2
Kelompok Tani Mekar Melati adalah kelompok budidaya yang telah berdiri sejak 2 Oktober 2008 dibaah pengaasan Kementrian Perikanan dan Kelautan. Terbentuknya Mekar Melati berkembang dari pengakuan desa, lalu pengakuan dari kecamatan, setelah itu baru mendapat pengakuan dari Mentri/Kementrian Perikanan dan Kelautan. Sistem budidaya dilakukan di kolam sawah (kolam tanah) dengan jenis komoditas ikan lele dumbo dan ikan mujair. Para petani memilih kedua ikan tersebut karena tahan banting terhadap kondisi air yang kurang baik. Kelompok Tani ini memiliki 1 kuintal indukan yang dapat menghasilkan 30.000 kuintal benih. Tapi karena tidak semua benih berhasil hidup, kelompok petani juga membeli benih bibit yang diambil dari majalaya. Jumlah kepadatan kolam sekitar 3000 benih/kolam dan dipanen setiap 3 bulan (maksimal) lalu disortir 2 kali setiap panen. Ikan lele dijual sedangkan ikan mujair hanya dikonsumsi sendiri. Adapun produksi lain hasil pengolahan yaitu abon dan kerupuk dari lele dumbo. Air yang digunakan adalah air yang berasal dari sungai. Seluruh kelompok tani memiliki 16 kolam dengan 10 kolam untuk ikan lele dan 6 kolam untuk ikan mujair. Adapun ukuran kolam berkisar antara 10x20m-20x30m. Pemberian pakan dilakukan dua kali saat pagi dan menjelang malam (sekitar pukul 7 malam). Saat pagi diberikan pakan cacing merah dan pelet untuk malam hari. Pelet yang digunakan adalah pelet apung. Biasanya setiap satu kali panen lele dumbo, didapat hasil sebesar 9-10 kilogram siap jual. Sedangkan jika terdapat ikan yang cacat atau tidak bernilai tinggi, ikan tersebut akan

Aqua

Embed Size (px)

DESCRIPTION

water

Citation preview

Page 1: Aqua

Kelompok Tani Mekar Melati adalah kelompok budidaya yang telah berdiri sejak 2

Oktober 2008 dibaah pengaasan Kementrian Perikanan dan Kelautan. Terbentuknya Mekar

Melati berkembang dari pengakuan desa, lalu pengakuan dari kecamatan, setelah itu baru

mendapat pengakuan dari Mentri/Kementrian Perikanan dan Kelautan.

Sistem budidaya dilakukan di kolam sawah (kolam tanah) dengan jenis komoditas

ikan lele dumbo dan ikan mujair. Para petani memilih kedua ikan tersebut karena tahan

banting terhadap kondisi air yang kurang baik. Kelompok Tani ini memiliki 1 kuintal indukan

yang dapat menghasilkan 30.000 kuintal benih. Tapi karena tidak semua benih berhasil

hidup, kelompok petani juga membeli benih bibit yang diambil dari majalaya. Jumlah

kepadatan kolam sekitar 3000 benih/kolam dan dipanen setiap 3 bulan (maksimal) lalu

disortir 2 kali setiap panen. Ikan lele dijual sedangkan ikan mujair hanya dikonsumsi sendiri.

Adapun produksi lain hasil pengolahan yaitu abon dan kerupuk dari lele dumbo. Air yang

digunakan adalah air yang berasal dari sungai.

Seluruh kelompok tani memiliki 16 kolam dengan 10 kolam untuk ikan lele dan 6

kolam untuk ikan mujair. Adapun ukuran kolam berkisar antara 10x20m-20x30m. Pemberian

pakan dilakukan dua kali saat pagi dan menjelang malam (sekitar pukul 7 malam). Saat pagi

diberikan pakan cacing merah dan pelet untuk malam hari. Pelet yang digunakan adalah pelet

apung.

Biasanya setiap satu kali panen lele dumbo, didapat hasil sebesar 9-10 kilogram siap

jual. Sedangkan jika terdapat ikan yang cacat atau tidak bernilai tinggi, ikan tersebut akan

ditampung dalam satu kolam lalu diolah menjadi abon atau kerupuk, atau air perasan daging

yang dapat dijadikan bahan bakso. Setiap musim panen kelompok tani memastikan agar tidak

ada ikan yang tersisa/terbuang.

Masalah yang biasanya terjadi adalah saat musim hujan, karena pada saat itu air di

kolam ikan akan meluap, dan mengakibatkan kematian massal pada ikan. Dan juga adanya

penyakit ikan. Biasanya untuk penyakit ikan, para petani memberikan obat herbal buatan

sendiri yang terdiri dari jahe, kunyit, dan sereh yang ditebar kedalam kolam.

Adapun modal awal dari aktivitas tani ini adalah benih 17.000/kg dan dibutuhkan 1

kuintal benih untuk 3 kolam atau 50 kg per kolam.