Antimoni

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keracunan antimoni

Citation preview

Antimoni

Antimon adalah suatu unsur metaloid kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Sb dan nomor atom 51. Lambangnya diambil dari bahasa Latin Stibium. Antimon merupakan metaloid dan mempunyai empatalotropi bentuk. Bentuk stabil antimon adalah logam biru-putih. Antimoni kuning dan hitam adalah logam tak stabil. Antimon digunakan sebagai bahan tahan api, cat, keramik, elektronik dan karet.Antimon merupakan unsur dengan warna putih keperakan, berbentuk kristal padat yang rapuh. Daya hantar listrik (konduktivitas) dan panasnya lemah. Zat ini menyublim (menguap dari fasa padat) pada suhu rendah. Sebagai sebuah metaloid, antimon menyerupai logam dari penampilan fisiknya tetapi secara kimia ia bereaksi berbeda dari logam sejati.

Sifat Kimia Antimon1. Reaksi dengan airKetika antimon panas merah akan bereaksi dengan air untuk membentuk antimon (III) trioksida. 2Sb (s) + 3H2O (g) Sb2O3 (s) + 3H2 (g)2. Reaksi dengan udaraKetika antimon dipanaskan akan bereaksi dengan oksigen di udara untuk formulir trioksida antimon (III). 4Sb (s) + 3O2 (g) 2Sb2O3 (s)3. Reaksi dengan halogenAntimon bereaksi dalam kondisi yang terkendali dengan semua halogen untuk membentuk antimon (III) dihalides.2Sb (s) + 3F2 (g) 2SbF3 (s)2Sb (s) + 3Cl2 (g) 2SbCl3 (s)2Sb (s) + 3Br2 (g) 2SbBr3 (s)2Sb (s) + 3I2 (g) 2SbI3 (s)4. Reaksi dengan asamAntimon larut dalam asam sulfat pekat panas atau asam nitrat, untuk membentuk solusi yang mengandung Sb (III). Reaksi asam sulfat menghasilkan sulfur (IV) gas dioksida. Antimon tidak bereaksi dengan asam klorida dalam ketiadaan oksigen.

Dosis Toksik :100-200 mgToksisitas :Data pada manusiaTCLo inhalasi:73 mg/kg Data pada hewan LD50 oral-tikus (rat) 525 mg/kg ; LD50 intraperitoneal-tikus (mouse) 13 mg/kg; LD50 oral-marmut (guinea pig) 574 mg/kg; LD50 oral tikus (mouse) 700 mg/kg; LD50 dermal-kelinci (rabbit) 1120 mg/kg; TDLo oral-marmot (guinea pig) 22282 mg/kg/9W-I; TDLo oral-marmot (guinea pig) 8518 mg/kg/26W-I; TDLo oral-tikus (rat) 44 mg/kg; Pasangan kromatida paru-paru hamster 2500 ug/L.

Data Karsinogenik IARC : Tidak ada komponen pada bahan ini keberadaannya mempunyai tingkat lebih atau sama dengan 0,1% yang diidentifikasikan sebagai karsinogen atau berpotensi sebagai karsinogen.

FarmakokinetikAbsorpsi antimoni melalui usus bervariasi. Distribusinya tergantung dari lama pemberian. Sebagian besar antimoni disimpan dalam hati, ginjal, jantung dan paru. Antimoni diendapakan dalam rambut dan kuku dalam waktu yang cukup lama. Selain itu juga diendapkan dalam tulang dan gigi. Antimoni dieliminasi melalui tinja, urin, keringat, ASI, rambut, kulit, dan paru. Pada manusia, sebagian besar antimoni dikeluarkan melalui urin. Masa paruh untuk ekskresi antimoni dalam urin adalah 3-5 hari.

Manifestasi KlinisTerhirup Berbahaya jika terhirup, dapat menimbulkan gejala: sakit tenggorokan, batuk, dan sesak napas. Kontak dengan kulit Berbahaya jika terabsorbsi melalui kulit. Dapat menimbulkan iritasi kulit

Kontak dengan mata Dapat menyebabkan erosi kornea atau kehilangan penglihatan.Dapat meyebabkan iritasi mata. Dapat gejala kemerahan, nyeri dan luka parah.

Tertelan Dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, dan diare serta Iritasi saluran pencernaan.

Terhirup Mual, muntah, sakit kepala, hemolisisKontak dengan kulit Dapat menyebabkan kulit menjadi tipis, menghitam, atau pecah- pecah.

Pemeriksaan LuarPada keracuan antimoni kronik tampak dari luar terlihat kelainan yang merata dipermukaan kulit yang ditandai dengan kekeringan pada kulit, ketombe, permukaan yang hyperkeratosis. Secara klinis terlihat Rain Drop/ pigmentasi punctata, tapi hal ini tidak terdapat setelah meningggal kecuali bila keadaan sudah berat. Hal ini lebih sering terjadi pada lipatan-lipatan kulit, dahi dan leher. Kerontokan rambut mungkin timbul, dapat terjadi penebalan dan edema dari wajah dan curiga terdapat myxedema.

Pemeriksaan DalamSaat otopsi bila tertelan kristal putih maka akan timbul efek pemutihan mukosa mulut, faring dan esofagus walau perdarahan lokal juga bisa terjadi.

Diperut juga terjadi kerusakan mukosa dan warnanya menjadi cokelat tua atau hitam yang berasal dari asam hematin, dindingnya erosi. Kristal kalsium oksalat bisa terlihat pada isi perut atau dinding mukosa.

Kematian pada korban yang telah melewati fase akut disebabkan karena kelainan fungsi otot (termasuk kelainan myocardium) karena hipokalemi akibat presipitasi kalsium tubuh. Kematian terjadi sertelah 2-10 hari.

Pada keracunan akut temuan mungkin hanya sedikit. Pada kematian yang terjadi 1 jam. Mungkin bisa ditemukan iritasi minimal pada GIT bagian atas seperti tanda kemerahan pada mukosa gaster terutama sepanjang tepi atas dari rugae. Gambaran red velvet ditemukan pada beberapa lapisan diperut. Pada keracunan akut mungkin terdapat lapisan mucus dan granule dari agen beracun yang terperangkap pada lapisan tersebut. Usus halus biasanya normal pada keracunan akut.

Lesi lain yang mungkin ditemukan adalah subendokardial hemorragi pada dinding ventrikel kiri. Hal ini tentu saja temuan yang umum pada kondisi shock yang berat ketika hipotensi timbul tiba-tiba. Hal ini terlihat pada luka-luka yang banyak, yang kehilangan banyak darah, penurunan tekanan darah dan shock neurogenik.

Perdarahan terletak dibagian atas septum interventrikulare dan pada otot papillary yang berlawanan. Pada kasus keracuan kronik antimoni, gambaran agak berbeda dengan yang akut, meskipun sedikitnya ada kejadian yang mendukung atau kejadian yang tidak langsung, diagnosis mungkin saja masih sulit untuk ditentukan.

Pada pemeriksaan dalam, lambung normal atau dapat juga menunjukan gastritis kronis dengan disertai penebalan mukosa dan lapisan suserous dapat terlihat adanya mucus dan kemerahan akibat inlamasi dari ruggae, kadang-kadang didaptkan gastritis hemoragik dengan erosi akut atau kronis. Pada usus kecil berdilatasi dan merah merata, dengan mukosa yang menebal dan gambaran keseluruhannya edema kongestif yang non-spesifik yang umum ditemukan pada penyakit enteritis. Jarang terjadi ulcerasi pada mukosa, isi dari usus sendiri dapat berlebihan atau berupa cairan dengan gambaran seperti air perasan beras. Usus besar juga menunjukan perubahan yang minimal atau dapat juga normal, isi nya dapat cair dan sama seperti usus kecil. Pada hepar menunjukkan perlemakan hati/ nekrosis yang berat, kadang dapat ditemukan pada lobus perifer. Kerusakan hati yang berat ditandai dengan terlihatnya warna kuning pada tubuh. Ginjal pada keracunan antimoni menjadi rusak akibat terjadi nekrosis tubular. Myokardium menunjukkan erusakan myofibril, kumpulan sel interstitial dan degenerasi lemak.

Terapi Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 g/kg BB.