21

Click here to load reader

aplikasi Teori Kognitif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: aplikasi Teori Kognitif

Teori Kognitif

Teori belajar juga ada yang disesuaikan dengan umur, sebagai contoh teori Kognitif yang

dipopulerkan oleh Jean Piaget dan para ahli lainnya. berikut penjelasannya,,,

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak Negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang pelik,

namun pendidikan merupakan tugas Negara yang amat penting. Namun, di negara-negara

berkembang adopsi system pendidikan sering mengalami kesulitan untuk

berkembang.Cara dan system pendidikannya sering menjadi kritik dan kecaman. Pada

makalah ini akan dikaji tentang pandangan kognitif dalam kegiatan pembelajaran.

“Teori Kognitif” lebih menekankan bahwa belajar lebih banyak ditentukan karena adanya

karsa individu. Penataan kondisi bukan sebagai penyebab terjadinnya belajar, tetapi

sekedar memudahkan belajar. Keaktifan siswa menjadi unsure amat penting dalam

menentukan kesuksesan belajar. Aktivitas mandiri adalah jaminan untuk mencapai hasil

yang sejati.

Para pendidik (Guru) dan para perancang pendidikan serta pengembang program-

program pembelajaran perlu menyadari akan pentingnya pemahaman terhadap hakikat

belajar dan pembelajaran. Teori belajar dan pembelajaran seperti teori kognitif penting

untuk dimengerti dan diterapkan sesuai dengan kondisi dan konteks pembelajaran yang

dihadapi.

Pada bagian ini dikaji tentang pandangan kognitif terhadap proses belajar dan aplikasi

teori kognitif dalam kegiatan pembelajaran. Pembahasan diarakan pada pengertian belajar

menurut teori kognitif, teori perkembangan Piaget, teori belajar menurut Bruner, dan teori

belajar menurut Ausubel. Masing-masing teori memilki kelemahan dan kelebihan.

Pendidik/pengajar yang professional akan dapat memilih teori mana yang tepat untuk

tujuan tertentu, karakteristik materi pelajaran tertentu, dengan cirri-ciri siswa yang

dihadapi, dan dengan kondisi lingkungan serta sarana dan prasarana yang tersedia.

Page 2: aplikasi Teori Kognitif

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pandangan belajar dari segi psikologi kognitif?

2. Bagaimana belajar menurut teori kognitif?

3. Jelaskan teori perkembangan belajar menurut piaget?

4. Bagaimana teori belajar menurut Bruner?

5. Bagaimana teori belajar menurut Ausubel?

6. Bagaimana aplikasi teori kognitif pada pembelajaran?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan pandangan belajar dari segi psikologis kognitif

2. Menjelaskan pengertian belajar dari segi teori kognitif

3. Menjabarkan pandangan Piaget tentang belajar beserta tahap-tahapnya

4. Menjelaskan tentang teori belajar menurut Bruner

5. Menjelaskan tentang teori belajar menurut Ausabel beserta tahap-tahapnya

6. Mempaparkan aplikasi kognitif pada pembelajaran

Page 3: aplikasi Teori Kognitif

II. PEMBAHASAN

A. Pandangan Tentang Belajar

Psikologi kognitif mengatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus

yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-

faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia

luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus.

Berdasarkan pada pandangan itu teori psikoloig kognitif memandang belajar sebagai

proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan

memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar manusia

ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni pengolahan informasi.

Intisari dari teori belajar konstruktivisme adalah bahwa belajar merupakan proses

penemuan (discovery) dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri

seseorang. Individu yang sedang belajar dipandang sebagai orang yang secara konstan

memberikan informasi baru untuk dikonfirmasikan dengan prinsip yang telah dimiliki,

kemudian merevisi prinsip tersebut apabila sudah tidak sesuai dengan informasi yang

baru diperoleh . Agar siswa mampu melakukan kegiatan belajar, maka ia harus

melibatkan diri secara aktif.

Tujuan Teori Belajar Kognitif

Psikologi kognitif adalah psikologi yang bersifat interpersonal dan sosial yang diasali

oleh kondisi intrapersonal seseorang. Ia merupakan kendaraan efektif guna memahami

manusia sebagai pribadi yang hidup berinteraksi, baik secara psikologis maupun secara

sosial, atau bahkan lingkungan psikologis.

Untuk memahami keadaan tersebut, bisa dibedakan dengan konsep dua kutub: orang dan

lingkungannya (lingkungan psikologis). Kedua kutub itu merupakan hubungan yang

saling bergantung, dan bukan merupakan variabel bebas. Orang tidak mungkin hidup

tanpa lingkungan psikologisnya, juga sebaliknya, lingkungan psikologis tidak pernah ada

tanpa orang. Karena konsepnya bukan fisik, melainkan psikologis, maka pola-pola

struktur psikologis, seperti insight (wawasan), dan struktur kognitif, menjadi penting

keadaannya.

Belajar selanjutnya dibatasi sebagai proses komunikasi dan interaksional pada manusia

dalam memperoleh insight (wawasan) baru. Dengan begitu ia merupakan perubahan

dalam struktur kognitif, dan termasuk insight itu sendiri. Apabila hal ini diterapkan di

lapangan untuk kepentingan belajar secara kognitif, maka orang harus "concerns" dengan

orang lain, harus banyak berinteraksi, berkomunikasi untuk menerima dan

menyampaikan informasi, dan bersosialisasi dengan orang lain, karena orang lain tersebut

Page 4: aplikasi Teori Kognitif

akan banyak andilnya dalam melakukan interaksi psikologis dengan dirinya. Dengan

begitu, rang pun perlu memahami orang lain dalam lingkungannya, juga dirinya sendiri

dalam kedudukannya dalam lingkungannya.

Melihat keadaan itu maka yang namanya belajar menurut teori psikologi kognitif adalah

selalu berupaya meningkatkan wawasan psikologis dengan selalu berinteraksi dengan

lingkungannya, tetangganya, masyarakatnya, dan sebanyak-banyaknya orang (secara

psikologis pula).

B. Pengertian Belajar Menurut Teori Kognitif

Teori belajar kognitif berbeda dengan teori belajar behavioristik. Teori belajar kognitif

lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Penganut aliran kognitif

mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan

respon. Model belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang disebut sebagai

model konseptual. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku orang

ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan

tujuan belajarnya. Belajar merupakanbahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu

dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.

Teori kognitif menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi yang saling

berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Memisahkan situasi/materi

pelajaran menjadi komponen yang kecil dan mempelajarinya secara terpisah, akan

kehilangan makna. Teori ini berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses internal

yang mencakup ingatan, retensi, olahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan

lainnya. Belajar melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks. Proses belajar

mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur

kognitif yang telah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan

pemahaman dan pengalaman sebelumnya.

C. Teori Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

Jean Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme,

sedangkan teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi kognitif. Sama halnya

dengan setiap organisme harus beradaptasi secara fisik dengan lingkungan untuk dapat

bertahan hidup, demikian juga struktur pemikiran manusia. Manusia berhadapan dengan

tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secara

kognitif (mental). Untuk itu, manusia harus mengembangkan skema pikiran lebih umum

atau rinci, atau perlu perubahan, menjawab dan menginterpretasikan pengalaman-

pengalaman tersebut. Dengan cara itu, pengetahuan seseorang terbentuk dan selalu

berkembang.

Page 5: aplikasi Teori Kognitif

♣ Proses perkembangan kognitif meliputi:

1. Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang beradaptasi dan

terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan lingkungan. Skema

juga berfungsi sebagai kategori-kategori untuk mengidentifikasikan rangsangan yang

datang, dan terus berkembang.

2. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap mempertahankan konsep

awalnya, hanya menambah atau merinci.

3. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal sudah tidak

cocok lagi.

4. Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga seseorang

dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya (skemata). Proses

perkembangan intelek seseorang berjalan dari disequilibrium menuju equilibrium melalui

asimilasi dan akomodasi.

♣ Prinsip utama pembelajaran :

a) Belajar aktif

Untuk membantu perkembangan kognitif anak, kepadanya perlu diciptakan kondisi

belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri, misalnya melakukan percobaan.

Manipulasi symbol-simbol, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban sendiri,

membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya.

b) Belajar lewat interakksi sosial.

Tanpa intraksi sosial, perkembangan kognitif anank akan tetap bersifat egosentris.

Sebaliknya lewat interaksi sosial, perkembangan kognitif anak akan mengarah pada

banyak pandangan dengan macam-macam sudut pandang dari alternatif tindakan.

c) Belajar lewat pengalaman sendiri.

Bahasa memang memegang peranan penting dalam perkembangan kognitif , namun bila

menggunakan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi tanpa pernah karena

pengalaman sendiri makaperkembangan anak cenderung mengarah pada verbalisme.

♣ Tahap-tahap perkembangan Kognitif dibagi menjadi empat yaitu :

1. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)

Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk

mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan

Page 6: aplikasi Teori Kognitif

tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget

berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman

spatial penting dalam enam sub-tahapan:

1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan

berhubungan terutama dengan refleks.

2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan

dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.

3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan

bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.

4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai

duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu

yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi

objek).

5. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan

belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai

tujuan.

6. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal

kreativitas

Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan dan dilakukan langkah demi langkah

kemampuan yang dimilikinya antara lain :

1. Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek di sekitarnya

2. Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara

3. Suka memperhatikan sesuatu lebih lama

4. Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya

5. Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya

2. Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun)

Pada tahap ini Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang

secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori

Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Menurut

Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia

dua sampai tujuh atau delapan tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan

Page 7: aplikasi Teori Kognitif

keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-

kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan

logis.

Karakteristik tahap ini adalah :

1. Operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai.

2. Anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-

kata

3. Self counter (egosentris) nya sangat menonjol

4. Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok

5. Tidak mampu memusatkan perhatian pada objek-objek yang berbeda

6. Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria yang benar

7. Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan

perbedaan antara deretan

Dalam tahap ini anak juga mengalalami tahap intiutif dimana anak telah dapat

memperoleh pengetahuan berdasarkan padakesan yang agak abstrak. Dalam menarik

kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan kata-kata melainkan secara simbolik.

3. Tahap operasional konkret( umur 7/8 -11/12 tahun)

Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia tujuh sampai

duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-

proses penting selama tahapan ini adalah:

1. Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri

lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya

dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.

2. Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian

benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa

serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut.

Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua

benda hidup dan berperasaan)

3. Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan

untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir

lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.

Page 8: aplikasi Teori Kognitif

4. Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah,

kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan

bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.

5. Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah

tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda

tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak,

mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas

itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.

6. Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut

pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).

4. Tahap operasional formal(umur 11/12-18 tahun)

Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori

Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus

berlanjut sampai dewasa.

Karakteristik tahap ini adalah :

1. Diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan

menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

2. Dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai.

3. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada

"gradasi abu-abu" di antaranya.

4. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai

perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis,

kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial.

Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia

tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan

penalaran dari tahap operasional konkrit.

D. Teori Belajar Menurut Bruner

Jerome Bruner(1966) adalah pengikut setia teori kognitif, khususnya dalam studi

perkembangan fungsi kognitif. Ia menandai perkembangan kognitif manusia sebagai

berikut :

1. Perkembangan intelektual yang ditandai dengan adanya kemajuan dalam menanggapi

suatu rangsangan

Page 9: aplikasi Teori Kognitif

2. Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan sistem penyimpanan

informasi secara realistis

3. Perkembangan intelek meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri

atau pada orang lain melalui kata-kata atau lambing tentang apa yang telah dan akan yang

dia lakukan.Hal ini berkaitan dengan rasa percaya diri

4. Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan anak

diperlukan bagi perkembangan kognitifnya

5. Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa merupakan alat

komunikasi antara manusia.Bahasa diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu konsep

kepada orang lain

6. Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan beberapa

alternatif secara sistematis, memilih tindakan yang tepat, dapat memberikan prioritas

yang berurutan dalam berbagai situasi.

Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang

ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu :

1. Tahap enaktif : dimana seseorang melakukan aktifitas-aktifitas dalam upayanya untuk

memahami lingkungan sekitarnya. Artinya dalam memahami dunia sekitarnya anak

menggunakan pengetahuan motorik(misalnya gigitan, sentuhan, pegangan,dsb)

2. Tahap Ikonik : dimana seseorang memehami objek-objek atau dunianya melalui

gambar dan visual verbal. Artinya dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar

melalui bentuk perumpamaan(tampil) dan perbandingan(komparasi)

3. Tahap simbolik : dimana seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-

gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan

logika.

Dalam pembentukan konsep, menurut Bruner ada 2 komponen yaitu ; tindakan

pembentukan konsep dan tindakan pemahaman konsep. Brunner memandang ada 5 unsur

yang ada dalam konsep, yakni meliputi ; nama, contoh-contoh baik yang positif maupun

negatif, karakteristik (baik yang pokok maupun tidak), rentangan karakteristik,kaidah.

Cara belajar yang baik adalah memehami konsep, arti dan hubungan melalui proses

intuitif intuk akhirnya samapi pada suatu kesimpulan(discovery learning)

E. Teori Belajar Menurut Ausubel

Prinsip-prinsip pembelajaran :

Page 10: aplikasi Teori Kognitif

Pengaturan awal, yaitu Pengaturan awal dapat digunakan guru dalam membantu

mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya.

Deferensiasi progresif, yaitu Dalam proses belajar bermakna perlua ada pengmbangan

dan evaluasi konsep-konsep. Caranya, unsure yang paling umum dan inklusif

diperkenalkan dahulu kemudian baru yang lebih mendetail, berarti pembelajaran dari

umum ke kuhsus.

Belajar super ordinat Adalah proses struktur kognitif yang mengalami pertumbuhan

kearah deferensiasi, terjadi sejak perolehan informasi dan diasosiasikan dengan konsep

dalam struktur kognitif tersebut.

Penyusunan integrative.

Advanced organiziers yang dikembangkan aleh Ausabel, merupakan penerapan konsepsi

tentang struktur kognitif didalam rancangan pembelajaran. Penggunaan Advanced

organiziers sebagai kerangka isi akan dapt meningkatkan kemampuan siswa dalam

mempelajari informasi baru, merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan

konsep dasar tentang apa yang dipelajari dan hubungannya dengan materi yang ada

dalam struktur kognitif siswa. Struktur kognitif suatu model yang lebih eksplisit disebut

dengan skemata. Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang

beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan

lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai kategori-kategori untuk mengidentifikasikan

rangsangan yang datang, dan terus berkembang. Strategi pengorganisasian isi

pembelajaran yang berpijak pada teori kognitif, dikemukan secara singkat sebagai berikut

:

1. Hirarki belajar : penetaan urutan materi pelajaran dengan memunculkan gagasan

mengenai prasarat belajar, yang dituangkan dalam strutur isi

2. Analisis tugas

3. Supsumptive sequence : strategi utama untuk mengorganisasi pengajaran

4. Kurikulum spiral : Urutan pengajaran yang dimulai dengan mengajarkan isi pengajaran

secara umum, kemudian secara berkala kembali mengajarkan isi yang sama dengan

cakupan yang lebih rinci

5. Teori skema : memandang bahwa proses belajar sebagai perolehan pengetahuan baru

dalam diri seseorang dengan cara mengikatnya dengan struktur kognitif yang ada

6. Webteaching : suatu prosedur menata urutan isi bidang studi yang dikembangkan

dengan menampilkan pentingnya peranan struktur pengetahuan dan isi bidang studi

Page 11: aplikasi Teori Kognitif

7. Teori Elaborasi : strategi penataan isi pelajaran yang sudah ada untuk menciptakan

model yang komperehensif tentang cara mengorganisasi pengajaran pada tingkat makro.

F. Aplikasi Teori Kognitif dalam kegiatan Pembelajaran

Hakekat belajar menurut teori kognitif yaitu aktifitas belajar yang berkaitan dengan

penataan informasi, reorganisasi perceptual, dan proses internal. Kegiatan pembelajaran

mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya. Mereka

mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.

2. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama

jika menggunakan benda-benda kongkrit.

3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dapat

mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman

dapat terjadi dengan baik.

4. Untuk menarik minat dan meningkatkan potensi belajar perlu mengkaitkan

pengalaman atau informasi baru dengan strukttur kognitif yang telah dimiliki si belajar.

5. Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan

menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke komplek.

6. Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar bermakna,

informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah

dimilki siswa. Tugas guru adalah menunjukan hubungan antara apa yang sudah dipelajari

dengan apa yang diketahui siswa.

7. Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena factor ini

sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Perbedaan tersebut misalnya pada

motivasi, persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal, dan sebagainya.

Ketiga tokoh aliran kognitif di atas secara umum memiliki pandangan yang sama yaitu

mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Menurut Piaget, hanya

dengan mengaktifkan siswa secara optimal maka proses asimilasi dan akomodasi

pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik. Bruner lebih banyak

memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sendiri melalui aktifitas menemukan

(discovery). Cara demikian akan mengarahkan siswa pada bentuk belajar induktif, yang

menuntut banyak dilakukan pengulangan. Hal ini tercermin dari model kurikulum spiral

yang dikemukakannya. Sedangkan Ausubel lebih mementingkan struktur disiplin ilmu.

Dalam proses belajar lebih banyak menekankan pada cara berfikir deduktif. Hal ini

Page 12: aplikasi Teori Kognitif

tampak pada konsepsinya mengenai Advance Organizer sebagai kerangka konseptual

tentang isi pelajaran yang akan dipelajari siswa.

Langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh masing-masing tokoh tersebut

berbeda. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah pembelajaran menurut Piaget

1. Menentukan tujuan pembelajaran

2. Memilih materi pelajaran

3. Menentukan topic-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif

4. Menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topik-topik tersebut, misalnya

penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi, dan sebagainya

5. Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreatifitas dan cara berfikir

siswa

6. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

Langkah-langkah pembelajaran menurut Bruner:

1. Menentukan tujuan pembelajaran.

2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal minat, gaya belajar dan

sebagainya).

3. Memilih materi pembelajaran.

4. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif.

5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas, dan

sebagainya untuk dipelajari siswa.

6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang kongkrit

ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik, sampe ke simbolik.

7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

Langkah-langkah pembelajaran menurut Ausubel:

1. Menentukan tujuan pembelajaran.

2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, motivasi, gaya belajar,

dan sebagainya).

Page 13: aplikasi Teori Kognitif

3. Memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnya dalam

bentuk konsp-konsep inti.

4. Menentukan topik-topik dan menapilkannya dalam bentuk advance organizer yang

akan dipelajari siswa.

5. Mempelajari konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkannya dalam bentuk

nyata/konkret.

6. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

Page 14: aplikasi Teori Kognitif

III. PENUTUP

Kesimpulan

1. Berdasarkan teori psikoloig kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian

unsur-unsur kognisi terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus

yang datang dari luar.

2. Pengertian belajar menurut teori kognitif adalah belajar merupakan suatu proses

internal yang mencakup ingatan, retensi, olahan informasi, emosi, dan aspek-aspek

kejiwaan lainnya

3. Menurut teori ini, setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman telah

tertata dalam strukur kognitif yang dimilikinya.

4. Proses perkembangan kognitif meliputi: Skema/schemata, asimilasi, akomodasi dan

equilibrasi.

5. Tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu tahap sensorimotor (umur

0-2 tahun), tahap preoprasional (umur 2-7/8 tahun), tahap operasional konkret (umur

7atau 8 -11atau 12 tahun), tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun)

6. Menurut Bruner, belajar terjadi lebih ditentukan oleh umur.

7. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap yakni tahap enaktif, tahap ikonik, dan

simbolik

8. Menurut Ausubel, proses belajar terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan

pengetahuan yang telah dimilikinya dengan mengetahuan baru.

9. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus, memahami

makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.

10. Dalam kegiatan pembelajaran, untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar

perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.

Mata pelajaran disusun menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke

kompleks

…..oOo…..