Antikanker

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kanker atau karsinoma adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (malignal). Suatu kelompok sel mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri dengan pesat sekali dan hampir semua organ dihinggapi penyakit ganas ini, termasuk limfe, darah, sumsum dan otak. Saat ini telah banyak dilakukan pengujian tentang kandungan kimia dari suatu bahan alam. Selain bertujuan untuk menentukan zat yang berkhasiat pengujian tersebut juga dimaksudkan untuk menentukan efek toksisitas senyawa tersebut.

Citation preview

  • 5/19/2018 Antikanker

    1/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Kanker atau karsinoma adalah pembentukan jaringan baru yang

    abnormal dan bersifat ganas (malignal). Suatu kelompok sel

    mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri dengan pesat sekali

    dan hampir semua organ dihinggapi penyakit ganas ini, termasuk

    limfe, darah, sumsum dan otak. Saat ini telah banyak dilakukan

    pengujian tentang kandungan kimia dari suatu bahan alam. Selain

    bertujuan untuk menentukan zat yang berkhasiat pengujian tersebut

    juga dimaksudkan untuk menentukan efek toksisitas senyawa tersebut.

    BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) merupakan salah satu metode

    untuk skrining terhadap senyawa sitotoksik dengan menggunakan

    larva udang (Artemia salina Leach). Penelitian ini merupakan

    penelitian pendahuluan dalam rangka menemukan senyawa sitotoksik

    yang diharapkan dalam perkembangan selanjutnya dapat menjadi obat

    anti kanker.

    Pada praktikum ini digunakan air rebusan daun srikaya (Annona

    squamosaLinn). Daun srikaya dikenal dapat mengobati penyakit

    kanker, dimana penggunaannya dalam masyarakat secara turun

    temurun yaitu dengan merebus daun srikaya tersebut kemudian

    diminum air rebusan tersebut. Pada praktikum, rebusan daun srikaya

  • 5/19/2018 Antikanker

    2/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    diujikan pada larva udang (Artemia salina Leach), dengan parameter

    jumlah letalitas larva udang. Angka kematian larva udang dihitung

    sebagai Median lethal concentration. Larva udang dianalogikan

    sebagai sel kanker yang pertumbuhannya pesat.

    Senyawa antikanker adalah sitotoksik. Hal ini berdasarkan

    pemikiran bahwa efek farmakologi adalah toksikologi sederhana pada

    dosis yang rendah dan besar, untuk itu Brine shrimp lethality test

    dapat digunakan sebagai uji pendahuluan senyawa antikanker.

    I.2 Maksud Praktikum

    Maksud dari percobaan ini adalah untuk menganalisis efek toksik

    dari infus daun srikaya (Annona squamosaLinn)terhadap larva udang

    dengan metode BSLT (Brine shrimp lethality test).

    I.3 Tujuan Percobaan

    Untuk menentukan efek toksik dari infus daun srikaya (Annona

    squamosaLinn ) terhadap larva udang dengan metode BSLT (Brine

    shrimp lethality test).

    I.4 Prinsip Percobaan

    Penentuan toksisitas berdasarkan konsentrasi efektif pada

    rebusan daun srikaya yang ditandai dengan adanya kematian pada

    larva udang ( Artemia salina Leach )selama 1 x 24 jam.

  • 5/19/2018 Antikanker

    3/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Teori Umum

    Kebanyakan obat dapat diukur aktivitasnya secara cepat dan

    teliti dengan metode kimiawi atau fisika, dengan mnggunakan alat

    modern, misalnya dengan spektrofotometer ultraviolet/infrared. Dan

    polarograf. (Tjay, 2002, hal : 16)

    Untuk obat yang struktur kimianya belum diketahui dan untuk

    sediaan tak murni atau campuran dari beberapa zat aktif, metode ini

    tidak dapat dilakukan. Obat-obat ini diukur dengan metode biologis,

    yaitu dengan bio-assay, dimana aktivitas ditentukan oleh organisme

    hidup (hewan, kuman) dengan membandingkan efek obat tersebut

    dengan efek suatu standar internasional. (Tjay, 2002, hal : 16)

    Bio-assay dan penggunaan satuan biologis umumnya

    ditinggalkan segera setelah terwujud suatu metode fisiko-kimiawi;

    selanjutnya kadar dinyatakan dalam gram atau mg. Cara inilah yang

    dilakukan pada tubokurarin (1955), kloramfenikol (1956) dan penisilin

    (1960). Obat-obatan yang dewasa ini masih distandarisasi secara

    biologis adalah ACTH, antibiotika polimiksin dan basitrasin, vitamin A,

    faktor pembeku darah, sediaan antigen dan antibodi, digitalis, pirogen

    dan insulin (meskipun struktur kimia dan pemurniannya sudah

    dikenal). (Tjay, 2002, Hal : 16)Uji toksisitas dilakukan untuk

  • 5/19/2018 Antikanker

    4/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    mengetahui tingkat keamanan dan kebahayaan zat yang diuji. Adapun

    sumber zat toksik berasal dari alam maupun bahan sintetik( Anonim,

    2007, hal.9 ).

    Ada beberapa kemungkinan untuk menggolongkan toksikologi

    diantaranya : (Mustchler, 1991. hal : 723)

    1. Efek toksis akut, yang langsung berhubungan dengan pengambilan

    zat toksik.

    2. Efek toksik kronik, yang pada umumnya zat dalam jumlah sedikit

    diterima tubuh dalam jangka waktu yang lama sehingga akan

    terakumulasi mencapai konsentrasi toksik dan dengan demikian

    menyebabkan terjadinya gejala keracunan.

    Efek toksik yang terjadi sangat bervariasi dalam sifat, organ

    sasaran maupun mekanisme kejanya. Efek toksik dapat bersifat

    (Anonim, 2007, hal.9 ) :

    1. Lokal ; yaitu hanya terjadi pada tempat bahan toksik besentuhan

    dengan tubuh, misalnya pada saluran pencernaan, iritasi gas, atau

    uap saluan nafas

    2. Sistemik ; terjadi hanya setelah toksikan tersekap dan tersebar

    kebagian tubuh yang lain. Umumnya toksikan hanya

    mempengaruhi satu atau baberapa organ saja.

    3. Reversible ; bila efek yang ditimbulkan dapat hilang dengan

    sendirinya atau dapat hilang beberapa waktu setelah pemaparan

    toksikan tertentu.

  • 5/19/2018 Antikanker

    5/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    4. Irreversible ; yaitu efek yang menetap atau justru bertambah parah

    setelah pemaparan toksikan berhenti.

    Kanker berasal dari bahasa Yunani yaitu kartunus : kepiting,

    artinya pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas,

    suatu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan

    memperbanyak diri secara pesat dan terus-menerus( Ganiswarna,

    1995 : 564 )

    Adapun sifat Umum Kanker yaitu (Ganiswarna, 1995: 565 )

    1. Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor

    2. Gangguan deferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan

    mudigah

    3. Bersifat invasif,mampu tumbuh dijaringan sekitar

    4. Bersifat metastatik,menyebar ke tempat lain

    5. Memiliki hereditas bawaan,turunan sel kanker juga dapat

    menyebabkan kanker

    6. Adanya pergeseran metabolisme

    Belakangan ini telah banyak pengujian tentang toksisitas yang

    dikembangkan untuk pencarian produk alam potensial sebagai bahan

    antineoplastik, metode pengujian tersebut antara lain simple brench-top

    bioassay (terdiri dari brine shrimp lethality test, lemna minor bioassay

    dan grown-gall potato disc bioassay) dan pengujian pada sel telur bulu

    babi ( Mclaughlin, 1991 , hal. 34 )

  • 5/19/2018 Antikanker

    6/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    1. Dengan berdasarkan pemikiran bahwa efek farmakologi adaolah

    toksikologi sederhanan pada dosis yang rendah dan sebagian besar

    senyawa antitumor. Senyawa yang mempunyai kemampuan

    membunuih sel kanker dalam dalam kultur sel. Pengujian ini adalah

    pengujian letalitas yang sederhana dan tidak spesifik untuk aktufitas

    tumor, tetapi merupakan andikator toksisitas yang baik dan

    menunjukan korelasi yang kuat dengan pengujian anti tumor lainnya

    seperti uji sitotoksitas dan uji leukemia tikus. Karena kesederhanaan

    prosedur pengerjaan, biaya yang rendah serta kolerasinya terhadap

    pengujian toksisitas dan pengujian antitumor menjadikan brine shrimp

    lethality test sebagai uji hayati pendahuluan untuk aktifitas anti tumor

    yang sesuai dan dapat dilakukan secara rutin.

    2. Lemmna minor bioassay terutama digunakan sebagai uji pendahuluan

    terhadap bahan yang dapat menghambat dan meningkatkan

    pertumbuhan tanaman. Dengan pengujian ini dapat diamati bahwa

    senyawa anti tumor alami juga dapat menghambat pertumbuhan

    lemmna, walaupun kolerasinya dengan pengujian anti tumor lanilla

    kurang baik. Oleh karena itu, pengujian ini lebih diarahkan untuk

    mencari herbisida dan stimulan pertumbuhan tanaman baru.

    3. Grown-gall potato bioassay merupakan metode pengujian toksisitas

    yang relatif cepat pengerjaannya, tidak mal, tidak memerlukan hewan

    percobaan serta menunjukan korelasi yang Sangay baik dengan uji

    antitumor lanilla. Disebabkan bakteri gram negatif agrobakterium

  • 5/19/2018 Antikanker

    7/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    tumefaciens yang selanjutnya menyebabkan pertumbuhan jeringan

    tumor secara otonom dan tidak dipengerahui oleh mekanisme control

    normal tumbuhan. Pengujian dilakukan tumor grwon-gall pada urbi

    kentang yang infeksikan dengan bakteri agrobakterim tumefaciens.

    Suatu metode yang menggunakan udang laut artemiasalina leach

    diajukan sebagai suatu bioassay sederhana untuk penelitian produk

    alamiah hdala brine shrimp lethality test metode ini mangunakan hewan

    uji artemia salina leach yang merupakan udang-udangan primitif

    sederhana dan efektif dalam ilmu biologi dan toksikologi. Prosedur

    penentuan LC50 dalam mg/ml dari ekstrak dilakukan dalam mdium air

    asin. Besarnya aktifitas adari ekstrak ditjukan sebagai toksisitas terhadap

    larva udang( Anonim, 2007, hal.10 ).

    Brine shrimp lethality test dalah uji pendahuluan suatu

    senyawa yang memiliki keuntungan yaitu hasil yang diperoleh lebih cepat

    (24 jam), tidak mahal, mudah pengerjaannya dari pengujian lainnya

    karena tidak membutuhkan peralatan dan latihan khusus/ sampel yang

    digunakan relatif sedikit. Efek toksik dapat diketahui atau diukur dari

    kematian larva karena pengaruh bahan uji ( Anonim, 2007, hal.10 ).

    Pengertian tentang LC50 adalah konsentrasi dari statu senyawa

    kimia diudara atau dalam air yang dapat menyebabkan 50% kematian

    pada statu populasi hewan uji atau makhluk hidup tertentu.

    Sedengkan LD50 adalah dosis dari statu senyawa kimia yang dapat

    menyebabkan 50% kematian hewan uji yang diberikan pada setiap

  • 5/19/2018 Antikanker

    8/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    individu yang telah ditentukan atau yang lebih tepat dalah dosis

    tunggal yang diperoleh secara statistik dari suatu bahan yang dapat

    menyebabkan 50% kematian hewan uji ( Mayer , 1982, hal. 31-34 )

    Penggunaan LC50 dimaksudkan untuk pengujian ketoksikan

    dengan perlakuan terhadap hewan uji secara berkelompok yaitu pada

    saat hewan uji dipaparkan suatu bahan kimia melaluui udara maka

    hewan uji tersebut akan menghirupnya atau percobaan toksisitas

    dengan media air. Sedangkan LD50 digunakan untuk menguji

    ketoksikan suatu bahan kimia dengan rute pemberian secara oral atau

    intraperitonial pada hewan uji ( Mayer , 1982, hal. 31-34 ).

    Nilai LC50 dapat digunakan untuk menentukan tingkat efek

    toksik suatu senyawa sehingga dapat juga untuk mempediksi

    potensinya sebagai anti kanker( Anonim, 2007, hal.9 ).

    Siklus hidupArtemia silina bisa dimulai dari saat menetasnya kista atau

    telur. Setalah 15-20 jam pada suhu 25C kista akan menetasa menjadi embrio.

    Dalam waktu bebrapa jam embrio ini masih akan menempel pada kulit kista. Pada

    fase ini embrio akan menyelesaikan perkembangannya kemudiaan berubah

    menjadi naupli yang sudah akan bisa berenang bebas. Pada awalnya naupli akan

    berwarna orange kecoklatan akibat masih mengandung kuning telur. Artemia

    yang baru menetas tidak akan makan, karena mulut dan dan anusnya belum

    terbentuk dengan sempurna. Setelah 12 jam mereka akan ganti kulit dan akan

    memasuki tahap larva kedua. Dalam fase ini mereka akan mulai makan, dengan

    pakan mikro alga, bakteri, dan detritus organik lainny. Pada dasarnya mereka

  • 5/19/2018 Antikanker

    9/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    tidak akan pedulih (tidak pemilih) jenis pakan yang dikomsumsinya selama

    bahan tersebut diair dengan ukuran yang sesuai. Naupli akan berganti kulit

    selama 15 kali sebelum menjadi dewasa dalam waktu 8 hari. Artemia dewasa

    rata-rata berukuran sekitar 8 mm, meskipun demikian pada kondisi yang tepat

    mereka dapat mencapai ukuran sampai 20 mm. Pada kondisi demikian biomasnya

    mencapai 500 kali dibandingkan biomas pada fase naupli.

    Gambar siklus hidupArtemia silina

    Dalam tingkat salinitas rendah dan dengan pakan yang optimal, betina

    Artemia bisa mengahasilkan naupli sebanyak 75 ekor perhari. Selama masa

    hidupnya (sekitar 50 hari) mereka bisa memproduksi naupli rata-rata sebanyak 10

    -11 kali. Dalam kondisi super ideal, Artemia dewasa bisa hidup selama 3 bulan

    dan memproduksi nauplii atau kista sebanyak 300 ekor(butir) per 4 hari. Kista

  • 5/19/2018 Antikanker

    10/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    akan terbentuk apabila lingkungannya berubah menjadi sangat salin dan bahan

    pakana sangat kurang dengan fluktuasi oksigen sangat tinggi antara siang dan

    malam hari (Http://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.php)

    Artemia dewasa toleran terhadap selang suhu 18 hingga

    40C. Sedangkan tempertur optimal untuk penetasan kista dan pertubuhan adalah

    25-30C. Meskipun demikian hal ini akan ditentukan oleh strain masing-

    masing. Artemia menghendaki kadar salinitas antara 30 - 35 ppt, dan mereka

    dapat hidup dalam air tawar salama 5 jam sebelum akhirnya mati (Http://www.o-

    fish.com/pakanikan/artemia.php)

    Variabel lain yang penting adalah pH, cahaya dan oksigen. pH dengan

    selang 8-9 merupakan selang yang paling baik, sedangkan pH di bawah 5

    atau lebih tinggi dari 10 dapat membunuh Artemia. Cahaya minimal diperlukan

    dalam proses penetasan dan akan sangat menguntungkan bagi pertumbuhan

    mereka. Lampu standar grow-lite sudah cukup untuk keperluan hidup

    Artemia. Kadar oksigen harus dijaga dengan baik untuk pertumbuhan

    Artemia. Dengan suplai oksigen yang baik, Artemia akan berwarna kuning

    atau merah jambu. Warna ini bisa berubah menjadi kehijauan apabila mereka

    banyak mengkonsumsi mikro algae. Pada kondisi yang ideal seperti ini, Artemia

    akan tumbuh dan beranak-pinak dengan cepat. Sehingga suplai Artemia untuk

    ikan yang kita pelihara bisa terus berlanjut secara kontinyu. Apabila kadar oksigen

    dalam air rendah, dan air banyak mengandung bahan organik, atau apabila salintas

    meningkat, artemia akan memakan bakteria, detritus, dan sel-sel kamir

    (yeast). Pada kondisi demikian mereka akan memproduksi hemoglobin sehingga

    http://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.phphttp://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.phphttp://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.phphttp://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.php
  • 5/19/2018 Antikanker

    11/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    tampak berwarna merah atau orange. Apabila keadaan ini terus berlanjut mereka

    akan mulai memproduksi kista (Http://www.o-

    fish.com/pakanikan/artemia.php)

    Dekapsulisasi dapat meningkatkan peresentase keberhasilan sampai

    dengan 10%. Penetasan dapat dilakukan pada semua jenis wadah.. Untuk

    mempermudah "pemanenan" penetasan bisa dilakukan dalam akuarium berbentuk

    prisma terbalik, atau berdasarkan prinsip "kamar gelap dan terang". Pemanenan

    paling mudah dilakukan dengan cara di siphon (Http://www.o-

    fish.com/pakanikan/artemia.php)

    Dekapsulisasi merupakan suatu proses untuk menghilangkan lapisan

    terluar dari kista artemia yang "keras" (korion). Proses ini setidaknya akan

    mempermudah "bayi" artemia untuk keluar dari "sarang"nya. Dan kalaupun tidak

    berhasil "menetas", kista yang telah didekapsulisasi masih bisa diberikan kepada

    ikan/burayak dengan aman, karena korionnya sudah hilang, sehingga akan dapat

    dicerna dengan mudah. Disamping itu proses ini juga sekaligus merupakan proses

    disinfeksi terhadap kontaminan seperti bakteri, jamur, dan lain-lain

    (Http://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.php)

    Ad(a beberapa kemungkinan untuk menggolongkan toksikologi

    diantaranya : Mustchler, 1991)

    3. Efek toksis akut, yang langsung berhubungan dengan pengambilan zat toksik.

    4. Efek toksik kronik, yang pada umumnya zat dalam jumlah sedikit diterima

    tubuh dalam jangka waktu yang lama sehingga akan terakumulasi mencapai

    http://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.phphttp://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.phphttp://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.phphttp://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.phphttp://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.phphttp://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.phphttp://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.phphttp://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.phphttp://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.phphttp://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.php
  • 5/19/2018 Antikanker

    12/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    konsentrasi toksik dan dengan demikian menyebabkan terjadinya gejala

    keracunan.

    Efek samping toksik bergantung pada dosis dan spesifik bagi obat.

    Sepanjang diberikan dosis yang cukup tinggi, efek samping toksik terjadi pada

    setiap orang (Mustchler, 1991).

    Kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit

    kardiovaskular. Kuran dari dapat disembuhkan hanya dengan pembedahan atau

    radiasi lokal, sisanya memerlukan kemoterapi sistemik selama sakitnya. Sebagian

    kecil (kira-kira 10%) menderita neoplasma khusus, kemoterapi dapat

    menyembuhkan atau memberikan remisi yang lama(Mycek, 2001).

    Kemoterapi kanker merusak dan mematikan sel sehingga

    menghentikan perkembangan tumor. Umumnya, serangan bersifat langsung

    terhadap tempat-tempat terjadinya metabolisme sel dalam replikasi sel, misalnya

    tersedianya prekursor urine dan pirimidin untuk proses sintesis RNA dan DNA

    (Mycek, 2001).

    Toksikologi sangat luas cakupannya. Ia menangani penelitian

    toksisitas bahan-bahan kimia yang digunakan antara lain (Lu, 1995)

    1. Di bidang kedokteran untuk tujuan diagnostik, pencegahan dan terapeutik.

    2. Dalam industri makanan sebagai zat tambahan langsung maupun tidak

    langsung.

    3. Dalam pertanian sebagai peptisida, zat pengatur pertumbuhan, penyerbuk

    buatan dan zat tambahan makanan hewan.

    II.2 Uraian Bahan

  • 5/19/2018 Antikanker

    13/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    1.Air laut (http://gadang-e-bookformaterialscience.blogspot.com)

    Komposisi :

    Air 96,5 %

    Garam 3,5 %

    Dalam 3,5 garam mengandung :

    a. Senyawa klorida 55 % wt

    b. Senyawa sulfat 7,7 % wt

    c. Sodium 30,6 % wt

    d. Calsium 1,2 % wt

    e. Potassium 1,1 % wt

    f. Magnesium 3,7 % wt

    g. Lain-lain 0,7 % wt

    2. Air Suling (Ditjen POM,1979)

    Nama resmi : Aqua destillata

    Sinonim : Air suling, aquadest

    RM/BM : H2O / 18,02

    Rumus bangun : H-O-H

    Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak

    berbau; tidak mempunyai rasa.

    Penyimpanan : Dalam wadah tertrutup baik.

    Kegunaan : Sebagai pelarut

    3. Ragi (Ditjen POM, 1979)

    Nama resmi : Ekstrak ragi

    http://gadang-e-bookformaterialscience.blogspot.com/http://gadang-e-bookformaterialscience.blogspot.com/
  • 5/19/2018 Antikanker

    14/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    Sinonim : Sari ragi

    Pemerian : Kuning kemerahan sampai coklat, bau

    khas tidak busuk

    Kelarutan : Larut dalam air, membentuk larutan

    kuning sampai coklat, bereaksi asam

    lemah

    Penyimpanan : Dalam wadah tertrutup baik.

    Kegunaan : Sebagai sumber makananArtemia salina

    Leach

    II.3 Uraian Hewan Coba

    II.3.1. Klasifikasi (Mudjiman, 1998)

    Filum : Arthopoda

    Divisio : Crustaceae

    Subdivisio : Branchiopoda

    Ordo : Anostraca

    Famili : Artemiidae

    Genus : Artemia

    Species :Artemia salina Leach

    II.3.2. Morfologi (Mudjiman, 1998)

    Udang (Artemia salina) mengalami beberapa fase hidup,

    tetapi secara jelas dapat dilihat dalam tiga bentuk yang sangat

    berlainan, yaitu bentuk telur, larva (nauplii) dan artemia

    dewasa. Telur yang baru dipanen dari alam berbentuk bulat

  • 5/19/2018 Antikanker

    15/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    dengan ukuran 0,2-0,3 mm. Telur yang menetas akan berubah

    menjadi larva. Telur yang baru menetas ini berukuran kurang

    lebih 300 . Dalam pertumbuhannya larva mengalami 15 kali

    perubahan bentuk yang merupakan satu tingkatan hidup,

    setelah itu berubah menjadi artemia dewasa.

    Waktu yang diperlukan sampai menjadi artemia dewasa

    umumnya sekitar 2 minggu. Berbentuk silinder dengan panjang

    12-15 mm. Tubuh terbagi atasl bagian kepala, dada dan perut.

    Pada bagian kepala terdapat 2 tangkai mata, 2 antena dan dua

    antenula. Dada terbagi atas 12 segmen yang masing-masing

    mempunyai sepasang kaki renang. Perut ternagi atas 8

    segmen. Dapat hidup dalam air dengan suhu 25o-30oC dan pH

    sekitar 8-9.

    II.3. 3. Uraian Tentang Larva (Mudjiman, 1998)

    Telur-telur yang kering direndam dalam air laut yang

    bersuhu 25oC akan menetas dalam waktu 24-36 jam. Dari

    dalam cangkangnya keluarlah burayak (larva) yang juga dikenal

    dengan istilah nauplius. Dalam perkembangan selanjutnya,

    burayak akan mengalami 15 kali perubahan bentuk

    (metamorfosis). Burayak tingkat I dinamakan instar, tingkat II

    instar II, tingkat III Instar III, demikian seterusnya sampai Instar

    XV. Setelah itu berubahlah mereka menjadi artemia dewasa.

  • 5/19/2018 Antikanker

    16/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    Burayak yang baru saja menetas masih dalam tingkat

    Instar I bentuknya bulat lonjong dengan panjang sekitar 400

    mikron (0,4 mm) dan beratnya 15 mikrogram. Warnanya

    kemerah-merahan karena masih banyak mengandung

    makanan cadangan. Oleh karena itu, mereka masih belum

    perlu makanan.

    Anggota badannya terdiri dari sungut kecil (antenula atau

    antena I dan sepasang sungut besar (antenna II). Dibagian

    depan diantara kedua sungut kecilnya terdapat bintik merah

    yang tidak lain adalah mata naupliusnya (oselus). Dibelakang

    sungut besar terdapat sepasang mandibula (rahang) dan

    rudimenter kecil. Sedangkan dibagian perur (ventral) sebelah

    depan terdapatlah labrum.

    Pada pangkal sungut besar (antena II) terdapat bangunan

    seperti duri yang menghadap ke belakang (gnotobasen seta)

    bangunan ini merupakan cirri khusus untuk membedakan

    burayak instar I, instar II dan instar III. Pada burayak instar I

    (baru menetas) gnotobasen setanya masih belum berbulu dan

    juga belum bercabang.

    Sekitar 24 jam setelah menetas, burayak akan berubah

    menjadi instar II. Lebih lama lagi akan berubah menjadi instar

    III.Pada tingkatan II, gnotobasen setanya sudah berbulu tapi

  • 5/19/2018 Antikanker

    17/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    masih belum bercabang. Sedangkan pada instar III, selain

    berbulu gnotobasen seta tersebut sudah bercabang II.

    Pada tingkatan instar II, burayak mulai mempunyai mulut,

    saluran pencernaan dan dubur. Oleh karena itu, mereka mulai

    mencari makan, bersamaan dengan itu, cadangan makanannya

    juga sudah mulai habis. Pengumpulan makanannya dengan

    cara menggerak-gerakkan antena II-nya. Selain itu untuk

    mengumpulkan makanan antena II juga berfungsi untuk

    bergerak. Tubuh instar II dan instar III sudah lebih panjang dari

    instar I.

    Pada tingkatan selanjutnya, disebelah kanan dan kiri mata

    nauplius mulai terbentuk sepasang mata majemuk. Mula-mula

    masih belum bertangkai. Kemudian secara berangsur-angsur

    berubah menjadi bertangkai. Selain itu, dibagian samping

    badannya (kanan dan kiri) juga berangsur-angsur tumbuh tunas

    kakinya (torakopada). Mula-mula tumbuh dibagian depan

    kemudian berturut-turut disusul oleh bagian-bagian yang lebih

    ke belakang. Setelah menjadi instar XV, kakinya sudah lengkap

    sebanyak 11 pasang, maka berakhirlah masa burayak, dan

    berubah menjadi artemia dewasa.

    II.4 Uraian Sampel

    II.4.1 Klasifikasi Srikaya(Syamsuhidayat, 1991)

    Divisi : Spermatophyta

  • 5/19/2018 Antikanker

    18/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    Subdivisi : Angiospermae

    Kelas : Dicotyledonae

    Bangsa : Ranunculales

    Suku : Annonaceae

    Marga : Annona

    Spesies : Annona squamosaLinn

    II.4.2. Morfologi Srikaya(Syamsuhidayat, 1991).

    Kulit pohon tipis berwarna keabu-abuan, getah kulitnya

    beracun. Batangnya (pada dahan) coklat muda, bagian

    dalamnya berwarna kuning muda dan agak pahit. Pada bagian

    ranting berwarna coklat dengan bintik coklat muda, lenti sel kecil,

    oval, berupa bercak bulat pada batang.

    Daun tunggal, bertangkai, kaku, letaknya berseling. Helai

    daun berbentuk lonjong hingga jorong menyempit, ujung dan

    pangkal runcing, dasar lengkung, tepi rata, panjang 5-17 cm,

    lebar 2-7,5 cm, permukaan daun berwarna hijau, bagian bawah

    hijau kebiruan, sedikit berambut atau gundul. Rasanya pahit,

    sedikit dingin. Tangkai daun 0.4-2,2 cm panjangnya.

    Bunganya bergerombol pendek menyamping dengan

    panjang sekitar 2.5 cm, sebanyak 2-4 kuntum bunga kuning

    kehijauan (berhadapan) pada tangkai kecil panjang berambut

    dengan panjang 2 cm, tumbuh pada ujung tangkai atau ketiak

    daun. Daun bunga bagian luar berwarna hijau, ungu pada bagian

    http://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Annonahttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Annona%20squamosahttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Annona%20squamosahttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Annona%20squamosahttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Annona
  • 5/19/2018 Antikanker

    19/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    bawah, membujur, panjangnya 1.6-2.5 cm, lebar 0,6-0,75 cm.

    Daun bunga bagian dalam sedikit kebih kecil atau sama

    besarnya. Terdapat banyak serbuk sari, bererombol, putih,

    panjang kurang dari 1.6 cm, putik berwarna hijau muda. Tiap

    putik membentuk semacam kutil, panjang 1.3-1.9 cm, lebar 0,6-

    1,3 cm yang tumbuh menjadi kelompok-kelompok buah.

    Berbunga dengan bantuan kumbang nitidula.

    Buahnya buah semu, berbentuk bola atau kerucut atau

    menyerupai jantung, permukaan berbenjol-benjol, warna hijau

    berbintik (serbuk bunga) putih, penampang 5-10 cm,

    menggantung pada tangkai yang cukup tebal. Jika masak, anak

    buah akan memisahkan diri satu dengan yang lain, berwarna

    hijau kebiruan. Daging buah berwarna putih semikuning, berasa

    manis. Biji membujur di setiap karpel, halus, coklat tua hingga

    hitam, panjang 1,3-1,6 cm. Biji masak berwarna hitam

    mengkilap.

    II.4.3. Kandungan Kimia

    Secara umum, tanaman srikaya mengandung skuamosin,

    asimicin (Taylor andFrancis, 1999),atherospermidine (Petasai,

    1986), lanuginosin, alkaloid tipe asporfin (anonain) dan

    bisbenziltetrahidroisokinolin (retikulin). Pada organorgan

    tumbuhan ditemukan senyawa sianogen. Pulpa buah yang telah

    masak ditemukan mengandung sitrulin, asam aminobutirat,

    http://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=asimicinhttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=atherospermidinehttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=atherospermidinehttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=atherospermidinehttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=lanuginosinhttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=anonainhttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=anonainhttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=lanuginosinhttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=atherospermidinehttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=atherospermidinehttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=asimicin
  • 5/19/2018 Antikanker

    20/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    ornitin, dan arginin. Biji mengandung senyawa poliketida dan

    suatu senyawa turunan bistetrahidrofuran; asetogenin

    (skuamostatin C, D, anonain, anonasin A, anonin 1, IV, VI, VIII,

    IX, XVI, skuamostatin A, bulatasin, bulatasinon, skuamon,

    ncoanonin B, neo desasetilurarisin, neo retikulasin A,

    skuamosten A, asmisin, skuamosin, sanonasin, anonastatin,

    neoanonin). Juga ditemukan skuamosisnin A, skuamosin B, C,

    D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N; skuamostatin B, asam lemak,

    asam amino dan protein. Komposisi asam lemak penyusun

    minyak lemak biji srikaya terdiri dari metil palmitat, metil stearat,

    metil linoleat. Daun mengandung alkaloid tetrahidro isokuinolin,

    p-hidroksibenzil-6,7-dihidroksi-1,2,3,4-tetrahidroisokinolin

    (demetilkoklaurin=higenamin). Bunga mengandung asam kaur-

    1,6-ene-1,9-oat diinformasikan sebagai kornponen aktif bunga

    srikaya. Akarnya mengandung flavonoid, borneol, kamfer,

    terpen, alkaloid anonain, saponin, tanin, dan polifenol. Kulit kayu

    mengandung flavonoid, borneol, kamfer, terpen, dan alkaloid

    anonain. Buah muda mengandung tanin.

    II.4.4 Penelitian Antikanker

    Senyawa-senyawa asetogenin (skuamostanin A, B, C,

    dan D) serta annotemoyin-1 dan -2, dan glukopiranosid kolesteril

    pada srikaya memiliki efek sitotoksik (Yang et al., 2009, Rahman

    et al., 2005), inhibitor agregasi platelet (Yang et al., 2002),

    http://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=argininhttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=arginin
  • 5/19/2018 Antikanker

    21/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    inhibitor replikasi HIV (Wu et al., 1996), agen antidiabetes

    (antihiperglikemik) dan antioksidan (Kaleem et al., 2006, Panda

    and Kar, 2007), pestisida (Jaswanth, 2002), serta dapat

    digunakan dalam terapi Neisseria gonorrhea (Shokeen, 2005).

    Kandungan skuamosinnya berfungsi sebagai insektisida,

    sementara kandungan ascimicinnya memiliki efek antileukemia

    (Taylor and Francais, 1999). Caryophyllene oxide pada kulit

    batang memiliki aktivitas analgesik dan antiinflamasi (Chavan,

    2009), serta cyclosquamosin D pada biji terbukti menunjukkan

    inhibisi sitokin proinflammatory pada makrofag J774A.1

    terinduksi Pam3Cys (Yang, et al., 2008).

    Ekstrak air dan organik Annona squamosa menginduksi

    apoptosis sel BC-8, dengan menginduksi fragmentasi DNA dan

    aktivasi caspase-3. Pengamatan dengan flowcytometry

    menunjukkan terbentuknya badan apoptosis setelah inkubasi sel

    setelah diterapi dengan ekstrak selama 24 jam. Selain aktivasi

    caspase-3, kedua ekstrak juga meregulasi ekspresi gen Bcldan

    BclXLyang berperan dalam induksi apoptosis (Pardharasardhi et

    al., 2004)

    II.5. Prosedur Kerja (Anonim,2013)

    II.5.1. Penyiapan Larva

    Sebanyak 50 mg telur Artemia Salina Leach,

    direndam dalam 200 ml air laut pada konndisi pH 7-8 di

  • 5/19/2018 Antikanker

    22/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    bawah cahaya lampu dan suhu 25oC dan dilengkapi dengan

    aerator. Telur udang akan akan menetas setelah 24 jam dan

    menjadi larva. Larva yang telah berumur 2 hari (48 jam)

    digunakan sebagai hewan uji aktivitas ketoksikan.

    II.5.2 Pelaksanaan Pengujian

    Sampel uji yang telah ditimbang dilarutkan dengan

    metanol hingga diperoleh konsentrasi 2 mg/ml sebagai

    larutan persediaan. Dari persediaan tersebut dipipet ke

    dalam vial masing-masing 1, 10, 100, 1000, dan 10.000 l

    dengan menggunakan mikropipet. Kemudian pelarutnya

    diuapkan lalu ditambahkan 5 ml air laut. Untuk ekstrak yang

    tidak larut dalam air laut sebelumnya dilarutkan dengan

    metanol 1%. Kontrol dibuat dengan menggunakan metanol

    1% dibuat dengan perlakuan yang sama dengan sampel.

  • 5/19/2018 Antikanker

    23/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    BAB III

    METODE KERJA

    III.1 Alat Yang Digunakan

    Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah aerator,

    batang pengaduk,corong, gelas kimia, keranjang, karet gelang, kertas

    perkamen, kompor, lampu 5 watt dan perangkatnya, mikropipet,

    neraca analitik, pipet tetes, selang infus, sendok tanduk, spoit 5 ml,

    toples,vial dan zak plastik.

    III.2 Bahan Yang Digunakan

    Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah air laut,

    air suling, ragi, aluminium foil dan rebusan daun srikaya.

    III.3 Cara Kerja

    III.3.1 Penyiapan Hewan Coba

  • 5/19/2018 Antikanker

    24/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    1. Disiapkan alat dan bahan.

    2. Kemudian zak plastik di pasangkan di toples dengan

    membentuk kerucut dibagian dalam yang diikat dengan

    karet gelang

    3. Kemudian diisi dengan air laut dan dimasukkan larva udang

    (Artemia salina) dan sisi terbuka disinari dengan cahaya

    lampu 5 watt setelah 48 jam nauplii tersebut sudah dapat

    digunakan sebagai hewan uji.

    III.3.2 Pembuatan Bahan

    1. Rebusan Daun Srikaya

    Disiapkan Alat dan bahan, kemudian dipanaskan air

    dan daun srikaya sampai mendidih dan dipisahkan air

    rebusan dan daunnya kemudian disimpan rebusan daun

    srikaya tersebut dalam gelas kimia dan siap digunakan

    2. Pembuatan suspensi ragi

    Disiapkan alat dan bahan, kemudian ditimbang ragi

    100 mg ditambahkan dengan 10 ml air laut lalu diaduk lagi

    hingga homogen, kemudian disimpan ragi tersebut dalam

    gelas kimia dan siap digunakan.

    III.3.3 Perlakuan Hewan Coba

  • 5/19/2018 Antikanker

    25/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, Dipipet

    rebusan daun srikaya dengan menggunakan mikropipet

    kedalam masing-masing 3 vial yang berisi sesuai konsentrasi

    yang telah ditetapkan yaitu 1 g/ml, 10 g/ml dan 100 g/ml

    dan 1000 g/ml lalu dicukupkan volumenya hingga 5 ml

    kemudian kedalam tiap vial ditambahkan dimasukkan 10 ekor

    larva udang (Artemia salina Linn) dan ditambahkan dengan 3

    tetes ragi dan dicukupkan 10 ml air laut dan ditutup

    menggunakan aluminium foil dan diberi beberapa lubang lalu

    diinkubasi selama 1x24 jam kemudian diamati jumlah larva

    yang mati setelah 24 jam dan diamati LC 50 dan LC80.

    Dilakukan 3 kali replikasi.

  • 5/19/2018 Antikanker

    26/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN

    Konsentrasi N R P y

    1 30 7 23,33 % 4,29

    10 30 7 23,33 % 4,29

    100 30 19 63,33 % 5,33

    1000 30 27 90 % 6,25

    Control 30 5 16,67 % 4,05

    Keterangan

    n = jumlah total larva udang yang digunakan

    r = jumlah total respon kematian larva ua\dang

    P = persentase total kematian larva udang

    Y = nilai probit

  • 5/19/2018 Antikanker

    27/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    BAB V

    PEMBAHASAN

    Kanker ialah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau

    kegagalan mekanisme pengatur multipikasi dan fungsi homeostatis

    lainnya pada organisme multiseluler.

    BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) merupakan salah satu metode

    untuk skrining terhadap senyawa sitotoksik dengan menggunakan

    larva udang (Artemia salina Leach). Pengujian ini merupakan

    pengujian pendahuluan dalam rangka menemukan senyawa sitotoksik

    yang diharapkan dalam perkembangan selanjutnya dapat menjadi obat

    anti kanker. Larva udang (Artemia salina Leach) dianalogikan sebagai

    sel tubuh yang tumbuh dengan cepat. Parameter dalam percobaan ini

    adalah melihat jumlah kematian dari larva udang (Artemia

  • 5/19/2018 Antikanker

    28/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    salina Leach) dengan sampel air rebusan daun srikaya (Annona

    squamosaLinn). Dimana daun srikaya (Annona squamosaLinn) ini

    dipercaya secara turun-temurun dapat mengobati penyakit kanker.

    Langkah awal dari metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)

    adalah penetasan telur udang. Faktor yang mempengaruhi penetasan

    telur udang antara lain : cahaya, oksigen dari aerator, dan pH 6-7

    (netral). Larva yang digunakan berusia 48 jam ( 2 hari ), karena pada

    usia tersebut larva sudah mampu mencari makanan sendiri. Kemudian

    sampel air rebusan daun srikaya (Annona squamosaLinn) diujikan

    pada larva udang (Artemia salina Leach) dengan variasi konsentrasi

    yaitu 1 g/ml, 10 g/ml, 100 g/ml, 1000 g/ml, dan control negatif.

    Variasi konsentrasi dimaksudkan untuk melihat konsentrasi yang

    memberi efek toksisitas yang tinggi. Sedangkan control negatif yang

    menggunakan air laut tanpa sampel dimaksudkan untuk melihat

    perbandingan jumlah kematian pada larutan sampel dengan larutan

    control. Sumber makanan bagi larva selama pengujian digunakan

    larutan ragi.

    Pada percobaan, diperoleh jumlah kematian pada konsentrasi

    1g/ml sebanyak 23,33%, 10 g/ml sebanyak 23,33%, 100 g/ml

    sebanyak 63,33%, 1000 g/ml sebanyak 90%, dan pada larutan

    control sebanyak 16,67. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

    konsentrasi dari sampel air rebusan daun srikaya (Annona

    squamosaLinn) maka semakin tinggi pula efek toksisitasnya.

  • 5/19/2018 Antikanker

    29/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    Pengujian terhadap rebusan daun srikaya (Annona

    squamosaLinn) disimpulkan bahwa Lc50 larva udang (Artemia salina

    Leach) adalah 50,59197481 g/ml - 17,81853181 g/ml dan Lc80

    adalah 128,2374206g/ml sehingga dapat dikatakan rebusan daun

    srikaya (Annona squamosaLinn) pada percobaan ini memiliki potensi

    toksisitas menurut metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test).

    BAB VI

    PENUTUP

    VI.1 Kesimpulan

    Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa LC50 dari Larva

    udang (Artemia salina Leach) adalah 17,81853181 g/ml -

    50,59197481 g/ml, dan LC80 larva udang (Artemia salina Leach)

    adalah 0,152931288 g/ml -128,2374206 g/ml. Sampel air rebusan

    daun srikaya (Annona squamosaLinn) memiliki sifat toksik terhadap

    larva udang (Artemia salina Leach).

    VI.2 Saran

  • 5/19/2018 Antikanker

    30/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    Praktikan diberi kesempatan untuk memperbaiki laporan ketika

    ada kesalahan dalam penyusunan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Calleja, M.C.and Persoone, G.: 1992, 'Cyst-Based Toxicity Tests', ATLA20, 396405.

    Carballo JL, Hernandez-Inda ZL, Perez P, Garcia-Gravaloz MD.Comparison between two brine shrimp assays to detect in vitrocytotoxicity in marine natural

    Harborne, 1999, Phytochemical Dictionary Second Edition, Taylor andFrancis.

    Jaswanth, A., 2002, Evaluation of mosquitocidal activity of Annonasquamosa leaves against filarial vector mosquito, Culexquinquefasciatus Say., Department of Pharmacology, PeriyarCollege of Pharmaceutical Sciences for Girls, Tiruchirappalli, 620021, India.

    M., Kaleem, 2006. Antidiabetic and antioxidant activity of Annonasquamosa extract in streptozotocin-induced diabetic rats,Department of Biochemistry, Faculty of Life Sciences, Aligarh MuslimUniversity, Aligarh 202002, India.

  • 5/19/2018 Antikanker

    31/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    Mudjiman, A. 1998. Udang Renik Air Asin. Bhrata Karya Aksara:Jakarta.

    Mukhlesur Rahman M., Parvin S., Ekramul Haque M., Ekramul Islam M.,and Mosaddik M.A., 2005, Antimicrobial and cytotoxic constituentsfrom the seeds of Annona squamosa, Fitoterapia.76(5):484-9.

    P. Shookeen, 2005. Preliminary studies on activity of Ocimum sanctum,Drynaria quercifolia, and Annona squamosa against Neisseriagonorrhoeae, Ambedkar Center for Biomedical Research, Universityof Delhi, Delhi, India.

    Petasai, M.S., 1986, Thesis, Fac.Pharm.Sci., Chulalongkorn Univ.,Bangkok.products. BMC Biotechnology. 2002;2:1472-6570.

    S., Panda, 2007, Antidiabetic and antioxidative effects of Annonasquamosa leaves are possibly mediated through quercetin-3-O-glucoside, School of Life Sciences, Devi Ahilya University, TakhshilaCampus, Indore-452017, Madhya Pradesh, India.

    Syamsuhidayat, Sri Sugati, and Johnny Ria Hutapea, 1991, InventarisTanaman Obat Indonesia (I), Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

    Y.C., Wu, 1996, Identification of ent-16 beta, 17-dihydroxykauran-19-oic

    acid as an anti-HIV principle and isolation of the new diterpenoidsannosquamosins A and B from Annona squamosa, GraduateInstitute of Natural Products, Kaohsiung Medical College, Taiwan,Republic of China.

    Y.L., Yang, 2002, New ent-kaurane diterpenoids with anti-plateletaggregation activity from Annona squamosa, Graduate Institute ofNatural Products, Kaohsiung Medical University, Taiwan, Republic ofChina.

    Yang H., Zhang N., Li X., He L., and Chen J., 2009, New nonadjacent bis-

    THF ring acetogenins from the seeds of Annona squamosa.,Fitoterapia.

    Yang H.J., Li X., Zhang N., Chen J.W., Wang M.Y., 2009, Two newcytotoxic acetogenins from Annona squamosa., J Asian Nat ProdRes. 11(3):250-6.

    Http://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.php

    http://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.phphttp://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.phphttp://www.o-fish.com/pakanikan/artemia.php
  • 5/19/2018 Antikanker

    32/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    LAMPIRAN

    1. Skema Kerja

    Sampel Rebusan Daun Srikaya

    0,1, 1, 10, dan 100 g/ml

    Dimasukkan dalam vial dan dicukupkan 5 ml air laut

    Masukkan 10 ekor larva udang (Artemia salinaLeach)

    Dicukupkan 10 ml air laut

    Diinkubasi 1x24 jam

  • 5/19/2018 Antikanker

    33/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    Dihitung LC50

    PERHITUNGAN

    Konsentrasi N R p y

    1 30 7 23,33 % 4,29

    10 30 7 23,33 % 4,29

    100 30 19 63,33 % 5,33

    1000 30 27 90 % 6,25

    Control 30 5 16,67 % 4,05

    Keterangan

    n = jumlah total larva udang yang digunakan

    r = jumlah total respon kematian larva ua\dang

    P = persentase total kematian larva udang

    Y = nilai probit

    Konsentrasi

    SampelKematian Larva % Kematian

  • 5/19/2018 Antikanker

    34/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    1g/ml 7 23,33 %

    10g/ml 7 23,33 %

    100g/ml 19 63,33 %

    1000g/ml 27 90 %

    Control 5 16,67 %

    y = a + bx

    x = log [ ]

    y = probit

    X x Y y x.y

    1 1 4,29 18,4041 4,29

    2 4 5,33 28,4089 10,66

    3 9 6,25 39,0625 18,75

    = 6 = 14 = 15,87 = 85,8755 = 33,7

    a =

    ()

    =141587 6337

    =

    = 3,33

    b =

    ()

    =333761587

    =

    = 0,98

    y = 3,33 + 0,98 x

  • 5/19/2018 Antikanker

    35/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    Untuk Lc50

    y = a + bx

    probit 50 = a + b [log Lc]

    5 = 3,33 + 0,98 [log Lc]

    Log Lc50=

    = 1,70408163265306g/ml

    Lc50= anti log 1,70408163265306g/ml

    = 50,59197481g/ml

    Untuk Lc80

    y = a + bx

    probit 50 = a + b [log Lc]

    5,84 = 3,33 + 0,98 [log Lc]

    Log Lc80=

    = 2,56122449g/ml

    Lc80= anti log 2,56122449 g/ml

    = 364,1031949g/ml

    Standar Defiasi

    X N Y w n.w

    1 30 4,29 0,532 15,96

  • 5/19/2018 Antikanker

    36/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    2 30 5,33 0,616 18,48

    3 30 6,25 0,336 10,08

    44,52

    y = a + bx

    = 3,33 + 0,98 (1)

    = 4,31

    =

    =

    = 1, 020408163

    SE log Lc50=

    =148163

    = 0,152931288

    SE Lc50 =Lc50x 2,303 x SE log Lc50

    = 50,59197488g/ml x 2,303 x 0,152931288

    = 17,81853181 g/ml

    SE log Lc80=

    =

    148163

    = 0,152931288

    SE Lc80 =Lc80x 2,303 x SE log Lc80

    = 364,1031949 g/ml x 2,303 x 0,152931288

    = 128,2374206g/ml

  • 5/19/2018 Antikanker

    37/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    Daur Hidup Larva :

  • 5/19/2018 Antikanker

    38/38

    Antikanker

    Husnul Khatimah Ulfa SUKRIANI KURSIA,S.Farm

    150 2012 0092

    Alat Penetasan Larva :