Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
ISSN : 2302-3805
3.4-85
APLIKASI ANALISA MASALAH MESIN MOTOR BEBEKMENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING
Angga Sulchan Saputra1), Bayu Kuncoro Jati2), Sumdoro Fajar Utomo 3)
1), 2),3) Teknik Informatika STMIK AMIKOM YogyakartaJl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281
Email : [email protected]), [email protected]),[email protected])
AbstrakSetiap orang pasti mempunyai sepeda motor dan tidaksedikit juga mempunyai masalah dengan kerusakansepeda motor. Selain itu, jangkauan bengkel sepedamotor bebek masih terhitung jauh dari tempat tinggal
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menyelesaikanpermasalahan pengguna yang mempunyai masalahdengan kerusakan pada sepeda motor dimanapunberada. Dengan merancang aplikasi yang ramahterhadap pengguna (user friendly) yang berbasiskomputer untuk medeteksi kerusakan pada sepeda motorberdasarkan gejala yang terjadi. Metode penulusuranyang dipakai adalah metode Backward Chaining.dengan pelacakan menggunakan metode BackwardChaining yang berjumlah 8 rule akan ditemukanmasalah dengan fakta yang ada dan kemudian dicobauntuk mencocokkan dengan tujuan yang diharapkan.
Setelah penelitian ditemukan hasil berupa aplikasisistem pakar dengan menggunakan bahasapemrograman java yang dapat membantu masalah yangdialami oleh pengguna motor bebek yang masih awam.
Kata kunci: Backward Chaining, Sistem Pakar, motorbebek,
1. Pendahuluan
Pada zaman modern ini, alat transportasi menjadikebutuhan yang paling dasar. Dengan menggunakan alattransportasi, segala aktivitas menjadi ringan. Sebagianmasyarakat menggunakan alat transportasi sepeda motoruntuk melakukan segala aktivitas. Dengan seiringnyaberjalan waktu, sepeda motor juga memerlukanperawatan agar tetap bisa digunakan. Banyakpengendara sepeda motor tidak mengetahui kerusakanpada sepeda motor tersebut. Kerusakan akan menjadifatal bila tidak ditangani dengan cepat. Oleh karena itu,kami membuat aplikasi untuk menganalisis jeniskerusakan sepeda motor berdasarkan gejala-gejala faktadengan menggunakan system pakar backward chaining.Dapat ditemukan berbagai rumusan masalah, yakni,bagaimana cara mengetahui penyebab kerusakan padasepeda motor?, bagaimana cara memperoleh informasitentang jenis kerusakan yang dialami sepeda motordengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pengguna?,bagaimana memberikan solusi dengan akuratmemecahkan masalah kerusakan sepeda motor?, dan
bagaimana merancang dan membangun sebuah aplikasidengan metode backward chaining yang mudahdimengerti(user friendly)? Aplikasi ini bertujuan untukmengetahui jenis kerusakan pada sepeda motor tanpamekanik, menambah ilmu pengetahuan bagi penggunatentang masalah teknis sepeda motor, membuat aplikasiyang dapat menganalisan kerusakan pada sepeda motorberdasarkan informasi fakta.
2. Pembahasan
Sistem PakarSistem pakar adalah aplikasi berbasis komputerdigunakan menyelesaikan masalah seperti yangdipikirkan oleh sang pakar(orang yang punya keahliankhusus). Dengan kata lain sistem pakar bagian darikecerdasan buatan dimana komputer dapat berfikir danmengambil kesimpulan dari sekumpulan aturan. Sebagaicontoh, montir adalah seorang yang punya keahlian danpengalaman dalam menyelesaikan kerusakan mesinmotor berdasarkan keluhan dari pelanggan. Tidak semuaorang dapat mengambil keputusan mengenai diagnosisdan memberikan penatalaksanaan suatu kerusakan.Sistem pakar ada 2 komponen utama yaitu mesininferensi dan basis pengetahuan. Basis pengetahuanmerupakan tempat penyimpanan pengetahuan dalammemori computer dimana pengetahuan ini diambil daripengetahuan pakar. Sistem pakar akan dipandang saatmampu mengambil keputusan sama seperti yangdilakukan oleh sang pakar. Otak dari aplikasi sistempakar adalah mesin inferensi. Mesin inferensi dapatmenuntun pengguna untuk memasukkan fakta hinggadiporeleh suatu kesimpulan.[1]
Backward ChainingBackward chaining(runut balik) adalah metodepenalaran dimulai dengan tujuan kemudian merunutbalik ke jalur yang akan mengarahkan ke tujuan tersebut.Runut balik juga disebut sebagai goal-driven reasoning,merupakan cara efisien untuk memecahkan masalahyang dimodelkan sebagai masalah pemilihan terstruktur.Penelusuran didasarkan pada suatu keyakinan bahwa adakemungkinan konklusi dari daftar konklusi merupakansalah satu tujuan atau konklusi terpilih berdasarkan faktayang diberikan oleh user. Sistem dengan urutan tertentuakan mengambil sebuah konklusi sebagai calonkonklusinya. Misal urutannya adalah sesuai denganurutan konklusi. Awalnya sistem akan mengambil
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
ISSN : 2302-3805
3.4-86
hipotesis bahwa konklusinya adalah konklusi 1. Untukmembuktikan hipotesisnya, sistem akan mencari premis-premis aturan yang mengandung konklusi 1. Setelah itusistem akan meminta umpan balik kepada user mengenaipremis-premis yang ditemukan tersebut. Untuk konklusi1 premisnya adalah premis 1, premis 2 dan premis 3,maka sistem akan mencari tahu apakah user memilihpremis-premis tersebut.
Keuntungan dengan menggunakan metode backwardchaining ialah:1. Backward chaining terfokus pada tujuan yangdiberikan. Prosedur ini akan menanyakan hal-hal yangperlu saja dan ini merupakan kenyamanan bagi user.
2. Bila forward chaining mencoba semua kemungkinandari informasi yang ada, backward chaining mencobamenyelesaikan masalah dengan mencari basispengetahuan yang relevan dengan masalah sekarang.
3. Backward chaining merupakan pendekatan yang baikuntuk menyelesaikan suatu diagnostik, preskripsi, dandebugging.[2][3]
Arsitektur Sistem Pakar
Komponen utama yang harus ada dalam sebuah sistempakar adalah knowledge base (basis pengetahuan),inference engine (mesin penarik kesimpulan),explanation subsistem (subsistem penjelas output) danuser interface. Juga adanya diagram yang ditunjukkanuntuk menjelaskan tujuan dari sistem pakar tersebut
Gambar 1. Diagram Sistem Pakar
Knowledge AcquisitionKnowledge acquisition adalah proses mendapatkanpengetahuan dari seorang pakar dan biasanyaditampilkan oleh pengetahuan (knowledge engineer).Pengolah pengetahuan mewancarai pakar-pakar danmengumpulkan pengetahuan yang ada dari manusia.Pengetahuan atau data-data yang dikumpulkan disebutsebagai knowledge base. Tahap-tahap dalam knowledgeacquisition dibagi menjadi lima tahapan, yaitu:
1.Identifikasi Merupakan tahap mengidentifikasipermasalahan dan karateristik utamanya.
2. Konseptualisasi tahap penentuan konsep, informasidan relasi yang digunakan serta menentukan bagaimanarepresentasi yang akan digunakan.
3. Formalisasi merupakan tahap perancangan strukturUntuk mengorganisasikan pengetahuan danmerepresentasikannya ke knowledge base.
4.Implementasi merupakan tahap pengkodeanpengetahuan yang telah diolah ke dalam komputer.
5. Pengujian merupakan tahap pengujian kebenarandari pengetahuan yang telah dibentuk.
Flowchart SistemBagan Alir Sistem (System Flowchart) Baganalairsistem (system flowchart) merupakan bagan yangmenunjukan arus pekerjaan secara keseluruhan darisistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam di dalam sistem, baganalir sistem menunjukan apa yang dikerjakan di sistem
Gambar 2. Flowchart Sistem
Metode Penelitian
Metodologi penelitian yang akan digunakan dalammembangun aplikasi sistem pakar adalah metodewaterfall (Pressman, 2005).
Metode pendekatan waterfall yaitu metode yangmenggunakan pendekatan secara sistematis dan urutmulai dari level mendefinisikan kebutuhan sistemsampai maintenance.Metode waterfall memiliki beberapa tahapan yaitu :
1. Mendefinisikan kebutuhan, maksudnya adalahmengumpulkan kebutuhan dan entitas yang diperlukanuntuk menyusun sejumlah kecil analisa informasi, baikstrategi maupun area bisnis.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
ISSN : 2302-3805
3.4-87
2. Menganalisis kebutuhan, berarti terjemahan dari tahappertama, yang menguraikan definisi dari perangkat lunakdiantaranya kebutuhan sistem, aplikasi yang digunakan,interface, bentuk proses pengolahan informasi,performasi yang diharapkan, pendokumentasian danlain-lain yang terkait dengan definisi dan pemfokusanpersoalan rekayasa perangkat lunak.
3. Mendesain sistem dan perangkat lunak, merupakantahap penjabaran multifungsi dari analisa kebutuhan,prosesnya melalui tahapan struktur data, arsitekturperangkat lunak, representasi interface, algoritma, danlain-lain.
4. Koding, yaitu pembuatan program ataumenerjemahkan hasil rancangan ke dalam bahasapemrograman tertentu. Penulisan kode program sesuaidengan desain yang dibuat, sehingga bisa menghasilkanaplikasi yang bermanfaat bagi pengguna.
5. Pengujian sistem dan integrasi, yaitu melakukanpengujian terhadap aplikasi yang telah dibuat denganmenyesuaikan kebutuhan, sekaligus mengintegrasikankomponen dalam sistem tersebut.
6. Implementasi dan maintenance, yaitumengaplikasikan sistem yang sudah terintegrasi danmelakukan perawatan atau perbaikan bila ada kekeliruan
Pengumpulan DataPembuatan aplikasi didasari oleh data-data yang telahkami peroleh dari hasil observasi gejala kerusakanmotor, berikut data ditampilkan menggunakan tabel:
Rule 1 If motor susah dihidupkan dengan menggunakan starterelektrik atau secara manual : And tenaga yangdihasilkan lemahAnd Mesin cepat panas And busi matitidak ada percikan And Keluar asap putih pada knalpotAnd suara kasar pada mesin Then kerusakan padapiston
Rule 2 If motor susah dihidupkan dengan menggunakan starterelektrik atau secara manual : And tenaga yangdihasilkan lemah And mesin tersendat-sendat And busimudah mati And warna percikan pada busi berwarnamerah Then kerusakan pada CDI
Rule 3 If motor susah dihidupkan dengan menggunakan starterelektrik atau secara manual : And mesin tidakstasioner(gas tidak konstan) And keluar asap hitampada knalpot And bahan bakar boros And oli cepat
habis Then kerusakan pada katup atau klep
Rule 4 If ornament motor mati saat dihidupkan : And lampuposisi transmisi persneling/gigi mati And jarum bensintidak normal And jarum kecepatan mati/tidak normalAnd odometer tidak berjalan Then kerusakan padaspeedometer
Rule 5 If motor tersendat-sendat saat digunakan : Andsusah/keras saat mengganti transmisi persneling /gigimotor And suara menjadi kasar saat menggantitransmisi And tidak bisa mengganti transmisipersneling/gigi ke 1 dari top gear(puncak transmisi)Then kerusakan pada sistem Rotary Transmisi
Rule 6 If starter elektrik bersuara keras : And suara kasar padadynamo starter And saat dihidupkan terdapat bunyiselip pada starter elektrik Then kerusakan pada starterelektrik
Rule 7 If dihidupkan dengan menggunakan starter elektriktidak ada bunyi : And lampu sein tidak terang Andklakson tidak bunyi And lampu tidak menyala terangAnd suara starter lemah Then kerusakan pada Akimotor
Rule 8 If saat dijalankan motor oleng/tidak stabil : And banmotor tekanan angin kurang And ban motor bocor Andban motor gundul Then kerusakan pada ban sepedamotor
Tabel 1. Table aturan gejala kerusakan motor
Tabel 2. Tabel Keputusan
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
ISSN : 2302-3805
3.4-88
Pohon KeputusanPohon keputusan adalah salah satu metode klasifikasiyang paling populer karena mudah untuk diinterpretasioleh manusia. Pohon keputusan adalah model prediksimenggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki.Konsep dari pohon keputusan adalah mengubah datamenjadi pohon keputusan dan aturan-aturan keputusan.Manfaat utama dari penggunaan pohon keputusan adalahkemampuannya untuk mem-break down prosespengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebihsimpel sehingga pengambil keputusan akan lebihmenginterpretasikan solusi dari permasalahan. PohonKeputusan juga berguna untuk mengeksplorasi data,menemukan hubungan.[4]
Gambar 1. Tampilan pohon keputusan
Desain dan Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan sebuah aplikasi iniakan menampilkan implementasi rancangan antarmuka.Implementasi dirancang menjadi satu tampilan, yaiturancangan antarmuka user. Implementasi antarmuka userterdiri atas beberapa menu pilihan antara lain menupakar, menu utama atau home, dan menu materi-materiyang berhubungan dengan bebatuan. Sedangkan padaimplementasi rancangan antarmuka admin, terdiri darilogin admin, menu utama admin, menu edit dan hapus.
Tahapan perancangan aplikasi telah diselesaikan, mulaidari perancangan sistem rancangan input-output,rancangan database, dan juga rancangan antar mukapengguna (user interface). Semua rancangan digunakanuntuk mempermudahdalam penjabaran sistem kedalambahasa pemrograman, atau aplikasi yang akan dibuat.Desain form user pada saat membuka aplikasi sistempakar tersebut dengan tampilan yang menarik dan mudahdipahami oleh user.
Gambar 2. Halaman depan aplikasi
Tampilan diagnosa dimana user mengisi form tersebutagar diketahui kerusakan pada motor.
Gambar 3. Halaman diagnosis kerusakan motor
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
ISSN : 2302-3805
3.4-89
Gambar 4. Halaman diagnosis akhir kerusakan motor
Gambar 5. Halaman hasil akhir
Metode pengujian yang digunakan adalah denganmenggunakan metode black-box, Black-Box. Testingmerupakan pengujian yang berfokus pada spesifikasifungsional dari perangkat lunak, tester dapatmendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukanpengetesan pada spesifikasi fungsional program.
Tabel 3.Tabel pengujian blackbox pada aplikasi
Tabel 3 diatas menjelaskan hasil pengujian yang telahdilakukan pada aplikasi ini, dan hasil dari pengujiantersebut telah sesuai dengan pengujian yangdilakukan.[5]
3. Kesimpulan
Pembuatan aplikasi sistem pakar dengan backwardchaining untuk mendeteksi kerusakan sepeda motormenggunakan bahasa pemrograman java. Aplikasi inidapat membantu pengguna motor yang masih awamdengan masalah teknis tanpa harus menemui sangmekanik. Hasil akhir akan didapat setelah memilih gejalakerusakan motor yang dialami dengan cepat, murah, danmandiri. Semua pasti ada kekurangan dan kelebihantermasuk aplikasi ini. Oleh karena itu, kamimengharapkan saran dari pembaca demi kesempurnaandan kelengkapan aplikasi ini. Semoga aplikasi ini dapatmemberikan banyak bermanfaat untuk masyarakatpengguna sepeda motor
Daftar Pustaka[1] Suparman, Mengenal Artificial Intelligence, Andi Offset,
Yogyakarta, 1991.[2] Kusrini, Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Yogjakarta: Andi 2006.[3] Kusumadewi, Sri. Artificial Intelligence (Teknik Dan Aplikasinya)
Yogjakarta: Graha Ilmu. 2003[4] http://dua7an.blogspot.co.id/2013/12/tentang-pohon-keputusan-
decision-tree.html
NoSkenario
Pengujian
Test CaseHasil yang
diharapkan
Hasilpengujia
n
Kesimpulan
1 Test FormMenu utama
Menampilkan layoutmenuutamasetelah usermembukaaplikasi
Penggunadapat masukpada layoutmenu utamasetelahmembukaapliaksi
Layout utamadapat tampilsetelah usermembukaapliaksi
Valid
2 Test Formdiagnosa
Menampilakan formdiagnosegejalakerusakanpada motorbebek
Penggunadapat masukke formdiagnosagejalakerusakanpada motorbebek
Formdiagnosegejalakerusakanpada motorbebek dapatditampilakandan userdapatmemilihgejala yangterdapat padamotorbebeknya.
Valid
3 Test Formperingatan
Menampilkan formperingatanakibatpenggunatang tidakmengisiformdiagnosa
Penggunadapatmenampilakan formperingatansetelah tidakmengisi formdiagnosa
Formperingatandapatditampilkanolehpenggunasetelahpenggunatidak mengisiformdiagnosa
Valid
4 Test FormHasilDiagnosa
Menampilakan formhasildiagnosasetelah usermengisiformdiagnosa
Penggunadapatmenampilkanform hasildiagnosesetelahmengisi formdiagnosa
Form hasildiagnosedapatditampilkansetelah usermengisi formdiagnosa
Valid
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
ISSN : 2302-3805
3.4-90
[5] http://www.dasarpendidikan.com/2013/06/black-box-testing-dan-contoh-pengujian.html
Biodata Penulis
Angga Sulchan Saputra, sedang menempuh gelarSarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik InformatikaSTMIK AMIKOM Yogyakarta.
Bayu Kuncoro Jati, sedang menempuh gelar SarjanaKomputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIKAMIKOM Yogyakarta.
Sundoro Fajar Utomo, sedang menempuh gelar SarjanaKomputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIKAMIKOM Yogyakarta.