3
Ach. Haris Efendy 101810301021 Siti Aisah 111810301009 Kiki Nur Wulandari 121810301005 BUDIDAYA JAMUR TIRAM SISTEM AIR FLOW SEBAGAI KETAHANAN PEMASARAN JAMUR DI KABUPATEN JEMBER Artikel Jamur tiram adalah jenis jamur yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Jamur yang dibudidayakan menggunakan sekam padi dengan campuran bibit bakteri ini tumbuh dalam kondisi lembab pada suhu 23 sampai 28 o C. Ditinjau dari segi kandungan kimianya, jamur tiram memiliki kadar protein yang cukup tinggi sekitar 60% dari berat kering bahan. Sehingga, jamur ini baik digunakan sebagai tambahan pakan baik sebagai lauk maupun makanan ringan. Ditinjau dari segi pemanfaatannya, jamur tiram dapat diolah menjadi jamur crispy, eseng – eseng jamur, botok jamur, dan mie jamur. Kebutuhan jamur tiram juga semakin meningkat, hal ini dibuktikan dengan minat pembelian jamur di beberapa daerah misalnya di Kabupaten Jember. Kabupaten Jember terletak di Provinsi Jawa Timur dan berdekatan dengan kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Lumajang. Jember menjadi pusat perekonomian di daerah Tapal Kuda dengan penduduk lebih dari 3 juta jiwa. Kebutuhan jamur di Kabupaten Jember terus mengalami peningkatan dari tahun 2013 hingga 2014. Sehinga peluang usaha jamur tiram di Jember terbilang menjanjikan. Namun, terdapat masalah dalam hal pemasaran jamur tiram, yakni ketahanan jamur setalah panen.

Artikel Bussines

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bisnis jamur

Citation preview

Ach. Haris Efendy

101810301021

Siti Aisah

111810301009

Kiki Nur Wulandari 121810301005BUDIDAYA JAMUR TIRAM SISTEM AIR FLOW SEBAGAI

KETAHANAN PEMASARAN JAMUR DI KABUPATEN JEMBERArtikelJamur tiram adalah jenis jamur yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Jamur yang dibudidayakan menggunakan sekam padi dengan campuran bibit bakteri ini tumbuh dalam kondisi lembab pada suhu 23 sampai 28oC. Ditinjau dari segi kandungan kimianya, jamur tiram memiliki kadar protein yang cukup tinggi sekitar 60% dari berat kering bahan. Sehingga, jamur ini baik digunakan sebagai tambahan pakan baik sebagai lauk maupun makanan ringan. Ditinjau dari segi pemanfaatannya, jamur tiram dapat diolah menjadi jamur crispy, eseng eseng jamur, botok jamur, dan mie jamur. Kebutuhan jamur tiram juga semakin meningkat, hal ini dibuktikan dengan minat pembelian jamur di beberapa daerah misalnya di Kabupaten Jember.Kabupaten Jember terletak di Provinsi Jawa Timur dan berdekatan dengan kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Lumajang. Jember menjadi pusat perekonomian di daerah Tapal Kuda dengan penduduk lebih dari 3 juta jiwa. Kebutuhan jamur di Kabupaten Jember terus mengalami peningkatan dari tahun 2013 hingga 2014. Sehinga peluang usaha jamur tiram di Jember terbilang menjanjikan. Namun, terdapat masalah dalam hal pemasaran jamur tiram, yakni ketahanan jamur setalah panen. Kebanyakan jamur akan mengalami penyusutan masa dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap harga yang menurun. Selain itu, proses pengemasan jamur menghambat pengeluaran gas metana ke udara, sehingga jamur akan mengalami proses oksidasi dan menjadi layu atau busuk.Berdasrkan kasus diatas, maka muncul ide kreatif untuk mengatasi pemasaran jamur tiram. Ide yang ditawarkan adalah pembuatan sistem air flow atau aliran udara pada kemasan jamur tiram saat proses distribusi dan pemasaran. Sistem aliran udara adalalah modifikasi kemasan jamur dengan pemberian lubang udara aga gas metana yang dihasilkan dapat keluar. Disisi lain, sistem aliran udara ini menjada jamur tetap segar dan jamur bisa memperoleh oksigen setelah panen. Sehingga kualitas jamur tetap terjaga saat berada di tangan konsumen.Sesuai dengan konsep kimia pangan, dimana sebuah produk pangan harus melewati tahapan mulai produksi, distribusi, hingga konsumsi. Maka dilakukah kegiatan wirausaha budidaya jamur tiram sistem air flow ini dari proses penumbuhan jamur sampai pemasaran dengan sistem aliran jamur. Proses produksi dilakukan dalam lumbung dengan kelemaban 23 sampai 27 oC. Jamur diletakkan dalam rak rak yang terbuat dari bambu dengan maksimal 6 tingkat tiap rak. Jamur dapat dipanen selama 3 bulan selama proses produksi dan dipanene setiap hari. Proses selanjutnya adalah kegiatan distribusi jamur pada konsumen. Pada proses distribusi ini diterapkan sistem air flow untuk menjaga kualitas jamur. Jamur dengan sistem air flow dibungkus dalam wadah plastik tepal dan dipres pada kedua sisinya. Jamur yang sudah dikemas di beri lubang dengan diameter sekitar 2 mm dengan jumlah lubang 10 sampai 15 sisi pada sitiap sisinya. Lubang ini memungkinkan gas metana keluar dan jamur tetap memperoleh suplai oksigen. Sehingga, jamur dapat tahan lebih dari 10 jam setelah proses pemanenan.

Metode budidaya ini diharapkan dapat mengatasi masalah kualitas jamur saat proses distribusi. Jamur juga dapat bertahan lebih lama dari metode konfensional, sehingga distribusi jamur kepada konsumen tidak menurunkan kualitas jamur secara signifikan. Selain itu, proses budidaya ini membuka peluang usaha baru bagi mahasiswa untuk turut serta dalam kegiatan ketahanan pangan daerah.