34
MAKALAH Oleh: Kelompok 7 Auliya Hidayati NIM 132310101001 Fikri Nur Latifatul Qolbi NIM 132310101011 Aulia Bella Marinda NIM 132310101030 Rizky Bella Mulyaningsasi NIM 132310101043 Ike Andriani NIM 132310101057 Yeheskiel Febria N NIM 132310101061

Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

Page 1: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

MAKALAH

Oleh:

Kelompok 7

Auliya Hidayati NIM 132310101001Fikri Nur Latifatul Qolbi NIM 132310101011Aulia Bella Marinda NIM 132310101030Rizky Bella MulyaningsasiNIM 132310101043Ike Andriani NIM 132310101057Yeheskiel Febria N NIM 132310101061

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

ii

KEPERAWATAN KLINIK 1AASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIVE

MAKALAHdiajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Klinik 1A

Oleh:

Kelompok 7

Auliya Hidayati NIM 132310101001Fikri Nur Latifatul Qolbi NIM 132310101011Aulia Bella Marinda NIM 132310101030Rizky Bella MulyaningsasiNIM 132310101043Ike Andriani NIM 132310101057Yeheskiel Febria N NIM 132310101061

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 3: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

iii

PRAKATA

Segala puji bagi Tuhan YME atas rahmatnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Perioperative”

dengan lancar dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Dalam pengamatan

dan penulisan makalah ini tak lepas dari bantuan, dukungan dan do’a berbagai

pihak.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu. Penulis mengakui dalam penulisannya masih

banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun diharapkan oleh

penulis dalam perbaikan makalah selanjutnya.

Namun, semoga makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Perioperative”

ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, sehingga dalam pembuatannya

dapat menghasilkan suatu hasil yang berguna.

Jember, Mei 2014 Penulis

Page 4: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

iv

Daftar Isi

PRAKATA...............................................................................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah.......................................................................................2

BAB 2. PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian Bedah Jantung.......................................................................3

2.2 Tujuan Bedah Jantung.............................................................................3

2.3 Diagnosis Penderita Penyakit Jantung.....................................................4

2.4 Asuhan Keperawatan Perioperatif bedah jantung...................................5

BAB 3. PENUTUP................................................................................................17

3.1 Kesimpulan............................................................................................17

3.2 Saran......................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

Page 5: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBedah jantung merupakan pengobatan ataupun upaya yang dilakukan untuk

mengetahui baik tidaknya keadaan jantung setelah dilakukan pemeriksaan fisik

maupun diagnostik dengan timbulnya tanda dan gejala. Upaya ini dilakukan

dengan proses pembedahan bagian thorak. Upaya pembedahan atau sering dikenal

dengan proses operasi ini semakin berkembang selama beberapa tahun setelah

keberhasilan Ludwig Rehn (1896) menutup luka jantung akibat tusukan.

Bedah jantung berkembang selama beberapa tahun belakangan ini. Hal ini

dapat mengatasi pasien masalah jantung umum seperti penyakit arteri koroner dan

kelainan katup jantung dengan efektif. Beberapa kemajuan teknologi dari teknik

maupun peralatan telah banyak memberikan kemudahan untuk berhasilnya

pengobatan. Beraneka ragam aspek bedah jantung pun semakin

dipertimbangkangkan untuk memungkinkan pemulihan yang lebih cepat dan

pasien dapat beraktifitas kembali, sehingga resiko komplikasi pasien juga dapat

dihindari.

Perkembangan yang paling revolusioner dalam perkembangan pembedahan

jantung adalah teknik pintasan jantung-paru. Pertama kali digunakan dengan

berhasil pada manusia di tahun 1951. Di masa kini lebih dari 250.000 prosedur

yang dilakukan dengan menggunakan pintasan jantung paru. Terbanyak (lebih

dari 200.000) dilakukan di Amerika Utara. Kebanyakan prosedur adalah graft

pintasan arteri koroner (CABG = coronary artery bypass graft) dan perbaikan atau

penggantian katup.

Kemajuan dalam diagnostik, penatalaksanaan medis, teknik bedah dan

anestesia, dan pintasan jantung paru, dan juga perawatan yang diberikan di unit

perawatan kritis serta program rehabilitasi telah banyak membantu pembedahan

menjadi pilihan penanganan yang aman untuk pasien dengan penyakit jantung

1.2 Rumusan Masalah2.4.2 Apakah pengertian bedah jantung?

1

Page 6: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

2.4.3 Apakah tujuan bedah jantung?

2.4.4 Apakah diagnosis penderita penyakit jantung?

2.4.5 Bagaimana Asuhan Keperawatan Perioperatif bedah jantung?

1.3 Tujuan Masalah1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan perioperatif pasien

bedah jantung.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian bedah jantung

b. Mengetahui tujuan dilakukannya bedah jantung

c. Mengetahui diagnosis penderita penyakit jantung

d. Mengetahui asuhan keperawatan pasien bedah jantung

2

Page 7: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

3

Page 8: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bedah Jantung

Bedah jantung merupakan upaya operasi atau pembedahan yang dilakukan

untuk mengetahui baik tidaknya keadaan jantung setelah dilakukan pemeriksaan

fisik maupun diagnostik dengan timbulnya tanda dan gejala. Bedah jantung

dilakukan pada tubuh bagian thorak. Bedah jantung dilakukan untuk mengatasi

berbagai masalah jantung. Prosedur yang paling sering dilakukan adalah

angiolasti koroner perkutan, revaskularisasi arteri koroner, dan perbaikan atau

penggantian katup jantung yang rusak. Pembedahan jantung terbagi menjadi 2

macam, antara lain:

a. Operasi Jantung Terbuka, yaitu operasi yang dijalankan dengan membuka

rongga jantung dengan memakai bantuan mesin jantung paru (mesin extra

corporal)

b. Operasi Jantung Tertutup, yaitu setiap operasi yang dijalankan tanpa

membuka rongga jantung misalnya ligasi PDA, Shunting aortopulmonal.

2.2 Tujuan Bedah Jantung

Pembedahan atau yang sering dikenal dengan operasi jantung dilakukan

sesuai dengan kebutuhan pasien. Kondisi pasien menentukan tuajuan yang akan

dicapai. Berikut macam-macam tujuan dilakukannya pembedahan jantung adalah:

a. Koreksi total dari kelainan anatomi yang ada, misalnya penutupan ASD,

Pateh VSD, Koreksi Tetralogi Fallot.

b. Transposition Of Great Arteri (TGA). Umumnya tindakan ini dikerjakan

terutama pada anak-anak (pediatrik) yang mempunyai kelainan bawaan.

c. Operasi paliatif, yaitu melakukan operasi sementara untuk tujuan

mempersiapkan operasi yang definitive atau total koreksi karena operasi total

belum dapat dikerjakan saat itu, misalnya shunt aortopulmonal pada TOF,

Pulmonal atresia.

4

Page 9: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

d. Repair yaitu operasi yang dikerjakan pada katub jantung yang mengalami

insufisiensi.

e. Replacement katup yaitu operasi penggantian katup yang mengalami

kerusakan.

f. Bypass koroner yaitu operasi yang dikerjakan untuk mengatasi

stenosis/sumbatan arteri koroner.

g. Pemasangan inplant seperti kawat ‘pace maker’ permanen pada anak-anak

dengan blok total atrioventrikel.

h. Transplantasi jantung yaitu mengganti jantung seseorang yang tidak mungkin

diperbaiki lagi dengan jantung donor dari penderita yang meninggal karena

sebab lain.

2.3 Diagnosis Penderita Penyakit Jantung

Prosedur pemeriksaan diagnosis perlu dilakukan sebelum proses

pembedahan dilakukan maupun direncanakan. Prosedur ini sebagai penunjang

perlu tidaknya pembedahan dilakukan. Beberapa pemeriksaan laboratorium

standar dapat mendeteksi masalah yang berkaitan dengan jantung yaitu seperti tes

darah lengkap, elektrolit, glukosa, lemak, dan gas darah arteri. Berikut beberapa

pemeriksaan lainnya sebagai penunjang data kondisi jantung:

a. Pemeriksaan enzim serum, dilakukan sebagai petunjuk ada tidaknya

kerusakan miokardium sebelum pembedahan di rencanakan dan

dilakukan.

b. Pemeriksaan sinar-X toraks, dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

kelainan hantaran, kelainan irama, pembesaran bilik jantung, iskemia,

miokardium, dan infark miokardium.

c. EKG dengan uji stres olah raga, dilakukan untuk menentukan apakah

terjadi perubahan EKG iskemik ketika seseorang berolah raga

d. Foto polos thorak PA dan kadang-kadang perlu foto oesophagogram

untuk melihat pembesaran atrium kiri (foto lateral).

e. Fonokardiografi

5

Page 10: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

f. Ekhocardiografi yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai gelombang

pendek dan pantulan dari bermacam-macam lapisan di tangkap kembali.

Sehingga terlihat gambaran rongga jantung dan pergerakan katup

jantung. Selain itu sekarang ada lagi Dopler Echocardiografi dengan

warna, dimana dari gambaran warna yang terlihat bisa dilihat shunt,

kebocoran katup atau kolateral.

g. Nuklir kardiologi yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai isotop

intra vena kemudian dengan “scanner” ditangkap pengumpulan isotop

pada jantung.

h. Kateterisasi  jantung yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai kateter

yang dimasukan ke pembuluh darah dan didorong ke rongga jantung.

Kateterisasi jantung kanan melalui vena femoralis, kateterisasi jantung

kiri melalui arteri femoralis.

2.4 Asuhan Keperawatan Bedah Jantung

Proses pembedahan/ operasi mempunyai beberapa tahapan, yaitu :

a. Tahapan sebelum dilakukannya pembedahan (pre operative), tahapan

ini digunakan sebagai persiapan pasien dari pengkajian data pasien

sampai persiapan alat yang digunakan saat proses pembedahan.

b. Tahapan saat dilakukan pembedahan di ruang operasi (intra

Operative), tahapan ini dimulai saat pasien memasuki ruang operasi

sampai dilakukannya operasi oleh tim operasi.

c. Tahapan setelah dilakukan proses operasi ( Post Operative),tahapan ini

berawal dari pasien dipindahkan menuju Recovary Room yaitu, ruang

perawatan setelah dilakukan operasi. Disini pasien belum dalam

keadaan sadar sempurna.

2.4.1 Tahapan Pre Operative

Setelah pasien diputuskan operasi, maka beberapa persiapan fisik maupun

mental harus dipersiapkan. Persiapan fisik meliputi, pemeriksaan gastrointestinal

pasien, persiapan anastesi, kenyamanan dan istirahat pasien, serta obat yang akan

digunakan. Sedangkan persiapan mental meliputi dukungan dari keluarga pasien

6

Page 11: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

dan informasi dari perawat kepada pasien dan keluarga. Adapun beberapa

pengkajian yang harus dilakukan oleh perawat antara :

a. Observasi tingkat kesadaran pasien

b. Observasi emosi pasien

c. Observasi aktivitas

d. Cek obat yang digunakan

e. Observasi pernafasan pasien

f. Riwayat penyakit, keluarga, kebiasaan  hidup

g. Cek obat yang digunakan

h. Observasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu

i. Observasi kulit: warna, turgor, suhu, keutuhan

Selain itu adapun hal yang dapat dilakukan perawat untuk menenangkan

pasien antara lain :

a. Melakukan serah terima dengan perawat ruangan

b. Memperkenalkan diri dan anggota tim kepada pasien

c. Mengecek identitas pasien dengan memanggil namanya

d. Memberikan surport kepada pasien

e. Informasikan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan seperti

ganti baju, pemasangan infuse, kanulasi arteri dan pemasangan lead EKG

f. Mendampingi pasien saat memberikan premedikasi

g. Menciptakan situasi yang tenang

h. Yakinkan pasien tidak menggunakan gigi palsu, perhiasan, kontak lensa

dan alat bantu dengar

i. Membawa pasien keruang operasi

2.4.2 Tahapan Intra Operative

Setelah pasien di pindahkan ke ruang operasi, pasien perlu

a. Airway (jalan nafas) Persiapkan alat untuk mempertahankan Airway

antara lain: guedel, laringoskop, ETT berbagai ukuran, system hisab

lendir. 

7

Page 12: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

b. Breathing (pernafasan) persiapan alat untuk terapi O2 antara lain: kanula,

sungkup, bagging dan ventilator

c. Circulation (sirkulasi):

1. Pemasangan EKG, sering digunakan lead II untuk memantau

dinding  miokard bagian inferior dan V5 untuk antero lateral

2. Kanulasi arteri dipasang untuk memantau  tekanan arteri dan analisa

gas darah

3. Pemasangan CVP untuk pemberian darah  autologus dan infuse

kontinu serta obat-obatan  yang  perlu diberikan

4. Temperature: sering digunakan nasofaringeal atau rektal untuk

mengevaluasi status pasien dari cooling dan rewarning, tingkat

proteksi miokard, adekuatnya perfusi perifer dan hipertermi maligna

5. Pada beberapa sentra sering dipasang elektro encephalogram untuk

memantau kejadian akut seperti iskemia atau injuri otak

6. Pemberian obat-obatan: untuk anastesi dengan  tujuan tidak sadar,

amnesia, analgesia, relaksasi otak dan  menurunkan respons stress,

sedang obat lain seperti inotropik, kronotropik, antiaritmia, diuretic,

anti  hipertensi, anti kuagulan dan kuagulan juga perlu

d. Defibrillator : Alat ini disiapkan untuk mengantisipasi aritmia yang

mengancam jiwa

e. Deathermi : Melakukan pemasangan ground pad harus disesuaikan dengan

ukuran untuk mencegah  panas yang terlalu tinggi pada tempat

pemasangan

f. Posisi pasien dimeja operasi

Mengatur pasien tergantung dari prosedur operasi yang akan

dilakukan. Hal yang perlu diperhatikan: posisi harus fisiologis, system

muskuloskeletal harus terlindung, lokasi operasi mudah terjangkau, mudah

dikaji oleh anastesi,beri perlindungan pada bagian yang tertekan (kepala,

sacrum, scapula, siku, dan tumit)

g. Menjaga tindakan asepsis

8

Page 13: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

Kondisi asepsis dicapai dengan: cuci tangan, melakukan proparasi

kulit dan drapping. Menggunakan gaun dan sarung tangan yang steril.

2.4.3 Tahapan Post Operative

A. Pengkajian

a. Monitoring Hemodinamik.

Pemantauan yang dikerjakan harus secara sistematis dan mudah :

1.  CVP,  RAP,  LAP.

2. Denyut jantung.

3. Wedge presure dan PAP.

4. Tekanan darah.

5. Curah jantung.

6. Obat-obat inotropik yang digunakan untuk support fungsi

jantung dosisnya, rutenya dan lain-lain.

7. Alat lain yang dipakai untuk membantu seperti IABP, pacuh

jantung dll.

b. Pemantauan EKG

c. Kontrol Sistem pernapasan

1. Tube dan ukuran yang diapakai, melalui mulut / hidung.

2. Tidalvolume dan minut volume, RR, FiO2, PEEP.

3. Dilihat aspirat yang keluar dari bronkhus / tube, apakah

lendirnya normal, kehijauan, kental atau berbusa kemerahan

sebagai tanda edema paru ; bila perlu dibuat kultur.

d. Pengontrolan Sistem neurologi

e. Pengontrolan Fungsi ginjal

f. Gula darah

g. Drain

Drain yang dipasang harus diketahui sehingga perdarahan dari

mana mungkin bisa diketahui. Jumlah drain tiap satuan waktu biasanya

9

Page 14: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

tiap jam tetapi bila ada perdarahan maka observasi di kerjakan tiap ½

jam.

h. Pemeriksaan Skor pemulihan Pasca Anastesi

Selanjutnya jika pasien sudah sadar dan mengalami perkembangan yang

baik, perawat harus mengembangkan pengkajian terhadap status psikologis dan

emosional pasien, kebutuhan keluarga, dan risiko akan komplikasi.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d Trauma saraf intraoperasi

2. Penurunan Curah Jantung b.d Penurunan kontraktilitas miokard

sekunder terhadap faktor sementara (Bedah dinding ventrikuler)

3. Pola nafas tidak efektif b.d ketidakadekuatan ventikulasi

4. . Perubahan krisis peran b.d krisis situasi (peran tergantung)/proses

penyembuhan.

C. Tujuan dan Intervensi Keperawatan

Dx 1 Nyeri akut b.d Trauma saraf intraoperasi

Tujuan : Nyeri hilang/berkurang.

Kriteria hasil:  

1. Menyatakan nyeri hilang.

2. Menunjukkan postur tubuh rileks.

3. Kemampuan istirahat/tidur cukup.

4. Membedakan ketidaknyamanan bedah dari angina/nyeri jantung

pra operasi.

a. Intervensi : Dorong pasien untuk melaporkan lokasi, dan intensitas

nyeri rentang skala sampai 10. Tanyakan pasien bagaimana

membandingkan dengan nyeri pada operasi dengan nyeri dada.

Rasional : Nyeri dirasakan, dimanifestasikan dan ditoleransi secara

individual. Penting untuk pasien membedakan nyeri insisi dari tipe

lain nyeri dada, contoh angina

10

Page 15: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

b. Intervensi : Observasi cemas, mudah terangsang, menangis,

gelisah, gangguan tidur

Rasional : Pertunjuk non verbal ini dapat mengidentifikasikan

adanya atau derajat nyeri yang dialami.

c. Intervensi : Pantau tanda – tanda vital

Rasional : Kecepatan jantung biasanya meningkat karena nyeri,

meskipun respon brakikadi dapat terjadi pada penyakit jantung

berat. Tekanan darah mungkin meningkat karena ketidaknyamanan

insisi tapi dapat menurun atau tidak stabil bila terjadi nyeri dada

berat kerusakan dan atau miokardia.

d. Intervensi : Berikan tindakan nyaman (contoh ; pijatan punggung,

perubah posisi ), bantu aktivitas perawatan diri dan dorong

aktivitas senggang sesuai indikasi.

Rasional : Dapat meninggkatkan relaksasi dan perhatian tak

langsung dan menurunkan frekuensi atau kebutuhan dosis analgesic

e. Intervensi : Kolaborasi berikan obat sesuai indikasi contoh

proksifene dan asetaminofen (darvoset-N), asetaminofen dan

oksikodon (Tylox)  

Rasional : Biasanya diberikan untuk control nyeri adekuat dan

menurunkan tegangan otot, yang memperbaiki kenyamanan pasien

dan meningkatkan penyembuhan.

Implementasi

1)   Mendorong pasien untuk melaporkan lokasi, dan intensitas

nyeri rentang skala sampai 10. Tanyakan pasien bagaimana

membandingkan dengan nyeri pada operasi dengan nyeri dada.

2)   Mengobservasi cemas, mudah terangsang, menangis, gelisah,

gangguan tidur

11

Page 16: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

3)   Memantau tanda – tanda vital

4)   Memberikan tindakan nyaman (contoh ; pijatan punggung,

perubah posisi ), bantu aktivitas perawatan diri dan dorong

aktivitas senggang sesuai indikasi.

5)   Mengkolaborasi berikan obat sesuai indikasi contoh proksifene

dan asetaminofen (darvoset-N), asetaminofen dan oksikodon

(Tylox)  

Dx 2 Penurunan Curah Jantung b.d Penurunan kontraktilitas

miokard sekunder terhadap faktor sementara (Bedah

dinding ventrikuler).

Tujuan: Mengembalikan curah jantung untuk menjaga/mencapai

gaya hidup yang diinginkan

Kriteria Evaluasi:

1. Parameter hemodinamik dalam batas normal

2. Drainase dada melalui selang pada 4-6 jam pertama kurang dari

300 ml/jam

3. Tanda-tanda vital stabil

4. Nyeri terbatas pada luka operasi

5. EKG negative terhadap perubahan iskemik

a. Intervensi : Pantau/catat kecenderungan frekuensi jantung dan

td, khususnya mencatat hipotesis waspada terhadap batas

sistolik/diastolic khusus pada pasien

Rasional : Hipotensi dapat terjadi akibat kekurangan cairan,

disritmia, gagal jantung/syok.

b. Intervensi : Catat suhu kulit/warna dan kualitas/kesamaan nadi

perifer.

Rasional : Kulit hangat/merah muda, dan nadi kuat adalah

indicator umum curah jantung adekuat.

12

Page 17: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

c. Intervensi : Pantau program aktifitas. Catat respon pasien, tanda

vital sebulum/selama/setelah aktivitas, terjadinya disritmia.

Rasional : Merangsang sirkulasi/tonur kardiovaskuler dan

meningkatkan rasa sehat. Kemajuan aktifitas tergantung

toleransi jantung.

d. Intervensi : Berikan O2 tambahan sesuai indikasid.

Rasional : Meningkatkan oksigenasi maksimal, yang

menurunkan kerja jantung, alat dalam memperbaiki iskemia

jantung dan disritmia jantung.

Implementasi

1)    Pantau/catat kecenderungan frekuensi jantung dan td,

khususnya mencatat hipotesis waspada terhadap batas

sistolik/diastolic khusus pada pasien.

2)    Mencatat suhu kulit/warna dan kualitas/kesamaan nadi

perifer.

3)    Memantau program aktifitas. Catat respon pasien, tanda

vital sebulum/selama/setelah aktivitas, terjadinya disritmia.

4)    Memberikan O2 tambahan sesuai indikasi.

Dx 3 Pola nafas tidak efektif b.d ketidakadekuatan ventikulasi

Tujuan : Inefektif pola nafas tidak terjadi.

Kriteri hasil : Pasien menunjukan pola nafas adekuat.

a. Intervensi : Observasi penyimpangan dada. Selidiki penurunan

ekspansi atau ketidak simetrisan gerakan dada.

13

Page 18: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

Rasional : Udara atau cairan pada area pleural mencegah

ekspansi lengkap (biasanya satu sisi) dan memerlukan

pengkajian lanjut status ventilasi.

b. Intervensi : Liat kulit  dan membrane mukosa untuk adanya

sianosis.

Rasional : Sianosis bibir, kuku, atau daun telinga atau keabu-

abuan umum menunjukkan kondisi hipoksia sehubungan

dengan gagal jantung atau komplikasi paru.

c. Intervensi : Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman. Catat

upaya pernafasan contoh adanya dipsnea, penggunaan otot

bantu nafas, pelebaran nasal.

Rasional : Respon pasien bervariasi kecepatan dan upaya

mungkin meningkat karena nyeri, takut, demam, penurunan

volume sirkulasi (kehilangan darah atau cairan), akumulasi

secret, hipoksia, atau distensi gaster.

d. Intervensi : Tekankan menahan dada dengan bantal selama

nafas dalam atau batuk.

Rasional : Menurunkan tegangan  pada insisi, menuingkatkan

ekspansi paru, dan meningkatkan upaya upaya batuk efektif.

Kolaborasi : Berikan tambahan oksigen dengan kanul atau

masker, sesuai indikasi.

Rasional : Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru untuk

kebutuhan sirkulasi, khususnya pada adanya penurunan atau

gangguan ventilasi.

Implementasi

1)   Mengobservasi penyimpangan dada. Selidiki penurunan

ekspansi atau ketidak simetrisan gerakan dada.

14

Page 19: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

2)   Melihat kulit  dan membrane mukosa untuk adanya

sianosis.

3)   Mengevaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman.

Catat upaya pernafasan contoh adanya dipsnea,

penggunaan otot bantu nafas, pelebaran nasal.

4)   Menekankan menahan dada dengan bantal selama nafas

dalam atau batuk.

5)    Kolaborasi : Memberikan tambahan oksigen dengan

kanul atau masker, sesuai indikasi.

Dx 4 Perubahan krisis peran b.d krisis situasi (peran

tergantung)/proses penyembuhan

a. Intervensi : Kaji peran pasien dalam hubungan keluarga

idetifikasi masalah tentang disfungsi peran atau gangguan,

contoh : penyembuhan, transisi sehat sakit.

Rasional : Membantu mengetahui tanggung jawab pasien

bagaimana efek penyakit terhadap peran ini. Peran tergantung

pasien menimbulkan cemas dan masalah tentang bagaimana

pasien akan mampu menangani tanggung jawab peran biasanya.

b. Intervensi : Kaji tingkat cemas, persepsi pasien tentang derajat

ancaman terhadap diri atau hidup.

Rasional : Informasi memberikan dasar untuk identifikasi atau

perencanaan perawatan individual.

c. Intervensi : Bantu pasien atau orang terdekat mengembangkan

strategi untuk menerima perubahan, contoh : pembagian

tanggung jawab untuk anggota keluarga lain atau teman atau

tetangga: menerima bantuan sementara (perawatan rumah atau

petugas kebun) ; selidiki adanya bantuan finansial.

15

Page 20: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

Rasional : Perencanaan untuk perubahan yang dapat terjadi atau

meningkatkan rasa control dan mnyeselsaikan tanpa kehilangan

harga diri.

d. Intervensi : Pertahankan prilaku positif terhadap pasien, berikan

kesempatan untuk pasien melakukan latihan control sebanyak

mungkin.

Rasional : Membantu pasien menerima perubahan yang terjadi

dan mulai menyadari control terhadap diri sendiri.

Implementasi

1)   Mengkaji peran pasien dalam hubungan keluarga

idetifikasi masalah tentang disfungsi peran atau

gangguan, contoh : penyembuhan, transisi sehat sakit.

2)    Mengkaji tingkat cemas, persepsi pasien tentang derajat

ancaman terhadap diri atau hidup.

3)    Membantu pasien atau orang terdekat mengembangkan

strategi untuk menerima perubahan, contoh :

pembagian tanggung jawab untuk anggota keluarga lain

atau teman atau tetangga: menerima bantuan sementara

(perawatan rumah atau petugas kebun) ; selidiki adanya

bantuan finansial.

4)   Mempertahankan prilaku positif terhadap pasien,

berikan kesempatan untuk pasien melakukan latihan

control sebanyak mungkin.

D. Evaluasi

Hasil yang Diharapkan :

a).    Tercapainya curah jantung yang adekuat

b).    Terpeliharanya pertukaran gas yang adekuat

c).    Terpeliharanva keseimbangan cairan dan elekirolit

16

Page 21: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

d). Hilangnya gejala penginderaan yang berlebihan, kembali

terorientasi terhadap orang, tempat dan waktu

e).    Hilangnya nyeri

f).    Terpeliharanya perfusi jaringan yang adekuat

g).    Tercapainya istirahat yang adekuat

h).    Terpeliharanya perfusi ginjal yang adekuat

i).     Terpeliharanya suhu tubuh normal

17

Page 22: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bedah jantung merupakan upaya operasi atau pembedahan yang dilakukan

untuk mengetahui baik tidaknya keadaan jantung setelah dilakukan pemeriksaan

fisik maupun diagnostik dengan timbulnya tanda dan gejala. Bedah jantung

dilakukan pada tubuh bagian thorak. Bedah jantung dilakukan untuk mengatasi

berbagai masalah jantung. Pembedahan jantung terbagi menjadi 2 macam, antara

lain:

a. Operasi Jantung Terbuka, yaitu operasi yang dijalankan dengan membuka

rongga jantung dengan memakai bantuan mesin jantung paru (mesin extra

corporal)

b. Operasi Jantung Tertutup, yaitu setiap operasi yang dijalankan tanpa

membuka rongga jantung misalnya ligasi PDA, Shunting aortopulmonal.

Proses pembedahan/ operasi mempunyai beberapa tahapan, yaitu tahapan sebelum

dilakukannya pembedahan (pre operative), tahapan saat dilakukan pembedahan di

ruang operasi (intra Operative), dan tahapan setelah dilakukan proses operasi

( Post Operative).

Kemajuan dalam diagnostik, penatalaksanaan medis, teknik bedah dan

anestesia, dan pintasan jantung paru, dan juga perawatan yang diberikan di unit

perawatan kritis serta program rehabilitasi telah banyak membantu pembedahan

menjadi pilihan penanganan yang aman untuk pasien dengan penyakit jantung.

3.2 Saran

Proses pembedahan akan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan

tujuan apabila tim kesehatan saling berkomunikasi baik verbal dan nonverbal

ataupun dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Setiap anggota tim

18

Page 23: Askep Klien Bedah Jantung_KK 1A Kel.7

kesehatan yang menangani proses persiapan sampai pemulihan operasi harus

saling bertanggung jawab dengan tugasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman

untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC, Jakarta.

Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi

revisi. EGC : Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 1. EGC : Jakarta

Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005. Kiat Sukses

menghadapi Operasi. Sahabat Setia : Yogyakarta.

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media

Aesculapius : Jakarta

19