33
TUGAS DIAGNOSTIK KLINIK “GULA DARAH” Oleh Nama Mahasiswa : Angelina Putri Prima Jessy NIM : 10334015 Dosen : Dra. Refdanita, M.Si. PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 2013

Angelina Putri Pj-gula Darah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Diagnostik Klinik - Gula Darah

Citation preview

TUGAS DIAGNOSTIK KLINIKGULA DARAH

Oleh Nama Mahasiswa:Angelina Putri Prima JessyNIM:10334015Dosen:Dra. Refdanita, M.Si.

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMINSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONALJAKARTA2013

KATA PENGANTARMakalah yang berjudul Gula Darah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Diagnostik Klinik. Garis besar makalah ini meliputi pendahuluan, tinjauan pustaka, isi dan penutup. Pendahuluan berisi latar belakang dan tujuan penulisan makalah. Tinjauan pustaka berisi teori tentang pengujian gula darah untuk diagnosa penyakit diabetes. Penutup berisi tentang simpulan dari isi makalah.Tak lupa pula penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Pepatah menyebutkan tak ada gading yang tak retak. Artinya tidak ada sesuatu di dunia ini yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang.Penulis berharap makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu bagi para pembaca. Semoga makalah ini dengan segala keterbatasan isinya dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Jakarta, Oktober 2013 Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN1A.Latar Belakang1B.Tujuan2BAB II ISI4A.Definisi Glukosa Darah4B.Cara Pemeriksaan Gula Darah5C.Tinjauan Klinis Glukosa8BAB III PEMBAHASAN10A.Kadar Glukosa Darah10B.Tekhnik dalam Pengujian Glukosa Darah11BAB IV PENUTUP15A.Kesimpulan15B.Saran15DAFTAR PUSTAKA16

iii

BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangDalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan.Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah.Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi level gula darah.Tubuh manusia terdiri dari jutaan sel-sel, di mana masing-masing sel membutuhkan energi untuk kehidupannya. Energi tersebut berasal dari makanan, terutama zat karbohidrat. Yang termasuk karbohidrat antara lain glukosa (gula tebu), fruktosa (gula buah), maltosa, sukrosa, laktosa, dan tepung (starch). Karbohidrat diurai menjadi glukosa, sebagian menjadi galaktosa dan fruktosa.Ketika kita makan, zat makanan diserap dari saluran usus, masuk ke dalam saluran pembuluh darah, bersama darah beredar ke seluruh tubuh. Glukosa yang ada di dalam darah tidak dapat langsung masuk ke dalam sel. Ibaratnya kita akan masuk rumah, ada komponen-komponen yang terlibat untuk itu, yaitu pintu, kunci pintu dan anak kuncinya. Jadi, glukosa untuk dapat memasuki sel juga memerlukan anak kunci, kunci dan pintu. Glukosa memerlukan pintu khusus dan anak kunci khusus. Anak kunci tersebut adalah hormon insulin, yang diproduksi oleh sekelompok sel yang dinamakan sel beta yang terdapat di dalam pankreas. Pankreas terletak di belakang lambung dan usus duabelas jari.Kunci yang pas bagi anak kunci insulin disebut reseptor insulin yang terdapat di permukaan dinding sel. Saat insulin masuk ke reseptor insulin, terjadi proses kimiawi yang menyebabkan terbukanya saluran (pintu) bagi glukosa, sehingga glukosa dapat masuk ke dalam sel. Normalnya, jumlah anak kunci (insulin) dan lubang kuncinya (reseptor insulin) tersedia cukup. Produksi insulin dan sensitivitas reseptor insulin juga normal.Setelah kita makan, glukosa di dalam darah meningkat. Kenaikan glukosa ini terdeteksi oleh pankreas yang menanggapinya dengan memproduksi insulin dan melepaskannya ke aliran darah. Insulin memberi fasilitas masuknya glukosa ke dalam sel.Sebagian glukosa yang diserap dari usus akan disimpan di dalam hati (liver). Pada saat tubuh tidak mendapatkan makanan (puasa), hati akan melepaskan kembali cadangan glukosa yang tersimpan. Selain karbohidrat, bahan makanan yang lain seperti lemak dan protein juga dapat diproses menghasilkan energi. Lemak tersimpan di dalam jaringan lemah tubuh. Lemak dan protein dapat diubah menjadi karbohidrat oleh enzim di dalam hati. Insulin berperan mencegah pengeluaran glukosa maupun produksi glukosa oleh hati. Insulin dibutuhkan selalu tersedia dalam kadar rendah di dalam darah, untuk mempertahankan kadar glukosa normal di dalam darah. Bila kondisi ini tidak terjadi, hati akan melepaskan glukosa ke dalam peredaran darah sehingga kadar glukosa darah akan meningkat.1. TujuanAdapun ada beberapa tujuan dibuatnya makalah Diagnostik Klinik ini, yaitu :1. Untuk mengetahui apa itu glukosa (gula).1. Untuk mengetahui proses pemeriksaan glukosa dari pra analitik, analitik, sampai proses pasca analitik.1. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan klinis dari glukosa.

1. Batasan MasalahDalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah terkait dengan Gula Darah/Glukosa Darah yaitu sebagai berikut :1. Pengertian glukosa darah1. Bagaiman proses pemeriksaan glukosa dari proses pra analitik, analitik, sampai pasca analitik ?1. Bagaimana tinjauan klinis dari glukosa ?

BAB IIISIA. Definisi Glukosa DarahGlukosa adalah karbohidrat yang tidak dihidrolisis atau diuraikan menjadi sakarida lain yang lebih sederhana.Glukosa juga merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi. Glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah serta dalam darah manusia.

Gambar 1. Struktur GlukosaGlukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosamonosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan.Diabetes mellitus adalah penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah.Meskipun disebut "gula darah", selain glukosa, kita juga menemukan jenis-jenis gula lainnya, seperti fruktosa dan galaktosa. Namun demikian, hanya tingkatan glukosa yang diatur melalui insulin dan leptin.B. Cara Pemeriksaan Gula DarahProses pemeriksaan glukosa meliputi :1. Pra Analitik2. Analitik3. Pasca Analitik

1. PRA ANALITIKPra analitik adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang pengambilan, persiapan, penyimpanan, dan pengiriman spesimen.Persiapan pasien secara umum yaitu :a. Pasien dianjurkan berpuasa 8-12 jam.b. Obat yang dikonsumsi pasien- Untuk pemeriksaan sampel darah, pasien tidak boleh minum obat 4-24 jam.- Untuk spesimen urin, pasien tidak boleh minum obat 48-72 jam.- Untuk pengobatan yang tidak mungkin dihentikan diberi tanda khusus oleh pekerja laboratorium.c. Menghindari aktivitas fisik.d. Memperhatikan efek postur, dianjurkan duduk dengan tenang 10 sampai 15 menit kemudian spesimen diambil.Persiapan pasien tes glukosa darah yaitu:a. GDP (Gula Darah Puasa)- Pasien berpuasa 8-12 jam sebelum tes.- Semua obat dihentikan, bila ada obat yang harus diberi ditulis pada formulir permintaan tes.b. GD2PP- Dilakukan 2 jam setelah tes GDP.- Pasien dianjurkan makan makanan yang mengandung 100 gram karbohidrat sebelum tes.c. GDS (Gula Darah Sewaktu)Pemeriksaan gula darah sewaktu dilakukan tanpa persiapan yang bertujuan untuk melihat kadar gula darah sesaat tanpa puasa dan tanpa pertimbangan waktu setelah makan.Persiapan sampel tes glukosa darah yaitu :- Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari.- Sampel tes sering atau dikontrol DM : plasma vena, serum/darah kapiler. Sampel tes diagnostik : plasma vena.- Sampel plasma stabil kurang dari 1 jam. Bila lebih dari 1 jam akan mengakibatkan konsentrasi glukosa turun.- Sampel serum stabil kurang dari 2 jam.

2. ANALITIKAnalitik adalah segala sesuatu yang menyangkut cara kerja pemeriksaan glukosa darah meliputi metode tes glukosa, prinsip pemeriksaan, alat dan bahan serta cara kerjanya.Tes glukosa darah meliputi :a. GDP (Gula Darah Puasa)b. GD2PP (Gula Darah 2 Post Prandial)c. GDS (Gula Darah Sewaktu)

Metode tes Glukosa DarahGOD-PAP : Tes Enzimatik PhotometricPrinsip :Penentuan glukosa setelah oksidasi enzimatik oleh oksidasi glukosa. Indikator kalorimeteri merupakan quinoneimine yang dihasilkan dari 4-aminoantipyrine dan fenol oleh hidrogen peroksida dibawah perlakuan katalik dari peroksidasi.

Glukosa + O2 asam glukonik + H2O2 H2O2 + 4-aminoantipyrine + fenol Quinoneimin

Alat dan Bahan Tes Glukosa DarahAlat :- Fotometer 5010 (semi automatik)- Mikropipet 1000 L, 10 L.- Tabung mikro- Stopwach- Rak tabungBahan :- Plasma vena (sampel)- Reagen glukosaCara Kerja :- Dipipet 1000 L reagen glukosa kemudian dimasukkan ke dalam tabung mikro.- Dipipet 10 L sampel lalu dimasukkan ke dalam tabung mikro yang telah terisi dengan reagen glukosa lalu diletakkan tabung tersebut pada rak tabung kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37oC.- Dibuat program untuk tes glukosa dimana tes berjalan secara automatik.- Dibaca hasil yang diperoleh secara fotometrik.

HbA1C atau HbA1 Total

Untuk menentukan apakah gula darah penderita tersebut terkontrol atau tidak terkontrol dalam waktu 3 bulan (120 hari sesuai dengan umur eritrosit)HbA1C atau A1C adalah komponen utama dari hemoglobin glikat suatu bentuk ikatan non enzimatik karbohidrat dengan hemoglobin. Terbentuk dari glukosa yang terikat pada N valin ujung rantai beta molekul hemoglobin pada keadaan hiperglikemia.Pemeriksaan HbA1C merupakan evaluasi gula darah yang TIDAK BISA BERBOHONG. Jika selama tiga bulan terakhir gula darah kita tidak terkontrol walaupun dalam hasil laboratorium tampak baik maka hasil HbA1C akan tampak tidak stabil. Tes hemoglobi A1c ini memudahkan anda untuk memantau gula darah . tes ini juga memudahkan anda untuk melihat apakah pengobatan yang diambil berhasil atau tidak. Karena sekecil apa pun dari pengobatan akan terlihat dari tes ini.

Penilaian HbA1Ca. seseorang prediabetes: HbA1C 5,7-6,4%b. tidak diabetes : HbA1C 5,5 %c. diabetes : HbA1C > 7%

Keterbatasan pemeriksaan HbA1Ca. Anemiab. Hemoglobinopathic. Biaya

Keuntungan pemeriksaan HbA1Ci. Pasien tidak perlu puasaii. Kestabilan praanalitik tinggiiii. Kurang fluktuasi hari ke hari selama sakit dan stres

Kendala pemeriksaan HbA1C:Bila pasien diperiksa di laboratorium berbeda dan metode berbeda

3. PASCA ANALITIKPasca analitik adalah kegiatan akhir dari proses analisis suatu sampel. Kegiatan pasca analitik meliputi pembacaan hasil.Nilai Rujukan Pemeriksaan Glukosa Darah :

TesRujukan

GDS< 180 mg/dL

GDP70-110 mg/dL

GD2PP< 140 mg/dL

Interpretasi hasil pemeriksaan glukosa meliputi :Gula darah normal (70-110 mg/dL)Gula darah rendah (hipoglikemia, 40-50 mg/dL)Gula darah tinggi (hiperglikemia, >130 mg/dL)

C. Tinjauan Klinis GlukosaPenyakit yang ditimbulkan jika kadar glukosa darah meningkat adalah diabetes melitus (DM). Sedangkan penyakit yang ditimbulkan jika kadar glukosa dalam darah menurun adalah hipoglikemia.1. Diabetes Melitus (DM)Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat.Penyebab

Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin.

Gejala

Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).Akibat poliuri maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi). Gejala lainnya adalah pandangan kabur,pusing, mual dan berkurangnya ketahanan selama melakukan olah raga.Diabetes MellitusDiabetes Melitus (DM) digolongkan menjadi beberapa tipe, yaitu :1. DM tipe 1Pada kencing manis tipe 1, terjadi radang pada kelenjar pankreas, disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya virus. Terjadi kerusakan pada sel beta pankreas melalui reaksi yang dinamakan sebagai reaksi autoimun, akibat kerusakan tersebut pankreas gagal untuk menghasilkan hormone Insulin. Inilah alasan mengapa Kencing manis tipe ini disebut sebagai Diabetes Melitus Tergantung Insulin/Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM). Kasus Kencing manis tipe 1 biasa ditemukan pada penderita berusia muda.2. DM tipe 2Pada kencing manis tipe 2, terjadi beberapa tahap sebagai berikut :a. Fase Pertama : bila kadar insulin normal maka kadar glukosa darah juga normal. Pada awalnya, sel tubuh menjadi kurang peka terhadap insulin sehingga dibutuhkan lebih banyak insulin untuk dapat memasukan glukosa kedalam sel. Kondisi ini kemudian di kenal dengan sebutan Resistensi insulin. Akibatnya, pankreas akan dipacu untuk bekerja lebih keras dalam mengeluarkan insulin. Pada kondisi ini, kadar insulin dfalam darah akan mengalami peningkatan sampai tiga kali lipat dari keadaan normal, disebut sebagai keadaan hiperinsulinemia.b. Fase Kedua : Pada fase ini, kadar insulin tinggi namun tidak selamanya kadar glukosa darah ikut abnormal. Seiring dengan ketidakpekaan sel terhadap insulin yang bertambah parah, sebagian orang akan berhasil untuk meningkatkan produksi insulin sehingga kadar glukosa darah tetap normal. Namun, orang dengan kelemahan pada pancreas akan mengalami keterbatasan dalam produksi insulin, biasanya disebabkan karena faktor usia. Pancreas akan terlambat mengeluarkan insulin saat makan, sehingga kadar glukosa darah setelah makan akan meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai Toleransi Glukosa Terganggu (TGT). Bila pancreas tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk menahan laju produksi glukosa oleh hati, kadar glukosa darah pagi sebelum makan akan tinggi, disebut dengan Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT). Kedua istilah ini dikelompokkan untuk menggambarkan kondisi pre diabetes, atau suatu tahapan sementara menuju terjadinya diabetes.c. Fase Ketiga : Pada fase ini, kadar glukosa darah hampir selalu tinggi karena kondisi resistensi insulin yang semakin parah, atau produksi insulin pancreas yang berkurang. Pada saat inilah, diagnose Kencing manis tipe 2 dapat ditegakkan melalui pemeriksaan penunjang laboratorium. Umumnya, keluhan yang muncul tidak terlalu dihiraukan oleh pasien sampai terjadi komplikasi yang lebih lanjut. Kencing manis tipe ini disebut juga Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM). 90% kasus Kencing manis merupakan tipe ini.3. DM tipe lain Tipe ini berhubungan dengan kelainan defek genetic pada sel beta pancreas, defek genetic dari kerja insulin, penyakit eksokrin pancreas, kelainan hohrmonal, obat-obatan, infeksi, sebab imunologi dan penyebab lain.4. DM GestasionalTerjadi atau diketahui pada saat kehamilan. Disebabkan karena adanya ketidakseimbangan hormonal. Kencing manis tipe ini berisiko terhadap proses persalinan sehingga disarankan penderitanya untuk melakukan persalinan seksio sesaria untuk mencegah perdarahan bi;la harus bersalin per vaginam. Factor yang mempengaruhi diantaranya adalah usia ibu hamil yang lebih dari 30 tahun, kegemukan, adanya gula dalam air seni, riwayat kencing manis dalam keluarga, riwayat keguguran berulang, dan sebagainya.PENGGOLONGAN OBAT DIABETES :1. SULFONYLUREAObat yang hanya dikonsumsi oleh penderita diabetes tipe 2 ini termasuk salah satu OAD penurun gula darah yang paling banyak dikenal. Beberapa obat yang paling banyak dikenal. Bebepara obat yang termasuk dalam kelompok sulfonyl urea antara lain chlorpropamide, glibenclamide atau glyburide, gliclazide, glimepiride, glipizide, dan gliquidone.

Cara kerjaMemicu sel-sel beta di penkreas untuk menghasilkan lebih banyak insulin. Obat ini mudah diserap sehingga ia akan mencapai titik efektiitas tertinggi di saluran darah pada 2-4 jam setelah obat dimakan. Karena mudah diserap, ia juga akrab dengan metabolisme di hati.Aturan pakai : obat ini dikonsumsi sebelum makan. Tapi, setiap obat memiliki dosisnya tersendiri. Chlorpropamide dikonsumsi sekali sehari dengan dosis per tablet 100-250 mg. Glibenclamide atau glyburide dikonsumsi 1-2 kali sehari dengan dosis 2,5-5 mg. Gliclazide dikonsumsi dengan dosis 80 mg. Glimepiride dikonsumsi sekali sehari dengan takaran 1,2,3, atau 4 mg. Gliquidone dikonsumsi 1-2 kali sehari dengan dosis 30 mg.2. BIGUANIDE atau METFORMINMetformin juga merupakan glukosa dalam darah. Obat ini sangat cocok digunakan oleh penderita diabetes yang bermasalah dengan kegemukan. Karena metformin tidak menyebabkan kegemukan pada penderita diabetes.Cara kerjaMetformin mengurangi resisten insulin dan menaikan kadar gula di sel-sel otot. Ia juga mengurangi produksi glikosa baru di hati dan memperlambat penyerapan glukosa diet. Obat ini sangat cocok untuk mereka yang terserang fasting hyperglicaemia. Ia dikeluarkan dari tubuh melalui urin tanpa dipecahkan terlebih dahulu. Oleh sebab itu, ginjal anda harus dalam kondisi yang baik mengingat metformin tidak larut. Metformin juga menurunkan trigliserida dan kolesterol jahal (LDL) dalam tubuh.Aturan PakaiObat ini tersedia dalam dosis per 500 mg , 850 mg, dan 2500 mg. Ia dikonsumsi setiap kali sebelum makan. Ketika pertama kali mengkonsumsinya, memang tidak semua pasien langsung merasakan efeknya. Tapi, selang beberapa kali mengonsumsi, efek metformin mulai terasa. Efek mulai terasa setelah 2 jam, dengan masa efektivitas 8-12 jam.3. ACARBOSEObat ini merupakan kelompok dari alphaglucosodase inhibitor. Biasanya dikonsumsi untuk penderita diabetes tipe 2, tanpa perlu ditambah lagi dengan pemberian insulin. Obat ini baru diberikan saat anda sama sekali tidak dapat mentolerasi obat diabetes jenis apapun.Cara kerjaObat ini bekerja dengan menghalangi kinerja enzim di saluran pencernaan yang memecahkan karbohidrat kompleks ke bentuk molekul-molekul yang lebih kecil, seperti glikosa dan fruktosa sehingga keduanya bisa diserap. Dengan begitu, peningkatan glukosa dengan sendirinya langsung mengalami penurunan setelah dimakan.Aturan pakai Dikonsumsi bersamaan dengan waktu makan untuk memperlambat penyerapan glukosa . obat ini dapat anda makan 3 x sehari dengan dosos per tablet 50-100 mg. Dosis awal biasanya 50 mg sekali sehari. Lalu dosis dpat ditingkatkan menjadi 50 mg tiga kali sehari. Setelah 6-8 minggu dosis kembali ditingkatkan menjadi 100 mg tiga kali sehari . peningkatan ini tergantung pada kadar glukosa anda.4. GLITAZONE atau THIAZOLIDINE (TZD)Obat ini dikenal dengan thiazolidine (TZD). Biasanya diberikan jika dokter merasa pengobatan anda dengan menggunakan sulfonylurea dan metformin tidak berhasil. Sangat cocok untuk penderita diabetes tipe 2 karena membuat jaringan tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Dua jenis yang umum diresepkan dokter adalah jenis rosiglitazone dan pioglitazone. Obat ini juga dapat dikombinasikan dengan sulfonylurea dan metformin.Cara kerja :Obat ini menimbulkan resistensi insulin, membuat perubahan pada sel otot dan sel lemak yang mana keduanya tempat resistensi insulin berbeda. Dengan begitu, insulin otomatis dapat bekerja dengan lebih baik sehingga glukosa dalam daraah mudah terangkat oleh sel. Akhirnya, gula darah dalam tubuh pun dapat menurun. Obat ini tidak merubah fungsi hati, sebaliknya justru membuat hati agar tidak banyak memproduksi glukosa. Bahkan, dengan cara kerjanya ini, glitazone dapat menurunkan trigliserid dan kolesterol dalam darah. Ia juga memberikan efek baik untuk jantung.Aturan pakai :Obat ini dapat dikonsumsi sekali sehari. Dosis yang biasa diberikan adalah 4-8 mg untuk jenis rosiglitazone dan 15 mg atau 30 mg untuk jenis pioglitazone. Kedua jenis obat ini sangat mudah diserap tubuh , sekitar 2 jam atau malah satu jam untuk jenis rosiglitazone .

5. Meglitinide (prandial glucose regulator )Meski memiliki cara kerja yang sama dengan sulfonylurea , tetapi susunan kimiawi antar keduanya. Dua jenis obat dari kelompok ini yang dikenal umum adalah repaglinide dan nateglinide. Obat ini tidak dapat dikombinasikan dengan jenis sulfonylurea, tetapi dapat dikonsumsi bersama dengan jenis metformin.Cara kerjaObat ini menstimulasi sel-sel beta agar memproduksi insulin.Aturan pakai Obat ini harus dikonsumsi hampir bersamaan dengan waktu makan, biasanya sebelum makan. Ia dikonsumsi dua hingga empat kali sehari. Dengan dosis 0.5 mg, 1 mg, 2 mg untuk jenis repaglinide dan 120 mg untuk jenis nateglinide.

INSULIN Pilihan terhadap insulin biasanya dilakukan pada keadaan keadaan khusus seperti misalnya hamil, ketoasidosis, dan dalam keadaan stres akut seperti operasi atau tidak respons dengan terapi oral. Akhir akhir ini insulin menjadi pendamping obat oral dalam terapi kombinasi yang semakin sering dimulai lebih dini. Insulin yang diberikan secara eksogen mempunyai bermacam pesifisitas cara kerja, dari kerja cepat, sedang maupun lambat. Masing masingnya mempunyai tempat tersendiri ditinjau dari sudut efektifitas dan efek sampingnya. Pada umumnya pemakaian insulin dengan khasiat kerja cepat lebih disukai pada awal pengobatan, disaat masih mencari cari dosis yang cocok bagi penderita tersebut untuk pengendalian DM. Namun untuk dosis maintenance, insulin kerja sedang cukup efektif dan lebih aman. Belakangan, beberapa jenis insulin analog mulai dari yang mempunyai kerja sangat cepat dan lambat telah dapat diperoleh dipasaran. Pemahama terhadap cara kerja serta manfaat pemakaian masing masingnya perlu dikuasai sebelum penggunaan. Insulin (bahasa Latin insula, "pulau", karena diproduksi di Pulau-pulau Langerhans di pankreas) adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat. Selain merupakan "efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein hormon ini bersifat anabolik yang artinya meningkatkan penggunaan protein. Hormon tersebut juga memengaruhi jaringan tubuh lainnya.Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi darah melalui transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4[1] dan menyimpannya sebagai glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi.Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi.Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah kulit/subkutan) untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut; pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal insulin, dan kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar glukosa darah.Penggunaan InsulinSaat ini insulin dipergunakan untuk DM tipe 1 dan DM tipe 2 dengan berbagai macam indikasi. Umumnya, terapi insulin diberikan pada pasien DM tipe 2 apabila pengobatan dengan antidiabetik oral gagal. Pasien DMG juga diberi terapi dengan insulin, namun biasanya glukosa darah akan kembali normal setelah melahirkan.Fungsi InsulinInsulin adalah hormon yang bertugas untuk menjaga kadar gula atau glukosa dalam darah. Setiap sel dalam tubuh membutuhkan suplai glukosa yang berkesinambungan untuk diproses menjadi energi. Sel tidak bisa secara langsung menyerap glukosa dari makanan. Ketika Anda makan karbohidrat, tubuh Anda akan merubahnya menjadi glukosa. Kemudian glukosa ini akan dibawa melalui aliran darah menuju sel-sel dalam tubuh. Namun, karena molekul glukosa tidak bisa menembus dinding sel maka dibutuhkan bantuan insulin untuk menjaga glukosa tetap berada dalam sel. Di dalam sel, glukosa diubah menjadi lemak dan disimpan dalam bentuk sel-sel lemak.Resistensi Insulin Seperti yang dijelaskan di atas bahwa insulin berfungsi membantu penyerapan glukosa dalam sel. Jadi, setiap kali Anda makan makanan yang tinggi karbohidrat sederhana, insulin Anda akan bekerja lebih ekstra. Jika hal ini terjadi terlalu sering, maka kadar insulin dalam tubuh Anda akan terus meningkat. Hasilnya, respon sel-sel terhadap insulin akan semakin menurun, sehingga ketika sel-sel tidak mendapatkan suplai glukosa maka energi Anda akan cenderung menurun. Itulah sebabnya, orang yang mengalami resitensi insulin sering mengalami kelelahan, penurunan energi dan melemahnya otot.Cara Mengendalikan Resistensi InsulinResistensi insulin berhubungan dengan asupan karbohidrat Anda, terutama dengan membatasi asupan karbohidrat sederhana, seperti makanan yang manis, yang dapat meningkatkan pengeluaran insulin. Untuk menurunkan berat badan dan mencegah Anda dari resistensi insulin, sebaiknya Anda mulai terapkan pola diet sehat dengan mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana dan menggantikannya dengan karbohidrat kompleks seperti sayuran, buah-buahan, gandum dan biji-bijian, dan sebagainya.Olahraga teratur setidaknya 30 menit/hari juga efektif untuk menjaga kadar gula darah dan menurunkan berat badan Anda. Inti dari program diet yang efektif untuk menurunkan berat badan dengan optimal adalah dengan mengatur pola makan serta berlatih teratur.Jenis insulinSetiap jenis insulin bekerja pada kecepatan yang berbeda dan berlangsung untuk jangka waktu yang berbeda.1. Insulin Quick acting.Contoh: Actrapid, Humulin R,Reguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)Bentuknya larutan jernih, efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan, durasi kerja sampai 6 jam. Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan secara intra vena. Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang.2. Insulin Short acting3. Insulin Intermediate actingContoh: Insulatard, Monotard, Humulin N, NPH, Insulin LenteDengan menambah protamin (NPH / Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada insulin lente), maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang. Bentuk NPH tidak imunogenik karena protamin bukanlah protein.4. Insulin NPH dan Regular insulin5. Kerja panjang ( long acting)Contoh: Insulin Glargine, Insulin Ultralente, PZIInsulin bentuk ini diperlukan untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan. Semua jenis insulin yang beredar saat ini sudah sangat murni, sebab apabila tidak murni akan memicu imunogenitas, resistensi, lipoatrofi atau lipohipertrofi.

Cara pemberian insulin ada beberapa macam: a) intra vena: bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan glukosa darah, b) intramuskuler: penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan, c) subkutan: penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan, pemijatan, kedalaman, konsentrasi. Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan. Jenis insulin human lebih cepat dari insulin animal, insulin analog lebih cepat dari insulin human

Bagaimana cara menggunakan insulin pen?Langkah 1 : Persiapkan insulin pen, lepaskan penutup insulin pen

Langkah 2 : Hilangkan kertas pembungkus dan tutup jarum

Tarik kertas pembungkus pada jarum pen.B.Putar jarum insulin ke insulin pen.C.Lepaskan penutup jarum luar.D.Lepaskan penutup luar jarum agar jarum tampak. Buang penutup jarum ke tempat samapah.*Jarum pen ada berbagai macam ukuran.

Langkah 3 : Pertama insulin pen, pastiakan pen siap digunakan

A. Pertama hilangkan udara di dalam pen melalui jarum. Hal ini untuk mengatur ketepatan pen dan jarum dalam mengatur dosis insulin.Putar tombol pemilih dosis pada ujung pen untuk 1 atau 2 unit (pengaturan dosis dengan cara memutar tobol).B. Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas. Tekan tombol dosis dengan benar sambil mengamati keluarnya insulin. Ulangi, jika perlu, sampai insulin terlihat di ujung jarum. Tombol pemutar harus kembali ke nol setelah insulin terlihat di dalam pen.

Langkah 4 : Aktifkan tombol dosis insulin (bisa diputar-putar sesuai keinginan).

Langkah 5 : Pilih lokasi bagian tubuh yang akan disuntikan.Pastikan posisi nyaman saat menyuntikkan insulin pen. Hindari menyuntik disekitar pusar.

Langkah 6 : Suntikkan insulin

A. Genggam pen dengan 4 jari, latekkan ibu jari pada tombol dosis.B. Cubit bagian kulit yang akan disuntik.C. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat. Lepaskan cubitan.D. Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis sampai berhenti (klep dosis akan kembali pada nol). Biarkan jarum di tempat selama 5-10 detik untuk membantu mencegah insulin dari keluar dari tempat injeksi.Tarik jarum dari kulit. Kadang-kadang terlihat memar atau tetesan darah, tetapi itu tidak berbahaya. Bisa di usap dengan tissue atau kapas, tetapi jangan di pijat pada daerah bekas suntikan.

Langkah 7 : Persiapkan pen insulin untuk penggunaan berikutnya.

Lepaskan tutup luar jarum dan putar untuk melepaskan jarum dari pen. Tempatkan jarum yang telah digunakan pada wadah yang aman (kaleng kosong). Buang ke tempat sampah jangan dibuang ditempat pendaurulang sampah.Bagian tubuh yang bisa dinjeksi insulin

Penyimpanan InsulinInsulin harus disimpan di lemari es pada temperatur 2-8o C. Insulin vial Eli Lily yang sudah dipakai dapat disimpan selama 6 bulan atau sampai 200 suntikan bila dimasukkan dalam lemari es. Vial Novo Nordisk insulin yang sudah dibuka, dapat disimpan selama 90 hari bila dimasukkan lemari es.Insulin dapat disimpan pada suhu kamar dengan penyejuk 15-20o C bila seluruh isi vial akan digunakan dalam satu bulan. Penelitian menunjukkan bahwa insulin yang disimpan pada suhu kamar lebih dari 30 C akan lebih cepat kehilangan potensinya. Penderita dianjurkan untuk memberi tanggal pada vial ketika pertama kali memakai dan sesudah satu bulan bila masih tersisa sebaiknya tidak digunakan lagi.Penfill dan pen yang disposable berbeda masa simpannya. Penfill regular dapat disimpan pada temperatur kamar selama 30 hari sesudah tutupnya ditusuk. Penfill 30/70 dan NPH dapat disimpan pada temperatur kamar selama 7 hari sesudah tutupnya ditusuk.Untuk mengurangi terjadinya iritasi lokal pada daerah penyuntikan yang sering terjadi bila insulin dingin disuntikkan, dianjurkan untuk mengguling-gulingkan alat suntik di antara telapak tangan atau menempatkan botol insulin pada suhu kamar, sebelum disuntikkan.Pengobatan KombinasiSaat ini telah dikenal OHO yaitu golongan sekretagog yang berfungsi meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta dan non sekretagog yang bertujuan untuk meningkatkan sensitivitas jaringan perifer terhadap insulin. Golongan OHO sekretagog adalah golongan sulfonilurea (glibenclamide) dan nonsulfonilurea yaitu repaglinide dan nateglinide. Golongan non sekretagog seperti metformin, penyekat alfa gluosidase (akarbose), dan thiazolidinediones. Secara rasional kedua golongan obat sekretagog dan non sekretagog dapat dikombinasi untuk memperoleh kontrol atau pengendalian glukosa darah yang optimal. Sehingga komplikasi kronik dan kematian akibat DM dapat dicegah atau diturunkan.Berbagai penelitian melaporkan bahwa dengan pengobatan tunggal pada DM tipe 2 progresivitas penyakit akan berjalan terus. Berbagai studi banding menunjukkan pemberian obat secara tunggal dengan glibenclamide atau dengan metformin tidak menurunkan HbA1c ketarget yang diharapkan. Sebaliknya pemberian kombinasi antara glibenclamide dengan metformin secara kombinasi menghasilkan kadar HbA1c sesuai dengan diharapkan yaitu dibawah 7%. Kombinasi pengobatan metformin dan sulfonilurea sama efektifnya dengan kombinasi insulin dan sulfonilurea atau pengobatan tunggal dengan insulin .Sesuai dengan anjuran FDA dimana algoritme pengobatan DM tipe 2 tergantung kadar HbA1c dimana pengobatan kombinasi sudah langsung dapat dimulai bila kadar HbA1c lebih besar 10% sedang bila kadar HbA1c antara 7-10% pengobatan dengan metformin atau sulfonilurea sebagai obat tunggal tergantung indeks massa tubuh. Didalam algoritme tersebut dianjurkan pula pemberian metformin bagi pasien yang mempunyai HbA1c 126 mg/dl, dan glukosa plasma/serum 2 jam setelah makan (post prandial) 200 mg/dl biasanya menjadi indikasi terjadinyadiabetes mellitus.

Kadar glukosa puasa memberikan petunjuk terbaik mengenai homeostasis glukosa keseluruhan, dan sebagian besar pengukuran rutin harus dilakukan pada sampel puasa. Keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi kadar glukosa (mis. diabetes mellitus, kegemukan, akromegali, penyakit hati yang parah, dsb.) mencerminkan kelainan pada berbagai mekanisme pengendalian glukosa.Uji gula darah post prandial biasanya dilakukan untuk menguji respons penderita terhadap asupan tinggi karbohidrat 2 jam setelah makan (sarapan pagi atau makan siang).Untuk kasus-kasus hiperglikemia atau bahkan hipoglikemia yang tak jelas, biasanya dilakukantes toleransi glukosa oral (TTGO). TTG oral dipengaruhi oleh banyak variable fisiologik dan menjadi subjek dari bahan interpretasi diagnostik yang berbeda-beda. Uji toleransi glukosa intravena jarang diindikasikan untuk tujuan diagnosis.B. Tekhnik dalam Pengujian Glukosa Darah1. Jenis spesimenDulu, pengukuran glukosa dilakukan dengan menggunakan sampel darah lengkap (whole blood), tetapi hampir seluruh laboratorium melakukan pengukuran kadar glukosa dengan sampel serum. Serum memiliki kadar air yang tinggi daripada darah lengkap, sehingga serum dapat melarutkan lebih banyak glukosa. Untuk mengubah glukosa darah lengkap, kalikan nilai yang diperoleh dengan 1,15 untuk menghasilkan kadar glukosa serum atau plasma.Pengumpulan darah dalam tabung bekuan untuk analisis serum memungkinkan terjadinya metabolisme glukosa dalam sampel oleh sel-sel darah sampai terjadi pemisahan melalui pemusingan (sentrifugasi). Jumlah sel darah yang tinggi dapat menyebabkan glikolisis yang berlebihan sehingga terjadi penurunan kadar glukosa. Untuk mencegah glikolisis tersebut, serum harus segera dipisahkan dari sel-sel darah.Suhu lingkungan tempat darah disimpan sebelum diperiksa turut mempengaruhi tingkat glikolisis. Pada suhu kamar, diperkirakan terjadi penurunan kadar glukosa 1-2% per jam. Sedangkan pada suhu lemari pendingin, glukosa tetap stabil selam beberapa jam di dalam darah. Penambahan natrium fluoride (NaF) pada sampel darah dapat menghambat glikolisis sehingga kadar glukosa dapat dipertahankan bahkan dalam suhu kamar.2. Pengumpulan spesimenPengambilan darah harus dilakukan pada lengan yang berlawanan dengan lengan tempat pemasangan selang IV. Pengambilan darah pada lengan yang terpasang selang IV dapat dilakukan asalkan aliran selang dihentikan paling tidak selama 5 menit dan lengan diangkat untuk mengalirkan cairan infuse menjauhi vena-vena. Pencemaran 10% oleh cairan dextrose 5% (D5W) dapat meningkatkan kadar glukosa dalam sampel sebesar 500 mg/dl atau lebih. Darah arteri, vena, dan kapiler memiliki kadar glukosa yang setara pada keadaan puasa, sedangkan setelah makan, kadar vena lebih rendah daripada arteri atau kapiler.Untuk uji glukosa darah puasa, penderita diminta berpuasa selama 10 jam sejak malam sebelum diambil darah (misalnya mulai puasa jam 9 malam). Selama berpuasa penderita tidak boleh melakukan akitifitas fisik yang berat, tidak boleh merokok, dan tetap diperbolehkan minum air putih. Pagi hari setelah puasa (misalnya jam jam 8 pagi), penderita diambil darah vena 3-5 ml dikumpulkan dalam tabung bertutup merah (tanpa antikoagulan) atau dalam tabung tutup abu-abu (berisi NaF). NaF digunakan untuk mencegah glikolisis yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium. Penderita diminta untuk makan dan minum seperti biasa, lalu puasa lagi selama 2 jam. Selama berpuasa penderita tidak boleh melakukan akitifitas fisik yang berat, tidak boleh merokok, dan tetap diperbolehkan minum air putih.Untuk uji glukosa post prandial, penderita diambil darah vena sebanyak 3-5 ml tepat dua jam setelah makan, dan dikumpulkan dalam tabung bertutup merah (tanpa antikoagulan) atau dalam tabung tutup abu-abu (berisi NaF). Darah yang telah diperoleh disentrifus, kemudian serum atau plasmanya dipisahkan dan diperiksa kadar glukosa.Untuk uji glukosa darah sewaktu atau acak/random, penderita tidak perlu puasa dan pengambilan dapat dilakukan di sembarang waktu.

3. MetodologiDahulu, glukosa diperiksa dengan memanfaatkan sifat mereduksi glukosa yang non spesifik dalam suatu reaksi dengan bahan indikator yang memperoleh atau berubah warna jika tereduksi. Karena banyak jenis pereduksi lain dalam darah yang dapat bereaksi positif, maka dengan metode ini kadar glukosa bisa lebih tinggi 5-15 mg/dl.Sekarang, pengukuran glukosa menggunakan metode enzimatik yang lebih spesifik untuk glukosa. Metode ini umumnya menggunakan enzim glukosa oksidase atau heksokinase, yang bekerja hanya pada glukosa dan tidak pada gula lain dan bahan pereduksi lain. Perubahan enzimatik glukosa menjadi produk dihitung berdasarkan reaksi perubahan warna (kolorimetri) sebagai reaksi terakhir dari serangkaian reaksi kimia, atau berdasarkan konsumsi oksigen pada suatu elektroda pendeteksi oksigen.Chemistry analyzer(mesin penganalisis kimiawi) modern dapat menghitung konsentrasi glukosa hanya dalam beberapa menit.Di luar laboratorium, sekarang banyak tersedia berbagai merek monitor glukosa pribadi yang dapat digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah dari tusukan di ujung jari. Alat ini cukup bermanfaat untuk mengetahui kadar glukosa darah dan untuk menyesuaikan terapi. Namun, alat ini memiliki kekurangan dimana hasil pengukuran terpengaruh oleh kadar hematokrit dan juga protein serum; kadar hematokrit yang rendah dapat meningkatkan secara semu kadar glukosa darah, dan sebaliknya (efek serupa juga berlaku untuk protein serum yang rendah atau tinggi). Oleh sebab itu, penderita harus secara berkala membandingkan hasil pengukuran alatnya dengan pengukuran glukosa laboratorium klinik (baku emas) untuk memperkirakan kemungkinan interferensi fisiologik serta fluktuasi fungsi alat mereka.

Gambar 2. Glucose Meter1) Siapkan peralatan yang Anda butuhkan, yaitu: glucometer, alkohol, kasa/kapas, jarum penusuk (lancet) dan alat penusuk (lancing device) dan test strip.2) Cuci dan keringkan kedua tangan Anda sebelum pengambilan sampel untuk menghindari kontaminasi.3) Masukkan jarum penusuk (lancet)di alatnya (lancing device). Pastikan bahwa jarum yang Anda pakai masih baru dan steril. Jarum penusuk hanya digunakanuntuk sekali pakai.4) Letakkan ujung jari Anda yang akan ditusuk. Sebaiknya menggunakan ujung jari berbeda-beda agar tidak menimbulkan pengerasankulit. Jempol dan kelingking sebaiknya tidak digunakan untuk pengambilan sampel (gunakan jari tengah, jari manis atau telunjuk).5) Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan kasa atau kapas beralkohol untuk menghindari infeksi.6) Tusukkan jarum ke ujung jari Anda. Lap darah pertama yang keluar dengan kapas dan biarkan bulatan kecil darah terbentuk diujung jari. Tekan dengan pelan jari Anda untuk membantu mengeluarkan darah, tapi jangan terlalu kuat agar sampel tidak bercampur dengan cairan otot sehingga mengacaukan hasil pengukuran.7) Bila darah tidak cukup keluar, tusukkan jarum di jari kedua.8) Masukkan test strip ke alat pengukur (glucose meter). Pastikan bahwa test strip yang Anda gunakan belum kedaluwarsa. Setiapstrip memiliki tanggal kedaluwarsa sendiri yang bila terlewati akan membuat hasil pengukuran tidak akurat.9) Tempelkan ujung test strip ke bulatan darah sampai terbasahi merata bagian untuk sampelnya. Janganmeneteskan darah ke strip dan jangan terlalu keras menempelkan test strip. Bilasampel darahsudah memadai maka alat akan mulai mengukur (waktu pengukuran terlihat di display dalam hitungan mundur).10) Tempelkan kasa atau kapas beralkohol ke ujung jari yang tertusuk untuk menghentikan perdarahan.11) Lihat hasil pengukuran di gluco meter Anda. Bila angka hasil pengukuran sangat tinggi atau rendah, Anda mungkin perlumengulangi pengukuran untuk memastikan. Tingkat gula darah yang normal adalah: a. 4 s.d. 7 mmol/l atau 72 s.d. 126 mg/dl (puasa)b. kurang dari 10 mmol/l atau 180 mg/dl (90 menit setelah makan)c. sekitar 8 mmol/l atau 144 mg/dl (malam hari)BAB IVPENUTUPA. KesimpulanBerdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :1. Glukosa adalah karbohidrat yang tidak dihidrolisis atau diuraikan menjadi sakarida lain yang lebih sederhana.Glukosa juga merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi. Glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah serta dalam darah manusia.2. Pemeriksaan glukosa darah meliputi : pemeriksaan GDS, GD2PP dan GDP. Di luar laboratorium, sekarang banyak tersedia berbagai merek monitor glukosa pribadi yang dapat digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah dari tusukan di ujung jari. Alat ini cukup bermanfaat untuk mengetahui kadar glukosa darah dan untuk menyesuaikan terapi. Namun, alat ini memiliki kekurangan dimana hasil pengukuran terpengaruh oleh kadar hematokrit dan juga protein serum; kadar hematokrit yang rendah dapat meningkatkan secara semu kadar glukosa darah, dan sebaliknya (efek serupa juga berlaku untuk protein serum yang rendah atau tinggi). Oleh sebab itu, penderita harus secara berkala membandingkan hasil pengukuran alatnya dengan pengukuran glukosa laboratorium klinik (baku emas) untuk memperkirakan kemungkinan interferensi fisiologik serta fluktuasi fungsi alat mereka.3. Tinjauan klinis dari glukosa adalah jika kadar gula di dalam tubuh berlebih maka akan menyebabkan penyakit diabetes melitus dan jika kadar gula dalam tubuh kurang dari normal maka dapat menyebabkan hipoglikemia.

B. SaranAdapun saran yang ingin diajukan pada penulisan makalah ini adalah agar kita semua selalu menjaga kesehatan dan pola hidup kita dimana salah satunya menghindari kadar glukosa yang berlebih dalam tubuh. Oleh karena itu sebaiknya mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup karbohidrat saja.

DAFTAR PUSTAKAAnonimus. 2013. Gula Darah dalam wikipedia. http://wikipedia.com diakses 13 Oktober 2013 pukul 19.00 WIB.

Anonimus. 2013. Makalah Glukosa dalam google. http://google.com diakses 13 Oktober 2013 pukul 19.15 WIB.

Bashar, Yazhid. 2013. Pemeriksaan Glukosa Darah (Serum/Plasma) dalam google. http://google.com diakses 13 Oktober 2013 pukul 20.00 WIB.

29