21
Produksi Batubara Mencapai 247 Juta Ton JAKARTA, KOMPAS.com — Realisasi produksi batubara sampai Agustus 2012 mencapai 247 juta ton. Hal ini berarti ada kenaikan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Hal ini disampaikan Direktur Pengusahaan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Edi Prasodjo, Kamis (4/10/2012), di Jakarta. Data terbaru untuk realisasi sampai dengan Agustus 2012, produksi batubara secara nasional mencapai 247 juta ton. Sementara produksi batubara pada Januari-Agustus 2011 sebanyak 237 juta ton. Dari total jumlah produksi batubara tahun ini yang sebesar 247 juta ton, sebanyak 58 juta ton di antaranya untuk pasokan ke pasar domestik dan untuk ekspor 182 juta.

Artikel Produksi Batubara Nasional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Artikel Produksi Batubara Nasional

Produksi Batubara Mencapai 247 Juta Ton

JAKARTA, KOMPAS.com — Realisasi produksi batubara sampai Agustus 2012 mencapai 247 juta ton. Hal ini berarti ada kenaikan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Hal ini disampaikan Direktur Pengusahaan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Edi Prasodjo, Kamis (4/10/2012), di Jakarta.

Data terbaru untuk realisasi sampai dengan Agustus 2012, produksi batubara secara nasional mencapai 247 juta ton. Sementara produksi batubara pada Januari-Agustus 2011 sebanyak 237 juta ton.

Dari total jumlah produksi batubara tahun ini yang sebesar 247 juta ton, sebanyak 58 juta ton di antaranya untuk pasokan ke pasar domestik dan untuk ekspor 182 juta. 

Page 2: Artikel Produksi Batubara Nasional

Produksi batubara 2012 mencapai 386 juta tonJAKARTA. Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Sumber Daya Alam dan Mineral (ESDM) mencatat, produksi batubara nasional dari Januari-Desember 2012 mencapai 386 juta ton. Produksi tahun lalu itu naik sekitar 9,3% dibandingkan dengan jumlah produksi pada 2011 lalu yang sebanyak 353 juta ton.

Direktur Pengusahaan Batubara Ditjen Minerba, Edi Prasojo mengatakan, dari jumlah tersebut perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) masih menjadi penyumbang terbesar produksi batubara. Kelompok ini menyumbang produksi sebanyak 251 juta ton. Untuk perusahaan pertambangan batubara pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) menghasilkan batubara sebanyak 121 juta ton. "Kemampuan produksi PKP2B memang besar," ungkap Edi kepada KONTAN, (9/1).

Seperti diketahui, untuk 2012, alokasi penjualan batubara masih didominasi untuk memenuhi pasar ekspor, seperti ke China, Jepang, dan India. Tahun lalu, Indonesia mengekspor batubara sebanyak 304 juta ton atau 73% dari total produksi 2012.

Sedangkan sisa produksi sebanyak 82 juta ton atau 27% dari total produksi untuk memenuhi kewajiban suplai ke pasar lokal atau domestic market obligation (DMO).

Edi mengaku, ketimpangan distribusi ini disebabkan karena banyak proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang belum beroperasi tahun 2012. "Dari target alokasi 82 juta ton untuk kebutuhan domestik di tahun lalu, realisasinya sebesar 67,3 juta ton," kata dia.

Sementara untuk 2013, Edi mengungkapkan, produksi batubara bisa mencapai 366 juta ton hingga 391 juta ton. Menurutnya, prediksi ini dari hasil evaluasi produksi batubara tahun lalu. "Jadi kami selalu membuat target produksi berdasarkan ambang batas bawah dan ambang batas atas produksi. Tahun 2012 itu mencapai ambang batas atas produksi," kata dia.

Untuk DMO tahun ini, Edi menerangkan, pemerintah mematok sebanyak 74,32 juta ton batubara atau sekitar 20% dari target produksi batubara di tahun ini. Ia berharap DMO tersebut dapat diserap maksimal supaya batubara Indonesia dapat lebih bermanfaat bagi industri nasional.

Saat ini, kata Edi, pabrik setrum seperti PT PLN (Persero) dan industri-industri yang punya pembangkit listrik sendiri tentu membutuhkan batubara dalam jumlah besar. "Dalam empat tahun terakhir produksi batubara nasional naik cukup signifikan. Kami harap perusahaan nasional dapat memanfaatkannya," pungkasnya.

Ketimpangan daerah

Sementara itu, saat ini pemerintah juga sedang mendorong peningkatan eksplorasi dan eksploitasi batubara di wilayah Sumatera. Sukhyar, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, mengatakan, saat ini distribusi pertambangan batubara di Indonesia masih timpang.

Page 3: Artikel Produksi Batubara Nasional

Dari potensi tambang batubara nasional yang mencapai sebesar 161 miliar ton, sebanyak 53% berada di Sumatera dan sebanyak 47% sisanya berada di Kalimantan. "Namun saat ini 92% eksplorasi dan eksploitasi tambang batubara ada di Kalimantan, sedangkan di Sumatera hanya sebesar 8% saja," kata dia.

Menurut Sukhyar, ketimpangan itu terjadi karena wilayah Kalimantan menawarkan infrastruktur yang lebih baik dibandingkan dengan Sumatera. Selain itu, Kalimantan juga memiliki sungai-sungai yang besar yang bisa digunakan untuk sarana transportasi batubara.

Sebaliknya di Sumatera tidak mempunyai sungai besar, sementara infrastruktur jalan untuk pengangkutan batubara juga belum siap. Karena itu, demi mendukung produksi batubara, pemerintah sedang membangun enam proyek rel kereta api batubara.     

Page 4: Artikel Produksi Batubara Nasional

Produksi Batubara Indonesia 330 Juta Ton Setara Rp 303 Triliun

Duniaindustri (Mei 2012) – Pemerintah memperkirakan produksi batubara Indonesia pada 2012 mencapai 330 juta ton atau setara dengan US$ 33 miliar (Rp 303 triliun) dengan acuan harga rata-rata US$ 100 per ton. Di kuartal I 2012 atau Januari-Maret 2012, produksi batubara Indonesia mencapai 90 juta ton dengan 75% di antaranya diekspor ke luar negeri.

Direktur Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Prasodjo mengatakan produksi batubara nasional kemungkinan lebih besar dari 330 juta ton. “Di 2013, produksi batubara nasional bisa di atas 450 juta ton atau sudah mendekati 500 juta ton," katanya.

Eddy menerangkan persentase penyerapan pasar domestik masih 30%, sekarang tinggal 25%, dan bisa saja menjadi 10%. Di kuartal I 2012, produksi batubara nasional sesuai target sebesar 90 juta ton. Namun, dari angka itu sebesar 75% diekspor.

Mengingat besarnya persentase ekspor, pemerintah akan mengeluarkan aturan yang membatasi ekspor batubara agar pemanfaatannya untuk dalam negeri bisa berkelanjutan dalam jangka waktu lama. Direktorat Batubara Kementerian ESDM masih membahas pengaturannya dengan kementerian terkait.

Sampai 2014 mendatang, hampir 70% produksi batubara Indonesia diekspor. Padahal, cadangan batu bara Indonesia tidak banyak, hanya sekitar 3% dari cadangan dunia. "Kita harus sadar jumlah cadangan kita terbatas, karena itu harus menggunakannya seoptimal mungkin," ucapnya.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi memproyeksikan pada 2012 harga batubara di Indonesia akan mengalami kenaikan 5%-10%, dipicu meningkatnya permintaan domestik ataupun ekspor. Permintaan batubara akan didominasi dari Cina dan India, ditambah permintaan baru dari Jepang yang mulai mengalihkan pembangkit listriknya dari nuklir ke tenaga uap.

China dan India merupakan negara-negara pembeli utama batubara. Karena posisi tawarnya yang kuat, mereka bisa menentukan kenaikan atau penurunan harga batubara. Indonesia merupakan pengekspor terbesar batubara uap di dunia.China membeli batubara dari Indonesia untuk keperluan pembangkit listrik dengan harga jual sekitar US$ 100,19 per ton di 2011.

Eksportir Terbesar Kedua Dunia

Catatan duniaindustri.com menyebutkan pada 2009-2010, Indonesia menjadi eksportir batubara terbesar kedua di dunia, setelah Australia. Batubara dibutuhkan untuk pembangkit listrik dan sumber bahan bakar industri.

Dewan Energi Nasional mengolah data dari International Energy Agency (IEA) yang menyatakan, Indonesia pada tahun 2009 mengekspor batubara sebesar 261,4 juta ton, sementara Australia mengekspor batubara 288,5 juta ton pada tahun itu. Pada 2010, ekspor batubara Indonesia diperkirakan mencapai 275 juta ton.

Page 5: Artikel Produksi Batubara Nasional

Selain Australia dan Indonesia terdapat sejumlah negara lain yang juga menempati posisi dalam Top 8 Eksportir Batubara Terbesar di Dunia, yaitu Rusia (130,9 juta ton), Kolombia (75,7 juta ton), Afrika Selatan (73,8 juta ton), Amerika Serikat (60,4 juta ton), China (38,4 juta ton), dan Kanada (31,9 juta ton).

Sedangkan menurut World Energy Council dalam Survey of Energy Resources-2010 pada akhir tahun lalu, cadangan batubara terbukti dunia terbesar terdapat di Amerika Serikat, Rusia, China, Australia, dan India.

Amerika Serikat menempati tempat teratas dengan total cadangan batubara 237,29 juta ton (22,6% cadangan dunia), Rusia menempati tempat kedua dengan 157,01 juta ton (14,4% cadangan dunia), disusul China dengan cadangan sebesar 114,50 juta ton (12,6% cadangan dunia), kemudian Australia dengan cadangan terbukti 76,50 juta ton (8,9% cadangan dunia), dan posisi ke-5 diisi oleh India dengan 60,6 juta ton (7% cadangan dunia).

Sementara Indonesia hanya menempati urutan ke-14 dengan jumlah total cadangan terbukti 5,529 juta ton (0,6% dari total cadangan batubara dunia). Berdasarkan data Statistical Review of World Energy di tahun 2009, China merupakan negara produsen batubara terbesar dengan 3,05 miliar ton (45,6% produksi dunia), sedangkan Indonesia menempati posisi ke-7 dengan jumlah produksi 252,5 juta ton (3,6% produksi dunia).

Peran batubara sebagai sumber energi terus mengalami peningkatan dari 41 juta ton di 2005 menjadi 67 juta ton di 2010. Dalam struktur energi nasional, porsi batubara di 2005 sebesar 19% dan naik menjadi 23% di 2010. Pada 2025, porsi itu ditargetkan terus meningkat mencapai 33%.

Namun, cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis dalam 80 tahun ke depan. Jumlah cadangan sebesar 21,13 miliar ton dan tingkat produksi sebesar 275 juta ton per tahun untuk tambang terbuka.

Di sektor listrik, penggunaan batubara membuat biaya produksi listrik jauh lebih murah. Darwin mengatakan, biaya pokok produksi (BPP) listrik dari batubara sekitar Rp 700/Kwh dan untuk listrik dari bahan bakar minyak lebih besar dari Rp 2.000/Kwh.(Tim redaksi 01)

Page 6: Artikel Produksi Batubara Nasional

Target produksi batubara tahun 2012 PT. Bukit Asam mencapai 17,42 juta ton

Jakarta,APBI-ICMA : Mengutip pemberitaan kompas.com 6/3/2012 diberitakan bahwa PT Bukit Asam (Persero) menargetkan produksi batubara tahun 2012 sebanyak 17,42 juta ton. Ini berarti naik 26 persen lebih tinggi dari produksi tahun lalu.

Demikian disampaikan Presiden Direktur PT Bukit Asam (BA) Milawarma kepada wartawan, Selasa (6/3/2012) di Jakarta.

Kenaikan produksi dan pembelian itu dipicu dengan membaiknya kondisi angkutan kereta dan meningkatnya permintaan pasar.

Sementara penjualan tahun ini ditargetkan sebesar 18,66 juta ton atau 39 persen lebih tinggi dari penjualan tahun lalu. Dari jumlah itu, sebanyak 12,19 juta ton untuk penjualan domestik dan 6,46 juta ton untuk ekspor. Adapun target pendapatan Rp 14 triliun.

"Kami optimistis bisa mencapai target penjualan itu, dengan adanya komitmen PT Kereta Api Indonesia untuk angkutan batubara tahun 2012 sebesar 15,6 juta ton," ujarnya.

Rinciannya, sebanyak 12,9 juta ton ke Pelabuhan Tarahan di Bandar Lampung dan 2,7 juta ton ke Dermaga Kertapati di Palembang.

Perseroan itu juga mengalokasikan belanja modal Rp 1,4 triliun pada tahun ini. Rencananya, belanja modal itu terutama akan digunakan untuk investasi atau pengembangan usaha, termasuk pembiayaan proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan proyek angkutan kereta api.

Saat ini sejumlah proyek pengembangan yang dilaksanakan PT BA terus berjalan. Salah satunya adalah proyek peningkatan kapasitas angkut kereta api eksisting yang merupakan kerja sama antara PT BA dan PT KAI untuk angkutan jangka panjang.

Tahun ini direncanakan total kapasitas angkutan menjadi 15,6 juta ton, pada 2013 menjadi 18,5 juta ton, dan tahun 2014 menjadi 22,7 juta ton.

Page 7: Artikel Produksi Batubara Nasional

Tahun 2013, 20,30% Produksi Batubara untuk Dalam NegeriJAKARTA - Menteri Energi Dan Sumber daya Mineral telah mengeluarkan Surat Keputusan No.2934 Kl30/MEM/2012 Tentang Penetapan Kebutuhan Dan Persentase Minimal Penjualan Batubara Untuk Kepentingan Dalam Negeri tahun 2013. Keputusan Menteri ESDM tersebut mengamanatkan, tahun 2013 mendatang, Badan Usaha Pertambangan Batubara diwajibkan untuk memenuhi persentase minimal penjualan batubara untuk kepentingan dalam negeri sebesar 20,30%.

Prosentase untuk kebutuhan domestik tersebut diperoleh dari perkiraan produksi batubara pada tahun 2013 sebesar 366.042.287 ton, yang berasal dari, 45 perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara, 1 perusahaan Badan Usaha Milik Negara dan 28 perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan batubara.

Pemerintah memperkirakan kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri (end user domestic) bagi pemakai batubara tahun 2013 adalah sebesar 74.320. ton dengan rincian, 60,49 juta ton untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), 0.74 juta ton untuk metalurgi dan untuk kebutuhan pupuk, semen, tekstil dan pulp sebesar 13,09 juta ton. (SF)

Page 8: Artikel Produksi Batubara Nasional

PENGENAAN BK DIJAJAKI 2012, Produksi Batubara RI 390 Juta Ton

Tanggal Media Kamis, 10 Mei 2012

Media Ivestor Daily

Wartawan / Penulis Redaksi

Kategori Energi

Tone berita -

Narasumber

Page 9: Artikel Produksi Batubara Nasional

JAKARTA - Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) belum berencana memangkas target produksi batubara sepanjang tahun ini, meski Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sudah memastikan pengenaan bea keluar (BK) untuk ekspor komoditas tambang tersebut. Tahun ini produksi batubara nasional dipatok 390 juta ton.

Dari target 390 juta ton, pada kuartal I-2012 telah terealisasi hingga 25% atau sebanyak 95 juta ton. Realisasi produksi yang dicatat APBI lebih tinggi dari realisasi yang dicatat Kementerian ESDM sebesar 90 juta ton. Sebab, catatan APBI juga memperhitungkan produksi batubara oleh pemegang izin usaha pertambangan (IUP) skala kecil-menengah yang memang tidak melaporkan ke Kementerian ESDM.

Direktur Eksekutif APBI Supriatna Sahala mengungkapkan, hingga saat ini rencana pengenaan BK untuk komoditas batubara masih belum pasti. Kalau pun dikenakan, pihaknya akan minta peninjauan ulang demi prinsip keadilan. Sebab, jika memang itu diberlakukan untuk perusahaan batubara pemegang IUP, tidak semua IUP tercatat dan melaporkan produksinya kepada pemerintah.

Di sisi lain, IUP yang sudah terdaftar telah membayar royalti. Bahkan bila perlu, APBI akan melakukan banding ke Mahkamah Agung seperti yang terjadi pada 2006, ketika Menteri Keuangan Sri Mulyani menerapkan pajak ekspor batubara.

"Produksi batubara masih kami targetkan 390 juta ton tahun ini, belum ada rencana untuk melakukan perubahan. Ke depan juga kami kira produksi akan terus dipacu karena kan kebutuhan sangat besar. Jepang dan Jerman kan sudah tidak lagi mengembangkan nuklir, berarti akan beralih ke batubara," ungkap dia ketika dihubungi Investor Daily & Jakarta, Rabu (9/5).

Menurut Supriatna, dari realisasi produksi kuartal I-2012 sebanyak 95 juta ton, sebanyak 20 juta ton di antaranya terserap di pasar domestik, yakni untuk pemenuhan kebutuhan listrik PLN dan swasta, pabrik semen, pabrik kertas, dan pabrik tekstil. Sisanya untuk ekspor seperti ke Tiongkok, India, Jepang, Korea, Taiwan, Hong Kong, Thailand, Sri Lanka, dan Malaysia. Porsi ekspor masih besar karena memang kewajiban domestic market obligation (DMO) hanya mewajibkan 25% dari produksi, di pasar di dalam negeri masih terbatas.

"Sedangkan untuk pasar ekspor, setiap tahunnya Indonesia ekspor 60 juta ton masing-masing ke China (Tiongkok) dan India, ke Jepang 40 juta ton, ke Korea 30 juta ton, dan sisanya ke negara lain. Saat ini harga cenderung turun karena ternyata banyak eksportir batubara baru, seperti Kanada, Amerika Serikat, Mongolia, Mozambiq, dan Kenya. Tapi, harga akan naik lagi dengan makin terbukanya pasar ke Jepang dan Jerman," ungkap dia.

Penegakan Hukum Rendah

Supriatna mengatakan, pihaknya mendorong penegakan hukum (law enforcement) ketentuan perundangan di sektor pertambangan. Saat ini penegakan hukum di sektor tersebut dinilai cenderung rendah. Terbukti, saat ini terdapat ribuan IUP batubara di Indonesia, penerbitan IUP begitu mudahnya, terutama oleh pemerintah daerah. Kondisi ini jika dibiarkan akan merugikan negara, karena IUP itu tidak melaporkan ke pemerintah pusat sehingga tidak membayar royalti dan tidak dikenai kewajiban untuk membayar pajak ke negara.

Page 10: Artikel Produksi Batubara Nasional

Menurut dia, APBI tidak sembarangan menerima perusahaan IUP jadi anggota APBI. Saat ini hanya 8 IUP yang terdaftar di APBI. "Kami hanya mau perusahaan batubara yang comply dengan peraturan perundangan, kewajiban ke negara, dan lingkungan," ujar dia.

Kementerian ESDM mencatat, total produksi batubara nasional pada kuartal I-2012 mencapai 90 juta ton dengan 70% di antaranya diekspor. Produksi batubara Indonesia tahun ini direncanakan 332 juta ton, dan sebanyak 250 juta ton untuk pasar ekspor. Pada 2011, Kementerian ESDM mencatat produksi batubara sebesar 329 juta ton dan 248 juta ton di antaranya untuk pasar ekspor. (ari)

Semester I-2012, Golden Energy Produksi 3 Juta Ton BatubaraKomoditas Indonesia. Perusahaan batubara Grup Sinarmas, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), berhasil memproduksi batubara sebanyak 3 juta ton hingga akhir semester I-2012 atau naik 67% dibandingkan tengah tahun 2011 sebanyak 1,8 juta ton.

Kenaikan produksi mendorong pendapatan perseroan yang meningkat 69% dari Rp1,238 triliun di tengah tahun 2011 menjadi Rp 2,092 triliun di akhir Juni 2012. Namun, Laba setelah Pajak turun tipis dari Rp163 miliar di tengah tahun 2011 menjadi Rp146 miliar di tengah tahun 2012.

Fuganto Widjaja, Presiden Direktur GEMS mengatakan perusahaan telah berhasil mencapai peningkatan produksi sesuai dengan yang direncanakan selama periode tersebut. Namun, penurunan tajam pada harga batu bara dan peningkatan biaya produksi berpengaruh dalam profitabilitas usaha ini.

Page 11: Artikel Produksi Batubara Nasional

“Kami berharap agar kejadian ini tidak berlangsung lama, langkah rasionalisasi atas biaya sedang dimulai di berbagai unit untuk mengatasi skenario pasar yang penuh tantangan. Program pengeluaran modal sedang dibentuk agar dapat sejalan dengan perkembangan pasar,“ katanya di Jakarta, Senin (3/9/2012).

Perusahaan telah berhasil melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) pada November 2011 dan mendapatkan dana sebesar Rp2,206 triliun. Pada 13 Juli 2012, Perusahaan mendirikan anak perusahaan baru bernama GEMS Coal Resources Pte. Ltd. di Singapura. Anak perusahaan baru ini diharapkan dapat mendukung aktivitas kegiatan usaha Perusahaan dalam kegiatan jual beli batu bara di luar negeri. (Ferdy)

Produksi Batu Bara Nasional Ditargetkan Naik

Selasa, 13 November 2012

Oleh: NURSEFFI DWI WAHYUNI & WILDA ASMARINI

JAKARTA - Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) memperkirakan produksi batu bara nasional mencapai 390 juta-400 juta ton pada 2013, naik dari realisasi hingga akhir tahun ini sekitar 370 juta-380 juta ton. Supriatna Suhala, Direktur Eksekutif Asosiasi, menuturkan hal itu seiring dengan permintaan batu bara yang tetap tumbuh.

"Permintaan akan tetap meningkat karena ekonomi di sejumlah negara masih tumbuh. Pertumbuhan ekonomi itukan selalu berkolerasi dengan kenaikan konsumsi energi," jelas Supriatna kepada IFT, Senin.

Page 12: Artikel Produksi Batubara Nasional

Ia menuturkan kenaikan produksi batu bara nasional pada tahun depan sejalan dengan peningkatan target produksi dari sejumlah perusahaan batu bara skala besar. Kenaikan produksi perusahaan itu dapat menutupi produksi dari perusahaan batu bara skala kecil yang gulung tikar. 

"Yang biaya produksinya paling tinggi dan tidak efisien itu akan mati (gulung tikar)," ungkapnya.

Dalam jangka menengah dan jangka panjang industri batu bara masih potensial, sehingga penurunan harga yang saat ini berada di level US$ 80 per ton hanya bersifat sementara. "Dalam waktu dekat tidak ada saingan energi alternatif, mungkin ada energi nuklir, tapi saat ini kan orang sedang takut dengan nuklir," katanya.

Menurut Supriatna, hal itu terbukti dengan produksi batu bara yang bisa mencapai 370 juta-380 juta ton pada tahun ini, meningkat dari 360 juta ton pada tahun lalu. "Pasaran kami masih lebih banyak ke Asia, yang ke Eropa sedikit sekali sehingga tidak terlalu terkena dampak krisis Eropa," tuturnya.

Berbeda dengan Asosiasi, Pemerintah memperkirakan produksi batu bara nasional pada 2013 mencapai sekitar 352 juta-370 juta ton, stagnan dari proyeksi produksi sampai akhir tahun ini yang mencapai 370 juta ton.

Thamrin Sihite, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan perkiraan stagnannya produksi batu bara pada tahun depan disebabkan tren harga batu bara pada tahun depan diperkirakan juga tidak akan berbeda jauh dari tahun ini yaitu sekitar US$ 90 per ton.

"Tahun depan produksi batu bara nasional mungkin antara 352 juta-370 juta ton, tidak ada perubahan dari tahun ini. Tapi pasokan ke domestik (domestic market obligation/DMO) akan naik dari tahun ini," ujarnya.

Dia mengatakan, pasokan batu bara untuk domestik pada tahun depan diperkirakan naik menjadi 70 juta ton, dari tahun ini sekitar 67,25 juta ton. Namun, realisasi pasokan untuk domestik itu masih tergantung dari penyerapan batu bara di dalam negeri, terutama pertumbuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PT PLN (Persero).

"Kami tetap memprioritaskan kebutuhan dalam negeri terpenuhi," ujarnya. 

Regulasi

Jero Wacik, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan pihaknya akan mengeluarkan regulasi khusus terkait batu bara. Salah satuya yaitu mengatur tentang royalti yang dinilai wajar untuk perusahaan batu bara. Namun dia masih enggan menyebutkan lebih lanjut tentang rencana aturan baru tersebut. 

"Regulasi batu bara itu nanti lah. Tapi salah satunya yaitu kami akan mencari rumusan royalti yang pas, sehingga bagus juga bagi negara untuk meningkatkan penerimaan negara," tambahnya.

Page 13: Artikel Produksi Batubara Nasional

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2003 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerian ESDM, royalti untuk batu bara berkalori tinggi, lebih dari 6.100 kilokalori per kilogram (kkal per kg) sebesar 7%, untuk kalori menengah, antara 5.100-6.100 kkal per kg sebesar 5%, dan berkalori rendah di bawah 5.100 kkal per kg sekitar 3%. Namun, untuk perusahaan yang termasuk Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B), royalti masih ada yang mencapai sebesar 13,5% seperti di dalam kontrak. (*)

73 Perusahaan Wajib Penuhi 74,320 Juta Ton Batubara Dalam Negeri

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 8 Oktober 2012 telah menandatangani Keputusan menteri (Kepmen) Nomor 2934 K/30/MEM/2012 tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2013. Dalam Kepmen ini disebutkan sebanyak 73 perusahaan tambang wajib memenuhi 74.320.000 ton kebutuhan batubara di dalam negeri.

Pemerintah memperkirakan kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri (end user domestic) bagi pemakai batubara tahun 2013  adalah sebesar 74.320.000 ton. Kebutuhan ini sudah mencakup untuk proyek-proyek Perusahaan Listrik Tenaga Uap (PLTU) dari PLN, Freeport, IPP dan Newmont; juga untuk perusahaan-perusahaan metalurgi seperti PT Inco, Aneka Tambang, dan Krakatau Steel; serta untuk perusahaan semen, tekstil, pupuk dan pulp.

Page 14: Artikel Produksi Batubara Nasional

Sementara tingkat produksi batubara nasional pada 2013 diperkirakan mencapai 366.042.287 ton. “Badan Usaha Pertambangan Batubara wajib memenuhi persentase minimal penjualan batubara untuk kepentingan dalam negeri sebesar 20,30% dari perkiraan produksi batubara pada tahun 2013 sebesar 366.042.287 ton,” bunyi diktum kedua Kepmen ESDM No: 2934 K/30/MEM/2012 itu.

Dalam Kepmen itu, Menteri ESDM juga membagi alokasi kewajiban memenuhi 74,320 juta ton batubara dalam negeri bagi 45 perusahaan pemegang Perjanjian Karya Perusahaan Pertambangan Batubara; 1 (satu) perusahaan BUMN; dan 28 perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IPP) batubara.

Perusahaan-perusahaan yang wajib memenuhi kebutuhan produksi batubara itu tertuang dalam lampiran II Kepmen tersebut, di antaranya: Adaro Indonesia (10,151 juta ton); Arutmin 6,7 juta ton; Berau Coal 4,902 juta ton; Kaltim Prima Coal 10,760 juta ton; Kideco Jaya Agung 6,536 juta ton; Bukit Asam 2,236 juta ton; dan Indominco Mandiri 2,677 juta ton. (Humas ESDM/ES)

Produksi Batu Bara Nasional Diproyeksi Tumbuh 5%JAKARTA – Produksi batu bara nasional tahun depan diproyeksi tidak akan banyak berubah jika harga jual masih kurang menarik. Bob Kamandanu, Ketua Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia mengatakan produksi batu bara nasional kemungkinan hanya akan tumbuh 5% dibandingkan tahun ini. “Kalau harga di atas US$ 90 per ton mungkin bisa lebih,” kata dia kepada IFT, Senin.

Tahun ini produksi batu bara Indonesia diproyeksi hanya mencapai 340 juta-350 juta ton atau dibawah proyeksi awal 360 juta- 370 juta ton. Bob mengatakan banyak faktor yang dapat mendorong pertumbuhan produksi batu bara nasional. Faktor harga jual menjadi yang paling sensitif di tengah kondisi pasar saat ini.

Page 15: Artikel Produksi Batubara Nasional

“Kalau harga di atas US$ 90 per ton akan banyak yang kembali beroperasi tapi kalau tidak produksi tidak akan banyak bertambah,” ujarnya. Bob menuturkan di tengah kondisi pasar saat ini banyak perusahaan yang mengalami penurunan ekspor. Sedangkan permintaan dari dalam negeri khususnya dari PT PLN (Persero) tidak bisa diandalkan untuk dapat mendongkrak penjualan. Bob menilai saat ini permintaan dari PLN cenderung stagnan karena tidak ada pembangkit listrik yang baru beroperasi.

“Kondisinya agak sulit karena PLN juga tiap tahun tidak banyak tambahan permintaan,” ujarnya. Sebaliknya, pemerintah justru menargetkan produksi batu bara nasional pada 2013 mencapai 366,04 juta ton, atau naik 10,25% dari proyeksi pemerintah sebesar 332 juta ton tahun ini. Proyeksi ini di atas rata-rata pertumbuhan produksi batu bara dunia yang sebesar 2% per tahun.

Edi Prasodjo, Direktur Pengusahaan Pertambangan Batu Bara Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, mengatakan meningkatnya jumlah pemegang izin usaha pertambangan (IUP) batu bara yang sudah didata pemerintah. “Kenaikan itu disebabkan jumlah IUP produksi yang bertambah,” katanya.

Dari total produksi tersebut, pemerintah mengalokasikan kebutuhan domestik sekitar 74,32 juta ton atau 20,3% dari target produksi batu bara pada tahun depan 366,04 juta ton. Pasokan batu bara untuk konsumen domestik tersebut berasal dari 45 perusahaan pemegang perjanjian karya dan pengusahaan pertambangan batu bara, satu perusahaan bahan usaha milik negara, serta 28 perusahaan pemegang IUP.

Sejumlah perusahaan yang diwajibkan memasok batu bara ke konsumen domestik diantaranya PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yaitu PT Arutmin Indonesia dan PT Kaltim Prima Coal, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Indonesia, anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Kideco Jaya Agung, anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY).

Komaidi Notonegoro, Deputi Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, menyarankan pemerintah untuk mulai melakukan pembatasan produksi agar cadangan batu bara Indonesia tidak cepat habis. Saat ini laju pengurasan batu bara Indonesia cukup tinggi yaitu 15%, sedangkan negara lain hanya berkisar 2%-3%.

“Produksi batu bara dibatasi sambil menunggu konsumsi batu bara domestik tumbuh. Jika tidak dibatasi, ketika konsumsi meningkat kita malah menjadi negara pengimpor batu bara,” tambah Komaidi. []

Page 16: Artikel Produksi Batubara Nasional