Andi Yaumil p1806212403 Promosi

Embed Size (px)

Citation preview

Tugas IndividuManajemen Sumber Daya Manusia Rumah SakitDosen : Dr. dr H Noer Bahry Noor, M.ScMANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT PROMOSI

ANDI YAUMIL B.R.THAIFURP1806212403

MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKITPROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS HASANUDDINM A K A S S A R2013BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam era globalisasi ini, persaingan antar rumah sakit baik pemerintah, swasta maupun asing akan semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas. Masyarakat menuntut rumah sakit agar dapat memberikan pelayanan dengan konsep one step quality services, artinya seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan pelayanan yang terkait dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayani oleh rumah sakit secara mudah, cepat, akurat, bermutu dengan biaya terjangkau (Reskiaddin, 2012). Dalam UU no. 44 tahun 2009 pasal 1 ayat 1, disebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Kompleksnya pelayanan tersebut menuntut rumah sakit untuk bekerja ekstra keras dan wajib memiliki sumber daya manusia (berhubungan langsung dengan konsumen/pasien) yang profesional. Setiap langkah organisasi untuk mengembangkan diri dapat dengan mudah ditiru oleh organisasi lain sehingga tidak mungkin terus menerus dipertahankan sebagai competitive advantage. Maka, SDM merupakan sumber keunggulan kompetitif yang potensial karena kompetensi yang dimilikinya berupa intelektualitas, sifat, keterampilan, karakter personal, serta proses intelektual dan kognitif, tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain (Hanafi). Menurut Noviyanto, Sumber Daya Manusia (SDM) dijelaskan sebagai aset yang paling berharga dalam organisasi, tanpa manusia maka sumber daya organisasi tidak akan dapat menghasilkan laba atau menambah nilainya sendiri. Ancok dalam Usmara (2002) menyebutkan pergeseran pandangan tentang SDM dimana karyawan tidak lagi difokuskan untuk, berkompetensi pada kemajuan diri sendiri, tetapi lebih pada kerjasama untuk kepentingan bersama.Adapun Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat dalam rumah sakit sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 12 UU Rumah Sakit yaitu tenaga tetap: tenaga kesehatan dan non-kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri dari: tenaga medis (dokter dan dokter gigi), tenaga penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian dan tenaga manajemen rumah sakit, sedangkan tenaga non-kesehatan terdiri dari: tenaga administrasi, tenaga kebersihan dan tenaga keamanan.Saat ini isu mengenai manajemen Sumber Daya Manusia di rumah sakit menjadi pokok bahasan penting oleh karena adanya rencana penerapan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional 2014. Implikasi utama yang mungkin terjadi adalah pada sistem penghitungan beban kerja dan jumlah tenaga, sistem penilaian kinerja, serta sistem remunerasi. Perubahan sistem pembiayaan akan berdampak pada mekanisme dan formula pemberian kompensasi kepada SDM rumah sakit. Pemberian kompensasi di rumah sakit sangat dipengaruhi oleh banyaknya SDM yang diberi kompensasi. Pada sisi yang lain, pembayar akan menuntut kinerja SDM yang terukur agar dapat diberikan insentif berbasis kinerja (Meliala, 2013).Untuk mendapatkan pegawai yang berkualitas, perlu adanya suatu sistem pembinaan dan pengembangan pegawai pada sebuah organisasi atau perusahaan. karena menurut Ratnaningtyas dan Bidayati (2011) berhasil tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu memikirkan bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusianya. Hal ini dilakukan agar dapat mendorong kemajuan bagi perusahaan dan bagimana caranya agar karyawan tersebut memiliki produktivitas yang tinggi, yang tentunya pimpinan perusahaan perlu memotivasi karyawannya. Salah satunya adalah dengan target promosi.Menurut Fathoni (2006) dalam promosi jabatan merupakan perkembangan yang positif dari seorang pekerja atau pegawai karena tugasnya dinilai baik oleh pejabat yang berwenang. Jika ada kesempatan untuk dipromosikan bagi setiap karyawan yang berdasarkan atas asas keadilan dan objektivitas akan mendorong karyawan lebih giat, semangat, disiplin, dan berprestasi kerja yang semakin besar sehingga sasaran perusahaan yang optimal dapat dicapai.Pegawai sebagai penggerak dalam sebuah organisasi perlu diupayakan untuk berprestasi, produktif, dan berkualitas mental yang baik. Untuk hal tersebut maka promosi sebagai salah satu hak dan tujuan mereka dalam bekerja perlu dilaksanakan secara baik, jelas, jujur dan sesuai dengan prosedur sehingga dapat berpengaruh dalam meningkatkan semangat kerja pegawai. Menurut Cantika Yuli (2005:195) dalam Ramadani (2012) terdapat eman faktor utama yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja adalah tingkat upah atau gaji, pekerjaan itu sendiri, pengawasan, promosi karir,kelompok kerja dan kondisi kerja itu sendiri.Dengan pemberian promosi maka akan menimbulkan kepuasan kerja bagi SDM-nya, apalagi untuk SDM yang mampu mencapai target tersebut karena promosi jabatan biasanya diikuti dengan kenaikan jabatan dan gaji/upah. SDM dalam menanggapi promosi akan mengerjakan tugasnya dengan lebih baik. Oleh arena itu rumah sakit perlu melakukan usaha manajemen sumber daya manusia dalam hal ini pengembangan karir karyawan berupa promosi, karena dengan upaya ini akan menimbulkan keuntungan kembali kepada rumah sakit.Promosi memang merupakan salah satu aspek yang dibutuhkan oleh SDM dalam mencapai kepuasan kerjanya, dan pihak organisasi dalam hal ini rumah sakit bertangung jawab dalam proses tersebut. Karena apabila SDM sudah mencapai kepuasan kerjanya maka ia akan maksimal dalam memberikan pelayanan. Rumah sakit yang memiliki SDM yang profesional ataupun maksimal dalam pelayanannya akan membuat konsumen memilih pelayanan tersebut sehingga ia akan puas dan loyal. Oleh karena itu, perlu dibahas bagaimana menciptakan promosi yang baik bagi SDM dalam organisasi, terutama di rumah sakit karena didalammnya terdapat SDM yang padat serta beragam. Berdasarkan hal tersebut maka kelompok kami membahas makalah yang berjudul Promosi bagi Sumber Daya Manusia (SDM) di Rumah Sakit.

B. Rumusan MasalahOleh karena itu, berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:1. Bagaimanakah konsep Manajemen Sumber Daya Manusia dari segi rekrutmen dan seleksi, penempatan dan rencana suksesi, pengembangan karir serta kompensasi?2. Bagaimana konsep Promosi Sumber Daya Manusia (SDM) ditinjau dari pengertian, jenis, asas dan syarat?3. Bagaimanakah Prosedur Promosi yang tepat bagi Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit?

C. Tujuan Makalah1. Tujuan UmumTujuan umum pembuatan makalah ini adalah untuk menganalisis Prosedur Promosi yang tepat bagi Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit.2. Tujuan KhususBerdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan khusus dalam pembuatan makalah ini adalah:a. Mengetahui konsep Manajemen Sumber Daya Manusia dari segi rekrutmen dan seleksi, penempatan dan rencana suksesi, pengembangan karir serta kompensasi.b. Mengetahui konsep Promosi Sumber Daya Manusia (SDM) ditinjau dari pengertian, jenis, asas dan syaratc. Menganalisis hubungan Prosedur Promosi yang tepat bagi Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)1. Pengertian Sumber Daya Manusia (SDM)Menurut Noviyanto, Sumber Daya Manusia (SDM) dijelaskan sebagai aset yang paling berharga dalam organisasi, tanpa manusia maka sumber daya organisasi tidak akan dapat menghasilkan laba atau menambah nilainya sendiri. Ancok dalam Usmara (2002) menyebutkan pergeseran pandangan tentang SDM dimana karyawan tidak lagi difokuskan untuk, berkompetensi pada kemajuan diri sendiri, tetapi lebih pada kerjasama untuk kepentingan bersama.Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat dalam rumah sakit sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 12 UU Rumah Sakit yaitu tenaga tetap: tenaga kesehatan dan non-kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri dari: tenaga medis (dokter dan dokter gigi), tenaga penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian dan tenaga manajemen rumah sakit, sedangkan tenaga non-kesehatan terdiri dari: tenaga administrasi, tenaga kebersihan dan tenaga keamanan.2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)Tidak ada definisi yang sama tentang Manajemen Sumber Daya Manusia. (MSDM). Wahyudi (2002:1) mendefinisikan MSDM sebagai ilmu dan seni atau proses memperoleh, memajukan atau mengembangkan, dan memelihara sumber daya manusia yang kompeten sedemikian rupa, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisiensi dan terdapat kepuasan pada diri pribadi-pribadi yang bersangkutan. Sedangkan menurut Edwin B. Flippo dalam Wahyudi (2002:9) menyatakan bahwa MSDM merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan daripada pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan sumber daya manusia ke suatu titik akhir tujuan-tujuan perorangan, organisasi dan masyarakat.Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat (Hasibuan, 2002). Dari beberapa pengertian diatas dapat dsiimpulkan bahwa Manajemen sumber daya manusia merupakan sebuah aktualisasi fungsi manajemen untuk memperoleh SDM yang tepat (kompeten dan berdaya guna) untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini manajemen berusaha mengaitkan faktor kompetensi dalam pengembangan SDM.3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) meliputi beberapa proses seperti:a. Melakukan Perencanaan SDM.Pada tahap ini, organisasi harus berpijak dari visi dan misi perusahaan, yang kemudian diterjemahkan ke dalam strategi fungsional yang ada. Maksudnya, visi dan misi ini diterjemahkan ke dalam strategi pengelolaan SDM-nya, yang kemudian diterjemahkan menjadi tuntutan kompetensi SDM yang harus dipenuhi. Program-program pengembangan SDM-nya juga harus mencerminkan arah strategi tersedianya SDM berkualitas. Sistem kompensasi, karier, dan pemeliharaan SDM pun semuanya haruslah mencerminkan arah strategi perusahaan (Hanafi).Misalnya, sebuah rumah sakit memiliki visi dan misi dalam pemeliharaan kesehatan yang bertaraf internasional, maka dalam strategi SDM-nya harus mendukung pengembangan kompetensi yang dapat membantu pencapaian visis-misi tersebut, contohnya perencanaan pengembangan kompetensi perawat dan dokter diberikan pelatihan-pelatihan yang berbasis rumah sakit kelas internasional, ataupun perencanaan rekrutmen tim manajemen, dimana mereka diharapkan sudah memiliki pengetahuan mengenai sistem kebijakan standar internasional (misal: Standar JCI).b. Melakukan Pengorganisasian SDMPengelompokan dilakukan melalui penentuan bidang-bidang kompetensi inti yang merupakan tonggak organisasi, maupun bidang kompetensi pendukung (Hanafi). Organisasi melakukan pembagian tingkat kompetensi, dimana SDM dengan kompetensi tinggi masuk dalam kelas tertentu, begitu juga SDM yang masih memerlukan maksimalisasi kompetensi.c. Melakukan Pengembangan SDMUpaya ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap kompetensi yang saat ini telah dimiliki oleh SDM yang ada. Kemudian dibandingkan dengan pemetaan kompetensi yang telah dibuat, sehingga akan dapat diketahui gap antara kompetensi yang seharusnya dimiliki dengan yang diharapkan. Berangkat dari kondisi ini, selanjutnya organisasi melakukan berbagai upaya pembangunan dan pengembangan kompetensi SDM sehingga peta kompetensi tadi dapat terisi dengan baik (Hanafi).Misalnya pihak manajemen rumah sakit melakukan evaluasi terhadap kompetensi yang dimiliki oleh staf rumah sakit, kemudian hasil dari hasil evaluasi tersebut tergambarlah tingkatan kompetensi yang dimiliki oleh setiap staf, untuk staf yang masih memiliki kompetensi kurang maksimal, maka rumah sakit wajib memberikan pengembangan pendidikan ataupun pelatihan, misal pelatihan soft skill, ataupun pelatihan-pelatihan yang tertera dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) rumah sakit untuk dokter dan perawat (kegawatarurtan, PPGD dll).d. Melakukan Evaluasi SDMMelakukan evaluasi terhadap kompetensi yang sudah dibangun dan dikembangkan tadi, untuk mengetahui sejauh mana upaya yang dilakukan telah mencapai peta kompetensi yang disusun. Upaya evaluasi harus senantiasa memperhatikan perkembangan situasi yang ada sehingga apabila diperlukan, organisasi harus juga melakukan berbagai penyesuaian baik terhadap peta kompetensi maupun program pengembangan kompetensinya (Hanafi).Berdasarkan peta kompetensi, selanjutnya organisasi menggunakan peta tersebut sebagai dasar dalam berbagai keputusan SDM-nya. Model kompetensi yang dikaitkan dengan keputusan sumber daya manusia dimulai pada saat rekrutmen, seleksi, penempatan sampai dengan pengembangan karir sehingga pengembangan kompetensi pegawai tidak merupakan aktifitas yang instan.

B. Konsep Promosi Sumber Daya Manusia (SDM) di Rumah Sakit1. Pengertian Promosi Sumber Daya Manusia (SDM)Berbicara mengenai pembinaan dan pengembangan pegawai, salah satu unsur pentingnya adalah promosi jabatan. Promosi menurut Hasibuan dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (2006) menyatakan bahwa:Promosi adalah perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility karyawan kejabatan yang lebih tinggi di dalam satu organisasi sehingga kewajiban, hak, status dan penghasilannya semakin besar.

Promosi memberikan peranan penting bagi setiap pegawai, bahkan menjadi idaman yang selalu dinanti-nantikan oleh pegawai. Kerena dengan promosi berarti ada kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan pegawai bersangkutan untuk menjabat suatu jabatan yang lebih tinggi. Dengan demikian, promosi akan selalu diikuti tugas, tanggung jawab dan wewenang yang lebih tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya. Dan pada umumnya diikuti oleh peningkatan pendapatan dan fasilitas.Menurut Fathoni (2006) dalam , promosi jabatan merupakan perkembangan yang positif dari seorang pekerja atau pegawai karena tugasnya dinilai baik oleh pejabat yang berwenang. Jika ada kesempatan untuk dipromosikan bagi setiap karyawan yang berdasarkan atas azas keadilan dan objektivitas akan mendorong karyawan lebih giat, semangat, disiplin, dan berprestasi kerja yang semakin besar sehingga sasaran perusahaan yang optimal dapat dicapai.Pengertian promosi juga dikemukakan oleh Samsuddin (2005). Suatu promosi berarti pula perpindahan dari suatu jabatan kejabatan yang lain yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Tidak jauh berbeda dengan Hasibuan, Samsudin juga berpendapat bahwa dengan memperoleh promosi jabatan maka seseorang akan menyandang jabatan baru dengan tanggung jawab dan kewenangan yang lebih besar, serta konvensasi yang menjadi salah satu tujuan dari seseorang untuk di promosikan akan semakin besar pula.Promosi menurut Edwin B. Flipo yang dikutip oleh Hasibuan (2006) : A promotion involves a change from one job to another job that is better in terms status and responsibility. Ordinary the change to the higher job is accompanied by increased pay and privileges, but not always.Promosi berarti perpindahan dari satu jabatan kejabatan lain yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Biasanya perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan gaji/upah lainnya, walaupun tidak selalu demikian. Dari beberapa pengertian di atas jelas bahwa promosi pada hakekatnya adalah kenaikan tingkat jabatan seorang pegawai kesuatu jenjang jabatan tinggi nilai atau derajatnya dari tugas atau jabatan terdahulu, dan biasanya diikuti dengan kenaikan penghasilan. Berarti yang telah melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya mempunyai hak untuk memperoleh imbalan dari pihak pimpinan pada suatu organisasi atau instansi, antara lain dalam bentuk kenaikan pangkat, penghargaan atau yang lainnya.2. Jenis-jenis Promosi Sumber Daya Manusia (SDM)Pada prakteknya, ada empat jenis bentuk promosi yang dikemukakan oleh Hasibuan (2006) sebagai berikut:1). Promosi Sementara (Temporary Promotion), Seorang karyawan dinaikkan jabatannya untuk sementara karena adanya jabatan yang lowong yang harus segera diisi, seperti jabatan dekan.2). Promosi Tetap (Permanent Promotion), Seorang karyawan dipromosikan dari suatu jabatan kejabatan yang lebih tinggi karena karyawan tersebut telah memenuhi syarat untuk dipromosikan. Sifat promosi ini adalah tetap. Misalnya seorang dosen dipromosikan menjadi dekan, wewenang, tanggung jawab, serta gajinya akan naik.3). Promosi Kecil (Small Scale Promotion), Menaikkan jabatan seorang karyawan dari jabatan yang tidak sulit dipindahkan kejabatan yang sulit yang meminta keterampilan tertentu, tetapi tidak disertai dengan peningkatan wewenang, tanggung jawab dan gaji.4). Promosi Kering (Dry Promotion), Seorang karyawan dinaikkan jabatannya ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan pangkat, wewenang, tanggung jawab tetapi tidak disertai dengan kenaikan gaji atau upah.

3. Asas-asas Promosi Sumber Daya Manusia (SDM)Asas-asas promosi dituangkan dalam program promosi secara jelas sehingga karyawan mengetahui dan perusahaan mempunyai pegangan untuk mempromosikan karyawan. Asas-asas promosi menurut Hasibuan (2006):1). Kepercayaan. Promosi hendaknya berasaskan kepercayaan atau keyakinan mengenai kejujuran, kemampuan, kecakapan karyawan bersangkutan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik pada jabatan tersebut. Karyawan baru akan dipromosikan jika karyawan menunjukkan kejujuran, kemampuan, dan kecakapannya dalam memangku jabatan.2). Keadilan. Promosi berdasarkan keadilan, terhadap penilaian kejujuran, kemampuan, dan kecakapan semua karyawan. Penilaian harus jujurdan objektif tidak pilih kasih atau like and dislike. Karyawan yang mempu yaitu peringkat terbaik hendaknya memdapat kesempatan pertama untuk dipromosikan tanpa melihat suku, golongan, dan keturunannya. Promosi yang berasaskan keadilan akan menjadi alat motivasi bagi karyawan untuk meningkatkan prestasinya.3). Formasi. Promosi harus berdasarkan kepada formasi yang ada, karena promosi karyawan hanya mungkin dillakukan jika ada formasi jabatan yang lowong. Untuk itu harus ada uraian pekerjaan atau jabatan (job description) yang akan dilaksanakan karyawan. Jadi promosi hendaknya disesuaikan dengan formasi jabatan yang ada didalam perusahaan.4. Syarat-Syarat Promosi Sumber Daya Manusia (SDM)Untuk melaksanakan promosi, maka harus dapat ditetapkan syarat-syarat terlebih dahulu. Syarat promosi tersebut haruslah dapat dipakai untuk menetapkan siapa yang berhak untuk dipromosikan. Untuk itu hendaknya syaratsyarat yang ditetapkan dapat menjamin, bahwa pegawai yang akan dipromosikan mempunyai kemampuan untuk menjabat jabatan yang lebih tinggi tersebut.Ada beberapa syarat-syarat umum yang perlu diketahui, menurut Nitisemito (1996):1). Pengalaman. Banyaknya pengalaman seorang karyawan seringkali dipakai sebagai salah satu syarat untuk promosi sebab dengan pengalaman yang lebih banyak diharapkan kemampuan yang lebih tinggi, ide yang lebih banyak dan sebagainya.2). Tingkat Pendidikan. Ada juga perusahaan yang mensyaratkan minimal pendidikan untuk dapat dipromosikan pada jabatan tertentu. Alasannya adalah bahwa dengan pendidikan yang lebih tinggi dapat diharapkan pemikiran yang lebih baik.3). Loyalitas. Loyalitas atau kesetiaan terhadap perusahaan tempat bekerja seringkali dipakai sebagai syarat untuk promosi. Hal ini disebabkan dengan loyalitas yang tinggi dapat diharapkan antara lain tanggung jawab yang lebih besar.4). Kejujuran. Kejujuran merupakan syarat yang cukup penting dan harus mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan promosi khususnya untuk jabatan-jabatan yang tertentu seperti bendaharawan, walaupun demikian tidak semua jabatan mengharuskan syarat kejujuran sebagai syarat utama untuk mengisisi posisi tersebut. Untuk jabatan-jabatan tertentu mungkin masalah kejujuran tidak terlalu dipertimbangkan sebab dengan kejujuranseorang pegawai akan mempunyai loyalitas dan rasa tanggung jawab terhadap organisasi/instansi.5). Tanggung Jawab. Seringkali perusahaan memerlukan tanggung jawab yang cukup besar sehingga masalah tanggung jawab merupakan syarat utama untuk promosi. Tanggung jawab merupakan beban kewajiban yang harus dipikul oleh setiap pegawai, pejabat atau pimpinan dalam setiap organisasi.6). Kepandaian Bergaul. Untuk promosi jabatan tertentu mungkin diperlukan kepandaian bergaul sehingga persyaratan kemampuan bergaul dengan orang lain perludicantumkan untuk promosi jabatan tertentu.7). Prestasi Kerja. Pada umumnya setiap perusahaan selalu mencantumkan syarat prestasi kerja untuk promosi. Ini dapat dilihat dari catatan-catatn prestasi yang telah dikerjakan.8). Inisiatif dan Kreatif. Untuk promosi pada jabatan tertentu mungkin syarat tingkat inisiatif dan kreatif harus diperhatikan. Hal ini disebabkan untuk jabatan tertentu sangat diperlukan inisiatif dan kreatif.

C. Pedoman dan Prosedur Promosi Sumber Daya Manusia (SDM) di Rumah SakitUntuk menciptakan promosi yang benar-benar memberikan manfaat kepada SDM/staf sekaligus rumah sakit, maka perlu dibahas bagaimana menciptakan syarat serta prosedur yang baik dan benar sesuai dengan kebidayaan rumah sakit sebagai pemberi layanan kesehatan yang padat modat dan padat karya.1. Pedoman Promosi Sumber Daya Manusia (SDM) di Rumah SakitProgram promosi hendaknya memberikan informasi yang jelas, apa yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk mempromosikan seseorang karyawan di dalam perusahaan tersebut. Hal ini penting supaya karyawan dapat mengetahuinya dan memperjuangkan nasibnya.Menurut Fathoni (2006), pedoman yang digunakan sebagai dasar untuk mempromosikan karyawan adalah:a. Pengalaman, yaitu promosi yang didasarkan pada lamanya pengalaman kerja karyawan. Pertimbangan promosi adalah pengalaman kerja seseorang, orang yang terlama bekerja dalam perusahaan mendapat prioritas pertama dalam tindakan promosi. Kebaikannya adalah adanya penghargaan dan pengakuan bahwa pengalaman merupakan saka guru yang berharga. Dengan pengalaman, seseorang akan dapat mengembangkan kemampuannya sehingga karyawan tetap betah bekerja pada perusahaan dengan harapan suatu waktu ia akan dipromosikan. Kelemahannya adalah seseorang karyawan yang kemampuannya terbatas, tetapi karena sudah lama bekerja tetap dipromosikan. Dengan demikian, perusahaan akan dipimpin oleh seorang yang berkemampuan rendah, sehingga perkembangan dan kelangsungan perusahaan disangsikan.b. Seseorang akan dipromosikan berdasarkan penilaian kecakapan, orang yang cakap atau kompeten mendapat prioritas pertama untuk dipromosikan. Kecakapapn adalah total dari semua keahlian yang diperlukan untuk mencapai hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Kelebihannya adalah konsep ini sangat praktis dalam memberikan perbandingan dan penilaian terhadap bobot dari total kecakapan dalam berbagai pekerjaan, dalam hal berapa banyak pengetahuannya dan sampai berapa dalam setiap pengetahuannya. Kelemahannya adalah sulit mengukur kecakapan dalam menentukan tolok ukur kompetensi.c. Promosi yang berdasarkan pada lamanya pengalaman dan kecakapan. Pertimbangan promosi adalah berdasarkan lamanya dinas, ijazah pendidikan formal yang dimiliki dan hasil ujian kenaikan golongan. Jika seseorang lulus dalam ujian kenaikan maka karyawan tersebut dapat dipromosikan. Cara ini adalah dasar promosi yang terbaik dan paling tepat karena mempromosikan karyawan yang hanya berdasarkan pengalaman/kecakapan saja dapat diatasi.Selain aspek pengalaman, kolaborasi yang tepat adalah aspek kecakapan karena dalam sebuah industri jasa pelayanan kesehatan yang diutamakan adalah skill, dan skill yang baik/cakap (profesional-kompeten) dapat ditempa dengan pengalaman yang cukup. Misalnya dalam hal aspek keperawatan, perawat baru biasanya kurang ahli dalam memasang jarum infus ataupun jarum suntik, sedangkan perawat senior lebih maksimal dalam tindakan tersebut (cakap) karena pengalamannya telah banyak. Dokter yang telah lama bekerja tentu memiliki pengalaman yang lebih, dan lebih menguasai praktek-praktek tindakan medis serta lebih terlatih dalam menghadapi situasi genting, maka dokter tersebut bisa dipromosikan untuk jabatan tertentu atas pengalaman bekerjanya.Jadi, dapat disimpukan bahwa dasar/pedoman yang tepat dalam promosi jabatan di rumah sakit adalah melalui elaborasi pengalaman dan kecakapan. Beberapa kelebihan dalam menerapkan metode tersebut adalah:1). Memotivasi karyawan untuk memperdalam pengetahuannya bahkan memaksa diri mengikuti pendidikan formal. Dengan demikian, perusahaan akan mempunyai karyawan yang semakin terampil.2). Moral karyawan akan semakin baik, bergairah,semangat, dan prestasi kerjanya semakin meningkat karena ini termasuk elemen-elemen yang dinilai untuk promosi.3). Disiplin karyawan semakin baik karena disiplin termasuk elemen yang akan mendapat penilaian prestasi untuk dipromosikan.4). Memotivasi berkembangnya persaingan sehat dan dinamis diantara para karyawan sehingga mereka berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan. 5). Perusahaan akan menempatkan karyawan yang terbaik pada setiap jabatan sehingga sasaran optimal akan tercapai.

2. Prosedur Promosi Sumber Daya Manusia (SDM) di Rumah SakitMacam-macam prosedur pelaksanaan yang biasa dianut perusahaan menurut Sastrohadiwiryo (2002) adalah:a. Promosi dari dalam perusahaan. Merupakan suatu tradisi untuk mencari calon yang akan menduduki jabatan manajer pada suatu hierarki perusahaan diantara jajaran tenaga kerja yang ada. b. Promosi melalui prosedur pencalonan. Pencalonan oleh manajemen adalah proses penunjang guna mengajukan bawahan tertentu untuk dipromosikan. Tidak dapat disangsikan bahwa prosedur inilah yang paling luas digunakan dalam perusahaan untuk menyelidiki tenaga kerja yang akan dipromosikan. Rumah sakit pemerintah dalam penerapannya biasanya melakukan promosi macam ini, yaitu mencari regenerasi baru secara terbuka, dan fokus/staf yang dipromosikan merupakan hasil seleksi manajemen dengan memperhatikan syarat-syarat promosi diatas.c. Promosi melalui prosedur seleksi. Prosedur lain yang ditempuh dalam rangka promosi jabatan tenaga kerja adalah melalui seleksi. Biasanya proses seleksi bagi perusahaan-perusahaan besar menggunakan berbagai jenis ujian psikologis untuk tujuan ini. Cara ini sebenarnya kurang mendapatkan tanggapan positif dari para tenaga kerja karena prosedur dianggap terlalu berbelit-belit, akibatnya banyak waktu dan tenaga yang terbuang dengan sia-sia. Jenis promosi ini biasanya juga tidak digunakan dalam bentuk promosi jabatan di rumah sakit, dimana pengangkatan menjadi atasan adalah orang yang telah lama bekerja (berpengalaman) serta berkompentensi karena dalam rumah struktur rumah sakit masih menggunakan istilah senioritas.Jadi, prosedur yang tepat dilaksanakan dalam promosi SDM/staf rumah sakit adalah promosi melalui prosedur pencalonan oleh manajemen dengan mempertimbangkan syarat-syarat yang penting.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanDari hasil pembahasan makalah diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:1. Menurut Noviyanto, Sumber Daya Manusia (SDM) dijelaskan sebagai aset yang paling berharga dalam organisasi, tanpa manusia maka sumber daya organisasi tidak akan dapat menghasilkan laba atau menambah nilainya sendiri. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat dalam rumah sakit sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 12 UU Rumah Sakit yaitu tenaga tetap: tenaga kesehatan dan non-kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri dari: tenaga medis (dokter dan dokter gigi), tenaga penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian dan tenaga manajemen rumah sakit, sedangkan tenaga non-kesehatan terdiri dari: tenaga administrasi, tenaga kebersihan dan tenaga keamanan.2. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Manajemen bertujuan untuk mengaktualisasikan fungsi manajemen untuk memperoleh SDM yang tepat (kompeten dan berdaya guna) untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini manajemen berusaha mengaitkan faktor kompetensi dalam pengembangan SDM.3. Promosi pada hakekatnya adalah kenaikan tingkat jabatan seorang pegawai kesuatu jenjang jabatan tinggi nilai atau derajatnya dari tugas atau jabatan terdahulu, dan biasanya diikuti dengan kenaikan penghasilan. Berarti yang telah melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya mempunyai hak untuk memperoleh imbalan dari pihak pimpinan pada suatu organisasi atau instansi, antara lain dalam bentuk kenaikan pangkat, penghargaan atau yang lainnya. Jenis promosi dibagi menjadi promosi sementara, tetap, kecil dan promosi kering. Asas promosi adalah kepercayaan, keadilan dan formasi. Syarat-syarat dalam promosi meliputi pengalaman, pendidikan, loyalitas, kejujuran, prestasi kerja, inisiatif.4. Syarat yang tepat dalam menentukan promosi dalam sebuah rumah sakit adalah berdasarkan pada pengalaman serta kecakapannya karena dalam sebuah industri jasa pelayanan kesehatan yang diutamakan adalah skill, dan skill yang baik/cakap (profesional-kompeten) dapat ditempa dengan pengalaman yang cukup. Sedangkan prosedur yang tepat adalah dengan promosi melalui prosedur pencalonan oleh manajemen yaitu mencari regenerasi baru secara terbuka, dan fokus/staf yang dipromosikan merupakan hasil seleksi manajemen dengan memperhatikan syarat-syarat promosi berupa pengalaman dan kecakapan.

B. SaranDari hasil pembahasan makalah diatas maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:1. Perlu ditambahkan lebih banyak mengenai proses promosi tersendiri dalam rumah sakit, dimana promosi ini mungkina akan berbeda jika berada dalam level rumah sakit pemerintah, swasta ataupun rumah sakit asing.2. Perlu ditambahkan tantangan dalam sistem promosi di rumah sakit karena hal tersebut menjadi salah satu faktor terhambatnya peningkatan keprofesionalitasan.

DAFTAR PUSTAKABakar, Abu. Kompetensi Dalam Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia. Widyaiswara Madya BDK Palembang.

Fathoni, H. Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Rineka Cipta.

Hanafi, Iwan. Competence Based Human Resource Management (CBHRM): Bagaimana Organisasi Mengelola Kompetensi SDM.

Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Meliala, Andreasta dkk. 2013. Kelompok Kerja Manajemen Sumber Daya Manusia. http://mmr.ugm.ac.id/index.php/component/content/article/26-crash-programme/126-pendidikan-berkelanjutan. Diakses pada tanggal 13 November 2013

Nitisemito, Alex S. 1996. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia). Jakarta: Galia Indonesia

Noviyanto. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia, pertemuan ke-1.

Ramadani, Eka Widya. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Perawat (Studi Evaluasi Kinerja Perawat Rumah Sakit Ibnu Sina Pekanbaru).

Ratnaningtyas, Abidin dan Bidayati, Utik. 2011. Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Terhadap Promosi Karyawan PT SAI Indonesia Cabang Yogyakarta. Unversitas Ahmad Dahlan.

Reskiyaddin, Laode. 2012. Pengembangan SDM di Rumah Sakit. http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/10/pengembangan-sdm-di-rumah-sakit.html. Diakses pada tanggal 13 November 2013

Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Diakses pada tanggal 13 November 2013

Sastrohadiwiryo, B.Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta; PT. Bumi Aksara. Samsudin, H.Sadili. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.1