9
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK KLOROFORM KULIT BATANG TUMBUHAN NANGKA (Artocarpus heterophyllus) Oleh Rinjani S* ABSTRAK Identifikasi senyawa metabolit sekunder yang ada pada kulit batang tumbuhan nangka (Artocarpus heterophyllus) telah dilakukan dengan menggunakan pelarut kloroform. Identifikasi diawali dengan pemisahan komponen metabolit sekunder melalui proses ekstraksi dengan teknik maserasi (perendaman). Kemudian proses identifikasi senyawa metabolit sekunder dilakukan dengan reaksi uji warna. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa kulit batang tumbuhan nangka mengandung senyawa golongan saponin dan steroid. Kata kunci: Artocarpus heterophyllus * Mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Palangkaraya Angkatan 2007 I. PENDAHULUAN Obat tradisional adalah obat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, atau campuran dari bahan- bahan tersebut yang akan mempunyai data klinis dan dipergunakan dalam usaha pengobatan berdasarkan pengalaman. Dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat, maka obat tradisional perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Bagian dari tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat tradisional antara lain : akar, kulit batang, daun, bunga, buah, dan biji. Setiap bagian tumbuhan terkadang mempunyai khasiat yang

Artikel seminar kimia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Artikel seminar kimia

IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK KLOROFORM KULIT BATANG TUMBUHAN NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

OlehRinjani S*

ABSTRAKIdentifikasi senyawa metabolit sekunder yang ada pada kulit batang

tumbuhan nangka (Artocarpus heterophyllus) telah dilakukan dengan menggunakan pelarut kloroform. Identifikasi diawali dengan pemisahan komponen metabolit sekunder melalui proses ekstraksi dengan teknik maserasi (perendaman). Kemudian proses identifikasi senyawa metabolit sekunder dilakukan dengan reaksi uji warna. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa kulit batang tumbuhan nangka mengandung senyawa golongan saponin dan steroid.

Kata kunci: Artocarpus heterophyllus* Mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Palangkaraya Angkatan 2007

I. PENDAHULUAN

Obat tradisional adalah obat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral,

atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang akan mempunyai data klinis dan

dipergunakan dalam usaha pengobatan berdasarkan pengalaman. Dalam rangka

peningkatan kesehatan masyarakat, maka obat tradisional perlu dimanfaatkan

sebaik-baiknya. Bagian dari tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat

tradisional antara lain : akar, kulit batang, daun, bunga, buah, dan biji. Setiap

bagian tumbuhan terkadang mempunyai khasiat yang berbeda-beda, tidak jarang

juga beberapa bagian digunakan secara bersama-sama.

Salah satu jenis tumbuhan khas tinggi yang banyak terdapat di hutan tropis

Indonesia, termasuk kalimantan adalah nangka (Artocarpus heterophyllus). Di

beberapa daerah di tanah air, nangka tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan

pangan saja, tetapi juga digunakan untuk pengobatan tradisional. Beberapa bagian

tumbuhan nangka banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional, seperti getah dari

kulit batangnya digunakan untuk mengobati penyakit demam, obat cacing, dan

antiinflamasi. Kulit batangnya juga dipercaya dapat digunakan sebagai anti tumor

dan anti kanker.

Meskipun pada waktu sekarang banyak obat-obatan yang terbuat secara

sintetik, tetapi tidak boleh kita abaikan arti tumbuhan sebagai hasil bahan yang

Page 2: Artikel seminar kimia

berkhasiat obat, seperti dapat dilihat dari banyaknya anti biotika yang

diperkenalkan dalam dunia pengobatan dan boleh dikatakan semua zat tersebut

berasal dari tumbuhan, seperti antara lain : penisilin, streptomisin, kloromiseti,

dan masih banyak tumbuhan lain yang sampai sekarang belum terlalu dikenal

sebagai tumbuhan obat.

Banyak tumbuhan yang bahannya dipakai dalam obat tradisional,

termasuk nangka oleh mereka yang tidak mengenal ilmu penegetahuan modern,

maka perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah untuk memperoleh kepastian bahwa

bahan-bahan yang digunakan penduduk sebagai obat itu beralasan, meskipun

pemakaian bahan-bahan tersebut tidak memakai dasar ilmiah.

Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui senyawa kimia

yang terkandung di dalam kulit batang tumbuhan nangka (termasuk getah kulit

batang) tersebut. Dalam hal ini senyawa kimia yang ingin diketahui adalah

senyawa kimia metabolit sekunder.

II. METODE PENELITIAN

Alat

Beberapa alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol kaca

bertutup, gelas kimia, gelas ukur, corong pisah, tabung reaksi dan raknya, kertas

saring, batang pengaduk, kaca arloji, neraca digital, pipet tetes, pipet ukur,

spatula, dan corong kaca.

Bahan

Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini berupa pelarut PA (pro

Analysis) yaitu kloroform. Bahan lain yang digunakan adalah serbuk logam Mg,

asam asetat glasial, aquades, larutan asam sulfat pekat, larutan asam klorida pekat,

dan FeCl3.

Kulit batang tumbuhan nangka diperoleh dari lingkungan sekitar

Universitas Palangkaraya. Tumbuhan nangka yang digunakan adalah yang

berumur sedang dan sudah berbuah. Kulit batang kemudian disortir dan

dibersihkan untuk selanjutnya dihaluskan menjadi serbuk.

Cara Kerja

Page 3: Artikel seminar kimia

Kulit batang tumbuhan nangka dipotong kecil-kecil, kemudian

dikeringkan (20 gram). Bahan kering ini kemudian selanjutnya dihaluskan sampai

berbentuk serbuk. Sebanyak 5 gram serbut kulit batang tumbuhan nangka

dimasukkan ke dalam botol kaca gelap kemudian diekstrak dengan ± 25 mL

pelarut kloroform (perbandingan 1:5) selama 3 x 24 jam (botol ditutup rapat).

Kemudian sampel disaring sampai menghasilkan ekstrak kloroform

(filtrat) sebanyak 6,2 mL dan residu (ampas). Filtrat yang berupa ekstrak

kloroform kemudian dilarutkan dalam aquades dengan perbandingan 1:1 atau 6,2

mL aquades. Larutan yang diperoleh dikocok, kemudian didiamkan selama 15

menit sampai membentuk dua lapisan, yaitu lapisan air dan lapisan kloroform.

Lapisan air digunakan untuk identifikasi senyawa flavonoid, saponin, dan fenolik.

Lapisan kloroform digunakan untuk identifikasi senyawa steroid dan terpenoid.

Identifikasi saponin dilakukan dengan cara lapisan air hasil pemisahan kloroform

dan air dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil, selanjutnya dikocok kuat-kuat.

Terbentuknya busa permanen selama ± 15 menit menandakan positif adanya

saponin.Identifikasi flavonoid dilakukan dengan cara lapisan air yang diperoleh

dari hasil pemisahan kloroform dan air dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Kemudian ditambahkan dengan serbuk logam Mg dan beberapa tetes asam klorida

pekat (HCl). Jika terbentuk warna orange sampai merah menandakan positif

adanya flavonoid.

Identifikasi fenolik dilakukan dengan cara lapisan air yang diperoleh dari

hasil pemisahan kloroform dan air dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan dengan besi (III) klorida (FeCl3). Jika terbentuk warna biru

menandakan positif adanya senyawa fenolik.

Identifikasi steroid dan terpenoid dilakukan dengan cara lapisan kloroform

hasil pemisahan kloroform dan air dimasukkan ke dalam 2 lubang plat tetes

masing-masing lima tetes dan dibiarkan sampai kering. Kemudian menambahkan

asam sulfat pekat ke dalam salah satu lubang, sedangkan ke dalam plat tetes yang

lain ditambahkan 2 tetes asam asetat glasial diaduk dan ditambahkan 1 tetes asam

sulfat pekat. Terbentuknya warna merah atau ungu pada plat tetes menandakan

adanya terpenoid, sedangkan bila terbentuk warna hijau menandakan steroid.

Page 4: Artikel seminar kimia

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemisahan komponen senyawa metabolit sekunder diawali dengan proses

ekstraksi melalui metode maserasi dengan menggunakan pelarut kloroform. Hasil

ekstraksi 5 gram serbuk kulit batang tumbuhan nangka dengan menggunakan 25

mL pelarut kloroform diperoleh ekstrak kloroform sebanyak 6,2 mL. Hasil yang

diperoleh dari ekstraksi kemudian dilarutkan dalam aquades dengan perbandingan

1:1 yaitu sebanyak 6,2 mL.

Berkurangnya ekstrak kloroform hasil ekstraksi yang diperoleh

kemungkinan disebabkan adanya proses penguapan pada saat perendaman serta

penyerapan kertas saring yang digunakan saat penyaringan.

Pengujian golongan metabolit sekunder dari ekstrak kulit batang tumbuhan

nangka dilakukan dengan menggunakan metode Simes et. Al. Pengujian tehadap

senyawa steroid dan terpenoid dilakukan dengan cara lapisan kloroform diteteskan

pada plat tetes dan dibiarkan hingga kering. Kemudian ditambahkan beberapa

tetes asam asetat glasial dan asam sulfat pekat. Setelah dibiarkan beberapa saat

terbentuk warna hijau yang menunjukkan adanya golongan senyawa steroid.

Untuk identifikasi saponin, sebanyak 3 mL lapisan air dimasukkan ke

dalam tabung reaksi dan dikocok kuat-kuat, hasilnya terbentuk busa permanen

selama ± 15 menit yang menandakan adanya senyawa golongan saponin.

Pengidentifikasian flavonoid yaitu sebanyak 1 mL lapisan air dimasukkan

ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan logam Mg dan beberapa tetes HCl pekat,

hasilnya tidak terbentuk warna orange sampai merah yang menandakan tidak

adanya senyawa golongan flavonoid dalam kulit batang tumbuhan nangka.

Identifikasi fenolik yaitu sebanyak 1 mL lapisan air dimasukkan ke dalam

tabung reaksi dan ditambahkan dengan FeCl3, tidak terbentuknya warna biru

menunjukkan tidak adanya fenolik.

Hasil identifikasi golongan metabolit sekunder pada ekstrak kloroform

kulit batang tumbuhan nangka dapat dilihat pada tabel 1.

Page 5: Artikel seminar kimia

Tabel 1Hasil Identifikasi Golongan Metabolit Sekunder Ekstrak Kloroform Kulit

Batang Tumbuhan Nangka

Uji Identifikasi Hasil Ket

Steroid Lapisan kloroform + asam asetat glasial + asam sulfat pekat

Terbentuk warna hijau +

Terpenoid Lapisan kloroform + asam asetat glasial + asam sulfat pekat

Tidak terbentuk warna merah-ungu

-

Flavonoid Lapisan air + serbuk logam Mg + HCl pekat

Tidak terbentuk warna orange

-

Fenolik Lapisan air + FeCl3 Tidak terbentuk cincin berwarna biru-ungu

-

Saponin Lapisan air dikocok kuat-kuat Terbentuk busa permanen

+

Dari hasil identifikasi golongan metabolit sekunder ekstrak kloroform

pada kulit batang tumbuhan nangka melalui reaksi uji warna diketahui bahwa

pada ekstrak kloroform kulit batang tumbuhan nangka mengandung senyawa

steroid. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau pada reaksi

identifikasi steroid. Kulit batang tumbuhan nangka juga mengandung saponin

dengan terbentuknya busa permanen pada lapisan air yang dikocok kuat-kuat.

IV. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa ekstrak

koloroform pada kulit batang tumbuhan nangka (Artocarpus heterophyllus)

teridentifikasi mengandung senyawa golongan steroid dan saponin.

DAFTAR PUSTAKA

Ciptadi. 2006. Studi Fitokimia dalam Rangka Menggali Tumbuhan Obat Kalimantan Tengah. Palangkaraya. FKIP.

Page 6: Artikel seminar kimia

Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia (terjemahan). Bandung: ITB Bandung.

Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3 (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Merie. 2007. Pemisahan dan Identifikasi Komponen-Komponen Metabolit Sekunder Ekstrak Kloroform pada Kulit Batang Tumbuhan Manggis Hutan (Barringtonia scortechinii King). Skripsi tidak diterbitkan. Palangkaraya: UNPAR.

Purnawan, Awan. 2003. Identifikasi Senyawa Kimia pada Tumbuhan Obat (Calophyllum spectabile Wild). Alchemy Jurnal Penelitian Kimia. 2 (2); 1-5.

Saleh, Chairul. 2003. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Steroid dari Fraksi Kloroform Tumbuhan Sidawayah (Woodfordia floribunda Salisb). Jurnal Kimia Mulawarman. 1 (1); 31-35.

Sitorus, Titin R. 2009. Identifikasi Metabolit Sekunder pada Ekstrak Kloroform Buah Mahkota Dewa (Phaleria Marcocarpa). Makalah Seminar tidak diterbitkan. Palangkaraya: UNPAR.

Sriwati. 2000. Identifikasi Metabolit Sekunder pada Tumbuhan Siwakat. Makalah Seminar tidak diterbitkan. Palangkaraya: UNPAR.