24
297 Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View EPILOG Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuah diskusi Berkesinambungan Putu Laxman Pendit PENDAHULUAN Pada musim gugur tahun 2003, pengurus Universitas Humboldt di Berlin memutuskan untuk membubarkan salah satu departemennya, Institut für Bibliothekswissenschaft. Alasan yang mendasari keputusan pembubaran ini, sebagaimana diceritakan oleh Haukue (2005), antara lain adalah ketidakjelasan status Bibliothekswissenschaft (terjemahan bebas: ilmu perpustakaan) itu sendiri. Para pengurus Universitas Humboldt, yang notabene adalah induk bagi Institut, rupanya tidak sepenuhnya mengerti hakikat ilmu tersebut. Sudah barang tentu ini adalah keputusan yang mengejutkan, terutama jika mengingat bahwa institut di Berlin itu sebenarnya adalah satu-satunya jurusan yang bertahan dengan Bibliothekswissenschaft, dan bahwa Jerman adalah salah satu negara dengan tradisi kepustakawanan yang panjang dan serius. Dalam sejarah Eropa, buku teks tentang kepustakawanan justru pertama terbit di Jerman tahun 1834, ditulis oleh Martin Schrettinger dan Friedrich Adolf Ebert. Bangsa Jerman pula yang mengawali sistem pendidikan dan pelatihan pustakawan, juga dimotori oleh Schrettinger, yang waktu itu bekerja untuk perpustakaan Universitas Freiburg. Baru setelah beberapa dasawarsa kemudian, yaitu tahun Pada masa awal kepustakawanan Jerman, banyak pula pengelola perpustakaan yang menjadi terkenal Mengapa negara yang memiliki akar tradisi kepustakawanan begitu kuat itu justru ingin menutup kepustakawanan kuat, seperti Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat. Sebagian besar sekolah di negara- dan kurikulum inti mereka untuk menjawab apa yang mereka anggap sebagai tuntutan perubahan. Namun, kasus di Jerman menjadi unik karena salah satu alasannya adalah ketidakjelasan ilmu. Sebagai reaksi atas keputusan pengelola Universitas Humboldt, pada musim semi di tahun 2004, demi keberlangsungan ilmu perpustakaan di Jerman. Caranya adalah dengan menghimpun pendapat dan tulisan para ahli dari berbagai negara untuk menjelaskan secara ilmiah, apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan. Hasil upaya ini adalah sebuah naskah akademik yang kemudian terbit menjadi buku, Bibliothekswissenschaft – quo vadis? = Library Science–quo vadis?: Eine Disziplin zwischen Traditionen und Visionen; Programme–Modelle-Forschungsaufgaben. Isi buku ini secara amat komprehensif mencoba menjawab beberapa isu penting, seperti kaitan antara tradisi dan persepsi publik Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Artikel Putu Laxman Pendit dalam Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional "Information for Society: Scientific Point of View" yang diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi (ISIPII) bersama Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) LIPI, pada 20-21 Juni 2011.

Citation preview

Page 1: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

297

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

EPILOG

Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuah

diskusi Berkesinambungan

Putu Laxman Pendit

PENDAHULUAN

Pada musim gugur tahun 2003, pengurus Universitas Humboldt di Berlin memutuskan untuk

membubarkan salah satu departemennya, Institut für Bibliothekswissenschaft. Alasan yang mendasari

keputusan pembubaran ini, sebagaimana diceritakan oleh Haukue (2005), antara lain adalah

ketidakjelasan status Bibliothekswissenschaft (terjemahan bebas: ilmu perpustakaan) itu sendiri. Para

pengurus Universitas Humboldt, yang notabene adalah induk bagi Institut, rupanya tidak sepenuhnya

mengerti hakikat ilmu tersebut. Sudah barang tentu ini adalah keputusan yang mengejutkan, terutama

jika mengingat bahwa institut di Berlin itu sebenarnya adalah satu-satunya jurusan yang bertahan dengan

Bibliothekswissenschaft, dan bahwa Jerman adalah salah satu negara dengan tradisi kepustakawanan

yang panjang dan serius.

Dalam sejarah Eropa, buku teks tentang kepustakawanan justru pertama terbit di Jerman tahun

1834, ditulis oleh Martin Schrettinger dan Friedrich Adolf Ebert. Bangsa Jerman pula yang mengawali

sistem pendidikan dan pelatihan pustakawan, juga dimotori oleh Schrettinger, yang waktu itu bekerja

untuk perpustakaan Universitas Freiburg. Baru setelah beberapa dasawarsa kemudian, yaitu tahun

!!"#$ %&''()*$+,&-,.,&''/(/0/&$ 1(2'(/+$ *,(3)40/*)$ .,5/3$ 6)7(/(-$8**29)/3)2&$ :.);/3$ 6,(&,(#$ <<!=>$

Pada masa awal kepustakawanan Jerman, banyak pula pengelola perpustakaan yang menjadi terkenal

*,3,./;$+,&',+7/&'0/&$1,&',3/;?/&$ .,7);$ *1,*)40#$+)*/.&-/$@233A(),B$C).;,.+$6,)7&)D$ :4.*?A$B/&$

/;.)$+/3,+/3)0/=$B/&$$E2;/&&$C2.A'/&'$F2&$@2,3;,$:4.*?A=>$$

Mengapa negara yang memiliki akar tradisi kepustakawanan begitu kuat itu justru ingin menutup

)&*3)3?3$-/&'$+,&',+7/&'0/&$).+?$1,(1?*3/0//&G$H,7,&/(&-/$1,&?3?1/&$*,02./;$B,&'/&$/./*/&$,4*),&*)$

B/&$I1,(0,+7/&'/&$D/+/&J$K?'/$3,(K/B)$B)$5)./-/;$./)&$B)$E,(+/&$B/&$B)$7,(7/'/)$&,'/(/$B,&'/&$3(/B)*)$

kepustakawanan kuat, seperti Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat. Sebagian besar sekolah di negara-

&,'/(/$)3?$+,&/&''/.0/&$/4.)/*)$+,(,0/$0,$).+?$1,(1?*3/0//&#$/3/?$*,3)B/0&-/$+,&'?7/;$&/+/$K?(?*/&$

dan kurikulum inti mereka untuk menjawab apa yang mereka anggap sebagai tuntutan perubahan.

Namun, kasus di Jerman menjadi unik karena salah satu alasannya adalah ketidakjelasan ilmu.

Sebagai reaksi atas keputusan pengelola Universitas Humboldt, pada musim semi di tahun 2004,

7,7,(/1/$ F,3,(/&$ 1,&'/K/($ B)B?0?&'$ 1/(/$ +/;/*)*5/$ ?&)F,(*)3/*$ 3,(*,7?3$ 7,(?1/-/$ I+,+7,./$ B)()J$

demi keberlangsungan ilmu perpustakaan di Jerman. Caranya adalah dengan menghimpun pendapat

dan tulisan para ahli dari berbagai negara untuk menjelaskan secara ilmiah, apa yang dimaksud dengan

ilmu perpustakaan. Hasil upaya ini adalah sebuah naskah akademik yang kemudian terbit menjadi

buku, Bibliothekswissenschaft – quo vadis? = Library Science–quo vadis?: Eine Disziplin zwischen

Traditionen und Visionen; Programme–Modelle-Forschungsaufgaben. Isi buku ini secara amat

komprehensif mencoba menjawab beberapa isu penting, seperti kaitan antara tradisi dan persepsi publik

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 2: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

298

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

tentang ilmu perpustakaan, relevansinya dengan perkembangan teknologi digital, dan kegunaan atau

makna sosial dari ilmu perpustakaan di sebuah masyarakat. Berbagai penulis, pemikir, dan profesor dari

negara tetangga ikut berpartisipasi, mengajukan gagasan-gagasan ilmiah tentang ilmu perpustakaan.

L,(0/3$?1/-/$I1,+7,.//&J$-/&'$9?0?1$')');#$/0;)(&-/$1/B/$M,7(?/()$"NNO$1,&'?(?*$P&)F,(*)3/*$

Humboldt di Berlin memutuskan untuk membatalkan pembubaran dan membiarkan ilmu perpustakaan

+,&',+7/&'0/&$1(2'(/+Q1(2'(/+&-/>$H,1,(3)$0,7/&-/0/&$4.+Q4.+$R2..-522B#$0)*/;$B)$E,(+/&$)3?$

berujung pada happy ending, walau harus dibuka oleh keterkejutan dan dibumbui oleh upaya dramatis

para dosen dan mahasiswanya untuk bertahan hidup. Kisah itu memang dapat kita pakai untuk mengawali

artikel ini, dan secara khusus kita dapat memakai frasa di judul buku yang terbit di Berlin: quo vadis?

Relevansi untuk Indonesia dan Pendapat Para Doktor

Berbeda dari di Jerman, kita di Indonesia belum pernah menghadapi keraguan yang begitu

gamblang dan formal tentang hakikat ilmu perpustakaan, apalagi sampai upaya menutup sebuah

jurusan/departemen. Sebaliknya, sejak dua dekade ini justru bertumbuhan sekolah-sekolah yang

+,&9/&3?+0/&$I%.+?$S,(1?*3/0//&$B/&$%&A2(+/*)J$B)$&/+/$+,(,0/>$C/./?$7,')3?#$3)B/0$+?&'0)&$1?./$

kita dapat sepenuhnya memungkiri bahwa belum semua pihak di Indonesia memahami hakikat ilmu ini,

termasuk di antara kita sendiri yang diam-diam maupun terang-terangan tidak terlalu mampu dengan

jelas menerangkan apa yang dimaksud ilmu perpustakaan dan informasi (selanjutnya IP&I).

Jika kita sendiri kemudian bertanya quo vadis#$ 0)3/$+,./0?0/&$ (,T,0*)#$ 7?0/&$+,+1,(*2/.0/&$

ada-tidaknya IP&I. Kita tidak meragukannya, melainkan justru ingin lebih menegaskannya. Terlebih-

.,7);$ ./')#$ 0)3/$+,./0?0/&$ (,T,0*)$ )3?$ *,7/'/)$ 3/&''?&'$ K/5/7$ *,2(/&'$ ).+?5/&$0,1/B/$+/*-/(/0/3$

Indonesia; semacam akuntabilitas dari pihak yang telah dipercaya menyandang gelar ilmiah dalam

bidang perpustakaan dan informasi. Dengan maksud itulah artikel ini ditulis, didahului oleh sebuah

1,&';)+1?&/&$ 1,&B/1/3$ B/()$ 1/(/$ B2032($ :U(>=$ 1,*,(3/$ H,+)&/($ B/&$ 620/0/(-/$ %.+)/;$ V/*)2&/.$

“ !"#$%&'(#!)"#$)*#+(,'-.)*+(,!'(/+)0#(!')#")1(,2J$B)$S?*/3$U20?+,&3/*)$B/&$%&A2(+/*)$%.+)/;#$6%S%$

pada tanggal 20-21 Juli 2011.

Ada tujuh Dr. yang berpartisipasi mengirim pendapat tertulis.1 Pendapat mereka tersebut

merupakan jawaban atas pertanyaan yang dikirim panitia segera setelah seminar usai. Pertanyaan itu

amatlah sederhana: apa yang dimaksud ilmu perpustakaan dan informasi? Bagaimana prospeknya,

dan apa saja topik yang perlu dikaji? Saya sebagai penulis artikel ini kemudian bertugas menghimpun

jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut dan menjadikannya sebuah tulisan yang padu seperti yang

sekarang Saudara baca ini. Perlu kiranya saya menyampaikan terlebih dahulu bahwa jawaban-jawaban

tersebut bukanlah dalam bentuk artikel ilmiah. Sebagian bahkan hanya berupa jawaban non-formal

dalam bentuk surat elektronik yang mengandung dua sampai lima paragraf. Sebagian lain berupa tulisan

(terpanjang lima halaman) yang berisi daftar rujukan. Hal tersebut disebabkan memang begitulah yang

dicanangkan; Panitia memang sekadar membentuk sebuah himpunan pendapat spontan yang menjadi

masukan awal bagi diskusi berkelanjutan.

Dari pendapat-pendapat yang masuk, terdapat dua kategori jawaban dasar terhadap pertanyaan

J81/$-/&'$B)+/0*?B$%SW%J#$-/)3?

1. Jawaban yang mengaitkan IP&I dengan kegiatan operasional sebuah institusi (khususnya

perpustakaan), termasuk administrasi, manajemen, dan teknik-proseduralnya, dan

1$ U)?(?3$*,*?/)$5/03?$+,&-,(/;0/&$1,&B/1/3$:B/()$-/&'$1,(3/+/$+,&-,(/;0/&=X$U(>$PBK/&'#$U(>$6/0*+)#$U)/2$8)$6),&#$S;>U>#$U(>$S?BK)$Y?.K2&2#$U(>$%.;/+$S()*'?&/&32#$U(>$Z,3&2#$B/&$U(>$[?.40/($[,&>

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 3: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

299

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

2. Jawaban yang mengaitkan IP&I dengan manusia dan masyarakat yang menjalankan maupun

memanfaatkan institusi tersebut.

Pendapat pertama misalnya, diwakili Dr. Udjang yang menyatakan bahwa IP&I pada umumnya

+,(?1/0/&$I*3?B)$3,&3/&'$7/'/)+/&/$+,&'21,(/*)0/&$1,(1?*3/0//&J>$%/$+,&'/3/0/&$7/;5/$B)$)&3,(&,3$

/B/$ 7,7,(/1/$ B,4&)*)#$ 3,3/1)$ 3)B/0$ +,&-,(3/0/&$ /./+/3$ (?K?0/&>$ E)0/$ 0)3/$ 7,(3/&-/$ 0,1/B/$ JS/+/&$

@22'.,J#$&/+1/0&-/$U(>$PBK/&'$+,(?K?0$0,$B,4&)*)QB,4&)*)$)&)>2

The study of collecting, preserving, cataloging, and making available books and other documents

in libraries$:B,4&)*)$-/&'$0,.?/($B/()$@22'.,$0/./?$+,&',3)0$I5;/3$)*$.)7(/(-$*9),&9,J=>

the study of the principles and practices of library administration (wordnetweb.princeton.edu/perl/

webwn)

Library science (often termed library studies or - now dominating - library and information science)

(3)&!)(!',$4(3+(56(!&$-)#$)%76'(4(3+(56(!&$-)/,64)'8&')&556(,3)'8,)5$&+'(+,39)5,$35,+'(:,39)&!4)'##63)

of management, information technology, education, and other areas to libraries; the collection,

organization, preservation, and dissemination of information resources; and the political economy

of information>$:,&>5)0)1,B)/>2('\5)0)\6)7(/(-]*9),&9,=

R/.$-/&'$*?B/;$1/*3)$B/()$B,4&)*)QB,4&)*)$)3?$/B/./;$7/;5/$%SW%$+,+/&'$7,(02*,&3(/*)$1/B/$1(/03)0$

operasional, yaitu bagaimana sebuah institusi yang bernama perpustakaan atau lainnya beroperasi,

khususnya dalam hal pengumpulan, pengorganisasian, dan penyebaran sumber daya informasi. Hal ini

serupa dengan pendapat Dr. Retno yang menyatakan bahwa ilmu perpustakaan pada dasarnya adalah

studi tentang bagaimana mengoperasikan perpustakaan dengan beberapa cabang, termasuk pelayanan

1?7.)0#$1,./-/&/&$3,0&)*#$B/&$/B+)&)*3(/*)>$U,+)0)/&$1?./$1,&B/1/3$U(>$[?.40/($[,&$-/&'$+,&-/3/0/&#$

“Saya berkesimpulan bahwa terdapat tiga ranah ilmu perpustakaan, yaitu (a) informasi (b) organisasi

)&A2(+/*)#$B/&$:9=$*)*3,+$*)+1/&$B/&$3,+?$0,+7/.)$)&A2(+/*)>J

H,+,&3/(/$1,&B/1/3$0,B?/$B)5/0).)$+)*/.&-/#$2.,;$U(>$6/0*+)$-/&'$+,&-/3/0/&$7/;5/#$IH,.?(?;$

kegiatan yang berkisar pada informasi merupakan hasil konstruksi seluruh pihak yang terkait.

Akibatnya, seluruh atau sebagian besar fenomena pada bidang informasi perlu dilihat dari perspektif

*2*)2.2')>J$U,&'/&$0/3/$ ./)&#$U(>$6/0*+)$ .,7);$+,.);/3$ %SW%$ *,7/'/)$ */./;$ */3?$ (?+1?&$ ).+?$ *2*)/.$

dalam pengertian ilmu tentang hubungan antarmanusia. Hal ini mirip dengan apa yang disampaikan

U(>$8)$6),&$0,3)0/$ )/$+,&927/$+,+1,(*2/.0/&$/1/$-/&'$B)*,7?3&-/$ I)&3)J$ %SW%#$-/)3?X$ $L/'/)+/&/$

IP&I melihat manusia (secara individu maupun kelompok) sebagai pencipta dan pengguna informasi.

U(>$8)$6),&$*,',(/$+,&'/)30/&$I)&A2(+/*)J$B/&$I+/&?*)/J#$*,0/.)'?*$+,+7,()0/&$0,+?&'0)&/&$B?/$

pendekatan (individual dan kelompok). Individual mungkin maksudnya adalah sisi kognitif, sedangkan

kelompok adalah sisi sosial.

H,./)&$B?/$0/3,'2()$?+?+$B)$/3/*#$7,7,(/1/$1,&B/1/3$+,+1,(.);/30/&$1,(;/3)/&$-/&'$.,7);$*1,*)40>$

Sebagai contoh, menurut Dr. Prisgunanto, IP&I berbicara tentang transfer pesan dalam upaya $,/!,%,!'

atau penyempurnaan. Menggunakan sisi pandang ilmu komunikasi, ia menyinggung persoalan entropi

atau keadaan luar biasa yang menyebabkan orang galau dan tidak pasti. Dengan berkomunikasi manusia

menggunakan kemampuan mengingat (memory) untuk menghilangkan kegalauan dan ketidakpastian

2 Terakhir diunduh tanggal 17 November 2011.

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 4: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

300

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

ini. Mengutip sebagian dari isi bukunya, Praktik Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari-hari (Jakarta,

Teraju, 2004), Dr. Prisgunanto menyatakan,

“Pola pencarian informasi untuk menghilangkan ketidakpastian ini adalah bagian dari komunikasi.

Bisa jadi orang akan mencari informasi dengan menanyakan kembali kepada komunikator atau

mencari melalui literatur, situs internet atau jejaring sosial yang dapat menjawab dan menenangkan

0,'/./?/&$3/B)$:,&3(21)=>$U)$*)&)./;$)&3)$B/()$0/K)/&Q0/K)/&$%SW%>J

S,&B/1/3$ *1,*)40$ K?'/$ B)/K?0/&$U(>$Z,3&2$ -/&'$+,&''/'/*$ /'/($ 1,(/&$ 7/(?$ ).+?$ 1,(1?*3/0//&$

diarahkan untuk dapat mewujudkan pusat belajar dan pengetahuan bagi pengguna dalam posisinya

masing-masing secara intelektual. Perpustakaan dapat menjadi pendukung mekanisme komunikasi

inovasi secara interaktif. Penekanannya adalah pada interaksi ide yang memperluas proses belajar dan

+,+A/*).)3/*)$1,&9)13//&$1,&',3/;?/&$7/(?>$@/'/*/&$)&)$ 3,&3?&-/$/+/3$7,(0/)3/&$B,&'/&$1,&B,0/3/&$

pengelolaan sumber daya pengetahuan (knowledge resources management). Menurut Dr. Retno,

$ JH,7/'/)$ 2('/&)*/*)$ 1,+7,./K/(#$ 1,(1?*3/0//&$ ;/(?*$ +,+7,()0/&$ 0,1,+)+1)&/&$ -/&'$ 0?/3$

dalam manajemen pengetahuan. Melampaui pengetahuan eksplisit, perpustakaan juga harus

mengembangkan cara untuk menangkap semua pengetahuan yang implisit namun penting bagi

1,&''?&/&-/#$2('/&)*/*)&-/#$B/&$?&3?0$21,(/*)$)&3,(&/.$1,(1?*3/0//&>J

Perpustakaan dan Kepustakawanan

^,9?/.)$U(>$Z,3&2$-/&'$*,1)&3/*$+,&-,&3?;$J1,(/&$1,(1?*3/0//&$B/./+$+/*-/(/0/3$/&3/(/$A?&'*)$

+,&B?0?&'$B,+20(/*)$B/&$B?0?&'/&$?&3?0$1(2*,*$7,./K/($ )&B)F)B?J#$B)$B/./+$1,&B/1/3Q1,&B/1/3$B)$

/3/*$3)B/0$/B/$*,2(/&'$1?&$-/&'$*,9/(/$)+1.)*)3$7,(?*/;/$+,&K,./*0/&$3,&3/&'$0/3/$J1,(1?*3/0//&J$B)$

dalam IP&I. Institusi ini seolah-olah hanya ada di latar belakang, dan hanya terlihat sebagai sekumpulan

21,(/*)$3,0&)*$1(2*,B?(/.#$*,7?/;$J5/B/;J#$5/;/&/#$/3/?$*,7?/;$7/&'?&/&$4*)0>$H,+?/$1,&B/1/3$.,7);$

7/&-/0$+,(?K?0$0,$0/3/$J)&A2(+/*)J>$V/+?&$1/B/$*//3$-/&'$*/+/#$1/(/$B2032($K?'/$+,&-,7?3Q&-,7?3$

*2/.$.?.?*/&$B/()$1,&B)B)0/&$%SW%#$-/0&)$J1?*3/0/5/&J>$_)B/0$/B/$-/&'$+,&-,7?3Q&-,7?3$3,&3/&'$1(2A,*)$

)&A2(+/*)>$81/0/;$ B,&'/&$ B,+)0)/&$ J1,(1?*3/0//&J$ *,7,&/(&-/$ ;/&-/./;$ 27K,0$ 0/K)/&#$ *,B/&'0/&$

).+?&-/$/B/./;$J).+?$)&A2(+/*)JG

6,7);$B/()$*/3?$B,0/B,$-/&'$./.?#$L)''*$*?B/;$+,&-)&''?&'$;/.$)&)$B/&$+,&,'/*0/&$:/3/?$+?&'0)&$

+,&'',(?3?=$7/;5/$J).+?$1,(1?*3/0//&J$3)B/0$1,(&/;$/B/#$+,./)&0/&$-/&'$/B/$/B/./;$J0,1?*3/0/5/&/&J$

(librarianships). Ia mengambil posisi lebih tegas karena berkonsentrasi pada produk sekolah-sekolah

IP&I yang memang bertujuan menghasilkan para pustakawan. Menurutnya,

Librarianship (I have never felt comfortable calling it library “science”) is not a discipline, nor

8&3)(')'8,)5#',!'(&6)'#);,+#%,)#!,<)=>?)@8,$,)(3)!#)7!(/,4)3+(,!+,9)!#)4(3+(56(!,A)'8,$,"#$,9)'8,)/,64)

does not yield theory or attract many theorists or scientists or even very many serious intellectuals

(1991: 192).

Biggs mengatakan, kepustakawanan adalah sebuah “professional studyJ#$7?0/&$*,7?/;$Iacademic

disciplineJ$ 0/(,&/$ ;/&-/$ 7,(02&*,&3(/*)$ 1/B/$ 1,(*2/./&Q1,(*2/./&$ 3,0&)*$ -/&'$ +,+7?3?;0/&$

pemecahan praktis. Untuk memecahkan persoalan inilah diperlukan berbagai ilmu dan teori, mulai dari

,02&2+)#$*2*)2.2')#$1*)02.2')#$+/3,+/3)0#$).+?$02+1?3,(#$.)&'?)*3)0$:?&3?0$0./*)40/*)$B/&$/&/.)*)*$)*)$

buku, misalnya), sejarah, ilmu hukum (misalnya, untuk persoalan hak cipta), manajemen, ilmu politik,

4.*/A/3#$*/+1/)$0)+)/$:+)*/.&-/#$?&3?0$1,(*2/./&$1,.,*3/()/&$7/;/&$1?*3/0/=>$E/B)#$0,*)+1?./&$L)''*#$

perpustakaan dan pustakawan adalah objek bagi ilmu-ilmu tersebut, sama halnya dengan rumah sakit

dan segala kegiatan di dalamnya adalah objek dari berbagai ilmu (mulai dari manajemen, ilmu hukum,

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 5: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

301

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

*/+1/)$).+?$')D)=>

Sebagaimana diakuinya sendiri, Biggs memang lebih berkonsentrasi pada kebutuhan pendidikan

yang berorientasi menghasilkan profesi pustakawan. Menarik untuk dicatat di sini, sebagian besar doktor

yang ikut memberi pendapat untuk artikel ini datang dari pihak akademisi penyelenggara pendidikan

IP&I. Pandangan mereka tentang IP&I dalam kaitan dengan profesionalisme menyerupai pandangan

Biggs.3 Nampaknya memang tak ada dalam pertimbangan Biggs bahwa profesi ini berkiprah di sebuah

institusi yang memiliki tradisi dan sejarah panjang. Ulasan tentang IP&I yang mengarah ke pendidikan

profesi dan profesionalisme pustakawan cenderung mengabaikan keberadaan institusi perpustakaan.

Sebaliknya, untuk dapat mengapresiasi perpustakaan sebagai institusi, kita memang sejenak harus

melihat kepada sejarah perpustakaan di dalam masyarakatnya, dan bukan hanya pada profesionalisme

pekerjanya. Dalam hal ini kita harus berterima kasih kepada Alfred Hessel, pustakawan Jerman, yang

pada tahun 1950 menulis Geschichteder Bibliotheken dan merintis kajian sejarah perpustakaan.4

C/./?1?&$1,(;/3)/&&-/$.,7);$1/B/$`(21/#$0/(/&'/&$R,**,.$)&)$1/3?3$B)9/3/3$0/(,&/$+,&,0/&0/&$1/B/$

1,(0,+7/&'/&$1,(1?*3/0//&$*,7/'/)$/',&$*2*)/.$-/&'$B)1,&'/(?;)$2.,;$12./$7?B/-/$D/+/&&-/>$6/.?$

ada karya Johnson (1965) yang membahas perkembangan perpustakaan dan pengaruhnya terhadap

budaya di Barat. Ia juga secara cermat berupaya melacak segala institusi yang berurusan dengan

0,')/3/&$+,&'2.,0*)#$+,&-)+1/&#$B/&$+,&-,B)/0/&$(,0/+/&$'(/4*$:graphic records). Michael Harris

melanjutkan pekerjaan yang dimulai Johnson dan berupaya memasukkan topik “ideologies of readingJ$

dengan mempertimbangkan konsep kendali/kontrol (libraries as power), kenangan/memori (libraries

as cultural symbols), dan komoditas (libraries as markets). Upaya mengatikan perpustakaan dengan

ideologi dan politik ini semakin jelas antara lain dalam karya Volodin (2002)5.

Di luar Eropa tercatat karya Marshall (1983), yang menulis ketika menjabat Direktur Perpustakaan

P&)F,(*)3/*$L2+7/-#$%&B)/>$H,9/(/$*1,*)40#$Y/(*;/..$+,&'?./*$3,&3/&'$%&B)/#$8A()0/#$B/&$JU?&)/$L/(?J$

:8+,()0/$ B/&$8+,()0/$6/3)&=>$ H,+,&3/(/$ )3?#$ *,K/(/;$ 3,&3/&'$1,(1?*3/0//&$B)$a)&/$ B)3?.)*$ 2.,;$b),$

Zhuohua. Ditulis dalam bahasa Cina, buku ini menyatakan bahwa sejak Dinasti Zhou (Abad ke-11 sampai

ke-8 SM) sudah ada sejarahwan yang ditunjuk kerajaan untuk mengurusi berkas-berkas yang menjadi

koleksi awal arsip dan perpustakaan Cina. Kemudian, juga diuraikan perkembangan perpustakaan dan

perbukuan di Cina mulai dari Dinasti Shang (1766–1154 SM) sampai tahun 1949, namun buku ini tidak

bicara sama sekali tentang perpustakaan setelah berdirinya RRC.6

Buku-buku sejarah tersebut memperlihatkan dengan jelas dua hal penting: (1) Sebagai institusi

perpustakaan bersifat universal, dan (2) Perkembangannya amat berkaitan dengan perkembangan

masyarakatnya, khususnya perkembangan sosial dan budayanya, dan khususnya lagi perkembangan

0,0?/*//&$B/&$0,9,&B,0)/5/&/&>$̂ /K)/&Q0/K)/&$.,7);$*1,*)40$+,&'?&'0/10/&$7/'/)+/&/$1,(1?*3/0//&$

ikut mengubah dunia pendidikan dan pengetahuan melalui pendekatan kekuasaan. Kajian Milde

(1971), misalnya, melacak kaitan antara peran bangsawan dalam pengembangan perpustakaan dan

3$ H,9/(/$.,7);$*1,*)40#$U(>$[?.40/($[,&$B/()$U,1/(3,+,&$%.+?$S,(1?*3/0//&$B/&$%&A2(+/*)#$P&)F,(*)3/*$%&B2&,*)/#$+)*/.&-/$+,&'/3/0/&$JP*)/$1,&B)B)0/&$).+?$1,(1?*3/0//&$*?B/;$.,7);$*,3,&'/;$/7/B#$3,./;$+,.?.?*0/&$ribuanpustakawan terdidik#$+,(,0/$+,+7/&'?&$B/&$+,&',+7/&'0/&$1,(1?*3/0//&$B)$3/&/;$/)($)&)>J$:)3/.)9$2.,;$1,&?.)*=>$

4$ E,(+/&$?&3?0$*,7/')/&$1,&'/+/3$*,K/(/;$1,(1?*3/0//&$+,(?1/0/&$Jthe birthplace of library historyJ$:.);/3$c2.2B)&#$"NNN#$;/.>$458)

5 Buku ini adalah buku pertama setelah era Soviet tentang perpustakaan-perpustakaan Rusia. Sebelumnya di masa Uni Soviet, sejarah perpustakaan terbagi dua, yaitu sejarah perpustakaan di Uni Soviet, dan sejarah perpustakaan asing. Akibatnya, banyak fakta sejarah yang dihilangkan dengan alasan ideologis Volodin, kemudian menempatkan semua perpustakaan Rusia dalam konteks sejarah dunia untuk memperlihatkan pengaruh dunia terhadap Rusia dan sebaliknya. E,./*$3,(.);/3$7,3/1/$)B,2.2')$B/&$12.)3)0$*/&'/3$+,+,&'/(?;)$1,(0,+7/&'/&$1,(1?*3/0//&>$$:?./*/&$2.,;$%()&/$6>$6-&B,&#$$B)$6)7(/(-$d?/(3,(.-#$c2.>$ef#$V2>$g#$h93>#$"NNf#$;/.>$ge"Qgeg=>

6$ H,7/'/)+/&/$B)?./*$6,,Q;*)/$_)&'$$B)$Libraries & Culture, Vol. 25, No. 2 hal. 276.

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 6: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

302

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

universitas di Jerman. Kajian Saunders (1991) mengulas bagaimana Jean-Baptiste Colbert, seorang

+,&3,()$ B)$ D/+/&$62?)*$b%c$+,&',+7/&'0/&$ 1,(1?*3/0//&$ 1()7/B)$Z/K/$ *,7/'/)$ *?+7,($ )&A2(+/*)$

bagi administrasi pemerintahan. Boleh dikatakan, inilah cikal bakal dari arsip dan perpustakaan nasional

B)$S,(/&9)*>$H,+,&3/(/$C)&0,.+/&$: <eg=$+,&'?&'0/10/&$7,3/1/$B)$7/5/;$U)&/*3)$H?&'$:<i 1279)

tradisi kecendekiawanan dan kepustakawanan Cina memasuki masa kematangan, bukan hanya karena di

*//3$)3?$$+?&9?.$7/&-/0$1,&?.)*$7,*/(#$3,3/1)$K?'/$0/(,&/$1,&'?/*/$J+,&')D)&0/&J$1,&9,3/0/&$.)3,(/3?($

*,0?.,(#$+,&B2(2&'$1,(3?+7?;/&$*,02./;#$B/&$+,+A/*).)3/*)$1,+7?/3/&$7)7.)2'(/4>

Peran ideologi dan kekuasaan di sebuah masyarakat semakin jelas jika kita melihat perkembangan

peran perpustakaan umum.7 Dari perspektif sejarah, semua jenis perpustakaan sebetulnya lahir dari

keinginan untuk menghimpun pengetahuan atas dasar penguasaan manuskrip dan buku. Kegiatan ini

biasanya dilakukan oleh sekelompok orang, barulah kemudian dibuka untuk umum. Mulai dari sejarah

Yunani (lihat Jackson, 1974), sejarah Islam (Habbas, 1994), sampai sejarah Kristen (Jackson, ibid),

1,(1?*3/0//&$1/B/$+?./&-/$/B/./;$1,(1?*3/0//&$?&3?0$0,1,(.?/&$*1,*)40$B/()$*,0,.2+120$+/*-/(/0/3>$

Ketika abad ilmu pengetahuan dan liberalisme terbit di Eropa, barulah muncul permikiran “perpustakaan

?&3?0$ ?+?+J>$ S/B/$ /5/.&-/#$ 1()&*)1$ 1,(1?*3/0//&$ */&'/3./;$ 7,(2(),&3/*)$ 1,&-,7/(/&$ :B)*,+)&/*)=#$

terutama penyebaran agama, baru kemudian penyebaran pengetahuan. Koleksinya sangat ditentukan

oleh prinsip-prinsip tentang kebenaran dan kebaikan yang ditentukan oleh elit tertentu di masyarakat.

Selain itu, hampir semua perpustakaan untuk umum di abad-abad sebelum abad ke-19 terdapat di kota-

kota besar, menjadi simbol-simbol dari pemusatan pengetahuan.8

Dalam khasanah perpustakaan umum dunia, Inggris dikenal sebagai tempat kelahiran perpustakaan

umum modern, karena masyarakat itu sudah sejak tahun 1831 punya ide tentang pendidikan bagi

semua orang (popular education) lewat penyediaan bacaan (Kelly, 1977). Negara ini pula yang

+,+?./)$02&*,1$1,(1?*3/0//&$?+?+$*,7/'/)$I+).)0$7,(*/+/J$-/&'$B)3?+7?;0/&$B,&'/&$+,&''?&/0/&$

pendekatan bottom up (khususnya sejak tahun 1919); memungkinkan masyarakat umum menentukan

*,&B)()$/1/$-/&'$+,(,0/$)&')&$0,+7/&'0/&>$H,./)&$1()&*)1$I+).)0$7,(*/+/J$B)$/3/*#$1,(1?*3/0//&$?+?+$

kemudian dianggap bagian dari suatu masyarakat demokratis, khususnya di Amerika Serikat (AS). Di

negeri ini, perpustakaan umum adalah arsenals of a democratic culture$:U)3D)2&#$ <ge=#$*?/3?$1()&*)1$

yang kemudian dirayakan sebagai fungsi perpustakaan dalam kebebasan dan demokrasi (lihat misalnya

kumpulan esei oleh Kranich, 2001). Istilah yang pada awalnya berkembang di AS memang adalah

I1,(1?*3/0//&$?&3?0$?+?+$-/&'$7,7/*J$:free public libraries) sebagai protes terbuka terhadap adanya

class libraries yang diperuntukkan bagi sejumlah kecil elit cendekiawan di masyarakat. Selain institusi-

institusi perpustakaan di kota besar, sebagian besar perpustakaan umum di AS justru dibangun di desa-

desa. Menurut Jackson (ibid), pertumbuhan pesat perpustakaan umum juga dapat dihubungkan dengan

kebangkitan asosiasi pekerja dan buruh yang mendorong lahirnya gerakan-gerakan profesionalisme,

perjuangan kelas yang menajam, dan munculnya pemikiran tentang kontrak sosial.9

Dari pembahasan ringkas di atas, dapatlah dikatakan bahwa kajian-kajian awal tentang perpustakaan

8 Benua Eropa dianggap sebagai tempat kelahiran perpustakaan yang dibuka untuk umum. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa Itali sudah punya undang-undang perpustakaan umum sejak tahun 1869. Namun, negara-negara di dunia lain tampaknya juga punya tradisi serupa. Sebagai contoh, Jepang juga sudah membuka perpustakaan umum pertama kali tahun 1872. Kemudian, Burma mengubah status perpustakaan kerajaan menjadi perpustakaan umum di tahun 1883. Sementara itu, India sudah punya sistem perpustakaan untuk umum sejak tahun 1662, terutama yang dikelola oleh para penginjil.

9 Asosiasi-asosiasi masyarakat yang berkesan "kelas menengah", seperti kelompok pekerja, kelompok wanita, kelompok religious, dan berbagai kelompok kemasyarakatan juga banyak dihubungkan dengan pendirian perpustakaan umum di AS, bersamaan dengan upaya kelompok-kelompok bisnis independen yang mendirikan perpustakaan untuk umum sebagai salah satu jalan mengembangkan budaya bisnis yang terbuka.

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 7: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

303

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

sebenarnya banyak menyoroti peran sosial-budaya institusi ini. Jika menggunakan apa yang oleh

Z/-5/(B$: <!O=$B)*,7?3$*,7/'/)$J1,(*1,03)A$;)*32()*$%SW%J$&/+1/0./;$7/;5/$+,+/&'$/B/$0/K)/&$-/&'$

lebih memfokuskan diri pada institusi perpustakaan, selain pada profesionalisme sebagaimana diangkat

Biggs di awal bagian ini. Rayward mengatakan bahwa pada akhir abad ke-19 kepustakawanan dan

7)7.)2'(/4$7,('/7?&'$?&3?0$ *,9/(/$ 0()3)*#$ ;)*32()*#$ B/&$ /&/.)3)*$+,+A20?*0/&$1,(;/3)/&$1/B/$ *,K/(/;$

perbukuan, perpustakaan, dan transmisi teks di dalam masyarakat pada umumnya, sebelum akhirnya

+?&9?.$ )*3)./;$JB20?+,&3/*)J$B/&$02&*,&3(/*)$0,$ 3,0&2.2')$ )&A2(+/*)$-/&'$+,./;)(0/&$0/K)/&Q0/K)/&$

temu-kembali informasi.10

Hal serupa dikatakan pula oleh Miksa (1985) yang menegaskan kristalisasi keilmuan dalam bidang

perpustakaan justru dimulai dengan penggunaan pemikiran dan metode ilmu sosial atau sosiologi

di tahun 1920-an dan 1930-an untuk mengkaji institusi perpustakaan, baik dalam konteks internal

(organisasi dan manajemen) maupun eksternal (peran sosial perpustakaan dan konteks sosial sebuah

perpustakaan). Kajian yang fundamental ini memang berbeda dari kajian-kajian yang bermunculan

seusai Perang Dunia II, ketika komputer dan teknologi komunikasi berkembang pesat, yang antara lain

akhirnya melahirkan ilmu informasi.11

Sepuluh tahun setelah Rayward dan Miksa, giliran Dick (1995) ikut menegaskan bahwa ilmu

1,(1?*3/0//&$ +,+?./)$ Jthe drift toward social scienceJ$ 1/B/$ 3/;?&$ <fNQ/&$ *,7/'/)$ 7/')/&$ B/()$

penegasan identitas dan disiplin akademik formal, walaupun jauh sebelumnya pustakawan Jerman sudah

menetapkan kepustakawanan sebagai bagian apa yang disebut Wissenschaft. Di dalam artikelnya pula

U)90$+,&'?./*$7,3/1/$1/(/$).+?5/&$%SW%$3,(.)7/3$B/./+$1,(B,7/3/&$3,&3/&'$/1/0/;$1,(.?$J+,+)&K/+J$

teori dan metodologi dari ilmu-ilmu sosial yang sudah mapan, atau membuat disiplin tersendiri.

Kelompok yang terakhir ini bersemangat menegaskan IP&I adalah ilmu sosial, khususnya yang dikenal

*,7/'/)$ Jtraditional liberal social sciencesJ$ B,&'/&$ 9)()$ 0;/*&-/$ -/&'$ 12*)3)F)*3)0$ B/&$ +,&B?0?&'$

J&,3(/.)3/*$).+?J>$S/B/$+/*/$/5/.$)&)$1?./$%SW%$7/&-/0$+,&''?&/0/&$+,32B,Q+,32B,$0?/&3)3/3)A$-/&'$

3,(?*$+,&K/B)$121?./($*/+1/)$/5/.$3/;?&$ <<NQ/&>$^/K)/&$2.,;$Z,)*+/&$B/&$b)/2+,)$: <<g=#$+)*/.&-/#$

melacak penggunaan operation researchs selama 25 tahun (akhir tahun 1960-an sampai awal tahun

1990-an) dan mereka menganjurkan peningkatan penggunaannya untuk menjamin cost effectiveness

dari sistem perpustakaan.

Dalam perkembangan selanjutnya, ketika dominasi positivisme mulai terus dipertanyakan,

bermunculanlah berbagai pendekatan dan kelompok ilmuwan, mulai dari apa yang disebut Dick sebagai

kelompok normatif, kelompok reformer yang kontekstualis, sampai ke kelompok transformer yang

emansipatif. Pendekatan kritis, misalnya, penggunaan standpoint epistemology (Trosow, 2001) dan teori

tindakan komunikatif (Benoit, 2002) juga semakin popular. Upaya mengimbangi orientasi positivistik

telah pula berkembang sejalan dengan penggunaan konstruktivisme (constructivism) sebagai salah satu

tradisi interpretivis.12 Konstruktivisme di bidang perpustakaan ini terlihat di penelitian Brenda Dervin

yang merupakan salah satu pionir dengan metodologi yang diberi nama Sense-Making Methodology.

10$$ Z/-5/(B$+,&'/3/0/&$7/;5/$B)$/7/B$ <$B)+?./)./;$1,(;/3)/&$1/B/$+/*/./;Q+/*/./;$*1,*)40$+,&-/&'0?3$)B,&3)40/*)$7)7.)2'(/4#$B,*0()1*)$4*)0#$/&/.)*)*$*?7K,0#$B/&$02+1)./*)$7)7.)2'(/4$?&3?0$0,1,&3)&'/&$0;?*?*>$R/.$)&)$+,./3/(7,./0/&')$/1/$-/&'$B)*,7?3&-/$*,7/'/)$I3(/&*A2(+/*)$7)7.)2'(/4$+,&K/B)$B20?+,&3/*)J$-/&'$3,(K/B)$B)$/0;)($3/;?&$ !<NQ/&#$0;?*?*&-/$0,3)0/$S/?.$h3.,3#$*/./;$*,2(/&'$1,&B)()$%&3,(&/3)2&/.$%&*3)3?3,$2A$L)7.)2'(/1;-$:0,+?B)/&$7,(?7/;$+,&K/B)$International Federation for Documentation, FID) memperkenalkan istilah "documentation". Perkembangan teknologi -/&'$B)'?&/0/&$?&3?0$0,')/3/&$7)7.)2'(/4$B/&$B20?+,&3/*)$)&)./;$-/&'$./.?$+,&B2(2&'$./')$0,+?&9?./&$0/K)/&$.,7);$*1,*)40$3,(;/B/1$3,+?Q0,+7/.)$)&A2(+/*)#$7?0/&$3,(;/B/1$1,(1?*3/0//&>$

11 Miksa termasuk ilmuwan yang giat mengungkap demarkasi antara ilmu perpustakaan dan ilmu informasi. 12$$ _)&K/?/&$3,&3/&'$02&*3(?03)F)*+,$B/./+$%SW%$B)?./*#$+)*/.&-/#$2.,;$C)..)/+*2&$:"NNi=$-/&'$3,./;$1?./$+,./0?0/&$0/K)/&$

*,7,.?+&-/$3,&3/&'$,02.2')$)&A2(+/*)$:C)..)/+*2&#$ <<!=>$

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 8: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

304

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

Adapun Elfreda Chatman dianggap pelopor untuk penelitian tentang kelompok-kelompok masyarakat

marjinal seperti perempuan tua, kelompok miskin, dan para pesakitan di penjara. Sementara menurut

E2&,*$:"NN!=$1,&',+7/&'/&$%SW%$7/;0/&$+,+1,(;/3)0/&$1/(/B)'+/$I).+?$3,&3/&'$02+1.,0*)3/*J$:a

science of complexity) yang bersifat non-reduksionis sehingga juga non-positivistik. Dengan paradigma

ini maka akan ada tempat bagi pengembangan humaniora, bukan hanya pada hal-hal yang bersifat

kebendaan.

U/()$1,+7/;/*/&$B)$/3/*$+/0/$K,./*./;$7/;5/$B)$B/./+$%SW%$0/3/$I1,(1?*3/0//&J$K?*3(?$+,&K/B)$

fokus kajian, bukan sebagai sebuah prosedur-operasional, melainkan sebagai sebuah institusi sosial-

budaya. Jelas pula bahwa fokus kajian-kajian terhadap perpustakaan adalah pada pemaknaan institusi

ini oleh masyarakatnya, sejalan dengan perkembangan nilai-nilai di masyarakat itu, khususnya yang

berkaitan dengan pengetahuan dan kekuasaan. Hal ini amat berbeda dengan sinyalemen Biggs di

awal bagian ini yang lebih berkonsentrasi pada kualitas kerja operasional pustakawan. Kajian-kajian

3,&3/&'$1,(1?*3/0//&$)&)$K?'/$+,+1,(.?/*$02&*,1$I0,1?*3/0/5/&/&J$:librarianships) menjadi konsep

yang tidak hanya mencakup kinerja pustakawan sebagai seorang yang profesional, tetapi juga kinerja

perpustakaannya sebagai institusi yang memiliki peran, fungsi, dan misi tertentu di masyarakatnya.

Sekaligus juga terlihat bahwa fokus terhadap institusi ini menjadi ciri sekaligus memengaruhi kajian-

kajian tentang informasi yang akan dibahas berikutnya.

Pengertian Informasi dan Ilmu Informasi

Dr. Retno menyatakan bahwa IP&I berkisar pada tiga unsur, yaitu perpustakaan, dokumentasi dan

informasi. Ia memang tidak menjelaskan lebih rinci ketiga unsur itu, namun nampaknya pembagian

3,(*,7?3$+,&K/B)$/9?/&&-/$?&3?0$+,+7,B/0/&$ )&*3)3?*)$ :B/./+$;/.$ )&)$I1,(1?*3/0//&J=$B/()$+/3,()/.$

atau kandungan di dalam institusi tersebut. Di dalam pendapat-pendapat para doktor yang dikirim ke

1/&)3)/#$0/3/$B/&$)*?$3,&3/&'$I)&A2(+/*)J$K?'/$B)7)9/(/0/&$.,7);$+,&2&K2.$B/()1/B/$0/3/$I1,(1?*3/0//&J>$

Sebagai contoh, terlihat dalam kutipan berikut:

1. Dr. Puji Mulyono menganggap bahwa topik utama IP&I adalah “.. kajian pengguna, pemanfaatan

dan preferensi informasi, perilaku pemanfaatan informasi, dampak penggunaan informasi, budaya

membaca, information literacyJ>

">$ U(>$ S()*'?&/&32$ +,&'/3/0/&$ J$ :>>>=$ 1,.?/&'$ .,B/0/&$ )&A2(+/*)$ 3)B/0$ B))0?3)$ 2.,;$ 0/./&'/&$

perpustakaan, dokumentasi, dan informasi (Pusdokinfo), ... informasi dalam konteks kepustakawanan

+/*);$B)1/&B/&'$*,7/'/)$*,7?/;$7/;/&$.)3,(/3?($/3/?$B20?+,&3/*)J>

f>$ U(>$[?.40/($+,&'/3/0/&#$I>>>$0)3/$.,7);$+,&'?3/+/0/&$)*)&-/>$%*)&-/$)3?$/B/./;$)&A2(+/*)>J

g>$ U(>$8)$6),&$+,&-,7?3$Ihard coreJ$%SW%$/B/./;X$: =$81/$)3?$)&A2(+/*)G$:"=$S,&',(3)/&$)&A2(+/*)$

yang seperti apa yang menjadi kajiannya dan untuk manfaat apa? (3) Bagaimana melihat manusia

sebagai pencipta dan pengguna informasi?

81/$*,*?&''?;&-/$-/&'$B)+/0*?B$B,&'/&$I)&A2(+/*)J$B/./+$1,&B/1/3Q1,&B/1/3$B)$/3/*G$81/0/;$

sebagai sebuah bentuk perilaku atau material? Apakah yang dimaksud isi (content) dan apa bedanya

dengan wadah (media)? Apakah informasi sepenuhnya ciptaan manusia sehingga tidak punya sifat

alamiah (natural)? Pendapat-pendapat para doktor di atas memang mencerminkan perbedaan pendapat

B/&$02&3(2F,(*)$-/&'$*?B/;$7,(./&'*?&'$7,(/7/BQ/7/B$3,&3/&'$;/0)0/3$)&A2(+/*)>$C/./?1?&$*,7,&/(&-/$

B)*0?*)$3,&3/&'$;/.$)&)$/0/&$.,7);$+,&'/(/;$0,$1,(*2/./&$4.2*24*$B/()1/B/$1,(*2/./&$).+?#$/'/0&-/$0)3/$

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 9: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

305

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

K?'/$;/(?*$3,(.,7);$B/;?.?$K,./*$3,&3/&'$1,(7,B//&$+/0&/$I)&A2(+/*)J$)&)#$*,7,.?+$+,./&K?30/&$B)*0?*)$

tentang ilmu informasi.

S,+7)9/(//&$4.2*24*$3,&3/&'$;/0)0/3$)&A2(+/*)#$/3/?$0)&)$7)/*/$B)*,7?3$4.*/A/3$3,&3/&'$)&A2(+/*)$

(Philosophy of Information=$B)7)B/&)$2.,;$B?/$2(/&'#$-/)3?$V2(7,(3$C),&,($B/&$6?9)/&2$M.2()B)$:.);/3$

pembahasan amat ekstensif oleh Bynum 2010 dan tulisan lainnya, Bynum 2000, 2004, 2005, 2008,

K?'/$L-&?+$B/&$Y22(,$ <<!=>$C),&,($+,(?1/0/&$*/./;$*,2(/&'$1)2&)($).+?$B/&$3,0&2.2')$)&A2(+/*)$

B)$1,&';?K?&'$3/;?&$ <gNQ/&#$*,+,&3/(/$M.2()B)$/B/./;$4.*?A$/7/B$0,Q" $-/&'$+,&''/7?&'0/&$).+?$

02+1?3,(#$ 3,2()$ *)*3,+#$ .2')0/#$ .)&'?)*3)0#$B/&$4.*/A/3$?&3?0$+,+7/;/*$;/0)0/3$ )&A2(+/*)>$^,B?/&-/$

B)/&''/1$ 4.*?A#$ $ 7,(7,B/$ B/()$ 3202;$ ./)&$ -/&'$ K?'/$ /+/3$ 1,&3)&'$ B/./+$ 1,(0,+7/&'/&$ )&A2(+/*)#$

khususnya dari aspek teknologi, yaitu Claude Shannon, penemu teori matematik tentang informasi

*,7/'/)$ A,&2+,&/$ 4*)0$ 7,(?1/$ 02B,$ :encoded information) untuk ditransmisikan melalui saluran

berkabel maupun nir-kabel.13

_/;?&$ <ge$C),&,($+,&';/*).0/&$ *,(/&'0/)/&$ 3?.)*/&$ 3,&3/&'$0/)3/&$/&3/(/$ )&A2(+/*)$B/&$/./+$

semesta. Ia menyatakan bahwa ‘‘information is entropyJ>$%*3)./;$entropy ini diambil dari pemikiran di

7)B/&'$ ).+?$4*)0/#$-/)3?$;?0?+$ 3,(+2B)&/+)0/$9)13//&$/;.)$4*)0/$0./*)0#$Z?B2.A$a./?*)?*>14$C),&,($

memang menegaskan bahwa informasi mengandung sifat-sifat kebendaan (physical), tetapi bukan

tergolong material (matter) dan bukan pula energi. Informasi ada (terkandung) di dalam setiap benda,

dan entropy B)K/B)0/&$?0?(/&$)&A2(+/*)$-/&'$.,&-/1$0,3)0/$7,&B/$3,(*,7?3$7,(?7/;>$C),&,($0,+?B)/&$

menggambarkan kegiatan berpikir sebagai pemrosesan informasi di dalam otak manusia, tetapi otak

:*,7/'/)$4*)0=$3)B/0$+,&';/*).0/&$)&A2(+/*)$B/./+$7,&3?0$D/3$/3/?$+/3,()/.>$E/B)#$7,&B/#$,&,(')#$B/&$

)&A2(+/*)$+,(?1/0/&$A,&2+,&/$4*)0$-/&'$7,(7,B/$5/./?1?&$*/.)&'$+,&B?0?&'>$H,+?/$27K,0$B/&$1(2*,*$

pasti mengandung pola informasi, sehingga muncullah konsep yang sampai sekarang dipercaya, yaitu

bahwa semua benda di alam semesta ini sebenarnya adalah ‘‘objek informasi (information objects)’’ dan

semuanya mengalami “proses informasi (information processes)’’.

C),&,($ 0,+?B)/&$+,&'/3/0/&$ 7/;5/$+/&?*)/$ B/&$ *,+?/$+/0;.?0$ /0;)(&-/$ K?'/$ /B/./;$ 27K,0$

informasi dan menjalani proses informasi. Akan tetapi, hanya manusia yang punya potensi besar dalam

belajar dan berkreasi. Melalui proses informasi yang mengandung pemelajaran dan kreativitas inilah

manusia berkembang biak secara berbeda dari makhluk (atau benda) lainnya. Perbedaan penting lainnya

/B/./;$+/&?*)/$K?'/$+/+1?$+,&9)13/0/&$/./3$7?/3/&$:/(3)4*)/.=$?&3?0$+,+7/&3?&-/$+,./0?0/&$1(2*,*$

informasi. Dari sinilah muncul konsep-konsep tentang sistem informasi dan masyarakat informasi

yang di dalamnya mengandung manusia maupun alat atau artefak.15$Y,./.?)$ 3,2()&-/#$C),&,($*,9/(/$

akurat meramalkan kelahiran abad informasi dan mendorong penciptaan berbagai teknologi pemrosesan

informasi, termasuk komputer dan kecerdasan buatan (&$'(/+(&6)(!',66(B,!+,=>$%(2&)*&-/#$C),&,($3)B/0$

13 Dalam naskah aslinya, teori Shannon ini disebut sebagai teori matematik tentang komunikasi (the mathematical theory of communication).

14 Dalam hukum termodinamika dinyatakan bahwa semua benda akan berubah, tetapi: (1) benda atau material (matter) tidak dapat sepenuhnya dimusnahkan, (2) kuantitas kebendaan tidak dapat diubah, tetapi kualitasnya dapat berkurang. Entropy adalah suatu tingkat keadaan tidak beraturan ketika terjadi perubahan dalam sebuah sistem kebendaan. Prinsip entropy ini pulalah yang kemudian digunakan Shannon untuk membuat teori pengukuran kadar informasi secara kuantitatif.

15$$ S/B/$3/;?&$ <gf$C),&,($7,(*/+/$8(3?(2$Z2*,&7.?,3;$B/&$E?.)/&$L)',.25$+,&?.)*$IL,;/F)2(#$S?(12*,#$/&B$_,.,2.2'-J$yang membahas kajian bersama terhadap organisme makhluk hidup dan mesin. Pemikiran mereka inilah yang menggerakkan berbagai penelitian tentang kaitan yang erat antara mesin (komputer) dan makhluk hidup sehingga tumbuhlah teknologi komputer dan muncullah Revolusi Informasi. Kelak di kemudian hari pula, pemikir kontemporer Humberto R. Maturana dan Francisco J. Varela pada tahun 1992 menulis “The Tree of Knowledge: The Biological Roots 2A$R?+/&$P&B,(*3/&B)&'J$:L2*32&#$ <<"=#$+,&,(/10/&$02&*,1Q02&*,1$*/)7,(&,3)0$B/./+$9/(/$0,(K/$1)0)(/&$:02'&)*)=$manusia dan cara kerja masyarakat sebagai sistem sosial.

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 10: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

306

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

mengalami masa gemilang abad ini dan tidak pula dapat menjawab berbagai masalah yang justru

+?&9?.$0,3)0/$3,0&2.2')$)&A2(+/*)$*?B/;$+,(,7/0$B)$+/*-/(/0/3>$U/./+$02&3,0*$)&)./;$;/B)($6?9)/&2$

M.2()B)$: <<<#$"NNg=$-/&'$7,(/+7)*)$+,./&K?30/&$2./;Q1)0)($C),&,($+,&K/B)$0/K)/&$0;?*?*#$-/)3?$4.*/A/3$

informasi yang kembali menyoal hakikat informasi, kaitannya dengan semesta, manusia, dan teknologi.

Floridi memetakan tiga pendekatan untuk memahami informasi, yaitu pendekatan reduksionis, anti-

reduksionis, dan non-reduksionis.16 Pandangan reduksionis berupaya menciptakan satu “teori terpadu

3,&3/&'$)&A2(+/*)J$:7!(/,4)'8,#$-)#")(!"#$%&'(#!) atau UTI (lihat http://www.uti.at/). Sebaliknya, para

penganut anti-reduksionis menekankan keragaman konsep informasi yang tidak mungkin disatukan.

Sementara kaum non-reduksionis mencoba lepas dari dikotomi dan menggantikan pandangan reduksionis

dengan model hierarkis. Floridi memilih pendekatan non-reduksionis, terutama yang memakai perspektif

epistemik. Menurut Floridi, informasi pada umumnya dikaitkan dengan fenomena komunikasi untuk

merujuk ke kandungan semantik.17 yang bersifat objektif dalam pengertian bersifat eksternal terlepas

dari benak (mind-independent) dan dari diri pelaku komunikasi (informee-independent). Dalam

pengertian ini, informasi mengandung ukuran dan nilai, dapat diformulasikan dalam bentuk berbagai

02B,$ B/&$ A2(+/3#$ *,(3/$ 3,(3/&/+$ /3/?$ 3,(0/&B?&'$ B)$ 7,(7/'/)$ 7,&3?0$ )+1.,+,&3/*)$ 4*)0$ /3/?$ 7,&B/>$

Floridi kemudian membuat C,!,$&6)D,/!('(#!)#") !"#$%&'(#!):@U%=$-/&'$+,&'/&''/1$7/;5/$)&A2(+/*)$

sebagai kandungan semantik dalam bentuk data + makna/artian.

Floridi lebih jauh mengatakan bahwa kandungan semantik sebuah data bukan hanya merupakan

persoalan bagaimana manusia memberi makna kepada sesuatu, tetapi juga apakah makna ini dapat

bersifat independen dalam arti terlepas dari siapa yang mengartikannya. Sebagai contoh, sebelum

arkeolog akhirnya menemukan cara membaca bahasa hieroglif (bahasa tulisan yang berbasis simbol

dan gambar) di Mesir, bahasa itu sendiri sudah dianggap sebagai sistem semantik oleh orang-orang di

D/+/&&-/>$^,3)0/$/0;)(&-/$2(/&'$B)$D/+/&$0)&)$B/1/3$+,+/;/+)$7/;/*/$)3?$+,./.?)$*)*3,+$)&3,(1(,3/*)$

-/&'$B)/+7).$B/()$7/;/*/$j?&/&)$0?&2#$3)B/0$7,(/(3)$7/;5/$7/;/*/$;),(2'.)40$I7/(?$B)3,+?0/&J>$L/;/*/$

itu sudah ada, terlepas dari ada tidaknya manusia modern yang kini mengartikannya. Dengan contoh

ini, Floridi menganggap bahwa data dan informasi yang timbul dapat saja bersifat independen secara

semantik, terlepas dari siapa yang akhirnya mengartikan data atau informasi itu. Dengan kesimpulan

)3?$ +/0/$ 0/&B?&'/&$ *,+/&3)0$ /3/?$ I+/0&/J$ 1/B/$ /5/.&-/$ 7,.?+$ 3,&3?$ /B/$ B)$ 7,&/0$ 1,&''?&/$

sebuah informasi. Ada kemungkinan bahwa sebuah informasi memerlukan apa yang disebut sebagai

“enviromental informationJ$-/&'$7,(/B/$B)$.)&'0?&'/&$*,*,2(/&'>

S/&B/&'/&$M.2()B)$ -/&'$+,./&K?30/&$ 3(/B)*)$C),&,($ )&)$ /+/3$ 7,(1,&'/(?;$ B/./+$0/K)/&$ 3,&3/&'$

hakikat informasi, tetapi bukan satu-satunya pandangan. Sebagaimana diulas Frohmann (2004)

setidaknya ada dua pemikiran lain yang patut diperhitungkan, yaitu kajian fenomenologi informasi

-/&'$ B)?*?&'$@,2A(,-$V?&7,('$ B/&$ 0/K)/&Q0/K)/&$ .)&'?)*3)0$ 7,(7/*)*$ 1/&B/&'/&$ 4.*?A$C)33',&*3,)&>$

Kajian Nunberg berkonsentrasi pada kehidupan sehari-hari sehingga memunculkan pandangan kultural

untuk menambahkan pemahaman kita tentang informasi – bukan sekadar hakikat kebendaannya, tetapi

K?'/$ ./3/($7,./0/&'$;)*32()*&-/>$8B/1?&$0/K)/&Q0/K)/&$/./$C)33',&*3,)&)/&$+,+7/&3?$0)3/$+,+/;/+)$

bagaimana praktik-praktik di wilayah sosial dan budaya tertentu memberi makna kepada informasi itu

*,&B)()>$C)33',&*3,)&$+,&-/3/0/&$7/;5/$4.*/A/3$3)B/0$;/&-/$;/(?*$+,&K/5/7$I/1/$+/0&/$B/()$*,*?/3?J#$

3,3/1)$K?'/$I/1/$-/&'$0)3/$+/0*?B$B,&'/&$+/0&/$)3?$*,&B)()J>$Y/0/$1,(*2/./&$4.*/A/3$)&A2(+/*)$7?0/&$

16$$ 6);/3$5,7*)3,$M.2()B)$3,&3/&'$)&A2(+/*)#$B)$*)&)X$;331X\\1./32>*3/&A2(B>,B?\,&3(),*\)&A2(+/3)2&Q*,+/&3)9\$17 Dalam ilmu bahasa, semantik merupakan komponen yang menggambarkan makna dalam serangkaian simbol atau kata-

kata, dan makna inilah yang langsung berkaitan dengan kejadian atau sesuatu yang hendak digambarkan oleh seseorang lewat bahasa.

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 11: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

307

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

;/&-/$ I/1/$+/0&/$ )&A2(+/*)J#$+,./)&0/&$ K?'/$ 9/(/$7/'/)+/&/$+/&?*)/$+,+7,()0/&$+/0&/$0,1/B/$

informasi.18

Ruang yang tersedia di sini tentu tidak akan cukup untuk menjelajah semua konsep tentang

hakikat informasi, namun alinea-alinea di atas diharapkan cukup memberikan latar belakang kepada

diskusi selanjutnya tentang hakikat ilmu informasi sebagai topik artikel ini. Selain itu, pembahasan

di atas merepresentasikan pula perbedaan pendapat para doktor yang ikut dalam diskusi ini. Konsep

3,&3/&'$I).+?$)&A2(+/*)J$)3?$*,&B)()$3)B/0$0/./;$02&3(2F,(*)/.&-/>$Y,&?(?3$L/5B,&$:"NN<=#$0,+?&9?./&$

).+?$ )&A2(+/*)$1,(3/+/$B)0,&3/(/)$ *,9/(/$ A2(+/.$2.,;$8./&$@).9;()*3$ -/&'$+,&K/B)$ ,B)32($ E2?(&/.$2A$

Information Science (sebelumnya bernama The Information Scientist) dan berakar di kalangan peneliti

informasi ilmiah (3+(,!'(/+)(!"#$%&'(#!). Pondasi awal dari ilmu ini adalah pandangan Bertie Brookes

1/B/$3/;?&$ <ei$-/&'$/+/3$B)1,&'/(?;)$2.,;$4.*?A$^/(.$S211,(#$1,&'/&K?($3,2()$3,&3/&'$k3)'/$B?&)/l:the

three worlds).19 Brookes menyimpulkan bahwa informasi maupun pengetahuan berada dalam ruang

kognitif, sedangkan yang dikaji oleh ilmu informasi adalah Dunia Tiga, yaitu bentuk-bentuk pengetahuan

27K,03)A>$h.,;$0/(,&/$)3?#$L(220,*$1?./$./;$-/&'$+,.,3/00/&$./&B/*/&$0?/&3)3/3)A$B)$+/*/Q+/*/$/5/.$

kelahiran ilmu informasi, khususnya penggunaan statistik, bibliometrika, dan dalil-dalil logaritma untuk

+,&'?/&3)40/*)$1(2*,*$02+?&)0/*)$)&A2(+/*)$B)$+/*-/(/0/3>

Pondasi awal yang diletakkan Brookes sebenarnya tidak tunggal pula. Sebagaimana diungkap oleh

Cronin (2009), jauh sebelum Brookes menulis tentang hakikat informasi, Pierce Butler di tahun 1933

*?B/;$+,&',&3/(/)$I)*?$*2*)/.J$*,7/'/)$7/')/&$B/()$1,+7/;/*/&$+,&',&/)$)&A2(+/*)$B/&$1,&',3/;?/&>$

Hal ini kemudian dipertegas ketika Margaret Egan dan Jesse Shera menulis makalah tentang epistemologi

sosial di tahun 1950-an.20$6/.?$1/B/$ 3/;?&$ <eNQ/&$S(2A,*2($V2(+/&$Z27,(3*>21 menegaskan bahwa

metode ilmu sosial lebih pantas digunakan untuk mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan informasi;

*,7?/;$1/&B/&'/&$-/&'$B)0,+7/&'0/&$.,7);$./&K?3$2.,;$02.,'/&-/#$_2+$C).*2&#$+,&K/B)$0/K)/&Q0/K)/&$

tentang perilaku informasi dalam konteks sosial. Dua dekade kemudian, Rob Kling mengedepankan

istilah populer, social informatics (informatika sosial) yang menekankan pentingnya para peneliti

memperhatikan konteks sosial dan budaya dari setiap penerapan teknologi informasi. Itu semua, menurut

a(2&)&#$+,&,'/*0/&$/1/$-/&'$B)*,7?3&-/$I3)0?&'/&$*2*)2.2')*$B/./+$).+?$)&A2(+/*)J$:the sociological

turn in information science), sesuatu yang sudah pula dilakukan secara lebih umum oleh para sosiolog

-/&'$/03)A$+,&?.)*$3,&3/&'$3,0&2.2')$)&A2(+/*)#$*,1,(3)$U/&),.$L,..#$Y/&?,.$a/*3,..*#$B/&$M(/&0$C,7*3,(>

H,./)&$B)1,&'/(?;)$2.,;$L(220,*$-/&'$I12*)3)F)*3)0J$B/&$L?3.,($-/&'$I*2*)2.2')*J#$$1,(0,+7/&'/&$

ilmu informasi tentu saja banyak dipengaruhi pandangan tentang hakikat informasi. Pandangan tentang

informasi sebagai objek melahirkan kajian-kajian matematis dalam ilmu informasi, misalnya kajian

18$$ U/./+$4.*/A/3$7/;/*/#$*,7?/;$*)+72.$+,&B/1/30/&$+/0&/&-/$0/(,&/$/B/$0,')/3/&$)&3,.,03?/.$B)$B/./+$7,&/0$+/&?*)/$yang mengubah sesuatu yang mati misalnya goresan tinta di atas kertas, sebuah citra di layar komputer, atau sebuah ujaran dari mulut seseorang menjadi sebuah tanda bermakna. Jadi, jika sebuah tanda mengandung makna, seseorang yang memahami tanda itu melakukan upaya antara tanda itu dengan maknanya melalui penggunaan pikiran. Dengan kata lain, tidak mungkin melepas pemaknaan dari manusia sehingga sulit membayangkan informasi sebagai upaya pemaknaan yang terlepas dari manusia.

19$$ H,9/(/$()&'0/*X$U?&)/$H/3?$/B/./;$*,'/./$7,&B/$4*)0$/3/?$+/3,()/.#$U?&)/$U?/$/B/./;$02&B)*)$+,&3/.$/3/?$02&B)*)$subjektif manusia, Dunia Tiga adalah informasi yang dapat dikomunikasikan dalam bentuk yang objektif.

20$$ 6);/3$K?'/$/(3)0,.$S?3?$6/m+/&$S,&B)3$B)$S(2*)B)&'$)&)#$IS,(*2/./&$`1)*3,+2.2')$B/./+$%.+?$S,(1?*3/0//&$B/&$%&A2(+/*)J$di halaman 265.

21$$ V/+/$V2(+/&$Z27,(3*$B/()$P&)F,(*)3/*$H;,A4,.B$)&)$1,(.?$K?'/$B)/7/B)0/&$*,7/'/)$2(/&'$-/&'$/+/3$7,(1,(/&$B/./+$kelahiran program pascasarjana pertama di Indonesia untuk bidang IP&I yaitu program S2 Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan yang didirikan di Universitas Indonesia pada tahun 1990 dengan koordinator Sulistyo-Basuki, Putu 6/m+/&$S,&B)3#$B/&$L)&&-$L?9;2()>$

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 12: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

308

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

bibliometrika dan kajian sistem temu kembali (information retrieval). Pada awalnya bibliometrika

disebut “statistical bibliographyJ$B/&$+,&?(?3$R,(3D,.$:"NNf=$1(2*,*$1,(?7/;/&$+,&K/B)$IbibliometricsJ$

berlangsung mulai tahun 1917 ketika Cole dan Eales melakukan analisis statistik tentang literatur

0,B203,(/&#$*/+1/)$0,$3/;?&$ <gg$0,3)0/$@2*&,..$+,&'0/K)$02.,0*)$1,(1?*3/0//&$*,9/(/$*3/3)*3)0#$*/+1/)$

0,$3/;?&$ <i!$0,3)0/$S)39;/(B$+,&'/)30/&$0/K)/&$7)7.)2'(/4$B,&'/&$02+1?3,($B/&$1,+7?/3/&$/7*3(/0>$

Adalah Pitchard (1969) pula yang membatasi bibliometrika sebagai: Application of mathematical and

statisticical methods to books and other media of communication$:;/.>$fg!=>$$U,&'/&$B,4&)*)$)&)#$B)/$

sekaligus memperluas cakupan bibliometrika ke berbagai bentuk media, selain buku dan artikel di jurnal

ilmiah.

Dalam hal temu kembali, menurut Chu (2003), ada empat orang tokoh pionir, yaitu Mortimer Taube

(1910–1965) yang memperkenalkan konsep “coordinate indexingJn$$R/&*$S,3,($6?;&$: !<io <ig=$-/&'$

dianggap pertama menciptakan aplikasi komputer untuk temu-kembali; Calvin C. Mooers (1919–1994),

*,2(/&'$/;.)$+/3,+/3)0$-/&'$+,&9)13/0/&$Y22,(*l$6/5$A2($%&A2(+/3)2&$Z,3(),F/.$H-*3,+*n$B/&$@,(/(B$

Salton (1927–1995), seorang peneliti yang memperkenalkan System for the Manipulation and Retrieval

2A$_,m3$:HY8Z_=#$*,./)&$+,&9)13/0/&$7,(7/'/)$ 3,2()$B/&$+2B,.>$S2&B/*)$-/&'$+,(,0/$.,3/00/&$0)&)$

menjadi landasan bagi begitu banyak kajian khusus tentang temu kembali. Selain itu, kajian temu

kembali berbantuan komputer semakin meluas sehingga melibatkan pula kajian linguistik-matematik.

H,7/'/)+/&/$-/&'$B)?(/)0/&$2.,;$6)?$B/&$a(2A3$:"NNO=$3,2()$statistical language modeling digunakan

untuk memahami ketidakteraturan penggunaan bahasa yang amat memengaruhi kinerja sistem informasi.

Demikian pula Khoo dan Na (2006) menjelaskan bagaimana teori relasi semantik (semantic relations)

membantu peneliti memahami kinerja sistem temu kembali dari sisi pemahaman bahasa oleh komputer,

terutama di tengah perkembangan hypertext dan web-based information system pada umumnya.

Pemikiran tentang pemrosesan informasi telah melahirkan pula wacana tentang aspek-aspek

kognitif.22$ %.+?$ )&A2(+/*)$ 1?&$ 0,+?B)/&$ *,()&'$ +,+/0/)$ 1,&B,0/3/&$ I*)*)$ 1/&B/&'$ 02'&)3)AJ$ /3/?$

cogntive viewpoint.23 Menurut Ingwersen (1992), salah satu tokoh sentral sisi pandang kognitif ini

adalah M. De Mey yang menyatakan bahwa setiap pemrosesan informasi (baik oleh mesin maupun

oleh manusia) diperantarai oleh pengategorian dan pengenaan konsep. Kategori dan konsep ini

sebenarnya adalah sebuah cara pandang (atau model/tiruan) seseorang (atau sebuah mesin) tentang

dunia sekelilingnya. Michell dan Dewdney (1998) misalnya, menggunakan teori mental models untuk

mengkaji proses layanan rujukan. Menurut Cornelius (2002), pandangan kognitif De Mey inilah yang

kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Brookes dan Belkin – dua pionir yang dipromosikan secara

amat gigih oleh Ingwersen. Selanjutnya, teori-teori kognisi juga digunakan ketika informasi dikaitkan

dengan makna (meaning) dan proses berpikir. Sebagai contoh, Tague-Sutcliffe (1995), menggunakan

B,4&)*)$@>$6/02AA$3,&3/&'$)&A2(+/*)#$-/&'$+,&'/3/0/&$7/;5/$+/0&/$3)B/0$B/1/3$;/&-/$B).);/3$B/()$*)*)$

leksikal atau referensial, melainkan juga dari sisi hakikat manusia sebagai makhluk yang berpikir, baik

dalam kapasitasnya sebagai individu maupun sebagai bagian dari sebuah komunitas tertentu.

22 Dalam khasanah ilmu psikologi, berbagai pemikiran tentang pemrosesan informasi kemudian terhimpun dalam apa yang B)*,7?3$*,7/'/)$I).+?$02'&)3)AJ$:92'&)3)F,$*9),&9,*=$-/&'$*,9/(/$A2(+/.$1,(3/+/$B)1/0/)$2.,;$a;()*321;,($62&'?,3Q$Higgins tahun 1973, dalam kaitannya dengan penelitian tentang penggunaan komputer dalam kecerdasan buatan :/(3)49)/.$)&3,..)',&9,=>$

23$$ S/&B/&'/&$02'&)3)A$B/./+$7)B/&'$)&A2(+/*)$B)/&''/1$7,(7,B/$B/()$1/&B/&'/&$02'&)3)A$-/&'$.,7);$*1,*)40$?&3?0$penyelidikan tentang kerja otak manusia (straightforward cognitivism). Dalam konteks informasi, pandangan kognitif menekankan pada pengembangan model pemrosesan informasi dalam kerja otak dan kesadaran manusia. Para penganutnya ingin menyelidiki kaitan antara proses ini dengan pembentukan makna (meaning) dan bukan hanya dengan proses manipulasi simbol. Selain itu, pandangan ini juga menekankan pada fenomena kondisi kognitif perorangan (individual cognitive states) sehingga sering juga dikritik sebagai terlalu individu-sentris.

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 13: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

309

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

Pandangan kognitif ini tidak sepenuhnya mendominasi pandangan tentang pemrosesan informasi,

sebab lalu ada teori-teori perilaku yang dipakai peneliti ilmu informasi untuk mengkaji perilaku

informasi (information behavior=>$_2+$C).*2&$/B/./;$*/./;$*/3?$ ).+?5/&$-/&'$*/&'/3$/03)A$+,&?.)*$

tentang perilaku informasi. Karya-karyanya banyak dikutip oleh para peneliti bidang informasi sejak

)/$ +,&',.?/(0/&$ *,(/&'0/)/&$ +2B,.$ :.);/3#$ +)*/.&-/#$C).*2&$ <<<=>$ H/+1/)$ *,0/(/&'$ 1,&'/(?;&-/$

tetap meluas, terutama melalui situs InformationRNet (http://informationr.net/), dan jurnal elektronik

%&A2(+/3)2&$Z,*,/(9;$:;331X\\)&A2(+/3)2&(>&,3\)(\=>$H,9/(/$.,7);$*1,*)40#$`..)*$: <!</#$ <!<7=$B/&$`..)*#$

a2m#$B/&$R/..$ : <<f=$+,.,3/00/&$B/*/($7/')$1,&,.)3)/&$ 3,&3/&'$12./$1,&9/()/&$ )&A2(+/*)>$H,+,&3/(/$

)3?#$U,(F)&$: <<"=$+,(?+?*0/&$+2B,.$B/&$3,2()&-/$-/&'$/+/3$3,(0,&/.#$IH,&*,$Y/0)&'$_;,2(-J#$?&3?0$

meletakkan perilaku informasi dalam konteks komunikasi, dan Kuhlthau (1991) menyoroti aspek afektif

dalam proses pencarian informasi. Penelitian perilaku informasi lalu juga diletakkan dalam konteks

sistem temu-kembali informasi (misalnya, Ingwersen, 1992; Ingwersen dan Jarvelin, 2004; Saracevic,

<<e=#$ /3/?$ .,7);$ *1,*)40$ ./')$ B/./+$ 02&3,0*$ 1,+/&A//3/&$ )&3,(&,3$ :+)*/.&-/#$ H/F2./)&,&#$ "N Nn$

Savolainen dan Kari, 2004).

Penelitian perilaku menjadi topik laris karena dianggap sangat potensial memberikan solusi bagi

persoalan pemanfaatan sistem informasi (baik berupa perpustakaan maupun institusi lain) melalui

pemahaman tentang tabiat manusia. Seperti yang dikatakan oleh Spink dan Cole (2004) kajian-kajian

perilaku informasi memandang manusia dari empat sisi, yaitu sebagai makhluk yang: selalu ingin

menyelesaikan masalahnya (problem solver), memahami dunianya (sense maker), menemukan informasi

(information seeker) sehari-hari, dan memulung informasi (information forager).24 Penelitian perilaku

)&A2(+/*)$1/B/$?+?+&-/$K?'/$I3,(3/&/+J$B)$B/./+$7,(7/'/)$02&3,0*$*2*)/.#$+?./)$B/()$02&3,0*$).+)/;#$

bisnis, pemerintahan, sampai konteks keluarga (untuk pemetaan tentang ragam penelitian perilaku

informasi ini, lihat Choo, 2006).

C/./?1?&$B).,3/00/&$B/./+$7,(7/'/)$02&3,0*$*2*)/.#$1,&B,0/3/&$1,()./0?$+,&'?&B/&'$0()3)0$0/(,&/$

dianggap terlalu berorientasi pada aktivitas individual. Pendekatan sosiologis terhadap informasi mencoba

mengimbangi orientasi individualis ini dengan memanfaatkan teori-teori sosiologi. Cibangu (2010) melihat

7/;5/$0/K)/&$3,&3/&'$I)&3,(/0*)$*2*)/.J$:social interaction) merupakan ciri penentu ilmu informasi yang

berorientasi sosiologi. Selain itu, kajian-kajian ilmu informasi berorientasi sosiologi juga diwarnai secara

0;/*$ 2.,;$ 02&*,&3(/*)$ 1/B/$ 02&*,1$ I+/*-/(/0/3$ )&A2(+/*)J$ :information society). Sebagaimana diulas

oleh Duff (2000), asal muasal konsep ini dapat dikaitkan dengan dua negara, yaitu Amerika Serikat (AS)

dan Jepang yang mulai tertarik membahas bentuk baru masyarakat mereka di penghujung tahun 1960-an.

%.+?5/&$8H#$B)/5/.)$2.,;$M()3D$Y/9;.?1$B,&'/&$7?0?&-/$The Production and Distribution of Knowledge

in the United States menulis dari sisi pandang ekonomi. Sementara ilmuwan Jepang, misalnya Yujiro

Hayashi, penulis buku The Information Society: from Hard to Soft Society menggunakan sisi pandang lebih

.?/*>$^2&*,1Q02&*,1$/5/.$-/&'$ 3,(./.?$?+?+$ )&)$0,+?B)/&$B)0()3)0$C,7*3,($ :"NN"=$-/&'$+,&'/3/0/&$

*,;/(?*&-/$/B/$.)+/$B,4&)*)$3,&3/&'$+/*-/(/0/3$)&A2(+/*)$-/&'$B)0/)30/&$B,&'/&$.)+/$;/.$7,(7,B/#$-/)3?$

3,0&2.2')#$,02&2+)#$0,3,&/'/0,(K//&#$',2'(/4*#$B/&$0,7?B/-//&>

Keterlibatan sosiolog dalam kajian informasi ini meluas menjadi kajian berbagai aspek kehidupan

bermasyarakat dalam konteks penggunaan teknologi informasi, khususnya yang berupa jaringan

(network=>$ %*3)./;$I+/*-/(/0/3$7,(K/()&'/&J$ :network society) menjadi popular dan dikaitkan dengan

24 Dalam bahasa Inggris, kata forager sebenarnya merujuk kepada kegiatan hewan yang berkelana Ake mana-mana mencari +/0/&/&>$^/3/$I1,+?.?&'J$B)1/0/)$B)$*)&)$0/(,&/$+,&',*/&0/&$0,')/3/&$-/&'$7,(0,./&/#$+,+?&'?3)$*,*?/3?$-/&'$berguna di sepanjang perjalanan untuk dihimpun di satu tempat.

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 14: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

310

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

3,0&2.2')$B)')3/.$B/&$0,;/B)(/&$0,.2+120Q0,.2+120$*2*)/.$B/./+$7,&3?0$K/()&'/&$*,7/'/)$02&4'?(/*)$

?3/+/$0,;)B?1/&$*2*)/.#$,02&2+)#$B/&$12.)3)0>$H,9/(/$4.2*24*$a/*3,..*$: <!<#$ <<i=$+,&''/+7/(0/&$

masyarakat berjaringan dengan lima karakteristik, antara lain berbasis ekonomi kapitalis ‘informasional’

(informational capitalist economy=#$B)0,.2./$*,9/(/$'.27/.$B,&'/&$+2B,.$K/()&'/&#$+,&'/&B?&'$02&T)0$

dan resistensi yang seringkali disebabkan oleh kontradisi antara sifat jaringan yang tidak bertempat

(placeless), dan hakikat manusia yang tetap mementingkan keberakaran (rootedness). Konsep tentang

I+/*-/(/0/3$7,(K/()&'/&J$ )&)$7?0/&./;$*,*?/3?$-/&'$7/(?$+?&9?.>$H,7,.?+&-/$/B/$U/&),..$L,..$B/&$

Alain Touraine yang meramalkan kelahiran masyarakat berbasis aliran informasi, selain aliran barang.

Kelebihan Castell antara lain karena dia mengaitkan pula konsep masyarakat berjaringan ini dengan

keadaan psikologi seseorang. Dalam teorinya, Castell mengatakan bahwa masyarakat berjaringan

menyebabkan kemungkinan ketidakstabilan dan pola gonta-ganti kepribadian atau identitas, sedemikian

rupa sehingga pola identitas yang tadinya dibentuk oleh industrialisasi menjadi bukan satu-satunya

penentu. Sementara itu, dari sisi budaya, konsep budaya berjaringan (network culture) menjadi penentu

pula bagi pemaknaan informasi dalam kehidupan sehari-hari. Terranova (2004) menyatakan bahwa

)&A2(+/*)$/0;)(&-/$7?0/&./;$*,+/3/Q+/3/$B2+/)&$4*)0$B/&$K?'/$7?0/&$*,+/3/Q+/3/$02&*3(?0*)$*2*)/.#$

tetapi juga pengejawantahan hubungan kekuasaan di sebuah masyarakat.

^)3/$K?'/$+?*3)$+,&-,7?3$0,./;)(/&$B/()$/1/$-/&'$B)*,7?3$I)&A2(+/3)0/$*2*)/.J$:social informatics)

sebagai salah satu aliran sosiologis dalam ilmu informasi. Sebagaimana dikatakan Sawyer (2005),

informatika sosial merupakan kajian tentang perancangan (desain), penerapan, dan penggunaan

teknologi informasi dalam konteks sosial, kultural, dan organisasional. Rob Kling adalah salah satu

tokoh aliran ini (lihat Kling dan Scacchi, 1982; Kling dan Iacono, 1994).25 Para peneliti dari aliran ini

seringkali bersikap kritis terhadap teknologi informasi, khususnya karena kehadiran teknologi informasi

ini sudah demikian meluas. Secara khusus ada pula yang disebut social computing (lihat Parameswaran

B/&$C;)&*32&#$"NNe=$?&3?0$+,+7/;/*$/*1,0$*2*)/.$B/()$1,&',+7/&'/&$1,(/&'0/3Q.?&/0$7/)0$B)$3)&'0/3$

organisasi, kelompok sosial, maupun masyarakat luas. Teori dan kajian organisasi (organizational

studies) banyak mendapat tempat di aliran-aliran sosial ini yang pada gilirannya juga memengaruhi

perkembangan kajian manajemen pengetahuan (knowledge management). Jelaslah bahwa aliran ini

mendapat pengaruh pandangan sosio-teknis.26 selain menggunakan teori kritis untuk melihat teknologi

sebagai bagian dari ekonomi dan kekuasaan di sebuah masyarakat.

Bersinggungan dengan kajian informasi di dalam organisasi, khususnya organisasi bisnis, adalah

0/K)/&$,02&2+)$3,(;/B/1$)&A2(+/*)>$Y,&?(?3$6,F)&,$B/&$6)11+/&$: <<O=#$1()&*)1$I)&A2(+/*)J$*?B/;$

B)1/0/)$*,K/0$D/+/&$,02&2+)$7/(3,(#$ *?B/;$B)/0?)$1,(/&&-/$B/./+$1,(B/'/&'/&$B)$D/+/&$0,,+/*/&$

Yunani maupun Babilonia, tetapi baru masuk ke bidang ekonomi sebagai kajian serius tahun 1961

0,3)0/$B?/$0/(-/$ 3?.)*$1,&3)&'$+?&9?.$B)$7)B/&'$ )&)#$-/)3?$0/(-/$@,2(',$E>$H3)'.,($ 3,&3/&'$I,02&2+)$

)&A2(+/*)J$ B/&$C)..)/+$c)90(,-$ 3,&3/&'$ 1,(/&$ )&A2(+/*)$ B/./+$1(2*,*$ .,./&'>$6,F)&,$ B/&$6)11+/&$

selanjutnya membagi perkembangan kajian ekonomi infomasi dalam lima topik utama, yaitu (a) kajian-

25$$ U)$*)3?*$?&3?0$+,&';2(+/3)$^.)&'$:;331X\\(09*)>)&B)/&/>,B?\=#$3,(B/1/3$B,4&)*)$H29)/.$%&A2(+/3)9*$:H%=$*,7/'/)$I3;,$72B-$2A$(,*,/(9;$/&B$*3?B-$3;/3$,m/+)&,*$*29)/.$/*1,93*$2A$92+1?3,()D/3)2&#$)&9.?B)&'$3;,$(2.,*$2A$)&A2(+/3)2&$3,9;&2.2'-$)&$*29)/.$/&B$2('/&)D/3)2&/.$9;/&',#$3;,$?*,*$2A$)&A2(+/3)2&$3,9;&2.2'),*$)&$*29)/.$92&3,m3*#$/&B$3;,$5/-*$3;/3$3;,$*29)/.$2('/&)D/3)2&$2A$)&A2(+/3)2&$3,9;&2.2'),*$)*$)&T?,&9,B$7-$*29)/.$A2(9,*$/&B$*29)/.$1(/93)9,*>J$

26 Pendekatan atau teori sosio-teknis (sociotechnical theory) berasal dari kajian-kajian dan rumpun teori organisasi yang mempelajari perubahan di dalam pabrik dan bengkel ketika teknologi mesin mulai dominan di masyarakat pada abad 0,Q"N>$S/B/$)&3)&-/#$3,2()$*)*3,+$3,0&2Q*2*)/.$+,&',B,1/&0/&$1()&*)1$213)+/3)*/*)$7,(*/+/$:K2)&3$213)+)D/3)2&=$*,;)&''/$sebuah organisasi dapat secara optimum berunjuk kerja, dan ini hanya dapat dicapai jika dimensi sosial maupun teknisnya dirancang untuk saling melengkapi (Van De Ven dan Joyce, 1981; Pasmore, Francis, Haldeman dan Shani, 1982).

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 15: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

311

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

kajian dasar, khususnya tentang penggunaan pengetahuan dalam industri, (b) kajian nilai informasi, (c)

peran informasi dalam pencarian, penetapan dan penyebaran harga (search and price dispersion), (d)

1,&''?&//&$)&A2(+/*)$B/./+$*1,0?./*)$7)*&)*#$B/&$:,=$;?7?&'/&$/&3/(/$)&A2(+/*)$B/&$;?0?+>$C/./?1?&$

tidak menjadi dominan, teori-teori ekonomi informasi ikut memberi warna perkembangan ilmu informasi

khususnya dalam kajian manajemen pengetahuan dan kajian terhadap masyarakat informasi.

Masih ada berbagai aliran yang sebenarnya dapat disebut dalam ilmu informasi, namun makalah

ini tidak punya cukup ruang untuk itu, selain bahwa penggambaran di atas kiranya telah cukup

menunjukkan kompleksitas ilmu informasi yang di satu sisi menunjukkan ketidak-sepakatan atau

bahkan ketidak-disiplinan antar-ilmuwan, tetapi di sisi lain menunjukkan pula kekayaan pendekatan

+,&')&'/3$I)&A2(+/*)J$)3?$*,&B)()$+,(?1/0/&$A,&2+,&/$-/&'$/+/3$+,.?/*>$H,9/(/$0;?*?*#$?(/)/&$B)$/3/*$

juga disesuaikan dengan keragaman pendapat para doktor sebagaimana telah diuraikan di awal bagian

ini. Menarik untuk dicatat bahwa aspek humaniora tidak terlalu menonjol di dalam pendapat para doktor

sehingga saya pun tidak secara khusus membahasnya di sini. Namun di artikel lain di Prosiding ini, saya

+,&?.)*$/(3)0,.$-/&'$.,7);$*1,*)40$+,&-,7?3$/*1,0$;?+/&)2(/$(lihat halaman 271).

Pembahasan tentang kompleksitas ilmu informasi ini juga penting untuk mengantarkan artikel ini

ke bagian penutup sebagai bagian yang akan menyimpulkan karakteristik IP&I sebagai ilmu melibatkan

banyak ilmu lain.

Kesimpulan: Interdisiplin, Multidisiplin, atau Transdisiplin?

H/./;$*/3?$+/*/./;$-/&'$;/(?*$B);/B/1)$0,3)0/$+,&K,./*0/&$%SW%$/B/./;$0/3/$*/+7?&'$IB/&J$-/&'$

/B/$B)$&/+/$).+?$)&)X$/1/0/;$)&)$B?/$).+?$-/&'$B)K/B)0/&$*/3?G$S,&,+1/3/&$0/3/$I1,(1?*3/0//&J$B)$B,1/&$

0/3/$I)&A2(+/*)J$ K?'/$+,&)+7?.0/&$1,(3/&-//&X$/1/0/;$-/&'$*/3?$+,(?1/0/&$7/')/&$B/()$-/&'$ ./)&n$

atau yang satu lebih umum dari yang lain. Secara historis kita dapat mengatakan bahwa perpustakaan

sebagai institusi lebih dahulu hadir, namun argumentasi ini tidak terlalu kuat jika akhirnya kita menyadari

bahwa informasi sebagai fenomena alamiah sudah ada sejak manusia ada! Secara keilmuan tidak pula

dapat dikatakan bahwa ilmu perpustakaan hadir lebih dahulu, mengingat fenomena informasi telah

dibahas secara ilmiah oleh ilmu lain yang lahir terdahulu. Daripada berdebat ala perdebatan “ayam

B/&$ 3,.?(J#$ */-/$+,+).);$12*)*)$ *,7/'/)+/&/$B)/+7).$ E,2&'$ :"NN =$-/&'$+,&''?&/0/&$B/3/$,+1)()0$

dari Dissertation Abstracts untuk menunjukkan posisi IP&I dalam khasanah ilmu. Menurut Jeong,

ilmu informasi dan ilmu perpustakaan merupakan dua disiplin yang pararel. Ia juga membantah asumsi

7/;5/$I).+?$1,(1?*3/0//&$/B/./;$*?7QB)*)1.)&$B/()$).+?$)&A2(+/*)J$/3/?$*,7/.)0&-/>

6,7);$3,1/3$+,+/&'$/0;)(&-/$?&3?0$+,&,'/*0/&$0/(/03,($%SW%$*,7/'/)$ )&3,(B)*)1.)&#$0;?*?*&-/$

dengan menguraikan kompleksitas ilmu informasi sebagai saya lakukan di bagian sebelumnya. Dalam

hal ini, menurut Paisley (1990) ilmu informasi merupakan bagian dari sebuah konstelasi berbagai

disiplin dan wilayah penelitian interdisipliner yang punya fokus sama; yaitu interaksi dan komunikasi

/&3/(+/&?*)/#$0;?*?*&-/$-/&'$+,./.?)$/./3$1,(/&3/(/$/3/?$3,0&2.2')>$U)/$+,(?K?0$0,$9/(/$M()3D$Y/9;.?1$

dan Jesse Shera yang sama-sama menganggap bahwa disiplin informasi memperhatikan salah satu aspek

dari “total communication systemJ>$H,9/(/$.,7);$.,&'0/1#$S/)*.,-$+,&-/3/0/&#$$

“(…) you will hear mathematicians and engineers speaking of “information”, while social scientists

speak of “communication”. Information is a necessary concept to characterize the entity that is

stored and transmitted, whether the entity is as palpable as a library collection or as impalpable as

an electrical impulse. Communication is a necessary concept to characterize the process by which

knowledge is acquired. Information science dwells on information storage and retrieval, devoting

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 16: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

312

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

much less attention to the process by which information is communicated and used and to the social

+#3'3)&!4);,!,/')#")E!#26,4B,$:;/.>$e=>J

C/./?1?&$ S/)*.,-$ +,&-,B,(;/&/0/&$ 1,(*2/./&$ B,&'/&$ +,+7?/3$ B)0232+)$ +/3,+/3)*Q*2*)/.#$ )/$

juga membantu mencirikan ilmu informasi sebagai multidisiplin yang terdiri atas tiga aspek:

a. Konteks institusional, dalam hal ini berupa sistem perpustakaan, sistem pendidikan, media,

pengelolaan sumber daya informasi, penyediaan jasa informasi, dan sebagainya. Di sini teknologi,

misalnya internet, memang berperan dalam sebuah perpustakaan, tetapi sebuah perpustakaan

tetaplah perpustakaan, bukan teknologi internet. Dalam konteks ini maka ilmu informasi mempelajari

institusinya, bukan teknologinya.

b. Konteks epistemologis, yaitu dalam bentuk keragaman realita yang harus dikaji ilmu informasi

7,(*/+/$7,(7/'/)$0/K)/&$ *1,*)40$-/&'$ *,()&'0/.)$ /+/3$7,(7,B/#$+)*/.&-/$/&3/(/$ /&/.)*)*$ *)*3,+#$

linguistik-statistik, saibernetika, dan psikologi kognitif. Ilmu informasi seringkali juga harus

menggabungkan persoalan taksonomi, sistem, dan komunikasi sebab pada akhirnya ketiga aspek

ini menyangkut fenomena yang sama, yakni bagaimana sebuah pengetahuan berpindah dari satu

pihak ke pihak lain di dalam sebuah sistem yang sekaligus dinamis dan berupaya mempertahankan

keseimbangan (equilibrium).

c. Konteks sosial, atau lebih lengkapnya konteks historis-ekonomis-teknologis-sosial! Paisley

memberi contoh ke sebuah seminar di Inggris, F#-&6)*#+(,'-G3)H#!",$,!+,)#")*+(,!'(/+) !"#$%&'(#!

B)$ 3/;?&$ <g!#$ -/&'$ *?B/;$ 7)9/(/$ 3,&3/&'$ I)&A2(+/*)J$ *,7,.?+$ /B/$ 02+1?3,(>$ ^2&A,(,&*)$ )&)$

berkaitan dengan upaya-upaya di tahun 1950-an dan 1960-an untuk membangun sistem informasi

mendukung pengembangan ilmu pengetahuan. Pada masa pertengahan upaya itu muncullah

3,0&2.2')$ 02+1?3,(#$ -/&'$ *,7,3?.&-/$ B)9)13/0/&$ ?&3?0$ +,&B?0?&'$ 1);/0$ +).)3,(>$ h.,;$ *,7/7$

)3?#$ ).+?$02+1?3,($ B/&$ ).+?$ )&A2(+/*)$ *,1,(3)$ I7,(*/?B/(/J#$ *,7,.?+$/0;)(&-/$ K?'/$+,&'/)3$ 0,$

hukum, psikologi, dan sebagainya. Dari sejarah ini pula terlihat bagaimana akhirnya muncul kaitan

antara informasi ilmiah dan bisnis yang melahirkan topik khusus tentang business information dan

information industry.

Paisley menggunakan istilah multidisiplin karena lebih menekankan pada keragaman persoalan

/3/?$321)0$-/&'$B)0/K)$2.,;$).+?$)&A2(+/*)#$*,+,&3/(/$S(,&3)9,$: <<N=$+,&,0/&0/&$*)*)$I1,&B,0/3/&J$

dan menyatakan ilmu informasi memakai pendekatan interdisipliner (interdisciplinary approach). Dia

menyatakan disiplin sebagai struktur, isi, dan implikasi politik dari sebuah tubuh pengetahuan (body of

knowledge). Dalam dunia modern maka disiplin menjadi semakin kompleks. Ada banyak disiplin yang

berbeda-beda, tetapi mungkin memiliki titik awal dan tujuan yang sama, dan mungkin hanya berbeda

dalam cara masing-masing memandang persoalan (subject matter) yang sama. Di dalam masyarakat,

sebuah disiplin akademik biasanya membentuk organisasi profesional yang menerbitkan jurnal ilmiah,

mengadakan konferensi, atau memberi penghargaan kepada ilmuwan atau peneliti yang dianggap

+?+1?&)>$H,./)&$+,+).)0)$2('/&)*/*)#$*,7?/;$B)*)1.)&$K?'/$7)/*/&-/$+,+).)0)$I7/;/*/$0;?*?*J$?&3?0$

memperlancar komunikasi ilmiah antar-ilmuwan, strategi kebenaran (truth strategies) yang mempertegas

perbedaan satu disiplin dari yang lainnnya, dan organisasi pengetahuan.

Sebuah disiplin lahir dan tumbuh dengan berbagai cara, bisa berupa pecahan dari disiplin yang

sudah ada, atau berada di pinggiran dari sebuah disiplin, dan tidak lagi menjadi pusat perhatian disiplin

itu. Bisa juga merupakan gabungan dari berbagai disiplin karena ada kesamaan sehingga berbentuk

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 17: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

313

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

disiplin baru atau merupakan beberapa disiplin yang terkait (interdisiplinary). Prentice mencontohkan

bahwa banyak disiplin yang sebenarnya gabungan dari berbagai disiplin lain, seperti terlihat pada tabel

berikut:

Kajian Disiplin yang terlibat

Pengobatan hewan (Vetenary medicine) @,&,3)0/#$pathology, ilmu-ilmu alamiah dasar

Kerja sosial (Social work) Hukum, ilmu-ilmu perilaku, psikologi.

Perencanaan sosial (Social planning) Kerja sosial, perencanaan regional.

Kedokteran gigi Humaniora dan kedokteran.

Kebijakan energi Hukum, ilmu ekonomi, ilmu politik, administrasi.

Rekayasa (Engineering) Matematika, ilmu-ilmu alam.

Berdasarkan perkembangan ilmu-ilmu itu di Amerika Serikat, Prentice membedakan antara:

a. Interdisipliner (interdisciplinary), yaitu interaksi antara dua atau lebih disiplin, baik yang

berkaitan langsung maupun tidak langsung, melalui program pendidikan dan riset yang bertujuan

mengintegrasikan berbagai konsep, metode, dan analisis ilmiah.

b. Multidisipliner (multidisciplinay), yaitu penggabungan dua atau lebih disiplin menjadi satu.

c. Transdisipliner (transdisciplinarity), yaitu pengembangan teori atau aksioma bersama dari berbagai

disiplin yang sebelumnya tidak pernah berhubungan atau hanya sebagiannya saja berkaitan.

Ilmu informasi, menurut Prentice, menunjukkan karakter interdisipliner. Jika memakai uraian saya

di bagian sebelumnya, disiplin-disiplin yang tercakup dalam ilmu informasi interdisipler ini setidaknya

terdiri atas empat rumpun besar, yaitu matematik-logika (diwakili oleh ilmu statistik, ilmu komputer,

statistik-linguistik), kognisi-perilaku (diwakili oleh psikologi), interaksi antarmanusia (diwakili oleh

sosiologi), dan pemaknaan (diwakili oleh humaniora, walau tidak dibahas di atas). Namun, ilmu

informasi juga dapat dilihat sebagai transdisipliner sebagaimana dijelaskan de Alberquerque et al.

(2009). Menurut mereka, interdisipliner sebenarnya adalah kolaborasi dan penyemaian-silang berbagai

teori untuk tujuan-tujuan penggabungan konsep baru sehingga hasil akhirnya berupa transdisipliner.

Konsep transdisipliner ini dapat dikaitkan dengan apa yang disebut Mode-2 dalam sosiologi ilmu yang –

alih-alih menyoal ketertiban ilmiah dan disiplinnya- lebih-lebih menekankan pada kegunaan ilmu dalam

memberikan solusi terhadap masalah-masalah nyata di masa kini.27

6,7);$ K/?;$ B)0/3/0/&$ 7/;5/$ 0/K)/&Q0/K)/&$ 3(/&*B)*)1.)&,($ *,()&'0/.)$ .,7);$ 3,(A20?*$ 1/B/$

masalah-masalah yang berada dalam konteks aplikasi non-ilmiah, dalam pengertian terlepas dari

lingkup teori atau disiplin tertentu. Berbeda dari riset-riset terapan yang menggunakan teori tertentu

?&3?0$+,+,9/;0/&$+/*/./;$ *1,*)40$ -/&'$ 7,(/B/$ B/./+$ .)&'0?1$ ).+?$ 3,(3,&3?$+/0/$ 3(/&*B)*)1.)&,($

mengembangkan komunikasi antar-disiplin untuk melihat masalahnya dari berbagai sudut, termasuk

mencari solusinya secara bersama-sama. Untuk dapat melakukan hal ini maka ilmuwan transdisipliner

perlu terus melakukan dekonstruksi terhadap objek kajian mereka agar dapat dikaitkan dengan berbagai

jenis atau jenjang realita. Bentuk kajian seperti ini amat cocok untuk persoalan-persoalan perpustakaan

7$ $U/./+$*2*)2.2')$).+?#$B)0,&/.$/B/&-/$Y2B,Q $-/&'$+,(?1/0/&$9/(/$I3(/B)*)2&/.J$B/./+$1(2B?0*)$1,&',3/;?/&$B)$kalangan akademisi berdasarkan disiplin tertentu (discipline-based), sementara Mode-2 cenderung melampaui batas-batas disiplin dan bahkan mengakui produksi pengetahuan di luar lingkup akademik. Ilmu-ilmu yang berkembang B,&'/&$Y2B,Q"$+,+).)0)$9)()Q9)()$;)7()B#$02+1.,0*#$&2&Q.)&,/(#$(,T,03)A#$;,3,(2',&#$B/&$3(/&*B)*)1.)&>$S,+7/;/*/&$/+/3$02+1(,;,&*)A$3,&3/&'$;/.$)&)$B)./0?0/&$@)772&*#$,3$/.>$: <<g=>

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 18: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

314

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

dan informasi karena dua alasan utama.

Pertama, kajian transdisiplin lebih tepat menjawab masalah yang telah timbul sejak peradaban

manusia mengenal perpustakaan dan sampai sekarang bergelut dengan informasi. Permasalahannya

merupakan kesinambungan dan terus menerus muncul walau dalam bentuk yang berbeda. Sebagai pihak

yang sudah sejak lama terlibat dalam pengembangan perpustakaan di masyarakat, kita dapat merujuk ke

fenomena umum dan universal yang menjadi objek kajian bersama IP&I. Dalam konferensi di New Delhi

1/B/$"go"!$8'?*3?*$ <<"$:.);/3$%&3,(&/3)2&/.$M,B,(/3)2&$2A$6)7(/(-$8**29)/3)2&*#$ <<g=$1/(/$1,+7)9/(/$

secara langsung maupun tidak langsung membahas permasalahan universal dalam perpustakaan dan

kepustakawanan sebagai berikut.

a. Persoalan etos kemanusiaan (humanistic ethos=$ *,7/'/)+/&/$ B)*/+1/)0/&$ @)(K/$ ^?+/($ :%M68$

1994, hal. 19) yang melihat bahwa perpustakaan dan kepustakawanan sepanjang masa menghadapi

masalah etika kehidupan, bukan masalah teknis sehingga ia menolak kepustakawanan dijadikan “a

mere technique and a subsidiary handmaidenJ>$R/.$)&)$B/1/3$B)7,(./0?0/&$0,$*,+?/$)&*3)3?*)$-/&'$

terlibat dalam informasi.

b. Tugas perpustakaan dan semua institusi sejenis sebagai fasilitator kelancaran arus informasi dan

1,.)&B?&'$;/0$/*/*)$+/&?*)/$B/./+$/0*,*$0,$)&A2(+/*)$:1,&B/1/3$Z?**,.$L25B,&#$%M68$ <<g#$;/.>$

29).

c. Peran perpustakaan dan semua institusi sejenis dalam memperlancar proses transformasi dari

informasi dan pengetahuan menjadi social intelligence$:1,&B/1/3$Y/()/$`.,&/$[/1/3/#$%M68$ <<g#$

hal. 55).

Jelaslah bahwa perpustakaan dan institusi informasi lain pada akhirnya berkaitan dengan kualitas

hidup manusia, terutama kualitas intelektual sebagai lawan dari, misalnya, kualitas material atau kualitas

kesehatan. Pada akhirnya upaya sebuah masyarakat untuk bertahan dan berkembang ditentukan oleh

semua aspek dari kualitas hidup yang didukung oleh institusi perpustakaan dan informasi. Pendapat ini

3)B/0$K/?;$7,(7,B/$B/()$1/&B/&'/&$C),&,($B/&$M.2()B)$0,3)0/$0,B?/$4.*?A$02&3,+12(,($)&)$+,+7/;/*$

masalah-masalah etika informasi sebagai dampak dari perkembangan teknologi yang amat pesat.

Masalah-masalah ini tidak dapat didekati melalui disiplin tunggal, dan lebih cocok untuk kajian-kajian

transdisipliner.

Kedua, di semua masalah yang telah dikaji melalui berbagai sudut pandang, mulai dari matematik

sampai psikologi sampai ekonomi sebagaimana saya uraikan di atas, terdapat masalah praktis (practice)

yang berhubungan dengan interaksi antar-manusia, khususnya dalam berkomunikasi, dan khususnya

lagi dalam saling bertukar informasi dan pengetahuan. Pengertian praktis di sini harus dibedakan dari

I3,0&)*J$*,7/7$)&3,(/0*)$/&3/(Q+/&?*)/$3)B/0$*,./+/&-/$B)3,&3?0/&$2.,;$0,7,(/B//&$3,0&2.2')>$̂ /./?1?&$

teknologi itu digunakan dalam interaksi maka praktik penggunaannya itulah yang lebih penting untuk

dikaji, bukan teknik atau prosedur yang diperlukan untuk menjalankannya. Hal ini menandakan bahwa

pada dasarnya IP&I perlu melirik ke apa yang disebut practice-based approaches (lihat misalnya

R?)D)&'$B/&$a/F/&/';#$"N =>$U/./+$1,&B,0/3/&$)&)$)&3,(/0*)$/&3/(Q+/&?*)/$B)(,&3/&'$?&3?0$+,&9/0?1$

/',&Q/',&$+/&?*)/$/3/?$&2&Q+/&?*)/$-/&'$I3,(02&,0*)QB/./+Q/0*)J>$H,7/'/)$92&32;#$*3/A$1,(1?*3/0//&#$

gedung, katalog, koleksi, komputer, dan bahkan tanda-tanda petunjuk bergabung menjadi satu kesatuan

-/&'$ B)*,7?3$ IK/*/$+,./-/&)$ 1,+/0/)J>$ %&3,(/0*)$ 3)B/0$ ;/&-/$ /&3/(/$ *3/A$ B/&$ 1,+/0/)#$ 3,3/1)$ ;/(?*$

direntang lagi agar mencakup relasi dengan semua organisasi, institusi, dan artefak-artefak perantaranya

seperti kebijakan dan standar, yang semuanya dikejawantahkan dalam interaksi pustakawan-pemakai.

Dengan cara sama, kita dapat melihat bahwa persoalan nyata di masyarakat, baik itu berupa budaya

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 19: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

315

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

baca dan keterbelakangan sosial, maupun internet dan kesenjangan digital, pada akhirnya merupakan

persoalan-persoalan praktis yang dapat direntang sehingga menyangkut tidak hanya teknologi (buku,

jaringan komputer), tetapi juga ekonomi dan hukum atau kebijakan. Membaca adalah persoalan praktis,

sama halnya dengan akses ke internet, tetapi keduanya merupakan persoalan ekonomi selain juga

persoalan kognitif dan teknologis. Kejahatan di ruang saiber maupun penelantaran kelompok masyarakat

oleh pemerintah yang otoriter juga sama-sama persoalan praktis yang menyangkut akses ke informasi,

selain juga politik dan budaya. Persoalan-persoalan inilah yang perlu didekati secara transdisipliner

dan berpotensi menjadi kajian-kajian IP&I jika ingin mempertahankan dan mengembangkan sifat

transdisiplinernya. Tentu saja, implikasinya adalah dalam bentuk penelitian-penelitian akademik

yang harus semakin banyak merujuk ke permasalahan nyata di masyarakat dan semakin melibatkan

komunikasi ilmiah antar-ilmuwan dari berbagai disiplin. Di hal yang terakhir inilah kiranya kita di

Indonesia perlu melakukan lebih banyak lagi perbaikan.

Akhir kata, diskusi ini tentu saja harus dianggap sebagai langkah awal untuk terus mempertahankan

kesinambungan pembahasan tentang IP&I tanpa harus melihat bahwa pertanyaan quo vadis di awal

/(3)0,.$)&)$*,7/'/)$0,(/'?/&$0)3/$3,&3/&'$0/B/($$0,).+?/&$0)3/>$H,+)&/($B/&$620/0/(-/$%.+)/;$V/*)2&/.$

I%&A2(+/3)2&$A2($H29),3-X$H9),&3)49$S2)&3$2A$c),5J$B/&$S(2*)B)&'$)&)$B);/(/10/&$B/1/3$3,(?*$+,&K/B)$

ajang pertanggungjawaban ilmiah dari semua pihak yang selama ini terlibat dalam pengembangan IP&I

di Indonesia.

DAFTAR RUJUKAN

Bawden, D. 2009. Smoother pebbles and the shoulders of giants: the developing foundations of

)&A2(+/3)2&$*9),&9,>$U/./+$8>$@).9;()*3$:,B>=$Information Science in Transition>$62&B2&$X$M/9,3$

Publishing. Hal. 23-44.

Benoit, G. (2002). “Toward a critical theoretic perspective in information systems” dalam Library

Quarterly, vol. 72, no. 4, hal. 441-471

L)''*#$Y>$ << >$8$S,(*1,93)F,$2&$6)7(/(-$H9),&9,$U2932(/.$S(2'(/+*>$Journal of Education for Library

and Information Science, 32 (3/4): 188-193.

L-&?+#$_>C>$"NNN>$_;,$M2?&B/3)2&$2A$92+1?3,($,3;)9*>$Computers and Society, 30 (2): 6–13.

ppp>$"NNg>$`3;)9/.$9;/..,&',*$32$9)3)D,&*$2A$3;,$k8?32+/3)9$8',lX$V2(7,(3$C),&,($2&$3;,$%&A2(+/3)2&$

Society. Journal of Information, Communication and Ethics in Society, 2 (2): 65–74.

ppp>$"NNO>$V2(7,(3$C),&,(l*$F)*)2&X$ 3;,$ )+1/93$2A$ 3;,$ k8?32+/3)9$8',l$2&$2?($+2(/.$ .)F,*>$The

Impact of the Internet on Our Moral Lives, ed. Robert J. Cavalier, Albany: State University of New

York Press. Hal. 11–25.

ppp>$ "NN!>$ V2(7,(3$ C),&,($ /&B$ 3;,$ ()*,$ 2A$ )&A2(+/3)2&$ ,3;)9*>$ U/./+$ Moral Philosophy and

Information Technology#$ ,B>$C>$ E>$ F/&$ B,&$ R2F,&$ B/&$ E2;&$C,90,(3#$ a/+7()B',X$ a/+7()B',$

University Press. Hal. 8–25.

]]]]]]>$"N N>$S;).2*21;-$)&$3;,$)&A2(+/3)2&$/',>$Metaphilosophy, 41 (3): 420-441.

L-&?+#$_>C>#$B/&$Y22(#$E>R>$ <<!>$The Digital Phoenix: How Computers Are Changing Philosophy.

hmA2(BX$L./905,..>

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 20: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

316

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

Castells, M. 1989. The Informational City, Information Technology, Economic Restructuring and the

Urban-Regional Process.$hmA2(B$X$L./905,..>

Castells, M. 1996. The Rise of Network Society>$hmA2(BX$L./905,..>

a;22#$a>C>$"NNi>$The Knowing Organization>$V,5$j2(0X$hmA2(B$P&)F,(*)3-$S(,**>

Chu, H. 2003. Information Representation and Retrieval in Digital Age. Medford: Information Today.

Cibangu, S.K. 2010. Information science as a social science. Information Research, 15 (3) paper 434.

[Available at http://InformationR.net/ir/15-3/paper434.html].

a2(&,.)?*#$ %>$ "NN">$ _;,2()D)&'$ )&A2(+/3)2&$ A2($ )&A2(+/3)2&$ *9),&9,>$Annual Review of Information

Science and Technology, Cronin, B. (ed.), vol. 36, Medford, NJ : Information Today Inc. Hal. 339-

425.

Cornelius, I. 2004. Information and its philosophy. Library Trends, 52 (3): 377–386.

a(2&)&#$L>$"NN<>$I_;,$*29)2.2')9/.$3?(&$)&$)&A2(+/3)2&$*9),&9,J>$B/./+$8>$@).9;()*3$:,B>=$Information

Science in Transition>$62&B2&X$M/9,3$S?7.)*;)&'>$R/.>$ N< 128.

B,$8.7,(q?,(q?,#$E>S>n$H)+2&#$`>E>n$C/;2AA#$E>R>n$Z2.A#$8>$"NN<>$I_;,$a;/..,&',$2A$3(/&*B)*9)1.)&/()3-$

)&$ )&A2(+/3)2&$ *-*3,+$ (,*,/(9;X$ 325/(B*$/&$ )&3,'(/3)F,$1./3A2(+J>$B/./+$8).,,&$a/3,(QH3,,.$B/&$

6/3)A$8.QR/0)+$ :,B>=#$ Information Systems Research Methods. New York: Information Science

Reference. Hal. 88 102.

Dervin, B. 1992. “From the mind’s eye of the user: the sense-making qualitative-quantitative

+,3;2B2.2'-J>$ B/./+$Qualitative Research in Information Management#$@./D),(#$ E>U#$ B/&$Z>Z>$

S25,..#$`&'.,522B$a.)AA*#$a>h$X$6)7(/(),*$P&.)+)3,B>$R/.>$i Q!g>

U,(F)&#$L>$"NNO>$IC;/3$+,3;2B2.2'-$B2,*$32$3;,2(-X$*,&*,Q+/0)&'$+,3;2B2.2'-$/*$,m,+1./(J>$U/./+$

Theories of Information Behavior#$M)*;,(#$^>`#$H>$`(B,.,D#$B/&$6>$Y9$^,;&),$:,B>=#$Y,BA2(B#$V>E>X$

Information Today Inc. Hal. 25–29.

Duff, A.S. 2000. Information Societies Studies>$62&B2&X$Z2?3.,B',>

U)90#$ 8>6>$ <<O>$ I6)7(/(-$ /&B$ %&A2(+/3)2&$ H9),&9,$ /*$ /$ *29)/.$ *9),&9,X$ &,?3(/.$ /&B$ &2(+/3)F,$

92&9,13)2&*J>$The Library Quarterly, 65 (2): 216 235.

U)3D)2&#$H-B&,-$R>$ <ge>$Arsenals of a Democratic Culture>$a;)9/'2X$8+,()9/&$6)7(/(-$8**29)/3)2&>

`..)*#$U>$ <!</>$IL,;/F)2(/.$/11(2/9;$32$)&A2(+/3)2&$(,3(),F/.$*-*3,+$B,*)'&J>$Journal of Documentation,

45 (3): 171 212.

`..)*#$U>$ <!<7>$I8$L,;/F)2(/.$+2B,.$A2($)&A2(+/3)2&$(,3(),F/.$*-*3,+$B,*)'&J>$H1,9)/.$%**?,>$Journal of

Information Science, 15 (4/5): 237 247.

`..)*#$U>#$U>$a2m$B/&$^>$R/..>$ <<">$I8$a2+1/()*2&$2A$3;,$)&A2(+/3)2&$*,,0)&'$1/33,(&*$2A$(,*,/(9;,(*$

)&$3;,$1;-*)9/.$/&B$*29)/.$*9),&9,*J>$Journal of Documentation, 49 (4): 356–369.

M.2()B)#$6>$ <<<>$Philosophy and Computing – An Introduction. New York: Routledge.

M.2()B)#$6>$"NNg>$Ih1,&$1(27.,+$)&$3;,$1;).2*21;-$2A$)&A2(+/3)2&J>$Metaphilosophy, 35 (4): 555–582.

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 21: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

317

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

M(2;+/&&#$L>$"NNg>$IU29?+,&3/3)2&$ (,B?mX$1(2.,'2+,&2&$ 32$ :/&23;,(=$1;).2*21;-$2A$ )&A2(+/3)2&J>$

Library Trends, 52 (3): 387–407.

@)772&*#$Yn$6)+2',*#$a>n$V2523&-#$R>n$ $H9;5/(3D+/&#$H>n$H9233#$S>n$B/&$_(25#$Y>$ <<g>$The New

Production Of Knowledge: The Dynamics Of Science And Research In Contemporary Societies.

62&B2&X$H/',>

R/77/*#$R)*;/+$8>$ <<g>$IS?7.)9$.)7(/(),*$)&$H/?B)$8(/7)/J>$U/./+$Information and Libraries in the

Arab World#$Y>$C)*,$B/&$8>$h.B,&$:,B)32(=>$62&B2&$X$6)7(/(-$8**29)/3)2&$S?7.)*;)&'>

R/?0?,>$"NNO>$I6)7(/(-$H9),&9,$Q$q?2$F/B)*G$:Z,=U)*92F,()&'$L)7.)23;,0*5)**,&$*9;/A3J$B/./+$Libraries

- a Voyage of Discovery#$C2(.B$6)7(/(-$/&B$%&A2(+/3)2&$a2&'(,**X$e 3;$%M68$@,&,(/.$a2&A,(,&9,$

/&B$a2?&9).$$h*.2#$V2(5/-$r7,(0/*$,.,03(2&)0#$;331X\\555>)T/>2('\%c\)T/e \S(2'(/++,>;3+].

R,(3D,.#$U>$R>$"NNf>$IL)7.)2+,3()9*$;)*32(-J>$U/./+$U(/0,#$Y)()/+$8>$:,B=$Encyclopaedia of Library

and Information Science, Vol. 1, New York: Marcel Dekker. Hal. 288–328.

Hessel, A. 1950. A History of Libraries#$1,&,(K,+/;$Z,?)7,&$S,)**>$C/*;)&'32&#$U>a>X$H9/(,9(25$S(,**>

R?)D)&'#$8>$B/&$a/F/&/';#$Y>$"N >$IS./&3)&'$92&3,+12(/(-$1(/93)9,$3;,2(-$)&$3;,$'/(B,&$2A$)&A2(+/3)2&$

*9),&9,J>$ Information Research, 16 (4) paper 497. [Available at http://InformationR.net/ir/16-4/

paper497.html]

Ingwersen, P. 1992. Information Retrieval Interaction>$62&B2&X$_/-.2(Q@(/;/+>

%&'5,(*,&#$S>$B/&$E/(F,.)&#$̂ >$"NNg>$I%&A2(+/3)2&$(,3(),F/.$)&$92&3,m3J>$U/./+$%&'5,(*,&#$S>$B/&$L,.0)&#$

N. J. (Eds.), Proceedings of the SIGIR 2004 : Workshop on Information Retrieval in Context. New

York: ACM. Hal. 6–9.

%&3,(&/3)2&/.$M,B,(/3)2&$2A$6)7(/(-$8**29)/3)2&*>$ <<g>$_;,$H3/3?*#$Z,1?3/3)2&$/&B$%+/',$2A$3;,$6)7(/(-$

and Information Profession. Proceedings of the IFLA Pre-session Seminar Delhi, 24 – 28 August

<<"#$Z?**,.$L25B,&$B/&$U2&/.B$C)K/*?()-/$:,B>=>$%M68X$_;,$R/'?,>

E/90*2&#$H-B&,-$6>$ <eg>$Libraries and Librarianship in the West: a brief history>$62&B2&X$Y9@(/5Q

Hill.

E,2&'#$C>$"NN >$I629/3)&'$ )&A2(+/3)2&$*9),&9,X$9;/&',*$ )&$S;>U>$B)**,(3/3)2&*$B?()&'$ 3;,$1/*3$ 3;(,,$

B,9/B,*J>$Journal of Education for Library and Information Science, 42 (4): 308 324.

Johnson, E.D. 1965. A History of Libraries in the WesternWorld. New York: Scare- crow Press.

E2&,*#$ L>$ "NN!>$ IZ,B?93)2&)*+$ /&B$ .)7(/(-$ /&B$ )&A2(+/3)2&$ *9),&9,$ 1;).2*21;-J>$ Journal of

Documentation, 64 (4): 482-495.

Kelly, Thomas. 1977. A History of Public Libraries in Great Britain 1845-1975>$62&B2&X$_;,$6)7(/(-$

Association.

^;22#$a>#$B/&$V/#$E>a>$"NNi>$IH,+/&3)9$(,./3)2&*$)&$)&A2(+/3)2&$*9),&9,J>$Annual Review of Information

Science and Technology, (40): 157 228.

^.)&'#$Z>$B/&$H9/99;)#$C>$ <!">$I_;,$5,7$2A$92+1?3)&'X$92+1?3,($3,9;&2.2'-$/*$*29)/.$2('/&)D/3)2&J>$

Advances in Computers, 21: 1-90.

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 22: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

318

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

^.)&'#$ Z>$ B/&$ %/92&2#$ H>$ <<g>$ a2+1?3,()D/3)2&$ +2F,+,&3*$ /&B$ 3;,$ +27).)D/3)2&$ 2A$ *?112(3$ A2($

92+1?3,()D/3)2&>$ www.slis.indiana.edu/faculty/kling/pubs/MOBIL94C.htm, diakses September

2005

Kuhlthau, C. 1991. “Inside the information search process: information seeking from the user’s

1,(*1,93)F,J>$Journal of the American Society for Information Science, 42 (5): 361 371

Kranich, N. 2001. Libraries & Democracy : the Cornerstones of Liberty>$a;)9/'2X$8+,()9/&$6)7(/(-$

Association.

6,(&,(#$M>8>$ <<!>$The Story Of Libraries: From The Invention Of Writing To The Computer Age. New

York: Continuum.

6,F)&,#$ U>$ ^>$ B/&$ 6)11+/&#$ H>8>$ :,B>=>$ <<O>$The Economics of Information Volume I. Aldershot:

Edward Egar.

6)?#$b>$B/&$C>L>$a(2A3>$"NNO>$IH3/3)*3)9/.$./&'?/',$+2B,.)&'$A2($)&A2(+/3)2&$(,3(),F/.J>$Annual Review

of Information Science and Technology, Cronin, B. (ed.), vol. 39, Medford. NJ : Information Today

Inc. Hal. 3 31.

Marshall, D.N. 1983. History of Libraries Ancient and Medieval>$V,5$U,.;)X$hmA2(B$/&B$%LR$S?7.)*;)&'$

Co.

Y)9;,..#$@>$B/&$U,5B&,-#$S>$ <<!>$IY,&3/.$+2B,.*$ 3;,2(-X$/11.)9/3)2&*$ A2($ .)7(/(-$/&B$ )&A2(+/3)2&$

*9),&9,J>$Journal of Education for Library and Information Science, 39 (4): 275 281.

Y)0*/#$ M>6>$ <!O>$ IY/9;.?1l*$ a/3,'2(),*$ 2A$ ^&25.,B',$ /*$ /$ A(/+,52(0$ A2($ F),5)&'$ .)7(/(-$ /&B$

)&A2(+/3)2&$*9),&9,$;)*32(-J>$The Journal of Library History, 20 (2): 157 172.

Y).B,#$C>$ <e >$I_;,$6)7(/(-$/3$C2.A,&7s33,.#$A(2+$ OON$32$ i !J>$The Modern Language Review, 66

(1): 101 112.

Norman, D. dan Rumelhart, E. 1975. Explorations in Cognition. San Francisco: Freeman.

S/)*.,-#$ C>$ <<N>$ I%&A2(+/3)2&$ H9),&9,$ /*$ /$ Y?.3)B)*9)1.)&,J>$ U/./+$ $ Information Science – The

Interdisciplinary Context, ed. J.M. Pemberton dan A.E. Prentice. New York : Neal-Schuman

Publishers.

S/(/+,*5/(/&#$Y>$B/&$C;)&*32&#$8>L>$"NNe>$IZ,*,/(9;$ )**?,*$ )&$ *29)/.$92+1?3)&'J>$Journal of the

Association of Information Systems, 8 (6): 336 350.

S/*+2(,#$C>n$M(/&9)*#$M>n$R/.B,+/&#$E>$B/&$H;/&)#$8>$ <!">$IH29)23,9;&)9/.$*-*3,+*X$/$V2(3;$8+,()9/&$

(,T,93)2&$2&$,+1)()9/.$*3?B),*$2A$3;,$*,F,&3),*J>$Human Relations, 35 (12): 1179 1204.

S)39;/(B#$8>$ <i<>$IH3/3)*3)9/.$7)7.)2'(/1;-$2($7)7.)2+,3()9*GJ$Journal of Documentation, 25 (4): 348–

349.

S(,&3)9,#$8>`>$ <<N>$I%&3(2B?93)2&J>$U/./+$Information Science – The Interdisciplinary Context, ed. J.

M. Pemberton dan A.E. Prentice. New York: Neal-Schuman Publishers.

Z/-5/(B#$C>L>$ <!O>$I6)7(/(-$/&B$)&A2(+/3)2&$*9),&9,X$/&$;)*32()9/.$1,(*1,93)F,>$The Journal of Library

History (1974-1987), 20 (2): 120 136.

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 23: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

319

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

Z,)*+/&#$8>$B/&$b)/2+,)$b?>$ <<g>$Jh1,(/3)2&*$(,*,/(9;$)&$.)7(/(),*X$/$(,F),5$2A$"O$-,/(*$2A$/93)F)3-J>$

Operations Research, 42 (1): 34-40.

H/(/9,F)9#$ _>$ <<e>$ I_;,$ *3(/3)4,B$ +2B,.$ 2A$ )&A2(+/3)2&$ (,3(),F/.$ )&3,(/93)2&X$ `m3,&*)2&$ /&B$

/11.)9/3)2&*J>$ B/./+$a>H>$ H9;5/(3D$ :`B>=#$Proceedings of the Annual Meeting of the American

Society for Information Science (ASIS ’97), Silver Spring. MD: American Society for Information

Science and Technology. Hal. 3–9.

H/?&B,(*#$H>$ << >$IS?7.)9$/B+)&)*3(/3)2&$/&B$3;,$.)7(/(-$2A$E,/&QL/13)*3,$a2.7,(3J>$Libraries & Culture,

26 (2): 283 300.

H/F2./)&,&#$Z>$"N N>$IE?B')&'$3;,$q?/.)3-$/&B$9(,B)7).)3-$2A$)&A2(+/3)2&$)&$%&3,(&,3$B)*9?**)2&$A2(?+*J>$

Journal of the American Society for Information Science and Technology, 62: 1243 1256.

H/F2./)&,&#$Z>#$W$^/()#$E>$"NNg>$Ia2&9,13)2&*$2A$ 3;,$%&3,(&,3$ )&$,F,(-B/-$.)A,$ )&A2(+/3)2&$*,,0)&'J>$

Journal of Information Science, 30: 219 226.

H/5-,(#$H>$"NNO>$IH29)/.$)&A2(+/3)9*X$2F,(F),5#$1()&9)1.,*$/&B$2112(3?&)3),*J>$Bulletin of the American

Society for Information Science and Technology, 31 (5): 9 12.

H1)&0#$8$B/&$a2.,#$a>$"NNg>$I8$;?+/&$)&A2(+/3)2&$7,;/F)2($/11(2/9;$32$1;).2*21;-$2A$)&A2(+/3)2&J>$

Library Trend, 52 (3): 617-628.

H3)'.,(#$@>E>$ <i >$I_;,$,92&2+)9*$2A$)&A2(+/3)2&J>$Journal of Political Economy#$6b%b$:f=X$" fo""O>

Tague-Sutcliffe, J. 1995. Measuring Information – An Information Services Perspective. San Diego CA:

Academic Press.

Terranova, T. 2004. Network Culture: Politics of the Information Age>$62&B2&$X$S.?32$S(,**>

Trosow, S. (2001). “Standpoint epistemology as an alternative methodology for library and information

science” dalam Library Quarterly, vol. 71, no. 3, hal. 360-382.

c/&$B,$c,&#$8>#$/&B$E2-9,#$C>$ <! >$JhF,(F),5$2A$1,(*1,93)F,*$2&$2('/&)D/3)2&$B,*)'&$/&B$7,;/F)2(J>$

Dalam Perspectives on Organization Design and Behavior, Van de Ven and Joyce (Eds.). New

j2(0X$E2;&$C).,-$/&B$H2&*>$R/.>$ 35.

c)90(,-#$C>$ <i=>$Ia2?&3,(*1,9?./3)2&#$8?93)2&*#$/&B$a2+1,3)3)F,$H,/.,B$_,&B,(*J>$Journal of Finance,

bc%$: i=X$! 37.

Volodin, B.F. 2000. “History of librarianship, library history, or information history: a view from

Z?**)/J>$Library Quarterly, 70 (4) 446-467.

Volodin, B.F. 2002. The World Library History (dalam bahasa Rusia). St. Petersburg: Professia.

C,7*3,(#$M>$"NN">$Theories of the Information Society, 2nd$,B>$62&B2&X$Z2?3.,B',>

C)..)/+*2&#$ ^>$ <<!>$ IU)*92F,(,B$ 7-$ 9;/&9,X$ 3;,$ (2.,$ 2A$ )&9)B,&3/.$ )&A2(+/3)2&$ /9q?)*)3)2&$ )&$ /&$

,92.2')9/.$+2B,.$2A$)&A2(+/3)2&$?*,J>$Library and Information Science Research, 20 (1): 23-40.

C)..)/+*2&#$^>$"NNi>$IZ,*,/(9;$)&$92&*3(?93)F)*3$A(/+,52(0*$?*)&'$,3;&2'(/1;)9$3,9;&)q?,*J>$Library

Trends, 55 (1): 83–101.

C).*2&#$_>U>$ <<<>$IY2B,.*$)&$)&A2(+/3)2&$7,;/F)2?($(,*,/(9;J>$Journal of Documentation, 55 (33):

259–270.

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan

Page 24: Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Perpustakaan dan Informasi – sebuahdiskusi Berkesinambungan

320

Prosiding Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional: Information for Society: Scientific Point of View

C)&0,.+/&#$ E>R>$ <eg>$ I_;,$ %+1,()/.$ 6)7(/(-$ )&$ H2?3;,(&$ H?&'$a;)&/#$ "eQ "e<>$8$ H3?B-$ 2A$ 3;,$

2('/&)D/3)2&$/&B$21,(/3)2&$2A$3;,$*9;2./(.-$/',&9),*$2A$3;,$a,&3(/.$@2F,(&+,&3J>$Transactions of

the American Philosophical Society, 64 (8): 1-61.

Apa yang dimaksud dengan ilmu perpustakaan dan informasi - sebuah diskusi berkesinambungan