14
A. SUMBER DATA A.1 Data Primer Data primer adalah data yang didapatkan oleh peneliti dalam penelitiannya secara langsung sebagai tangan pertama. Peneliti sendiri yang menemukan dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkannya dalam penelitiannya tersebut. Data primer biasanya lebih sukar untuk didapatkan, karena penguji harus secara individu mencari data yang diinginkan dan mengumpulkan data-data tersebut yang kemudian mulai menganalisa dan menyimpulkan hasil dari data-data yang ada serta menghubungkannya dengan penelitian yang sedang dilkukan. A.2 Data Sekunder Sebaliknya, data sekunder adalah data yang didapatkan oleh peneliti secara tidak langsung, dengan kata lain peneliti bukan merupakan orang pertama yang mengumpulkan data tersebut. Hal ini tentu lebih mudah dilakukan karena mengingat lengkapnya fasilitas yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi di era globalisasi ini. 1. Angket atau kuesioner

Angket atau kuesioner

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kuisioner

Citation preview

Page 1: Angket atau kuesioner

A. SUMBER DATA

A.1 Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan oleh peneliti dalam penelitiannya secara

langsung sebagai tangan pertama. Peneliti sendiri yang menemukan dan mengumpulkan data-

data yang dibutuhkannya dalam penelitiannya tersebut.

Data primer biasanya lebih sukar untuk didapatkan, karena penguji harus secara

individu mencari data yang diinginkan dan mengumpulkan data-data tersebut yang kemudian

mulai menganalisa dan menyimpulkan hasil dari data-data yang ada serta

menghubungkannya dengan penelitian yang sedang dilkukan.

A.2 Data Sekunder

Sebaliknya, data sekunder adalah data yang didapatkan oleh peneliti

secara tidak langsung, dengan kata lain peneliti bukan merupakan orang

pertama yang mengumpulkan data tersebut. Hal ini tentu lebih mudah dilakukan

karena mengingat lengkapnya fasilitas yang dapat digunakan untuk

mendapatkan informasi di era globalisasi ini.

1. Angket atau kuesioner

Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data melalui

formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara

tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan

jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti.

Kuesioner lebih baik digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi

daripada teknik wawancara, karena dalam wawancara peneliti harus

mengadakan kontak langsung. Pertemuan langsung antara responden

dengan peneliti ini memerlukan waktu yang banyak, apalagi bila harus

menghubungi ratusan orang. Wawancara harus dilakukan oleh orang yang

mahir dalam kontak personal dan tidak bisa dilakukan oleh semua orang.

Page 2: Angket atau kuesioner

Sedangkan menggunakan kuesioner dapat dilakukan oleh banyak orang

untuk mengantar dan menjemput kuesioner tersebut setelah diisi oleh

responden dan dapat pula dilakukan oleh peneliti secara masal dalam

suatu kelas tehadap murid-murid atau mahasiswa dalam waktu yang

singkat. Kuesioner bisa disusun dibelakang meja dengan tenang dan dapat

direvisi setiap saat jika terjadi kesalahan. Kuesioner dapat pula dilakukan

pngirimanya melalui kantor pos serta pengembaliannya dapat melalui

kantor pos tersebut.

Bentuk kuesioner dapat pula berstruktur dab tidak berstruktur seperti

pada persiapan wawancara, isinya sangat tergantung dari kebutuhan

peneliti. Dalam menyusun kuesioner agar lebih tepat sasarannya dan lebih

mudah dalam menganalisisnya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut

(Mardalis:1989) :

1. Kuesioner disusun sejelas mungkin, untuk menghindari salah tafsir dari

responden yang bervariasi.

2. Diusahakan pertanyaannya sesingkat mungkin dan jangan berbeli-belit.

3. Setelah selesai disusun, sebelm diedarkan untuk kegiatan yang

sebenarnya. Sebaiknya dilakukan uji coba dulu terhadap sebagaian

responden kemudian dianalisa dan jika ditemui kelemahan dan

keuranan perlu dilakukan revisi.

4. Kalimat dalam pertanyaan disusun yang dapat dimengerti dan

diapahami oleh setiap responden ( peneliti harus tau terlebih dahulu,

bagaimana perkiraan jawaban responden).

5. Alternative jawaban yang dikendaji dibuat selengkap mungkin.

Misalnya, jika dikatakan alat tulis, apakah pensil, boolpoin, dll).

6. Hindari pertanyaan yang merendah atau menyinggung perasaan

responden.

7. Setelah kuesioner dibuat peneliti mestinya sudah mengetahui

bagaimana cara menghitung atau analisanya nanti.

Dalam penyusunan instrument umumnya atau kuesioner bertitik tolak

dari variable yang dikemukakan dalam hipotesa atau masalah penelitian,

dari sana kemudian baru dijabarkan kedalam item-item dan dimensi-

dimensi pertanyaan. Jangan sampai mengajukan dan membuat pertanyaan

Page 3: Angket atau kuesioner

yang tidak ada kaitanya dengan masalah yang sedang ditelitikarena akan

merugikan dan tidak ada gunanya.

Kuesioner dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung pada

sudut pandangan :

a. Dipandang dari cara menjawab, maka ada :

1. Kuesioner terbuka, yang member kesempatan kepad responden

untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2. Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih.

b. Dipandang dari jawaban yang diberikan, yaitu:

1. Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.

2. Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang

orang lain.

c. Dipandang dari bentuknya, yaitu :

1. Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan

kuesioner tertutup.

2. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

3. Check List, sebuah daftar dimana responden tinggal

membubuhkan tanda cek pada kolom yang sesuai.

4. Rating-Scale (Skala Bertingkat), yaitu sebuah pernyataan yang

diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan.

Misalnya mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju

Keuntungan Kuesioner :

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing,

dan menurut waktu senggang responden.

4. Dapat dibuat anonym, sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-

malu menjawab.

5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi

pertanyaan yang benar-benar sama.

Kelemahan Kuesioner :

Page 4: Angket atau kuesioner

1. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan

yang terlewati tidak dijawab, pdahal sukar diulangi diberikan kembali

kepadanya.

2. Sering kali sukar dicari validitasnya.

3. Walaupun dibuat anonym, kadang-kadang responden dengan sengaja

memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.

4. Sering kali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos.

5. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang

ada yang terlalu lama sehingga terlambat.

Contoh Angket :

a. Bentuk Skala Liert

Bentuk ini digunakan apabila peneliti menginginkan data tentang

pendapat responden mengenai masalah yang diteliti. Bentuk ini dapat

dilakukan untuk penilaian kuantitatif terhadap keseluruhan atau setiap

responden. Cara ini dengan menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-

tiap item atau sub item yang ditetapkan, pertanyaannya berbentuk

positif atau negative. Yang positif dengan pernyataan biasa, dan yang

negative memakai kata tidak dan bukan. Contoh :

Berilah tanda check (√) yang sesuai dengan pendapat anda!

No Pertanyaan SS S TT TS STS

1 Prestasi belajar siswa sangat

tergantung pada kegiatan gurunya

2 Sebagai guru tentu Anda ingin

meningkatkan karier anda di bidang

pendidikan.

3 Prestasi belajar siswa tidak

tergantung pada kegiatan gurunya

4 Sebagai guru tentu Anda tidak perlu

meningkatkan karier di bidang

pendidikan

Keterangan :

Page 5: Angket atau kuesioner

SS = sangat setuju

S = setuju

TT = tidak tahu

TS = tidak setuju

STS = sangat tidak setuju

b. Bentuk lain dari kuosioner

PertanyaanJawaban

Sering Kadang² Tak Pernah

1. Untuk memperdalam pelajaran

apakan anda melakukan

diskusi dengan teman-teman.

2. Pernahkah dosen anda

menganjurkan agar anda

belajar kelompok

3. Adakah buku referensi lain dari

yang dipakai dosen anda

dianjurkan agar anda

membacanya.

2. Interview (Wawancara)

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti

untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap

dan berhadap-hadapan mika dengan orang yang dapat memberikan

keterangan pada sipeneliti. Wawancara ini dapat dipakai untuk melengkapi

data yang diperoleh melalui observasi. Jika peneliti akan menggunakan

teknik wawancara dalam penelitiannya perlu diketahui terlebih dulu:

sasaran, maksud, dan masalah apa yang dibutuhkan sipeneliti sebab dalam

suatu wawancara dapat diperoleh keterangan yang berlainana dan ada

kalanya tidak sesuai dengan maksud si peneliti.

Page 6: Angket atau kuesioner

Secara fisik, interview dapat dibedakan atas interview terstruktur dan

tidak terstruktur. Seperti halnya kuesioner, interview terstruktur terdiri dari

serenteten pertanyaan dimana pewawancara tinggal memberikan tanda cek

(√) pada pilihan jawaban yang telah disiapkan. Interview terstandar kadang-

kadang disembunyikan oleh pewawancara, akan tetapi tidak pula

diperlihatkan kepada responden, bahkan respondenlah yang dipersilahkan

memberikan tanda.

Ditinjau dari pelaksanaannya, maka dibedakan atas :

a. Interview Bebas, inguided interview, dimana pewawancara bebas

menanyakan apa saja tetapi juga mengingat akan data apa yang akan

dikumpulkan. Dalam pelaksanaannya pewawancara tidak membawa

pedoman apa yang akan ditanyakan. Kebaikan metode ini adalah bahwa

responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diinterview.

Kelemahannya adalah arah pertanyaan kadang-kadang kurang

terkendali.

b. Interview Terpimpin (Guided Interview), yaitu interview yang

dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan

lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam interview

terstruktur.

c. Interview Bebas Terpimpin, kombinasi antara interview bebas dan

terpimpin. Dalam melaksanakan interview, pewawancara membawa

pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan

ditanyakan.

Menginterview bukanlah pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini

pewawancara harus dapat menciptakan suasana santai tetapi serius. Artinya

bahwa interview dilakukan dengan sungguh-sungguh, tidak main-main,

tetapi tidak kaku. Suasana ini penting dijaga agar responden mau menjawab

apa saja yang dikehendaki oleh pewawancara secara jujur.oleh karena

sulitnya pekerjaan ini, maka perlu adanya pelatihan bagi pewawancara.

Sebagai instrument interview adalah interview guide atau pedoman

wawancara.

Waktu mempersiapkan wawancara dengan responden perlu

diperhatikan hal-hal berikut (Mardalis:1989):

Page 7: Angket atau kuesioner

a. Responden yang akan diwawancarai sebaiknya diseleksi agar sesuai

dengan data yang dibutuhkan.

b. Waktu berwawancara sedapatnya dilakukan sesuai dengan

kesediaan responden.

c. Permulaan wawancara sebaiknya peneliti memperkenalkan diri dan

menjelaskan maksud dan tujuan wawancara yang dilakukan.

d. Ketika bewawancara, peneliti sebaiknya berlaku seperti orang ingin

tahu dan belajar dari responden dan jangan seperti orang menggurui

terhadap responden. Hal ini penting untuk kelancaran wawancara.

e. Jangan sampai ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak diinginkan

oleh responden.

f. Peneliti sebaiknya menunjukkan perhatian penuh terhadap

pembicaraan responden. Jika terjadi pengalihan pembicaraan oleh

responden peneliti dengan hati-hati meluruskannya ke sasaran

pokok.

g. Melakukan penutupan pembicaraan dengan ucapan terima kasih.

3. Observasi

Observasi sering kali diartikan sebagai suatu arti yang sempit, yakni

memperhatiakn sesuatu menggunakan mata. Di dalam pengertian

psikologig, observasi atau yang disebut dengan pengamatan, meliputi

kegiatan penguatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

seluruh alat indera. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui

penglihatan, penciuman, pendengaran, raba, dan pengecap. Apa yang

dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di dalam artian

penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman

gambar, rekaman suara.

Jika diperhatikan lebih lanjut, observasi atau pengamatan ini dapat

dibedakan menjadi dua observasi, yaitu :

a. Observasi Partisipasi

Dalam melakukan observasi partisipasi pengamat ikut terlibat

dalam kegiatan yang sedang diamatinya atau dapat dikatakan si

Page 8: Angket atau kuesioner

pengamat ikut serta sebagai pemain. Pengamat mengamati sambil

iktu berperan dalam kegiatan tersebut. yang perlu diperhatikan

dalam observasi partisipasi ini adalah agar si pengamat tidak lupa

tugas pokoknya, yaitu mengamati dan mencari data.

b. Observasi Simulasi

Diharapkan pengamat dapat mensimulasikan keinginannya pada

responden yang dituju sehingga responden dapat memenuhi

keinginan pengamat yang membutuhkan informasi atau data dari

responden.

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara yang kemudian digunakan

untuk menyebut jenis observasi yaitu:

a. Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak

menggunakan instrument pengamatan.

b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan

menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.

Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang

mungkin timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, pengamat hanya

memberikan tanda pada kolom tempat peristiwa muncul itulah sebabnya

maka cara bekerja seperti ini disebut dengan sistem tanda ( sign system).

Sign system digunakan sebagai instrumen pengamatan situasi

pengajaran sebagai sebuah potret sesuai pengajaran sebagai sebuah potret

selintas (snap shot). Instrument tersebut berisi sederetan sub_variable

misalnya: guru menerangkan, guru menulis dipapan tulis, guru bertanya

pada kelompok, guru menjawab, murid bertanya, dll. Setelah pengamatan

dalam satu periode tertentu misalnya 5 menit, semua kejadian yang muncul

di cek. Kejadian yang muncul lebih dari satu kali dalam satu periode

pengamatan, hanya di cek satu kali. Dengan demikian akan diperoleh

gambar tentang apa kejadian yang muncul dalam situasi pengajaran.

Dalam hal ini pengamat tidak dapat memperhatikan variable yang

terlalu banyak. Dengan demikian pada akhir pengamatan dapat disimpulkan

di kelas mana partisipasi murid terjadi paling besar.