Upload
winda-hidayati
View
10
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
ANEMIA GIZIANEMIA GIZI
Hb < NHb < N Def Fe (Fe Def Fe (Fe zat gizi) zat gizi) Mikrositik, hipokromMikrositik, hipokrom
HbHb sel darah Merah sel darah Merah
Ukuran sel darah merah :Ukuran sel darah merah :
1.1. MakrocitikMakrocitik
2.2. NormocitikNormocitik
3.3. MikrocitikMikrocitik
Warna pada sel darah merahWarna pada sel darah merah
1.1. HiperchromHiperchrom
2.2. NormochromNormochrom
3.3. HypochromHypochrom
TAHAPAN TERJADINYA ANGITAHAPAN TERJADINYA ANGI
Anemia kurang besi latenAnemia kurang besi laten Anemia kurang gizi diniAnemia kurang gizi dini Anemia kurang gizi lanjutAnemia kurang gizi lanjut Anemia kurang gizi dalam jaringanAnemia kurang gizi dalam jaringan
DEFENISI ANEMIADEFENISI ANEMIA
““Kadar Hb dalam darah < normal & Kadar Hb dalam darah < normal & merupakan manifestasi akhir dari defisiensi merupakan manifestasi akhir dari defisiensi zat besi”zat besi”
90 % anemia 90 % anemia defisiensi Fe defisiensi Fe Defisiensi Fe juga dapat dikaitkan dengan Defisiensi Fe juga dapat dikaitkan dengan
defisiensi as. folat (kehamilan)defisiensi as. folat (kehamilan)
Defisiensi Fe atau as. folat Defisiensi Fe atau as. folat ANEMIA GIZI ANEMIA GIZI
JENIS-JENIS ANEMIAJENIS-JENIS ANEMIAAnemia GiziAnemia Gizi Anemia gizi besi (micrositik hypocromic)Anemia gizi besi (micrositik hypocromic) Anemia gizi vit. EAnemia gizi vit. E Anemia gizi asam folat (megaloblastik/makrositik)Anemia gizi asam folat (megaloblastik/makrositik) Anemia gizi vit. B12 (pernisiosa)Anemia gizi vit. B12 (pernisiosa) Anemia gizi vit. B6 (siderotik)Anemia gizi vit. B6 (siderotik) Anemia PicaAnemia PicaAnemia Non-GiziAnemia Non-Gizi Perdarahan (luka, kecelakaan)Perdarahan (luka, kecelakaan) MenstruasiMenstruasi Penyakit genetik : thalassemia, hemofiliaPenyakit genetik : thalassemia, hemofilia
BATASAN & KLASIFIKASI PREVALENSIBATASAN & KLASIFIKASI PREVALENSI
Batasan Anemia Menurut WHOBatasan Anemia Menurut WHOHb (gr/dl)Hb (gr/dl)
Anak prasekolahAnak prasekolah 1111 Anak sekolahAnak sekolah 1212 Laki-laki dewasaLaki-laki dewasa 1313 Perempuan dewasaPerempuan dewasa1212 BumilBumil 1111 Busui 3 bulan postBusui 3 bulan post 1212Klasifikasi Anemia Menurut WHO :Klasifikasi Anemia Menurut WHO : < 15 %< 15 % : rendah, bukan masalah: rendah, bukan masalah 15 – 40 %15 – 40 % : sedang, masalah ringan – sedang: sedang, masalah ringan – sedang > 40 %> 40 % : tinggi, masalah berat: tinggi, masalah berat
KADAR HEMOGLOBIN YANG MENUNJUKKAN ANEMIA KADAR HEMOGLOBIN YANG MENUNJUKKAN ANEMIA PADA MASYARAKAT YANG TINGGAL PADA TEMPAT PADA MASYARAKAT YANG TINGGAL PADA TEMPAT
YANG SEJAJAR DENGAN PERMUKAAN LAUTYANG SEJAJAR DENGAN PERMUKAAN LAUT
KELOMPOK USIA/JENIS KELOMPOK USIA/JENIS KELAMINKELAMIN
KADAR HEMOGLOBIN KADAR HEMOGLOBIN (g/dl)(g/dl)
Anak usia 6 bulan – 5 tahunAnak usia 6 bulan – 5 tahun
Anak usia 6 Anak usia 6 tahun tahun – 14 tahun– 14 tahun
Laki –laki dewasaLaki –laki dewasa
Wanita dewasa ( tidak hamil )Wanita dewasa ( tidak hamil )
Wanita dewasa ( hamil )Wanita dewasa ( hamil )
< 11< 11
< 12< 12
< 13< 13
< 12< 12
< 11< 11
EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGIPrevalensi Anemia :Prevalensi Anemia : Dunia Dunia : 700 – 800 ribu jiwa : 700 – 800 ribu jiwa (Maeyer, (Maeyer,
95)95)
Anak prasekolah : 55,5 % Anak prasekolah : 55,5 % Anak sekolah Anak sekolah : 24 – 35 % : 24 – 35 % Remaja putriRemaja putri : 57,1 % : 57,1 % WUSWUS : 39,1 % : 39,1 % BumilBumil : 50,9 % : 50,9 % BusuiBusui : 45,1 % : 45,1 % Laki-laki dewasa : 20 – 30 % Laki-laki dewasa : 20 – 30 %
Harian Media Indonesia 22/04/04
epidemiologiepidemiologi
(SKRT 1995), 10-14 tahun di Bogor sebesar (SKRT 1995), 10-14 tahun di Bogor sebesar 57,1% 57,1%
(Permaesih 1988) remaja putri di Bogor 44% .(Permaesih 1988) remaja putri di Bogor 44% . (Saidin 2002 & Lestari 1996) remaja putri di (Saidin 2002 & Lestari 1996) remaja putri di
Bandung 40-41%.Bandung 40-41%. (UNICEF 2001) remaja putri di Bogor, Tangerang (UNICEF 2001) remaja putri di Bogor, Tangerang
dan Kupang 4,17%.dan Kupang 4,17%. (SKRT 2001) remaja putri 10-19 tahun 30%.(SKRT 2001) remaja putri 10-19 tahun 30%. (Dinkes Kab. Tangerang 2001) anak SD daerah (Dinkes Kab. Tangerang 2001) anak SD daerah
pantai 23,58%pantai 23,58%
Prevalensi Anemia (%) pada Anak Usia Prevalensi Anemia (%) pada Anak Usia 12 –23 Bulan (n=1724)12 –23 Bulan (n=1724)
010
20
30
40
50
60
70
80
90
Jkt Mks Sby Smrg RuralCJ
Hb<11 g/dl(%)
Prevalensi Anemia pada Ibu Tidak Hamil Prevalensi Anemia pada Ibu Tidak Hamil (n=6461)(n=6461)
05
101520253035404550
Jkt Mks Sby Smrg RuralCJ
Hb<12 g/dL (%)
DEFISIENSI FeDEFISIENSI Fe
Beberapa faktor penyebabnya :Beberapa faktor penyebabnya : Asupan Fe dalam makanan rendahAsupan Fe dalam makanan rendah % banyaknya Fe yang terabsorbsi% banyaknya Fe yang terabsorbsi Adanya inhibitor Fe : fitat, oksalat, tanninAdanya inhibitor Fe : fitat, oksalat, tannin Adanya parasit dalam tubuhAdanya parasit dalam tubuh DiareDiare Kehilangan banyak darahKehilangan banyak darah
SUMBER ZAT BESISUMBER ZAT BESI
JENIS FeJENIS Fe SUMBERSUMBER
Dari makanan :Dari makanan :Fe HemeFe HemeFe NonhemeFe Nonheme
Eksogen :Eksogen :Fe fortifikasiFe fortifikasi
Fe cemaranFe cemaran
Daging, ikan, unggas & hasil olahannya.Daging, ikan, unggas & hasil olahannya.
Sayuran, biji-bijian, umbi-umbian & kacang-Sayuran, biji-bijian, umbi-umbian & kacang-kacangankacangan
Berbagai campuran Fe yang digunakan Berbagai campuran Fe yang digunakan bervariasi dalam potensi penyediaannya. bervariasi dalam potensi penyediaannya. Persediaan dari fraksi yang dapat larut oleh Persediaan dari fraksi yang dapat larut oleh komposisi makanankomposisi makanan
Tanah, debu, air, panci besi, dllTanah, debu, air, panci besi, dll
FAKTOR-FAKTOR MAKANANFAKTOR-FAKTOR MAKANAN
1.1. Faktor-faktor yang memacu penyerapan zat besi Faktor-faktor yang memacu penyerapan zat besi bukan hembukan hem
- Asam Askorbat (vitamin C)- Asam Askorbat (vitamin C)
- Daging, unggas, ikan dan makanan laut yang lain- Daging, unggas, ikan dan makanan laut yang lain
- pH rendah (misalnya asam laktat)- pH rendah (misalnya asam laktat)
2.2. Faktor-faktor yang menghambat penyerapan zat Faktor-faktor yang menghambat penyerapan zat besi non hembesi non hem
- Fitat- Fitat
- Polifenol, termasuk tannin- Polifenol, termasuk tannin
PENYERAPAN FePENYERAPAN Fe
Faktor MakananFaktor Makanan EnhancerEnhancer
Vit. C, protein, PH Vit. C, protein, PH rendah (as. laktat)rendah (as. laktat)
InhibitorInhibitor
Fitat, oksalat, Fitat, oksalat, polifenol (tannin)polifenol (tannin)
Faktor HostFaktor Host Status FeStatus Fe Status kesehatan Status kesehatan
(infeksi, malabsorbsi)(infeksi, malabsorbsi)
Tabel 5. Bioavailabilitas Relatif Zat Besi Nonheme dalam Beberapa Jenis MakananTabel 5. Bioavailabilitas Relatif Zat Besi Nonheme dalam Beberapa Jenis Makanan
Jenis MakananJenis Makanan RendahRendah SedangSedang TinggiTinggi
SerealSereal MaizenaMaizena
GandumGandum
BerasBeras
ShorgumShorgum
Tepung TeriguTepung Terigu
Tepung JagungTepung Jagung
Tepung PutihTepung Putih
Buah-buahanBuah-buahan ApelApel
AlpukatAlpukat
Pisang Pisang
AnggurAnggur
PersikPersik
PirPir
PlumPlum
RhubardRhubard
StrawberryStrawberry
BlewahBlewah
ManggaMangga
NenasNenas
Jambu BijiJambu Biji
Lemon Lemon
Jeruk ManisJeruk Manis
PepayaPepaya
TomatTomat
SayuranSayuran TerungTerung
Polong-polonganPolong-polongan
Tepung KedelaiTepung Kedelai
Wortel\Wortel\
KentangKentang
BrokoliBrokoli
KolKol
Kembang KolKembang Kol
LabuLabu
LobakLobak
MinumanMinuman TehTeh
KopiKopi
Anggur MerahAnggur Merah Anggur PutihAnggur Putih
Kacang-kacanganKacang-kacangan AlmondAlmond
KelapaKelapa
Kacang TanahKacang Tanah
KenariKenari
Protein HewaniProtein Hewani KejuKeju
TelurTelur
SusuSusu
IkanIkan
DagingDaging
UnggasUnggas
PENYERAPAN FePENYERAPAN Fe
Ada beberapa teori tentang penyerapan Ada beberapa teori tentang penyerapan
Fe secara autoregulasi oleh kadar ferritin Fe secara autoregulasi oleh kadar ferritin dalam sel mukosa dinding usus halus :dalam sel mukosa dinding usus halus :
Kontrol oleh sel-sel mukosa ususKontrol oleh sel-sel mukosa usus Kontrol oleh ferritinKontrol oleh ferritin Kontrol humoralKontrol humoral
FAKTOR FAKTOR UTAMA UTAMA ANEMIA GIZIANEMIA GIZI
Banyak kehilangan Banyak kehilangan darahdarah
Rusaknya eritrositRusaknya eritrositKurangnya produksi Kurangnya produksi eritrositeritrosit
UJI PENYARINGAN & UJI DEFISIENSI FeUJI PENYARINGAN & UJI DEFISIENSI Fe
Uji Penyaringan Uji Penyaringan
PemeriksaanPemeriksaan
laboratorium berupa :laboratorium berupa : Pengukuran kadar HbPengukuran kadar Hb
(teknik HbCN, HbO(teknik HbCN, HbO22, , hematin alkalin)hematin alkalin)
Pengukuran kadar HtPengukuran kadar Ht
Uji DefisiensiUji Defisiensi Feritin serum : < 12 Feritin serum : < 12
g/dlg/dl Saturasi transferin : < Saturasi transferin : <
16 %16 % Protoporfirin eritrosit : Protoporfirin eritrosit :
> 100 g/dl> 100 g/dl
TAKSIRAN KANDUNGAN ASAM ASKORBAT TAKSIRAN KANDUNGAN ASAM ASKORBAT PADA BUAH-BUAHAN TERPILIHPADA BUAH-BUAHAN TERPILIH
JENIS MAKANANJENIS MAKANAN JUMLAH RATA-RATA JUMLAH RATA-RATA VITAMIN C (mg) PER 100 g VITAMIN C (mg) PER 100 g
MAKANANMAKANAN
Buah-buahan Buah-buahan
Jambu klutuk, segarJambu klutuk, segar
Lemon, segarLemon, segar
Jeruk, segarJeruk, segar
Nenas, segarNenas, segar
Mangga, segarMangga, segar
326326
37 – 5037 – 50
4646
3737
4242
TAKSIRAN KANDUNGAN ASAM ASKORBAT PADATAKSIRAN KANDUNGAN ASAM ASKORBAT PADA SAYURAN TERPILIH SAYURAN TERPILIH
SayuranSayuran
Kubis, mentahKubis, mentah
Kubis, rebusKubis, rebus
Kembang kol, mentahKembang kol, mentah
Kembang kol, rebusKembang kol, rebus
Kentang, mentahKentang, mentah
Kentang, rebusKentang, rebus
Ubi jalar, mentahUbi jalar, mentah
Ubi jalar, rebusUbi jalar, rebus
Bayam, rebusBayam, rebus
Tomat, mentahTomat, mentah
Lobak, rebusLobak, rebus
54 – 6054 – 60
1515
60 – 9660 – 96
2121
1212
12 – 1812 – 18
25 – 3725 – 37
1515
7 – 257 – 25
20 – 2620 – 26
1717
KEBUTUHAN FeKEBUTUHAN Fe
Jumlah Fe yang direkomendasikan Jumlah Fe yang direkomendasikan dipengaruhi oleh :dipengaruhi oleh :
UmurUmur Kebutuhan fisiologisKebutuhan fisiologis Persediaan Fe dalam tubuhPersediaan Fe dalam tubuh
AKIBAT DEFISIENSI BESIAKIBAT DEFISIENSI BESI
Bayi dan AnakBayi dan Anak Gangguan perkembangan motorik dan koordinasiGangguan perkembangan motorik dan koordinasi Gangguan perkembangan bahasa dan kemajuan belajarGangguan perkembangan bahasa dan kemajuan belajar Pengaruh pada psikologis dan kemampuan belajarPengaruh pada psikologis dan kemampuan belajar Penurunan aktivitas fisikPenurunan aktivitas fisik
Orang Dewasa Pria dan WanitaOrang Dewasa Pria dan Wanita Penurunan kerja fisik dan daya pendapatanPenurunan kerja fisik dan daya pendapatan Penurunan terhadap daya tahan terhadap keletihanPenurunan terhadap daya tahan terhadap keletihan
Wanita HamilWanita Hamil Peningkatan angka kesakitan dan kematian ibuPeningkatan angka kesakitan dan kematian ibu Peningkatan angka kesakitan dan kematian janinPeningkatan angka kesakitan dan kematian janin Peningkatan risiko bayi BLRPeningkatan risiko bayi BLR
PROGRAM PENANGGULAGANPROGRAM PENANGGULAGAN
Suplementasi (tablet/sirup)Suplementasi (tablet/sirup) FortifikasiFortifikasi Diversifikasi makananDiversifikasi makanan ASI ekslusif (child care)ASI ekslusif (child care) KIEKIE Obat cacingObat cacing Multiple suplemen / fortificationMultiple suplemen / fortification
DAMPAK ANEMIA GIZIDAMPAK ANEMIA GIZI
Bumil & bayinya :
•Kekurangan
darah
•Melahirkan BLR
& prematur
•Keguguran
•Risiko morbiditas
& mortalitas
Balita & AUS :
•Tumbuh kembang anak
terganggu
•Lemah, tidak aktif,
malas, cepat lelah &
mengantuk, mudah
terkena infeksi
•Sulit berkonsentrasi
•Kemampuan berpikir
•Kecerdasan & daya
tangkap
•Prestasi belajar
Dewasa :
•Cepat lelah &
lesu
•Kapasitas kerja
•Produktivitas
•Low income
DIAGNOSA KOMUNITAS & DIAGNOSA KOMUNITAS & PROGRAM INTERVENSIPROGRAM INTERVENSI
Individu Individu PopulasiPopulasi klinikklinik - ringan- ringan laboratoriumlaboratorium - sedang- sedang evaluasi dietevaluasi diet - berat- berat
SUPLEMEN Fe
PENDIDIKAN
FORTIFIKASI
PENAGGULANGAN PENYAKIT INFEKSI & PARASIT
Tabel 1. Composisi of Supplements and Tabel 1. Composisi of Supplements and Frequency of IntakeFrequency of Intake
Treatment GroupTreatment Group Content of supplementContent of supplement
IronIron
mgmg
RetinolRetinol
gg
Vitamin CVitamin C
mgmg
FolateFolate
mgmg
DailyDaily
WeeklyWeeklyLow iron contentLow iron contentHigh iron contentHigh iron content
PlaceboPlacebo
6060
6060
120120
00
750750
60006000
60006000
00
6060
6060
6060
00
250250
500500
500500
00
Tabel 2. Selected Characteristic for All Subject at Baseline Tabel 2. Selected Characteristic for All Subject at Baseline
and for Subject from Woman aand for Subject from Woman a Complete Data was Obtained Complete Data was Obtained After 12 wk of SupplementationAfter 12 wk of Supplementation
All subjects All subjects at baseline at baseline (n=363)(n=363)
Subject with Subject with complete data complete data (n=273)(n=273)
Physiological valuesPhysiological valuesAge (y)Age (y)Weight (kg)Weight (kg)Body mass index (kg/mBody mass index (kg/m²²))Time since first menstruation (y)Time since first menstruation (y)
Prevalence of low hematologic valuesPrevalence of low hematologic values
Hemoglobin < 120 g/L (%)Hemoglobin < 120 g/L (%)
Ferritin < 15 Ferritin < 15 g/L (%)g/L (%)
Retinol < 0.7 Retinol < 0.7 mol/L (%)mol/L (%)
16.7 16.7 ± 1.0± 1.0
47.7 ± 6.647.7 ± 6.6
154.3 ± 4.8154.3 ± 4.8
3.9 ± 0.33.9 ± 0.3
17.417.4
--
--
16.8 16.8 ± 0.9± 0.9
47.9 ± 6.947.9 ± 6.9
153.6 ± 4.9153.6 ± 4.9
3.9 ± 0.33.9 ± 0.3
17.217.2
30.430.4
30.030.0
Tabel 3. Prevalence of Anemia in Pregnant Woman and Tabel 3. Prevalence of Anemia in Pregnant Woman and Preschool Children in Different Regional in IndonesiaPreschool Children in Different Regional in Indonesia
ProvinceProvince Prevalence (%)Prevalence (%)
Pregnant WomanPregnant Woman Preschool ChildrenPreschool Children
West JavaWest Java
Cental JavaCental Java
East JavaEast Java
North JavaNorth Java
Southeast SulawesiSoutheast Sulawesi
East Nusa TenggaraEast Nusa Tenggara
East TimorEast Timor
MalukuMaluku
Irian JayaIrian Jaya
71.571.5
62.562.5
57.857.8
48.748.7
67.467.4
51.051.0
64.764.7
48.448.4
38.038.0
44.944.9
48.948.9
60.660.6
48.848.8
35.835.8
Tabel 4. The Impact of Anemia on Work Tabel 4. The Impact of Anemia on Work Productivity of Different WorkersProductivity of Different Workers
Type of Type of
WorkersWorkers
Type of Type of
ProductionProduction
Production of WorkersProduction of Workers
AnemicAnemic Non-anemicNon-anemic
Rubber Rubber tappers (13)tappers (13)
Cigarette Cigarette rollers (14)rollers (14)
Loom Loom workers (12)workers (12)
Latex (kg/day)Latex (kg/day)
Cigarette (piece/hour)Cigarette (piece/hour)
Jute (% of mean Jute (% of mean production)production)
20.920.9
603 piece603 piece
97.4 %97.4 %
25.8 kg25.8 kg
632 piece632 piece
102.7 %102.7 %
Prevalensi Anemia (%) Sebelum dan Prevalensi Anemia (%) Sebelum dan Setelah Intervensi (12 minggu)Setelah Intervensi (12 minggu)
0
5
10
15
20
25
d (64) wk l(70)
wk h(64)
plasebo(n=75)
sebelum sesudah
Kenaikan Ferritin 6 Bulan Setelah IntervensiKenaikan Ferritin 6 Bulan Setelah Intervensi
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
d (n=64) wk l(n=70)
wk h(n=64)
plcb(n=75)
ferritin
Peningkatan Intake “Sorba” (ml)Peningkatan Intake “Sorba” (ml)Sebelum dan Sesudah IntervensiSebelum dan Sesudah Intervensi
0
50
100
150
200
250
300
350
placebo wk group dy group
uji Iuji II
Peningkatan Prestasi BelajarPeningkatan Prestasi Belajar Sebelum dan Sesudah Intervensi Sebelum dan Sesudah Intervensi
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
plcebo wk group dy group
uji Iuji II
Peningkatan Kadar Hb (g/dL)Peningkatan Kadar Hb (g/dL)Sebelum dan Sesudah IntervensiSebelum dan Sesudah Intervensi
10.5
11
11.5
12
12.5
13
plasebo wk group dy group
uji Iuji II
Penurunan Prevalensi Anemia (%)Penurunan Prevalensi Anemia (%)Sebelum dan Sesudah IntervensiSebelum dan Sesudah Intervensi
0
10
20
30
40
50
60
70
80
plasebo wk group dy group
uji Iuji II
PREVALENSI ANEMIA GIZI DAN INVESTASI CACING PADA REMAJA PUTRI, Cross Sectional, PREVALENSI ANEMIA GIZI DAN INVESTASI CACING PADA REMAJA PUTRI, Cross Sectional,
Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq Bahrul Ulum Surabaya,2002Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq Bahrul Ulum Surabaya,2002 N= 34 siswi remaja putri. Prevalensi anemia= 44,12 %. Kecacingan P=0% .N= 34 siswi remaja putri. Prevalensi anemia= 44,12 %. Kecacingan P=0% . Pola makan Pola makan terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, dan terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, dan
sayur dengan frekwensi makan 2x sehari.sayur dengan frekwensi makan 2x sehari. Rata-rata status gizi remaja putri normal sebesar 91,18 %. Rata-rata status gizi remaja putri normal sebesar 91,18 %. Rata-rata konsumsi zat gizi remaja putri masih kurang dari angka kecukupan Rata-rata konsumsi zat gizi remaja putri masih kurang dari angka kecukupan
gizi yang dianjurkan (AKG). Remaja putri yang anemia; dan berumur (13-15 gizi yang dianjurkan (AKG). Remaja putri yang anemia; dan berumur (13-15 tahun)tahun) konsumsi zat gizi protein sebesar 84,16 % dari AKG,&besi (Fe) konsumsi zat gizi protein sebesar 84,16 % dari AKG,&besi (Fe) sebesar 95,32 % dari AKG. . Remaja putri berumur (16-19 tahun)sebesar 95,32 % dari AKG. . Remaja putri berumur (16-19 tahun) konsumsi konsumsi zat gizi protein sebesar 87,55 % dari AKG, besi (Fe) 89,12 % dari AKG. zat gizi protein sebesar 87,55 % dari AKG, besi (Fe) 89,12 % dari AKG. Sedangkan untuk konsumsi vitamin C semua remaja putri sebesar 67,3 % dari Sedangkan untuk konsumsi vitamin C semua remaja putri sebesar 67,3 % dari AKG.AKG.
Hasil uji statistik Chi Square menunjukan bahwa ada hubungan antara Hasil uji statistik Chi Square menunjukan bahwa ada hubungan antara konsumsi zat gizi (protein, Fe, vitamin C) dengan prevalensi anemia gizi.konsumsi zat gizi (protein, Fe, vitamin C) dengan prevalensi anemia gizi.
Tidak ada hubungan antara investasi cacing dengan prevalensi anemia gizi .Tidak ada hubungan antara investasi cacing dengan prevalensi anemia gizi . Prevalensi anemia gizi disebabkan karena kurangnya konsumsi zat gizi Prevalensi anemia gizi disebabkan karena kurangnya konsumsi zat gizi
(protein, Fe, vitamin C). Indikasi adanya hubungan antara investasi cacing (protein, Fe, vitamin C). Indikasi adanya hubungan antara investasi cacing dengan prevalensi anemia gizi pada remaja putri yang tinggal di pondok dengan prevalensi anemia gizi pada remaja putri yang tinggal di pondok pesantren tidak terbukti.pesantren tidak terbukti.
KESIMPULANKESIMPULAN
1. Prevalensi anemia pada pekerja wanita di bagian 1. Prevalensi anemia pada pekerja wanita di bagian fancy perusahaan plywoodfancy perusahaan plywood Tangerang adalah 77.77%.Tangerang adalah 77.77%. 2. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara terjadinya anemia pada pekerja 2. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara terjadinya anemia pada pekerja
wanitawanita dengan umur, jumlah kelahiran, pendidikan, pola haid, status dengan umur, jumlah kelahiran, pendidikan, pola haid, status perkawinan,perkawinan, pengetahuan tentang gizi, pola makan dan lingkungan. pengetahuan tentang gizi, pola makan dan lingkungan.
3. Pemberian TTD ditambah 100 mg vitamin C selama 16 minggu 3. Pemberian TTD ditambah 100 mg vitamin C selama 16 minggu meningkatkan kadar hemoglobin dan serum ferritin secara bermakna.meningkatkan kadar hemoglobin dan serum ferritin secara bermakna.
4. Pemberian TTD selama 16 minggu meningkatkan kadar hemoglobin dan 4. Pemberian TTD selama 16 minggu meningkatkan kadar hemoglobin dan serumserum
ferritin secara bermakna.ferritin secara bermakna. 5. Pemberian TTD ditambah 100 mg vitamin C dapat meningkatkan kadar Hb 5. Pemberian TTD ditambah 100 mg vitamin C dapat meningkatkan kadar Hb
lebihlebih tinggi dibandingkan dengan hanya pemberian TTD saja, walaupun secara tinggi dibandingkan dengan hanya pemberian TTD saja, walaupun secara
statistik tidak bermakna dan terjadi penurunan prevalensi anemia menjadi statistik tidak bermakna dan terjadi penurunan prevalensi anemia menjadi 8.95%8.95%