2
Artikel "Manajemen, kepemimpinan, dan Pemberdayaan Karyawan" MANAJEMEN BISNIS : Keanekaragaman Tenaga Kerja KEANEKARAGAMAN tenaga kerja (workforce diversity) merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan tenaga kerja secara demografis terutama yang berkaitan dengan umur, jenis kelamin, ras, asal negara, dan karakteristik fisik. Semakin meningkatnya keanekaragaman tenaga kerja membuat semua organisasi harus menyadari arti penting praktik pemberian kerja yang adil. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman tenaga kerja akan meningkatkan kemampuan karyawan terkait dengan inovasi, problem solving maupun menciptakan peluang bisnis baru. Selain itu, perspektif dan pengalaman yang beraneka ragam juga dapat dijadikan sumber untuk membangun keunggulan bersaing. Tetapi di sisi lain, kondisi tenaga kerja yang beraneka ragam juga seringkali memunculkan prasangka secara budaya (cultural bias) dalam bentuk: (1) prejudice (anggapan negatif serta sikap tidak rasional terhadap orang-orang tertentu karena identitas kelompok mereka yang minoritas), (2) discrimination (prasangka yang merugikan kaum minoritas karena menolak mereka untuk mendapatkan kesempatan secara penuh sebagai anggota organisasi), contoh: glass ceiling effect (adanya suatu hambatan yang tidak terlihat jelas, menghalangi wanita dan pekerja minoritas dalam mencapai tingkatan tertentu dalam tanggung jawab organisasional). Kedua kondisi tersebut akan mengakibatkan kesulitan organisasi dalam mendapat tenaga kerja yang memiliki talenta tinggi dan pada akhirnya muncul kesulitan dalam mewujudkan penempatan sesuai konsep the right man on the rigt place. Tantangan utama pengelolaan tenaga kerja yang beraneka ragam ini adalah bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan menciptakan kinerja yang tinggi dari semua karyawan melalui pemanfaatan keterampilan dan talenta karyawan yang beragam tersebut. Di satu sisi, karyawan dituntut untuk kompeten dan terlatih, tetapi di sisi lain lingkungan kerja juga harus inklusif dan suportif untuk menciptakan praktik kerja yang adil. Keanekaragaman tenaga kerja yang tinggi juga membutuhkan pemimpin yang mampu menginspirasi karyawan, bahwa siapa pun mereka harus

Artikel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tentang artikel

Citation preview

Page 1: Artikel

Artikel "Manajemen, kepemimpinan, dan Pemberdayaan Karyawan"

MANAJEMEN BISNIS : Keanekaragaman Tenaga Kerja

KEANEKARAGAMAN tenaga kerja (workforce diversity) merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan tenaga kerja secara demografis terutama yang berkaitan dengan umur, jenis kelamin, ras, asal negara, dan karakteristik fisik. Semakin meningkatnya keanekaragaman tenaga kerja membuat semua organisasi harus menyadari arti penting praktik pemberian kerja yang adil.Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman tenaga kerja akan meningkatkan kemampuan karyawan terkait dengan inovasi, problem solving maupun menciptakan peluang bisnis baru. Selain itu, perspektif dan pengalaman yang beraneka ragam juga dapat dijadikan sumber untuk membangun keunggulan bersaing.Tetapi di sisi lain, kondisi tenaga kerja yang beraneka ragam juga seringkali memunculkan prasangka secara budaya (cultural bias) dalam bentuk: (1) prejudice (anggapan negatif serta sikap tidak rasional terhadap orang-orang tertentu karena identitas kelompok mereka yang minoritas), (2) discrimination (prasangka yang merugikan kaum minoritas karena menolak mereka untuk mendapatkan kesempatan secara penuh sebagai anggota organisasi), contoh: glass ceiling effect (adanya suatu hambatan yang tidak terlihat jelas, menghalangi wanita dan pekerja minoritas dalam mencapai tingkatan tertentu dalam tanggung jawab organisasional).Kedua kondisi tersebut akan mengakibatkan kesulitan organisasi dalam mendapat tenaga kerja yang memiliki talenta tinggi dan pada akhirnya muncul kesulitan dalam mewujudkan penempatan sesuai konsep the right man on the rigt place.Tantangan utama pengelolaan tenaga kerja yang beraneka ragam ini adalah bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan menciptakan kinerja yang tinggi dari semua karyawan melalui pemanfaatan keterampilan dan talenta karyawan yang beragam tersebut. Di satu sisi, karyawan dituntut untuk kompeten dan terlatih, tetapi di sisi lain lingkungan kerja juga harus inklusif dan suportif untuk menciptakan praktik kerja yang adil.Keanekaragaman tenaga kerja yang tinggi juga membutuhkan pemimpin yang mampu menginspirasi karyawan, bahwa siapa pun mereka harus memaksimalkan kontribusinya untuk mencapai tujuan organisasi. Praktik kepemimpinan ini seringkali ditunjukkan dalam bentuk pemberdayaan karyawan sehingga memunculkan percaya diri tinggi bahwa mereka pasti mampu mencapai kinerja terbaiknya. Dalam tahap ini, bukan hanya perubahan kebijakan dan praktik seorang pemimpin, tetapi juga bagaimana kemampuan pemimpin melaksanakan proses mengubah mind-set semua stakeholders untuk melaksanakan praktik kerja yang adil.Beberapa program strategik yang dapat dilakukan organisasi bisnis untuk menghadapi semakin meningkatnya keanekaragaman tenaga kerja, antara lain: (1) mengembangkan budaya kinerja dengan memperhatikan kondisi keanekaragaman, (2) mendukung implementasi program seperti worklife balance dan komunikasi lintas budaya, dan (3) merekrut tenaga kerja dengan memperhatikan nilai keanekaragaman untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja.

Dra Suhartini MSi Staf Pengajar Program Pascasarjana Ekonomi UII.

http://ditaryuni.blogspot.com/2012/11/artikel-manajemen-kepemimpinan-dan.html