40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Ikterus Neonatorum adalah iketrus yang mempunyai dasar patologis / kadar bilirubin yang mencapai nilai yang disebut Hyperbilirubinemia (Purnawan Junaedi ;1995) Berdasarkan hasil pendataan epidemiologi di Ruang Perawatan IV RS. Dustira menunjukkan bahwa jumlah pasien anak dengan ikterus neonatorum satu tahun terakhir sebanyak 78 anak dengan rata-rata 6 anak setiap bulannya. Mahasiswa akademi perawat dalam melaksanakan praktek tentang Perawatan Kesehatan Anak harus mampu menguasai tehnik perawatan dengan melakukan kompetensi sesuai dengan tugasnya yaitu melaksanakan

Askep Icterus Neona

Embed Size (px)

DESCRIPTION

immunofluorescenceimmunofluorescenceimmunofluorescenceimmunofluorescenceimmunofluorescence

Citation preview

Page 1: Askep Icterus Neona

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Ikterus Neonatorum adalah iketrus yang mempunyai dasar patologis /

kadar bilirubin yang mencapai nilai yang disebut Hyperbilirubinemia

(Purnawan Junaedi ;1995)

Berdasarkan hasil pendataan epidemiologi di Ruang Perawatan IV RS.

Dustira menunjukkan bahwa jumlah pasien anak dengan ikterus neonatorum

satu tahun terakhir sebanyak 78 anak dengan rata-rata 6 anak setiap bulannya.

Mahasiswa akademi perawat dalam melaksanakan praktek tentang

Perawatan Kesehatan Anak harus mampu menguasai tehnik perawatan dengan

melakukan kompetensi sesuai dengan tugasnya yaitu melaksanakan asuhan

keperawatan secara komprehensif agar klien dapat meningkatkan derajat

kesehatan yang optimal.

B. Ruang Lingkup Masalah

Dalam laporan ini ditetapkan cara-cara pengkajian data dasar kepada

pasien setelah menetapkan pengkajian diteruskan dengan menegakkan diagnosa

keperawatan, dilanjutkan dengan menetapkan tujuan, intervensi dan

diimplementasikan lalu membuat evaluasinya.

Page 2: Askep Icterus Neona

Berdasarkan deskripsi mata kuliah Perawatan Kesehatan Anak yang berisi

kompetensi yaitu mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan klien

sesuai dengan kebutuhannya :

a. Melakukan pengkajian

b. Menegakkan diagnosa keperawatan

c. Menetapkan intervensi keperawatan

d. Melaksanakan implementasi

e. Membuat evaluasi dan catatan perkembangan

C. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata dalam membuat dan

melaksanakan asuhan keperawatan.

b. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pasien.

2. Mahasiswa mampu menganalisis data dan membuat prioritas masalah

3. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan.

4. Mahasiswa mampu membuat perencanaan tindakan keperawatan

5. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan perawatan sesuai

perencanaan.

6. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan.

7. Mahasiswa mampu membuat dokumentasi asuhan keperawatan.

Page 3: Askep Icterus Neona

D. Rumusan Masalah

a. Konsep dasar penyakit dan penatalaksanaan asuhan keperawatan

b. Asuhan Keperawatan sesuai kebutuhan dasar manusia

E. Metode Penulisan

Laporan ini disusun secara narasi deskriptif yang diperoleh berdasarkan

metode studi lapangan dengan menggunakan Ruang Perawatan IV sebagai

lahan praktek, anamnesa, observasi dan pemeriksaan fisik, juga studi

dokumentasi dengan melihat catatan medik klien, dan studi literatur dengan

menggunakan buku-buku sumber sebagai bahan acuan praktek.

F. Sistematika Penulisan

Bab Satu membahas pendahuluan yang mengemukakan tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika

penulisan. Bab Dua membahas tinjauan teoritis mencakup konsep dasar

penyakit, etiologi, penatalaksanaan, patologi, pengobatan dan penatalaksanaan

asuhan keperawatan. Bab Tiga menguraikan proses keperawatan dari

pengkajian, diagnosa, rencana keperawatan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan

catatan perkembangan. Bab Empat membahas penutup yang terdiri dari

kesimpulan dan saran.

Page 4: Askep Icterus Neona

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

IKTERUS NEONATORUM

Billirubin dalam darah mengalami proses dan berubah menjadi billirubin direct.

Billirubin direct kemudian diekskresikan ke usus dan sebagian dikeluarkan dalam

bentuk billirubin direct dan sebagian lagi dalam bentuk sterkobilin, bila terjadi

hambatan/gangguan dalam usus maka oleh pengaruh enzim B glukorodinasi billirubin

sebagian dirubah menjadi billirubin indirect yang kemudian diserap ke sirkulasi

darah.

Billirubin ini kemudian diangkut ke hepar untuk di proses lagi, pada janin

sebagian billirubin ini diekskresikan ke plasenta. Pada BBL ekskresi melalui plasenta

terputus sehingga masuk lagi ke hepar. Karena itu bila fungsi hepar belum sempurna/

terdapat gangguan, misal : hypoxia, kekurangan glukosa maka kadar billirubin

indirect dalam darah meningkat yang dapat menimbulkan icterus.

A. TANDA-TANDA

- Timbul pada hari ke-2 dan ke-3

- Kadar billirubin direct tidak melebihi 10 mg % pada neonatus cukup bulan

dan 12,5 mg % pada neonatus kurang bulan.

- Kecepatan peningkatan kadar billirubin tidak melebihi 5 mg % /hari.

- Kadar billirubin direct tidak melebihi 1 mg %.

- Icterus menghilang pada 10 hari pertama.

Page 5: Askep Icterus Neona

- Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis.

B. PENYEBAB

- Penambahan volume sel darah

- Umur sel darah merah janin yang pendek

- Billirubin meningkat karena sel yang rusak

- Meningkatnya reabsorpsi billirubin dari usus

- Pemberian minum terlambat

C. PENATALAKSANAAN

- Pemberian ASI diteruskan

- Bayi ditidurkan di dekat jendela untuk mendapatkan sinar matahari

ICTERUS PATOLOGIS

A. Definisi

Adalah icterus yang mempunyai dasar patologis/kadar billirubin mencapai nilai

yang disebut hyperbillirubinemia.

B. Patofisiologi

Sama dengan icterus fisiologi.

C. Tanda

- Icterus terjadi 24 jam pertama

- Kadar billirubin indirect melebihi 10 mg % /hari

- Peningkatan billirubin lebih dari 5 mg % /hari

- Icterus menetap sesudah 2 minggu pertama

- Kadar billirubin indirect melebihi 1 mg %

Page 6: Askep Icterus Neona

- Mempunyai hubungan dengan proses patologis

D. PENYEBAB

- Terjadi penghancuran eritrosit yang hebat

- Fungsi hepar belum sempurna

- Terlambat mengikat tali pusat

- Hypoxia

E. PENATALAKSANAAN

- Berikan banyak minum ASI

- Pemberian fototherapi

- Pemberian plasma/albumin 1 gr/kg BB

- Tranfusi tukar

- Test diagnostik

Apabila bayi hari pertama sudah kuning dan 3 hari masih dalam keadaan

kuning bayi segera dirujuk ke RS.

ASKEP PADA BAYI DENGAN ICTERUS NEONATORUM

A. PENGUMPULAN DATA

1. Data subyektif :

- Biodata

- Anamnesa

- Keluhan utama

2. Data objektif

- Kulit kuning

Page 7: Askep Icterus Neona

- Malas minum

- Tidak mau menghisap

- Lethargi

- Suhu tidak stabil

- Kadar billirubin direct dan indirect meningkat

B. INTERPRETASI DATA

1. Kulit kuning

2. Suhu tidak stabil

3. Reflek menghisap kurang

C. ANTISIPASI MASALAH

1. Potensial icterus patologis

2. Potensial terjadinya penurunan BB patologis

Page 8: Askep Icterus Neona

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI.A

DENGAN ICTERUS NEONATORUM

DI RUANG IV RS DUSTIRA

I. PENGKAJIAN

A. Biodata

Nama : By. W

Tgl lahir : 20 Desember 2001 (9 hari)

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : Satu

Tgl masuk RS : 30 – 12 - 2001

Tgl dikaji : 01 – 01 - 2001

Diagnosa medis : Icterus neonatorum

No Reg : 0021/D/01/02

Penanggung jawab

Nama Bapak : Tn. Ade

Umur : 27 thn

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : TNI AD

8

Page 9: Askep Icterus Neona

Suku Bangsa : Sunda

Alamat : Jl. Sangkuriang No.38 Rt: 06/02 Cimahi

Nama Ibu : Ny. Mira

Umur : 24 thn

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : IRT

B. Alasan Masuk Rumah Sakit

Ibu membawa bayinya ke rumah sakit karena bayinya terlihat kuning sejak

usia 10 hari, dan bayinya tampak lemah.

C. Keluhan Utama

Sejak usia 10 hari bayi terlihat kuning dan lemah, hingga bayi tidak mau

menetek, warna kuning terlihat jelas terutama di daerah wajah dan sklera.

D. Riwayat Penyakit

1. Riwayat Penyakit Yang Lalu

Ibu mengatakan bayinya tidak mempunyai penyakit apapun sejak

dilahirkan

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu mengatakan bayinya terlihat kuning dan menjadi lemah sejak usia

10 hari, hingga bayi tidak mau menetek, warna kuning terlihat jelas di

daerah wajah dan sklera

Page 10: Askep Icterus Neona

E. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga belum pernah ada yang menderita penyakit

menular baik pernafasan ataupun pencernaan, tidak ada riwayat gangguan

kardiovaskuler, tidak riwayat penyakit keturunan dan tidak ada riwayat

hepatitis.

Keterangan :

: Laki-laki : Hubungan perkawinan

: Perempuan : Tinggal serumah

: Klien

F. Riwayat Kehamilan

1. Pre Natal

a. Kehamilan : merupakan kehamilan yang pertama dan sangat

diharapkan.

b. Penerimaan Kehamilan : Ibu sangat senang dengan kehamilannya

dan sangat diharapkan.

c. Gizi Ibu Selama Hamil : Baik, Ibu mengatakan selama hamil selalu

mengkonsumsi makanan bergizi (sayuran, ikan, susu, buah).

Page 11: Askep Icterus Neona

d. Kesehatan Ibu Selama Hamil : Saat hamil ibu dalam keadaan baik,

tidak mengalami gangguan kesehatan.

e. Makanan Yang Dipantang : Tidak ada, kecuali makanan pedas.

f. Pertambahan BB : BB ibu selama hamil 11,5 kg.

g. Keluhan Selama Hamil : Ibu mengeluh mual dan muntah pada

trimester pertama, pada trimester selanjutnya ibu mengeluh

aktifitas terganggu dengan perutnya yang besar.

h. Obat-obat Yang Pernah Diminum : Ibu mengkonsumsi zat besi

1x1 tab.

i. Penyakit Kehamilan : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit

apapun selama hamil.

j. Imunisasi TFT :

1). TFT I pada umur kehamilan 5 bulan

2). TFT II pada umur kehamilan 6 bulan

2. Natal

a. Bayi lahir ditolong bidan di ruang bersalin RS Dustira.

b. Jenis persalinan spontan.

c. Keadaan waktu bersalin : Ibu dalam keadaan sehat.

d. APGAR score : 1 menit (8), 5 menit (9).

e. BB Lahir : 2900 gr.

f. PB Lahir : 50 cm.

g. Posisi janin waktu lahir : Posisi foetal

Page 12: Askep Icterus Neona

3. Post Natal

a. Kesehatan Ibu : Setelah melahirkan ibu tidak mengalami gangguan

kesehatan, tidak mengalami perdarahan atau komplikasi lainnya.

b. Kesehatan Bayi : Bayi lahir dengan sehat, bayi langsung menangis.

c. Nutrisi (colostrum) : Diberikan segera setelah lahir.

d. Reflek Fisiologis :

1. Moro : Ada

2. Sucking : Ada, kurang

3. Grasping : Ada

4. Rooting : Ada

5. Tonick Neck : Ada

6. Babinski : Ada

G. Data Biologis Ibu

1. Nutrisi

a. Makan

- Frekuensi : 3x sehari

- Jenis : Nasi, sayur, lauk, buah.

- Porsi : 1 porsi habis

- Makanan Pantangan : Tidak ada

b. Minum

- Frekuensi : 6-8 x sehari

- Jenis : Air putih dan susu

Page 13: Askep Icterus Neona

- Jumlah : 1500-2000 ml/hari

2. Istirahat Tidur

- Tidur Malam : 5-6 jam

- Tidur Siang : 1-2 jam

- Gangguan : Ada, bayi sering menangis

3. Aktifitas : Ibu Rumah Tangga

H. Data Biologis Anak

No Pola Kebiasaan Di Rumah Di RS1 2 3 4

1

2

Nutrisi

a. Jenis susu yang

diberikan

b. Cara pemberian

c. Umur mendapat

makanan tambahan

d. Reaksi pada waktu

menetek

Eliminasi

a. BAB

- Frekuensi

- Konsistensi

- Warna

- Bau

b. BAK

- Frekuensi

- Warna

- Bau

ASI

Ad libitum

Belum mendapat

makanan tambahan

Tidak ada reaksi

muntah, reflek sucking

kurang

1 – 2 x/hari

lembek

Kuning tengguli

Tidak berbau

8 – 9 x/hari

Jernih

Tidak berbau

ASI

Ad libitum

Belum mendapat

makanan tambahan

Tidak ada reaksi

muntah dan

refleksucking baik.

1 – 2 x/hari

lembek

Kuning tengguli

Tidak berbau

10 – 11 x/hari

Jernih

Tidak berbau

Page 14: Askep Icterus Neona

1 2 3 43

4

5

Istirahat dan tidur

a. Tidur malam

b. Gangguan tidur

c. Tidur siang

d. Tidur dengan siapa

e. Kebiasaan sebelum

tidur

Bermain dan rekreasi

Kebersihan

9-10 jam

Tidak ada

8-10 jam

Ibunya

Menetek

Belum tampak

Ibu memandikan

bayinya 2x sehari dan

mengganti

pakaian/popok setiap

habis mandi/BAB/BAK

9-10 jam

Tidak ada

8-10 jam

Dalam inkubator

Menetek

Belum tampak

Ibu hanya menyeka

bayinya 2x sehari dan

mengganti

pakaian/popok setiap

habis mandi/BAB/BAK

I. Tumbuh Kembang/DDST

1. Motorik Kasar : Belum nampak

2. Motorik halus : memandang, bersuara tetapi bukan menangis

3. Perkembangan bicara dan bahasa : Belum nampak

4. Perkembangan emosi dan hubungan sosial : Belum nampak

J. Riwayat Imunisasi

Bayi belum mendapat imunisasi dasar maupun ulangan

K. Kepribadian dan Riwayat Sosial

Yang mengasuh/merawat anak : Ibu kandung

L. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Baik, kesadaran compos mentis

Page 15: Askep Icterus Neona

2. Antropometri :

a. BB : 3050 gr

b. TB : 52 cm

c. LK : 35 cm

d. LLA : 10 cm

e. LD : 31 cm

f. LP : 34 cm

3. Tanda Vital :

S : 36,50C N : 136 x/mnt

R : 45 x/mnt TD : Tidak dilakukan pemeriksaan

4. Pemeriksaan Umum

a. Kepala

Bentuk tampak simetris, rambut hitam, tidak nampak cephal

haematoma, LK 35 cm, tidak tampak hydrocephalus, fontanel

belum menutup, caput cecudanum ada.

b. Mata

- Bentuk dan gerak mata : bentuk simetris, reflek mengedip dan

melirik masih kurang.

- Konjunctiva : tidak anemis

- Sklera : ikterik

- Pupil : reflek cahaya baik

- Lensa : tampak bening

Page 16: Askep Icterus Neona

- Kelopak mata : tampak simetris, dapat menutup rapat, reflek

mengedip ada

c. Hidung

- Mukosa : lembab, tidak tampak lesi atau massa

- Septum : simetris

- Bulu hidung : tampak distribusi merata

- Penyumbatan, perdarahan, sekret : tidak nampak

d. Mulut

- Warna : merah muda

- Lidah : tampak simetris, warna merah muda, tidak nampak lesi,

massa atau beslag

- Gigi : belum tumbuh

- Bibir : Tampak simetris, warna merah muda, tidak tampak lesi atau

massa

e. Telinga

- Bentuk dan besar : tampak simetris dan proporsional

- Letak : kanan dan kiri, spina sejajar dengan ujung mata

- Daun telinga : tampak menonjol

- Tidak nampak ada benjolan massa

- Membran telinga : tampak utuh, bening/transparan

- Tidak tampak sekret dan tidak bau

Page 17: Askep Icterus Neona

f. Leher

- Gerakan leher : menengok ke kanan atau ke kiri, reflek tonick neck

ada

- KGB / Kelenjar tiroid : tidak teraba

- Vena jugularis : tidak meningkat

- Tidak tampak oedem, massa / lesi.

g. Dada

Gerak dan bentuk simetris, tidak tampak retraksi dinding dada, tidak

tampak lesi/massa

Pola nafas teratur, bunyi nafas vesikuler, frekuensi nafas 45 x/mnt,

tidak terdengar wheezing, ronchi, krepitasi/stridor.

h. Perut

- Inspeksi : warna kulit sama dengan permukaan tubuh yang lain,

tampak ikterik, kelembaban baik, tampak cembung, simetris, tali

pusat sudah lepas, tidak tampak lesi.

- Auskultasi : bising usus 10 – 11 x/mnt

- Perkusi : bunyi perkusi pekak

- Palpasi : tidak teraba massa, hepar atau lien

i. Kulit

Tampak ikterik diseluruh tubuh terutama wajah, kelembaban baik.

Page 18: Askep Icterus Neona

j. Ekstremitas

- Atas : Gerak aktif, jumlah jari dan kuku lengkap, tidak tampak

sianosis, reflek grasping baik.

- Bawah : Gerak aktif, jumlah jari dan kuku lengkap, tidak tampak

sianosis, reflek babinski baik, tidak tampak lesi.

k. Genetalia dan Rectum

Tidak ada kelainan, labia mayora menutup labia minor, lubang anus

ada.

M. Reaksi Hospitalisasi

Bayi tampak bergerak-gerak seperti gelisah.

N. Data Penunjang

Tanggal 3 – 1 – 2002 Nilai Normal Interpretasi

- Bilirubin Total 8,87 mg/dl 0,3-1,3 mg/dl Abnormal

- Bilirubin Direct 0,59 mg/dl 0-0,25 mg/dl Abnormal

O. Therapi

- ASI

- Fototerapi

Page 19: Askep Icterus Neona

II. ANALISIS DATA

No Data Senjang Kemungkinan Penyebab Masalah1 2 3 41. DO :

- Sklera ikterik

- Wajah dan

permukaan kulit

tubuh yang lain

tampak ikterik

- Bilirubin total

8,87 mg/dl

- Bilirubin Direct

0,59 mg/dl

Fungsi hepar belum sempurna

Proses metabolisme bilirubin terganggu

Bilirubin darah meningkat

Ikterus

Gangguan Metabolisme

DS :

Ibu mengatakan

bahwa bayinya sejak

usia 5 hari terlihat

kuning

2. DO :

- Reflek sucking

kurang

- Bayi tampak

malas minum

- BB : 3100gr

menjadi 3050 gr

DS :

Ibu mengatakan bayi

nya malas minum

Bayi malas minum

Reflek sucking kurang

Nutrisi kurang

BB turun

Resiko tinggi

terjadinya

penurunan BB

patologis

Page 20: Askep Icterus Neona

3. DO : - Mata tidak

ditutup gaas

- Genetalia

tidak ditutup

gaas

- Bayi

mendapat

fototerapi

Fototerapi

Ultra Violet

Sel-sel berubah bentuk

Kerusakan organ penglihatan dan genetalia

Resiko tinggi

kerusakan mata

dan genetalia

III.DIAGNOSA PERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH

1.Gangguan metabolisme bilirubin berhubungan dengan belum sempurnanya

fungsi hati

2.Resiko tinggi terjadinya penurunan BB berhubungan dengan bayi malas

minum.

3.Resiko tinggi kerusakan mata dan genetalia berhubungan dengan fototherapi

Page 21: Askep Icterus Neona

IV. NURSING CARE PLAN

No Tgl/jam Diagnosa KeperawatanPerencanaan

Tujuan Intervensi Rasionalisasi1 2 3 4 5 61. 30-12-01 Gangguan metabolisme

bilirubin berhubungan dengan fungsi hepar belum sempurna yang ditandai dengan :

- Sklera ikterik- Wajah dan permukaan

kulit tubuh yang lain tampak ikterik

- Bilirubin total 8,87 mg/dl

- Bilirubin Direct 0,59 mg/dl

- Ibu mengatakan bahwa bayinya tampak kuning sejak usia 5 hari.

Gangguan metabolisme tidak terjadi dengan kriteria :

Jangka pendek- Ikterus menghilang

pada hari ke-10- bilirubin direct tidak

lebih dari 1 mg/dl- Tidak terjadi

peningkatan kadar bilirubin sampai 5 mg/dl dalam 24 jam

Jangka panjang:Bayi tidak ikterik setelah 10 hari

- Anjurkan kepada Ibu agar memberi ASI sesering mungkin

- Kolaborasi dengan Dokter untuk mendapatkan terapi sinar

- Kolaborasi dengan Dokter tentang pemeriksaan kadar bilirubin secara periodik

- Zat-zat yang terdapat didalam ASI/colostrum dapat memberi kekebalan terhadap tubuh bayi dan membantu proses perubahan bilirubin direct menjadi bilirubin indirect didalam usus yang akan diserap kembali oleh usus dan masuk kedalam hati atau dieksresikan melalui urine.

- Terapi sinar dapat menimbulkan dekomposisi bilirubin yang sulit larut dalam air menjadi senyawa dipirol yang mudah larut dalam air dan diekskresikan melalui urine/tinja, sehingga kadar bilirubin menurun.Terapi sinar juga dapat meningkatkan kadar bilirubin indirect dalam empedu duodenum sehingga cairan empedu bertambah dalam usus dan peristaltik meningkat sehingga bilirubin dikeluarkan melalui feces.

- untuk mengetahui kadar bilirubin dalam tubuh bayi sehingga dapat dilakukan antisipasi jika kadar bilirubin meningkat.

Page 22: Askep Icterus Neona

1 2 3 4 5 62.

3.

Resiko terjadinya penurunan BB patologis berhubungan dengan bayi malas minum yang ditandai dengan :- Bayi tampak malas minum- Reflek sucking kurang- BB lahir : 2900 kg- BB sekarang : 3100 kg- Ibu mengatakan bayinya malas minum/ menetek

Resiko kerusakan pada mata dan genetalia berhubungan dengan efek samping fototherapi yang ditandai dengan :- Mata tidak ditutup gaas- Genetalia tidak ditutup gaas- Bayi di fototherapi

Penurunan BB patologis tidak terjadi dengan kriteria :- Bayi mau menetek

tanpa muntah- Reflek sucking baik- BB bertambah

Resiko kerusakan pada mata dan genetalia tidak terjadi dengan kriteria :- Jangka pendekMata dan genetalia tertutup oleh kain gaas- Jangka panjangKerusakan mata dan genetalia tidak berkelanjutan

- Berikan ASI terus-menerus

- Timbang BB setiap hari

- Catat hasil timbangan BB

- Berikan makanan yang bergizi/TKTP pada ibu

- Tutup mata dan genetalia dengan gaas

- Perhatikan perubahan perilaku dan tanda lethargi

- Kandungan ASI banyak terdapat zat-zat nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi dan ASI merupakan satu-satunya sumber nutrisi bagi bayi.

- Dengan menimbang berat badan setiap hari dapat diketahui perubahan BB bayi setiap hari.

- Dengan mencatat hasil penimbangan BB dapat diketahui kenaikan atau penurunan BB bayi.

- Ibu menyusui membutuhkan banyak nutrisi untuk mempertahankan produksi dan kualitas ASI yang dibutuhkan oleh bayinya.

- Mencegah kemungkinan kerusakan selaput retina pada dan genetalia sehingga saat fototherpi sinar tidak menembus jaringan.

- Perubahan ini bermakna pada posisi pigmen empedu pada basal gangglia dan terjadi kernig uterus.

Page 23: Askep Icterus Neona

V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Implementasi Evaluasi1

2

3

Tgl 1 – 1 – 2002

- Memberitahukan kepada ibu agar

memberi bayinya ASI sesering

mungkin, dan berikan HE tentang

manfaat ASI.

- Memberikan fototherapi pada bayi.

- Memeriksa kadar billirubin bayi

secara periodik.

Tgl : 1 – 1 – 2002

- Mengingatkan pada ibu agar ibu

selalu menyusui bayinya sesering

mungkin.

- Menimbang BB bayi setiap hari dan

mencatatnya.

- Menghidangkan makanan TKTP

pada ibu.

Tgl : 1-1-2002

- Menutup mata dan genetalia dengan

gaas

- Memperhatikan perubahan perilaku

atau tanda lethargi

Tgl 1 – 1 – 2002

S : Ibu menyatakan mengerti manfaat ASI.

Ibu menyusui bayinya.

O : Bayi mandapat therapi :

ASI

Fototherapi

Hasil laboratorium : billirubin direct 0,56

mg/dl

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Tgl : 1 – 1 – 2002

S : - Ibu mengatakan selalu menyusui

bayinya

- Ibu menyatakan mengerti manfaat

makanan bergizi.

O : - Ibu tampak menyusui bayinya

- BB : 3100 gr

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Tgl : 1 – 1 - 2002

S : -

O : Mata dan genetalia tertutup oleh gaas

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Page 24: Askep Icterus Neona

VI. CATATAN PERKEMBANGAN

No Catatan Perkembangan Paraf1

2

3

Tgl : 2– 1 – 2002

S : Ibu mengatakan bayinya sudah mau menetek

O : - Billirubin direct 0,59 mg/dl

- Bayi tidak tampak ikterik

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

I : -

E : Klien boleh pulang seijin dokter

S : Ibu menyatakan selalu menyusui bayinya

O : BB : 3050 kg

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

I : -

E : Klien boleh pulang

S : -

O : Mata dan genetalia tertutup gaas

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan.

Page 25: Askep Icterus Neona

DAFTAR PUSTAKA

Junaedi. P, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta,Auskulapus

Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC, 1995

Yoke , Catatan Penyakit Anak, Semester V, Cimahi, 2002

Page 26: Askep Icterus Neona

ASUHAN KEPERAWATAN ANAKPADA BAYI. W DENGAN IKTERUS NEONATORUM

DI RUANG PERAWATAN IV RS DUSTIRA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perawatan Kesehatan AnakSemester V

Disusun Oleh :NUGRAHA SAFARI

NIM. 99036

AKADEMI PERAWATAN RUMAH SAKIT DUSTIRACIMAHI

2001

Page 27: Askep Icterus Neona

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Ruang Lingkup Masalah1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Rumusan Masalah1.5 Metode Penulisan1.6 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS2.1 Definisi2.2 Tanda-tanda2.3 Ikterus Patologis2.4 Askep pada bayi dengan ikterus neonatorum

BAB III TINJAUAN TEORITIS3.1Pengkajian3.1 Analisis Data3.2 Diagnosa Keperawatan3.3 Nursing Care Plan3.4 Implementasi dan Evaluasi3.5 Catatan Perkembangan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARANDAFTAR PUSTAKA