8
LOMBA MENULIS ARTIKEL PENDIDIKAN BEM FKIP UNTAN JUDUL ARTIKEL : Peningkatan Karakter Siswa Di Kalimantan Barat Melalui Gerakan Wajib Pramuka Ditulis Oleh: NAMA : EKA NIM : F02110019 UNIVERSITAS TANJUNGPURA

artikel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

education

Citation preview

Page 1: artikel

LOMBA MENULIS ARTIKEL PENDIDIKAN BEM FKIP UNTAN

JUDUL ARTIKEL :

Peningkatan Karakter Siswa Di Kalimantan Barat Melalui Gerakan Wajib Pramuka

Ditulis Oleh:

NAMA : EKA

NIM : F02110019

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2012

Page 2: artikel

VISI besar bangsa ini adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Pasal 31 ayat (3) secara jelas menyatakan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang.

Visi besar itu pula yang kemudian dijadikan alas argumentasi dan salah satu bahan menimbang Undang-Undang tentang Sisdiknas tahun 2003. Pada pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, masyarakat , bangsa, dan negara .

Dengan demikian, sistem pendidikan nasional yang harus dibangun oleh bangsa ini adalah sebuah sistem pendidikan nasional yang berorientasi kepada peningkatan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu pendidikan holistik berbasis karakter. Khususnya di provinsi Kalimantan Barat yang memiliki system pendidikan yang sudah mulai merosot dari sisi akademik dan sisi mental spiritualnya. Faktanya, dari 33 provinsi yang ada di indonesia, kalimantan barat berada pada peringkat 23 (Kompas.com). ini merupakan hal yang cukup memprihatinkan bagi kita semua yang merupakan calon pendidik yang akan bertanggung jawab dengan kemajuan pendidikan di daerah kita.

Alangkah ada baiknya pendidikan holistic di Kalimantan barat harus segera dilaksanakan sesegera mungkin. Berhubungan dengan semakin merosotnya akhlak dan moral para tetua-tetua Negara yang memberikan contoh yang dianggap kurang baik dalam hal moral, seperti contohnya melakukan KKN, yang paling merajalela adalah “korupsi” yang akhir-akhir ini sering muncul di pemberitaan media masa. Sehingga Negara kita Indonesia sering dijuluki sebagai Negara terkorup nomor tiga se-Asia, selain itu juga Negara kita disebut juga Negara teroris, Negara biro kratis, Negara ekonomi biaya tinggi, termasuk Negara yang suka bentrok sesame suku dan antar daerah. Hal inilah yang menunjukan bahwa akhlak dan moral penduduk Kalbar sudah merosot,dengan adanya perang antar suku dan lain sebagainya.

Mengapa bisa terjadi hal demikian? Jika ditinjau lebih jauh ke belakang, salah satunya penyebabnya adalah system dan model pendidikan yang diterapkan Negara selama ini tidak menghasilkan, hanya mengusung banyak kegagalan, aksi protes bahkan memicu aksi bunuh diri dikalangan remaja Indonesia, untungnya blom terjadi di Kalimantan Barat ini. Sebelum berlanjut lebih jauh lagi, Oleh karena itu, maka pendidikan holistic ini dapat dilaksanakan untuk meningkatkan moral masyarakat Kalimantan Barat khususnya kepada anak-anak usia pendidikan yang akan menjadi masa depan bangsa kita kedepannya. Lahirnya pendidikan holistik sejatinya adalah merupakan suatu respon yang bijaksana atas ekologi, budaya, dan tantangan moral pada abad ini, yang bertujuan untuk mendorong para kaum muda sebagai generasi penerus untuk dapat hidup dengan bijaksana dan

Page 3: artikel

bertanggung jawab dalam suatu masyarakat yang saling pengertian dan secara berkelanjutan ikut serta berperan dalam pembangunan masyarakat.

Pendidikan holistic merupakan pendidikan yang bertujuan memberi kebebasan siswa peserta didik untuk mengembangkan diri dan tidak secara intelektual, tapi juga memfasilitasi perkembangan jiwa dan raga secara keseluruhan sehingga tercipta manusia Indonesia yang berkarakter kuat yang mampu mengangkat harkat bangsa. Pendidikan holistik ada tersirat dalam pendidikan kepramukaan, seperti yang tersurat dalam Dasa Dharmanya. Sebagai penguat saya cuplikan tentang tujuan gerakan pramuka yang tertuang dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, Pasal 4 tentang Tujuan, yang menetapkan bahwa tujuan Gerakan Pramuka adalah mendidik anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar :

Pertama, menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, serta; a). tinggi mental moral budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya; b). tinggi kecerdasan dan ketrampilannya; c). kuat dan sehat fisiknya.Kedua, menjadi warga negara Indonesia yang ber-Pancasila serta patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelenggarakan pembangunan bangsa dan negara.

Mencermati tujuan Gerakan Pramuka diatas, sangatlah nyata bahwa upaya-upaya untuk menanamkan budi pekerti luhur dan rasa nasionalisme kepada anak dan pemuda sudah lama ada dalam konsep pendidikan kepramukaan kita. Sebaiknya pendidikan kepramukaan ini tidak hanya dijadikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler saja, melainkan kegiatan wajib yang harus di ikuti oleh setiap siswa. karena nilai-nilai moral dalam kepramukaan kita kenal dengan adanya janji dan ketentuan moral yang sering kita sebut dengan Dwisatya dan Dwidarma untuk pramuka Siaga dan Trisatya serta Dasadarma untuk pramuka Penggalang dan Penegak.

Ada kesamaan antara Dasa Dharma Pramuka dan pilar-pilar yang dimiliki oleh pendidikan yang berbasis holistic ini, yaitu sebagai berikut:

Dasadarma pramuka, yang berisikan :

1). Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2).Cinta alam dan kasih sayang kepada sesama manusia;

3). Patriot yang sopan dan ksatria;

4). Patuh dan suka bermusyawarah;

5). Rela menolong dan tabah;

Page 4: artikel

6). Rajin trampil dan gembira;

7). Hemat, cermat dan bersahaja;

8). Disiplin berani dan setia;

9). Bertanggungjawab dan dapat dipercaya;

10). Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Sedangkan, 9 pilar pendidikan holistik terdiri dari sebagai berikut:

1). Cinta Tuhan dan Segenap Ciptaan-Nya

2). Tanggung jawab, Kedisiplinan, dan Kemandirian

3). Kejujuran/ Amanah dan Diplomasi

4). Hormat dan Santun

5). Dermawan, Suka Menolong, dan Gotong-royong/ Kerjasama

6). Percaya Diri, Kreatif, dan Pekerja Keras

7). Kepemimpinan dan Keadilan

8). Baik dan Rendah Hati

9). Toleransi, Kedamaian, dan Kesatuan

Dengan adanya kesamaan anatara dasa dharma pramuka dan pendidikan holistik ini sejatinya kita akan menjalankan pendidikan karakter dengan sepenuhnya dan menyeluruh. Dasa darma ini wajib di pahami maknanya oleh setiap siswa dan tidak hanya sekadar di hafal saja,melainkan di aplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Kalau dasa darma yang pertama sudah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, maka yang lainnya akan dengan mudah bisa di laksanakan dengan sempurna.

Kegiatan kepramukaan sangat tidak asing lagi bagi kita semua, terlebih bagi mereka-mereka yang pernah mengenyam pendidikan formal yang dimulai dari pendidikan dasar. Di level pendidikan dasar inilah para siswa mulai dikenalkan  kegiatan kepramukaan yang pada prinsipnya melalui kegiatan ini peserta diharapkan dapat menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta memiliki rasa cinta tanah air. Kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan adalah salah satu usaha untuk membina para anggotanya yang terdiri anak-anak dan pemuda agar memiliki rasa percaya diri, rasa berkewajiban, rasa

Page 5: artikel

tanggungjawab dan melatih disiplin. Dalam pelaksanaannya pembinaan kegiatan kepramukaan ini dibuat klasifikasi dengan memperhatikan perkembangan jasmani dan rohani peserta. Penggolongan tersebut terbagi golongan siaga (7-10 tahun), penggalang (11-15 tahun), penegak (16 - 20 tahun) dan pandega (21 - 25 tahun).

Gerakan Pramuka diharapkan dapat mempertahankan kualitas penyelenggaraan kegiatan pendidikan kepramukaan oleh setiap satuan organisasinya. Dan selama ini tidak ada mekanisme untuk mengevaluasi kelayakan program dan satuan pendidikan. Apa pun yang dilakukan oleh setiap satuan organisasi sudah dianggap baik dan sesuai standar. Untuk itulah perlu dilakukan asesmen untuk menetapkan apakah kegiatan dan satuan pendidikan kepramukaan sudah berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Selama ini seluruh aktivitas pendidikan kepramukaan diasumsikan berjalan dengan baik, padahal belum tentu sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kenyataan bahwa pendidikan kepramukaan semakin tidak diminati oleh remaja menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan kepramukaan di lapangan tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh organisasi sebagai tertuang dalam berbagai petunjuk penyelenggaraan.

Sehingga kegiatan ini harus di tingkatkan lebih giat lagi di pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi, dalam rangka mengembangkan pendidikan karakter. Khususnya di Kalimantan Barat, yang sudah memiliki banyak pelatih kepramukaan ini seharusnya bisa menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah agar bisa membimbing peserta didik yang berada dalam masa-masa pencarian jati diri , sehingga bisa meningkatkan moral para siswa dengan pengamalan dasa dharma pramuka itu dalam kehidupannya. Pendidikan ini dianggap sangat penting dan harus di laksanakan dan wajib dilaksanakan di setiap tingkatan pendidikan karena berhubungan dengan pribadi karakter bangsa.

Page 6: artikel

BIODATA PESERTA

Nama lengkap : EKA

NIM : F02110019

Tempat/Tanggal Lahir : PEMANGKAT, 08 FEBRUARI 1991

Jenis kelamin : PEREMPUAN

Agama : ISLAM

Alamat : JL.M.SYAFE’I NO.06

Telp/Hp : 089693379821

Pontianak,29 Maret 2012

Hormat saya

(EKA)

NIM : F02110034