2
Anugerah di dalam Penjara Kamis , 24 Mei 2012 Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 16:23-34 “Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.” (Kis 16:34) Anugerah di dalam Penjara Pernahkah kita berpikir, bagaimana rasanya jika kita dijebloskan ke dalam penjara? Mungkin jika kita dimasukkan ke dalam penjara karena kesalahan kita, mungkin karena kita korupsi, menyalahgunakan narkoba atau melakukan tindak kejahatan, paling tidak kita dapat merasa bahwa hukuman tersebut memang sudah seharusnya kita terima. Tetapi bagaimana jika kita dimasukkan ke dalam penjara bukan karena kesalahan kita? Apa yang kita rasakan saat itu? Apakah kita masih bisa tetap mengucap syukur kepada Tuhan? Hari ini kita membaca tentang peristiwa dimana Paulus dan Silas dimasukkan ke dalam penjara. Bahkan tidak hanya itu saja, sebelum dimasukkan ke dalam penjara, mereka terlebih dahulu disiksa dan didera berkali-kali (ay. 23a). Jika kita mambaca ayat-ayat sebelumnya, kita akan mengerti bahwa Paulus dan Silas menderita karena mereka mengabarkan Injil kepada orang-orang di kota Filipi. Saat itu mungkin karena begitu hebohnya kejadian tersebut, kepala penjara mendapatkan perintah untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh (ay. 23b). Saat itu biasanya kepala penjara bertanggung jawab penuh terhadap tahanan, mereka bisa melakukan apa saja yang mereka ingin lakukan terhadap tahanan tersebut, namun di satu sisi jika mereka kabur, maka nyawa kepala penjaralah yang akan menjadi taruhannya. Oleh karena itu kepala penjara pun memasukkan Paulus dan Silas ke ruang penjara yang paling dalam atau paling tengah, serta membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. Dengan demikian, sangat mustahil mereka dapat lepas dari penjara tersebut. Dalam kondisi seperti itu, sebagai manusia biasa, seharusnya Paulus dan Silas tidak dapat mengucap syukur. Tapi ternyata mereka tetap bisa mengucap syukur dan justru memanfaatkan kondisi di penjara tersebut untuk menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan melalui pujian mereka tersebut, para tahanan yang lain pun juga ikut mendengarkan (ay. 25).

Anugerah Di Dalam Penjara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rohani

Citation preview

Anugerah di dalam Penjara

Kamis, 24 Mei 2012 Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 16:23-34Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah. (Kis 16:34)

Anugerah di dalam Penjara

Pernahkah kita berpikir, bagaimana rasanya jika kita dijebloskan ke dalam penjara? Mungkin jika kita dimasukkan ke dalam penjara karena kesalahan kita, mungkin karena kita korupsi, menyalahgunakan narkoba atau melakukan tindak kejahatan, paling tidak kita dapat merasa bahwa hukuman tersebut memang sudah seharusnya kita terima. Tetapi bagaimana jika kita dimasukkan ke dalam penjara bukan karena kesalahan kita? Apa yang kita rasakan saat itu? Apakah kita masih bisa tetap mengucap syukur kepada Tuhan?

Hari ini kita membaca tentang peristiwa dimana Paulus dan Silas dimasukkan ke dalam penjara. Bahkan tidak hanya itu saja, sebelum dimasukkan ke dalam penjara, mereka terlebih dahulu disiksa dan didera berkali-kali (ay. 23a). Jika kita mambaca ayat-ayat sebelumnya, kita akan mengerti bahwa Paulus dan Silas menderita karena mereka mengabarkan Injil kepada orang-orang di kota Filipi. Saat itu mungkin karena begitu hebohnya kejadian tersebut, kepala penjara mendapatkan perintah untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh (ay. 23b). Saat itu biasanya kepala penjara bertanggung jawab penuh terhadap tahanan, mereka bisa melakukan apa saja yang mereka ingin lakukan terhadap tahanan tersebut, namun di satu sisi jika mereka kabur, maka nyawa kepala penjaralah yang akan menjadi taruhannya. Oleh karena itu kepala penjara pun memasukkan Paulus dan Silas ke ruang penjara yang paling dalam atau paling tengah, serta membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. Dengan demikian, sangat mustahil mereka dapat lepas dari penjara tersebut.

Dalam kondisi seperti itu, sebagai manusia biasa, seharusnya Paulus dan Silas tidak dapat mengucap syukur. Tapi ternyata mereka tetap bisa mengucap syukur dan justru memanfaatkan kondisi di penjara tersebut untuk menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan melalui pujian mereka tersebut, para tahanan yang lain pun juga ikut mendengarkan (ay. 25). Dampak dari apa yang mereka lakukan, Tuhan membuat gempa bumi yang hebat namun tidak sampai menghancurkan penjara tersebut (karena jika penjara tersebut hancur atau runtuh, maka Paulus, Silas, dan seluruh tahanan juga akan mati), sehingga sendi-sendiri penjara goyah dan semua pintu serta belenggu terlepas (ay. 26).

Gempa tersebut sangat kuat sehingga kepala penjara terbangun dari tidurnya dan melihat semua pintu penjara terbuka. Menyangka bahwa semua tahanannya telah melarikan diri, ia pun bermaksud untuk bunuh diri (ay. 27). Akan tetapi Paulus melihat kejadian tersebut dan berseru agar kepala penjara tidak melaksanakan niatnya (ay. 28). Mendengar hal itu, kepala penjara sadar bahwa Paulus dan Silas bukanlah orang biasa, melainkan mereka adalah orang-orang yang berbeda, karena mereka adalah orang percaya (ay. 29). Mungkin saja tahanan lain sudah melarikan diri, tetapi karena pada saat itu Paulus dan Silas merupakan tahanan khusus, yang harus dijaga ekstra ketat, maka mungkin saja kepala penjara tidak terlalu memikirkan tahanan yang lain selain Paulus dan Silas.

Di sisi lain, mungkin saja kepala penjara sadar bahwa ia juga akan tetap dihukum karena tahanan yang lain juga telah melarikan diri (walaupun sebenarnya itu juga bukan murni kesalahan kepala penjara), sehingga ia pun bertanya kepada Paulus dan Silas, Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat? (ay. 30). Pertanyaan yang sederhana, tetapi Paulus dan Silas menggunakan kesempatan itu untuk menjelaskan keselamatan yang sesungguhnya, yaitu selamat dari kematian kekal dengan percaya kepada Yesus Kristus, tidak hanya kepada kepala penjara tetapi juga kepada keluarga dari kepala penjara tersebut (ay. 31-34).

Bisa kita perhatikan bahwa Tuhan bisa memakai keadaan seburuk apapun untuk mendatangkan kebaikan. Paulus dan Silas menderita dalam penjara, tetapi karena mereka tidak memikirkan penderitaan mereka tetapi tetap memuji Allah dan bersyukur kepadaNya, Tuhan pun membuat mujizat dan membebaskan mereka. Tidak hanya itu saja, melalui penahanan Paulus dan Silas tersebut, satu keluarga kepala penjara pun ikut diselamatkan. Adakah hidup kita saat ini sedang mengalami masa-masa yang sukar? Ingat bahwa Tuhan mampu menjadikan sesuatu yang baik dari keadaan yang tidak baik, selama kita mau tetap mengucap syukur dalam segala hal.

Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 16:23-34