7
1 PENGARUH PEMBERIAN RHODAMIN B PER ORAL TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI SEL PARENKIM HEPAR MENCIT (Mus musculus) JANTAN The Administration Rhodamine B Affect On The Histopathological Feature Of The Liver Of Male Mouse ( Mus musculus) Hendi Rahman [email protected] ABSTRAK Rhodamin B merupakan salah satu zat warna yang biasa di gunakan sebagai pewarna tekstil. Konsumsi Rhodamin B pada makanan yang terkontaminasi zat tersebut dapat menurunkan derajat kesehatan. Rhodamin B akan di absorbsi di saluran pencernaan dan di metabolisme di hepar, sementara Rhodamin B itu sendiri merupakan zat toksik yang bersifat radikal bebas, ada-nya gugus klorin serta terpapar nya Rhodamin B oleh timbal dan arsen menambah efek toksik pada Rhodamin B. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pengaruh Rhodamin B terhadap gambaran histologis hepar mencit jantan dengan dosis bertingkat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan The Post Test Controlled Only Group Design dilakukan selama 3 minggu dengan menggunakan 30 ekor mencit jantan dibagi dalam 3 kelompok uji. Kelompok I sebagai kelompok kontrol (pakan standar dan aquades), Kelompok II diberi pakan standar, aquades dan 0,034 mg/gr BB mencit / hari per oral dan ), dan Kelompok III diberi pakan standar, aquades dan 0,034 mg/gr BB mencit/ hari per oral. Pemotongan basah dan pemeriksaan histopatologi hepar dilakukan setelah minggu ke 3 Kemudian data di olah menggunakan uji Kruskal Wallish dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney untuk melihat signifikasinya. Hasil studi menunjukkan adanya kerusakan sel parenkim hepar yang berbeda secara bermakna pada kelompok P1 dan P2 dibandingkan dengan kelompok perlakuan kontrol (p<0,05). ABSTRACT Rhodamine B is one of the color commonly used as a textile dye. Rhodamine B Consumption of food contaminated with these substances can lower health status Rhodamine B will be in absorption in the gastrointestinal tract and metabolism in the liver, while Rhodamine B itself is a substance that is toxic free radicals, There is the group of chlorine as well as its exposure to Rhodamine B by lead and arsenic increase the toxic effects on Rhodamine B. This study aims to determine whether there is any difference in the effect of Rhodamine B on hepatic histologic male mice with graded doses. An experimental research with The Post Test Controlled Only Group Design was conducted for 3 weeks. In this study, 30 male mice were randomly divided into three groups to receive one of following treatment : standard diet and distilled water (K-I as control group), K-ll be given a standard diet, distilled water and 0.034 mg / gr weight mice / day, and K-III was given a standard diet, distilled water and 0.068 mg / gr weight mice / day,

Artikel Hendi Rahman ( 09310144) (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

artikellll

Citation preview

Page 1: Artikel Hendi Rahman ( 09310144) (1)

1

PENGARUH PEMBERIAN RHODAMIN B PER ORAL TERHADAP

GAMBARAN HISTOPATOLOGI SEL PARENKIM HEPAR MENCIT

(Mus musculus) JANTAN

The Administration Rhodamine B Affect On The Histopathological Feature Of The

Liver Of Male Mouse ( Mus musculus)

Hendi Rahman

[email protected]

ABSTRAK

Rhodamin B merupakan salah satu zat warna yang biasa di gunakan sebagai pewarna

tekstil. Konsumsi Rhodamin B pada makanan yang terkontaminasi zat tersebut dapat

menurunkan derajat kesehatan. Rhodamin B akan di absorbsi di saluran pencernaan dan di

metabolisme di hepar, sementara Rhodamin B itu sendiri merupakan zat toksik yang

bersifat radikal bebas, ada-nya gugus klorin serta terpapar nya Rhodamin B oleh timbal

dan arsen menambah efek toksik pada Rhodamin B. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pengaruh Rhodamin B terhadap gambaran

histologis hepar mencit jantan dengan dosis bertingkat. Penelitian ini merupakan

penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan The Post Test Controlled Only

Group Design dilakukan selama 3 minggu dengan menggunakan 30 ekor mencit jantan

dibagi dalam 3 kelompok uji. Kelompok I sebagai kelompok kontrol (pakan standar dan

aquades), Kelompok II diberi pakan standar, aquades dan 0,034 mg/gr BB mencit / hari

per oral dan ), dan Kelompok III diberi pakan standar, aquades dan 0,034 mg/gr BB

mencit/ hari per oral. Pemotongan basah dan pemeriksaan histopatologi hepar dilakukan

setelah minggu ke 3 Kemudian data di olah menggunakan uji Kruskal Wallish dan

dilanjutkan dengan uji Mann Whitney untuk melihat signifikasinya. Hasil studi

menunjukkan adanya kerusakan sel parenkim hepar yang berbeda secara bermakna pada

kelompok P1 dan P2 dibandingkan dengan kelompok perlakuan kontrol (p<0,05).

ABSTRACT

Rhodamine B is one of the color commonly used as a textile dye. Rhodamine B

Consumption of food contaminated with these substances can lower health status

Rhodamine B will be in absorption in the gastrointestinal tract and metabolism in the liver,

while Rhodamine B itself is a substance that is toxic free radicals, There is the group of

chlorine as well as its exposure to Rhodamine B by lead and arsenic increase the toxic

effects on Rhodamine B. This study aims to determine whether there is any difference in

the effect of Rhodamine B on hepatic histologic male mice with graded doses. An

experimental research with The Post Test Controlled Only Group Design was conducted

for 3 weeks. In this study, 30 male mice were randomly divided into three groups to

receive one of following treatment : standard diet and distilled water (K-I as control

group), K-ll be given a standard diet, distilled water and 0.034 mg / gr weight mice / day,

and K-III was given a standard diet, distilled water and 0.068 mg / gr weight mice / day,

Page 2: Artikel Hendi Rahman ( 09310144) (1)

2

Wet fixation methods and histopathological examination of liver were conducted after day

14. Data were analyzed with Kruskal Wallis test and continued by Mann Whitney U test to

show the significancy. Results showed significanly no damage to Liver cells group I but

show significantly on the II and III group. This study conclude that there are diference

administration on the histopathological feature of the Liver of male mice of induction

Rhodamine B orally by 0.034 mg / gr weight mice / day doses with 0.068 mg / gr weight

mice/day. The study results indicate that hepatic parenchymal cell damage significantly

different in the P1 and P2 groups compared with the control treatment group (p <0,05).

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia membutuhkan energi agar

dapat melakukan aktifitas sehari hari,

energi tersebut di dapatkan dari

makanan, oleh sebab itu makanan

menjadi elemen penting bagi tubuh

manusia. Penggunaan zat pewarna

makanan telah dikenal dalam industri

makanan untuk meningkatkan daya

tarik makanan tersebut, sehingga

konsumen tergugah untuk membelinya.

Salah satu contoh bahan kimia

berbahaya yang sering digunakan oleh

produsen makanan yang perlu

diwaspadai konsumen adalah pewarna

merah Rhodamin B. Pewarna

Rhodamin B banyak digunakan pada

produk makanan dan minuman industri

rumah tangga, antara lain terdapat pada

kerupuk, makanan ringan, sirup,

minuman kemasan dan manisan

Zat pewarna sintetis Rhodamin B

adalah suatu zat pewarna yang dilarang

untuk makanan dan dinyatakan sebagai

bahan berbahaya menurut Peraturan

Menteri Kesehatan RI No.

239/Menkes/Per/V/1985 dan direvisi

melalui Peraturan Menteri Kesehatan

RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 dan

PP RI No 28/ Tahun 2004 tentang zat

warna yang dinyatakan berbahaya dan

dilarang di Indonesia. Di dalam struktur

Rhodamin B terdapat ikatan dengan

senyawa klorin(Cl) dimana atom klorin

tergolong sebagai senyawa halogen dan

sifat halogen yang berada di dalam

senyawa organik sangat berbahaya dan

memiliki reaktivitas yang tinggi untuk

mencapai kestabilan dalam tubuh

dengan cara berikatan terhadap

senyawa-senyawa di dalam tubuh yang

menimbulkan efek toksik pada manusia

khusus nya sel hepar. Analisis yang

menggunakan metode destruksi yang

dilanjutkan dengan metode

spektrofotometri, telah diketahui bahwa

sifat racun Rhodamin B tidak hanya

disebabkan senyawa organik, tetapi

oleh karena kontaminasi senyawa

anorganik terutama timbal dan arsen.

Hepar merupakan suatu organ intra

peritoneum yang berperan sebagai

organ metabolik. Paparan Rhodamin B

berulang dalam jangka waktu yang

lama dapat berpotensi menimbulkan

kerusakan pada sel parenkim hepar,

kerusakan tersebut berupa hipertrofi sel,

degenerasi hidropik dan nekrosis

Page 3: Artikel Hendi Rahman ( 09310144) (1)

3

Hewan coba yang banyak

digunakan adalah mencit dan tikus

putih. Alasan menggunakan kedua

hewan coba ini karena mudah diperoleh

dalam jumlah banyak, mempunyai

respon yang cepat, memberikan

gambaran secara ilmiah yang mungkin

terjadi pada manusia dan harganya

relatif murah

Laporan ini akan menyajikan

penelitian yang di uji coba kan pada

mencit tentang gambaran histopatologi

sel parenkim hepar mencit yang di

berikan Rhodamin B per oral dengan

dosis bertingkat. Harapan penulis

mudah-mudahan penelitian ini dapat

menggambarkan bahaya dari efek

toksik yang di akibatkan oleh

Rhodamin B kepada masyarakat

Indonesia dan penggunaan zat warna

yang salah dapat kiranya dihentikan dan

ditanggulangi mclalui hukum dan

organisasi terkait yang resmi di

Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Rhodamin B merupakan pewarna

non pangan yang mempunyai efek

toksik bagi tubuh, Jika sel-sel hepar

terpapar oleh zat yang bersifat toksik

secara berulang dalam dosis non lethal,

dapat menimbulkan kerusakan sel

parenkim hepar, sehingga dapat

dirumuskan suatu masalah sebagai

berikut : Apakah ada perbedaan antara

pemberian Rhodamin B dengan dosis

0,034 dan 0,068 mg/gr BB mencit/ hari

terhadap gambaran histopatologi sel

parenkim hepar mencit (Mus musculus)

jantan?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan

ditemukan Sel radang,

degenerasi sel parenkim atau

nekrosis pada preparat sel hepar

mencit (Mus musculus) jantan

setelah di beri paparan

Rhodamin B di bawah

mikroskop cahaya.

2. Tujuan Khusus

Tujuan penelitian ini

adalah terdapat perbedaan

histopatologi hepar mencit ( Mus

musculus) jantan yang di beri

paparan dengan dosis 0,034 dan

0,068 mg/gr BB mencit/ hari.

METODA PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini

berdasarkan kehadiran variable

adalah Laboratory

Experimental, dimana variable

Page 4: Artikel Hendi Rahman ( 09310144) (1)

4

yang hendak diteliti (variable

terikat) kehadirannya sengaja

ditimbulkan dengan

memanipulasi mengguanakan

perlakuan sesuai dengan

kebutuhan, selanjutnya di

lakukan observasi dan analisa

B. WAKTU DAN TEMPAT

PENELITIAN

Penelitian dilakukan di

sebuah ruangan khusus

dengan ukuran 2 x 4 m yang

berada di jl. Waylalaan kota

Bandar Lampung Provinsi

Lampung. Pengambilan

preparat dilakukan di RSUD

Dr. H. Abdoel Moeloek

Bandar Lampung dengan

Waktu penelitian selama 3

minggu.

C. POPULASI DAN SAMPEL

PENELITIAN

Populasi penelitian ini

adalah mencit berumur 12

minggu dengan berat badan 20

– 40 gram.

D. METODE PENELITIAN

Sampel yang didapat

sebanyak 30 mencit yang

dibagi menjadi 3 kelompok

dengan ditambahkan 1

cadangan mencit tiap

kelompok, Kelompok 1

(kelompok kontrol) dengan

jumlah mencit 10 ekor yang

tidak diberi Rhodamin B.

Kelompok 2 dengan jumlah

mencit 10 ekor diberi

Rhodamin B peroral dengan

dosis 0.034 mg/gr BB mencit

selama 3 minggu. Kelompok 3

dengan jumlah mencit 10 ekor

diberi makanan yang

mengandung Rhodamin B

dengan dosis 0.068 mg/gr BB

mencit /1x/hari selama 3

minggu

HASIL PENELITIAN

Dari penelitian ini ditemukan

adanya derajat perubahan struktur

histopatologis sel hepatosit pada hepar

mencit berupa degenerasi hidropik,

sampai dengan nekrosis. Hasil uji Non-

Parametrik Kruskal-Wallis

menunjukkan ada perbedaan yang

bermakna pada rerata nilai derajat

perubahan struktur histopatologis sel

hepatosit antar kelompok yang diuji

(p=0,000) dapat dilihat pada tabel .1.

Page 5: Artikel Hendi Rahman ( 09310144) (1)

5

Tabel .1. Hasil Rerata dan Tes Statistik Uji

Kruskal-Wallis

Kelompok N Mean Rank

Skor Kontrol 10 5.50

Perlakuan 1 10 17.90

Perlakuan 2 10 23.10

Total 30

Asymp.Sig. .000

Hasil Uji Mann-Whitney untuk

menilai perbandingan antar kelompok

dapat dilihat pada tabel. 2.

Tabel .2 Uji Beda Mann Whitney Antar

Kelompok

* Ada perbedaan yang signifikan (p<0,05)

Pada uji beda antara Kelompok

Kontrol (K) dengan Kelompok

Perlakuan (P1 dan P2) dijumpai

perbedaan nilai derajat perubahan

struktur histopatologis sel hepatosit

yang bermakna, yaitu antara Kelompok

K dengan P1 (p=0,00). Hal yang serupa

juga dijumpai pada perbandingan antara

Kelompok P1 dengan P2 (p=0,015).

PEMBAHASAN

Efek yang terjadi pada hewan

percobaan setelah melakukan perlakuan

selama 3 minggu ialah pada mencit

kontrol (K) tidak mengalami perubahan

yang signifikan, sedangkan mencit yang

di beri perlakuan dengan pemberian

cairan bahan pewarna sintetis

Rhodamin B per oral, pada hari ke 7

sudah memperliahatkan suatu

perubahan secara makroskopis,

perubahan pada fisik yaitu berupa

warna kulit mencit yang semula putih

menjadi terdapat bercak merah akibat

pewarna sintetis Rhodamin B yang

terakumulasi di jaringan.

Sedangkan perubahan secara

mikroskopik pada sel parenkim hepar

kelompok kontrol preparat sel hepar

terlihat normal, sedangkan pada sel

hepar mencit perlakuan 1 (P1)

ditemukan jejas sel berupa ditemukan

adanya perubahan gambaran struktur

histologis hepar berupa inflamasi,

hingga degenerasi parenkimatosa,

K P1 P2

K - 0,00* 0,00*

P1 0,00* - 0,015*

P2 0,00* 0,015* -

Page 6: Artikel Hendi Rahman ( 09310144) (1)

6

pada perlakuan 2 (P2) terlihat jejas sel

dari mulai inflamasi, degenerasi

parenkimatosa hingga nekrosis.

Kelompok P2 memiliki derajat

perubahan yang terberat dibandingkan

dengan Kelompok Perlakuan yang

lain, Kelompok P1 memiliki derajat

perubahan paling ringan dibandingkan

dengan Kelompok Perlakuan yang

lain. namun dibandingkan dengan

Kelompok K (Kontrol) tampak

terdapat perbedaan yang bermakna.

Hasil penelitian membuktikan

bahwa pemberian Rhodamin B secara

oral dengan dosis bertingkat secara

berurutan yaitu 0,034 mg, 0,068 mg,

selama 3 minggu mengakibatkan

timbulnya perbedaan derajat

histopatologis hepar pada mencit

(Mus musculus) jantan. Terjadinya

perbedaan derajat histopatologis hepar

berupa perubahan sel hepatosit dapat

disebabkan oleh hasil metabolisme

biotransformasi Rhodamin B.

Rhodamin B merupakan bagi

tubuh yang terkontaminasi oleh zat

xenobiotik yaitu arsen dan timbal .

Sebagian besar zat ini akan

mengalami metabolisme (perubahan

kimiawi) dalam tubuh manusia dan

hati menjadi organ tubuh yang

terutama terlibat dalam peristiwa ini.

Zat-zat tersebut dimetabolisme dalam

dua fase yaitu hidroksilasi yang

dikatalisis oleh sitokrom P450,

kemudian senyawa yang

terhidroksilasi diubah oleh enzim

GSH menjadi berbagai metabolit polar

lewat konjugasi dengan glutation.

Kadar Rhodamin B yang tinggi dapat

mengganggu metabolisme tersebut

sehingga dapat meningkatkan radikal

bebas yang dapat menyebabkan

kerusakan membran sel

Simpulan

Terdapat hubungan derajat

histopatologis hepar mencit (Mus

Page 7: Artikel Hendi Rahman ( 09310144) (1)

7

musculus) jantan antara kelompok

yang diberikan Rhodamin B per oral

dengan kelompok yang tidak

diberikan Rhodamin B per oral, dan

antara setiap kelompok yang diberikan

Rhodamin B per oral dengan dosis

bertingkat. Derajat perubahan struktur

histopatologis sel hepatosit yang

ditemukan berupa sel radang,

degenerasi hidropik, dan nekrosis

hepatoseluler.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. H. T Marwan Nusri, MPH sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Malahayati Bandar Lampung.

2. Dr. Edy Ramadhani sebagai Wkil Dekan Bidang Akademik Universitas Malahayati

Bandar Lampung.

3. Seluruh karyawan yang bekerja di BPPT Serpong Tangerang dan UPTD Balai

Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung.