjadinya kenaikan TIO dan gangguan penglihatan

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: ASKEP ULKUS KORNEA

Darling, Vera H & Thorpe Margaret R. 2000. Perawatan Mata. Yogyakarta : Penerbit

Andi

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa.

Ed. 3. Jakart: EGC

Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2.

Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Ed. III. Jakarta: media

Aeuscualpius

Sidarta, Ilyas. 1998. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Cet. 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI