Upload
sandy-rosandy
View
26
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ISSN 1693 - 3261ARTIKEL DI MAJALAH BENDE EDISI 25 Juni 2005 PERANAN MUSIK DALAM PEMBENTUKAN DOMAIN KOGNITIF ANAK USIA SEKOLAH DASAROleh : Suyadi*
Citation preview
ISSN 1693 - 3261 ARTIKEL DI MAJALAH BENDE EDISI 25
Juni 2005
PERANAN MUSIK DALAM PEMBENTUKAN DOMAIN KOGNITIF ANAK USIA
SEKOLAH DASAR
Oleh : Suyadi* Pendahuluan
Diskusi tentang berbagai fenomena sebagai dampak dari kemajuan yang
terjadi di era modern ini terjadi di mana-mana, salah satu yang cukup menonjol
adalah pendidikan. Harus diakui bahwa perkembangan intelektual yang berpedoman
pada informasi dan kecanggihan tehnologi telah masuk ke dalam berbagai aspek
kehidupan manusia, terlihat disana-sini manusia berkompetisi menuntut ilmu dan
pengetahuan dalam persaingan yang bersifat individual dan juga antar bangsa.
Pada orang tua berlomba mencari jalan untuk turut mencerdaskan anaknya supaya
tidak tertinggal dalam realitas pembangunan yang terus bergerak maju dan penuh
tantangan. Pengetahuan dasar tentang (bahasa inggris, matematika) yang dalam
kebiasaan selalu menjadi mata bidang studi yang menakutkan sebagian besar
anak, yang pada akhirnya bagi anak yang tidak pandai berhitung atau berbahasa
inggris maka anak dianggap gagal dan atau tidak mampu.
Terhadap realitas seperti ini orang mejadi lupa bahwa sebetulnya ada satu
hal yang pada umumnya disukai banyak orang, yaitu musik. Musik adalah suatu
wilayah yang sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia
yaitu dari mulai kelompok janin dalam kandungan, bayi dan kemudian menjadi anak-
anak, remaja, pemuda sampai kepada orang tua (lansia). Musik menjadi bagian
yang integral dari kehidupan manusia, sebab musik adalah wahana ekspresi
manusia, musik memiliki fungsi dalam banyak kegiatan manusia antara lain untuk
* Dosen STKW Surabaya
kepentingan hiburan, ekonomi, religi (berdoa), pemberi semangat dan motivasi,
menidurkan anak, ataupun untuk kepentingan pendidikan lainnya. Misalnya lagu
Bangun Tidur Ku Terus Mandi, yang didendangkan oleh seorang ibu, sekaligus
sebagai kepentingan pembelajaran dan pembentukan sikap serta mengingatkan
anak untuk kalau setelah bangun pagi terus menuju kamar mandi dengan gembira
dan riang setelah mendengarkan alunan lagu tersebut.
Begitu banyak konsep tentang peranan musik bagi pembentukan
kecerdasan, kepribadian atau ketrampilan anak yang dapat kita temukan, teori
koginitf menunjukkan bagaimana musik dirasakan, bagaimana skema kognitif dapat
aktif saat mendengar musik dan bagaimana reaksi otak terhadap musik
(Djohan,2003:17). Lebih lanjut dikatakan oleh Djohan bahwa dengan mendengar
musik dapat menimbulkan emosi yang dalam istilah terapi aktivitas ini dikatakan
sebagai aktifnya berbagai kognisi dan perasaan. Musik itu adalah sesuatu yang
menarik secara alamiah, dank arena itu sangat tepat digunakan sebagai salah satu
wahana pendidikan anak. Namun karena musik jangkauannya sangat luas untuk itu
pada tulisan ini akan dibahas musik yang terdiri dari unsure irama, melodi dan syair.
Demikian juga akan dikupas tentang pengertian pendidikan dan pembelajaran dan
bagaimana fungsi musik bagi perkembangan kognisi anak usia sekolah dasar.
Musik Musik adalah ekspresi bunyi dan waktu sebagai dimensinya, musik dengan
bunyi sebagai medianya itu memiliki unsure-unsur yang penting, antara lain irama
yang dikenal sebagai unsure yang penting, kemudian melodi dan syair. Irama adalah
gerak yang teratur mengalir, karena muncul dalam aksen secara tetap
(Soeharto,1992:56). Keindahan dari irama akan lebih terasa oleh adanya jalinan
perbedaan nilai dari satuan-satuan bunyinya. Melodi adalah susunan atau rangkaian
nada-nada secara berurutan (Mahmud, AT.,1981:70). Syair menurut M. Soeharto
adalah komposisi puisi yang dilagukan dan tiap bait terdiri dari 4 baris kalimat atau
pengertian lain adalah teks atau kata-kata lagu.
Kata musik menurut terjemahan bahasa sangsekerta adalah sanggita, yang
memiliki aspek, pertama adalah aspek bahasa, kedua bermain dan yang ketiga
gerakan (Khan,2002:62). Menurut Seashore (1967:33) bahwa musik sebagai salah
satu cabang seni berkenaan dengan bunyi yang indah atau dianggap indah, yang
indah tidak mengganggu pendengaran.
Pendidikan Menurut Langeveld pendidikan adalah suatu kegiatan membimbing anak ke
arah kedewasaan dan kemandirian. Jhon Dewey juga berpendapat bahwa
pendidikan adalah segala sesuatu yang bersama-sama dengan pertumbuhan.
Selain definisi yang disebutkan masih banyak definisi yang lain tentang pendidikan,
dan dari situ dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah kegiatan seni yang amat
kreatif untuk membangun kepribadian manusia, yang berlangsung sejak terwujudnya
embrio manusia, masa anak-anak. remaja, dewasa sampai pada masa tua (lansia).
Pendidikan itu suatu kegiatan membentuk, membimbing, dan mengarahkan
anak kepada seluruh kehidupan yang membahagiakan serta dapat mencapai tujuan
edukatif tertentu dan selaras dengan tujuan hidup manusia. Selain itu tujuan utama
pendidikan adalah meningkatkan kualitas segenap unsur kepribadian sehingga
dapat menjadi manusia yang sempurna.
Pembelajaran
Belajar dalam kependidikan mempunyai dua pengertian yaitu belajar tanpa
rancangan dan belajar yang dirancang berdasarkan suatu tujuan tertentu dan
dinamakan pembelajaran (Romiszoeki, AJ.,1981:54). Belajar tanpa rancangan
seperti anak yang berumur 12 tahun dapat menyalakan mesin mobil tanpa didahului
dengan kebiasaan belajar sebelumnya, dan kemampuan seperti itu terjadi karena
anak tersebut sering melihat secara kontinyu kebiasaan yang dilakukan ayahnya.
Kemudian belajar yang dirancang berdasarkan tujuan tertentu adalah proses belajar
mengajar pelajaran seni musik, bahasa, matematika yang terjadi di sekolah, ataupun
kegiatan pembelajaran formal lainnya.
Berdasarkan kurikulum pendidikan 1994 diinstruksikan bahwa sekolah dasar
dan menengah menerapkan pembelajaran terpadu sesuai dengan pendekatan
berpikir secara menyeluruh, pengolahan materi disesuaikan dengan lingkungan
anak didik atau murid itu sendiri. Dalam kurikulum tersebut juga diisyaratkan bahwa
pendidikan anak dapat menambah dalam semua bidang pelajaran dan demikian
sebaliknya.
Peranan Mudik bagi Pembentukan Kognitif Anak Istilah kognitif adalah istilah psikologi pendidikan dan teori ini dikenal
taksonomi Bloom, karena oleh Benjamin S. Bloom. Taksonomi adalah suatu
metode untuk membuat urutan pemikiran dari tahap dasar ke arah yang lebih tinggi
dari kegiatan mental (Djaali,200:99). Taksonomi untuk domain kognitif anak dibagi
dalam enam tahap yaitu, tahap pengetahuan (knowledge) ialah kemampuan untuk
menghafal, mengingat dan mengulangi informasi yang pernah diberikan. Tahap
pemahaman (comprehenshion) adalah kemampuan untuk menginterpretasi atau
mengulang informasi dengan menggunakan bahasa sendiri. Tahap aplikasi
(application) atau kemampuan menggunakan informasi, teori atau aturan pada
situasi baru. Tahap analisis (analysis) ialah kemampuan mengurai pemikiran yang
komplek, dan mengenai bagian-bagian serta hubungannya. Tahap sintesis
(synthesis) kemampuan mengumpulkan komponen yang sama guna membentuk
satu pola pikiran yang baru, dan tahap evaluasi (evaluation) adalah kemampuan
untuk membuat pemikiran berdasarkan criteria yang telah ditetapkan.
Sesuai dengan tingkatan psikologi perkembangan anak maka tulisan ini akan
diarahkan khusus pada domain kognitif terhadap pengetahuan (knowledge) dan
aplikasi (application). Teori dari Seashore, Cross, Howell dan Slodoba dalam Teele
S. (1995), berpendapat bahwa makna musik yang ditangkap oleh pendengar adalah
akibat memperhatikan pola-pola dan hubungan antar nada yang dapat dikaitkan
dengan kemampuan logic matematika, artinya anak yang musikal akan mendengar
dalam dirinya dan kemudian menggambarkan dalam imaginya pola-pola musik
terebut kemudian anak akan berpikir melalui pola-pola musik sebagai informasi yang
dimilikinya.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuktikan bahwa pemberian pelayanan
musik yang baik .dan benar dapat mengembangkan kemampuan anak dalam
pembelajaran matematika (Gardiner,M.1996:14). Kenyataan empiris yang ditemui
penulis adalah ketika anak dan tidak agresif ketika diajak belajar, namun pada sisi
yang lain kreatifnya dalam bermusik sangat menonjol dan maju, ini adalah sebuah
fenomena. Artinya anak tersebut sebetulnya punya potensi yang harus digerakkan
atau dirangsang (situasi) lewat musik. Berpikir kreatif menggunakan kedua belahan
otak seperti dikemukakan oleh Kustler, Lipman dan Siler (Seniawan, CS.1967:7).
Dengan demikian jika seseorang memiliki kemampuan berpikir secara musikal itu
berarti ia juga memiliki kesempatan mengembangkan kemampuan berpikir pada
bidang yang lain melalui kemampuan bermusik
Pesan-pesan pengetahuan dari musik dapat membentuk atau sekaligus
dapat berubah cara berpikir dan sikap dari anak. Anak yang malas berdoa dan
belajar ketika kepadanya diajari lagu Rajin Berdoa dan Rajin Belajar secara
otomatis dapat membuat pikiran dan perasaannya terusik. karena musik memang
memiliki kekuatan untuk menyentuh kalbu, sehingga sering juga disebutkan bahwa
bunyi musik itu adalah sebuah bisikan kalbu. Dunia anak adalah dunia yang sangat
dinamis, anak senang bermain sambil bernyanyi dan menggerakkan badannya.
Ketika mendengar alunan musik dengan ritmik yang riang dengan gembira anak itu
secara spontan menggerakkan badan sambil bernyanyi-nyanyi.
Musik adalah suatu yang sangat matematis dan rasional, namun terkadang
musik bergerak dalam bidang yang non-rasional. Sebuah penemuan ilmiah
melaporkan bahwa sapi yang didengarkan musik klasik yang teratur semakin banyak
air susunya dibandingkan dengan lagu rock yang terkesan tidak teratur. Demikian
pula halnya dengan tanaman, tanaman diperdengarkan musik yang tidak beraturan
akan tumbuh dengan acak-acakan (Isabel Tong,1996:3). Binatang dan tumbuhan
demikian kenyataannya apalagi kepada manusia yang memiliki akal dan perasaan.
Justru itu musik sangat berbahaya bagi mereka yang tidak mau menggunakannya.
Musik itu mengandung kekayaan makna (meaning), namun harus secara cermat
menempatkan fungsinya sehingga sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan
kebutuhan manusia.
Musik untuk kebutuhan anak sekolah dasar sangat berbeda dengan anak
usia remaja atau orang dewasa. Musik khususnya lagu anak adalah jenis lagu yang
harus dapat mengakomodir dunia anak. Bahasanya harus sederhana dan mudah
dimengerti, durasinya tidak terlalu panjang, motifnya sederhana, bentuk (form) A,B,A
intervalnya harus sesuai dengan ambitus suara anak, menghindari nada-nada
kromatis.
Musik untuk anak sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangan psikis
anak, aspek kelincahan, kesenangan bermain, ritmikalitas, kemerduan serta
kepolosan, perlu dihidupkan, demikian juga nyanyian bagi anak-anak harus
meningkatkan ekspresivitas. Menurut Slobada dalam psikologi masih bahwa emosi
adalah satu aspek yang paling meresap dalam eksistensi manusia, dalam arti yang
berhubungan dengan setiap aspek perilakunya- aksi, persepsi, memori, belajar dan
membuat keputusan (Djohan,2003:18). Sebuah studi di Texas menemukan bahwa
mahasiswa-mahasiswa yang ikut serta dalam orchestra mendapat angka belajar
yang tinggi ketimbang angka rata-rata (Compbell Don,2001:216).
Musik untuk pembentukan domain kognitif tahap pengetahuan dan aplikasi
bagi anak SD adalah jenis lagu yang terdiri dari unsur melodi dan teks (syair), dalam
hal ini penulis mengangkat contoh lagu dengan judul Rajin Berdoa dan Belajar
yang merupakan komponen musik yang dapat memberikan konstribusi dan
pengetahuan serta aplikasi sikap dan perilaku yang baik bagi anak.
Judul Lagu Rajin Berdoa dan Belajar
Do=C Cipt. Agust. G (1999)
4/4 Andante/dengan girang
1 1 1 1 1 0/ 3 3 3 3 3 0/ 5 5 5 5 6 5 4 3/ 4 . . 0/
Rajin berdoa Rajin belajar Kalau mau jadi anak pintar
2 2 2 2 2 0/ 4 4 4 4 4 0/ 7 7 7 6 5 4 / 3 . . 0/
Disayang papa disayang mama disayang para gu ru
3 3 3 3 1 3 / 5 5 6 5 0/ 3 3 3 3 3 3 4 5/ 6 . . 0/
Anak sekolah yang jadi pintar rajin berdoa dan belajar
6 4 2 1 / 5 3 . . 0/ 5 5 5 4 3 3 2 2/ 1 . . 0///
Rajin rajin rajin kalau mau jadi anak pintar
Jenis lagu tersebut di atas begitu sederhana. Durasinya tidak terlalu panjang
karena hanya terdiri dengan 16 bar, bentuk (form) tidak terlalu sulit dan berbelit
karena bersifat ciptaan langsung (thught compose), tidak ada reffrein, nada-nadanya
mayor tanpa kromatis, akrdnya tonika (I), dinimand (V) dan sub-dominand (IV)
bahasanya begitu sederhana, jelas sehingga mudah dimengerti anak, temponya
sedang namun bernyanyi dengan girang sambil menggerakkan badan (seperti
menari).
Menurut penulis lagu tersebut memiliki pesan kognisi yang sangat kuat, dari
bahasa syairnya dengan jelas dapat tergambar bahwa anak-anak diajak supaya
berdoa dan belajar yang merupakan dua aspek yang penting dalam proses
pendidikan dan pembelajaran anak. Melalui lagu atau nyanyian anak diajak untuk
memahami bahwa rajin berdoa dan rajin belajar nantinya akan menjadi anak pintar
dan berprestasi. Pada bait ke 5-8 merupakan pujian bahwa anak yang masih kecil
pasti meminta kasih saying yang lebih sehingga kalau nantinya menjadi anak pintar
akan disayang oleh papa, mama dan para guru (ini merupakan motivasi untuk anak).
Kesimpulan Berdasarkan beberapa konsep para ahli dan hasil penelitian tentang peranan
musik bagi pembentukan pendidikan kognitif , maka dapat disimpulkan bahwa musik
merupakan sarana yang sangat kondusif dan efektif dalam pendidikan anak secara
umum, dan khususnya pada domain kognitif tahap pengetahuan dan aplikasi.
Pendidikan musik bagi anak dapat dilaksanakan melalui rancangan pembelajaran,
maupun berlangsung melalui pelajaran yang tidak dirancang.
Namun untuk menjadikan musik sebagai alat pendidikan dan pembelajaran
perlu mendudukkan I criteria yang tepat bagi jenis musik/lagu yang akan menjadi
konsumsi anak. Musik mesti menjadi sarana pembelajaran bagi sebuah proses
pendidikan yang ditetapkan secara terencana. Sebab musik bagitu penting sama
seperti matematika, bahasa inggris atau fisika dan kimia serta mata pelajaran
lainnya. Musik tidak boleh disepelekan karena kedudukan dan peranannya cukup
memberikan masukan yang bernilai bagi pembentukan kecerdasan dan mental anak
bangsa.
Daftar Pustaka Compbell Dob, 2001. Efak Mozart, Memanfaatkan Kebutuhan Musik untuk
Mempertajam Pikiran. Meningkatkan Kreativitas dan Menyehatkan Tubuh. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Djaali,H. 2000. Psikologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri
Jakarta. Djihan, 2003. Psikologi Musik, Yogyakarta, Penerbit Buku Baik. Gardiner,M, 1996. The Effect of exstra Caursen in Musik on the Mathematic
Learning out come, New York. Hasrat Inayat Khan, 2002. Dimensi Mistik Musik dan Bunyi. Yogyakarta: Pustaka
Sufi. Mahmud, 1981. Musik. Jakarta: CV. Titik Terang. Romiszowki, A.J.,1981. Producing Instrucsional System., Decision Making in Course
Planing and curriculum Design, New York: Kogan Page. London/Nicholis Publishing.
Seasore, S.E. 1967. Psycology of Musik. New York. Douver publication, Inc. Semiawan, C.S. 1996. Perspektif Pendidikan Anak Berbekat, Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.
---------------, 1995. Kurikulum PGSD Tahun 1995 dan Pembelajaran Terpadu,
makalah disajikan pada seminar Lokakarya di IKIP Jakarta. Soeharto, M. 1992. Kamus Musik, Jakarta: PT Gramedia Widarsana Indonesia. Tong, Isabel, 1996. Peranan Musik dalam Ibadah, Bogor: dalam seminar Musik
Gereja.
Biodata Penulis: Suyadi, M.Sn. Lahir di Bantul, Yogyakarta 25 Agustus 1965 menyelesaikan studi SI di ISI Yogyakarta 1993 pada program studi Etnomusikologi, S2 Program Pascasarjana ISI Yogyakarta selesai tahun 2004 dengan Minat utama Pengkajian Musik Nusantara. Mulai tahun 1994 sebagai pengajar pada Jurusan Karawitan di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya. Aktif mengikuti seminar bertaraf Nasional dan Internasional dan banyak terlibat dalam penelitian bidang seni.