Upload
hoangkhuong
View
225
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT THT DENGAN METODE
FORWARD CHAINING BERBASIS WEB
Oleh
Umi Khofifah
12141431
Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer
El Rahma Yogyakarta
Abstract
Diseases that affect THT are still considered trivial by the general public, so that not
many people know about THT and the symptoms that exist. That is why people are reluctant to go
to the doctor when they are suffering from an attack on the THT department. When the disease
that attacks the THT community only uses experience or intuition to cure it, so it is not handled
properly. However, some people still want to check for diseases that attack THT to an
otolaryngologist or otolaryngologist.
The manual system can be simplified by an information system where the patient does
not need to come to the doctor to diagnose the patient's illness. By using an information system,
patients can save time and can improve service to patients. The information system used is an
information system that uses the Forward Chaining or advanced trace method and PHP MySQL.
This method uses the set of action conditions, the data will be used to determine which rules will
be executed, then the rule is executed. So that in this case an information technology is able to
help people diagnose diseases that attack the THT.
By using this application the community can save time in knowing the THT disease
suffered without having to come to the expert directly. This application is expected to improve
health services especially for THT diseases.
Keywords: systems, experts, expert systems, forward chaining, THT, PHP, MySQL
Intisari
Penyakit yang menyerang THT masih dianggap sepele oleh masyarakat umum, sehingga
belum banyak yang mengetahui tentang penyakit THT dan gejala-gejala yang ada. Hal itulah yang
menyebabkan masyarakat enggan untuk memeriksakan diri ke dokter ketika menderita sakit yang
menyerang pada bagian THT. Saat penyakit yang menyerang pada bagian THT masyarakat hanya
menggunakan pengalaman atau intuisi dalam menyembuhkannya, sehingga tidak tertangani
dengan baik. Akan tetapi sebagian masyarakat masih mau memeriksakan penyakit yang
menyerang THT ke dokter spesialis THT atau otolaringologis.
Sistem manual dapat di permudah dengan suatu sistem informasi dimana pasien tidak
perlu datang kedokter untuk mendiagnosis penyakit yang diderita sang pasien. Dengan
menggunakan sistem informasi, pasien dapat menghemat waktu dan dapat meningkatkan
pelayanan pada pasien. Sistem informasi yang digunakan adalah sistem informasi yang
menggunakan metode Forward Chaining atau runut maju dan PHP MySQL. Metode ini
menggunakan himpunan aturan kondisi aksi, data akan digunakan untuk menentukan aturan mana
yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Sehingga dalam hal ini sebuah
teknologi informasi mampu membantu masyrakat dalam mendiagnosis penyakit yang menyerang
pada THT.
Dengan menggunakan aplikasi ini masyarakat dapat menghemat waktu dalam mengetahui
penyakit THT yang diderita tanpa harus datang ke pakarnya langsung. Adanya aplikasi ini
diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya untuk penyakit THT.
Kata kunci : sistem, pakar, sistem pakar, forward chaining, THT, PHP, MySQL
Pendahuluan
Penyakit yang menyerang THT masih dianggap sepele oleh masyarakat umum, sehingga belum
banyak yang mengetahui tentang penyakit THT dan gejala-gejala yang ada. Hal itulah yang
menyebabkan masyarakat enggan untuk memeriksakan diri ke dokter ketika menderita sakit yang
menyerang pada bagian THT. Saat penyakit yang menyerang pada bagian THT masyarakat hanya
menggunakan pengalaman atau intuisi dalam menyembuhkannya, sehingga tidak tertangani
dengan baik.
Sebagian masyarakat masih mau memeriksakan penyakit yang menyerang THT ke dokter
spesialis THT atau otolaringologis. Dalam sebuah pemeriksaan dokter akan mendeteksi suatu
penyakit yang terdapat dalam tubuh pasien dengan gejala atau keluhan pasien. Yang dilakukan
pasien adalah dengan langsung bertatap muka dengan dokter serta dokter akan menanyakan
gejala-gejala yang timbul pada sang pasien. Dalam sistem manual tersebut memiliki suatu
kelemahan dimana sang pasien harus datang menemui dokter untuk berkonsultasi atau
memeriksakan penyakit yang diderita pasien dan pasien juga harus menyiapkan biaya yang
dibutuhkan untuk memeriksakan penyakitnya. Informasi saat ini yang tersedia hanya informasi
yang menjelaskan tentang sebuah penyakit dengan gejala yang ada, sehingga pasien atau dalam
hal ini user harus mencari satu persatu untuk melakukan diagnosis awal sakit yang dideritanya.
Sistem manual yang seperti itu dapat di permudah dengan suatu sistem informasi dimana
pasien tidak perlu datang kedokter untuk mendiagnosis penyakit yang diderita sang pasien.
Dengan menggunakan sistem informasi, pasien dapat menghemat waktu dan dapat meningkatkan
pelayanan pada pasien. Sistem informasi yang digunakan adalah sistem informasi yang
menggunakan metode Forward Chaining atau runut maju. Metode ini menggunakan himpunan
aturan kondisi aksi, data akan digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan,
kemudian aturan tersebut dijalankan. Sehingga dalam hal ini sebuah teknologi informasi mampu
membantu masyrakat dalam mendiagnosis penyakit yang menyerang pada THT.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu.
1. Penyakit THT saat ini masih dianggap sepele oleh masyarakat.
2. Masyarakat yang menderita gejala-gejala penyakit THT masih cenderung melakukan
diagnosis secara manual dengan mendatangi dokter dimana hal itu tidak efisien.
Batasan Masalah
Masalah yang ditimbulkan suatu penyakit sangat luas dan beragam karena banyak sekali
faktor-faktor luar dan dalam yang mempengaruhinya, agar pembahasan dalam tugas ini lebih
terarah maka dilakukan pembatasan masalah seperti dibawah ini.
1. Sistem pakar ini hanya digunakan untuk mendiagnosis penyakit Telinga Hidung
Tenggorokan (THT).
2. Sistem pakar ini mendiagnosis penyakit melalui gejala-gejala penyakit sebagai bahan
input.
3. Gejala-gejala penyakit hasil Analisis pengguna yang diinputkan dianggap benar .
4. Sistem pakar ini menggunakan forward chaining sebagai metode inferensi untuk
menelusuri fakta-fakta yang mendukung suatu kesimpulan.
5. Hasil yang ditampilkan berupa penyakit Telinga Hidung Tenggorokan (THT), cara
pencegahan dan cara pengobatannya.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sebuah aplikasi sistem pakar dengan metode
inferensi forward chaining yang dapat membantu masyarakat untuk mendeteksi ada tidaknya
gangguan pada THT berdasarkan gejala-gejala yang terlihat sehari-hari beserta penanganan
sederhana yang dapat diberikan jika terdeteksi penyakit pada THT.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah membantu pasien untuk dapat mengenali gejala-gejala
yang dapat mengidentifikasikan jenis penyakit THT, serta menjadikan sistem ini sebagai sarana
alternatif bagi pasien dalam melakukan pencegahan dan cara pengobatannya.
LANDASAN TEORI
Kecerdasan Buatan
Menurut Kristanto (2004) Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan merupakan bagian
dari ilmu pengetahuan komputer yang khusus ditujukan dalam perancangan otomatisasi tingkah
laku cerdas dalam sistem kecerdasan komputer. Sistem memperlihatkan sifat-sifat khas yang
dihubungkan dengan kecerdasan dalam kelakuan atau tindak-tanduk yang sepenuhnya bisa
menirukan beberapa fungsi otak manusia, seperti pengertian bahasa, pengetahuan, pemikiran,
pemecahan masalah dan lain sebagainya.
Berbeda dengan Kusumadewi (2003) Kecerdasan buatan atau artificial intelligence
merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat
melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan manusia. Pada awal diciptakannya,
komputer hanya difungsikan sebagai alat penghitung saja. Namun seiring dengan perkembangan
jaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan umat manusia. Komputer tidak
lagi hanya digunakan sebagai alat hitung, lebih dari itu komputer diharapkan untuk dapat
diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan oleh manusia.
Pengertian Sistem Pakar
Menurut Kusrini (2007) Sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud
disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang
tidak dapat diselesaikan oleh orang awam. Sebagai contoh, dokter adalah seorang pakar yang
mampu mendiagnosis penyakit yang diderita pasien serta dapat memberikan penatalaksanaan
terhadap penyakit tersebut. Tidak semua orang dapat mengambil keputusan mengenai diagnosis
dan memberikan penatalaksanaan suatu penyakit. Contoh yang lain, montir adalah seorang yang
punya keahlian dan pengalaman dalam menyelesaikan kerusakan mesin motor atau mobil,
psikolog adalah orang yang ahli dalam memahami kepribadian seseorang, dan lain-lain.
Sistem pakar, yang mencoba memecahkan masalah yang biasanya hanya bisa dipecahkan
oleh pakar, dipandang berhasil ketika mampu mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh
pakar aslinya baik dari sisi proses pengambilan keputusannya maupun hasil keputusan yang
diperoleh.
Keuntungan Sistem Pakar
Menurut Kusumadewi (2003) Ada banyak keuntungan bila menggunakan sistem pakar,
diantaranya adalah:
1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat.
2. Meningkatkan output dan produktivitas.
3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar.
4. Meningkatkan penyelesaian masalah-menerusi paduan pakar, penerangan, sistem pakar
khas.
5. Meningkatkan reliabilitas.
6. Memberikan respons (jawaban) yang cepat.
7. Merupakan panduan yang inteligence (cerdas).
8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung ketidakpastian.
9. Intelligence database (basis data cerdas), bahwa sistem pakar dapat digunakan untuk
mengakses basis data dengan cara cerdas.
Kelemahan Sistem Pakar
Selain keuntungan-keuntungan diatas, sistem pakar seperti halnya sistem lainnya, juga
memiliki kelemahan, diantaranya adalah:
1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan dimana pengetahuan tidak selalu bisa
didapatkan dengan mudah, karena kadangkala pakar dari masalah yang kita buat tidak ada,
dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki oleh pakar berbeda-beda.
2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi sangatlah sulit dan
memerlukan biaya yang yang sangat besar untuk pengembangan dan pemeliharaan.
3. Boleh jadi sistem tidak dapat membuat keputusan.
4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap tidak sempurna atau
tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan.
Metode Inferensi
Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau
diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logis conclusion) atau implikasi berdasarkan
informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar proses inferensi dilakukan dalam modul yang disebut
mesin inferensi (inference engine) (Kusrini, 2008) .
Ada 2 metode inferensi yang penting dalam sistem pakar yaitu :
a. Forward Chaining. Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF
dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji
kebenaran hipotesis.
b. Backward chaining. Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan
(THEN dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu, dan
untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut dicari fakta - fakta yang ada dalam basis
pengetahuan.
Entity Relationship Diagram (ERD)
Dalam merancang basis data digunakan teknik ERD. Model ERD yang berisi komponen-
komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dengan atribut yang
merefresintasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang kita tinjau dapat digambarkan dengan
sistematis dengan ERD (Fathansyah, 2007).
Diagram Alir Data (DAD)
Menurut Kristanto (2014) Terdapat dua bentuk DAD (Diagram Alir Data), yaitu Diagram
Alir Data Fisik (Physical Data Flow Diagram) dan Diagram Arus Data Logika (Logical Data
Flow Diagram). Diagram arus data fisik lebih menekankan pada bagaimana proses dari sistem
diterapkan sedangkan diagram arus data logika lebih menekankan proses – proses apa yang
terdapat di sistem.
Flowchart
Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-
langkah penyelesaian suatu masalah. Tujuan membuat flowchart adalah untuk menggambarkan
suatu tahapan suatu masalah secara sederhana, terurai, rapi, dan jelas dengan menggunakan
simbol-simbol standar.
ANALISIS DAN DESAIN
Basis Pengetahuan (Knowledge Base) dan Basis Aturan (Rule Base)
Basis pengetahuan yang digunakan dalam program ini adalah tentang fakta penyakit, fakta
gejala, dan solusi. Jumlah penyakit yang diolah dalam sistem pakar diagnosis penyakit THT
(Telinga Hidung Tenggorokan) ini adalah 10 macam penyakit. Fakta-fakta tersebut dapat di lihat
pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
Tabel 4.1. Tabel data penyakit
Kode
Penyakit
Nama Penyakit
P001 Otitis Media Akut
P002 Penyakit Menniere
P003 Neuritis Verstibularis
P004 Labirintitis
P005 Vestibulitis
P006 Sinusitis
P007 Rinoskleroma
P008 Polip Hidung
P009 Faringitis akut
P010 Tonsilitis
P011 Abses Peritonsil
P0012 Abses Parafaring
P0013 Angina Ludovici
Tabel 4.3. Tabel rule data pemyakit dan gejala
Kode Gejala
Kode Penyakit
P001 P002 P003 P004 P005 P006 P007 P008 P009 P010 P011 P012 P013
G001 x x x
G002 x
G003 x x x x x
G004 x x
G005 x
G006 x
G007 x
Kode
Gejala
Nama Gejala
G001 Mual dan Muntah
G002 Sakit kepala di padi hari
lebih berat
G003 Susah saat menelan
G004 Batuk
G005 Sakit kepala
G006 Rasa Nyeri Dalam Telinga
G007 Nyeri saraf atau nyeri alih
G008 Hidung tersumbat karena
krusta yang terbentuk
G009 Erupsi kulit dilubang
hidung
Tabel 4.2. Tabel data gejala 4.1.
Pohon keputusan diagnosis penyakit
Gambar 1. Pohon keputusan diagnosis penyakit
1. Entity Relational diagram (ERD)
Gambar 2. Entity Relational Diagram (ERD)
2. Data Flow Diagram (DFD)
2.1 Diagram Konteks
Gambaar 3. Diagram konteks
2.2 DFD level 0 Input Data
Gambar 4. DFD level 0 Input Data
2.3 DFD level 1 Proses Pengolahan Data
Gambar 5. DFD level 1 proses pengolahan data
2.4 DFD level 1 Proses Diagnosis
Gambar 6. DFD level 1 proses diagnosis
3. Flowchart
3.1 Flowchart Program User
Gambar 7. Flowchart program user
3.2 Flowchart Program Admin
Gambar 8. Flowchart program admin
3.3 Flowchart Sistem
Gambar 9. Flowchart sistem
IMPLEMENTASI
1. Tampilan Halaman Konsultasi
Pada menu ini digunakan untuk memulai konsultasi. Pada menu ini user memasukan
nama, jenis kelamin, alamat dan pekerjaan. Untuk lebih jelasnya terlihat pada gambar 10.
Gambar 10. Tampilan halaman konsultasi
2. Tampilan Kelola Konsultasi
Setelah mengisi data diri, sistem akan mengajak user masuk ke halaman konsultasi. Menu
ini digunakan untuk pengelolaan konsultasi. Pada menu ini user mendapatkan beberapa
pertanyaan gejala yang harus dijawab dan beberapa hasil kemungkinan penyakit yang
menyerang. Seperti ditunjukan pada Gambar 11.
Gambar 11. Tampilan kelola konsultasi
3. Tampilan Hasil Konsultasi
Setelah user menjawab beberapa pertanyaan sebelumnya, maka sistem akan menampilkan
hasil konsultasi. Pada menu ini user mendapatkan informasi hasil konsultasi meliputi data
user, penyakit yang menyerang, keterangan, dan solusi. User juga dapat melakukan cetak
form. Seperti ditunjukan pada Gambar 12.
Gambar 12. Tampilan hasil konsultasi
4. Tampilan Daftar Penyakit
Menu daftar penyakit mengarahkan kita ke halaman daftar penyakit. Pada halaman ini
menampilkan penyakit-penyakit THT yang tersimpan pada sistem. Seperti ditunjukan pada
Gambar 13.
Gambar 13. Tampilan daftar penyakit
Kesimpulan
Dari penelitian sistem pakar diagnosis penyakit THT ini dapat disimpulkan bahwa.
1. Sistem pakar ini mendiagnosis penyakit melalui gejala-gejala yang terlihat pada telinga
hidung dan tenggorokan (THT).
2. Aplikasi ini dibuat dengan metode yang efektif dan dibuat dengan tampilan yang
sederhana agar mudah pengoprasiannya.
3. Membantu masyarakat untuk mengetahui penyakit THT dengan lebih mudah tanpa harus
datang ke pakarnya langsung.
Saran
Berikut saran yang dapat diambil dari proses analisis sampai pada pembuatan yaitu.
1. Perlu dikembangkan sistem pakar diagnosa penyakit THT berbasis android, sehingga bisa
lebih mudah dan efektif dalam penggunaannya.
2. Perlu dikembangkan sistem pakar yang serupa dengan metode yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Annur, 2015. Pengembangan Sistem Informasi Diagnosis Penyakit THT pada Manusia
dengan Metode Forward Chaining, Skripsi, Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer,
Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.
Indriyawati dan Surarso, 2013, Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Telinga Hidung Tenggor (THT)
dengan Menggunakan Metode Inferensi Berbasis Short Message Service (SMS), Jurnal
Sistem Informasi Bisnis 01(2013), Sistem Informasi, Universitas Semarang, Semarang.
Kristanto, 2004. Jaringan Syaraf Tiruan (Konsep Dasar, Algoritma, dan Aplikasi). Yogyakarta:
Gaya Media.
Kurniawan, 2012. Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga Hidung
Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certaity Factor, Skripsi, S-1 Matematika
Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga
Surabaya, Surabaya.
Kusrini. 2008. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Rifai, 2016. Aplikasi Layanan Kesehatan untuk Diagnosa Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan
(THT) pada Platform Android Menggunakan Metode Forward Chaining, Skripsi, Teknik
Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Verina, 2015, Penerapan Metode Forward Chaining untuk Mendeteksi Penyakit THT, Jurnal,
Teknik Informatika, Universitas Potensi Utama Medan, Sumatera Utara.