Upload
happy-arsyad
View
474
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
arum jeram
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan Lanjut merupakan salah satu rangkaian yang dijadikan syarat bagi
anggota Muda MAPALISTA untuk melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya
sampai menjadi anggota penuh MAPALISTA, salah satunya Pendidikan Lanjut Arung
Jeram.
Arung Jeram adalah suatu aktifitas pengarungan alur sungai berjeram,
dengan menggunakan wahana tertentu. Pengertian wahana dalam pengarungan
sungai berjeram yatiu, alat dari perahu karet, kayak, kanoe, maupun dayung.
Di Indonesia banyak sekali sungai yang dapat digunakan untuk olahraga
arung Jeram, salah satunya Sungai Elo, sungai Elo terletak di Kabupaten Magelang
yang beralamat lengkap di desa Pare, Blondo kelurahan Mungkid, Jawa Tengah.
Sungai Elo sangat dekat dengan obyek wisata seperti Candi Mendut dan Candi
Borobudur. Untuk jarak tempuh bila anda dari kota Yogjakarta adalah sekitar 45
menit . Jeram-jeram yang dimiliki oleh sungai elo adalah jeram-jeram yang
mempunyai kelas II sampai dengan III, Sungai elo mempunyai jarak 12 kilometer,
dengan waktu untuk melakukan wisata arung jeram sekitar 2,5 jam sampai dengan
3 jam.
Untuk itu dalam Pendidikan Lanjut ArungJeram Wira XXVII MAPALISTA
mengambil lokasi di sungai Elo, karena sungai Elo sangat cocok bagi yang belum
pernah sama sekali atau pemula karena tingkat bahayanya yang cukup rendah.
1.2 Nama Kegiatan
Nama Kegiatan Pendidikan Lanjut Arung Jeram Wira XXVI MAPALISTA adalah:
“Pendidikan Lanjut Arung Jeram Wira XXVII MAPALISTA”
1.3 Dasar Kegiatan
Dasar Kegiatan Pendidikan Lanjut Arung Jeram Wira XXVII MAPALISTA adalah:
1.3.1 Rapat Koordinasi pertama Anggota Muda dan Pengurus, tanggal 09
November 2012
1.3.2 AD/ART MAPALISTA
1
1.4 Tujuan
Tujuan Pendidikan Lanjut Arung Jeram Wira XXVII MAPALISTA adalah:
1.4.1 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Anggota Muda Wira
XXVII MAPALISTA
1.4.2 Memperdalam materi pada pendidikan lanjut Wira XXVII MAPALISTA,
1.4.3 menguasai teknik-teknik arung jeram.
1.5 Waktu dan Pelaksanaan
Waktu dan Pelaksanaan Pendidikan Lanjut Arung Jeram Wira XXVII MAPALISTA
adalah:
Hari : Sabtu s.d Minggu
Tanggal : 09 s.d 10 Desember 2012
Tempat : Sungai Elo, Magelang Jawa Tengah
1.5.1 Perubahan Waktu Kegiatan
Hari : Minggu s.d Senin
Tanggal : 09 s.d 10 Desember 2012
Tempat : Sungai Elo, Magelang Jawa Tengah
1.6 Sasaran Kegiatan
Sasaran Pendidikan Lanjut Arung Jeram Wira XXVII MAPALISTA adalah:
Anggota Muda Wira XXVII MAPALISTA
2
BAB II
MATERI
2.1 SEJARAH ARUNG JERAM
Banyak orang menyebutkan arung jeram ( Rafting ) ditemukan di Amerika, dan
banyak pula menyebutkan arung jeramditemukan di Eropa. Terlepas dari itu
semua, yang pasti arung jeram timbul karena kebutuhan, kebutuhan pada
awalnya untuk menyelamatkan diri atau untuk menyerang orang lain, seperti pada
saat Perang Dunia II. Waktu itu tentara Amerika merancang suatu jenis perahu yang
bentuknya seperti keranjang untuk digunakan sebagai sarana perang. Perahu
ini disebut basket boat.Di Indonesia, rafting sesungguhnya sudah ada sejak dahulu kala.
Lihat saja misalnya masyarakat tradisional yang hidup ditepi sungai-sungai besar.
Penduduk telah lama memanfaatkan rakit sebagai sarana angkutan untuk
menyeberang sungai atau untuk mengarungi sungai. Mengarungi di sini tentu
dimaksudkan menjelajahi sungai dari hulu di gunung atau pedalaman menuju hilir
ataumuara tempat pemusatan kegiatan-kegiatan yang lebih besar.Dewasa ini
keinginan serta kesenangan manusia semakin meningkat dan kompleks, khususnya
dalam memanfaatkan alam.Kegiatan berupa sekedar kegiatan angkutan konvensional
lalu berkembang menjadi kegiatan wisata guna melayani keinginan dankesenangan
manusia untuk berpetualang atau untuk lebih dekat dengan alam. Sarana berarung
jeram pun meningkat, dari sekedar rakitrangkaian bambu menjadi perahu karet ( raft )
yang menggunakan alat dan sarana serba canggih.Sejak dipopulerkan di Amerika
Serikat pada awal tahun 1970-an menjadi kegiatan dan gaya hidup, baik sebagai
wahana penelitian alam atau rekreasi, arung jeram kemudian mewabah ke seluruh
dunia. Di Indonesia sendiri olahraga ini masuk sejak iderally sungai di Sungai Citarum
dicetuskan, dengan bersaranakan perahu pendarat sisa Perang Vietnam. Dari sini
kegiatan arung jeramkemudian merambah ke sungai-sungai lain
di Nusantara.Semantara itu di Amerika sendiri berdiri AWA ( American White Water
Afiliation ) yang menitikberatkan kegiatannya pada pengembangan standar keamanan
dan aturan operasi olahraga ini. Di Indonesia saat ini kegiatan arung jeram berkembang
secara“menebak-nebak” kepastian keamanan dan tujuannya. Kegiatan ini sempat
diberisebutan “olahraga arus deras”,“petualangan sungai”,”wisata perahu karet”,
”susur sungai” dan lain sebagainya. Operator komersial yang bercabang ke seluruh
dunia juga berperan dalam perkembangan arung jeram. Kini semua istilah dan tujuan
tidak lagimempunyai perbedaan yang berarti, khususnya setelah era Kejuaraan
Nasional Arung Jeram dimulai, pada akhir tahun 1994.Sejak itu informasi mengenai
standar keamanan dan kenyamanan disebarluaskan dalam masyarakat.Sejak awal
3
tahun 1990-an kegiatan arung jeram di Indonesia kembali marak dengan
terbakukannya river boat yang dibuatsecara profesional untuk kegiatan ini, sejalan
dengan mulai masuknya kegiatan komersial sebagai wisata alam.
Pembakuan yangdibuat AWA dan pelaksanaan operasi operator komersial kiranya
telah menjadi standar kegiatan ini di seluruh dunia. Imbas positif bagi petualang,
pehobi ataupun bagi kegiatan komersial adalah standar dan sarana memadai yang
menjadikan kegiatan ini dapat berlangsung secara aman, nyaman dan memuaskan,
menjadi kenyataan.
2.2 SEBELUM BERARUNG JARAM
Seperti kita ketahui, sudah cukup banyak korban kecelakaan arung jeram di
sungai-sungai di Indonesia baik yang dialamioleh perkumpulan penjelajah alam dan
pecinta alam maupun oleh operator-operator arung jeram. Kebanyakan kecelakaan itu
terjadikarena skill yang dimiliki sumber daya manusianya masih kurang, karena
kelelahan dan karena kecerobohan suber daya manusianya.Ada juga yang
keberaniannya cukup tinggi tetapi tidak diimbangi dengan kemampuan.
Beberapa tahun yang lalu peralatan untuk berarung jeram sangat sulit didapat
di Indonesia, dan kalaupun ada harganyasangat mahal. Oleh karena itu sering dalam
suatu pengarungan sungai peralatan yang dipakai hanya seadanya saja, seperti
misalnyamenggunakan perahu yang bukan jenis river boat, pelampung yang seadanya
atau pelampung agin yang ditiup. Bahkan cukup banyak pengarung jeram
yang tidak memakai helm. Hal-hal tersebut ini sering berakibat fatal.
Sebenarnya ada kunci pokok untuk menghindari bahaya-bahaya tersebut, yaitu
sebagai berikut :
2.2.1 SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusianya harus mempunyai skill atau keahlian yang
cukup baik dalam mengemudikan perahu, tindak keamanan, penyelamatan,
membaca situasi dan kondisi alam, mampu mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan yang bisa terjadi,mampu dan tegas dalam mengambil keputusan.
Khususnya, seorang pemandu arung jeram harus mampu memimpin dan
memandu peserta yang ada dalam perahu. Syaratnya adalah, sumber daya
manusia yang terlibat dalam kegiatan arung jeram harus mampu salingmemberi
rasa aman dan nyaman serta kepuasan pada semua peserta arung jeram.
4
2.2.2 PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk berarung jeram sekarang ini sudah
semakin baik dan modern. Peralatan arung jeram ada beberapa jenis dan
ukuran, sesuai dengan keinginan pemakai. Pada waktu ini sebenarnya tidak ada
lagi alasan untuk menyalahkan peralatan bila terjadi kecelakaan. Kriteria dan
peralatan arung jeram yang layak pakai ( standard ) seperti pada bahasan
“PengenalanPeralatan“.
2.3 PENGENALAN PERALATAN
2.3.1 PERALATAN PRIBADI
2.3.1.1 PELAMPUNG
Pelampung juga banyak macamnya, tetapi semua pelampung
mempunyai fungsi yang sama.Pelampung yang dipakai untuk arung jeram
adalah pelampung dengan bahan baku didalamnya dari busa yang kedap
air, busa bagian depan lebih tebal dari busa bagian belakang, karena apabila
seorang hanyut di sungai dalam keadaan tidak sadar atau lemas, maka
otomatis orang tersebut akanterapung tengadah atau muka di permukaan
air.-
Fungsi pelampung :
Pelampung berfungsi membantu peserta arung jeram dalam
keamanannya, karena pelampung akan membantu peserta yang
jatuh di air terapung ke permukaan. Fungsi sekundernya adalah
sebagai pelindung/body protector terhadap benturan baik berupa
rintangan sungai maupun ( dayung ) sesama peserta. Selain itu ada
juga pelampung yang dilengkapi dengan pelindung kepala bagian
belakang atau tengkuk.
C a r a m e n g g u n a k a n p e l a m p u n g :
P a m a s e p e r t i m e n g g u n a k a n r o m p i , t e t a p i k a l a u
p e l a m p u n g h a r u s d i k e n c a n g k a n d a l a m pemakaiannya,
dengan memasang buckle-buckle ( gesper pengencang ) dan
mengencangkannya, karena kalau pelampung terlalulonggar dalam
pemakaiannya maka pelampung tidak berfungsi maksimal.
5
2.3.1.2 HELM ( HELMET )
Helm juga ada beberapa macam, seperti yang terbuat dari fiber
glass, plastik dan lain-lain.
Sifat-sifat helm :Helm fiber glass, sangat ringan tetapi bisa
berbahaya. Apabila terbentur pada/olehbenda keras helm fiber
glass mudah pecah, pecahannya sangat gampang melukai apalagi
kalau helm pecah pada waktu dipakai.Helm plastik, lebih aman
karena tidak mudah pecah dan seandainya pecah, pecahannya
tidak hancur. Biasanya helm plastik kalau pecah hanya retak-retak
saja. Untuk saat ini para operator arung jeram kebanyakan
memakai helm ini.
Fungsi helm : untuk melindungi kepala peserta arung jeram
apabila bagian kepala peserta terbentur batu atau benda keras.
Cara menggunakan helm : dalam menggunakan helm jangan
terlalu kencang, karena pengarungan memakan waktu cukup lama
yang bisa mengakibatkan kepala sakit karena terjepit helm yang
terlalu kencang. Atau jangan terlalu longgar karena bisa
mengganggugerakan atau pandangan dalam pengarungan.
6
Gambar 1
Pelampung
Gambar 2
Helm
2.3.1.3 SEPATU
Jenis sepatu yang baik untuk dipakai berarung jeram
dalah jenis sepatu yang dapat melindungi telapak kaki
darikemungkinan tertusuk duri/benda tajam lainnya tetapi tidak
mengganggu bila digunakan untuk berenang. Biasanya digunakan
sandalgunung seperti merk Eiger, Alpina, Boogie dan lain sebagainya.
2.3.1.4 PAKAIAN
Jenis pakaian yang tepat untuk dipakai berarung jeram adalah jenis
pakaian yang memungkinkan kita tetap dapat leluasa bergerak. Pakaian
disini adalah meliputi baju dan celana. Jangan sekali-kali memakai celana
jean, karena disamping tidak mudahkering juga tidak memungkinkan kita
untuk bergerak dengan leluasa. Usahakan menggunakan baju yang
biasa untuk berenang dikolam renang.
7
Gambar 3
sepatu
Gambar 4
Pakaian Rafting
2.3.1.5 SURVIVAL KIT
Survival berasal dari bahasa inggris survive atau to survive yang
artinya bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk
dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan sampai
terjalin komunikasi dengan pihak luar. Survival dapat juga diartikan sebagai
upaya untuk mempertahankan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit
atau kritis. Dalam arti yang sempit, survival digunakan dalam kaitan dengan
keadaan-keadaan darurat yang terjadi karena terisolasinya seseorang atau
sekelompok orang (disebut sebagai SURVIVOR) akibat suatu musibah atau
kecelakaan. Keadaan tersebut antara lain tersesat di hutan, terdampar di
pulau atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat asing. Akibatnya survivor
mengalami kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat luas dan dengan
demikian sukar mendapatkan bantuan atau pertolongan yang diperlukan.
Contoh Peralat Survival Kit:
1. Korek api tahan air
2. Pisau lipat
3. Obat-obatan pribadi
4. P3K
5. Mata pancing
2.3.1.6 DAYUNG
Ada beberapa jenis dayung yang bisa digunakan untuk arung jeram,
yaitu antara lain: dayung dari kayu, dari aluminiumdan plastik, dari fiber
glass dan lain sebagainya.- Sifat-sifat dari dayung-dayung tersebut adalah :
Dayung kayu, lebih berat dan kekuatannya kurang dibandingkan
dengan dayung yang dibuat dari bahan lain.
8
Gambar 5
Survival kit
Dayung fiber glass, dayung ini cukup ringan tetapi mudah pecah
dan pecahannya sangat tajam, bisa melukai si pemakai atau
orangyang ada di sekitarnya.
Dayung aluminium dan plastik, dayung ini cukup ringan,
terapung di air dan lebih kuat dari dayung lainnya yang tersebut
diatas.Sampai saat ini para operator arung jeram di seluruh
dunia kebanyakan menggunakan dayung ini.Untuk pengarungan
dengan perahu karet, berdasarkan pemakaiannya dikenal
dua macam dayung yaitu :
a. Dayung Blade Dan Singel Blade
Dayung Blade digunakan untuk pengarungan dengan
perahu berawak banyak, jadi masing-masing awak
perahu menggunakan satu dayung. Ukuran panjang
dayung disesuaikan dengan ukuran tubuh dan
kekuatan awak perahu serta ukuran perahu.
Panjangdayung umumnya berkisar antara 150 cm 170
cm.
Sedangkan Dayung Singel Blade digunakan untuk
pengarungan dengan perahu berawaksatu, biasanya
perahu yang digunakan yaitu perahu inflat.
9
Gambar 6
Dayung Blade
Gambar 7
Dayung singel Blade
a. Dayung Oar
Ukuran dayung oar lebih panjang dari dayung
paddle, hal ini dikarenakan dayung oar
memerlukan rangka ( frame )sebagai pegangannya.
Rangka ini dipasang melintang diatas tabung perahu.
Sepasang dayung oar ( kanan-kiri ) digerakkan oleh
satuorang.
Fungsi dayung : untuk menggerakkan dan mengarahkan atau
mengemudikan perahu.
Cara menggunakan dayung : celupkan daun dayung ke dalam air
dan kayuhkan ke depan atau belakang sesuai dengan
keinginan pemakai.
2.3.1.7 FLIP LINE
Flip line adalah tali yang panjangnya kira-kira setengah meter sampai
dua meter dan kedua ujungnya disimpul dengan sebuah
carabiner.kegunaan dari flip line adalah sebagai berikut:
Alat bantu untuk melepaskan perahu yang tersangkut dibatu
Alat bantu untuk membalikkan perahu bila perahu terbalik.
Alat bantu untuk melepaskan perahu yang dalam keadaan wrap
ringan
10
Gambar 9Flip line
Gambar 8
Dayung Oar
2.3.1.8 PELUIT
Dalam pengarungan peluit banyak fungsinya ,misalnya sebagai
alat komunikasi ke perahu lain dan sebagainya
2.3.1.10 PERALATAN TAMBAHAN
Peralatan tambahan
Topi
Kaca mata
Sunb lock
Peralatan mandi , dan sebagainya
2.3.2 PERALATAN KELOMPOK
2.3.2.1 PERAHU ( BOAT )
Perahu yang digunakan untuk arum jeram ada berbagai macam jenis
dan berbagai macam bentuk, serta dengan berbagai kekuatan yang berbeda
pula, seperti tercermin dalam berbagai merk yang banyak dipakai orang seperti
Avon,Riken,High side, momentum dan sebagainya di Indonesia di gunakan
perahu Boogie. Umumnya perahu terbuat dari bahan hypalon, polyster nylon
dan PVC ( Poly Vynil Chloride ).
Perahu di bagi atas dua golonganyang berbeda karakternya yaitu :
Non Self Bailing
Perahu ini tidak di lengkapi dengan lubang-lubang pembungan air,
sehingga air masuk kedalam perahu akan menggenangi perahu karena
itu ,perahu jenis ini disebut bucket boat.
Self Bailing
11
Gambar 10Peluit
Perahu ini dilengkapi dengan lubang-lubang pembuangan air di
sekeliling lantainya, sehingga membuat air yang masuk akan keluar dengan
sendirinya. Selain itu keuntungan lainnya dengan adanya lubang-lubang self
bailing ini adalah dapat dijadikansebagai pegangan untuk membantu naik
ke atas perahu ketika perahu dalam posisi terbalik (flip).
2.3.2.2 TALI LEMPAR ( THROW BAG )
Tali lempar adalah sesuatu yang penting dari peralatan-peralatan
penyelamatan. Adapun tali lempar dapat difungsikandalam banyak hal
dalam melakukan kegiatan penyelamatan, seperti menolong orang yang
hanyut atau perenang (penyelamatan peserta ), atau penyelama
tanperalatan, seperti menyelamatkan Perahu Wrap, perahu
tertahan di hole, perahu hanyut dan lainsebagainya.
2.3.2.3 TAS KEDAP AIR (DRY BAG)
12
Gambar 5 Bagian-bagian perahu
DINDING
BANTAL
LANTAI
LOBANGSELF
BAILING
KLEPTEMPAT
MEMOMPA
DINDINGPEMBAGI
D-RING
Gambar 12Tali Lempar ( Throw Bag )
Gambar 11 Perahu Self Bailing
Tas kedap air biasanya diikatkan di bantalan perahu. Tas ini juga
digunakan untuk menyimpan barang-barang yang tidak boleh basah,
seperti repair kit, P3K, Kamera, dompet dan lain sebagainya. Tas ini banyak
jenis dan ukurannya, tergantung seberapa besar dan banyak barang-barang
yang akan dibawa. Usahakan membawa barang-barang yang diperlukan
untuk di sungai saja, agar beban perahu tidak terlalu besar.
2.3.2.4 PERALATAN REPARASI PERAHU (REPAIR KIT)
Repair kit adalah peralatan untuk memperbaiki perahu. Peralatan ini
sangat Penting dibawa dalam suatu pengarungan,terutama dalam ekspedisi,
agar tidak menganggu dalam perjalanan pengarungan. Karena bila perahu
bocor, seorang pemandu akanmerasa sangat kesal, kalau perjalanan
pengarungannya harus berhenti sampai di tempat perahu bocor atau kalau
dipaksakan untuk melanjutkan perjalanan pengarungan akan mendapatkan
masalah baru karena perahu yang bocor akan menjadi ancaman atau
bahayakecelakaan/musibah bagi semua peserta dan pemandu. Jika
membawa peralatan reparasi perahu maka masalah tersebut dapat
diatasidengan menambal/memperbaiki perahu atau peralatan yang
lain yang mengalami kerusakan.
2.3.2.5 WEBBING DAN CARABINER ( BODY FLIP )
Bisa dipakai untuk mengikatkan barang-barang bawaan dan
carabiner sebagai pengaitnya.
13
Gambar 13 Tas Kedap Air (Dry Bag)
2.3.2.6 POMPA ( PUMP )
Pompa yang digunakan untuk mengisi tabung udara harus selalu
dibawa pada setiap pengarungan untuk menjaga apabilaudara dalam
tabung berkurang/kempes. Ada dua jenis pompa yaitu pompa injak
dan pompa tangan.
2.3.2.7 ALAT NAVIGASI
Peralatan navigasi berupa peta, kompas, protaktor, mistar, klino
dan sebagainya peralatan ini berguna sekali dalam pengarungan yakni
membantu mengetahui medan sungai yang sedang atau akan diarungi,
mengetahui gradien dan daerah bantaran sungai, tanda-tanda medan dan
lain sebagainya.
2.3.2.8 JAM TANGAN
Untuk mengetahui waktu kapan dimulai pengarungan, kapan saat
istirahat berapa lama waktu pengarungan dan sebagainya.
2.3.2.9 LOGISTIK
Yang dimaksud logistik disini adalah persediaan makan atau
konsumsi yang akan dibawa selama pengarungan, akan lebih baik jika yang
dibawa adalah yang cepat bila dimasak, prakits dibawa, dan banyak
mengandung kalori.
2.2.2.11 PERALATAN TAMBAHAN
14
Gambar 14Pompa ( pump ) Tangan
Gambar 15Pompa ( pump ) Injak
Peralatannya meliputi:
Alat komunikasi
Dokumentasi
Perlengkapan Masak
Kamera
2.4 MORFOLOGI SUNGAI
2.4.1 Arus Sungai
Arus Sungai adalah arah yang dituju oleh aliran air dan penyebab adanya
aliran air adalah perbedaan tinggi (gradient). Besar kecilnya arus sungai
dipengaruhi oleh volume air, sedangkan kecepatan aliran air dipengaruhi oleh
gradient dan ukuran (lebar) sungai. Sifat atau jenis arus dipengaruhi oleh kondisi
bentukan yang dilewati oleh aliran air. Adapun macam-macam jenis arus yang
perlu diketahui, adalah sebagai beriku
2.4.1.1 Mainstream ( Arus Utama)
Mainstream merupakan arus yang paling mudah dikenali karena
arus ini merupakan arus yang paling besar, jika arus sungai tersebut terbagi-
bagi menjadi beberapa aliran.
2.4.1.2 Standing Wave ( Gelombang Berdiri/Ombak)
Kemiringan Dasar Sungai yang cukup terjal yang menyebabkan arus
menjadi kuat. Tetapi karena benturan dengan arus lambat yang mengalir
datar dibawahnya menyebabkan air menjadi naik membentuk gelombang
keatas secara tetap.
15
Gambar 16Mainstream ( Arus Utama)
Peluit
2.4.1.3 Reverse Stream ( Arus Balik )
Menggambarkan suatu arus yang berputar keatas dengan sendirinya
karena adanya perubahan bidang jatuh yang cukup derastis. Secara umum
arus balik dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
Hole
Adanya batu yang berada dibawah permukaan air dan menghalangi
arus air, mengakibatkan arus menjadi naik dan pada permukaan
berikutnya berputar kebelakang dari bawah.
Hole adalah permukaan air yang berbentuk lobang dan ada sirkulasi air
dibelakang lobang tersebut. Hole terbentuk karena arus yang melintas
suatu rintangan dan mengakibatkan terjunan air. Terjunan air akan
membentuk sirkulasi air dan permukaan air terlihat seperti lubang.
Adapun akibat dan kegunaan hole:
Akibat dari Hole, apabila hole terlalu besar
Apabila hole terlalu besar, maka hole itu akan sangat berbahaya
karena bisa membalikkan perahu atau perahu akan tertahan
dilobang itu
Hole yang sangat besar dan sirkulasi air dari segala arah disebut
toilet bowl, karena bentuk dan sifat fisiknya seperti air kloset
sewaktu di flushing. Hole ini sangat berbahaya, perahu atau
awaknya yang terjatuh dan terperangkap didalamnya sangat sulit
keluar.
Kegunaan dari Hole, apabila hole tidak terlalu besar:
Hole akan sangat bagus untuk dilintasi dan bisa juga untuk
permainan seperti surfboat.
Untuk mengurangi kecepatan
Membantu manufer.
16
Gambar 17Standing Wave
Hydraulic
Arus air yang turun secara vertical menyebabkan arus berputar dari
bawah, dan daya putarnya lebih kuat dari yang pertama, Hydraulic
yang disebabkan oleh bentukan hasil batuan manusia seperti DAM
pengontrol banjir dan power generator yang disebut Weirs. Hydraulic
yang berada dibawah DAM tersebut biasanya melintang sepanjang
sungai. Jika arus turun secara vertical dengan letak cukup tinggi, maka
bentukan yang akan terjadi disebut Waterfalls (air terjun).
Back Curling
Dasar sungai yang cukup terjal menyebabkan arus menjadi sangat kuat,
tetapi dasar sungai berikutnya yang tiba-tiba landai akan meyebabkan
arus menjadi tertahan, akibatnya menjadi berbalik membentuk
putaran diatasnya. Sekilas hampir mirip dengan gelombang berdiri
tetapi mempunyai daya balik yang lebih kuat.
17
Gambar 18Hole
Gambar 19Hydraulic
2.4.1.4 Eddy ( Pusaran Air )
Eddy adalah air yang berhenti atau mengalir ke hulu (up steam). Eddy
terbentuk karena adanya arus yang menabrak rintangan, seperti batu
atau benda-benda lain dan tidak dapat melewati rintangan itu akan
terjadi kekosongan atau kekurangan air serta perbedaan tekanan air. Oleh
sebab itu maka air dari arah lain akan mengalir ke atas (up stream) untuk
menyamakan permukaan dengan daerah lain, jadi semakin deras arus
yang mengalir akan semakin kuat eddy yang ditimbulkan. Kegunaan Eddy:
Sebagai tempat berhenti (stop)
Sebagai Break dan rem atau mengurangi kecepatan
Menolong untuk membelokkan perahu / manuver
Diantara eddy dan arus akan terbentuk garis pembatas yang disebut
eddy line atau ada yang menyebutkan dengan eddy fences. Macam-
Macam Eddy, antara lain:
Midstream Eddy
Eddy yang terletak ditengah sungai, seperti ada rintangan atau batu
di tengah sungai, maka akan terbentuk eddy ditengah sungai dibalik
rintangan itu.
Shortline Eddy
Eddy yang terletak dipinggir sungai, seperti adanya tikungan,
tonjolan atau cekungan pinggir sungai.
18
Gambar 20Back Curling
Gambar 21Cara pembentukan eddy dan cara masuk
2.4.1.6 Pillow
Jika permukaan bebatuan dekat dengan permukaan air, maka sebagian
dari arus sungai yang bergerak kehilir akan menaikkan bebatuan ini dan
melewati bagian atasnya serta membentuk benjolan air yang disebut
pillow.
2.4.1.7 Belokkan ( Bends )
Pada belokan sungai arus yang cepat dan aliran yang dalam
terdapat pada lingkaran luar belokan sungai, hal ini diakibatkanoleh
adanya kekutan sentrifugal, sehingga aliran permukaan yang lebih cepat
19
Gambar 22Cara pembentukan eddy dan cara masuk
Gambar 23Pillow
Gambar 24Belokkan ( Bends )
mengarah dan menumpuk sepanjang tepi belokan bagianluar.
Dan aliran arusnya lebih sempit dari bagian dalam dan alternatif untuk
melaluinya sebaiknya pada bagian dalam. Perahu yangterlanjur masuk
aliran bagian tepi luar belokan kemungkinan akan menabrak dan
terhempas.
2.4.1.8 Lidah Air ( Tongue of the Rapid )
Jika dua alur yang terhambat batu dan membentuk huruf
“ V “ yang mengarah ke hilir akan terbentuk lidah air.
Bilaterdapat lebih satu lidah air maka yang terbesar
merupakan arus utama yang sebaiknya dipilih. Biasanya lidah
air diikuti olehgelombang berdiri
2.4.2 BENTUKAN YANG ADA DISUNGAI
Bentukan lain yang dapat ditemui di sungai tidak kalah pentingnya untuk
diketahui, karena dari bentukan tersebut akan berpengaruh dalam keselamatan
maupun kenyamanan dalam pengarungan. Bentukan-bentukan tersebut antara
lain :
2.4.2.1 Batuan ( Rock, Boulders )
Letak batuan atau tonjolan batu yang ada di sungai yang tidak
beraturan akan mengakibatkan turbulansi aliran sungai.Disamping itu
letak batuan yang tidak beraturan akan menyulitkan dalam
melakukan pengarungan terutama dalam manuver.Banyaknya
batuan yang ada di sungai akan mengakibatkan laju perahu terhambat,
perubahan arah perahu yang tidak dikehendaki, bahkan dapat
berakibat perahu tersangkut ( Wrap ).
20
Gambar 25Lidah Air ( Tongue of
the Rapid )
2.4.2.2 Penyempitan Penampang Sungai ( Contriction, Bottle Neck )
Adanya penyempitan lebar penampang sungai menyebabkan
arus menjadi lebih cepat. Hal ini juga menyebabkan laju perahu lebih
cepat dari yang dikehendaki. Sehingga jika setelah ada penyempitan
ada suatu hambatan akan menyulitkan pengarungan.
2.4.2.3 Pendangkalan Sungai ( Shallows )
Jika penampang sungai melebar akibatnya akan membuat
permukaan air menjadi turun. Jika terjadi pendangkalan yangdapat
mnyulitkan dalam pengarungan, maka yang perlu diingat adalah
permukaan air dengan ombak yang besar menunjukkan aliransungai
yang dalam.
2.4.2.4 Hambatan ( Strainer )
Hanbatan yang dimaksud adalah suatu rintangan yang terjadi
karena adanya pohon tumbang yang menghalangi/melintangdi atas
aliran sungai. Keadaan ini perlu dihindari dalam pengarungan, karena
menyebabkan perahu akan tersangkut pada hambatantersebut.
2.4.2.4 Undercut
Adanya arus yang melintasi suatu rintangan. Bentukan yang
terjadi karena terkikisnya dinding suatu sungai hingga membentuk
rongga, jika perahu dan awaknya jatuh kedalamnya akan terjebak dalam
rongga dan susah untuk keluar.
2.5 TEKNIK DASAR ARUNG JERAM
21
Gambar 26
Undercut
2.5.1 DAYUNGAN
Untuk dapat belajar arung jeram/mengemudikan perahu, kita
harus dapat mendayung dengan baik. Adapun teknik mendayung dalam
arung jeram dikenal dua teknik pendayungan yaitu teknik pendayungan dengan
OAR dan teknik pendayungandengan PADDLE atau kadang-kadang gabungan
dari keduanya, masing-masing teknik mempunyai kelebihan serta kekurangan
dalamfungsinya untuk mengemudikan perahu pada medan yang berbeda.
2.5.1.1 Teknik OAR
Cara duduk :
Posisi duduk pendayung OAR berada ditengah perahu yang
dilengkapi dengan rangka untuk tempat duduk dan pegangandayung.
Cara mendayung :
Dalam teknik mendayung dengan OAR hanya dikenal dua macam
kayuhan yaitu dayung maju dan dayung mundur. Jikamenginginkan
perahu bergerak ke depan maka digunakan dayung maju, sedangkan
dayung mundur digunakan untuk menghentikan perahu yang sedang
bergerak maju atau memang menginginkan perahu bergerak mundur.
Jika ingin membelokkan perahu ke kananmaka tangan kiri mendayung
maju dan tangan kanan mendayung mundur dan sebaliknya jika ingin
membelokkan perahu ke kiri.
Teknik OAR tidak dianjurkan untuk pendayung yang masih
pemula, karena teknik ini merupakan kerja individu yangmemerlukan
skill yang tinggi untuk melakukannya. Kelemahan dari teknik ini adalah
sulit untuk mengarungi sungai yangsempit atau berbatu-batu,
sedangkan kelebihannya adalah mampu memberikan pengaruh yang
lebih besar, terutama dalamdayung mundur.
2.5.1.2 Teknik PADDLE
Teknik PADDLE merupakan teknik mendayungyang memerlukan
kerjasama team yang kompak, karena setiap awak perahu dituntut
mempunyai pengertian dan peran yang sama dalam mengendalikan laju
perahu. Sebuah team yang berpengalamandapat mengatasi hampir semua
tingkat kesulitan dalam arung jeram.
Teknik PADDLE inijadi lebih memungkinkan untuk
pengarungan sungai yang terlalu sempit dan berbatu dari pada teknik
22
OAR dan jika mengalami kondisi darurat bisa
dipecahkan bersama.Beberapa jenis dayungan yang dipakai dalam arung
jeram yang disesuaikan dengan fungsinya dan perlu dipahami olehawak perahu
adalah sebagai berikut :
Dayung Maju ( Forward Stroke )
GunanyaMenggerakan perahu ke depanCaranyaDimulai dengan
mendorong bilah dayung ke muka dengan tangan sebelah luar,
kemudian masukkan dayung dalam-dalamke air, dilanjutkan dengan
mempertahankan bilah dayung pada sudut yang benar hingga mendekat
ke perahu dan berhenti setelahsejajar dengan pantat, keluarkan bilah
dayung kemudian putar sejajar dengan permukaan air, ulangi kembali
ke posisi semula danseterusnya.
Dayung Mundur ( Backward Stroke )
GunanyaMenurunkan kecepatan perahu atau menggerakkan
perahu ke belakang.
Caranya Merupakan kebalikan dari dayung maju. Celupkan bilah
dayung ke dalam air hingga jauh ke belakang pantat kemudiandorong ke
depan sambil menarik pegangan dan gerakan ini berakhir ketika dayung
berada pada posisi awal dayung maju.
23
Gambar 27Dayung Maju
Gambar 28Dayung Mundur
Dayung Tarik ( Draw Stroke )
GunanyaDayungan ini sering dipakai oleh pemandu arung jeram
untuk menghindari tabrakan antara bagian belakang perahu
dengan batu atau rintangan dengan menggeser perahu mendekati posisi
yang diinginkan.
Caranya Menancapkan dayung jauh ke samping dan menariknya
ke arah perahu.
Dayung Tolak ( Pry Stroke )
GunanyaMembantu melengkapi dayung tarik untuk
mengendalikan perahu ke posisi yang diinginkan.
CaranyaKebalikan dari dayung tarik, yaitu memasukkan dayung
ke dalam air dari dekat perahu/pantat dan menolaknya jauh kesamping
perahu.
Dayung Pancung ( Cross-Bow Draw )
GunanyaDayungan yang biasa dilakukan oleh para pendayung
depan apabila ingin menggeser perahu ke samping.
24
Gambar 29Dayung Tarik
Gambar 30
Dayung Tolak
CaranyaPendayung depan melakukan dayung tarik dari
sisi depan perahu memotong moncong perahu.
2.5.2 Aba-aba dan Komunikasi di Atas Perahu
Dalam suatu pengarunggan harus ada satu pemimpin yang di sebut trip
leader, yang memimpin semua pemandu dalam pengarungan. Didalam
pengarungan harus ada kerjasama. Kerjasama yang dilakukan adalah kerjasama
antara trip leader dengan semua pemandu dan sebaliknya. Pemimpin atau
pemandu akan memberi perintah kepada peserta atau crew didalam perahu,
dalam bentuk aba-aba, adapun aba-aba itu adalah sebagai berikut:
MAJU STOP
KANAN MAJU PINDAH BELAKANG
KIRI MAJU PINDAH DEPAN
MUNDUR PINDAH KANAN
KANAN MUNDUR PINDAH KIRI
KIRI MUNDUR dsb
KANAN TARIK
KIRI TARIK
KANAN PANCUNG
KIRI PANCUNG
25
2.5.3 Ferry Angles
Ferry angles berasal dari kata ferry yang berarti perahu dan angle berati
sudut atau kemitingan. Jadi Ferry Angels adalah sudut atau kemiringan perahu
yang dibentuk terhadap pinggir sungai. Ferry Anggels ini berguna untuk
mengimbangi arus air dengan tenaga gerak perahu dalam mencapai tempat
yang dituju.
Jenis-jenis Ferry Angels:
2.5.3.1 Ferry Anggels 180
Merupakan sudut atau kemiringan perahu yang dibentuk terhadap
pinggir sungai sebesar 1800, atau garis yang dibentuk oleh gerakan
perahu sejajar dengan pinggir sungai. Sudut atau kemiringan besar sekali
artinya bagi pemandu arung jeram, terutama pada saat mengarungi
jeram yang berdapat hole dan lain sebagainya. Ferry Anggels ini juga
digunakan pada saat menabrak halangan atau pada saat berada di air
yang tenang dan juga bertahan di eddy.
2.5.3.2 Ferry Anggels 90
Merupakan sudut atau kemiringan perahu yang dibentuk terhadap
pinggir sungai sebesar 900. Angels ini biasanya digunakan di air yang
berarus lemah atau di air yang tenang
2.5.3.3 Ferry Anggels 45
Merupakan sudut atau kemiringan perahu yang dibentuk terhadap
pinggir sungai sebesar 450. Angels ini adalah angel yang paling penting
dan paling sulit dibentuk. Dan angels ini mempunyai fungsi, antara lain:
menyebrangi sungai yang berarus deras, menghindari tabrakan dengan
26
didinding belokan, menghindari batu-batu dijeram atau (zig-zag), dan
untuk mencari eddy.
2.5.4 Momentum dan Timing
2.5.4.1 Momentum
Adalah derak lanjut yang terjadi setelah gerak pendorong dihentikan.
Penyebab terjadinya momentum adalah karena gerak aliran air sungai,
seperti contoh apabila perahu didayung maju maka perahu akan
bergerak kedepan, kemudian dayungan dihentikan dan perahu akan
masih bergerak kedepan, hanya saja gerak tersebut akan lebih lemah.
2.5.4.2 Timing
Adalah perkiraan waktu yang tepat kapan kita melakukan maneuver /
reaksi terhadap arah gerak perahu
2.5.5 Teknik Pembacaan Jeram
Dalam suatu pengarungan disungai yang belum pernah kita arungi,
pembacaan jeram sangat diperlukan untuk merencanakan pengarungan.
Pembacaan jeram ini bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu;
2.5.5.1 Read And Run
Membaca jeram dari atas perahu yang sedang dalam keadaan
berjalan. Untuk melihat hilir dan mengenali jenis bahaya apa saja yang
ada di jeram dan mencari jalan yang baik untuk dilewati.
2.5.5.2 Scouting
Membaca jeram dari pinggir sungai dengan cara menghentikan
perahu terlebih dahulu dan berjalan kaki menyusuri pinggir sungai.
Biasanya scouting dilakukan pada waktu akan melewati jeram besar
atau jeram yang belum pernah dilewati. Dalam scouting diusahakan
melihat sedekat mungkin jeram yang akan dilalui. Juga sangat penting
untuk melihat sampai akhir jeram. Kalau ternyata jeram sangat sulit
untuk dilalui, bahkan mungkin sangat berbahaya, maka sebaliknya tidak
27
dilalui. Ada dua cara yang bisa dilakukan apabila tidak ada lintasan yang
aman atau tidak bisa dilalui, yaitu sebagai berikut:
LINING
Yaitu peserta berjalan kaki dipinggir sungai dan perahu dituntun
dengan tali melalui tepian sungai.
PORTAGING
Yaitu peserta berjalan kaki (biasanya medan cukup sulit) dan
perahu diangkat, baik dengan cara perahu dikempeskan terlebih
dahulu atau tanpa dikempeskan, tergantung pada lokasi yang akan
dilewat.
6 Self Rescue ( Penyelamatan Diri Sendiri)
Seorang skeeper mutlak harus menguasai self rescue, karena seorang skeeper
mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keselamatan awak yang
dibawanya, dan prinsip rescue adalah sebelum menyelamatkan orang lain harus
dapat menyelamatkan diri sendiri terlebih dahulu baru dapat menyelamatkan
orang lain. Salah satu cara yang paling tepat untuk menyelamatkan diri sendiri
adalah dengan berenang yang baik dan benar sesuai dengan situasi air.
28
Gambar 3
Lining
Gambar 35
Portaging
2.6.1 Teknik Berenang di Jeram
Berusaha tetap tenang
Berenang gaya punggung (tengadah)
Kaki diangkat kepermukaan
Kaki di depan (hilir)
Pandangan ke depan(hilir)
Tangan/dayung dikayukan kesamping untuk berenang ketempat
yang akan dituju (guiding)
Putar kepala kekanan atau kekiri kalau ada ombak (agar air tidak
masuk ke dalam mulut atau masuk ke dalam hidung)
2.6.2 Cara Naik Perahu Setelah Jatuh dari Perahu
Pegang rig atau tali yang ada disisi perahu dan hentakkan badan ke
atas perahu. Atau dengan cara memasukkan badan dan kepala
kedalam air terlebih dahulu, kemudian hentakkan badan ke atas
perahu. Cara ini yang paling baik karena gerak hentakan akan lebih
kuat dan panjang.
29
Gambar 36
Teknik Renang di Jeram
2.7 Flip-Flop (Membalik Perahu)
Flip-fop adalah kondisi dimana perahu terbalik kemudian semua awak
berusaha untuk membalik perahu keposisi sebelumnya. Hal terpenting yang
harus dilakukan dalam flip-flop adalah semua awak tidak boleh panik dan
masing-masing awak harus berusaha untuk secepatnya mendekati perahu dan
menaiki perahu yang terbalik untuk membalik perahu. Dalam hal ini kita
bermain dengan hitungan detik, jadi waktu yang dibutuhkan untuk membalik
perahu sangat sedikit. Hal ini dimaksudkan agar perahu dapat cepat
diselamatkan untuk selanjutnya menyelamatkana awak yang terjatuh. Karena
jika terlambat membalik perahu akan berakibat fatal, yaitu awak yang terjatuh
akan terbawa arus sungai yang kencang dan kemungkinan untuk mengejar dan
menyelamatkan awak yang lain sangat kecil yang akibatnya dapat kehilangan
peserta karena terbawa arus sungai yang deras
Pemakaian Flip Line (Body Flip)
Flip Line (Body Flip) adalah tali panjang (webbing) yang panjangnya kira-
kira satu 1,5m - 2m yang kedua ujungnya disimpul dengan carabiner. Flip line
merupakan peralatan yang cukup penting karena alat ini mempunyai fungsi
cukup banyak dalam kegiatan penyelamatan. Seorang skeeper biasanya
membawa alat ini dikaitkan di pinggang seperti halnya memakai ikat pinggang.
Kegunaan filp line antara lain:
Alat bantu untuk melepaskan perahu yang tersangkut dibatu (wrap)
Alat bantu untuk membalikkan perahu yang terbalik (flip-flop)
Alat bantu untuk melepaskan perahu yang dalam keadaan wrap ringan
Cara menggunakan Flip Line
30
Gambar 37
Cara Naik Perahu
Kaitkan carabiner dari flip line di ring perahu ditempat yang akan ditarik,
dan tarik dengan posisi badan tidak terlalu membungkuk. Ada juga cara
membalik perahu dengan menggunakan ujung dayung yang dikaitkan dengan
tali perahu (leave line) kemudian tarik seperti menggunkan flip lene
2.8 Throw Bag Rescue
Tali lempar (throw bag) adalah alat yang terpenting dari peralatan-peralatan
penyelamatan. Adapun tali lempar dapat difungsikan dalam banyak hal dalam
melakukan tindakan penyelamatan, seperti menolong orang yang hanyut atau
perenang (penyelamatan peserta) atau penyelamatan peralatan, seperti
menyelamatkan perahu wrap, perahu tertahan di hole, perahu hanyut dan lain
sebagainya. Cara-cara melempar tali lempar (throw bag) ada 3, yaitu:
Melempar dari atas
Cara ini biasanya dipakai untuk menyelamatkan korban yang cukup jauh,
karena lemparan seperti ini akan menghasilkan lemparan lurus dan kuat
(lemparan cukup jau) dengan cara mengambil ancang-ancang beberapa
langkah atau sambil sedikit berlari dengan ayunan lemparan dari
belakang atas ke depan.
Melempar dari samping
Cara ini biasanya digunakan untuk menolong perenang lebih dari satu,
seperti kalau perahu terbalik atau wrap dan perserta akan hanyut, pada
saat ini teknik lemparan ini dipakai karena terjatuhnya tali ini tidak akan
lurus melainkan membentuk gelombang-gelombang.
31
Melempar dari bawah
Cara ini biasanya digunakan untuk menolong korban yang tidak terlalu
jauh, karena lemparan ini akan akurat apabila dilemparkan tidak terlalu
keras. Bila lemparan dari bawah ini dilemparkan dengan keras, maka
sering terjadi lemparan melambung keatas dan terjatuh tidak jauh dari si
pelempar
BAB III
KEGIATAN
32
Gambar 38
Melempar dari atas dan
samping
3.1 Pra Kegiatan
Pra kegiatan merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan persiapan
untuk pelaksanaan yang bersifat teknis maupun bersifat administratif. Adapun kegiatan
dari pra kegiatan yang kami lakukan, antara lain:
3.1.1 Rapat Koordinasi & Prsentasi
Merupakan pembentukan kepanitiaan DIKJUT Arung Juram Wira XXVII
MAPALISTA, penentuan hari pelaksaan, misi kerja, dll
1) Hari/tanggal : Jum’at, 09 November 2012
Pukul : 19.30 WIB
Tempat : Sekretariat MAPALISTA
Agenda : Rapat Koordinasi
Audien : 16 Orang (terlampir)
Hasil : - Penentuan Jadwal DIKJUT Wira XXVII
- Terbentuk panitia DIKJUT Arung Jeram Wira XXVII
- tersusun Jadwal Kegiatan DIKJUT I Arung Jeram Wira
XXVII
2) Hari/tanggal : Selasa, 13 November 2012
Pukul : 19.00 WIB – 23.10 WIB
Tempat : Sekretariat MAPALISTA
Agenda : Presentasi Survey
Audien : 17 Orang (terlampir)
Hasil : - Penentuan Alat apa sajakah yang akan
dipinjam(terlampir)
- Penentuan Perizinan akan di sebar kemana saja
- Presentasi data survey ( perahu, base camp, konsumsi,
lama perjalanan, dsb
3) Hari/tanggal : Selasa, 04 Desember 2012
Pukul : 19.40 WIB
Tempat : Sekretariat MAPALISTA
33
Agenda : Presentasi data survey II
Audien : 16 Orang (terlampir)
`Hasil : - Presentasi data survey II ( perahu, base
camp,konsumsi, lama perjalanan, dsb)
- Menentukan schedele Kegiatan
- Penentuan Konfirmasi peserta dan pendamping
DIKJUT I
3.1.2 Birokrasi Surat-surat Perijinan
1) Kampus : Rektorat, pada tanggal 10 November
2012(terlampir) dan 06 Desember 2012
2) Luar Kampus : Polsek Mungkid, Magelang Jawa Tengah
tanggal 18 November 2012 (terlampir)
3) Peminjaman alat : - Materi Ruang, tanggal 10 Desember 2012
- Simulasi, 10 November – 30 Desember 2012
- Aplikasi Lapangan , 10 November – 05
Desember 2012
Survey Tempat Kegiatan
Survey I
Hari/tanggal : Minggu, 11 November 2012
Tempat : Mendut Rafting – Mendut, Mungkid, Magelang
Surveyor : (2 Orang )
1. Sutan Fajar R MPA/005/DWXXVII/AKPRIND/12
2. Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/12
Data : - Peizinan : Kapolsek Mungkid
- Harga Perahu : @Rp 350.000/hari
- Makan : Rp 6.000/ porsi
- Base Camp : Sukarela
- Transportasi : Rp 70.000/mobil
- Retribusi
Start : @ Rp 5.000/perahu
34
Finish : @ Rp 5.000/mobil
- Lama Perjalanan : 2 jam
Survey II
Hari/tanggal : minggu, 18 November 2012
Tempat : ello rivers dan kaling kalih Mungkid, Magelang
Surveyor : ( 4 Orang )
1) Sutan Fajar R MPA/005/DWXXVII/AKPRIND/12
2) Musa Rangga Paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12
3) Happy Arsyad MPA/006/DWXXVII/AKPRIND/12
4) Aditia Nugraha MPA/007/DWXXVII/AKPRIND/12
Hasil : Menyerahkan surat perizinan ke Kapolsek Mungkid dan
melanjutkan survey ke basecamp Ello Rivers
- Harga Perahu : @ Rp 350.000/hari
- Makan : @ Rp 6.000/porsi
- Base Camp : Sukarela
- Transportasi : Rp 75.000/mobil
- Retribusi
Start : @ Rp 5.000/perahu
Finish : @ Rp 5.000/mobil
- Lama Perjalanan: 2 jam
3.1.3 Training Center
Dalam training center atau latihan fisik ini, yang bertujuan untuk
mempersiapkan fisik-fisik yang optimal sebelum melakukan pengarungan,
adapun uraian pelaksanaannya:
35
1) Hari/ tanggal : Sabtu, 17 November 2012
Pukul : 16.00 WIB – 17.30 WIB
Tempat : GSP UGM
Peserta :
3. Musa Rangga paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12
4. Sutan Fajar R MPA/005/DWXXVII/AKPRIND/12
Pendamping :
1. Nur Ali Saputa MPA/303/AKPRIND/12
2. Hari/ tanggal : Senin, 19 November 2012
Pukul : 16.00 WIB – 18.00 WIB
Tempat : GSP UGM
Peserta :
1. Musa Rangga paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12
2. Wiwin Kusniawan MPA/010/DWXXVII/AKPRIND/12
3. Dimas Satriya MPA/003/DWXXVII/AKPRIND/12
Pendamping :
1. Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/12
2. Derio Arisona MPA/304/AKPRIND/12
3. Hari/ tanggal : Sabtu, 24 November 2012
Pukul : 15.00 WIB – 16.30 WIB
Tempat : Woll Climbing MAPALISTA
Peserta :
1. Musa Rangga paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12
2. Wiwin Kusniawan MPA/010/DWXXVII/AKPRIND/12
3. Dimas Satriya MPA/003/DWXXVII/AKPRIND/12
4. Happy Arsyad MPA/006/DWXXVII/AKPRIND/12
5. Aditia Nugraha MPA/007/DWXXVII/AKPRIND/12
6. Hanandar Salam MPA/001/DWXXVII/AKPRIND/12
36
Pendamping :
1. Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/12
2. Derio Arisona MPA/304/AKPRIND/12
4. Hari/ tanggal : Minggu, 25 November 2012
Pukul : 15.00 WIB – 18.00 WIB
Tempat : GSP UGM
Peserta :
1. Musa Rangga paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12
2. Dimas Satriya MPA/003/DWXXVII/AKPRIND/12
3. Happy Arsyad MPA/006/DWXXVII/AKPRIND/12
4. Aditia Nugraha MPA/007/DWXXVII/AKPRIND/12
5. Hanandar Salam MPA/001/DWXXVII/AKPRIND/12
Pendamping :
1. Derio Arisona W MPA/304/AKPRIND/12
5. Hari/ tanggal : Sabtu, 01 Desember 2012
Pukul : 16.00 WIB – 18.00 WIB
Tempat : GSP UGM
Peserta :
1. Musa Rangga paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12
2. Wiwin Kusniawan MPA/010/DWXXVII/AKPRIND/12
3. Happy Arsyad MPA/006/DWXXVII/AKPRIND/12
4. Aditia Nugraha MPA/007/DWXXVII/AKPRIND/12
5. Hanandar Salam MPA/001/DWXXVII/AKPRIND/12
Pendamping :
1. Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/
3.1.4 Materi Ruang
Adapun materi ruang dilaksanakan pada:
1) Materi I
Hari : Rabu
Tanggal : 21 November 2012
37
Pukul : 17.23 WIB – 21.38 WIB
Tempat : ruang S 13
Pemateri : 1. Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/12
2. Derio Arisona W MPA/304/AKPRIND/12
Materi : pengenalan peralatan & morfologi sungai
Audien : 07 Orang (terlampir)
2) Materi II
Hari : Kamis
Tanggal : 22 November 2012
Pukul : 18.55 WIB – 21.15 WIB
Tempat : Ruang S 13
Pemateri :1. Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/12
2. Derio Arisona W MPA/304/AKPRIND/12
Materi : Dayungan, Aba-aba komunikasi diatas perahu, teknik
pembacaan jeram, self rescue, Throw bag rescue,
Audien : 07 Orang (terlampir)
3.1.5 Cek total semua alat dan perlengkapan yang akan di gunakan
Hari : jum’at
Tanggal : 07 Desember 2012
Pukul : 19.12 WIB – 21.48 WIB
Tempat : Sekretariat MAPALISTA
Tujuan dari Pra kegiatan ini adalah agar dalam pelaksanaan kegiatan
yang kami laksanakan dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah kami
rencanakan.
3.1.7 Kendala-kendala
38
Kendala Kelompok
a. Peminajaman alat tidak sesuai dengan schedule
b. Telat mendapatkan Basecamp
c. Tidak terlaksannya simulasi karna tidak mendapat pinjaman Perahu
d. Kurangnya koordinasi tentang transportasi
e. Kurang teliti dalam ceklis alat
Solusi
a. Harus sering koordinasi dengan oprasional lapangan
b. Mencari basecamp yang lain
c. Simulasi di ganti dengan TC ( Training Center )
d. lebih merencanakan Koordinasi Transport lebih baik lagi
e. Lebih teliti lagi
3.2 Jurnal Kegiatan
Hari /tanggal Waktu (WIB) Kegiatan
Minggu,
9 Desember 2012
08.00 Tiba di Sekret MAPALISTA
08.00-08.30 Kumpul dan persiapan
39
08.30-09.00 Upacara keberangkatan
09.00-10.30 Berangkat menuju base camp
10.30-11.00 Chek List Alat
11.00-11.15 Perjalanan menuju sungai
11.15-13.00 Morfologi Sungai
13.00-13.15 Chek List Alat
13.15-13.30 Kembali menuju base camp
13.30-14.00 Chek List Alat + cuci alat
14.00-15.00 ISOMA
15.00-16.00 SOSBUD
16.00-18.00 Refrest materi
18.00-19.00 ISOMA+persiapan evaluasi
19.00-21.00 Evaluasi
21.00 Istirahat
Senin,
10 Desember 2012
05.00-05.30 Bangun dan Strecing
05.30-06.30 Chek List Alat
06.30-07.30 Sarapan & Persiapan Pengarungan di Sungai Elo
07.30-08.00 Berangkat dari base camp menuju start Sungai Elo
08-00-12.00 Pengarungan I
12.00-13.00 ISOMA
13.00-16.30 Pengarungan II menuju finist
16.30-16.45 Chek List Alat+ persiapanKembali menuju basecamp
16.45-17.00 Perjalanan Pulang Ke Base Camp
17.00-17.45 Chek List Alat + cuci alat
17.45-19.00 ISOMA+ Chek List Alat+packing+ persiapan evaluasi
19.00-21.00 Evaluasi
21.00 – 22.30 Pulang menuju Sekret MAPALISTA
22.30-23.00 Penutupan di Sekret MAPALISTA
3.2 Rangkaian Kegiatan
Minggu, 09 Desember 2012
Hari /tanggal Waktu (WIB) Kegiatan
Minggu,
9 Desember 2012
07.00 - 08.00 Kumpul dan persiapan Sekret MAPALISTA
08.45-09.00 Upacara keberangkatan
08.30-09.00 Upacara keberangkatan
40
09.20-10.15 Berangkat menuju base camp
10.20-10.45 Chek List Alat+ persiapan Morfologi Sungai
11.45-11.11 Perjalanan menuju sungai
11.28-13.30 Morfologi Sungai
13.30-14.10 ISOMA
14.45-15.00 Packing
15.10-15.25 Perjalan pulang ke base camp
15.25-15.30 Chek List Alat + cuci alat
15.30-16.00 SOSBUD
16.30-16.00 Refrest materi
18.30-18.00 ISOMA+persiapan evaluasi
19.12-19.30 Makan malam
19.30-21.15 Evaluasi
21.30 Istirahat
Dengan cuaca fun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin kami , kami
peserta maupun Pendamping lapangan berkumpul di sekret sekitar jam 07.00 WIB ,
dan setelah itu kita melakukan upacara keberangkatan pada jaml 08.45 WIB dan
setelah malakukan upacara keberangkatan ,kita bersama-sama bersiap menuju
basecamp , dengan jumlah 6 motor kita langsung menuju di tempat tujuan . karna
kebanyakan dari WIRA XXVII adalah pendatang dari luar Yogyakarta jadi kami susah
mencari jalan ketempat tujuan dan kami bersyukur ada pendamping lapangan yang
selalu menemani kami dan akhirnya tibalah kami di Basecamp Kaling Kalih Jalan
Borobudur KM. 0,5 Paremono Citra Mungkit Magelang pada jam 10.15 WIB .
Setelah tiba Basecamp kami langsung malakukan ceklis alat keperluan untuk
melakukan Morfologi Sungai dan pada pukul 10.45-11.11 WIB kami langsung
melakukan perjalanan menuju sungai yaitu tepatnya di Desa Brondo 2 Rt 2 Rw 10.di
sana kami belajar hal-hal apa saja yang kita pelajari waktu materi ruang kita terapkan
di lapangan seperti belajar mengenal pillow, undercut manfaat maupun bahayanya
dan tidak lupa juga kita menerapkan materi self rescue ( renang jeram ). Kami Wira
XXVII sangat merasakan perasaan yang sengat hebat.
Pada Pukul 13.30-14.10 kita istirahat sejenak + makan siang setelah melakukan
istirahat kita packing alat dan persiapan untuk kembali ke basecamp pada jam 15.10
kita langsung paulang menuju basecamp tiba di basecamp kami peserta langsung
membagi tugas, ad yang ceklis alat+cuci alat da nada yang melakukan kegiatan
sosbud.setelasemua selesai tepat jam 16.30 kita melakukan refresh materi mulai dari
Tanya jawab , diskusi , maupun shring antar peserta maupun pendamping lapangan.
Setelah kami makan malam dan istirahat sejenak kami langsung berangkat
menuju start untuk melakukan evaluasi + briefing untuk kegiatan esok hari sekitar jam
41
16.30 , dan tepat pada jam 22.15 WIB kita tiba kembali di basecamp dan langsung
istirahat agar esok hari kita mempunyai kodisi yang prima untuk melakukan kegiatan.
Kendala-kandala
Kendala kelompok
a. Kurangnya koordinasi Antara panitia dan pemilik basecamp sehingga peserta
membawa percuma pelampung dan helm dari Yogyakarta.
b. Masih kurang bisa melempar throw bag Jauh dan masih kurang tepat mengenai
Korban
Solusi
a. Harus sering menyanyakan kabar lagi sama pemilik basecamp
b. Lebih banyak berlatih
Kendala pribadi
a. Musa Rangga Paksi
Kurang berhati-hati ( slayer hilang )
Solusi
a. Lebih cermat dan teliti menjaga slayer dan pada saat bermain di lapangan
usahakan slayer di ikat sekencang mungkin agar tidak terjadi kehilangan .
Senin, 10 Desember 2012
Hari /tanggal Waktu (WIB) Kegiatan
Senin,
10 Desember 2012
04.50-05.30 Bangun dan Strecing
05.30-06.15 Chek List Alat& Persiapan Pengarungan di Sungai Elo
06.39-07.00 Sarapan
08.10-08.15 Berangkat dari base camp menuju start Sungai Elo
08-30-10.10 Materi read and run
10.10-10-45 Materi melempari throw bag
42
10.45-11.00 Materi portaging
11.00-11.10 Pengarungan I
11.10-12.00 Materi Flip-flop
12.00-13.00 ISOMA
13.00-13.30 Pengarungan II
13.30-13.45 Meteri scouting
16.20-16.45 Chek List Alat+ persiapanKembali menuju basecamp
16.45-16.30 Perjalanan Pulang Ke Base Camp
16.30-17.45 Chek List Alat + cuci alat
18.10-18.30 Makan malam
18.30-19.00 packing+ persiapan evaluasi
19.00-21.10 Evaluasi
21.10 – 22.20 Pulang menuju Sekret MAPALISTA
2220-23.30 Penutupan di Sekret MAPALISTA
Matahari pun terbit di ufuk timur kami pun bangun dan mulai olahraga pagi
sekitar jam 05.05 WIB pagi , setelah itu kami pun melanjutkan ceklis alat untuk
persiapan pengarungan baik perahu,logistik, dan memakai body flip pada jam 05.30
WIB. setelah semua siap kamipun sarapan untuk mengisi tenaga saat pengarungan .
pada jam 08.10 WIB peserta dan pendamping berangkat menuju strart lokasi
pengarungan dan sekitar 10 menit kami pun tiba di strart.
Saat tiba di strart kami pun bersama-sama portaging ke sungai dan di lanjutkan
dengan straching namun sebelum pengarungan di mulai peserta di beri materi self
Rescue (renang jeram ) . dan pengarungan pun tiba dengan pembagian awak perahu.
Perahu Kelompok I
Awak : Aditia Nugraha MPA/007/DWXXVII/AKPRIND/12
Wiwin Kusniawan MPA/010/DWXXVII/AKPRIND/12
Hanandar Salam MPA/001/DWXXVII/AKPRIND/12
Sutan Fajar R MPA/005/DWXXVII/AKPRIND/12
Rudi Martin MPA/297/AKPRIND/12
Erik Sujatmiko MPA/296/AKPRIND/12
43
Skeeper : Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/12
Perahu Kelompok II
Awak : Musa Rangga Paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12
Dimas Satriya MPA/003/DWXXVII/AKPRIND/12
Happy Arsyad MPA/006/DWXXVII/AKPRIND/12
Simon M.P MPA/306/AKPRIND/12
Rogo Nur Wicaksono MPA/301/AKPRIND/12
Fredrikus V. da Silva MPA/294/AKPRIND/11
Skeeper : Derio Arisona W MPA/304/AKPRIND/12
Dengan pembagian perahu yang sudah di tentukan skeeper memberi sedikit
penjelasan tentang dayungan, mulai dari dayung maju, mundur ,pancung dsb. Sekitar
jam 10.10 WIB kami peserta di beri self rescue (Melempar Trowing ), dalam materi kali
ini dengan jumlah peserta 7 orang di bagi 2 tim, yaitu satu tim untuk renang jeram dan
tim lainnya melempar Trowing kepada yang sedang renang jeram , dan setelah itu
kedua tim itu bergantian tugas masing-masing dan kami pun peserta melanjutkan
materi flip-flop (membalikkan perahu) di jembatan bambu sekitar pukul 11.10 WIB.
tengah haripun tiba kami pun peserta dan panitia beristrahat dan sejenak
mengisi perut yang kosong sambil menikmati keindahan sungai ello. Setelah
beristirahat kami pun melanjutkan pengarungan sekitar pukul 13.10 WIB Dengan
formasi awak yang berganti.
Perahu Kelompok I
Awak : Aditia Nugraha MPA/007/DWXXVII/AKPRIND/12
Wiwin Kusniawan MPA/010/DWXXVII/AKPRIND/12
Hanandar Salam MPA/001/DWXXVII/AKPRIND/12
Simon M.P MPA/306/AKPRIND/12
Erik Sujatmiko MPA/296/AKPRIND/12
Skeeper : Derio Arisona W MPA/304/AKPRIND/12
44
Rogo Nur Wicaksono MPA/301/AKPRIND/12
Perahu Kelompok II
Awak : Musa Rangga Paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12
Dimas Satriya MPA/003/DWXXVII/AKPRIND/12
Sutan Fajar R MPA/005/DWXXVII/AKPRIND/12
Happy Arsyad MPA/006/DWXXVII/AKPRIND/12
Fredrikus V. da Silva MPA/294/AKPRIND/11
Rudi Martin MPA/297/AKPRIND/12
Skeeper : Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/12
Kemudian di lanjutkan dengan materi Scoting di jeram kriting pada jam
13.30WIB, dan setelah itu pengarungan kembali di lanjutkan sampai finish sekitar pukul
16.10 WIB dan dilanjutkan dengan packing alat sekaligus ceklis alat . sesampainya di
basecamb kami pesertapun melakukan ceklis total dan melakukan pencucian alat
setelah selesai kami pun makan malam dan melakukan evaluasi .
Kendala-kandala
Kendala kelompok
a. Masih sulit kompak dalam irama dayung
Solusi
a. Lebih banyak berlatih lagi ( pengalaman dilapangan tingkatkan )
45
Kendala pribadi
a. Happy Arsyad, masih sering menelan air ketika melakukan renang jeram.
b. Hanandar salam, masih lemah dalam mendayung .
c. Aditia Nugraha , masih sulit mengikuti irama dayungan
d. Dimas Satriya , kurang focus pada aba-aba skeeper dan masih sulit untuk
mengikuti irama dayung
Solusi
a. Ketika melakukan renang jeram kepala agak di miringkan sedikit dan mulut
agar ditutup .
b. Lebih dibanyakin TC.
c. Lebih banyak berlatih lagi dan lebih cermat medengar aba-aba dari skeeper
3.4 Sosial Budaya
46
Responden
1.1 Nama : Mat mi
1.2 Umur : 24 Tahun
1.3 Alamat : Jl.papelan Mungkit Rt 3 Rw21 Maagelang
1.4 Pendidikan : SMA
1.5 Pekerjaan : Petani
1.6 Organisasi : -
1. Pengenalan Aspek Biotik dan Abiotik
1.1 Pengenalan Geomorfologi
1.1.1 Relief / Kemiringan : -
1.1.2 Struktur Geologi : Lapisan Batuan Horizontal
1.1.3 Batuan Pembentuk Lahan: Batu Breksi Vulkanik
1.2 Pengenalan Aspek Hidrologi
1.2.1 Tipe Aliran : Pola aliran Dendritik,
yaitu pola aliran yang biasanya
terdapat pada daerah dengan
batuannya seragam dengan
perlapisan batuan yang horizontal
1.3 Parameter Air Tanah dan Mata Air
1.3.1 Kedalaman : ± 7 meter
1.3.2 Sifat Fisik
- Warna : Bening
- Bau : Tidak Berbau
- Rasa : Tawar
- Kondisi Air : Baik
1.4 Pengenalan Aspek Tanah
- Warna Tanah : Hitam
- Tekstur : Gembur
-
1.5 Pengenalan Aspek Hewan dan Tumbuhan
1.5.1 Hewan
1.5.2 Jenis Hewan : Sapi, kambing, ayam, dsb
- Jenis Makanan : Rerumputan
- Peranan : Sebagai penghasilan sampingan
dari tani
47
1.5.3 Tumbuhan
1.5.3.1 Jenis Tumbuhan: Padi, jagung,dsb
1.5.3.2 Peranan : Sebagi mata pencarian warga
2. Pengenalan Komponen Sosial Budaya
2.1 Pemukiman
2.1.1 Pola : Perkampungan
2.1.2 Bahan Dasar : Atap Genting dan dinding Tembok
2.2 Perekonomian
Mata Pencaharian : Petani
2.3 Tipe Kegiatan
2.3.1 Pertanian : Petani
2.1.3 Perkebunan : Petani
2.1.4 Perikanan : -
2.1.5 Peternakan : Peternakan Ayam, kambing, sapi,
2.1.6 Pariwisata : Sungai Elo, Candi Mendut,Pawon,Ngasen
2.4 Demografi
Jumlah Penduduk : ± 250 / per kepala Keluarga
2.5 Sosial Budaya
2.5.1 Fasilitas Pendidikan : TK,SD, SMP,SMA
2.5.2 Fasilitas Kesehatan : Puskesmas dan Puskesdes
2.5.3 Fasilitas Keagamaan : Mushola, Masjid, Gereja
2.5.4 Fasilitas Perekonomian : Koperasi Unit Desa
2.5.5 Organisasi : PKK, Karang Taruna
2.5.6 Jaringan Listrik : Sudah ada dan Menyeluruh di setiap
Desa
2.5.7 Jaringan Jalan : Mayoritas sudah beraspal dan
mempunyai lampu
penerang Jalan
2.5.8 Jaringan Komunikasi : Sebagian Sudah mempunyai Hp
2.5.9 Adat Istiadat : Setiap Malam Suro melakukan Sedekah
bumi
2.5.10 Keamanan : Ronda Malam
2.6 Sumber Air : Sumur atau air tanah
2.7 Penggunaan Lahan : Ladang Perkebunan,bertani dan
peternakan
48
2.8 Fenomena dan Problem Utama: tidak ada
3.5 Pasca Kegiatan
Hal-hal yang kami lakukan setelah kegiatan usai, antara lain:
3.5.1 Pencucian Alat
Pada hari Selasa , 11 Desember 2012
3.5.2 Pengembalian Alat
(terlampir)
3.5.3 Penyusunan laporan
Yang dimulai dari tanggal 17 Desemmber 2012 dan akan di presentasikan
kepada pengurus MAPALISTA pada tanggal 06-07 januari 2013
BAB IV
PENUTUP
Dengan Rahmat Allah SWT, kami peserta Pendidikan Lanjut Arung Jeram Wira
XXVII MAPALISTA telah menyelesaikan Laporan Pertanggung Jawaban Pendidikan
Lanjut Arung Jeram serta pendalaman materi, khususnya Arung Jeram. Laporan
pertanggung Jawaban ini kami buat guna melengkapi syarat untuk menjadi anggota
penuh MAPALISTA. Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan,
49
untuk itu kami mahon kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Diktat Materi Dasar Arung Jeram (Latihan Gabungan Arung Jeram VIII Forumnya Arung
Jeram Yogyakarta) Tahun 2012
Diksar Wira XXVI, Laporan Pendidikan Lanjut Arung Jeram MAPALISTA, Tahun 2011
50
51