Upload
herlisa-comel
View
56
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
ARTIKEL ILMIAH
PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN TEORI DI SEKOLAH BERTARAF
INTERNASIONAL (SBI) SMKN 2 YOGYAKARTA DAN
SMKN 2 WONOSARI
Oleh :
BAGUS TRIANJAYA
NIM : 08503241012
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
OKTOBER 2012
1
ABSTRAK
PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEORI DI SEKOLAH BERTARAF
INTERNASIONAL (SBI) SMKN 2 YOGYAKARTA DAN SMKN 2 WONOSARI
Oleh Bagus Trianjaya
NIM : 08503241012
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran teori yang meliputi variabel (1) kurikulum, (2) proses pembelajaran, (3) tenaga pengajar, (4) sarana dan prasarana, serta (5) evaluasi di SBI SMK Negeri 2 Yogyakarta dan SMK Negeri 2 Wonosari.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI jurusan Teknik Pemesinan yang terdiri dari empat kelas pada masing-masing sekolah dengan total 200 responden. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan melalui angket. Angket dilakukan uji instrumen penelitian meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.
Hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran teori produktif di SMK Negeri 2 Yogyakarta dinyatakan bahwa persepsi siswa mendapat kategori secara keseluruhan baik dengan persentase 68,67%. Rinciannya untuk persepsi siswa terhadap kurikulum pembelajaran dengan hasil persentase 74,1%, proses pembelajaran teori produktif 67,1%, tenaga pengajar teori produktif 68,2%, sarana dan prasarana 66%, serta evaluasi 67,9%. Hasil penelitian di SMKN 2 Wonosari secara keseluruhan baik dengan persentase keseluruhan variabel 76,65%. Rinciannya untuk persepsi siswa terhadap kurikulum pembelajaran dengan hasil persentase 85,6%, proses pembelajaran teori produktif 76,1%, tenaga pengajar teori produktif 77,7%, sarana dan prasarana 76,4%, dan evaluasi 82,2%
Kata Kunci : Persepsi, Pembelajaran Teori
2
Pendahuluan
Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan manusia Indonesia dalam
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945, yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai manusia
Indonesia seutuhnya. Ketertinggalan bangsa Indonesia pada era globalisasi
sekarang dibandingkan dengan negara-negara tetangga rupanya menyebabkan
pemerintah terdorong untuk memacu diri mengejar ketertinggalan. Salah satu
sektor yang menjadi prioritas yaitu sektor pendidikan, disamping sektor ekonomi.
Hal ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat Indonesia yang semakin
tinggi terhadap pendidikan yang bermutu. Kenyataan ini menunjukkan bahwa
pendidikan telah memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam
pembangunan peradaban bangsa Indonesia.
Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung
berhubungan dengan dunia luar. Individu secara langsung menerima stimulus atau
rangsang dari luar disamping dari dalam dirinya sendiri. Individu mengenali dunia
dengan menggunakan alat inderanya melalui stimulus yang diterima, individu
akan mengalami persepsi. Stimulus yang diteruskan ke pusat susunan saraf yaitu
otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu mengalami persepsi.
Persepsi bisa menjadi awal yang baik atau bahkan dapat merusak, karena secara
psikologis persepsi akan menjadi faktor dominan yang mendasari tindakan dan
perilaku seseorang (Novian Jaya Triwidia, 2010:30). Dalam proses pembelajaran
proses persepsi dari siswa penting untuk diketahui, karena siswa merupakan objek
dan proses pembelajaran. Hasil belajar atau prestasi belajar siswa bisa menjadi
tola ukur keberhasilan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Diharapkan
ketika mengetahui persepsi siswa terhadap pembelajaran teori yang telah
dilakukan, dapat pula mengetahui keberhasilan dari proses pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilakukan khususnya di SBI. Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI) adalah sekolah yang sudah memenuhi dan melaksanakan
standar nasional pendidikan (SNP) dan kedelapan aspek SNP yang terdiri dari (1)
standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar tenaga
3
pendidik, (5) standar sarana dan prasarana (6) standar pengelolaan, (7) standar
pembiayaan, dan (8) standar penilaian kemudian diperkaya, diperkuat,
dikembangkan, diperdalam, dan diperluas melalui adaptasi atau adopsi standar
pendidikan dari salah satu Negara anggota Organisation for Economic Co-
Operation and Development (Depdiknas, 2008:9-13).
Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah persepsi siswa SBI terhadap variabel kurikulum ?
2. Bagaimanakah persepsi siswa SBI terhadap variabel proses pembelajaran ?
3. Bagaimanakah persepsi siswa SBI terhadap variabel tenaga pengajar ?
4. Bagaimanakah persepsi siswa SBI terhadap variabel sarana dan prasarana ?
5. Bagaimanakah persepsi siswa SBI terhadap variabel evaluasi pembelajaran ?
Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, khususnya deskriptif
kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu kegiatan penelitian yang
bertujuan untuk menguji sebuah teori, membuat prediksi, memberikan gambaran
secara statistik untuk menunjukkan hubungan antar variabel, serta mengukuhkan
fakta. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian dari metode yang paling
dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa
manusia (Sugiyono, 2011:297). Penelitian ini menggunakan metode
angket/kuesioner, yang merupakan metode pengumpulan data dengan cara
menggunakan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan
tujuan penelitian (Riduan, 2004:71). Tujuan dari teknik ini adalah untuk
memperoleh informasi dari siswa. Adapun informasi tersebut mengenai persepsi
siswa SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari terhadap pembelajaran teori.
Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2011:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
4
yang ditetapkan oleh untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Riduan (2004:73) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas XI-Teknik Pemesinan
di SBI SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti. Penelitian yang
dilakukan hanya menggunakan sebagian atau wakil dari populasi (Trianto,
2010:256). Sampel merupakan bagian dan jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:62).
Untuk menentukan sampel maka digunakan teknik sampling yaitu simple
random sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono,
2011: 64). Populasi ini dinilai homogen karena tidak ada faktor lain yang
menyebabkan berbeda.
Penelitian ini terkait dengan persepsi siswa terhadap pembelajaran teori,
maka peneliti memilih seluruh siswa kelas XI-Teknik Pemesinan yang dijadikan
sampel dengan pertimbangan, siswa yang duduk dikelas XI-Teknik Pemesinan
sebelumnya sudah mendapatkan pembelajaran teori di kelas X dan ketika duduk
di kelas Xl konsep pemahaman tentang pembelajaran sudah semakin matang.
Siswa program keahlian teknik pemesinan di SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2
Wonosari dengan masing-masing memiliki 4 kelas dan setiap kelas rata-rata terisi
35 siswa dengan jumlah total populasi 140 dengan taraf kesalahan 5 % adalah 100
sampel pada setiap sekolah.
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan instrumen
penelitian kuesioner (angket). Instrumen penelitian adalah cara pemberian skor
atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan.
1. Instrumen yang Digunakan
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 2009:134). Peneliti menilai
5
penggunaan instrumen kuesioner cocok digunakan dalam penelitian ini.
Menurut Sugiono (2011:142) teknik pengumpulan data dengan instrumen
penelitian kuesoner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner memiliki keunggulan yaitu teknik
pengumpulan data yang efisien, peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur
dan tahu apa yang diharapkan responden. Di samping cocok digunakan bila
jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner
dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket terbuka dan angket tertutup.
Kuesioner terbuka (angket tidak berstruktur) adalah angket yang disajikan
dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai
dengan kehendak dan keadaannya. Kuesioner tertutup (kuesioner berstruktur)
adalah kuesioner yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga
responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan
karakteristik dirinya dengan memberikan tanda silang atau tanda check list.
Check list atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-
aspek yang diamati. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperoleh informasi
dan siswa. Adapun informasi tersebut mengenai persepsi siswa SMKN 2
Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari terhadap pembelajaran teori yang meliputi
objek pembelajaran (proses pembelajaran, guru, sarana belajar dan evaluasi),
dan perhatian siswa (minat dan dorongan). Cara mengembangkan instrumen
penelitian kuesioner adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Kisi-kisi
Penyusunan kisi-kisi instrumen harus mengacu pada ruang lingkup
persepsi siswa SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari terhadap
pembelajaran teori. Ruang lingkup pembelajaran menurut Soeprijanto
(2010, 37-49) mencakup; perencanaan pembelajaran, persiapan
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
mencakup pada kelayakan kurikulum yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan dunia usaha dan industri. Materi yang diberikan sudah mengacu
pada standar kompentensi yang telah ditetapkan. Pada persiapan
6
pembelajaran kisi-kisi yang dibuat mencakup sarana dan prasarana sekolah
serta media pembelajaran yang dibuat guru. Ruang kelas SBI dilengkapi
dengan sarana pembelajaran berbasi TIK. Pelaksanaan pembelajaran
menggambarkan berkaitan dengan persepsi siswa SBI mengenai proses
pembelajaran yang berlangsung, tenaga pendidik siswa berbasis TIK dengan
penggunaan bahasa Inggris dan Evaluasi penilaian guru diperkaya dengan
model penilaian sekolah unggul dari negara maju lainnya. Dari variabel di
atas dikembangkan menjadi indikator kemudian dikembangkan kembali
menjadi 30 butir pertanyaan.
b. Menulis Butir Soal
Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dibuat berdasarkan kisi-kisi
yang telah dibuat. Pertanyaan harus mengacu pada indikator yang mengacu
pada kisi-kisi. Pertanyaan dalam kuesioner ini harus dijawab dengan cara
memilih salah satu dari 4 alternatif jawaban yang dianggap cocok sesuai
dengan kondisi sebenarnya. Keempat alternatif jawaban itu:
1) Sangat Setuju/Sangat Baik skornya 4 (empat)
2) Setuju/Baik skornya 3 (tiga)
3) Kurang Setuju/Kurang Baik skornya 2 (dua)
4) Tidak Setuju/Tidak Baik skornya 1 (satu)
c. Melakukan Telaah Butir
Butir yang telah dibuat kemudian ditelaah dengan menggunakan
panduan telaah butir. Telaah butir dilakukan oleh peneliti dan pakar dari
jurusan Diknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Dilakukan dengan menggunakan jasmen dari analisis para ahli.
d. Revisi
Awal pembuatan instrumen peneliti membuat 30 butir pertanyaan,
tetapi ketika dijasmen kemungkinan ada pengurangan jumlah butir
pertanyaan yang tidak valid.
7
e. Uji Coba
Sebagai penyempurnaan penelitian maka instrumen penelitian tersebut
perlu diujicobakan, dengan tujuan untuk diketahui apakah instrumen
penelitian tersebut dapat digunakan untuk pengambilan data atau tidak.
Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat terpenuhinya syarat
validitas dan reliabilitas yang baik
Teknik Analisis Data
Data dari angket dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang akan
dianalisis secara deskriptif persentase dengan langkah-langkah menurut Riduan
(2004:71-95) sebagai berikut:
1. Menghitung nilai responden dan masing-masing aspek atau sub variabel.
2. Merekap nilai.
3. Menghitung nilai rata-rata.
4. Menghitung persentase dengan rumus:
DP= nN
×100 %
Keterangan:
DP = Deskriptif Persentase (%)
n = Skor empirik (Skor yang diperoleh)
N = Skor Ideal untuk setiap item pertanyaan
Untuk menentukan jenis deskriptif persentase yang diperoleh masing-
masing indikator dalam variabel, dan perhitungan deskriptif persentase kemudian
ditafsirkan kedalam kalimat.
5. Cara menentukan tingkat kriteria adalah sebagai berikut:
a. Menentukan angka persentase tertinggi
Skor maksimal x 100%
Skor maksimal
44
×100 %=100 %
b. Menentukan angka persentase terendah
Skor minimal xl00%
8
Skor maksimal
14
×100 %=25 %
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang
diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan
dengan tabel kriteria.
Tabel 1. Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
No. Persentase Kriteria
1. 75%-100% SangatBaik
2. 50%-75% Baik
3. 25%-50% CukupBaik
4. 1%-25% KurangBaik
Sumber: Riduan, 2004
Hasil dan Pembahasan
1. Expert Judgment
Tahapan ini melibatkan ahli dalam memvalidasi instrumen ini yaitu ahli
selaku pembimbing dan ahli di bidang pengajaran teknik mesin.
2. Reliabilitas
Hasil perhitungan reliabilitas terhadap data skor uji coba lapangan
instrumen utama secara keseluruhan memiliki nilai koefisien reliabilitas
Cronbach Alpha sebesar 0,901. Menurut Miller (2008: 87), instrumen
dikatakan memiliki koefisien reliabilitas yang baik memiliki koefisien
reliabilitas 0,80 atau lebih. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen memiliki
reliabilitas yang tinggi atau memiliki tingkat keandalan yang sangat baik untuk
digunakan sebagai instrumen penilaian seperti dapat di amati pada Tabel 2.
Tabel 2. Estimasi Reliabilitas
InstrumenCronbach's
AlphaN of Items
Utama Angket persepsi
0,901 30
9
3. Validitas Empirik
Butir-butir tetap diikutkan dalam pengujian karena memiliki koefisen
anti image > 0,5 (Jonathan Sarwono, 2009:257). Berdasarkan pengamatan
tidak ada data instrumen yang lebih kecil dari 0,5 maka untuk analisi ini
menerangkan kesemua butir instrumen dapat digunakan. Tabel 3 menunjukan
nilai anti image > 0,5 pada butir 1 sampai 5.
Tabel 3. Anti-image Correlation
Anti-image Correlation
A1 A2 A3 A4 A5
A1 .918a -.168 -.071 -.084 -.095
A2 -.168 .921a -.091 -.111 -.033
A3 -.071 -.091 .884a -.351 -.120
A4 -.084 -.111 -.351 .841a -.141
A5 -.095 -.033 -.120 -.141 .933a
Pembahasan
Pendidikan sebagai upaya mengembangkan kemampuan atau potensi
individu sehingga dapat hidup secara optimal baik sebagai pribadi maupun
sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sebagai pedoman
hidupnya. Proses belajar mengajar mata pelajaran produktif akan berjalan dengan
lancar bilamana pelajar dan pengajar sama-sama aktif dalam melakukan kegiatan.
Keberhasilan dalam poses belajar mengajar, merupakan salah satu tanggung
jawab murid/pelajar, sedangkan unsur-unsur yang lain berfungsi sebagai
pendukungnya, seperti kelengkapan sarana dan prasarana juga sangat
menentukan. Persepasi siswa yang baik tentang proses belajar mengajar dan
sarana prasarana pendukungnya akan mampu mendorong minat dan motivasi
siswa mengikuti pembelajaran tersebut dengan sungguh-sungguh. Persepsi
10
merupakan suatu penafsiran suatu objek, peristiwa atau informasi yang dilandasi
oleh pengalaman hidup seseorang yang melakukan penafsiran.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi adalah hasil pikiran
seseorang dari situasi tertentu. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului
oleh penginderaan, yaitu merupakan proses berwujud diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat reseptornya. Stimulus yang diteruskan ke pusat susunan
saraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu mengalami
persepsi. Siswa yang memiliki persepsi positif atau baik tentang suatu objek
(kegiatan belajar mengajar mata pelajaran produktif) maka ia akan memiliki
motivasi belajar yang positif atau baik, akan tetapi apabila siswa memiliki
persepsi yang negatif atau buruk tentang suatu objek maka ia akan memiliki
motivasi belajar yang buruk ini membuktikan bahwa persepsi siswa terhadap
pelajaran sangat berpengaruh terhadap pencapaian keberhasilan pembelajaran itu
sendiri.
Lima variabel yang dipakai dalam penelitian ini, yakni; Kurikulum, Proses
Pembelajaran, Tenaga Pengajar, Sarana dan prasarana, dan Evaluasi Pembelajaran
menjadi faktor penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. Oleh karena itulah
pelaksanaan pembelajaran di SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari yang
dilihat dalam sudut pandang persepsi siswa menjadi salah satu cara untuk melihat
apakah pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan sudah sesuai dengan indikator
yang telah ditetapkan pemerintah atau belum.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap
pembelajaran teori produktif di SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari
telah masuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan dari; 1) persepsi siswa pada
kurikulum pembelajaran yang telah masuk dalam kategori baik, 2) persepsi siswa
terhadap proses pembelajaran teori produktif dalam kategori baik. 3) persepsi
siswa terhadap tenaga pendidik yang termasuk dalam kategori baik, 4) persepsi
siswa terhadap sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah yang termasuk
dalam kategori baik, dan 5) persepsi siswa terhadap evaluasi pembelajaran juga
yang termasuk dalam kategori baik.
11
Hasil penelitian di atas menggambarkan bahwa pelaksanaan pembelajaran di
SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari yang selama ini telah diterapkan
memiliki hasil persepsi siswa yang sama sudah tergolong baik, dari segi
kurikulum, materi atau bahan ajar yang digunakan. Proses pembelajaran yang
diterapkannya sudah menggunakan model pembelajaran yang bersifat mandiri,
interaktif dan kreatif, serta telah menerapkan pembelajaran berbasis ICT. Sarana
dan prasarana yang digunakan sebagai media pembelajaran sudah memadai guna
sebagai penunjang proses pembelajaran. Tenaga pengajar yang dilihat dari tiga
aspek yaitu, dari segi pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT sudah
tergolong mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis ICT, dan kemampuan guru
menyampaikan materi pembelajaran data di atas tergolong baik. Dilihat dari segi
pembelajaran bilingual (butir soal no. 9), berdasarkan data tersebut memang
belum tergolong baik secara menyeluruh, hal ini mungkin disebabkan karena
seorang guru teori produktif juga harus bisa menggunakan bahasa ilmiah yaitu,
bahasa dominan yang ada pada mata pelajaran produktif, oleh sebab itulah faktor
penyeimbangan antara bahasa Inggris dan bahasa ilmiah yang digunakan perlu
diperhatikan. Evaluasi yang telah diterapkan membuat persepsi jika siswa
melakukan kesalahan akan mendapat teguran atau hukuman dari sekolah
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Persepsi siswa terhadap kurikulum pembelajaran di SMKN 2 Yogyakarta dan
SMKN 2 Wonosari sudah tergolong baik, dengan hasil persentase 74,1% serta
85,6%.
2. Persepsi siswa terhadap proses pembelajaran teori produktif di SMKN 2
Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari sudah tergolong baik, dengan hasil
persentase 67,1% serta 76,1%.
12
3. Persepsi siswa terhadap tenaga pengajar teori produktif di SMKN 2
Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari sudah tergolong baik, dengan hasil
persentase 68,2% serta 77,7%.
4. Persepsi siswa terhadap sarana dan prasarana pada saat pembelajaran teori
produktif di SMKN 2 Yogyakarta dan SMKN 2 Wonosari sudah tergolong
baik, dengan hasil persentase 66% serta 76,4%.
5. Persepsi siswa terhadap evaluasi pada pembelajaran di SMKN 2 Yogyakarta
dan SMKN 2 Wonosari sudah tergolong baik, dengan hasil persentase 67,9%
serta 82,2%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Pihak sekolah hendaknya mempertahankan persepsi siswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran teori yang telah baik dengan tetap menyediakan
tenaga pendidikan yang lebih berkualitas serta sarana dan prasarana yang
memadai.
2. Guru-guru hendaknya tetap mempertahankan perfoma dalam mengajar yang
telah baik agar persepsi siswa terhadap pembelajaran teori yang diajarkan tetap
baik dan mampu memotivasi siswa untuk berprestasi pada masa yang akan
datang. Terutama pada keterampilan dalam berbahasa Inggris dan
mengoperasikan media pembelajaran berbasis ICT.
13
Daftar Pustaka
_______. (2008). Panduan Penyelenggaraan Program Sekolah Bertaraf
Internasional. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Jonathan Sarwono. (2009). Statistik Itu Mudah: Panduan Lengkap Untuk Belajar
Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: Andi Offset.
Miller, P. W., (2008). Measurement and teaching. Indiana: Pwmilleronline.
Novian Jaya Triwidia. (2010). Hypnoteaching, Bukan Sekedar Mengajar. Bekasi:
D-Brain.
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Soeprijanto. (2010). Pengukuran Kinerja Guru Praktik Kejuruan. Jakarta : CV.
Tursina.
Riduan. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
14
Trianto. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana.
15