12
ARTIKEL KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN RORO KUNING KECAMATAN LOCERET KABUPATEN NGANJUK Oleh: INDRA FAUZI 13.1.01.06.0024 Dibimbing oleh : 1. Dr. Sulistiono, M.Si. 2. Tisa Rizkika Nur Amelia, S. Pd., M.Sc. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017 Simki-Techsain Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

ARTIKEL KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e7d6f69c44db7b6c71bf... · sebanyak 5 famili dari 10 spesies dari 571 individu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ARTIKEL KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e7d6f69c44db7b6c71bf... · sebanyak 5 famili dari 10 spesies dari 571 individu

ARTIKEL

KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI KAWASAN

WISATA AIR TERJUN RORO KUNING KECAMATAN LOCERET

KABUPATEN NGANJUK

Oleh:

INDRA FAUZI

13.1.01.06.0024

Dibimbing oleh :

1. Dr. Sulistiono, M.Si.

2. Tisa Rizkika Nur Amelia, S. Pd., M.Sc.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

TAHUN 2017

Simki-Techsain Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 2: ARTIKEL KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e7d6f69c44db7b6c71bf... · sebanyak 5 famili dari 10 spesies dari 571 individu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Indra Fauzi | 13.1.01.06.0024 FKIP – Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 1||

Simki-Techsain Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 3: ARTIKEL KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e7d6f69c44db7b6c71bf... · sebanyak 5 famili dari 10 spesies dari 571 individu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Indra Fauzi | 13.1.01.06.0024 FKIP – Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 2||

KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI KAWASAN

WISATA AIR TERJUN RORO KUNING KECAMATAN LOCERET

KABUPATEN NGANJUK

Indra Fauzi

13.1.01.06.0024

FKIP–Pendidikan Biologi

email: [email protected]

Sulistiono dan Tisa Rizkika Nur Amelia

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Penelitian ordo Anura di kawasan wisata Air Terjun Roro Kuning belum tereksplorasi secara

keseluruhan dan perlu adanya database mengenai keanekaragaman Jenis Amfibi (ordo Anura). Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi jenis dan indeks keanekaragaman, kemerataan,

kemelimpahan jenis ordo Anura di kawasan wisata air terjun Roro Kuning Nganjuk. Pengambilan

sampel yang digunakan metode VES (Visual Encounter Survey) yang dimodivikasi dengan teknik

purposive sampling dengan pembuatan 3 zona pengamatan. Pengambilan sampel dilakukan bulan

Januari 2016 sampai Mei 2017 pada pukul 19.00-23.00 WIB. Pengamatan dilakukan 8 kali. Indeks

Shannon-Wienner digunakan untuk analisis keanekaragaman, indeks kemerataan berdasarkan Simpson

digunakan untuk mengukur derajat kemerataan, sedangkan pendekatan Buden digunakan untuk

mengukur kemelimpahan ordo Anura. Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan Amfibi (ordo Anura)

sebanyak 5 famili dari 10 spesies dari 571 individu. Dari 5 famili dijumpai Ranidae (Chalcorana

chalconota, Odorrana hosii, Huia masonii), Bufonidae (Phrynoidis asper, Duttaphrynus

melanostictus), Megophryidae (Leptobrachium hasseltii), Discroglossidae (Fejervarya limnocharis,

Limnonectes microdiscus, Occidozyga lima), dan Rhacophoridae (Polypedates leucomystax). Indeks

keanekaragaman ordo Anura di kawasan wisata air terjun Roro Kuning tergolong rendah (1,46),

dengan nilai kemerataan (0.78), dengan kelimpahan terbesar dijumpai pada Leptobrachium hasseltii.

KATA KUNCI : Keanekaragaman Jenis, Amfibi (ordo Anura), Roro Kuning.

I. LATAR BELAKANG

Kawasan Wisata Air Terjun Roro

Kuning terletak di Desa Bajulan Kecamata

Loceret, berjarak sekitar 23 km kearah

selatan pusat Kabupaten Nganjuk. Secara

umum kawasan ini merupakan daerah

pegunungan dengan ketinggian 675 meter

dpl (Mahardika, 2012), bentuk lahan area

ini masih didominasi oleh kawasan hijau

dengan sumber air yang masih alami

sehingga sesuai dengan habitat jenis amfibi

(ordo Anura). Ordo Anura merupakan salah

satu ordo dalam kelas amfibi yang terdiri

atas katak dan kodok (Triesita, 2016). Peran

Anura yang sampai saat ini diketahui antara

lain sebagai pemangsa arthropoda, cacing

dan larva serangga (Iskandar, 1998).

Sementara itu, secara langsung Anura

dimanfaatkan manusia sebagai sumber

Simki-Techsain Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 4: ARTIKEL KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e7d6f69c44db7b6c71bf... · sebanyak 5 famili dari 10 spesies dari 571 individu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Indra Fauzi | 13.1.01.06.0024 FKIP – Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 3||

makanan, hewan percobaan, dan komoditas

ekspor (Kusrini, 2003).

Selama ini penelitian ordo Anura

masih belum tereksplorasi secara

keseluruhan di wilayah Jawa

(Eprilurahman, 2009). Salah satunya adalah

di kawasan wisata Air Terjun Roro Kuning

Desa Bajulan Kecamatan Loceret

Kabupaten Nganjuk yang belum memiliki

database mengenai keanekaragaman ordo

Anura. Kurangnya perhatian tentang

kondisi Anura di kawasan wisata air terjun

Roro Kuning akan berimbas pada data dasar

yang dirasa sangat minim dan

menyebabkan banyak orang beranggapan

bahwa amfibi tidak begitu penting dalam

ekosistem.

Selain itu, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi penurunan populasi Anura

dikawasan tersebut yaitu pembangunan

objek wisata dan bencana alam longsor

pada tahun 2011 yang sedikit banyak telah

merubah kondisi habitat alami Anura di

alam. Anura merupakan fauna yang peka

terhadap perubahan kondisi lingkungan

seperti pencemaran air, perusakan habitat

asli, introduksi spesies eksotik, penyakit

dan parasit (Carrey et al., 2001; Corn,

2005; Cushman, 2006; Kusrini et. al.,

2008). Sehingga Amfibi memiliki potensi

sebagai bioindikator yang baik untuk

menilai kondisi hutan karena amfibi sangat

sensitif terhadap ekologi dan perubahan

iklim (Iskandar, 2001).

Berdasarkan latar belakang tersebut,

perlu dilakukannya penelitian untuk

mempelajari keanekaragaman jenis amfibi

(ordo Anura) di kawasan wisata air terjun

Roro Kuning. Penelitian ini diharapkan

dapat memberi informasi tentang

keanekaragaman jenis amfibi sebagai

rujukan untuk tahap awal melestarikan dan

penelitian selanjutnya mengenai

herpetofauna, serta memberikan daya tarik

dan nilai tambah tersendiri untuk kawasan

tersebut.

II. METODE

Penelitian ini menggunakan jenis

pengembangan rancangan deskriptif

kualitatif. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode VES (Visual

Encounter Survei) (Heyer et al.,1994) yang

dimodifikasi dengan teknik puposive

sampling (Hamidy dan Mulyadi, 2007),

yaitu teknik pencarian dan pengambilan

(capture and remove) ordo Anura di semua

mikrohabitat suatu area sesuai dengan zona

yang sudah di tentukan.

Penelitian ini dilakukan pada bulan

Januari 2016 sampai Mei 2017 dengan 8

kali pengambilan sampel data primer dan

dilakukan pada malam hari (nokturnal) pada

pukul 19.00-23.00 WIB. Pengambilan data

berlokasi di kawasan wisata air terjun Roro

Simki-Techsain Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 5: ARTIKEL KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e7d6f69c44db7b6c71bf... · sebanyak 5 famili dari 10 spesies dari 571 individu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Indra Fauzi | 13.1.01.06.0024 FKIP – Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 4||

Kuning yang dibagi menjadi 3 zona

pengamatan. Pada zona I meliputi sungai

atas (sungai aliran air terjun), zona II

meliputi sungai bawah (sungai aliran besar),

zona III meliputi taman sekitar air terjun

(area sekitar pendopo, mushola, kolam air

mancur, air sumber dan kolam renang).

Data yang diambil meliputi jenis,

jumlah individu tiap jenis, ukuran Snount

Vent Length (SVL), habitat, dan informasi

tentang amfibi yang berupa studi artikel,

jurnal.

Individu yang berhasil ditangkap

diidentifikasi berdasarkan karakter

morfologi menurut (Iskandar, 1998;

Kurniati, 2003; Mistar, 2003; Ario, 2010;

Kusrini, 2013).

Data yang diperoleh dianalisis

menggunakan indeks keanekaragaman

berdasarkan Shanon-Wiener (Krebs, 1978)

dengan rumus:

Keterangan:

H’= Indeks Keanekaragaman Shannon-

Wiener

Pi = Proporsi jenis ke-i.

Indek keanekaragaman di masukkan

dalam beberapa kategori berdasarkan

Brower dan Zarr (1997).

Untuk mengetahui derajat kemerataan

jenis pada lokasi penelitian digunakan

indeks kemerataan berdasarkan Simpson

(Eprilurahman, 2009) sebagai berikut:

Keterangan :

E = Indeks kemerataan jenis

H’= Indeks keanekaragaman Shannon-

Wiener

S =Jumlah jenis yang ditemukan.

Derajat kemelimpahan relatif jenis

ordo Anura yang dijumpai selama

penelitian dikategorikan dalam 4 kelompok

mengikuti Buden (2000).

III. HASIL DAN KESIMPULAN

Jenis ordo anura di kawasan wisata

air terjun Roro Kuning selama survei

lapangan didapatkan sebanyak 10 jenis dari

lima famili. Jumlah jenis dari masing-

masing famili antara lain famili Ranidae (3

jenis), Bufonidae (2 jenis), Megophryidae

(1 jenis), Discroglossidae (3 jenis), dan

Rhacophoridae (1

jenis).

Gambar 1. Keragaman spesies masing-masing

famili ordo Anura meliputi: Ranidae ( ),

Bufonidae ( ), Megophryidae ( ),

Dicroglossidae ( ), Rhacophoridae ( ).

Famili Ranidae dan Dicroglossidae

memiliki keragaman spesies pada masing-

H’= -Σ Pi Ln Pi

E = H’

Ln S

Simki-Techsain Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 6: ARTIKEL KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e7d6f69c44db7b6c71bf... · sebanyak 5 famili dari 10 spesies dari 571 individu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Indra Fauzi | 13.1.01.06.0024 FKIP – Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 5||

masing famili yang paling banyak, diikuti

famili Bufonidae, sedangkan terendah pada

Megophryidae dan Rhacophoridae. Famili

Ranidae, Dicroglossidae dan Bufonidae

memiliki penyebarannya cukup luas

khususnya di Indonesia dan kebanyakan

menempati habitat yang selalu berkaitan

dengan kegiatan manusia (Iskandar, 1998),

sehingga tidak salah apabila ada beberapa

macam spesies ditemukan. Berdasarkan

habitat famili Rhacoporidae dan

Megophryidae di area tertentu maka

memungkinkan spesies ini sangat jarang

dijumpai dibeberapa area, khususnya di

kawasan wisata air terjun Roro Kuning.

Berdasarkan Gambar 2 dari total

individu yang ditemukan di wisata air

terjun Roro Kuning dapat diketahui ada 571

individu dari 5 famili, famili Megophryidae

memiliki jumlah individu terbanyak 292,

setelah itu famili Ranidae 128, Bufonidae

102, Dicroglossidae 30, dan Rhacophoridae

19.

128

102292

30 19

Gambar 2. Jumlah individu ordo Anura pada

beberapa famili di lokasi wisata air terjun

Roro Kuning, meliputi: Ranidae ( ),

Bufonidae ( ), Megophryidae ( ),

Dicroglossidae ( ), Rhacophoridae

( ).

Perbedaan variasi jenis anura di setiap

lokasi berbeda karena adanya perbedaan

topografi atau vegetasi, curah hujan ataupun

karakteristik fisik sungai (Inger dan Vorris,

1993).

Karakteristik fisik suhu udara, suhu

air dan kelembapan di lokasi penelitian

menunjukkan nilai yang sesuai bagi

kehidupan amfibi secara umum. Suhu air

yang tercatat di lokasi penelitian yaitu

22⁰C+1, suhu udara bekisar antara 21⁰C+1,

kelembaban berkisar antara 98%+2,

sedangkan derajat keasaman atau pH yang

didapatkan di habitat akuatik yaitu 7.

Vegetasi yang terpelihara baik dan debit air

yang mencukupi kebutuhan sehari-hari

disana sangat mendukung kehidupan ordo

Anura yang tinggal didalamnya.

Berdasarkan Tabel 1, komposisi jenis

ordo Anura di lokasi wisata air terjun Roro

Kuning terdapat 10 spesies. Spesies yang

memiliki jumlah individu terbanyak adalah

Leptobrachium hasseltii 292, Chalcorana

chalconota 99, dan Phrynoidis asper 96.

Ketiga spesies ini dapat dijumpai hampir

pada semua lokasi penelitian. Diketahui

bahwa pada zona I dijumpai 7 spesies,

sedangkan zona II dan III masing-masing

dijumpai 9 spesies.

Spesies ordo anura yang paling

sedikit ditemukan yaitu pada zona I

dibandingkan dengan zona yang lainnya.

Jumlah individu terbanyak pada spesies

Simki-Techsain Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 7: ARTIKEL KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e7d6f69c44db7b6c71bf... · sebanyak 5 famili dari 10 spesies dari 571 individu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Indra Fauzi | 13.1.01.06.0024 FKIP – Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 6||

Leptobrachium hasseltii (88 individu),

sedangkan spesies Limnonectes

microdiscus, Occidozyga lima tidak

ditemukan di zona ini. Hal tersebut

dikarenakan pada zona I merupakan area

sungai atau jalur tertutup oleh tebing yang

cukup tinggi, sempit, dan curam di kanan

kirinya, adanya area yang relatif kering,

serta adanya semak, pepohonan, dan

tumbuhan bawah di sekitar area sungai,

sehingga memungkinkan adanya spesies

yang mendominasi di kawasan tersebut

untuk menyesuaikannya. Selain itu, juga di

dukung dengan parameter lingkungan

cukup terpelihara baik dan debit air yang

mencukupi kebutuhan sehari-hari disana.

Tabel 1. Daftar jenis ordo Anura yang ditemukan di Zona I – III di kawasan wisata air terjun

Roro Kuning, dan informasi endemisitas, serta status konservasi berdasarkan

CITES, IUCN dan PP no.7 tahun 1999.

Familia No. Jenis

Habitat

CITES IUCN

redlist PP

Zona I Zona II Zona II

Ranidae 1.

Chalcorana

chalconota 27 16 56 NA LC Tidak

2. Odorrana hosii 8 1 6 NA LC Tidak

3. Huia masonii* 2 10 2 NA VU Tidak

Bufonidae

4. Phrynoidis asper 39 48 9 NA LC Tidak

5. Duttaphrynus

melanostictus - 5 1 NA LC Tidak

Megophryidae 6.

Leptobrachium

hasseltii 88 189 15 NA LC Tidak

Dicroglossidae 7.

Fejervarya

limnocharis 16 7 5 NA LC Tidak

8. Limnonectes

microdiscus* - 1 - NA LC Tidak

9. Occidozyga lima - - 1 NA LC Tidak

Rhacophoridae 10.

Polypedates

leucomystax 1 2 16 NA LC Tidak

Jumlah individu 181 280 110

Keterangan : - = tidak ditemukan, Zona I: sungai atas, Zona II: sungai bawah, Zona III: taman sekitar

air terjun.

* = spesies endemik Jawa (endemic species of Java)

LC = Least Concern

VU = Vulnerable

IUCN = International Union for Conservation of Nature

PP = Peraturan Pemerintah no.7 tahun 1999

CITES = Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora

[Appendiks I (AI), Appendiks II (AII), Appendiks II (AII), Appendiks III (AIII), Non

Appendik (NA)].

Area zona II memiliki jumlah

individu terbanyak pada spesies

Leptobrachium hasseltii sebanyak 189, dan

jumlah individu paling sedikit adalah

Odorana hosii dan Limnonectes

microdiscus. Sedangkan Occidozyga lima

tidak ditemukan di zona II. Area ini

merupakan area sungai yang mengalir

sepanjang tahun yang dilewati oleh aliran

sungai gunung wilis sehingga sangat cocok

Simki-Techsain Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 8: ARTIKEL KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e7d6f69c44db7b6c71bf... · sebanyak 5 famili dari 10 spesies dari 571 individu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Indra Fauzi | 13.1.01.06.0024 FKIP – Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 7||

untuk perkembangbiakan anura, selain itu

juga di dukung dengan adanya pohon yang

tumbang dan lapuk. Jenis Amfibi dalam

perkembangbiakannya membutuhkan air

atau kelembaban untuk mendukung

keberlangsungan hidup dari telur dan

berudu yang akan lahir (Iskandar, 1998).

C. chalconota memiliki jumlah

individu terbanyak yaitu sebanyak 56 di

area zona III, dan individu paling sedikit

adalah O. lima hanya ditemukan satu

individu saja, sedangkan L. microdiscus

tidak ditemukan. Area ini merupakan area

sekitar taman yang meliputi area kolam

renang, pendopo, taman, dan mushola yang

didukung dengan adanya cahaya lampu

sehingga dimungkinkan banyaknya

serangga yang datang. Selain itu, banyak

terdapat pohon yang tumbang dan lapuk

memungkinkan adanya mikrohabitat bagi

jenis tertentu. Anura dewasa memangsa

cacing, larva, berbagai jenis hewan dari

golongan Arthropoda, udang kecil, ikan

kecil, hingga kerang (Iskandar, 2006).

Terdapat spesies yang tidak bisa

ditemukan di beberapa zona, seperti D.

melanostictus tidak bisa ditemukan di zona

I. Spesies ini mempunyai habitat cenderung

berada di dekat hunian manusia atau

wilayah yang terganggu (Iskandar, 2006).

L. microdiscus tidak bisa ditemukan di zona

I dan III, sedangkan O. lima hanya bisa

ditemukan di zona III. Spesies L.

microdiscus dan O. lima sangat bergantung

pada daerah yang basah pada badan air

serta pada debit yang cukup tinggi,

sehingga akan lebih sulit ditemukan pada

area dengan debit air yang rendah. Spesies

O. lima lebih memilih kubangan atau

genangan air di dalam hutan dan

persawahan serta tidak pernah ditemukan

dalam jumlah yang banyak (Mistar, 2003).

Genus Limnonectes semuanya ditemukan

di tebing sungai dan di lantai tepi sungai

(Wanda et. al., 2012). Kedua spesies ini

memiliki mekanisme pertahanan terhadap

predator yang kurang sehingga diasumsikan

dapat menyebabkan mereka dialam

mengalami kesulitan bertahan hidup dan

semakin langka.

Hasil pengamatan menunjukkan

terdapat dua jenis amfibi endemik Jawa

(Tabel 1) yaitu H. masonii, dan L.

microdiscus (Iskandar, 1998).

Status katak yang ditemukan di lokasi

penelitian berdasarkan IUCN (2017) terbagi

2 status konservasi yaitu LC: Least Concern

jenis katak dan kodok yang memiliki status

atau belum mendapatkan perhatian, yang

bisa dilihat pada (Tabel 1), sedangkan jenis

yang masuk kategori rentan Vu: Vulnerable

yaitu spesies H. masonii. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999,

tidak ada jenis dalam penelitian ini yang

termasuk kedalam kategori dilindungi.

Sedangkan, berdasarkan CITES tidak ada

Simki-Techsain Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 9: ARTIKEL KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e7d6f69c44db7b6c71bf... · sebanyak 5 famili dari 10 spesies dari 571 individu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Indra Fauzi | 13.1.01.06.0024 FKIP – Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 8||

jenis yang masuk dalam status dilindungi,

semua jenis yang ditemukan masuk dalam

Non Appendiks (NA).

Jumlah jenis amfibi yang ditemukan

pada semua zona pengamatan di lokasi

penelitian kawasan wisata air terjun Roro

Kuning Nganjuk lebih tinggi bila

dibandingkan dengan penelitian

sebelumnya tentang keanekaragaman

herpetofauna yang menemukan 5 jenis

Anura (Utami et. al., 2016). Hal ini

disebabkan komposisi spesies amfibi dapat

berubah sangat cepat dalam kaitannya

dengan kondisi ekologi (Iskandar, 2001).

Selain itu, jangka waktu penelitian yang

dilakukan penulis lebih lama dibandingkan

dengan penelitian sebelumnya dan metode

yang digunakan penulis lebih bervariasi.

Berdasarkan hasil kisaran ukuran

tubuh (SVL) masing-masing spesies yang

diperoleh. Kisaran ukuran tubuh dinyatakan

dalam panjang dari ujung moncong hingga

kloaka (Snout-Vent Length). Kisaran

spesies terbesar adalah jenis P. asper

dengan ukuran minimum 3,90 cm dan

ukuran maksimum 15,15 cm dengan jumlah

96 individu. Spesies yang memiliki kisaran

terkecil adalah jenis L. hasseltii dengan

jumlah 292 individu jantan, kisaran

minimum 2,40 cm dan kisaran maksimum

4,40 cm.

Kisaran ukuran tubuh tersebut

memiliki interval yang bervariasi dan

interval yang sangat jauh untuk beberapa

jenis tertentu. Kisaran ukuran tubuh ini

dapat menggambarkan perbandingan

individu anakan (juvenile) dengan individu

dewasa yang menunjukan adanya tingkatan

umur.

Indeks Keanekaragaman jenis

Nilai keanekaragaman (H’) di

kawasan wisata air terjun Roro Kuning

bekisar 1,46. Hasil ini menunjukkan bahwa

indek keanekaragaman Anura di kawasan

wisata air terjun roro kuning terbilang

rendah. Menurut Primack et al. (1998

dalam Darmawan, 2008) bahwa satwaliar

akan semakin beranekaragam bila struktur

habitatnya juga beranekaragam.

Indeks Kemarataan

Nilai kemerataan (E) di kawasan

wisata air terjun Roro Kuning sebesar 0,78

(kurang dari 1). Nilai tersebut menunjukkan

bahwa kemerataan jenis anura di kawasan

wisata air terjun roro kuning tergolong

rendah dengan adanya dominasi spesies L.

hasseltii.

Keanekaragaman hayati yang tinggi

dapat berpengaruh kepada keseimbangan

antar jenis yang tinggi, dalam hal ini adalah

kemerataan jenis (Hanifa et al., 2016).

Indeks Kemelimpahan

Berdasarkan Tabel 2, indeks

kemelimpahan di kawasan wisata air terjun

Roro Kuning presentase perjumpaan total

Simki-Techsain Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 10: ARTIKEL KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e7d6f69c44db7b6c71bf... · sebanyak 5 famili dari 10 spesies dari 571 individu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Indra Fauzi | 13.1.01.06.0024 FKIP – Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 9||

anggota ordo Anura selama 8 kali

pengamatan yaitu, spesies L. hasseltii

menduduki peringkat tertinggi dengan

perjumpaan total terbanyak yaitu 292

perjumpaan atau (51%). Spesies L.

microdiscus, dan O. lima memiliki

presentase terendah sebanyak 1 kali

perjumpaan (0,17 %).

Tabel 2. Indek kemelimpahan di kawasan

wisata air terjun Roro Kuning.

Jenis Persentase *Derajat

Kemelimpahan

C. chalconota 17.3 Cu

O. hosii 2.63 La

H. masonii* 2.45 La

P. asper 16.8 Cu

D. melanostictus 1.05 La

L. hasseltii 51.1 Ba

F. limnocharis 4.9 La

L. microdiscus 0.18 La

O. lima 0.18 La

P. leucomystax 3.33 La

Total 100 % *Derajat Kemelimpahan: Ba = banyak dijumpai jika

minimal tercatat 30 perjumpaan/hari, Cu = cukup

banyak dijumpai jika 10-30 pejumpaan/hari, Ja =

jarang dijumpai jika hanya 10 perjumpaan/hari, Su

= sulit dijumpai jika hanya 5 perjumpaan/hari dan

La= langka jika perjumpaannya di bawah 5

perjumpaan/hari pada sebagian besar waktu survei.

L. hasseltii memiliki status melimpah

dikarenakan memiliki niche yang luas dan

dapat hidup pada daerah basah dekat badan

air hingga daerah yang relatif lebih kering.

Lokasi wisata air terjun roro kuning spesies

ini sangat banyak dijumpai di area dekat

dengan badan air. Spesies L. hasseltii

memiliki warna tubuh yang menyerupai

substrat serasah dan tanah memungkinkan

untuk lebih survive menghindari ancaman

predator (Hanifa et al., 2016).

L. microdiscus dan O. lima memiliki

niche yang sangat sempit. L. microdiscus

umumnya sangat bergantung pada daerah

yang basah pada badan air, sehingga akan

lebih sulit di temukan pada area dengan

debit air rendah. Kedua katak ini memiliki

mekanisme pertahanan terhadap predator

yang kurang sehingga diasumsikan dapat

menyebabkan mereka dialam semakin

langka.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan di Kawasan Wisata Air Terjun

Roro Kuning Kecamatan Loceret

Kabupaten Nganjuk, ditemukan 5 famili

dari ordo Anura yaitu Ranidae (Chalcorana

chalconota, Odorana hosii, Huia masonii),

famili Bufonidae (Phrynoidis asper,

Duttaphrynus melanostictus), famili

Megophryidae (Leptobrachium hasseltii),

famili Discroglossidae (Fejervarya

limnocharis, Limnonectes microdiscus,

Occidozyga lima), dan famili

Rhacophoridae (Polypedates leucomystax).

Dari keseluruhan famili terdapat 2 spesies

katak endemik Jawa, yaitu Huia masonii

dan Limnonectes microdiscus.

Indeks keanekaragaman Amfibi (ordo

Anura) di Kawasan Wisata Air Terjun Roro

Kuning Kecamatan Loceret Kabupaten

Nganjuk tergolong rendah dengan nilai

Simki-Techsain Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 11: ARTIKEL KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e7d6f69c44db7b6c71bf... · sebanyak 5 famili dari 10 spesies dari 571 individu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Indra Fauzi | 13.1.01.06.0024 FKIP – Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 10||

sebesar 1,46. Nilai Indeks Kemerataan di

kawasan air terjun roro kuning

menunjukkan adanya dominasi jenis di

komunitas tersebut (0,78). Leptobrachium

hasseltii merupakan spesies yang paling

melimpah (51 %).

IV DAFTAR PUSTAKA

Ario, Anton. 2010. Buku Panduan

Mengenal Satwa Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango.

Conservation International

Indonesia. p. 120-138.

Brower, J. E., dan Zar, J. H. 1997. Field

and Laboratory Methods for

General Ecology. WM. C. Brown

Company Publishers, Portugue,

IOWA. p. 25-50.

Buden, D. W. 2000. The Reptiles of

Pohnpei, Federated Stated of

Micronesia. Micronesica, 32 (2):

155-180.

Carrey, C., Heyer, W. R., Wilkinson, J.,

Alford, R. A., Artnzen, J.W.,

Halliday, T., Hungeford L., Lips, K

.R., Middleton E. M., Orchard, S.

A., and Rand, A. S. 2001.

Amphibian decline and

environmental changes: Use of

remote-sensing data to identify

environ metal correlates.

Conservation Biology. 15 (4): 903-

913.

CITES. 2017. Convention on International

Trade in Endangered Species of

Wild Fauna and Flora, (Online),

tersedia: https://cites.org/eng,

diakses 17 Mei 2017.

Corn, P. S. 2005. Climate Change and

amphibians. Animal biodiversity and

Conservation. 28 (1): 59-67.

Cushman, S. A. 2006. Effects of habitat

loss and fragmentation on

amphibians: A review and

prospectus. Biological

Conservation. 128: 231-240.

Darmawan, B. 2008. Keanekaragaman

Amfibi Di Berbagai Tipe Habitat:

Studi Kasus di Eks-HPH PT Rimba

Karya Indah Kabupaten Bungo,

Provinsi Jambi. Skripsi.

Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata.

Fakultas Kehutanan Institut

Pertanian Bogor. p. 3-42.

Eprilurahman, R., Hilmy, M. F., dan

Qurniawan, T. F. 2009. Studi

Keanekaragaman Reptil Dan Amfibi

Di Kawasan Ekowisata Linggo Asri,

Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah.

Berk. Penel. Hayati. I5 (1): 93-97.

Hanifa, F. H., Ismi, N., dan Setyobudi, W.

2016. Kajian Keanekaragaman Dan

Kemelimpahan Ordo Anura Sebagai

Indikator Lingkungan Pada Tempat

Wisata Di Karesidenan Kediri.

Seminar Nasional Pendidikan

Pendidikan dan Saintek 2016. p.

2557-533X.

Heyer, W. R., Donnelly, M. A.,

McDiarmid, R. W., Hayek, L. C.,

and Foster, M. S. 1994. Measuring

and Monitoring Biological

Diversity: Standard Methods for

Amphibians. Smithsonian Institution

Press, Washington.

Hamidy, A., dan Mulyadi. 2007.

Herpetofauna di Pulau Waigeo.

Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia.

Inger, R. F., dan Voris, H. K. 1993. A

Comparison of Amphibian

Communities through Time and

from place to place in Bornean

Simki-Techsain Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 12: ARTIKEL KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (Ordo Anura) DI ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/e7d6f69c44db7b6c71bf... · sebanyak 5 famili dari 10 spesies dari 571 individu

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Indra Fauzi | 13.1.01.06.0024 FKIP – Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 11||

Forests. Journal of Tropical ecology

9: 409-433.

Iskandar D. T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali

– Seri Panduan Lapangan. Bogor:

Puslitbang LIPI. p. 1-109.

Iskandar D. T. (Eds). 2001. The

Amphibians and Reptiles of Malinau

Region, Bulungan Research Forest,

East Kalimantan: Annotated

checklist with notes on ecological

preferences of the species and local

utilization. CIFOR. Bogor,

Indonesia. 35: 1-2.

Iskandar D. T. dan Erdelen W. R. 2006.

Conservation of amphibians and

reptiles in Indonesia: issues and

problems. Amphib. Reptile Conserv.

4 (1): 60-87.

IUCN. 2017. IUCN Red List of Threatened

Species. (Online), tersedia:

http://www.iucnredlist.org, diakses

22 Juli 2017.

Kurniati, H. 2003. Amphibians and reptiles

of gunung halimun national park,

west java, Indonesia. Research

center for biology – LIPI. p. 6-64.

Kusrini, M. D. 2003. Predicting the lmpact

of the Frog Leg Trade in Indonesia:

An Ecological View of Indonesian

Frog Legs Trade, with the

Emphasize of Javanese Edible Frog

Species. In: Kusrini, M. D.,

Mardiashtti A., and Harvey, T.

(Eds). 2003. Prosiding Seminar

Hasil Penelitian Departemen

Konservasi Sumberdaya Hutan,

Institut Petanian Bogor. 181: 28-40.

Kusrini, M. D., Skerratt, L. F., Garland, S.,

Berger, L., and Endarwin W. 2008.

Chytridiomycosis in frogs Mount

Gede Pangrango, Indonesia.

Diseases of Aquatic Organisms.

(82): 187-194.

Kusrini, M. D. 2013. Panduan Bergambar

Identifikasi Amfibi Jawa Barat.

Fakultas Kehutanan IPB dan

Direktorat Konservasi

Keanekaragaman Hayati. p. 1-123.

Krebs, C. J. 1978. Ecologycal

Methodology. Harper and Row

Publisher. New York.

Mahardika, D. P., Sari, N., dan Wardhani.

2012. Studi Kasus Destinasi

Pariwisata Air Terjun Sedudo dan

Air Terjun Roro Kuning. Planning

for Urban Region and Environment.

1 (1): 100-101

Mistar. 2003. Panduan Lapangan Amfibi

Kawasan Ekosistem Leuser. Bogor:

The Gibbon Foundation & PILI-

NGO Movement. Bogor. p. 9-83

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999.

Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan

Satwa. Presiden Republik Indonesia.

Triesita, N. I. P., Pratama, M. Y. A.,

Pahlevi, M. I., Jamaluddin, M. A.,

dan Hanifa, B. F. 2016. Komposisi

Amfibi Ordo Anura di Kawasan

Wisata Air Terjun Ironggolo Kediri

Sebagai Bio Indikator Alami

Pencemaran Lingkungan. Prosiding

Semnas Hayati IV. p. 46-51

Utami, B., Hanifa, B. F., dan Choiriyah, N.

N. 2016. Studi perbandingan

keanekaragaman reptil dan amfibi

di kawasan ekowisata air terjun

rorokuning, nganjuk dan ironggolo,

kediri sebagai indikator kualitas

lingkungan yang baik. Prosiding

Seminar Nasional II . 24: 1047-1054

Wanda, I. F., Novarino, W., dan Tjong, D.

H. 2012. Jenis-Jenis Anura

(Amphibia) Di Hutan Harapan,

Jambi. Jurnal Biologi Universitas

Andalas (J. Bio. UA.). 1(2): 99-107

Simki-Techsain Vol. 01 No. 12 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX