Upload
dinitian
View
231
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pembentukan dan Penggunaan Partizip Perfekt
Citation preview
KESALAHAN PEMBENTUKAN DAN PENGGUNAAN
PARTIZIP PERFEKT DALAM KARANGAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA
JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2012
Dini Tian Puspita
Pembimbing I Dra. Rosyidah, M.Pd.
Pembimbing II Edy Hidayat, S.Pd, M.Hum.
ABSTRAK: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk kesalahan pembentukan dan
penggunaan Partizip Perfekt dalam karangan mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri
Malang Angkatan Tahun 2012 pada matakuliah ZiDS-Vorbereitung. Selain itu, penelitian ini juga
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa melakukan kesalahan
tersebut. Dalam penelitian ini, digunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan
analisis data dapat diambil tiga kesimpulan. Pertama, bentuk-bentuk kesalahan pembentukan Partizip Perfekt pada bentuk Präfix unter+...+en ,ge+ ...+en, ge+...+t, dan ge+...+t mit Vokalwechsel. Kedua,
bentuk-bentuk kesalahan pengunaan Partizip Perfekt dalam penempatan, pemilihan, dan tidak
digunakannya kata haben dan sein dalam kalimat Perfekt serta kesalahan deklinasi Partizip Perfekt,
dan bentuk-bentuk kesalahan lain yaitu, kesalahan ortografi Partizip Perfekt dan tidak digunakannya
subjek dalam kalimat Perfekt. Ketiga, hasil wawancara menunjukan bahwa terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi mahasiswa melakukan kesalahan tersebut: (a) kurangnya pemahaman dalam
membentuk Partizip Perfekt dengan tepat, (b) seringnya mahasiswa lupa pembentukan Partizip Perfekt,
(c) kurangnya pemahaman dalam menggunakan Partizip Perfekt pada sebuah kalimat, (d) malas belajar
dan berlatih menggunakan dan membentuk Partizip Perfekt, dan (e) masih kurang teliti dalam
menggunakannya.
Kata Kunci: kesalahan pembentukan, kesalahan penggunaan, Partizip Perfekt, karangan mahasiswa
ABSTRACT: This study was conducted to know the form and the use of Partizip Perfekt in essays by
the students of German Department at the State University of Malang Year 2012. This study was
implemented in ZiDS-Vorbereitung class. Moreover, this research is also conducted to know the factors
influencing the student in making that error. A descriptive qualitative method is used in this study. A
descriptive qualitative method is used in this study. The data of this study are forming and using
Partizip Perfekt improperly and the result of the interview that influence it. Based on the data analysis,
it can be concluded in three conclusion. Firstly, error by forming Partizip Perfekt, the forms are Präfix
unter+...+en ,ge+ ...+en, ge+...+t, dan ge+...+t mit Vokalwechsel. Secondly, error by using haben and
sein that take place improperly, can not selecting the right, and can not using properly and error by
forming the declination of Partizip Perfekt. Thirdly, the result of the research so, that there are factors which influence the students to make that mistakes, such as (1) there is lack of understanding in
forming Partizip Perfekt properly (2) the students often forget the forming of Partizip Perefkt (3) there
is lack of understanding in using of Partizip Perfekt in a sentence (4) laziness in learning and practicing
of using and forming Partizip Perfekt and (5) the students need to be careful in applying it.
Keyword: Forming Error, Using Error, Partizip Perfekt, Essay
Dalam pembelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing, baik di Sekolah Menengah Atas
(SMA) maupun di perguruan tinggi, gramatika merupakan aspek bahasa yang penting untuk
dipelajari dan dilatih. Penguasaan gramatika dan atau kesulitan pembelajar dapat dilihat pada
hasil unjuk kerja mereka, misalnya dalam karangan. Banyak mahasiswa Jurusan Sastra
Jerman Universitas Negeri Malang memiliki kesulitan ketika menuangkan pikiran dengan
benar secara tertulis, karena belum menguasai gramatika dengan baik. Salah satu kesulitan
mereka dalam hal gramatika dapat dilihat melalui kesalahan dalam membentuk dan
menggunakan Partizip Perfekt dalam karangan.
Di Jurusan Sastra Jerman Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, gramatika
diajarkan dalam matakuliah Deutsch, Struktur und Wortschatz dan mengimplementasikannya
dalam matakuliah Aufsatz dan ZiDS-Vorbereitung. Dalam matakuliah tersebut mahasiswa
dituntut untuk dapat menulis dengan struktur bahasa Jerman yang baik dan benar. Penelitian
ini membahas tentang penguasaan gramatika dalam keterampilan menulis pada matakuliah
ZiDS-Vorbereitung. Adapun struktur bahasa yang dipelajari diantaranya adalah verba, yang
didalamnya termasuk bentuk Infinitiv, Patizip I, dan Partizip II (Partizip Perfekt). Dalam
penelitian ini, dikaji kemampuan menulis mahasiswa yang dalam matakuliah ini biasa disebut
dengan Schriftlicher Ausdruck, tulisan mahasiswa yang berbentuk karangan atau surat.
Mahasiswa menulis dengan ide pokok yang telah ditentukan.
Dalam penelitian ini, dibahas tentang kesalahan pembentukan dan penggunaan
Partizip Perfekt dalam karangan mahasiswa. Misalnya, pada kalimat ‘Trotzdem habe ich
noch nicht durch die ganze Freiburg fahren.’, kata fahren dalam kalimat tersebut seharusnya
gefahren. Pada situs http://ow.ly/uxiRK dijelaskan dalam tabel kata kerja beraturan dan tak
beraturan bahwa bentuk Partizip Perfekt dari kata fahren adalah gefahren, fahren – fuhr –
ist gefahren. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat kesalahan pada kata fahren
dalam kalimat tersebut dan kalimat yang benar adalah ‘Trotzdem bin ich noch nicht durch die
ganze Freiburg gefahren’.
Kesalahan tersebut seharusnya tidak dilakukan oleh mahasiswa, mengingat mereka
juga mempelajari struktur/gramatika bahasa Jerman yang dikemas dalam matakuliah bernama
Struktur und Wortschatz dalam waktu yang bersamaan. Untuk itu, dalam kesempatan ini,
peneliti mengadakan penelitian tentang kesalahan pembentukan dan penggunaan Partizip
Perfekt dalam karangan mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang
angkatan 2012. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan pembentukan
dan penggunaan Partizip Perfekt dan faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa
melakukan kesalahan tersebut hingga nantinya dapat menjadi koreksi bagi mahasiswa agar
lebih baik dalam membuat kalimat dengan kata kerja bentuk Partizip Perfekt. Berdasarkan
penjelasan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah (1) bagaimanakah bentuk
kesalahan pembentukan Partizip Perfekt dalam karangan mahasiswa, (2) bagaimakah bentuk
kesalahan penggunaan Partizip Perfekt dalam karangan mahasiswa, dan (3) apa sajakah
faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan pembetukan dan penggunaan Partizip Perfekt
dalam karangan mahasiswa.
Melalui penelitian ini diharapkan tidak hanya mahasiswa yang menjadi objek
penelitian saja yang dapat mengambil manfaat sebagai koreksi agar tidak salah dalam
menggunakan Partizip Perfekt tetapi juga untuk seluruh mahasiswa Jurusan Sastra Jerman.
Mahasiswa dapat mengetahui dan penggunaan kata tersebut dengan benar. Selain itu, hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi sekaligus menjadi pembanding atau
referensi bagi penelitian berikutnya yang sejenis.
METODE
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang berarti penelitian
yang bersifat natural dengan menjabarkan atau mendeskripsikan temuan (kata-kata) tanpa
perhitungan (angka) dan mengutamakan interaksi peneliti terhadap responden.
Pendeskripsian yang dimaksud peneliti adalah hasil analisis yang telah dilakukan setelah
mengumpulkan dan mengelompokkan data temuan. Hal tersebut dilakukan tanpa adanya
perhitungan. Sumber data penelitian ini adalah karangan mahasiswa semester empat offering
AA Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang angkatan tahun 2012 yang berjumlah
dua puluh delapan orang. Adapun data dalam penelitian ini adalah kalimat dalam karangan
mahasiswa yang mengandung kesalahan pembentukan dan penggunaan Partizip II dan data
hasil wawancara.
Dalam proses pengumpulan data, penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dan
wawancara. Berdasarkan teknik yang digunakan, instrumen dalam penelitian ini berupa tabel
dokumentasi dan pedoman wawancara. Kedua instrumen tersebut berfungsi sebagai
instrumen pembantu, sedangkan instrumen utamanya adalah peneliti sendiri. Dalam
penelitian ini digunakan tabel dokumentasi untuk mendata kalimat yang mengandung
kesalahan pembentukan. Di samping itu, wawancara digunakan untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi mahasiswa melakukan kesalahan dalam pembentukan dan
penggunaan Partizip II dengan menggunakan alat perekam berupa handphone.
Tahap-tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah (1) membaca
hasil karangan mahasiswa, (2) mengidentifikasi kalimat-kalimat yang memuat kesalahan, (3)
memberi kode pada masing-masing data, (4) memasukkan data ke dalam Tabel Analisis
Kesalahan Data, (5) memberi uraian untuk masing-masing data, (6) mengelompokkan jenis
kesalahan data ke dalam Tabel Kesalahan Data dan menghitung jumlah kesalahannya, (7)
mengecek keabsahan data, dengan cara triangulasi data yang penjelasannya terdapat dalam
sub bab triangulasi, (8) menarik kesimpulan dengan cara menyebutkan jenis kesalahan dan
jumlahnya. Selanjutnya, wawancara dilakukan dengan tahapan (a) mentranskrip dan
menganalisis data hasil wawancara untuk mengetahui faktor-faktor kesalahan penggunaan
Partizip II Regelmäβig- dan Unregelmäβige Verben dalam karangan mahasiswa, (b)
mengecek keabsahan data dengan triangulasi data yang penjelasannya terdapat dalam sub bab
triangulasi, dan (3) menarik kesimpulan.
HASIL
Bentuk Kesalahan Pembentukan Partizip Perfekt dalam Karangan Mahasiswa
Sebagian besar kesalahan yang dilakukan mahasiswa adalah kesalahan dalam
membentuk Partizip Perfekt mit ternbarem und untrenbarem Präfix. Pembentukan kata
unternemmen – unternimmt, realisieren – realisieren, verheiraten – verheiraten, besuchen –
besuchen, ausgehen – ausgehen, gelernt – lernen, gejobbt – jobben, gespielt – spielen, dan
gewusst - gewissen merupakan kesalahan terkait hal tersebut.
Kesalahan-kesalahan konjugasi seperti yang dijelaskan di atas dapat dijelaskan
dengan pendapat Eppert (1988:108), bahwa bentuk Partizip Perfekt mit trenbarem Präfix
adalah ...ge...t misalnya, an-machen menjadi angemacht, aus-gehen menjadi ausgegangen,
sedangan bentuk Partizip Perfekt mit unterbaren Präfix adalah ...t dan ...en misalnya,
bezahlen menjadi bezahlt, verheiraten menjadi verheiratet. Selain itu, bentuk Partizip Perfekt
der regelmäβige Verben adalah ge ... (e)t misalnya, bauen – gebaut, lernen – gelernt,
sedangkan bentuk Partizip Perfekt der unregelmäβige Verben adalah ge....en misalnya, finden
– gefunden, wissen – gewusst. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kesalahan pembentukan Partizip Perfekt yang sering dilakukan mahasiswa adalah
pembentukan Partizip Perfekt mit unterbaren Präfix.
Bentuk Kesalahan Penggunaan Partizip Perfekt dalam Karangan Mahasiswa
Bentuk-bentuk kesalahan penggunaan Partizip Perfekt yang sering dilakukan adalah
kesalahan dalam menyusun kalimat Perfekt. Kesalahan tersebut antara lain tampak pada kata
haben yang tidak menempati posisi yang seharusnya, misalnya (a) (kongjungsi)..., haben
(Subjekt) – ..., ich habe, (b) ..., haben .... – ...., habe ich, (c) obwohl ... haben – obwohl haben
...dan lain sebagainya. Terkait dengan hal tersebut, kata kerja haben dalam kalimat Perfekt
terletak pada posisi ke dua. Hal ini seperti yang dikatakan Reimann (2010:7) bahwa posisi
haben dalam kalimat Perfekt terletak pada posisi kedua.
Selanjutnya, ditemukan kesalahan dalam hal memilih kata bantu yang tepat, haben
atau sein. Sebagai contoh, sein+spazierengehen - haben+spazierengehen, sein+gegangen -
haben+gegangen, sein+gefahren - haben+gefahren dan lain sebagainya. Mengenai hal
tersebut Reimann (2010:7) menjelaskan bahwa kata bantu sein dalam kalimat Perfekt
digunakan untuk kata kerja yang mengalami perpindahan atau perubahan.
Hasil penelitian juga menunjukkan adanya penggunaan Partizip Perfekt dalam
kalimat, tanpa disertai kata kerja bantu haben dan sein. Penggunaan Partizip Perfekt seperti
itu tidak memenuhi aturan penggunaan Partizip Perfekt dalam kalimat. Sebagaimana
diungkapkan Reimann (2010:7), kalimat Perfekt dibentuk oleh haben/sein + Partizip Perfekt.
Kesalahan lain terkait dengan penggunaan Partizip Perfekt merujuk pada kesalahan
penggunaanya sebagai adjektiv. Sehubungan dengan hal tersebut, Eppert (1988:110)
mengungkapkan bahwa Partizip Perfekt dapat digunakan sebagai adjektiv dan dapat pula
menjadi kata benda. Dalam hal ini, kesalahan umum tampak pada deklinasi Partizip Perfekt
sebagai adjektiv, baik dalam Kasus maupun Artikel. Misalnya kata gebratener Reis menjadi
gebratenen dan kata gekochte Ei menjadi gekochtes Ei.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesalahan Pembetukan dan Penggunaan Partizip
Perfekt dalam Karangan Mahasiswa
Faktor-faktor mahasiswa melakukan kesalahan adalah (1) kurangnya pemahaman
dalam membentuk Partizip Perfekt dengan tepat, (2) seringnya mahasiswa lupa pembentukan
Partizip Perfekt, (3) kurangnya pemahaman dalam menggunakan Partizip Perfekt pada
sebuah kalimat, (4) malas belajar dan berlatih menggunakan dan membentuk Partizip
Perfekt, dan (5) masih kurang teliti dalam menggunakannya. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Corder (dalam Parera, 1986:50) yang menerangkan kesalahan dalam pengertian
mistake dan error. Kesalahan yang termasuk mistake adalah kesalahan yang disebabkan
karena keterbatasan ingatan, mengeja dalam lafal, keselo, kelelahan, tekanan emosional, dan
sebagainya, sedangkan error adalah penyimpangan yang sistematik dan konsisten dan
menjadi ciri khas dari sistem bahasa siswa yang belajar bahasa dalam tingkat tertentu.
Kesalahan dalam kategori mistake dilakukan mahasiswa diantaranya, keterbatasan
ingatan yaitu masih seringnya mahasiswa lupa dalam membentuk Partizip Perfekt dengan
tepat, kurang teliti dalam menggunakannya pada kalimat Perfekt dan kalimat Pasiv, dan
kurangnya pemahaman dalam membentuk kalimat tersebut. Selain itu, faktor kelelahan dan
tekanan emosional juga dialami mahasiswa, sebab mereka terburu dengan waktu ketika
menulis surat. Oleh karena itu, kesalahan pembentukan dan penggunaan Partizip Perfekt
masih sering dilakukan.
PEMBAHASAN
Kesalahan Pembentukan Partizip Perfekt
Sebagian besar kesalahan yang dilakukan mahasiswa adalah kesalahan dalam
membentuk Partizip Perfekt mit ternbarem und untrenbarem Präfix. Pembentukan kata
unternemmen – unternimmt, realisieren – realisieren, verheiraten – verheiraten, besuchen –
besuchen, ausgehen – ausgehen, gelernt – lernen, gejobbt – jobben, gespielt – spielen, dan
gewusst - gewissen merupakan kesalahan terkait hal tersebut. Kesalahan-kesalahan konjugasi
seperti yang dijelaskan di atas dapat dijelaskan dengan pendapat Eppert (1988:108), bahwa
bentuk Partizip Perfekt mit trenbarem Präfix adalah ...ge...t misalnya, an-machen menjadi
angemacht, aus-gehen menjadi ausgegangen, sedangkan bentuk Partizip Perfekt mit
untrennbaren Präfix adalah ...t dan ...en misalnya, bezahlen menjadi bezahlt, verheiraten
menjadi verheiratet. Selain itu, bentuk Partizip Perfekt der regelmäβige Verben adalah ge ...
(e)t misalnya, bauen – gebaut, lernen – gelernt, sedangkan bentuk Partizip Perfekt der
unregelmäβige Verben adalah ge....en misalnya, finden – gefunden, wissen – gewusst.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kesalahan pembentukan
Partizip Perfekt yang sering dilakukan mahasiswa adalah pembentukan Partizip Perfekt mit
unterbaren Präfix.
Kesalahan Penggunaan Partizip Perfekt
Bentuk-bentuk kesalahan penggunaan Partizip Perfekt yang sering dilakukan adalah
kesalahan dalam menyusun kalimat Perfekt. Kesalahan tersebut antara lain tampak pada kata
haben yang tidak menempati posisi yang seharusnya, misalnya (a) (kongjungsi)..., haben
(Subjekt) – ..., ich habe, (b) ..., haben .... – ...., habe ich, (c) obwohl ... haben – obwohl haben
...dan lain sebagainya. Terkait dengan hal tersebut, kata kerja haben dalam kalimat Perfekt
terletak pada posisi ke dua. Hal ini seperti yang dikatakan Reimann (2010:7) bahwa posisi
haben dalam kalimat Perfekt terletak pada posisi kedua.
Selanjutnya, ditemukan kesalahan dalam hal memilih kata bantu yang tepat, haben
atau sein. Sebagai contoh, sein+spazierengehen - haben+spazierengehen, sein+gegangen -
haben+gegangen, sein+gefahren - haben+gefahren dan lain sebagainya. Mengenai hal
tersebut Reimann (2010:7) menjelaskan bahwa kata bantu sein dalam kalimat Perfekt
digunakan untuk kata kerja yang mengalami perpindahan atau perubahan.
Hasil penelitian juga menunjukkan adanya penggunaan Partizip Perfekt dalam
kalimat, tanpa disertai kata kerja bantu haben dan sein. Penggunaan Partizip Perfekt seperti
itu tidak memenuhi aturan penggunaan Partizip Perfekt dalam kalimat. Sebagaimana
diungkapkan Reimann (2010:7), kalimat Perfekt dibentuk oleh haben/sein + Partizip Perfekt.
Kesalahan lain terkait dengan penggunaan Partizip Perfekt merujuk pada kesalahan
penggunaanya sebagai Adjektiv. Sehubungan dengan hal tersebut, Eppert (1988:110)
mengungkapkan bahwa Partizip Perfekt dapat digunakan sebagai Adjektiv dan dapat pula
menjadi kata benda. Dalam hal ini, kesalahan umum tampak pada deklinasi Partizip Perfekt
sebagai Adjektiv, baik dalam Kasus maupun Artikel. Misalnya kata gebratener Reis menjadi
gebratenen dan kata gekochte Ei menjadi gekochtes Ei.
Faktor-faktor Mahasiswa Melakukan Kesalahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa melakukan kesalahan pembentukan dan
penggunaan Partizip Perfekt adalah (1) kurangnya pemahaman dalam membentuk Partizip
Perfekt dengan tepat, (2) seringnya mahasiswa lupa pembentukan Partizip Perfekt, (3)
kurangnya pemahaman dalam menggunakan Partizip Perfekt pada sebuah kalimat, (4) malas
belajar dan berlatih menggunakan dan membentuk Partizip Perfekt, dan (5) masih kurang
teliti dalam menggunakannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Corder (dalam Parera,
1986:50) yang menerangkan kesalahan dalam pengertian mistake dan error. Kesalahan yang
termasuk mistake adalah kesalahan yang disebabkan karena keterbatasan ingatan, mengeja
dalam lafal, keselo, kelelahan, tekanan emosional, dan sebagainya, sedangkan error adalah
penyimpangan yang sistematik dan konsisten dan menjadi ciri khas dari sistem bahasa siswa
yang belajar bahasa dalam tingkat tertentu.
Kesalahan dalam kategori mistake dilakukan mahasiswa diantaranya, keterbatasan
ingatan yaitu masih seringnya mahasiswa lupa dalam membentuk Partizip Perfekt dengan
tepat, kurang teliti dalam menggunakannya pada kalimat Perfekt dan kalimat Pasiv, dan
kurangnya pemahaman dalam membentuk kalimat tersebut. Selain itu, faktor kelelahan dan
tekanan emosional juga dialami mahasiswa, sebab mereka terburu dengan waktu ketika
menulis surat. Oleh karena itu, kesalahan pembentukan dan penggunaan Partizip Perfekt
masih sering dilakukan. Selain itu, kesalahan dalam kategori error juga dialami mahasiswa
ketika menggunakan kata haben dan sein dalam kalimat Perfekt. Mahasiswa mengaku
bingung dalam memilih kata bantu tersebut dan dalam menempatkan posisi kata haben dan
sein dengan tepat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa offering AA
Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang masih mengalami kesulitan dalam
membentuk dan menggunakan Partizip Perfekt, meskipun mereka menyatakan telah
mengetahui bentuk-bentuk kata kerja tersebut. Hal ini terlihat dari kesalahan pembentukan
dan penggunaan Partizip Perfekt dalam surat yang mereka tulis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa melakukan kesalahan tersebut adalah (1)
kurangnya pemahaman dalam membentuk Partizip Perfekt dengan tepat, (2) seringnya
mahasiswa lupa pembentukan Partizip Perfekt, (3) kurangnya pemahaman dalam
menggunakan Partizip Perfekt pada sebuah kalimat, (4) malas belajar dan berlatih
menggunakan dan membentuk Partizip Perfekt, dan (5) masih kurang teliti dalam
menggunakannya.
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah diperoleh, diajukan saran untuk
meminimalisir kesalahan. Pertama, kepada mahasiswa hendaknya lebih teliti dan giat dalam
berlatih membentuk dan menggunakan Partizip Perfekt, sehingga tidak dilakukan lagi
kesalahan tersebut. Selain itu, mereka diharapkan untuk tidak hanya mempelajari bentuk-
bentuk Partizip Perfekt yang sudah ada dalam buku yang telah dimiliki, tetapi mencari
bentuk-bentuk tersebut dalam buku lain, mengingat banyaknya perbendaharaan kata dalam
bahasa Jerman.
Kedua, untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk menggunakan subjek dan objek
penelitian berbeda, agar diperoleh temuan kesalahan baru dan lebih variatif, serta teori yang
digunakan lebih banyak. Selain itu, peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian sejenis
pada keterampilan berbahasa lainya.
DAFTAR RUJUKAN
Eppert, Franz. 1988. Grammatik Lernen und Verstehen. München: Ernst Klett Verlag GmBH
NThuleen. 2014. Verbtabelle: Starke und schwache Verben im Perfekt und Präteritum,
(online), (http://ow.ly/uxiRK), diakses tanggal 2 Februari 2014
Parera. 1987. Studi Linguistik Umum dan Historis Bandingan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Reimann, Monika. 2010. Kurzgrammatik. Ismaning: Hueber Verlag
Tim Penyusun Katalog Jurusan Sastra Jerman Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
2012. Katalog Jurusan Sastra Jerman Edisi 2012. Malang: Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang
Tim Penyusun Katalog Jurusan Sastra Jerman Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
2012. Katalog Jurusan Sastra Jerman Edisi 2012. Malang: Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang