14
Asidimetri dan Alkalimetri I. TUJUAN PERCOBAAN Adapun yang menjadi tujuandari percobaanini adalahuntuk mengetahuidan mempelajari tentangasidimetri dan alkalimetri seperti membuat larutan standart, menstandarisasikan larutan tersebut deng titrasi serta menetapkan konsentrasi larutan standart tersebut.. pembuatan larutan asam ( larutan HCl ) dan standarisasi dengan basa (bor serta pembuatan larutan basa (NaOH) dan standarisasi dengan asam oksalat dan asam asetat). II. DASAR TEORI Asidimetri dan alkalimetri yaitu macam kelompok dari titrasi netralisasi. Asidimetri dan alkalimetri sering juga disebut dengan titrasi asidimetri dan titrasi alkalimetri. Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang bersio!at basa ( bebas, dan larutan garam"garam terhidrolisis yang berasal dari a dengan larutan standart asam. Titrasi alkalimetri adalah titrasi larutan yang bersi!at asam ( bebas, dan larutan garam"garam terhidrolisis yang berasal dari b dengan larutan standart basa. Larutan standart/larutan baku adalah suatu larutanyang konsentrasinya telahdiketahui dengan pastidan teliti. #imana, proses penambahan larutan standart ke dalam larutan analit sampai terjadi sempurna disebut r!ses titrasi . #alam proses titrasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yai $. Indikat!r titrasi" yaitu %at kimia lain, analit atau titran yang ditambahkan pada proses titrasi untuk mengetahui titik eki&alen. . Titik Eki#alen/titik ak$ir te!ritis" yaitusaat dimana reaksi tepat berlangsung sempurna. '. Titik Ak$ir titrasi" yaitu suatu peristi a dimana indikator telah menunjukkan arna dan titrasi harus dihentikan. #alam titrasi juga perlu diperhatikan larutan standart primernya d larutan standart sekundernya. Larutan standart rimer yaitu suatu %at yang

As i Dimetri

  • Upload
    tya

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asidimetri

Citation preview

KIMIA ANALISIS

Asidimetri dan Alkalimetri

I.TUJUAN PERCOBAAN

Adapun yang menjadi tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari tentang asidimetri dan alkalimetri seperti membuat larutan standart, menstandarisasikan larutan tersebut dengan cara titrasi serta menetapkan konsentrasi larutan standart tersebut.. Contohnya : pembuatan larutan asam ( larutan HCl ) dan standarisasi dengan basa (borak), serta pembuatan larutan basa (NaOH) dan standarisasi dengan asam (asam oksalat dan asam asetat).II.DASAR TEORIAsidimetri dan alkalimetri yaitu 2 macam kelompok dari titrasi netralisasi. Asidimetri dan alkalimetri sering juga disebut dengan titrasi asidimetri dan titrasi alkalimetri.Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang bersiofat basa (basa bebas, dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan larutan standart asam. Titrasi alkalimetri adalah titrasi larutan yang bersifat asam (asam bebas, dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari basa lemah) dengan larutan standart basa. Larutan standart/larutan baku adalah suatu larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan pasti dan teliti. Dimana, proses penambahan larutan standart ke dalam larutan analit sampai terjadi reaksi sempurna disebut proses titrasi.Dalam proses titrasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Indikator titrasi, yaitu zat kimia lain, analit atau titran yang sengaja ditambahkan pada proses titrasi untuk mengetahui titik ekivalen.2. Titik Ekivalen/titik akhir teoritis, yaitu saat dimana reaksi tepat berlangsung sempurna.3. Titik Akhir titrasi, yaitu suatu peristiwa dimana indikator telah menunjukkan warna dan titrasi harus dihentikan.

Dalam titrasi juga perlu diperhatikan larutan standart primernya dan larutan standart sekundernya. Larutan standart primer yaitu suatu zat yang sudah diketahui kemurniannya dengan pasti, konsentrasinya dapat diketahui dengan pasti dan teliti berdasarkan berat zat yang dilarutkan.

Larutan standart sekunder adalah suatu zat yang tidak murni atau kemurniannya tidak diketahui, konsentrasi larutannya hanya dapat diketahui dengan teliti melalui proses standarisasi, standarisasi dilakukan dengan cara menitrasi larutan tersebut dengan larutan standart primer. Serta faktor yang paling penting adalah ketepatan dalam pemilihan indikator agar kesalahan titrasi yang terjadi menjadi sekecil mungkin.Di dalam pembuatan larutan standart asam yang biasa dipakai adalah HCl dan H2SO4. Asam nitrat (HNO3) tidak dipakai karena mempunyai sifat yang tidak stabil dan mudah mengeluarkan gas NO, lagipula HNO3 adalah suatu oksidator kuat, sehingga dapat merusak indikator. Untuk titrasi yang memerlukan pemanasan, lebih baik memakai H2SO4, sebab asam ini tidak mudah menguap pada pemanasan, tetapi dalam beberapa hal misalnya dengan air kapur dan air barit dapat membentuk endapan, sehingga sering menyulitkan. Dengan HCl kurang baik, karena HCl sering keluar sebagai gas pada pemanasan. Namun demikian, titrasi yang terbanyak adalah memakai HCl, sebab umumnya HCl membentuk garam yang mudah larut dalam air.Larutan standart yang diinginkan biasanya dibuat dengan mengencerkan asam yang pekat. Tetapi dalam pengenceran sering diperoleh konsentrasi yang tidak tepat, hanya mendekati saja, oleh sebab itu perlu distandarisasikan.

III.ALAT DAN BAHAN

A. 1.Untuk membuat larutan standart HCl 0,1 NAlatUkuranJumlah

Pipet Berskala (pipet gondok)

Gelas Ukur

Corong

Labu takar10 mL

25 mL

-

500 mL1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

BahanUkuran Jumlah

Larutan HCl pekatAquades-

-8,29 mLsecukupnya

2.Untuk membuat standarisasi dengan Borak (Na2B4O7 . 10H2O)

AlatUkuranJumlah

Gelas Arloji

Labu Erlenmeyer

Buret

Corong

Gelas Ukur

Neraca Analitik

Gelas Kimia

PengadukSedang

Sedang

-

-

25 mL

-

100 mL

-1 buah

3 buah

Lengkap

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

BahanUkuran Jumlah

Larutan HCl (hasil percobaan)

Borak (Na2B4O7 . 10H2O)

Metil Oranye (MO)

Aquades0,1 M

-

-

-50 mL0,2 gram2 tetes

secukupnya

B.1.Untuk membuat larutan standart NaOH 0,1 N

AlatUkuranJumlah

Gelas Kimia

Gelas Arloji

Neraca

Gelas Ukur

Labu Takar100 mL

Sedang

-

50 mL

500 mL1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

BahanUkuran Jumlah

NaOH padatAquades-

-2,5 gramsecukupnya

2.Untuk membuat standarisasi dengan asam oksalat (H2C2O4 . 2H2O)AlatUkuranJumlah

Neraca

Gelas Arloji

Labu Erlenmeyer

Corong

Buret-

-

-

-

-1 buah

1 buah

3 buah

1 buah

lengkap

BahanUkuran Jumlah

Larutan NaOHAsam Oksalat (H2C2O4 . 2H2O)

Phenolpthaleine (pp)

Aquades-

-

-

-Dari percobaan 10,1 gram

2 tetes

secukupnya

3.Untuk membuat standarisasi larutan asam asetat (CH3COOH)AlatUkuranJumlah

Neraca

Gelas Arloji

Labu Erlenmeyer

Corong

Buret-

-

-

-

-1 buah

1 buah

3 buah

1 buah

lengkap

BahanUkuran Jumlah

Larutan Asam asetat (CH3COOH)

Phenolpthaleine (pp)

Larutan NaOH

Aquades-

-

0,1 M

-10 mL2 tetes

50 mL

secukupnya

IV.PROSEDUR PERCOBAAN

A.1.Untuk membuat larutan standart HCl 0,1 N

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Menghitung volume pekat HCl yang akan digunakan.

3. Setelah dilakukan perhitungan dan didapatkan berapa volume yang akan digunakan, kemudian mengambil larutan tersbut dengan menggunakan pipet berskala/pipet gondok dan mengukurnya dengan menggunakan gelas ukur.

4. Memasukkan larutan HCl pekat tersebut ke dalam labu takar dan mengencerkannya dengan memasukkan aquades ke dalam labu takar tersebut sampai pada tanda batas.

5. Setelah bercampur kemudian memasukkan hasil pengenceran tersebut ke dalam suatu botol.

2.Untuk membuat standarisasi dengan Borak (Na2B4O7 . 10H2O)

1. Menimbang dengan tepat 0,2 gram borak murni.

2. Memasukkannya ke dalam gelas kimia dan melarutkannya dengan 25 mL aquades dan diaduk sampai bercampur.

3. Setelah bercampur, memasukkannya ke dalam labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator metil oranye.

4. Mentitrasi larutan ini dengan menggunakan larutan HCl (dari percobaan A. 1) dalam buret sampai warna larutan berubah menjadi berwarna pink. Mencatat volume HCl yang diperlukan untuk titrasi.

5. Mengulangi kegiatan percobaan dari 1-3 sebanyak 3 kali.

B.1.Untuk membuat larutan standart NaOH 0,1 N

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Menimbang 2,5 gram NaOH, dan memasukkan ke dalam gelas kimia dan melarutkannya dengan 25 ml aquades.3. Mendiamkan larutan tersebut beberapa saat sehingga pada bagian atas larutan terdapat cairan yang jernih.

4. Mengambil 25 mL larutan NaOH pekat dan jernih tadi dengan pipet, memasukkan ke dalam labu takar 500 mL dan mengencerkannya dengan aquades sampai tanda batas, kemudian dikocok hingga homogen.

5. Memindahkan hasil pengenceran tersebut ke dalam botol.

2.Untuk membuat standarisasi dengan asam oksalat (H2C2O4 . 2H2O)

1. Menimbang dengan tepat 0,1 gram H2C2O4 . 2H2O.

2. Memasukkannya ke dalam gelas kimia dan melarutkannya dengan 25 mL aquades dan diaduk sampai bercampur.

3. Setelah bercampur, memasukkannya ke dalam labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator pp.

4. Mentitrasi larutan ini dengan menggunakan larutan NaOH (dari percobaan B. 1) dalam buret sampai warna larutan berubah menjadi berwarna ungu. Mencatat volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi.

5. Mengulangi kegiatan percobaan dari 1-3 sebanyak 3 kali.

3.Untuk membuat standarisasi larutan asam asetat (CH3COOH)

1. Mengambil 10 mL larutan asam asetat.

2. Memasukkannya ke dalam suatu labu erlenmeyer dan memasukkan juga 2 tetes indikator pp.

3. Mentitrasi larutan ini dengan menggunakan larutan NaOH (dari percobaan B. 1) dalam buret sampai warna larutan berubah menjadi berwarna ungu. Mencatat volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi.

4. Mengulangi kegiatan percobaan dari 1-3 sebanyak 3 kali.V.DATA PERCOBAAN

A.1.Untuk membuat larutan standart HCl 0,1 N

Volume HCl pekat yang diperlukan untuk pengenceran HCl adalah

Diket:

d

=

1,19 g/mL

k

=

0,37

Ve

=

1 L

Mr HCl

=

36,5

0,1 N HCl =

0,1 M HCl

Penyelesaian

:

2.Untuk membuat standarisasi dengan Borak (Na2B4O7 . 10H2O)

Diketahui volume total HCl dalam buret = 50 mL

TabungPerlakuanPenambahan HCl

SebelumSesudah

I0,2 g borak + 25 ml air + 2 tetes metil oranyeBerwarna kuningBerwarna pink,

saat VHCl = 12,3 mL

II0,2 g borak + 25 ml air + 2 tetes metil oranyeBerwarna kuningBerwarna pink,

saat VHCl = 11,7 mL

III0,2 g borak + 25 ml air + 2 tetes metil oranyeBerwarna kuningBerwarna pink,

saat VHCl = 12,5 mL

B.1.Untuk membuat larutan standart NaOH 0,1 N

Diket:

0,1 N NaOH=0,1 M NaOH

V total

=1 L

Mr NaOH

=40

Penyelesaian:massa NaOH= M x V x Mr

= 0,1 M . 1 L . 40 g/mol

= 4 gram

Jadi, massa NaOH yang diperlukan untuk membuat karutan standart adalah sebanyak 4 gram.

2.Untuk membuat standarisasi dengan Asam Oksalat (H2C2O4 . 2H2O)

Diketahui volume total NaOH dalam buret = 50 mL

TabungPerlakuanPenambahan NaOH

SebelumSesudah

I0,1 g H2C2O4 . 2H2O + 25 mL air + 2 tetes ppTidak berwarna

( bening )Berwarna ungu,

saat VNaOH = 17,9 mL

II0,1 g H2C2O4 . 2H2O + 25 mL air + 2 tetes ppTidak berwarna

( bening )Berwarna ungu,

saat VNaOH = 17,8 mL

III0,1 g H2C2O4 . 2H2O + 25 mL air + 2 tetes ppTidak berwarna

( bening )Berwarna ungu,

saat VNaOH = 17,9 mL

3.Untuk membuat standarisasi dengan Asam Asetat (CH3COOH)

Diketahui volume total NaOH dalam buret = 50 mL

TabungPerlakuanPenambahan NaOH

SebelumSesudah

I10 mL CH3COOH + 2 tetes ppTidak berwarna

( bening )Berwarna ungu,

saat VHCl = 5,92 mL

II10 mL CH3COOH + 2 tetes ppTidak berwarna

( bening )Berwarna ungu,

saat VHCl = 6,15 mL

III10 mL CH3COOH + 2 tetes ppTidak berwarna

( bening )Berwarna ungu,

saat VHCl = 6,17 mL

VI.ANALISIS DATA

Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh bahwa :

1. Volume HCl pekat yang diperlukan untuk pengenceran HCl adalah

Diket:

d

=

1,19 g/mL

k

=

0,37

Ve

=

1 L

Mr HCl=

36,5

0,1 N HCl =

0,1 M HCl

Penyelesaian

:

Volume HCl pekat yang diperlukan untuk membuat larutan standart adalah sebanyak 8,29 mL yang diperlukan untuk standarisasi dengan borak.2. Standarisasi dengan Borak (Na2B4O7 . 10H2O). Mula-mula borak yang sudah ditambahkan dengan 2 tetes metil oranye berwarna kuning dan setelah ditambahkan/dititrasi dengan larutan HCl akan menghasilkan larutan yang berwana pink ( merah muda) pada penambahan volume larutan HCl yang berbeda-beda untuk pengulangan sebanyak 3 kali.Reaksi keseluruhan yang terjadi dalam titrasi ini adalah :

Na2B4O7 . 10H2O + 2HCl (2NaCl + 4H3BO3 + 5H2O

1 mol Na2B4O7 . 10H2O = 2 g . ek Na2B4O7 . 10H2O

Diketahui:Volume titrasi

= 12,3 mL ; 11,7 mL ; 12,5 mL

Mr Na2B4O7 . 10H2O

=

382

Massa borak

=

0,2 gram

Jadi, yang perlu dicari adalah normalitas dari HCl. Persamaan yang digunakan adalah :

Oleh sebab itu,berikut ini adalah perhitungan normalitas HCl dari standarisasi dengan borak.

a. Volume titrasi 12,3 mL = 0,0123 L

b. Volume titrasi 11,7 mL = 0,0117 L

c. Volume titrasi 12,5 mL = 0,0125 L

Dari perhitungan normalitas HCl-nya dapat dicari rerata normalitas HCl-nya dan standar deviasinya, yaitu :

Rerata Normalitas HCl

Standar Deviasi

3. Diket:

0,1 N NaOH=0,1 M NaOH

V total

=1 L

Mr NaOH

=40

Penyelesaian:massa NaOH= M x V x Mr

= 0,1 M . 1 L . 40 g/mol

= 4 gram

Jadi, massa NaOH yang diperlukan untuk membuat larutan standart adalah sebanyak 4 gram yang terlebih dahulu diencerkan dan diperlukan untuk standarisasi dengan asam oksalat4. Standarisasi dengan Asam Oksalat (H2C2O4 . 2H2O). Mula-mula asam oksalat yang sudah ditambahkan dengan 2 tetes pp tidak berwarna (bening) dan setelah ditambahkan/dititrasi dengan larutan NaOH akan menghasilkan larutan yang berwana ungu pada penambahan volume larutan NaOH yang berbeda-beda untuk pengulangan sebanyak 3 kali.Reaksi keseluruhan yang terjadi dalam titrasi ini adalah :

H2C2O4 . 2H2O + 2NaOH (NaC2O4 + 4H2O

1 mol H2C2O4 = 2 g . ek H2C2O4Diketahui:Volume titrasi

= 17,9 mL ; 17,8 mL ; 17,9 mL

Mr H2C2O4 . 2H2O

=

126

Massa H2C2O4 . 2H2O=

0,1 gram

Jadi, yang perlu dicari adalah normalitas dari NaOH. Persamaan yang digunakan adalah :

Oleh sebab itu,berikut ini adalah perhitungan normalitas NaOH dari standarisasi dengan asam oksalat (H2C2O4 . 2H2O).

a.Volume titrasi 17,9 mL = 0,0179 L

b.Volume titrasi 17,8 mL = 0,0178 L

c.Volume titrasi 17,9 mL = 0,0179 L

Dari perhitungan normalitas NaOH-nya dapat dicari rerata normalitas NaOH-nya dan standar deviasinya, yaitu :

Rerata Normalitas NaOH

Standar Deviasi

5. Standarisasi dengan Asam asetat (CH3COOH). Mula-mula asam asetat yang sudah ditambahkan dengan 2 tetes pp tidak berwarna (bening) dan setelah ditambahkan/dititrasi dengan larutan NaOH akan menghasilkan larutan yang berwana ungu pada penambahan volume larutan NaOH yang berbeda-beda untuk pengulangan sebanyak 3 kali.Reaksi keseluruhan yang terjadi dalam titrasi ini adalah :

CH3COOH + NaOH (CH3COONa + H2O

1 mol CH3COOH = 1 g . ek CH3COOH

Diketahui:Volume titrasi

= 5,92 mL ; 6,15 mL ; 6,17 mL

Mr CH3COOH

=

60 g/mol

d

=

1 g/mL

VP=

25 mL

0,09 N NaOH =

0,09 M NaOHJadi, yang perlu dicari adalah kemurniaan dari CH3COOH. Persamaan yang digunakan adalah :

Oleh sebab itu,berikut ini adalah perhitungan kemurniaan dari CH3COOH adalaha.Volume titrasi 5,92 mL = 0,00592 L

b.Volume titrasi 6,15 mL = 0,00615 L

c.Volume titrasi 6,17 mL = 0,00617 L

Dari perhitungan tersebut dapat dicari rerata kemurnian CH3COOH-nya, yaitu : Rerata kemurnian CH3COOH

VII.KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Standarisasi Larutan HCl dengan menggunakan borak (Na2B4O7 . 10H2O) didapatkan harga normalitas yang berbeda dari setiap percobaan, yaitu : Volume titrasi 12,3 mL, memiliki harga N = 0,09 N

Volume titrasi 11,7 mL, memiliki harga N = 0,09 N

Volume titrasi 12,5 mL, memiliki harga N = 0,08 N

Rerata harga normalitasnya = 0,09 N

Standar deviasinya = 0,01

2. Standarisasi Larutan NaOH dengan menggunakan asam oksalat (H2C2O4 . 2H2O) didapatkan harga normalitas yang berbeda dari setiap percobaan, yaitu :

Volume titrasi 17,9 mL, memiliki harga N = 0,09 N

Volume titrasi 17,8 mL, memiliki harga N = 0,09 N

Rerata harga normalitasnya = 0,09 N

Standar deviasinya = 0

3. Standarisasi Larutan HCl dengan menggunakan borak didapatkan harga normalitas yang berbeda dari setiap percobaan, yaitu :

Volume titrasi 12,3 mL, memiliki harga kemurnian (k) = 2,56 %

Volume titrasi 11,7 mL, memiliki harga kemurnian (k) = 2,66 %

Volume titrasi 12,5 mL, memiliki harga kemurnian (k) = 2,67%

Rerata harga kemurniannya = 2,63 %VIII.LAMPIRAN

-Laporan sementara praktikum.DAFTAR PUSTAKAAbudarin. 2002. Buku Ajar Kimia Analisis II. Palangkaraya : FKIP, Jurusan PMIPA, Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Palangkaraya. Anonim. Tanpa tahun. PenuntunPraktikum Kimia Analisis.

Rival, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : Universitas Indonesia.

Underwood, A. L dan R. A. Day, JR. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga.

_1256006238.unknown

_1256006526.unknown

_1256006585.unknown

_1256007506.unknown

_1256007642.unknown

_1256007730.unknown

_1256007596.unknown

_1256006875.unknown

_1256006558.unknown

_1256006430.unknown

_1256006518.unknown

_1256006275.unknown

_1255403467.unknown

_1256006207.unknown

_1256006214.unknown

_1256006125.unknown

_1255398472.unknown