4
NAMA : RUDI PRAYOGO NIM : 05021181320002 ARTIKEL BANGUNAN PENYIMPANAN HASIL PERTANIAN Bangunan pertanian adalah salah satu cabang disiplin ilmu dalam teknik pertanian yang fokus pada pengendalian lingkungan dalam bangunan pertanian untuk pertumbuhan produksi dan mempertahankan mutu hasil pertanian. Pengertian dan definisi dari bangunan pertanian secara fisik adalah semua bangunan dengan berbagai macam tipe dan strukturnya, yang digunakan untuk proses produksi di bidang pertanian dalam arti luas, meliputi bangunan untuk produksi tanaman pertanian (rumah kaca, hidroponik, dan sebagainya), produksi ternak (kandang dan sebagainya), bangunan untuk penyimpanan dan penanganan pasca panen (gudang dan sebagainya), bangunan untuk menyimpan alat dan mesin pertanian, perbengkelan, serta bangunan pertanian lainnya. Dalam suatu bangunan pertanian, perlu diperhatikan aspek- aspek lingkungan mikro dan pengendaliannya yang diperlukan untuk memaksimalkan fungsi dari bangunan tersebut sesuai dengan tujuan dibangunnya. Aspek lingkungan tersebut meliputi temperatur, kelembaban, cahaya, kualitas dan aliran udara, bau, hama dan penyakit, dan sebagainya yang mempengaruhi kenyamanan, produktivitas, dan kualitas dan masa simpan suatu produk hasil pertanian. Dari sudut pandang keteknikan, lingkungan dapat dikendalikan secara tertutup. Jenis dan

Artikel Bangper

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bangunan pertanian

Citation preview

Page 1: Artikel Bangper

NAMA : RUDI PRAYOGO

NIM : 05021181320002

ARTIKEL

BANGUNAN PENYIMPANAN HASIL PERTANIAN

Bangunan pertanian adalah salah satu cabang disiplin ilmu dalam teknik pertanian

yang fokus pada pengendalian lingkungan dalam bangunan pertanian untuk pertumbuhan

produksi dan mempertahankan mutu hasil pertanian.

Pengertian dan definisi dari bangunan pertanian secara fisik adalah semua bangunan

dengan berbagai macam tipe dan strukturnya, yang digunakan untuk proses produksi di

bidang pertanian dalam arti luas, meliputi bangunan untuk produksi tanaman pertanian

(rumah kaca, hidroponik, dan sebagainya), produksi ternak (kandang dan sebagainya),

bangunan untuk penyimpanan dan penanganan pasca panen (gudang dan sebagainya),

bangunan untuk menyimpan alat dan mesin pertanian, perbengkelan, serta bangunan

pertanian lainnya.

Dalam suatu bangunan pertanian, perlu diperhatikan aspek-aspek lingkungan mikro

dan pengendaliannya yang diperlukan untuk memaksimalkan fungsi dari bangunan tersebut

sesuai dengan tujuan dibangunnya. Aspek lingkungan tersebut meliputi temperatur,

kelembaban, cahaya, kualitas dan aliran udara, bau, hama dan penyakit, dan sebagainya yang

mempengaruhi kenyamanan, produktivitas, dan kualitas dan masa simpan suatu produk hasil

pertanian. Dari sudut pandang keteknikan, lingkungan dapat dikendalikan secara tertutup.

Jenis dan bangunan pertanian Sebagai alat produksi, bangunan pertanian digunakan dalam

kegiatan-kegiatan atau proses produksi pertanian baik pra maupun pasca panen.

Tujuan penyimpanan secara fisik adalah untuk mempertahankan mutu dan mencegah

kerusakan produk. Penyimpanan diperlukan karena berkaitan dengan tujuan pemasaran, yaitu

menunggu hingga harga pasar baik untuk menjual hasil pertanian. Jenis-jenis bangunan

penyimpanan hasil pertanian: Rumah pengepakan Bangunan penyimpanan hasil pertanian

dalam karung (gudang)

Bangunan penyimpanan hasil pertanian dalam bentuk curah (silo) Bangunan

penyimpanan kayu Rumah beku untuk penyimpanan buah-buahan dan sayuran serta hasil

peternakan Gudang adalah suatu bangunan penyimpanan yang memiliki bagian-bagian

Page 2: Artikel Bangper

konstruksi yang terdiri dari atap (penutup), dinding, dan lantai, membentuk suatu ruangan

perlindungan yang cukup luas untuk menempatkan atau menyimpan berbagai macam barang

atau komoditas. Definisi ini membedakan fasilitas penyimpanan yang lain seperti lumbung,

peti, kotak, atau perlengkapan pengemasan lainnya. Gudang secara konstruksi tidak banyak

berbeda dengan gedung yang bersifat statis dan memerlukan pondasi untuk memantapkan

dan menstabilkan posisi dan kedudukan bangunan tersebut. Penyimpanan hasil tanaman

berupa biji-bijian dapat dilakukan secara curah atau karung. Bangunan penyimpan biji-bijian

curah umumnya berbentuk lumbung atau silo berupa silinder tegak. Di Indonesia, yang saat

ini digunakan adalah lumbung yang berbentuk rumah panggung persegi. Pada penyimpanan

dengan sistem karung, bijibijian dimasukan ke dalam karung dan disimpan di gudang secara

berumpuk-tumpuk. Sedangkan penyimpanan buah-buahan, sayur-sayuran, hasil ternak, dan

hasil pertanian lainnya yang cepat membusuk akibat serangan mikroba dan jamur, umumnya

disimpan di ruangan berpendingin. Bangunan untuk penyimpanan bahan, alat, dan mesin

budidaya pertanian Jenis bangunan ini sangat penting dalam usaha tani skala besar dan

komersial. Kondisi yang harus dipenuh dalam konstruksi bangunan pertanian jenis ini adalah

faktor keselamatan dan kesehatan kerja, mengingat bahwa bangunan ini berguna untuk

menyimpan bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan budidaya pertanian seperti benih,

bahan-bahan kimia seperti pupuk, pestisida, dan bahan bakar serta alat dan mesin pertanian

seperti traktor. Sebaiknya bangunan ini dilengkapi dengan fasilitas keselamatan seperti

pemadam kebakaran serta pintu darurat. Konstruksi bangunan juga sebaiknya tahan api dan

tidak mudah runtuh dalam kondisi apapun. Kebutuhan fasilitas lainnya disesuaikan, misalnya

untuk bangunan penyimpanan traktor dan implemennya, diperlukan pintu yang besar.

Bangunan pertanian lainnya Dalam usaha tani komersial, biasanya ada banyak jenis

bangunan pertanian karena banyaknya kebutuhan, misalnya infrastruktur jalan menuju ladang

atau kandang, pagar, bendungan, dan sebagainya. Pengendalian lingkungan pada bangunan

pertanian Bangunan pertanian harus mampu mengatasi pengaruh buruk dari lingkungan di

luar bangunan. Pengendalian lingkungan di dalam bangunan pertanian meliputi cahaya,

temperatur, kelembaban, komposisi gas, dan sebagainya. Untuk mempertahankan temperatur

lingkungan di dalam suatu bangunan pertanian, harus ada keseimbangan antara input dan

output sumber panas di dalam bangunan tersebut. Panas dapat masuk ke dalam bangunan

pertanian dari berbagai sumber, misalnya aliran udara masuk, peralatan mekanis, lampu

pencahayaan, aktivitas manusia, dan panas yang dihasilkan dari tanaman maupun hewan di

dalamnya. Sedangkan, panas dapat keluar dari bangunan pertanian melalui udara keluar,

Page 3: Artikel Bangper

konduksi bangunan pertanian, penyerapan panas oleh elemen-elemen dalam bangunan, dan

sebagainya. Besarnya kehilangan panas konduksi dari suatu bangunan bergantung pada

resistansi aliran panas pada bangunan, luas dinding dan atap, serta perbedaan temperatur

antara struktur bangunan dan atmosfer. Nilai konduktivitas panas bahan Bahan Nilai

konduktivitas (W/m.K) Udara 0,024 Hidrogen 0,17 Air 0,61 Busa poliuretan 0,026

Polistirena 0,034 Papan gabus 0,043 Kayu 0,115 Salju 0,17-0,52 Gelas 0,34-1,21 Tanah 1,04-

1,73 Beton 1,73 Baja 45,00 Aluminium 212,80 Tembaga 385,80